bab iv analisis data iv.1. studi kasus - digilib.itb.ac.id · pengadaan barang dan jasa pada proyek...
TRANSCRIPT
34
BAB IV Analisis Data
IV.1. Studi Kasus
Studi kasus penelitian ini dilakukan pada proyek pengembangan perumahan kelas
menengah di wilayah Bandung. Pemilihan perumahan kelas menengah didasarkan
pada pertimbangan banyaknya ketersediaan proyek serta kompleksitas pelaku
yang terlibat dalam kegiatan pengembangan perumahan, sehingga pelaku dan pola
rantai pasok yang terjadi juga bervariasi.
Berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.
458/KPTS/M/2001 tentang Pengadaan Perumahan dan Permukiman, rumah
sederhana ditetapkan dengan batasan luas maksimal bangunan adalah 36 m2 dan
luas maksimal kavling siap bangun adalah 72 m2. Berdasarkan ketentuan diatas,
maka perumahan kelas menengah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
rumah dengan luas bangunan > 36 m2 dan luas kavling siap bangun > 72 m2.
Perumahan kelas menengah yang ditinjau juga dibatasi pada harga jual rumah
yang berkisar antara Rp. 200 juta – Rp. 700 juta.
Studi kasus untuk penelitian ini terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah
mengidentifikasi pola rantai pasok yang terjadi pada kegiatan pengembangan
perumahan kelas menengah. Sedangkan studi kasus tahap kedua adalah
mengidentifikasi risiko bagi kontraktor yang terjadi dalam rantai pasok
pengembangan perumahan yang berdampak pada menurunnya keuntungan
kontraktor perumahan yang ditinjau.
Pengembang yang dipilih dalam studi kasus ini adalah pihak yang
mengembangkan tanah beserta unit-unit rumah diatas lahan secara horizontal.
Sedangkan kontraktor yang dipilih dalam studi kasus ini terdiri dari dua
kelompok, yaitu kontraktor yang melaksanakan konstruksi prasarana perumahan
serta kontraktor yang melaksanakan konstruksi unit-unit rumah.
35
Identifikasi pola rantai pasok pengembangan perumahan dilakukan melalui survei
kepada pengembang dan kontraktor perumahan pada proyek pengembangan
perumahan kelas menengah di wilayah Bandung. Survei dilakukan menggunakan
kuisioner yang disampaikan kepada responden dari pihak pengembang dan
kontraktor. Responden yang dipilih adalah pihak yang berkompeten dalam
pengadaan barang dan jasa pada proyek pengembangan perumahan yang ditinjau,
yang terdiri dari general manager, kepala produksi, project manager atau site
manager.
Identifikasi risiko bagi kontraktor perumahan dilakukan melalui survei kepada
kontraktor yang melaksanakan konstruksi prasarana perumahan serta kontraktor
yang melaksanakan konstruksi unit-unit rumah pada setiap proyek yang ditinjau.
Survei dilakukan menggunakan kuisioner yang disampaikan kepada responden
dari pihak kontraktor. Responden yang dipilih adalah pihak yang berkompeten
dalam pengadaan barang dan jasa untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari
setiap proyek pengembangan perumahan yang ditinjau, yang terdiri dari project
manager atau supervisor.
Proyek pengembangan perumahan yang ditinjau sebagai studi kasus dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel IV.1. Studi Kasus Perumahan Kelas Menengah
No Nama Proyek
Lokasi Perumahan Pengembang Pengalaman
Pengembang Luas
Lahan 1 Pinus
Regency (P1) Jln. Soekarno Hatta Bandung
PT. Anggrekindah Surya Lestari
10 Tahun 15 Ha
2 Bandung City View (P2)
Jln. Pasir Impun Bandung
PT. Global Persada Nusantara
2 Tahun 5.1 Ha
3 Casa de Esta (P3)
Jln. Cibodas Raya Bandung
Casa de Esta 10 Tahun 4.787 m2
4 Griya Caraka (P4)
Jln. Cingised Bandung
PT. Koprima Sandy Sejahtera
16 Tahun 12 Ha
5 De La Rose Residence (P5)
Jln. Cisaranten Kulon-Bandung
PT. Hayuk Bangun Sarana
10 Tahun 1.2 Ha
36
IV.2. Model Penelitian
Studi kasus pada penelitian ini dilakukan berdasarkan model penelitian yang telah
ditetapkan. Model penelitian ini terdiri dari model identifikasi pola rantai pasok
pengembangan perumahan serta model identifikasi risiko kontraktor dalam rantai
pasok pengembangan perumahan.
Identifikasi pola rantai pasok pengembangan perumahan pada studi kasus untuk
penelitian ini menggunakan model hipotesis seperti dijelaskan pada
Gambar IV.1. Model hipotesis pola rantai pasok pengembangan perumahan
dalam penelitian ini menunjukkan hubungan pasokan secara hirarkis, mulai
pemasok paling awal yaitu pemasok barang dan jasa bagi kontraktor, kontraktor,
pengembang, hingga pemilik rumah. Dalam model ini, pelaku paling akhir dari
rantai pasok pengembangan perumahan adalah pemilik rumah, karena produk dari
kegiatan pengembangan perumahan pada akhirnya diserahkan kepada pemilik
rumah. Model hipotesis ini disusun berdasarkan konsep rantai pasok yang
terfokus pada pengaturan aliran barang dan jasa antar pelaku yang terlibat dalam
kegiatan pengembangan perumahan.
Identifikasi risiko kontraktor perumahan dalam rantai pasok pengembangan
perumahan yang terjadi pada pelaksanaan konstruksi perumahan dalam studi
kasus untuk penelitian ini dilakukan berdasarkan model penelitian seperti terlihat
pada Gambar IV.2.
Sebagai pelaksana konstruksi perumahan, risiko kontraktor dalam rantai pasok
pengembangan perumahan terjadi pada pelaksanaan konstruksi perumahan. Risiko
bagi kontraktor disebabkan oleh kegiatan yang terjadi dalam rantai pasok dan
disebabkan oleh hubungan antara kontraktor dengan pelaku rantai pasok yang
menjadi pemasoknya. Penyebab-penyebab risiko tersebut dapat mengakibatkan
terjadinya risiko biaya, risiko waktu, serta risiko mutu bagi kontraktor, dimana
terjadinya risiko-risiko tersebut akan memberikan dampak terhadap menurunnya
keuntungan kontraktor.
37
Gambar IV.1 Model Hipotesis Pola Rantai Pasok Pengembangan Perumahan
38
Gambar IV.2 Model Identifikasi Risiko Kontraktor
IV.3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan menggunakan kuisioner.
Kuisioner disampaikan kepada responden untuk mengidentifikasi pasokan barang
dan jasa yang terjadi pada kegiatan pengembangan perumahan pada setiap proyek
pengembangan perumahan yang ditinjau. Daftar pertanyaan kuisioner ini dapat
dilihat pada Lampiran A. Kuisioner juga disampaikan kepada responden untuk
mengidentifikasi penyebab risiko yang terjadi dalam rantai pasok konstruksi
perumahan yang berpotensi menyebabkan terjadinya risiko yang akan berdampak
pada menurunnya keuntungan kontraktor. Daftar pertanyaan kuisioner ini dapat
dilihat pada Lampiran B.
Perwakilan pengembang yang menjadi responden pada pengumpulan data dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel IV.2. Responden Dari Perwakilan Pengembang Perumahan Responden
P1 Kepala Produksi
P2 General Manager
P3 General Manager
P4 Project Manager
P5 Site Manager
39
Sedangkan perwakilan kontraktor yang menjadi responden pada pengumpulan
data dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel IV.3. Responden Dari Perwakilan Kontraktor Perumahan Kontraktor Pekerjaan Responden Badan Usaha
K1 Unit Rumah Project Manager Orang Perseorangan
K2 Unit Rumah Supervisor Orang Perseorangan
K3 Jalan Project Manager Orang Perseorangan P1
K4 Sal. Drainase Supervisor Orang Perseorangan
K5 Unit Rumah Project Manager CV
K6 Unit Rumah Project Manager CV
K7 Jalan Project Manager CV
K8 Sal. Drainase Supervisor CV
P2
K9 Utilitas Air Bersih Project Manager CV
P3 K10 Jalan Project Manager CV
K11 Unit Rumah Project Manager CV
K12 Jalan Project Manager CV P4
K13 Sal. Drainase Project Manager CV
K14 Jalan Project Manager Orang Perseorangan
K15 Sal. Drainase Project Manager Orang Perseorangan P5
K16 Unit Rumah Project Manager Orang Perseorangan
IV.4. Pasokan Barang dan Jasa Pada Kegiatan Pengembangan Perumahan
IV.4.1. Perumahan P1
Kegiatan pengembangan perumahan pada proyek ini terdiri dari pekerjaan
prasarana, pekerjaan sarana, serta pekerjaan pengembangan unit-unit rumah.
Pekerjaan prasarana perumahan terdiri dari pekerjaan pagar tembok disekeliling
kawasan perumahan, pekerjaan jalan, pekerjaan saluran drainase, pekerjaan
jembatan, pekerjaan utilitas air bersih, serta pekerjaan utilitas listrik. Sedangkan
pekerjaan sarana perumahan meliputi pekerjaan pembangunan mesjid dan sarana
olah raga.
Pekerjaan pematangan tanah dan pekerjaan pagar tembok disekeliling kawasan
diatas lahan seluas 15 Ha telah selesai dilakukan. Pekerjaan yang masih dilakukan
pada proyek perumahan ini meliputi pekerjaan jalan, pekerjaan saluran drainase,
40
serta pekerjaan pengembangan unit-unit rumah. Pekerjaan jalan menggunakan
paving block untuk bagian depan kawasan perumahan dan menggunakan aspal
hotmix untuk jalan lingkungan perumahan. Pekerjaan pembentukan jalan
dilakukan bersamaan dengan pekerjaan pembentukan saluran drainase. Saluran
drainase pada perumahan ini menggunakan sistem saluran tertutup.
