bab ii kajian teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah...

47
BAB II KAJIAN TEORI A. Perencanaan Pendidikan Karakter pada Kelas Akselerasi 1. Konsep Perencanaan Pendidikan Karakter Perencanaan pendidikan merupakan suatu penerapan yang rasional dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan masyarakatnya. Menurut sa’ud dan Makmun perencanaan pendidikan adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan biaya pendidikan dengan memprioritaskan kenyataan yang ada dalam bidang ekonomi, sosial dan politik untuk mengembangkan sistem pendidikan negara dan pesera didik yang dilayani oleh sistem tersebut (Sa’ud, S. dan Makmun A,S. 2007; Usman, H. 2008). Pengertian perencanaan mempunyai beberapa definisi rumusan yang berbeda satu dengan lainnya. Cuningham (Junaidi 2009) menyatakan bahwa perencanaan adalah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuaan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima dan digunakan dalam penyelesaian. Perencanaan dalam pengertian ini menitiberatkan kepada usaha menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa yang akan datang serta usaha untuk mencapainya.

Upload: buidiep

Post on 06-May-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Perencanaan Pendidikan Karakter pada Kelas Akselerasi

1. Konsep Perencanaan Pendidikan Karakter

Perencanaan pendidikan merupakan suatu penerapan yang rasional dari

analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan

itu lebih efektif dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta

didik dan masyarakatnya. Menurut sa’ud dan Makmun perencanaan pendidikan

adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas

dan biaya pendidikan dengan memprioritaskan kenyataan yang ada dalam bidang

ekonomi, sosial dan politik untuk mengembangkan sistem pendidikan negara dan

pesera didik yang dilayani oleh sistem tersebut (Sa’ud, S. dan Makmun A,S. 2007;

Usman, H. 2008).

Pengertian perencanaan mempunyai beberapa definisi rumusan yang

berbeda satu dengan lainnya. Cuningham (Junaidi 2009) menyatakan bahwa

perencanaan adalah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuaan, fakta, imajinasi,

dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memformulasi hasil yang

diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang

dapat diterima dan digunakan dalam penyelesaian. Perencanaan dalam pengertian ini

menitiberatkan kepada usaha menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan

kepentingan masa yang akan datang serta usaha untuk mencapainya.

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

Perencanaan terjadi pada semua kegiatan. Perencanaan merupakan proses

awal dimana manajemen memutuskan tujuan dan cara pencapaiannya. Perencanaan

adalah hal yang sangat esensial kerena dalam kenyataannya perencanaan memegang

peranan lebih bila dibanding dengan fungsi-fungsi manajemen yang lainnya, yaitu

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Dimana fungsi-fungsi manajemen

tersebut sebenarnya hanya merupakan pelaksanaan dari hasil sebuah perencanaan.

Perencanaan mempunyai makna yang komplek, perencanaan didefinisikan

dalam berbagai bentuk tergantung dari sudut pandang, latar belakang yang

mempengaruhinya dalam mendefinisikan pengertian perencanaan. Di antara definisi

tersebut adalah menurut Prajudi Atmusudirjo perencanaan adalah perhitungan dan

penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam mencapai tujuan tertentu, oleh

siapa, dan bagaimana.

Bintoro Tjokoroamidjojo menyatakan bahwa perencanaan dalam arti luas

adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan

dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Muhammad Fakri

perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang

akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Lebih lanjut Muhammad Fakri menyatakan bahwa perencanaan dapat

juga dikatakan sebagai suatun proses pembuatan serangkaian kebijakan untuk

mengendalikan untuk mengendalikan masa depan sesuai yang ditentukan. (Dalam

Riwayatnet: 2009)

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam perencanaan harus

memperhatikan hal-hal yang akan dicapai dalam masa yang akan datang, dengan

proses sistematis, dan mencapai hasil tujuan tertentu. Menurut Arikunto (2008:93)

bahwa perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan serangkaian keputusan untuk

mengambil tindakan dimasa yang akan datang dan diarahkan pada tercapainya

tujuan-tujuan dengan sarana yang optimal.

Perencanaan merupakan proses yang sistematis dalam pengambilan

keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan dating.

Dalam perencanaan terkandung makna pemahaman terhadap apa yang telah

dikerjakan, permasalahan yang dihadapi dan pemecahannya serta melaksanakan

prioritas kegiatan yang telah ditentukan secara proposional. Perencanaan program

pendidikan memiliki fungsi sebagai upaya untuk menggambarkan penyusunan

rangkaian tindakan yang akan dilakukan serta untuk mengarahkan atau menggunakan

sumber-sumber terbatas secara efisian dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

Suatu perencanaan pendidikan karakter untuk diterapkan di setiap satuan

pendidikan kita mengingat berbagai macam perilaku yang tidak mendidik telah

merasuk dalam sendi-sendi penyelenggaraan pendidikan dan kehidupan masyarakat

kita. Secara umum pendidikan karakter memang belum menjadi prioritas utama

dalam pembangunan bangsa dan belum diterapkan secara holistik dalam kurikulum

Pendidikan Nasional. Namun dengan adanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP), guru-guru memiliki peluang besar untuk menerapkan pendidikan karakter ke

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

dalam masing-masing satuan pendidikan, karena : pertama, KTSP didefinisikan

sebagai kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilakspeserta didikan di

masing-masing satuan pendidikan. Salah satu prinsip pengembangan KTSP di

antaranya kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip yang berpusat pada

potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

Kedua, Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan adalah meletakkan dasar

kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia , serta keterampilan untuk hidup

mandiri dan mengikutu pendidikan lebih lanjut. Dan yang ketiga, Konsep pendidikan

karakter terbaca dalam rumusan yang telah dibuat oleh Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP) yaitu pendidikan yang mengintegrasikan semua potensi peserta

didik didik, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan hidup mandiri

dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Menurut Banghart and Trull dalam Sa’ud (2007) ada beberapa tahapan

yang semestinya dilalui dalam penyusunan perencanaan pendidikan, antara lain: (1)

Tahap need assessment, yaitu melakukan kajian terhadap beragam kebutuhan atau

taksiran yang diperlukan dalam proses pembangunan atau pelayanan pembelajaran di

setiap satuan pendidikan. Kajian awal ini harus cermat, karena fungsi kajian akan

memberikan masukan tentang: (a) pencapaian program sebelumnya; (b) sumber daya

apa yang tersedia, dan (c) apa yang akan dilakukan dan bagaimana tantangan ke

depan yang akan dihadapi. (2) Tahap formulation of goals and objective, yaitu

perumusan tujuan dan sasaran perencanaan yang hendak dicapai. Perumusan tujuan

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

perencanaan pendidikan harus berdasarkan pada visi, misi dan hasil kajian awal

tentang beragam kebutuhan atau taksiran (assessment) layanan pendidikan yang

diperlukan. (3) Tahap policy and priority setting, yaitu merancang tentang rumusan

prioritas kebijakan apa yang akan dilaksanakan dalam layanan pendidikan. Rumusan

prioritas kebijakan ini harus dijabarkan kedalam strategi dasar layanan pendidikan

yang jelas, agar memudahkan dalam pencapaian tujuan. (4) Tahap program and

project formulation, yaitu rumusan program dan proyek pelaksanaan kegiatan

operasional perencanaan pendidikan, menyangkut layanan pedidikan pada aspek

akademik dan non akademik. (5) Tahap feasibility testing, yaitu dilakukan uji

kelayakan tentang beragam sumber daya (sumber daya internal/ eksternal; atau

sumber daya manusia/ material). Apabila perencanaan disusun berdasarkan sumber

daya yang tersedia secara cermat dan akurat, akan menghasilkan tingkat kelayakan

rencana pendidikan yang baik. (6) Tahap plan implementation, yaitu tahap

pelaksanaan perencanaan pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan.

Keberhasilan tahap ini sangat ditentukan oleh: (a) kualitas sumber daya manusianya

(kepala sekolah, guru, komite sekolah, karyawan, dan siswa); (b) iklim atau pola

kerjasama antar unsur dalam satuan pendidikan sebagai suatu tim kerja (team work)

yang handal; dan (c) kontrol atau pengawasan dan pengendalian kegiatan selama

proses pelaksanaan atau implementasi program layanan pendidikan. (7) Tahap

evaluation and revision for future plan, yaitu kegiatan untuk menilai (mengevaluasi)

tingkat keberhasilan pelaksanaan program atau perencanaan pendidikan, sebagai

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

feedback (masukan atau umpan balik), selanjutnya dilakukan revisi program untuk

rencana layanan pendidikan berikutnya yang lebih baik.

