bab iv hasil penelitian 4.1 profil sekolah...bab iv hasil penelitian 4.1 profil sekolah 1. nama...
TRANSCRIPT
91
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Profil Sekolah
1. Nama Sekolah : SD Negeri Srondol Kulon 01
2. NSS : 101036303006
3. NIS : 100750
4. NPSN : 20331684
5. Alamat : JL. Dr. Setia Budi 193 B
Kecamatan : Banyumanik
Kota : Semarang
Provinsi : Jawa Tengah
Kode Pos : 50263
Telepon : 024 – 7475360
E-mail :[email protected]
6. Status Sekolah : Negeri
7. Tahun Berdiri : 1958
8. Rombongan Belajar : 9
92
4.1.1 Visi, Misi, dan Tujuan SD Negeri Srondol Kulon
01
VISI
Mengutamakan pada pelayanan prima,
berkarakter, unggul dalam prestasi, cerdas
intelektual, emosional, sosial dan spiritul yang
dilandasi iman dan takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
MISI
1. Memberikan pelayanan pendidikan secara
optimal yang berorientasi pada pengembangan
budaya mutu.
2. Melayani semua kecerdasan peserta didik,
pendidik dan tenaga kependidikan dalam
upaya mengoptimalkan potensi dirinya.
3. Mewujudkan lingkungan belajar yang aman,
nyaman. bersih dan indah.
4. Menumbuh kembangkan potensi akademik dan
non akademik.
5. Meningkatkan kualitas lulusan peserta didik.
6. Meningkatkan kemampuan dan kompetensi
guru secara profesional dalam pembelajaran.
7. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana
pendidikan.
8. Meningkatkan manajemen sekolah yang
handal.
93
9. Mewujudkan sistem pendidikan yang
bertumpu pada IMTAK dan IPTEK.
10. Menjalin kemitraan, kerjasama dengan seluruh
stakeholders dalam upaya pengendalian mutu
peningkatan partisipasi masyarakat.
TUJUAN
1. Guru mampu menerapkan pembelajaran dari
kurikulum yang sedang berlaku.
2. Sekolah mampu mengembangkan kepribadian
berbasis karakter bangsa.
3. Sekolah mampu mengembangkan potensi
pendidik dan tenaga kependidikan.
4. Guru mampu menerapkan proses
pembelajaran dengan strategi pendekatan CTL.
5. Adanya peningkatan kualitas dalam
menggunakan fasilitas belajar secara optimal.
6. Sekolah mampu melaksanakan pencapaian
standar kurikulum.
7. Sekolah mampu mencapai standar mutu
kelembagaan dan manajemen sekolah.
8. Sekolah mampu melaksanakan standar
pembiayaan sesuai dengan sekolah Standar
Nasional
9. Sekolah mampu menerapkan Sistem penilaian
sesuai Standar Nasional Pendidikan (SNP)
94
4.1.2 Data Statistik Sekolah
Data statistik sekolah SD Negeri Srondol
Kulon 01 yang meliputi data statistik siswa dan
data statistik guru dapat dilihat sebagai berikut:
1. Data Siswa
Tahun 2012/2013 2013/2014
Rombel L P J L P J
I 33 22 55 33 33 66
II 21 11 32 28 22 50
III 17 12 29 19 12 31
IV 16 18 34 20 13 33
V 18 22 40 17 20 37
VI 18 20 38 17 22 39
Jumlah 123 105 228 134 122 256
2. Data Guru dan Karyawan
Golongan 2013/2014
L P J
II - 1 1
III - 2 2
IV 3 6 9
GTT - 3 3
PTT 1 - 1
Jumlah 4 12 16
95
4.2 Prosedur Pengembangan Panduan Pelaksanaan
Supervisi Kunjungan Kelas Untuk Meningkatkan
Motivasi Kerja Guru
1. Tahap Studi Pendahuluan
Pada tahap ini dilakukan kegiatan
mengkaji pustaka (literatur) dan analisis
kebutuhan berkaitan dengan informasi
supervisi kunjungan kelas yang ada di
lapangan. Mengkaji pustaka meliputi:
1. Menganalisis program kegiatan supervisi
kunjungan kelas yang berfungsi untuk
menemukan konsep pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas, fungsi dan tujuan
supervisi kunjungan kelas.
2. Menganalisis sub-sub materi supervisi
kunjungan kelas untuk pengembangan
model pemberian perhatian dan
penghargaan untuk meningkatkan motivasi
kerja guru.
3. Menganalisis sumber pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas. Pada tahap ini dilakukan
survey yang meliputi kegiatan
mengumpulkan dan menganalisis
pelaksanaan supervisi kunjungan kelas
yang dilakukan kepala sekolah untuk
meningkatkan motivasi kerja guru.
96
Tahap awal yang dilakukan penulis
lakukan dengan cara melakukan studi
dokumentasi jadwal program pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas yang dilaksanakan
oleh kepala sekolah. Adapun jadwal program
pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dapat
dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.1 Jadwal Supervisi Kunjungan Kelas
Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014
NO KELAS/
MAPEL
PELAKSANAAN SUPERVISI KETERANGAN
HARI TANGGAL
1 I.1 SENIN 7 OKTOBER 2013
2 I.2 SENIN 7 OKTOBER 2013
3 II.1 SELASA 8 OKTOBER 2013
4 II.2 SELASA 8 OKTOBER 2013
5 III RABU 9 OKTOBER 2013
6 IV RABU 9 OKTOBER 2013
7 V KAMIS 10 OKTOBER 2013
8 VI.1 KAMIS 10 OKTOBER 2013
9 VI.2 JUMAT 11 OKTOBER 2013
10 AGAMA KRISTEN
JUMAT 11 OKTOBER 2013
11 AGAMA ISLAM
SABTU 12 OKTOBER 2013
12 PENJAS SABTU 12 OKTOBER 2013
13 BAHASA
INGGRIS
SENIN 14 OKTOBER 2013
14 MULOK SENIN 14 OKTOBER 2013
Sumber: Data Primer 2014
97
Tabel di atas menunjukkan bahwa supervisi
kunjungan kelas pada semester I Tahun Pelajaran
2013/2014 dilaksanakan pada bulan Oktober 2013.
Tabel 4.2 Jadwal Supervisi Kunjungan Kelas
Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 NO KELAS/M
APEL PELAKSANAAN SUPERVISI KETERANGAN
HARI TANGGAL
1 I.1 SENIN 28 APRIL 2014
2 I.2 SENIN 28 APRIL 2014
3 II.1 SELASA 29 APRIL 2014
4 II.2 SELASA 29 APRIL 2014
5 III RABU 30 APRIL 2014
6 IV RABU 30 APRIL 2014
7 V KAMIS 01 MEI 2014
8 VI.1 KAMIS 01 MEI 2014
9 VI.2 JUMAT 02 MEI 2014
10 AGAMA KRISTEN
JUMAT 02 MEI 2014
11 AGAMA ISLAM
SABTU 03 MEI 2014
12 PENJAS SABTU 03 MEI 2014
13 BAHASA INGGRIS
SENIN 05 MEI 2014
14 MULOK SENIN 05 MEI 2014
Sumber: Data Primer 2014
Tabel di atas menunjukkan bahwa
supervisi kunjungan kelas pada semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014 dilaksanakan pada
bulan antara bulan April dan Mei 2014.
98
Dari tabel pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas pada semester I dan semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014 di jadikan suatu
patokan pada hasil studi pendahuluan bahwa
dalam penelitian ini menemukan empat pokok
temuan bahwa motivasi kerja guru masih jauh
dari harapan. Berdasarkan hasil wawancara
dengan kepala sekolah tentang motivasi kerja
guru SD Negeri Srondol Kulon 01 masih belum
optimal, berdasarkan jadwal pelaksanaann
supervisi kunjungan kelas yang dilakukan 2 kali
dalam satu tahun pelajaran belum bisa
sepenuhnya untuk meningkatkan motivasi kerja
guru.
Ada beberapa kendala pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas di SD Negeri Srondol
Kulon 01 lemahnya kreativitas supervisor untuk
mencari solusi dari problem yang muncul di
sekolah. Supervisor harus jeli dalam membaca
masalah, menganalisis, mengurai faktor
penyebab dari terjadinya masalah yang muncul
pada saat pelaksanaan supervisi kunjungan
kelas. Supervisi kunjungan kelas yang
dilakukan kadang kala tidak tuntas sampai pada
tahap pembinaan, sehingga guru cenderung
kurang termotivasi dalam bekerja.
99
Hasil wawancara pada tahap studi pendahuluan
sebagai berikut:
a. Hasil Wawancara Kepala Sekolah
Hasil wawancara terhadap kepala
sekolah mengenai pentingnya pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan
motivasi guru. Kepala Sekolah menyatakan
bahwa pelaksanaan supervisi kunjungan kelas
memegang peran penting dalam perkembangan
sekolah, terutama pada pelaksanaan proses
kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan
oleh guru. Oleh karena itu, saya selaku kepala
sekolah berusaha untuk memiliki jiwa
kepemimpinan dalam mengatur para guru,
pegawai tata usaha dan pegawai sekolah
lainnya. Dalam kaitan ini Kepala Sekolah tidak
hanya mengatur para guru saja, melainkan juga
ketata usahaan sekolah, siswa, hubungan
sekolah dengan masyarakat dan orang tua
siswa. Kepala sekolah diharapkan memiliki
peran sebagai supervisor dan motivator dalam
meningkatkan motivasi kerja guru jadi, tercapai
tidaknya tujuan sekolah sepenuhnya tergantung
kebijaksanaan yang diterapkan Kepala Sekolah
terhadap seluruh personal sekolah.
Ketika ditanya tentang pentingnya
pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dalam
100
usaha meningkatkan motivasi kerja guru, beliau
menjawab: Saya selaku kepala sekolah punya
kewajiban melakukan pengawasan terhadap
guru-guru dan pegawai, karena program
supervisi kunjungan kelas merupakan salah
satu dari program kerja tahunan kepala sekolah
yang juga merupakan satu dari sekian banyak
Tupoksi kepala sekolah serta masuk dalam lima
komponen kompetensi kepala sekolah. Pada
program kerja tahunan bagian supervisi yang
telah saya laksanakan yaitu: supervisi
administrasi proses belajar mengajar saya
laksanakan tiap bulan, supervisi kunjungan
kelas yang saya lakukan dalam satu tahun 2
kali, jadi setiap satu semester saya adakan 1
kali supervisi. Kegiatan supervisi mencakup
penelitian, penentuan berbagai kebijakan yang
diperlukan, pembaharuan jalan keluar berbagai
permasalahan yang dihadapi oleh seluruh
pegawainya. Selain itu saya melaksanakan
pemeriksaan sarana dan prasarana dua kali
dalam satu tahun, sehingga apabila ada sarana
dan prasarana yang kurang, saya akan
berusaha untuk menyediakan sarana dan
prasarana bagi pengembangan proses belajar
mengajar di sekolah, seperti penambahan ruang
baca siswa dan guru,, alat-alat peraga, dan
mengusahakan berbagai cara untuk
meningkatkan motivasi kerja. Pemeriksaan
101
administrasi tata usaha juga saya laksanakan
dua kali dalam satu tahun, pemeriksaan 10 K
saya laksanakan dua kali dalam satu tahun.
Dan pemeriksaan keuangan sekolah saya
lakukan setiap bulan. Adapun jadwal supervisi
kunjungan kelas sudah saya sampaikan
sebelum akan dilaksanakan kegiatan supervisi
kunjungan kelas kepada masing-masing guru.
Hal ini berarti bahwa kepala sekolah dalam
melaksanakan supervisi kunjungan kelas
bersifat ilmiah, di mana pelaksanaannya
dilakukan secara berencana dan kontinyu
sehingga sebelum melaksanakan harus
memberitahu terlebih dahulu kepada guru yang
akan di supervisi, kecuali jika kepala sekolah
ingin mengetahui kekurangan guru. Bisa
melakukan supervisi kunjungan kelas dengan
tanpa memberitahu terlebih dahulu.
Kepala sekolah ketika ditanya mengenai
tahap pengamatan dalam supervisi kunjungan
kelas, mengatakan bahwa saya sebagai kepala
sekolah mengamati secara langsung proses
kegiatan belajar mengajar guru di kelas. Lebih
lanjut beliau mengatakan bahwa saya selama
proses pengamatan ini juga melihat
dokumentasi administrasi perangkat
pembelajaran yang di miliki guru, diantaranya
RPP, Silabus, Program Semester, Program
Tahunan, Daftar kelas, Daftar Nilai, dan
102
administrasi lainnya. Saya selalu menegaskan
kepada semua guru bagaimanapun bentuk
supervisinya, guru harus bisa mempersiapkan
segala sesuatu yang berkaitan dengan proses
belajar mengajar, dengan membantu siswa
merasa nyaman belajar seperti kebersihan kelas
dan aransi kelas harus benar-benar maksimal.
Kelengkapan administrasi pembelajaran yang di
miliki guru bervariasi, ada yang sudah memiliki
90% administrasi guru, ada yang hanya
memiliki 50% administrasi yang dibuat, tetapi
yang saya amati bahwa sebagian besar baru
memiliki administrasi pembelajaran sekitar
60%.
Pengamatan yang dilakukan kepala
sekolah pada saat melaksanakan supervisi
kunjungan kelas mengatakan bahwa
penguasaan materi pembelajaran guru saat di
supervisi berbeda-beda antara masing-masing
guru. Hal ini disebabkan karena masing-masing
guru mempunyai plus minus atau kelebihan
dan kekurangan yang berbeda, walaupun
demikian materi pembelajaran wajib di kuasai
oleh guru yang akan mengajar. Tetapi
kebanyakan guru penguasaan materinya
sebatas pada mempersiapkan yang akan di
ajarkan, alangkah lebih baik jika dapat
dikembangkan lagi.
103
Berdasarkan hasil wawancara mengenai
interaksi dalam kegiatan supervisi pendidikan
ditampakkan pada: (1) perilaku supervisor
dalam memberi pelayanan kepada guru yang
disebut dengan pembinaan profesional dengan
memberikan penguatan pada perilaku mengajar
guru; (2) supervisor membantu menumbuhkan
profesionalisme guru dengan meningkatkan
intensitas pelayanan supervisor terhadap guru;
dan (3) upaya guru membantu peserta didik
mencapai harapan belajarnya dengan
menggunakan teknik- teknik yang sesuai
dengan tuntunan belajarnya. Artinya
kemampuan supervisor memberi supervisi
kepada guru mengatasi kesulitan belajar siswa
menjadi jaminan dalam bahwa kualitas layanan
belajar sesuai harapan.
Pada saat ditanya mengenai tahap akhir
kunjungan, lebih lanjut beliau mengatakan
bahwa pada saat tahap akhir kunjungan kelas
saya mengadakan diskusi dengan guru yang
sudah di supervisi untuk mengatakan hasil
pelaksanaan supervisi kunjungan kelas
tersebut, dengan mengatakan kelebihan dan
kekurangan guru dalam proses pelaksanaan
pembelajaran. Adapun hasil dari supervisi
kunjungan kelas yang dilaksanakan kepala
sekolah mengatakan bahwa 60% – 70% guru
telah siap, baik administrasi maupun proses
104
belajar mengajarnya. Hanya saja belum muncul
inovasi pembelajaran, karena sejak awal beliau
mengatakan tentang kriteria penilaian yang
diberikan kepada guru yang akan di supervisi
meliputi: penguasaan materi, penyampaian
materi harus menarik, tingkat aktivitas belajar
siswa tinggi, dan adanya inovasi-inovasi baru
yang menarik. Ketika ditanya apakah supervisi
yang dilaksanakan berpengaruh terhadap
penilaian DP3 beliau mengatakan bahwa kalau
supervisi kunjungan kelas yang dilaksanakan
telah terprogram seperti yang sudah
diprogramkan setiap tahunnya maka sudah
pasti sangat berpengaruh kepada hasil penilaian
DP3, akan tetapi apabila supervisi dilaksanakan
hanya melalui pengamatan di luar kelas, maka
hal tersebut cukup sebagai evaluasi bagi guru.
Selanjutnya pada tahap evaluasi beliau
mengatakan bahwa pada tahapan ini akan
diadakan pembinaan kepada guru agar proses
kegiatan pembelajaran selanjutnya bisa berjalan
lebih baik.
Harapan kepala sekolah dengan
dilaksanakan supervisi kunjungan kelas yaitu
bahwa guru bisa melaksanakan proses belajar
mengajar menuju yang lebih baik lagi, supervisi
kunjungan kelas dapat digunakan guru sebagai
kilas balik akan keberhasilan atau kegagalan
dalam melaksanakan proses pembelajaran, dan
105
supervisi kunjungan kelas dapat meningkatkan
motivasi kerja guru dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa.
Saat ditanya mengenai keadilan dan
kelayakan gaji yang diterima oleh guru PNS dan
guru Non PNS, beliau mengatakan bahwa untuk
guru yang PNS gaji yang diterima sudah adil dan
layak sesuai dengan tingkat golongan masing-
masing guru, apalagi bagi guru yang sudah
menerima sertifikasi guru. Sedangkan untuk
guru yang Non PNS atau guru GTT, gaji yang
diterima sudah adil berdasarkan kinerjanya
dengan mempertimbangkan masa kerjanya,
akan tetapi untuk kelayakannya, beliau
mengatakan gaji yang diterima belum layak
karena tidak sesuai dengan UMR Kota
Semarang, karena gaji untuk GTT hanya
berkisar Rp. 550.000 – Rp. 700.000. Pemberian
honor GTT sesuai dengan kebijakan BOS yang
dibatasai 20% untuk honor GTT dan PTT.
Kepala sekolah saat ditanya tentang
pemberian kesempatan kepada guru untuk
maju mengarah kepada guru berprestasi, beliau
mengatakan sudah barang tentu sejak awal saya
menjadi kepala sekolah di SD Negeri Srondol
Kulon 01 selalu berharap kinerja dan tupoksi
guru harus dilaksanakan dengan baik, sehingga
setiap guru diberi kesempatan untuk saling
berkompetisi dalam berprestasi. Dalam hal
106
memperlakukan guru di sekolah beliau
menegaskan bahwa sebagai manager sudah
sejak awal akan bersikap sama artinya tidak ada
unsur like and dislike bagi guru-guru karena
apabila ada perlakuan khusus bagi guru
tertentu, maka akan terjadi kesenjangan
diantara guru-guru.
Kenyamanan guru dalam bekerja beliau
mengatakan bahwa kenyamanan guru dalam
bekerja tergantung dari masing-masing guru
yang merasakan nyaman atau tidak dalam
bekerja. Hanya saja kepala sekolah sangat
khawatir bagi yang punya pinjaman uang di luar
kekuatannya akan membuat tidak konsentrasi
dalam bekerja. Lebih lanjut kepala sekolah
mengatakan suasana lingkungan kerja di
sekolah perlu di tingkatkan kebersamaannya
agar lebih dapat mengangkat martabat sekolah.
Tingkat kerjasama antar rekan sejawat menurut
kepala sekolah sudah baik, namun perlu
peningkatan dalam upaya kepedulian sesama
guru dalam mengisi kelas yang kosong saat
ditinggal tugas di luar oleh guru kelas. Kepala
sekolah mengatakan hubungan antar rekan
sejawat sudah baik namun perlu ditingkatkan
pada sisi-sisi kehidupan yang sering membuat
klik-klik yang dapat menimbulkan prasangka
buruk.
107
Kondisi ruang kerja guru menurut kepala
sekolah belum seperti yang kita harapkan, ini
perlu komitmen kita semua untuk mewujudkan
ruang kerja yang baik. Kepala sekolah
menegaskan bahwa dalam setiap pelaksanaan
kegiatan di sekolah beliau melibatkan semua
guru untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan
sekolah. Penghargaan bagi guru yang
berprestasi tidak dalam wujud benda tapi
berupa ucapan selamat atas keberhasilan
prestasi yang telah di peroleh. Apabila
penghargaannya dalam wujud benda akan
menimbulkan kesenjangan antar teman karena
guru-guru mempunyai kelebihan dan
kekurangan yang berbeda-beda. Mengenai
kesediaan kepala sekolah untuk menjadi
narasumber apabila ada guru yang belum
menguasai materi pembelajaran, beliau
mengatakan bahwa sudah barang tentu kita
harus saling asah, asih, dan asuh sesama rekan
guru, dengan memberi arahan atau membuka
diri sebagai narasumber. Ketika ditanya apakah
kepala sekolah mau mendengarkan pendapat
dari guru, beliau mengatakan bahwa sudah
pasti beliau mau mendengarkan pendapat dari
guru, karena menurut beliau pendapat terbaik
adalah pendapat bersama, maka kita harus
saling asah, asih, dan asih. Lebih lanjut saat
kepala sekolah di tanya tentang apakah kepala
108
sekolah dalam memahami permasalahan pribadi
guru, beliau mengatakan bahwa permasalahan
guru adalah bagian dari permasalahan institusi,
yang mana permasalahan-permasalahan itu
menjadi tantangan untuk kepala sekolah dalam
menyelesaikan masalah tersebut.
Kepala sekolah saat di tanya mengenai
apakah semua guru bisa menyelesaikan
pekerjaan sesuai waktu yang telah ditentukan?
Kepala sekolah menjawab jika teman-teman
guru bertanggung jawab akan tupoksinya, maka
tidak ada alasan untuk tidak bisa
menyelesaikan pekerjaannya, karena waktu
pembelajaran dengan waktu jam pulang ada
cukup waktu untuk menyelesaikan semua tugas
itu. Lebih lanjut kepala sekolah menegaskan
bahwa semua tergantung komitmen guru
terhadap pekerjaannya. Sementara itu cara
kepala sekolah dalam menyelesaikan
permasalahan apabila ada guru yang berselisih
pendapat, beliau mengatakan bahwa beliau
akan berusaha mempertemukan kedua belah
pihak yang berselisih pendapat, lalu kedua
belah pihak di minta untuk saling menjelaskan
permasalahan yang terjadi, dan pada akhirnya
akan di cari solusi untuk memecahkan
permasalahan tersebut. Mengenai pelaksanaan
tugas mengajar yang telah dilakukan oleh guru
dalam proses belajar mengajar, kepala sekolah
109
mengatakan sudah baik, hanya saja guru harus
bisa membuat inovasi-inovasi baru agar siswa
tidak bosan dalam mengikuti proses belajar
mengajar. Kepala sekolah mengatakan belum
pernah mengadakan perlombaan antar guru,
akan tetapi guru di SD Negeri Srondol Kulon 01
pernah mengikuti seleksi lomba guru
berprestasi dan seleksi kepala sekolah. Prestasi
yang pernah di raih oleh guru diantaranya juara
lomba pembuatan alat peraga matematika dan
juara V lomba guru berprestasi tingkat UPTD
Pendidikan Kecamatan Banyumanik. Guru juga
sering mengantarkan siswa dalam meraih
berbagai macam prestasi dalam bidang
pramuka, seni tari, rebana dan pantomim.
Kepala sekolah ketika ditanya apakah
gaji yang diperoleh guru sudah sesuai dengan
harapan guru PNS maupun guru honorer?
Kepala sekolah menjawab bahwa gaji guru PNS
sudah tentu sesuai dengan harapan
mereka(guru PNS), akan tetapi untuk guru
honorer belum sesuai dengan harapan, karena
gaji yang di terima guru honorer masih jauh dari
UMR. Tunjangan yang diperoleh guru diluar gaji
untuk guru PNS ada tunjangan sertifikasi,
sedangkan untuk guru honorer belum menerima
tunjangan di luar gaji yang diterima setiap
bulan.
110
Penulis melakukan wawancara dengan
kepala sekolah, tentang hubungannya beliau
dengan guru-guru, beliau menjelaskan bahwa
dalam rangka meningkatkan motivasi kerja guru
adalah:Saya menjalin hubungan yang harmonis
terhadap guru dengan memelihara hubungan
yang harmonis, meningkatkan kesejahteraan
guru dan mengevaluasi guru dalam
menjalankan tugas mereka. Selain itu kepala
sekolah berusaha bila ada kesempatan untuk
mempromosikan guru agar bisa mengikuti
seleksi pengangkatan kepala sekolah dan
mempromosikan kenaikan tingkat. Kepala
sekolah saat ini belum mempersiapkan guru
yang akan di ajukan untuk mengikuti seleksi
guru berprestasi atau seleksi pengangkatan
kepala sekolah, karena penunjukkan guru yang
akan mengikuti seleksi serba mendadak
ditunjuk sehingga guru yang ditunjuk kadang
kala kurang siap dalam menghadapi seleksi
guru berpretasi dan seleksi pengangkatan
kepala sekolah. Akan tetapi mulai tahun ajaran
berikutnya kepala sekolah mengatakan bahwa
beliau akan mempersiapkannya satu tahun
sebelum di adakan seleksi tersebut, agar guru
benar-benar siap untuk mengikuti seleksi guru
berprestasi dan seleksi pengangkatan kepala
sekolah.
