bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1. gambaran … · 2019. 10. 1. · 33 bab iv hasil...

32
33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SMP Negeri 2 Suruh merupakan salah satu sekolah yang memiliki akreditasi A. Sekolah ini berlokasi di Jalan Salatiga-Dadapayam Km. 11, Cukilan, Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah. Kepala sekolah yang menjabat di SMP 2 Suruh pada tahun ini, yaitu Ibu Umi Mazro’ah, S. Pd. SMP Negeri 2 Suruh memiliki 23 guru, 278 peserta didik laki-laki, 236 peserta didik perempuan, dan terdapat 16 ruang kelas, 2 laboratorium, satu buah ruang perpustakaan, koperasi, serta kantin sekolah. Kurikulum yang diterapkan pada tahun ajaran ini adalah kurikulum 2013 untuk kelas VII dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk kelas VIII dan IX. Selama observasi yang peneliti lakukan di sekolah, peneliti mendapati peserta didik yang telah sadar akan kebersihan lingkungan, memiliki rasa tanggung jawab, dan kedisiplinan yang tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari lingkungan SMP N 2 Suruh yang luas dan kebersihannya terjaga karena peserta didik sadar akan kebersihan. Sebagai contoh konkretnya adalah mereka membuang sampah pada tempatnya, mematuhi dan menjalankan jadwal piket kelas dengan tanggung jawab, serta membersihkan tempat ibadah atau ruang sekolah selain kelas secara bersama-sama. Selama peneliti melakukan penelitian belum pernah sekalipun mendapati peserta didik yang terlambat. Hal tersebut menunjukkan bahwa peserta didik memiliki tanggung jawab dan kedisiplinan yang tinggi. Selain itu guru, staf, dan karyawan juga memiliki tanggung jawab yang tinggi. Hal tersebut terlihat pada guru yang tepat waktu dalam mengajar, baik pada saat awal pembelajaran (masuk kelas) atau mengakhiri pembelajaran. Staf di SMP Negeri 2 Suruh juga memberikan pelayanan dengan baik kepada peserta didik, guru, atau pun teman sejawatnya. Begitu pula dengan karyawan disana, pelaksanaan tugas pokok dan tugas tambahan dilakukan dengan baik.

Upload: others

Post on 12-Feb-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 33

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1. Gambaran Umum

    SMP Negeri 2 Suruh merupakan salah satu sekolah yang memiliki

    akreditasi A. Sekolah ini berlokasi di Jalan Salatiga-Dadapayam Km. 11, Cukilan,

    Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah. Kepala sekolah

    yang menjabat di SMP 2 Suruh pada tahun ini, yaitu Ibu Umi Mazro’ah, S. Pd.

    SMP Negeri 2 Suruh memiliki 23 guru, 278 peserta didik laki-laki, 236 peserta

    didik perempuan, dan terdapat 16 ruang kelas, 2 laboratorium, satu buah ruang

    perpustakaan, koperasi, serta kantin sekolah. Kurikulum yang diterapkan pada

    tahun ajaran ini adalah kurikulum 2013 untuk kelas VII dan Kurikulum Tingkat

    Satuan Pendidikan untuk kelas VIII dan IX.

    Selama observasi yang peneliti lakukan di sekolah, peneliti mendapati

    peserta didik yang telah sadar akan kebersihan lingkungan, memiliki rasa

    tanggung jawab, dan kedisiplinan yang tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari

    lingkungan SMP N 2 Suruh yang luas dan kebersihannya terjaga karena peserta

    didik sadar akan kebersihan. Sebagai contoh konkretnya adalah mereka

    membuang sampah pada tempatnya, mematuhi dan menjalankan jadwal piket

    kelas dengan tanggung jawab, serta membersihkan tempat ibadah atau ruang

    sekolah selain kelas secara bersama-sama. Selama peneliti melakukan penelitian

    belum pernah sekalipun mendapati peserta didik yang terlambat. Hal tersebut

    menunjukkan bahwa peserta didik memiliki tanggung jawab dan kedisiplinan

    yang tinggi.

    Selain itu guru, staf, dan karyawan juga memiliki tanggung jawab yang

    tinggi. Hal tersebut terlihat pada guru yang tepat waktu dalam mengajar, baik

    pada saat awal pembelajaran (masuk kelas) atau mengakhiri pembelajaran. Staf di

    SMP Negeri 2 Suruh juga memberikan pelayanan dengan baik kepada peserta

    didik, guru, atau pun teman sejawatnya. Begitu pula dengan karyawan disana,

    pelaksanaan tugas pokok dan tugas tambahan dilakukan dengan baik.

  • 34

    4.2. Deskripsi Per Siklus

    Siklus yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada desain PTK dari

    Kemmis dan McTaggart dimana observasi dilakukan bersamaan dengan

    pelaksanaan. Terdapat dua siklus yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini.

    Setiap siklus dapat dijelaskan sebagai berikut.

    Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas VIII B SMP N 2 Suruh

    setiap hari Selasa dan Kamis yang dimulai tanggal 9 Januari 2018.

    a. Siklus 1 terdiri dari tiga pertemuan:

    Hari Selasa, 9 Januari 2018 pukul 08. 50-10. 10 WIB

    Hari Kamis, 11 Januari 2018 pukul 07. 30-08. 50 WIB

    Hari Selasa, 16 Januari 2018 pukul 08. 50-10. 10 WIB

    b. Siklus 2 terdiri dari tiga pertemuan:

    Hari Kamis, 18 Januari 2018 pukul 07. 30-08. 50 WIB

    Hari Selasa, 23 Januari 2018 pukul 08. 50-10. 10 WIB

    Hari Kamis, 25 Januari 2018 pukul 07. 30-08. 50 WIB

    Materi perbaikan pembelajaran adalah Standar Kompetensi 5. Memahami

    usaha persiapan kemerdekaan yang terdiri dari dua Kompetensi Dasar yaitu KD 5.

    1 Menjelaskan proses persiapan kemerdekaan Indonesia dan KD 5. 2

    Mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya

    negara kesatuan RI. Jumlah peserta didik kelas VIII B sebanyak 36 terdiri dari 20

    peserta didik laki-laki dan 16 peserta didik perempuan.

    Pelaksanaan perbaikan pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan

    motivasi dan hasil belajar peserta didik kelas VIII B SMP N 2 Suruh, maka

    peneliti mengembangkan rencana penelitian tindakan kelas berupa penggunaan

    model pembelajaran Team Game Tournament (TGT) berbantu media powerpoint

    berbasis video didalam kelas. Penelitian ini sabanyak dua siklus dan masing-

    masing siklus terdiri dari persiapan/perencanaan, pelaksanaan tindakan,

    observasi/pengamatan, dan refleksi.

  • 35

    4.2.1. Pra Siklus

    Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 2 Suruh dengan subjek penelitian

    yaitu kelas VIII B SMP N 2 Suruh, dengan jumlah peserta didik sebanyak 36 yang

    terdiri dari 20 laki-laki dan 16 perempuan. Kelas VIII B SMP N 2 Suruh dijadikan

    objek penelitian karena menurut hasil pengamatan, motivasi peserta didik dalam

    mengikuti pembelajaran masih rendah. Data ini diperoleh dari observasi awal dan

    pembagian kuesioner/angket kepada peserta didik kelas VIII B yang dilakukan

    penulis sebelum merumuskan tindakan penelitian. Selain itu penulis juga

    melakukan wawancara terhadap beberapa peserta didik dan guru mata pelajaran

    yang bersangkutan. Peneliti berpendapat perlu adanya metode atau strategi baru

    untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga membantu peserta didik lebih

    termotivasi dan akhirnya akan berdampak pada hasil belajarnya.

