bab iv arga (2) baru

Upload: arga-d-putra

Post on 20-Jul-2015

93 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IV PELAKSAAN KEGIATAN

4.1 Uji Slumb Beton 4.1.1 PengertianDasar Uji slump beton ini bertujuan untuk menyediakan langkah kerjabagi para pengguna untuk menentukan slump dari beton semen hidrolisplastis. Cara uji ini memuat ruang lingkup, arti kegunaan, rangkuman dari cara uji, peralatan,dan langkahkerja. Hasil uji ini digunakan dalam pekerjaan, perencanaan campuran beton dan pengendalian mutu beton pada pelaksanaan pembetonan..

4.1.2 Peralatan yang digunakan Alat uji harus berupa sebuah cetakan yang terbuat dari bahan logam yang tidak lengket dan tidak bereaksi dengan pasta semen. Cetakan harus berbentuk kerucut terpancung dengan diameter dasar 203 mm, diameter atas 102 mm, tinggi 305 mm. Permukaan dasar dan permukaan atas kerucut harus terbuka dan sejajar satu dengan yang lain serta tegak lurus terhadap sumbu kerucut.

Gambar 1. Alat Uji Slumb

24

4.1.3Prosedur Pengujian a) Basahi cetakan dan letakkan di atas permukaan datar, lembab, tidak menyerap air dan kaku. Cetakan harus ditahan secara kokoh di tempat selama pengisian, oleh operator yang berdiri di atas bagian injakan. Segera isi cetakan dalam tiga lapis, setiap lapis sekira sepertiga volume cetakan. b) Padatkan setiap lapisan dengan 25 tusukan menggunakan batang pemadat.Sebarkan penusukan secara merata di atas permukaan setiap lapisan. Untuk lapisan bawah akan membutuhkan miring dan kemudian lanjutkan penusukan secara dari

penusukan secara vertikal. Padatkan

lapisan bawah seluruhnya hingga kedalamannya. Padatkan lapisan kedua dan lapisan atas seluruhnya hingga kedalamannya, sehingga penusukan menembus batas lapisan di bawahnya. c) Dalam pengisian dan pemadatan lapisan atas, lebihkan adukan

beton di atas cetakan sebelum pemadatan dimulai. Bila pemadatan menghasilkan beton turun dibawah ujung atas cetakan, tambahkan

adukan beton untuk tetap menjaga adanya kelebihan beton pada bagian atas dari cetakan. Setelah lapisan atas selesai dipadatkan, ratakan permukaan beton pada bagian atas cetakan dengan cara menggelindingkan batang penusuk di atasnya. Lepaskan segera cetakan dari beton dengan cara mengangkat dalam arah vertikal secara-hati-hati. Angkat cetakan dengan jarak 300 mm dalam waktu 5 detik secara vertikal. Selesaikan seluruh pekerjaan pengujian dari awal pengisian hingga pelepasan cetakan tanpa gangguan, dalam waktu tidak lebih dari 2 menit. d) Setelah beton menunjukkan penurunan pada permukaan, ukur segera slump dengan menentukan perbedaan vertikal antara bagian atas cetakan dan bagian pusat permukaan atas beton. Bila terjadi keruntuhan atau keruntuhan geser beton pada satu sisi atau sebagian massa beton.

25

4.2 Pembuatan Benda Uji dan Test Kuat Tekan Beton 4.2.1 Pengertian Dasar Metode pengujian ini digunakan untuk menentukan kuat tekan (compressive strength) beton dengan benda uji berbentuk silinder yang dibuat dan dimatangkan (curing) di laboratorium maupun di lapangan. Kuat tekan beton adalah besarnya beban persatuan luas yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang dihasilkan oleh mesin tekan.

4.2.2 Peralatan yang digunakan Cetakan silinder diameter 15 cm dan tinggi 30cm, tongkat pemadat, mesin pengaduk, timbangan, mesin tekan,Satu set alat pelapis(capping), Peralatan tambahan : ember, sekop, sendok, sendok perata, dll. 4.2.3 Prosedur Pengujian Untuk mendapatkan benda uji harus diikuti beberapa tahapan dari beton segar yang mewakili campuran beton antara lain : 1. Isi cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis, dimana setiap lapis dipadatkan dengan 25x tusukan secara merata, kemudian biarkan 24 jam, setelah itu bukalah cetakan dan keluarkan benda uji, lalu rendam dalam bak perendam berisi air pada temperatur 25C. 2. Untuk persiapan pengujian, ambil benda uji dari bak perendam ,kemudian lapisi permukaan atas benda uji dengan mortar

belerang dengan cara sebagai berikut; Lelehkan mortar belerang di dalam pot peleleh yang dinding dalamnya telah dilapisi tipis dengan minyak/oli, Letakkan benda uji tegak lurus pada cetakan, benda uji siap diperiksa.

