bab iv gea

4
BAB IV DISKUSI Ny. S menderita gastroenteritis akut. Hal ini didukung dengan data yang didapatkan dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Anamnesa pasien, mengalami diare dengan frekuensi 20-25x/hari. Diare cair terdapat darah dan lendir. Pasien mengeluh nyeri perut yang hilang timbul seperti diperas-peras dan semakin parah setelah diare. Selain itu pasien juga mengeluh mual muntah 3x/hari dan pusing kepala. Muntah berisi makanan yang sebelumnya dimakan oleh Ny. S. Hal ini mendukung diagnosa gastroenteritis, dimana peningkatan BAB lebih dari 3x/hari dan adanya tanda darah dan lendir pada feses, diduga akibat dari infeksi mikroorganisme. Biasanya yang menyebabkan diare dengan adanya darah dan lendir pada pasien adalah infeksi bakteri E. coli, Salmonella campylobacter dan Clostridium difficile. 26

Upload: anggun

Post on 27-Jan-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pembahasan mendiagnosa gastroenteritis akut

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV GEA

BAB IV

DISKUSI

Ny. S menderita gastroenteritis akut. Hal ini didukung dengan data yang

didapatkan dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Anamnesa pasien, mengalami diare dengan frekuensi 20-25x/hari. Diare cair

terdapat darah dan lendir. Pasien mengeluh nyeri perut yang hilang timbul seperti

diperas-peras dan semakin parah setelah diare. Selain itu pasien juga mengeluh

mual muntah 3x/hari dan pusing kepala. Muntah berisi makanan yang sebelumnya

dimakan oleh Ny. S. Hal ini mendukung diagnosa gastroenteritis, dimana

peningkatan BAB lebih dari 3x/hari dan adanya tanda darah dan lendir pada feses,

diduga akibat dari infeksi mikroorganisme. Biasanya yang menyebabkan diare

dengan adanya darah dan lendir pada pasien adalah infeksi bakteri E. coli,

Salmonella campylobacter dan Clostridium difficile.

Pemeriksaan fisik didapatkan pasien dalam keadaan lemas, mata cowong,

mukosa bibir kering, CRT >2 detik dan sempat , menunjukkan bahwa pasien juga

mengalami dehidrasi ringan. Pada pemeriksaan lokalis abdomen, auskultasi

didapatkan bising usus meningkat, perkusi didapatkan meteorismus dan palpasi

didapatkan nyeri tekan seluruh lapang abdomen, hal ini diduga adanya peradangan

pada saluran perncernaan yang mengakibatkan peningkatan gerak peristaltik usus

dan menyebabkan nyeri tekan pada perut pasien. Tanda meteorismus menandakan

adanya peningkatan udara di rongga peritoneum, hal ini juga diduga akibat dari

peningkatan aktifitas mikroorganisme yang metabolismenya menghasilkan

26

Page 2: BAB IV GEA

27

peningkatan gas.

Pemeriksaan penunjang menggunakan tes darah lengkap, dan didapatkan

peningkatan pada leukosit pasien, hal ini menunjukkan adanya infeksi

mikroorganisme pada pasien. Hasil diffcount shift to the left, menunjukkan infeksi

akut.

Berdasarkan data diatas dapat dipastikan diagnosa kerja pada pasien

adalah gastroenteritis akut, dimana keluhan diare pasien terjadi kurang dari 15

hari. Bentuk feses cair dengan darah dan lendir biasanya disebabkan oleh

mikroorganisme. Untuk memastikan penyebab dari diare pasien bisa dilakukan

pemeriksaan penunjang kultur feses. Tes widal juga perlu dilakukan untuk

menyingkirkan diagnosa banding typhoid fever karena riwayat demam pada

pasien merupakan salah satu kriteria dari typhoid fever. Pemeriksaan kadar

elektrolit bisa dilakukan untuk menentukan kadar elektrolit pada tubuh pasien

yang hilang, dikarenakan pasien sempat mengalami dehidrasi sedang.

Diagnosa banding diare adalah crohn disease, typhoid fever, irritable

bowel syndrome, intoksikasi makanan dan disentri basiler. Pada crohn disease,

infeksi pada usus biasanya berlangsung kronik, sedangkan pada irritable bowel

syndrome biasanya keadaan umum pasien baik waktu feses juga lebih sering pada

pagi hari. Intoksikasi makanan dapat menyebabkan diare, namun biasanya tidak

disertai darah dan pada pemeriksaan lab darah juga menunjukkan adanya

peningkatan leukosit dan LED, yang berarti terjadi infeksi mikroorganisme. Diare

dengan keluhan bercak darah dan lendir, lebih mengarah ke disentri basiler,

namun perlu dipastikan lagi dengan pemeriksaan kultur feses.

Pemberian terapi pada pasien sebaiknya diberikan rehidrasi terlebih dahulu

Page 3: BAB IV GEA

28

dikarenakan banyaknya cairan yang hilang lewat diare. Pemberian ringer laktat

dapat menggantikan cairan yang hilang dari tubuh. Obat oral seperti lopramide

(anti-diare) bias digunakan untuk menurunkan motilitas usus. Selain itu juga bisa

diberikan metoclopramide untuk menurunkan muntah pasien dan antibiotik

siprofloksasin untuk mengatasi penyebab diare. Pemberian obat maag juga bisa

diberikan kepada pasien dengan riwayat gastritis.