111
b. Hasil Wawancara Guru
Hasil wawancara terhadap guru,
mengenai supervisi kunjungan kelas untuk
meningkatkan motivasi kerja guru,dari
keseluruhan informan yang berjumlah 14 orang
guru menyatakan bahwa semua guru ingin
kepada kepala sekolah melaksanakan kegiatan
supervisi kunjungan kelas untuk mengamati
proses pembelajaran secara langsung, terutama
dalam pemilihan dan penggunaan metode,
media yang digunakan dan keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran. Dari hasil
kunjungan kelas ini, diharapkan dapat
diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru
dalam melaksanakan pembelajaran, tingkat
penguasaan kompetensi guru yang
bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi,
pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga
guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada
sekaligus mempertahankan keunggulannya
dalam melaksanakan pembelajaran. Ketika
ditanya berapa kali Kepala Sekolah
melaksanakan supervisi kunjungan kelas,
mereka semua mengatakan bahwa Kepala
Sekolah mengadakan supervisi kunjungan kelas
2 kali dalam satu tahun pelajaran. Lebih lanjut
ada satu orang informan yang mengatakan
bahwa sebenarnya supervisi kunjungan kelas
akan lebih efektif untuk meningkatkan motivasi
112
kerja guru apabila dilaksanakan minimal 3 kali
dalam satu tahun pelajaran. Lebih lanjut guru
tersebut mengatakan bahwa dengan diadakan 3
kali dalam satu tahun pelajaran, maka supervisi
bisa dilaksanakan setiap 2 bulan sekali
sehingga kepala sekolah dapat mengamati
secara langsung pelaksanaan proses
pembelajaran secara kontinyu.
Selanjutnya ketika ditanya tentang
apakah kepala sekolah memberikan jadwal
pelaksanaan supervisi dan persiapan apa saja
yang harus dipersiapkan guru sebelum kepala
sekolah mengadakan supervisi kunjungan kelas,
semua guru menyatakan bahwa kepala sekolah
memberitahukan jadwal tersebut sebelum akan
dilaksanakan supervisi kunjungan kelas dan
mereka semua diminta untuk mempersiapkan
administrasi guru seperti RPP, Silabus, Program
Semester, Program Tahunan, Daftar Kelas,
daftar Nilai dan lain-lain.
Para guru ketika ditanya pada tahap
pangamatan pelaksanaan supervisi kunjungan
kelas, tentang bagaimana penguasaan materi
pembelajaran saat di supervisi dan tentang
kelengkapan administrasi pembelajaran yang
guru miliki, mereka rata-rata menjawab
menguasai dengan sungguh-sungguh materi
yang akan diajarkan kepada siswa walaupun
kadang kala ada beberapa guru yang gugup
113
dalam menyampaikan materi pembelajaran
tersebut dan administrasi pembelajaran yang
mereka miliki berdasarkan studi dokumentasi
ada beberapa guru yang sudah lengkap namun
ada pula masih ada yang kurang lengkap.
Pada tahap akhir kunjungan para guru
ketika ditanya tentang bagaimana hasil dari
supervisi kunjungan kelas yang telah
dilaksanakan oleh kepala sekolah mereka
semua menyatakan lega telah di supervisi. Lebih
lanjut ketika ditanya tentang bagaimana cara
kepala sekolah dalam menyampaikan kelebihan
dan kekurangan guru pada saat di supervisi,
mereka mengatakan bahwa kepala sekolah
menyampaikan dengan pemberitahuan secara
pribadi ke masing-masing guru tanpa diketahui
oleh guru yang lain. Kepala sekolah mengoreksi
berdasarkan cara mengajar apakah sesuai
dengan RPP yang telah dipersiapkan.
Selanjutkan ketika ditanya tentang kepuasan
guru yang di supervisi terhadap hasil nilai yang
diberikan kepala sekolah, raya-rata guru
mengatakan mereka puas terhadap nilai yang
telah diberikan kepala sekolah karena mereka
menyadari akan kelebihan dan kekurangan yang
mereka miliki. Namun ada guru yang menjawab
bahwa saya tidak puas dengan nilai yang
diberikan kepala sekolah karena menurut saya
pada saat di supervisi telah mempersiapkan
114
materi pembelajaran dengan baik dan
menggunakan media pembelajaran dengan
teknologi, serta adanya interaksi pembelajaran
antara siswa dan guru dengan baik.
Ketika ditanya mengenai apakah
pelaksanaan supervisi kunjungan kelas ini
berpengaruh terhapa perolehan nilai DP3,
semua guru menjawab bahwa pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas sangat berpengaruh
terhadap penilaian DP3 bagi guru PNS, namun
untuk guru Non PNS yang selama ini tidak
menerima DP3 merasa bahwa penilaian
supervisi kunjungan kelas tidak berpengaruh
terhadap penilaian DP3. Lebih lanjut guru
ketika ditanya tentang kepuasan tentang hasil
DP3 mengatakan bahwa sebagian besar
menyatakan puas akan tetapi ada salah satu
guru yang menyatakan bahwa dirinya tidak
puas dengan penilaian DP3 tersebut karena
pada saat guru tersebut menerima DP3,
informan merasa nilai yang diberikan kepala
sekolah tidak sesuai dengan harapan. Apalagi
informan mengatakan bahwa pada saat di
supervisi oleh pengawas sekolah mendapatkan
nilai yang tinggi dibandingkan dengan teman-
teman yang lainnya. Ketika ditanya lebih lanjut
kenapa informan tersebut tidak melakukan
banding atau mengatakan keberatan kepada
kepala sekolah informan tersebut mengatakan
115
bahwa saya merasa sungkan dengan kepala
sekolah.
Para guru ketika ditanya tentang apa
harapan para guru terhadap pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas yang dilakukan
kepala sekolah, para guru sebagian besar
mengatakan; Dalam menghadapi kurikulum
yang berisi perubahan-perubahan yang cukup
besar dalam tujuan, isi, metode dan evaluasi
pengajarannya, sudah sewajarnya kalau para
guru mengharapkan saran dan bimbingan
dari kepala sekolah mereka. Kepala
sekolah perlu menguasai tentang kurikulum
sekolah. Mustahil seorang kepala sekolah dapat
memberikan saran dan bimbingan kepada guru,
sementara dia sendiri tidak menguasainya
dengan baik. Kepala sekolah berkewajiban
membina para guru agar menjadi pendidik dan
pengajar yang baik. Bagi guru yang sudah baik
agar dapat dipertahankan kualitasnya dan bagi
guru yang belum baik dapat dikembangkan
menjadi lebih baik. Sementara itu, semua guru
yang baik dan sudah berkompeten maupun
yang masih lemah diupayakan agar tidak
ketinggalan jaman dalam proses pembelajaran
maupun materi yang menjadi bahan ajar.
Lebih lanjut mereka menyatakan bahwa
kepala sekolah dalam pelaksanaan tugas
sebagai pimpinan selama ini telah
116
melaksanakan tugasnya secara demokratis,
menghargai pendapat guru, dan memberikan
kesempatan untuk melahirkan gagasan dan
pendapat. Keputusan yang di ambil dengan
jalan musyawarah, karena tujuan yang hendak
dicapai adalah tujuan bersama.
Wawancara yang dilakukan terhadap
guru yang berkaitan dengan peran kepala
sekolah sebagai supervisor menyatakan:
Menurut para guru, Kepala Sekolah sebagai
pemimpin pendidikan bertanggung jawab atas
pembelajaran dan segala kegiatan yang
menunjang tercapainya tujuan pendidikan
termasuk di dalamnya kepala sekolah
sebagai pimpinan bertanggung jawab langsung
atas pelaksanaan supervisinya. Kepala sekolah
dikatakan sebagai pemimpin yang efektif
bilamana mampu menjalankan proses
kepemimpinannya yang mendorong,
mempengaruhi dan mengarahkan kegiatan dan
tingkah laku guru. Inisiatif dan kreativitas
kepala sekolah yang mengarah kepada
kemajuan sekolah merupakan bagian integratif
dari tugas dan tanggungjawab. Fungsi
utamanya ialah menciptakan kegiatan belajar
mengajar yang efektif dan efisien. Dalam
melaksanakan fungsi tersebut, kepala sekolah
memiliki tanggungjawab ganda, yaitu;
pertama, melaksanakan administrasi sekolah
117
sehingga dapat tercipta situasi belajar
mengajar yang baik. Kedua, melaksanakan
supervisi pendidikan sehingga diperoleh
peningkatan kegiatan mengajar guru dalam
membimbing pertumbuhan murid-murid.
Berbagai upaya perlu dipikirkan dan dijalankan
guna peningkatan mutu pendidikan adalah
peningkatan proses belajar mengajar yang
sangat tergantung kepada profesionalisme guru
sebagai sumber daya manusia. Guru dituntut
untuk memiliki berbagai ketrampilan dalam
menghantarkan siswa untuk mencapai tujuan
yang direncanakan.
Kaitannya dengan pertanyaan tentang
motivasi kerja guru, diantaranya mengenai
pertanyaan:
1. Motif:
a. Apakah guru telah memperoleh gaji yang
adil dan layak?
Para guru yang PNS mengatakan bahwa
mereka telah memperoleh gaji yang adil dan
layak, karena selain mendapatkan gaji
mereka juga sudah memperoleh tunjangan
sertifikasi. Sementara itu para guru yang
Non PNS mengatakan bahwa gaji yang
mereka terima belum adil dan layak karena
rata-rata gaji yang diterima oleh guru Non
PNS berkisar antara Rp. 550.000,00 sampai
dengan Rp. 700.000,00, jika di tinjau dari
118
UMR Kota Semarang, gaji yang diterima
guru Non PNS masih sangat jauh dari
harapan.
b. Apakah guru diberikan kesempatan untuk
maju mengarah kepada guru berprestasi?
Para guru mengatakan bahwa kesempatan
guru untuk mengarah kepada guru
berprestasi sudah diberikan kepala
sekolah.
c. Bagaimana kepala sekolah memperlakukan
semua guru di sekolah?
Semua guru mengatakan bahwa semua
guru telah diperlakukan dengan baik tanpa
membeda-bedakan antara guru yang satu
dengan guru yang lain.
d. Apakah guru-guru di sekolah merasa
nyaman untuk bekerja?
Semua guru mengatakan bahwa guru
merasa nyaman untuk bekerja, namun
kadang kala guru merasa tidak nyaman,
karena kenyamanan guru dalam bekerja
hanya dapat dirasakan oleh masing-masing
guru.
e. Bagaiman suasana lingkungan kerja di
sekolah?
Para guru menjawab bahwa suasana
lingkungan sekolah sejuk namun
kebersihan masih kurang dan perlu
ditingkatkan lagi untuk kebersihannya,
119
terutama kebersihan kamar mandi siswa
yang kurang bersih sehingga menimbulkan
bau yang menyengat hal inilah yang
menyebabkan guru kurang nyaman untuk
bekerja.
f. Bagaimana tingkat kerjasama dan
hubungan antar rekan sejawat?
Sebagian besar guru ada yang mengatakan
bahwa kerjasama dan hubungan antar
rekan sejawat sangat baik. Namun dalam
hal ini ada guru yang mengatakan bahwa
kerjasama dan hubungan antar rekan
sejawat kurang baik, hal ini disebabkan
karena masih ada guru yang suka saling
menjatuhkan sesama teman.
2. Harapan
a. Bagaimana kondisi ruang kerja guru?
Ada beberapa yang mengatakan kondisi
ruang kerja guru baik, namun ada guru
yang mengatakan kondisi ruang kerja guru
kurang baik, karena masih ada ruang kelas
yang masih belum ada eternitnya dan
masih ada kelas yang bocor.
b. Apakah kepala sekolah melibatkan semua
guru dalam kegiatan sekolah?
Semua guru mengatakan bahwa kepala
sekolah selalu melibatkan semua guru
dalam setiap kegiatan.
120
c. Apakah kepala sekolah melibatkan
pendisiplinan disekolah?
Semua guru mengatakan bahwa
pendisiplinan yang dilakukan kepala
sekolah adalah pendisiplinan jam masuk
sekolah dalam artian bahwa semua guru
harus disiplin dalam pelaksanaan jam
mengajar.
d. Apakah kepala sekolah memberikan
penghargaan bagi guru yang berprestasi?
Sebagian besar guru mengatakan bahwa
kepala sekolah belum memberikan
penghargaan bagi guru yang berprestasi
karena yang diberikan penghargaan baru
pada sebatas siswa yang berprestasi.
Namun ada salah satu guru yang
mengatakan bahwa kepala sekolah pernah
memberikan penghargaan kepada guru
berprestasi walaupun penghargaannya
dalam bentuk ucapan saja belum berupa
benda atau uang..
e. Penghargaan seperti apa yang diharapkan
oleh guru dari kepala sekolah untuk guru
yang berprestasi?
Semua guru mengharapkan adanya
perhatian dan penghargaan dari kepala
sekolah kepada guru minimal berupa
ucapan selamat ataupun pujian atas
prestasi yang diraih oleh guru.
121
f. Apakah kepala sekolah dan rekan sejawat
mau menjadi narasumber apabila ada guru
yang belum menguasai materi
pembelajaran?
Semua guru menyatakan bahwa kepala
sekolah dan rekan sejawat apabila sedang
tidak sibuk dengan pekerjaannya, mau
menjadi narasumber bagi guru yang belum
menguasai materi pembelajaran.
g. Apakah kepala sekolah mau mendengarkan
pendapat dari guru?
Semua guru mengatakan bahwa kepala
sekolah maun mendengarkan pendapat
dari guru.
h. Bagaimana cara kepala sekolah dalam
memahami permasalahan pada pribadi guru
Semua guru mengatakan bahwa kepala
sekolah memberikan solusi atau nasehat
apabila ada guru yang mempunyai masalah
pribadi.
3. Insentif
a. Apakah semua guru bisa menyelesaikan
semua pekeraan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan oleh Kepala sekolah:
sebagian besar guru mengatakan bahwa
guru bisa menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan oleh
122
kepala sekolah. Namun ada guru yang
mengatakan bahwa kemungkinan dalam
satu waktu tidak dapat menyelesaikan
tugas dari kepala sekolah dikarenakan sakit
jadi pekerjaan dari kepala sekolah tertunda
dalam penyelesaiannya.
b. Cara kepala sekolah dalam menyelesaiakan
permasalahan apabila ada guru yang
berselisih pendapat: sebagian besar guru
menyatakan bahwa dalam menyelesaikan
permasalahan apabila ada guru yang
berselisih pendapat, kepala sekolah
menyelesaikannya dengan cara
dimusyawarahkan dalam rapat guru.Namun
ada guru yang mengatakan bahwa kepala
sekolah akan memanggil pihak yang
berselisih pendapat untuk dipertemukan
dalam rangka mencari solusi
permasalahannya.
c. Perlombaan antar guru: Semua guru
mengatakan ada guru yang sudah
mengikuti lomba guru berprestasi. Namun
perlombaan yang di ikuti bukan perlombaan
antar guru di SD Negeri Srondol Kulon 01,
karena di SD Neger Srondol Kulon 01
Kepala sekolah belum pernah mengadakan
lomba antar guru. Jadi guru yang bisa
berprestasi itu mengikuti perlombaan antar
123
guru di tingkat gugus dan tingkat
kecamatan.
d. Prestasi yang pernah diraih guru: Semua
guru mengatakan bahwa di SD negeri
Srondol Kulon 01 ada yang sudah pernah
mengikuti seleksi guru berprestasi dan
mencapai peringkat 5 besar.
e. Apakah gaji yang diterima guru sudah
sesuai dengan harapan guru PNS maupun
guru Honorer: Semua guru yang PNS
mengatakan bahwa mereka telah
memperoleh gaji sesuai harapan, karena
selain mendapatkan gaji mereka juga sudah
memperoleh tunjangan sertifikasi.
Sementara itu guru yang Non PNS
mengatakan bahwa gaji yang mereka terima
belum adil dan layak karena rata-rata gaji
yang diterima oleh guru Non PNS berkisar
antara Rp. 550.000,00 samapai dengan Rp.
700.000,00, jika di tinjau dari UMR Kota
Semarang, gaji yang diterima guru Non PNS
masih sangat jauh dari harapan.
Harapannya apabila gaji guru Non PNS bisa
sama dengan UMR Kota Semarang.
f. Tunjangan yang diperoleh guru diluar gaji:
Guru PNS menjawab bahwa untuk guru
PNS telah menerima tunjangan sertifikasi,
namun untuk guru Non PNS menerima ada
yang sudah menerima tunjangan
124
fungsional, tetapi juga ada yang belum
menerima tunjangan fungsional.
g. Berkaitan dengan pertanyaan tentang
bagaimana komunikasi kepala sekolah
dengan guru-guru di SD Negeri Srondol
Kulon 01 dan masyarakat, guru
menyatakan: Kepala sekolah sebagai
komunikator bertugas menjadi perantara
untuk meneruskan instruksi kepada guru,
serta menyalurkan aspirasi personel
sekolah kepada instansi kepada para guru,
serta menyalurkan aspirasi personel
sekolah kepada instansi vertikal
maupun masyarakat. Pola komunikasi
dari sekolah pada umumnya bersifat
kekeluargaan dengan memanfaatkan waktu
senggang mereka. Penyampaian informasi
dilakukan melalui dua arah, yaitu
komunikasi berupa instruktif dan
komunikasi pernyataan atau permintaan.
Media komunikasi yang digunakan oleh
kepala sekolah dapat berupa buku
informasi keliling, pengumuman lisan serta
pesan berantai yang disampaikan secara
lisan.
h. Pertanyaan tentang apakah kepala sekolah
pernah mempromosikan guru untuk
mengikuti seleksi pengangkatan kepala
sekolah atau mempromosikan kenaikan
125
tingkat, semua guru menyatakan bahwa
kepala sekolah sudah mempromosikan guru
untuk mengikuti seleksi pengangkatan
kepala sekolah, namun untuk promosi
kenaikan pangkat kepala sekolah belum
pernah melakukannya.
i. Selanjutnya pertanyaan mengenai apakah
kepala sekolah telah mempersiapkan
program untuk guru yang akan di ikutkan
seleksi guru berprestasi maupun seleksi
pengangkatan kepala sekolah?
Semua guru mengatakan bahwa kepala
sekolah selama ini menunjuk secara
langsung guru yang akan dipilih untuk
mengikuti seleksi guru berprestasi ataupun
seleksi pengangkatan kepala sekolah secara
mendadak jadi guru-guru kurang dalam
persiapan menghadapi seleksi tersebut.
Wawancara yang dilakukan terhadap
guru berkaitan dengan peran kepala sekolah
sebagai motivator, sebagian besar para guru
menyatakan: bahwa kepala sekolah harus bisa
memotivasi guru untuk bekerja lebih baik lagi
sehingga proses kegiatan belajar mengajar bisa
tercapai sesuai dengan yang direncanakan.
Berkaitan dengan pertanyaan bagaimana
proses pelaksanaan supervisi kunjungan kelas,
guru menjawab secara formal maupun
126
professional tugas guru seringkali menghadapi
berbagai permasalahan yang timbul akibat
adanya berbagai perubahan yang terjadi di
lingkungan tugas profesionalnya. Perubahan itu
misalnya perubahan kurikulum, pembaharuan
sistim pengajaran, adanya peraturan
perundang-undangan yang baru dan lain
sebagainya. Kemampuan menyesuaikan diri
dengan berbagai pembaharuan ini sebenarnya
merupakan sikap positif yang berkaitan dengan
keberadaan lingkungan profesinya. Pendapat
para informan tentang supervisi kunjungan
kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru,
mereka mengatakan bahwa adanya berbagai
macam perubahan kurikulum, pembaharuan
dalam sistem pembelajaran, adanya peraturan
perundang-undangan yang baru inilah yang
mengharuskan kepala sekolah untuk bisa
memainkan peranannya sebagai supervisor dan
motivator. Peran kepala sekolah sebagai
supervisor harus diwujudkan dalam
kemampuan penyusun dan melaksanakan
program supervisi pendidikan serta
memanfaatkan hasilnya. Kemampuan
menyusun program supervisi pendidikan harus
diwujudkan dalam penyusunan program
supervisi kelas, pengembangan program
supervisi untuk kegiatan ekstra kurikuler,
pengembangan program supervisi perpustakaan,
127
supervisi laboratorium, dan ujian. Sedangkan
kemampuan memanfaatkan hasil supervisi
pendidikan harus diwujudkan dalam
pemanfaatan hasil supervisi untuk
meningkatkan kinerja tenaga kependidikan, dan
pemanfaatan hasil supervisi untuk
mengembangkan sekolah.
Lebih lanjut semua guru mengatakan
bahwa kepala sekolah dalam kedudukannya
sebagai supervisor berkewajiban membina para
guru agar menjadi pendidik dan pengajar yang
baik. Bagi guru yang sudah baik agar dapat
dipertahankan kualitasnya dan bagi guru yang
belum baik dapat dikembangkan menjadi lebih
baik. Sementara itu, semua guru yang baik dan
sudah berkompeten maupun yang masih lemah
harus diupayakan agar tidak ketinggalan jaman
dalam proses pembelajaran maupun materi
yang menjadi bahan ajar. Agar pelaksanaan
tugas-tugas itu dapat dikerjakan dengan baik,
maka kepala sekolah dituntut mempunyai
berbagai cara dan teknik supervisi terutama
yang berhubunganya dengan pelaksanaan
tugas-tugas guru dan karyawan, dan
pertumbuhan jabatan. Karena kepala sekolah
sebagai pemimpin utama dan penggerak dalam
pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran.
Informan juga mengatakan bahwa peran kepala
128
sekolah sebagai motivator, para informan
mengatakan bahwa sebagai motivator, kepala
sekolah harus memiliki strategi yang tepat
untuk memberikan motivasi kepada para tenaga
kependidikan dalam melakukan berbagai tugas
dan fungsinya. Motivasi ini dapat tumbuh
melalui pengaturan lingkungan fisik,
pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan,
penghargaan secara efektif dan penyediaan
berbagai sumber belajar melalui pengembangan
pusat sumber belajar. Dengan perananya
sebagai motivator inilah kepala sekolah
diharapkan bisa memberikan masukan kepada
guru bukan hanya bisa untuk menguasai materi
tertentu, tetapi perlu penguasaan yang lebih
luas dari materi yang disajikan. Guru perlu
memahami berbagai model mengajar secara
teoritis dan selanjutnya dapat memilih model-
model yang sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.
Ketika ditanya tentang bagaimana
harapan guru agar supervisi kunjungan kelas
untuk meningkatkan motivasi kerja guru, ada
guru yang menjawab: Menurut saya, Kepala
Sekolah manager sekolah dalam rangka
meningkatkan proses belajar mengajar
senantiasa check and recheck program yang
dijalankan oleh para guru. Hal ini dapat
dilakukan dengan supervisi kelas, membina dan
129
memberi saran-saran positif kepada guru dan
karyawannya. Untuk memperluas pandangan
kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi
kunjungan kelas, tidak ada salahnya kepala
sekolah melakukan tukar pikiran, sumbangan
saran dan studi banding antar sekolah untuk
menyerap manejemen kepemimpinan sekolah
lain yang lebih baik.
Guru yang lain mengatakan bahwa:
Kepala Sekolah hendaknya mempelajari secara
seksama baik kebijakan pemerintah maupun
prioritas sekolah sendiri. Agar tidak terjadi
tumpang tindih dalam bekerja Kepala Sekolah
hendaknya memiliki kemampuan untuk
berkolaborasi dengan guru dan masyarakat
sekitar sekolah, memiliki pemahaman dan
wawasan yang luas tentang teori pendidikan dan
pembelajaran, memiliki kemampuan dan
keterampilan untuk menganalisis situasi
sekarang dan mampu memprediksi masa depan,
memiliki kemampuan mengidentifikasi masalah
dan keutuhan yang berkaitan dengan efektifitas
pendidikan di sekolah, serta mampu
memanfaatkan berbagai peluang, menjadikan
tantangan serta mengkonseptualisasikan arah
baru untuk perubahan. Motivasi sangat penting
dan dibutuhkan setiap orang dalam
melaksanakan pekerjaannya, karena motivasi
adalah kondisi yang dapat menggerakkan
130
guru agar mampu mencapai tujuan dari
motifnya (dorongan kebutuhan dalam diri
karyawan yang perlu dipenuhi agar guru
tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap
Motivasi Berprestasinya). Jadi jelas bahwa
seorang guru perlu memiliki motivasi yang tinggi
agar dapat mencapai tujuan dari motifnya
dengan mudah.
