bab iv hasil penelitian dan pembahasan...

83
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bagian ini diuraikan deskripsi data hasil penelitian yang meliputi : (1) tindak tutur ilokusi komunikatif antartokoh dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul ; (2) fungsi tindak tutur ilokusi antartokoh dalam novel novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul. Uraian data hasil penelitian tersebut sebagai berikut: 4.1.1 Tindak Tutur Ilokusi Komunikatif Antartokoh dalam Novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” Karya V.S Naipaul Dari hasil penelitian dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul telah ditemukan berbagai jenis tindak tutur ilokusi komunikatif. Masing-masing jenis tindak tutur ilokusi komunikatif yang terdapat dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul tersebut, terjadi pada tuturan antartokoh sebagai berikut: 4.1.1.1 Ilokusi Konstatif (Constatives) Tindak tutur jenis ilokusi konstatif (Constatives) dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul terdiri atas beberapa bentuk, yakni: asertif (Asertives), prediktif (Predictives), retrodiktif (Retrodiktives), informatif (Informatives), retraktif (Retractives), dissentif (Dissentives), responsif (Responsives), dan sugestif (Suggestives), sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibrahim (1993: 21). Masing-masing bentuk tindak tutur jenis ilokusi konstatif ini terdapat dalam tuturan antarttokoh sebagai berikut:

Upload: buique

Post on 18-Aug-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

1

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian Pada bagian ini diuraikan deskripsi data hasil penelitian yang meliputi :

(1) tindak tutur ilokusi komunikatif antartokoh dalam novel “Sepetak Rumah

untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul ; (2) fungsi tindak tutur ilokusi antartokoh

dalam novel novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul.

Uraian data hasil penelitian tersebut sebagai berikut:

4.1.1 Tindak Tutur Ilokusi Komunikatif Antartokoh dalam Novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” Karya V.S Naipaul

Dari hasil penelitian dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas”

karya V.S Naipaul telah ditemukan berbagai jenis tindak tutur ilokusi

komunikatif. Masing-masing jenis tindak tutur ilokusi komunikatif yang terdapat

dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul tersebut,

terjadi pada tuturan antartokoh sebagai berikut:

4.1.1.1 Ilokusi Konstatif (Constatives)

Tindak tutur jenis ilokusi konstatif (Constatives) dalam novel “Sepetak

Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul terdiri atas beberapa bentuk,

yakni: asertif (Asertives), prediktif (Predictives), retrodiktif (Retrodiktives),

informatif (Informatives), retraktif (Retractives), dissentif (Dissentives), responsif

(Responsives), dan sugestif (Suggestives), sebagaimana yang dikemukakan oleh

Ibrahim (1993: 21). Masing-masing bentuk tindak tutur jenis ilokusi konstatif ini

terdapat dalam tuturan antarttokoh sebagai berikut:

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

2

1) Asertif (Asertives)

Data tindak tutur jenis ilokusi konstatif (Constatives) bentuk asertif

(Asertives) adalah sebagai berikut :

Data 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat)

Mohun : “Aku yakin ia mencuri uangnya sendiri. Ia telah terlatih. Dicurinya uang setiap waktu. Dan aku selalu bisa mengatakan kapan ia mencuri. Saat koin diputar itulah.” (1)

Bipti : “Mohun!” (2)

Mohun : “Ia yang bejat, pemboros juga pembohong. Bukan aku.” (3)

Bipti : “Mohun!” (4)

Mohun : “Dan aku tahu semua tentang perempuan yang dikencaninya. Anak-anaknya juga tahu itu. Begitu bangganya anak-anaknya itu. Ia bertengkar dengan istrinya dan memukulinya. Aku tak akan kembali ke bar itu meskipun ia datang dan memintaku sambil mengiba-iba.” (5)

Tara : “Aku tak yakin Bhandat akan melakukannya. Namun ia menyesal. Uang itu tidak hilang. Uang itu ada didasar saku celananya dan ia luput memperhatikannya.” (6) (Np.77)

Tindak tutur jenis ilokusi konstatif asertif terdapat pada kutipan percakapan

antartokoh di atas, yakni terdiri atas tindak tutur ilokusi konstatif asertif

“menyampaikan” atau “mengatakan” yang tampak pada tuturan (1), bentuk asertif

“mengklaim” yang tampak pada tuturan (3), dan jenis asertif “mengutarakan”

yang tampak pada tuturan (5).

Data 02 (Pertemuan Tuan Biswas dan Ramchand kakak iparnya)

Ramchand :“Kuberi tahu, bekerja pada Tara tak punya masa depan. Sebagaimana kau ketahui, kini aku bekerja di tempat pembuatan minuman keras, dan tahukah kau berapa penghasilan yang kuperoleh? Ayo. Tebaklah.” (7)

Tuan Biswas :“Sepuluh dolar.” (8)

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

3

Ramchand :“Dua belas. Dengan bonus setiap hari natal. Dan bir dengan harga borongan hingga tawar menawar. Tak terlalu buruk,’kan?” (9) (Np.81)

Tindak tutur jenis ilokusi konstatif asertif tampak pada tuturan (7) dan (9),

yakni jenis tindak tutur ilokusi konstatif asertif “menyampaikan” atau

“mengatakan”.

Data 03 (Tuan Biswas menghadap semua orang yang ada di ruangan keluarga itu)

Tuan Biswas: “Aku tidak mau memakan makanan bergizi buruk dari rumah ini.”(10)

Shama : “Baiklah, tidak ada seorang pun yang akan memohonmu untuk memakannya, tahu.” (11) (Np.155)

Pada kutipan percakapan dua tokoh di atas terdapat jenis tindak tutur ilokusi

konstatif asertif “mengatakan” yang terlihat pada tuturan tokoh Tuan Biswas dan

Shama, yang terdapat pada tuturan (10) dan (11).

Data 04 (Keadaan Bhandat semakin melemah)

Bhandat : “Kamu anak saya, Mohun. Mari.” (12)

Tuan Biswas : “Bagaimana kabarmu paman?” (13)

Bhandat : “Mari, mari. Kamu boleh saja berpikir bahwa kamu sudah besar, tetapi bagi saya kamu masih anak saya. Mari masuk, biarkan saya menciummu.” (14) (Np. 483)

Tindak tutur jenis ilokusi konstatif asertif terdapat pada kutipan percakapan

antartokoh data di atas, yakni terdiri atas tindak tutur jenis ilokusi konstatif asertif

“menyampaikan” atau “mengatakan” yang terdapat pada tuturan (12), dan bentuk

asertif “mengutarakan” yang tampak pada tuturan (14).

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

4

2) Prediktif (Predictives)

Data tindak tutur ilokusi konstatif (Constatives) bentuk prediktif

(Prediktives) adalah sebagai berikut :

Data 05 (Mohun cucu dari Bissoondaye lahir dengan kondisi yang aneh)

Pandita : “Pertama-tama, gambaran anak malang ini. Giginya akan baik-baik saja namun akan agak lebar, dan berjarak. Aku yakin engkau tahu artinya. Anak itu akan punya nafsu besar dan boros. Mungkin juga seorang pembohong. Sulit mengetahui besarnya jarak di antara gigi-giginya. Mungkin hanya berjarak satu gigi atau seluruhnya atau mungkin tiga gigi.”(15)

Bissoondaye : “Bagaimana dengan jari-jarinya yang enam itu, pandita?”(16)

Pandita : “Itu tanda yang mengejutkan, tentu saja. Satu-satunya saran yang bisa kuberikan adalah jauhkan anak itu dari pepohonan dan air. Terutama air.” (17) (Np.25)

Pada tuturan data (05), ditemukan tindak tutur jenis ilokusi konstatif

prediktif yang tampak dalam tuturan tokoh Pandita, yakni bentuk prediktif

“meramalkan” atau “memprediksikan” yang terdapat pada tuturan (15) dan

(17).

3. Retrodiktif (Retrodiktives)

Data tindak tutur jenis ilokusi konstatif (Constatives) bentuk retrodiktif

(Retrodiktives) adalah sebagai berikut :

Data 06 (Sekelompok anak kecil telah memecahkan botol-botol soda dan mengeruk kelereng kristal dari leher botol-botol itu di toko milik Tuan Biswas)

Anak Lelaki : “Paman Mohun memukulku. Ma, Paman Mohun memukulku.” (18)

Sumati : “Tetapi ia tak akan menyentuhmu tanpa sebab. Kau pasti melakukan sesuatu.” (19)

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

5

Anak Lelaki : “Aku tidak melakukan hal yang macam-macam, Ma.”(20)

Anak Pr : “Ia tidak melakukan hal yang tidak-tidak, Ma.”(21)

Mohun : “Pembohong jahanam!. Tak melakukan yang tidak-tidak? Dan siapa yang memecahkan semua botol air soda itu?”(22)

Padma : “Berapa botol pecah.”(23)

Mohun : “Dan ada delapan sen dalam tiap-tiap botolnya.”(24)

Sumati : “Ini akan mengajarimu untuk tidak mencampuri hal-hal yang bukan urusanmu. Ini akan mengajarimu untuk tidak memancing kemarahan orang yang tidak memberi apapun kepada anak-anak.” (25) (Np.173-174)

Tindak tutur jenis ilokusi konstatif retrodiktif (retrodictives) terdapat pada

tuturan antartokoh data (06), yakni berupa tindak tutur jenis ilokusi konstatif

retrodiktif “melaporkan” yang tampak pada tuturan (18), (22), dan (23).

Data 07 (Savi terlihat murung seperti sedang mendapat perlakuan yang buruk dari seseorang)

Savi : “Nenek memaksaku makan ikan. Aku tidak suka itu.” (24)

Tuan Biswas : “Ya jangan kau makan, kau dapat membuangannya. Jangan biarkan mereka memberimu makanan yang buruk.” (25)

Savi : “Tapi aku tidak dapat menolaknya. Nenek membuang duri-durinya dan menyuapkan padaku dengan tangannya sendiri.” (26) (Np.208)

Dari kutipan percakapan antartokoh di atas, ditemukan tindak tutur jenis

ilokusi konstatif retrodiktif (retrodictives) “melaporkan” yang tampak pada

tuturan (24) dan (26).

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

6

Data 08 (Tuan Biswas memarkirkan mobilnya disembarang tempat)

Myna : “Kamu mendengar sesuatu? Apa yang mereka katakan? Govind mengatakan mobil itu adalah sebuah kotak korek api.”(27)

Tuan Biswas : “Kotak korek api, heh. Mobil Inggris, kamu tahu …” (28) (Np. 549)

Pada data tuturan di atas, ditemukan tindak tutur jenis ilokusi konstatif

retrodiktif (retrodictives) yang tampak dalam tuturan tokoh Myna, yakni bentuk

retrodiktif “melaporkan” yang terdapat pada tuturan (27).

4) Informatif (Informatives)

Data tindak tutur ilokusi konstatif (Constatives) bentuk informatif

(Informatives) adalah sebagai berikut :

Data 09 (Bhandhat curiga terhadap salah seorang anak atau karyawan yang bekerja di bar miliknya)

Bhandat : “Lihatlah anak ini. Selalu tersenyum, bukan? Seolah-olah ia lebih pandai dari orang lain.”(29)

Tamu Bar : “Ya. Ia orang yang benar-benar pandai. Lebih baik engkau mengawasinya Bhandat.” (30) (Np.36)

Tindak tutur ilokusi konstatif informatif (informatives) terdapat pada tuturan

dua tokoh di atas, yakni berupa tindak tutur ilokusi konstatif informatif

“menginformasikan” yang tampak pada tuturan (29), dan bentuk tindak informatif

“menekankan” yang tampak pada tuturan (30).

5) Retraktif (Retractives)

Data tindak tutur jenis ilokusi konstatif (Constatives) bentuk retraktif

(Retractives) adalah sebagai berikut :

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

7

Data 10 (Mohun anak Raghu yang bertugas memelihara anak sapi milik Dhari belum juga kembali ke rumah hingga hari telah larut)

Dhari : “Kolam, kolam. Anaknya Raghu menenggelamkan anak sapi di kolam. Anak sapi yang bagus. Anak sapiku yang pertama. Satu-satunya anak sapi milikku.”(31)

Raghu : “Omong kosong!. Kalian pembohong. Anak itu takkan mendekati air. Pandita secara khusus melarangnya mendekati air.” (32) (Np.36)

Dalam tuturan dua tokoh dalam kutipan percakapan tersebut ditemukan

tindak tutur ilokusi konstatif retraktif “menyangkal” atau “membantah”, tampak

pada tuturan tokoh Raghu yang ditujukan kepada lawantuturnya Dhari pada

tuturan (32).

6) Dissentif (Dissentives)

Data tindak tutur ilokusi konstatif (Constatives) bentuk dissentif

(Dissentives) adalah sebagai berikut :

Data 11( Govind dan Tuan Biswas membicarakan masalah pekerjaan)

Govind : “Sebaiknya kau sudahi mengecat papan reklame itu. Mereka mencari sopir yang baik untuk dipekerjakan di perkebunan.” (33)

Tuan Biswas : “Menyudahi pekerjaan? Dan kebebasanku? Tidak, kawan. Mottoku: dayunglah perahumu sendiri.”(34)

Govind : “Baiklah, menurutku mengecat papan reklame tidak apa-apa. Tetapi itu bukan pekerjaan. Tidak akan membuatmu kaya raya.”(35)

Tuan Biswas : “Bagaimana denganmu? Berapa mereka menggajimu?” (36)

Govind : “Mereka menggajiku cukup banyak.”(37)

Tuan Biswas : “Itu katamu. Namun orang-orang itu mengisap darahmu, teman. Daripada bekerja untuk mereka, lebih baik aku menangkap kepiting atau menjual kelapa.” (38) (Np.121)

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

8

Tindak tutur jenis ilokusi konstatif disentif (dissentives) terdapat pada data

tuturan dua tokoh di atas, yakni berupa tindak tutur ilokusi jenis konstatif disentif

“menolak” yang terdapat dalam tuturan (34) dan jenis konstatif “membedakan”

pada tuturan (38).

Data 12 (Anand sedang minum teh, dia merasa puas dengan nilainya tapi sudah muak dengan karangannya itu. Tuan biswas datang menghampirinya)

Tuan Biswas : “Kemarilah dan kita baca bersama karangan itu. Kemarilah.” (39)

Anand : “Tidak!” (40) (Np. 388)

Tindak tutur jenis ilokusi konstatif disentif (dissentives) terjadi pada tuturan

di atas, yang ditujukan pada tuturan tokoh Anand yakni tindak tutur jenis ilokusi

konstatif disentif “menolak” yang tampak pada tuturan (40).

7) Responsif (Responsives)

Data tindak tutur ilokusi konstatif (Constatives) bentuk responsif

(Responsives) adalah sebagai berikut :

Data 13 (Shama menuruni tangga menuju ruang keluarga, air mata kemarahan ada diceruk matanya)

Shama : “Mau kemana dan apa yang akan kau lakukan sekarang?”(41)

Tuan Biswas : “Apa yang kulakukan? Aku tidak melakukan apapun. Aku hanya tidak mempercayai pemujaan berhala ini, itu saja.” (42) (Np.146)

Pada data tuturan di atas, ditemukan tindak tutur jenis ilokusi konstatif

responsif (responsives) yang tampak dalam tuturan tokoh Tuan Biswas, yakni

bentuk responsif “menjawab” atau “merespon” yang terdapat pada tuturan (42).

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

9

Data 14 (Beberapa kepiting berbadan biru merangkak dengan cara yang aneh di dekat tangki di halaman)

Tuan Biswas : “Wow. Ada beberapa kepiting besar di dekat tangki. Dapat dari mana?”(43)

Chinta : “Govind membeli mereka untuk maid dan Owad.” (44) (Np.257)

Tindak tutur jenis ilokusi konstatif responsif (responsives) terdapat pada

tuturan di atas, yang ditujukan pada tuturan tokoh Chinta yakni berupa tindak

tutur jenis ilokusi konstatif responsif “menjawab” atau “merespon” yang terdapat

pada tuturan (44).

Data 15 (Anand dan Savi datang untuk dibantu mengerjakan PR Aritmatika mereka)

Tuan Biswas : ”Savi, berapa delapan kali dua?” (45)

Savi : “Dua.”(46)

Tuan Biswas : “Kau memang anak ibumu. Anand?”(47)

Anand : “Satu.” (48) (Np.370)

Dalam tuturan tiga tokoh dalam kutipan percakapan di atas ditemukan tindak

tutur jenis ilokusi konstatif responsif (responsives) “menjawab” atau “merespon”

yang terdapat pada tuturan (46) dan (48).

Data 16 (Anand tampak sedih ketika sampai di rumahnya)

Anand : “Aku gagal”(49)

Tuan Biswas : “Apa yang terjadi?”(50)

Anand : “Pada kertas ejaan. Sinonim dan homonym. Soal-soal itu sangat mudah aku pikir sehingga aku berpikir untuk mengerjakannya belakangan. Lalu aku lupa mengerjakannya.”(51)

Tuan Biswas : “Maksudmu kamu tidak mengerjakan semua soal itu?”(52)

Anand : “Aku baru mengingatnya di Savannah.” (53) (Np.512)

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

10

Dari kutipan percakapan tokoh Tuan Biswas dan Anand tersebut, ditemukan

tindak tutur jenis ilokusi konstatif responsif (responsives) “menjawab” atau

“merespon” yang tampak dari tuturan (51) dan (53).

8) Sugestif (Suggestives)

Data tindak tutur ilokusi konstatif (Constatives) bentuk sugestif (Sugestives)

adalah sebagai berikut :

Data 17 (Tuan Biswas bercerita masalah pekerjaan)

Ramchand : “Mengapa kau tidak mencoba cari kerja di rumah sakit jiwa? Bayarannya bagus, seragamnya bebas, dan kantinnya sangat bagus. Semua yang ada di sana selalu lebih murah lima sampai enam sen. Tanya saja dehuti.”(54)

Dehuti : “Ya. Semua yang ada di sana jauh lebih murah.”(55)

Tuan Biswas : “Well, mengapa tidak?, yang penting ada yang dikerjakan.” (56) (Np.343)

Pada data tuturan di atas, ditemukan tindak tutur jenis ilokusi konstatif

sugestif (sugestives) tampak dalam tuturan tokoh Ramchand, yakni jenis ilokusi

konstatif sugestif “menyarankan” yang terdapat pada tuturan (54).