    Hasil wawancara terhadap beberapa peserta didik mengatakan bahwa

    pembelajaran kurang menarik, monoton, guru menggunakan metode konvensional

    dengan ceramah, dan media yang digunakan kurang bervariasi. Sementara itu hasil

    wawancara dengan salah satu guru IPS di SMP N 2 Suruh yang mengatakan bahwa

    masih banyak peserta didik yang pasif, mengantuk, kurang/tidak memiliki motivasi

    dalam mengikuti pembelajaran IPS, serta berbicara dengan rekannya saat

    dijelaskan. Peserta didik hanya mendengarkan dan mencatat saja tanpa mau

    bertanya, sehingga tidak tercipta proses belajar yang diharapkan yang salah

    satunya yaitu menjadikan peserta didik aktif yang ditandai dengan semangat

    belajar dari peserta didik.

    4.2.2. Siklus 1

    4.2.2.1.Tahap Persiapan/Perencanaan Tindakan

    Tahap pertama dalam siklus satu ini adalah menyusun Rencana

    Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan diajarkan sesuai dengan SK 5 yaitu

    Memahami usaha persiapan kemerdekaan dengan KD yaitu 5. 1 Menjelaskan

    proses persiapan kemerdekaan Indonesia.

  • 36

    Langkah-langkah tahap perencanaan yaitu sebagai berikut:

    a. Membuat RPP menggunakan model belajar Team Game Tournament

    (TGT).

    b. Menyiapkan lembar observasi, untuk melihat kegiatan pembelajaran yang

    dilakukan guru dan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

    c. Membuat alat evaluasi belajar untuk peserta didik kerjakan secara

    individu.

    d. Menyiapkan kuesioner (angket) yang akan diisi oleh peserta didik setelah

    pembelajaran selesai atau diluar jam pelajaran.

    4.2.2.2.Tahap Pelaksanaan Tindakan

    Tahap pelaksanaan adalah dimana pada tahap ini akan dilakukan perlakuan

    pembelajaran yang berupaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar

    peserta didik pada mata pelajaran IPS. Pada tahap ini akan dilakukan dengan

    menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun

    sebelumnya.

    Skenario pembelajaran akan dilakukan dengan menggunakan model

    belajar Team Game Tournament (TGT) menggunakan media powerpoint berbasis

    video pada setiap siklusnya. Pertemuan akan dilaksanakan selama 6 jam pelajaran

    (3 x 80 menit) disetiap siklus. Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai guru dan

    akan didampingi oleh observer yang akan mengamati selama kegiatan

    pembelajaran berlangsung.

    Adapun tahap pelaksanaannya sebagai berikut:

    Pertemuan Pertama

    Materi:

    - Terbentuknya BPUPKI

    - Sidang BPUPKI dan Perumusan Dasar Negara

    A. Kegiatan Awal (5 menit)

    Kegiatan yang dilakukan oleh guru antara lain:

    1) Mengucapkan salam pembuka dan berdoa

    2) Melakukan pengkondisian kelas dan peserta didik

  • 37

    3) Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu KD 5. 1 Menjelaskan proses

    persiapan kemerdekaan Indonesia

    4) Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan yaitu pemberian

    kuis dan ulangan harian

    5) Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan yaitu Team

    Game Tournament (TGT)

    6) Apersepsi dan motivasi kepada peserta didik

    B. Kegiatan Inti

    Eksplorasi (20 menit)

    Guru melakukan berbagai hal sebagai berikut:

    1) Melibatkan peserta didik untuk mencari informasi tentang proses

    persiapan kemerdekaan Indonesia yang akan dipelajari dari berbagai

    sumber;

    2) Menggunakan pendekatan pembelajaran TGT, media powerpoint, dan

    sumber belajar lain untuk menyampaikan materi proses persiapan

    kemerdekaan Indonesia;

    3) Menyajikan video yang berhubungan dengan proses persiapan

    kemerdekaan Indonesia;

    4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses belajar mengajar yaitu

    dengan melakukan diskusi, tanya jawab, presentasi hasil, dll; dan

    5) Menfasilitasi peserta didik jika ada materi yang kurang jelas atau hal lain

    yang berhubungan.

    Elaborasi (30 menit)

    Guru melakukan proses pembelajaran sebagai berikut:

    1) Guru memandu peserta didik untuk mengkaji buku sumber atau referensi

    untuk membahas alasan Jepang membentuk BPUPKI, sidang BPUPKI,

    dan perumusan dasar negara;

    2) Tanya jawab mengenai materi pembentukan BPUPKI, sidang BPUPKI,

    dan perumusan dasar negara;

    3) Peserta didik dibagi menjadi 6 kelompok dan setiap kelompok terdapat 6

    peserta didik;

  • 38

    4) Memberikan peserta didik bahan diskusi berupa kuis sebanyak 10 soal

    beserta jawaban yang disusun secara acak;

    5) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertukar pendapat,

    menganalisis kuis, menyelesaikan kuis, dan bertindak tanpa ragu-ragu;

    6) Memberi arahan kepada peserta didik dalam pembelajaran kooperatif;

    7) Mendampingi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan

    prestasi belajar;

    8) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyajikan hasil

    kerja, baik individu maupun kelompok.

    Konfirmasi (20 menit)

    Pada tahap konfirmasi guru melakukan hal sebagai berikut:

    1) Tanya jawab mengenai materi proses persiapan kemerdekaan Indonesia

    yang belum dipahami peserta didik;

    2) Meluruskan kesalahpahaman, memberi penguatan dan kesimpulan.

    C. Kegiatan Penutup (5 menit)

    Pada akhir kegiatan yaitu kegiatan penutup guru melakukan hal sebagai

    berikut:

    1) Guru bersama dengan peserta didik menyimpulkan materi tentang proses

    persiapan kemerdekaan Indonesia;

    2) Guru meminta peserta didik menyimpulkan nilai atau manfaat apa yang

    didapat pada pembelajaran tentang proses persiapan kemerdekaan

    Indonesia yang telah selesai dibahas;

    3) Guru memberikan reward kepada kelompok yang memperoleh skor

    tertinggi;

    4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut yaitu berupa remidi, program

    pengayaan, layanan konseling atau pemberian tugas;

    5) Menyampaikan materi yang akan dipelajari selanjutnya yaitu pembentukan

    PPKI dan perannya;

    6) Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam penutup.

  • 39

    Pertemuan Kedua

    Materi:

    - Pembentukan PPKI

    - Peran PPKI

    A. Kegiatan Awal (5 menit)

    Kegiatan yang dilakukan oleh guru antara lain:

    1) Mengucap salam pembuka dan berdoa

    2) Melakukan pengkondisian kelas dan peserta didik

    3) Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu KD 5. 1 Menjelaskan proses

    persiapan kemerdekaan Indonesia materi pembentukan PPKI dan perannya

    4) Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan yaitu pemberian

    kuis dan ulangan harian

    5) Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan yaitu Team

    Game Tournament (TGT)

    6) Apersepsi dan motivasi kepada peserta didik

    B. Kegiatan Inti

    Eksplorasi (20 menit)

    Guru melakukan berbagai hal sebagai berikut:

    1) Melibatkan peserta didik mencari informasi tentang proses persiapan

    kemerdekaan Indonesia materi pembentukan PPKI dan perannya dari

    berbagai sumber;

    2) Menggunakan pendekatan pembelajaran TGT, media powerpoint, dan

    sumber belajar lain untuk menyampaikan materi pembentukan PPKI dan

    perannya yang akan dipelajari;

    3) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses belajar mengajar yaitu

    dengan melakukan diskusi, tanya jawab, presentasi hasil, dll; dan

    4) Menfasilitasi peserta didik jika ada materi pembentukan PPKI dan

    perannya yang kurang jelas atau hal lain yang berhubungan.

  • 40

    Elaborasi (30 menit)

    Guru melakukan proses pembelajaran sebagai berikut:

    1) Guru memandu peserta didik untuk mengkaji buku sumber atau referensi

    untuk membahas alasan mengapa dibentuk PPKI dan perannya dalam

    proses persiapan kemerdekaan Indonesia;

    2) Tanya jawab mengenai materi pembentukan PPKI dan perannya yang

    telah dibahas;

    3) Meminta peserta didik secara berkelompok terdiri dari 9 orang (satu baris)

    untuk memperdalam materi dengan cara membaca kembali;

    4) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertukar pendapat,

    menganalisis kuis, menyelesaikan kuis, dan bertindak tanpa ragu-ragu;

    5) Memberi arahan kepada peserta didik dalam pembelajaran kooperatif;

    6) Mendampingi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan

    prestasi belajar;

    7) Memfasilitasi peserta didik mengeksplorasi pengetahuannya dengan cara

    memberikan kuis dalam bentuk pernyataan sejumlah 20 (dikerjakan secara

    tim);

    8) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyajikan hasil

    kerja, baik individu maupun kelompok.