Motivasi kerja guru sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor pendukung.
Hasil wawancara yang menjadi pendukung
dalam meningkatkan motivasi kerja guru,
informan menyatakan bahwa: Menurut saya,
faktor yang menjadi pendukung dalam
meningkatkan motivasi kerja guru adalah,
kesejahteraan guru (kenaikan gaji) tunjangan
sertifikasi, adanya pemberian perhatian dan
penghargaan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa dengan memberikan
perhatian dan penghargaan bagi guru dapat
memberikan motivasi kepada guru untuk
meningkatkan profesionalismenya. Informan
juga menjelaskan bahwa ada faktor yang bisa
menghambat motivasi kerja guru yaitu: sarana
prasarana yang kurang memadai, pembiayaan
yang kurang dan faktor dari dalam diri guru itu
sendiri yang enggan mengembangkan
potensinya. Sebagai guru yang profesional,
mereka tidak akan mempersoalkan hambatan
131
yang ada, melainkan mereka akan selalu
berupaya untuk dapat senantiasa meningkatkan
profesionalismenya dalam berbagai bidang.
Semua faktor-faktor penghambat tersebut bisa
diatasi jika semua pihak mau bekerja keras dan
bekerja sama.
Berdasarkan hasil wawancara pada
tahap pendahuluan antara kepala sekolah dan
guru di SD Negeri Srondol Kulon 01
menunjukkan bahwa motivasi kerja guru masih
tergolong sedang. Hal ini dapat dilihat dari
adanya guru yang kadang kala datang
terlambat, administrasi guru yang kadang kala
masih belum lengkap, belum semua guru
mampu dalam penguasaan media pembelajaran
berbasis komputer, internet dan penggunaan
OHP. Yang lebih ditekankan disini bahwa semua
guru menyatakan bahwa guru sangat
membutuhkan perhatian dan penghargaan dari
kepala sekolah untuk meningkatkan motivasi
kerjanya. Selanjutnya penulis akan melakukan
tahap selanjutnya yaitu tahap studi
pengembangan.
Tahap studi pengembangan yang
dilakukan oleh penulis yaitu dengan cara
mengembangkan panduan pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan
motivasi kerja guru.
132
Panduan pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi
kerja guru inilah yang nantinya akan digunakan
kepala sekolah SD Negeri Srondol Kulon 01
untuk menjadi panduan bagi kepala sekolah
dalam melaksanakan supervisi kunjungan
kelas.
2. Tahap Studi Pengembangan
Pada tahap studi pengembangan dalam
penelitian ini, kegiatan yang dilakukan penulis
meliputi:
1. Perumusan draft desain panduan
pelaksanaan supervisi kunjungan kelas
untuk meningkatkan motivasi kerja guru.
2. Uji validasi
3. Revisi desain produk
4. Uji coba produk.
5. Revisi Desain Produk
6. Panduan Final Pelaksanaan Supervisi
Kunjungan Kelas Untuk Meningkatkan
Motivasi kerja Guru
133
1. Draft Desain Produk
Panduan pelaksanaan supervisi kunjungan
kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru.
Kepala sekolah mempunyai tugas yang
sangat penting di dalam mendorong guru untuk
melakukan proses pembelajaran yang mampu
menumbuhkan cara berpikir kritis, kreatif,
inovatif, cakap dalam menyelesaikan masalah
dan bernaluri kewirausahaan. Panduan
pelaksanaan supervisi kunjungan kelas untuk
meningkatkan motivasi kerja guru diharapkan
dapat menjadi bahan referensi bagi kepala
sekolah sesuai yang telah diamanahkan dalam
Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang
standar kepala sekolah. Dalam Permendiknas
Nomor 13 Tahun 2007 menegaskan bahwa
untuk menjadi kepala sekolah minimal memiliki
lima dimensi kompetensi yaitu: kompetensi
kepribadian, manajerial, kewirausahaan,
supervisi,dan sosial. Strategi supervisi
kunjungan kelas yang dilaksanakan oleh kepala
sekolah adalah sebagai upaya untuk dapat
meningkatkan kemampuan dan profesionalisme
guru. Dalam upaya pencapaian target yang
direncanakan, kepala sekolah sebagai pimpinan
perlu merencanakan pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas dengan baik yang diikuti oleh
134
teknik-teknik operasional agar pelaksanaannya
bisa berlangsung dengan efektif dan efisien.
Dalam topik ini, kepala sekolah akan
diajak untuk menggali pemahaman tentang
konsep dasar supervisi kunjungan kelas berupa
landasan teoritis dan filosofis yang dibahas
secara interaktif guna memperoleh pemahaman
awal kepala sekolah sebelum membangun
kerangka kerja pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas.
Tujuan Panduan Pelaksanaan Supervisi
Kunjungan Kelas untuk meningkatkan motivasi
kerja guru diantaranya panduan pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan
motivasi kerja guru bertujuan agar kepala
sekolah mampu melaksanakan kegiatan sebagai
berikut:
1. Merencanakan sebuah program supervisi
kunjungan kelas. Kepala Sekolah
merencanakan jadwal pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas.
2. Kepala sekolah selanjutnya melaksanakan
supervisi kunjungan kelas sesuai dengan
jadwal yang telah di programkan.
135
3. Kepala sekolah menindaklanjuti hasil
supervisi kunjungan kelas dengan
menyampaikan hasil pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas kepada guru.
Tahapan Panduan Pelaksanaan supervisi Kunjungan
kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru:
Kegiatan 1
Konsep Dasar Supervisi Kunjungan Kelas
1. Kepala sekolah memahami tentang supervisi
kunjungan kelas.
2. Kepala Sekolah menjelaskan kepada guru
tujuan dan proses yang akan dilakukan
dalam proses supervisi kunjungan kelas.
3. Kepala sekolah menjelaskan kepada guru
yang akan di supervisi tentang target-target
yang akan di capai dalam pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas.
4. Kepala sekolah menyampaikan jadwal akan
di laksanakannya supervisi kunjungan
kelas.
5. Kepala sekolah menyampaikan apa saja
yang akan dilaksanakan dalam proses
supervisi kunjungan kelas.
Dalam melaksanakan supervisi
kunjungan kelas kepala sekolah juga perlu
untuk melakukan kegiatan identifikasi dan
analisis supervisi kunjungan kelas untuk
136
meningkatkan motivasi kerja guru. Kegiatan ini
merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh
kepala sekolah, hal ini dilakukan untuk
menelusuri dan menemukan permasalahan yang
dihadapi oleh guru dalam kegiatan proses belajar
mengajar dan permasalahan tentang motivasi
kerja guru yang kadang kala di nilai belum
optimal. Proses penelusuran penggalian
informasi dan data yang akurat tentang cara
meningkatkan motivasi kerja guru melalui
supervisi kunjungan kelas akan membantu
kepala sekolah dalam membuat rencana,
menetapkan langkah-langkah atau tindakan dan
evaluasi yang diperlukan. Melakukan identifikasi
terhadap permasalahan dalam proses kegiatan
belajar mengajar guru dan mengidentifikasi
tentang penyebab motivasi kerja guru dianggap
belum optimal sangatlah penting untuk dicarikan
solusi pemecahannya. Oleh karena itu
pemahaman dan pengetahuan tentang supervisi
kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi
kerja guru harus dimiliki oleh kepala sekolah
agar mampu melakukan identifikasi dan analisis
tentang bagimanakah supervisi kunjungan kelas
untuk meningkatkan motivasi kerja guru secara
tepat dan benar.
Terdapat sejumlah alat yang dapat
digunakan untuk mengumpulkan fakta, data dan
informasi berkaitan dengan pelaksanaan
137
supervisi kunjungan kelas. Alat identifikasi dan
analisis ini telah dikembangkan dan digunakan
yang dalam upaya kepala sekolah melaksanakan
supervisi kunjungan kelas sehingga kepala
sekolah lebih memahami tentang permasalahan-
permasalahan yang dihadapi oleh guru.
Dalam pokok bahasan ini, dibahas
beberapa alternatif alat bantu praktis yang
bermanfaat dalam menggali permasalahan yang
dihadapi guru dalam proses belajar mengajar di
kelas. Dalam kondisi tertentu kepala sekolah bisa
mengadakan kunjungan kelas tanpa adanya
pemberitahuan terlebih dahulu, namun kadang
kala kepala sekolah melakukan supervisi
kunjungan kelas dengan memberitahukan
terlebih dahulu terhadap guru yang akan di
supervisi. Kepala sekolah kadang kala tanpa di
sadari oleh guru melakukan supervisi, di mana
kepala sekolah memantau kegiatan proses
kegiatan belajar mengajar di luar kelas sambil
mendengarkan bagaimana cara guru
menyampaikan materi pembelajaran kepada
siswa.
Merumuskan strategi meningkatkan
motivasi kerja guru merupakan bagian penting
dari penentuan bentuk pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas dengan mempertimbangkan
hasil kajian atau pemetaan permasalahan yang
dihadapi guru dalam proses kegiatan belajar
138
mengajar dan dalam proses meningkatkan
motivasi kerja guru. Perumusan program
strategi menjadi rencana aksi bersama sebagai
bagian tidak terpisahkan pada saat menentukan
jenis program dan aktivitas pendukung yang
diperlukan agar secara efektif mencapai tujuan
sekaligus membangun tata kehidupan yang
lebih baik nyaman dan kondusif.
Program yang baik diukur dari tingkat
adaptasi dan kemampuan mengintegrasikan
permasalahan-permasalahan, visi misi dalam
sebuah kerangka program terukur dengan
melibatkan sebanyak mungkin kelompok
sasaran (pemerintah, siswa, orang tua) secara
optimal.
Topik supervisi kunjungan kelas untuk
meningkatkan motivasi kerja guru ini
merupakan bagian penting dalam
memformulasikan program kepal sekolah dalam
upaya meningkatkan motivasi kerja guru melalui
supervisi kunjungan kelas. Kepala sekolah perlu
kiranya memiliki kemampuan dalam
melaksanakan tugasnya sebagai supervisor dan
motivator bagi guru.
Hasil pelaksanaan supervisi kunjungan
kelas perlu untuk di tindak lanjuti agar bisa
memberikan suatu dampak nyata bagi
peningkatan motivasi kerja guru, Dampak nyata
139
dari pelaksanaan supervisi kunjungan kelas ini
diharapkan nantinya bisa di rasakan oleh warga
sekolah maupun stakeholder di sekolah yang
menyelenggarakan supervisi kunjungan kelas.
Tindak lanjut yang dilakukan oleh kepala
sekolah setelah di adakannya supervisi
kunjungan kelas ini bisa berupa pemberian
penguatan dalam pelaksanaan pembelajaran
maupun pemberian perhatian dan penghagaan
kepada guru yang telah menyelesaikan proses
pembelajaran dengan baik. Selain itu kepala
sekolah juga bisa memberikan teguran yang
mendidik bagi guru yang belum tuntas dalam
melaksanakan proses pembelajaran dan guru
diberikan kesempatan untuk mengikuti
pelatihan, workshop, seminar yang bisa
mendukung proses pembelajaran agar guru bisa
mempunyai motivasi kerja yang lebih baik,
mengarah pada motivasi kerja berprestasi.
Kepala sekolah dalam melakukan tindak
lanjut pelaksanaan supervisi kunjungan kelas
dengan memberikan pembinaan kepada guru.
Pembinaan kepala sekolah bisa melalui
pembinaan langsung dan pembinaan tidak
langsung. Pembinaan yang dilakukan kepala
140
sekolah dalam membina guru untuk
meningkatkan motivasi kerja guru di dalam
proses pembelajaran dapat dilakukan dengan
beberapa cara diantaranya sebagai berikut:
1. Mengikut sertakan guru dalam kegiatan
workshop, seminar, penataran dan
pelatihan-pelatihan.
2. Memberi semangat kepada guru untuk lebih
kreatif dan inovatif dalam melaksanakan
poses pembelajaran.
3. Memberi contoh kepada guru, tentang teknik
pembelajaran yang kreatif, inovatif dan
menyenangkan bagi siswa.
4. Mengembangkan teknik pembelajaran yang
telah dimiliki guru dengan teknik
pembelajaran menggunakan media IT.
Sasaran dari tindak lanjut supervisi
kunjungan kelas adalah sebagai berikut:
1. Kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan
tindak lanjut supervisi kunjungan kelas ini
sasaran utamanya adalah pada kegiatan
belajar mengajar.
141
2. Hasil analisis, catatan kepala sekolah
sebagai supervisor dapat dimanfaatkan
untuk perkembangan mengajar guru atau
meningkatkan profesionalisme guru.
3. Feedback atau umpan balik dari hasil
supervisi kunjungan kelas ini bisa
memberikan pertolongan bagi kepala sekolah
sebagai supervisor dalam melaksanakan
tindak lanjut supervisi kunjungan kelas.
4. Umpan balik antara kepala sekolah sebagai
supervisor dan guru sebagai yang di
supervisi dapat menciptakan suasana
komunikasi yang harmonis, suasana yang
tidak menegangkan. Hal ini memberikan
kesempatan kepada guru untuk
memperbaiki penampilan dan kinerjanya
sehari-hari.
Cara kepala sekolah dalam
melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi
kunjungan kelas sebagai berikut:
1. Kepala sekolah mengkaji dari hasil penilaian
yang diperoleh guru pada saat di supervisi.
142
2. Pada saat dilaksanakan supervisi kunjungan
kelas, apabila tujuan utama dari pelaksanaan
supervisi kujungan kelas ini belum tercapai
maka perlu dilakukan penilaian ulang
terhadap guru yang di supervisi.
3. Setelah dilakukan penilaian ulang terhadap
guru dan ternyata dari hasil penilaian ulang
tersebut masih belum tercapai tujuan dari
pelaksanaan diadakannya supervisi kunjungan
kelas, maka diperlukan rancangan kembali
program supervisi kunjungan kelas bagi guu
untuk periode berikutnya.
Kepala sekolah dapat melakukan lima
langkah pembinaan kemampuan guru melalui
supervisi kunjungan kelas yaitu:
1. menciptakan hubungan yang harmonis
antara kepala sekolah dan guru, maupun
antara guru dan kepala sekolah,
2. analisis kebutuhan,
3. Mengembangkan strategi dan media
pembelajaan.
4. Melakukan penilaian, dan
143
5. Merevisi hasil dari pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas
Draf panduan pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi
kerja guru yang disusun oleh penulis
selanjutnya mendapatkan validasi desain dari
para pakar atau ahli.
2. Validasi desain oleh pakar.
Pada tahap ini peneliti berkonsultasi
dengan pakar tentang pembuatan draf
panduan pelaksanaan supervisi kunjungan
kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru.
Pakar yang di minta untuk memberikan
validasi desain dalam penelitian ini yaitu:
Pengawas, Dosen, dan Kepala Sekolah.
Hasil validasi ahli tentang draft panduan
pelaksanaan supervisi kunjungan kelas untuk
meningkatkan motivasi kerja guru sebagai
berikut:
144
VALIDASI PAKAR TENTANG PANDUAN
SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS UNTUK MENINGKATKAN
MOTIVASI KERJA GURU
PENGAWAS DOSEN KEPALA
SEKOLAH
1. Sering adanya
kepala sekolah
datang ke
sekolah
membawa
instrumen
penilaian
kinerja guru
dalam
melaksanakan
supervisi
kunjungan
kelas. Setelah
melaksanakan
supervisi
kepala sekolah
cenderung
tidak
melakukan
tindak lanjut
atau evaluasi.
1. Sering kali di
jumpai adalah
kepala sekolah
dalam
melaksanakan
supervisi
kunjungan kelas
hanya
menganggap
bahwa supervisi
adalah kegiatan
rutin yang harus
dilaksanakan
setiap tahun
pelajaran. Kepala
sekolah kadang
kala lupa untuk
melakukan tindak
lanjut setelah
supervisi
kunjungan kelas
dilaksanakan.
1. Kepala sekolah
cenderung
menganggap
pelaksanaan
supervisi
kunjungan
kelas hanya
merupakan
tugas rutin
yang harus
dilaksanakan
oleh kepala
sekolah.
Lanjutan di hal. 145
145
VALIDASI PAKAR TENTANG PANDUAN SUPERVISI
KUNJUNGAN KELAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU
Lanjutan dari hal. 144
PENGAWAS DOSEN KEPALA SEKOLAH
2. Panduan yang
dibuat oleh penulis
akan memberikan
acuan bagi kepala
sekolah dalam
melaksanakan
supervisi kunjungan
kelas.
2. Panduan yang
dibuat oleh
penulis akan
memberikan
pedoman bagi
kepala sekolah
dalam
melaksanakan
supervisi
kunjungan kelas.
2.Panduan yang dibuat
oleh penulis dalam
penelitian ini sangat
bagus untuk
memberikan bantuan
kepada kepala
sekolah dalam
melaksanakan
supervisi kunjungan
kelas.
3. Panduan yang
dibuat harus
mencakup
bimbingan
pengembangan
profesionalisme
guru dengan
menikutsertakan
guru dalam
workshop, seminar
dan pelatihan.
Kepala sekolah
harus bisa
menumbuhkan
motivasi kerja guru
dengan cara
memberikan
bimbingan dan
arahan. Kepala
sekolah juga harus
memberikan
pengawasan
kualitas kinerja
guru agar lebih
baik.
3. Kepala sekolah
dalam
melaksanakan
supervisi
kunjungan kelas
harus bisa
memberikan
bimbingan dan
arahan bagi guru
dalam
melaksanakan
proses kegiatan
belajar mengajar
di kelas sehingga
guru bisa
melaksanakan
tugasnya dengan
baik.
3.Panduan pelaksanaan
supervisi kunjungan
kelas ini akan
membantu kepala
sekolah dalam
melakukan
pengawasan dan
pengendalian untuk
peningkatan kinerja
guru. Panduan
pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas ini
hendaknya dilengkapi
dengan instrumen
penilaian yang akan
digunakan kepala
sekolah dalam
mensupervisi guru.
Lanjutan di hal. 146 VALIDASI PAKAR TENTANG PANDUAN SUPERVISI
146
KUNJUNGAN KELAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU
Lanjutan dari hal. 145
PENGAWAS DOSEN KEPALA SEKOLAH
4. Kepala sekolah
harus
memonitor
proses kegiatan
belajar mengajar
guru di kelas.
Dalam
pelaksanaan
monitoring ini
supervisi
kunjungan kelas
di lengkapi
dengan
instrumen
penilaian.
4.Kepala sekolah
hendaknya dalam
melaksanakan
supervisi kunjungan
kelas memonitoring
proses pembelajaran
guru di kelas, hal ini
bertujuan agar
kepala sekolah
segera mengetahui
apabila terjadi
penyimpangan yang
dilakukan oleh
guru.
4. Kepala sekolah
harus memiliki
strategi dalam
melaksanakan
supervisi
kunjungan kelas.
5. Kepala sekolah
melakukan
tindak lanjut
setelah
diadakannya
supervisi
kunjungan kelas
5.Setelah supervisi
kunjungan kelas,
kepala sekolah
melaksanakan
evaluasi tindak
lanjut dari
pelaksanaan
supervisikunjungan
kelas yang telah
dilaksanakan.
5. Tindak lanjut dari
pelaksanaan
supervisi
kunjungan kelas
ini harus
dilaksanakan oleh
kepala sekolah
sehinggan proses
pembelajaran yang
dilakukan oleh
guru akan
berjalan lebih baik
lagi.
Dari apa yang telah dikemukakan oleh
Pengawas, Dosen dan Kepala sekolah tentang
draft panduan pelaksanaan supervisi kunjungan
kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru,
maka untuk memotivasi guru, ada beberapa
147
prinsip yang bisa diterapkan oleh kepala
sekolah, antara lain:
1. Tenaga kependidikan akan bekerja lebih giat
apabila kegiatan yang dilakukan menarik
dan menyenangkan.
2. Tujuan pendidikan harus jelas dan diketahui
oleh seluruh anggota, bahkan tenaga
pendidikan dapat diikut sertakan dalam
penyusunan tujuan tersebut.
3. Setiap individu harus diberi tahu tentang
hasil pekerjaanya.
4. Pemberian hadiah lebih baik dari pada
hukuman, meskipun terkadang hukuman
itu di perlukan.
5. Usaha memenuhi kebutuhan tenaga
kependidikan dapat dilakukan dengan jalan
memerhatikan kondisi fisiknya, memberikan
rasa aman, mengatur pengalaman
sedemikian rupa sehingga setiap pegawai
pernah memperoleh kepuasan dan
penghargaan atas pekerjaannya. Oleh sebab
itu, kepala sekolah harus berusaha
memberikan penghargaan secara tepat,
efektif dan efisien.
3. Revisi Desain.
148
Revisi desain berdasarkan masukan dari
pengawas, dosen dan kepala sekolah tentang
draft panduan pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi
kerja guru sebagai berikut:
Kepala sekolah mempunyai tugas yang
sangat penting di dalam mendorong guru untuk
melakukan proses pembelajaran yang mampu
menumbuhkan cara berpikir kritis, kreatif,
inovatif, cakap dalam menyelesaikan masalah
dan bernaluri kewirausahaan. Panduan
pelaksanaan supervisi kunjungan kelas untuk
meningkatkan motivasi kerja guru diharapkan
dapat menjadi bahan referensi bagi kepala
sekolah sesuai yang telah diamanahkan dalam
Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang
standar kepala sekolah. Dalam Permendiknas
Nomor 13 Tahun 2007 menegaskan bahwa
untuk menjadi kepala sekolah minimal memiliki
lima dimensi kompetensi yaitu: kompetensi
kepribadian, manajerial, kewirausahaan,
supervisi,dan sosial. Strategi supervisi
kunjungan kelas yang dilaksanakan oleh kepala
sekolah adalah sebagai upaya untuk dapat
meningkatkan kemampuan dan profesionalisme
guru. Dalam upaya pencapaian target yang
direncanakan, kepala sekolah sebagai pimpinan
perlu merencanakan pelaksanaan supervisi
149
kunjungan kelas dengan baik yang diikuti oleh
teknik-teknik operasional agar pelaksanaannya
bisa berlangsung dengan efektif dan efisien.
Dalam topik ini, kepala sekolah akan
diajak untuk menggali pemahaman tentang
konsep dasar supervisi kunjungan kelas berupa
landasan teoritis dan filosofis yang dibahas
secara interaktif guna memperoleh pemahaman
awal kepala sekolah sebelum membangun
kerangka kerja pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas.
Tujuan Panduan Pelaksanaan Supervisi
Kunjungan Kelas untuk meningkatkan motivasi
kerja guru diantaranya panduan pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan
motivasi kerja guru bertujuan agar kepala
sekolah mampu melaksanakan kegiatan sebagai
berikut:
1. Merencanakan sebuah program supervisi
kunjungan kelas. Kepala Sekolah
merencanakan jadwal pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas.
2. Kepala sekolah selanjutnya melaksanakan
supervisi kunjungan kelas sesuai dengan
jadwal yang telah di programkan..
3. Kepala sekolah menindaklanjuti hasil
supervisi kunjungan kelas dengan
150
menyampaikan hasil pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas kepada guru.
Tahapan Panduan Pelaksanaan supervisi
Kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi
kerja guru:
Kegiatan 1
Konsep Dasar Supervisi Kunjungan Kelas
4. Kepala sekolah memahami tentang supervisi
kunjungan kelas.
5. Kepala Sekolah menjelaskan kepada guru tujuan
dan proses yang akan dilakukan dalam proses
supervisi kunjungan kelas.
6. Kepala sekolah menjelaskan kepada guru yang
akan di supervisi tentang target-target yang akan di
capai dalam pelaksanaan supervisi kunjungan
kelas.
7. Kepala sekolah menyampaikan jadwal akan di
laksanakannya supervisi kunjungan kelas.
8. Kepala sekolah menyampaikan apa saja yang akan
dilaksanakan dalam proses supervisi kunjungan
kelas.
Kegiatan 2
1. Kepala sekolah menyampaikan hasil
pelaksanaan supervisi kunjungan kelas.
151
2. Perubahan-perubahan apa saja yang ada
setelah diadakannya supervisi kunjungan kelas.
