bab iv hasil dan pembahasan...

17
35 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Profil Gugus Diponegoro Gugus Diponegoro adalah gugus sekolah dasar yang terletak di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Gugus ini menyebar di beberapa kelurahan yang saling berdekatan yaitu kelurahan Langensari, Candirejo, Gogik dan Gintungan. Gugus ini terdiri sembilan sekolah yaitu SD N Langensari 1, SD N Langensari 2, SD N Langensari 3, SD N Langensari 4, SD N Candirejo 01, SD N Candirejo 02, SD N Gogik 01, MI Gogik, dan SD I Gintungan. Gugus Diponegoro diketua oleh SD N Langensari 03 sebagai SD inti dan 8 SD imbas. Gugus Diponegoro memiliki berbagai kegiatan diantaranya KKKS, KKG guru kelas dan KKG guru mapel. Tujuan dibentuknya Gugus Diponegoro adalah untuk meningkatkan kinerja dan kualitas sumber daya manusia dan meningkatkan proses belajar mengajar yang inovatif dan kreatif. Untuk meningkatkan kualitas SDM dan kinerja guru maka Gugus Diponegoro mengadakan Kegiatan Kerja Guru yang dialokasikan pada hari Sabtu pukul 10.00-13.00 WIB. Kegiatan Kerja Guru dilaksanakan sesudah kegiatan belajar mengajar siswa.

Upload: ngoxuyen

Post on 07-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10602/4/T2_942011023_BAB IV... · Dari hasil workshop pada tanggal 06 Februari 2016 sebanyak 50% guru

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Profil Gugus Diponegoro

Gugus Diponegoro adalah gugus sekolah dasar

yang terletak di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten

Semarang. Gugus ini menyebar di beberapa kelurahan

yang saling berdekatan yaitu kelurahan Langensari,

Candirejo, Gogik dan Gintungan. Gugus ini terdiri

sembilan sekolah yaitu SD N Langensari 1, SD N

Langensari 2, SD N Langensari 3, SD N Langensari 4, SD

N Candirejo 01, SD N Candirejo 02, SD N Gogik 01, MI

Gogik, dan SD I Gintungan. Gugus Diponegoro diketua

oleh SD N Langensari 03 sebagai SD inti dan 8 SD imbas.

Gugus Diponegoro memiliki berbagai kegiatan diantaranya

KKKS, KKG guru kelas dan KKG guru mapel. Tujuan

dibentuknya Gugus Diponegoro adalah untuk

meningkatkan kinerja dan kualitas sumber daya manusia

dan meningkatkan proses belajar mengajar yang inovatif

dan kreatif.

Untuk meningkatkan kualitas SDM dan kinerja

guru maka Gugus Diponegoro mengadakan Kegiatan

Kerja Guru yang dialokasikan pada hari Sabtu pukul

10.00-13.00 WIB. Kegiatan Kerja Guru dilaksanakan

sesudah kegiatan belajar mengajar siswa.

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10602/4/T2_942011023_BAB IV... · Dari hasil workshop pada tanggal 06 Februari 2016 sebanyak 50% guru

36

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah berasal dari kondisi awal

yang dimiliki oleh subyek penelitian sebelum dilakukan

tindakan. Dalam identifikasi masalah dilakukan

observasi data awal subyek penelitian dan wawancara

terhadap beberapa guru dan kepala sekolah di Gugus

Diponegoro. Sesuai metode penelitian identifikasi

masalah dilakukan sebelum pelaksanan tindakan dan

selama pelaksanaan tindakan siklus I maupun siklus

II. Kondisi guru-guru SD Gugus Diponegoro Kecamatan

Ungaran Barat Kabupaten Semarang baik guru kelas,

guru mapel maupun kepala sekolah masih banyak yang

belum mengerti dan sebagian besar belum pernah

mengikuti pelatian PTK. Dari hasil observasi dan

wawancara melalui questioner sebanyak 90 lembar

dibagikan pada guru SD di Gugus Diponegoro hanya 60

lembar yang terisi. Dari 40 lembar 5 lembar

diantaranya menulis mengerti mengenai proposal PTK.

Dari hasil wawancara dan observasi awal dilakukan

analisi data. Analisis data tersebut dapat dilihat pada

tabel 4.1 yang terdiri dari kesulitan membuat judul,

merumuskan masalah, menyusun landasan teori dan

menentukan metode penelitian.