    Konfirmasi (20 menit)

    Pada tahap konfirmasi guru melakukan hal sebagai berikut:

    1) Tanya jawab tentang pembentukan PPKI dan perannya yang belum

    dipahami peserta didik;

    2) Meluruskan kesalahpahaman, memberi penguatan dan kesimpulan;

    3) Memberikan motivasi agar peserta didik lebih aktif dalam proses

    pembelajaran.

    C. Kegiatan Penutup (5 menit)

    Pada akhir kegiatan yaitu kegiatan penutup guru melakukan hal sebagai

    berikut:

    1) Guru bersama dengan peserta didik menyimpulkan materi pembentukan

    PPKI dan perannya yang telah dibahas;

  • 41

    2) Guru meminta peserta didik menyimpulkan nilai atau manfaat apa yang

    didapat pada pembelajaran yang telah selesai dibahas;

    3) Guru memberikan reward kepada kelompok yang memperoleh skor

    tertinggi;

    4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut yaitu berupa remidi, program

    pengayaan, layanan konseling atau memberikan tugas;

    5) Menyampaikan materi yang akan dipelajari selanjutnya yaitu KD 5. 2

    Peristiwa Sekitar Proklamasi dan Terbentuknya NKRI;

    6) Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam penutup.

    4.2.2.3.Tahap Observasi/ pengamatan

    Pada tahap ketiga ini adalah melakukan observasi terhadap penelitian

    tindakan kelas. Pengamatan yang dilakukan adalah untuk mengetahui sejauh mana

    peningkatan motivasi peserta didik setelah diberikan perlakuan menggunakan

    model belajar TGT pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan media

    powerpoint berbasis video, pengamatan ini diperoleh dengan menggunakan

    lembar observasi. Untuk mengetahui motivasi belajar peserta didik peneliti juga

    menggunakan lembar kuesioner untuk mengukurnya dan untuk mengukur hasil

    belajar peserta didik peneliti menggunakan tes tertulis dalam bentuk pilihan

    ganda.

    4.2.2.4.Tahap Refleksi

    Peneliti melakukan refleksi pembelajaran yang telah berlangsung terhadap

    kegiatan pembelajaran dari pertemuan pertama disiklus pertama. Adapun refleksi

    dilakukan dengan:

    a. Melakukan evaluasi terhadap motivasi, hasil belajar dan ketepatan waktu

    dalam setiap tahap pelaksanaan.

    b. Membahas hasil evaluasi.

    c. Memperbaiki pelaksanaan tindakan kelas sesuai hasil dari evalusi yang

    dilakukan agar siklus berikutnya hasilnya lebih baik lagi.

  • 42

    4.2.3. Siklus 2

    4.2.3.1.Tahap Persiapan/Perencanaan Tindakan

    Tahap pertama dalam siklus dua ini adalah memperbaiki model

    pembelajaran Team Game Tournament (TGT) menggunakan media powerpoint

    berbasis video berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama. Untuk tahap

    perbaikan ini peneliti telah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

    yang akan diajarkan sesuai dengan Kompetensi Dasar yaitu KD 5. 2

    Mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya

    NKRI.

    Langkah-langkah tahap perencanaan yaitu sebagai berikut:

    a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model belajar

    Team Game Tournament (TGT).

    b. Menyiapkan lembar observasi, untuk melihat kegiatan pembelajaran yang

    dilakukan guru dan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

    c. Membuat alat evaluasi belajar untuk peserta didik kerjakan secara

    individu.

    d. Menyiapkan lembar kuesioner yang akan diisi oleh peserta didik setelah

    pembelajaran selesai atau diluar jam pelajaran dengan modifikasi yang

    lebih baik.

    4.2.3.2.Tahap Pelaksanaan Tindakan

    Pada tahap ini peneliti akan melakukan perbaikan tindakan dengan

    melaksanakan pembelajaran yang berpacu dengan Rencana Pelaksanaan

    Pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPS yang telah disusun sebelumnya.

    Adapun tahap pelaksanaannya sebagai berikut:

  • 43

    Pertemuan Pertama

    Materi:

    - Perbedaan perspektif antara golongan muda dan tua

    - Kronologi proklamasi kemerdekaan Indonesia

    - Kronologi proses penyebaran berita proklamasi

    A. Kegiatan Awal (5 menit)

    Kegiatan yang dilakukan oleh guru antara lain:

    1) Mengucap salam pembuka dan berdoa

    2) Melakukan pengkondisian kelas dan peserta didik

    3) Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu KD 5. 2 Mendeskripsikan

    peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya NKRI

    4) Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan

    5) Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan yaitu Team

    Game Tournament (TGT)

    6) Apersepsi dan motivasi kepada peserta didik

    B. Kegiatan Inti

    Eksplorasi (20 menit)

    Guru melakukan berbagai hal sebagai berikut:

    1) Melibatkan peserta didik mencari informasi tentang peristiwa sekitar

    proklamasi dan proses terbentuknya NKRI yang akan dipelajari dari

    berbagai sumber;

    2) Menggunakan pendekatan pembelajaran TGT, media powerpoint, dan

    sumber belajar lain untuk menyampaikan materi peristiwa sekitar

    proklamasi dan proses terbentuknya NKRI yang akan dipelajari;

    3) Menyajikan video yang berhubungan dengan materi peristiwa sekitar

    proklamasi dan proses terbentuknya NKRI;

    4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses belajar mengajar yaitu

    dengan melakukan diskusi, tanya jawab, presentasi hasil, dll; dan

  • 44

    5) Menfasilitasi peserta didik jika ada materi peristiwa sekitar proklamasi dan

    proses terbentuknya NKRI yang kurang jelas atau hal lain yang

    berhubungan.

    Elaborasi (30 menit)

    Guru melakukan proses pembelajaran sebagai berikut:

    1) Guru memandu peserta didik untuk mengkaji buku sumber atau referensi

    untuk membahas peristiwa sekitar proklamasi;

    2) Tanya jawab mengenai materi peristiwa sekitar proklamasi dan proses

    penyebaran berita proklamasi yang telah dibahas;

    3) Memberi arahan kepada peserta didik dalam pembelajaran kooperatif;

    4) Mendampingi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan

    prestasi belajar;

    5) Memfasilitasi peserta didik mengeksplorasi pengetahuannya dengan cara

    memberikan tugas mandiri;

    6) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyajikan hasil

    kerja, baik individual maupun kelompok.

    Konfirmasi (20 menit)

    Pada tahap konfirmasi guru melakukan hal sebagai berikut:

    1) Tanya jawab tentang materi peristiwa sekitar proklamasi dan proses

    penyebaran berita proklamasi yang belum dipahami peserta didik;

    2) Meluruskan kesalahpahaman, memberikan penguatan dan kesimpulan;

    3) Memberikan motivasi agar peserta didik lebih aktif dalam proses

    pembelajaran.

    C. Kegiatan Penutup (5 menit)

    Pada akhir kegiatan yaitu kegiatan penutup guru melakukan hal sebagai

    berikut:

    1) Guru bersama dengan peserta didik menyimpulkan materi peristiwa sekitar

    proklamasi dan proses penyebaran berita proklamasi yang telah dibahas;

    2) Guru meminta peserta didik menyimpulkan nilai atau manfaat apa yang

    didapat pada pembelajaran yang telah selesai dibahas;

  • 45

    3) Guru memberikan reward kepada kelompok yang memperoleh skor

    tertinggi;

    4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut yaitu berupa remidi, program

    pengayaan, layanan konseling atau memberikan tugas;

    5) Menyampaikan materi yang akan dipelajari selanjutnya yaitu materi

    tentang proses terbentuknya NKRI beserta kelengkapannya, dukungan

    spontan dan tindakan heroik diberbagai daerah;

    6) Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam penutup.