Dalam melaksanakan supervisi
kunjungan kelas kepala sekolah juga perlu
untuk melakukan kegiatan identifikasi dan
analisis supervisi kunjungan kelas untuk
meningkatkan motivasi kerja guru. Kegiatan ini
merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh
kepala sekolah, hal ini dilakukan untuk
menelusuri dan menemukan permasalahan yang
dihadapi oleh guru dalam kegiatan proses belajar
mengajar dan permasalahan tentang motivasi
kerja guru yang kadang kala di nilai belum
optimal. Proses penelusuran penggalian
informasi dan data yang akurat tentang cara
meningkatkan motivasi kerja guru melalui
supervisi kunjungan kelas akan membantu
kepala sekolah dalam membuat rencana,
menetapkan langkah-langkah atau tindakan dan
evaluasi yang diperlukan. Melakukan identifikasi
terhadap permasalahan dalam proses kegiatan
belajar mengajar guru dan mengidentifikasi
tentang penyebab motivasi kerja guru dianggap
belum optimal sangatlah penting untuk dicarikan
solusi pemecahannya. Oleh karena itu
pemahaman dan pengetahuan tentang supervisi
kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi
152
kerja guru harus dimiliki oleh kepala sekolah
agar mampu melakukan identifikasi dan analisis
tentang bagimanakah supervisi kunjungan kelas
untuk meningkatkan motivasi kerja guru secara
tepat dan benar.
Terdapat sejumlah alat yang dapat
digunakan untuk mengumpulkan fakta, data dan
informasi berkaitan dengan pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas. Alat identifikasi dan
analisis ini telah dikembangkan dan digunakan
yang dalam upaya kepala sekolah melaksanakan
supervisi kunjungan kelas sehingga kepala
sekolah lebih memahami tentang permasalahan-
permasalahan yang dihadapi oleh guru.
Dalam pokok bahasan ini, dibahas
beberapa alternatif alat bantu praktis yang
bermanfaat dalam menggali permasalahan yang
dihadapi guru dalam proses belajar mengajar di
kelas. Dalam kondisi tertentu kepala sekolah bisa
mengadakan kunjungan kelas tanpa adanya
pemberitahuan terlebih dahulu, namun kadang
kala kepala sekolah melakukan supervisi
kunjungan kelas dengan memberitahukan
terlebih dahulu terhadap guru yang akan di
supervisi. Kepala sekolah kadang kala tanpa di
sadari oleh guru melakukan supervisi, di mana
kepala sekolah memantau kegiatan proses
kegiatan belajar mengajar di luar kelas sambil
mendengarkan bagaimana cara guru
153
menyampaikan materi pembelajaran kepada
siswa.
Kegiatan 1
Konsep Dasar Identifikasi dan Analisis
Supervisi Kunjungan kelas untuk
meningkatkan motivasi kerja guru.
1. Kepala sekolah memeriksa administrasi kelas
yang di miliki oleh guru.
2. Kepala sekolah memberitahu guru untuk
melengkapi administrasi kelas, bila ternyata
administrasi guru yang di miliki belum
lengkap.
3. Kepala sekolah memantau hasil nilai siswa.
Apabila ada siswa yang nilainya kurang
memuaskan guru dianjurkan untuk
mengadakan remidial.
4. Kepala sekolah memantau kehadiran guru di
sekolah.
5. Kepala sekolah melakukan klarifikasi atas
pandangan dan pendapat dari guru tentang
motivasi kerja guru selama menjalankan
proses pembelajaran.
6. Kepala sekolah melakukan curah pendapat
berdasarkan pengalaman guru yang telah di
supervisi. Buatlah catatan tentang pokok-
154
pokok pikiran yang dianggap penting dari
pandangan guru yang telah di supervisi.
7. Berdasarkan resume dari pandangan guru,
kepala sekolah dapat mengetahui
permasalahan yang dihadapi guru dalam
proses kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan 2
Pemetaan Permasalahan yang dihadapi guru
dalam proses belajar mengajar.
1. Pada saat kepala sekolah melakukan kegiatan
supervisi kunjungan kelas kepala sekolah bisa
menggali dan melakukan pemetaan terhadap
permasalahan yang dihadapi guru dalam proses
belajar mengajar dan dalam proses
meningkatkan motivasi kerja guru.
2. Kepala sekolah memberikan arahan dan bimbingan
kepada guru untuk menyelesaikan permasalahan
yang dihadapi.
Catatan Penting
1. Dalam topik ini, pembahasan lebih difokuskan
pada upaya menggali permasalahan yang
155
dihadapi guru dalam proses belajar mengajar
dan dalam upaya meningkatkan motivasi kerja
guru.
Merumuskan strategi meningkatkan
motivasi kerja guru merupakan bagian penting
dari penentuan bentuk pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas dengan mempertimbangkan
hasil kajian atau pemetaan permasalahan yang
dihadapi guru dalam proses kegiatan belajar
mengajar dan dalam proses meningkatkan
motivasi kerja guru. Perumusan program
strategi menjadi rencana aksi bersama sebagai
bagian tidak terpisahkan pada saat menentukan
jenis program dan aktivitas pendukung yang
diperlukan agar secara efektif mencapai tujuan
sekaligus membangun tata kehidupan yang
lebih baik nyaman dan kondusif.
Program yang baik diukur dari tingkat
adaptasi dan kemampuan mengintegrasikan
permasalahan-permasalahan, visi misi dalam
sebuah kerangka program terukur dengan
melibatkan sebanyak mungkin kelompok
sasaran (pemerintah, siswa, orang tua) secara
optimal.
Topik supervisi kunjungan kelas untuk
meningkatkan motivasi kerja guru ini
merupakan bagian penting dalam
memformulasikan program kepal sekolah dalam
156
upaya meningkatkan motivasi kerja guru melalui
supervisi kunjungan kelas. Kepala sekolah perlu
kiranya memiliki kemampuan dalam
melaksanakan tugasnya sebagai supervisor dan
motivator bagi guru.
Hasil pelaksanaan supervisi kunjungan
kelas perlu untuk di tindak lanjuti agar bisa
memberikan suatu dampak nyata bagi
peningkatan motivasi kerja guru, Dampak nyata
dari pelaksanaan supervisi kunjungan kelas ini
diharapkan nantinya bisa di rasakan oleh warga
sekolah maupun stakeholder di sekolah yang
menyelenggarakan supervisi kunjungan kelas.
Tindak lanjut yang dilakukan oleh kepala
sekolah setelah di adakannya supervisi
kunjungan kelas ini bisa berupa pemberian
penguatan dalam pelaksanaan pembelajaran
maupun pemberian perhatian dan penghagaan
kepada guru yang telah menyelesaikan proses
pembelajaran dengan baik. Selain itu kepala
sekolah juga bisa memberikan teguran yang
mendidik bagi guru yang belum tuntas dalam
melaksanakan proses pembelajaran dan guru
diberikan kesempatan untuk mengikuti
pelatihan, workshop, seminar yang bisa
mendukung proses pembelajaran agar guru bisa
mempunyai motivasi kerja yang lebih baik,
mengarah pada motivasi kerja berprestasi.
157
Kepala sekolah dalam melakukan tindak
lanjut pelaksanaan supervisi kunjungan kelas
dengan memberikan pembinaan kepada guru.
Pembinaan kepala sekolah bisa melalui
pembinaan langsung dan pembinaan tidak
langsung. Pembinaan yang dilakukan kepala
sekolah dalam membina guru untuk
meningkatkan motivasi kerja guru di dalam
proses pembelajaran dapat dilakukan dengan
beberapa cara diantaranya sebagai berikut:
1. Mengikut sertakan guru dalam kegiatan
workshop, seminar, penataran dan
pelatihan-pelatihan.
2. Memberi semangat kepada guru untuk lebih
kreatif dan inovatif dalam melaksanakan
poses pembelajaran.
3. Memberi contoh kepada guru, tentang teknik
pembelajaran yang kreatif, inovatif dan
menyenangkan bagi siswa.
4. Mengembangkan teknik pembelajaran yang
telah dimiliki guru dengan teknik
pembelajaran menggunakan media IT.
Sasaran dari tindak lanjut supervisi
kunjungan kelas adalah sebagai berikut:
1. Kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan
tindak lanjut supervisi kunjungan kelas ini
sasaran utamanya adalah pada kegiatan
belajar mengajar.
158
2. Hasil analisis, catatan kepala sekolah sebagai
supervisor dapat dimanfaatkan untuk
perkembangan mengajar guru atau
meningkatkan profesionalisme guru.
3. Feedback atau umpan balik dari hasil
supervisi kunjungan kelas ini bisa
memberikan pertolongan bagi kepala sekolah
sebagai supervisor dalam melaksanakan
tindak lanjut supervisi kunjungan kelas.
4. Umpan balik antara kepala sekolah sebagai
supervisor dan guru sebagai yang di
supervisi dapat menciptakan suasana
komunikasi yang harmonis, suasana yang
tidak menegangkan. Hal ini memberikan
kesempatan kepada guru untuk
memperbaiki penampilan dan kinerjanya
sehari-hari.
Cara kepala sekolah dalam
melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi
kunjungan kelas sebagai berikut:
1. Kepala sekolah mengkaji dari hasil penilaian
yang diperoleh guru pada saat di supervisi.
2. Pada saat dilaksanakan supervisi kunjungan
kelas, apabila tujuan utama dari
pelaksanaan supervisi kujungan kelas ini
belum tercapai maka perlu dilakukan
penilaian ulang terhadap guru yang di
supervisi.
159
3. Setelah dilakukan penilaian ulang terhadap
guru dan ternyata dari hasil penilaian ulang
tersebut masih belum tercapai tujuan dari
pelaksanaan diadakannya supervisi
kunjungan kelas, maka diperlukan
rancangan kembali program supervisi
kunjungan kelas bagi guu untuk periode
berikutnya.
Kepala sekolah dapat melakukan lima
langkah pembinaan kemampuan guru melalui
supervisi kunjungan kelas yaitu:
1. menciptakan hubungan yang harmonis
antara kepala sekolah dan guru, maupun
antara guru dan kepala sekolah,
2. analisis kebutuhan,
3. Mengembangkan strategi dan media
pembelajaan.
4. Melakukan penilaian, dan
5. Merevisi hasil dari pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas
Sasaran akhir supervisi pendidikan
yaitu terciptanya suasana pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik dapat
mengembangkan potensinya secara optimal.
Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan
pembinaan secara intensif bagi guru-guru
yang berkaitan dengan penataan kelas
160
bernuansa PAKEM. Mengajar merupakan
sesuatu yang kompleks, karena sasaran
kegiatannya adalah manusia yang memiliki
berbagai keunikan. Selain itu, berkaitan pula
dengan pemanfaatan dan pengembangan iptek,
seni dan budaya.
Masaong (2012:86) mengatakan bahwa
pengelolaan kelas bernuansa PAKEM
dimaksudkan untuk menciptakan suatu
kondisi yang memungkinkan proses
pembelajaran menjadi optimal, sehingga hal ini
sangat penting dikuasai oleh guru.
Keterampilan mengelola kelas dapat dilihat dua
aspek yaitu:
1. Penciptaan kondisi belajar optimal, yang
mencakup hal-hal berikut: (a)
menunjukkan sikap tanggap, (b) membagi
perhatian, (c) memusat- kan perhatian, (d)
memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas,
(e) menegur dan (f) memberikan penguatan.
2. Pengembalian kondisi belajar optimal
mencakup: (a) memodifikasi sikap peserta
didik, (b) mengelola kelompok dan, (c)
menemukan dan memecahkan tingkah laku
yang menimbulkan masalah.
Penataan ruang kelas dapat
mendukung atau menghambat kegiatan
pembelajaran aktif. Ruang kelas perlu ditata
sedemikian rupa sehingga dapat mendukung
161
efektifitas pembelajaran. Berbagai macam model
penataan kelas sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan keadaan nyata di kelas.
Jumlah siswa, bentuk meja kursi dan perabotan
yang lain menjadi pertimbangan dalam menata
kelas
Kepala sekolah hendaknya dalam
melaksanakan kegiatan supervisi kunjungan
kelas juga dapat melakukan bimbingan kepada
guru untuk menerapkan beberapa prinsip
penataan ruang kelas. Di dalam buku
Pembelajaran Aktif di Sekolah (USAID, 2010)
dikemukakan beberapa prinsip penataan kelas
sebagai berikut:
1. Mobilitas
Kemudahan bergerak baik bagi guru
untuk berkeliling memantau proses belajar
siswa serta kemudahan bergerak siswa
untuk berbagai keperluan di kelas harus
menjadi perhatian.
2. Aksesibilitas
Kemudahan bagi semua pihak untuk
menjangkau berbagai hal seperti alat bantu
belajar dan sumber belajar yang ada di kelas.
3. Komunikasi
Kemudahan guru dan siswa untuk
mengungkapkan gagasan, pikiran dan
perasaan melalui berbagai kegiatan
162
berkomunikasi baik secara berkelompok atau
klasikal.
4. Interaksi
Kemudahan bagi semua siswa dan guru
untuk saling berinteraksi untuk berbagai
kegiatan dan kepentingan.
5. Dinamika suasana kelas tidak monoton
dengan satu model penataan untuk berbagai
kegiatan pembelajaran dari berbagai mata
pelajaran.
Instrumen yang digunakan kepala
sekolah dalam melaksanakan supervisi
kunjungan kelas akan membantu kepala
sekolah dalam memonitoring kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan oleh guru, dan hasil
dari monitoring tersebut selanjutnya kepala
sekolah akan melakukan pembinaan disiplin
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
INSTRUMEN SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS
(STANDAR PROSES)
SD NEGERI SRONDOL KULON 01
Kegiatan Pembelajaran : ...............................................
163
Nama Guru : ................................................
NIP :................................................
Kelas/Semester : ...............................................
Mata Pelajaran : ...............................................
No Komponen Kegiatan
Jawaban Nilai
Ket Ada Tak
Ada
A B C D E
Lkp T. Lkp 5 4 3 2 1
1 Menyusun Rencana Pembelajaran
Merumuskan Indikator
Merumuskan langkah PBM
Mengalokasikan waktu
Menentukan sumber belajar
Menentukan metode mengajar
Rumusan penilaian
2 Pelaksanaan PBM
Membuka Pelajaran
Kesesuaian indikator dengan materi
Mengajukan pertanyaan
Menggunakan media
Mengadakan vareasi pembelajaran
Memberikan penguatan
Membimbing diskusi kecil
Memberikan layanan individual
Mengelola/penguasaan kelas
Melaksanakan penilaian proses
Melaksanakan penilaian akhir
Menutup pelajaran/kesimpulan
3 Tindak lanjut
Jumlah nilai
Nilai akhir =
……………, ....................... 20....
Yang disupervisi Kepala Sekolah
.................................................. Rowiyanto, S.Pd
NIP. NIP. 19600703 198201 1 010
INSTRUMEN SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS
(STANDAR PENGELOLAAN)
SD NEGERI SRONDOL KULON 01
Nama Guru : ................................................
NIP :..................................................
164
Kelas/Semester : ...............................................
Mata Pelajaran : ...............................................
No Komponen Kegiatan
Jawaban Nilai
Ket Ada Tak
Ada
A B C D E
Lkp T. Lkp 5 4 3 2 1
A Administrasi Pembelajaran
Buku Kurikulum
Program tahunan/semester
Silabus
RPP
Program Evaluasi
Kumpulan /Kisi-kisi Soal
Analisis Hasil Belajar
Program remedial/pengayaan
Program BK
Daftar Ekstrakurikuler
Daftar Nilai
Jadwal Pelajaran
Kalender Pendidikan
B Administrasi Penunjang
Daftar Kelas
Papan Absen Siswa
Grafik Absen
Buku Mutasi Siswa
Buku Tamu
Buku Inventaris
Buku Notula Rapat
Buku Catatan Prestasi Siswa
Buku Penghubung
Denah Kelas
Nilai akhir =
……………, ....................... 20....
Yang disupervisi Kepala Sekolah
.................................................. Rowiyanto, S.Pd
NIP. NIP. 19600703 198201 1 010
SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS
SD NEGERI SRONDOL KULON 01
1. Nama Guru : ..................... 5. Kelas/Semester : ...............
2. NIP : ..................... 6. Jam Pel. Ke : ................
165
3. Mata Pelajaran : .................. 7. Hari/Tanggal : .............
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
KETERANGAN Maks. Perolehan
I PERSIAPAN
1. Analisis SK/KD 4
2. Silabus 6
3. RPP 6
4. Evaluasi 4
5. Pengayaan/Remidial 5
II K KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
A. PENDAHULUAN
1. Penampilan Guru 3
2. Apersepsi/motivasi 3
3. Memberitahukan Materi yang akan diajarkan 2
B. B. KEGIATAN INTI
1. Penguasaan Materi 6
2. Penyajian sesuai dengan urutan materi 5
3. Metode/Pendekatan 5
4. Penggunaan alat peraga 5
5. Partisipasi siswa 4
6. Teknik bertanya 4
7. Bimbingan kepada siswa 4
8. Penggunaan Bahasa Indonesia yang benar 4
9. Evaluasi proses 6
10. Penilaian Akhir 7
11. Daya serap/ketuntasan belakajar 7
C. PENUTUP
1. Membuat Rangkuman 3
2. Membuat Tugas/PR 3
3. Pelaksanaan sesuai dengan waktu 2
4. Mengakhiri Pelajaran dengan baik 2
JUMLAH 100
Kesimpulan:........................................................................................................................................
Saran: ..............................................................................................................................................
Yang disupervisi Kepala Sekolah
.................................................. Rowiyanto, S.Pd
NIP. NIP. 19600703 198201 1 010
INSTRUMEN SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS
SD NEGERI SRONDOL KULON 01
1. Nama Guru : ……………………………..
2. NIP : ……………………………..
166
3. Kelas, Semester : ……………………………..
4. Identitas Mata pelajaran : ……………………………..
5. Standar Kompetensi : ……………………………..
6. Kompetensi Dasar :……………………………..
7. Hari tanggal : ……………………………..
No URAIAN KEGIATAN KRITERIA NILAI
1 2 3 4
1. Menjelaskan tujuan dan kompetensi dasar
2. Menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan sesuai dengan silabus
3. Menjelaskan isi kegiatan kepada siswa/langkah kegiatan
4. Menggunakan ekspresi dalam berkomunikasi dengan siswa
5. Menggunakan respon siswa dalam menyelenggarakan kegiatan
6. Menggunakan media dan alat pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
7. Menyelenggarakan kegiatan dengan urutan yang logis
8. Menggunakan berbagai metode dalam menjelaskan isi kegiatan
9. Membimbing siswa dalam mengikuti kegiatan secara individual maupun
kelompok
10. Memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam
kegiatan yang dilaksanakan
11. Memberikan penguatan kepada siswa
12. Melaksanakan penilaian selama kegiatan berlangsung
13. Menutup kegiatan dengan tepat
14. Memberikan tugas/PR
Jumlah NILAI RIIL = .....
Jumlah NILAI IDEAL = 56
Nilai PERSENTASI = ..... %
KLASIFIKASI:
SARAN PEMBINAAN :
.............................................................................................................................................................
Yang disupervisi Kepala Sekolah
.................................................. Rowiyanto, S.Pd
NIP. NIP. 19600703 198201 1 010
Supervisi kunjungan kelas merupakan
serangkaian kegiatan pembinaan yang sudah
direncanakan oleh kepala sekolah dengan
A : Baik Sekali : 76% - 100%
B : Baik : 56% - 75%
C : Cukup : 26% - 55%
D : Kurang : 0% - 25%
167
memberikan bantuan kepada guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran di sekolah.
Supervisi kunjungan kelas yang dilakukan
kepala sekolah ini bertujuan untuk
meningkatakan motivasi kerja guru dalam
proses pembelajaran agar guru bisa
melaksanakan proses pembelajaran secara
efektif, kreatif dan inovatif.
Supervisi kunjungan kelas yang
dilaksanakan oleh kepala sekolah dimaksudkan
untuk meningkatkan motivasi dan prestasi kerja
guru dalam memperbaiki pelaksanaan proses
belajar-mengajar. Oleh karena itu kepala
sekolah sebagai supervisor diharapkan mampu
untuk memberikan supervisi yang baik agar
guru bisa menjadi lebih termotivasi dan lebih
profesional dalam melaksanakan pekerjaannya
sebagi pendidik dan kepala sekolah juga
diharapkan agar trampil dalam menentukan dan
meneliti kegiatan-kegiatan apa saja yang
diperlukan untuk kemajuan sekolahnya,
sehingga tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan bersama dapat tercapai.
Untuk meningkatkan motivasi kerja
guru, perlu adanya peran dari kepala sekolah
sebagai supervisor dan peran kepala sekolah
sebagai motivator. Peran kepala sekolah sebagai
supervisor Kepala sekolah dalam kedudukannya
sebagai supervisor berkewajiban membina para
168
guru agar menjadi pendidik dan pengajar yang
baik. Bagi guru yang sudah baik agar dapat
dipertahankan kualitasnya dan bagi guru yang
belum baik dapat dikembangkan menjadi lebih
baik. Sementara itu, semua guru yang baik dan
sudah berkompeten maupun yang masih lemah
harus diupayakan agar tidak ketinggalan jaman
dalam proses pembelajaran maupun materi
yang menjadi bahan ajar. Peran kepala Sekolah
sebagai Motivator , kepala sekolah memiliki
strategi yang tepat untuk memberikan motivasi
kepada para tenaga kependidikan dalam
melakukan berbagai tugas dan fungsinya.
Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui
pengaturan lingkungan fisik, suasana kerja,
disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif
dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui
pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB).
4. Uji Coba Produk.
Panduan pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi
kerja guru di uji cobakan pada kelompok kecil di
SD Negeri Srondol Kulon 01. Uji Coba produk
panduan pelaksanaan supervisi kunjungan
kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru
digunakan oleh kepala sekolah dalam
169
melaksanakan supervisi kunjungan kelas pada
semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.
Panduan pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi
kerja guru yang digunakan sebagai acuan
kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas telah menghasilkan: Penilaian
Supervisi Kunjungan Kelas yang berdasarkan
kriteria penilaian yang berikan oleh kepala
sekolah meliputi:
1. Penguasaan materi ajar.
2. Proses pembelajaran yang menarik.
3. Tingkat aktivitas belajar siswa tinggi.
4. Adanya inovasi yang baru dan menarik.
5. Menciptakan situasi kelas yang kondusif.
6. Menumbuhkan sikap siswa afektif, kreatif,
kritis, paham materi.
7. Memotivasi kemampuan siswa.
8. Mengeksplor siswa dalam berpendapat
9. Penerapan tutor sebaya.
10. Pengaturan sarana dan prasarana bagus
termasuk aransi kelas bagus.
Kepala sekolah juga melakukan analisis
terhadap pelaksanaan supervisi kunjungan
kelas yang telah dilaksanakan. Adapun hasil
analisis kepala sekolah dapat dilihat pada tabel
berikut:
170
Tabel 4.3
Hasil Analisis Uji Coba Pelaksanaan Program Supervisi
Kunjungan Kelas
Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
No. Aspek Supervisi Tuntas/Belum
Tuntas
Tingkat
Ketuntasan
(%)
1 Pemetaan Standar Isi Tuntas 85
2 Pengembangan Indikator Tuntas 90
3 Pengembangan Silabus Tuntas 82
4 Penyusunan RPP Tuntas 80
5 Penyusunan Dokumen KKM Tuntas 85
6 Penggunaan Media
Pembelajaran
Tuntas 80
7 Metode Pembelajaran Tuntas 85
8 Penggunaan Sumber
Belajar
Tuntas 95
9 Penggunaan Media
Pembelajaran
Tuntas 80
10 Penggunaan dan Teknik
Penilaian
Tuntas 80
11 Analisis Hasil Belajar Belum tuntas 74
12 Pemanfaatan TIK Belum tuntas 72
13 Analisis Ketuntasan Belajar Tuntas 80
Sumber: Data Primer 2014
171
Data hasil uji coba program supervisi
kunjungan kelas ini penulis dapatkan dari
kepala sekolah yang mengatakan bahwa Hasil
ketuntasan target yang diharapkan pada
program supervisi tahun 2013/2014 pada
semester II telah mengalami peningkatan
dibandingkan pada saat semester I. Hasil
pengamatan pelaksanaan supervisi kunjungan
kelas yang telah menggunakan panduan
pelaksanaan supervisi kunjungan kelas untuk
meningkatkan motivasi kerja guru
menunjukkan bahwa pada saat dilaksanakan
supervisi kunjungan kelas pada semester II,
guru-guru dan karyawan sudah ada
peningkatan kinerjanya. Dalam menerpakan
panduan pelaksanaan supervisi kunjungan
kelas, kepala sekolah juga memberikan
motivasi-motivasi kepada guru yang berupa
pemberian perhatian dan penghargaan seperti
piagam penghargaan, diberi perhatian tentang
kesehatan keluarga, home visit (kunjungan
kermah guru dan karyawan). Walau tingkat
ketuntasan pada semester II baru mencapai
85% dengan rata-rata ketuntasan 82,6%.