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10602/4/T2_942011023_BAB IV... · Dari hasil workshop pada tanggal 06 Februari 2016 sebanyak 50% guru

37

Tabel 4.1

Analisis tingkat kesulitan guru

Dalam membuat proposal PTK pada pra siklus

No Uraian Kemampuan Nilai Kategori

Kesulitan

1. Membuat judul 30 kurang

2. Merumuskan masalah 30 kurang

3. Menentukan tinjauan

pustaka

50 kurang

4. Menentukan metode

penelitian

30 kurang

Rata-rata 35 kurang

Tabel 4.2

Presentase pemahaman guru dalam pembuatan proposal PTK pada pra siklus

NO. Kriteria Jumlah

Peserta Presentase

1 Sangat Baik - -

2 Baik 5 8,3%

3 Cukup 15 25%

4 Kurang 40 66,7%

Jumlah 60 100%

Hasil wawancara mengenai proposal PTK melalui

questioner dilaksanakan pada Kamis 04 Februari

2016. Melalui pembagian 90 questioner di SD Gugus

Diponegoro Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten

Semarang berupa dua lembar pemahaman mengenai

PTK dan satu lembar format pembuatan judul PTK.

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10602/4/T2_942011023_BAB IV... · Dari hasil workshop pada tanggal 06 Februari 2016 sebanyak 50% guru

38

4.2.2 Perencanaan Workshop PTK

Penyusunan proposal PTK merupakan upaya

yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru.

Sedangkan menurut UU no. 14 tahun 2002 tentang

guru dan dosen kompetensi merupakan seperangkat

pengetahuan yang harus dikuasai guru dalam

menjalankan tugas keprofesionalannya. PTS ini

memberikan pendekatan bagaimana merencanakan,

mengembangkan dan mengaplikasikan aturan

pendidikan dalam tingkat satuan pendidikan dan

mengevaluasi serta mengevaluasi. Hasil penelitian ini

dapat sebagai pemacu kenaikan pangkat bagi guru di

Gugus Diponegoro. Hasil Proposal tersebut dapat

diusulkan kepada pengawas sehingga akan menjadi

Proposal penelitian yang siap di lakukan oleh guru Di

Gugus Diponegoro.

Perencanaan dan pengawasan dilakukan untuk

mengendalikan proses workshop yang sedang

dilakukan. Untuk memudahkan terselenggaranya

workshop PTK peneliti mempersiapkan segala

perlengkapan yang diperlukan saat proses workshop.

Peneliti juga berkoordinasi dengan ketua panitia

sehingga segala sesuatu dapat berjalan dengan lancar.

Subjek penelitian adalah guru-guru dalam

kegiatan kerja guru sekolah dasar di Gugus Diponegoro

Kecamatan Ungaran Barat. Dari hasil wawancara

sebelumnya mengenai pemahaman awal guru sd di

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10602/4/T2_942011023_BAB IV... · Dari hasil workshop pada tanggal 06 Februari 2016 sebanyak 50% guru

39

Gugus Diponegoro menunjukan hasil banyaknya guru

yang belum memahami PTK. Kegiatan Workshop

dilaksanaan dalam kegiatan rutin KKG sehingga tidak

mengganggu dalam proses belajar mengajar.

Pertama peneliti meminta ijin kepada Ketua

Gugus Diponegoro Ibu RA. Dwi Astuti, S.Pd yang

sekaligus menjabat sebagai Kepala Sekolah di SD

Negeri Langensari 03. Untuk mengadakan dua kali

workshop di dalam KKG rutin guru. Peneliti juga

mendikusikan workshop ini kepada Ketua KKG Gugus

Diponegoro yaitu Ibu Tri Urip Yuliani, S.Pd yang

merupakan guru kelas IV di SD N Langensari 04.

Kemudian peneliti mendiskusikan perlengkapan

apa saja yang diperlukan dalam proses workshop PTK

dan menentukan jadwal Workshop PTK yaitu pada hari

Sabtu tanggal 06 Februari 2016 pukul 10.00 WIB.

Sepulang bapak ibu guru mengajar. Kemudian peneliti

membagikan undangan pelaksanaan KKG yang diisi

dengan kegiatan Workshop PTK.

Tujuan dari workshop ini adalah adanya

perubahan terhadap guru-guru SD di Gugus

Diponegoro yang semula belum memahami PTK

menjadi sedikitnya paham sehingga tidak mengalami

kesulitan dalam pembuatan proposal PTK.

