bab iv analisa iv.1. analisa aspek penggunathesis.binus.ac.id/doc/bab4/2007-1-00022-ar-bab 4.pdf ·...

64
31 BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Pengguna IV.1.1. Analisa Pasar Analisa ini berdasarkan potensi kegiatan di sekitar tapak yang paling menonjol yaitu kegiatan pendidikan, dimana terdapat universitas Bina Nusantara dan sekolah swasta. Akan tetapi pihak universitas yang tidak menyediakan akses tempat tinggal (asrama) bagi mahasiswa yang berasal dari luar kota Jakarta sehingga menyulitkan mahasiswa dalam melakukan kegiatan perkuliahan. Di samping itu, peningkatan jumlah mahasiswa Bina Nusantara yang berasal dari luar kota mencapai ± 1500 mahasiswa tiap tahunnya (dapat dilihat pada lembar lampiran 1), terlihat dengan jelas banyaknya mahasiswa yang membutuhkan tempat tinggal. Dengan demikian, sangat tepat membangun sebuah apartemen di lokasi ini dengan penentuan target market utama adalah mahasiswa golongan menengah karena lokasi yang berdekatan dengan kampus sehingga memudahkan bagi mahasiswa dalam melakukan aktivitasnya serta banyak mahasiswa yang kesulitan dalam mencari tempat tinggal dengan kenyamanan dan keamanan yang terjamin. Adapun perbandingan jumlah mahasiswa laki-laki dengan perempuan yang akan ditampung pada apartemen ini adalah 3:2 dengan pertimbangan peningkatan jumlah mahasiswa laki-laki per tahunnya lebih banyak dibandingkan dengan perempuan (dapat dilihat pada lembar lampiran 1). Dan adanya perbedaan antara massa laki-laki dan massa perempuan.

Upload: phamhuong

Post on 10-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

31

BAB IV

ANALISA

IV.1. Analisa Aspek Pengguna

IV.1.1. Analisa Pasar

Analisa ini berdasarkan potensi kegiatan di sekitar tapak yang paling

menonjol yaitu kegiatan pendidikan, dimana terdapat universitas Bina Nusantara

dan sekolah swasta. Akan tetapi pihak universitas yang tidak menyediakan akses

tempat tinggal (asrama) bagi mahasiswa yang berasal dari luar kota Jakarta

sehingga menyulitkan mahasiswa dalam melakukan kegiatan perkuliahan. Di

samping itu, peningkatan jumlah mahasiswa Bina Nusantara yang berasal dari luar

kota mencapai ± 1500 mahasiswa tiap tahunnya (dapat dilihat pada lembar lampiran

1), terlihat dengan jelas banyaknya mahasiswa yang membutuhkan tempat tinggal.

Dengan demikian, sangat tepat membangun sebuah apartemen di lokasi ini dengan

penentuan target market utama adalah mahasiswa golongan menengah karena lokasi

yang berdekatan dengan kampus sehingga memudahkan bagi mahasiswa dalam

melakukan aktivitasnya serta banyak mahasiswa yang kesulitan dalam mencari

tempat tinggal dengan kenyamanan dan keamanan yang terjamin.

Adapun perbandingan jumlah mahasiswa laki-laki dengan perempuan yang

akan ditampung pada apartemen ini adalah 3:2 dengan pertimbangan peningkatan

jumlah mahasiswa laki-laki per tahunnya lebih banyak dibandingkan dengan

perempuan (dapat dilihat pada lembar lampiran 1). Dan adanya perbedaan antara

massa laki-laki dan massa perempuan.

Page 2: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

32

IV.1.2. Analisa Pola Perilaku Pengguna

Pengguna apartemen ini adalah mahasiswa dengan pola perilaku sebagai

berikut:

- Dinamis

- Interaksi sosial dengan teman sebaya

- Aktivitas di rumah biasanya hanya pagi dan malam hari karena pada siang

hari mereka bekerja/sibuk beraktivitas di kampus

- Hanya membutuhan satu kamar tidur

- Membutuhkan ruang yang berfungsi ganda

- Mengharapkan supaya dapat menyelesaikan pekerjaan kampus di dalam

rumah

- Kurang mementingkan identitas

- Mementingkan kepraktisan

Dari analisa pola perilaku tersebut maka diperoleh tuntutan penghuni yaitu:

- Adanya ruang privasi/pribadi dimana memberikan kebebasan bagi

seseorang/sekelompok orang tanpa campur tangan dari pihak lain, baik

berupa pandangan atau suara.