4.1.1.2 Ilokusi Direktif (Directives)

Tindak tutur jenis ilokusi direktif (Directives) yang ditemukan dalam novel

“Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul terdiri atas beberapa

bentuk, yakni: requestives, questions, requirements, probibitives, permissives, dan

advisories. Masing-masing bentuk tindak tutur ilokusi jenis direktif ini terdapat

dalam tuturan antarttokoh sebagai berikut:

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

11

1) Requestives

Data tindak tutur jenis ilokusi direktif (Directives) bentuk requestives adalah

sebagai berikut :

Data 18 (Tuan Biswas menerima kemarahan dari keluarga Nyonya Tulsi)

Chinta : “Jangan pergi , dik. Kakakmu memohonmu.”(57)

Tuan Biswas : “Baiklah-baiklah. Hapuslah air matamu. Aku tidak akan pergi.” (58) (Np.127)

Tindak tutur jenis ilokusi direktif (directives) bentuk requestives terdapat

pada kutipan percakapan antartokoh di atas, yakni berupa tindak tutur jenis ilokusi

direktif requestives “meminta” atau “memohon” yang terdapat pada tuturan (57).

Data 19 (Chinta selalu tertekan dengan perlakuan Tuan Biswas)

Chinta : “Saudaraku Shama, aku minta padamu mengatakan pada suamimu bahwa agar berhenti menekan diriku. Kalau tidak, aku akan mengadu padanya- suaminya, Govind-dan kau tahu apa yang akan terjadi kalau sampai ada perselisihan kecil antara suamimu dan dia.” (59)

Shama : “Baiklah, saudaraku. Aku akan bilang padanya.”(60) (Np.259)

Tindak tutur jenis ilokusi direktif (directives) bentuk requestives terdapat

pada tuturan antartokoh data (19), yakni bentuk requestives “meminta” yang

tampak pada tuturan (59).

Data 20 (Tuan Biswas hendak menemui Editor di Sentinel untuk melamar pekerjaan)

Resepsionis : “Editor sedang sibuk. Anda sebaiknya menemui Tuan Woodword.”(60)

Tuan Biswas : “Katakan saja pada editor bahwa saya datang jauh-jauh dari desa untuk menemuinya.” (61) (Np. 350)

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

12

Tuturan dua tokoh dalam kutipan percakapan di atas terdapat tindak tutur

jenis ilokusi direktif (directives) bentuk requestives “meminta” yang tampak pada

tuturan (60).

2) Questions

Data tindak tutur ilokusi direktif (Directives) bentuk questions adalah

sebagai berikut :

Data 21 (Tuan Biswas melamar pekerjaan di surat kabar)

Editor : “Dan kisah apa yang anda punya?”(62)

Tuan Biswas : “Saya tak punya kisah. Saya ingin pekerjaan.”(63)

Editor : “Ya, ya. Pernahkah anda kerja di surat kabar sebelumnya?”(64)

Tuan Biswas : “Satu dua kali.”(65)

Editor : “Maksud anda satu atau dua?”(66)

Tuan Biswas : “Saya banyak membaca.”(67)

Editor : “Anda membaca itu semua hanya untuk kesenangan, ya?”(68)

Tuan Biswas : “Tidak, hanya untuk menambah semangat.”(69)

Editor : “Berapa tahun umur anda?”(70)

Tuan Biswas : “Tiga puluh satu.” (71)

Editor : “Anda datang dari desa tiga puluh satu, anda belum pernah menulis, dan anda ingin menjadi reporter. Apa pekerjaan anda sebelumnya?”(72)

Tuan Biswas : “Penulis Reklame.”(73)

Editor : “Saya punya pekerjaan yang tepat untuk anda.” (74) (Np.351-352)

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

13

Dari kutipan percakapan antartokoh data (21), ditemukan tindak tutur jenis

ilokusi direktif (directives) bentuk questions bertanya yang tampak pada tuturan

(62), (64), (66), (68), (70), dan (72).

Data 22 (Di suatu malam Hari duduk bersama Tuan Biswas (ayahnya)

Tuan Biswas : “Bagaimana perasaanmu mengenai paham Aryan?”(75)

Hari : “Aryan?”(76)

Tuan Biswas : “Ya”.(77)

Hari : “Aku tidak tahu banyak mengenainya.” (78) (Np.131)

Tindak tutur ilokusi direktif (directives) bentuk questions terdapat pada

kutipan percakapan di atas, yakni berupa tindak tutur ilokusi jenis direktif

questions “bertanya” yang terdapat pada tuturan (75).

3) Requirements

Data tindak tutur ilokusi direktif (Directives) bentuk requirements adalah

sebagai berikut :

Data 23 (Hari menjelang malam, Pratap dan Prasad pulang ke rumah setelah bekerja keras seharian)

Bipti : “Kalian harus pergi mengambil kayu sebelum hari gelap”(76)

Prasad : “Kenapa ibu menyuruhku sekarang? Kenapa ibu menyuruhku tiap hari? Aku takkan pergi.” (77) (Np.35)

Dari kutipan percakapan tokoh Bipti dan Prasad tersebut, ditemukan tindak

tutur jenis ilokusi direktif (directives) bentuk requirements “menyuruh” atau

“memerintah” yang terlihat pada tuturan (76).

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

14

Data 24 (Mohun (anak Bipti) telah hilang bersama anak sapi milik Dhari)

Bipti : “Dan engkau juga, Dhari. Bukankah menyuruh Mohun menjaga anak sapi itu merupakan gagasanmu. Kuminta pertanggungjawabanmu.”(78)

Dhari : “Hakim akan berkata lain. Anak sapi tetap anak sapi, dan bagi orang yang tidak sekaya engkau_” (79) (Np.36)

Tindak tutur ilokusi jenis direktif (directives) bentuk requirements tampak

dalam kutipan percakapan antartokoh di atas, yakni berupa tindak tutur ilokusi

direktif requirements “menuntut” yang terdapat pada tuturan (78), dan (79).

Data 25 (Pratap melakukan ritual penghabisan, berjalan mengelilingi peti mati ayahnya (Raghu)

Tara : “Foto sekarang. Cepat. Foto semuanya. Untuk yang terakhir kalinya.”(80)

Juru Foto : “Terlalu gelap.” (81) (Np.41)

Tuturan dua tokoh dalam kutipan percakapan di atas terdapat tindak tutur

jenis ilokusi direktif (directives) bentuk requirements “menyuruh” atau

“memerintah” yang terdapat pada tuturan (80).

Data 26 (Terjadi perselisihan antara Nyonya Tulsi dan Tuan Biswas)

Tuan Biswas : “Aku tidak minta tinggal di sini, kau tahu itu?. Akupun percaya dengan cara-cara lama. Kau menikahkan anak gadismu, kau menjanjikan ini dan itu. Sejauh ini aku tidak mendapatkan apa-apa. Jika tiba saatnya engkau memberi yang kau janjikan kepadaku, aku akan pergi.” (82)

Nyonya Tulsi : “Jadi kau ingin kaum wanita belajar membaca dan menulis serta memilih sendiri teman hidupnya? Kau ingin mereka mengenakan rok mini.” (83)

Tuan Biswas : “Aku tidak mengatakan apa pun mengenai rok mini. Aku berbicara apa yang engkau janjikan kepadaku.” (84) (Np.140)

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

15

Dari kutipan percakapan antartokoh tersebut, ditemukan tindak tutur jenis

ilokusi direktif (directives) bentuk requirements “menuntut” yang tampak pada

tuturan (82), (83), dan (84).

Data 27 (Savi dan Anand mendatangi juga ke arah area dapur. Tuan Biswas membelalak, sedang Shama dikelilingi oleh para wanita dari Barak)

Tuan Biswas : “Bawa anak-anakmu pergi. Pergi!” (85)

Shama : “Anand cepat kemasi bajumu.” (86)

Tuan Biswas : “Jangan! Anand tidak boleh pergi denganmu. Bawa anak perempuanmu dan pergi.” (87)

Shama : “Anand, pergi dan kemasi baju-bajumu.” (88)

Tuan Biswas : “Ia tidak boleh pergi bersamamu ke rumah itu.” (89) (Np.303)

Tindak tutur ilokusi direktif (directives) bentuk requirements terdapat pada

kutipan percakapan antartokoh di atas, yakni berupa tindak tutur jenis ilokusi

direktif requirements “menyuruh” yang tampak dalam tuturan (85), dan (88).

Data 28 (Tuan Biswas menjadi sangat gusar ketika terbangun walaupun pada jam yang ia tentukan sendiri)

Shama : ”Savi, sana bangunkan ayahmu.”(90)

Savi : “Suruh saja Anand, bu.” (91)

Shama : “Tidak, kalian berdua saja.” (92) (Np.369)

Tuturan dua tokoh dalam kutipan percakapan di atas terdapat tindak tutur

jenis ilokusi direktif (directives) bentuk requirements “menyuruh” atau

“memerintah” yang terlihat pada tuturan (90) dan (92).

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

16

4) Probibitives

Data tindak tutur jenis ilokusi direktif (Directives) bentuk probibitives

adalah sebagai berikut :

Data 29 (Savi selama beberapa minggu selalu menyuruh ibunya mengikatkan sepatunya ketika hendak berangkat ke sekolah)

Shama : “Ikatlah dengan cepat dan benar, atau aku akan memberi sebuah pukulan kecil padamu.” (93)

Savi : “Aku tidak bisa mengikatnya.”(94)

Tuan Biswas : “Sini, aku akan mengikatkannya untukmu.”(95)

Shama : “Tidak, ia harus belajar mengikat tali sepatunya jika tidak aku akan menahannya di rumah dan memukulnya sampai ia dapat mengikat tali sepatunya.” (96) (Np.219)

Dari kutipan percakapan antartokoh data (20) tersebut, ditemukan tindak

tutur ilokusi direktif (directives) bentuk probibitives “melarang” yang terdapat

pada tuturan (96).

5) Permissives

Data tindak tutur ilokusi direktif (Directives) bentuk permissives adalah

sebagai berikut :

Data 30 (Tuan Biswas mengelus tangannya kerambut Anand. Anand dengan marah mengusir tangan tersebut)

Anand : “Aku tidak ingin tinggal di sini! Aku ingin pergi!” (97)

Tuan Biswas : “Baik, aku akan membawamu ke rumah Hanuman. Besok.” (98)

Anand : “Tidak! Tidak! Aku ingin pergi hari ini juga.” (99)

Tuan Biswas : “Baik. Aku akan mengantarkanmu nanti sore.” (100) (Np.312-313)

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

17

Pada data tuturan dua tokoh tersebut, ditemukan tindak tutur jenis ilokusi

direktif (directives) bentuk permissives “mengabulkan” yang tampak pada tuturan

(98) dan (100).

6) Advisories

Data tindak tutur ilokusi direktif (Directives) bentuk advisories adalah

sebagai berikut :

Data 31 (Didengarnya langkah kaki, dan Shama memasuki kamar dengan piring kuningan yang penuh dengan nasi, kari kentang, miju-miju, dan kelapa berkuah)

Tuan Biswas : “Sudah berapa kali kukatakan kepadamu bahwa aku tidak suka piring kuningan jelek itu.” (101)

Shama : “Selalu kubilang, engkau harus mengeluh hanya pada saat kau mulai menyediakan makananmu sendiri.” (102) (Np.148)

Tindak tutur ilokusi direktif (directives) bentuk advisories terdapat pada

tuturan antartokoh dalam kutipan percakapan di atas, yakni berupa tindak tutur

direktif advisories “memperingatkan” yang tampak pada tuturan (101) dan (102).

Data 32 (Tuan Biswas meludah sembarangan lewat jendela kamarnya di lantai atas)

Shama : “Hati-hati. Dapur tepat di bawah situ.” (103)

Tuan Biswas : “Aku tahu. Aku hanya berharap ludahku mengenaibeberapa anggota keluargamu.” (104) (Np.119)

Dari kutipan percakapan antartokoh di atas, ditemukan tindak tutur jenis

ilokusi direktif (directives) bentuk advisories “memperingatkan” yang tampak

pada tuturan (103).

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

18

Data 33 (Tuan Biswas penganut paham aryan (penganut agama hindu yang kuat) yang menikah dengan seorang wanita dari golongan Kristen protestan dan menginginkan bisa mengubah kepercayaan orang-orang disekitarnya)

Misir : “Sekarang bagaimana kita menyebarkan gagasan ini di tengah-tengah khalayak?. Kusarankan persuasi. Persuasi damai. Mulaialah seperti Muhammad. Mulai dari hal-hal kecil. Mulailah dari keluargamu sendiri. Mulailah dengan isterimu. Kemudian lanjutkan. Aku ingin setiap orang yang ada di sini pulang ke rumah malam ini dengan memutuskan untuk menyebarkan hal ini kepada para tetangga. Dan aku berjanji kepadamu, kawan, bahwa tak lama lagi Arwacas akan jadi basis terkuat para penganut Aryan.”(105)

Tuan Biswas : “Nanti dulu. Tidak secepat itu. Mulai dengan keluarga sendiri? Engkau tidak mengenal keluargaku. Menurutku lebih baik biarkan saja mereka.” (106) (Np.137)

Tindak tutur ilokusi direktif (directives) terdapat pada kutipan percakapan

antartokoh di atas, yakni berupa tindak tutur jenis ilokusi direktif Advisories

“menyarankan” yang tampak pada tuturan (105).

Data 34 (Tuan Biswas Menangis. Raungan Nyonya Tulsipun berubah menjadi isak tangis)

Tuan Biswas : “Aku memperingatkan anda. Aku mengutuk hari di mana aku melangkahkan kaki ke rumah anda.” (107)

Nyonya Tulsi : “Kamu mengutuk hari itu, kembali kepada kami tidak lebih dengan pakaian yang dapat kamu gantung dipaku.”(108)

Tuan Biswas : “Kuperingatkan anda.” (109) (Np.596)

Tuturan dua tokoh dalam kutipan percakapan di atas terdapat tindak tutur

jenis ilokusi direktif (directives) bentuk advisories “memperingatkan” yang

tampak pada tuturan (107) dan (109).

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

19

Data 35 (Kiriman gratis sentinel berhenti)

Nona Logie : “Tidaklah kamu berpikir sedikit liburan sebelum kamu bekerja akan menyegarkan?”(110)

Tuan Biswas : “Aku memikirkan hal itu. Ya, sedikit liburan akan sangat menyegarkan.” (111)

Nona Logie : “Sans Souci akan sangat bagus. Ya Sans Souci akan sangat baik. Atau Mayaro. Aku yakin keluarga anda akan menikmatinya. (112) (Np.535)

Dari kutipan percakapan antartokoh tersebut di atas, ditemukan tindak tutur

jenis ilokusi direktif (directives) bentuk advisories “menyarankan” yang terdapat

pada tuturan (110) dan (112).

4.1.1.3 Ilokusi Komisif (Comissives)

Tindak tutur jenis ilokusi komisif (Comissives) yang ditemukan dalam novel

“Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul terdiri atas dua bentuk,

yakni: promises dan offers. Masing-masing bentuk tindak tutur jenis ilokusi

komisif ini terdapat dalam tuturan antarttokoh sebagai berikut:

1) Promises

Data tindak tutur ilokusi komisif (Comissives) bentuk promises adalah

sebagai berikut :

Data 36 (Anand bangkit dan menggosokkan wajah kotornya pada celana Tuan Biswas)

Tuan Biswas : “Jangan khawatir. Lain kali, engkau akan mendapatkan hadiah.”(113)

Anand : “Aku ingin sebuah mobil-mobilan. Yang besar.”(114)

Tuan Biswas : “Baiklah. Kau akan dapatkan mobilmu.” (115)

Anand : “Aku akan dapat sebuah mobil-mobilan!” (116) (Np.242)

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

20

Pada data tuturan dua tokoh data (37) ditemukan tindak tutur jenis ilokusi

komisif (comissives), yakni berupa tindak tutur jenis ilokusi komisif promises

“menjanjikan” yang terdapat pada tuturan (113).

Data 37 (Tuan Biswas membicarakan tentang rumah kepada Shama)

Tuan Biswas : “Segera, setelah rumah itu selesai, kita akan membeli brokat emas itu untukmu, Shama”(117)

Shama : “Mudah-mudahan saat itu tiba” (118) (Np.251)

Tuturan dua tokoh dalam kutipan percakapan di atas terdapat tindak tutur

jenis ilokusi komisif (comissives) promises “menjanjikan” yang tampak pada

tuturan (117).

2) Offers

Data tindak tutur ilokusi komisif (Comissives) bentuk offers adalah sebagai

berikut :

Data 38 (Govind dan Tuan Biswas membicarakan masalah pekerjaan)

Govind : “Sebaiknya kau sudahi mengecat papan reklame itu. Mereka mencari sopir yang baik untuk dipekerjakan di perkebunan.”(119)

Tuan Biswas : “Menyudahi pekerjaan? Dan kebebasanku? Tidak, kawan. Mottoku: dayunglah perahumu sendiri.” (120) (Np. 121)

Tindak tutur jenis ilokusi komisif (comissives) terdapat pada kutipan

percakapan di atas, yakni berupa tindak tutur jenis komisif offers “meminta” yang

terdapat pada tuturan (119).

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

21

Data 39 (Tuan Biswas berencana meminta Seebaran untuk menyelasaikan kasus utang Mungroo kepadanya)

Tuan Biswas : “Satu dolar dua puluh sen.”(121)

Moti : “Engkau tidak bisa membayar satu dolar dua puluh sen kepada orang seperti Seebaran untuk memenangkan kasusmu.”(122)

Tuan Biswas : “Lima dolar.”(123)

Moti : “Bagus kalau begitu.” (124) (Np.198)

Pada data tuturan dua tokoh di atas, ditemukan tindak tutur jenis ilokusi

komisif (comissives), yakni berupa tindak tutur jenis ilokusi komisif offers

“menawarkan” yang tampak dalam tuturan (121) dan (123).

4.1.1.4 Ilokusi Acknowledgments

Tindak tutur jenis ilokusi acknowledgments yang ditemukan dalam novel

“Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul terdiri atas beberapa

bentuk, yakni: apologize, thank, accept, dan reject. Masing-masing bentuk tindak

tutur jenis ilokusi acknowledgments ini terdapat dalam tuturan antarttokoh

sebagai berikut:

1) Apologize

Data tindak tutur ilokusi acknowledgments bentuk apologize adalah sebagai

berikut :

Data 40 (Untuk sementara Nyonya Tulsi tinggal bersama Tuan Biswas)

Nyonya Tulsi : “… Mohun. Aku dengar kau sedang mencari sebuah rumah.” (125)

Tuan Biswas : “Aku hanya berjaga-jaga.”(126)

Nyonya Tulsi : “Maaf tentang ketidaknyamanan ini…” (127) (Np. 565)

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

22

Tuturan dua tokoh dalam kutipan percakapan data tersebut, terdapat tindak

tutur jenis ilokusi acknowledgments apologize “meminta maaf” yang tampak

pada tuturan (127).