Pekerjaan utilitas perumahan saat ini telah selesai dilaksanakan. Utilitas air bersih
perumahan menggunakan sumur artesis dengan kedalaman sumur 150 meter
sampai dengan 200 meter. Sedangkan utilitas listrik meliputi utilitas listrik
perumahan seperti gardu induk listrik dan penerangan jalan umum.
Pengembangan unit-unit rumah terdiri dari berbagai cluster dengan berbagai tipe
rumah. Masing-masing tipe rumah memiliki luas lahan dan luas bangunan yang
bervariasi. Konstruksi rumah secara umum adalah konstruksi beton bertulang.
Untuk pekerjaan pondasi, digunakan pondasi pelat beton. Untuk konstruksi
rumah-rumah bertingkat dan bangunan ruko, digunakan pondasi tiang pancang.
Dinding rumah menggunakan bata merah. Kusen pintu dan jendela terbuat dari
kayu kamper. Lantai rumah, lantai kamar mandi, serta dinding kamar mandi
menggunakan keramik. Rangka atap rumah terbuat dari kayu borneo, sedangkan
penutup atap menggunakan genteng beton. Plafon disetiap rumah menggunakan
gypsum board dan list gypsum. Material sanitair menggunakan material kelas satu.
Untuk finishing rumah digunakan cat khusus untuk eksterior dan interior, yaitu cat
weathershield dan cat emulsion.
Pada proyek ini, pengembang mengadakan metode kontrak terpisah dengan
beberapa kontraktor untuk melaksanakan setiap paket pekerjaan pengembangan
perumahan. Lingkup pekerjaan pengembangan perumahan pada proyek ini dapat
dilihat pada Gambar IV.3.
41
Gambar IV.3 Pekerjaan Pengembangan Perumahan P1
Pasokan Barang dan Jasa ke Pengembang
Pada proyek ini, sebagian besar pekerjaan pengembangan perumahan diserahkan
oleh pengembang kepada kontraktor. Kontrak kerjasama antara pengembang
dengan setiap kontraktor diatur melalui Surat Perintah Kerja. Pihak pengembang
mengeluarkan Surat Perintah Kerja kepada masing-masing kontraktor untuk
melaksanakan setiap paket pekerjaan.
Karena sebagian besar pekerjaan diserahkan kepada kontraktor, maka pihak
pengembang hanya bertindak sebagai supervisor yang mengawasi pelaksanaan
pekerjaan konstruksi. Pengembang hanya melaksanakan pekerjaan estate, yaitu
pekerjaan-pekerjaan perbaikan atau koreksi yang bersifat minor dengan nilai
pekerjaan dibawah satu juta rupiah. Untuk pekerjaan perbaikan yang bernilai
diatas satu juta rupiah, pelaksanaannya diserahkan kepada kontraktor. Selain
melaksanakan pekerjaan estate, pengembang juga melaksanakan konstruksi
jembatan. Untuk pelaksanaan konstruksi jembatan, material dipasok langsung dari
pemasok material kepada pengembang, sedangkan tenaga kerja beserta peralatan
kerjanya dipasok oleh mandor. Struktur pondasi jembatan menggunakan pondasi
tiang pancang. Untuk instalasi tiang pancang, material, peralatan, dan tenaga kerja
instalasi dipasok oleh pemasok tiang pancang.
Pada proyek perumahan ini, pengembang juga melakukan hubungan kontrak
langsung dengan beberapa pemasok material dalam bentuk Purchase Order.
Pemasok material yang mengadakan hubungan kontrak langsung dengan
pengembang terdiri dari pemasok paving block, material alam seperti pasir dan
42
split, besi, serta tiang pancang untuk pondasi rumah-rumah bertingkat, ruko, dan
jembatan.
Pasokan Barang dan Jasa ke Kontraktor
Pada proyek ini, kontraktor yang ditinjau hanya terdiri dari kontraktor yang
melaksanakan pekerjaan jalan, saluran drainase, dan pengembangan unit-unit
rumah. Pemilihan kontraktor ini didasarkan pada pertimbangan ketersediaan data,
dimana kontraktor yang ditinjau tersebut masih melaksanakan pekerjaan dan
masih memiliki hubungan kerjasama dengan pengembang.
Pekerjaan jalan pada proyek perumahan ini meliputi pekerjaan jalan dari paving
block dan pekerjaan jalan dari aspal hotmix. Untuk pekerjaan jalan menggunakan
paving block, material disediakan oleh pemasok langsung ke pengembang.
Pemasangan paving block dilakukan oleh pemasok menggunakan alat dan tenaga
kerja dari pemasok paving block itu sendiri. Pemasok paving block memiliki
hubungan kontrak langsung dengan pengembang melalui mekanisme Purchase
Order, sehingga pemasok hanya melakukan hubungan koordinasi dengan
kontraktor jalan dalam pemasangan materialnya. Untuk pekerjaan jalan
menggunakan aspal hotmix, material disediakan oleh pemasok material langsung
ke kontraktor. Pemasangan aspal hotmix dilakukan menggunakan peralatan berat
beserta operatornya yang disewa oleh kontraktor jalan dari pemasok peralatan-
peralatan berat. Sedangkan tenaga kerja beserta peralatan kerjanya dipasok
langsung oleh mandor kepada kontraktor. Kontraktor jalan merupakan usaha
orang perseorangan. Kontraktor melaksanakan pekerjaan berdasarkan Surat
Perintah Kerja dari pengembang. Pembelian aspal hotmix dilakukan oleh
kontraktor berdasarkan sistem Purchase Order. Pembayaran material dilakukan
berdasarkan tanggal jatuh tempo.
Saluran drainase pada proyek perumahan ini merupakan saluran drainase tertutup.
Pekerjaan saluran drainase dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan jalan. Material
yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan saluran drainase ini meliputi
gorong-gorong, semen, besi dan material-material alam. Gorong-gorong, semen
43
serta sebagian material alam seperti batu dipasok langsung oleh pemasok material
kepada kontraktor drainase dengan mekanisme Purchase Order. Pembayaran dari
kontraktor dilakukan berdasarkan tanggal jatuh tempo. Terdapat material seperti
pasir, split, dan besi yang disediakan oleh pengembang. Untuk pekerjaan yang
membutuhkan peralatan berat, kontraktor dipasok oleh pemasok peralatan berat
beserta operatornya melalui sistem sewa. Tenaga kerja beserta peralatan kerjanya
dipasok oleh mandor. Kontraktor drainase pada perumahan ini merupakan usaha
orang perseorangan.
Pada pekerjaan pengembangan unit-unit rumah, kontraktor mengadakan
pembelian material langsung dari pemasok material untuk pekerjaan pondasi,
dinding, kusen, pintu, jendela, plafon, atap, pekerjaan sanitair, serta pekerjaan
finishing. Pembelian material oleh kontraktor dilakukan dengan mekanisme
Purchase Order. Pembayaran kepada pemasok dilakukan berdasarkan tanggal
jatuh tempo. Untuk pelaksanaan pekerjaan pengembangan unit-unit rumah,
terdapat material alam dan tiang pancang yang diadakan langsung oleh
pengembang. Pemasok material tersebut hanya melakukan hubungan koordinasi
dengan kontraktor rumah untuk instalasi materialnya. Pelaksanaan pekerjaan
pembangunan unit-unit rumah dilakukan oleh tenaga kerja yang dipasok oleh
mandor. Kontraktor rumah pada proyek ini merupakan usaha orang perseorangan.
Berdasarkan deskripsi diatas, pasokan barang dan jasa yang terjadi pada proyek
perumahan ini dapat dilihat pada Gambar IV.4.
44
Gambar IV.4. Pasokan Barang dan Jasa Pada Perumahan P1
IV.4.2. Perumahan P2
Kegiatan pengembangan perumahan pada proyek ini terdiri dari prasarana,
pekerjaan sarana, serta pekerjaan pengembangan unit-unit rumah. Pengembang
pada perumahan ini masih melaksanakan pekerjaan prasarana perumahan serta
unit-unit rumah. Pekerjaan prasarana perumahan terdiri dari pekerjaan pagar
tembok disekeliling kawasan perumahan, pekerjaan jalan, pekerjaan saluran
drainase, pekerjaan dinding penahan tanah, pekerjaan jembatan, pekerjaan utilitas
air bersih, serta pekerjaan utilitas listrik.
45
Saat ini pengembang masih melakukan pekerjaan pematangan tanah diatas lahan
seluas 5.1Ha. Pada proyek ini terdapat beberapa pekerjaan prasarana perumahan
yang masih belum dilaksanakan, yaitu pekerjaan utilitas listrik serta pekerjaan
jembatan. Jaringan listrik direncanakan merupakan jaringan listrik bawah tanah.
Saat ini pengembang sedang melakukan tender untuk menentukan kontraktor yang
akan melaksanakan pekerjaan utilitas listrik perumahan. Sedangkan untuk
pekerjaan jembatan, saat ini pengembang sedang melakukan proses negosiasi
dengan kontraktor yang akan dikontrak untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
Pekerjaan prasarana yang sedang dilaksanakan saat ini terdiri dari pekerjaan jalan,
saluran drainase, serta pekerjaan utilitas air bersih. Pekerjaan jalan dan saluran
drainase perumahan saat ini masih dikerjakan oleh kontraktor. Rencana jalan
adalah menggunakan aspal hotmix, sedangkan rencana saluran drainase adalah
menggunakan sistem saluran tertutup. Saat ini perkerasan jalan baru mencapai
lapisan sub base. Sedangkan pekerjaan saluran drainase masih merupakan saluran
terbuka. Utilitas air bersih untuk perumahan ini menggunakan sumur artesis
dengan kedalaman 120 meter. Pekerjaan utilitas air bersih saat ini masih
dilaksanakan oleh kontraktor. Studi kasus pekerjaan prasarana pada proyek
perumahan ini meliputi pekerjaan jalan, saluran drainase, serta utilitas air bersih.