    Pertemuan 2

    Materi:

    - Proses terbentuknya NKRI beserta kelengkapannya

    - Dukungan spontan dan tindakan heroik diberbagai daerah

    A. Kegiatan Awal (5 menit)

    Kegiatan yang dilakukan oleh guru antara lain:

    1) Mengucap salam pembuka dan berdoa

    2) Melakukan pengkondisian kelas dan peserta didik

    3) Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu KD 5. 2 Mendeskripsikan

    peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya NKRI

    materi proses terbentuknya NKRI beserta kelengkapannya, dukungan

    spontan dan tindakan heroik diberbagai daerah

    4) Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan yaitu kuis dan

    ulangan harian

    5) Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan yaitu Team

    Game Tournament (TGT)

    6) Apersepsi dan motivasi kepada peserta didik

    B. Kegiatan Inti

    Eksplorasi (20 menit)

    Guru melakukan berbagai hal sebagai berikut:

    1) Melibatkan peserta didik mencari informasi tentang materi proses

    terbentuknya NKRI beserta kelengkapannya, dukungan spontan dan

  • 46

    tindakan heroik diberbagai daerah yang akan dipelajari dari berbagai

    sumber;

    2) Menggunakan pendekatan pembelajaran TGT, media powerpoint, dan

    sumber belajar lain untuk menyampaikan materi proses terbentuknya

    NKRI beserta kelengkapannya, dukungan spontan dan tindakan heroik

    diberbagai daerah;

    3) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses belajar mengajar yaitu

    dengan melakukan diskusi, tanya jawab, presentasi hasil, dll; dan

    4) Menfasilitasi peserta didik jika ada materi yang kurang jelas atau hal lain

    yang berhubungan.

    Elaborasi (30 menit)

    Guru melakukan proses pembelajaran sebagai berikut:

    1) Guru memandu peserta didik untuk mengkaji buku sumber atau referensi

    untuk membahas tentang proses terbentuknya Negara Kesatuan Republik

    Indonesia beserta kelengkapannya, dukungan spontan, dan tindakan heroik

    diberbagai daerah;

    2) Tanya jawab mengenai materi proses terbentuknya Negara Kesatuan

    Republik Indonesia beserta kelengkapannya, dukungan spontan, dan

    tindakan heroik diberbagai daerah yang telah dibahas;

    3) Meminta peserta didik secara berkelompok (terdiri dari 4 orang) untuk

    memperdalam materi proses terbentuknya Negara Kesatuan Republik

    Indonesia beserta kelengkapannya, dukungan spontan, dan tindakan heroik

    diberbagai daerah dengan cara membaca kembali;

    4) Memfasilitasi peserta didik mengeksplorasi pengetahuannya dengan cara

    memberikan kuis dalam bentuk Teka-Teki Silang (TTS) yang dikerjakan

    secara kelompok;

    5) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertukar pendapat,

    menganalisis kuis, menyelesaikan kuis, dan bertindak tanpa ragu-ragu;

    6) Memberikan arahan kepada peserta didik dalam pembelajaran kooperatif;

    7) Mendampingi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan

    prestasi belajar;

  • 47

    8) Memberika kesempatan kepada peserta didik untuk menyajikan hasil

    kerja, baik individu maupun kelompok.

    Konfirmasi (20 menit)

    Pada tahap konfirmasi guru melakukan hal sebagai berikut:

    1) Tanya jawab tentang materi KD 5. 1 dan KD 5. 2 yang belum dipahami

    peserta didik;

    2) Meluruskan kesalahpahaman, memberikan penguatan dan kesimpulan;

    3) Memberikan motivasi agar peserta didik lebih aktif dalam proses

    pembelajaran.

    C. Kegiatan Penutup (5 menit)

    Pada akhir kegiatan yaitu kegiatan penutup guru melakukan hal sebagai

    berikut:

    1) Guru bersama dengan peserta didik menyimpulkan materi proses

    terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia beserta

    kelengkapannya, dukungan spontan, dan tindakan heroik diberbagai

    daerah yang telah dibahas;

    2) Guru meminta peserta didik menyimpulkan nilai atau manfaat apa yang

    didapat pada pembelajaran yang telah selesai dibahas;

    3) Guru memberikan reward kepada kelompok yang memperoleh skor

    tertinggi;

    4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut yaitu berupa remidi, program

    pengayaan, layanan konseling atau memberikan tugas;

    5) Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam penutup.

    4.2.3.3.Tahap Observasi/ Pengamatan

    Pada tahap ketiga ini adalah melakukan observasi terhadap penelitian

    tindakan kelas. Pengamatan yang dilakukan adalah untuk mengetahui sejauh mana

    peningkatan motivasi dan hasil belajar peserta didik setelah diberikan perlakuan

    menggunakan model belajar Team Game Tournament (TGT) berbantu media

    powerpoint berbasis video pada mata pelajaran IPS, pengamatan ini dinilai

    menggunakan lembar observasi. Untuk mengetahui motivasi belajar peserta didik

  • 48

    meningkat peneliti menggunakan lembar kuesioner untuk mengukurnya dan untuk

    mengukur hasil belajar peserta didik peneliti menggunakan tes tertulis.

    4.2.3.4.Tahap Refleksi

    Peneliti melakukan refleksi pembelajaran yang telah berlangsung terhadap

    kegiatan pembelajaran dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedua disiklus

    kedua.

    Adapun refleksi dilakukan dengan:

    a. Melakukan evaluasi terhadap motivasi belajar, hasil belajar dan ketepatan

    waktu dalam setiap tahap pelaksanaan.

    b. Membahas hasil evaluasi.

    c. Memperbaiki pelaksanaan tindakan kelas sesuai hasil dari evalusi yang

    dilakukan agar siklus berikutnya hasilnya menjadi lebih baik lagi.

    Berdasarkan refleksi pada akhir siklus kedua, motivasi dan hasil belajar

    sudah memenuhi target yang ditetapkan yaitu 90%. Sehingga penelitian berhenti

    pada siklus dua dan tidak ada siklus ketiga atau siklus lanjutan.

    1.3. Hasil penelitian

    Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada materi memahami usaha

    persiapan kemerdekaan dengan menggunakan model pembelajaran Team Game

    Tournament (TGT) berbantu media powerpoint berbasis video pada mata

    pelajaran IPS kelas VIII B di SMP Negeri 2 Suruh dapat berhasil dengan baik

    karena berkat kerjasama antara penulis dengan guru mata pelajaran, konsultasi

    dengan pembimbing, mengkaji berbagai sumber yang memuat teori belajar

    mengajar yang berkaitan dengan tindakan yang penulis gunakan dalam perbaikan

    proses pembelajaran. Pengukuran tingkat motivasi dan evaluasi belajar dilakukan

    disetiap akhir siklus.

    1.3.1. Pra Siklus

    Hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa

    peserta didik tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran IPS. Peserta didik

  • 49

    hanya duduk, mencatat, dan bahkan tidak sedikit peserta didik yang berbicara

    dengan rekannya. Hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran juga

    menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik dinilai rendah. Untuk mengetahui

    tingkat motivasi peserta didik peneliti melakukan pengambilan data dengan cara

    membagikan kuesioner kepada seluruh peserta didik. Kuesioner terdiri dari 20

    pernyataan yang merupakan motivasi internal dan eksternal yang dinilai menjadi

    indikator dari peningkatan motivasi. Setelah dianalisis menggunakan SPSS versi

    16. 0 dari 20 pernyaaan hanya 10 yang memenuhi kriteria reliabilitas dan

    validitasnya. Nilai reliabilitas dan validitas sebelumnya sudah ditentukan oleh

    peneliti dengan mangacu teori dari para ahli.