26

Prosedur pengujian kuat tekan beton melalui tahapan sebagai berikut: Letakan benda uji pada mesin tekan secara

sentris, dan jalankan mesin tekan dengan penambahan beban antara 2 sampai 4 kg/cm 2 perdetik. Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan catatlah beban maksimum yang terjadi selama pemeriksaan

benda uji Ialu gambar bentuk pecah dan catatlah keadaan benda uji. Kemudian hitung kuat tekan beton yaitu besarnya beban persatuan luas.

Kuat tekan beton : P / A (kg/cm 2 ) Dimana : P = beban maksimum (kg) A = luas penampang benda uji (cm 2 )

Hasil

pengujian

ini

dapat

digunakan

dalam

pekerjaan:

Perencanaan campuran beton dan pengendalian mutu beton pada pelaksanaan pembetonan.

Gambar : Test Uji Beton

27

4.3 Uji Sand cone 4.3.1 Pengertian Dasar Percobaan kerucut pasir (sand cone) merupakan salah satu jenis pengujian yang dilakukan di lapangan, untuk menentukan berat isi kering (kepadatan tanah) asli ataupun hasil suatu pekerjaan pemadatan, pada tanah kohesif maupun non kohesif. Percobaan ini biasanya dilakukan untuk mengevaluasi hasil pekerjaan pemadatan di lapangan yang dinyatakan dalam derajat pemadatan (degree of compaction), yaitu perbandingan antara d lapangan (kerucut pasir) dengan d maks

hasil percobaan pemadatan di laboratorium dalam persentase lapangan. Di lapangan, sebuah lubang kecil digali pada permukaan tanah yang telah dipadatkan. Apabila berat tanah yang telah digali dari lubang tersebut dapat ditentukan (W wet ) dan kadar air dari tanah galian itu juga diketahui, maka berat kering dari tanah (W dry ) dapat dicari dengan persamaan:

W dry = W wet / (1 + (w/100)) dimana w = kadar air.

Setelah lubang tersebut digali (tanah asli ditimbang seluruhnya), kerucut dengan botol berisi pasir diletakkan di atas lubang itu. Pasir dibiarkan mengalir keluar dari botol mengisi seluruh lubang dan kerucut. Sesudah itu, berat dari tabung, kerucut, dan sisa pasir dalam

4.3.2 Peralatan yang digunakan a. Ember untuk tempat pasir b. Kertas untuk corong pasir c. Peralatan lain seperti : sendok, kuas, sendok dempul,dll. d. Neraca digital dengan ketelitian 0,1 gram. e. Pasir kwarsa (pasir putih) f. Alat pengujian sand cone 28

g. Palu untuk alat Bantu pembuat lubang dalam tanah h. Pahat untuk mencongkel tanah i. Botol transparan kapasitas 5liter j. Kerucut dengan diameter 16.5 Cm

4.3.3

Prosedur Pengujian

a. Tentukan jumlah pasir yang dibutuhkan untuk mengisi corong dengan penuh sebagai berikut: Tempat alat pada tempat yang datar Timbang botol dan pasir Isi alat dengan pasir sampai penuh, sampai pasir berhenti mengalir Tutup keran dan timbang botol dan sisa pasir Pasir yang dibutuhkan untuk mengisi corong dengan penuh

b. Siapkan permukaan tanah yang akan diuji dengan membuat rata permukaaan tanah setempat c. Tempatkan alat diatas permukaan yang sudah rata dan beri tanda pada lubang pelat d. Angkat alat tersebut dan buat lubang pada tanda dengan hati hati e. Tempatkan lagi alat pada tempat semula dan buka keran dan birkan pasir mengalir samapi berhenti, kemudian tutup kerannya f. Timbang berat tanah hasil galian g. Timbang berat alat dan pasir

h. Ambil bekas tanah galian secukupnya dan periksa kadar airnya.

29

1. Lubang galian

2. timbang tanah galian

3 .Timbang botol yang berisi pasir kwarsa

4.pasir dimasukkan dalam lubang

5

pasir dalam lubang setelah corong diangakat

6. Timbang sisa pasir

4.4 Kunjungan ke batching plant Batching plant adalah alat yang berfungsi untuk mencampur / memproduksi beton ready mix dalam jumlah yang besar . Batching plant digunakan agar beton ready mix tetap dalm kualitas yang baik,sesuai standart,nilai slumb test dan streng-nya stabil sesuai yang diharapkan untuk komposisi material harus terkendali .

