laporan desain kapal iv baru

Upload: agusalimmsaleh

Post on 06-Apr-2018

253 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/2/2019 Laporan Desain Kapal IV Baru

    1/22

    DESAIN KAPAL IVPROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

    JURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK

    Bab I

    Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Industri perkapalan di Indonesia mempunyai peranan penting untuk menunjang segala

    aktifitas kehidupan masyarakat kita. Sehingga diperlukan transportasi laut yang andal baik

    ditinjau dari desain kapal, pembangunan kapal dan proses pengoprasian kapal pada saat

    berlayar. Kapal merupakan bangunan yang terdiri atas beberapa bagian atau ruangan penting

    yang terdapat di dalamnya Perlu diketahui bahwa ruangan yang ada di atas kapal terbatas dan

    sangat berguna, sehingga pengaturan dan pemanfaatan ruang yang efisien sangat diharapkan

    Salah satu ruangan di atas kapal yang perlu mendapat perhatian khusus dalam Desain Kapal

    adalah Kamar Mesin (Engine Room). Hal ini disebabkan karena Kamar Mesin pada suatu

    kapal merupakan pusat dari semua instalasi dan layanan permesinan di atas kapal.

    Dengan dasar itulah maka diperlukan adanya suatu penanganan dan keahlian khusus

    untuk penataan dan pengaturan komponen-komponen di dalam kamar mesin tersebut. Penataan

    dan pengaturan komponen-komponen di dalam kamar mesin pada dasarnya bertujuan untuk

    mengoptimalkan pemakaian kamar mesin dengan menempatkan setiap peralatan yang

    diperlukan tepat pada tempatnya. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar peralatan tersebut dapat

    berfungsi sesuai dengan yang diharapkan pada pengoperasiannya di atas kapal. Selain itu,

    penataan kamar mesin juga dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan operator manakala

    akan memperbaiki atau merawat peralatan di kamar mesin.

    Diagram pipa menggambarkan komponen sistem dan hubungannya satu sama lain

    dalam bentuk skematik. Kualitas dan kejelasan diagram pipa sangat penting karena gambar

    diagram memberikan informasi bermacam-macam fungsi selama perencanaan, pembangunan

    dan operasional kapal dan memberikan pengertian awal bagaimana sistem tersebut berjalan dan

    menerangkan hubungan dengan sistem lainnya.

    1

  • 8/2/2019 Laporan Desain Kapal IV Baru

    2/22

    DESAIN KAPAL IVPROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

    JURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK

    B. Rumusan Masalah

    Masalah yang akan dibahas yaitu bagaimana cara mendesain Instalasi Sistem Pipa

    Ballast dan Bilga di kapal general cargo dengan mengoptimalkan ruangan yang tersedia dalam

    kamar mesin, sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan yang telah ditentukan oleh Biro

    Klasifikasi.

    C. Batasan Masalah

    Desain kapal IV merupakan tahapan awal proses pembuatan kapal yang membutuhkan

    ketelitian serta alasan dalam peletakan Instalasi Sistem Pipa Ballast dan Bilga pada kapal.

    Sehingga dalam pendesainan tersebut harus mempunyai batasan yang jelas agar pembahasan

    tidak melenceng dari pembahasan, dalam hal ini adalah :

    a. Type kapal yang digunakan adalah General Cargo

    b. Mendesain atau meletakkan instalasi pendukung Sistem Pipa Ballast dan Bilga.

    c. Menghitung daya pompa serta kapasitas tangki harian Ballast dan Bilga dalam kapal.

    d.

    D. Maksud dan Tujuan

    Maksud dan tujuan pengerjaan laporan Desain Kapal IV adalah untuk mengetahui cara

    mendesain tata letak Instalasi Pipa Ballast dan Bilga.

    E. Sistematika Penulisan

    Bab I Pendahuluan

    Pendahuluan mencakup latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah maksud dan

    tujuan serta sistematika penulisan laporan.

    Bab II Landasan Teori

    2

  • 8/2/2019 Laporan Desain Kapal IV Baru

    3/22

    DESAIN KAPAL IVPROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

    JURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK

    Membahas tentang pengelompokan sistem instalasi perpipaan dikapal, penggolongan

    Sistem Ballast dan Bilga, prinsip kerja Sistem Instalasi Sistem Ballast dan Bilga.

    Bab III Metodologi dan Data

    Membuat diagram proses pengerjaan Desain Kapal IV, Mengidentifikasi instalasi Pipa

    Ballast dan Bilga. Menyajikan ukuran utama kapal.