Data 41 (Tuan Biswas jatuh sakit. Saudara-saudara Shama sedang mengadakan rapat kecil)

Padma : “Menurut kalian dia sakit apa?”(128)

Sumati : “Pesannya hanya mengatakan bahwa ia sangat sakit.”(129)

Chinta : “Maaf aku harus mengoreksimu. Saudara Sumati. Tapi pesan mengatakan bahwa otaknya tidak benar.” (130) (Np.321/322)

Dari kutipan percakapan antartokoh di atas, ditemukan tindak tutur jenis

ilokusi acknowledgments apologize “meminta maaf” yang terdapat pada tuturan

(130).

2) Thank

Data tindak tutur ilokusi acknowledgments bentuk thank adalah sebagai

berikut :

Data 42 (Dengan lincah resepsionis itu menyobek amplop itu dan membacanya. Tuan Biswas berjalan ke arah resepsionis)

Tuan Biswas : “Saya berubah pikiran. Saya merasa jauh lebih baik, terima kasih.”(131)

Resepsionis : “Bagaimana dengan surat anda?”(132)

Tuan Biswas : “Simpan saja.” (Np.346) (133)

Tindak tutur jenis ilokusi acknowledgments terdapat pada kutipan percakapan

antartokoh di atas, yakni berupa tindak tutur jenis ilokusi acknowledgments thank

“berterima kasih” yang terlihat pada tuturan Tuan Biswas (131).

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

23

3) Accept

Data tindak tutur ilokusi acknowledgments accept adalah sebagai berikut :

Data 43 (Tuan Biswas berencana meminta Seebaran untuk menyelasaikan kasus utang Mungroo kepadanya)

Tuan Biswas : “Lima dolar.” (134)

Moti : “Bagus kalau begitu.” (135) (Np.198)

Dari kutipan percakapan antartokoh di atas, ditemukan jenis tindak tutur

ilokusi acknowledgments bentuk accept “menerima tawaran” yang terdapat pada

tuturan (134).

4) Reject

Data tindak tutur ilokusi acknowledgments reject adalah sebagai berikut :

Data 44 (Tuan Biswas berencana meminta Seebaran untuk menyelasaikan kasus utang Mungroo kepadanya)

Tuan Biswas : “Satu dolar dua puluh sen.” (136)

Moti : “Engkau tidak bisa membayar satu dolar dua puluh sen kepada orang seperti Seebaran untuk memenangkan kasusmu.” (137) (Np.198)

Tuturan dua tokoh dalam kutipan percakapan data (44), ditemukan tindak

tutur jenis ilokusi komisif (comissives) reject “menolak” yang tampak pada

tuturan (137).

4.1.2 Fungsi Tindak Tutur Ilokusi Komunikatif Antartokoh dalam Novel Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas Karya V.S Naipaul

Dari hasil penelitian dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas”

karya V.S Naipaul terdapat empat fungsi tindak tutur ilokusi komunikatif.

Masing-masing fungsi tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam novel “Sepetak

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

24

Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul tersebut, terjadi pada tuturan

antartokoh, sebagai berikut:

4.1.2.1 Fungsi Kompetitif (competitif)

Fungsi tindak tutur ilokusi kompetitif (competitif) yakni tujuan ilokusi

bersaing dengan tujuan sosial, misalnya: memerintah, meminta, menuntut, dan

mengemis, sebagaimana yang dikemukakan oleh Leech (dalam Wawan:2010).

Adapun data fungsi kompetitif yang ditemukan dalam novel “Sepetak Rumah

untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul ini adalah sebagai berikut:

Data 45 (Tuan Biswas berbicara mengenai pekerjaan, dan Govind menunjukkan sedikit minat)

Govind : “Sebaiknya kau sudahi mengecat papan reklame itu. Mereka mencari sopir yang baik untuk dipekerjakan di perkebunan.” (138)

Tuan Biswas : “Menyudahi pekerjaan? Dan kebebasanku? Tidak, kawan. Mottoku: dayunglah perahumu sendiri.” (139) (Np.121)

Dari kutipan percakapan antartokoh di atas, terdapat fungsi tindak tutur

ilokusi kompetitif (competitif) “meminta” yang tampak dalam tuturan (138).

Data 46 (Tuan Biswas akan pergi meninggalkan rumah mertuanya)

Chinta : “Jangan pergi , dik. Kakakmu memohonmu.” (140)

Tuan Biswas : “Baiklah-baiklah. Hapuslah air matamu. Aku tidak akan pergi.”(141) (Np.127)

Tuturan dua tokoh dalam kutipan percakapan di atas, mempunyai fungsi

tindak tutur ilokusi kompetitif (competitif) “meminta” yang tampak pada tuturan

(140).

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

25

Data 47 (Bipti menemui seorang pengacara)

Bipti : “Akte Kelahiran” (142)

Ghany : “Oh! Akte Kelahiran. Masalah biasa. Suatu pernyataan tertulis yang sah. Kapan di ambilnya? Tanggal lahirnya kapan?”(143) (Np. 53)

Pada data tuturan dua tokoh data (47), ditemukan fungsi tindak tutur ilokusi

kompetitif (competitif) “meminta” yang tampak dalam tuturan (142).

Data 48 (Sambil menghela nafas dengan keras, hampir-hampir seperti bunyi orang mendengkur, ia melangkahkan kakinya ke anak tangga belakang beranda, yang menuju ruangan utama rumah itu. Tara tersenyum pada Tuan Mohun Biswas)

Tara : “Ceritakan pada kami tentang rumahmu, Mohun. Kau sudah bekerja habis-habisan di Barak, dan itulah hasilnya.”(150)

Tuan Biswas : “Rumah itu? Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah rumah kecil. Cuma demi kepentingan anak-anaklah, maka rumah itu kubangun.” (151) (Np.274)

Dari kutipan percakapan antartokoh di atas, terdapat fungsi tindak tutur

ilokusi kompetitif (competitif) “meminta” yang tampak pada tuturan (150).

Data 49 (Shama menatap pada Tuan Biswas)

Tuan Biswas : “Kau harus mengizinkan Anand bermain dengan rumah boneka itu.”(152)

Savi : “Ia ‘kan anak laki-laki” (153) (Np.241)

Tuturan dua tokoh dalam kutipan percakapan di atas tersebut, mempunyai

fungsi tindak tutur ilokusi kompetitif (competitif) “meminta” yang tampak pada

tuturan (152).

Data 50 (Tara membujuk Tuan Biswas yang sedang marah. Tuan Biswas berkeinginan untuk hidup mandiri tampa bantuan Bipti (ibunya) dan juga Tara (bibinya)

Bipti : “Kau tak usah mengindahkannya, Tara. Ia masih muda.”(154)

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

26

Tara : “Aku tak berkeberatan, Bipti.” (155) (Np. 78)

Pada data tuturan dua tokoh tersebut, ditemukan fungsi tindak tutur ilokusi

kompetitif (competitif) “meminta” yang tampak dalam tuturan (154).

4.1.2.2 Fungsi Menyenangkan (Convivial)

Berikut adalah data fungsi tindak tutur ilokusi menyenangkan (Convivial)

yang ditemukan dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S

Naipaul :

Data 51 (Tuan Biswas melihat Nyonya Tulsi duduk di beranda dikegelapan. Tuan Biswas tidak memberi salam kepadanya, dia telah bersumpah untuk tidak berbicara dengannya lagi)

Nyonya Tulsi : “Mohun?”(156)

Tuan Biswas : “Ya, Ibu.” (157)

Nyonya Tulsi : “Bagaimana keadaan Anand? Aku tidak mendengar suara batuknya beberapa hari terakhir ini.” (158)

Tuan Biswas : “Dia baik-baik saja.”(159) (Np.564)

Dari kutipan percakapan antartokoh di atas, terdapat fungsi tindak tutur

ilokusi menyenangkan (convivial) “menyapa” yang tampak dalam tuturan tokoh

(156).

Data 52 (Tuan Biswas berencana meminta Seebaran untuk menyelasaikan kasus utang Mungroo kepadanya)

Tuan Biswas : “Lima dolar.” (160)

Moti : “Bagus kalau begitu.” (161) (Np.198)

Tuturan dua tokoh dalam kutipan percakapan di atas, mempunyai fungsi

tindak tutur ilokusi menyenangkan (convivial) “menawarkan” yang tampak pada

tuturan (160).

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

27

4.1.2.3 Fungsi Bekerjasama (Collaborative)

Data fungsi tindak tutur ilokusi bekerjasama (Collaborative) yang

ditemukan dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul

adalah sebagai berikut:

Data 53 (Mohun anak Raghu yang bertugas memelihara anak sapi milik Dhari belum juga kembali ke rumah hingga hari telah larut).

Dhari : “Kolam, kolam. Anaknya Raghu menenggelamkan anak sapi di kolam. Anak sapi yang bagus. Anak sapiku yang pertama. Satu-satunya anak sapi milikku.”(162)

Raghu : “Omong kosong!. Kalian pembohong. Anak itu takkan mendekati air. Pandita secara khusus melarangnya mendekati air.” (163) (Np.36)

Dalam tuturan dua tokoh dalam kutipan percakapan di atas ditemukan fungsi

tindak tutur ilokusi collaborative “mengumumkan” yang terdapat pada tuturan

(162).

Data 54 (Sekelompok anak kecil telah memecahkan botol-botol soda dan mengeruk kelereng kristal dari leher botol-botol itu di toko milik Tuan Biswas)

Anak Lelaki : “Paman Mohun memukulku. Ma, Paman Mohun memukulku.” (164)

Sumati : “Tetapi ia tak akan menyentuhmu tanpa sebab. Kau pasti melakukan sesuatu.” (165)

Anak Lelaki : “Aku tidak melakukan hal yang macam-macam, Ma.”(166)

Anak Pr : “Ia tidak melakukan hal yang tidak-tidak, Ma.”(167)

Mohun : “Pembohong jahanam!. Tak melakukan yang tidak-tidak? Dan siapa yang memecahkan semua botol air soda itu?”(168)

Padma : “Berapa botol pecah.”(169)

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

28

Mohun : “Dan ada delapan sen dalam tiap-tiap botolnya.”(170)

Sumati : “Ini akan mengajarimu untuk tidak mencampuri hal-hal yang bukan urusanmu. Ini akan mengajarimu untuk tidak memancing kemarahan orang yang tidak memberi apapun kepada anak-anak.” (171) (Np.173-174)

Fungsi tindak tutur ilokusi pada percakapan antartokoh di atas, terdapat pada

tuturan(164),(168), dan (169), yang ditujukan pada fungsi bekerjasama

(Collaborative) “Melapor”.

Data 55 (Savi selama beberapa minggu selalu menyuruh ibunya mengikatkan sepatunya ketika hendak berangkat ke sekolah).

Shama : “Ikatlah dengan cepat dan benar, atau aku akan memberi sebuah pukulan kecil padamu.” (172)

Savi : “Aku tidak bisa mengikatnya.”(173) (Np. 219)

Fungsi tindak tutur ilokusi pada percakapan data di atas, ditujukan pada

fungsi bekerjasama (collaborative) “mengajarkan” yang terdapat pada tuturan

(172).

Data 56 (Anand menemui ayahnya yang sedang berbaring di tempat tidur)

Anand : “Pa ... kita harus pindah. Kita harus pindah. Aku tidak tahan lagi untuk tinggal di sini.”(174)

Tuan Biswas : “Pindah? Semuanya pada saat yang bagus. Tunggulah sampai renovasi dan rumah Vilaku.” (175) (Np. 590)

Pada data tuturan di atas, ditemukan fungsi tindak tutur ilokusi yang terdapat

pada tuturan(175) dan (175) yang ditujukan pada fungsi Collaborative

“Menyatakan”.

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

29

4.1.2.4 Fungsi Bertentangan (Conflictive)

Data fungsi tindak tutur ilokusi bertentangan (Conflictive) yang ditemukan

dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul adalah

sebagai berikut:

Data 57 (Tuan Biswas merasa kurang semangat dengan kedatangan Seth. Seth tertawa, melepas cangklong rokok di dadanya dan batuk, yang keluar dari mulutnya)

Seth : “Sungguh luar biasa. Ketika seorang pria menikah tidak selayaknya ia berharap orang lain memberinya makanan. Kenyataannya, ia harus memberi istrinya makanan. Saat aku menikah menurutmu aku ingin ibu Mai memberiku makanan?, dan masih ku dengar kalau engkau tak bahagia di sini?”(176)

Tuan Biswas : “Aku tidak bilang kepada setiap orang mengenai ketidakbahagiaanku di sini.”(177) (Np.123)

Pada data percakapan di atas ditemukan fungsi ilokusi bertentangan

(Conflictive) “memarahi” yang tampak pada tuturan (176).

Data 58 (Tuan Biswas meminum air dan berkumur. Kemudian dengan menghembuskan pipinya, dikeluarkannya air dari mulutnya sejauh mungkin keluar jendela)

Dewa Muda : “Jangan kau pikir aku tidak melihatmu. Akan kuingat yang kau lakukan ini, Tuan Biswas. Tetapi aku berdiri di sini dan jika engkau meludahiku lagi akan kukatakan hal ini kepada mama.”(178)

Tuan Biswas : “Katakan saja olehmu anak bangsat,”(179) (Np.149)

Dari kutipan percakapan antartokoh tersebut, terdapat fungsi tindak tutur

ilokusi bertentangan (Conflictive) “mengancam” yang tampak dalam tuturan

(178).

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

30

Data 59 (Bissooridaye (ibu Bipti) mengadakan pesta dihari kesembilan kelahiran cucunya (Mohun Biswas). Saat yang menegangkan terjadi ketika Raghu, ayah Biswas muncul. Ia telah berjalan lama dengan baju dari kulit binatang dan jaket yang melekat dan berdebu)

Bissoondaye : “Lihat saja. Tuhan telah membalas kesombongan dan kekasaranmu. Pergi dan lihatlah anakmu. Ia akan menyengsarakanmu. Berjari enam, lahir disaat yang salah. Pergi dan lihatlah ia. Ia pun mengidap bersin pembawa sial. (180)

Raghu : “Bersin pembawa sial?”(181)

Bissoondaye : “Aku telah memperingatkanmu. Kau hanya bisa melihatnya pada hari ke-21. Jika engkau berbuat bodoh sekarang maka kau tanggung akibatnya.” (182)

Suami Bissoondaye : “Si keji tak tahu malu. Jika kulihat kelakuannya aku merasa Zaman kegelapan telah tiba” (183) (Np.27)

Tuturan antartokoh dalam kutipan percakapan data di atas, mempunyai

fungsi ilokusi bertentangan (Conflictive) “menyumpahi” yang terdapat dalam

tuturan (180). Sedangkan tuturan (182) mempunyai fungsi ilokusi bertentangan

“memarahi”.

Data 60 (Bhandat menarik Tuan Biswas hingga tersungkur ke kasur)

Bhandat : “Tadi malam aku punya 26 lembar dolar. Pagi ini hanya tinggal 25. Kau apakan uangnya, eh?”(184)

Tuan Biswas: “Aku tidak tahu. Aku bahkan tidak tahu kapan kau pulang tadi malam. Aku tidur terus semalaman.”(185)

Bhandat : “Tidur. Ya, tidur seperti ular.” (186) (Np.75)

Pada data tuturan dua tokoh di atas, ditemukan fungsi tindak tutur ilokusi

bertentangan (Conflictive) “menuduh” yang tampak pada tuturan (184).

Data 61 (Shama masuk membawa makanan untuk Tuan Biswas (suaminya)

Shama : “Apa yang telah engkau perbuat dan engkau katakan? Kau membuat semua orang menentangmu. Kau tak berkeberatan. Tetapi bagaimana denganku? Engkau tak

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

31

bisa memberiku apa-apa dank au ingin mencegah orang lain melakukan apa pun untukku. Engkau mudah saja berkata akan mengepak barang-barangmu lalu pergi. tetapi engkau tahu itu hanya gertakan sambal. Apa yang kau dapatkan?”(187)

Tuan Biswas : “Aku takkan mendapat apa-apa. Tetapi aku takkan turun ke bawah menemui pamanmu. Aku bukan suruhannya, seperti halnya orang-orang lain di rumah ini.”(188)

Shama : “Turunlah dan katakana sendiri kepadanya. Bicaramu seperti pria sejati, turun dan bersikaplah seperti pria sejati.”(189)

Tuan Biswas : “Aku takkan turun menemuinya.” (190) (Np.121-122)

Dari kutipan percakapan antartokoh di atas, terdapat fungsi tindak tutur

ilokusi bertentangan (Conflictive) “memarahi” yang tampak pada tuturan (187)

dan tuturan (189).

Data 62 (Saat senja dihari pemakaman Raghu)

Bipti : “Raghu tak punya uang. Tetapi ia melatih anak-anaknya dengan baik. Olahraga dan ketakwaan.” (191)

Tara : “Benar. Waktu berduka telah usai, Bipti. Berapa jumlah uang yang ditinggalkan Raghu untukmu?”(192)

Bipti : “Tidak ada. Aku tak tahu.”(193)

Tara : “Apa maksudmu? Apakah kau mencoba merahasiakan sesuatu dariku? Setiap orng di desa ini tahu bahwa Raghu punya uang banyak. Aku yakin ia telah meninggalkanmu uang cukup banyak untuk memulai usaha kecil.” (194) (Np.44)

Tuturan antartokoh dalam kutipan percakapan data (62), mempunyai fungsi

ilokusi bertentangan (Conflictive) “menuduh” yang tampak dalam tuturan (194).

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

32

Data 63 (Senja hampir berakhir. Disebelah barat langit menyemburat sinar emas dan berkabut. Bipti mencuci kerak panci, piring kuningan dari timah dengan abu dan air. Pratap dan Prasad tiba dengan rumput liar disela-sela giginya, baju yang dipakainya lembab dengan keringat, wajah terbakar matahari dan berlumur keringat, kakinya terbungkus lumpur kering)

Bipti : “Kalian harus pergi mengambil kayu sebelum hari gelap” (195)

Anak : “Kenapa ibu menyuruhku sekarang? Kenapa ibu menyuruhku tiap hari? Aku takkan pergi.”(196)

Raghu : “Dengar, ya, jangan karena engkau ,menghasilkan uang kau merasa dirimu lelaki sejati. Lakukan yang diminta ibumu. Dan cepatlah pergi, sebelum kupukulkan tongkat ini, meskipun belum selesai dibuat.”(197) (Np.35)

Pada data tuturan dua tokoh di atas, ditemukan fungsi tindak tutur ilokusi

bertentangan (Conflictive) “memarahi” yang tampak pada tuturan (197).

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, maka ditemukan hasil analisis dari

permasalahan pada bab 1 yaitu sebagai berikut.