Pengembangan unit-unit rumah terdiri dari berbagai tipe rumah, dengan luas lahan
dan bangunan rumah yang bervariasi. Konstruksi rumah secara umum adalah
konstruksi beton bertulang. Untuk pekerjaan pondasi, digunakan pondasi batu kali
dan pondasi telapak. Dinding rumah menggunakan bata merah kelas satu. Kusen
pintu dan jendela terbuat dari kayu Kamper Samarinda. Lantai rumah, lantai
kamar mandi, serta dinding kamar mandi menggunakan keramik. Rangka atap
rumah terbuat dari kayu borneo super, sedangkan penutup atap menggunakan
genteng beton berwarna. Plafon disetiap rumah menggunakan gypsum board.
Untuk finishing rumah digunakan cat khusus untuk eksterior dan interior, yaitu cat
weathershield dan cat emulsion.
46
Pada proyek ini, pengembang mengadakan metode kontrak terpisah dengan
beberapa kontraktor untuk melaksanakan setiap paket pekerjaan pengembangan
perumahan. Lingkup pekerjaan pengembangan perumahan pada proyek ini dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:
Pekerjaan Pengembangan Perumahan
Pekerjaan Pengembangan Unit-Unit Rumah
Pekerjaan Prasarana PerumahanPekerjaan Sarana Perumahan
Utilitas Listrik
Utilitas Air BersihJalan Pagar
Tembok Saluran Drainase
Dinding Penahan Tanah Jembatan
Gambar IV.5 Pekerjaan Pengembangan Perumahan P2
Pasokan Barang dan Jasa ke Pengembang
Pada proyek ini, pengembang melaksanakan pekerjaan pematangan tanah,
pekerjaan pagar tembok disekeliling kawasan perumahan dan pekerjaan dinding
penahan tanah. Pekerjaan dinding penahan tanah dilakukan disepanjang pagar
tembok sekeliling kawasan, batas kavling, dan batas saluran drainase. Pekerjaan
tersebut dikerjakan sendiri oleh pengembang dengan alasan pengaturan likuiditas
cash flow, sehingga dapat dilakukan secara bertahap. Untuk pekerjaan-pekerjaan
yang tidak dikerjakan sendiri oleh pengembang, pelaksanaannya diserahkan
kepada kontraktor. Kontrak kerjasama antara pengembang dengan kontraktor
diatur melalui Surat Perintah Kerja.
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan sendiri oleh pengembang, material
dipasok langsung oleh pemasok material kepada pengembang dengan mekanisme
purchase Order. Peralatan berat beserta operatornya dipasok oleh pemasok
peralatan dengan mekanisme sewa per kubik pekerjaan. Peralatan berat tersebut
juga diadakan oleh pengembang untuk beberapa pekerjaan yang dilaksanakan oleh
kontraktor. Sedangkan tenaga kerja beserta peralatan kerjanya dipasok oleh
mandor.
47
Pasokan Barang dan Jasa ke Kontraktor
Pada proyek ini, kontraktor yang ditinjau hanya terdiri dari kontraktor yang
melaksanakan pekerjaan jalan, pekerjaan saluran drainase, pekerjaan utilitas air
bersih, dan pekerjaan pengembangan unit-unit rumah. Keempat kontraktor
tersebut saat ini sedang melaksanakan pekerjaannya di lokasi proyek.
Pekerjaan jalan pada proyek ini masih pada tahap lapisan sub base. Material untuk
lapisan sub base dipasok oleh pemasok material langsung kepada kontraktor
melalui mekanisme Purchase Order. Pembayaran dari kontraktor dilakukan
berdasarkan tanggal jatuh tempo. Untuk pelaksanaan pekerjaan, peralatan-
peralatan berat dan operator peralatan diadakan oleh pengembang. Kontraktor
hanya melakukan hubungan koordinasi dengan pemasok dalam penggunaan
peralatan karena pemasok peralatan memiliki hubungan kontrak langsung dengan
pengembang. Tenaga kerja beserta peralatan kerja untuk pekerjaan ini dipasok
langsung oleh mandor kepada kontraktor jalan. Kontraktor jalan pada proyek ini
merupakan badan usaha yang memiliki badan hukum.
Pekerjaan saluran drainase pada proyek ini terdiri dari saluran terbuka dan saluran
tertutup. Pelaksanaan pekerjaan saluran drainase dilakukan bersamaan dengan
pekerjaan pembentukan kavling dan pekerjaan jalan. Material untuk pelaksanaan
pekerjaan saluran drainase dipasok oleh pemasok material langsung ke kontraktor
dengan mekanisme Purchase Order. Kontraktor melakukan pembayaran material
berdasarkan tanggal jatuh tempo. Tenaga kerja dan peralatan kerjanya dipasok
oleh mandor. Peralatan berat beserta operatornya yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan saluran drainase diadakan oleh pengembang. Dengan
demikian, kontraktor hanya melakukan hubungan koordinasi dengan pemasok
peralatan berat karena pemasok peralatan memiliki hubungan kontrak langsung
dengan pengembang. Kontraktor ini merupakan badan usaha yang memiliki badan
hukum.
Utilitas air bersih pada perumahan ini menggunakan sumur artesis. Lingkup
pekerjaan utilitas air bersih meliputi pekerjaan sumur bor, pekerjaan sumur dalam
48
(deep well), pekerjaan reservoir, dan pekerjaan plumbing hingga terkoneksi ke
setiap unit rumah. Kontraktor utilitas air bersih hanya melakukan pekerjaan sumur
dalam (deep well), sedangkan pekerjaan sumur bor, pekerjaan reservoir, dan
pekerjaan plumbing diserahkan kepada subkontraktor. Material yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan sumur dalam (deep well) dipasok langsung oleh
pemasok material dengan mekanisme Purchase Order. Pembayaran material
kepada pemasok dilakukan oleh kontraktor berdasarkan tanggal jatuh tempo.
Tenaga kerja beserta peralatan kerja untuk pekerjaan ini dipasok langsung oleh
mandor kepada kontraktor. Kontraktor utilitas air bersih pada proyek perumahan
ini merupakan badan usaha yang memiliki badan hukum.
Pada pekerjaan pengembangan unit-unit rumah, kontraktor dipasok langsung oleh
pemasok material dan pemasok tenaga kerja beserta peralatannya. Kontraktor
mengadakan pembelian material kepada pemasok untuk pekerjaan pondasi,
dinding, kusen, pintu, jendela, plafon, rangka atap, penutup atap, pekerjaan
sanitair, serta pekerjaan finishing. Pembelian material dari kontraktor kepada
pemasok material dilakukan dengan mekanisme Purchase Order. Material tersebut
dibayar oleh kontraktor kepada pemasok berdasarkan tanggal jatuh tempo. Pada
pekerjaan ini terdapat pemasok material yang menjadi subkontraktor untuk
pelaksanaan pekerjaan railing tangga besi, dimana material, tenaga kerja dan
peralatan kerja disediakan oleh pemasok tersebut. Kontraktor yang mengerjakan
pengembangan unit-unit rumah pada proyek ini merupakan badan usaha yang
memiliki badan hukum.
Berdasarkan deskripsi diatas, pasokan barang dan jasa yang terjadi pada proyek
perumahan ini dapat dilihat pada Gambar IV.6.
49
Kontraktor Jalan Pemasok Material
Pemasok Tenaga Kerja
Pemasok Peralatan
Hubungan Kontrak
Kontraktor Saluran Drainase
Pemasok Material
Pemasok Tenaga Kerja
Pemasok Peralatan
Kontraktor Utilitas Air Bersih
Pemasok Tenaga Kerja
Subkontraktor
Pemasok Material
Kontraktor Unit-Unit Rumah
Pemasok Tenaga Kerja
Pemasok Railing Tangga Besi, Tenaga Kerja, dan
Peralatan Instalasi
Pemasok Material
Pemasok Material
Pemasok Tenaga Kerja
Pemasok Peralatan
Keterangan:
Hubungan Pasokan Barang dan Jasa
PENGEMBANG PERUMAHAN P2
PEMILIK RUMAH
PEMILIK RUMAH
PEMILIK RUMAH
Gambar IV.6 Pasokan Barang dan Jasa Pada Perumahan P2
50
IV.4.3. Perumahan P3
Kegiatan pengembangan perumahan pada proyek ini terdiri dari pekerjaan
prasarana, pekerjaan sarana, serta pekerjaan pengembangan unit-unit rumah.
Pekerjaan prasarana terdiri dari pekerjaan pagar tembok disekeliling kawasan
perumahan, pekerjaan jalan, pekerjaan saluran drainase, pekerjaan jembatan,
pekerjaan utilitas air bersih, serta pekerjaan utilitas listrik.
Pekerjaan pematangan tanah dan pekerjaan pagar tembok disekeliling kawasan
diatas lahan seluas 4.787 m2 telah selesai dilakukan. Pekerjaan yang masih
dilaksanakan meliputi pekerjaan jalan, pekerjaan saluran drainase, serta pekerjaan
pengembangan unit-unit rumah. Pekerjaan jalan untuk jalan lingkungan
perumahan menggunakan aspal hotmix. Saluran drainase pada perumahan ini
merupakan sistem saluran tertutup. Pekerjaan utilitas perumahan yang meliputi
utilitas air bersih serta utilitas listrik telah selesai dilaksanakan. Utilitas air bersih
pada perumahan ini menggunakan sumur bor. Sedangkan utilitas listrik meliputi
pekerjaan penerangan jalan umum.