    BAB IV Perhitungan Sistem Instalasi Pipa Ballast dan Bilga

    Deskripsi umum dan khusus Sistem Instalasi Pipa Ballast dan Bilga. Perhitungan

    Meliputi perhitungan volume tangki harian, daya pompa dan perhitungan diameter pipa

    BAB V PENUTUP

    Kesimpulan dan Saran

    3

  • 8/2/2019 Laporan Desain Kapal IV Baru

    4/22

    DESAIN KAPAL IVPROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

    JURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK

    Bab II

    Landasan Teori

    II.A. Sistem Perpipaan dalam Kapal

    Sistem perpipaan berfungsi untuk mengantarkan atau mengalirkan suatu

    fluida dari tempat yang lebih rendah ke tujuan yang diinginkan dengan bantuan mesin

    atau pompa. Misalnya pipa yang dipakai untuk memindahkan minyak dari tangki ke

    mesin, memindahkan minyak pada bantalan-bantalan dan juga mentransfer air untuk

    keperluan pendinginan mesin ataupun untuk kebutuhan sehari-hari diatas kapal serta

    masih banyak lagi fungsi lainnya. Sistem perpipaan harus dilaksanakan sepraktis

    mungkin dengan minimum bengkokan dan sambungan las atau brazing, sedapat

    mungkin dengan flens atau sambungan yang dapat dilepaskan dan dipisahkan bila

    perlu. Semua pipa harus dilindungi dari kerusakan mekanis. Sistem perpipaan ini harus

    ditumpu atau dijepit sedemikian rupa untuk menghindari getaran. Sambungan pipa

    melalui sekat yang diisolasi harus merupakan sambungan flens yang diijinkan dengan

    panjang yang cukup tanpa merusak isolasi.Peletakan komponen yang akan disambungkan dengan pipa perlu

    diperhatikan untuk mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan seperti : panjang

    perpipaan, susunan yang kompleks, menghindari pipa melalui daerah yang tidak boleh

    ditembus, menghindari penembusan terhadap struktur kapal, dll. Jalur instalasi pipa

    sedapat mungkin direncanakan untuk mengindari stress yang terlalu tinggi pada

    4

  • 8/2/2019 Laporan Desain Kapal IV Baru

    5/22

    DESAIN KAPAL IVPROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

    JURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK

    struktur. Diagram pipa menggambarkan komponen sistem dan hubungannya satu sama

    lain dalam bentuk skematik.

    Diagram ini terdiri dari :1. Simbol-simbol komponen

    2. Schedule material

    3. Komponenperformance ratingdan kurva pompa

    4. Valve description

    5. Identifikasi komponen

    6. Tekanan, suhu, aliran, kecepatan, penurunan tekanan sistem

    7. Ukuran pipa

    8. Arah aliran

    9. Identifikasi kompartemen dan bulkhead

    10. Karakteristik dari instrumen

    11. Karakteritik operasi dari tekanan, suhu,ketinggian dan kontrol aliran

    Kualitas dan kejelasan diagram pipa sangat penting karena gambar diagram

    memberikan informasi bermacam-macam fungsi selama perencanaan, pembangunan

    dan operasional kapal dan memberikan pengertian awal bagaimana sistem tersebut

    berjalan dan menerangkan hubungan dengan sistem lainnya. Hubungan fungsi harus

    sama-sama ditonjolkan. Gambar perencanaan sistem pipa biasanya dibuat hanya untuk

    satu sistem atau sistem yang berhubungan pada satu gambar untuk menyederhanakan

    penggambaran.

    II.B. Persyaratan Sistem Perpipaan dalam Kapal

    Sistem instalasi perpipaan di kapal dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok

    layanan di atas kapal, antara lain :

    a. Layanan Permesinan; yang termasuk disini adalah sistem-sistem yang akan

    melayani kebutuhan dari permesinan dikapal (main engine dan auxilliary engine)

    seperti sistem start, sistem bahan bakar, sistem pelumasan dan sistem pendingin.

    5

  • 8/2/2019 Laporan Desain Kapal IV Baru

    6/22

    DESAIN KAPAL IVPROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

    JURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK

    b. Layanan penumpang & kru; adalah sistem yang akan melayani kebutuhan bagi

    seluruh penumpang dan kru dari kapal dalam hal untuk kebutuhan air tawar dan

    sistem sanitari/drainase.

    c. Layanan keamanan; adalah sistem instalasi yang akan menjamin keselamatan

    kapal selama pelayaran meliputi : sistem bilga dan sistem pemadam kebakaran.

    d. Layanan keperluan kapal; adalah sistem instalasi yang akan menyuplai

    kebutuhan untuk menjamin stabilitas dan keperluan kapal meliputi sistem ballast

    dan sistem pipa kargo untuk kapal tanker.