30

Bagian-bagian Batching Plant antara lain : 1. Cement Silo ,berfungsi untuk tempat penyimpanan semen dan menjaga semen agar tetap dalam kualitas baik . 2. Belt Conveyor ,berfungsi untuk menarik bahan atau material ke atas ,dari bin ke storage bin . 3. Bin , berfungsi sebagai tempat penumpulan bahan atau material yang berasal dari penumpukan bahan di basecamp dengan bantuan wheel loader untuk ditarik keatas storage bin . 4. Storage Bin,berfungsi untuk pemisah fraksi agregat. Storage bin dibagi menjadi 4 yaitu : agregat butir kasar,butir menengah ,butir halus dan fly ash. 5. Timbangan ,Timbangan untuk batching plant dibagi menjadi 3 yaitu : timbangan air,timbangan agregat ,dan timbangan semen . 6. Dosage Pump, digunakan untuk penambahan bahan admixture seperti retarder. 7. Tempat penampung air yang berfungsi untuk supply kebutuhan air pada ready mix.

Kunjungan ini adalah untuk mengontrol atau mengawasi proses pencampuran bahan-bahan pembuat beton agar tidak terjadi kesalahan dalam jumlah bahan yang digunakan. Juga untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan beton segar mulai dari pencampuran bahan sampai beton segar siap di bawa ke lokasi pengecoran.

31

Berikut adalah tabel kebutuhan bahan :

TabelKebutuhanBahan Mutu (K) 100 125 150 175 200 225 250 275 300 247 276 299 326 352 371 384 406 413 Semen(kg) Pasir (kg) 869 828 799 760 731 698 692 684 681 Krikil (kg) 999 1012 1017 1029 1031 1047 1039 1026 1021 215 215 215 215 215 215 215 215 215 Air (kg)

Sumber: SNI

Gambar :batching plant

4.5 Input data ke komputer serta pengisian cek list uji beton Data uji dari berbagai tes yang dilakukan

dimasukkan/diinput ke komputer.Penginputan ini dilakukan agar data bisa lebih aman dan mempermudah pelaporan hasil laboratorium.

32

Pengerjaan cek list dilakukan untuk pelaporan pengecoran hasil uji tes yang dilakukan pada beton.Dimulai dari pencampuran bahan di batching plan sampai penuangan beton segar ke pekerjaan pengecoran pada proyek.

4.6 Pengambilan sampel mortar Pengambilan sampel mortar di lapangan secara langsung dilakukan agar para pemborong yang memborong pekerjaan tersebut tidak kurang dengan mengurangi bahan sehingga mutu mortar terjaga.

4.7 Metode Konstruksi Spillway 4.7.I Pendahuluan Bangunan pelimpah adalah bangunan pelengkap suatu bendungan. Bangunan ini berfungsi untuk mengalirkan air banjir agar tidak membahayakan tubuh bendungan. Debit banjir dialirkan dengan kecepatan tinggi, sehingga mempunyai energi yang besar. Energi ini akan merusak dasar sungai. Guna mengurangi energi yang terjadi dalam aliran tersebut dilakukan berbagai upaya antara lain dengan membuat terap di hilir pelimpah untuk memperkecil energi yang dihasilkan.

33

4.7.2 Kerja batu di saluran primer situbondo timur B.ST.9 - B.ST.10

1. Definisi Kerja a. Lining Jenis: Lapisan dan perlindungan bekerja untuk bagian bawah, kemiringan kanal, sungai mengalir, dan sungai pelindung tebing. b. Struktur dan jenis dinding: Struktur termasuk struktur divisi, jumlah pemilih, cek, spillway, drop, drainase gorong-gorong, langkah-langkah, dinding perlindungan dalam di sekitar saluran dan struktur jalan. Setelah kami mengadakan pengecekan di saluran Primer Situbondo untuk menentukan mana yang harus kita perbaiki atau tidak dibutuhkan untuk perbaikan.