Pengembangan unit-unit rumah terdiri dari berbagai tipe rumah, dengan luas lahan
dan bangunan rumah bervariasi. Konstruksi rumah secara keseluruhan adalah
konstruksi beton bertulang. Untuk pekerjaan pondasi, digunakan pondasi beton
pelat setempat. Dinding rumah menggunakan bata merah. Kusen pintu dan jendela
terbuat dari kayu Jati Jawa Barat. Untuk lantai rumah serta dinding kamar mandi
digunakan keramik. Rangka atap rumah terbuat dari baja ringan, sedangkan
penutup atap menggunakan genteng beton tipe flat. Rangka plafon disetiap rumah
menggunakan kayu borneo super, sedangkan penutup plafon menggunakan
gypsum board. Material sanitair menggunakan material dengan kualitas kelas satu.
Untuk finishing rumah digunakan cat khusus untuk eksterior dan interior, yaitu cat
weathershield dan cat emulsion.
Lingkup pekerjaan pengembangan perumahan pada proyek ini dapat dilihat pada
Gambar IV.7.
51
Pekerjaan Pengembangan Perumahan
Pekerjaan PengembanganUnit-Unit Rumah
Pekerjaan Prasarana PerumahanPekerjaan Sarana Perumahan
Utilitas Air Bersih Jalan Jembatan Pagar
Tembok Utilitas Listrik
Saluran Drainase
Gambar IV.7 Pekerjaan Pengembangan Perumahan P3
Pasokan Barang dan Jasa ke Pengembang
Pada proyek ini, sebagian besar pekerjaan pengembangan perumahan dikerjakan
sendiri oleh pengembang. Pekerjaan yang diserahkan oleh pengembang kepada
kontraktor hanya meliputi pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan peralatan dan
keahlian khusus. Pekerjaan pengembangan perumahan pada proyek ini yang
diserahkan kepada kontraktor hanya terdiri dari pekerjaan jalan dan pekerjaan
rangka atap baja ringan. Kontrak kerjasama antara pengembang dengan kontraktor
diatur melalui Surat Perintah Kerja.
Untuk pelaksanaan pekerjaan, semua material yang diperlukan dipasok langsung
oleh pemasok material kepada pengembang dengan mekanisme Purchase Order.
Sedangkan tenaga kerja beserta peralatan kerjanya dipasok langsung oleh mandor.
Pasokan Barang dan Jasa ke Kontraktor
Kontraktor yang mengadakan kontrak dengan pengembang pada perumahan ini
hanya terdiri dari kontraktor yang melaksanakan pekerjaan jalan dan pemasangan
rangka atap baja ringan disetiap unit rumah. Kontraktor yang ditinjau untuk studi
kasus pada proyek ini hanya kontraktor yang melaksanakan pekerjaan jalan.
Untuk pelaksanaan pekerjaan jalan, material dipasok langsung oleh pemasok
material kepada kontraktor dengan mekanisme Purchase Order. Pembayaran
material oleh kontraktor kepada pemasok dilakukan berdasarkan tanggal jatuh
tempo. Peralatan berat beserta operatornya dipasok langsung oleh pemasok
peralatan kepada kontraktor melalui sistem sewa. Sedangkan tenaga kerja beserta
peralatan kerjanya dipasok langsung oleh mandor kepada kontraktor. Kontraktor
52
jalan pada proyek perumahan ini merupakan badan usaha yang memiliki badan
hukum.
Rangka atap baja ringan digunakan pada setiap unit rumah. Material, tenaga kerja
serta peralatan instalasi diadakan sendiri oleh pemasok yang juga melakukan
pekerjaan instalasi rangka atap baja ringan.
Berdasarkan deskripsi diatas, pasokan barang dan jasa yang terjadi pada proyek
perumahan ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Keterangan:
Hubungan Pasokan Barang dan Jasa
Kontraktor Jalan
Pemasok Material
Pemasok Peralatan
Pemasok Tenaga Kerja
Pemasok Rangka Atap Baja Ringan, Tenaga Kerja dan
Peralatan Instalasi
Pemasok Material
Pemasok Tenaga Kerja
PENGEMBANG PERUMAHAN P3 PEMILIK RUMAH
PEMILIK RUMAH
PEMILIK RUMAH
Hubungan Kontrak
Gambar IV.8 Pasokan Barang dan Jasa Pada Perumahan P3
IV.4.4. Perumahan P4
Kegiatan pengembangan perumahan pada proyek ini terdiri dari pekerjaan
prasarana, pekerjaan sarana, serta pekerjaan pengembangan unit-unit rumah.
Pekerjaan sarana perumahan terdiri dari mesjid, sarana pendidikan, serta sarana
olah raga. Sedangkan pekerjaan prasarana perumahan terdiri dari pekerjaan pagar
tembok disekeliling kawasan perumahan, pekerjaan jalan, pekerjaan saluran
drainase, pekerjaan utilitas air bersih, serta pekerjaan utilitas listrik.
Pekerjaan pematangan tanah dan pekerjaan pagar tembok disekeliling kawasan
diatas lahan seluas 12 Ha telah selesai dilakukan. Pekerjaan yang masih dilakukan
adalah pekerjaan jalan, pekerjaan saluran drainase, serta pekerjaan pengembangan
53
unit-unit rumah. Pekerjaan jalan untuk jalan lingkungan perumahan menggunakan
aspal hotmix. Saluran drainase pada perumahan ini menggunakan sistem saluran
tertutup. Pekerjaan utilitas perumahan saat ini telah selesai dilaksanakan. Utilitas
air bersih pada perumahan ini menggunakan sumur artesis dengan kedalaman
sumur 150 meter. Sedangkan utilitas listrik perumahan meliputi penerangan jalan
umum.
Pengembangan unit-unit rumah terdiri dari berbagai tipe rumah, dengan luas lahan
dan bangunan rumah yang bervariasi. Konstruksi rumah secara keseluruhan
adalah konstruksi beton bertulang. Untuk pekerjaan pondasi, digunakan pondasi
batu kali menerus. Dinding rumah menggunakan bata merah. Kusen pintu dan
jendela terbuat dari Kayu Sibolga. Lantai rumah, lantai kamar mandi, dan dinding
kamar mandi menggunakan keramik. Rangka atap rumah terbuat dari bahan Kayu
Kampar Medan, sedangkan penutup atap menggunakan genteng beton warna.
Rangka plafon menggunakan kayu borneo. Penutup plafon disetiap rumah terdiri
dari dua jenis. Untuk plafon yang miring dan untuk plafon kamar mandi,
digunakan tripleks. Sedangkan untuk plafon yang datar digunakan gypsum board
dan list gypsum. Material sanitair menggunakan material kelas satu. Untuk
finishing rumah digunakan cat khusus untuk eksterior dan interior, yaitu cat
weathershield dan cat emulsion.
Pada proyek ini, pengembang mengadakan metode kontrak terpisah dengan
beberapa kontraktor untuk melaksanakan setiap paket pekerjaan pengembangan
perumahan. Lingkup pekerjaan pengembangan perumahan pada proyek ini dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar IV.9 Pekerjaan Pengembangan Perumahan P4
54
Pasokan Barang dan Jasa ke Pengembang
Pada proyek ini, pelaksanaan semua pekerjaan konstruksi diserahkan oleh pihak
pengembang kepada kontraktor. Kontrak kerjasama antara pengembang dengan
kontraktor diatur melalui Surat Perintah Kerja. Kontraktor pada perumahan ini
bertanggung jawab dalam pelaksanaan setiap paket pekerjaan.
Untuk pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan diatas, pengembang menyerahkan
tanggung jawab untuk pengadaan semua barang dan jasa kepada kontraktor, yang
meliputi pengadaan material, peralatan, serta tenaga kerja. Pihak pengembang
menetapkan spesifikasi barang dan jasa yang harus dipenuhi oleh kontraktor.
Pasokan Barang dan Jasa ke Kontraktor
Kontraktor yang akan ditinjau pada proyek ini terdiri dari kontraktor yang
melaksanakan pekerjaan jalan, saluran drainase, serta pengembangan unit-unit
rumah. Kontraktor jalan saat ini sedang melaksanakan pekerjaan pemasangan
aspal hotmix. Aspal hotmix diproduksi dilokasi. Kontraktor tidak membeli aspal
hotmix yang siap digunakan dengan alasan untuk menghindari terjadinya masalah
pada saat pengiriman hotmix ke lokasi karena jalan menuju lokasi perumahan
cukup sempit dan ramai. Untuk pelaksanaan pekerjaan, material yang diperlukan
seperti split dan aspal dipasok langsung oleh pemasok material kepada kontraktor.
Pembelian material oleh kontraktor kepada pemasok dilakukan dengan
mekanisme Purchase Order. Kontraktor melakukan pembayaran material kepada
pemasok berdasarkan tanggal jatuh tempo. Beberapa peralatan berat beserta
operatornya dipasok oleh pemasok peralatan kepada kontraktor jalan melalui
mekanisme sewa per hari. Sedangkan untuk tenaga kerja beserta peralatan
kerjanya dipasok oleh mandor. Kontraktor jalan pada proyek perumahan ini
merupakan badan usaha yang memiliki badan hukum.
Pelaksanaan pekerjaan drainase dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama
adalah pekerjaan saluran drainase terbuka yang pelaksanaannya bersamaan
dengan pekerjaan jalan. Setelah pelaksanaan konstruksi rumah selesai, selanjutnya
semua saluran drainase ditutup menggunakan pelat beton yang dapat dibuka dan
55
ditutup kembali, sehingga memudahkan konsumen perumahan dalam
pemeliharaan drainase. Untuk pelaksanaan pekerjaan drainase, semua material
yang diperlukan dipasok oleh pemasok material langsung kepada kontraktor
dengan mekanisme Purchase Order. Pembayaran material oleh kontraktor kepada
pemasok dilakukan berdasarkan tanggal jatuh tempo. Peralatan berat beserta
operatornya disewa oleh kontraktor dari pemasok peralatan. Sedangkan tenaga
kerja beserta peralatan kerjanya dipasok oleh mandor. Kontraktor drainase pada
proyek perumahan ini merupakan badan usaha yang memiliki badan hukum.