Tabel 4.4
172
Hasil Penilaian Supervisi Kunjungan Kelas
Oleh Kepala Sekolah
Standar Proses
Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
NILAI YANG
DIPEROLEH
JUMLAH PROSENTASE
80 – 90 8 57
91 – 100 6 43
14 100
Sumber: Data Primer 2014
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil
penilaian supervisi kunjungan kelas yang
dilakukan kepala sekolah menegenai penilaian
Standar Proses pada Semester II Tahun
Pelajaran 2013/2014 untuk 14 guru yang
mengalami peningkatan yang lebih bagus
dibandingkan dengan hasil pada semester I,
dalam artian bahwa memperoleh hasil nilai
antara antara 81-90 ada 8 orang atau 57%, dan
yang memperoleh skor 91-100 ada 6 orang atau
43%. Hal ini berarti bahwa guru-guru di SD
Negeri Srondol Kulon 01 telah melaksanaan
standar proses pembelajaran dengan baik.
Tabel 4.5
Hasil Penilaian Supervisi Kunjungan Kelas
173
Oleh Kepala Sekolah
Standar Pengelolaan
Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
NILAI YANG
DIPEROLEH
JUMLAH PROSENTASE
80 – 90 8 57
91 – 100 6 43
14 100
Sumber: Data Primer 2014
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil
penilaian supervisi kunjungan kelas yang
dilakukan oleh kepala sekolah tentang penilaian
Standar Pengelolaan pada semester II Tahun
Pelajaran 2013/2014 untuk 14 orang guru
mengalami peningkatan yang lebih bagus
dibandingkan dengan hasil pada semester I,
dalam artian bahwa memperoleh hasil nilai
antara antara 81-90 ada 8 orang atau 57%, dan
yang memperoleh skor 91-100 ada 6 orang atau
43%. Hal ini berarti bahwa guru-guru di SD
Negeri Srondol Kulon 01 telah melaksanaan
standar pengelolaan pembelajaran dengan baik.
Tabel 4.6
174
Hasil Penilaian Supervisi Kunjungan Kelas
Oleh Kepala Sekolah
Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
NILAI YANG
DIPEROLEH
JUMLAH PROSENTASE
80 – 90 8 57
91 – 100 6 43
14 100
Sumber: Data Primer 2014
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil
penilaian supervisi kunjungan kelas yang
dilakukan kepala sekolah pada pada semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014 untuk 14 orang
guru mengalami peningkatan yang lebih bagus
dibandingkan dengan hasil pada semester I,
dalam artian bahwa memperoleh hasil nilai
antara antara 81-90 ada 8 orang atau 57%, dan
yang memperoleh skor 91-100 ada 6 orang atau
43%. Hal ini berarti bahwa guru-guru di SD
Negeri Srondol Kulon 01 telah melaksanaan
pembelajaran dengan baik.
Tabel 4.7
Hasil Penilaian Oleh Kepala Sekolah
175
Berdasarkan Instrumen Supervisi Kunjungan Kelas
Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
NILAI YANG
DIPEROLEH
JUM
LAH
PROSENTASE
Baik: 56%- 75% 8 57
Baik Sekali: 76%- 100% 6 43
14 100
Sumber: Data Primer 2014
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil
penilaian presentasi berdasarkan instrumen
supervisi kunjungan kelas pada semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014 untuk 14 orang
guru mengalami peningkatan yang lebih bagus
dibandingkan dengan hasil pada semester I,
dalam artian bahwa memperoleh hasil nilai
yang memperoleh hasil nilai baik antara 56%-
75% ada 8 orang atau 57%, hasil nilai baik
sekali antara 76%- 100% ada 6 orang atau
43%, Hal ini berarti bahwa guru-guru di SD
Negeri Srondol Kulon 01 telah melaksanaan
presentasi pembelajaran dengan baik,
Tabel 4.10
176
Hasil Penilaian Oleh Kepala Sekolah
Berdasarkan Penilaian Kinerja Guru
Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
NILAI YANG
DIPEROLEH
JUMLAH PROSENTASE
Amat Baik 91-100 3 21,44
Baik 81 – 90 9 64,28
Cukup 71- 80 2 14,28
14 100
Sumber: Data Primer 2014
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil
penilaian kinerja guru berdasarkan instrumen
penilaian kinerja guru pada Semester II Tahun
Pelajaran 2013/2014 yang memperoleh hasil
nilai amat baik antara 91 – 100 ada 3 orang
atau 21,44%, hasil nilai baik antara 81- 90 ada
9 orang atau 64,28%, yang memperoleh hasil
cukup antara 71-80 ada 2 orang atau 14,28%
Hal ini berarti bahwa guru-guru di SD Negeri
Srondol Kulon 01 telah melaksanaan proses
pembelajaran dengan baik. Jika di bandingkan
dengan hasil penilaian pada semester I Tahun
pelajaran 2013/2014, maka pada semester II
kinerja guru di SD Negeri Srondol Kulon 01
sudah mengalami peningkatan karena yang
177
memperoleh nilai cukup hanya 2 orang,
selebihnya memperoleh nilai naik dan amat
baik.
Setelah dilakukan uji coba produk pada
kelompok kecil, maka panduan pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas ini mengalami revisi
desain panduan pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi
kerja guru.
5. Revisi Draft.
Panduan Peleksanaan Supervisi Kunjungan
Kelas Untuk Meningkatkan Motivasi Kerja Guru
setelah melalui uji coba produk pada kelompok
kecil di SD Negeri Srondol Kulon 01 sebagai
berikut:
Kepala sekolah mempunyai tugas yang
sangat penting di dalam mendorong guru untuk
melakukan proses pembelajaran yang mampu
menumbuhkan cara berpikir kritis, kreatif,
inovatif, cakap dalam menyelesaikan masalah
dan bernaluri kewirausahaan. Panduan
pelaksanaan supervisi kunjungan kelas untuk
meningkatkan motivasi kerja guru diharapkan
dapat menjadi bahan referensi bagi kepala
sekolah sesuai yang telah diamanahkan dalam
178
Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang
standar kepala sekolah. Dalam Permendiknas
Nomor 13 Tahun 2007 menegaskan bahwa
untuk menjadi kepala sekolah minimal memiliki
lima dimensi kompetensi yaitu: kompetensi
kepribadian, manajerial, kewirausahaan,
supervisi,dan sosial. Strategi supervisi
kunjungan kelas yang dilaksanakan oleh kepala
sekolah adalah sebagai upaya untuk dapat
meningkatkan kemampuan dan profesionalisme
guru. Dalam upaya pencapaian target yang
direncanakan, kepala sekolah sebagai pimpinan
perlu merencanakan pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas dengan baik yang diikuti oleh
teknik-teknik operasional agar pelaksanaannya
bisa berlangsung dengan efektif dan efisien.
Dalam topik ini, kepala sekolah akan
diajak untuk menggali pemahaman tentang
konsep dasar supervisi kunjungan kelas berupa
landasan teoritis dan filosofis yang dibahas
secara interaktif guna memperoleh pemahaman
awal kepala sekolah sebelum membangun
kerangka kerja pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas.
Tujuan Panduan Pelaksanaan Supervisi
Kunjungan Kelas untuk meningkatkan motivasi
kerja guru diantaranya panduan pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan
motivasi kerja guru bertujuan agar kepala
179
sekolah mampu melaksanakan kegiatan sebagai
berikut:
1. Merencanakan sebuah program supervisi
kunjungan kelas. Kepala Sekolah
merencanakan jadwal pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas.
2. Kepala sekolah selanjutnya melaksanakan
supervisi kunjungan kelas sesuai dengan
jadwal yang telah di programkan..
3. Kepala sekolah menindaklanjuti hasil
supervisi kunjungan kelas dengan
menyampaikan hasil pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas kepada guru.
Tahapan Panduan Pelaksanaan supervisi
Kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi
kerja guru:
Kegiatan 1
Konsep Dasar Supervisi Kunjungan Kelas
1.Kepala sekolah memahami tentang supervisi
kunjungan kelas.
2.Kepala Sekolah menjelaskan kepada guru
tujuan dan proses yang akan dilakukan dalam
proses supervisi kunjungan kelas.
3. Kepala sekolah menjelaskan kepada guru yang
akan di supervisi tentang target-target yang
180
akan di capai dalam pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas.
4.Kepala sekolah menyampaikan jadwal akan di
laksanakannya supervisi kunjungan kelas.
5.Kepala sekolah menyampaikan apa saja yang
akan dilaksanakan dalam proses supervisi
kunjungan kelas.
Kegiatan 2
1.Kepala sekolah menyampaikan hasil
pelaksanaan supervisi kunjungan kelas.
2.Perubahan-perubahan apa saja yang ada setelah
diadakannya supervisi kunjungan kelas.
Dalam melaksanakan supervisi
kunjungan kelas kepala sekolah juga perlu
untuk melakukan kegiatan identifikasi dan
analisis supervisi kunjungan kelas untuk
meningkatkan motivasi kerja guru. Kegiatan ini
merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh
kepala sekolah, hal ini dilakukan untuk
menelusuri dan menemukan permasalahan yang
dihadapi oleh guru dalam kegiatan proses belajar
mengajar dan permasalahan tentang motivasi
kerja guru yang kadang kala di nilai belum
optimal. Proses penelusuran penggalian
informasi dan data yang akurat tentang cara
meningkatkan motivasi kerja guru melalui
181
supervisi kunjungan kelas akan membantu
kepala sekolah dalam membuat rencana,
menetapkan langkah-langkah atau tindakan dan
evaluasi yang diperlukan. Melakukan identifikasi
terhadap permasalahan dalam proses kegiatan
belajar mengajar guru dan mengidentifikasi
tentang penyebab motivasi kerja guru dianggap
belum optimal sangatlah penting untuk dicarikan
solusi pemecahannya. Oleh karena itu
pemahaman dan pengetahuan tentang supervisi
kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi
kerja guru harus dimiliki oleh kepala sekolah
agar mampu melakukan identifikasi dan analisis
tentang bagimanakah supervisi kunjungan kelas
untuk meningkatkan motivasi kerja guru secara
tepat dan benar.
Terdapat sejumlah alat yang dapat
digunakan untuk mengumpulkan fakta, data dan
informasi berkaitan dengan pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas. Alat identifikasi dan
analisis ini telah dikembangkan dan digunakan
yang dalam upaya kepala sekolah melaksanakan
supervisi kunjungan kelas sehingga kepala
sekolah lebih memahami tentang permasalahan-
permasalahan yang dihadapi oleh guru.
Dalam pokok bahasan ini, dibahas
beberapa alternatif alat bantu praktis yang
bermanfaat dalam menggali permasalahan yang
dihadapi guru dalam proses belajar mengajar di
182
kelas. Dalam kondisi tertentu kepala sekolah bisa
mengadakan kunjungan kelas tanpa adanya
pemberitahuan terlebih dahulu, namun kadang
kala kepala sekolah melakukan supervisi
kunjungan kelas dengan memberitahukan
terlebih dahulu terhadap guru yang akan di
supervisi. Kepala sekolah kadang kala tanpa di
sadari oleh guru melakukan supervisi, di mana
kepala sekolah memantau kegiatan proses
kegiatan belajar mengajar di luar kelas sambil
mendengarkan bagaimana cara guru
menyampaikan materi pembelajaran kepada
siswa.
Kegiatan 1
Konsep Dasar Identifikasi dan Analisis
Supervisi Kunjungan kelas untuk
meningkatkan motivasi kerja guru.
1. Kepala sekolah memeriksa administrasi kelas
yang di miliki oleh guru.
4. Kepala sekolah memberitahu guru untuk
melengkapi administrasi kelas, bila ternyata
administrasi guru yang di miliki belum
lengkap.
5. Kepala sekolah memantau hasil nilai siswa.
Apabila ada siswa yang nilainya kurang
memuaskan guru dianjurkan untuk
mengadakan remidial.
183
6. Kepala sekolah memantau kehadiran guru di
sekolah.
7. Kepala sekolah melakukan klarifikasi atas
pandangan dan pendapat dari guru tentang
motivasi kerja guru selama menjalankan
proses pembelajaran.
8. Kepala sekolah melakukan curah pendapat
berdasarkan pengalaman guru yang telah di
supervisi. Buatlah catatan tentang pokok-
pokok pikiran yang dianggap penting dari
pandangan guru yang telah di supervisi.
9. Berdasarkan resume dari pandangan guru,
kepala sekolah dapat mengetahui
permasalahan yang dihadapi guru dalam
proses kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan 2
Pemetaan Permasalahan yang dihadapi guru
dalam proses belajar mengajar.
1. Pada saat kepala sekolah melakukan kegiatan
supervisi kunjungan kelas kepala sekolah bisa
menggali dan melakukan pemetaan terhadap
permasalahan yang dihadapi guru dalam proses
belajar mengajar dan dalam proses
meningkatkan motivasi kerja guru.
2. Kepala sekolah memberikan arahan dan
bimbingan kepada guru untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi.
184
Catatan Penting
1. Dalam topik ini, pembahasan lebih difokuskan
pada upaya menggali permasalahan yang
dihadapi guru dalam proses belajar mengajar
dan dalam upaya meningkatkan motivasi kerja
guru.
Merumuskan strategi meningkatkan
motivasi kerja guru merupakan bagian penting
dari penentuan bentuk pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas dengan mempertimbangkan
hasil kajian atau pemetaan permasalahan yang
dihadapi guru dalam proses kegiatan belajar
mengajar dan dalam proses meningkatkan
motivasi kerja guru. Perumusan program
strategi menjadi rencana aksi bersama sebagai
bagian tidak terpisahkan pada saat menentukan
jenis program dan aktivitas pendukung yang
diperlukan agar secara efektif mencapai tujuan
sekaligus membangun tata kehidupan yang
lebih baik nyaman dan kondusif.
Program yang baik diukur dari tingkat
adaptasi dan kemampuan mengintegrasikan
permasalahan-permasalahan, visi misi dalam
sebuah kerangka program terukur dengan
melibatkan sebanyak mungkin kelompok
185
sasaran (pemerintah, siswa, orang tua) secara
optimal.
Topik supervisi kunjungan kelas untuk
meningkatkan motivasi kerja guru ini
merupakan bagian penting dalam
memformulasikan program kepal sekolah dalam
upaya meningkatkan motivasi kerja guru melalui
supervisi kunjungan kelas. Kepala sekolah perlu
kiranya memiliki kemampuan dalam
melaksanakan tugasnya sebagai supervisor dan
motivator bagi guru.
Strategi yang dapat digunakan kepala
sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja
guru diantaranya yaitu dengan mengikut
sertakan guru dalam berbagai kegiatan
workshop, pelatihan-pelatihan dan diklat yang
berkaitan dengan pengembangan mutu pendidik
dan tenaga kependidikan. Selain itu kepala
sekolah juga memberikan perhatian dan
penghargaan untuk guru sehingga guru akan
lebih bersemangat dalam melaksanakan
pekerjaannya.
Hasil pelaksanaan supervisi kunjungan
kelas perlu untuk di tindak lanjuti agar bisa
memberikan suatu dampak nyata bagi
peningkatan motivasi kerja guru, Dampak nyata
dari pelaksanaan supervisi kunjungan kelas ini
diharapkan nantinya bisa di rasakan oleh warga
186
sekolah maupun stakeholder di sekolah yang
menyelenggarakan supervisi kunjungan kelas.
Tindak lanjut yang dilakukan oleh kepala
sekolah setelah di adakannya supervisi
kunjungan kelas ini bisa berupa pemberian
penguatan dalam pelaksanaan pembelajaran
maupun pemberian perhatian dan penghagaan
kepada guru yang telah menyelesaikan proses
pembelajaran dengan baik. Selain itu kepala
sekolah juga bisa memberikan teguran yang
mendidik bagi guru yang belum tuntas dalam
melaksanakan proses pembelajaran dan guru
diberikan kesempatan untuk mengikuti
pelatihan, workshop, seminar yang bisa
mendukung proses pembelajaran agar guru bisa
mempunyai motivasi kerja yang lebih baik,
mengarah pada motivasi kerja berprestasi.
Kepala sekolah dalam melakukan tindak
lanjut pelaksanaan supervisi kunjungan kelas
dengan memberikan pembinaan kepada guru.
Pembinaan kepala sekolah bisa melalui
pembinaan langsung dan pembinaan tidak
langsung. Pembinaan yang dilakukan kepala
sekolah dalam membina guru untuk
meningkatkan motivasi kerja guru di dalam
proses pembelajaran dapat dilakukan dengan
beberapa cara diantaranya sebagai berikut:
187
1. Mengikut sertakan guru dalam kegiatan
workshop, seminar, penataran dan
pelatihan-pelatihan.
2. Memberi semangat kepada guru untuk lebih
kreatif dan inovatif dalam melaksanakan
poses pembelajaran.
3. Memberi contoh kepada guru, tentang teknik
pembelajaran yang kreatif, inovatif dan
menyenangkan bagi siswa.
4. Mengembangkan teknik pembelajaran yang
telah dimiliki guru dengan teknik
pembelajaran menggunakan media IT.
Sasaran dari tindak lanjut supervisi
kunjungan kelas adalah sebagai berikut:
1. Kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan
tindak lanjut supervisi kunjungan kelas ini
sasaran utamanya adalah pada kegiatan
belajar mengajar.
2. Hasil analisis, catatan kepala sekolah sebagai
supervisor dapat dimanfaatkan untuk
perkembangan mengajar guru atau
meningkatkan profesionalisme guru.
3. Feedback atau umpan balik dari hasil
supervisi kunjungan kelas ini bisa
memberikan pertolongan bagi kepala sekolah
sebagai supervisor dalam melaksanakan
tindak lanjut supervisi kunjungan kelas.
4. Umpan balik antara kepala sekolah sebagai
supervisor dan guru sebagai yang di
188
supervisi dapat menciptakan suasana
komunikasi yang harmonis, suasana yang
tidak menegangkan. Hal ini memberikan
kesempatan kepada guru untuk
memperbaiki penampilan dan kinerjanya
sehari-hari.
Cara kepala sekolah dalam
melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi
kunjungan kelas sebagai berikut:
1. Kepala sekolah mengkaji dari hasil penilaian
yang diperoleh guru pada saat di supervisi.
2. Pada saat dilaksanakan supervisi kunjungan
kelas, apabila tujuan utama dari
pelaksanaan supervisi kujungan kelas ini
belum tercapai maka perlu dilakukan
penilaian ulang terhadap guru yang di
supervisi.
3. Setelah dilakukan penilaian ulang terhadap
guru dan ternyata dari hasil penilaian ulang
tersebut masih belum tercapai tujuan dari
pelaksanaan diadakannya supervisi
kunjungan kelas, maka diperlukan
rancangan kembali program supervisi
kunjungan kelas bagi guu untuk periode
berikutnya.
Kepala sekolah dapat melakukan lima
langkah pembinaan kemampuan guru melalui
supervisi kunjungan kelas yaitu:
189
1. menciptakan hubungan yang harmonis
antara kepala sekolah dan guru, maupun
antara guru dan kepala sekolah,
2. analisis kebutuhan,
6. Mengembangkan strategi dan media
pembelajaan.
7. Melakukan penilaian, dan
8. Merevisi hasil dari pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas
Sasaran akhir supervisi pendidikan
yaitu terciptanya suasana pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik dapat
mengembangkan potensinya secara optimal.
Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan
pembinaan secara intensif bagi guru-guru
yang berkaitan dengan penataan kelas
bernuansa PAKEM. Mengajar merupakan
sesuatu yang kompleks, karena sasaran
kegiatannya adalah manusia yang memiliki
berbagai keunikan. Selain itu, berkaitan pula
dengan pemanfaatan dan pengembangan iptek,
seni dan budaya.
Masaong (2012:86) mengatakan bahwa
pengelolaan kelas bernuansa PAKEM
dimaksudkan untuk menciptakan suatu
kondisi yang memungkinkan proses
pembelajaran menjadi optimal, sehingga hal ini
sangat penting dikuasai oleh guru.
190
Keterampilan mengelola kelas dapat dilihat dua
aspek yaitu:
1. Penciptaan kondisi belajar optimal, yang
mencakup hal-hal berikut: (a)
menunjukkan sikap tanggap, (b) membagi
perhatian, (c) memusat- kan perhatian, (d)
memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas,
(e) menegur dan (f) memberikan penguatan.
2. Pengembalian kondisi belajar optimal
mencakup: (a) memodifikasi sikap peserta
didik, (b) mengelola kelompok dan, (c)
menemukan dan memecahkan tingkah laku
yang menimbulkan masalah.
Penataan ruang kelas dapat
mendukung atau menghambat kegiatan
pembelajaran aktif. Ruang kelas perlu ditata
sedemikian rupa sehingga dapat mendukung
efektifitas pembelajaran. Berbagai macam model
penataan kelas sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan keadaan nyata di kelas.
Jumlah siswa, bentuk meja kursi dan perabotan
yang lain menjadi pertimbangan dalam menata
kelas
Kepala sekolah hendaknya dalam
melaksanakan kegiatan supervisi kunjungan
kelas juga dapat melakukan bimbingan kepada
guru untuk menerapkan beberapa prinsip
penataan ruang kelas. Di dalam buku
Pembelajaran Aktif di Sekolah (USAID, 2010)
191
dikemukakan beberapa prinsip penataan kelas
sebagai berikut:
1. Mobilitas
Kemudahan bergerak baik bagi guru
untuk berkeliling memantau proses belajar
siswa serta kemudahan bergerak siswa
untuk berbagai keperluan di kelas harus
menjadi perhatian.
2. Aksesibilitas
Kemudahan bagi semua pihak untuk
menjangkau berbagai hal seperti alat bantu
belajar dan sumber belajar yang ada di kelas.
3. Komunikasi
Kemudahan guru dan siswa untuk
mengungkapkan gagasan, pikiran dan
perasaan melalui berbagai kegiatan
berkomunikasi baik secara berkelompok atau
klasikal.
4. Interaksi
Kemudahan bagi semua siswa dan guru
untuk saling berinteraksi untuk berbagai
kegiatan dan kepentingan.
5. Dinamika suasana kelas tidak monoton
dengan satu model penataan untuk berbagai
kegiatan pembelajaran dari berbagai mata
pelajaran.
192
INSTRUMEN SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS
(STANDAR PROSES)
SD NEGERI SRONDOL KULON 01
Kegiatan Pembelajaran : ...............................................
Nama Guru : ................................................
NIP :................................................
Kelas/Semester : ...............................................
Mata Pelajaran : ...............................................
No Komponen Kegiatan
Jawaban Nilai
Ket Ada Tak
Ada
A B C D E
Lkp T. Lkp 5 4 3 2 1
1 Menyusun Rencana Pembelajaran
Merumuskan Indikator
Merumuskan langkah PBM
Mengalokasikan waktu
Menentukan sumber belajar
Menentukan metode mengajar
Rumusan penilaian
2 Pelaksanaan PBM
Membuka Pelajaran
Kesesuaian indikator dengan materi
Mengajukan pertanyaan
Menggunakan media
Mengadakan vareasi pembelajaran
Memberikan penguatan
Membimbing diskusi kecil
Memberikan layanan individual
Mengelola/penguasaan kelas
Melaksanakan penilaian proses
Melaksanakan penilaian akhir
Menutup pelajaran/kesimpulan
3 Tindak lanjut
Jumlah nilai
Nilai akhir =
……………, ....................... 20....
Yang disupervisi Kepala Sekolah
.................................................. Rowiyanto, S.Pd
NIP. NIP. 19600703 198201 1 010
193
INSTRUMEN SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS
(STANDAR PENGELOLAAN)
SD NEGERI SRONDOL KULON 01
Nama Guru : ................................................
NIP :..................................................
Kelas/Semester : ...............................................
Mata Pelajaran : ...............................................
No Komponen Kegiatan
Jawaban Nilai
Ket Ada Tak
Ada
A B C D E
Lkp T. Lkp 5 4 3 2 1
A Administrasi Pembelajaran
Buku Kurikulum
Program tahunan/semester
Silabus
RPP
Program Evaluasi
Kumpulan /Kisi-kisi Soal
Analisis Hasil Belajar
Program remedial/pengayaan
Program BK
Daftar Ekstrakurikuler
Daftar Nilai
Jadwal Pelajaran
Kalender Pendidikan
B Administrasi Penunjang
Daftar Kelas
Papan Absen Siswa
Grafik Absen
Buku Mutasi Siswa
Buku Tamu
Buku Inventaris
Buku Notula Rapat
Buku Catatan Prestasi Siswa
Buku Penghubung
Denah Kelas
Nilai akhir =
……………, ....................... 20....