4.2.1 Tindak Tutur Ilokusi Komunikatif Antartokoh dalam Novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” Karya V.S Naipaul.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa terdapat empat jenis

tindak tutur ilokusi komunikatif yang terjadi pada tuturan antartokoh, sebagai

berikut:

4.2.1.1 Ilokusi Konstatif (Constatives)

Ilokusi Konstatif (Constatives) menurut Ibrahim (1993:16-17) merupakan

ekspresi kepercayaan yang dibarengi dengan ekspresi maksud sehingga mitratutur

membentuk atau memegang kepercayaan yang serupa. Berdasarkan hasil

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

33

penelitian, dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul

ditemukan 8 bentuk jenis tindak tutur ilokusi konstatif, yang terdiri atas :

1) Asertif (Assertives)

Tindak tutur ilokusi konstatif asertif biasanya ditandai dengan menyatakan,

mengutarakan, menyampaikan, mengklaim, menunjukkan, dan mengatakan,

sebagaimana yang tampak dalam tuturan antartokoh pada data (01) sampai dengan

data (04), berikut pembahasannya:

Tindak tutur yang terdapat dalam kutipan percakapan antartokoh data (01)

yakni tindak tutur ilokusi konstatif asertif yang ditujukan pada tuturan (1) ; “Aku

yakin ia mencuri uangnya sendiri. Ia telah terlatih. Dicurinya uang setiap waktu.

Dan aku selalu bisa mengatakan kapan ia mencuri.....”, tuturan tokoh Mohun ini

ditujukan kepada Bipti (ibunya), sebagaimana konteks dalam tuturan tersebut,

bahwa Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat, jadi secara pragmatik

ilokusi dari tuturan tersebut yakni tokoh Mohun ingin menyampaikan atau

mengatakan kepada mitratuturnya tentang kebenaran yang sesungguhnya, dengan

tujuan agar mitratutur percaya bahwa bukan dirinya yang telah mencuri uang

tersebut.

Tuturan (1) tersebut di atas, berisi tindakan yaitu tokoh Mohun

menginginkan agar ibunya bisa membela dirinya di depan Bhandat. Namun tujuan

tersebut belum tercapai, sebab perkataan Bipti “Mohun!”, meskipun tidak terucap

secara langsung, namun dari cara Bipti menyebut nama anaknya dengan seruan

seperti itu telah mengisyaratkan bahwa dirinya tidak percaya. Maksud dari tuturan

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

34

tersebut yakni tokoh Bipti menginginkan agar anaknya lebih berhati-hati dalam

berbicara.

Pada tuturan (3) tampak bahwa tokoh Mohun tetap membela dirinya, ia

meyakinkan agar Bipti mempercayainya dengan tuturannya yang juga

menunjukkan adanya tindak tutur konstatif asertif “Ia yang bejat, pemboros juga

pembohong. Bukan aku.”, secara gramatikal tuturan Mohun ini hanya

memberitahu tentang Bhandat yang mempunyai sifat pemboros dan pembohong,

namun secara pragmatik ilokusi dari tuturan tokoh Mohun ini yakni mengklaim

bahwa Bhandatlah yang mempunyai semua perihal yang telah dituduhkan

kepadanya. Namun dengan perkataan tersebut Bipti tetap merespon dengan

perkataan yang sama, sampai keluarlah tuturan Mohun “Dan aku tahu semua

tentang perempuan yang dikencaninya. Anak-anaknya juga tahu itu. Begitu

bangganya anak-anaknya itu. Ia bertengkar dengan istrinya dan memukulinya.

Aku tak akan kembali ke bar itu meskipun ia datang dan memintaku sambil

mengiba-iba”, ilokusi tuturan Mohun yakni ia ingin mengutarakan apa yang

diketahuinya tentang perbuatan bejat dari tokoh Bhandat, agar membuat

kepercayaan pada mitratuturnya. Selanjutnya tuturan tokoh Tara “ ...Uang itu

tidak hilang. Uang itu ada didasar saku celananya dan ia luput

memperhatikannya.”, maksud dari tuturan Tara yakni ingin mengutarakan

kebenaran dari tuturan tokoh Mohun.

Tuturan tokoh Tara tersebut, menandakan bahwa dirinya percaya penuh

dengan apa yang dikatakan oleh tokoh Mohun. Kebenaran dari tindak konstatif

asertif adalah ketika penutur mengucapkan dan menyatakan tentang apa yang

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

35

disampaikan, dengan maksud mitratuturnya percaya dengan apa yang

dikatakannya, dan hal tersebut sebagaimana dijelaskan di atas bahwa tuturan

tokoh Mohun mendapat kepercayaan penuh dari tokoh Tara.

Percakapan dua tokoh yang terdapat pada tuturan data (02) berlangsung

dalam situasi yang santai. Pada tuturan tersebut pengarang menggunakan jtindak

tutur jenis ilokusi konstatif asertif yang ditujukan pada tuturan (7) berikut:

“Kuberi tahu, bekerja pada Tara tak punya masa depan. Sebagaimana kau

ketahui, kini aku bekerja di tempat pembuatan minuman keras, dan tahukah kau

berapa penghasilan yang kuperoleh? Ayo. Tebaklah”, tuturan ini mengandung

pengertian bahwa tokoh Ramchand ingin memberi tahu tentang pekerjaannya

dengan cara menyampaikan, mengatakan maksud bahwa mitratuturnya tahu

berapa penghasilan yang diperolehnya. Selanjutnya tuturan Tuan Biswas

“Sepuluh dolar”, dalam tuturannya ini Tuan Biswas mencoba menebak

penghasilan tokoh Ramchand.

Tindak tutur jenis ilokusi konstatif asertif juga terdapat dalam tuturan (9)

“Dua belas. Dengan bonus setiap hari natal. Dan bir dengan harga borongan

hingga tawar menawar. Tak terlalu buruk,’kan?”, tuturan ini memberitahu

tentang penghasilan yang diperolehnya dengan cara menyampaikan, mengatakan

dengan maksud agar mitratuturnya percaya dengan besarnya penghasilan yang

diperolehnya dari menjual minuman keras tersebut. Tuturan tokoh Ramchand ini

berisi suatu tindakan yakni ia menginginkan agar Tuan Biswas tertarik dengan

pekerjaan tersebut dan mau bekerja bersamanya.

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

36

Dua tokoh dalam tuturan data (03) terjadi pada pasangan suami istri tokoh

Shama dan Tuan Biswas. Pada tuturan tersebut, pengarang menggunakan tindak

tutur ilokusi konstatif asertif yang ditujukan dalam tuturan (10) “Aku tidak mau

memakan makanan bergizi buruk dari rumah ini”, ilokusi dari tuturan ini yakni

Tuan Biswas tidak mau memakan makanan yang disediakan oleh istrinya dengan

cara mengatakan bahwa makanan tersebut bergizi buruk. Tindak tutur konstatif

asertif mengatakan juga terdapat dalam tuturan (11) “Baiklah, tidak ada seorang

pun yang akan memohonmu untuk memakannya, tahu”, ilokusi dari tuturan

Shama ini yakni mengatakan kepada lawan bicaranya bahwa tidak ada orang yang

akan memaksa dirinya untuk memakan makanan tersebut.

Tindak tutur dalam percakapan data (04) ini ditujukan pada bentuk tindak

asertif yang tampak dalam tuturan (12) berikut: “Kamu anak saya, Mohun. Mari”,

ilokusi dari tuturan ini yakni tokoh Bhandat mengatakan bahwa dirinya telah

menganggap Tuan Biswas sebagai anaknya.

Pada tuturan (14) “Mari, mari. Kamu boleh saja berpikir bahwa kamu

sudah besar, tetapi bagi saya kamu masih anak saya. Mari masuk, biarkan saya

menciummu”, ilokusi dari tuturan ini yakni tokoh Bhandat ingin mengatakan

dengan cara mengutarakan bahwa dirinya tetap menganggap Tuan Biswas sebagai

anaknya meski sekarang Tuan Biswas sudah tidak seperti usianya waktu masih

bekerja padanya dulu. Kebenaran dari bentuk tindak ini yakni ketika penutur

mengatakan sesuatu, dan dengan maksud agar mitratuturnya percaya dengan apa

yang dikatakannya tersebut.

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

37

2) Prediktif (Predictives)

Pada tindak tutur ilokusi prediktif (Predictives) ini menuntut agar mitratutur

percaya terhadap segala sesuatu yang diprediksikan atau diramalkan oleh penutur,

sebagaimana yang tampak dalam tuturan antartokoh data (05), berikut

pembahasannya:

Tindak tutur ilokusi yang digunakan pengarang dalam tuturan antartokoh

data (05) yakni tindak tutur jenis ilokusi konstatif prediktif yang ditunjukkan

pada tuturan (15) tokoh Pandita berikut: “Pertama-tama, gambaran anak malang

ini. Giginya akan baik-baik saja namun akan agak lebar, dan berjarak. Aku yakin

engkau tahu artinya. Anak itu akan punya nafsu besar dan boros. Mungkin juga

seorang pembohong. Sulit mengetahui besarnya jarak diantara gigi-giginya.

Mungkin hanya berjarak satu gigi atau seluruhnya atau mungkin tiga gigi”.

Berdasarkan konteks, tuturan Pandita ini ditujukan kepada Bissoondaye atas

keadaan cucunya yang lahir dengan kondisi yang aneh. Sehingga secara pragmatik

tuturan Pandita tersebut mengandung pengertian bahwa ia ingin memberitahu

kemungkinan yang akan terjadi pada anak tersebut kepada mitratuturnya. Ilokusi

dari tuturan Pandita yakni memprediksikan keadaan fisik anak tersebut dimasa

mendatang.

Kebenaran tindak tutur jenis ilokusi konstatif prediktif tersebut adalah ketika

penutur memprediksikan sesuatu, dengan maksud agar mitratuturnya percaya

bahwa apa yang diprediksikan itu benar-benar akan terjadi. Tujuan dari tuturan

Pandita itu sendiri telah tercapai dengan respon tokoh Bissoondaye dengan

tuturannya “Bagaimana dengan jari-jarinya yang enam itu, pandita?”, meskipun

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

38

dalam tuturan ini tidak terdapat perkataan yang langsung mengatakan suatu

kepercayaan terhadap tuturan Pandita tersebut, namun dari pertanyaan yang

dilontarkan tokoh Bissoondaye kepada Pandita telah menunjukkan bahwa dirinya

percaya dengan apa yang diprediksikan oleh lawan tuturnya.

Pertanyaan Bissoondaye tersebut berisi suatu tindakan yakni agar Pandita

memprediksikan juga jari cucunya yang berjumlah enam tersebut. Selanjutnya

Pandita pada tuturan (17) “Itu tanda yang mengejutkan, tentu saja. Satu-satunya

saran yang bisa kuberikan adalah jauhkan anak itu dari pepohonan dan air.

Terutama air”, tuturan tersebut bermaksud memberi saran yang pada inti

perkataannya tersebut tetap mengandung prediksi, dengan artian Pandita secara

tidak langsung mengatakan bahwa anak itu akan baik-baik saja ketika dijauhkan

dari pepohonan dan air. Namun sebaliknya, seakan-akan sesuatu bisa terjadi

manakala anak tersebut didekatkkan dengan pepohohan dan air.

3) Retrodiktif (Retrodiktives)

Pada tindak tutur ilokusi retrodiktif ini biasa ditandai dengan melaporkan dan

memperhatikan, sebagaimana yang tampak dalam tuturan antartokoh data (06)

sampai dengan data (08), berikut pembahasannya :

Terdapat lima pelaku/tokoh dalam tuturan data (06), yaitu anak lelaki, anak

perempuan, Sumati, Padma dan Mohun. Percakapan tersebut terjadi dalam

suasana yang menegangkan. Dikatakan demikian karena pernyataan tokoh Mohun

dengan anak tersebut berlawanan sehingga mempersulit lawan bicara lainnya

untuk mengetahui kebenaran yang sesungguhnya.

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

39

Pada tuturan data (06) pengarang menggunakan tindak tutur konstatif

retrodiktif melaporkan yang ditujukan pada tuturan (18) “Paman Mohun

memukulku. Ma, Paman Mohun memukulku”, ilokusi dari tuturan anak lelaki ini

tidak lain yakni melaporkan apa yang telah dilakukakan oleh Mohun kepada

ibunya bahwa dirinya telah dipukul. Dalam hal ini ibunya tidak mempercayai apa

yang dikatakan oleh anaknya terlihat dalam tuturannya “Tetapi ia tak akan

menyentuhmu tampa sebab. Kau pasti melakukan sesuatu”, karena Mohun adalah

paman mereka jadi tidak mungkin jika ia memukul tampa ada sebab. Namun anak

itu terus berusaha agar ibunya percaya dengan apa yang dituturkannya “Aku tidak

melakukan hal yang macam-macam, Ma”, untuk membuat kepercayaan terhadap

ibunya akhirnya anak perempuan yang juga terlibat dalam peristiwa tersebut ikut

meyakinkan dengan tuturannya “Ia tidak melakukan hal yang tidak-tidak, Ma”.

Pada tuturan (22) tokoh Mohun muncul dalam percakapan itu, dengan

tuturannya yang juga menunjukkan adanya tindak konstatif retrodiktif

“Pembohong jahanam!. Tak melakukan yang tidak-tidak? Dan siapa yang

memecahkan semua botol air soda itu?”, ilokusi dari tuturan tokoh Mohun tidak

lain yakni melaporkan bahwa anaknya telah memecahkan semua botol soda di

tokonya. Tuturan tokoh Mohun ini berisi tindakan yakni agar Sumati bisa

memarahi anaknya, sehingga kejadian yang serupa tidak akan terulang kembali.

Pada tuturan (23) tokoh Padma muncul dengan tuturannya yang juga

menunjukkan tindak tutur ilokusi konstatif retrodiktif “Beberapa botol pecah”,

ilokusi dari tuturan Padma ini tidak lain adalah melaporkan kepada Tuan Biswas

bahwa beberapa botol soda itu pecah, dan tokoh Mohun pun menjawab yang

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

40

tujuannya adalah untuk meyakinkan bahwa anak-anak tersebut benar-benar telah

memecahkan botol-botol itu dengan tuturannya “… ada delapan sen dalam tiap-

tiap botolnya”.

Kebenaran dari tindak tutur konstatif retrodiktif adalah ketika penutur

melaporkan sesuatu, maka mitratutur percaya bahwa apa yang dikatakan itu

benar-benar terjadi. Kepercayaan dari mitratutur nampak dalam tuturan “ini akan

mengajarimu untuk tidak mencampuri hal-hal yang bukan urusanmu. Ini akan

mengajarimu untuk tidak memancing kemarahan orang yang tidak memberi

apapun kepada anak-anak”, kata-kata ini diucapkan oleh tokoh Sumati dengan

memukuli anaknnya, yang berarti ia percaya bahwa anaknya telah bersalah dan

pantas untuk mendapatkan hukuman. Meskipun dalam hal ini tokoh Sumati kesal

dengan tokoh Mohun yang tidak bisa mengerti dengan anak-anak, namun

tuturannya tetap mengandung suatu kepercayaan terhadap apa yang dituturkan

oleh tokoh Mohun. Dalam tuturan ini hanya mengandung jenis tindak retrodiktif

melaporkan.

Dua tokoh dalam percakapan data (07) terjadi antara seorang ayah dan

anaknya. Pada tuturan ini, pengarang menggunakan tindak tutur konstatif

retrodiktif yang ditujukan pada tuturan (24) “Nenek memaksaku makan ikan. Aku

tidak suka itu”, secara gramatikal tuturan ini hanya ingin memberitahu bahwa ia

dipaksa makan ikan oleh neneknya, namun secara prakmatik tuturan ini

bermaksud untuk melaporkan tindakan neneknya kepada ayahnya (Tuan Biswas),

dengan tujuan agar ayahnya percaya dengan apa yang telah dikatakannya tersebut.

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

41

Kepercayaan Tuan Biswas itu sendiri nampak dalam tuturannya “Ya jangan

kau makan, kau dapat membuangannya. Jangan biarkan mereka memberimu

makanan yang buruk”, meskipun dalam tuturannya tidak menyatakan bahwa

dirinya mempercayai apa yang dikatakan oleh Savi, namun dengan responnya

yang demikian itu telah menandakan bahwa ia percaya, sebab Tuan Biswas yang

kemudian meminta Savi untuk tidak memakannya bahkan dimintanya ia untuk

membuangnnya.

Tindak tutur konstatif retrodiktif juga terdapat pada tuturan (26) “Tapi aku

tidak dapat menolaknya. Nenek membuang duri-durinya dan menyuapkan padaku

dengan tangannya sendiri”, maksud tuturan ini yakni tokoh Savi merespon

perkataan ayahnya tersebut dengan cara melaporkan bahwa dirinya tidak bisa

menolak, dengan alasan bahwa neneknya yang menyuapinya dengan tangannya

sendiri.

Kebenaran dari tindak tutur jenis ilokusi konstatif retrodiktif ini yakni

penutur melaporkan tentang isi proposisi atau sesuatu yang dibicarakan bahwa apa

yang dikatakannya itu adalah benar, dan maksud agar lawan bicaranya percaya

bahwa apa yang dikatakannya itu benar-benar terjadi. Dan tampak dalam tuturan

tersebut, bahwa tuturan tokoh Savi mendapat kepercayaan penuh dari Tuan

Biswas.

Percakapan dua tokoh pada data (08) terjadi antara tokoh Tuan Biswas dan

Myna. Tindak tutur yang digunakan pengarang dalam tuturan tersebut yakni jenis

tindak konstatif retrodiktif yang ditujukan pada tuturan (27) ”… Govind

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

42

mengatakan mobil itu adalah sebuah korek api”, ilokusi dari tuturan tokoh Myna

ini yakni melaporkan kepada Tuan Biswas bahwa Govind mengatakan mobil

Tuan Biswas sebuah kotak korek api. Tujuan dari tuturan ini yakni agar

membentuk kepercayaan dari mitratuturnya.

Kepercayaan dari Tuan Biswas sendiri tampak dalam tuturan “Kotak korek

api, heh. Mobil Inggris, kamu tahu …”, respon Tuan Biswas ini menandakan

bahwa dirinya percaya terhadap tuturan tokoh Myna. Kebenaran dari tindak tutur

jenis ini yakni ketika penutur melaporkan sesuatu, dan bermaksud agar

mitratuturnya percaya dengan apa yang dilaporkannya tersebut.

4) Informatif (Informatives)

Pada tindak tutur ilokusi informatif ini terdiri dari tindak menasehati,

mengumumkan, menginformasikan, menekankan, melaporkan, menunjukkan, dan

menceritakan. Jenis tindak informatif nampak dalam tuturan antartokoh pada data

(09) berikut pembahasannya :

Tuturan pada data (09) antara tokoh Bhandat dan salah satu tamu bar

tersebut terjadi dalam suasana santai. Pada tuturan (29) “Lihatlah anak ini. Selalu

tersenyum, bukan? Seolah-olah ia lebih pandai dari orang lain”, telah

menunjukkan adanya jenis tindak ilokusi konstatif informatif, karena ilokusi dari

tuturan Bhandat tidak lain yakni ingin menginformasikan kepada tamu bar tentang

gelagak aneh dari karyawannya tersebut.