    Tersedia sebanyak lima jawaban dari setiap pernyataan yang diberikan.

    angka yang diberikan yaitu mulai angka satu untuk jawaban sangat tidak setuju

    dan angka lima untuk jawaban sangat setuju. Peserta didik mengisi kuesioner

    diluar jam pelajaran dengan bimbingan peneliti. Pengisian kuesioner dilakukan

    pada tanggal 4 Januari 2018 yaitu sebelum dilakukan perlakuan. Setelah mengisi

    kuesioner yang diberikan didapat hasil bahwa rata-rata pra siklus atau sebelum

    dilakukan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model Team Game

    Tournament (TGT) motivasi peserta didik sebesar 2, 26 artinya dari sepuluh

    pernyataan, peserta didik kebanyakan menjawab tidak setuju. Hanya sebanyak 45,

    39% peserta didik yang memiliki motivasi dalam pembelajaran IPS.

    Selain pengambilan data menggunakan kuesioner/angket, peneliti juga

    mendapat data hasil ulangan peserta didik semester 1 dari guru mata pelajaran

    IPS. Guru menyatakan jika dari 36 peserta didik hanya sebanyak 12 orang yang

    mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 76. Rata-rata yang didapat juga rendah

    yaitu sebesar 68. Oleh sebab itu peneliti melakukan pembelajaran dengan

    menggunakan model Team Game Tournament (TGT) berbantu media powerpoint

    berbasis video. Perlakuan akan dilaksanakan sebanyak dua siklus dan akan

    dilakukan evaluasi disetiap akhir siklusnya.

    1.3.2. Siklus 1

  • 50

    Peneliti menggunakan media powerpoint berbasis video untuk

    penyampaian pembelajaran pada setiap pertemuan. Pada pertemuan pertama

    sudah terlihat bahwa peserta didik memperhatikan saat peneliti menampilkan

    video dengan materi proses persiapan kemerdekaan Indonesia. Peserta didik

    terlihat lebih antusias atau lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran pada

    saat peneliti memberikan kuis yang menjadi inti dari model pembelajaran Team

    Game Tournament (TGT). Pertemuan pertama diakhiri dengan pemberian tugas

    yang berhubungan dengan materi pada pertemuan berikutnya yaitu tentang

    pembentukan PPKI dan perannya.

    Pertemuan kedua membahas tentang materi pembentukan PPKI dan

    perannya. Peserta didik memperhatikan saat proses belajar mengajar, walaupun

    masih belum ada yang bertanya tentang materi yang belum dipahami. Pada

    pertemuan kedua peneliti melakukan metode yang sama, yaitu dengan

    menampilkan video yang berhubungan dengan materi pembentukan PPKI dan

    perannya. Disamping itu peneliti juga sudah menyiapkan kuis yang akan

    dikerjakan oleh peserta didik. Kuis pada pertemuan kedua sedikit berbeda dengan

    kuis pada pertemuan pertama. Kuis pada pertemuan pertama dalam bentuk

    pernyataan yang berjumlah sepuluh dan jawaban yang disusun secara acak.

    Peserta didik berkelompok (satu kelompok enam orang) dan mengerjakan kuis

    yang diberikan dengan cara menempel jawaban yang sesuai pernyataan dan diberi

    waktu selama 10 menit. Tiga kelompok tercepat yang menyelesaikan kuis akan

    mendapat skor tambahan.

    Sedangkan kuis pada pertemuan kedua yaitu dalam bentuk pernyataan

    sejumlah dua puluh dan tidak disertai dengan jawaban. Cara bermainnya adalah

    peserta didik dibagi menjadi empat kelompok (satu kelompok sembilan orang),

    kemudian peneliti menampilkan pernyataan dan peserta didik harus tunjuk tangan

    sebelum menjawab pernyataan tersebut. Jika peserta didik kurang tepat atau salah

    menjawab pernyataan yang sedang ditampilkan maka kelompok lain dapat tunjuk

    tangan dan mengambil poin dari kelompok yang tidak bisa menjawab. Peraturan

    yang lain yaitu peserta didik yang sudah tunjuk tangan dan berhasil menjawab,

  • 51

    tidak boleh tunjuk tangan lagi tetapi diperbolehkan membantu rekan

    sekelompoknya.

    Setelah siklus pertama selesai dengan dua pertemuan, peneliti melakukan

    evaluasi pembelajaran dengan ulangan harian dalam bentuk pilihan ganda

    sebanyak 40 soal dan yang lolos uji validitas dan reliabilitasnya sebanyak 25 soal.

    Sebagai tambahan salah satu cara yang digunakan peneliti agar peserta didik mau

    membaca materi maka pada akhir pembelajaran peneliti memberikan tugas rumah

    yaitu menuliskan kronologi proklamasi kemerdekaan Indonesia. Didapat hasil

    evaluasi yaitu dari 36 peserta didik yang mencapai KKM sebanyak 21 dan sisanya

    belum tuntas atau 58, 33% dari jumlah keseluruhan. Peneliti juga membagikan

    kuesioner/angket untuk diisi oleh peserta didik diluar jam pelajaran. Setelah

    peneliti melakukan perhitungan, rata-rata jawaban yang diberikan oleh peserta

    didik adalah 3, 85. Artinya 77, 06% dari jumlah keseluruhan peserta didik

    memberikan jawaban setuju dan sisanya masih banyak yang menjawab ragu-ragu.

    Hal itu terlihat pada saat proses belajar mengajar terdapat beberapa peserta didik

    yang berbicara dengan rekannya, tidak mengerjakan tugas rumah yang diberikan

    dan kurang sadar akan pentingnya program perbaikan dan pengayaan. Hasil yang

    diperoleh pada siklus pertama dinilai belum berhasil oleh peneliti karena belum

    mencapai target yang diharapkan. Maka peneliti melakukan siklus lanjutan yaitu

    siklus dua.

    1.3.3. Siklus 2

    Pada siklus kedua pertemuan pertama peneliti meminta peserta didik

    secara acak maju kedepan kelas untuk mempresentasikan hasil tugas yang

    diberikan yaitu menuliskan kronologi proklamasi kemerdekaan Indonesia dan

    dilengkapi oleh beberapa peserta didik lainnya. Kemudian peneliti menampilkan

    video yang berhubungan dan memberikan klarifikasi tentang apa yang telah

    disampaikan peserta didik. Peserta didik mulai meningkat motivasinya, hal

    tersebut terlihat pada sikap dan tindakan yang ditunjukkan yaitu tidak lagi

    berbicara dengan rekannya dan mau mengerjakan program perbaikan dan

    pengayaan yang sebelumnya diberikan.

  • 52

    Peningkatan motivasi semakin terlihat pada pertemuan kedua yaitu

    membahas tentang materi proses terbentuknya NKRI beserta kelengkapannya,

    dukungan spontan dan tindakan heroik yang dilakukan diberbagai daerah. Pada

    pertemuan kedua peneliti menyiapkan kuis dalam bentuk Teka Teki Silang (TTS)

    sebanyak 15 soal. Kuis dikerjakan secara kelompok, satu kelompok terdiri dari

    empat orang. Jumlah orang dalam kelompok diperkecil karena menurut hasil

    evaluasi pada siklus pertama peneliti berpendapat, jika dalam satu kelompok

    terlalu banyak anggota maka tidak efisien karena tidak semua anggota aktif. Hal

    tersebut terbukti ketika observasi dilakukan bahwa terdapat beberapa peserta didik

    hanya duduk diam dan meminta rekannya untuk menulis namanya didaftar

    kelompok.

    Siklus kedua diakhiri dengan pemberian evaluasi berupa ulangan harian

    oleh peneliti pada pertemuan berikutnya. Pengisian kuesioner/angket juga

    dilakukan pada saat itu dan didapat rata-rata sebesar 4, 48. Artinya 89, 78%

    peserta didik setuju dengan pernyataan yang diberikan yang salah satunya yaitu

    bersemangat ketika pelajaran IPS. Selain itu dari 36 peserta didik terdapat 33 yang

    sudah mencapai KKM atau sebesar 91, 67% dan masih ada 3 peserta didik yang

    masih dibawah KKM. Hal tersebut dikarenakan salah satu peserta didik tidak

    berangkat pada pertemuan sebelumnya dikarenakan sakit tetapi tanpa surat ijin

    resmi. Sedangkan kedua peserta didik yang tidak mencapai KKM memiliki

    masalah dengan lingkungannya dan berkebutuhan khusus.