- Kemudahan dalam pencapaian ke dalam bangunan dan hunian menjadi

faktor yang perlu diperhatikan baik menggunakan kendaraan ataupun

berjalan kaki.

- Sosialisasi terhadap sesama penghuni merupakan salah satu masalah yang

harus diperhatikan supaya menghindari konflik atau prasangka buruk.

Dengan demikian diperlukannya suatu wadah supaya para penghuni dapat

Page 3: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

33

bersosialisasi seperti ruang bersama, ruang pertemuan, dan lainnya.

- Adanya informasi mengenai batasan-batasan wilayah dengan jelas serta

kejelasan fisik ruang-ruang dalam apartemen yang dijelaskan dalam sebuah

perjanjian.

- Keamanan menjadi salah satu tuntutan penghuni untuk tinggal di dalam

lingkungan hunian ini seperti terbebasnya dari rasa takut dan kecemasan

sehingga diperlukannya fasilitas untuk dapat mendukung rasa aman seperti

keamanan (security system), cctv.

IV.1.3. Analisa Pelaku Kegiatan

Pelaku kegiatan yang terjadi dalam apartemen ini yaitu:

1. Penyewa

Pelaku kegiatan yang secara rutin datang/tinggal di bangunan dengan tujuan

tinggal dengan menyewa unit apartemen sesuai jangka waktu sewa yang

ditentukan.

Penyewa diklasifikasikan dalam:

- Penyewa jangka panjang : penyewa fasilitas utama dan penunjang

bangunan yang fungsi kegiatannya berlangsung lama dan kontinyu,

seperti unit apartemen, retail.

- Penyewa jangka pendek : penyewa fasilitas pelengkap/penunjang yang

kegiatannya berlangsung singkat dan tidak kontinyu, seperti ruang serba

guna.

Page 4: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

34

2. Pengelola

Biasanya oleh suatu perusahaan/divisi dari pemilik bangunan atau pemilik

bangunan itu sendiri, yang terdiri dari:

- Kelompok administrasi : melaksanakan kegiatan administrasi berupa

pemasaran, keuangan, front office serta personalia intern pengelola.

- Kelompok operasional pengawasan : melakukan pengawasan terhadap

keamanan, keselamatan, dan penggunaan sarana dan perlengkapan

bangunan.

3. Pengunjung

Kelompok pelaku kegiatan yang tidak secara rutin datang/tinggal di

bangunan dengan tujuan tertentu baik yang berhubungan dengan fungsi

kegiatan utama/penunjang ataupun yang tidak berhubungan.

IV.1.4. Analisa Kelompok Kegiatan

Kelompok kegiatan dalam apartemen ini berdasarkan aktivitas secara umum

yang dilakukan selama 1 hari:

1. Penyewa unit hunian, yaitu mahasiswa, dengan rutinitas kegiatan sebagai

berikut:

Mahasiswa

Persiapan (pkl 05.00-07.00) Aktivitas di kampus (pkl. 07.00-18.00) Kumpul bersama/waktu luang (pkl. 18.00-22.00)Tidur/istirahat (pkl. 22.00-05.00)

12

9 3

6

Page 5: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

35

Berdasarkan aktivitas pengguna diatas maka diperoleh kebutuhan ruang

yang diperlukan dengan persyaratannya:

Pengguna Jenis Kegiatan Butuh Ruang Persyaratan Ruang - mandi, buang air,

mencuci pakaian Kamar mandi Ruang jemur

Tidak memerlukan kamar mandi yang berukuran besar, pengudaraan yang cukup, perlunya ruang untuk jemur pakaian

- makan, minum Ruang makan - memasak, mencuci

piring, membereskan perabot

Dapur Membutuhkan meja dan kursi untuk makan Dapur berukuran kecil (pantry) untuk menyiapkan makanan karena bisanya beli jadi

- istirahat (kumpul dengan teman, merokok, duduk, santai, nonton)

Ruang duduk/tv

- belajar Ruang belajar

Ruang duduk dan ruang belajar dapat di jadi satu karena tidak memerlukan privasi yang tinggi, dan kegiatannya dapat dilakukan secara bersamaan serta jarang menerima tamu yang formil

- bermain, rekreasi Fasilitas hiburan, rekreasi, olah raga

Perlunya fasilitas olah raga dan hiburan seperti lapangan olahraga, kolam renang, taman, plasa, dsb