Perencanaan pendidikan sampai tahapan dalam penyusunan perencanaan

pendidikan tersebut menunjukkan bahwa kedudukan perencanaan pendidikan dalam

proses layanan pendidikan di setiap satuan pendidikan adalah sangat penting, karena

dengan adanya perencanaan pendidikan yang baik dapat (a) meningkatkan kualitas

kegiatan atau aktivitas layanan pendidikan anak secara maksimal, baik menyangkut

aspek akademik atau non akademiknya. Hal ini disebabkan seluruh aktivitas warga

sekolah harus berdasarkan pada program yang telah disusun dengan baik dalam suatu

perencanaan pendidikan secara sistematik dan integral. (b) mengetahui beberapa

sumber daya internal dan eksternal yang dimiliki untuk dimanfaatkan secara

maksimal, dan juga mengetahui beberapa kendala, hambatan dan tantangan yang

akan dihadapi dalam upaya pencapaian tujuan. Hal ini disebabkan, suatu perencanaan

pendidikan yang baik pasti akan memuat tentang beberapa peluang dalam mencapai

tujuan dan prediksi tantangan atau hambatan yang akan muncul, serta strategi yang

harus dilakukan dalam mengatasi hambatan tersebut. (c) Memberi peluang pada

setiap warga sekolah dalam meningkatkan beragam kemampuan, keahlian atau

ketrampilan secara maksimal, dalam rangka mewujudkan tujuan layanan

pendidikan. (d) Memberikan kesempatan bagi pelaksana program untuk memilih

beberapa alternatif pilihan tentang metode atau strategi atau pendekatan yang tepat

dalam pelaksanaan perencanaan pendidikan, agar efektif dalam upaya mencapai

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

tujuan pendidikan. (e) Memudahkan dalam pencapaian tujuan pendidikan, karena

perencanaan pendidikan yang baik selalu dirancang dengan tahapan-tahapan

pelaksanaan program layanan pendidikan (jangka pendek, menengah dan panjang),

disamping itu telah disusun skala prioritas sasaran tujuan yang akan dicapai. (f)

Memudahkan dalam melakukan evaluasi tentang seberapa besar pencapaian tujuan

layanan pendidikan yang telah diraih, karena dalam perencanaan pendidikan yang

baik selalu merumuskan indikator-indikator pencapaian tujuan dan instrumen apa

yang dipakai dalam mengukur keberhasilan dalam kegiatan untuk mencapai tujuan.

(g) Memudahkan dalam melakukan revisi program layanan pendidikan dan proses

penyusunan perencanaan pendidikan berikutnya, sesuai dengan dinamika dan

perkembangan kehidupan sosial-budaya (Banghart, F.W and Trull, A. 1990;

Tilaar.H.A.R. 1998; Sa’ud, S. dan Makmun A,S. 2007).

Pendidikan karakter yang diterapkan dalam satuan pendidikan kita bisa

menjadi salah satu sarana pembudayaan dan pemanusian (Koesoema, 2007: 114). Di

sinilah pendidikan sangat berperan dan pendidikan harus kembali kepada substansi

utama yaitu membangun pribadi dengan karakter mulia sebagai individu, keluarga,

masyarakat dan bangsa. Pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk

mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak

mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.

Hal ini sekaligus menjadi upaya untuk mendukung perwujudan cita-cita sebagaimana

diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

Upaya pembentukan karakter sesuai dengan budaya bangsa ini tentu tidak

semata-mata hanya dilakukan di sekolah melalui serangkaian kegiatan belajar

mengajar dan luar sekolah, akan tetapi juga melalui pembiasaan (habituasi) dalam

kehidupan, seperti: religius, jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai,

tanggung-jawab, dan sebagainya. Pembisaan itu bukan hanya mengajarkan

pengetahuan tentang hal-hal yang benar dan salah, akan tetapi juga mampu

merasakan terhadap nilai yang baik dan tidak baik, serta bersedia melakukannya dari

lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas di

masyarakat.

Pada sisi lain, pembentukan karakter harus dilakukan secara sistematis dan

berkesinambungan yang melibatkan aspek “knowladge, feeling, loving, dan action”.

Pembentukan karakter dapat diibaratkan sebagai pemebentukan seseorang menjadi

body builder (binaragawan) yang memerlukan “latihan otot-otot akhlak” secara terus

menerus agar menjadi kokoh dan kuat. Sebab pada dasarnya anak yang berkarakter

rendah adalah anak yang tingkat perkembangan emosi-sosialnya rendah sehingga

anak beresiko atau berpotensi besar mengalami kesulitan dalam belajar, berinteraksi

sosial, dan tidak mampu mengontrol diri.

Pengembangan atau pembentukan karakter diyakini perlu dan penting

untuk dilakukan oleh sekolah dan stekeholdersnya untuk menjadi pijakan dalam

penyelenggaraan pendidikan karakter di sekilah. Tujuan pendidikan karakter pada

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

dasarnya adalah mendorong lahirnya anak-anak yang baik. Tumbuh dan

berkembangnya karakter yang baik akan mendorong peserta didik tumbuh dengan

kapasitas dan komitmennya untuk melakukan berbagai hal yang terbaik dan

melakukan segalanya dengan benar dan memiliki tujuan hidup.

Pendidikan karakter bukan berdiri sendiri, melainkan merupakan

suatunilai yang menjadi satu kesatuan dengan setiap mata pelajaran di sekolah. Proses

pendidikan karakter tidak dapat langsung dilihat hasilnya dalam waktu yang singkat,

tetapi memerlukan proses yang kontinu dan konsisten, Pendidikan karakter berkaitan

dengan waktu yang panjang sehingga tidak dapat dilakukan dengan hanya satu

kegiatan saja.

Thomas Lickona (1991) mendefinisikan orang yang berkarakter sebagai

sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara, bermoral, yang dimanifestasikan

dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab,

menghormati orang lain dan karakter mulia lainya.

Strategi pembangunan karakter melalui pendidikan dapat dilakukan

dengan pendidikan dan pembelajaran dan fasilitas. Pendidikan merupakan tulang

punggung strategi pembentukan karakter bangsa. Hal ini terjadi kerena dalam konteks

makro, penyelenggaraan pendidikan karakter mencakup keseluruhan kegiatan

perencanaan, penggorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian mutu yang

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

melibatkan seluruh unit utama dilingkungan pemangku kepentingan pendidikan

nasional.

Penanaman nilai karakter dalam perencanaan bagi sekolah mempunyai

dua makna, yaitu merencanakan program dan kegiatan penanaman karakter oleh

sekolah serta penanaman nilai-nilaim karakter kepada para pembuat rencana itu

sendiri. Konsep yang dikembangkan dalam penerapan penanaman karakter pada

perencanaan ini pada dasarnya sama dengan penerapan suatu program atau kegiatan

pada umunya, yaitu didasrkan atas keterkaitan antara unsur-unsur yang direncanakan.

Aqib (2011:38)

Sekolah diharapkan mampu melakukan perencanaan, melaksanakan

kegiatan, dan evaluasi terhadap tiap-tiap komponen pendidikan yang di dalamnya

memuat nilai-nilai karakter secara terintegrasi (terpadu). Definisi terpadu lebih

merujuk kepada pembinaan nilai-nilai karakter padatiap-tiap komponen pendidikan

sesuai dengan ciri khas masing-masing sekolah. Sekolah dapat melaksanakan

pendidikan karakter yang terpadu dengan sistem penerapan sekolah itu sendiri.

Artinya sekolah mampu merencanakan pendidikan (program dan kegiatan) yang

menanamkan nilai-nilai karakter, melaksanakan program dan kegiatan yang

berkarakter dan melakukan pengendalian mutu sekolah secara berkarakter.

Keterkaitan antara berbagai komponen, proses manajemen berbasis sekolah dan nilai-

nilai karakter yang melandasinya.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

Dari beberapa pendapat diatas maka pendidikan karakter yang

dikembangkan di kelas akselerasi sangat baik. Terbukti sekolah yang sudah

mempunyai program akselerasi ternyata mampu membawa peserta didik pada

tantangan yang berkesinambungan yang akan menyiapkan peserta didik untuk

menghadapi perubahan pendidikan. Melalui program akselerasi ini, peserta didik

diharapkan akan memasuki dunia profesional pada usia yang lebih muda.

B. Pelaksanaan Pendidikan Karakter pada Kelas Akselerasi

Kemandirian dalam pelaksanaan kegiatan adalah bahwa sekolah

diharapkan secara bertahap mampu melaksanakan program dan kegiatannya. Dalam

hal ini akselerasi mampu melaksanakan pendidikan karakter pada peserta didik.

Pelaksanaan pendidikan karakter di SMA Negeri 3 Gorontalo melalui pelaksanaan

kelas akselerasi dimana mengacu pada peringkasan program sehingga dapat

dijalankan dalam waktu yang lebih cepat.