Untuk pelaksanaan pekerjaan rumah, semua material disediakan oleh pemasok
kepada kontraktor melalui mekanisme Purchase Order. Kontraktor mengadakan
pembelian material secara langsung kepada pemasok untuk pelaksanaan pekerjaan
pondasi, dinding, kusen, pintu, jendela, rangka atap, atap, plafon, pekerjaan
sanitair, serta pekerjaan finishing. Material tersebut dibayar kepada pemasok
berdasarkan tanggal jatuh tempo. Tenaga kerja beserta peralatan kerjanya untuk
pelaksanaan pekerjaan ini dipasok langsung oleh mandor kepada kontraktor.
Kontraktor rumah pada proyek perumahan ini merupakan badan usaha yang
memiliki badan hukum.
Berdasarkan deskripsi diatas, pasokan barang dan jasa yang terjadi pada proyek
perumahan ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar IV.10 Pasokan Barang dan Jasa Pada Perumahan P4
56
IV.4.5. Perumahan P5
Kegiatan pengembangan perumahan pada proyek ini terdiri dari pekerjaan
prasarana, pekerjaan sarana, serta pekerjaan pengembangan unit-unit rumah.
Pekerjaan prasarana perumahan terdiri dari pekerjaan pagar tembok disekeliling
kawasan perumahan, pekerjaan jalan, pekerjaan saluran drainase, pekerjaan
utilitas air bersih, serta pekerjaan utilitas listrik.
Pekerjaan pematangan tanah dan pagar tembok disekeliling kawasan perumahan
dilahan seluas 1.2 Ha telah selesai dilakukan. Pelaksanaan pekerjaan jalan dan
saluran drainase sudah hampir selesai secara keseluruhan. Pekerjaan jalan untuk
jalan lingkungan perumahan menggunakan aspal hotmix. Pekerjaan pembentukan
jalan dilakukan bersamaan dengan pekerjaan pembentukan saluran drainase.
Saluran drainase pada perumahan ini menggunakan sistem saluran terbuka.
Pekerjaan utilitas perumahan saat ini telah selesai dilaksanakan. Utilitas air bersih
pada perumahan ini menggunakan sumur artesis dengan kedalaman sumur bor
rata-rata 60 meter disetiap unit rumah. Sedangkan utilitas listrik perumahan
meliputi penerangan jalan umum.
Pengembangan unit-unit rumah terdiri dari berbagai tipe rumah, dengan luas lahan
dan bangunan rumah bervariasi. Konstruksi rumah secara umum adalah
konstruksi beton bertulang. Untuk pekerjaan pondasi, digunakan pondasi batu kali
dan pelat setempat. Dinding rumah menggunakan bata merah. Kusen pintu dan
jendela terbuat dari kayu kamper atau kayu jati. Untuk lantai rumah digunakan
granit dan keramik. Lantai dan dinding kamar mandi menggunakan keramik.
Rangka atap rumah terbuat dari kayu borneo super, sedangkan penutup atap
menggunakan genteng beton flat. Plafon disetiap rumah menggunakan gypsum
board dan list gypsum. Material sanitair menggunakan material kelas satu. Untuk
finishing rumah digunakan cat khusus untuk eksterior dan interior, yaitu cat
weathershield dan cat emulsion.
57
Pada proyek ini, pengembang mengadakan metode kontrak terpisah dengan
beberapa kontraktor untuk melaksanakan setiap paket pekerjaan pengembangan
perumahan. Lingkup pekerjaan pengembangan perumahan pada proyek ini dapat
dilihat dalam gambar berikut ini:
Gambar IV.11 Pekerjaan Pengembangan Perumahan P5
Pasokan Barang dan Jasa ke Pengembang
Pada proyek ini, pengembang hanya melakukan pekerjaan pagar tembok
disekeliling kawasan perumahan. Untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut,
pengembang dipasok langsung oleh pemasok material dan pemasok tenaga kerja.
Pelaksanaan pekerjaan pengembangan perumahan lainnya diserahkan oleh
pengembang kepada kontraktor. Pengembang mengeluarkan Surat Perintah Kerja
kepada kontraktor untuk melaksanakan setiap paket pekerjaan.
Pada proyek ini, pengembang tidak melakukan pengadaan barang dan jasa untuk
kontraktor. Pengembang menyerahkan tanggung jawab untuk pengadaan semua
barang dan jasa kepada setiap kontraktor yang melaksanakan setiap paket
pekerjaan pengembangan perumahan.
Pasokan Barang dan Jasa ke Kontraktor
Kontraktor yang ditinjau pada proyek perumahan ini meliputi kontraktor yang
melaksanakan pekerjaan jalan, saluran drainase, serta pengembangan unit-unit
rumah. Pekerjaan jalan pada perumahan ini menggunakan aspal hotmix. Aspal
hotmix yang akan digunakan diproduksi di lokasi proyek. Untuk pelaksanaan
pekerjaan, material yang diperlukan oleh kontraktor dipasok langsung oleh
pemasok kepada kontraktor. Material dibeli oleh kontraktor kepada pemasok
berdasarkan mekanisme Purchase Order. Pembayaran material tersebut dilakukan
58
berdasarkan tanggal jatuh tempo. Peralatan berat beserta operatornya dipasok
kepada kontraktor melalui mekanisme sewa. Sedangkan tenaga kerja beserta
peralatan kerjanya dipasok oleh mandor. Kontraktor jalan pada proyek perumahan
ini merupakan usaha orang perseorangan.
Pekerjaan saluran drainase dilakukan bersamaan dengan pekerjaan pembentukan
jalan. Saluran drainase pada perumahan ini menggunakan sistem saluran terbuka.
Material-material yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan saluran drainase
dipasok langsung oleh pemasok material kepada kontraktor. Pembelian material
oleh kontraktor kepada pemasok dilakukan berdasarkan mekanisme Purchase
Order. Pembayaran material berdasarkan tangal jatuh tempo. Peralatan berat yang
diperlukan beserta operatornya diadakan oleh kontraktor melalui mekanisme sewa
kepada pemasok peralatan. Tenaga kerja beserta peralatan kerjanya dipasok oleh
mandor. Kontraktor drainase pada proyek perumahan ini merupakan usaha orang
perseorangan.
Untuk pelaksanaan pekerjaan pengembangan unit-unit rumah, semua material
yang diperlukan dipasok langsung oleh pemasok material kepada kontraktor.
Kontraktor rumah mengadakan pembelian material untuk pekerjaan pondasi,
dinding, kusen, pintu, jendela, plafon, atap, pekerjaan sanitair, serta pekerjaan
finishing. Pembelian material dari kontraktor kepada pemasok dilakukan
berdasarkan sistem Purchase Order. Pembayaran material dilakukan berdasarkan
tanggal jatuh tempo. Tenaga kerja dan peralatan kerja untuk pelaksanaan
konstruksi rumah dipasok oleh mandor. Kontraktor rumah juga mengadakan
kontrak dengan subkontraktor untuk instalasi listrik disetiap unit-unit rumah.
Kontraktor ini merupakan usaha orang perseorangan.
Berdasarkan deskripsi diatas, pasokan barang dan jasa yang terjadi pada proyek
perumahan ini dapat dilihat pada Gambar IV.12.
59
Hubungan Pasokan Barang dan Jasa
Keterangan :
Kontraktor Jalan
Pemasok Material
Pemasok Tenaga Kerja
Pemasok Peralatan
Kontraktor Saluran Drainase
Pemasok Material
Pemasok Tenaga Kerja
Pemasok Peralatan
Kontraktor Unit-Unit Rumah
Pemasok Material
Subkontraktor
Pemasok Tenaga Kerja
Pemasok Material
Pemasok Tenaga Kerja
PENGEMBANG PERUMAHAN P5
PEMILIK RUMAH
PEMILIK RUMAH
PEMILIK RUMAH
Hubungan Kontrak
Gambar IV.12 Pasokan Barang dan Jasa Pada Perumahan P5
IV.5. Penyebab Risiko Kontraktor Dalam Rantai Pasok Pengembangan
Perumahan
Identifikasi penyebab risiko dilakukan terhadap kontraktor yang ditinjau pola
pengadaan barang dan jasanya. Penyebab risiko yang diidentifikasi merupakan
penyebab risiko yang mungkin terjadi pada pelaksanaan konstruksi perumahan
terkait dengan pengadaan barang dan jasa untuk kontraktor perumahan.
Berdasarkan hasil studi literatur risiko yang terkait dengan pasokan barang dan
60
jasa bagi kontraktor, diidentifikasi sebanyak 4 (empat) penyebab risiko mungkin
terjadi dalam rantai pasok pengembangan perumahan.
Penyebab-penyebab risiko yang telah diidentifikasi tersebut dapat mengakibatkan
terjadinya risiko biaya, risiko waktu, serta risiko mutu bagi kontraktor. Risiko
biaya adalah meningkatnya pengeluaran kontraktor sehingga melebihi anggaran
biaya yang telah ditetapkan. Risiko waktu adalah keterlambatan waktu
penyelesaian pekerjaan dari jadwal yang telah ditetapkan. Sedangkan risiko mutu
adalah ketidaksesuaian hasil pekerjaan dengan kriteria mutu yang telah
ditetapkan. Ketiga jenis risiko tersebut dapat berdampak pada terjadinya
penurunan keuntungan bagi kontraktor. Penyebab risiko yang diidentifikasi dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel IV.4. Penyebab Risiko Kontraktor No Penyebab Risiko
R01 Keterlambatan pasokan material
R02 Material dari pemasok tidak sesuai spesifikasi dan kriteria mutu
yang ditetapkan oleh kontraktor
R03 Rendahnya kompetensi subkontraktor
R04 Terbatasnya jumlah tenaga kerja terampil
Identifikasi risiko bagi kontraktor dalam penelitian ini dilakukan terhadap
penyebab-penyebab risiko yang telah diidentifikasi pada tabel diatas. Identifikasi
terhadap penyebab risiko tersebut ditetapkan sejalan dengan penyebab-penyebab
risiko yang dikemukakan dalam berbagai literatur yang memberikan gambaran
mengenai risiko bagi kontraktor terkait dengan pengadaan barang dan jasa untuk
kontraktor pada pelaksanaan konstruksi. Identifikasi penyebab-penyebab risiko
diatas juga didasarkan pada pertimbangan bahwa rantai pasok pengembangan
perumahan yang telah diidentifikasi menunjukkan adanya hubungan antara
kontraktor dengan penyedia barang dan jasa yang menjadi pemasoknya, yang
terdiri dari pemasok material, pemasok tenaga kerja, serta subkontraktor.