Mahasiswa

- tidur Ruang tidur Tidak memerlukan kamar tidur yang terlalu luas, pengudaraan dan pencahayaan yang cukup

2. Penyewa retail

Jenis penyewa retail terdiri dari kafetaria, retail shops yang memiliki

kegiatan sebagai berikut:

Pengguna Jenis Kegiatan Butuh Ruang Persyaratan Ruang Kafetaria - pelayanan/

penerima Ruang penerima

Tidak memerlukan ruang yang luas, sirkulasi terarah dan jelas

Persiapan (pkl 05.00-07.00) Buka toko (pkl. 07.00-23.00) Istirahat/makan siang (pkl. 12.00-13.00) Makan malam (pkl. 18.00-19.00) Tutup (pkl. 23.00-05.00)

12

9 3

6

Page 6: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

36

- makan, minum Ruang makan Perlu ruang yang cukup untuk menampung kapasitas yang telah ditentukan

- memasak, menyajikan, mencuci piring, membereskan

Dapur

- penyimpanan bahan

Gudang

Memerlukan ruang yang cukup dan bebas kolom untuk dapur dan gudang untuk menampung bahan makanan, peralatan masak serta membutuhkan pencahayaan yang cukup dan ventilasi yang baik Dapat diletakkan pada sisi barat bangunan

- buang air - istirahat

Toilet Ruang istirahat

Tidak terlalu membutuhkan toilet yang besar, pengudaraan yang baik. Ada ruang pegawai untuk istirahat

- pelayanan, penyajian

Ruang pamer/pajang

Memerlukan ruang yang cukup luas untuk memajang barang, pencahayaan dan ventilasi cukup, bebas kolom

- Administrasi, pengelolaan

Kasir/pengawas/pengurus

Ada ruang untuk pegawai dan ruang untuk kasir yang luasnya tidak terlalu besar

- istirahat, makan, minum, buang air

R.Istirahat Toilet

Tidak membutuhkan toilet yang besar, pengudaraan yang baik. Ada ruang pegawai untuk istirahat

Retail shops

- penerimaan penyimpanan, pengepakan, pengolahan, pengangkutan barang

Gudang Memerlukan ruang yang cukup luas untuk pengepakan, penyimpanan, dan pengolahan barang, pencahayaan dan ventilasi cukup

3. Pengelola, jenis kegiatan yang terjadi antara lain:

Pengguna Jenis Kegiatan Butuh Ruang Persyaratan Ruang Pengelola apartemen

- kegiatan administrasi

Ruang administrasi

Memerlukan ruang yang cukup untuk menampung kegiatan, ada pembatas/sekat antar ruang

Persiapan (pkl 05.00-07.00) Buka kantor (pkl. 07.00-17.00) Istirahat/makan siang (pkl. 12.00-13.00)

Tutup (pkl. 17.00-07.00)

12

9 3

6

Page 7: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

37

- kegiatan marketing

Ruang pemasaran

Memerlukan ruang yang cukup untuk menampung kegiatan jual beli yang terjadi, sirkulasi yang jelas

- pengawasan Ruang sekuriti

Pencahayaan yang baik, sistem keamanan yang terkendali

- perawatan Ruang servis (maintenance)

Memerlukan ruang yang cukup besar dan bebas kolom, membutuhkan pencahayaan dan ventilasi yang baik, diletakkan di sisi barat bangunan

- rapat Ruang rapat Butuh pencahayaan dan pengudaraan yang baik, bebas kolom

- istirahat, makan, minum, buang air

R.Istirahat Toilet

Tidak terlalu membutuhkan toilet yang besar, adanya pemisahan toilet pegawai wanita dan pria, pengudaraan yang baik. Ada ruang pegawai untuk istirahat

4. Pengunjung, merupakan kelompok pelaku kegiatan yang tidak secara rutin

datang/tinggal di apartemen dengan tujuan tertentu baik yang berhubungan

dengan fungsi kegiatan utama/penunjang ataupun yang tidak berhubungan,

misalnya mengunjungi teman, kerabat, saudara atau urusan lainnya.