Yang disupervisi Kepala Sekolah
.................................................. Rowiyanto, S.Pd
194
NIP. NIP. 19600703 198201 1 010
SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS
SD NEGERI SRONDOL KULON 01
1. Nama Guru : ..................... 5. Kelas/Semester : ...............
2. NIP : ..................... 6. Jam Pel. Ke : ................
3. Mata Pelajaran : .................. 7. Hari/Tanggal : .............
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
KETERANGAN Maks. Perolehan
I PERSIAPAN
1. Analisis SK/KD 4
2. Silabus 6
3. RPP 6
4. Evaluasi 4
5. Pengayaan/Remidial 5
II K KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
A. PENDAHULUAN
1. Penampilan Guru 3
2. Apersepsi/motivasi 3
3. Memberitahukan Materi yang akan diajarkan 2
B. B. KEGIATAN INTI
1. Penguasaan Materi 6
2. Penyajian sesuai dengan urutan materi 5
3. Metode/Pendekatan 5
4. Penggunaan alat peraga 5
5. Partisipasi siswa 4
6. Teknik bertanya 4
7. Bimbingan kepada siswa 4
8. Penggunaan Bahasa Indonesia yang benar 4
9. Evaluasi proses 6
10. Penilaian Akhir 7
11. Daya serap/ketuntasan belakajar 7
C. PENUTUP
1. Membuat Rangkuman 3
2. Membuat Tugas/PR 3
3. Pelaksanaan sesuai dengan waktu 2
4. Mengakhiri Pelajaran dengan baik 2
JUMLAH 100
Kesimpulan:........................................................................................................................................
Saran: ..............................................................................................................................................
Yang disupervisi Kepala Sekolah
.................................................. Rowiyanto, S.Pd
NIP. NIP. 19600703 198201 1 010
195
INSTRUMEN SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS
SD NEGERI SRONDOL KULON 01
1. Nama Guru : ……………………………..
2. NIP : ……………………………..
3. Kelas, Semester : ……………………………..
4. Identitas Mata pelajaran : ……………………………..
5. Standar Kompetensi : ……………………………..
6. Kompetensi Dasar :……………………………..
7. Hari tanggal : ……………………………..
No URAIAN KEGIATAN KRITERIA NILAI
1 2 3 4
1. Menjelaskan tujuan dan kompetensi dasar
2. Menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan sesuai dengan silabus
3. Menjelaskan isi kegiatan kepada siswa/langkah kegiatan
4. Menggunakan ekspresi dalam berkomunikasi dengan siswa
5. Menggunakan respon siswa dalam menyelenggarakan kegiatan
6. Menggunakan media dan alat pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
7. Menyelenggarakan kegiatan dengan urutan yang logis
8. Menggunakan berbagai metode dalam menjelaskan isi kegiatan
9. Membimbing siswa dalam mengikuti kegiatan secara individual maupun
kelompok
10. Memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam
kegiatan yang dilaksanakan
11. Memberikan penguatan kepada siswa
12. Melaksanakan penilaian selama kegiatan berlangsung
13. Menutup kegiatan dengan tepat
14. Memberikan tugas/PR
Jumlah NILAI RIIL = .....
Jumlah NILAI IDEAL = 56
Nilai PERSENTASI = ..... %
KLASIFIKASI:
SARAN PEMBINAAN :
.............................................................................................................................................................
Yang disupervisi Kepala Sekolah
.................................................. Rowiyanto, S.Pd
NIP. NIP. 19600703 198201 1 010
A : Baik Sekali : 76% - 100%
B : Baik : 56% - 75%
C : Cukup : 26% - 55%
D : Kurang : 0% - 25%
196
Instrumen yang digunakan kepala
sekolah dalam melaksanakan supervisi
kunjungan kelas akan membantu kepala
sekolah dalam memonitoring kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan oleh guru, dan hasil
dari monitoring tersebut selanjutnya kepala
sekolah akan melakukan pembinaan disiplin
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
Supervisi kunjungan kelas merupakan
serangkaian kegiatan pembinaan yang sudah
direncanakan oleh kepala sekolah dengan
memberikan bantuan kepada guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran di sekolah.
Supervisi kunjungan kelas yang dilakukan
kepala sekolah ini bertujuan untuk
meningkatakan motivasi kerja guru dalam
proses pembelajaran agar guru bisa
melaksanakan proses pembelajaran secara
efektif, kreatif dan inovatif.
Supervisi kunjungan kelas yang
dilaksanakan oleh kepala sekolah dimaksudkan
untuk meningkatkan motivasi dan prestasi kerja
guru dalam memperbaiki pelaksanaan proses
belajar-mengajar. Oleh karena itu kepala
sekolah sebagai supervisor diharapkan mampu
untuk memberikan supervisi yang baik agar
guru bisa menjadi lebih termotivasi dan lebih
profesional dalam melaksanakan pekerjaannya
sebagi pendidik dan kepala sekolah juga
197
diharapkan agar trampil dalam menentukan dan
meneliti kegiatan-kegiatan apa saja yang
diperlukan untuk kemajuan sekolahnya,
sehingga tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan bersama dapat tercapai.
Untuk meningkatkan motivasi kerja
guru, perlu adanya peran dari kepala sekolah
sebagai supervisor dan peran kepala sekolah
sebagai motivator. Peran kepala sekolah sebagai
supervisor Kepala sekolah dalam kedudukannya
sebagai supervisor berkewajiban membina para
guru agar menjadi pendidik dan pengajar yang
baik. Bagi guru yang sudah baik agar dapat
dipertahankan kualitasnya dan bagi guru yang
belum baik dapat dikembangkan menjadi lebih
baik. Sementara itu, semua guru yang baik dan
sudah berkompeten maupun yang masih lemah
harus diupayakan agar tidak ketinggalan jaman
dalam proses pembelajaran maupun materi
yang menjadi bahan ajar.
Peran kepala sekolah sebagai motivator,
dalam hal ini kepala sekolah harus dapat
memiliki strategi yang tepat untuk memberikan
motivasi kepada para tenaga kependidikan
dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya.
Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui
pengaturan lingkungan fisik, suasana
lingkungan kerja yang kondusif, disiplin,
dorongan, penghargaan secara efektif dan
198
penyediaan berbagai sumber belajar melalui
pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB).
Untuk meningkatkan motivasi kerja
guru, kepala sekolah selain memahami konsep
supervisi kunjungan kelas, perencanaan
supervisi kunjungan kelas, dan mampu
melaksanakan supervisi kunjungan kelas sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan, kepala
sekolah hendaknya mampu menindaklanjuti
pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dengan
memberikan motivasi kepada guru dengan cara
membimbing guru dalam mengelola kelas,
sehingga siswa akan merasa nyaman dalam
menerima pembelajaran.
Tindak lanjut dari supervisi kunjungan kelas.
Pelaksanaan supervisi kunjungan kelas
perlu untuk di evaluasi dan di tindak lanjuti.
Adapun hasil penilaian supervisi kunjungan
kelas yang telah dilaksanakan oleh kepala
sekolah yang selanjutnya perlu untuk di
evaluasi dan di tindak lanjuti dari masing-
masing guru dapat di lihat pada tabel berikut
ini:
199
Tabel 4.9
Hasil Penilaian
Supervisi Kunjungan Kelas
Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
NO NAMA HASIL PENILAIAN
1 A Penguasaan materi baik, sudah
mampu membuat proses belajar
mengajarkondusif.
2 B kinerjanya baik, udah mampu untuk memotivasi siswa
3 C Kemampuan mengajar baik, sudah sedikit melakukan inovasi dalam
proses pembelajaran
4 D Tegas, sudah mulai melaksanakan
dalam disiplin waktu.
5 E Memberi pembimbingan kepada siswa
baik dan materi pembelajaran sudah
dikuasai.
6 F Tegas dan mulai menunjukkan sikap telaten dalam membimbing dan
mendidik siswa.
7 G Dalam proses belajar mengajar bagus,
sudah menunjukkan disiplin waktu
8 H Komunikasi baik, kepedulian mengatur
kelas sudah mulai meningkat.
9 I Kinerja bagus dan mulai mampu
memilih talenta anak
10 J Penyabar, lemah lembut, namun
sedikit kurang percaya diri.
11 K Kinerja baik, inovatif, dalam
mengambil kebijakan sendiri.
12 L Pembimbingan pada siswa baik, mulai mau peduli pada kelas lain
13 M Proses belajar mengajar baik, sudah mulai menggunakan alat peraga
14 N Berusaha untuk lebih rajin dan
disiplin dalam bekerja.
Sumber: Data Primer 2014
200
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa kepala
sekolah telah memberikan penilaian secara
obyektif kepada guru di SD negeri Srondol Kulon
01, sehingga pada tahapan terakhir dari
kegiatan supervisi pengajaran, yang harus
dilakukan seorang supervisor adalah
menindaklanjuti hasil supervisi pengajaran yang
sudah terlaksana melalui informasi yang
didapat dari hasil supervisi untuk dijadikan
landasan membuat keputusan, seperti tidak
hadirnya tenaga pengajar dalam kelas telah di
antisipasi oleh kepala sekolah dengan cara guru
mata pelajaran yang di minta mengajar di kelas
yang gurunya sedang tidak hadir di kelas.
Untuk meningkatkan mutu tenaga pendidik,
kepala sekolah melakukan pembinaan dengan
mengikut sertakan guru dalam berbagai macam
pelatihan atau workshop.
6. Panduan Final.
Pelaksanaan supervisi kunjungan kelas
untuk meningkatkan motivasi kerja guru
berdasarkan penelitian di SD Negeri Srondol
Kulon 01 sebagai berikut:
201
Kepala sekolah mempunyai tugas yang
sangat penting di dalam mendorong guru untuk
melakukan proses pembelajaran yang mampu
menumbuhkan cara berpikir kritis, kreatif,
inovatif, cakap dalam menyelesaikan masalah
dan bernaluri kewirausahaan. Panduan
pelaksanaan supervisi kunjungan kelas untuk
meningkatkan motivasi kerja guru diharapkan
dapat menjadi bahan referensi bagi kepala
sekolah sesuai yang telah diamanahkan dalam
Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang
standar kepala sekolah. Dalam Permendiknas
Nomor 13 Tahun 2007 menegaskan bahwa
untuk menjadi kepala sekolah minimal memiliki
lima dimensi kompetensi yaitu: kompetensi
kepribadian, manajerial, kewirausahaan,
supervisi,dan sosial. Strategi supervisi
kunjungan kelas yang dilaksanakan oleh kepala
sekolah adalah sebagai upaya untuk dapat
meningkatkan kemampuan dan profesionalisme
guru. Dalam upaya pencapaian target yang
direncanakan, kepala sekolah sebagai pimpinan
perlu merencanakan pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas dengan baik yang diikuti oleh
teknik-teknik operasional agar pelaksanaannya
bisa berlangsung dengan efektif dan efisien.
Dalam topik ini, kepala sekolah akan
diajak untuk menggali pemahaman tentang
konsep dasar supervisi kunjungan kelas berupa
202
landasan teoritis dan filosofis yang dibahas
secara interaktif guna memperoleh pemahaman
awal kepala sekolah sebelum membangun
kerangka kerja pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas.
Tujuan Panduan Pelaksanaan Supervisi
Kunjungan Kelas untuk meningkatkan motivasi
kerja guru diantaranya panduan pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan
motivasi kerja guru bertujuan agar kepala
sekolah mampu melaksanakan kegiatan sebagai
berikut:
1. Merencanakan sebuah program supervisi
kunjungan kelas. Kepala Sekolah
merencanakan jadwal pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas.
2. Kepala sekolah selanjutnya melaksanakan
supervisi kunjungan kelas sesuai dengan
jadwal yang telah di programkan.
3. Kepala sekolah menindaklanjuti hasil
supervisi kunjungan kelas dengan
menyampaikan hasil pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas kepada guru.
203
Tahapan Panduan Pelaksanaan supervisi
Kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi
kerja guru:
Kegiatan 1
Konsep Dasar Supervisi Kunjungan Kelas
1.Kepala sekolah memahami tentang supervisi
kunjungan kelas.
2.Kepala Sekolah menjelaskan kepada guru
tujuan dan proses yang akan dilakukan dalam
proses supervisi kunjungan kelas.
3. Kepala sekolah menjelaskan kepada guru yang
akan di supervisi tentang target-target yang
akan di capai dalam pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas.
4.Kepala sekolah menyampaikan jadwal akan di
laksanakannya supervisi kunjungan kelas.
5.Kepala sekolah menyampaikan apa saja yang
akan dilaksanakan dalam proses supervisi
kunjungan kelas.
Kegiatan 2
1.Kepala sekolah menyampaikan hasil
pelaksanaan supervisi kunjungan kelas.
2.Perubahan-perubahan apa saja yang ada setelah
diadakannya supervisi kunjungan kelas.
204
Dalam melaksanakan supervisi
kunjungan kelas kepala sekolah juga perlu
untuk melakukan kegiatan identifikasi dan
analisis supervisi kunjungan kelas untuk
meningkatkan motivasi kerja guru. Kegiatan ini
merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh
kepala sekolah, hal ini dilakukan untuk
menelusuri dan menemukan permasalahan yang
dihadapi oleh guru dalam kegiatan proses belajar
mengajar dan permasalahan tentang motivasi
kerja guru yang kadang kala di nilai belum
optimal. Proses penelusuran penggalian
informasi dan data yang akurat tentang cara
meningkatkan motivasi kerja guru melalui
supervisi kunjungan kelas akan membantu
kepala sekolah dalam membuat rencana,
menetapkan langkah-langkah atau tindakan dan
evaluasi yang diperlukan. Melakukan identifikasi
terhadap permasalahan dalam proses kegiatan
belajar mengajar guru dan mengidentifikasi
tentang penyebab motivasi kerja guru dianggap
belum optimal sangatlah penting untuk dicarikan
solusi pemecahannya. Oleh karena itu
pemahaman dan pengetahuan tentang supervisi
kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi
kerja guru harus dimiliki oleh kepala sekolah
agar mampu melakukan identifikasi dan analisis
tentang bagimanakah supervisi kunjungan kelas
205
untuk meningkatkan motivasi kerja guru secara
tepat dan benar.
Terdapat sejumlah alat yang dapat
digunakan untuk mengumpulkan fakta, data dan
informasi berkaitan dengan pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas. Alat identifikasi dan
analisis ini telah dikembangkan dan digunakan
yang dalam upaya kepala sekolah melaksanakan
supervisi kunjungan kelas sehingga kepala
sekolah lebih memahami tentang permasalahan-
permasalahan yang dihadapi oleh guru.
Dalam pokok bahasan ini, dibahas
beberapa alternatif alat bantu praktis yang
bermanfaat dalam menggali permasalahan yang
dihadapi guru dalam proses belajar mengajar di
kelas. Dalam kondisi tertentu kepala sekolah bisa
mengadakan kunjungan kelas tanpa adanya
pemberitahuan terlebih dahulu, namun kadang
kala kepala sekolah melakukan supervisi
kunjungan kelas dengan memberitahukan
terlebih dahulu terhadap guru yang akan di
supervisi. Kepala sekolah kadang kala tanpa di
sadari oleh guru melakukan supervisi, di mana
kepala sekolah memantau kegiatan proses
kegiatan belajar mengajar di luar kelas sambil
mendengarkan bagaimana cara guru
menyampaikan materi pembelajaran kepada
siswa.
206
Kegiatan 1
Konsep Dasar Identifikasi dan Analisis
Supervisi Kunjungan kelas untuk
meningkatkan motivasi kerja guru.
1. Kepala sekolah memeriksa administrasi kelas
yang di miliki oleh guru.
2.Kepala sekolah memberitahu guru untuk
melengkapi administrasi kelas, bila ternyata
administrasi guru yang di miliki belum
lengkap.
3. Kepala sekolah memantau hasil nilai siswa.
Apabila ada siswa yang nilainya kurang
memuaskan guru dianjurkan untuk
mengadakan remidial.
4. Kepala sekolah memantau kehadiran guru di
sekolah.
5. Kepala sekolah melakukan klarifikasi atas
pandangan dan pendapat dari guru tentang
motivasi kerja guru selama menjalankan
proses pembelajaran.
6. Kepala sekolah melakukan curah pendapat
berdasarkan pengalaman guru yang telah di
supervisi. Buatlah catatan tentang pokok-
pokok pikiran yang dianggap penting dari
pandangan guru yang telah di supervisi.
7.Berdasarkan resume dari pandangan guru,
kepala sekolah dapat mengetahui
207
permasalahan yang dihadapi guru dalam
proses kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan 2
Pemetaan Permasalahan yang dihadapi guru
dalam proses belajar mengajar.
1. Pada saat kepala sekolah melakukan kegiatan
supervisi kunjungan kelas kepala sekolah bisa
menggali dan melakukan pemetaan terhadap
permasalahan yang dihadapi guru dalam proses
belajar mengajar dan dalam proses
meningkatkan motivasi kerja guru.
2. Kepala sekolah memberikan arahan dan
bimbingan kepada guru untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi.
Catatan Penting
1. Dalam topik ini, pembahasan lebih difokuskan
pada upaya menggali permasalahan yang dihadapi
guru dalam proses belajar mengajar dan dalam
upaya meningkatkan motivasi kerja guru.
Merumuskan strategi meningkatkan
motivasi kerja guru merupakan bagian penting
dari penentuan bentuk pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas dengan mempertimbangkan
hasil kajian atau pemetaan permasalahan yang
208
dihadapi guru dalam proses kegiatan belajar
mengajar dan dalam proses meningkatkan
motivasi kerja guru. Perumusan program
strategi menjadi rencana aksi bersama sebagai
bagian tidak terpisahkan pada saat menentukan
jenis program dan aktivitas pendukung yang
diperlukan agar secara efektif mencapai tujuan
sekaligus membangun tata kehidupan yang
lebih baik nyaman dan kondusif.
Program yang baik diukur dari tingkat
adaptasi dan kemampuan mengintegrasikan
permasalahan-permasalahan, visi misi dalam
sebuah kerangka program terukur dengan
melibatkan sebanyak mungkin kelompok
sasaran (pemerintah, siswa, orang tua) secara
optimal.
Topik supervisi kunjungan kelas untuk
meningkatkan motivasi kerja guru ini
merupakan bagian penting dalam
memformulasikan program kepal sekolah dalam
upaya meningkatkan motivasi kerja guru melalui
supervisi kunjungan kelas. Kepala sekolah perlu
kiranya memiliki kemampuan dalam
melaksanakan tugasnya sebagai supervisor dan
motivator bagi guru.
Strategi yang dapat digunakan kepala
sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja
guru diantaranya yaitu dengan mengikut
sertakan guru dalam berbagai kegiatan
209
workshop, pelatihan-pelatihan dan diklat yang
berkaitan dengan pengembangan mutu pendidik
dan tenaga kependidikan. Selain itu kepala
sekolah juga memberikan perhatian dan
penghargaan untuk guru sehingga guru akan
lebih bersemangat dalam melaksanakan
pekerjaannya.
Hasil pelaksanaan supervisi kunjungan
kelas perlu untuk di tindak lanjuti agar bisa
memberikan suatu dampak nyata bagi
peningkatan motivasi kerja guru, Dampak nyata
dari pelaksanaan supervisi kunjungan kelas ini
diharapkan nantinya bisa di rasakan oleh warga
sekolah maupun stakeholder di sekolah yang
menyelenggarakan supervisi kunjungan kelas.
Tindak lanjut yang dilakukan oleh kepala
sekolah setelah di adakannya supervisi
kunjungan kelas ini bisa berupa pemberian
penguatan dalam pelaksanaan pembelajaran
maupun pemberian perhatian dan penghagaan
kepada guru yang telah menyelesaikan proses
pembelajaran dengan baik. Selain itu kepala
sekolah juga bisa memberikan teguran yang
mendidik bagi guru yang belum tuntas dalam
melaksanakan proses pembelajaran dan guru
diberikan kesempatan untuk mengikuti
pelatihan, workshop, seminar yang bisa
mendukung proses pembelajaran agar guru bisa
210
mempunyai motivasi kerja yang lebih baik,
mengarah pada motivasi kerja berprestasi.
Kepala sekolah dalam melakukan tindak
lanjut pelaksanaan supervisi kunjungan kelas
dengan memberikan pembinaan kepada guru.
Pembinaan kepala sekolah bisa melalui
pembinaan langsung dan pembinaan tidak
langsung. Pembinaan yang dilakukan kepala
sekolah dalam membina guru untuk
meningkatkan motivasi kerja guru di dalam
proses pembelajaran dapat dilakukan dengan
beberapa cara diantaranya sebagai berikut:
1. Mengikut sertakan guru dalam kegiatan
workshop, seminar, penataran dan
pelatihan-pelatihan.
2. Memberi semangat kepada guru untuk lebih
kreatif dan inovatif dalam melaksanakan
poses pembelajaran.
3. Memberi contoh kepada guru, tentang teknik
pembelajaran yang kreatif, inovatif dan
menyenangkan bagi siswa.
4. Mengembangkan teknik pembelajaran yang
telah dimiliki guru dengan teknik
pembelajaran menggunakan media IT.
Sasaran dari tindak lanjut supervisi
kunjungan kelas adalah sebagai berikut:
211
1. Kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan
tindak lanjut supervisi kunjungan kelas ini
sasaran utamanya adalah pada kegiatan
belajar mengajar.
2. Hasil analisis, catatan kepala sekolah sebagai
supervisor dapat dimanfaatkan untuk
perkembangan mengajar guru atau
meningkatkan profesionalisme guru.
3. Feedback atau umpan balik dari hasil
supervisi kunjungan kelas ini bisa
memberikan pertolongan bagi kepala sekolah
sebagai supervisor dalam melaksanakan
tindak lanjut supervisi kunjungan kelas.
4. Umpan balik antara kepala sekolah sebagai
supervisor dan guru sebagai yang di
supervisi dapat menciptakan suasana
komunikasi yang harmonis, suasana yang
tidak menegangkan. Hal ini memberikan
kesempatan kepada guru untuk
memperbaiki penampilan dan kinerjanya
sehari-hari.
Cara kepala sekolah dalam
melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi
kunjungan kelas sebagai berikut:
1. Kepala sekolah mengkaji dari hasil penilaian
yang diperoleh guru pada saat di supervisi.
212
2. Pada saat dilaksanakan supervisi kunjungan
kelas, apabila tujuan utama dari
pelaksanaan supervisi kujungan kelas ini
belum tercapai maka perlu dilakukan
penilaian ulang terhadap guru yang di
supervisi.
3. Setelah dilakukan penilaian ulang terhadap
guru dan ternyata dari hasil penilaian ulang
tersebut masih belum tercapai tujuan dari
pelaksanaan diadakannya supervisi
kunjungan kelas, maka diperlukan
rancangan kembali program supervisi
kunjungan kelas bagi guu untuk periode
berikutnya.
Kepala sekolah dapat melakukan lima
langkah pembinaan kemampuan guru melalui
supervisi kunjungan kelas yaitu:
1.menciptakan hubungan yang harmonis antara
kepala sekolah dan guru, maupun antara
guru dan kepala sekolah,
2. analisis kebutuhan,
3.mengembangkan strategi dan media
pembelajaan.
4. melakukan penilaian, dan
5.merevisi hasil dari pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas,
213
Sasaran akhir supervisi pendidikan
yaitu terciptanya suasana pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik dapat
mengembangkan potensinya secara optimal.
Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan
pembinaan secara intensif bagi guru-guru
yang berkaitan dengan penataan kelas
bernuansa PAKEM. Mengajar merupakan
sesuatu yang kompleks, karena sasaran
kegiatannya adalah manusia yang memiliki
berbagai keunikan. Selain itu, berkaitan pula
dengan pemanfaatan dan pengembangan iptek,
seni dan budaya.
Masaong (2012:86) mengatakan bahwa
pengelolaan kelas bernuansa PAKEM
dimaksudkan untuk menciptakan suatu
kondisi yang memungkinkan proses
pembelajaran menjadi optimal, sehingga hal ini
sangat penting dikuasai oleh guru.
Keterampilan mengelola kelas dapat dilihat dua
aspek yaitu:
1. Penciptaan kondisi belajar optimal, yang
mencakup hal-hal berikut: (a)
menunjukkan sikap tanggap, (b) membagi
perhatian, (c) memusat- kan perhatian,
(d) memberikan petunjuk-petunjuk yang
jelas, (e) menegur dan (f) memberikan
penguatan.
214
2. Pengembalian kondisi belajar optimal
mencakup: (a) memodifikasi sikap
peserta didik, (b) mengelola kelompok
dan, (c) menemukan dan memecahkan
tingkah laku yang menimbulkan
masalah.
Penataan ruang kelas dapat
mendukung atau menghambat kegiatan
pembelajaran aktif. Ruang kelas perlu ditata
sedemikian rupa sehingga dapat mendukung
efektifitas pembelajaran. Berbagai macam model
penataan kelas sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan keadaan nyata di kelas.