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

43

Tindak tutur jenis ilokusi konstatif informatif juga ditunjukkan pada tuturan

(30) “Ya. Ia orang yang benar-benar pandai. Lebih baik engkau mengawasinya

Bhandat”, ilokusi dari tuturan salah satu tamu bar tersebut yakni menekankan

agar Bhandat mengawasi karyawannya tersebut. Kebenaran dari tindak tutur

konstatif informatif adalah ketika penutur menginformasikan sesuatu kepada

mitratuturnya dengan maksud agar mitratuturnya percaya dengan apa yang ia

informasikan.

Kepercayaan tamu bar atas apa yang dikatakan oleh Bhandat terlihat dari

tuturannya yang menekankan kepada Bhandat agar mengawasi karyawannya

tersebut, dengan alasan karena ia percaya bahwa karyawannya tersebut adalah

benar-benar anak yang pandai. Dalam tuturan dua tokoh Bhandat dan tamu bar di

atas terdapat dua jenis tindak yakni tindak konstatif informatif menginformasikan

dan menekankan.

5) Retraktif (Retractives)

Retraktif mengekspresikan sikap bahwa penutur tidak lagi mempercayai apa

yang sebelumnya ditunjukkan untuk dipercayai, seperti : membenarkan,

menyangkal, membantah, menyanggah, dan menarik kembali. Tindak jenis ini

sebagaimana nampak dalam tuturan antartokoh data (10) berikut pembahasannya :

Pada data (10) tuturan dua tokoh Dhari dan Raghu terjadi dalam situasi yang

menegangkan. Dalam tuturan data (10) ini Dhari memperkirakan anak sapinya

bersama anak Raghu tenggelam di dalam kolam. Hal ini terlihat dari tuturan Dhari

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

44

itu sendiri “Anaknya Raghu menenggelamkan anak sapi di kolam. Anak sapi yang

bagus. Anak sapiku yang pertama. Satu-satunya anak sapi milikku”.

Tindak tutur konstatif retraktif ditunjukkan pada tuturan (32) “Omong

kosong!. Kalian pembohong. Anak itu takkan mendekati air. Pandita secara

khusus melarangnya mendekati air”, secara pragmatik ilokusi dari tuturan Raghu

tersebut tidak lain yakni menyangkal atau membantah apa yang dikatakan oleh

lawantuturnya. Kebenaran dari tindak tutur konstatif retraktif adalah ketika

penutur mengatakan sesuatu, dan apa yang dikatakan tersebut tidak dipercayai

oleh mitratuturnya. Ketidakpercayaan tersebut bisa dilihat dari tuturan Raghu

yang menyangkal ataupun membantah perkataan Dhari, dengan alasan bahwa

anaknya telah dilarang untuk mendekati air, sehingga mustahil jika anaknya

masuk ke dalam kolam tersebut.

6) Dissentif (Dissentives)

Tindak tutur ilokusi konstatif dissentif ini terdiri dari tindak menidaksetujui,

menolak, membedakan, dan menidaksepakati. Jenis tindak dissentif tampak

dalam tuturan antartokoh data (11) dan (12), berikut pembahasannya :

Pada data (11) diawali dengan tuturan dari tokoh Govind yang menawarkan

pekerjaan kepada Tuan Biswas yang tampak pada tuturan berikut: “Sebaiknya kau

sudahi mengecat papan reklame itu. Mereka mencari sopir yang baik untuk

dipekerjakan di perkebunan”, tuturan ini berisi tindakan bahwa tokoh Govind

menginginkan agar Tuan Biswas mau bekerja di perkebunan tersebut sebagai

sopir.

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

45

Tindak tutur jenis ilokusi konstatif dissentif terdapat dalam tuturan (34)

berikut: “Menyudahi pekerjaan? Dan kebebasanku? Tidak, kawan. Mottoku:

dayunglah perahumu sendiri”, meskipun tidak tersirat dalam tuturannya secara

langsung namun secara pragmatik ilokusi dari tuturan tokoh Tuan Biswas tersebut

yakni menolak tawaran tokoh Govind. Pada tuturan selanjutnya “Baiklah,

menurutku mengecat papan reklame tidak apa-apa. Tetapi itu bukan pekerjaan.

Tidak akan membuatmu kaya raya”, di sini tokoh Govind tidak

mempermasalahkan lawantuturnya yang menolak tawarannya tersebut, namun

masih terdapat unsur mempengaruhi sebab dalam perkataannya bahwa pekerjaan

Tuan Biswas tak akan membuatnya kaya, itu sama halnya ia mengatakan bahwa

bekerja sebagai sopir di perkebunan itu bisa membuatnya kaya, yang berarti

pekerjaan itu lebih baik dari pada mengecat papan reklame.

Tuan Biswas dalam tuturannya “Bagaimana denganmu? Berapa mereka

menggajimu?”, di sini seperti tidak ada unsur kepercayaan dari tokoh Tuan

Biswas terhadap apa yang dikatakan oleh Govind. Sementara itu tokoh Govind

tetap membuat kepercayaan kepada mitratuturnya dengan menjawabnya dengan

tuturan “Mereka menggajiku cukup banyak”. Tuturan tokoh Govind ini tidak

mendapat kepercayaan dari lawan bicaranya karena Tuan Biswas yang tampak

dalam tuturan (38) berikut: “Itu katamu. Namun orang-orang itu mengisap

darahmu, teman. Daripada bekerja untuk mereka, lebih baik aku menangkap

kepiting atau menjual kelapa”, ilokusi dari tuturan Tuan Biswas ini yakni

membedakan dua pekerjaan, tampak dalam tuturannya bahwa dirinya lebih

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

46

memilih menangkap kepiting atau menjual kelapa, daripada harus bekerja menjadi

sopir di perkebunan.

Kebenaran dari tindak tutur konstatif dissentif ini yakni mitratutur tidak

percaya dengan apa yang disampaikan oleh penutur, dan ketidakpercayaan itu

terdapat dalam tuturan tokoh Tuan Biswas. Dengan begitu tindak tutur jenis

konstatif pada tuturan ini lebih ditujukan pada bentuk tindak tutur dissentif

menolak.

Dua tokoh pada data (12) terjadi antara seorang anak dengan ayahnya. Tuan

Biswas dengan tuturannya “Kemarilah dan kita baca bersama karangan itu.

Kemarilah”, maksud dari tuturan ini tidak lain yakni meminta kepada anaknya

untuk mendekatinya dan membaca bersama karangan yang telah dibuatnya.

Tindak tutur ilokusi konstatif disentif ditujukan pada tuturan tokoh Anand

pada tuturan (40) berikut: “Tidak!”, ilokusi dari tuturan ini yakni menolak apa

yang diinginkan oleh ayahnya, dengan alasan bahwa tokoh Anand sendiri yang

merasa muak dengan karangannya, sehingga tidak bisa ia membacanya kembali

apalagi di depan ayahnya sebagaimana yang tampak dalam konteks tuturan

tersebut.

7) Responsif (Responsives)

Responsif dimaksudkan sebagai jawaban terhadap inquiri mitratutur, seperti

menjawab, membalas, dan merespon. Tindak tutur jenis ini sebagaimana yang

nampak dalam tuturan antartokoh pada data (13) sampai dengan data (16). berikut

pembahasannya :

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

47

Pada data (13) Shama dengan tuturannya “Mau kemana dan apa yang akan

kau lakukan sekarang?”, maksud dari tuturan ini yakni ingin menanyakan sesuatu

kepada suaminya. Tindak tutur konstatif responsif lebih ditujukan pada tuturan

(42) berikut: “Apa yang kulakukan? Aku tidak melakukan apapun. Aku hanya

tidak mempercayai pemujaan berhala ini, itu saja”, ilokusi dari perkataan Tuan

Biswas ini yakni merespon atau menjawab apa yang ditanyakan oleh lawan

bicaranya.

Pada data (14), tokoh Chinta adalah saudara ipar dari tokoh Tuan Biswas.

Dengan tuturannya “Wow. Ada beberapa kepiting besar di dekat tangki. Dapat

dari mana?”, maksud tuturan Tuan Biswas yakni ingin memperoleh informasi

mengenai kepiting-kepiting yang ada dihalaman rumah dengan cara bertanya

kepada mitratuturnya .

Tindak tutur konstatif responsif ditujukan dalam tuturan (44) berikut:

“Govind membeli mereka untuk mai dan Owad”, ilokusi dari tuturan ini yakni

menjawab atau merespon apa yang ditanyakan oleh tokoh Tuan Biswas.

Kebenaran dari tindak tutur jenis konstatif responsif ini yakni ketika

mengucapkan atau menanyakan sesuatu, mitratutur memberi jawaban atau

merespon pertanyaan tersebut.

Percakapan tiga tokoh pada data (15) terjadi pada ranah keluarga yakni

antara Tuan Biswas dan kedua anaknya Savi dan Anand. Tuan Biswas dengan

tuturannya Savi, berapa delapan kali dua?”, tujuan dari tuturan ini tidak lain

yakni untuk memperoleh jawaban dari mitratuturnya. Tindak tutur konstatif

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

48

responsif ditujukan dalam tuturan (46) berikut: “Dua”, ilokusi dari tuturan ini

tidak lain yakni merespon atau menjawab pertanyaan dari ayahnya. Sama halnya

dengan tuturan (48), berikut: “Satu”, yang ilokusinya yakni menjawab atau

merespon dari apa yang telah ditanyakan oleh ayahnya.

Percakapan pada data (16) terjadi antara seorang anak dan ayahnya.

Perkataan Anand dengan tuturan “Aku gagal”, maksudnya yakni ingin

memberitahu kepada ayahnya tentang perihal yang menyebabkan kesedihan

dalam dirinya, sehingga dalam tuturan selanjutnya “Apa yang terjadi?”, maksud

tuturan Tuan Biswas dengan pertanyaan ini yakni ingin mencari tahu sebab-sebab

kegagalan anaknya tersebut.

Tindak tutur konstatif pada tuturan ini lebih ditujukan pada bentuk tindak

responsif yang tampak dalam tuturan (51) berikut: “Pada kertas ejaan. Sinonim

dan homonym. Soal-soal itu sangat mudah aku pikir sehingga aku berpikir untuk

mengerjakannya belakangan. Lalu aku lupa mengerjakannya”, tuturan ini

bermaksud untuk menjawab ataupun merespon pertanyaan dari ayahnya, yang

tujuannya agar ayahnya percaya bahwa terdapat alasan tertentu mengapa ia tidak

mengerjakan soal-soal tersebut. Karena kurang yakin dengan jawaban anaknya

maka Tuan Biswas kembali bertanya “Maksudmu kamu tidak mengerjakan semua

soal itu?”, maksud tuturan ini yakni untuk mendapatkan jawaban yang sedetail

mungkin dari anaknya, dan Anand kembali menjawab pada tuturan (53) “Aku

baru mengingatnya di Savannah”, ilokusi dari tuturan ini yakni meyakinkan

ayahnya bahwa dia tidak mengerjakannya karena benar-benar lupa.

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

49

Kebenaran dari jenis tindak konstatif responsif ini yakni penutur

merespon/menjawab apa yang telah dipertanyakan oleh mitratuturnya, dengan

maksud agar mitratutur percaya dengan apa yang telah dikatakannya sebagai

jawaban dari pertanyaan tersebut, hal ini tentu tampak dalam penjelasan di atas

yakni ketika penutur mengatakan tentang kegagalannya kemudian mitratutur

mempertanyakan sebab kegagalannya dan penutur menjawab/merespon apa yang

telah dipertanyakan tersebut.

8) Sugestif (Suggestives)

Tindak tutur ilokusi konstatif sugestif ini terdiri dari tindak menyarankan,

menerka, menebak, dan berhipotesis. Tindak jenis ini sebagaimana yang nampak

dalam tuturan antartokoh pada data (17), berikut pembahasannya :

Tuturan tiga tokoh data (17) terjadi dalam suasana yang santai. Tindak tutur

konstatif sugestif ditunjukkan pada tuturan (54) berikut: “Mengapa kau tidak

mencoba cari kerja di rumah sakit jiwa? Bayarannya bagus, seragamnya bebas,

dan kantinnya sangat bagus. Semua yang ada disana selalu lebih murah lima

sampai enam sen. Tanya saja Dehuti”,jika dilihat secara gramatikal tuturan ini

hanya memberitahu tentang keuntungan ataupun kemudahan jika bekerja di

rumah sakit jiwa. Namun secara pragmatik tuturan tersebut meski diawali dengan

kalimat tanya tapi ilokusi yang sebenarnya yakni Ramchand menyarankan kepada

Tuan Biswas untuk melamar kerja di rumah sakit jiwa. Sedang kalimat Ramchand

selanjutnya berisi tindakan yakni agar mitratuturnya mau dan tertarik dengan

pekerjaan tersebut, sehingga untuk membuat mitratuturnya percaya akan

Page 50: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

50

kebenaran dari tuturannya tersebut, maka dimintalah tokoh Dehuti untuk memberi

kepercayaan dengan tuturannya “Ya, Semua yang ada disana jauh lebih murah”.

Kebenaran dari tindak tutur konstatif sugestif adalah ketika penutur

menyarankan sesuatu, maka mitratutur percaya bahwa terdapat alasan untuk

mempercayai apa yang dituturkan oleh lawantuturnya. Kepercayaan tersebut,

dapat dilihat dari tuturan Tuan Biswas itu sendiri yang mengatakan “Well,

mengapa tidak?.., yang penting ada yang dikerjakan”, tuturan ini menandakan

bahwa penutur agreement terhadap apa yang disarankan oleh lawan bicaranya, ini

berarti ia percaya penuh terhadap apa yang dituturkan oleh tokoh Ramchand

mengenai pekerjaan yang ada di rumah sakit jiwa.

4.2.1.2 Ilokusi Direktif (Directives)

Ibrahim (1993:27) mengatakan bahwa tindak tutur ini mengekspresikan sikap

penutur terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh mitratutur. Berdasarkan hasil

penelitian terdapat 6 bentuk tindak tutur direktif yakni terdiri atas requistives,

questions, requirements, probibitives, permissives, dan advisories. Masing-masing

jenis tindak ini dipaparkan sebagai berikut :

1) Requestives

Requestives mengekspresikan keinginan penutur sehingga mitratutur

melakukan sesuatu, seperti: meminta, mengemis, memohon, menekan,

mengundang, mendoa, mengajak, dan mendorong. Tindak jenis ini sebagaimana

yang nampak dalam tuturan pada data (18) sampai dengan data (20). berikut

pembahasannya:

Page 51: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

51

Tuturan antara dua tokoh data (18) terjadi dalam situasi yang menyedihkan.

Tindak tutur jenis ilokusi direktif requestives pada tuturan ini lebih ditujukan pada

tuturan (57) berikut: “Jangan pergi , dik. Kakakmu memohonmu”, tuturan ini

disampaikan kepada Tuan Biswas ketika ia akan pergi meninggalkan rumah ibu

mertuanya, dan ilokusi dari tuturan tokoh Chinta itu sendiri yakni

meminta/memohon kepada lawantuturnya agar tidak pergi.

Tuturan tokoh Chinta tersebut berisi tindakan yakni agar Tuan Biswas

mengurungkan niatnya untuk pergi dari rumah mertuanya. Kebenaran dari tindak

tutur direktif requestives ini adalah ketika penutur memohon/meminta kepada

mitratuturnya untuk melakukan apa yang menjadi keinginannya, dan mitratutur

menindakinya atau mengabulkan apa yang menjadi keinginan penutur tersebut.

Hal ini dapat dilihat dari tuturan tokoh Tuan Biswas “Baiklah-baiklah. Hapuslah

air matamu. Aku tidak akan pergi”, dalam tuturan ini berarti Tuan Biswas

mengabulkan apa yang diminta atau dimohonkan dari tokoh Chinta, terlihat jelas

dalam tuturannya yang menyatakan bahwa dirinya tidak akan pergi. Dengan

demikian penutur telah mencapai tujuan dari tuturannya.

Percakapan data (19) terjadi antara dua tokoh Chinta dan Shama, yang

keduanya adalah kakak beradik. Pada tuturan data ini, pengarang menggunakan

tindak tutur ilokusi direktif requestives meminta yang nampak dalam tuturan (59)

berikut: “Saudaraku Shama, aku minta padamu mengatakan pada suamimu

bahwa agar berhenti menekan diriku…”, ilokusi dari tuturan ini yakni tokoh

Chinta meminta kepada adiknya agar bisa memperingatkan suaminya untuk tidak

selalu menyinggung atau menekan dirinya. Selanjutnya dengan tuturannya

Page 52: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

52

“…Kalau tidak, aku akan mengadu padanya- suaminya, Govind-dan kau tahu apa

yang akan terjadi kalau sampai ada perselisihan kecil antara suamimu dan dia”,

tuturan ini sebenarnya tidak bermaksud untuk mengancam lawan tuturnya, akan

tetapi tuturan ini dimaksudkan tokoh Chinta agar Shama mau melakukan tindakan

dengan mengabulkan apa yang menjadi keinginannya tersebut.

Kebenaran dari tindak tutur jenis ilokusi direktif requestives ini adalah

ketika penutur meminta kepada mitratuturnya untuk melakukan apa yang menjadi

keinginannya, dengan maksud agar mitratutur menindakinya atau mengabulkan

apa yang menjadi keinginan penutur tersebut. Tujuan atau maksud dari tokoh

Chinta tercapai dengan tuturan “Baiklah, saudaraku. Aku akan bilang padanya”,

tuturan tokoh Shama ini menandakan bahwa ia mengabulkan apa yang menjadi

keinginan lawan tuturnya.

Tuturan dua tokoh data (20) terjadi pada peristiwa penceritaan tahap ke dua.

Adapun konflik yang dimunculkan oleh pengarang yakni tokoh Tuan Biswas yang

begitu sulit untuk menemui editor, demi memperoleh pekerjaan yang selama ini ia

inginkan. Dalam percakapan tersebut pengarang menggunakan tindak tutur ilokusi

direktif requistives yang ditujukan pada tuturan (60) berikut: “....... Anda

sebaiknya menemui Tuan Woodword”, ilokusi dari tuturan ini yakni resepsionis

meminta kepada Tuan Biswas untuk menemui asistennya Tuan Woodword,

dengan alasan bahwa editor sendiri sedang sibuk. Sedang tuturan Tuan Biswas “

Katakan saja pada editor bahwa saya datang jauh-jauh dari desa untuk

menemuinya”, tuturan (61) ini berarti menandakan bahwa Tuan Biswas tidak mau

bertemu dengan asistennya, melainkan ia ingin bertemu langsung dengan

Page 53: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

53

editornya. Ilokusi dari tuturan ini yakni Tuan Biswas meminta agar resepsionis itu

bisa mengatakan kepada editor tentang keberadaannya, yang datang jauh dari desa

hanya untuk bertemu langsung dengan editor.