IV.1.5. Skema Organisasi Mikro

1. Unit Hunian

In/out Apartemen

Foyer

Ruang dudukRuang tidur

Balkon/teras

KM/WC

Ruang makan

Dapur

Page 8: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

38

2. Kantor Pengelola

3. Kafetaria

In/out Kantor

R. Tunggu / Informasi

R. Administrasi

KM/WC

R. StaffGudang

R. Rapat R. Tamu

R. Ka. Pengelola

Ruang Istirahat

In/out pengunjung

Foyer

T. Duduk Area Pelayanan

Ruang Persiapan

KasirPengawas

Toilet

Dapur

Gudang Bahan

Kantor Pegawai

Ruang Istirahat

R. Cuci

Gudang Penyimpanan

Gudang Pemeliharaan

Area Pembongkaran

In/out Pengelola

In/out Service

Page 9: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

39

4. Retail Shop

IV.1.6. Skema Organisasi Makro

TamuParkir tamu / pengunjung

Lobby utama

Lobby hunian

Hall lift

Fasilitas hunian

Fasilitas pendukung

Fasilitas komersil

Unit hunian

Parkir penghuni

Parkir pengelola & servis

Penghuni

Pengelola & Servis

Sirkulasi Pengunjung

Sirkulasi Penghuni Sirkulasi Pengelola & Servis

KETERANGAN

In/out pengunjung/karyawan

R. Peragaan / Penjualan

R. PenerimaanR. PengepakanLobby, Pengawas, Kasir

R. Pembongkaran

R. Istirahat & Toilet

Kantor karyawan

Area Penyimpanan Gudang

Page 10: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

40

IV.2. Analisa Aspek Lingkungan

IV.2.1. Analisa Kegiatan Lingkungan

A. Aspek Ekonomi

Peruntukkan apartemen untuk kalangan mahasiswa ekonomi menengah,

dikarenakan banyak mahasiswa dari luar kota Jakarta kesulitan dalam

mencari tempat tinggal selain itu mayoritas penduduk setempat adalah

masyarakat ekonomi menengah ke bawah yang memang bertempat tinggal

di lingkungan tersebut.

B. Aspek Sosial

Batas timur tapak adalah pertigaan jalan Kebon Jeruk-Syahdan yang berada

tepat ditengah-tengah tapak sehingga menyebabkan kemacetan yang

berujung pada polusi udara dan suara pada jam-jam tertentu seperti saat jam

masuk kuliah atau selesai kuliah. Selain itu juga banyaknya kios-kios

makanan, warnet, wartel dan lainnya sehingga daerah

ini selalu ramai dengan segala aktivitasnya. Dengan

demikian pada area ini digunakan sebagai area

publik.

Batas barat tapak adalah tanah kosong yang sedang dibangun untuk rumah

tinggal. Peruntukannya adalah untuk kalangan

menengah ke bawah yang terlihat dari jarak antar

rumah yang saling berdekatan dan kavling yang tidak

besar. Sehingga pada batas ini dapat digunakan untuk

area privat karena lebih tenang.

Timur: Jl. Raya Kebon Jeruk

Barat: Hunian

Page 11: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

41

Batas selatan tapak adalah kampus Anggrek. Sehingga jarak antara kampus

dengan apartemen dekat dan memudahkan mahasiswa dalam melakukan

kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan kampus (pendidikan) juga

dapat meletakkan fasilitas penunjang seperti toko-

toko, minimart, kafetaria, dsb pada area ini karena

mayoritas kedatangan pengunjung terbesar dari arah

selatan.

Batas utara tapak adalah hunian yang dijadikan sebagai tempat usaha

seperti tempat makan, kos, warnet, wartel, dsb. Ini terjadi karena adanya

kampus anggrek dan syahdan sehingga banyak yang

mengubah tempat tinggalnya menjadi tempat usaha.

Pada area ini dapat digunakan untuk area privat karena

aktivitas yang cukup tenang.

Berdasarkan analisa ekonomi dan sosial diatas maka hal yang menjadi dasar

pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan

perbaikkan lingkungan antara lain:

o Tapak berada dikawasan padat dan tidak ada jarak/ruang antar bangunan

(berdempetan) maka sedapatmungkin membentuk ruang terbuka hijau yang

cukup luas dan menyebar dengan tujuan dapat mengurangi polusi udara dan

adanya penghijauan.

o Sedapatmungkin membuat desain bangunan yang tidak menggunakan AC

guna penghematan energi. Solusi desain yang dapat dilakukan adalah

membuat banyak bukaan pada bangunan sehingga terlihat lebih dinamis dan

Selatan: Kampus Anggrek

Utara: Hunian

Page 12: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

42

pertukaran udara dapat berlangsung dengan mudah.

o Jika menggunakan AC, maka sedapat mungkin penggunaannnya tidak boros

energi, dengan cara membuat ruangan yang berbentuk segiempat,

menggunakan bahan material yang tidak menyerap panas, dan lainnya.

