bab iv hasil dan pembahasan...

12
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Gambaran Obyek Penelitian SMA Kristen YSKI Semarang SMA Kristen YSKI berada di bawah naungan sebuah yayasan pendidikan Yayasan Sekolah Kristen Indonesia (YSKI). YSKI berdiri pada 15 November 1951 dengan nama Yayasan Sekolah Kristen Tionghoa Semarang dengan akte notaris nomor 53 tertanggal 15 November 1951 oleh notaris Tan A Sioe. YSKI ada dalam naungan beberapa gereja yaitu Gereja Isa Almasih Pringgading, Gereja Kristen Indonesia Karangsaru, Gereja Kristen Indonesia Gereformed, Gereja Kristen Indonesia Beringin, Gereja Isa Almasih Dokter Cipto dan Gereja Kristen Indonesia Peterongan. SMA Kristen YSKI berdiri pada 1 Januari 1967 dengan nama SMA Kristen 3 dengan kepala sekolah SugionoTs. Awal berdirinya lokasinya ada di Jl. Dr. Cipto 109, kemudian pada 1 Juli 1967 dipindah ke Jl. Sidodadi Timur 23 sampai sekarang. Sekolah ini mengalami pasang surut dalam perjalanannya.Awal berdirinya hanya 1 kelas hingga mencapai 24 kelas untuk kelas pagi dan siang.Fasilitas sekolah dari gedung 1 lantai sampai gedung 3 lantai.Di tengah persaingan sekolah yang semakin ketat, Tuhan tetap memberi kemampuan kepada pengelola sekolah sehingga sekolah ini tetap bisa eksis sampai sekarang. Dengan penambahan sarana prasarana seperti ruang perpustakaan, laboratorium bahasa, laboratorium komputer, green house menjadikan proses pembelajaran semakin bermutu. Pelatihan komputer, kemampuan berbahasa Inggris bagi guru dan karyawan untuk meningkatkan profesionalitas dan juga dukungan dari masyarakat membuat sekolah ini bisa mendapat prestasi baik akademis maupun non akademis baik dalam kota maupun provinsi. Pada tahun 2008 dalam usia 41 tahun, semoga sekolah ini semakin besar dan bisa andil lebih besar lagi dalam mencerdaskan anak bangsa.

Upload: trandiep

Post on 14-Jun-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14146/4/T1_162013006_BAB IV.pdfPengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for linearity pada taraf signifikasi

BAB IV

HASIL dan PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Gambaran Obyek Penelitian SMA Kristen YSKI Semarang

SMA Kristen YSKI berada di bawah naungan sebuah yayasan pendidikan

Yayasan Sekolah Kristen Indonesia (YSKI). YSKI berdiri pada 15 November

1951 dengan nama Yayasan Sekolah Kristen Tionghoa Semarang dengan akte

notaris nomor 53 tertanggal 15 November 1951 oleh notaris Tan A Sioe. YSKI

ada dalam naungan beberapa gereja yaitu Gereja Isa Almasih Pringgading, Gereja

Kristen Indonesia Karangsaru, Gereja Kristen Indonesia Gereformed, Gereja

Kristen Indonesia Beringin, Gereja Isa Almasih Dokter Cipto dan Gereja Kristen

Indonesia Peterongan. SMA Kristen YSKI berdiri pada 1 Januari 1967 dengan

nama SMA Kristen 3 dengan kepala sekolah SugionoTs. Awal berdirinya

lokasinya ada di Jl. Dr. Cipto 109, kemudian pada 1 Juli 1967 dipindah ke Jl.

Sidodadi Timur 23 sampai sekarang. Sekolah ini mengalami pasang surut dalam

perjalanannya.Awal berdirinya hanya 1 kelas hingga mencapai 24 kelas untuk

kelas pagi dan siang.Fasilitas sekolah dari gedung 1 lantai sampai gedung 3

lantai.Di tengah persaingan sekolah yang semakin ketat, Tuhan tetap memberi

kemampuan kepada pengelola sekolah sehingga sekolah ini tetap bisa eksis

sampai sekarang. Dengan penambahan sarana prasarana seperti ruang

perpustakaan, laboratorium bahasa, laboratorium komputer, green house

menjadikan proses pembelajaran semakin bermutu. Pelatihan komputer,

kemampuan berbahasa Inggris bagi guru dan karyawan untuk meningkatkan

profesionalitas dan juga dukungan dari masyarakat membuat sekolah ini bisa

mendapat prestasi baik akademis maupun non akademis baik dalam kota maupun

provinsi. Pada tahun 2008 dalam usia 41 tahun, semoga sekolah ini semakin besar

dan bisa andil lebih besar lagi dalam mencerdaskan anak bangsa.

