bab iv hasil penelitian dan pembahasan...

38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian tentang pengelolaan layanan khusus sebagai sumber pembelajaran di SMK Negeri 1 Gorontalo di awali dengan melakukan observasi atau pengamatan langsung. Obserasi dilakukan untuk mengetahui lebih jelas kegiatan proses pengelolaan layanan khusus baik itu pengelolaan perpusakaan, pengelolaan koperasi siswa, pengelolaan laboratorium, pengelolaan UKS dan kantin sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru, dan siswa maka diperoleh gambaran tentang pengelolaan layanan khusus sebagai sumber pembelajaran di SMK Negeri 1 Gorontalo. 1. Layanan Perpustakaan a. Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar Perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai bagian dari layanan dalam memenuhi minat baca siswa serta sebagai sumber belajar bagi siswa dengan menyediakan bahan-bahan bacaan atau koleksi bahan pustaka serta informasi lainnya teruama yang berhubungan dengan materi pelajaran. Demikian hal ini dijelaskan oleh kepala sekolah dalam wawancara kami diruangan kerjanya yakni: “Pelayanan perpustakaan menjadi salah satu instalasi untuk mewujudkan tujuan mencerdaskan peserta didik disini sekaligus menjadi bagian penting dalam peningkatan mutu pendidikan khsusnya dalam proses belajar mengajar di sekolah ini. Perpustakaan juga mempunyai peranan penting sebagai jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan. Sehingga memberi kontribusi bagi terbukanya informasi tentang ilmu pengetahuan

Upload: phamdien

Post on 31-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian tentang pengelolaan layanan khusus sebagai sumber

pembelajaran di SMK Negeri 1 Gorontalo di awali dengan melakukan observasi

atau pengamatan langsung. Obserasi dilakukan untuk mengetahui lebih jelas

kegiatan proses pengelolaan layanan khusus baik itu pengelolaan perpusakaan,

pengelolaan koperasi siswa, pengelolaan laboratorium, pengelolaan UKS dan

kantin sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru, dan siswa

maka diperoleh gambaran tentang pengelolaan layanan khusus sebagai sumber

pembelajaran di SMK Negeri 1 Gorontalo.

1. Layanan Perpustakaan

a. Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar

Perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai bagian dari layanan dalam

memenuhi minat baca siswa serta sebagai sumber belajar bagi siswa dengan

menyediakan bahan-bahan bacaan atau koleksi bahan pustaka serta informasi

lainnya teruama yang berhubungan dengan materi pelajaran. Demikian hal ini

dijelaskan oleh kepala sekolah dalam wawancara kami diruangan kerjanya yakni:

“Pelayanan perpustakaan menjadi salah satu instalasi untuk mewujudkan

tujuan mencerdaskan peserta didik disini sekaligus menjadi bagian penting

dalam peningkatan mutu pendidikan khsusnya dalam proses belajar

mengajar di sekolah ini. Perpustakaan juga mempunyai peranan penting

sebagai jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan. Sehingga

memberi kontribusi bagi terbukanya informasi tentang ilmu pengetahuan

dan menambah wawasan bagi peserta didik di sekolah ini.”

(1.1/W/KS/19.06.13)

Pernyataan diatas juga ditambahkan oleh pegawai pengelola perpustakaan

yakni:

“Perpustakaan ini juga digunakan sebagai sumber utama belajar

dikarenakan perpustakaan ini sangat membantu siswa dalam melancarkan

proses belajar mengajar di sekolah.” (1.1/W/PP/22.05.13)

Pernyataan diatas juga diperkuat oleh salah seorang siswa yakni:

“Perpustakaan sangatlah membantu kami dalam belajar mengajar di kelas.

Karena dengan adanya perpustakaan ini kami dengan mudah mengerjakan

tugas-tugas yang diberikan oleh guru pada kami. Disamping itu juga

perpustakaan ini memudahkan kami mencari dan mengembangkan

informasi, serta menambah wawasan dan pengetahuan

kami.”(1.1/W/S/22.06.13)

Pernyataan-pernyataan diatas diperkuat dengan observasi yang dilakukan

oleh peneliti pada waktu istrahat, siswa sering meluangkan waktunya

keperpustakaan jika ada waktu pelajaran yang kosong serta waktu istrahat,

perpustakaan tersebut selalu ramai akan aktivitas siswa membaca, meminjam dan

mengembalikan bahan pustaka. (1.1/O/22.06.13)

Dari pemaparan diatas diketahui bahwa, Pelayanan perpustakaan menjadi

salah satu instalasi untuk mewujudkan tujuan mencerdaskan peserta didik

sekaligus menjadi bagian penting dalam peningkatan mutu pendidikan khsusnya

dalam proses belajar mengajar di sekolah. Perpustakaan juga mempunyai peranan

penting sebagai jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan. Sehingga

memberi kontribusi bagi terbukanya informasi tentang ilmu pengetahuan dan

menambah wawasan bagi peserta didik di sekolah.

b. Bahan Pustaka sebagai Koleksi dan menjadi Sumber Informasi

Pada dasarnya bahan pustaka di setiap perpustakaan yang ada di sekolah

merupakan salah satu bagian penting dalam melancarkan proses belajar mengajar

di sekolah. Untuk itu sekolah atau pihak perpustakaan harus mengadakan dan

mengembangkan koleksi-koleksi bahan pustaka yang meghimpun informasi

dalam segala macam bentuk, seperti buku pelajaran, novel dan majalah. Dengan

demikian pengadaan bahan pustaka sebagai sumber pembelajaran baru bisa

dikatakan suatu proses kerja untuk mengindentifikasi dan menghimpun bahan-

bahan yang sesuai dengan proses belajar mengajar di sekolah, sehingga bahan

pustaka dijadikan sumber belajar dan menjadi koleksi disetiap perpustakaan.

Diyakini atau tidak, koleksi yang tersedia menjadi salah satu faktor yang sangat

mempengaruhi keberhasilan layanan suatu perpustakaan. Demikian hal ini

dijelaskan oleh kepala sekolah dalam wawancara kami diruangan kerjanya yakni:

“Perpustakaan merupakan bagian penting dalam melancarkan proses

belajar mengajar, karena bahan pustaka yang ada disini sangatlah

membantu siswa dalam mencari informasi dan menyelasikan tugas-tugas

yang di berikan guru. Dengan demikian dalam pengadaan bahan pustaka

yang menjadi sumber utama dalam melancarkan proses belajar mengajar

di sekolah yaitu dalam pengadaanya kami harus melalui mekanisme yang

ada dimana kita diatur oleh pos operasional standar dalam hal ini kita ada

intruksi kerja yang mengatur tentang anggaran pengadaan sarana dan

prasarana, jadi tetap ada pengajuan kebutuhan, kemudian kita penuhi

secara skala prioritas dan terutama yang paling kita utamakan adalah

menyangkut tentang kelancaran kegiatan pembalajaran dalam kehidupan

siswa sehari-hari.” (1.2/W/KS/19.06.13)

Demikian juga ditambahkan oleh seorang pegawai pengelola perpustakaan

yaitu:

“Bahan pustaka adalah faktor utama yang harus disediakan di

perpustakaan. Untuk melancarkan proses belajar mengajar kami

menyediakan buku yang sesuai dengan kebutuhan siswa sehari-hari.

Adapun bahan pustaka yang kami sediakan berupa buku pelajaran, novel,

majalah serta bahan pustaka yang menyangkut dengan belajar mengajar

siswa di sekolah. Untuk pengadaannya bahan pustaka dimana pihak

sekolah atau pihak perpustakaan bekerja sama dengan dinas pendidikan

dan perpustakaan bahasa provinsi untuk mengadakan bahan pustaka baik

itu buku pelajaran, novel dan majalah yang telah diajukan sesuai dengan

kebutuhan pihak perpustakaan.” (1.2/W/PP/22.05.13)

Hal serupa juga di sampaikan oleh salah satu pengelola sarana dan

prasarana yakni:

“Untuk pengadaan bahan perpustakaan dimana dari pihak kami harus

berkoordinasi dengan pihak perpustakaan dalam pengadaan buku yang

cocok dan sesuai dengan pengajuan atau kebutuhan dari pihak

perpustakaan.” (1.2/W/PSP/22.05.13)

Pernyataan-pernyataan diatas diperkuat observasi yang dilakukan peneliti,

bahan pustaka yang disediakan diperpustakaan terdiri dari buku pelajaran, novel,

serta majalah. Hal tersebut juga dijelaskan sesuai pada gambar 2 (lampiran).