    Suatu sistem instalasi perpipaan yang terdiri dari peralatan peralatan yang digunakan

    pada suatu sistem di kapal, klasifikasi umumnya memberikan ketentuan-ketentuan yang harus

    dipenuhi sebagai berikut :

    a. Sambungan-sambungan pipa berupa sambungan flens harus digunakan untuk

    sambungan pipa yang dapat dilepas. Ikatan ulir hanya dapat dipergunakan untuk

    diameter luar sampai dengan 2 inchi.

    b. Ekspansi dari sistem perpipaan yang disebabkan kenaikan suhu atau perubahan

    bentuk lambung, harus diimbangi sedapat mungkin dengan lengkungan-

    lengkungan pipa, pipa kompensator ekspansi, sambungan-sambungan yang

    menggunakan penahanpackingdan cara yang sejenis.

    c. Pipa yang harus melalui sekat-sekat, atau dinding-dinding, harus dibuat secara

    kedap air atau kedap minyak. Lubang-lubang baut untuk sekrup atau baut-baut

    pengikat tidak boleh terletak pada dinding-dinding tangki.

    d. Sistem pipa di sekitar papan penghubung, harus terletak sedemikian rupa agar

    dapat menghindari kemungkinan kerusakan pada instalasi listrik, apabila terjadi

    kebocoran pada pipa.

    e. Pipa udara, duga, limpah maupun pipa yang berisikan zat cair yang berlainan

    tidak boleh melalui tangki-tangki air minum, air pengisi ketel dan minyak pelumas.

    Bilamana hal tersebut tidak dapat dihindarkan, pengaturan penembusan pipa-pipa

    6

  • 8/2/2019 Laporan Desain Kapal IV Baru

    7/22

    DESAIN KAPAL IVPROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

    JURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK

    tersebut pada tangki harus ditentukan bersama dengan pihak klasifikasi. Semua

    pipa yang melalui ruang muat/bak rantai harus dilindungi terhadap benturan dan

    kerusakan dengan diselubungi.

    f. Sistem pipa pengeringan dan ventilasi direncanakan sedemikian rupa sehingga

    dapat mengkosongkan, mengalirkan dan memberi ventilasi pada sistem tersebut.

    sistem pipa dimana ada cairannya dapat berkumpul dan mempengaruhi cara kerja

    mesin, harus dilengkapi dengan alat pengering khusus, seperti pipa uap dan pipa

    udara bertekanan.

    g. Semua jaringan pipa harus ditunjang pada beberapa tempat untuk mencegah

    pergeseran dan lenturan, jarak antara penunjang pipa ditentukan oleh diameter dan

    massa jenis media yang mengalir. Jika system jaringan pipa dilalui oleh fluida

    yang panas, maka penunjang pipa diusahakan sedemikian rupa sehingga tidak

    menghalangi thermal ekspansion.

    h. Sea chest pada lambung kapal harus diatur pada kedua sisi kapal dan dipasang

    serendah mungkin, dan dilengkapi dengan pipa-pipa uap atau pipa udara dengan

    diameter disesuaikan dengan besarnya sea chestdan paling kecil 30 mm, yang

    dapat ditutup dengan katup dan dipasang sampai di atas geladak sekat. Juga

    dilengkapi dengan saringan air laut untuk mencegah masuknya kotoran yang akan

    menyumbat saluran.

    i. Pipa-pipa uap atau udara bertekanan berfungsi sebagai pelepas uap disea chest

    dan membersihkan saringan kotak air laut (Strainer). Pipa uap atau pipa udara

    bertekanan tersebut harus dilengkapi dengan katup-katup yang melekat langsung

    pada sea chest. Umumnya pipa udara pembersih (blow off) sea chestbertekanan 2

    3 kg/cm2

    .

    j. Katup-katup lambung kapal harus mudah dicapai, katup-katup pemasukan dan

    pengeluaran air laut harus mudah dilayani dari pelat lantai. Kran-kran pada

    lambung kapal pengaturannya harus sedemikian rupa, sehingga pemutarannya

    hanya dapat dibuka, ketika kran-kran tersebut dalam keadaan tertutup. Pada

    7

  • 8/2/2019 Laporan Desain Kapal IV Baru

    8/22

    DESAIN KAPAL IVPROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

    JURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK

    pemasangan hubungan-hubungan pipa dengan lambung dan katup-katup, dipasang

    sedemikian rupa sehingga tidak terjadi perembesan/air yang mengalir.