2. Metode Kerja a. Persiapan: Siapkan semua peralatan dan bahan sebelum memulai pekerjaan batu kali. b. Pembongkaran, memotong dan Pembuangan

pasangan batu atau beton yang ada: Kami harus hatihati membongkar dan mematahkan punggung setiap pasangan batu yang rusak atau yang sudah ada atau beton sampai bahan benar benar terbongkar

semuanya. c. Peti dan Pengeringan: Untuk melaksanakan

pekerjaan rehabilitasi saluran atau lapisan di saluran irigasi yang sudah ada menerapkan metode setengah penutupan atau metode serupa lain di mana tidak ada pengisian ulang untuk suspensi pasokan air irigasi yang diberikan. pekerjaan coffering dengan

dewatering harus dilakukan, termasuk pemeliharaan 34

berikutnya dan penghapusan. pekerjaan saluran coffering tersebut harus direncanakan, dirancang, dibangun, dipelihara dan kemudian dihapus. d. Survei garis, elevasi dan wilayah kerja: Mengatur keluar daerah, tingkat dan dimensi di mana tempat kita harus mulai pekerjaan batu kali. Bouwplank untuk lapisan harus dipasang ganda yang

menunjukkan sepasang tebal (30 cm), antara pag ini (setiap jarak 25 m) yang memiliki telah diukur oleh surveyor. Pada posisi sudut, maka bouwplank harus menyesuaikan lebih erat di setiap jarak 2 m atau 5 m sesuai dengan kebutuhan lapangan. pasang

bowplank gandayang diberikan dengan kemiringan dan dimensi yang ada.

Fig. 1 Installation Bouwplank e. Penggaliandan Finishing Pondasi: Kami harus hatihati dalam penggalian batu lereng yang ada sampai mencapai pengaturan pondasi yang bekerja untuk

35

menentukan elevasi, kemiringan dan dimensi sampai mencapai pasangan batu pondasi. Jika ada

penggalian kelebihan di atas dasar dan lapisan kurang dari 10 cm, maka kelebihannya harus diisi dengan pasangan batu. Jika ada penggalian

kelebihan di atas pondasi dan lapisan lebih dari 10 cm, maka harus ditimbun / diisi dengan pasir dan disiram untuk pemadatan ditimbun dengan tanah atau tiang dan kembali dipadatkan lapis demi lapis (masing-masing tumpukan tebal 20cm ). f. Instalasi Tukang Batu Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam Pemasangan pasangan bata batu: Pemasangan batu tidak boleh jatuh atau dilempar dari atas, tetapi harus ditempatkan dan kasih jarak untuk adukan semen biar lebih padat. Penempatan batu pada saluran sebelum dipasang harus diberi dasar anyaman bambu (sesek) dari yang terkena lumpur.- Bahan harus diayak sebelum pasir digunakan untuk adukan semen dengan ukuran ayakan 0,5 cm. ukuran batu maksimum 20 cm diameter (2/3 dari pasangan tebal). Ukuran batu yang lebih besar harus dipecah sebelum dipasang. Jika pasangan tidak tercakup dengan adukan semen, maka harus dibersihkan dengan pompa jet dari semua kotoran dan lumpur yang menutupi

permukaan dari pasangan sebelum melanjutkan. Pasangan itu adalah dasar adukan semen lapisan pertama tebal 3 cm di dasar sebelum lapisan batu pertama ditempatkan.

36

Mortar dasar

3 cm

Fig. 2 Installation Stone Masonry

g. Pemasangan pipa: pemasangn pipa PVC dengan diameter 50 mm untuk panjang 67cm. Satu sisi dari PVC dilengkapi dengan ijuk, pasir dan kerikil bergradasi.PVC Pipe 50 mm Palm Fibers Graded sand - gravel

42 cmPalm Fibers Graded sand - gravel Lining PVC Pipe 50 mm

67 cm

Fig. 3 Installation Weep Hole

37

h. Instalasi Melapisi Dan Plestering Melapisi gabungan di muka semua pasangan batu terkena agar terlihat secara rapi.Adukan semen pada gabungan dari pasangan batu pertama,dipindahkan ke kedalaman tiga (3) sentimeter.Kemudian gabungan harus

dibersihkan secara menyeluruh dengan sikat kawat dari semua bahan longgar dan diisi dengan mortar semen dengan proporsi campuran satu semen portland dan dua volume pasir (1:2).Permukaan batu harus dibersihkan dari semua adukan semen setelah selesai pekerjaan melapisi. Memplester Sebelum memplester,adukan semen pada gabungan dari pasangan batu

pertama,dipindahkan ke kedalaman tiga (3) sentimeter.Bagian atas dari gabungan dan harus dibersihkan secara menyeluruh dengan adukan semen dengan proporsi campuran satu semen portland dan tiga volume pasir (1:3).