(1.2/O/22.05.13)

Dari pemaparan data diatas diketahui bahwa, perpustakaan sangatlah

berparan penting dalam kelancaran proses pembelajaran di sekolah. Karena bahan

pustaka yang ada di perpustakaan sangatlah membantu siswa dalam mencari

informasi dan menyelesaikan tugas-tugas yang di berikan guru pada siswa.

c. Jangka Waktu Peminjaman Bahan Pustaka

Peminjaman bahan pustaka merupakan kegiatan yang dilaksanakan pada

bagian layanan sirkulasi. Layanan ini hanya terbuka bagi pengguna perpustakaan

yang terdaftar sebagai anggota perpustakaan. Tidak semua pengunjung membaca

buku di perpustakaan, terutama bahan pustaka yang berjenis fiksi, karena

keterbatasan waktu yang dimiliki pengguna, maka dari itu bahan pustaka tersebut

boleh dibawa pulang sesuai jenjang waktu peminjaman yang diberikan oleh

pengelola perpustakaan. Dilatar belakangi hal tersebut maka perpustakaan selalu

menyediakan jasa peminjaman bagi pengguna yang terdaftar sebagai anggota

perpustakaan sekolah. Demikian hal ini dijelaskan oleh pegawai pengelola

perpustakaan dalam wawancara kami di ruangan kerjanya yakni:

“Perpustkaan merupakan tempat mencari informasi dan menambah

pengatuhaan bagi siswa, disamping itu juga kami melihat dengan adanya

perpustakaan siswa lebih meluangkan waktu kosongnya untuk membaca.

Untuk jenjang waktu peminjaman bahan pustaka yang diberikan oleh

pihak pengelola selama tiga hari sejak tanggal peminjaman pada peminjam

atau pemakai bahan pustaka, tetapi hal ini hanya berlaku pada siswa yang

terdaftar sebagai anggota perpustakaan. Disamping itu pengelola

perpustakaan juga memberlakukan denda dua ratus rupiah perbuku setiap

hari bagi peminajam atau siswa yang terlambat mengembalikan buku. Hal

tersebut juga dijelakan sesuai pada gambar 3 (lampiran)”

(1.3/W/PP/22.05.13)

Hal ini juga disampaikan oleh seorang siswa yang sedang meminjam

bahan pustaka yakni :

“Dimana bahan pustaka boleh dipinjam kerumah sesuai jangka waktu yang

diberikan dan dengan jaminan buku tersebut dijaga dengan baik, tidak

boleh rusak ataupun hilang.” (1.3/W/S/22.06.13)

Dengan pemaparan diatas menunjukan bahwa, perpustakaan merupakan

tempat mencari informasi, menambah wawasan dan pengetahuan. Jangka waktu

peminjaman merupakan kegiatan pencatatan bahan pustaka yang dipinjam oleh

pengguna. Layanan peminjaman bahan pustaka merupakan layanan yang hanya

berlaku bagi siswa yang terdaftar sebagai anggota perpustakaan. Maka dari itu

bahan pustaka tersebut boleh dibawa pulang sesuai jenjang waktu peminjaman

yang diberikan oleh pengelola perpustakaan, disamping itu juga pihak pengelola

perpustakaan juga memberlakukan denda dua ratus rupiah perbuku setiap hari

bagi peminajam atau siswa yang terlambat mengembalikan buku.

d. Sistem Pelayanan Perpustakaan

Layanana pengguna perpustakaan merupakan aktivitas perpustakaan dalam

memberikan jasa layanan kepada pengguna perputakaan, khususnya kepada

anggota perpustakaan. Layanan perpustakaan merupakan tugas yang amat penting

dan muara dari semua kegiatan di perpustakaan. Pelayanan perpustakaan berarti

kesibukan yang tiada akhir kecuali pelayanan perpustakaan dinyatakan ditutup.

Bahkan perpustakaan ditututp tugas pustakawan dibagian layanan tidak serta

merta terbebas dari pekerjaan. Pustakawan dibagian pelayanan ini melakukan

statistik perpustakaan, merapikan berkas peminjaman dan kartu buku.

Dalam merencanakan suatu layanan di perpustakaan kita harus melihat dan

mempertimbangkan kondisi yang ada di perpustakaan. Ada dau macam sistem

yang bisa dilakukan yaitu sistem perpustakaan terbuka dan sistem pelayanan

tertutup. Dalam sistem pelayanan terbuka perpustakaan memberikan kebebasan

para pemakai untuk dapat masuk dan memilih sendiri koleksi diinginkannya dari

rak. Petpugas hanya mencatat apabila koleksi tersebut akan dipinjam serta

dikembalikan. Sedangkan sistem palayanan tertutup dimana pengunjung tidak

boleh masuk keruangan koleksi, tetapi koleksi yang dibutuhkan harus diambilkan

oleh petugas. Demikian hal itu dijelaskan oleh kepala sekolah dalam wawancara

kami diruangan kerjanya yakni:

“Sistem pelayanan ini merupakan aktivitas pelayanan yang diberikan pada

pengguna perpustakaan. Dimana kami mengunakan sistem terbuka agar

siswa bisa langsung memilih koleksi buku, baik itu berupa buku pelajaran,

novel ataupun majalah yang sesuai kebutuhannya.” (1.4/W/KS.19.06.13)

Pernyataan diatas juga diperkuat oleh seorang pegawai pengelola

perustakaan yaitu :

“Disini kami menggunakan sistem pelayanan terbuka agar siswa bisa

memilih buku yang diinginkan, tapi disamping itu siswa harus bisa

mengikuti beberapa tahapan peraturan yang kami buat yakni siswa yang

masuk harus mengisi buku kunjungan serta memperlihatkan kartu anggota

perpustakaan, setiap pengunjung perpustakaan diwajibkan menjaga

ketenangan selama berada didalam perpustakaan, tas, map, jaket dan

barang lainnya yang tidak perlu kecuali barang berharga disimpan pada

penitapan barang yang telah di sediakan.” (1.4/W/PP/22.05.13)

Pernyataa diatas juga ditambahkan oleh seorang siswa yang hendak

memasuki perpustakaan yaitu :

“Sebelum masuk keperpustakaan kami harus mengisi buku kunjungan,

memperlihatkan kartu anggota perpustakaan. Setelah itu kami bisa

memakai dan meminjam buku koleksi yang kami inginkan.”

(1.4/W/S/22.06.13)

Pernyataan-pernyataan diatas diperkuat dengan observasi yang dilakukan

peneliti, dimana sebelum masuk keperpustakaan siswa harus mengisi buku

kunjungan dan memperlihatkan kartu anggota perpustakaan. Hal tersebut juga

dijelaskan sesuai dengan gambar 4 (lampiran). (1.4/O22.05.13)

Dari pemaparan diatas menunjukan bahwa, sistem pelayanan perpustakaan

merupakan aktivitas pelayanan yang diberikan pada pengguna perpustakaan.

Dengan demikian pelayanan ini merupakan tugas yang sangat penting, kerana

bagian pelayanan ini bagian yang secara langsung berhadapan dengan pemakai

perpustakaan.

2. Layanan Koperasi Sekolah

a. Koperasi Siswa Merupakan Sumber Pembelajaran

Koperasi sekolah adalah koperasi yang berada di lingkungan sekolah yang

beranggotakan siswa dari sekolah. Dengan adanya koperasi yang beranggotakan

siswa tersebut menajadikan koperasi merupakan tempat belajar siswa pada

kehidupan berekonomi khususnya pada mata pelajaran pendidikan ekonomi.

Demikian hal itu dijelaskan oleh kepala sekolah dengan wawancara kami diruang

kerjanya yakni:

“Dengan adanya koperasi dilingkungan sekolah ini sangatlah membantu

siswa dari segi pengembangan dan pengetahuan tentang pendidikan

ekonomi khsusnya meningkatkan kemampuan siswa dalam membuka

usaha dan megembangkan perekonomian koperasi khsusnya di sekolah ini.

Karena diyakini koperasi merupakan ajang atau kegiatan siswa untuk

meningkatkan kemampuan pendidikan dalam berekonomi di sekolah.”