Dari sisi masing-masing individu, para pelaksanana program dan kegiatan

di sekolah diharapkan dapat mengimplementasikan nilai-nilai karakter seperti:

percaya diri, rasional, logis, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, bertanggung jawab,

sabar, rela berkorban, dapat dipercaya, jujur, bekerja keras, ulet/gigih, berinisiatif,

berfikir positif, disiplin, bersemangat, menghargai waktu, pengendalian diri,

produktif, tabah, terbuka, dan tertib.

Untuk mengimplementasi manajemen sekolah yang terpadu dengan nilai-

nilai karakter, diperlukan pengelolaan sumber daya manusia secara baik, antara lain

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

melalui: (a) perencanaan penerimaan (recruitment) guru dan staf sesuai dengan

kebutuhan sekolah, (b) mengorganisasikan kegiatan guru dan staf sesuai dengan

bidang kerja masing-masing, (c) memberikan pengarahan kepada para guru dan staf

agar bekerja sama untuk tercapainya tujuan, (d) melakukan pengawasan (control)

terhadap pekerjaan para guru dan staf agar mereka bekerja sesuai dengan aturan-

aturan yang sudah ditetapkan bersama, (e) meningkatkan professionalisme para guru

dan staf, baik teknis maupun non-teknis, melaksanakan pembinaan karir dan

kesejahteraan, serta menerapkan sistem penghargaan dan hukuman (reward and

punishment system).

1. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter

Menurut Hasan dkk, ada dua jenis indikator yang dikembangkan dalam

pedoman ini. Pertama, indikator untuk untuk sekolah dan kelas. Kedua, indikator

untuk mata pelajaran. Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan

oleh kepala sekolah guru, dan personalia sekolah dalam merencanakan,

melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan

budaya dan karakter bangsa. Indikator ini berkenaan juga dengan sekolah yang

diprogramkan dan kegiatan sekolah sehari-hari. Indikator mata pelajaran

menggambarkan perilaku afektif seorang peserta didik berkenaan dengan mata

pelajaran tertentu.

Berikut ini adalah 18 nilai-nilai yang harus dikembangkan sekolah dalam

menentukan keberhasilan pendidikan karakter sebagai berikut :

1. Religius

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

Religius (agama) secara etimologi dalam bahasa Indonesia sama artinya dengan

peraturan. Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta ‘a’ berarti tidak dan ‘gamma’

berarti kacau, agama berarti tidak kacau. Agama semakna dengan kata “religion”

(bahasa Inggeris), “religie” (Belanda), “religio” (Latin), yang berarti mengamati,

berkumpul/bersama, mengambil dan menghitung. Istilah lain bagi agama ini yang

berasal dari bahasa arab, yaitu addiin yang berarti hukum, perhitungan, kerajaan,

kekuasaan, tuntutan, keputusan, dan pembalasan. Kesemuanya itu memberikan

gambaran bahwa “addiin” merupakan pengabdian dan penyerahan, mutlak dari

seorang hamba kepada Tuhan penciptanya dengan upacara dan tingkah laku tertentu,

sebagai manifestasi ketaatan tersebut (Bakar Atjeh 1968).

Religius (agama) menurut definisi (Pengertian Termonologis) menurut Harun

Nasution, agama adalah suatu sistem kepercayaan dan tingkah laku yang berasa dari

suatu kekuatan yang ghaib. Menurut Syahrastani, agama adalah kekuatan dan

kepatuhan yang terkadang biasa diartikan sebagai pembalasan dan perhitungan

(Abdullah,2004:5) Menurut Bouquet mendefinisikan agama adalah hubungan yang

tetap antara diri manusia dengan yang bukan manusia yang bersifat suci dan

supernatur, dan yang bersifat berada dengan sendirinya dan yang mempunyai

kekuasaan absolute yang disebut Tuhan. (Ahmadi,1984:14).

Dari sudut sosiologi, Emile Durkheim (Ahmad, 1985 : 81) mengartikan agama

sebagai suatu kumpulan keayakinan warisan nenek moyang dan perasaan-perasaan

pribadi, suatu peniruan terhadap modus-modus, ritual-ritual, aturan-aturan, konvensi-

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

konvensi dan praktek-praktek secara sosial telah mantap selama genarasi demi

generasi.

Religius merupakan sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran

agama yang dianutnya, toleransi terhadap pelaksanaan ibadah agam lain, dan hidup

rukun dengan pemeluk agama lain. Sikap dan perilaku yang religius dapat dilakukan

dengan mengucapkan salam, berdoa sebelum dan sesudah belajar, melaksanakan

ibadah keagamaan, dan merayakan hari besar keagamaan.

Dari simpulan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa religius (agama)

merupakan suatu tolak ukur yang ada pada diri manusia yang berhubungan langsung

dengan tuhanNYA serta sesama manusia yang berbeda keyakinan yang saling hidup

rukun dalam kehidupan bertoleransi.

2. Jujur

Jujur jika diartikan secara baku adalah "mengakui, berkata atau memberikan

suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran". Dalam praktek dan

penerapannya, secara hukum tingkat kejujuran seseorang biasanya dinilai dari

ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan seseorang dengan kebenaran dan

kenyataan yang terjadi. Bila berpatokan pada arti kata yang baku dan harfiah maka

jika seseorang berkata tidak sesuai dengan kebenaran dan kenyataan atau tidak

mengakui suatu hal sesuai yang sebenarnya, orang tersebut sudah dapaat dianggap

atau dinilai tidak jujur, menipu, mungkir, berbohong, munafik atau lainnya.( Abd

A’la, 2006:17)

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

Menurut Murtaddha Muthahari dalam falsafah akhlaq, “Jujur adalah kesesuaian

ucapan dengan apa yang tersembunyi dan yang akan dikabarkan secara bersamaan.

Apabila tidak terpenuhi syarat ini maka bukan sebuah kejujuran. Sedangkan menurut

Yunahar Ilyas Jujur adalah kesesuaian hukum terhadap kenyataan, ini adalah lawan

dari berdusta.

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang

selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri

dan pihak lain.

Jujur dapat dilakukan dengan melakukan sistem perekrutan siswa secara benar

dan adil , melaporkan kegiatan sekolah secara transparan, tidak menyontek atau

memberikan sontekan kepada teman yang lain, serta membuat dan mengerjakan tugas

secara benar. Jujur merupakan sifat yang tertanam dalam diri manusia antara

menyampaikan dengan kenyataan itu sama tanpa ada tambahan atau kurang satu

patah kata pun. Maka jika apapun yang terjadi seseorang tersebut talah mengakuinya,

entah itu membuat orang lain senang atau justru membuat orang lain tersakiti.

Sikap jujur harus dikembangkan sejak dini. Anak-anak kita sejak kecil harus

kita didik untuk jujur dan bertanggung jawab kepada dirinya sendiri. Orang tua harus

menjadi teladan bagi anak-anaknya. Orang tua tidak boleh menyogok guru agar

anaknya yang tidak naik kelas bisa naik kelas. Saya yakin bahwa tidak sedikit orang

tua yang melakukan itu, menyogok guru agar anak-anaknya bisa naik kelas. Tindakan

seperti itu memberikan contoh kepada anak bahwa uang dapat menyelesaikan

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

segalanya. Sebuah tindakan yang sangat tidak terpuji yang dilakukan oleh orang tua

dan langsung diserap ilmunya oleh anak-anak. Sangat disayangkan karena ilmu yang

diserap itu adalah ilmu sogok-menyogok,ilmu korupsi, buah dari sebuah

ketidakjujuran.

Kejujuran dinyatakan sebagai sebuah nilai positif, kerena perilaku ini

menguntungkan baik bagi yang melakukan maupun bagi orang lain yang terkena

akibatnya. Sama halnya dengan keadilan,tanggung jawab, kasih sayang, peduli,

keramahan,toleransi dan yang lainnya. Nilai-nilai ini walaupun diberikan kepada

orang lain, maka persediaan perbendaharaanbagi yang melakukannya pun masih

banyak, dan semakin banyak orang yang memberikannya kepada yang lain, maka

semakin banyak pula dia menerima dari orang lain itu.

3. Toleransi

Toleransi berasal dari kata “ Tolerare ” yang berasal dari bahasa latin yang

berarti dengan sabar membiarkan sesuatu. Jadi pengertian toleransi secara luas adalah

suatu sikap atau perilakumanusia yang tidak menyimpang dari aturan, dimana

seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan.

Toleransi juga dapat dikatakan istilah dalam konteks sosial budaya dan agama yang

berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya deskriminasi terhadap kelompok-

kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu

masyarakat

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

Sikap dan perilaku yang memperlakukan orang lain dengan cara yang sama dan

tidak membeda-bedakan agama, suku, ras, dan golongan serta menghargai perbedaan

yang ada tanpa melecehkan kelompok lain.

Siswa yang memiliki nilai toleransi dapat tercermin dari tutur kata dan perilaku

sehari-hari dengan teman sekalas maupun bukan sekelas, guru dan seluruh

stekholders yang terkait.