    k. Katup-katup lambung kapal harus mudah dicapai, katup-katup pemasukan dan

    pengeluaran air laut harus mudah dilayani dari pelat lantai. Kran-kran pada

    lambung kapal penmgaturannya harus sedemikian rupa, sehingga pemutarannya

    hanya dapat dibuka, ketika kran-kran tersebut dalam keadaan tertutup. Pada

    pemasangan hubungan-hubungan pipa dengan lambung dan katup-katup, dipasang

    sedemikian rupa sehingga tidak terjadi perembesan/air yang mengalir.

    l. Lubang saluran pembuangan dan pembuangan saniter tidak boleh dipasang di

    atas garis muat kosong (empty load water line) di daerah tempat perluncuran

    sekoci penolong atau harus ada alat pencegah pembuangan air ke dalam sekoci

    penolong. Lokasi lubang harus diperhitungkan juga dalam pengaturan letak tangga

    kapal dan tangga pandu.

    m. Pipa pembuangan yang keluar dari ruangan dibawah geladak lambung timbul

    dan dari bangunan atas dan rumah geladak yang tertutup kedap cuaca, harus

    dilengkapi dengan katup searah otomatis yang dapat dikunci dari tempat yang

    selalu dapat dikunci dari tempat yang selalu dapat dicapai di atas geladak lambung

    timbul. Alat penunjuk bahwa katup terbuka atau tertutup harus disediakan pada

    tempat penguncian.

    II.C. Sistem Ballast

    Kapal mempunyai beberapa sistem yang berhubungan dengan stabilitas dari kondisi

    kapal. Yang dimaksud disini adalah sistem yang digunakan agar kapal dalam keadaan stabil

    dan tidak terjadi trim. Sistem penyeimbang ini sering disebut dengan sistem Ballast. Sistem

    Ballast digunakan sebagai penyeimbang kapal dengan cara memasukan air laut ke kapal ketika

    kapal dalam kondisi tidak stabil seperti Trim atau keadaan kosong ( tidak bermuatan)

    Aturan aturan BKI yang berhubungan dengan sistem pelayanan ini dapat dilihat pada

    BKI Volume III section 11. Diantaranya :

    8

  • 8/2/2019 Laporan Desain Kapal IV Baru

    9/22

    DESAIN KAPAL IVPROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

    JURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK

    a. Suction ballast harus diatur agar dapat mengosongkan tangki pada kondisi trim

    terburuk sekalipun.

    b. Kapal yang mempunyai tank top yang lebar disediakan suction pada sisi terluar

    dari tangki. Jika panjang pipa mencapai 30 meter suction juga perlu disediakan

    pada sisi depan tangki.

    c. Perpipaan sisitem ballast tidak boleh melewati tangki LO, air minum, feed

    water dan thermal oil.

    d. Pada kapal kargo pipa yang melewati sekat tubrukan harus dilengkapi dengan

    shut off valve yang dipasang langsung pada sekat tubrukan didalam forepeak tank

    dan dapat dioperasikan secara remoted dari free board deck.

    e. ketebalan pipa minimal harus sesuai dengan tabel 11.16 section 11.39

    f. Pompa ballast dan bilge tidak boleh digunakan untuk mengosongkan tangki

    sewage.

    II. D Sistem Bilga

    Cara kerja dari sistem bilga adalah menampung berbagai zat cair tersebut ke dalam

    sebuah tempat yang dinamakan dengan bilga well, kemudian zat cair tersebut dihisap dengan

    menggunakan pompa bilga dengan ukuran tertentu untuk dikeluarkan dari kapal melalui

    Overboard yang tingginya 0,3 diatas garis air. Sedangkan zat cair yang mengandung minyak

    yaitu yang tercecer didalam Engine room akan ditampung didalam bilge well yang terletak

    dibawah Main Engine kemudian akan disalurkan menuju Oil Water Separator untuk dipisahkan

    antara air, kotoran dan minyaknya sedangkan untuk air dan kotoran yang tercampur akan

    dikeluarkan melalui Overboard.