(2.1/W/KS/19.06.13)

Hal serupa juga diperkuat oleh salah seorang kepala pengelola koperasi

yakni:

“Koperasi merupakan bagian penting dalam pembelajaran, karena dengan

adanya koperasi ini sangatlah membantu siswa dalam mengembangkan

pengetahuan dalam pendidikan ekonomi. Disamping mereka sebagai

pengelola atau pengurus koperasi meraka juga belajar tentang bagaimana

kedepan membangun dan mengembangkan perekonomian khsusnya dalam

bidang usaha.” (2.1/W/KK/22.06.13)

Dari pemaparan diatas diketahui bahwa koperasi merupakan sumber

pembelajaran bagi peserta didik khususnya dalam pendidikan ekonomi. Hal itu

disebabkan pengurus dan pengelola koperasi semuanya beranggotakan siswa dari

sekolah tersebut.

b. Bahan dan Alat Koperasi

Bahan dan alat koperasi sekolah merupakan kebutuhan utama yang harus

disediakan baik itu buku pelajaran, alat tulis menulis, serta barang yang

diperlukan siswa sehari-hari. Demikian hal itu dijelaskan oleh pengelola koperasi

dengan wawancara kami diruangan kerjanya yakni:

“Setiap koperasi menyediakan kebutuhan siswa sehari-hari, dikarenakan

bahan dan alat koperasi merupakan bahan utama yang harus disediakan.

Maka dari itu bahan dan alat yang kami sediakan merupakan kebutuhan

siswa dalam proses belajar mengajar.” (2.3/W/KK/22.06.13)

Pernyataan diatas juga diperkuat oleh seorang siswa atau pengelola

koperasi yakni:

“Sebagai pengurus dan pengelola koperasi sebelumnya kami harus

mengetahui apa saja yang menjadi kebutuhan siswa sehari-hari. Untuk itu

bahan dan alat yang kami sediakan merupakan kebutuhan siswa sehari-

hari. Adapun bahan dan alat yang kami sediakan di koperasi ini ada buku

pelajaran, alat tulis menulis, serta makanan dan minuman yang

dibutuhakan siswa sehari-hari.” (2.3/W/S/22.06.13)

Pernyataan-pernyataan diatas diperkuat dengan observasi yang dilakukan

peneliti, untuk barang yang disediakan koperasi terdiri dari buku pelajaran, alat

tulis menulis, serta makanan dan minuman yang menjadi kebutuhan siswa sehari-

hari. (2.3/O/22.06.13)

Dari pemaparan data diatas diketahui bahwa, bahan dan alat yang

disediakan oleh koperasi sekolah merupakan kebutuhan siswa sehari-hari. Barang

dan alat tersebut berupa buku pelajaran, alat tulis menulis, serta berupa makanan

dan minuman yang menjadi kebutuhan siswa sehari-hari.

c. Siswa sebagai Pengurus Koperasi

Siswa sebagai pengelola atau pengurus koperasi. Yang dapat menjadi

anggota koperasi adalah orang-orang yang bersekolah di sekolah tersebut, dimana

setiap anggotanya memiliki hak yang sama untuk memilih dan dipilih menjadi

anggota pengurus koperasi sekolah. Demikian hal itu dijelaskan oleh kepala

sekolah dengan wawancara kami diruangan kerjanya yakni:

“Keanggotaan koperasi bersifat terbuka dan suka rela, namun hanya

dibatasi siswa-siswa yang dari sekolah ini. Dengan kata lain, anggotanya

tidak dapat ditambah dengan siswa yang dari sekolah lain.”

(2.4/W/KS/19.06.13)

Demikian juga ditambahkan oleh salah seorang pegawai pengelola

koperasi yaitu:

“Anggota koperasi yang mengurus atau mengelola koperasi adalah semua

siswa sekolah, disamping itu semua anggotanya wajib mengikuti peraturan

dan ketentuan yang berlaku. Dengan hadirnya mereka didalam koperasi ini

sangatlah membantu mereka dalam mendampatkan dan mengembangkan

pengatahuan berekonomi, sehingga mereka bisa mengatahui bagaimana

nantinya yang akan terjadi di dunia wirausaha. ” (2.4/W/KK/22.06.13)

Pernyataan diatas juga diperkuat oleh salah seorang siswa yang menjadi

pengelola koperasi yaitu:

“Menjadi pengurus dalam koperasi ini sangatlah membantu kami, dimana

kami bisa mendapatkan dan mengembangkan pengetahuan dalam

berekonomi. Sehingga nantinya kami bisa mengatahui bagaimana yang

akan terjadi dan bagaimana yanga akan kami lakukan dalam dunia

wirausaha. Untuk pengurus dan mengelola di koperasi ini semua

anggotanya siswa yang ada disekolah.” (2.4/W/S/22.06.13)

Pernyataan-pernyataan diatas juga ditambahkan dengan observasi yang

dilakukan peneliti, dimana pengurus koperasi semuanya siswa yang berasal dari

sekolah tersebut dan dikoordinir langsung oleh ketua koperasi. (2.4/O/22.06.13)

Dari pemaparan data diatas diketahui bahwa, pengurus atau pengelola

koperasi adalah warga sekolah itu sendiri. Keanggotaan koperasi bersifat terbuka

dan suka rela, namun hanya dibatasi siswa-siswa yang dari sekolah ini. Dengan

kata lain, anggotanya tidak dapat ditambah dengan siswa yang dari sekolah lain.

d. Rapat Tahunan Koperasi

Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi di tata kehidupan koperasi

yang berarti berbagai persoalan mengenai suatu koperasi hanya ditetapkan dalam

rapat anggota. Disini para anggota dapat berbicara, memberikan usul dan

pertimbangan, menyetujui suatu usul atau menolaknya, serta memberikan

himbauan atau masukan yang berkenaan dengan koperasi. Rapat Anggota

Tahunan (RAT) diadakan paling sedikit sekali dalam setahun, ada pula yang

mengadakan dua kali dalam satu tahun, yaitu satu kali untuk menyusun rencana

kerja tahun yang akan datang dan yang keduauntuk membahas kebijakan

pengurus selama tahun yang lampau. Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi

dalam koperasi, rapat anggota mempunyai wewenang yang cukup besar.

Demikian hal itu dijelaskan oleh pengelola koperasi dengan wawancara kami

diruangan kerjanya yakni:

“Untuk rapat tahunan, dimana dalam setahun pengurus selalu mengadakan

rapat untuk membahas sejauh mana perkembangan koperasi selanjutnya.”

(2.5/W/KK/22.06.13)

Pernyataan diatas juga diperkuat oleh salah seorang siswa yaitu:

“Rapat tahunan merupakan faktor penting bagi kami, karena rapat tersebut

membahas tentang kekurangan dan masalah yang pernah terjadi dalam

program kopersi kemarin. Dalam rapat ini kami atau pengurus bisa

mengetahui kedepannya apa yang akan dilakukan demi kemajuan koperasi

kedepan. Dalam setahun sekali kami selalu mengadakan rapat untuk

membahas tentang perkembangan koperasi, tapi jika ada hal-hal yang

penting kami selalu mengadakan rapat dadakan tanpa berpatokan pada

waktu yang telah ditentukan.” (2.5/W/S/22.05.13)

Dari pemaparan data diatas dapat diketahui bahwa, dengan adanya rapat

tersebut siswa atau pengurus bisa mengetahui selanjutnya program kedepan yang

akan dilakukan demi perkembangan dan kemajuan koperasi selanjutnya. Rapat

tahunan merupakan kekuasaan tertinggi di tata kehidupan koperasi yang berarti

berbagai persoalan mengenai suatu koperasi hanya ditetapkan dalam rapat

anggota. Dengan adanya rapat tersebut bisa dilihat sejauh mana perkembangan

koperasi dan program selanjutnya yang akan di rencanakan kedepan.