Tuan Biswas pada tuturan (61) di atas berisi tindakan yakni agar resepsionis

itu mau menemui editor dan mengatakan langsung bahwa dirinya ingin

menemuinya. Kebenaran dari jenis tindak ini yakni ketika penutur meminta

sesuatu dengan maksud agar mitratuturnya mau melakukan apa yang menjadi

keinginannya tersebut.

2) Questions

Questions merupakan reques (permohonan) dalam kasus yang khusus, khusus

dalam pengertian bahwa apa yang dimohon adalah bahwa mitratutur memberikan

kepada penutur informasi tertentu seperti bertanya, berinkuiri, dan

menginterogasi. Jenis tindak ini sebagaimana tampak dalam tuturan antartokoh

data (21) dan (22), berikut pembahasannya :

Peristiwa tutur data (21) terjadi antara Tuan Biswas dan seorang editor. Pada

tuturan ini pengarang menggunakan tindak tutur jenis ilokusi direktif yang lebih

ditujukan pada questions bertanya, ditunjukkan pada seluruh tuturan editor yang

tampak dalam tuturan (62) berikut: “Dan kisah apa yang anda punya?”, ilokusi

dari tuturan ini tidak lain yakni untuk menanyakan kisah atau pengalaman

mitratuturnya dengan maksud untuk memperoleh suatu informasi.

Page 54: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

54

Pada tuturan (64) “…Pernahkah anda kerja di surat kabar sebelumnya?,

tuturan ini bermaksud untuk bertanya tentang pengalaman Tuan Biswas bekerja di

surat kabar. Yang intinya, keseluruhan tuturan editor adalah untuk memperoleh

informasi dari Tuan Biswas, yang tujuannya agar ia bisa mempekerjakannya

sesuai pada bidang dan keahliannya.

Kebenaran dari tindak tutur direktif questions bertanya adalah ketika penutur

menanyakan sesuatu kepada mitratuturnya bahwa yang ditanyakan itu sesuai atau

tidak. Hal ini tampak dalam tuturan (68) berikut: “Anda membaca itu semua

hanya untuk kesenangan, ya?”, dalam tuturan ini sang editor bermaksud mencari

informasi apakah mitratutur senang membaca hanya karena kesenangan semata,

kemudian mitratuturnya menjawab dengan tuturannya “Tidak, hanya untuk

menambah semangat”, melalui jawaban ini maka tujuan penutur telah tercapai.

Yang terpenting dalam jenis tindak ini yakni bahwa mitrtutur memberikan kepada

penutur informasi tertentu, dan itu telah tampak dalam tuturan kedua tokoh di

atas.

Pengarang pada data (22) menggunakan tindak tutur ilokusi direktif

questions yang ditujukan pada tuturan (75) berikut: “Bagaimana perasaanmu

mengenai paham Aryan?”, secara pragmatik ilokusi dari tuturan ini yakni

menanyakan sesuatu kepada mitratuturnya guna untuk mendapatkan informasi

tentang paham aryan. Kebenaran dari tindak tutur direktif questions bertanya

adalah ketika penutur menanyakan sesuatu kepada mitratuturnya, dan

mitratuturnya menyampaikan kepada penutur terkait dengan isi proposisi yang

ditanyakan tersebut, yang dalam tuturan di atas tampak dalam tuturann“Aku tidak

Page 55: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

55

tahu banyak mengenainya”, perkataan tokoh Hari ini telah memberikan jawaban

dari apa yang ingin diketahui oleh penutur.

3) Requirements

Tindak tutur ilokusi direktif yang termasuk dalam requiremens ini terdiri dari

memerintah, menghendaki, mengkomando, menuntut, mengarahkan,

mengintruksikan, mengatur dan mensyaratkan. Tindak tutur jenis ini terdapat

dalam tuturan antartokoh data (23) sampai dengan (28), berikut pembahasannya :

Pelaku tutur Bipti dan Prasad dalam percakapan data (23) merupakan

peristiwa tutur yang terjadi antara seorang ibu dan anaknya. Pengarang dalam

tuturan tersebut menggunakan jenis tindak tutur ilokusi direktif requirements yang

ditujukan pada tuturan (76) berikut: “Kalian harus pergi mengambil kayu sebelum

hari gelap”, ilokusi dari tuturan ini yakni menyuruh anaknya untuk melakukan

suatu pekerjaan (mengambil kayu). Kebenaran dari tindak tutur direktif

requirements menyuruh ini yakni ketika penutur mengekspresikan keinginannya

kepada mitratutur, sehingga apa yang diekspresikan itu disikapi oleh mitratuturnya

sebagai alasan untuk bertindak.

Dalam hal ini, tokoh Prasad telah menyikapi apa yang dituturkan oleh

ibunya, meskipun apa yang menjadi keinginan penutur tidak tercapai dengan

tuturan tokoh Prasad “Kenapa ibu menyuruhku sekarang? Kenapa ibu

menyuruhku tiap hari? Aku takkan pergi”, di sini secara tidak langsung Prasad

menolak untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh ibunya. Dengan alasan

sebagaimana konteks dalam tuturan ini bahwa tokoh Prasad baru saja pulang dari

Page 56: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

56

bekerja keras seharian, jadi ketika sampai di rumah dan mendapat perintah dari

ibunya ia menolak melakukan pekerjaan tersebut, jadi terdapat alasan dari tokoh

Prasad untuk tidak menindaki perintah tersebut. Sehingga terjadi perlokusi dalam

tuturan ini yakni tuturan tokoh Bipti mengundang kemarahan mitratuturnya.

Tuturan antara dua orang tokoh Bipti dan Dhari data (24) terjadi dalam

suasana yang cukup serius dan menegangkan, tampak dalam tuturan keduanya

yang dapat memicu terjadinya konflik. Pengarang dalam tuturan tersebut

menggunakan jenis tindak tutur ilokusi direktif yang ditujukan pada tindak tutur

ilokusi direktif requirements menuntut yang tampak dalam tuturan tokoh Bipti

(78) berikut: “Dan engkau juga, Dhari. Bukankah menyuruh Mohun menjaga

anak sapi itu merupakan gagasanmu. Kuminta pertanggungjawabanmu”,

meskipun tuturan ini pada intinya meminta pertanggungjawaban dari

mitratuturnya, namun bukan berarti tindak ini masuk pada tindak direktif

requistives meminta. Dikatakan demikian, karena ilokusi dalam tuturan Bipti

yakni menuntut mitratuturnya agar bertanggungjawab atas hilangnya Mohun

anaknya yang disebabkan karena gagasan tokoh Dhari sendiri yang menyuruhnya

untuk menjaga anak sapi milikknya.

Kebenaran dari tindak tutur ini adalah ketika mengucapkan sesuatu, maka

penutur menghendaki mitratutur melakukan apa yang menjadi keinginan penutur,

karena terdapat alasan bagi mitratutur untuk melakukan yang diinginkan oleh

penutur. Dalam hal ini, alasannya tidak lain karena mitratutur yang menyuruh

untuk menjaga anak sapi itu, hingga peristiwa itu terjadi. Namun dalam hal ini,

mitratutur menyikapi dengan tuntutan balik kepada penutur dengan tuturan (79)

Page 57: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

57

berikut: “Hakim akan berkata lain. Anak sapi tetap anak sapi, dan bagi orang

yang tidak sekaya engkau_”, tuturan Dhari ini menunjukkan bahwa dirinya sama

sekali tidak perduli dengan hilangnya anak Bipti. Ilokusi dari tuturan tersebut

yakni Dhari akan menuntut kasus tersebut dengan alasan anak bipti telah

menghilangkan anak sapi miliknya, meski penuturan itu tidak tersirat secara

langsung namun dengan menyebut nama hakim, berarti dirinya akan membawa

kasus tersebut sampai ke pengadilan.

Situasi yang tampak dalam tuturan data (25) tersebut yakni situasi duka.

Tindak tutur dalam percakapan diatas ditujukan pada tindak tutur jenis ilokusi

direktif requirements yang tampak dalam tuturan (80) berikut: “Foto sekarang.

Cepat. Foto semuanya. Untuk yang terakhir kalinya”, ilokusi dari tuturan tokoh

Tara ini yakni menyuruh/memerintah kepada mitratuturnya untuk mengambil

gambar/foto Raghu, tuturan ini bermaksud agar mitratuturnya mau melakukan apa

yang diperintahkannya tersebut. Selanjutnya tuturan juru foto itu sendiri “Terlalu

gelap”, tuturan ini menandakan bahwa sang juru foto tidak bisa mengambil

gambar Raghu, namun bukan berarti mitratutur menolak apa yang diinginkan oleh

Tara, namun terdapat alasan tertentu bagi mitratuturnya untuk tidak menindaki hal

tersebut yakni cahayanya terlalu gelap sehingga tak dapat ia mengambil gambar

Raghu.

Percakapan dua tokoh data (26) terjadi antara anak menantu dangan ibu

mertuanya. Tindak tutur ilokusi direktif dalam percakapan ini lebih ditujukan

pada tindak tutur requiremens yang tampak dalam tuturan (82) berikut: ”… Kau

menikahkan anak gadismu, kau menjanjikan ini dan itu. Sejauh ini aku tidak

Page 58: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

58

mendapatkan apa-apa. Jika tiba saatnya engkau memberi yang kau janjikan

kepadaku, aku akan pergi”, secara pragmatik tuturan ini bermaksud untuk

menuntut sesuatu yang telah dijanjikan oleh tokoh Nyonya Tulsi padanya, dengan

tujuan agar mitratuturnya mau melakukan atau memberikan apa yang telah

dijanjikannya tersebut.

Nyonya Tulsi dengan tuturannya “Jadi kau ingin kaum wanita belajar

membaca dan menulis serta memilih sendiri teman hidupnya? Kau ingin mereka

mengenakan rok mini”, tuturan ini bermaksud menuntut balik terhadap perkataan

Tuan Biswas, sebab sebelum menjanjikan hal tersebut Tuan Biswas mengatakan

bahwa dirinya benar-benar menyukai anaknya Shama, tertarik saat ia

mengenakan rok mini, jadi di sini Nyonya Tulsi bermaksud untuk

mengingatkannya kembali bahkan saat menikah Tuan Biswas tidak memberikan

apa-apa untuk biaya pernikahan tersebut. Namun Tuan Biswas tidak

memperdulikan hal tersebut, ia tetap menuntut apa yang telah dijanjikan oleh

Nyonya Tulsi tampak dalam tuturan (84) berikut: “Aku tidak mengatakan apa pun

mengenai rok mini. Aku berbicara apa yang engkau janjikan kepadaku”.

Kebenaran dari tindak tutur jenis ini adalah terdapat alasan tertentu dari penutur

agar mitratuturnya melakukan perihal yang dituntutnya tersebut.

Tuturan pada percakapan data (27) terjadi antara tokoh Tuan Biswas dan

Shama yang keduanya adalah pasangan suami istri. Tindak tutur ilokusi direktif

requirements ditujukan pada tuturan (85) berikut: “Bawa anak-anakmu pergi.

Pergi!”, ilokusi dari tuturan ini yakni menyuruh mitratuturnya untuk membawa

anak-anaknya pergi. Sedang tuturan (88): “Anand cepat kemasi bajumu”,

Page 59: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

59

ilokusinya yakni menyuruh atau memerintah kepada anaknya untuk mengemasi

bajunya. Kebenaran dari jenis tindak tutur ini yakni ketika penutur menghendaki

sesuatu (menyuruh/ memerintah), dengan maksud agar mitratuturnya melakukan

apa yang diperintahkannya itu, dan nampak dalam tuturan tersebut bahwa tokoh

Shama melakukan apa yang diinginkan suaminya yakni membawa anak-anaknya

pergi.

Tuturan data (28) terjadi antara seorang anak dan ibunya. Pada tuturan data

(28), pengarang menggunakan tindak tutur ilokusi direktif requirements yang

ditujukan dalam tuturan (90) berikut: ”Savi, sana bangunkan ayahmu”, karena

tuturan ini berasal dari seorang ibu dan ditujukan kepada anaknya, maka

ilokusinya tidak lain yakni menyuruh/memerintah anaknya untuk membangunkan

ayahnya. Tuturan Shama ini berisi tindakan yakni agar Savi membangunkan

ayahnya yang sedang tidur. Sementara tuturan Savi itu sendiri “Suruh saja Anand,

bu”, berarti ia menolak apa yang telah diperintahkan oleh ibunya, sebab ia justru

meminta ibunya untuk menyuruh adiknya Anand.

Tindak tutur ilokusi direktif requirements juga ditujukan pada tuturan (92)

berikut: “Tidak, kalian berdua saja”, ilokusi dari tuturan ini yakni tokoh Shama

menyuruh kedua anaknya itu untuk membangunkan ayahnya. Kebenaran dari

jenis tindak ini yakni penutur memerintahkan sesuatu dengan maksud

mitratuturnya mau mengerjakan apa yang diperintahkannya tersebut.

Page 60: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

60

4) Probibitives

Probibitives pada dasarnya adalah requiremens (perintah/suruhan) supaya

mitartutur tidak mengerjakan sesuatu, seperti melarang atau membatasi. Jenis

tindak ini tampak dalam tuturan antartokoh pada data (29), berikut

pembahasannya:

Percakapan data (29) terjadi pada ranah keluarga. Tokoh Shama dan Tuan

Biswas adalah orang tua dari tokoh Savi. Diawali dengan tuturan Shama “Ikatlah

dengan cepat dan benar, atau aku akan memberi sebuah pukulan kecil padamu”,

maksud dari tuturan ini yakni menyuruh anaknya untuk mengikat sepatunya

dengan cepat dan benar, namun ternyata tokoh Savi tidak bisa mengikatnya

sendiri, sebagaimana yang nampak dalam tuturannya “Aku tidak bisa

mengikatnya”. Selanjutnya tuturan Tuan Biswas “Sini, aku akan mengikatkannya

untukmu”, maksud dari tuturan ini yakni ingin membantu anaknya mengikatan

tali sepatunya.

Tindak tutur jenis ilokusi direktif dalam tuturan ini lebih ditujukan pada

probibitives melarang yang tampak dalam tuturan (96) berikut: “Tidak, ia harus

belajar mengikat tali sepatunya jika tidak aku akan menahannya di rumah dan

memukulnya sampai ia dapat mengikat tali sepatunya”, ilokusi dari tuturan

Shama ini yakni melarang Tuan Biswas yang ingin membantu anaknya

mengikatkan tali sepatunya.

Page 61: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

61

Kebenaran dari tindak tutur direktif probibitives yakni penutur melarang

mitratuturnya untuk melakukan sesuatu, karena penutur menunjukkan alasan yang

cukup bagi mitratutur untuk tidak melakukannya. Hal ini dapat dilihat dari tuturan

Shama yang melarang Tuan Biswas membantu putrinya dengan alasan agar ia

bisa belajar mengikatnya sendiri tampa bantuan orang lain. Jadi tindak tutur

direktif probibitives melarang terdapat dalam akhir tuturan tokoh Shama tersebut.

5) Permissives

Permissives mengabulkan permintaan izin atau melonggarkan pembatasan

yang sebelumnya dibuat terhadap tindakkan tertentu seperti menyetujui,

membolehkan, menganugrahi, mengabulkan, membiarkan, mengizinkan,

melepaskan, memaafkan, dan memperkenankan. Tindak tutur jenis ini

sebagaimana yang tampak dalam tuturan antartokoh data (30), berikut

pembahasannya:

Percakapan data (30) terjadi antara seorang anak dan ayahnya. Terdapat

konflik yang dimunculkan pengarang dalam tuturan tersebut yakni tokoh Anand

yang tidak tahan lagi tinggal berdua dengan ayahnya yang nampak dalam tuturan

“Aku tidak ingin tinggal di sini! Aku ingin pergi!”, tuturan ini menandakan bahwa

tokoh Anand yang tidak mau lagi tinggal bersama ayahnya, maksud dari tuturan

Anand itu sendiri yakni meminta agar ayahnya mengantarkan ia pergi.

Tindak tutur jenis ilokusi direktif Permissives dalam tuturan data (30) ini

ditujukan pada tuturan (98) berikut: “Baik, aku akan membawamu ke rumah

Hanuman. Besok”, ilokusi dari tuturan tokoh Tuan Biswas ini yakni mengabulkan

Page 62: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

62

apa yang diinginkan oleh anaknya Anand, karena dalam tuturannya ia akan

membawa Anand ke rumah Hanuman yakni rumah dimana nenek dan ibunya

berada. Dalam tuturan selanjutnya “Tidak! Tidak! Aku ingin pergi hari ini juga”,

tokoh Anand dengan tuturannya tersebut menolak perkataan Tuan Biswas yang

akan mengantarkannya esok hari, maksud dari tuturan tersebut yakni Anand

meminta agar ayahnya mengantarkannya hari itu juga.

Tindak tutur direktif Permissives juga terdapat dalam tuturan (100) berikut:

“Baik. Aku akan mengantarkanmu nanti sore”, ilokusi dari tuturan ini yakni

mengabulkan apa yang diinginkan oleh anaknya. Kebenaran dari jenis tindak ini

yakni penutur menghendaki mitatutur untuk melakukan sesuatu, dan penutur

mengabulkan apa yang menjadi keinginannya tersebut.

6) Advisories

Advisories biasanya ditandai dengan memperingatkan, menasehatkan,

mengusulkan, menyarankan, mendorong, mengkonseling, dan memperingatkan.

Tindak tutur jenis ini terdapat dalam tuturan antartokoh pada data (31) sampai

dengan (35), berikut pembahasannya :

Tindak tutur dalam percakapan data (31) ditujukan pada tindak tutur ilokusi

direktif advisories yang tampak dalam tuturan (101) berikut: “Sudah berapa kali

kukatakan kepadamu bahwa aku tidak suka piring kuningan jelek itu”, secara

gramatikal tuturan tersebut hanya ingin memberitahu bahwa Tuan Biswas tidak

menyukai piring kuningan tersebut. Namun secara pragmatik ilokusi dari tuturan

Page 63: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

63

Tuan Biswas yakni memperingatkan kepada istrinya agar ia tidak lagi

menyediakan makanannya dengan piring tersebut.