61
Penyebab risiko bagi kontraktor yang diidentifikasi pada tahap ini hanya berkaitan
dengan pasokan material, pasokan tenaga kerja, serta subkontraktor. Penyebab
risiko yang berkaitan dengan pasokan material terdiri dari terjadinya
keterlambatan pasokan material untuk kontraktor yang disebabkan oleh
pemasoknya (R01) serta adanya ketidaksesuaian pasokan material dengan
spesifikasi atau kriteria mutu yang ditetapkan oleh kontraktor sehingga terjadi
permasalahan mutu material (R02). Penyebab risiko yang berkaitan dengan
subkontraktor terdiri dari rendahnya kompetensi subkontraktor (R03), baik dari
segi kemampuan teknologi, kemampuan kerja, serta kemampuan finansial.
Sedangkan penyebab risiko lainnya yang berkaitan dengan pasokan tenaga kerja
terdiri dari terbatasnya jumlah tenaga kerja terampil yang disediakan oleh mandor
kepada kontraktor (R04).
Identifikasi penyebab risiko yang berpotensi mengakibatkan terjadinya risiko bagi
kontraktor pada pengumpulan data tahap ini hanya dilakukan terhadap 4 (empat)
penyebab risiko seperti pada Tabel IV.4. Hal ini disebabkan oleh penyebab risiko
tersebut berkaitan langsung dengan kegiatan pasokan yang dilakukan oleh
pemasok barang dan jasa kepada kontraktor. Penyebab risiko tersebut dianggap
mewakili penyebab risiko yang berpotensi mengakibatkan terjadinya risiko bagi
kontraktor, dimana risiko kontraktor disebabkan oleh pemasok material, pemasok
tenaga kerja, serta pemasok peralatan termasuk subkontraktor.
Penyebab risiko diatas dinilai oleh responden yang merupakan perwakilan dari
setiap kontraktor yang ditinjau pola pasokan barang dan jasanya. Penilaian
penyebab risiko oleh responden hanya berupa penilaian apakah penyebab risiko
yang telah diidentifikasi tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya risiko bagi
konraktor yang berdampak terhadap menurunnya keuntungan kontraktor
perumahan atau penyebab risiko tersebut tidak berpotensi menyebabkan
terjadinya risiko bagi kontraktor perumahan.
62
IV.5.1. Identifikasi Penyebab Risiko Kontraktor Perumahan P1
Identifikasi penyebab risiko kontraktor pada perumahan ini meliputi risiko bagi
kontraktor rumah, jalan, dan drainase. Jumlah kontraktor yang disurvei adalah
sebanyak empat kontraktor, terdiri dari Kontraktor K1 dan K2 yang melaksanakan
pekerjaan pengembangan unit-unit rumah, Kontraktor K3 yang melaksanakan
pekerjaan jalan, serta Kontraktor K4 yang melaksanakan pekerjaan saluran
drainase. Keempat kontraktor tersebut hanya merupakan usaha orang
perseorangan yang menjalin kerja sama dengan pengembang berdasarkan azas
kepercayaan dan rekanan.
Kontrak kerja antara kontraktor dengan pengembang diatur melalui mekanisme
Surat Perintah Kerja (SPK). Pembayaran dari pengembang kepada kontraktor
dilaksanakan per-termyn yang disesuaikan dengan kemajuan fisik dari pekerjaan
kontraktor. Pembayaran tersebut dibagi menjadi 3 (tiga) termyn, sesuai dengan
kesepakatan yang tercantum didalam SPK.
Untuk pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus memiliki kemampuan finansial
untuk pengadaan material, tenaga kerja, dan peralatan. Pengadaan material untuk
kontraktor dipasok oleh pemasok material yang sudah menjadi rekanan dari
masing-masing kontraktor tersebut. Selain berdasarkan pertimbangan rekanan,
pemilihan pemasok material untuk kontraktor juga ditentukan berdasarkan kriteria
harga terendah. Pada proyek ini, sebagian besar material diadakan oleh kontraktor.
Pengembang hanya melakukan pengadaan material-material yang bersifat
strategis, yaitu material yang penggunaannya berulang dan diperlukan dalam
jumlah yang besar, seperti pasir, split, dan besi. Pengadaan material oleh
kontraktor dilakukan melalui mekanisme Purchase Order (PO). Pembayaran dari
kontraktor kepada pemasok material dilakukan berdasarkan tanggal jatuh tempo,
yaitu antara dua minggu sampai dengan satu bulan setelah material dikirim ke
lokasi proyek.
Beberapa pekerjaan membutuhkan peralatan berat beserta operatornya yang
terampil mengoperasikan peralatan tersebut. Untuk pekerjaan tertentu yang
63
membutuhkan peralatan berat, kontraktor dipasok oleh pemasok peralatan melalui
sistem sewa per hari atau per kubik pekerjaan. Pemasok peralatan berat untuk
beberapa kontraktor pada perumahan ini sudah merupakan rekanan bagi pihak
kontraktor.
Pengadaan tenaga kerja beserta peralatan kerjanya dipasok oleh mandor yang juga
merupakan rekanan bagi kontraktor. Sebagian besar tenaga kerja yang disediakan
oleh mandor merupakan tenaga kerja yang sudah terbiasa bekerja dengan mandor
tersebut. Dengan demikian, tenaga kerja yang disediakan oleh mandor pada
umumnya sudah terbiasa menangani pekerjaan-pekerjaan yang ditawarkan oleh
kontraktor, sehingga merupakan tenaga kerja terampil dibidangnya. Untuk
menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan akibat kecemburuan sosial,
pihak pengembang mengharuskan kontraktor untuk mempekerjakan masyarakat
setempat. Tenaga kerja yang berasal dari masyarakat sekitar lokasi proyek ini
pada umumnya tidak memiliki keterampilan atau keahlian khusus di bidang
konstruksi atau di bidang pekerjaan yang ditawarkan oleh kontraktor. Untuk itu,
kontraktor harus menetapkan alokasi pekerjaan untuk tenaga kerja ini agar sesuai
dengan kemampuan kerjanya. Pada umumnya, pekerjaan yang diserahkan kepada
tenaga kerja ini merupakan pekerjaan yang tidak membutuhkan keterampilan atau
keahlian tertentu. Pembayaran upah tenaga kerja dilakukan melalui mandor yang
dibayarkan setiap minggu.
Beberapa kontraktor pada proyek perumahan ini juga dipasok oleh pemasok
material yang juga melaksanakan pekerjaan instalasi dilokasi, seperti pemasok
paving block dan pemasok tiang pancang. Untuk pelaksanaan pekerjaan ini,
pemasok material juga menyediakan tenaga kerja beserta peralatan instalasinya.
Kontraktor tidak memiliki hubungan kontrak dengan pemasok tersebut karena
pemasok mengadakan hubungan kontrak langsung dengan pengembang. Dengan
demikian kontraktor hanya melakukan hubungan koordinasi dengan pemasok
dalam pemasangan atau instalasi materialnya.
64
Dari empat kontraktor yang ditinjau, tidak ditemukan adanya kontraktor yang
dipasok oleh penyedia barang dan jasa yang memiliki hubungan kontrak langsung
dengan kontraktor yang bertindak sebagai subkontraktor. Hal tersebut didasarkan
pada pertimbangan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor pada
proyek perumahan ini merupakan pekerjaan yang telah terbiasa ditanganinya,
sehingga kontraktor memiliki kemampuan untuk mengerjakan sendiri semua
lingkup pekerjaan yang ditawarkan oleh pengembang.
Identifikasi penyebab risiko yang berpotensi mengakibatkan terjadinya risiko bagi
kontraktor pada proyek perumahan ini adalah sebagai berikut:
Tabel IV.5. Identifikasi Penyebab Risiko Kontraktor Perumahan P1 R01 R02 R03 R04 Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
K1 √ - √ - - √ √ - K2 √ - √ - - √ √ - K3 √ - √ - - √ √ - K4 √ - √ - - √ √ -
IV.5.2. Identifikasi Penyebab Risiko Kontraktor Perumahan P2
Identifikasi penyebab risiko kontraktor pada perumahan ini meliputi risiko bagi
kontraktor rumah, jalan, drainase, dan utilitas air bersih. Jumlah kontraktor yang
disurvei adalah sebanyak lima kontraktor, terdiri dari Kontraktor K5 dan K6 yang
melaksanakan pekerjaan pengembangan unit-unit rumah, Kontraktor K7 yang
melaksanakan pekerjaan jalan, Kontraktor K8 yang melaksanakan pekerjaan
saluran drainase, serta Kontraktror K9 yang melaksanakan pekerjaan utilitas air
bersih. Kelima kontraktor tersebut merupakan badan usaha yang memiliki badan
hukum.