3. Layanan Laboratorium

a. Laboratorium Sebagai Sumber Pembelajaran

Laboratorium merupakan salah satu prasarana penunjang dalam proses

belajar mengajar di sekolah khsusnya dalam mata pelajaran ipa. Laboratorium

berfungsi sebagai tempat untuk memecahkan masalah dan mendalami suatu fakta

dalam penelitian. Demikian hal itu dijelaskan oleh kepala sekolah dengan

wawancara kami diruang kerjanya yakni:

“Laboratorium ini menjadi tempat belajar mengajar siswa melalui metode

pratikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana siswa

berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-

gejala atau fakta yang dapat diamati secara langsung sehingga siswa dapat

membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.” (3.1/W/KS.19.06.13)

Hal serupa juga ditambahkan oleh salah seorang pegawai pengelola

laboratorium yaitu:

“Dengan adanya laboratorium ini sangatlah membantu siswa dalam belajar

mengajar khsusnya dalam melakukan penelitian dan pengembangan dalam

praktek.” (3.1/W/PL/22.05.13)

Pernyataan-pernyataan diatas diperkuat dengan observasi yang dilakukan

peneliti, dimana siswa sering melakukan penelitian atau percobaan guna

membuktikaan hasil penelitian mereka di laboratirum. (3.1/O/22.05.13)

Dari pemaparan diatas diketahui bahwa, laboratorium adalah tempat

belajar mengajar siswa melalui metode pratikum yang dapat menghasilkan

pengalaman belajar dimana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan

untuk mengobservasi gejala-gejala atau fakta yang dapat diamati secara langsung

dan dapat membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.

b. Pengadaan Bahan Laboratorium sebagai penunjang dan

Pengembangan Penelitian

Pada dasarnya pengadaan bahan dan alat laboratorium di setiap sekolah

merupakan salah satu bagian dari pekerjaan kepala sekolah, pengelola

laboratorium, serta sarana dan prasarana sekolah yang mempunyai tugas penting

untuk mengadakan bahan dan alat yang menjadi faktor utama dalam kelancaran

penelitian dan pengembangan yang dilakukan siswa di laboratorium. Demikian

hal itu dijelaskan oleh kepala sekolah dengan wawancara kami diruangan kerjanya

yakni:

“Laboratorium merupakan tempat pembelajaran siswa dalam segi

penelitian dan pengembangan dalam praktek belajar mengajar di sekolah.

Untuk pengadaanya bahan dan alat laboratorium kami harus melalui

mekanisme yang ada, dimana kita diatur oleh pos operasional standar

dalam hal ini kita ada intruksi kerja yang mengatur tentang anggran

pengadaan sarana dan prasarana, jadi tetap ada pengajuan kebutuhan,

kemudian kita penuhi secara skala prioritas dan terutama yang paling kita

utamakan adalah menyangkut kegiatan pembalajaran dalam kehidupan

sehari-hari.” (3.2/W/KS.19.06.13)

Demikian juga ditambahkan oleh salah seorang pegawai pengelola

laboratorium yaitu :

“Laboratorium merupakan tempat pembalajaran siswa dalam

pengembangan penelitian. Bahan dan alat laboratorium merupakan bagian

penting dalam kelancaran belajar mengajar siswa di laboratorium. Untuk

pengadaannya kita harus melalui mekanisme atau proses yang ada di

sekolah, dimana kami harus berkoodinasi dan mengusulkan dengan kepala

sekolah ataupun pihak pengelola sarana dan prasarana menyangkut tentang

pengadaan bahan dan alat yang kami butuhkan. Disamping itu juga dalam

pengadaan bahan dan alat kami sering mendapat bantuan dari provinsi atau

diknas.” (3.2/W/PL/22.05.13)

Pernyataan diatas juga ditambahkan oleh salah seorang pegawai pengelola

sarana dan prasaran yakni:

“Untuk pengadaan bahan dan alat laboratorium dimana dari pihak kami

harus berkoordinasi dengan pihak laboratorium dalam hal pengadaan

bahan dan alat yang cocok dan sesuai dengan pengajuan atau kebutuhan

dari pihak laboratrium.” (3.2/W/PSP/22/05.13)

Dari pemaparan data diatas diketahui bahwa, laboratorium merupakan

tempat penunjang dan pengembangan penelitian yang dilakukan siswa dalam

praktek belajar mengajar. Bahan dan alat merupakan penunjang kelancaran siswa

dalam pembelajaran yang dilakukan laboratorium. Pengadaan bahan dan alat

laboratorium merupakan hal yang sangat penting, karena bahan dan alat tersebut

sebagai penunjang proses belajar mengajar dalam praktek siswa baik itu sebuah

penelitian, percobaan, serta pengembangan.

c. Bahan dan Alat Praktek

Bahan dan alat laboratorium sekolah meupakan kebutuhan utama yang

harus disediakan, karena bahan dan alat tersebut adalah faktor pendukung dalam

melakukan praktek baik itu berupa penelitian, percobaan, serta pengembngan

dalam praktek yang dilakukan. Demikian hal itu dijelaskan oleh seorang pegawai

pengelola laboratorium yakni:

“Bahan dan alat yang ada di laboratorium ini terdiri dari mikroskop, alat-

alat gelas, non gelas, serta alat timbang. Dimana barang yang ada di

laboratorium ini belum lengkap, tapi untuk melakukan praktek sederhana

saya rasa cukup menggunakan alat-alat yang ada. Dengan belum

lengkapnya bahan dan alat yang ada disisi jadi kami bekerja sama dengan

pihak UNG untuk melakukan prketek mengenai analisis grasimteri dan

mikro biolagi.” (3.3/W/PL/22.05.13)

Pernyataan diatas juga ditambahkan oleh salah seorang siswa yakni:

“Bahan dan alat merupakan faktor utama dalam kelancaran penelitian yang

dilakukan siswa di laboratorium. Bahan dan alat yang ada di laboratorium

yaitu ada mikroskop, alat-alat gelas dan non gelas, serta alat timbang.

Untuk melakukan praktek dimana kami menggunakan bahan dan alat

seadanya saja, karena dalam setiap praktek kami hanya sering

menggunakan alat gelas dan alat timbang. Untuk praktek-praktek yang

lainnya kami melukakan prakteknya di UNG. Dijelaskan bahan dan alat

sesuai dengan gambar 6 (lampiran)” (3.3/W/S/22.05.13)

Dari pemaparan data diatas diketahui bahwa bahan dan alat laboratorium

merupakan faktor penting dalam kelancaran proses belajar mengajar di

laboratorium, hal itu dikarenakan bahan dan alat tersebut merupakan kebutuhan

utama siswa. Dalam proses belajar mengajar diperlukan berbagai peralatan yang

memadai untuk menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

Dalam hal ini alat peraga mempunyai peranan yang sangat penting bahkan dapat

menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan proses belajar mengajar untuk

melakukan penelitian, percobaan, serta pengembangan dalam praktek tersebut.

4. Layanan UKS

a. Kesehatan sebagai Pendukung Pembelajaran

UKS merupakan salah satu sarana penting untuk menunjang kesehatan

siswa di sekolah. Hal itu dikarenakan UKS memiliki peran yang sangat penting

dalam kelancaran proses belajar mengajar siswa sehari-hari. Kesehatan

merupakan faktor penting yang harus dimiliki siswa karena dengan kesehatan

tersebut proses belajar mengajar akan berjalan dengan sesuai yang diinginkan.

Demikian hal itu dijelaskan oleh kepala sekolah dengan wawancara kami

diruangan kerjanya yakni:

“Kesehatan sebagai pendukung pembelajaran karena kesehatan merupakan

faktor penting yang harus dimiliki siswa dalam belajar mengajar dikelas,

karena dengan kesehatan ini proses belajar mengajar di sekolah berjalan

dengan lancar. Untuk itu keberadaan UKS ini sangatlah membantu kami

dikeranakan untuk menjaga hal-hal yang tidak diingankan maka perlu

adanya UKS di sekolah ini.”(4.1/W/KS/22.06.13)

Hal serupa juga di sampaikan oleh guru pengelola UKS yakni:

“Hal yang penting yang harus dimiliki siswa adalah kesehatan, kerena

dengan kesehatan siswa bisa mengikuti proses belajar mengajar dengan

baik.” (4.1/W/PU/22.06.13)

Dari pemaparan data diatas diketahui bahwa, Kesehatan sebagai

pendukung pembelajaran karena kesehatan merupakan faktor penting yang harus

dimiliki siswa dalam belajar mengajar dikelas, karena dengan kesehatan yang

dimiliki siswa proses belajar mengajar di sekolah berjalan dengan lancar. Oleh

karena itu keberadan UKS sangat membantu kelancaran siswa dalam mengikuti

proses belajar mengajar di sekolah.

b. Obat-obat UKS sebagai Pelengkap

Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk

digunakan dalam mencegah, mengurangkan, menghilangkan, serta

menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit. Demikian hal itu dijelaskan oleh

guru pengelola UKS dalam wawacara kami diruang kerjanya yakni:

“Sesuai dengan penyampaian oleh dinas kesehatan dimana kami tidak

boleh menyediakan obat-obatan lain selain obat-obat generik. Karena obat-

obatan lain tersebut bisa menimbulkan efek samping bagi pemakai. Untuk

itu kami dari pihak UKS hanya menyediakan obat panas, minyak kayu

putih, balsem, dan plester.” (4.2/W/PU/22.06.13)

Hal serupa juga ditambahkan oleh salah seorang siswa yakni:

“obat-obatan yang ada di UKS itu ada obat panas, plester, minyak kayu

putih dan balsem.” (4.2/W/S/22.06.13)

Pernyataan-pernyataan diatas diperkuat dengan observasi yang dilakukan

peneliti bahwa obat-obatan yang ada di UKS yaitu obat panas, pelster, minyak

kayu putih dan balsem. Hal tersebut juga dapat dilihat pada gambar 9 (lampiran).