    Fungsi sistem bilga merupakan sistem yang dapat melakukan pemompaan terhadap

    fluida yang ada pada double bottom sehingga fluida tersebut yang kemungkinan

    9

  • 8/2/2019 Laporan Desain Kapal IV Baru

    10/22

    DESAIN KAPAL IVPROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

    JURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK

    bercampurdengan minyakdapat dilakukan prosesing dan kemudian air yang dapat dibunag

    keluar melalui over board.. Adapun fluida/ cairan tersebut berasal dari :

    - Pengembunan pelat-pelat

    - Perembesan pada sambungan pelat karena sambungan yang kurang baik

    - Air masuk melalui bukaan-bukaan digeladak dan freeboard pada waktu cuaca buruk

    atau hujan

    - Bekas-bekas penyemprotan dari deck dan bangunan atas pada waktu dilakukan

    pencucian

    - Dan air-air dari pendingin dll.

    Pemindahan air yang dikumpulkan pada bilga well pada waktu tertentu dalam ruang

    muat berguna untuk mencegah adanya kelembaban, perembesan pada muatan dan juga

    menghindari karat (corrosion) pada lambung kapal bagian dalam. Jika air bilga tersebut

    tidak disingkirkan, misalnya pada ruang mesin, air tersebut akan menggangu kerja dari

    awak kapal.

    Dalam perencanaan suatu sistem bilga perlu memperhatikan peraturan-peraturan yang

    tercantum dalam rules. Dalam perencanaan system bilga kelas yang digunakan adalah

    BKI 1996 Vol. III Section 11. N, yaitu :

    1) Jalur Bilga

    Jalur bilga dan sisi hisap bilga harus diatur sehingga bilga dapat dipompa dengan

    lengkap meskipun di bawah kondisi trim. Sisi hisap bilga normalnya

    diletakkanpada kedua sisi kapal. Untuk kompartemen yang letaknya didepan dan

    10

  • 8/2/2019 Laporan Desain Kapal IV Baru

    11/22

    DESAIN KAPAL IVPROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

    JURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK

    di belakang kapal, satu hisap bilga sudah cukup dan dapat mengeringkan secara

    lengkap kompartemen yang relevan.

    Ruang yang terletak di depan sekat tubrukan dan dibelakang sekat stern tube dan

    tidak dihubungkan ke sistem bilga umum harus dikeringkan dengan peralatan lain

    yang sesuai dengan kapasitas yang memadai.

    2) Pipa yang melewati tangki

    Pipa bilga tidakboleh melewati tangki minyak pelumas, minyak panas, air minum.

    Ketika pipa bilga melewati tangki bahan bakar yang terletak diatas double bottom

    dan berakhir pada ruangan yang mana tidak dapat diakses selama pelayaran,

    sebuah katup non-return tambahan harus dipasang pada pipa bilga dimana pipa

    dari sisi hisap masuk ketangki bahan bakar.

    3) Isapan bilga

    Tempat isapan bilga diatur sehingga tidak mempengaruhi pembersihan dari

    bilga dan harus dipasang dengan mudah untuk mudah dilepas. Menggunakan

    saringan berbahan anti karat.

    Isapan bilga darurat dipasang sedemikian sehingga dapat dijangkau dengan

    aliran bebas dan jarak yang cukup dari tank top atau dasar dari kapal.

    4) Katup-katup bilga

    Katup-katup pada hubungan pipa antara bilga dan air laut dan sistem air

    ballast, seperti anatara hubungan bilga pada kompartemen yang berbeda, harus

    11

  • 8/2/2019 Laporan Desain Kapal IV Baru

    12/22

    DESAIN KAPAL IVPROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

    JURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK

    diatur sehingga meskipun dalam kejadian kegagalan opersi atau posisi katup

    intermediet, masuknya air laut melalui system bilga dapat dicegah.

    Pipa discharge bilga harus dipasangi dengan katup shut off pada sisi

    kapal.

    Katup bilga harus diatur sedemikian sehingga dapat selalu diakses baik

    itu pada saat pembebanan (ballast) maupun kondisi pembebanan dari mesin.

    5) Pelindung aliran balik

    Katup screw down non return disarankan sebagai perlindungan aliran balik.

    Sebuah kombinasi dari sebuah katup non-return tanpa mekanisme shut-

    off dan katup shut-off dapat digunakan dengan persetujuan kelas.

    6) Sambungan pipa

    Untuk mencegah masuknya ballas dan air laut kedalam kapal melalui

    sistem bilga, dua peralatan perlindungan aliran balik hatus dipasang pada

    sambungan bilga, salah satunya harus merupakan sebuah katup screw down non

    return.