Page 2: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14146/4/T1_162013006_BAB IV.pdfPengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for linearity pada taraf signifikasi

4.2 Uji Sebaran Data

4.2.1 Uji Normalitas

Tabel 4.1

UJI NORMALITAS

(Sumber: data diolah)

Pada pembahasan ini, akan digunakan uji liliefors dengan melihat nilai

pada Shapiro–Wilk karena sampel berjumlah kurang dari 50. Data dinyatakan

berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05.Dapat diketahui bahwa

nilai signifikansi untuk variabel Kemandirian Belajar sebesar 0,703 variabel

Kedisiplinan 0,115, dan variabel Tanggung Jawab memiliki nilai signifikansi

sebesar 0,760. Jadi dalam penelitian ini variabel Kemandirian Belajar,

Kedisiplinan dan Tanggung Jawab berdistribusi normal karena memiliki nilai

signifikansi lebih dari 0,05. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel Uji Normalitas

(lihat lampiran Tabel 4.1)

Page 3: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14146/4/T1_162013006_BAB IV.pdfPengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for linearity pada taraf signifikasi

4.2.2 Uji Linearitas

Tabel 4.2

UJI LINEARITAS VARIABEL KEDISIPLINAN dengan KEMANDIRIAN

(Sumber: data diolah)

Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for linearity pada taraf

signifikasi 0,05.Hasil uji linieritas menunjukan bahwa nilai signifikansipada

variabelKedisiplinan sebesar 0,863 lebih besar dari 0,05.Itu berarti data

Kedisiplinan dan Kemandirian Belajar dalam penelitian ini berbentuk Linier.Hal

tersebut dapat dilihat di tabel uji linieritas (lihat pada lampiran Tabel 4.2)

Tabel 4.3

UJI LINEARITAS VARIABEL TANGGUNG JAWAB dengan

KEMANDIRIAN

(Sumber: data diolah)

Hasil uji linieritas menunjukan bahwa nilai signifikansi pada variabel

Tanggung Jawab sebesar 0,505 lebih besar dari 0,05. Itu berarti data Tanggung

Jawab dan Kemandirian Belajar dalam penelitian ini berbentuk Linier. Hal

tersebut dapat dilihat di tabel uji linieritas (lihat pada lampiran Tabel 4.3)

Page 4: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14146/4/T1_162013006_BAB IV.pdfPengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for linearity pada taraf signifikasi

4.3 Hasil Penelitian

4.3.1 Analisis Pendahuluan

Tabel 4.4

Table Distribusi

(Sumber: data diolah)

Analisis pendahuluan atau analisis statistik deskriptif bertujuan untuk

memperoleh gambaran mengenai variabel yang diteliti.Alat analisis yang dipakai

pada analisis ini ialah tabel distribusi frekuensi, diagram statistik

(histogram).Berdasarkan table distribusi, diketahui variabel Kemandirian Belajar

mempunyai mean 32,1600, median 31,0000, dan modus 33,00. Sedangkan standar

deviasinya 6,13514, mempunyai nilai minimum 17,00, dan nilai maksimum

sebesar 43,00. Variabel Kedisiplinan mempunyai mean 36,5600, median 36,0000,

dan modus 33,00. Sedangkan standar deviasinya 4,15411, mempunyai nilai

minimum 28,00, dan nilai maksimum sebesar 46,00. Diketahui pula variabel

Tanggung Jawab mempunyai mean 33,8000, median 33,0000, dan modus 33,00.

Sedangkan standar deviasinya 7.18215, mempunyai nilai minimum 17.00, dan

nilai maksimumsebesar 48.00.Diagram statistic (histogram) dapat dilihat pada

lampiran gambar. Untuk memperjelas data–data penelitian, dibuat tabel distribusi

frekuensi pada masing–masing variabel sebagai berikut:

Statistics

kemandirian kedisiplinan tanggungjawab

N Valid 25 25 25

Missing 0 0 0

Mean 32.1600 36.5600 33.8000

Median 31.0000 36.0000 33.0000

Mode 33.00 33.00 33.00

Std. Deviation 6.13514 4.15411 7.18215

Minimum 17.00 28.00 17.00

Maximum 43.00 46.00 48.00

Page 5: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14146/4/T1_162013006_BAB IV.pdfPengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for linearity pada taraf signifikasi

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Variabel Kedisiplinan dalam Pembelajaran Ekonomi di

Kalangan Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Kristen YSKI Semarang

(Sumber: data diolah)

Tabel 4.5 menunjukkan distribusi frekuensi variabel Kedisiplinan dalam

Pembelajaran Ekonomi di Kalangan Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Kristen YSKI

Semarang. Distribusi frekuensi menjelaskan bahwa 10 responden berada pada

kategori rendah (40,0%). Terdapat 12 responden berada pada kategori sedang

(48,0%), dan terdapat 3 responden berada pada kategori tinggi (12,0%).