(4.2/O/22.06.13)

Sesuai dengan pemaparan data diatas diketahui bahwa sekolah khusunya

usaha kesehatan sekolah tidak boleh menyediakan obat-obatan lain selain obat

generik. Karena bisa menimbulkan efek samping bagi pemakai.

c. Penerapan Hidup Sehat

Secara umum UKS bertujuan meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi

belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta

derajat kesehatan peserta didik. Selain itu juga menciptakan lingkungan yang

sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis

dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas.

Sedangkan secara khusus tujuan UKS adalah menciptakan lingkungan kehidupan

sekolah yang sehat, meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan membentuk

perilaku masyarakat sekolah yang sehat dan mandiri. Demikian hal itu dijelaskan

oleh bapak kepala sekolah UKS dalam wawancara kami diruang kerjanya yakni :

“Sebagai penanggung jawab UKS, kami dari pihak sekolah memiliki peran

yang sangat penting dalam hal menjaga, menciptakan dan meningkatkan

kesehatan peserta didik. Untuk itu kami melakukan bimbingan dan

penyuluhan terhadap siswa untuk membiasakan hidup sehat.”

(4.3/W/KS/22.06.13)

Demikian juga disampaikan oleh salah seorang guru UKS yakni :

“Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan atau hal-hal yang terjadi

pada siswa maka kami dari UKS melakukan bimbingan atau penyuluhan

untuk tiap-tiap kelas dan disamping itu juga dari dinas kesehatan selalu

melakukan penyuluhan dan bimbingan dalam penerapan hidup sehat bagi

peserta didik.” (4.3/W/PU/22.06.13)

Kalimat senada juga ditambahkan oleh salah seorang siswa yakni:

“Pentingnya kesehatan bagi kami karena dengan kesehatan tersebut kami

bisa mengikuti pembejaran secara terus menerus. Dalam penerapan hidup

sehat, dimana dari UKS melakukan bimbingan dan penyuluhan bagi kami

untuk membiasakan hidup sehat.” (4.3/W/S/22.06.13)

Dari pemaparan data diatas diketahui bahwa kesehatan bagi peserta didik

sangat menentukan keberhasilan belajarnya di sekolah, karena dengan kesehatan

itu peserta didik dapat mengikuti pembelajaran secara terus menerus. Untuk itu

sekolah atau UKS memiliki peran yang sangat penting untuk menerapkan,

menciptakan dan meningkatkan kesehatan bagi peserta didik.

5. Kantin Sekolah

a. Kantin sebagai Pendukung dalam Pembelajaran

Kantin sekolah merupakan layanan makanan dan minuman bagi peserta

didik, karena kantin merupakan wahana bagi peserta didik untuk memenuhi

energinya pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hal ini sesuai dengan

penjelasan bapak kepala sekolah dengan wawancara kami diruang kerjanya:

“Keberadaan kantin di sekolah ini sangatlah membantu kami dalam

melancarkan proses belajar mengajar di sekolah ini. Kantin juga tidak

hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum siswa

semata, namun juga dapat dijadikan sebagai wahana untuk mendidik siswa

tentang kesehatan, kebersihan, kejujuran, saling menghargai, disiplin dan

nilai-nilai lainnya. Dengan adanya kantin di sekolah ini siswa bisa

menambah energinya dalam sela-sela waktu istarhat. Sehingga siswa bisa

mengikuti mata pelajaran berikutnya dengan baik.” (5.1/W/KS/19.06.13)

Pernyataan diatas juga ditambahkan oleh salah seorang siswa yakni:

“Kantin sangat membantu kami dalam proses belajar mengajar, bukan

hanya sekedar tempat kami makan dan minum atau mengisi energi tapi

dengan adanya kantin ini juga kami bisa berkumpul dengan teman-teman,

disamping itu juga kami sering berdikusi tentang mata pelajaran.”

(5.1/W/S/22.06.13)

Pernyataan diatas juga ditambahkan oleh salah seorang ibu yang berjualan

di sekolah yakni:

“Makanan dan minuman adalah salah satu kebutuhan penting siswa dalam

mengikuti proses belajar mengajar, dimana mereka bisa mengisi energinya

dengan makan dan minum.” (5.1/W/PK/22.06.13)

Pernyataan-pernyataan diatas diperkuat dengan observasi yang dilakukan

peneliti bahwa kantin tidak hanya tempat makan dan minum semata tetapi juga

tempat beristrahat dan berkumpulnya siswa, disamping itu juga kantin dijadikan

tempat berdiskusinya siswa membahas tugas dan mata pelajaran selanjutnya yang

diberikan guru didalam kelas. (5.1/O/22.06.13)

Pemaparan data diatas diketahui bahwa kantin merupakan layanan

makanan dan minuman bagi peserta didik. Kantin sekolah secara tidak langsung

mempunyai kaitan dengan proses belajar-mengajar di sekolah bukan hanya

sekedar untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum siswa semata, namun juga

dapat dijadikan sebagai wahana untuk mendidik siswa tentang kesehatan,

kebersihan, kejujuran, saling menghargai, disiplin dan nilai-nilai lainnya.

Adakalanya proses belajar mengajar tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya

karena siswa lapar dan haus. Ketika proses pendidikan di sekolah banyak sekali

energi yang dikeluarkan oleh peserta didik. Energi tersebut tidak hanya bersifat

fisik melainkan juga untuk kegiatan fisikis. Aktifitas pikir yang dilakukan oleh

peserta didik untuk mencerna materi-materi pelajaran yang diberikan dan buku-

buku teks yang ditunjuk banyak menyita tenaga dan energi peserta didik. Oleh

karena itu tidak jarang setelah aktifitas belajar-mengajar berlangsung khusunya

istirahat, peserta didik merasa lapar dan haus.

b. Kejujuran

Kejujuran merupakan suatu sifat yang melekat pada manusia yang

merupakan potensi dasar yang semua orang memiliknya. Sikap apa adanya atau

perkataan dan perbuatan yang sesuai dengan kebenaran dan kenyataan, sehingga

untuk mengetahui orang itu jujur atau tidak, kita harus mengamati tingkah laku

dan kebiasaan orang tersebut dilingkungannya. Demikian hal itu dijelaskan oleh

kepala sekolah dalam wawancara kami dirungan kerjanya yakni:

“Kantin tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan makan dan

minum siswa. Namun juga dapat dijadikan sebagai wahana untuk

mendidik siswa tentang kesehatan, kebersihan, kejujuran, saling

menghargai, disiplin dan nilai-nilai lainnya.” (5.2/W/KS/19.06.13)

Pernyatan diatas juga ditambahkan oleh salah seorang penjual yakni:

Untuk menjaga makanan dan minuman ekspire dimana kami membeli

makanan dan minuman yang sering dibeli siswa sehari-hari sehingga

barang tersebut cepat habis. Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan

dimana kami bekerja dan mengawasi siswa sehingga siswa yang membeli

selalu mambayar sesuai dengan harga dan barang yang diinginkan”

(5.3/W/PK/22.06.13)

Hal serupa juga ditambahkan oleh salah seorang penjual yakni:

“Makanan dan minuman yang dijual disini sudah menjadi kebutuhan siswa

sehari-hari, untuk menjaga makanan dan minuman yang ekspire itu kami

menyediakan barang yang sering dibeli siswa. Jadi kami disnini tidak

menjual kembali makanan dan minuman yang sudah rusak atau yang

sudah ekspire. Dan setiap siswa yang membeli selalu mambayar sesuai

dengan harga dan barang yang diinginkan.” (5.3/W/PK/22.06.13)

Dari pemaparan data diatas diketahui bahwa kantin sekolah secara tidak

langsung mempunyai kaitan dengan proses belajar-mengajar di sekolah bukan

hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum siswa semata,

namun juga dapat dijadikan sebagai wahana untuk mendidik siswa tentang

kesehatan, kebersihan, kejujuran, saling menghargai, disiplin dan nilai-nilai

lainnya.