Toleransi antar umat beragama harus tercermin pada tindakan-tindakan atau

perbuatan yang menunjukkan umat saling menghargai, menghormati, menolong,

mengasihi, dan lain-lain. Termasuk di dalamnya menghormati agama dan iman orang

lain; menghormati ibadah yang dijalankan oleh orang lain; tidak merusak tempat

ibadah; tidak menghina ajaran agama orang lain; serta memberi kesempatan kepada

pemeluk agama menjalankan ibadahnya. Di samping itu, maka agama-agama akan

mampu untuk melayani dan menjalankan misi keagamaan dengan baik sehingga

terciptanya suasana rukun dalam hidup dan kehidupan masyarakat serta bangsa.

Toleransi berasal dari bahasa Latin tolerare artinya menahan diri,bersikap

sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap orang-orang

yang memiliki pendapat berbeda. Toole adalah istilah dalam kontekssosial, budaya

dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya descrimination/

deskriminasi / pembedaan terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak

dapat diterima oleh mayoritas dalam suatumasyarakat.

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

Toleransi adalah istilah dalam konteks sosial, budaya dan agama yang berarti

sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-

kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu

masyarakat. Contohnya adalah toleransi beragama, dimana penganut mayoritas dalam

suatu masyarakat mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya.

Manusia adalah makhluk indiviudu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai

makhluk sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu

lain dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial

dalam masyarakat, seorang individu akan dihadapkan dengan kelompok-kelompok

yang berbeda warna dengannya salah satunya adalah perbedaan agama.

Dalam menjalani kehidupan sosialnya tidak bisa dipungkiri akan ada gesekan-

gesekan yang akan dapat terjadi antar kelompok masyarakat, baik yang berkaitan

dengan ras maupun agama. Dalam rangka menjaga keutuhan dan persatuan dalam

masyarakat maka diperlukan sikap saling menghormati dan saling menghargai,

sehingga gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan pertikaian dapat dihindari.

Masyarakat juga dituntut untuk saling menjaga hak dan kewajiban diantara mereka

antara yang satu dengan yang lainnya.

Kebebasan beragama pada hakikatnya adalah dasar bagi terciptanya kerukunan

antar umat beragama. Tanpa kebebasan beragama tidak mungkin ada kerukunan antar

umat beragama. Kebebasan beragama adalah hak setiap manusia. Hak untuk

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

menyembah Tuhan diberikan oleh Tuhan, dan tidak ada seorang pun yang boleh

mencabutnya.

Demikian juga sebaliknya, toleransi antarumat beragama adalah cara agar

kebebasan beragama dapat terlindungi dengan baik. Kebebasan dan toleransi tidak

dapat diabaikan. Namun yang sering kali terjadi adalah penekanan dari salah satunya,

misalnya penekanan kebebasan yang mengabaikan toleransi dan usaha untuk

merukunkan dengan memaksakan toleransi dengan membelenggu kebebasan. Untuk

dapat mempersandingkan keduanya, pemahaman yang benar mengenai kebebasan

beragama dan toleransi antar umat beragama merupakan sesuatu yang penting dalam

kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat.

4. Disiplin

Disiplin merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan. Disiplin pula mempunyai makna yang luas dan

berbeda-beda, oleh kerena itu disiplin mempunyai berbagai macam pengertian.

Pengertian disiplin tlah banyak di definisikan dalam berbagai versi oleh para ahli.

Ahli yang satu mempunyai batasan lain apabila dibandingkan dengan ahli lainnya.

Definisi pertama yang berhubungan dengan disiplin diantaranya seperti yang

dikemukakan oleh Rachman (1999:168) menyatakan Disiplin sebagai upaya

mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam

mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib

berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya. Dengan kata

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

lain, disiplin adalah kepatuhan menaati peraturan dan ketentuan yang telah

ditetapkan.

Depdiknas (1992:3) didiplin adalah tingkat konsistensi dan konsekuen

seseorang terhadap suatu komitmen atau kesepakatan bersama yang berhubungan

dengan tujuan yang akan dicapai waktu dan proses pelaksanaan suatu kegiatan.

Fathoni (2006: 172) kedisiplinan merupakan fungsi operatif Manajemen

Sumber Daya Manusia yang terpenting kerena semakin baik didiplin seseorang,

semakin tinggi prestasi kerja yang dicapainya. Tanpa disiplin yang baik, sulit bagi

organisasi mencapai hasil yang optimal. Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan

seseorang menanti suatu peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku.

Kedisiplinan adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan seseorang yang sesuai

dengan peraturan baik yang tertulis maupun tidak.

Menurut Prijodarminto (1994: 23) disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta

dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai

ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah

menjadi bagian perilaku dalam kehidupannya. Perilaku itu tercipta melalui proses

binaan melalui keluarga, pendidikan dan pengalaman. Jadi disiplin belajar adalah

suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

lingkungannya yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

keteraturan dan atau ketertiban.

Pada hakekatnya, disiplin merupakan hal yang dapat dilatih. pelatihan disiplin

diharapkan dapat menumbuhkan kendali diri, karakter atau keteraturan, dan efisiensi.

Jadi secara singkat dapat disimpulkan bahwa disiplin berhubungan dengan

pengendalian diri supaya dapat menbedakan mana hal yang benar dan mana hal yang

salah sehingga dalam jangka panjang diharapkan bisa menumbuhkan perilaku yang

bertanggung jawab. Menurut Siswanto (2001: 278) disiplin adalah suatusikap

menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku,

baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankan untuk menerima

sanksi-sanksi apabila melanggar tugas dan wewenang yang diberikan.

Sekolah yang memiliki sistem tata tertib yang baik dapat tercermin melalui guru

dan siswa yang hadir tepat waktu, menjalankan tata tertib sekolah, serta menegakkan

prinsip dengan memberikan punishment bagi yang melanggar dan reward bagi yang

berprestasi. Disiplin pada dasarnya mencakup pelajaran, patuh, taat, kesetiaan,

hormat kepada ketentuan/peraturan/norma yang berlaku. Dalam hubungannya dengan

disiplin kerja, disiplin merupakan unsur pengikat, unsur integrasi dan merupakan

unsur yang dapat menggairahkan kerja bahkan dapat pula sebaliknya.

Siswa yang memiliki disiplin akan menunjukkan ketaatan, dan

keteraturan terhadap perannya sebagai seorang pelajar yaitu belajar secara

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

terarah dan teratur. Dengan demikian siswa yang berdisiplin akan lebih

mampu mengarahkan dan mengendalikan perilakunya. Disiplin memiliki

peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia terutama siswa dalamhal

belajar. Disiplin akan memudahkan siswa dalam belajar secara terarah dan teratur.

Dari berbagai macam pendapat tentang definisi disiplin diatas, dapat diketahui

bahwa disiplin merupakan suatu sikap moral siswa yang terbentuk melalui proses dari

serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan

dan ketertiban berdasarkan acuan nilai moral.

5. Kerja Keras

Kerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kegiatan melakukan

sesuatu, yang dilakukan atau yang sedang diperbuat. Sementara itu, definisi kerja

menurut Magnis Soseno menyebutkan bahwa kerja adalah melakukan kegiatan yang

direncanakan dengan pemikiran khusus demi pembangunan dunia dan hidup

manusia. Kerja merupakan hak istimewa manusia oleh karena itu merupakan

keharusan bagi manusia untuk melakukan. (Soewarsono et.al, 1996: 4).

Kerja keras adalah usaha maksimal untuk memenuhi keperluan hidup di dunia

dan di akhirat disertai sikap optimis. Setiap orang wajib berikhtiar maksimal untuk

memenuhi kebutuhan hidup di dunia dan akhirat. Kebutuhan hidup manusia baik

jasmani maupun rohani harus terpenuhi. Kebutuhan jasmani antara lain makan,

pakaian dan tempa tinggal sedangkan kebutuhan rohani diantaranya ilmu

pengetahuan dan nasehat. Kebutuhan itu akan diperoleh dengan syarat apabila

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

manusia mau bekerja keras dan berdo’a maka Allah pasti akan memberikan nikmat

dan rizki-Nya.

Bekerja atau berikhtiar merupakan kewajiban semua manusia. Karena itu untuk

mencapai tujuan hidup manusia harus bekerja keras terlebih dahulu. Dalam lingkup

belajar, kerja keras sangat diperlukan sebab belajar merupakan proses ang

membutuhkan waktu. Orang akan sukses apabila ia giat belajar, tidak bermalas-

malasan.