    Dapat dikatakan penelitian ini berhasil karena sudah mencapai target yang

    telah ditentukan oleh peneliti yaitu sebesar 90%. Salah satu aspek yang

    menyebabkan motivasi peserta didik tidak mencapai 100% dikarenakan

    ketidakterlaksananya pernyataan yang ditulis pada lembar observasi yaitu peserta

    didik bertanya jika terdapat materi yang belum paham. Walaupun pada

    kenyataannya peserta didik lebih banyak bertanya pada saat diluar jam pelajaran.

    Persentase tertinggi adalah penggunaan indera penglihatan, hal ini terbukti

    pada penggunaan metode TGT berbantu powerpoint berbasis video. Selain teori

    tersebut penelitian ini juga membuktikan teori yang dikemukakan oleh Decce dan

    Growford mengenai fungsi guru yang salah satunya adalah pemberian arahan

  • 53

    perilaku kepada peserta didik. Pemberian arahan perilaku kepada peserta didik

    dapat berupa: pergunakan pujian verbal, pergunakan tes dan nilai secara

    bijaksana, membangkitkan rasa ingin tahu dan hasrat eksplorasi, melakukan hal

    yang luar biasa, memanfaatkan apersepsi peserta didik, menerapkan konsep yang

    unik agar peserta didik lebih terlibat, meminta peserta didik mempergunakan hal-

    hal yang sudah dipelajari sebelumnya, penggunaan simulasi dan permainan,

    perkecil daya tarik sistem motivasi yang bertentangan, dan memperkecil

    konsekuensi yang tidak menyenangkan terhadap peserta didik dari keterlibatannya

    dalam belajar. Kesebelas pernyataan yang dikemukakan oleh Decce dan Growford

    telah dilakukan oleh peneliti dengan model pembelajaran Team Game

    Tournament (TGT) dan hasilnya signifikan dalam peningkatan motivasi peserta

    didik.

    Pembelajaran IPS dilakukan sebanyak dua siklus dan disetiap siklusnya

    dilakukan observasi oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Hasil observasi

    yang dilakukan oleh guru mata pelajaran IPS disajikan pada tabel berikut.

    Tabel 4. 1

    Hasil Observasi

    PERNYATAAN SIKLUS KETERLAKSANAAN

    1 sampai 10

    Siklus 1 80 %

    Siklus 2 90%

    Dari tabel 4. 1 dapat dijelaskan bahwa pada siklus 1 keterlaksanaan sudah

    mencapai 80% tetapi belum mencapai target yang ditentukan oleh peneliti yaitu

    90%. Karena dua pernyataan tidak dilakukan pada saat proses pembelajaran yaitu

    menyampaikan tujuan dan peserta didik tidak bertanya pada saat pembelajaran.

    Pada siklus 2 keterlaksanaan mengalami kenaikan menjadi 90% dari keseluruhan.

    Penambahan 10% didapat dari terlaksananya pernyataan untuk menyampaikan

    tujuan pembelajaran. Hal ini dapat menggambarkan bahwa motivasi peserta didik

    mulai meningkat dan sudah mencapai target yang diharapkan. Pernyataan yang

    diberikan sebanyak sepuluh dan satu pernyataan bernilai 10% dari keseluruhan,

  • 54

    maka 10% yang tidak terlaksana adalah pernyataan tentang peserta didik yang

    bertanya kepada guru berkaitan dengan materi Standar Kompetensi 5 yaitu

    memahami usaha persiapan kemerdekaan.

    1.3.4. Perbandingan Antar Siklus

    Selain melalui observasi yang dilakukan oleh guru mata pelajaran yang

    bersangkutan, peneliti juga membagikan kuesioner/angket yang sebelumnya

    sudah diuji reliabilitas dan validitasnya untuk diisi oleh peserta didik kelas VIII B.

    Pengisian kuesioner/angket dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu pra-siklus, akhir

    siklus 1, dan akhir siklus 2 yang berfungsi untuk melihat tingkat motivasi peserta

    didik. Hasil kuesioner, hasil observasi, dan hasil evaluasi dapat dilihat secara lebih

    jelas pada tabel berikut.

    Tabel 4. 2

    Hasil Kuesioner

    PERNYATAAN

    1-10

    RATA-RATA

    PRA

    SIKLUS

    SIKLUS

    1

    SIKLUS

    2

    Rata-Rata 2, 26 3, 85 4, 48

    Persentase 45, 39% 77, 06% 89, 78%

    Rata-rata dari tabel 4. 2 diperoleh dari jawaban peserta didik sebanyak 36

    dengan kriteria jawaban SS (Sangat Setuju), S (Setuju), R (Ragu-Ragu), TS

    (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Angka 5 diberikan untuk jawaban

    tertinggi yaitu sangat setuju dan angka 1 diberikan untuk jawaban sangat tidak

    setuju. Persentase yang didapat melalui perhitungan sebagai berikut:

    P = SPD/SM* 100%

    Keterangan:

    P = Persentase

    SPD = Jumlah skor jawaban peserta didik

  • 55

    SM = Skor maksimal

    Rata-rata pra siklus atau sebelum dilakukan perlakuan pembelajaran

    dengan menggunakan model Team Game Tournament (TGT) motivasi peserta

    didik sebesar 2, 26 artinya dari sepuluh pernyataan, peserta didik kebanyakan

    menjawab tidak setuju. Hanya sebanyak 45, 39% peserta didik yang memiliki

    motivasi dalam pembelajaran IPS. Setelah dua kali pertemuan dengan materi KD

    5. 1 Menjelaskan proses persiapan kemerdekaan Indonesia rata-rata jawaban

    meningkat menjadi 3, 85 yang artinya sebagian besar peserta didik setuju dengan

    pernyataan yang diberikan tetapi masih terdapat jawaban ragu-ragu. Pada siklus

    ini persentase peserta didik meningkat menjadi 77, 06%. Pada siklus kedua rata-

    rata naik menjadi 4, 48 dengan persentase 89, 78% dan dapat dikatakan sudah

    mencapai target, karena dari 36 peserta didik memberikan jawaban setuju atas

    pernyataan yang diberikan. Hal tersebut merupakan gambaran bahwa motivasi

    peserta didik mengalami peningkatan.

    Telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa penemuan pada penelitian

    terdahulu menunjukkan bahwa hasil belajar pada umumnya meningkat jika

    motivasi untuk belajar bertambah. Terdapat dua macam motivasi, yaitu motivasi

    intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Salah satu motivasi yang digunakan oleh peneliti

    termasuk motivasi ekstrinsik. Penggunaan media dan model pembelajaran Team

    Game Tournament (TGT) yang digunakan berhasil meningkatkan motivasi

    peserta didik. Hal ini terlihat dari rata-rata yang diperoleh pada perhitungan

    kuesioner yang telah diisi oleh peserta didik. Disamping untuk meningkatkan

    motivasi belajar peserta didik, model pembelajaran yang digunakan peneliti juga

    mengacu pada peningkatan hasil belajar.

    Hasil evaluasi belajar dicapai peserta didik pada siklus 2 dengan tingkat

    ketuntasan sudah memenuhi kriteria keberhasilan. Hal tersebut terbukti dari

    peserta didik kelas VIII B SMP N 2 Suruh yang terdiri dari 36 dapat lulus Kriteria

    Ketuntasan Minimal (KKM) dengan nilai rata-rata 84, 4 yaitu sebanyak 33 peserta

    didik. Dengan demikian proses perbaikan pembelajaran dapat dikatakan telah

    berhasil.

  • 56

    Perolehan data sebelum perbaikan siklus 1 dan perbaikan siklus 2 pada

    materi usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

    Sosial disajikan pada tabel berikut:

    Tabel 4. 3

    Hasil Evaluasi Prasiklus

    Statistics

    PraSiklus

    N Valid 36

    Missing 0

    Mean 68.