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Variabel Tanggung Jawab dalam Pembelajaran

Ekonomi di Kalangan Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Kristen YSKI Semarang

(Sumber: data diolah)

Tabel 4.6 menunjukkan distribusi frekuensi variabel Tanggung Jawab

dalam Pembelajaran Ekonomi di Kalangan Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Kristen

YSKI Semarang. Distribusi frekuensi menjelaskan bahwa 4 responden berada

pada kategori rendah (16,0%). Terdapat 17 responden berada pada kategori

sedang (68,0%), dan terdapat 4 responden berada pada kategori tinggi (16,0%).

interval

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 28-34 10 40.0 40.0 40.0

35-41 12 48.0 48.0 88.0

42-48 3 12.0 12.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

interval

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 17-28 4 16.0 16.0 16.0

29-40 17 68.0 68.0 84.0

41-52 4 16.0 16.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

Page 6: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14146/4/T1_162013006_BAB IV.pdfPengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for linearity pada taraf signifikasi

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Variabel Kemandirian Belajar dalam Pembelajaran

Ekonomi di Kalangan Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Kristen YSKI Semarang

(Sumber: data diolah)

Tabel 4.7 menunjukkan distribusi frekuensi variabel Kemandirian Belajar

dalam Pembelajaran Ekonomi di Kalangan Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Kristen

YSKI Semarang. Distribusi frekuensi menjelaskan bahwa 7 responden berada

pada kategori rendah (28,0%). Terdapat 16 respondenberada pada kategori

sedang (64,0%), dan terdapat 2 responden berada pada kategori tinggi (8,0%).

interval

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 17-28 7 28.0 28.0 28.0

29-40 16 64.0 64.0 92.0

41-52 2 8.0 8.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

Page 7: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14146/4/T1_162013006_BAB IV.pdfPengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for linearity pada taraf signifikasi

4.4 Analisis Lanjutan

a. Korelasi Kedisiplinan dengan Kemandirian Belajar

Tabel 4.8

KORELASI KEDISIPLINAN dengan KEMANDIRIAN

Correlations

kemandirian kedisiplinan

kemandirian Pearson Correlation 1 .521**

Sig. (1-tailed) .004

N 25 25

kedisiplinan Pearson Correlation .521** 1

Sig. (1-tailed) .004

N 25 25

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

(Sumber: data diolah)

Perhitungan korelasi menggunakan progam perhitungan data statistik IBM

SPSS Statistics 23.Koefisien korelasi antara Kedisiplinan dengan Kemandirian

Belajar sebesar 0,521pada taraf signifikansiɑ 5%.Koefesien korelasitersebut

positif artinya terdapat hubungan positif antara Kedisiplinan dengan Kemandirian

Belajar.Signifikansi satu sisi menunjukan angka sebesar 0,004. Hal ini

menunjukan bahwa signifikansi antara Kedisiplinandengan Kemandirian Belajar,

karena ɑ < 0,05 (0,004< 0,05).

Page 8: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14146/4/T1_162013006_BAB IV.pdfPengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for linearity pada taraf signifikasi

b. Korelasi Tanggung Jawab dengan Kemandirian Belajar

Tabel 4.9

KORELASI TANGGUNG JAWAB dengan KEMANDIRIAN

(Sumber: data diolah)

Perhitungan korelasi menggunakan program perhitungan data statistik

IBM SPSS Statistics 23. Koefisien korelasi antara Tanggung Jawab dengan

KemandirianBelajar sebesar 0,787 pada taraf signifikansiɑ 5%.Koefesien korelasi

tersebut positif artinya terdapat hubungan positif antara Tanggung Jawab dengan

Kemandirian Belajar. Signifikansi satu sisi menunjukan angka sebesar0,000. Hal

ini menunjukan bahwa signifikansi antara Tanggung Jawab dengan Kemandirian

Belajar, karena ɑ < 0,05 (0,000 < 0,05).