Kontak kerja antara kontraktor dengan pengembang diatur melalui mekanisme
Surat Perintah Kerja (SPK). Pembayaran dari pengembang kepada kontraktor
dilaksanakan per-termyn yang disesuaikan dengan kemajuan fisik dari pekerjaan
kontraktor. Pembayaran tersebut dibagi menjadi 2 (dua) termyn, sesuai dengan
kesepakatan yang tercantum didalam SPK.
65
Untuk pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus memiliki kemampuan finansial
untuk pengadaan material, tenaga kerja, dan peralatan. Pengadaan material oleh
kontraktor dipasok oleh pemasok material yang sudah menjadi rekanan dari
masing-masing kontraktor tersebut. Pemilihan pemasok material untuk kontraktor
juga didasarkan pada kriteria harga terendah. Pada proyek ini, semua material
diadakan langsung oleh kontraktor melalui mekanisme Purchase Order (PO).
Pembayaran dari kontraktor kepada pemasok material dilakukan berdasarkan
tanggal jatuh tempo, yaitu 2 (dua) minggu sampai dengan 1 (satu) bulan setelah
material dikirim ke lokasi proyek.
Tenaga kerja beserta peralatan kerjanya dipasok oleh mandor yang juga
merupakan rekanan bagi kontraktor. Sebagian besar tenaga kerja yang disediakan
oleh mandor merupakan tenaga kerja yang sudah terbiasa bekerja dengan mandor
dan terbiasa menangani pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud sehingga merupakan
tenaga kerja terampil dibidangnya. Pada proyek ini terdapat kebijakan
pengembang yang mengharuskan kontraktor untuk mempekerjakan masyarakat di
sekitar lokasi proyek. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya hal-hal yang
tidak diinginkan akibat kecemburuan sosial. Tenaga kerja yang berasal dari
masyarakat sekitar lokasi proyek pada umumnya tidak memiliki keterampilan atau
keahlian kerja dibidang konstruksi. Untuk menghindari terjadinya dampak negatif
bagi pekerjaan kontraktor, tenaga kerja tidak terampil ini pada umumnya
dialokasikan untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tertentu yang tidak
membutuhkan keterampilan atau keahlian khusus. Pembayaran tenaga kerja pada
proyek ini dilakukan melalui mandor dan dilaksanakan setiap minggu.
Untuk beberapa pekerjaan kontraktor yang membutuhkan peralatan berat,
pengembang menyediakan peralatan berat beserta operatornya. Kontraktor tidak
memiliki hubungan kontrak langsung dengan pemasok peralatan, tetapi hanya
melakukan hubungan koordinasi dalam pengunaan peralatan beserta operatornya.
Alasan pengadaan peralatan berat dilakukan oleh pengembang adalah karena
terdapat beberapa pekerjaan yang dilakukan oleh pengembang membutuhkan
berbagai peralatan berat yang juga dibutuhkan oleh kontraktor. Dengan demikian,
66
peralatan berat dianggap sebagai peralatan strategis, yang frekuensi
penggunaannya sering serta dibutuhkan oleh pengembang dan kontraktor untuk
pelaksanaan berbagai pekerjaan. Alasan lainnya adalah pemasok peralatan
merupakan rekanan bagi pengembang, sehingga pengadaan peralatan beserta
operatornya lebih efisien jika dilakukan langsung oleh pengembang. Pengadaan
peralatan berat beserta operatornya dilakukan oleh pemasok peralatan kepada
pengembang melalui mekanisme sewa per meter kubik pekerjaan.
Pada proyek ini terdapat beberapa kontraktor yang mengadakan hubungan kontrak
langsung dengan penyedia barang dan jasa yang menjadi subkontraktornya.
Terdapat subkontraktor spesialis yang menyediakan material, tenaga kerja,
peralatan, serta jasa instalasi materialnya. Selain itu terdapat juga subkontraktor
yang menyediakan barang dan jasa untuk melaksanakan beberapa bagian dari
pekerjaan kontraktor. Adanya subkontraktor ini dianggap perlu oleh kontraktor,
karena pekerjaan yang diserahkan kepada subkontraktor membutuhkan
kemampuan tertentu yang berada diluar kompetensi kontraktor.
Identifikasi penyebab risiko yang berpotensi mengakibatkan terjadinya risiko bagi
kontraktor pada proyek perumahan ini adalah sebagai berikut:
Tabel IV.6. Identifikasi Penyebab Risiko Kontraktor Perumahan P2 R01 R02 R03 R04 Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
K5 √ - √ - √ - √ - K6 √ - √ - √ - √ - K7 √ - √ - - √ √ - K8 √ - √ - - √ √ - K9 √ - √ - √ - √ -
IV.5.3. Identifikasi Penyebab Risiko Kontraktor Perumahan P3
Identifikasi penyebab risiko kontraktor pada perumahan ini hanya meliputi risiko
bagi kontraktor jalan. Jumlah kontraktor yang di survei adalah sebanyak satu
kontraktor, yaitu Kontraktor K10 yang melaksanakan pekerjaan jalan. Kontraktor
tersebut merupakan badan usaha yang berbadan hukum. Kontrak kerja antara
kontraktor dengan pihak pengembang diatur melalui Surat Perintah Kerja (SPK).
67
Untuk pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus memiliki kemampuan finansial
untuk pengadaan material, tenaga kerja, dan peralatan. Pengadaan material oleh
kontraktor dipasok oleh pemasok material yang sudah menjadi rekanan dari
kontraktor tersebut dengan mekanisme Purchase Order (PO). Pemilihan pemasok
material oleh kontraktor juga didasarkan pada pertimbangan harga terendah.
Pembayaran dari kontraktor kepada pemasok material dilakukan berdasarkan
tanggal jatuh tempo, yaitu dua minggu setelah material dikirim ke lokasi proyek.
Untuk pelaksanaan pekerjaan jalan, diperlukan peralatan-peralatan berat.
Pengadaan peralatan berat beserta operatornya dilakukan oleh pemasok peralatan
kepada kontraktor dengan sistem sewa harian. Pemasok peralatan berat tersebut
merupakan rekanan bagi kontraktor.
Pengadaan tenaga kerja beserta peralatan kerjanya dipasok oleh mandor yang juga
merupakan rekanan bagi kontraktor. Tenaga kerja yang dipasok oleh mandor
merupakan tenaga kerja yang terampil dibidang pekerjaannya karena telah
terbiasa bekerja dengan mandor untuk pekerjaan yang sama. Pada proyek ini,
pengembang tidak mengharuskan kontraktor untuk mempekerjakan masyarakat
setempat. Dengan demikian tidak terjadi keberagaman keterampilan kerja yang
cukup signifikan dari tenaga kerja. Upah tenaga kerja pada proyek ini dibayar oleh
kontraktor melalui mandor yang pelaksanaannya dilakukan setiap minggu.
Kontraktor pada proyek ini tidak memiliki hubungan dengan pemasok material
atau peralatan yang melakukan hubungan kontrak langsung dengan pengembang.
Hal tersebut dikarenakan kebijakan pengadaan barang dan jasa bagi kontraktor
pada proyek ini diserahkan sepenuhnya kepada kontraktor. Pengembang tidak
memiliki intervensi dalam pengadaan barang dan jasa untuk kontraktor. Pihak
pengembang hanya menetapkan spesifikasi teknis yang harus dipenuhi oleh
kontraktor. Kontraktor yang ditinjau pada proyek ini juga tidak memiliki
hubungan kontrak dengan penyedia barang dan jasa yang menjadi subkontraktor.
Hal tersebut dikarenakan kontraktor telah terbiasa melaksanakan seluruh lingkup
68
pekerjaan yang diserahkan oleh pengembang pada proyek ini, sehingga kontraktor
memiliki kemampuan untuk melaksanakan sendiri pekerjaan yang sama.
Identifikasi penyebab risiko yang berpotensi mengakibatkan terjadinya risiko bagi
kontraktor pada proyek perumahan ini adalah sebagai berikut:
Tabel IV.7. Identifikasi Penyebab Risiko Kontraktor Perumahan P3 R01 R02 R03 R04 Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
K10 √ - √ - - √ √ -
IV.5.4. Identifikasi Penyebab Risiko Kontraktor Perumahan P4
Identifikasi penyebab risiko kontraktor pada perumahan ini meliputi risiko bagi
kontraktor rumah, jalan, dan drainase. Jumlah kontraktor yang disurvei adalah
sebanyak tiga kontraktor, terdiri dari Kontraktor K11 yang melaksanakan
pekerjaan pengembangan unit-unit rumah, Kontraktor K12 yang melaksanakan
pekerjaan jalan, serta Kontraktor K13 yang melaksanakan pekerjaan saluran
drainase. Ketiga kontraktor tersebut merupakan badan usaha yang memiliki badan
hukum.
Kontak kerja antara kontraktor dengan pihak pengembang diatur melalui Surat
Perintah Kerja (SPK). Pembayaran dari pengembang kepada kontraktor
dilaksanakan per-termyn yang disesuaikan dengan kemajuan fisik dari pekerjaan
kontraktor. Pembayaran tersebut dibagi menjadi 4 (empat) termyn, sesuai dengan
kesepakatan yang tercantum didalam SPK.
Untuk pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus memiliki kemampuan finansial
untuk pengadaan material, tenaga kerja, dan peralatan. Pengadaan material oleh
kontraktor dipasok oleh pemasok material yang sudah menjadi rekanan dari
masing-masing kontraktor tersebut. Pemilihan pemasok material oleh masing-
masing kontraktor pada umumnya dilakukan berdasarkan pertimbangan harga
terendah. Pada proyek ini, semua material diadakan oleh kontraktor melalui
mekanisme Purchase Order (PO). Pembayaran material dari kontraktor kepada
69
pemasok dilakukan berdasarkan tanggal jatuh tempo, yaitu dua minggu sampai
dengan satu bulan setelah material dikirim ke lokasi proyek.