    Untuk sambungan bilga diluar ruang permesinan, sebuah kombinasi dari

    katup non-return tanpa shut-off dan katup shut-off yang diremote kontrol dapat

    digunakan.

    Hisapan bilga secara langsung dan injeksi darurat hanya memerlukan

    satu peralatan dari perlindungan aliran balik seperti dijelaskan sebelumnya.

    12

  • 8/2/2019 Laporan Desain Kapal IV Baru

    13/22

    DESAIN KAPAL IVPROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

    JURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK

    Bilamana sambungan air laut langsung diatur untuk dipasang pada

    pompa bilga untuk melindunginya dari pengisapan hampa, sisi hisap bilga juga

    harus dipasang dengan dua katup screw-down non return.

    Jalur tekan dari oil water separator harus dipasangi dengan sebuah katup

    non-return pada sisi kapal.

    7) Pompa bilga

    Apabila digunakan pompa sentrifugal untuk pompa bilga, pompa itu

    harus merupakan self-priming atau duhubungkan kesebuah alat pemisah udara.

    8) Penggunaan pompa lain untuk pompa bilga

    Pompa-pompa ballast, pompa pendingin air laut yang stand-by, pompa

    pelayanan umum dapat juga digunakan sebagai pompa bilga independent yang

    dilengkapi dengan self-priming dan kapasitas yang disyaratkan.

    Dalam kejadian kegagalan salah satu dari pompa bilga yang

    disyaratkan, salah satu pompa harus dapat bertindak sebagai pompa pemadam

    dan pompa bilga.

    Pompa pelumas dan bahan bakar tidak boleh dihubungkan ke system bilga.

    Kapasitas pompa bilga yang diisyaratkan adalah :

    Q = /4 x ( d/1000)2

    x v x 60...................... (1)

    Dimana : Q : kapasitas pompa (m3/h)

    D : diameter dalam pipa bilga utama (mm)

    V : kecepatan maximum pada pipa bilga utama (120 m/s)

    13

  • 8/2/2019 Laporan Desain Kapal IV Baru

    14/22

    DESAIN KAPAL IVPROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

    JURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK

    II.E. Sistem Pemompaan

    Pemilihan suatu pompa untuk suatu maksud tertentu, terlebih dahulu harus diketahui

    kapasitas aliran serta head yang diperlukan untuk mengalirkan zat cair yang akan dipompa.

    Agar pompa dapat bekerja dengan baik tanpa mengalami kavitasi, perlu direncanakan besarnya

    tekanan minimum yang tersedia pada inlet pompa yang terpasang pada instalasinya. Dengan

    dasar tersebut maka putaran pompa dapat ditentukan. Kapasitas aliran, head, dan putaran

    pompa dapat diketahui seperti diatas. Tetapi apabila perubahan kondisi operasi sangat besar

    (khususnya perubahan kapasitas dan head) maka putaran dan ukuran pompa yang akan dipilih

    harus ditentukan dengan memperhitungkan hal tersebut. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam

    pemilihan pompa dapat dilihat pada tabel berikut ini :

    No.Data Yang

    DiperlukanKeterangan

    1. Kapasitas Diperlukan juga keterangan mengenai kapasitas maksimum

    dan minimum

    2. Kondisi Isap

    (suction)

    Tinggi isap dari permukaan air isap ke level pompa. Tinggi

    flukstuasi permukaan air isap. Tekanan yang bekerja pada

    permukaan air isap. Kondisi pipa isap.

    3. Kondisi

    Tekan

    (discharge)

    Tinggi permukaan air keluar ke level pompa. Tinggi fluktuasi

    permukaan air keluar. Besarnya tekanan pada permukaan air

    keluar. Kondisi pipa keluar.

    4. Head total

    pompa

    Harus ditentukan berdasarkan kondisi-kondisi diatas

    5. Jenis zat cair Air tawar, air laut, minyak, zat cair khusus (zat kimia),

    temperatur, berat jenis, viskositas, kandungan zat padat.

    6. Jumlah

    pompaDitentukan berdasarkan kebutuhan

    7. Kondisi kerja Kerja terus-menerus, terputus-putus, jumlah jam kerja

    seluruhnya dalam setahun

    8. Penggerak Motor listrik, motor bakar torak, turbin uap.

    14

  • 8/2/2019 Laporan Desain Kapal IV Baru

    15/22

    DESAIN KAPAL IVPROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

    JURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK

    9. Poros tegak

    atau mendatar

    Hal ini kadang ditentukan oleh pabrik pompa yang

    bersangkutan berdasarkan instalasinya.