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10602/4/T2_942011023_BAB IV... · Dari hasil workshop pada tanggal 06 Februari 2016 sebanyak 50% guru

40

4.2.3 Pelaksanaan Workshop Penyusunan Proposal

PTK Gugus Diponegoro

4.2.3.1 Tindakan Siklus I

a. Perencanaan Siklus I

Dengan berkoordinasi dengan ketua KKG

undangan pelaksanaan Workshop “Penyusunan

Proposal PTK“ dibagikan. Pada hari Sabtu 6 Februari

2016 dilakukan pelaksanaan workshop yang dihadiri

sebanyak 137 guru kelas, guru bidang studi dan 9

kepala sekolah, serta Pengawas Sekolah. Lokasi

pelaksanaan workshop PTK siklus I adalah di SD inti

SD N Langensari 03 sedangkan siklus II di SD imbas

SD N Langensari 02 Kecamatan Ungaran Barat.

b. Pelaksanaan Siklus I

Pelaksanaan Workshop dimulai dengan

sambutan Ketua KKG Gugus Diponegoro Ibu Urip

Yuliani dari SD N Langensari 04, dilanjutkan

pembukaan mengenai pentingnya pembuatan PTK bagi

kesejahteraan guru oleh Bapak Sukiman, S.Pd. M.M

selaku Pengawas Sekolah Gugus Diponegoro. Kegiatan

selanjutnya perkenalan peneliti kepada semua guru

dan mengulas mengenai questioner dan format awal

pembuatan PTK.

Selanjutnya pelaksanaan workshop oleh

pembicara dilakukan melalui beberapa tahapan.

Pertama pemaparan rumusan masalah yang dihadapi,

penyusunan tujuan proposal PTK, penyusunan latar

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10602/4/T2_942011023_BAB IV... · Dari hasil workshop pada tanggal 06 Februari 2016 sebanyak 50% guru

41

belakang dan yang terakir pembuatan judul PTK.

Beberapa guru memberikan contoh judul PTK kepada

pembicara. Apakah sudah mengenai tujuan serta

sasaran pembelajaran. Semua guru melakukan sesi

tanya jawab mengenai penyusunan proposal PTK.

Kegiatan terakhir penulisan judul PTK sebagai hasil

dari workshop.

c. Observasi Siklus I

Pengenalan urutan pembuatan proposal dari Bab

I yang berisi judul penelitian, latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil

penelitian, sedangkan Bab II yang berisi kajian teori,

hasil penelitian yang relevan, kerangka berfikir, dan

hipotesis tindakan, serta Bab III yang terdiri dari

metode penelitian, lokasi penelitian, prosedur

penelitian, jadwal penelitian yang akan dilaksanakan,

teknik pengumpulan data, analisis data, dan indikator

keberhasilan penelitian.

d. Refleksi Siklus I

Dari workshop siklus satu diperoleh data berupa

lembar format PTK dan observasi siklus II. Peneliti

melakukan analisis sehingga diperoleh data berupa

tabel 4.3 yang berisi tingkat kesulitan guru dalam

proses pembuatan proposal PTK dan Tabel 4.4 yang

berisi paparan pemahaman guru mengenai nilai sikap

saat proses worshop siklus I.

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10602/4/T2_942011023_BAB IV... · Dari hasil workshop pada tanggal 06 Februari 2016 sebanyak 50% guru

42

Tabel 4.3

Analisis tingkat kesulitan guru Dalam membuat proposal PTK pada siklus I

No Uraian Kemampuan Nilai Kategori

Kesulitan

1. Membuat judul 75 Baik

2. Merumuskan masalah 60 cukup

3. Menentukan tinjauan pustaka

60 cukup

4. Menentukan metode

penelitian

50 kurang

Rata-rata 61.3 cukup

Tabel 4.4 Presentase sikap guru dalam

pembuatan proposal PTK pada siklus I NO. Kriteria JumlahPeserta Presentase

1 Sangat Baik - -

2 Baik 5 8,3%

3 Cukup 30 50%

4 Kurang 25 41,7%

Jumlah 60 100%

Dari hasil workshop pada tanggal 06 Februari

2016 sebanyak 50% guru sudah mampu menyusun

rumusan masalah, latar belakang masalah dan

menuliskan judul proposal PTK melalui lembar format

awal penyusunan PTK. Kemampuan menulis judul

PTK masuk dalam kategori cukup. Sebagian besar guru

sudah ikut berpartisipasi aktif dalam menuliskan judul

PTK secara tertulis maupun secara lisan dalam

pelaksanaan workshop tersebut.