Kerja keras merupakan perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh

dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan)

dengan sebaik-baiknya serta menggabungkan tenaga diri pribadi dengan orang kain

untuk bekerja demi mencapai suatu tujuan. Perilaku kerja keras dapat dilakukan

dengan melakukan pengelolaan pembelajaran yang menantang, berkompetisi secara

fair, mendorong semua warga sekolah untuk berprestasi serta memberikan

penghargaan kepada siswa yang berprestasi tersebut.

Dari pendefinisian kerja keras kata perkata, dapat kita simpulkan bahwa kerja

keras adalah suatu pandangan hidup yang khas yang menggambarkan kualitas hidup

suatu golongan atau bangsa dalam upaya khusus guna membangun hidup manusia .

Namun tentu pengertian ini belum dapat menjelaskan secara jelas definisi dari kerja

keras, maka kiranya kita pun perlu menelaah definisi kerja keras dari berbagai ahli.

6. Kreatif

Menurut Munandar (2004), kreatif adalah kemampuan untuk membuat

kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Hasil yang

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

diciptakan tidak selalu hal-hal yang baru, tetapi juga dapat berupa gabungan

(kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Selain itu, Chaiken dan Stangor

(Zakaria,1.2006) menyatakan kreativitas adalah sebagai suatu tindakan, ide, atau

produk yang mengganti sesuatu yang lama menjadi sesuatu yang baru.

Kreativitas pada intinya merupakan kemampuan umum untuk menciptakan

sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru

yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk

melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya

(Munandar, 2004:25).

Berpikir kreatif adalah proses berpikir yg menghasilkan kreativitas. Kreativitas

sangat penting untuk menyiasati segala keterbatasan yg kita miliki, memecahkan

masalah pada berbagai aspek kehidupan, sekaligus menghasilkan peluang atau karya

baru untuk memudahkan kehidupan kita. Kreativitas merupakan bahan bakar yg

menghasilkan energi atau gairah.

Ada beberapa asumsi kreatif (Dwijanto, 2006:221) yang diangkat dari teori

dan berbagai studi tentang kreativitas, antara lain (1) setiap orang memiliki

kemampuan kreatif dengan tingkat yang berbeda-beda. Tidak ada orang yang sama

sekali tidak memiliki kreativitas, dan yang diperlukan adalah bagaimana

mengembangkan kreativitas tersebut; (2) Kreativitas dinyatakan dengan produk

kreatif, baik berupa benda maupun gagasan. Produk kreatif merupakan kriteria

puncak untuk menilai tinggi rendahnya kreativitas seseorang; (3) Aktualisasi

kreativitas merupakan hasil dari proses interaksi antara faktor-faktor psikologis

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

(internal) dengan lingkungan (eksternal). Pada setiap orang, peranan masing-masing

faktor tersebut berbeda-beda. Asumsi ini disebut juga sesuai asumsi interaksional

atau sosial psikologis yang memandang kedua faktor tersebut secara komplementer;

(4) Dalam diri seseorang dan lingkungannya terdapat faktor-faktor yang dapat

menunjang atau justru menghambat perkembangan kreativitas. Faktor-faktor tersebut

dapat diidentifikasi persamaan dan perbedaannya pada kelompok individu yang satu

dengan yang lain; (5) Kreativitas seseorang tidak berlangsung dalam kevokuman,

melainkan didahului oleh, dan merupakan pengembangan hasil-hasil kreativitas

orang-orang yang berkarya sebelumnya; dan (6) Jadi kreativitas merupakan

kemampuan seseorang dalam menciptakan kombinasi-kombinasi baru dari hal-hal

yang telah ada sehingga melahirkan sesuatu yang baru. Karya kreatif tidak lahir

hanya karena kebetulan, melainkan melalui serangkaian proses kreatif yang menuntut

kecakapan, keterampilan, dan motivasi yang kuat.

Kreatif merupakan cara berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau

logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah

dimiliki.

Siswa yang kreatif dapat terlihat pada saat siswa tersebut mampu menciptakan

ide-ide baru di sekolah, menghargai setiap karya unik dan berdeda serta mampu

membangun suasana belajar yang mendorong munculnya kreativitas siswa.

7. Mandiri

Menurut Zakiyah Daradjat mandiri merupakan kecenderungan anak untuk

melakukan sesuatu yang diinginkannya tanpa minta tolong kepada orang lain. Juga

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

mengukur kemampuannya untuk mengarahkan kelakukannya tanpa tunduk kepada

orang lain. Biasanya anak yang berdiri sendiri lebih mampu memikul tanggung

jawab, dan pada umumnya mempunyai emosi yang stabil.

Menurut Enung Fatimah mendefinisikan mandiri (berdiri diatas kaki sendiri

dengan kemampuan seseorang untuk tidak bergantung dengan orang lain serta

bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.

Mandiri yaitu suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing

untuk maju demi kebaikannya serta ampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk

mengatasi masalah yang dihadapi dan emiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan

tugas-tugasnya serta bertanggung jawab terhadap apa yang di lakukannya. Mandiri

pula merupakan sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain

dalam menyelesaikan tugas-tugas.

Menurut J.L.G.M. Drost S.J, menyatakan bahwa kemandirian adalah keadaan

kesempurnaan dan keutuhan kedua unsur (budi dan badan) dalam kesatuan pribadi.

Dengan kata lain, manusia mandiri adalah pribadi dewasa yang sempurna.

Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara kumulatif

selama perkembangan dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri

dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan sehingga individu pada akhirnya

akan mampu berpikir dan bertindak sendiri. Dengan kemandirian seseorang dapat

berkembang dengan lebih mantap. Untuk dapat mandiri seseorang membutuhkan

kesempatan, dukungan, dan dorongan dari keluarga serta lingkungan di sekitarnya.

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

Agar dapat mencapai otonomi atas diri sendiri. Peran keluarga serta lingkungan di

sekitar dapat memperkuat untuk setiap perilaku yang di lakukan.

8. Demokratis

Menurut A.W. Nashruddin (1999:117) demokrasi adalah sebuah sistem

kehidupan yang menempatkan pendapat rakyat sebagai prioritas utama pengambilan

kebijakan, di mana pendapat tersebut harus memenuhi kriteria agama, susila, hukum

dan didasari semangat untuk menjunjung kemaslahatan bersama. Suara atau pendapat

rakyat harus diiringi rasa tanggungjawab dan komitmen positif atas pelaksanaanya

juga harus melalui evaluasi secara terus-menerus agar selalu sesuai dengan kebutuhan

bersama. Demokrasi bukan hanya sebagai alat politik semata tetapi juga membentuk

berbagai aspek tata masyarakat lainnya, seperti ekonomi, sosial maupun budaya.

Masyarakat yang berhak menyalurkan suara dan pendapatnya boleh didengar hanya

bagian masyarakat yang faham dan mampu mempertanggungjawabkan pendapatnya

baik secara keilmuan, sosial maupun syar'i.

Menurut Yusuf Al-Qordhawi demokrasi adalah wadah masyarakat untuk

memilih sesorang untuk mengurus dan mengatur urusan mereka. Pimpinanya bukan

orang yang mereka benci, peraturannya bukan yang mereka tidak kehendaki, dan

mereka berhak meminta pertanggungjawaban penguasa jika pemimpin tersebut salah.

Merekapun berhak memecatnya jika menyeleweng, mereka juga tidak boleh dibawa

ke sistem ekonomi, sosial, budaya, atau sistem politik yang tidak mereka kenal dan

tidak mereka sukai.

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

Demokratis merupakan cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama

hak dan kewajiban dirinya dan orang lain yang mengandung nilai-nilai budaya

tersendiri.

Nilai demokratis dapat tercermin melalui sistem pemilihan ketua kelas dan

pengurus kelas, tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, dan mendasarkan

setiap keputusan pada musyawarah mufakat. Demokrasi terbentuk menjadi suatu

sistem pemerintahan sebagai respon kepada masyarakat umum yang ingin

menyuarakan pendapat mereka. Demokrasi memberikan kebebasan berpendapat bagi

rakyat, namun pada masa awal terbentuknya belum semua orang dapat

mengemukakan pendapat mereka melainkan hanya laki-laki saja.

9. Rasa ingin tahu

Menurut Hardjana (1994), rasa ingin tahu merupakan kecenderungan hati yang

tinggi terhadap sesuatu yang timbul karena kebutuhan, yang dirasa atau tidak

dirasakan atau keinginan hal tertentu. Rasa ingin tahu dapat diartikan kecenderungan

untuk dapat tertarik atau terdorong untuk memperhatikan seseorang sesuatu barang

atau kegiatan dalam bidang-bidang tertentu (Lockmono, 1994).

Menurut Gie (1998), rasa ingin tahu berarti sibuk, tertarik, atau terlihat

sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu.

Dengan demikian, minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seorang siswa

dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh

pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang pengetahuan ilmiah yang dituntutnya

di sekolah.