B. Temuan Penelitian

1. Layanan Perpustakaan

Pelayanan perpustakaan menjadi salah satu instalasi untuk mewujudkan

tujuan mencerdaskan peserta didik disini sekaligus menjadi bagian penting dalam

peningkatan mutu pendidikan khsusnya dalam proses belajar mengajar di sekolah

ini. Perpustakaan juga mempunyai peranan penting sebagai jembatan menuju

penguasaan ilmu pengetahuan. Sehingga memberi kontribusi bagi terbukanya

informasi tentang ilmu pengetahuan dan menambah wawasan bagi peserta didik di

sekolah ini.

Perpustakaan merupakan bagian penting dalam melancarkan proses belajar

mengajar, karena bahan pustaka yang ada disini sangatlah membantu siswa dalam

mencari informasi dan menyelasikan tugas-tugas yang di berikan guru. Dengan

demikian dalam pengadaan bahan pustaka yang menjadi sumber utama dalam

melancarkan proses belajar mengajar di sekolah yaitu dalam pengadaanya kami

harus melalui mekanisme yang ada dimana kita diatur oleh pos operasional

standar dalam hal ini kita ada intruksi kerja yang mengatur tentang anggaran

pengadaan sarana dan prasarana, jadi tetap ada pengajuan kebutuhan, kemudian

kita penuhi secara skala prioritas dan terutama yang paling kita utamakan adalah

menyangkut tentang kelancaran kegiatan pembalajaran dalam kehidupan siswa

sehari-hari.

Perpustkaan merupakan tempat mencari informasi dan menambah

pengatuhaan bagi siswa, disamping itu juga dengan adanya perpustakaan siswa

sering meluangkan waktu kosongnya untuk membaca. Untuk jenjang waktu

peminjaman bahan pustaka yang diberikan oleh pihak pengelola selama tiga hari

sejak tanggal peminjaman pada peminjam atau pemakai bahan pustaka, tetapi hal

ini hanya berlaku pada siswa yang terdaftar sebagai anggota perpustakaan.

Disamping itu pengelola perpustakaan juga memberlakukan denda dua ratus

rupiah perbuku setiap hari bagi peminajam atau siswa yang terlambat

mengembalikan buku.

Sistem pelayanan perpustakaan merupakan aktivitas pelayanan yang

diberikan pada pengguna perpustakaan. Menggunakan sistem pelayanan terbuka

agar siswa bisa memilih buku yang diinginkan, tapi disamping itu siswa harus

bisa mengikuti beberapa tahapan peraturan yang kami buat yakni siswa yang

masuk harus mengisi buku kunjungan serta memperlihatkan kartu anggota

perpustakaan, setiap pengunjung perpustakaan diwajibkan menjaga ketenangan

selama berada didalam perpustakaan, tas, map, jaket dan barang lainnya yang

tidak perlu kecuali barang berharga disimpan pada penitapan barang yang telah di

sediakan.

Berdasarkan hasil temuan dilapangan bahwa pengelolaan perpustakaan

sekolah yakni: perputakaan sebagai sumber belajar, bahan pustaka sebagai koleksi

dan menjadi sumber informasi, jangka waktu peminjaman bahan pustaka, dan

sistem pelayanan perpustakaan berimplikasi pada bahan pustaka dan pelayanan.

Temuan lapangan tersebut dapat dilihat melalui peta konsep berikut :

Diagram : 4.1 Peta Konsep Layanan Perpustakaan

2. Layanan Koperasi Sekolah

Koperasi merupakan bagian penting dalam pembelajaran, karena dengan

adanya koperasi ini sangatlah membantu siswa dalam mengembangkan

pengetahuan dalam pendidikan ekonomi. Disamping mereka sebagai pengelola

atau pengurus koperasi meraka juga belajar tentang bagaimana kedepan

membangun dan mengembangkan perekonomian khsusnya dalam bidang usaha.

Setiap koperasi menyediakan kebutuhan siswa sehari-hari, dikarenakan

bahan dan alat koperasi merupakan bahan utama yang harus disediakan. Maka

dari itu bahan dan alat yang sediakan merupakan kebutuhan siswa dalam proses

belajar mengajar.

Bahan pustaka

sebagai koleksi dan

menajdi sumber

informasi

Jangka waktu

peminjaman bahan

pustaka

Layanan

Perpustakaan

Bahan pustaka

dan pelayanan

Sistem pelayanan

perpustakaan

Perpustakaan

sebagai sumber

belajar

Pengurus atau pengelola koperasi adalah warga sekolah itu sendiri.

Keanggotaan koperasi bersifat terbuka dan suka rela, namun hanya dibatasi siswa-

siswa yang dari sekolah ini. Dengan kata lain, anggotanya tidak dapat ditambah

dengan siswa yang dari sekolah lain.

Rapat tahunan merupakan faktor penting yang harus dilakukan kopersi,

karena rapat tersebut membahas tentang kekurangan dan masalah yang pernah

terjadi dalam program kopersi kemarin. Dalam rapat pengelola atau pengurus bisa

mengetahui kedepannya apa yang akan dilakukan demi kemajuan koperasi

kedepan. Dalam setahun sekali kami selalu mengadakan rapat untuk membahas

tentang perkembangan koperasi, tapi jika ada hal-hal yang penting kami selalu

mengadakan rapat dadakan tanpa berpatokan pada waktu yang telah ditentukan.

Berdasarkan hasil temuan dilapangan bahwa pengelolaan koperasi sekolah

yakni : koperasi siswa sebagai sumber pemebelajaran, bahan dan alat koperasi,

siswa sebagai koperasi, dan rapat tahunan koperasi berimplikasi pada peningkatan

mutu penunjang akademik.

Temuan lapangan tersebut dapat dilihat melalui peta konsep berikut:

Diagram : 4.2 Peta Konsep Layanan Koperasi Sekolah

3. Layanan Laboratorium

Laboratorium sebagai tempat belajar mengajar siswa melalui metode

pratikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana siswa berinteraksi

dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala atau fakta

yang dapat diamati secara langsung dan dapat membuktikan sendiri sesuatu yang

dipelajari.

Laboratorium merupakan tempat penunjang dan pengembangn penelitian

yang dilakukan siswa dalam praktek belajar mengajar. Bahan dan alat merupakan

penunjang kelancaran siswa dalam pembelajaran yang dilakukan laboratorium.

Pengadaan bahan dan alat laboratorium merupakan hal yang sangat penting,

Bahan dan alat

koperasi

Siswa sebagai

penguruas

koperasi

Layanan

koperasi

sekolah

Rapat tahunan

koprasi

Peningkatan mutu

koperasi sekolah

Koperasi siswa

sebagai sumber

pembelajaran

karena bahan dan alat tersebut sebagai penunjang proses belajar mengajar dalam

praktek siswa baik itu sebuah penelitian, percobaan, serta pengembangan.

Bahan dan alat merupakan faktor utama dalam kelancaran penelitian yang

dilakukan siswa di laboratorium. Bahan dan alat yang ada di laboratorium yaitu

ada mikroskop, alat-alat gelas dan non gelas, serta alat timbang.

Berdasarkan dari hasil temuan lapngan pengelolaan laboratorium sekolah

yakni : laboratorium sebagai sumber pembelajaran, pengadaan bahan

laboratorium sebagai penunjang dan pengembangan penelitian, bahan dan alat

praktek, berimplikasi pada penunjang kegiatan akademik.

Temuan lapangan tersebut dapat dilihat melalui peta konsep berikut:

Diagram : 4.3 Peta Konsep Layanan Laboratorium

Layanan

laboratorium

Pengadaan bahan

laboratorium

sebagai penunjng

dan pengembangan

penelitian

Bahan dan alat

praktek

Penunjang

kegiatan

akademik

Laboratorium

sebagai sumber

pembelajaran

4. Layanan UKS

Kesehatan sebagai pendukung pembelajaran karena kesehatan merupakan

faktor penting yang harus dimiliki siswa dalam belajar mengajar dikelas, karena

dengan kesehatan ini proses belajar mengajar di sekolah berjalan dengan lancar.

Untuk itu keberadaan UKS ini sangatlah membantu kami dikeranakan untuk

menjaga hal-hal yang tidak diingankan maka perlu adanya UKS di sekolah ini.

Sekolah khusunya usaha kesehatan sekolah tidak boleh menyediakan obat-

obatan lain selain obat generik. Karena bisa menimbulkan efek samping bagi

pemakai.

Kesehatan bagi peserta didik sangat menentukan keberhasilan belajarnya

di sekolah, karena dengan kesehatan itu peserta didik dapat mengikuti

pembelajaran secara terus menerus. Untuk itu sekolah atau UKS memiliki peran

yang sangat penting untuk menerapkan, menciptakan dan meningkatkan

kesehatan bagi peserta didik.