c. Uji Korelasi Berganda antara Kedisiplinan dan Tanggung Jawab dengan

Kemandirian Belajar

Table 4.10

UJI KORELASI BERGANDA antara KEDISIPLINAN dan TANGGUNG

JAWAB dengan KEMANDIRIAN BELAJAR

(Sumber: data diolah)

Correlations

kemandirian tanggungjawab

kemandirian Pearson Correlation 1 .787**

Sig. (1-tailed) .000

N 25 25

tanggungjawab Pearson Correlation .787** 1

Sig. (1-tailed) .000

N 25 25

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Model Summary

Model R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .791a .625 .591 3.92219 .625 18.361 2 22 .000

a. Predictors: (Constant), tanggungjawab, kedisiplinan

Page 9: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14146/4/T1_162013006_BAB IV.pdfPengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for linearity pada taraf signifikasi

Perhitungan korelasi berganda menggunakan program perhitungan data

statistik IBM SPSS Statistics 23.Kedisiplinan dan Tanggung Jawab dengan

Kemandirian Belajar menghasilkan koefisien korelasi sebesar r(hitung) = 0,791

yang menandakan bahwa ada hubungan antara Kedisiplinan dan Tanggung Jawab

dengan Kemandirian Belajar. Diperoleh F hitung sebesar 18,361dengan ɑ = 0,000

< 0,05 dengan demikian dapat dikatakan terdapat hubungan yang signifikan antara

Kedisiplinan dan Tanggung Jawabdengan Kemandirian Belajar.

4.5 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui apakah hipotesis nol (H0)

yang diajukan ditolak atau sebaliknya pada taraf kepercayaan tertentu hipotesis

alternative (H1) yang diajukan diterima. Sesuai dengan hipotesis yang diajukan,

maka hasil pengujian tersebut akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Hubungan antara Kedisiplinan dengan Kemandirian Belajar

Analisis data korelasi antara Kedisiplinan dengan Kemandirian Belajar

diperoleh koefisien korelasi sebesar ry1 = 0,521 maka H01 diterima dan angka

probabilitas dari hasil analisis data diperoleh sebesar ɑ = 0,004 <0,05 maka H0

ditolak (signifikan). Jadi hal tersebut dapat diartiakan bahwa ada hubungan positif

dan signifikan antara Kedisiplinan dengan Kemandirian Belajar.Memperhatikan

hasil korelasi yang positif dan signifikan ini dapat dinyatakan bahwa semakin

tinggi Kedisiplinan semakin tinggi pula Kemandirian Belajar. Begitu pula

sebaliknya semakin rendah Kedisiplinan maka Kemandirian Belajar akan rendah

pula.

2. Hubungan antara Tanggung Jawab dengan Kemandirian Belajar

Analisis data korelasi antara Tanggung Jawab dengan Kemandirian

Belajar diperoleh koefesien korelasi sebesar ry2 = 0,787 maka H02 diterima dan

angka probabilitas dari hasil analisis data sebesarɑ = 0,000 < 0,05maka H0ditolak

(signifikan). Jadi hal tersebut dapat diartikan bahwa ada hubungan positif dan

signifikan antara Tanggung Jawab dengan Kemandirian Belajar.Memperhatikan

hasil korelasi yang positif dan signifikan ini dapat dinyatakan bahwa semakin

tinggi Tanggung Jawab semakin tinggi pula Kemandirian Belajar. Begitu pula

Page 10: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14146/4/T1_162013006_BAB IV.pdfPengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for linearity pada taraf signifikasi

sebaliknya semakin rendah Tanggung Jawab maka Kemandirian Belajar akan

rendah pula.

3. Hubungan antara Kedisiplinan dan Tanggung Jawab dengan Kemandirian

Belajar

Perhitungan korelasi berganda Kedisiplinan dan Tanggung Jawabdengan

Kemandirian Belajar menghasilkan koefisien korelasi sebesar r (hitung) =

0,791yang menandakan bahwa ada hubungan antara Kedisiplinan dan Tanggung

Jawab dengan Kemandirian Belajar. Diperoleh F hitung sebesar 18,361 denganɑ =

0,000 < 0,05dengan demikian dapat dikatakan terdapat hubungan yang positif dan

signifikan antara Kedisiplinan dan Tanggung Jawabdengan Kemandirian Belajar.