    0556

    Minimum 10. 00

    Maximum 100. 00

    Berdasarkan tabel 4. 3 pelaksanaan pembelajaran sebelum perbaikan

    menyatakan bahwa hasil tes formatif sejumlah 36 peserta didik memiliki rata-rata

    sebesar 68, nilai terendah adalah 10 dan nilai tertinggi yaitu 100. Peserta didik

    yang mencapai KKM atau tuntas sebanyak 12 orang, sedangkan peserta didik

    yang masih dibawah KKM atau belum tuntas sebanyak 24 orang. Daftar nilai pra

    siklus terlampir.

  • 57

    Tabel 4. 4

    Hasil Evaluasi Siklus 1

    Statistics

    Siklus1

    N Valid 36

    Missing 0

    Mean 73. 3333

    Minimum 32. 00

    Maximum 96. 00

    Berdasarkan tabel 4. 4 pelaksanaan pembelajaran setelah perbaikan

    pertama menyatakan bahwa hasil tes formatif sejumlah 36 peserta didik

    mengalami kenaikan yang sebelumnya rata-rata nilai 68, pada siklus 1 rata-rata

    menjadi 73, 33%. Nilai terendah yang diperoleh adalah 32 dengan nilai tertinggi

    96. Peserta didik yang mencapai KKM atau tuntas sebanyak 21 orang, sedangkan

    peserta didik yang masih dibawah KKM atau belum tuntas sebanyak 15 orang.

    Hasil ketuntasan yang didapat belum mencapai target dan peneliti memutuskan

    untuk melanjutkan perlakuan pada siklus kedua yaitu Standar Kompetensi 5.

    Memahami Usaha Persiapan Kemerdekaan dengan Kompetensi Dasar 5. 2

    Mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya

    NKRI.

  • 58

    Tabel 4. 5

    Hasil Evaluasi Siklus 2

    Statistics

    Siklus2

    N Valid 36

    Missing 0

    Mean 84. 4444

    Minimum 70. 00

    Maximum 100. 00

    Berdasarkan tabel 4. 5 pelaksanaan pembelajaran setelah perbaikan kedua

    menyatakan bahwa hasil tes formatif sejumlah 36 peserta didik mencapai rata-rata

    yang tinggi yaitu 84, 44 dengan nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 100. Peserta

    didik yang mencapai KKM atau tuntas sebanyak 33 orang, sedangkan peserta

    didik yang masih dibawah KKM atau belum tuntas sebanyak 3 orang.

    Tabel 4. 6

    Rekapitulasi Hasil Evaluasi Mata Pelajaran IPS

    Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2

    NO

    NILAI HASIL EVALUASI

    KETUNTASAN PRASIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS 2

    1 Tuntas 12 21 33

    2 Belum Tuntas 24 15 3

    Jumlah 36 36 36

    1.4. Pembahasan

    Hamalik dalam (Djamarah, 2011:148) yang menyatakan motivasi

    merupakan suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai

  • 59

    dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Definisi

    tersebut juga mendukung pelaksanaan pembelajaran pada setiap siklusnya. Hasil

    penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan motivasi telah terjadi pada peserta

    didik. Perubahan tersebut dapat dilihat melalui afektif dan reaksi peserta didik

    yang merasa senang dan antusias mengikuti pembelajaran. Peserta didik juga

    mengikuti sesi game dengan semangat dan mengikuti petunjuk yang diberikan

    peneliti. Skor tertinggi menjadi tujuan setiap kelompoknya.

    Motivasi belajar yang dimiliki peserta didik dalam setiap kegiatan

    pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik

    dalam mata pelajaran tertentu (Nashar, 2004:11). Pernyataan tersebut menjadi

    alasan peneliti pada siklus pertama terfokus pada peningkatan motivasi peserta

    didik. Karena telah dijelaskan bahwa motivasi sangat berperan untuk

    meningkatkan prestasi peserta didik. Hasil belajar merupakan salah satu prestasi

    dari peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan hal yang sama dengan teori yang

    dikemukakan oleh Nashar. Hasil belajar peserta didik meningkat pada akhir siklus

    pertama yang ditandai dengan jumlah anak yang mencapai KKM lebih banyak

    dari pra siklus.

    Setelah dilakukan refleksi oleh peneliti dan guru mata pelajaran pada akhir

    siklus, peneliti menyadari bahwa belum semua peserta didik terlibat dalam

    pembelajaran. Peneliti mendapat masukan dari guru mata pelajaran agar pada

    siklus berikutnya lebih memerhatikan langkah-langkah pada saat melakukan

    pembelajaran. Catatan hasil observasi oleh guru mata pelajaran adalah peneliti

    tidak menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Guru mata pelajaran

    juga memberikan saran agar peneliti menunjuk peserta didik untuk menjawab

    pertanyaan bukan hanya peserta didik yang duduk didepan tetapi menyeluruh.

    Catatan lain dari guru mata pelajaran yang bersangkutan adalah

    memperkecil jumlah peserta didik disetiap kelompok. Karena hal itu dianggap

    efektif oleh guru mata pelajaran dan peneliti. Kenyataannya memang benar,

    terlalu banyak peserta didik dalam satu kelompok, pekerjaan tidak efektif.

    Terdapat peserta didik yang hanya duduk, diam, dan meminta temannya untuk

    menuliskan nama didalam kelompok.

  • 60

    Setelah diadakan refleksi pada siklus pertama, peneliti melakukan refleksi

    berkolaborasi dengan guru mata pelajaran pada akhir siklus dua. Hasil refleksi

    yang dilakukan adalah peserta didik masih enggan bertanya tentang materi yang

    belum paham kepada peneliti. Peserta didik hanya bertanya pada saat pengerjaan

    kuis atau penugasan tetapi dalam kenyataannya terdapat beberapa peserta didik

    yang bertanya kepada peneliti tentang materi yang belum paham diluar jam

    pelajaran. Hal tersebut merupakan salah satu bukti bahwa motivasi peserta didik

    meningkat yang diperlihatkan dalam bentuk kemauan mereka mencari tahu

    tentang materi yang belum paham.

    Penelitian ini juga membuktikan teori yang dikemukakan oleh Edgar Dale

    dalam (Sadirman, 2002:8) bahwa pengalaman belajar seseorang 75% diperoleh

    dari indera penglihatan (mata), 13% melalui indera pendengaran (telinga) dan

    selebihnya melalui indera yang lain. Penelitian ini menunjukkan bahwa

    penggunaan media powerpoint disetiap siklusnya terbukti membangkitkan

    antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dan berdampak pada hasil

    belajar mereka. Begitu pula dengan penggunaan video disetiap pembelajaran. Hal

    itu memudahkan peserta didik mengingat apa yang telah dilihatnya dan dapat

    menerapkan pengalaman yang didapat tersebut untuk mengerjakan kuis, tugas,

    maupun ulangan. Peserta didik mampu mengingat pembelajaran yang telah

    diberikan yang terlihat pada hasil evaluasi yang diberikan pada disetiap akhir

    siklus mengalami peningkatan yang signifikan.

    Hasil observasi yang dilakukan oleh guru mata pelajaran juga

    menyebutkan bahwa peserta didik lebih tertarik dengan penggunaan powerpoint

    dan video. Karena dapat meminimalis peserta didik yang mengantuk, bermain-

    main pena, dan mengobrol dengan temannya. Hal tersebut merupakan wujud rasa

    bosan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Peneliti juga menyajikan

    video pada setiap siklus yang berhubungan dengan materi yang sedang dibahas.

    Video juga menjadi kisi-kisi jawaban dari kuis yang nantinya akan diberikan

    sehingga peserta didik memperhatikan dengan baik karena mereka ingin

    mengerjakan kuis dengan maksimal dan mendapat skor tertinggi.