    10. Tempat

    instalasi

    Pembatasan-pembatasan pada ruang instalasi, ketinggian

    diatas permukaan air, diluar atau di dalam gedung, flukstuasi

    suhu.

    Tabel. Data yang diperlukan untuk pemilihan pompa

    Sumber :Pompa dan kompressor; pemilihan, pemakaian dan pemeliharaan.

    Dalam penentuan jumlah pompa yang akan digunakan, harus memperhatikan beberapahal antara lain :

    1. Pertimbangan ekonomis;

    Pertimbangan ini menyangkut masalah biaya, baik biaya investasi awal pembangunan

    instalasi (Capitol cost) maupun biaya operasional dan perawatan (maintenance).

    Biaya awal instalasi; umumnya untuk laju aliran total yang sama, biaya

    keseluruhan untuk pembangunan fasilitas mekanis kurang lebih tetap sama meskipun

    menggunakan jumlah pompa yang berbeda.

    Biaya operasional dan perawatan; komponen biaya terbesar adalah untuk daya

    listrik. Tapi biaya ini dapat ditekan denga beberapa cara :

    Apabila kebutuhan berubah-ubah, maka beberapa pompa dengan

    kapasitas sama yaitu sebesar atau hampir sebesar konsumsi minimum harus

    dipakai. Atau dapat juga menggunakan pompa dengan kapasitas berbeda.

    Jika kapasitas pompa menjadi besar, efisiensi pompa juga menjadi

    lebih tinggi, sehingga penggunaan daya menjadi lebih ekonomis.

    Agar biaya operasional dan perawatan dapat ditekan, jumlah pompa yang digunakan

    tidak boleh terlalu banyak. Selain itu sedapat mungkin pompa yang dipakai sama agar

    dalam hal suku cadangnya dapat saling dipertukarkan. Hal ini mempermudah dalam

    perawatan.

    2. Batas Kapasitas Pompa; batas atas kapasitas suatu pompa tergantung beberapa hal:

    15

  • 8/2/2019 Laporan Desain Kapal IV Baru

    16/22

    DESAIN KAPAL IVPROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

    JURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK

    Berat dan ukuran terbesar yang dapat diangkut dari pabrik ke tempat

    pemasangan.

    Lokasi pemasangan pompa dan cara pengangkatannya.

    Jenis penggerak dan cara mentransmisikan daya dari penggerak ke pompa.

    Pembatasan pada besarnya mesin perkakas yang digunakan untuk pengerjaan

    bagian-bagian pompa.

    Pembatasan pada performansi pompa (seperti kavitasi, dll).

    3. Pembagian Resiko; penggunaan hanya satu pompa untuk melayani laju aliran

    keseluruhan dalam suatu instalasi yang penting adalah besarnya resiko. Instalasi tidak

    akan berfungsi jika satu-satunya pompa yang ada rusak. Jadi untuk mengurangi resiko, perlu dipakai 2 pompa atau lebih, tergantung pentingnya suatu instalasi. Selain itu,

    untuk meningkatkan keandalan instalasi, perlu disediakan sedikitnya satu pompa

    cadangan, tergantung pada kondisi kerja dan pentingnya instalasi.

    Head total disebut juga head manometric yang biasa tertulis pada setiap pompa. Dalam

    buku Pompa dan Kompressor oleh Prof. Dr. Haruo Tahara, dan Ir. Sularso, hal. 26,

    diberikan rumus :

    H = ha + hp + hf + (v2

    /2g) (m)

    Dimana :

    Ha = Perbedaan tinggi antara muka air di sisi keluar dan sisi isap (m)

    = Head tekan + head isap

    hp = Perbedaan tekanan statis yang bekerja pada kedua permukaan air (m)

    (v 2/2g)= Kerugian keluar pada ujung pipa keluar

    hf = Berbagai kerugian head pada instalasi

    = hf1 + hf2 + hf3

    dimana :

    - hf1 = Kehilangan head akibat gesekan sepanjang pipa lurus

    16

  • 8/2/2019 Laporan Desain Kapal IV Baru

    17/22

    DESAIN KAPAL IVPROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

    JURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK

    hf1 = (m)

    dimana :Q = Kapasitas pompa (m3/sec)

    L = Panjang pipa lurus (m)

    C = Koefisien untuk jenis pipa besi cor baru

    D = Diameter pipa (m)