Jumlah siswa, bentuk meja kursi dan perabotan
yang lain menjadi pertimbangan dalam menata
kelas
Kepala sekolah hendaknya dalam
melaksanakan kegiatan supervisi kunjungan
kelas juga dapat melakukan bimbingan kepada
guru untuk menerapkan beberapa prinsip
penataan ruang kelas. Di dalam buku
Pembelajaran Aktif di Sekolah (USAID, 2010)
dikemukakan beberapa prinsip penataan kelas
sebagai berikut:
1. Mobilitas
Kemudahan bergerak baik bagi guru
untuk berkeliling memantau proses belajar
siswa serta kemudahan bergerak siswa
215
untuk berbagai keperluan di kelas harus
menjadi perhatian.
2. Aksesibilitas
Kemudahan bagi semua pihak untuk
menjangkau berbagai hal seperti alat bantu
belajar dan sumber belajar yang ada di kelas.
3. Komunikasi
Kemudahan guru dan siswa untuk
mengungkapkan gagasan, pikiran dan
perasaan melalui berbagai kegiatan
berkomunikasi baik secara berkelompok atau
klasikal.
4. Interaksi
Kemudahan bagi semua siswa dan guru
untuk saling berinteraksi untuk berbagai
kegiatan dan kepentingan.
5. Dinamika suasana kelas tidak monoton
dengan satu model penataan untuk berbagai
kegiatan pembelajaran dari berbagai mata
pelajaran.
216
INSTRUMEN SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS
(STANDAR PROSES)
SD NEGERI SRONDOL KULON 01
Kegiatan Pembelajaran : ...............................................
Nama Guru : ................................................
NIP :................................................
Kelas/Semester : ...............................................
Mata Pelajaran : ...............................................
No Komponen Kegiatan
Jawaban Nilai
Ket Ada Tak
Ada
A B C D E
Lkp T. Lkp 5 4 3 2 1
1 Menyusun Rencana Pembelajaran
Merumuskan Indikator
Merumuskan langkah PBM
Mengalokasikan waktu
Menentukan sumber belajar
Menentukan metode mengajar
Rumusan penilaian
2 Pelaksanaan PBM
Membuka Pelajaran
Kesesuaian indikator dengan materi
Mengajukan pertanyaan
Menggunakan media
Mengadakan vareasi pembelajaran
Memberikan penguatan
Membimbing diskusi kecil
Memberikan layanan individual
Mengelola/penguasaan kelas
Melaksanakan penilaian proses
Melaksanakan penilaian akhir
Menutup pelajaran/kesimpulan
3 Tindak lanjut
Jumlah nilai
Nilai akhir =
……………, ....................... 20....
Yang disupervisi Kepala Sekolah
.................................................. Rowiyanto, S.Pd
NIP. NIP. 19600703 198201 1 010
217
INSTRUMEN SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS
(STANDAR PENGELOLAAN)
SD NEGERI SRONDOL KULON 01
Nama Guru : ................................................
NIP :..................................................
Kelas/Semester : ...............................................
Mata Pelajaran : ...............................................
No Komponen Kegiatan
Jawaban Nilai
Ket Ada Tak
Ada
A B C D E
Lkp T. Lkp 5 4 3 2 1
A Administrasi Pembelajaran
Buku Kurikulum
Program tahunan/semester
Silabus
RPP
Program Evaluasi
Kumpulan /Kisi-kisi Soal
Analisis Hasil Belajar
Program remedial/pengayaan
Program BK
Daftar Ekstrakurikuler
Daftar Nilai
Jadwal Pelajaran
Kalender Pendidikan
B Administrasi Penunjang
Daftar Kelas
Papan Absen Siswa
Grafik Absen
Buku Mutasi Siswa
Buku Tamu
Buku Inventaris
Buku Notula Rapat
Buku Catatan Prestasi Siswa
Buku Penghubung
Denah Kelas
Nilai akhir =
……………, ....................... 20....
Yang disupervisi Kepala Sekolah
.................................................. Rowiyanto, S.Pd
NIP. NIP. 19600703 198201 1 010
218
SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS
SD NEGERI SRONDOL KULON 01
1. Nama Guru : ..................... 5. Kelas/Semester : ...............
2. NIP : ..................... 6. Jam Pel. Ke : ................
3. Mata Pelajaran : .................. 7. Hari/Tanggal : .............
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
KETERANGAN Maks. Perolehan
I PERSIAPAN
1. Analisis SK/KD 4
2. Silabus 6
3. RPP 6
4. Evaluasi 4
5. Pengayaan/Remidial 5
II K KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
A. PENDAHULUAN
1. Penampilan Guru 3
2. Apersepsi/motivasi 3
3. Memberitahukan Materi yang akan diajarkan 2
B. B. KEGIATAN INTI
1. Penguasaan Materi 6
2. Penyajian sesuai dengan urutan materi 5
3. Metode/Pendekatan 5
4. Penggunaan alat peraga 5
5. Partisipasi siswa 4
6. Teknik bertanya 4
7. Bimbingan kepada siswa 4
8. Penggunaan Bahasa Indonesia yang benar 4
9. Evaluasi proses 6
10. Penilaian Akhir 7
11. Daya serap/ketuntasan belakajar 7
C. PENUTUP
1. Membuat Rangkuman 3
2. Membuat Tugas/PR 3
3. Pelaksanaan sesuai dengan waktu 2
4. Mengakhiri Pelajaran dengan baik 2
JUMLAH 100
Kesimpulan:........................................................................................................................................
Saran: ..............................................................................................................................................
Yang disupervisi Kepala Sekolah
.................................................. Rowiyanto, S.Pd
NIP. NIP. 19600703 198201 1 010
219
INSTRUMEN SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS
SD NEGERI SRONDOL KULON 01
1.Nama Guru : ……………………………..
2.NIP : ……………………………..
3.Kelas, Semester : ……………………………..
4.Identitas Mata pelajaran : ……………………………..
5.Standar Kompetensi : ……………………………..
6.Kompetensi Dasar :……………………………..
7.Hari tanggal : ……………………………..
No URAIAN KEGIATAN KRITERIA NILAI
1 2 3 4
1. Menjelaskan tujuan dan kompetensi dasar
2. Menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan sesuai dengan silabus
3. Menjelaskan isi kegiatan kepada siswa/langkah kegiatan
4. Menggunakan ekspresi dalam berkomunikasi dengan siswa
5. Menggunakan respon siswa dalam menyelenggarakan kegiatan
6. Menggunakan media dan alat pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
7. Menyelenggarakan kegiatan dengan urutan yang logis
8. Menggunakan berbagai metode dalam menjelaskan isi kegiatan
9. Membimbing siswa dalam mengikuti kegiatan secara individual maupun
kelompok
10. Memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam
kegiatan yang dilaksanakan
11. Memberikan penguatan kepada siswa
12. Melaksanakan penilaian selama kegiatan berlangsung
13. Menutup kegiatan dengan tepat
14. Memberikan tugas/PR
Jumlah NILAI RIIL = .....
Jumlah NILAI IDEAL = 56
Nilai PERSENTASI = ..... %
KLASIFIKASI:
SARAN PEMBINAAN :
.............................................................................................................................................................
Yang disupervisi Kepala Sekolah
.................................................. Rowiyanto, S.Pd
NIP. NIP. 19600703 198201 1 010
A : Baik Sekali : 76% - 100%
B : Baik : 56% - 75%
C : Cukup : 26% - 55%
D : Kurang : 0% - 25%
220
Instrumen yang digunakan kepala
sekolah dalam melaksanakan supervisi
kunjungan kelas akan membantu kepala
sekolah dalam memonitoring kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan oleh guru, dan hasil
dari monitoring tersebut selanjutnya kepala
sekolah akan melakukan pembinaan disiplin
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
Supervisi kunjungan kelas merupakan
serangkaian kegiatan pembinaan yang sudah
direncanakan oleh kepala sekolah dengan
memberikan bantuan kepada guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran di sekolah.
Supervisi kunjungan kelas yang dilakukan
kepala sekolah ini bertujuan untuk
meningkatakan motivasi kerja guru dalam
proses pembelajaran agar guru bisa
melaksanakan proses pembelajaran secara
efektif, kreatif dan inovatif.
Supervisi kunjungan kelas yang
dilaksanakan oleh kepala sekolah dimaksudkan
untuk meningkatkan motivasi dan prestasi kerja
guru dalam memperbaiki pelaksanaan proses
belajar-mengajar. Oleh karena itu kepala
sekolah sebagai supervisor diharapkan mampu
untuk memberikan supervisi yang baik agar
guru bisa menjadi lebih termotivasi dan lebih
profesional dalam melaksanakan pekerjaannya
221
sebagi pendidik dan kepala sekolah juga
diharapkan agar trampil dalam menentukan dan
meneliti kegiatan-kegiatan apa saja yang
diperlukan untuk kemajuan sekolahnya,
sehingga tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan bersama dapat tercapai.
Untuk meningkatkan motivasi kerja
guru, perlu adanya peran dari kepala sekolah
sebagai supervisor dan peran kepala sekolah
sebagai motivator. Peran kepala sekolah sebagai
supervisor Kepala sekolah dalam kedudukannya
sebagai supervisor berkewajiban membina para
guru agar menjadi pendidik dan pengajar yang
baik. Bagi guru yang sudah baik agar dapat
dipertahankan kualitasnya dan bagi guru yang
belum baik dapat dikembangkan menjadi lebih
baik. Sementara itu, semua guru yang baik dan
sudah berkompeten maupun yang masih lemah
harus diupayakan agar tidak ketinggalan jaman
dalam proses pembelajaran maupun materi
yang menjadi bahan ajar.
Peran kepala sekolah sebagai motivator,
dalam hal ini kepala sekolah harus dapat
memiliki strategi yang tepat untuk memberikan
motivasi kepada para tenaga kependidikan
dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya.
Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui
pengaturan lingkungan fisik, suasana
lingkungan kerja yang kondusif, disiplin,
222
dorongan, penghargaan secara efektif dan
penyediaan berbagai sumber belajar melalui
pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB).
Untuk meningkatkan motivasi kerja
guru, kepala sekolah selain memahami konsep
supervisi kunjungan kelas, perencanaan
supervisi kunjungan kelas, dan mampu
melaksanakan supervisi kunjungan kelas sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan, kepala
sekolah hendaknya mampu menindaklanjuti
pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dengan
memberikan motivasi kepada guru dengan cara
membimbing guru dalam mengelola kelas,
sehingga siswa akan merasa nyaman dalam
menerima pembelajaran.
Untuk meningkatkan motivasi kerja
guru penulis dapat menyimpulkan bahwa perlu
adanya peran dari kepala sekolah sebagai
supervisor dan peran kepala sekolah sebagai
motivator. Peran dari kepala sekolah sebagai
supervisor berkewajiban membina para guru
agar menjadi pendidik dan pengajar yang baik.
Bagi guru yang sudah baik agar dapat
dipertahankan kualitasnya dan bagi guru yang
belum baik dapat dikembangkan menjadi lebih
baik. Sementara itu, semua guru yang baik dan
sudah berkompeten maupun yang masih lemah
harus diupayakan agar tidak ketinggalan jaman
dalam proses pembelajaran maupun materi
223
yang menjadi bahan ajar.
Peran kepala sekolah sebagai
motivator, kepala sekolah memiliki strategi yang
tepat untuk memberikan motivasi kepada para
tenaga kependidikan dalam melakukan
berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini
dapat ditumbuhkan melalui pengaturan
lingkungan fisik, suasana kerja, disiplin,
dorongan, penghargaan secara efektif dan
penyediaan berbagai sumber belajar melalui
pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB).
Hal tersebut dapat diartikan bahwa ada
hubungan antara motivasi dan supervisi
(pengawasan). Motivasi mungkin hanya dapat
digambarkan sebagai ketajaman untuk pola
perilaku tertentu. Karena motivasi kerja guru
sangat penting bagi kelangsungan hidup
organisasi sekolah, maka tujuan utama dari
supervisi adalah untuk bisa memotivasi kerja
guru yang ada di sekolah. Pengawasan atau
supervisi dari kepala sekolah akan membantu
kepala sekolah untuk mengetahui guru yang
akan menjadi kreatif dan inovatif. Kreativitas
memungkinkan organisasi sekolah untuk
menemukan cara-cara baru dan lebih baik
dalam melakukan sesuatu. Kemampuan
tersebut telah menjadi sangat signifikan sebagai
suatu cara untuk memotivasi guru dalam
224
menggunakan teknologi baru dan metode baru
dalam pengajaran. Kegiatan pengawasan
mendorong identifikasi guru dengan
keterampilan yang diperlukan untuk
melakukan kegiatan pembelajaran. Ketika
mereka termotivasi, mereka dirangsang untuk
memasang karya terbaik mereka. Pengawasan
adalah kondisi yang diperlukan untuk
keberadaan organisasi apapun karena
membantu anggota untuk bekerja untuk dapat
mencapai tujuan organisasi.
Supervisor harus bisa melakukan
kerjasama dengan guru. Dalam rangka
mencapai tujuan supervisi, ada beberapa
strategi yang bisa dilakukan supervisor dalam
rangka mencapai tujuannya. Strategi yang bisa
dilakukan kepala sekolah diantaranya:
1. Harus ada pembicaraan pra-sesi dengan
guru dan menerapkan metode disiplin
dalam pengajaran.
2. Kepala sekolah harus berpartisipasi
dengan duduk di kelas di mana guru
mengajar untuk umpan balik yang tepat
untuk para guru.
3. Diskusi tentang pekerjaan kelas
berdasarkan pengamatan sementara guru
sedang bertugas di kelas.
4. Sekolah harus menyediakan peralatan
225
atau alat peraga yang memadai, untuk
mempermudah guru dalam mengajar.
5. Memberikan bimbingan kepada guru
mulai arah kualitas dan kontrol.
Strategi tersebut menurut penulis dapat
digunakan kepala sekolah sebagai supervisor
dalam rangka mengetahui efektivitas
pengelolaan kelas oleh guru; meningkatkan
motivasi kerja guru yang tidak kompeten
menjadi guru yang kompeten; menemukan
kemampuan khusus atau kualitas yang dimiliki
oleh para guru di sekolah-sekolah; memberikan
panduan untuk pengembangan staf;
menentukan apakah seorang guru harus
dipromosikan jabatan, dipertahankan atau
diberikan bimbingan dan pengarahan untuk
meningkatkan program pembelajaran di
sekolah-sekolah.
6.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh Ni
Nengah Widayani bertujuan untuk mengetahui
apakah teknik Supervisi kunjungan kelas yang
dilaksanakan dapat meningkatkan kemampuan
dan profesionalisme guru dalam melak-
sanakan pembelajaran. Metode yang digunakan
untuk mengumpulkan data adalah wawancara
dan observasi. Metode analisis datanya adalah
metode deskriptif.
226
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini
adalah: 1) untuk SD 3 Kesiman kemampuan
guru awal 58,33, pada siklus I naik menjadi
73,33, dan pada siklus II naik menjadi 95,00.
Profesionalisme guru awal masih pada
kategori D, pada siklus I naik menjadi C, dan
pada siklus II naik menjadi A; 2) untuk SD 10,
kemampuan guru awal 56,66, pada siklus I
naik menjadi 71,66, dan pada siklus II naik
menjadi 90,00. Sedangkan profesionalisme
guru awal masih kategori D, pada siklus I
naik menjadi C, dan pada siklus II naik
menjadi A. kesimpulan yang diperoleh dari
penelitian ini adalah supervisi kunjungan kelas
dapat meningkatkan keterampilan dan profe-
sionalisme guru SD 3 dan 10 Kesiman,
Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar,
Provinsi Bali.
Penelitian yang dilakukan oleh
Tatorifasah dilakukan untuk menjawab fokus
penelitian tentang peran kepala sekolah dalam
pelaksanaan supervisi untuk meningkatkan
motivasi kerja guru di SMA Negeri 2 Malang
secara rinci memperoleh gambaran tentang:
1. Teknik supervisi yang digunakan kepala
sekolah untuk meningkatkan motivasi kerja
guru di SMAN 2 Malang;
227
2. Faktor-faktor penunjang kepala sekolah
dalam pelaksanaan supervisi pendidikan
untuk meningkatkan motivasi kerja guru di
SMAN 2 Malang;
3. Faktor-faktor penghambat yang dihadapi
kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi
pendidikan untuk meningkatkan motivasi
kerja guru di SMAN 2 Malang;
4. Solusi yang digunakan oleh kepala sekolah
dalam mengatasi faktor penghambat
pelaksanaan supervisi pendidikan di SMA
Negeri 2 Malang.
Penelitian Tatorifasah ini menggunakan
pendekatan kualitatif, dengan rancangan
penelitian studi kasus. Pada penelitian ini,
prosedur pengumpulan data yang dilakukan
adalah wawancara dan dokumentasi. Peneliti
melakukan analisis data dengan tematik, yaitu
dengan cara mengumpulkan data (data
collection), reduksi data (data reduction),
pengkodean data, dan menyimpulkan data
(Conclusing drawing/verifying).
Persamaan antara penelitian Ni Nengah
Widayani, Tatorifasah dan penelitian yang
penulis lakukan adalah supervisi pendidikan
yang baik, diharapkan mampu untuk
memberikan kontribusi bagi terwujudnya guru
yang berintelektual dan berprestasi kerja tinggi.
228
Selain itu juga dengan supervisi memungkinkan
guru untuk mendapatkan umpan balik secara
cepat dalam memperbaiki aktivitas-aktivitasnya,
memotivasi semua guru untuk meningkatkan
pekerjaannya sehari-hari. Supervisi juga
dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi dan
prestasi kerja guru dalam memperbaiki
pelaksanaan proses belajar-mengajar. Oleh
karena itu kepala sekolah sebagai supervisor
diharapkan mampu untuk memberikan
supervisi agar guru menjadi lebih termotivasi
dan lebih profesional dalam bekerja dan kepala
sekolah juga diharapkan agar trampil untuk
menentukan dan meneliti kegiatan-kegiatan apa
saja yang diperlukan untuk kemajuan
sekolahnya, sehingga tujuan pendidikan dapat
tercapai.
Perbedaan antara penelitian Ni Nengah
Widayani, Tatorifasah dan penelitian yang
penulis lakukan adalah:
1. Penelitian yang dilakukan Ni Nengah
Widayani termasuk dalam penelitian
tindakan kelas.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Tatorifasah
menggunakan pendekatan kualitatif,
dengan rancangan penelitian studi kasus.
229
3. Penelitian yang dilakukan oleh penulis
menggunakan strategi penelitian dan
pengembangan (research & Development).
Adapun produk yang akan dikembangkan
dalam penelitian ini adalah panduan
pelaksanaan supervisi kunjungan kelas
untuk meningkatkan motivasi kerja guru.
Adapun kelebihan penelitian yang telah
dilakukan oleh penulis adalah kepala sekolah
SD Negeri Srondol Kulon 01 dalam kaitannya
dengan peran kepala sekolah sebagai supervisor
dan peran kepala sekolah sebagai motivator,
kepala sekolah sebagai supervisor dan motivator
dengan menggunakan panduan supervisi
kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi
kerja guru, kepala sekolah telah membimbing
dan memberikan motivasi kepada guru untuk
bisa menjadi pendidik dan pengajar yang baik
bagi siswa. Kepala sekolah juga telah
mengarahkan guru untuk bisa mengikuti lomba
guru berprestasi dan membina guru agar
mampu untuk membimbing siswa agar bisa
meraih prestasi di segala bidang. Berdasarkan
pengamatan dan hasil wawancara dengan
kepala sekolah, guru-guru di SD Negeri Srondol
Kulon 01 yang motivasi kerjanya sudah
meningkat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
230
1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja
terus menerus dalam waktu lama, tidak
pernah berhenti sebelum selesai).
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas
putus asa).
3. Kreatif dan inovatif dalam membimbing
siswa sampai mengantarkan siswa menjadi
juara dalam berbagai macam perlombaan.
4. Lebih senang bekerja mandiri.
5. Cepat tanggap terhadap tugas yang
diberikan.
6. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau
sudah yakin akan sesuatu)
7. Senang memberi motivasi kepada sesama
rekan kerja
8. Memberi perhatian yang tulus kepada teman
sejawatnya dan mau menjadi narasumber
bagi teman yang belum memahami materi
pembelajaran
9. Selalu berpikir positif terhadap suatu
kejadian.
10. Mau belajar tentang teknologi informasi dan
komunikasi untuk menunjang proses
pembelajaran
Sebaliknya apabila ada guru yang
memiliki motivasi berprestasi rendah
berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara
231
dengan kepala sekolah, guru yang memiliki
motivasi kerja rendah memiliki ciri-ciri:
1. Bersikap apatis dan tidak percaya diri.
2. Lamban dalam bekerja.
3. Ragu-ragu dalam mengambil keputusan.
Implikasi teori dari supervisi kunjungan
kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru
adalah supervisi kunjungan kelas yang
dilakukan kepala sekolah sebagai supervisor
berkunjung ke kelas mengadakan peninjauan
suasana belajar untuk melihat atau mengamati
guru yang sedang mengajar serta mengamati
kelemahan atau kendala yang dihadapi guru
yang nantinya supervisor dapat menolong guru
dalam memecahkan kesulitan atau kendala
yang dihadapi guru di dalam melaksanakan
proses pembelajaran, yang fungsinya untuk
memajukan cara mengajar dan membantu
dalam meningkatkan kemampuan serta
profesionalisme guru di dalam pelaksanaan
tugasnya. Dengan kata lain, melalui teknik
supervisi kunjungan kelas akan diperoleh data
yang objektif mengenai kesulitan guru di dalam
melaksanakan proses pembelajaran di kelas.
Berdasarkan kesulitan itu, guru akan dibantu
mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi
guru.
232
Teknik kunjungan kelas ini sering
dilakukan oleh kepala sekolah sebagai
supervisor pada saat melakukan kegiatan
supervisi terhadap guru-guru. Penerapan
prinsip dan fungsi teknik kunjungan kelas
tidaklah merupakan hal yang sulit untuk
dilakukan oleh kepala sekolah karena
tujuannya untuk memperoleh data mengenai
keadaan sebenarnya selama guru terlibat dalam
proses pembelajaran di dalam kelas. Dengan
adanya data yang objektif itulah, kepala
sekolah sebagai supervisor dapat melakukan
pembinaan terhadap guru melalui diskusi atau
percakapan pribadi tentang hasil pengamatan
supervisi dengan teknik kunjungan kelas
sehingga upaya perbaikan dan peningkatan
kualitas kemampuan dan profesionalisme guru
dalam proses pembelajaran dapat tercapai
dengan baik.
Supervisi kunjungan kelas untuk
meningkatkan motivasi kerja guru yang
dilakukan Kepala Sekolah SD Negeri Srondol
Kulon 01 di peroleh suatu kesimpulan bahwa
dalam praktek pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas, kepala sekolah melakukan
tindak lanjut supervisi kunjungan kelas sebagai
berikut:
233
1. Dalam pelaksanaannya kegiatan tindak
lanjut supervisi kunjungan kelas sasaran
utamanya adalah kegiatan belajar mengajar
di kelas.
2. Hasil analisis, catatan supervisor, dapat
dimanfaatkan untuk perkembangan
keterampilan mengajar guru atau
meningkatkan profesionalisme guru dan
karyawan, setidak-tidaknya dapat
mengurangi kendala-kendala yang muncul
atau yang mungkin akan muncul.
3. Umpan balik akan memberi pertolongan bagi
supervisor dalam melaksanakan tindak
lanjut supervisi.
4. Dari umpan balik itu pula dapat tercipta
suasana komunikasi yang tidak
menimbulkan ketegangan, menonjolkan
otoritas yang mereka miliki, memberi
kesempatan untuk mendorong guru
memperbaiki penampilan, dan kinerjanya.
5. Dalam melakukan supervisi tersebut kepala
sekolah dapat memberikan motivasi kepada
guru untuk bisa meningkatkan kinerjanya
sehingga proses kegiatan belajar mengajar
dapat terwujud dengan baik.
Guru yang memiliki kinerja yang baik
tentunya memiliki komitmen yang tinggi dalam
pribadinya artinya dalam diri guru tercermin
suatu kepribadian dan dedikasi yang paripurna.
234
Tingkat komitmen guru terbentang dalam satu
garis kontinum, bergerak dari yang paling
rendah menuju paling tinggi. Sedangkan guru
yang memiliki komitmen yang rendah biasanya
kurang memberikan perhatian kepada murid,
demikian pula waktu dan tenaga yang
dikeluarkan untuk meningkatkan mutu
pembelajaran yang sangat sedikit. Sebaliknya
seseorang guru yang memiliki komitmen yang
tinggi biasanya tinggi sekali perhatiannya dalam
bekerja.