Plastering Surfacing Stone Masonry0.42 0.30

Fig. 4 Installation Surfacing & Plestering

38

Fig. 5 Flowchart Of Work 3. Sumber dan Durasi a. Volume pekerjaan (B.ST.9 - B.ST.10) Volume Masonry Batu 1: 4 = m3 Volume Surfacing 1: 2 = m2 Volume Plestering 1: 3 = m2 b. Peralatan 3 unit Mixer Beton Portable

39

3 unit Pompa Summersible c. Kapasitas Produksi Satu Kelompok pekerja : Tukang Batu Kerja = 10 m3/hari Melapisi Kerja = 27 m2/hari Plastering Kerja = 8 m2/hari

Buruh yang diperlukan untuk pekerjaan Tukang Batu per kelompok : Buruh1 Foreman 4 Terampil Buruh 10 Buruh

Kapasitas Produktsi Tiga Kelompok Pekerja Tukang Batu Kerja = 30 m3/hari Melapisi Kerja = 81 m2/hari Plestering Kerja = 24 m2/hari Buruh yang diperlukan untuk Pekerjaan Masonry Batu: 3 mandor 12 Terampil Buruh 30 Buruh

d.

Periode Kerja Tukang Batu Kerja = 14 hari Melapisi Kerja = 10 hari Plestering Kerja = 12 hari

40

4.

Keselamatan Pengendalian Rencana a. Risiko yang Dapat Terjadi - Dipengaruhi oleh bahan dari pekerjaan batu bata. - Terluka oleh alat bantu kerja. - Cofferdam Sementara di wilayah kerja sudah roboh. - Masalah lingkungan karena bahan tak berguna dari pembongkaran. - Dipengaruhi oleh kecelakaan di lapangan. b. Pengendalian Rencana - Selalu gunakan APD (Alat Pelindung Diri) seperti: helm, sepatu dan sarung tangan di wilayah kerja. - Membangun cofferdam sementara sesuai dengan prosedur yang benar. - Mengumpulkan bahan berguna di satu tempat dan kemudian dipindahkan ke daerah pembuangan. - Pasang tanda Keselamatan di wilayah proyek - Kecelakaan Mudah: Selalu memiliki kotak P3K (Pertolongan pertama pada Kecelakaan). - Kecelakaan serius: Kami bawa penderita ke rumah sakit (UGD) diperlakukan sosial (Jamsostek) klaim. karyawan jaminan

Always use helmet

Do not across Fig.6 Safety Sign

Be carefully

Always use shoes

41

4.8 Pengeplotan Gambar Desain ke Gambar Eksisting 4.8.1 Uraian Gambar desain yang sudah ada,adalah gambar kontrak yang sudah disetujui.Gambar eksisting adalah gambar keadaan yang ada di lapangan. Gambar desain dan gambar eksisting diperlukan sebagai perencanaan proyek yang akan dilaksanakan.Dengan data-data gambar tersebut kita dapat mengatur letak posisi,besarnya galian dan timbunan,serta

kemungkinan-kemungkinan yang lebih efisien.

4.8.2 Pelaksanaan Survey lapangan untuk mengetahui keadaan eksisting Menggambar gambar eksisting menggunakan AutoCad Mengeplot gambar desain ke gambar eksisting menggunakan AutoCad

4.9 Pelaporan (Laporan harian,mingguan,bulanan) 4.9.1 Uraian Laporan proyek merupakan sebuah pertangung jawaban dalam bentuk tertulis mengenai kegiatan yang sudah dijalankan untuk kemudian dituangkan dalam bentuk tertulis.Laporan ini dibuat oleh kontraktor atau konsultan pengawas untuk diberikan kepada owner atau pemilik proyek.Dengan adanya laporan ini maka proses pelaksanaan pekerjaan dapat diarsipkan. Sebelum membuat laporan mingguan proyek maka terlebih dahulu membuat laporan harian proyek yang merupakan laporan per hari mengenai pekerjaan yang sedang dilaksanakan,dari 7 laporan harian proyek tersebut maka dapat dibuat rekap selama satu minggu kerja dalam bentuk laporan mingguan.Begitu juga laporan bulanan yang dapat dibuat berdasarkan rekap laporan selama empat minggu.