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

Rasa ingin tahu merupakan suatu sikap dan tindakan siswa yang selalu berupaya

untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat,

dan didengar.

Rasa ingin tahu siswa dapat ditumbuh kembangkan dengan memberikan

fasilitas baikmelalui media cetak maupun elektronik agar siswa dapat mencari

informasi yang baru dan dalam sistem pembelajaran diarahkan untuk mengeksplorasi

keingintahuan siswa. Rasa ingin tahu adalah suatu emosi yang berkaitan dengan

perilaku ingin tahu seperti eksplorasi, investigasi, dan belajar, terbukti dengan

pengamatan pada spesies hewan manusia dan banyak. Istilah ini juga dapat digunakan

untuk menunjukkan perilaku itu sendiri disebabkan oleh emosi rasa ingin tahu.

Seperti emosi Rasa ingin tahun merupakan dorongan untuk tahu hal-hal baru, rasa

ingin tahu adalah kekuatan pendorong utama di balik penelitian ilmiah dan disiplin

ilmu lain dari studi manusia.

Rasa ingin tahu merupakan setiap perilaku alami ingin tahu, terbukti dengan

pengamatan di banyak spesies hewan, dan merupakan aspek emosional dari makhluk

hidup yang menimbulkan eksplorasi, investigasi dan belajar. Pada dasarnya, itu

menggambarkan jumlah yang tidak diketahui mekanisme psikologis dari perilaku

yang memiliki efek mendorong umat untuk mencari informasi dan interaksi dengan

lingkungan alam maupun lingkungan sosial.

Rasa ingin tahu sebagai salah satu aspek psikologis dipengaruhi oleh beberapa

faktor, baik yang sifatnya dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Dilihat

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

dari dalam diri siswa, minat dipengaruhi oleh cita-cita, kepuasan, kebutuhan, bakat

dan kebiasaan. Sedangkan bila dilihat dari faktor luarnya minat sifatnya tidak

menetap melainkan dapat berubah sesuai dengan kondisi lingkungan. Faktor luar

tersebut dapat berupa kelengkapan sarana dan prasarana, pergaulan dengan orang tua

dan persepsi masyarakat terhadap suatu objek serta latar belakang sosial budaya

(Slameto, 1995).

10. Semangat kebangsaan

Menurut Otto Bauar (2009) nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau

karakter yang timbul karena perasaan senasib. Menurut Hans Kohn (2009)

nasionalisme secara fundamental timbul dari adanya National Counciousness.

Dengan perkataan lain nasionalisme adalah bentuk dari kesadaran nasional berbangsa

dan bernegara sendiri. Dan kesadaran nasional inilah yang membentuk nation dalam

arti politik, yaitu negara nasional.

Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan

bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya.

Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain.

Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme. Sedangkan dalam arti luas,

nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa

dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.

Semangat kebangsaan merupakan sifat nasionalisme yang berdasarkan

Pancasila yang selalu menempatkan kepentingan bangsa dan negar di atas

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

kepentingan pribadi dan golongan. Semangat kebangsaann adalah perasaan

bangga/cinta terhadap bangsa dan tanah airnya dengan tidak memandang bangsa lain

lebih rendah derajatnya. Dalam membina nasionalisme harus dihindarkan paham

kesukuan chauvinisme, ekstrimisme, kedaulatan yang sempit. Pembinaan

nasionalisme juga perlu diperhatikan paham kebangsaan yan gmengandung

penegrtian persatuan dan kesatuan Indonesia, artinya persatuan bangsa yang

mendiami wilayah Indonesia.

Semangat kebangsaan merupakan carara berpikir, bertindak, dan wawasan yang

menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan

kelompoknya.

Untuk menumbuhkan semangat kebangsaan pada diri seorang siwa dapat

dilakukan melalui hal yang kecil yaitu memajang gambar tokoh-tokoh bangsa,

melaksanakan upacara secara rutin, memperingati hari-hari besar nasional,

berkunjung ke tempat-tempat bersejarah dan mengikutsertakan dalam kegiatan-

kegiatan kebangsaan.

11. Cinta tanah air

Menurut Badjoeri Widagdo (2004). Cinta tanah air ialah perasaan cinta terhadap

bangsa dan negaranya sendiri.Usaha membela bangsa dari serangan

penjajahan.Dalam cinta tanah air terdapat nilai-nilai kepahlawanan ialah rela dengan

sepenuh hati berkorban untuk bangsa dan Negara.

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

Cinta tanah air dan bangsa pada hakekatnya cinta tanah air dan bangsa adalah

kebanggaan menjadi salah satu bagian dari tanah air dan bangsanya yang berujung

ingin berbuat sesuatu yang mengharumkan nama tanah air dan bangsa. Pada keadaan

saat ini apa yang bisa dibanggakan dari negara dan bangsa Indonesia? Generasi

“founding fathers” pada masa penjajahan berhasil membangkitkan rasa cinta tanah

air dan bangsa yang pada akhirnya berhasil memerdekakan bangsa Indonesia. Kalau

saja rasa cinta tanah air dan bangsa sekali lagi bisa menjadi faktor yang memotivasi

bangsa Indonesia, ada kemungkinan bangsa Indonesia akan bisa bangkit kembali

dengan masyarakatnya bisa menghasilkan karya-karya yang membanggakan kita

sebagai bangsa.

Cinta tanah air merupakan cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang

menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,

lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya. Cinta adalah

ungkapan hati, pikiran, dan perbuatan untuk menunjukkan kasih sayang yang sangat

tinggi pada seseorang. Cinta dan kasih sayang merupakan dimensi emosional

kelompok. Orang yang menjadi bagian dari kelompok akan selalu membutuhkan

cinta dan kasih sayang, baik dari dalam kelompoknya maupun dari luar. Cinta yang

tulus akan melahirkan perbuatan yang terbaik, berlalunya amarah dan munculnya

sikap memahami dan memerhatikan orang lain.

Rasa Cinta Tanah Air dapat ditanamkan kepada anak sejak usia dini baik di

PAUD Non Formal, TK atau RA melalui Tema Tanah Airku, misalnya dengan

Page 33: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

upacara sederhana setiap hari Senin dengan menghormat bendera Merah Putih,

menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan mengucapkan Pancasila. Meskipun lagu

Indonesia Raya masih sulit dan panjang untuk ukuran anak usia dini, tetapi dengan

membiasakan mengajak menyanyikannya setiap hari Senin, maka anak akan hafal

dan bisa memahami isi lagu. Merah Putih bisa diangkat menjadi sub tema

pembelajaran. Kegiatannya bisa diarahkan pada lima aspek perkembangan sikap

perilaku maupun kemampuan dasar. Pada aspek sikap perilaku, melalui cerita anak

bisa menghargai dan mencintai Bendera Merah Putih, mengenal cara mencintai

Bendera Merah Putih dengan merawat dan menyimpan dengan baik, menghormati

bendera ketika dikibarkan, serta tidak untuk permainan.

Warga negara Indonesia sudah selayaknya kita menghormati bangsa dan negara

kita sendiri apapun adanya dan kondisinya. Orang-orang yang tidak menghormati

serta membenci bangsa dan negara tempat kelahirannya bisa disebut sebagai

penghianat. Apa salahnya tanah air kita yang begitu kaya raya dan indah, karena

kesalahan hanya ada pada manusia-manusianyalah yang menciptakan kebencian.

Dengan adanya rakyat yang mencintai tanah airnya, maka negara akan aman dari

berbagai macam gangguan yang datang baik dari dalam maupun dari luar negara.

Dengan cinta tanah air kita dapat bahu membahu membangun negri ini agar bisa

sejajar dengan negara-negara maju. Dengan menyayangi negara indonesia ini kita

akan berupaya sekuat tenaga memberikan yang terbaik bagi sesama, bukan malah

menghancurkannya. Banyak pihak asing yang ingin menguasai dan merusak negara

Page 34: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

kita, sehingga perlu kita jaga dan pertahankan hingga titik darah penghabisan. Kalau

bukan kita siapa lagi? dan kita mau tinggal di mana kalau kita kehilangan negara ini.

12. Menghargai prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang

berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain

serta memberikan reward setiap warna sekolah yang berprestasi.

Pengembangan pendidikan karakter bangsa melalui Integrasi Mata

Pelajaran,Pengembangan Diri dan Budaya Sekolah dengan melakukan proses

pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan.

Melalui proses belajar setiap mata pelajaran atau kegiatan yang mengarah pada

semangat berprestasi siswa ,setiap kegiatan belajar mengembangkan kemampuan

kognitif ,afektif psikomotorik dan spiritualitas.

Menurut Sardiman A.M (2001:46) “ menghargai prestasi adalah kemampuan

nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik

dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar”.