Tindak tutur jenis ini juga terdapat pada tuturan (102) berikut: “Selalu

kubilang, engkau harus mengeluh hanya pada saat kau mulai menyediakan

makananmu sendiri”, ilokusi dari tuturan Shama ini yakni iapun ingin

memperingatkan kepada suaminya untuk tidak mengeluh selama ia menyediakan

makanan untuknya, yang berarti Tuan Biswas hanya bisa mengeluh ketika ia

mulai menyiapkan makanan untuk dirinya sendiri.

Tindak tutur ilokusi direktif advisories pada data (32) ditujukan pada tuturan

(103) berikut: “Hati-hati. Dapur tepat di bawah situ”, secara gramatikal tuturan

Shama kepada suaminya itu sekadar memberitahu letak dapur yang berada tepat di

bawah kamar mereka, namun secara pragmatik mengandung pengertian bahwa

Shama mengatakan itu dengan cara memperingatkan suaminya untuk tidak

membuang ludah sembarangan lewat jendela, sebab dikwatirkan akan terkena

orang yang berada di bawah dan bisa memicu terjadinya pertengkaran. Maksud

tuturan ini yakni agar mitratutur percaya bahwa tindakan tersebut tidak patut

untuk dilakukan.

Pada tuturan Tuan Biswas ”Aku tahu. Aku hanya berharap ludahku

mengenai beberapa anggota keluargamu”, dalam tuturan tersebut mitratutur

memahami maksud perkataan Shama, yang dalam hal ini Tuan Biswas sendiri

tahu bahwa dapur tepat di bawah kamarnya, dan ia meludah karena unsur

Page 64: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

64

kesengajaan, sebab ia sendiri berharap ludahnya bisa mengenai salah satu

keluarga Shama.

Kebenaran dari tindak tutur ilokusi direktif advisories memperingatkan

yakni ketika penutur memperingatkan mitratuturnya untuk tidak melakukan

sesuatu, dan terdapat alasan yang cukup bagi mitratutur untuk tidak melakukan

apa yang telah dikatakan tersebut.

Tindak tutur ilokusi direktif dalam tuturan data (33) lebih ditujukan pada

jenis ilokusi direktif advisories menyarankan yang nampak dalam tuturan (105)

berikut: “… Kusarankan persuasi. Persuasi damai. Mulaialah seperti

Muhammad. Mulai dari hal-hal kecil. Mulailah dari keluargamu sendiri.

Mulailah dengan isterimu. Kemudian lanjutkan. Aku ingin setiap orang yang ada

di sini pulang ke rumah malam ini dengan memutuskan untuk menyebarkan hal

ini kepada para tetangga…” secara pragmatik ilokusi tuturan tokoh Misir ini

menyarankan kepada Tuan Biswas untuk melakukan langkah-langkah tersebut

untuk mencapai apa yang diinginkannya. Terdapat alasan mengapa tokoh Misir

menyarankan hal tersebut, alasan itu tidak lain karena dengan langkah tersebut

Tuan Biswas bisa mengubah pemahaman mereka sedikit demi sedikit. Dan

mengapa ia menyarankan mulai dari istrinya, sebab seorang istri adalah orang

yang paling dekat dan mudah baginya untuk mempengaruhinya.

Dalam tuturan “Nanti dulu. Tidak secepat itu. Mulai dengan keluarga

sendiri? Engkau tidak mengenal keluargaku. Menurutku lebih baik biarkan saja

mereka”, dalam tuturan ini bukan berarti Tuan Biswas tidak menaruh

Page 65: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

65

kepercayaan terhadap apa yang disarankan oleh lawan tuturnya, melainkan ia

memiliki alasan lain mengapa ia menolak saran tersebut, sebab keluarganya tidak

mudah untuk terpengaruh dengan omongannya apalagi istri dan keluarganya

sebagai penganut kriten protestan yang kuat pula.

Kebenaran dari tindak tutur direktif advisories menyarankan yakni ketika

penutur menyarankan mitratuturnya melakukan sesuatu, dan terdapat alasan yang

cukup bagi mitratutur untuk melakukan apa yang disarankan tersebut. Dalam hal

ini telah dijelaskan sebelumnya bahwa tokoh Misir mempunyai alasan tertentu

terhadap apa yang telah disarankan kepada mitratuturnya.

Pada tuturan data (34), pengarang menggunakan tindak tutur jenis ilokusi

direktif advisories yang ditujukan pada tuturan (107) berikut: “Aku

memperingatkan anda. Aku mengutuk hari di mana aku melangkahkan kaki ke

rumah anda”, ilokusi dari tuturan tokoh Tuan Biswas ini yakni memperingatkan

kepada Nyonya Tulsi bahwa dirinya telah mengutuk keberadaannya waktu tinggal

bersama dengannya, itu berarti Tuan Biswas tidak akan pernah lagi kembali ke

rumah itu dengan alasan bahwa ia telah mengutuk hari itu, yakni mengutuk hari

itu sebagai hari sial dalam hidupnya, karena ia tidak mendapat keberuntungan

sejak tinggal di rumah tersebut. Kebenaran dari tindak tutur jenis ini yakni ketika

penutur memperingatkan mitratuturnya, dan terdapat alasan bagi penutur untuk

mengatakan hal tersebut.

Page 66: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

66

Tindak tutur yang digunakan pengarang dalam tuturan data (35) ini yakni

tindak tutur ilokusi direktif advisories yang ditujukan pada tuturan (110) berikut:

“Tidaklah kamu berpikir sedikit liburan sebelum kamu bekerja akan

menyegarkan”, ilokusi dari tuturan tokoh Nona Logie ini yakni menyarankan

kepada Tuan Biswas untuk liburan, sebab sesuai konteks dari tuturan ini bahwa

kiriman gratis Sentinel berhenti yang menandakan bahwa Tuan Biswas harus

kembali bekerja setelah beberapa lamannya ia sakit.

Kebenaran dari tindak tutur jenis ini yakni ketika penutur menyarankan

sesuatu kepada mitratuturnya, dan terdapat alasan bagi penutur untuk

mengatakannya sehingga mengambil kepercayaan dari mitratutur untuk

melakukannya. Sebagaimana yang tampak dalam tuturan tersebut bahwa alasan

tokoh Nona Logie menyarankan untuk liburan yakni agar sedikit menyegarkan

kondisi Tuan Biswas, sedang kepercayaan Tuan Biswas itu sendiri tampak dalam

tuturan “Aku memikirkan hal itu. Ya, sedikit liburan akan sangat menyegarkan”.

Jenis tindak tutur ilokusi direktif advisories juga terdapat dalam tuturan (112)

berikut: “Sans Souci akan sangat bagus. Ya Sans Souci akan sangat baik. Atau

Mayaro. Aku yakin keluarga anda akan menikmatinya”, ilokusi dari tuturan ini

yakni Nona Logie menyankan kepada Tuan Biswas tempat yang menurutnya

nyaman dan menyenangkan untuk liburan.

2.1.3 Ilokusi Komisif (Comissives)

Pada hasil penelitian terdapat dua tipe komisif yakni promises (menjanjikan)

dan offer (menawarkan). Yang masing-masing jenis tindak ini akan dijelaskan

sebagai berikut:

Page 67: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

67

1) Promises

Promises merupakan tindak mewajibkan seseorang melakukan sesuatu, seperti

menjanjikan, mengutuk, dan bersumpah. Jenis tindak ini sebagaimana yang

tampak dalam data (36) dan (37) pada tuturan antartokoh, berikut

pembahasannya:

Pada percakapan data (36) terdapat tindak tutur ilokusi komisif promises

menjanjikan yang ditujukan pada tuturan (113) berikut: “Jangan khawatir. Lain

kali, engkau akan mendapatkan hadiah”, ilokusi dari tuturan ini yakni Tuan

Biswas secara tidak langsung telah menjanjikan kepada anaknya akan

memberinya hadiah. Sedang tuturan Anand “Aku ingin sebuah mobil-mobilan.

Yang besar”, jadi tokoh Anand dalam tuturannya menginginkan agar ayahnya

memberinya hadiah sebuah mobil-mobilan. “Baiklah. Kau akan dapatkan

mobilmu”, maksud dari tuturan ini berarti Tuan Biswas mengabulkan untuk

menghadiahkan sebuah mobil-mobilan kepada anaknya.

Kebenaran dari tindak komisif ini yakni penutur menjanjikan sesuatu dengan

maksud agar mitratutur percaya bahwa ujaran penutur mewajibkan penutur untuk

melakukan apa yang telah dijanjikannya. Kepercayaan penutur itu sendiri tampak

dalam tuturan “Aku akan dapat sebuah mobil-mobilan!”, tuturan ini berarti

mengundang keyakinan atau kepercayaan bahwa penutur akan memenuhi apa

yang telah dijanjikannya tersebut.

Peristiwa tutur data (37) terjadi antara dua orang tokoh, yang keduanya

adalah pasangan suami istri. Tindak tutur pada percakapan dua tokoh tersebut

lebih ditujukan pada tindak tutur ilokusi komisif promises menjanjikan yang

Page 68: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

68

nampak dalam tuturan (117) berikut: “Segera, setelah rumah itu selesai, kita

akan membeli brokat emas itu untukmu, Shama”, ilokusi dari tuturan tokoh Tuan

Biswas tersebut yakni menjanjikan kepada istrinya untuk segera membelikannya

brokat emas setelah rumah mereka selesai dibangun.

Kebenaran dari tindak tutur komisif ini yakni penutur menjanjikan sesuatu

dengan maksud agar mitratutur percaya bahwa ujaran penutur mewajibkan

penutur untuk melakukan apa yang telah dijanjikannya. Kepercayaan penutur itu

sendiri nampak dalam tuturan “Mudah-mudahan saat itu tiba”, tuturan ini

bermaksud agar penutur benar-benar tidak akan melupakan janjinya, sehingga

mitratuturnya mengharap saat itu segera tiba, yakni saat janji itu akan dipenuhi

oleh penutur (Tuan Biswas).

2) Offers

Offers merupakan usulan untuk mewajibkan seseorang, seperti menawarkan

dan mengusulkan. Jenis tindak ini sebagaimana yang nampak dalam tuturan

antartokoh pada data (38) dan (39), berikut pembahasannya:

Tindak tutur jenis ilokusi komisif offers pada data (38) lebih ditujukan pada

tuturan (119) berikut: “Sebaiknya kau sudahi mengecat papan reklame itu,

Mereka mencari sopir yang baik untuk dipekerjakan di perkebunan”, sesuai

konteks pada tuturan di atas yakni dua tokoh Govind dan Tuan Biswas yang

membicarakan masalah pekerjaan, berarti maksud dari tuturan tokoh Govind ini

tidak lain yakni meminta kepada Tuan Biswas untuk meninggalkan pekerjaannya

Page 69: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

69

dengan maksud bahwa dirinya ingin menawarkan sebuah pekerjaan kepada Tuan

Biswas untuk menjadi sopir disebuah perkebunan.

Dua tokoh pada percakapan data (39) terjadi pada seorang karib kerabat.

Peristiwa tutur tersebut terjadi dalam suasana santai, namun masalah yang

dibicarakan mengandung suatu konflik tertentu. Pada tuturan data (39) ini

pengarang menggunakan tindak tutur ilokusi komisif offers menawarkan yang

ditujukan pada tuturan (121) berikut: “Satu dolar dua puluh sen”, tuturan ini

dikatakan kepada mitratuturnya dengan maksud bahwa dirinya menawarkan uang

sebanyak satu dolar dua puluh sen kepada Seebaran (seorang pengacara). Namun

tawaran ini tidak disetujui oleh mitratuturnya dengan alasan sebagaimana yang

tampak dalam tuturannya “Engkau tidak bisa membayar satu dolar dua puluh sen

kepada orang seperti Seebaran untuk memenangkan kasusmu”, tuturan tokoh

Moti ini bermaksud mengatakan bahwa uang seperti yang ditawarkan oleh Tuan

Biswas tidak cukup untuk memenangkan kasusnya dan dinilai tidak ada artinya

bagi pengacara sekaya Seebaran. Akhirnya dalam tuturan selanjutnya “Lima

dolar”, ilokusi dari tuturan Tuan Biswas ini yakni menawarkan upah yang lebih

besar dari yang ia tawarkan sebelumnya. Tawaran terakhir dari tokoh Tuan

Biswas tersebut akhirnya diterima oleh mitratuturnya yang nampak dalam

tuturannya “Bagus kalau begitu”. kebenaran dari tindak tutur ilokusi komisif

offers menawarkan yakni ketika penutur menawarkan sesuatu, mitratutur

menunjukkan kepada penutur untuk melakukan suatu tindakan tertentu.

Sebagaimana yang tampak di atas bahwa tokoh Moti menginginkan agar Tuan

Page 70: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

70

Biswas menambah upah tawarannya tersebut karena terdapat alasan tertentu bagi

penutur untuk melakukan hal tersebut.

4.2.1.4 Acknowledgments

Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa bentuk tindak tutur ilokusi

acknowlegments yang terdiri atas :

1) Apologize

Tindak tutur acknowledgments apologize biasanya ditandai dengan meminta

maaf. Sebagaimana yang tampak dalam tuturan antartokoh pada data (40) dan

(41), berikut pembahasannya:

Pada tuturan data (40) ini pengarang menggunakan tindak tutur ilokusi

acknowledgments Apoligize (meminta maaf) yang ditujukan dalam tuturan (127)

berikut: “Maaf tentang ketidaknyamanan ini…”, tuturan nyonya Tulsi ini

bermaksud untuk meminta maaf atas ketidaknyamanan Tuan Biswas dengan

kehadirannya ditengah-tengah mereka.

Tuturan data (41) terjadi antara tiga orang tokoh yakni Padma, Sumati, dan

Cinta. Diawali dengan tuturan tokoh Padma “Menurut kalian dia sakit apa?”,

tuturan ini ditujukan hanya untuk memperoleh informasi dari saudara tentang

penyakit Tuan Biswas, sedang tuturan Sumati “Pesannya hanya mengatakan

bahwa ia sangat sakit”, dalam tuturan ini Sumati tidak memberi informasi secara

jelas mengenai sakitnya Tuan Biswas, sebab informasi yang diterimanya bahwa ia

sangat sakit.

Page 71: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

71

Tindak tutur ilokusi acknowlwgments apologize ditujukan pada tuturan

(130) berikut: “Maaf aku harus mengoreksimu. Saudara Sumati. Tapi pesan

mengatakan bahwa otaknya tidak benar”, ilokusi dari tuturan tokoh Chinta ini

yakni meminta maaf jika ia harus mengatakan bahwa pesan yang diterima tentang

sakitnya Tuan Biswas, tidak seperti yang ia katakan sehingga tokoh Chinta harus

mengoreksi perkataan Sumati sebab pesan yang diterima Sumati sebanarnya sama

dengan pesan yang diterima oleh Chinta, namun sumati tidak mengatakan yang

sebenarnya.

2) Thank

Tindak tutur acknowledgments Thank biasanya ditandai dengan

mengucapkan rasa terima kasih. Jenis tindak ini sebagaimana yang nampak dalam

tuturan antartokoh data (42), berikut pembahasannya:

Tuturan data (42) terjadi antara dua orang tokoh yakni Tuan Biswas bersama

resepsionis. Dalam tuturan tersebut pengarang menggunakan tindak tutur ilokusi

acknowlegdment yang ditujukan pada tindak tutur ilokusi acknowledgment thank

yang tampak dalam tuturan (131) berikut: “Saya berubah pikiran. Saya merasa

jauh lebih baik, terima kasih”, ilokusi dari tuturan ini yakni Tuan Biswas ingin

berterima kasih kepada resepsionis yang telah menghargai suratnya dengan

membuka bahkan membacanya. Dikatakan demikian, sebab ketika resepsionis

bertanya “Bagaimana dengan surat anda?”, tuan Biswas menjawab dengan

tuturan “Simpan saja”, tuturan ini menandakan bahwa Tuan Biswas merasa kesal

karena telah menunggu terlalu lama, hingga akhirnya ia berubah pikiran untuk

melupakan surat lamaran kerjanya tersebut. kebenaran dari jenis tindak tutur ini

Page 72: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

72

yakni penutur mengucapkan terima kasih kepada mitratuturnya karena penutur

mempunyai alasan untuk mengucapkannya.

3) Accept Tindak tutur acknowledgments Accept biasanya ditandai dengan suatu

penerimaan tertentu. Jenis tindak tutur ini nampak dalam tuturan antartokoh pada

data (43), berikut pembahasannya:

Terdapat konflik tertentu pada percakapan data (42) ini, sebagaimana yang

tampak dalam konteks percakapannya bahwa Tuan Biswas sedang menuntut

kasus Mungroo yang telah banyak berutang padanya. Tuan Biswas dengan

tuturannya “Lima dolar” maksud dari tuturan ini yakni Tuan Biswas menawarkan

uang sebesar lima dolar kepada pengacaranya dalam memenangkan kasusnya.

Tindak jenis ini ditunjukan pada tindak tutur ilokusi acknowledgments accept

yang terdapat dalam tuturan berikut: “Bagus kalau begitu”,ilokusi dari tuturan ini

yakni menerima tawaran Tuan Biswas untuk membayarkan sejumlah uang

tersebut kepada Seebaran.

4) Reject

Tindak tutur acknowledgments reject biasanya ditandai dengan suatu

penolakan. Jenis tindak tutur ini tampak dalam tuturan antartokoh data (44),

berikut pembahasannya :

Kedua tokoh dalam percakapan data (44) terjadi antara dua orang karib

kerabat. Tuan Biswas dengan tuturannya “Satu dolar dua puluh sen”, yakni

Page 73: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

73

bermaksud menawarkan uang sejumlah satu dolar dua puluh sen untuk membayar

Seebaran dalam memenangkan kasusnya.

Tindak jenis ini ditunjukan pada tindak ilokusi acknowlegments reject

menolak yang terdapat dalam tuturan (137) berikut: “Engkau tidak bisa

membayar satu dolar dua puluh sen kepada orang seperti Seebaran untuk

memenangkan kasusmu”, ilokusi dari tuturan ini yakni tokoh Moti menolak

tawaran Tuan Biswas yang ingin membayarnya dengan uang seperti yang

disebutkannya tersebut, dengan alasan bahwa uang itu tidak akan ada artinya buat

Seebaran, sebab ia adalah seorang pengacara yang cukup terkenal. Tuturan Moti

ini berisi tindakan yakni agar Tuan Biswas mau menambah upah yang ditawarkan

tersebut kepada Seebaran.

4.2.2 Fungsi Tindak Tutur Ilokusi Antartokoh dalam Novel Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas Karya V.S Naipaul. Leech mengklasifikasikan fungsi ilokusi yang terdiri dari kompetitif

(Competitif), menyenangkan (convivial), dan bertentangan (conflictive).