  • 61

    Selain pembuktian terhadap teori yang sudah ada, penelitian ini sesuai

    dengan penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh Idawati, 2016 dengan

    judul “Pengelolaan Model Pembelajaran TGT Dalam Meningkatkan Motivasi

    Belajar IPS Kelas VII-5 SMP Negeri 3 Percut Sie Tuan” dan penelitian yang

    dilakukan oleh Tri Hartiti, 2014 dengan judul “Peningkatan Keterampilan Sosial

    dan Hasil Belajar IPS Melalui Model Kooperatif TGT di SMP N 1 Secang”.

    Terdapat perbedaan penelitian ini dengan kedua penelitian tersebut.

    Perbedaan yang pertama dapat dilihat dari jumlah peserta didik pada

    penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tri Hartiti yaitu sebanyak 32 peserta

    didik sedangkan pada penelitian ini sebanyak 36 peserta didik. Persentase

    peningkatan hasil belajar pada penelitian sebelumnya rata-rata sebesar 23, 44%

    sedangkan pada penelitian ini rata-ratanya yaitu 29, 17%. Hal ini membuktikan

    bahwa semakin banyak jumlah peserta didik tidak memberikan dampak yang

    buruk pada hasil belajarnya. Pada penelitian ini justru hasil belajar meningkat

    secara drastis dengan model belajar yang tepat yang digunakan peneliti yaitu

    model TGT berbantu media powerpoint berbasis video.

    Perbedaan kedua adalah jumlah peserta didik disetiap kelompoknya. Pada

    penelitian yang dilakukan oleh Idawati pembagian kelompok sebanyak 6 peserta

    didik disetiap siklusnya, penelitian yang dilakukan oleh Tri Hartiti sebanyak 4

    peserta didik disetiap siklusnya, dan pada penelitian ini pembagian kelompok

    disetiap siklus berbeda jumlahnya. Siklus I pertemuan pertama, satu kelompok

    terdiri dari 6 peserta didik, pertemuan kedua terdiri dari 9 peserta didik dan siklus

    II pertemuan kedua sebanyak 4 peserta didik. Pembelajaran TGT memang

    menuntut adanya banyak siswa tetapi dalam praktiknya, semakin banyak jumlah

    anggota disetiap kelompok maka semakin tidak maksimal hasilnya. Jika satu

    kelompok terdiri dari banyak anggota maka terdapat peserta didik yang pasif dan

    hanya menjadi penonton saja. Pada akhirnya peneliti menetapkan 4 peserta didik

    dalam satu kelompok pada siklus kedua pertemuan kedua dan hasil yang diperoleh

    sangat memuaskan.

    Perbedaan ketiga, yaitu langkah-langkah pada penelitian ini menggunakan

    model TGT dengan modifikasi yang telah dilakukan oleh peneliti sedangkan

  • 62

    penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Idawati mengacu pada model TGT

    yang dikemukakan oleh Slavin. Alasan peneliti melakukan modifikasi model TGT

    adalah agar waktu digunakan secara efektif. Disamping itu, karakter peserta didik

    menuntut peneliti agar menyampaikan pembelajaran dengan sederhana dan mudah

    dipahami. Dengan modifikasi tersebut, maka penelitian ini lebih efektif dilihat

    dari segi waktu yang relatif cepat dan hasilnya memenuhi target yang diharapkan.

    Jika peneliti memutuskan menggunakan model TGT tanpa modifikasi

    dimungkinkan tidak akan seberhasil ini.

    Keempat, bentuk kuis yang diberikan oleh peneliti kepada peserta didik.

    Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Idawati, hanya menggunakan

    kartu soal saja. Sedangkan pada penelitian ini kuis berbentuk pernyataan singkat

    dengan jawaban acak dan peserta didik menempelkan jawaban yang sesuai

    dengan pernyataan. Kuis yang kedua berbentuk softfile, yaitu peneliti

    menayangkan pernyataan menggunakan LCD kemudian peserta didik mengangkat

    tangan untuk menjawabnya. Kuis yang ketiga yaitu berbentuk teka-teki silang.

    Variasi kuis yang diberikan oleh peneliti bermaksud agar peserta didik tidak bosan

    dengan permainan atau kuis yang diberikan.

    Perbedaan yang kelima adalah media dan alat bantu mengajar yang

    menggunakan powerpoint berbasis video. Setelah melakukan observasi di SMP N

    2 Suruh, guru mata pelajaran jarang menggunakan media tersebut. Padahal telah

    dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa pengalaman belajar seseorang 75%

    diperoleh dari indera penglihatan (mata). Dari pernyataan tersebut peneliti

    memutuskan menggunakan media dan alat bantu mengajar menggunakan

    powerpoint berbasis video, sehingga mampu membangkitkan motivasi peserta

    didik khususnya di kelas VIII B dan berdampak pada hasil belajarnya.

    Perbedaan terakhir dilihat dari hasil yang akan dicapai, penelitian yang

    dilakukan oleh Idawati mengacu pada motivasi dan didalamnya membahas pula

    tentang hasil belajar yang meningkat, penelitian Tri Hartiti mengharapkan

    peningkatan keterampilan sosial dan hasil belajar, sedangkan penelitian ini

    bermaksud untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar perserta didik. Karena

    motivasi berhubungan erat dengan hasil belajar yang akan diperoleh. Jika peserta

  • 63

    didik tidak atau kurang memiliki motivasi dalam belajar khususnya mata pelajaran

    IPS, maka sulit untuk mendapatkan hasil belajar yang baik.

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh Idawati kondisi awal tingkat motivasi

    dikatakan sebesar 43, 99%, siklus pertama 69, 62%, dan siklus kedua 80, 99%.

    Sedangkan hasil penelitian ini mencapai target yang cukup tinggi yaitu dari yang

    sebelumnya 45,39%, siklus pertama 77,06%, dan siklus kedua 89,78%. Hasil

    penelitian yang dilakukan oleh Tri Hartiti mengenai hasil belajar pada kondisi

    awal yaitu 40,62%, siklus pertama 78,12%, dan siklus kedua 87,5%. Hasil

    tersebut tidak jauh dengan hasil dari penelitian ini. Secara rinci akan dibahas pada

    tabel berikut.

    Tabel 4. 7

    Rekap Hasil Penelitian

    No Peneliti Aspek yang Diteliti Pra

    Siklus

    Siklus

    1

    Siklus

    2

    1. Anggita G. S. Motivasi 45,39% 77,06% 89,78%

    Hasil Belajar 33,33% 58,33% 91,66%

    2. Idawati Motivasi Belajar 43,99% 69,62% 80,99%

    Hasil Belajar 16,67% 63,89% 86,11%

    3. Tri Hartiti Keterampilan Sosial 46,88% 72,66% 80,78%

    Hasil Belajar 40,62% 78,12% 87,5%

    Peningkatan motivasi menjadi acuan oleh peneliti karena pada pra siklus

    atau kondisi awal peserta didik hanya 45,39% yang memiliki motivasi dalam

    mengikuti pembelajaran IPS. Dapat dikatakan tidak ada setengah dari jumlah

    peserta didik yang antusias belajar IPS. Hal ini terbukti dengan hasil belajar yang

    rendah yaitu hanya 33,33% yang mencapai KKM. Pemberlakuan pembelajaran

    pada siklus satu yang terdiri dari dua pertemuan membuahkan hasil. Motivasi

  • 64

    peserta didik yang awalnya hanya 45, 39% menjadi 77, 06% dan dibarengi dengan

    meningkatnya hasil belajar yaitu 58, 33% peserta didik sudah mencapai KKM.

    Peneliti belum cukup puas dengan hasilnya karena belum mencapai target

    yang diharapkan, sehingga dilakukan siklus yang kedua. Pada siklus kedua

    peningkatan motivasi cukup tajam dari 77, 06% menjadi 89, 78%. Hal ini

    dikarenakan pemberian kuis yang bervariasi menjadikan peserta didik lebih

    semangat dalam mengikuti pembelajaran IPS. Selain motivasi yang meningkat

    tajam, hasil belajar juga mengalami peningkatan yang tinggi pula yaitu dari 58,

    33% menjadi 91, 66% peserta didik sudah mencapai KKM.