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10602/4/T2_942011023_BAB IV... · Dari hasil workshop pada tanggal 06 Februari 2016 sebanyak 50% guru

43

4.2.3.2 Tindakan Siklus 2

a. Perencanaan Siklus 2

Pelaksanaan siklus 2 dilaksanakan di SD N

Langensari 02. SD Negeri Langensari 02 beralamat di

Jl. Jend. Sudirman, Langensari, Ungaran Barat

Semarang, Jawa Tengah. Wilayah ini merupakan

bagian selatan Kecamatan Ungaran Barat yang

berbatasan dengan Kecamatan Bergas. Pada siklus 2

pembahasan mengenai penjabaran uraian dari Bab 1

yaitu latar belakang yang berisi uraian mengenai

permasalahan yang dihadapi peserta yaitu harus

mengetahui masalah itu sendiri dan mampu

menuangkannya dalam proposal PTK. Peneliti

mempersiapkan ATK dan lembar wawancara selama

proses siklus 2 dan lembar format PTK. Peneliti

berkoordinasi dengan ketua Gugus Diponegoro serta

Ketua KKG dengan mengkonsultasikan susunan acara.

b. Pelaksanaan Siklus 2

Siklus 2 dilaksanakan hari Sabtu tanggal 5 Maret

2016. Menyusun rumusan masalah dengan

menggunakan metode tertentu untuk meningkatkan

hasil belajar siswa. Kemudian kalimat yang digunakan

untuk menuliskan tujuan penelitian serta manfaat

penelitian. yang terdiri dari manfaat teoretis dan

manfaat praktis yang hendak diuraikan peserta

workshop. Beberapa peserta mengungkapkan rumusan

yang hendak di tulis. Setelah menentukan latar

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10602/4/T2_942011023_BAB IV... · Dari hasil workshop pada tanggal 06 Februari 2016 sebanyak 50% guru

44

belakang dari rumusan yang telah dibuat guru

menentukan tujuan dari PTK tersebut. Kegiatan siklus

II difokuskan untuk memecahkan permasalah guru

mengenai penulisan PTK dari Bab 1 sampai Bab 3.

Setelah penjelasan mengenai Bab 1 yaitu latar

belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan

manfaat penelitian. Penulisan proposal PTK berlanjut

ke Bab 2 yaitu landasan teori. Landasan teori yaitu

penjabaran dari judul PTK yang telah dibuat.

Penggunaan metode yang hendak digunakan untuk

meningkatkan prestasi siswa.

Para guru dapat mengunakan bantuan internet

untuk mengunduh pengertian dari beberapa kata yang

hendak dijabarkan pada Bab 2. Dengan bantuan

handphon dapat mengunduh berbagai pengertian pada

masing-masing kata kerja operasional dalam judul

proposal PTK yang telah disusun. Sedangkan pada Bab

3 metode yang digunakan adalah berupa subyek

penelitian, tempat penelitian, dan prosedur penelitian

berupa perencanaan tindakan dan pengolahan hasil

penelitian.

c. Observasi Siklus 2

Observasi siklus II dilakukan bersamaan

pelaksanaan workshop siklus II. Observasi dilakukan

terhadap pelaksanaan workshop menggunakan lembar

pengamatan lampiran 3, hasil unjuk kerja peserta

berupa penulisan proposal PTK menggunakan lembar

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10602/4/T2_942011023_BAB IV... · Dari hasil workshop pada tanggal 06 Februari 2016 sebanyak 50% guru

45

analisis tingkat kesulitan dalam menyusun proposal

PTK. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan dibantu

observer (teman guru yang tidak ikut workshop).

d. Refleksi Siklus II

Setelah workshop siklus II dibagikan angket

mengenai refleksi respon peserta terhadap workshop

yaitu pada lampiran 5. Dari hasil angket yang

dibagikan sebanyak 45 guru mengisi sangat bermanfaat

sedangkan 10 guru mengisi kurang bermanfaat sisanya

mengisi bermanfaat. Sedangkan hasil pembuatan

proposal PTK menunjukan guru di Gugus Diponegoro

rata mendapat nilai 76 yaitu masuk katergori baik.