Kepemimpinan ,keteladanan ,keramahan ,kerja keras ,rasa kebangsaan dan

semangat berprestasi harus menjadi budaya sekolah terutama tokoh guru yang

sepatutnya di gugu dan ditiru. Tercermin dalam perilaku guru dan indikator

pembelajaran dikelas yang menciptakan pembelajaran untuk memotivasi peserta

didik berprestasi.

Page 35: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

Sedangkan menurut Nasrun Harahap (2008:16) berpendapat bahwa menghargai

prestasi adalah suatu sikap atau tindakan penilaian pendidikan tentang perkembangan

dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang

disajikan kepada siswa.

Pendidkan karakter pada diri siswa lebih menekankan pada tingkah laku siswa

tersebut kepada orang lain serta mampu menghargai setiap perbedaan yang ada.

Menghargai prestasi yang telah dicapai oleh siswa dapat mencerminkan tantang

bagaimana penilaian terhadap perkembangan dan kemajuan siswa tersebut.

13. Bersahabat/komunikatif

Menurut Raymond Ross (1997) komunikatif/komunikasi adalah proses

menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu

pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang

dimaksudkan oleh komunikator.

Menurut wilbur schram dalam uraiannya “How Communication Work”

mengatakan komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu kata communio atau common.

Bilamana kita mengadakan komunikasi itu berarti membagikan informasi …. agar si

penerima maupun si pengirim sepaham atas suatu pesan tertentu. (Communication

comes from latin, communio = common when we communication are the sender

tuned together for a particular message). Jadi esensi komunikan adalah menemukan

dan memadukan si penerima dan si pengirim.

Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara

etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan

Page 36: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki

makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki

tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.

Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian

suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang

terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian

Ruben dan Steward (1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu ”Human

communication is the process through which individuals –in relationships, group,

organizations and societies—respond to and create messages to adapt to the

environment and one another”. Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang

melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan

masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan

lingkungan satu sama lain.

Bersahabat/komunikatif merupakan sikap dan perilaku yang saling menghargai

dan menghormati antar sesama serta tidak membeda-bedakan dalam berkomunikasi.

Komunikatif artinya mampu menyampaikan pesan dengan baik. Artinya, pesan yang

diterima oleh penerima (receiver) sama dengan maksud pesan yang disampaikan oleh

pengirim pesan (sender). Yang dimaksud pesan (message) disini bukan hanya

informasi, namun termasuk juga pemikiran, keinginan dan perasaan.

Bahasa komunikatif selalu melekat pada berbagai hubungan dengan dunia.

Tindakan komunikatif bersandar pada proses kooperatif interpretasi tempat partisipan

berhubungan bersamaan dengan sesuatu di dunia objektif, sosial, dan subjektif.

Page 37: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

Pembicara dan pendengar menggunakan sistem acuan ketiga dunia tersebut sebagai

kerangka kerja interpretatif tempat mereka memahami definisi situasi bersama.

14. Cinta damai

Cinta damai dimana selalu menjaga rasa damai di kehidupan kita dengan cara

mencintai sesama tak memandang suku,ras ataupun agama agar kita selalu bersatu

dan saling menghargai satu sama yang lainnya di negara kesatuan Republik indonesia

yg kita cintai ini. Cinta ini yang berarti luas yaitu mencintai sesama

manusia,mencintai alam dan mencintai hewan.Karena kita selaku manusia harus tahu

bahwa kita hidup di dunia membutuhkan alam yang indah,yang sehat, dan bersahabat.

Pendidikan perdamaian menjadi bagian dalam kajian bencana karena timbulnya

konflik kekerasan bisa mengganggu keberlangsungan hidup suatu masyarakat,

menimbulkan rasa takut, memakan korban jiwa dan menyebabkan rusaknya aset-aset

penghidupan, serta menyababkan hilangnya akses ekonomi, sosial dan politik

seseorang atau suatu komunitas. Dengan kata lain, bencana bukan hanya ancaman

yang bersumber dari alam, tetapi juga ancaman yang berasal dari situasi sosial yang

tidak sehat. Ada banyak definisi dan teori tentang damai atau perdamaian. Definisi

yang paling banyak dipahami adalah tidak adanya perang atau konflik kekerasan.

Sementara dari faktor penyebab, pemahaman tradisional menyatakan perdamaian

akan tercipta ketika individu memiliki rasa kedamaian dalam dirinya sendiri,

memiliki kemampuan untuk mengontrol emosi dan pikirannya agar tidak melakukan

tindakan yang merugikan orang lain serta bisa memicu terjadinya konflik kekerasan

Page 38: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

secara terbuka. Perdamaian adalah konsep dan cara pandang yang positif baik

terhadap dirinya sendiri maupun kepada orang lain.

Menurut Agustinus Takndare (2007) Cinta damai adalah sebuah situasi yang

harmoni dalam kehidupan alami antar manusia di mana tidak ada perseturuan ataupun

konflik. Bisa diartikan juga tidak adanya kekerasan dan sistem keadilan berlaku baik

dalam kehidupan pribadi, antar personal, maupun dalam sistem keadilan sosial politik

lokal, menyeluruh, dan secara global.

Cinta damai atau perdamaian adalah istilah yang enak didengar dan indah

dibayangkan. Damai identik dengan suasana tanpa kekerasan, adanya harmoni,

toleransi, saling menghargai dan relasi yang setara antar individu maupun komunitas

yang hidup bersama untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu wilayah tertentu

pula. Namun damai juga menjadi suatu mimpi yang tidak bisa dijangkau oleh

sebagian warga di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia yang memiliki

sejarah panjang konflik kekerasan dengan berbagai latar belakang penyebabnya.

Cinta damai merupakan suatu sikap dan perilaku yang mampu menciptakan

suasana yang tentram, tidak menoleransi segala bentuk tindak kekerasan serta mampu

mendorong terciptanya keharmonisan dilingkungan sekitar baik itu dilingkungan

kelas, sekolah, maupun dalam kehidupan sehari-hari.

15. Gemar membaca

Menurut hodgson (2002: 43-44), membaca adalah suatu proses yang dilakukan

serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak

Page 39: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses

yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat

dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat

diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat akan

tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.

Membaca merupakan sebuah keharusan bila kita ingin menguasai dunia.

Dengan membaca, pandangan kita menjadi lebih terbuka terhadap hal-hal baru yang

tidak kita ketahui sebelumnya. Bila sebelumnya membaca identik dengan buku, maka

di jaman yang serba digital ini membaca tidak hanya terpaku pada membaca buku

karena segala informasi terkini telah tersedia di dunia maya.

Untuk menumbuhkan minat membaca siswa harus didukung dengan adanya

sumber bacaan atau referensi dalam setiap pembelajaran.

Dengan adanya ruang baca, baik di perpustakaan maupun ruang khusus tertentu

siswa tersebut akan merasa nyaman berada di perpustakaan yang menyediakan buku-

buku yang sesuai dengan perkembangan siswa serta dapat menarik minat baca siswa

itu sendiri. Membaca merupakan satu di antara keterampilan berbahasa. Manfaat dari

membaca adalah kita akan memperoleh ilmu pengetahuan yang pastinya ilmu

tersebut sangat berguna bagi kita. Sebelum kita mengenal jauh tentang membaca.

16. Peduli lingkungan

Menurut Suparno (2004:84), sikap kepedulian lingkungan ditunjukkan dengan

adanya peghargaan terhadap alam. Hakikat penghargaan terhadap alam adalah

kesadaran bahwa manusia menjadi bagian alam, sehingga mencintai alam juga

Page 40: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

mencintai kehidupan manusia. Mencintai lingkungan hidup dan alam haruslah

diarahkan agar ada sikap untuk mencintai kehidupan. Jika semua orang mencintai

lingkungan hidup dan alam, maka semua orang akan peduli untuk memelihara

kelangsungan hidup lingkungan, tidak pernah merusak dan mengeksploitasi sehingga

di kemudian hari tercipta lingkungan yang menguntungkan semua manusia yang

termasuk bagian dari lingkungan tersebut.

Kepedulian lingkungan dapat dinyatakan dengan sikap mendukung atau

memihak terhadap lingkungan, yang dapat diwujudkan dalam kesediaan diri untuk

menyatakan aksi-aksi yang dapat meningkatkan dan memelihara kualitas lingkungan

dalam setiap perilaku yang berhubungan dengan lingkungan. Dari pengertian ini

dapat dikatakan pula kepedulian lingkungan seseorang rendah jika seseorang tidak

mendukung atau tidak memihak terhadap lingkungan dan kepedulian lingkungan

tinggi jika seseorang mendukung atau memihak terhadap lingkungan.

Peduli lingkungan merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya

mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan

upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin

memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan baik itu di

lingkungan sekolah maupun di lingkungan keluarga.