Langkah strategis dalam upaya
meningkatkan kinerja guru dapat dilakukan
melalui beberapa terobosan antara lain:
1. Kepala Sekolah harus memahami dan
melakukan tiga fungsi sebagai penunjang
peningkatan motivasi guru antara lain:
a. Membantu guru memahami, memilih dan
merumuskan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
b. Mendorong guru agar mampu dalam
upaya memecahkan permasalahan
pembelajaran yang dihadapi dan dapat
melihat hasil kerjanya.
c. Memberikan pengakuan atau
penghargaan terhadap prestasi kerja
guru secara layak, baik yang diberikan
oleh kepala sekolah maupun yang
235
diberikan semasa guru, staf tata usaha,
siswa, dan masyarakat umum maupun
yang diberikan pemerintah.
d. Mendelegasikan tanggung jawab dan
kewenangan kerja kepada guru untuk
mengelola proses belajar mengajar
dengan memberikan kebebasan atau
aktualisasi diri dalam hal perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi hasil belajar.
e. Membantu memberikan kemudahan
kepada guru dalam proses pengajuan
kenaikan pangkatnya sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
f. Membuat kebijakan sekolah dalam
pembagian tugas guru, baik beban tugas
mengajar, beban administrasi guru
maupun beban tugas tambahan lainnya
harus disesuaikan dengan kemampuan
guru itu sendiri.
g. Melaksanakan tehnik supervisi yang
tepat sesuai dengan kemampuannya dan
sesuai dengan keinginan guru-guru
secara kontinyu dan berkesinambungan
dalam upaya memperbaiki dan
meningkatkan kemampuan guru dalam
proses pembelajaran.
h. Mengupayakan untuk dapat memberikan
kesejahteraan yang lebih baik untuk
semua guru.
236
i. Menciptakan hubungan kerja yang sehat
dan menyenangkan dilingkungan sekolah
baik antara guru dengan kepala sekolah,
guru dengan guru, guru dengan siswa,
guru dengan tata usaha maupun yang
lainnya.
j. Menciptakan dan menjaga kondisi dan
iklim kerja yang sehat dan
menyenangkan di lingkungan sekolah,
terutama di dalam kelas, tempat kerja
yang menyenangkan, alat pelajaran yang
cukup dan bersifat up to date, tempat
beristirahat di sekolah yang nyaman,
kebersihan dan keindahan sekolah,
penerangan yang cukup dan masih
banyak lagi.
k. Memberikan peluang pada semua guru
untuk tumbuh dalam meningkatkan
pengetahuan, meningkatkan keahlian
mengajar, dan memperoleh keterampilan
yang baru.
l. Mengupayakan adanya efek kerja guru di
sekolah terhadap keharmonisan anggota
keluarga, pendidikan anggota keluarga,
dan terhadap kebahagiaan keluarganya.
m. Mewujudkan dan menjaga keamanan
kerja guru tetap stabil dan posisi
kerjanya tetap mantap sehingga guru
merasa aman dalam pekerjaannya.
237
n. Menggerakkan semua guru, karyawan,
siswa dan anggota masyarakat (komite
sekolah) untuk dapat ikut berpartisipasi
mensukseskan semua program-program
pendidikan di sekolah.
o. Menciptakan sekolah sebagai lingkungan
kerja yang harmonis, sehat, dinamis dan
nyaman sehingga segenap anggota dapat
bekerja dengan penuh produktivitas dan
memperoleh kepuasan kerja yang tinggi.
Langkah lain yang dilakukan oleh
sekolah untuk meningkatkan motivasi kerja
guru melalui peningkatan pemanfaatan
teknologi informasi yang sedang berkembang
sekarang ini dan mendorong guru untuk
menguasainya. Melalui teknologi informasi
yang dimiliki baik oleh daerah maupun oleh
individual sekolah, guru dapat melakukan
beberapa hal diantaranya:
1. Melakukan penelusuran dan pencarian
bahan pustaka.
2. Membangun Program Artificial Intelligence
(kecerdasan buatan) untuk memodelkan
sebuah rencana pengajaran.
3. Memberi kemudahan untuk mengakses
apa yang disebut dengan virtual clasroom
ataupun virtual university
238
4. Pemasaran dan promosi hasil karya
penelitian.
Dengan memanfaatkan teknologi
informasi maka guru dapat secara cepat
mengakses materi pengetahuan yang
dibutuhkan sehingga guru tidak terbatas pada
pengetahuan yang dimiliki dan hanya bidang
studi tertentu yang dikuasai tetapi seyogyanya
guru harus mampu menguasai lebih dari
bidang studi yang ditekuninya sehingga bukan
tidak mungkin suatu saat guru tersebut akan
mendalami hal lain yang masih memiliki
hubungan erat dengan bidang tugasnya guna
meningkatkan kinerja ke arah yang lebih baik.
2. Dinas Pendidikan setempat selaku pihak yang
ikut andil dalam mengeluarkan dan
memutuskan kebijakan pada sektor
pendidikan dapat melakukan langkah sebagai
berikut:
a. Memberikan kemandirian kepada
sekolah secara utuh
b. Mengontrol setiap perkembangan
sekolah dan guru.
c. Menganalisis setiap persoalan yang
muncul di sekolah
d. Menentukan alternatif pemecahan
bersama dengan kepala sekolah dan
239
guru terhadap persoalan yang dihadapi
guru.
Penulis melaksanakan kegiatan Focus Group
Discussion tentang Supervisi Kunjungann Kelas
Untuk Meningkatkan Motivasi Kerja Guru Di SD
Negeri Srondol Kulon 01 UPTD Pendidikan
Kecamatan Banyumanik Kota Semarang.
Kegiatan ini dilaksanakan di Rm. Indah Sari
kabupaten Semarang pada tanggal 22 Agustus
2014. Pertanyaan panduan dalam Focus Group
Discussion adalah sebagai berikut:
1. Apakah supervisi kunjungan kelas
mempunyai manfaat? Kalau Ya dalam
hal apa?
2. Kesulitan apa yang di hadapi guru dalam
hal melaksanakan saran-saran yang
diberikan kepala sekolah kepada guru
setelah di lakukan supervisi kunjungan
kelas?
3. Apa yang harus guru lakukan kedepan
untuk melakukan fungsi guru sebagai
agen pembelajaran setelah diadakan
supervisi kunjungan kelas?
240
4. Apa saran-saran guru untuk
mengembangkan supervisi kunjungan
kelas untuk meningkatkan motivasi
kerja guru?
Hasil Focus Group Discussion tentang
Supervisi Kunjungann Kelas Untuk
Meningkatkan Motivasi Kerja Guru Di SD Negeri
Srondol Kulon 01 UPTD Pendidikan Kecamatan
Banyumanik Kota Semarang. Kegiatan ini
dilaksanakan di Rm. Indah Sari kabupaten
Semarang pada tanggal 22 Agustus 2014.
1. Jawaban pertanyaan tentang apakah
supervisi kunjungan kelas mempunyai
manfaat? Kalau ya dalam hal apa?
a. Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebelum menjawab
pertanyaan dari moderator, kepala
sekolah menyakinkan kepada peserta
Focus Group Discussion bahwapenulis
benar-benar melaksanakan penelitian
tentang supervisi kunjungan kelas untuk
meningkatkan motivasi kerja guru di SD
Negeri Srondol Kulon 01. Kepala sekolah
241
mengatakan bahwa hasil yang ditulis
penulis dalam tesis, benar-benar hasil
wawancara antara penulis dengan kepala
sekolah dan hasil wawancara penulis
dengan guru di SD negeri Srondol Kulon
01. Jadi apapun yang ditulis dalam tesis
penulis merupakan kondisi nyata
pelaksanaan supervisi kunjungan kelas
di SD Negeri Srondol Kulon 01. Kepala
Sekolah mengatakan bahwa supervisi
kunjungan kelas mempunyai manfaat
untuk meningkatkan motivasi kerja
guru, sehingga profesionalisme kerja
guru akan semakin meningkat.
b. Sugimin, S.Pd,M.Si
Supervisi kunjungan kelas mempunyai
dua manfaat yaitu manfaat dalam aspek
psikologis dan manfaat dalam aspek
fisik. Aspek psikologis dari pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas yang
dilaksanakan oleh kepala sekolah akan
memberikan semangat dan dorongan
untuk guru. Guru akan merasa
diperhatikan dan merasa diberi
semangat, motivasi dan dorongan untuk
dapat melaksanakan kerja.
242
c. Ida Ayu Adi Wirati, S.Pd
Terjadinya hubungan antara dua arah
antara supervisi dan yang di supervisi
dalam hal ini hubungan antara kepala
sekolah sebagai supervisor dengan guru
sebagai pihak yang disupervisi, sehingga
dengan hubungan dua arah ini
diharapkan kinerja akan menjadi lebih
baik.
d. Amoempoeni, S.Pd
Ya untuk meningkatkan motivasi kerja
dan memberikan semangat guru dalam
melaksanakan tugas. Pemberian motivasi
kepada guru dalam meningkatkan
kedisiplinan dan penguasaan materi
pembelajaran.
2. Jawaban pertanyaan tentang kesulitan
apa yang dihadapi guru dalam hal
melaksanakan saran-saran yang
diberikan kepala sekolah kepada guru
243
setelah dilakukan supervisi kunjungan
kelas?
a. Kepala Sekolah
Supervisi kunjungan kelas yang bagus
itu supervisi yang dilakukan atas
permintaan dari guru. Selain
melaksanakan supervisi kunjungan
kelas yang sudah dijadwalkan dengan
guru, saya selaku kepala sekolah sering
melakukan supervisi kunjungan kelas
secara spontanitas. Hal ini saya lakukan
agar bisa mengetahui proses
pembelajaran yang dilakukan guru
dikelas. Kesulitan yang dihadapi guru SD
Negeri Srondol Kulon 01 adalah dalam
hal penguasaan media pembelajaran
berbasis komputer dan internet. Tidak
semua guru di SD Negeri Srondol Kulon
01 bisa menggunakan komputer dan
internet. Hanya guru-guru yang muda
yang bisa menggunakan media
pembelajaran komputer dan internet.
Guru-guru senior cenderung untuk tidak
mau belajar komputer dan internet
karena merasa bahwa dirinya sudah tu
dan menjelang masa pensiun.
244
b. Sugimin, S.Pd,M.Si
Guru berkeinginan untuk meningkatkan
motivasi dan kualitas kerjanya, namun
ada kendala yang dihadap guru. Kendala
yang dihadapi guru yaitu guru merasa
kekurangan sarana dan prasarana
penunjang program kegiatan belajar
mengajar dikelas.
c. Amoempoeni, S.Pd
Dalam penerapan inovasi pembelajaran
yang aktif, kreatif dan inovatif kadang
kala sulit untuk diterapkan guru karena
penerapan inovasi pembelajaran yang
aktif, kreatif dan inovatif ini tergantung
pada kemampuan SDM guru masing-
masing. Selain itu dalam implementasi
kurikulum 2013 sarana dan prasarana
yang ada di SD Negeri Srondol Kulon 01
sangat terbatas. Peralatan IT juga kurang
memadai sehingga guru kesulitan dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Dana yang di miliki sekolah dalam
245
penyediaan sarana dan prasarana hanya
terbatas dari dana BOS.
3. Jawaban pertanyaan tentang apa yang
harus guru lakukan kedepan untuk
melakukan fungsi guru sebagai agen
pembelajaran setelah diadakan supervisi
kunjungan kelas?
a. Kepala Sekolah
Guru diharapkan senantiasa melakukan
inovasi-inovasi dalam pelaksanaan
proses pembelajaran sehingga guru akan
lebih kreatif dan inovatif dalam
menjalankan kegiatan belajar mengajar
di kelas.
b. Ida Ayu Adi Wirati, S.Pd
Pelaksanaan supervisi kunjungan kelas
akan memberikan semangat, dorongan
dan motivasi kepada guru agar bisa
menjadi lebih profesional dalam bekerja.
Guru diharapkan juga tertib
administratif, guru lebih berinovasi
dalam membuat media pembelajaran.
246
Guru mengajar sesuai dengan RPP yang
telah ditulis.
c. Amoempoeni, S.Pd
Seharusnya guru melakukan perubahan
terutama dalam hal proses pembelajaran
agar lebih menjadi aktif, kreatif dan
inovatif.
d. Sugimin, S.Pd,M.Si
Guru melakukan pendekatan model
pembelajaran yang kreatif dan inovatif
terutama dengan memanfaatkan limbah-
limbah yang tidak terpakai di sekitar
sekolah maupun di sekitar rumah.
4. Apa saran-saran guru untuk
mengembangkan supervisi kunjungan
kelas untuk meningkatkan motivasi
kerja guru?
a. Kepala Sekolah
Supervisi kunjungan kelas bisa
dilaksanakan secara berkelanjutan.
Supervisi kunjungan kelas bisa
247
dilakukan dengan berbagai cara
diantaranya dengan pemberitahuan
terlebih dahulu kepada guru yang akan
di supervisi, supervisi yang dilakukan
secara mendadak tanpa pemberitahuan
terlebih dahulu, supervisi kunjungan
kelas atas permintaan guru sendiri.
b. Ida Ayu Adi Wirati, S.Pd
Supervisi kunjungan kelas dilaksanakan
secara berkesinambungan dan
dilanjutkan dengan diadakan tindak
lanjut atau evaluasi terhadap hasil
pelaksanaan supervisi kunjungan kelas.
c. Amoempoeni, S.Pd
Paling tidak kepala sekolah mengadakan
supervisi kunjungan kelas secara rutin
minimal satu minggu sekali, baik
dilaksanakan melalui pemberitahuan
terlebih dahulu atau pun tidak
diberitahu terlebih dahulu. Untuk
kedepannya kepala sekolah diharapkan
untuk mengadakan workshop IT, dan
menyediakan alat peraga yang
248
dibutuhkan guru sesuai dengan mata
pelajaran. Serta adanya pemberian
perhatian dan penghargaan untuk guru
yang berprestasi dan guru yang telah
melakukan perubahan pembelajaran
yang aktif kreatif dan inovatif.
d. Sugimin, S.Pd,M.Si
Supervisi kunjungan kelas hendaknya
rutin dilaksanakan oleh kepala sekolah
sehingga guru akan merasa diperhatikan
oleh kepala sekolah. Dan dilanjutkan
dengan adanya evaluasi dan tindak
lanjut akan hasil supervisi kunjungan
kelas.
Dari hasil Focus Group Discussion yang
telah dilakukan pada tanggal 22 Agustus 2014,
penulis dapat menyimpulkan bahwa kepala
sekolah dalam rangka meningkatkan motivasi
kerja guru, kepala sekolah mempunyai peranan
yang sangat besar. Dari hasil wawancara dengan
Kepala Sekolah SD Negeri Srondol Kulon 01
penulis dapat mendeskripsikan upaya yang
dilakukan Kepala Sekolah, yaitu membantu
guru dalam kesiapan mengajar. Keseluruhan
kegiatan guru di dalam kelas maupun di luar
249
kelas sangat membutuhkan kesabaran,
ketekunan, kelincahan, ketrampilan dan selalu
mempunyai inovasi-inovasi baru. Salah satu
tugas pokoknya sebagai pendidikan adalah
persiapan mengajar, yaitu hal-hal yang
dipersiapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Upaya yang lain adalah dengan membantu guru
dalam mengelola kelas. Pengelolaan kelas
merupakan bagian dari tugas guru yang
dibimbing oleh supervisor atau kepala sekolah.
Hal ini penting dilakukan karena selain dapat
memperlancar dalam proses belajar mengajar,
pengelolaan kelas yang baik juga dapat
menentukan mutu pendidikan yang berkualitas.
Hal ini didasarkan pada pendapat bahwa
pendukung utama tercapainya tujuan
pembelajaran adalah kelas yang baik dalam arti
seluas-luasnya.
Proses belajar mengajar merupakan satu
kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan
antara pendidik dan peserta didik. Guru
merupakan sebuah profesi yang membutuhkan
keahlian khusus sebagai tenaga yang
profesional. Keberhasilan peserta didik
dipengaruhi oleh keprofesionalan guru yang
mampu mengorganisir seluruh pengalaman
belajar, sedangkan kepala sekolah mempunyai
tugas untuk membantu, memberikan stimulus
dan mendorong guru untuk bekerja secara
250
optimal. Agar pelaksanaan tugas-tugas itu dapat
dikerjakan dengan baik, maka kepala sekolah
dituntut mempunyai berbagai cara dan teknik
supervisi terutama yang berhubunganya
dengan pelaksanaan tugas-tugas guru dan
karyawan, dan pertumbuhan jabatan. Karena
kepala sekolah sebagai pemimpin utama dan
penggerak dalam pelaksanaan pendidikan dan
pembelajaran.
Lebih lanjut penulis dapat
menyimpulkan dari hasil focus group discussion
bahwa setiap guru perlu menumbuhkan etos
kerja secara IPTEK dan IMTAK karena pekerjaan
yang ditekuninya bernilai ibadah. Hasil yang
diperoleh dari pekerjaannya juga dapat
digunakan sebagai kepentingan ibadah,
termasuk didalamnya mencukupi ekonomi
keluarga. Oleh karena itu, seleksi memilih
pekerjaan dan menumbuhkan etos kerja yang
didasarkan pada IPTEK dan IMTAK menjadi satu
keharusan bagi semua pekerja. Tak terkecuali
profesi guru, seorang guru perlu bekerja dengan
sungguh-sungguh, sehingga proses belajar
mengajar dapat dengan mudah dicapai dengan
hasil yang memuaskan. Faktor terpenting dalam
diri seorang beraktifitas dalam kehidupan
sehari-hari adalah sikap kepribadiannya.
Karena ciri-ciri khas kepribadian seorang
nampak dalam ia melakukan pekerjaan.
251
Kenyataannya ini semakin berlaku dalam
pekerjaan seorang guru yang mendidik generasi
muda di sekolah.
Usaha-usaha yang telah dilakukan oleh
kepala sekolah SD Negeri Srondol Kulon 01
dalam meningkatkan motivasi kerja guru
melalui supervisi kunjungan kelas antara lain:
1. Menjalin hubungan yang harmonis
terhadap tenaga pengajar (para guru)
2. Memberikan kesejahteraan kepada guru
dalam hal ini apabila ada guru PNS
yang belum sertifikasi maka kepala
sekolah akan mengusulkan agar guru
tersebut bisa memperloleh sertifikasi,
demikian pula untuk guru honorer yang
belum memperoleh tunjangan
fungsional atau tunjangan bansos atau
tunjangan kesra akan di usulkan agar
bisa memperoleh tunjangan tersebut.
3. Kepala sekolah mengkontrol dan
mengevaluasi kinerja setiap guru
dalam menjalankan tugas mereka.
4. Kepala Sekolah dalam melakukan
penilaian unjuk kerja guru dilakukan
secara obyektif.
252
5. Pembinaan terhadap guru dan
karyawan dilaksanakan Kepala Sekolah
dengan pendekatan yang manusiawi.
Kepala sekolah telah menghindarkan
bentuk pembinaan yang
menegangkan. Dengan cara
demikian guru yang melakukan
kesalahan dengan kesadaran sendiri
akan memperbaikinya.
6. Kepala sekolah memberi kebebasan
penuh kepada guru untuk
melaksanakan tugas pembelajaran
sesuai dengan bidangnya masing-
masing.
7. Yang lebih utama menurut Kepala SD
Negeri Srondol Kulon 01 adalah ingin
menjaga kualitas pembelajaran yang
tinggi.
8. Memberikan perhatian dan
penghargaan kepada guru.
Kepala sekolah mengikutkan guru dalam
kegiatan MGMP, penataran, pelatihan-pelatihan,
program-program penataran atau kursus-
kursus, kegiatan ilmiah-ilmiah, pendidikan
lanjutan. Untuk meningkatkan profesionalisme
guru, pihak sekolah mewajibkan para guru
253
mengikuti Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) baik di tingkat kecamatan maupun
kabupaten. Selain itu sikap pro-aktif dari guru
dalam mengembangkan wawasan kependidikan
sesuai dengan bidangnya, ini dapat dilakukan
dengan keikutsertaan guru dalam pelatihan-
pelatihan yang telah ditetapkan. Selain itu perlu
adanya pemberian perhatian dan penghargaan
untuk guru agar motivasi kerjanya meningkat.
Penulis juga melakukan wawancara
secara mendalam dengan kepala sekolah setelah
kepala sekolah menggunakan panduan
pelaksanaan supervisi kunjungan kelas untuk
meningkatkan motivasi kerja guru.
Adapun pertanyaan yang diajukan oleh
penulis kepada kepala sekolah sebagai berikut:
1. Apakah bapak sudah menggunakan buku
panduan pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas untuk meningkatkan
motivasi kerja guru?
2. Hasil penggunaan panduan pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas untuk
meningkatkan motivasi kerja guru di
sekolah SD Negeri Srondol Kulon 01?
254
3. Apakah kekuatan buku paduan
pelaksanaan supervisi kunjungan kelas
untuk meningkatkan motivasi kerja guru
di SD Negeri Srondol Kulon 01?
4. Apakah kelemahan buku paduan
pelaksanaan supervisi kunjungan kelas
untuk meningkatkan motivasi kerja guru
di SD Negeri Srondol Kulon 01?
5. Hambatan Bapak melakukan supervisi
kunjungan kelas menggunakan panduan
pelaksanaan supervisi kunjungan kelas
untuk meningkatkan motivasi kerja guru?
6. Apakah buku panduan pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas untuk
meningkatkan motivasi kerja guru bisa
dikembangkan di sekolah lain?
Jawaban kepala sekolah pada saat di
wawancara sebagai berikut:
1. Saya sudah menggunakan buku
panduan pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas untuk meningkatkan
motivasi kerja guru. Buku panduan ini
sebagai bahan masukan saya untuk
melaksanakan program supervisi
kunjungan kelas di SD Negeri Srondol
Kulon 01.
255
2. Hasil penggunaan panduan pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas untuk
meningkatkan motivasi kerja guru di
sekolah SD Negeri Srondol Kulon 01
adalah bahwa saya sebagai kepala
sekolah bisa membimbing, mendorong
dan meningkatkan motivasi kerja guru
dalam proses kegiatan pembelajaran,
terutama guru-guru di SD Negeri Srondol
Kulon 01 bisa membimbing siswa untuk
memperoleh prestasi pada kegiatan
akademik maupun kegiatan non
akademik.
3. Kekuatan buku paduan pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas untuk
meningkatkan motivasi kerja guru di SD
Negeri Srondol Kulon 01 adalah bahwa
buku panduan ini bisa menjadi bahan
acuan saya dalam melaksanakan
supervisi kunjungan kelas.
4. Kelemahan buku panduan pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas untuk
meningkatkan motivasi kerja guru di SD
Negeri Srondol Kulon 01 adalah dalam
buku panduan belum semuanya strategi
yang harus dilakukan oleh kepala
sekolah dalam meningkatkan motivasi
kerja guru yang efektif dan efisien dapat
dilakukan oleh kepala sekolah.
256
5. Hambatan kepala sekolah dalam
melakukan supervisi kunjungan kelas
menggunakan panduan pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas untuk
meningkatkan motivasi kerja guru
adalah bahwa saya kadang kala lupa
tentang urutan tahapan panduan
pelaksanaan supervisi kunjungan kelas
untuk meningkatkan motivasi kerja guru
yang terdapat pada buku panduan ini.
Saya melakukan supervisi kunjungan
kelas kadang kala masih menggunakan
seperti yang biasa saya lakukan pada
saat melaksanakan tugas sebagai
supervisor.
6. Buku panduan pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas untuk meningkatkan
motivasi kerja guru ini menurut saya
bisa dikembangkan di sekolah lain, hal
ini karena buku panduan ini
memberikan suatu masukan bagi kepala
sekolah dalam melaksanakan tugas
sebagai supervisor dan motivator bagi
guru.
Hasil wawancara dengan kepala sekolah
SD Negeri Srondol Kulon 01 dapat penulis ambil
kesimpulan bahwa buku panduan pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan
motivasi kerja guru mempunyai manfaat bagi
kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan
supervisi kunjungan kelas di sekolah. Buku
257
panduan yamg disusun oleh penulis ini bisa
menjadi bahan acuan bagi kepala sekolah dalam
melaksanakan tugasnya sebagai supervisor dan
motivator bagi guru. Buku panduan
pelaksanaan supervisi kunjungan kelas untuk
meningkatkan motivasi kerja guru ini menurut
penulis dapat digunakan tidak hanya di SD
Negeri Srondol Kulon 01, namun bisa juga
digunakan sebagai acuan bagi kepala sekolah di
sekolah lainnya.