Berikut dapat kita lihat pada tabel 4.5 dan tabel 4.6

Tabel 4.5

Analisis tingkat kesulitan guru

Dalam membuat proposal PTK pada siklus II

No Uraian Kemampuan Nilai Kategori Kesulitan

1. Membuat judul 85 Baik

2. Merumuskan masalah 80 Baik

3. Menentukan tinjauan pustaka 75 Cukup

4. Menentukan metode penelitian 65 Cukup

Rata-rata 76 Baik

Tabel 4.6

Presentase sikap guru dalam

pembuatan proposal PTK pada siklus II NO. Kriteria JumlahPeserta Presentase

1 Sangat Baik 5 8,3%

2 Baik 10 16,6%

3 Cukup 40 66,6%

4 Kurang 5 8,3%

Jumlah 60 100%

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10602/4/T2_942011023_BAB IV... · Dari hasil workshop pada tanggal 06 Februari 2016 sebanyak 50% guru

46

Dari hasil workshop siklus II tampak

sebagian besar peserta pada kategori cukup. Karena

sebagian besar dari mereka adalah guru PNS.

Sedangkan sangat baik adalah merupakan guru

muda wiata bakti yang merupakan lulusan terbaru

sehingga tidak banyak mengalami kesulitan dalam

menyusun proposal PTK. Sedangkan pada posisi

kurang adalah guru yang sudah apatis terhadap

pembuatan PTK karena masa kerja yang mendekati

pensiun sehingga tidak mengisi format penulisan

proposal PTK. Demikian hasil penelitian tindakan

sekolah yang dapat disimpulkan bahwa workshop

pembuatan proposal PTK dapat meningkatkan

kemampuan guru dalam menyusun proposal PTK

mulai dari judul, Bab I sampai Bab 3. Walaupun

proposal tersebut masih jauh dari relevansi akan

tetapi minat untuk membuat proposal PTK

meningkat.

Dalam proses workshop proposal PTK ditemui

banyak permasalahan yaitu sikap apatis guru yang

kesulitan dalam menggunakan Komputer. Banyak guru

yang merasa belum diharuskan membuat proposal PTK

sehingga masih banyak peserta yang belum

berpartisipasi aktif.

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10602/4/T2_942011023_BAB IV... · Dari hasil workshop pada tanggal 06 Februari 2016 sebanyak 50% guru

47

4.3 Pembahasan Penelitian

Berdasarkan hasil analisa refleksi siklus I dan

siklus II kemampuan guru SD Gugus Diponegoro

Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang dalam

menulis proposal PTK terlihat sebanyak 90 guru yang

mengukuti workshop 83% diantaranya belum mampu

menyusun proposal PTK dan sebanyak 17% guru sudah

pernah menyusun PTK saat masa perkuliahan. Dari

hasil wawancara pra siklus menunjukan rata-rata nilai

dalam membuat proposal PTK masih dalam kategori

kurang.

4.3.1 Workshop Penyusunan Proposal PTK

Workshop atau nama lain dari pelatihan dan

pengajaran merupakan salah satu jenis model yang

sering digunakan selain di dunia pendidikan juga

sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja guru yang

berkemampuan masih heterogen dan disamakan dalam

workshop penyusunan proposal PTK sesuai teori

Harbinson (1973:52) tentang pengertian workshop.

Tata Pelaksanaan Workshop Penyusunan

Proposal PTK adalah:

a. Penjelasan tujuan pelaksanaan kegiatan

workshop adalah menyusun proposal PTK.

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10602/4/T2_942011023_BAB IV... · Dari hasil workshop pada tanggal 06 Februari 2016 sebanyak 50% guru

48

b. Perumusan masalah pokok yang ingin

dibahas dalam acara workshop adalah

bagaimana menyusun proposal PTK.

c. Penentuan prosedur teknis pemecahan

masalah yang hendak dipakai adalah

menentukan permasalahan yang berkaitan

dengan nilai siswa.

d. Pembahasan kulit permasalahan oleh

narasumber.

e. Penjelasan aktivitas diskusi dan Tanya

jawab mengenai judul proposal PTK.

f. Penentuan pemecahan masalah yang akan

diselesaikan dalam kelas adalah dengan

melakukan penelitian tindakan kelas.