4.6 Pembahasan Hasil Analisis

Pembahasan penelitian ini digunakan untuk data dan informasi hasil

temuan yang diinterpretasikan dengan menggunakan studi kepustakaan pada Bab

II.Hasil analisis yang telah dilakukan mengenai Hubungan antara Kedisiplinan

dan Tanggung Jawab dengan Kemandirian Belajar dalam Pembelajaran Ekonomi

di Kalangan Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Kristen YSKI Semarang, menunjukan

bahwa Kedisiplinan mempunyai hubungan positifdan signifikan dengan

Kemandirian Belajar dalam Pembelajaran Ekonomi di Kalangan Siswa Kelas XI

IPS 3 SMA Kristen YSKI Semarang.Dapat diketahuidari hasil perhitungan

koefisien korelasi antara variabel (X1) Kedisiplinan dengan (Y) Kemandirian

Belajar yang menunjukan koefisien korelasinya sebesar positif 0,521dan

signifikan. Sedangkan untuk tingkat signifikansi dikatakan signifikan karena dari

tabel nampak bahwa signifikansi (1-tailed) sebesar ɑ = 0,004 lebih kecil dari 0,05

(0,004< 0,05).Hal ini menunjukan bahwa Kedisiplinanmempunyai korelasi

dengan Kemandirian Belajar dalam Pembelajaran Ekonomi di Kalangan Siswa

Kelas XI IPS 3 SMA Kristen YSKI Semarang, yang mana juga didukung oleh

teori Kedisiplinan menurut Hasibuan (2002) disiplin ialah suatu sikap

menghormati dan menghargai suatu peraturan yang berlaku, baik secara tertulis

maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak menolak untuk

menerima sanksi-sanksi apabila dia melanggar tugas dan wewenang yang

Page 11: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14146/4/T1_162013006_BAB IV.pdfPengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for linearity pada taraf signifikasi

diberikan kepadanya.Ini berarti yang dimaksud dengan menjalankan tugas adalah

kedisiplinan.

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui Tanggung Jawab (X2) memiliki

hubungan yang positif dan signifikan dengan variabel Kemandirian Belajar. Hasil

yang diperoleh bahwa variabel Tanggung Jawab (X2) memiliki koefisien korelasi

0,787 (positif) dengan variabel Kemandirian Belajar dalam Pembelajaran

Ekonomi di Kalangan Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Kristen YSKI Semarang (Y),

dengan nilai signifikansiɑ = 0,000 < 0,05 berartisignifikan sehingga memiliki

korelasi Tanggung Jawab dengan Kemandirian Belajar siswa, hal ini juga

didukung oleh teori Hasan, dkk (2010 : 10) menyatakan bahwa deskripsi tanggung

jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan

kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,

lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.Ini

berarti yang dimaksud dengan melaksanakan tugas dan kewajibannya adalah

tanggung jawab.

Perhitungan korelasi berganda Kedisiplinan dan Tanggung Jawab dengan

Kemandirian Belajar menghasilkan koefisien korelasi sebesar rhitung 0,791.

Variabel Kedisiplinan dan Tanggung Jawab memiliki kontribusi yang dapat

diamati dari kolom R Square, yakni sebesar 0,625 atau 62,5%, sedangkan 37,5%

ditentukan oleh variabel lain. Berdasarkan table Model Summary, pada kolom

Sig. F Change diperoleh nilai probabilitas 0,000. Karena nilai probabilitas 0,000 <

0,05, maka keputusannya adalah H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi, dapat

disebutkan bahwa variabel Kedisiplinan dan Tanggung Jawab dengan

Kemandirian Belajar terdapat hubungan yang positif dan signifikan.

Hal ini didukung oleh teori dari Tirtarahardja dan Sulo (2008 : 50)

kemandirian belajar adalah aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong

oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri dari

pembelajar.Ini berarti yang dimaksud dengan kemauan dan pilihan sendiri adalah

kemandirian.Teori tersebut dengan jelas menyatakan bahwa tanggung jawab dari

diri siswa, dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 3 SMA Kristen YSKI

merupakan suatu hal yang penting untuk meningkatkan kemandirian

Page 12: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14146/4/T1_162013006_BAB IV.pdfPengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for linearity pada taraf signifikasi

belajarnya.Selain itu, kedisiplinan dalam belajar juga dapat menjadi acuan bagi

siswa untuk terus tekun mengerjakan tugas yang diberikan guru dimana hal ini

tentu dapat meningkatkan kemandirian belajar karena siswa telah terbiasa bahkan

atas kemauannya sendiri mengerjakan tugas dan mengumpulkannya tepat waktu

ataupun sebelum batas waktu yang ditentukan guru.Dapat dikatakan semakin

tinggi kedisiplinan dan tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas, maka

semakin tinggi juga kemandirian belajar siswa tersebut.