Berdasarkan dari hasil temuan lapngan pengelolaan UKS yakni : kesehatan

sebagai pendukung pembelajaran, obat-obat UKS sebagai pelengkap, penerapan

hidup sehat berimplikasi pada kelengkapan UKS.

Temuan lapangan tersebut dapat dilihat melalui peta konsep berikut:

Diagram : 4.4 Peta Konsep Layanan UKS

5. Kantin Sekolah

Keberadaan kantin di sekolah sangatlah membantu peserta didik dalam

melancarkan proses belajar mengajar di sekolah. Kantin juga tidak hanya sekedar

untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum siswa semata, namun juga dapat

dijadikan sebagai wahana untuk mendidik siswa tentang kesehatan, kebersihan,

kejujuran, saling menghargai, disiplin dan nilai-nilai lainnya. Dengan adanya

kantin di sekolah ini siswa bisa menambah energinya dalam sela-sela waktu

istarhat. Sehingga siswa bisa mengikuti mata pelajaran berikutnya dengan baik.

Kantin tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum

siswa. Namun juga dapat dijadikan sebagai wahana untuk mendidik siswa tentang

kesehatan, kebersihan, kejujuran, saling menghargai, disiplin dan nilai-nilai

lainnya.

Layanan UKS

Kesehatan

sebagai

pendukung

pembelajaan

Penerapan

hidup sehat

Obat-obat UKS

sebagai

pelengkap

Kelengkapan

ruang UKS

Berdasarkan dari hasil temuan lapangan kantin sekolah yakni : kantin

sebagai pendukung dalam pembelajaran dan kejujuran berimplikasi pada kualitas

kantin sehat.

Temuan lapangan tersebut dapat dilihat melalui peta konsep berikut:

Diagram : 4.5 Peta Konsep Kantin Sekolah

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dari berbagai data dan hasil wawancara yang

telah dilakukan dari semua sumber informan tentang pengelolaan layanan khusus

sebagai sumber pemebelajaran, pembahasan yang dikemukakan pada bagian ini

berdasarkan pada paparan data yang diperoleh dilapangan dan dirumuskan

berdasarkan interprestasi data.

Penyajian pembahasan ini bertujuan untuk menjawab permasalahan

penelitian sebagaimana telah dikemukakan pada bab pendahuluan. Atas dasar

fokus penelitian dan paparan data yang telah disajikan sebelumnya, akhirnya

dapat dibahas sebagai berikut :

Kantin sebagai

pendukung

dalam

pembelajaran

kejujuran

Kantin sekolah Kualitas kantin

sehat

1. Layanan Perpustakaan

a. Perputakaan Sebagai Sumber Pembelajaran

Perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai bagian dari layanan dalam

memenuhi minat baca siswa serta sebagai sumber belajar bagi siswa dengan

menyediakan bahan-bahan bacaan atau koleksi bahan pustaka serta informasi

lainnya teruama yang berhubungan dengan materi pelajaran.

b. Bahan Pustaka sebagai Koleksi dan menjadi Sumber Informasi

Pada dasarnya bahan pustaka di setiap perpustakaan yang ada di sekolah

merupakan salah satu bagian penting dalam melancarkan proses belajar mengajar

di sekolah. Untuk itu sekolah atau pihak perpustakaan harus mengadakan dan

mengembangkan koleksi-koleksi bahan pustaka yang meghimpun informasi

dalam segala macam bentuk, seperti buku pelajaran, novel dan majalah. Dengan

demikian pengadaan bahan pustaka sebagai sumber pembelajaran baru bisa

dikatakan suatu proses kerja untuk mengindentifikasi dan menghimpun bahan-

bahan yang sesuai dengan proses belajar mengajar di sekolah, sehingga bahan

pustaka dijadikan sumber belajar dan menjadi koleksi disetiap perpustakaan.

Diyakini atau tidak, koleksi yang tersedia menjadi salah satu faktor yang sangat

mempengaruhi keberhasilan layanan suatu perpustakaan.

Ibrahim Bafadal (2008:25) mengemukakan bahwa Pengadaan bahan

pustaka merupakan mengusahakan bahan-bahan pustaka yang belum dimiliki

perpustakaaan sekolah serta penambahan bahan pustaka yang masih kurang.

Proses pengadaan bahan dan alat yang menjadi kebutuhan siswa sehari-hari

merupakan tugas dari kepala sekolah ataupun pengelola koperasi itu sendiri,

dengan melalui pos standar operasional pengadaan.

c. Jangka Waktu Peminjaman Bahan Pustaka

Peminjaman bahan pustaka merupakan kegiatan yang dilaksanakan pada

bagian layanan sirkulasi. Layanan ini hanya terbuka bagi pengguna perpustakaan

yang terdaftar sebagai anggota perpustakaan. Tidak semua pengunjung membaca

buku di perpustakaan, terutama bahan pustaka yang berjenis fiksi, karena

keterbatasan waktu yang dimiliki pengguna, maka dari itu bahan pustaka tersebut

boleh dibawa pulang sesuai jenjang waktu peminjaman yang diberikan oleh

pengelola perpustakaan. Dilatar belakangi hal tersebut maka perpustakaan selalu

menyediakan jasa peminjaman bagi pengguna yang terdaftar sebagai anggota

perpustakaan sekolah.

Jangka waktu peminjaman merupakan kegiatan pencatatan bahan pustaka

yang dipinjam oleh pengguna. Layanan peminjaman bahan pustaka merupakan

layanan yang hanya berlaku bagi siswa yang terdaftar sebagai anggota

perpustakaan. Maka dari itu bahan pustaka tersebut boleh dibawa pulang sesuai

jenjang waktu peminjaman yang diberikan oleh pengelola perpustakaan,

disamping itu juga pihak pengelola perpustakaan juga memberlakukan denda dua

ratus rupiah perbuku setiap hari bagi peminajam atau siswa yang terlambat

mengembalikan buku.

d. Sistem Pelayanan Perpustakaan

Layanana pengguna perpustakaan merupakan aktivitas perpustakaan dalam

memberikan jasa layanan kepada pengguna perputakaan, khususnya kepada

anggota perpustakaan. Layanan perpustakaan merupakan tugas yang amat penting

dan muara dari semua kegiatan di perpustakaan. Pelayanan perpustakaan berarti

kesibukan yang tiada akhir kecuali pelayanan perpustakaan dinyatakan ditutup.

Bahkan perpustakaan ditututp tugas pustakawan dibagian layanan tidak serta

merta terbebas dari pekerjaan. Pustakawan dibagian pelayanan ini melakukan

statistik perpustakaan, merapikan berkas peminjaman dan kartu buku.

Dalam merencanakan suatu layanan di perpustakaan kita harus melihat dan

mempertimbangkan kondisi yang ada di perpustakaan. Ada dau macam sistem

yang bisa dilakukan yaitu sistem perpustakaan terbuka dan sistem pelayanan

tertutup. Dalam sistem pelayanan terbuka perpustakaan memberikan kebebasan

para pemakai untuk dapat masuk dan memilih sendiri koleksi diinginkannya dari

rak. Petpugas hanya mencatat apabila koleksi tersebut akan dipinjam serta

dikembalikan. Sedangkan sistem palayanan tertutup dimana pengunjung tidak

boleh masuk keruangan koleksi, tetapi koleksi yang dibutuhkan harus diambilkan

oleh petugas.

Darmono (2007:174) layanan sirkulasi adalah sau kegiatan yang melayani

peminjaman dan pengembalian buku. Sistem pelayanan perpustakaan merupakan

aktivitas pelayanan yang diberikan pada pengguna perpustakaan. Dengan

demikian pelayanan ini merupakan tugas yang sangat penting, kerana bagian

pelayanan ini bagian yang secara langsung berhadapan dengan pemakai

perpustakaan.

2. Layanan Koperasi Sekolah

a. Koperasi Siswa sebagai Sumber Pembelajaran

Koperasi sekolah adalah koperasi yang berada di lingkungan sekolah yang

beranggotakan siswa dari sekolah. Dengan adanya koperasi yang beranggotakan

siswa tersebut menajadikan koperasi merupakan tempat belajar siswa pada

kehidupan berekonomi khususnya pada mata pelajaran pendidikan ekonomi.

b. Bahan dan Alat Koperasi

Bahan dan alat koperasi sekolah meupakan kebutuhan utama yang harus

disediakan baik itu buku pelajaran, alat tulis menulis, serta barang yang

diperlukan siswa sehari-hari.