Workshop ini dilakukan pada dua tempat yang

mana termasuk dalam Gugus Diponegoro Kecamatan

Ungaran Barat Kabupaten Semarang yaitu di SD Negeri

Langensari 03 dan SD Negeri Langensari 02. Adapun

kendala dalam melaksanakan workshop proposal PTK

adalah penentuan jadwal worksop. Peneliti sudah

meminta hendak melakukan workshop dari bulan

Oktober 2016. Akan tetapi pada bulan tersebut anak

sekolah sedang persiapan UTS I sehingga pelaksanaan

workshop ditunda. Sedangkan pada Bulan November

persiapan UAS I sehingga Guru SD di Gugus

Diponegoro keberatan apabila harus mengikuti

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10602/4/T2_942011023_BAB IV... · Dari hasil workshop pada tanggal 06 Februari 2016 sebanyak 50% guru

49

workshop penyusunan proposal PTK. Peneliti

berkoordinasi dengan narasumber untuk membantu

pelaksanaan workshop. Kepanitian workshop

menggunakan kepanitiaan KKG. Pelaksanaan

Workshop siklus I pada Hari Sabtu 06 Februari 2016

dan siklus II pada Hari Sabtu 05 Maret 2016 pukul

10.00 WIB sampai 12.00 WIB.

4.3.2 Proposal PTK

Penyusunan proposal PTK menurut teori Supardi

dalam Arikunto, dkk (2006:4) kegiatan untuk

menyusun suatu proposal penelitian yang akar

permasalahannya berasal dari kelas. Permasalahan

yang setiap hari dialami oleh guru namun jarang yang

diselesaikan dalam bentuk penelitian tindakan kelas.

Proposal adalah bentuk usulan penelitian yang berisi

judul, bab I yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian

dan manfaat penelitian. Sedangkan pada bab II berisi

kajian teori mengenai apa variable yang digunakan dan

pada bab III berisi metode penelitian yang berisi jenis

penelitian, subyek penelitian, tempat penelitian, teknik

pengumpulan data, teknik analisis data.

Pada tahap pra siklus hasil penelitian

menunjukan sebanyak 5 peserta pemahami dan

mampu menuliskan isi dari rumusan masalah, tujuan

masalah, dan manfaat teoriti maupun manfaat praktis

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10602/4/T2_942011023_BAB IV... · Dari hasil workshop pada tanggal 06 Februari 2016 sebanyak 50% guru

50

dan menuliskan judul penelitian dan masuk kategori

baik. Sedangkan sebanyak 40 peserta menuliskan

belum pernah membuat PTK dan belum pernah

menerima pelatihan PTK maupun tugas perkuliahan.

sisanya masuk kategori cukup. Dikatakan baik karena

mereka sudah mampu mengisi kesulitan dalam

menuliskan latar belakang sampai menyusun indikator

keberhasilan. Sedangkan masuk kategori cukup apabila

mampu menuliskan latar belakang. Sedangkan masuk

kategori kurang jika hanya mengisi pedoman

wawancara sampai nomer 2.

Pada tahap siklus I peneliti melakukan tindakan

pertama yaitu workshop penyusunan PTK. Penjelasan

secara teoritis mengenai PTK telah dilakukan oleh

narasumber. Pemberian motivasi mengenai keharusan

pembuatan PTK bagi guru PNS dilakukan. Hal ini

dilakukan agar anggapan mengenai sulinya pembuatan

proposal PTK adalah keliru. Pembahasan mengenai

subjek penelitian dilakukan. Setelah itu pembuatan

judul penelitian tindakan kelas. Dari judul tersebut

dibuatlah rumusan masalah berbentuk kalimat

pertanyaan. Sampai pada tahap penulisan metode

penelitian. Dari hasil worksop siklus I dituliskan

mengenai kesulitan mengenai pembuatan proposal PTK.

Hal tersebut dilakukan agar mengetahun kekurangan

tindakan dan dapat diperbaiki pada siklus II.

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10602/4/T2_942011023_BAB IV... · Dari hasil workshop pada tanggal 06 Februari 2016 sebanyak 50% guru

51

Dari hasil siklus I dan siklus II tampak

peningkatan tingkat kesulitan dari semula memperoleh

rata-rata nilai 35 masuk kategori kurang, pada siklus I

memperoleh nilai rata-rata 61,3 yaitu masuk kategori

cukup. Sedangkan pada siklus II rata-rata peserta

masuk dalam kategori baik dengan nilai tingkat

kesulitan 76.

Berikut tabel mengenai nilai dari ke-4 aspek

kesulitan dari pra siklus, siklusI dan siklus II:

Tabel 4.7 Analisis tingkat kesulitan guru

dari pra siklus, siklus I dan siklus II

No Uraian Kemampuan Nilai

Pra siklus

Nilai Siklus I

Nilain Siklus II

1. Membuat judul 30 75 85

2. Merumuskan masalah

30 60 80

3. Menentukan tinjauan pustaka

50 60 75

4. Menentukan metode penelitian

30 50 65

Rata-rata 35 61.3 76