    - hf2 = Kerugian pada belokan pipa

    hf2 = f (v2/2g) x n

    dimana :

    f = koefisien kerugian belokan pipa

    =5,05,3 )

    90(])

    2(847,1131,0[

    +

    R

    D

    v = kecepatan aliran dalam pipa (m/dt)

    g = gravitasi bumi (m/sec2

    )n = jumlah belokan yang digunakan

    - hf3 = Kerugian pada katup dan sambungan pipa

    hf3 = f x (v2/2g) x n

    dimana :

    f = koefisien kerugian pada katup dan sambungan pipa

    v = kecepatan aliran dalam pipa (m/dt)

    g = gravitasi bumi (m/sec2

    )

    Dalam buku Marine Power Plant, oleh P. Akimov. hal. 495 diberikan rumus untuk

    menghitung besarnya daya pompayang digunakan :

    17

    LxDC

    Q85,485,1

    85,1

    .

    666,10

  • 8/2/2019 Laporan Desain Kapal IV Baru

    18/22

    DESAIN KAPAL IVPROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

    JURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK

    N = (Hp)

    Dimana :

    Q = Lajua aliran pompa (m3/sec)

    H = Head total pompa (m)

    = Massa jenis air laut (kg/m3)

    = total efisiensi pompa (0,6 ~ 0,9)

    Bab III

    Metodologi dan Data

    III. A . Metodologi

    Berikut adalah tahapan perencanaan Instalasi PipaDiagram pipa Ballast dan Bilga :

    18

    xx

    QxHx

    753600

    Mengidentifikasi komponen yang di pergunakan

    dalam Sistem Instalasi Pipa Ballast dan Bilga

    Menghitung kapasitas / daya / jumlah

    komponen yang akan dalam Sistem Instalasi Pipa

    Ballast dan Bilga

    Menentukan Letak dari Masing-masing

    Instalasi Pipa Ballast dan Bilga

    Menentukan jalur

    Sistem Instalasi Pipa Ballast dan Bilga

    Memilih jenis mesin pompa pipa, sambungan,

    katup dll yang menunjang Sistem Instalasi PipaMinyak Pelumas

    Meletakkan Pipa Minyak Pelumas pada jalur yang

    telah sesuai dan memenuhi aturan yang ada, baikdari segi keamanan dan efisiensi

  • 8/2/2019 Laporan Desain Kapal IV Baru

    19/22

    DESAIN KAPAL IVPROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

    JURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK

    III.B. Deskripsi Rancangan

    Langkah awal dalam Perancangan Sistem Instalasi Pipa Ballast dan Bilga ini maka

    perlu dibuatkan suatu gambar diagram dan deskripsinya. Gambar diagram ini dibuat guna

    memastikan sistem memenuhi kebutuhan spesifikasi dan seluruh elemen dari sistem saling

    compatible dengan yang lainnya. Diagram pipa ini merupakan langkah awal untuk

    mengembangkan seluruh rancangan gambar perpipaan. Diagram pipa menggambarkan

    komponen sistem dan hubungannya satu sama lain dalam bentuk yang sistematik.

    Diagram perencanaan pipa Ballast :

    19

  • 8/2/2019 Laporan Desain Kapal IV Baru

    20/22

    DESAIN KAPAL IVPROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

    JURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK

    Diagram perencanaan pipa Bilga :

    Over board

    C B

    20

    A

    D

    E

    F

  • 8/2/2019 Laporan Desain Kapal IV Baru

    21/22

    DESAIN KAPAL IVPROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

    JURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK

    Ket :

    A. Sumur bilga cofferdam C. Pompa bilga E. Sumur bilga kamar mesin

    B. Strainer D. Separator F. Sludge tank

    III.C. Data Utama Kapal

    Dalam membuat perencanaan Desain Kapal IV (Perancangan Instalasi Perpipaan).

    Diperlukan data awal untuk mempermudah proses pengerjaan. Berikut dilampirkan data Utama

    kapal :

    Type kapal : General Cargo

    Lbp : 101. 39 Meter

    Lebar (B) : 17.3 Meter

    Tinggi (H) : 8.5 Meter

    21

  • 8/2/2019 Laporan Desain Kapal IV Baru

    22/22

    DESAIN KAPAL IVPROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

    JURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK

    Sarat (T) : 6.75 Meter

    Keceptan : 13.5 Knot

    DWT : 7250 TonPower (daya) : 2595 Hp

    Trayek : Jakarta Pontianak Batam

    Bab IV

    Perhitungan Sistem Instalasi Pipa Ballast dan Bilga