Sekolah yang peduli akan lingkungan dimana mampu menjaga lingkungan kelas

dan sekolah, memelihara tumbuh-tumbuhan dengan baik tanpa menginjak atau

merusaknya, mendukung program go green (penghijauan) di lingkungan sekolah,

Page 41: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

tersedianya tempat utuk membuang sampah organik dan sampah non organik dan

menyediakan kamar mandi, air bersih, dan tempat cuci tangan.

Guru memfasilitasi siswa agar peduli lingkungannya seperti lingkungan sosial,

ekonomi, budaya, dan sebagainnya dan menerima berbagai kondisi lingkungan itu

secara positif dan dinamis.

Dapat ditarik kesimpulan kepedulian lingkungan adalah tingkat fokus perhatian

terhadap suatu tempat dimana suatu makhluk hidup itu tumbuh yang meliputi unsur

unsur penting seperti tanah, air dan udara, yang mana memiliki arti penting dalam

kehidupan setiap makhluk hidup, dimana manusia berada dan mempengaruhi

kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya, yang

mencakup lingkungan hidup alami, lingkungan hidup binaan atau buatan dan

lingkungan hidup budaya atau sosial.

17. Peduli sosial

Peduli sosial memiliki banyak makna, tetapi pada umumnya semua pihak

hampir sepakat bahwa peduli sosial merujuk pada kegiatan amal baik kepada sesama.

Dalam tulisan ini peduli sosial tidak hanya bermakna parsial tetapi lebih merujuk

pada usaha seseorang untuk menyelamatkan warga bangsa sesuai dengan kemampuan

dan kewenangan yang dimilikinya. Warga bangsa tidak hanya dalam jumlah banyak

tetapi satu atau dua orang saja, termasuk warga bangsa.

Page 42: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

Menurut Abu Ahmadi (1998) Peduli sosial adalah kesadaran individu yang

menemukan perbuatan yang nyata terhaap obyek sosial atau yang berhubungan

dengan pegaulan hidup/lapangan masyarakat.

Implementasi dari peduli sosial sangat mudah dan dapat dilakukan setiap saat,

misalnya senyum kepada orang lain hingga pihak lain merasa nyaman adalah contoh

perbuatan peduli sosial. Seorang dokter yang menyapa pasien dengan lemah lembut

penuh kasih sayang adalah peduli sosial, karena mungkin hanya dengan perhatian

seperti itu telah membantu mengobati pasien. Lebih jauh dari itu, peduli sosial dapat

pula dilakukan tanpa orang lain mengetahuinya.

Sedangkan menurut W.A Gerungan peduli sosial merupakan sikap sosial yang

di nyatakan oleh cara-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap obyek

sosial dan menyebabkan terjadinya cara-cara tingkah laku yang di nyatakan berulang-

ulang terhadap obyek sosial, dan biasanya sikap peduli sosial itu di nyatakan tidak

hanya oleh seorang saja, melainkan juga oleh orang-orang lainnya sekelompok atau

masyarakat.

Peduli sosial merupakan sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan

berkenaan dengan masyarakat dan kepentingan umum dimana pihak sekolah

memberikan bantuan kepada siswa, lingkungan yang kurang mampu serta melakukan

kegiatan bakti sosial di daerah atau kawasan marjinal. Peduli Sosial Peduli sosial

merupakan perilaku warga bangsa untuk dapat melakukan perbuatan baik terhadap

Page 43: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

sesama yaitu berbagi, membantu, dan atau mempermudah pihak lain dalam

melakukan urusannya (urusan yang benar dan baik). Orang yang mempersulit urusan

orang lain adalah orang yang tidak peduli sosial.

18. Tanggung jawab

Menurut Ridwan Halim (1988) mendefinisikan tanggung jawab sebagai suatu

akibat lebih lanjut dari pelaksanan peranan, baik peranan itu merupakan hak maupun

kewajiban ataupun kekuasaan. Secara umum tanggung jawab diartikan sebagai

kewajiban untuk melakukan sesuatu atau berperilaku menurut cara tertentu.

Menurut Purbacaraka (1988) tanggung jawab bersumber atau lahir atas

penggunaan fasilitas dalam penerapan kemampuan tiap orang untuk menggunakan

hak atau/dan melaksasanakan kewajibannya. Lebih lanjut ditegaskan, setiap

pelaksanaan kewajiban dan setiap penggunaan hak, baik yang dilakukan secara tidak

memadai maupun yang dilakukan secara memadai pada dasarnya tetap harus disertai

dengan pertanggungan jawab, demikian pula dengan pelaksanaan kekuasaan.

Tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan

tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri

sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan YME.

Tanggung jawab pula merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau

perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti

berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

Page 44: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

Tanggung jawab memiliki nilai moral penting dalam kehidupan bermasyarakat.

Tanggung jawab adalah pertanggungan perbuatan sendiri. Seorang siswa harus

bertanggung jawab kepada guru, orang tua, dan diri sendiri. Tanggung jawab

merupakan sesuatu yang mendampingi hak asasi manusia sejak lahir.dapat kita lihat

tanggung jawab mengandung 2 unsur kata yaitu menangggung dan menjawab

.menanggung sendiri yaitu memikul sesuatu baik nyata ataupun tidak sedangkan

menjawab adalah sesuatu hasil yang mutlak dari sebuah reaksi manusia dalam

merespon sesuatu disekitarnya.

Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan

manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia

tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung

jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari

sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain.

Page 45: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

2. Kerangka Pemikiran

Penerapan dapat diartikan sebagai suatu proses yang dimanifestasikan dalam

bentuk kemampuan dan keterampilan seseorang dalam membuat perencanaan,

pelaksaan, dan evaluasi atas kegiatan yang dilakukan, melalui sistem kerjasama yang

kooperatif dengan memperhatikan secara seksama prinsip – prinsip efisien.

PENERAPAN

PERENCANAAN

NNNNNNNNN

PELAKSANAAN

N EVALUASI

1. Perencanaan

program/kegiatan 2. Pihak-pihak yang

terlibat dalam

penyusunan

perencanaan

program/kegiatan 3. Merumuskan

tujuan 4. Pengaturan jadwal

program/kegitatan

1. Proses

pelaksanaan

pendidikan

karakter

1. Membuat format

penilaian

2. Melakukan

penilaian terhadap

hasil

progrsm/kegiatan

yang telah

dilakukan.

PENCAPAIAN

TUJUAN

Page 46: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

Sejalan dengan itu, dalam melaksanakan kegiatan penerapan pendidikan

karakter pada kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Gorontalo memahami penerapan

yaitu, perencanaan pendidikan karakter, pelaksanaan pendidikan karakter dan

evaluasi pendidikan karakter agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama

atau dengan kata lain, jika kita memperhatikan dan menerapkan menejemen atau

system penerapan yang baik, maka seluruh kegiatan yang dilakukan oleh guru dapat

dilakukan seefektif mungkin .

C. Evaluasi Pendidikan Karakter pada Kelas Akselerasi

Pendidikan karakter sebagai suatu proses interaksi peserta didik dengan

lingkungan pendidikan akan sulit diketahui tingkat keberhasilannya apabila tidak

dikaitkan dengan evaluasi hasil. Jadi evaluasi untuk pendidikan karakter memiliki

makna suatu proses untuk menilai kepemilikan suatu karakter oleh anak yang

dilakukan secara terencana, sistematik, dan terarah pada tujuan yang jelas. (Kesuma,

dkk 2011:137)

Menurut UU tentang Sissiknas tahun 2003 evaluasi dilakukan dalam

rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas

penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Yang menjadi

sasaran dari evaluasi tersebut adalah peserta didik, lembaga dan program pendidikan

pada jalur formal dan non formal untuk semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan.

Sementara evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk

Page 47: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2800/3/2013-1-86204-131409021-bab2...adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan

memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara

berkesinambungan.

Suchman dalam Arikunto dan Jabar (2010:1) memandang, “evaluasi

sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang

direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan”. Definisi lain dikemukakan oleh

Stutflebeam (Arikunto & Jabar, 2010:2) mengatakan bahwa, “evaluasi merupakan

proses penggambaran, pencarian, dan pemberian informasi yang sangat bermanfaat

bagi pengambilan keputusan dalam menentukan alternatife keputusan”.

Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana dan dilakukan secara

berkesinambungan. Evaluasi bukan hanya merupakan kegiatan akhir atau penutup

dari suatu program tertentu, melainkan merupakan kegiatan yang dilakukan pada

permulaan, selama program berlangsung dan pada akhir program setelah program itu

selesai. (Aqib, 2011:89).

Dari beberapa pendapat di atas evaluasi adalah melihat atau menilai sejauh

mana ketercapaian program yang mulai dari perencanaan,pelaksanaan sampai pada

tahap evaluasi. Ini guna melihat hasil dari ketercapaian program yang sudah

dilaksanakan pada kelas akselerasi dalam pendidikan karakter.