42

Laporan mingguan proyek kontraktor berisi berbagai data pekerjaan yang antara lain sebagai berikut : 1. Nomor Laporan Mingguan 2. Nama kontraktor dan konsultan 3. Judul Laporan 4. Nama proyek yang dibuat laporan 5. Periode tanggal dan waktu laporan 6. Jumlah tenaga kerja dan keahlian masing-masing tenaga kerja selama satu minggu bekerja di proyek,dapat dibuat dalam bentuk tabel untuk mengisi jumlah absen harian 7. Pekerjaan yang dilaksanakan dibuat sejelas mungkin mengenai lokasi pekerjaan,nama pekerjaan dan besarnya volume progres yang sudah diselesaikan selama satu minggu penuh 8. Bahan atau material yang telah digunakan 9. Alat kerja yang dipakai untuk melaksanakan pekerjaan 10. Laporan curah hujan atau cuaca selama proses pelaksanaan proyek berlangsung satu minggu,laporan cuaca ini dapat digunakan kontraktor sebagai alasan keterlambatan kerja untuk menghindari denda keterlambatan pekerjaan di kemudian hari 11. Form persetujuan konsultan pengawas atau manaement konstruksi 12. Form pengajuan kontraktor atau yang membuat laporan mingguan proyek 13. Laporan lampiran-lampiran foto pelaksanaan proyek maupun hasil akhir kegiatan 14. Serta data-data lain menyesuaikan kebutuhan dan permintaan pemilik proyek

43

4.10 Metode konstruksi Beton Jenis B Pekerjaan Frame Pasangan Batu pada Spillway

4.10.1. Definisi dari Pekerjaan Pekerjaan Beton di Lapangan:

a. Reinforcing Bar

Pekerjaan ini terdiri dari furnishing,cutting,bend fabricating dan menempatkan semua baja seperti ditandai pada gambar. Juga persiapkan semua rincian dari gamnbar penguatan yaitu termasuk semua gambar penempatan batang, daftar baja dan lain gambar perkuatan mungkin diperlukan untuk memudahkan pembuatan dalam pabrik dan penempatan untuk menguatkan baja. Menguatkan batang harus dengan kuat pada posisi yang benar, sehingga itu tidak dapat diganti selama menempatkan beton atau sebagai.

b. Formwork

Formwork terdiri dari penyediaan(providing),pemasangan, dan memindahkan cetakan beton dari kekuatan,kait,dan lainlain.Permukaan dalamnya, harus bersih, kaku dan cukup tertutup untuk mencegah dari penguapan. Semua cetakan harus kuat agar beton tidak rusak ketika dipindahkan. Sebelum pengecoran, permukaan di dalam harus diminyaki dengan minyak suling. Dan menjaga kesesuaian bentuk.

c. Pengecoran

Seluruh pekerjaan beton mempergunakan ready mix, dan menghasilkan trial mix sebelum pengecoran. Untuk memastikan bahwa beton cukup kuat dan dapat dikerjakan, dan segregasi dari campuran selama pengangkutan dan pengecoran tidak terjadi segregasi pada beton. Permukaan dari dimana beton ditempatkan harus bebas air atau potongan kayu, dan sebagainya.

44

Jenis berwujud

Kekuatan Compresive 28 hari (kg / cm 2 ) Dadu Silinder

Max. Agregat (mm)

Max. w / c Rasio

Jangkaua n dari Kemeros otan

Jenis B 200 175 40 (20 mm)* 0,5 5 12 (K175) * untuk unit beton pracetak dan beton steel fibber (Sumber: Spesifikasi Tecnical dari Kontrak untuk Irigasi Sub Sampean Proyek; TS C - 5)

d. Slump Test Dan Speciment

Slump test dikerjakan di batching plan dan lahan untuk diterapkan pada saat pengecoran.Slump test dilaksanakan pada masing-masing truck mixer pembawa materi beton. sementara pada speciment atau sampel untuk menguji kekuatan tekan,diambil sampel sebanyak 6 untuk masing-masing cetakan dari masing-masing jenis di hari sesuatu. Speciment diambil secara acak pada truk mixer yang datang. Misalnya bila suatu hari terdapat enam truck mixer jadi terdapat enam specimen dan satu specimen berasal dari truck mixer. Kemudian spesimen dibawa ke laboratorium untuk dimatangkan dan direndam selama duapuluh delapan (28) hari. Sebelum berumur duapuluh delapan (28) hari, dilakukan test pada umur tujuh (7 ) hari sebanyak tiga spesimen. Tapi dihari sebelum spesimen diuji, speciment dipindahkan dari tempat perendaman. Ukuran Speciment adalah silinder berdiameter 15 cm di dan tinggi 30 cm.

45