Bahan dan alat yang disediakan oleh koperasi sekolah merupakan

kebutuhan siswa sehari-hari. Barang dan alat tersebut berupa buku pelajaran, alat

tulis menulis, serta berupa makanan dan minuman yang menjadi kebutuhan siswa

sehari-hari.

c. Siswa sebagai Pengurus Koperasi

Siswa sebagai pengelola atau pengurus koperasi. Yang dapat menjadi

anggota koperasi adalah orang-orang yang bersekolah di sekolah tersebut, dimana

setiap anggotanya memiliki hak yang sama untuk memilih dan dipilih menjadi

anggota pengurus koperasi sekolah.

Pengurus atau pengelola koperasi adalah warga sekolah itu sendiri.

Keanggotaan koperasi bersifat terbuka dan suka rela, namun hanya dibatasi siswa-

siswa yang dari sekolah ini. Dengan kata lain, anggotanya tidak dapat ditambah

dengan siswa yang dari sekolah lain.

d. Rapat Tahunan Koperasi

Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi di tata kehidupan koperasi

yang berarti berbagai persoalan mengenai suatu koperasi hanya ditetapkan dalam

rapat anggota. Disini para anggota dapat berbicara, memberikan usul dan

pertimbangan, menyetujui suatu usul atau menolaknya, serta memberikan

himbauan atau masukan yang berkenaan dengan koperasi. Rapat Anggota

Tahunan (RAT) diadakan paling sedikit sekali dalam setahun, ada pula yang

mengadakan dua kali dalam satu tahun, yaitu satu kali untuk menyusun rencana

kerja tahun yang akan datang dan yang keduauntuk membahas kebijakan

pengurus selama tahun yang lampau. Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi

dalam koperasi, rapat anggota mempunyai wewenang yang cukup besar.

Agar rapat anggota tahunan tidak mengganggu jalanya kegiatan belajar

mengajar di sekolah,maka rapat dapat diadakan pada masa liburan tahunan atau

liburam smester (Ima Suwandi, 1985:19). dengan adanya rapat tersebut siswa atau

pengurus bisa mengetahui selanjutnya program kedepan yang akan dilakukan

demi perkembangan dan kemajuan koperasi selanjutnya. Rapat tahunan

merupakan kekuasaan tertinggi di tata kehidupan koperasi yang berarti berbagai

persoalan mengenai suatu koperasi hanya ditetapkan dalam rapat anggota. Dengan

adanya rapat tersebut bisa dilihat sejauh mana perkembangan koperasi dan

program selanjutnya yang akan di rencanakan kedepan.

3. Layanan Laboratorium

a. Laboratorium sebagai Sumber Pembelajaran

Laboratorium merupakan salah satu prasarana penunjang dalam proses

belajar mengajar di sekolah khususnya dalam mata pelajaran ipa. Laboratorium

berfungsi sebagai tempat untuk memecahkan masalah dan mendalami suatu fakta

dalam penelitian.

Laboratorium adalah tempat belajar mengajar siswa melalui metode

pratikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana siswa berinteraksi

dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala atau fakta

yang dapat diamati secara langsung dan dapat membuktikan sendiri sesuatu yang

dipelajari.

b. Pengadaan Bahan Laboratorium sebagai penunjang dan

Pengembangan Penelitian

Pada dasarnya pengadaan bahan dan alat laboratorium di setiap sekolah

merupakan salah satu bagian dari pekerjaan kepala sekolah, pengelola

laboratorium, serta sarana dan prasarana sekolah yang mempunyai tugas penting

untuk mengadakan bahan dan alat yang menjadi faktor utama dalam kelancaran

penelitian dan pengembangan yang dilakukan siswa di laboratorium.

Ansar & Masaong (2007:141) pengelolaan fasilitas atau sarana dan

prasarana sekolah seharusnya dilakukan oleh kepala sekolah, mulai dari

pengadaan, pemeliharaan, dan perbaikan, hinga pengembangan. Laboratorium

merupakan tempat penunjang dan pengembangan penelitian yang dilakukan siswa

dalam praktek belajar mengajar. Bahan dan alat merupakan penunjang kelancaran

siswa dalam pembelajaran yang dilakukan laboratorium. Pengadaan bahan dan

alat laboratorium merupakan hal yang sangat penting, karena bahan dan alat

tersebut sebagai penunjang proses belajar mengajar dalam praktek siswa baik itu

sebuah penelitian, percobaan, serta pengembangan.

c. Bahan dan Alat Praktek

Bahan dan alat laboratorium sekolah merupakan kebutuhan utama yang

harus disediakan, karena bahan dan alat tersebut adalah faktor pendukung dalam

melakukan praktek baik itu berupa penelitian, percobaan, serta pengembngan

dalam praktek yang dilakukan.

Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai diduga memiliki korelasi

yang kuat dengan peningkatan kualitas proses dan hasil belajar program

pendidikan di sekolah (Depdiknas, 2001:2). Bahan dan alat laboratorium

merupakan faktor penting, karena bahan dan alat tersebut merupakan kebutuhan

utama siswa. Dalam proses belajar mengajar diperlukan berbagai peralatan yang

memadai untuk menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

Dalam hal ini alat peraga mempunyai peranan yang sangat penting bahkan dapat

menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan proses belajar mengajar untuk

melakukan penelitian, percobaan, serta pengembangan dalam praktek.

4. Layanan UKS

a. Kesehatan sebagai Pendukung Pembelajaran

UKS merupakan salah satu sarana penting untuk menunjang kesehatan

siswa di sekolah. Hal itu dikarenakan UKS memiliki peran yang sangat penting

dalam kelancaran proses belajar mengajar siswa sehari-hari. Kesehatan

merupakan faktor penting yang harus dimiliki siswa karena dengan kesehatan

tersebut proses belajar mengajar akan berjalan dengan sesuai yang diinginkan.

b. Obat-obata UKS sebagai Pelengkap

Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk

digunakan dalam mencegah, mengurangkan, menghilangkan, serta

menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit.

Sekolah khusunya usaha kesehatan sekolah tidak boleh menyediakan obat-

obatan lain selain obat generik. Karena bisa menimbulkan efek samping bagi

pemakai.

c. Penerapan Hidup Sehat

Secara umum UKS bertujuan meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi

belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta

derajat kesehatan peserta didik. Selain itu juga menciptakan lingkungan yang

sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis

dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas.

Sedangkan secara khusus tujuan UKS adalah menciptakan lingkungan kehidupan

sekolah yang sehat, meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan membentuk

perilaku masyarakat sekolah yang sehat dan mandiri.

Kesehatan bagi peserta didik sangat menentukan keberhasilan belajarnya

di sekolah, karena dengan kesehatan itu peserta didik dapat mengikuti

pembelajaran secara terus menerus. Untuk itu sekolah atau UKS memiliki peran

yang sangat penting untuk menerapkan, menciptakan dan meningkatkan

kesehatan bagi peserta didik.

5. Kantin sekolah

a. Kantin sebagai Pendukung Pembelajaran

Kantin sekolah merupakan layanan makanan dan minuman bagi peserta

didik, karena kantin merupakan wahana bagi peserta didik untuk memenuhi

energinya pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Kantin sekolah secara tidak langsung mempunyai kaitan dengan proses

belajar-mengajar di sekolah. Adakalanya proses belajar mengajar tidak dapat

berjalan sebagaimana mestinya karena siswa lapar dan haus. Ketika proses

pendidikan di sekolah banyak sekali energi yang dikeluarkan oleh peserta didik.

Energi tersebut tidak hanya bersifat fisik melainkan juga untuk kegiatan fisikis.

Aktifitas pikir yang dilakukan oleh peserta didik untuk mencerna materi-materi

pelajaran yang diberikan dan buku-buku teks yang ditunjuk banyak menyita

tenaga dan energi peserta didik. Oleh karena itu tidak jarang setelah aktifitas

belajar-mengajar berlangsung khusunya istirahat, peserta didik merasa lapar dan

haus.

b. Kejujuran

Kejujuran merupakan suatu sifat yang melekat pada manusia yang

merupakan potensi dasar yang semua orang memiliknya. Sikap apa adanya atau

perkataan dan perbuatan yang sesuai dengan kebenaran dan kenyataan, sehingga

untuk mengetahui orang itu jujur atau tidak, kita harus mengamati tingkah laku

dan kebiasaan orang tersebut dilingkungannya.