Pengadaan tenaga kerja beserta peralatan kerjanya dipasok oleh mandor yang juga
merupakan rekanan bagi kontraktor. Tenaga kerja yang disediakan oleh mandor
merupakan tenaga kerja yang telah terbiasa bekerja dengan mandor dan
melakukan pekerjaan dengan jenis yang sama. Tenaga kerja ini merupakan tenaga
kerja terampil dibidangnya. Pembayaran upah tenaga kerja dilakukan oleh
kontraktor melalui mandor yang dilaksanakan setiap minggu.
Pada proyek ini terdapat beberapa pekerjaan pengembangan perumahan yang
membutuhkan peralatan berat. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan
peralatan berat beserta operatornya, kontraktor dipasok oleh pemasok peralatan
melalui sistem sewa per hari. Pemasok peralatan ini pada umumnya merupakan
rekanan bagi kontraktor.
Dari semua kontraktor yang ditinjau, tidak ditemui adanya hubungan antara
kontraktor dengan pemasok material atau peralatan yang memiliki hubungan
kontrak langsung dengan pengembang. Hal ini disebabkan kebijakan dari
pengembang dalam hal pengadaan barang dan jasa untuk kontraktor yang terpusat
pada kontraktor itu sendiri, sehingga pengembang tidak memiliki hubungan
kontrak langsung dengan pihak pemasok. Pengembang perumahan ini hanya
menetapkan spesifikasi teknis untuk setiap pekerjaan yang harus dipenuhi oleh
kontraktor, sehingga pengadaan barang dan jasa diserahkan sepenuhnya kepada
kontraktor.
Kontraktor pada perumahan ini juga tidak memiliki hubungan kontrak dengan
penyedia barang dan jasa yang menjadi subkontraktor. Hal ini disebabkan
pekerjaan yang diserahkan kepada kontraktor merupakan pekerjaan yang telah
terbiasa ditangani oleh kontraktor. Kontraktor memiliki kompetensi untuk
mengerjakan sendiri pekerjaan yang diserahkan oleh pengembang. Sebagian besar
kontraktor pada perumahan ini telah memiliki pengalaman kerja yang lama untuk
70
jenis pekerjaan yang sama, sehingga kontraktor memiliki kemampuan untuk
melakukan pekerjaannya sendiri.
Identifikasi penyebab risiko yang berpotensi mengakibatkan terjadinya risiko bagi
kontraktor pada proyek perumahan ini adalah sebagai berikut:
Tabel IV.8. Identifikasi Penyebab Risiko Kontraktor Perumahan P4 R01 R02 R03 R04 Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
K11 √ - √ - - √ √ - K12 √ - √ - - √ √ - K13 √ - √ - - √ √ -
IV.5.5. Identifikasi Penyebab Risiko Kontraktor Perumahan P5
Identifikasi penyebab risiko kontraktor pada proyek perumahan ini meliputi risiko
bagi kontraktor jalan, saluran drainase, serta kontraktor rumah. Jumlah kontraktor
yang di survei adalah sebanyak tiga kontraktor, yaitu meliputi Kontraktor K14
yang melaksanakan pekerjaan jalan, Kontraktor K15 yang melaksanakan
pekerjaan drainase, serta Kontraktor K16 yang melaksanakan pekerjaan
pengembangan unit-unit rumah. Kontraktor pada proyek ini hanya merupakan
usaha perseorangan tanpa badan hukum yang menjalin kerjasama dengan
pengembang berdasarkan azas kepercayaan dan rekanan.
Kontak kerjasama antara kontraktor dengan pengembang diatur melalui Surat
Perintah Kerja (SPK). Pembayaran dari pengembang kepada kontraktor
dilaksanakan dengan sistem per-termyn yang disesuaikan dengan kemajuan fisik
dari pekerjaan kontraktor. Pembayaran dari pengembang dibagi menjadi 6 (enam)
termyn sesuai dengan kesepakatan yang tercantum didalam SPK.
Untuk pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus memiliki kemampuan finansial
untuk pengadaan material, tenaga kerja, dan peralatan. Pengadaan material oleh
kontraktor dipasok oleh pemasok material yang sudah menjadi rekanan dari
kontraktor tersebut. Pemilihan pemasok material didasarkan pada pertimbangan
harga terendah. Pada proyek ini, semua material diadakan oleh kontraktor melalui
71
mekanisme Purchase Order (PO). Pembayaran dari kontraktor kepada pemasok
material dilakukan berdasarkan tanggal jatuh tempo, yaitu dua minggu setelah
material dikirim ke lokasi proyek.
Pengadaan tenaga kerja beserta peralatan kerjanya dipasok oleh mandor yang juga
merupakan rekanan bagi kontraktor. Sebagian besar tenaga kerja yang dipasok
oleh mandor kepada kontraktor merupakan tenaga kerja yang telah terbiasa
bekerja dengan mandor dan terbiasa menangani jenis pekerjaan yang sama
sehingga merupakan tenaga kerja yang terampil dibidangnya. Pada proyek ini
terdapat kebijakan pengembang yang mengharuskan pihak kontraktor untuk
mempekerjakan masyarakat disekitar lokasi perumahan untuk menghindari
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan akibat kecemburuan sosial. Karena
tenaga kerja yang berasal dari masyarakat setempat tidak memiliki keterampilan
khusus dibidang konstruksi, kontraktor melakukan alokasi pekerjaan yang
disesuaikan dengan keterampilan pekerjanya. Tenaga kerja tidak terampil yang
berasal dari masyarakat setempat ini diberikan pekerjaan tertentu yang tidak
menuntut adanya keterampilan atau keahlian khusus dibidang konstruksi.
Pembayaran upah tenaga kerja dilakukan oleh kontraktor melalui mandor dan
dilaksanakan setiap minggu.
Terdapat beberapa pekerjaan pengembangan perumahan pada proyek ini yang
membutuhkan peralatan berat. Untuk keperluan tersebut, kontraktor melakukan
sewa peralatan beserta operatornya. Peralatan berat beserta operatornya diadakan
oleh pemasok peralatan melalui sistem sewa harian.
Kontraktor yang ditinjau pada proyek ini tidak memiliki hubungan dengan
pemasok material atau peralatan yang memiliki hubungan kontrak langsung
dengan pengembang. Hal ini dikarenakan kebijakan pengembang dalam
pengadaan barang dan jasa untuk kontraktor dipusatkan kepada kontraktor,
sehingga tidak terdapat hubungan kontrak langsung antara pengembang dengan
pihak pemasok. Pengembang tidak melakukan intervensi untuk pengadaan barang
72
dan jasa bagi kontraktor. Pihak pengembang hanya menetapkan spesifikasi teknis
untuk setiap pekerjaan yang harus dipenuhi oleh kontraktor.
Pada proyek ini sebagian besar kontraktor yang ditinjau tidak memiliki hubungan
kontrak langsung dengan penyedia barang dan jasa yang menjadi subkontraktor.
Kontraktor telah memiliki pengalaman kerja yang lama dalam pelaksanaan
pekerjaan dengan jenis pekerjaan yang sama, sehingga kontraktor memiliki
kompetensi untuk melakukan pekerjaannya sendiri. Adanya hubungan kontrak
langsung antara kontraktor dengan subkontraktor didasarkan pada pertimbangan
untuk menjamin mutu pekerjaan, karena pekerjaan yang diserahkan kepada
subkontraktor merupakan pekerjaan yang membutuhkan keahlian dan
keterampilan khusus.
Identifikasi penyebab risiko yang berpotensi mengakibatkan terjadinya risiko bagi
kontraktor pada proyek perumahan ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel IV.9. Identifikasi Penyebab Risiko Kontraktor Perumahan P5 R01 R02 R03 R04 Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
K14 √ - √ - - √ √ - K15 √ - √ - - √ √ - K16 √ - √ - √ - √ -
Berdasarkan hasil pengumpulan data pada tahap ini, diperoleh penilaian penyebab
risiko yang dilakukan oleh kontraktor terhadap 4 (empat) penyebab risiko yang
telah diidentifikasi. Penilaian penyebab risiko tersebut menghasilkan daftar
penyebab risiko yang berpotensi mengakibatkan terjadinya risiko bagi kontraktor
yang akan berdampak terhadap menurunnya keuntungan kontraktor, seperti dapat
dilihat pada Tabel IV.10.
73
Tabel IV.10. Identifikasi Penyebab Risiko Kontraktor Perumahan R01 R02 R03 R04 Perumahan Pekerjaan Responden
(Kontraktor) Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Unit Rumah K1 √ - √ - - √ √ - Unit Rumah K2 √ - √ - - √ √ -
Jalan K3 √ - √ - - √ √ - P1
Sal. Darinase K4 √ - √ - - √ √ - Unit Rumah K5 √ - √ - √ - √ - Unit Rumah K6 √ - √ - √ - √ -
Jalan K7 √ - √ - - √ √ - Sal. Drainase K8 √ - √ - - √ √ -
P2
Utilitas Air K9 √ - √ - √ - √ - P3 Jalan K10 √ - √ - - √ √ -
Unit Rumah K11 √ - √ - - √ √ - Jalan K12 √ - √ - - √ √ - P4
Sal. Drainase K13 √ - √ - - √ √ - Jalan K14 √ - √ - - √ √ -
Sal. Drainase K15 √ - √ - - √ √ - P5 Rumah K16 √ - √ - √ - √ -
Tabel diatas menunjukkan hasil penilaian kontraktor terhadap penyebab risiko
yang berpotensi mengakibatkan terjadinya risiko bagi kontraktor. Kontraktor yang
menilai bahwa penyebab risiko berpotensi mengakibatkan terjadinya risiko
ditunjukkan dengan tanda √ pada kolom Ya di setiap kolom penyebab risiko,
sedangkan penyebab risiko yang dinilai tidak berpotensi mengakibatkan
terjadinya risiko bagi kontraktor ditunjukkan dengan tanda √ pada kolom Tidak di
setiap kolom penyebab risiko.