Berdasarkan hasil penelitian dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas”

karya V.S Naipaul terdapat fungsi ilokusi sebagaimana yang dikemukakan oleh

Leech di atas, berikut pembahasannya:

4.2.2.1 Fungsi Kompetitif (Competitif)

Kompetitif (competitif) tujuan ilokusi bersaing dengan tujuan sosial, misalnya

memerintah, meminta, menuntut, dan mengemis. Pada hasil penelitian jenis fungsi

Page 74: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

74

tindak tutur ilokusi ini terdapat dalam tuturan antartokoh yang tampak pada data

(45) sampai dengan (50), berikut pembahasannya:

Peristiwa tutur data (45) terjadi dalam suasana santai, dilakukan oleh dua

orang tokoh yang keduanya merupakan seorang karib kerabat. Fungsi tindak tutur

ilokusi dalam percakapan ini lebih ditujukan pada jenis fungsi kompetitif

(competitif) meminta yang tampak dalam tuturan (138) berikut: “Sebaiknya kau

sudahi mengecat papan reklame itu. Mereka mencari sopir yang baik untuk

dipekerjakan di perkebunan”, tuturan tokoh Govind ini secara pragmatik

mengandung pengertian bahwa ia meminta agar mitratuturnya mau meninggalkan

pekerjaannya mengecat papan reklame. Perkataan Govind tuturan (138)

mengimplikasikan bahwa ia menginginkan agar mitratuturnya mau bekerja di

perkebunan sebagai sopir.

Pada data (46), tuturan tokoh Chinta memenuhi fungsi tindak tutur ilokusi

kompetitif yang tampak dalam tuturan (140) berikut: “Jangan pergi , dik…”,

maksud tuturan ini tidak lain yakni meminta agar Tuan Biswas tidak pergi

meninggalkan rumah tersebut. Tuturan tokoh Chinta ini jelas demi kebaikan tokoh

Tuan Biswas itu sendiri karena ia tak menginginkan Tuan Biswas pergi

meninggalkan istrinya.

Fungsi tindak tutur ilokusi kompetitif (competitif) dalam tuturan data (47)

ditujukan dalam tuturan (142) berikut: “Akte Kelahiran”, dapat diketahui bahwa

tokoh Ghany adalah seorang pengacara sedangkan tokoh Bipti adalah sebagai

Page 75: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

75

kliennya dengan tuturannya yang demikian berarti ilokusi dari tuturan tokoh Bipti

adalah meminta kepada mitatuturnya membuatkan akte kelahiran untuk ananknya.

Dalam hal ini Ghany sendiri tahu maksud dari keinginan penutur yang

nampak dalam tuturannya “Oh! Akte Kelahiran. Masalah biasa. Suatu

pernyataan tertulis yang sah. Kapan di ambilnya? Tanggal lahirnya kapan?”.

Dalam mengajukan pertanyaan kepada kliennya, Ghany tetap bersikap santai dan

tenang tampa membuat kliennya tegang terhadapnya. Tindakan Ghany dalam

menghadapi kliennya ini adalah tindakan yang memang seharusnya dilakukan

oleh seorang pengacara pada umumnya.

Percakapan data (48) terjadi antara dua orang tokoh yaitu Tara dan Tuan

Biswas. Fungsi tindak tutur ilokusi kompetitif (competitif) ditujukan pada tuturan

(150) berikut: “Ceritakan pada kami tentang rumahmu, Mohun …”, ilokusi dari

tuturan ini yakni meminta kepada mitartuturnya untuk menceritakan rumah yang

baru dibangunnya tersebut. Senyuman tokoh Tara kepada Tuan Biswas adalah

sebuah tindakan rasa kagum dan bangga atas keberhasilannya membangun sebuah

rumah. Hal ini tentu dapat dilihat dari tuturan tokoh Tara itu sendiri “kau sudah

bekerja habis-habisan di Barak, dan itulah hasilnya”, dalam hal ini tokoh Tara

sangat bangga dan antusias dengan hasil kerja keras Tuan Biswas.

Tuturan dua tokoh data (49) memenuhi fungsi tindak tutur ilokusi kompetitif

(competitif) meminta tampak dalam tuturan (152) berikut: “Kau harus

mengizinkan Anand bermain dengan rumah boneka itu”, ilokusi dari tuturan ini

yakni meminta kepada mitratuturnya untuk mengizinkan Anand bermain di rumah

Page 76: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

76

boneka. Sedang tuturan Savi “Ia ‘kan anak laki-laki”, maksud dari tuturan ini

yakni menolak apa yang di inginkan oleh Tuan Biswas, dengan alasan bahwa

anak laki-laki tidak sepatutnya bermain di rumah boneka.

Data (50) memenuhi fungsi tindak tutur ilokusi kompetitif meminta yang

tampak dalam tuturan (154) berikut: “Kau tak usah mengindahkannya, Tara...”,

maksud tuturan ini yakni tokoh Bipti meminta kepada mitratuturnya untuk tidak

mengindahkan apa yang dilakukan oleh Tuan Biswas. Tuturan Bipti ini berisi

tindakan yakni agar Tara tidak lagi membujuk atau menghalang-halangi keinginan

Tuan Biswas.

4.2.2.1 Fungsi Menyenangkan (Convivial)

Fungsi menyenangkan (Convivial) tujuan ilokusi sejalan dengan tujuan

sosial, seperti menawarkan, mengajak, mengundang, menyapa, mengucapkan

terima kasih, dan mengucapkan selamat. Pada hasil penelitian, jenis fungsi tindak

tutur ilokusi ini terdapat dalam tuturan antartokoh yang tampak pada data (51)

sampai dengan (52), berikut pembahasannya:

Percakapan data (51) terjadi antara Nyonya Tulsi dan anak menantunya

Tuan Biswas atau yang akrab dipanggil Mohun. Fungsi tindak tutur ilokusi jenis

ini masuk dalam fungsi menyenangkan (convivial) yang ditujukan pada tuturan

(156) berikut: “Mohun?”, ilokusi dari tuturan Nyonya Tulsi ini yakni menyapa

kedatangan anak menantunya itu. Tuturan tersebut dikatakan santun, sebab seperti

yang tampak dalam konteks tuturan ini bahwa Tuan Biswas telah bersumpah

Page 77: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

77

untuk tidak berbicara dengan ibu mertuanya, dan akhirnya ia menjawab “Ya,

Ibu”, tuturan ini bertujuan untuk menghargai sapaan dari Nyonya Tulsi.

Kedua tokoh dalam percakapan data (52) terjadi antara dua orang karib

kerabat. Fungsi tindak tutur ilokusi jenis ini masuk dalam fungsi Menyenangkan

(Convivial) yang ditujukan pada tuturan “Lima dolar”, ilokusi dari tuturan ini

yakni Tuan Biswas menawarkan uang sejumlah lima dolar kepada Seebaran untuk

memenangkan kasusnya. Tuturan di atas dikatakan sopan/santun karena tuturan

tokoh Moti itu sendiri .

4.2.2.3 Fungsi Bekerjasama (Collaborative)

Fungsi Bekerjasama (Collaborative) tujuan ilokusi tidak menghiraukan

tujuan sosial, misalnya: menyatakan, melapor, mengumumkan, dan mengajarkan.

Pada hasil penelitian, jenis fungsi tindak tutur ilokusi ini terdapat dalam tuturan

antartokoh yang tampak pada data (53) sampai dengan (56), berikut

pembahasannya:

Tuturan data (53) terjadi antara tokoh Dhari dan Raghu, dalam suasana yang

cukup menegangkan. Fungsi tindak tutur ilokusi pada percakapan tersebut

ditujukan pada fungsi collaborative mengumumkan yang tampak pada tuturan

(162) berikut ; “Kolam, kolam. Anaknya Raghu menenggelamkan anak sapi di

kolam. Anak sapi yang bagus. Anak sapiku yang pertama. Satu-satunya anak sapi

milikku”. Secara pragmatik ilokusi dari tuturan tokoh Dhari ini yakni

mengumumkan tentang anak sapinya yang ditenggelamkan oleh anak Raghu di

kolam.

Page 78: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

78

Tuturan data (54) terdapat fungsi tindak tutur ilokusi collaborative

melaporkan yang ditujukan pada tuturan (164) berikut: “Paman Mohun

memukulku. Ma, Paman Mohun memukulku”, ilokusi dari tuturan anak lelaki ini

tidak lain yakni melaporkan apa yang telah dilakukakan oleh Mohun kepada

ibunya bahwa dirinya telah dipukul. Fungsi jenis ini juga terdapa pada tuturan

(168) berikut:“Pembohong jahanam!. Tak melakukan yang tidak-tidak? Dan

siapa yang memecahkan semua botol air soda itu?”, ilokusi dari tuturan tokoh

Mohun tidak lain yakni melaporkan bahwa anaknya telah memecahkan semua

botol soda di tokonya. Dengan begitu tokoh Padma muncul dengan tuturannya

pada kalimat (167) yang juga menunjukkan adanya fungsi collaborative

melaporkan: “Beberapa botol pecah”, ilokusi dari tuturan Padma ini tidak lain

adalah melaporkan kepada Tuan Biswas bahwa beberapa botol soda itu telah

pecah.

Percakapan pada data (55) terjadi antara seorang ibu dengan anaknya. Fungsi

tindak tutur ilokusi terdapat pada tuturan (172) berikut : “Ikatlah dengan cepat

dan benar, atau aku akan memberi sebuah pukulan kecil padamu”, secara

pragmatik ilokusi dari tuturan tersebut yakni tokoh Shama ingin mengajarkan

kepada anaknya tentang cara mengikat tali sepatu dengan cepat dan benar.

Tuturan tokoh Shama ini berisi tindakan yakni agar Savi mau belajar mengikat tali

sepatunya sendiri.

Tuturan data (56) terjadi antara seorang anak dan ayahnya, yakni antara tokoh

Anand dan tuan Biswas. Fungsi tindak tutur ilokusi ini lebih ditujukan pada fungsi

bekerjasama (Collaborative) menyatakan yang tampak pada tuturan (174) berikut:

Page 79: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

79

“Pa ... kita harus pindah. Kita harus pindah. Aku tidak tahan lagi untuk tinggal di

sini”. ilokusi dari tuturan ini yakni tokoh Anand ingin menyatakan keinginannya

yang ingin segera pindah dari rumah lamanya itu, dengan alasan bahwa dirinya

sudah tidak tahan lagi dengan keadaan di rumah tersebut. Fungsi tindak tutur

ilokusi juga terdapat pada tuturan (175) berikut : “Pindah? Semuanya pada saat

yang bagus. Tunggulah sampai renovasi dan rumah Vilaku”. Dalam tuturan Tuan

Biswas ini bukan berarti ia menolak keinginan yang dinyatakan oleh Anand,

melainkan ilokusi dari tuturan tersebut yakni ia ingin menyatakan kepada Anand

untuk memilih saat yang bagus, yakni saat renovasi rumahnya yang baru selesai.

4.2.2.4 Fungsi Bertentangan (Conflictive)

Pada fungsi bertentangan unsur sopan santun tidak ada sama sekali karena

fungsi ini bertujuan untuk menimbulkan kemarahan, seperti mengancam,

menuduh, menyumpahi, dan memarahi. Pada hasil penelitian, fungsi jenis ini

tampak pada tuturan antartokoh data 57 sampai dengan 63, berikut

pembahasannya :

Tuturan (data 57) terjadi antara dua tokoh, yaitu Seth (paman Shama) dan

Tuan Biswas (suami Shama). Fungsitindak tutur ilokusi conflictive dalam tuturan

data ini ditujukan pada tuturan (176) berikut: “Sungguh luar biasa. Ketika

seorang pria menikah tidak selayaknya ia berharap orang lain memberinya

makanan. Kenyataannya, ia harus member istrinya makanan. Saat aku menikah

menurutmu aku ingin ibu Mai memberiku makanan?, dan masih ku dengar kalau

engkau tak bahagia di sini?”, ilokusi dari tuturan Seth ini tidak lain adalah

memarahi lawan tuturnya atas perbuatannya yang tidak bertanggung jawab atas

Page 80: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

80

istrinya, tujuannya agar mitratuturnya sadar dan mau bekerja membantu pekerjaan

keluarga Shama.

Percakapan data (58) terjadi antara tokoh Tuan Biswas dan Dewa Muda

(saudara Shama). Fungsi tindak tutur ilokusi tersebut ditujukan pada fungsi

conflictive yang ditujukan pada tuturan (178) berikut: “………. jika engkau

meludahiku lagi akan kukatakan hal ini kepada mama”, ilokusi dari tuturan ini

yakni mengancam mitratuturnya,dengan cara mengadukan apa yang diperbuatnya

kepada ibunya (Nyonya Tulsi) dengan maksud agar mitratuturnya tidak

mengulangi kembali tindakannya tersebut.

Tuturan adu mulut data (59) terjadi antara menantu dengan mertuanya, dalam

hal ini mereka berbicara terang-terangan yang tuturan tersebut jelas-jelas merusak

harga diri dari penutur maupun mitratuturnya. Maksud dari tuturan Bissoondaye

adalah ingin membuat menantunya (Raghu) sadar dan menyesali akan

perlakuannya (tindakannya) selama ini kepada Bipti (istrinya) dan juga terhadap

anak-anaknya.

Fungsi tindak tutur ilokusi conflictive pada data (59) ini lebih ditunjukkan

pada tuturan (180) berikut: “…Tuhan telah membalas kesombongan dan

kekasaranmu. Pergi dan lihatlah anakmu. Ia akan menyengsarakanmu….”, dalam

tuturan ini secara tidak langsung Bissoondaye menyumpahi bahwa anaknya itu

akan menyengsarakannya kelak, sebagai balasan dari kesombongannya. Pada

tuturan (182) terdapat pula fungsi conflictive memarahi, berikut tuturannya “Aku

telah memperingatkanmu. Kau hanya bisa melihatnya pada hari ke-21. Jika

Page 81: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

81

engkau berbuat bodoh sekarang maka kau tanggung akibatnya”, secara

pragmatik ilokusi dari tuturan ini yakni tokoh Bissoondaya memarahi anak

menantunya (Raghu), agar ia sadar akan tanggungjawabnya kepada anaknya.

Tuturan data (60) terjadi antara Bhandat dan Tuan Biswas karyawannya.

Fungsi tindak tutur ilokusi ini lebih ditujukan pada conflictive menuduh yang

tampak dalam tuturan (184) berikut: “Tadi malam aku punya 26 lembar dolar.

Pagi ini hanya tinggal 25. Kau apakan uangnya, eh?”, ilokusi dari tuturan tokoh

Bhandat yakni menuduh Tuan Biswas mengambil uang miliknya, dengan alasan

bahwa Bhandat kehilangan satu lembar dolar dan hanya Tuan Biswas yang berada

di bar malam itu saat Bhandat pergi. Sedang jawaban tuturan Tuan Biswas “Aku

tidak tahu. Aku bahkan tidak tahu kapan kau pulang tadi malam. Aku tidur terus

semalaman”, tuturan ini bermaksud untuk mengatakan bahwa dirinya tidak tahu

menahu mengenai uangnya yang hilang. Namun pengakuan Tuan Biswas tidak

mendapat kepercayaan dari tokoh Bhandat nampak dalam tuturannya: ”Tidur. Ya,

tidur seperti ular”.

Pada data (61), Shama dengan tindakannya membawakan makanan untuk

suaminya adalah sebuah tindakan yang baik. Namun terdapat maksud tertentu

yang dilakukan oleh tokoh Shama dengan tindakannya itu, yaitu tampak dalam

tuturannya “Paman ingin bertemu denganmu“, yaitu agar suaminya mau

memenuhi panggilan pamannya. Fungsi tindak tutur ilokusi conflictive pada

tuturan data (61) ini lebih ditujukan pada tuturan (187) berikut: “Apa yang telah

engkau perbuat dan engkau katakan? Kau membuat semua orang menentangmu.

Kau tak berkeberatan. Tetapi bagaimana denganku? Engkau tak bisa memberiku

Page 82: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

82

apa-apa dan kau ingin mencegah orang lain melakukan apa pun untukku. Engkau

mudah saja berkata akan mengepak barang-barangmu lalu pergi. tetapi engkau

tahu itu hanya gertakan sambal. Apa yang kau dapatkan?,” tuturan Shama ini

bermaksud untuk memarahi suaminya yang selalu menentang keluarganya,

tujuannya adalah agar suaminya bisa menyadari perbuatannya yang demikian itu.

Namun Shama dengan tuturannya tersebut tidak berhasil mencapai apa yang

diharapkannya, karena Tuan Biswas sendiri tetap menolak untuk bertemu dengan

paman Shama.

Fungsi tindak tutur ilokusi conflictive pada tuturan data (62) tersebut lebih

ditujukan pada tuturan (194) berikut: “Apa maksudmu? Apakah kau mencoba

merahasiakan sesuatu dariku? Setiap orang di desa ini tahu bahwa Raghu punya

uang banyak. Aku yakin ia telah meninggalkanmu uang cukup banyak untuk

memulai usaha kecil”, secara pragmatik tuturan tokoh Tara tresebut adalah

menuduh lawanbicaranya merahasiakan uang yang ditinggalkan Raghu untuknya,

padahal tokoh Bipti sudah mengatakan bahwa dirinya benar-benar tidak tahu, dan

kebenarannya memang Raghu semasa hidupnya benar-benar tidak memiliki cukup

banyak uang.

Tuturan data (63) terjadi antara seorang anak dengan orang tuanya. Diawali

dari tuturan tokoh Bipti berikut: “Kalian harus pergi mengambil kayu sebelum

hari gelap” tuturan ini di tujukan Bipti kepada kedua putranya Pratap dan Prasad,

dengan maksud agar keduanya segera bertindak melakukan pekerjaan

sebagaimana yang diperintahkannya. Namun jawaban dari anaknya dengan

tuturannya “Kenapa ibu menyuruhku sekarang? Kenapa ibu menyuruhku tiap

Page 83: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/569/5/2013-2-88201-311409087-bab4-10012014092817.pdfData 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat) Mohun : “Aku

83

hari? Aku takkan pergi”, ini merupakan sebuah tanda adanya perlawanan dari

lawan tuturnya, sebuah penolakan yang diucapkan secara terang-terangan.

Fungsi tindak tutur ilokusi Complictive lebih ditujukkan pada tuturan (197)

berikut: “Dengar, ya. Jangan karena engkau ,menghasilkan uang kau merasa

dirimu lelaki sejati. Lakukan yang diminta ibumu. Dan cepatlah pergi, sebelum

kupukulkan tongkat ini, meskipun belum selesai dibuat”, tuturan ini berisi

ancaman yang bermaksud untuk memarahi kedua putranya yang membantah

perintah ibunya, tujuan dari tuturan ini tidak lain adalah agar kedua putranya pergi

mengerjakan apa yang diperintahkan oleh ibunya.