o Memberi batasan yang jelas, terutama batas pedestrian sehingga pejalan kaki

nyaman dalam pencapaian ke dalam/luar bangunan juga dalam melakukan

aktivitasnya.

o Prediksi jangka panjang yang dilakukan terhadap kemungkinan perubahan

fungsi bangunan dan jalan yang ada di lokasi tapak dan sekitarnya pada saat

ini, sampai ± tahun 2015, karena pada tahun ini diperkirakan terdapat 25

kota di dunia berpenduduk minimal 20 juta penduduk miskin dan

pembangunan haruslah ‘sustainable development’ (pembangunan yang

berkelanjutan).

IV.2.2. Analisa Bentuk Tapak

Betuk tapak persegi panjang dengan ukuran 100 m x 150 m dan tapak

berhadapan (tusuk sate) dengan jalan Syahdan dan keadaan sekitarnya adalah

hunian penduduk.

Jl. K

ebon

Jeru

k R

aya

Jl. K.H. Syahdan

100

M

150 M

U

TAPAK

Kmps. Anggrek

Page 13: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

43

IV.2.3. Analisa Pencapaian menuju Tapak

Pertimbangannya:

- Kemudahan dalam pencapaian, jelas dan mengundang.

- Kelancaran lalu lintas dan keamanan.

- Banyaknya pengunjung yang datang ke tapak.

Pencapaian menuju tapak dibedakan antara manusia dan kendaraan.

Arahan:

- Sisi pencapaian I (untuk kendaraan)

Diusulkan sebagai main entrance karena letaknya yang dekat dengan

jalan utama, Jl. Raya Kebon Jeruk. Juga arah pencapaiannya jelas.

Tidak ada side entrance karena hanya ada satu jalan raya, sehingga

pintu service juga sama dengan main entrance.

Perletakkan pintu masuk ada 3 alternatif, yaitu:

3

Jl. K

ebon

Jeru

k R

aya

Jl. K.H. Syahdan

U

TAPAK

Kmps. Anggrek

1

2

3

21Perletakkan pintu masuk di area ini akan

menyulitkan kendaraan yang datang dari jalan syahdan, karena tidak dapat belok kanan secara langsung dan terkena macet sebelum masuk ke dalam tapak. Pintu masuk tidak dapat diletakkan di area ini karena tepat berada dipertigaan jalan kebon jeruk dan syahdan dimana rawan terhadap kemacetan. Jika pintu masuk diletakkan disini memudahkan kendaraan yang datang dari arah utara dan selatan kebon jeruk juga yang datang dari arah syahdan. Selain itu juga tidak terkena macet di pertigaan jalan kebon jeruk dan syahdan.

Page 14: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

44

Perletakkan pintu keluar ada 3 alternatif, yaitu:

Dengan demikian letak pintu masuk dan keluar ke/dari tapak adalah

sebagai berikut:

Jl. K

ebon

Jeru

k R

aya

Jl. K.H. Syahdan

U

TAPAK

Kmps. Anggrek

IN

OUT

3Jl

. Keb

on Je

ruk

Ray

a

Jl. K.H. Syahdan

U

TAPAK

Kmps. Anggrek

1

2

3

21Perletakkan pintu keluar di area ini akan

memudahkan bagi kendaraan karena langsung searah dengan jalan raya kebon jeruk juga tidak terkena macet dipertigaan jalan kebon jeruk dengan syahdan. Pintu keluar tidak dapat diletakkan di area ini karena tepat berada dipertigaan jalan kebon jeruk dan syahdan dimana rawan terhadap kemacetan. Jika pintu keluar diletakkan disini akan terkena macet di pertigaan jalan kebon jeruk dan syahdan sehingga dapat menimbulkan kemacetan di dalam tapak.

Page 15: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

45

- Sisi pencapaian II (untuk pejalan kaki)

Letak pintu masuk untuk pejalan kaki diletakkan dari arah

kedatangan terbesar, sehingga memudahkan bagi pejalan kaki yang

datang dari kampus atau dengan kendaraan umum dan juga

mempermudah dalam pengawasan arus keluar dan masuknya

pengguna bangunan tersebut.

Adapun alternatif perletakkan pintu masuk dan keluar untuk pejalan

kaki sebagai berikut:

Dengan demikian letak pintu masuk dan keluar untuk pejalan kaki ke

dalam tapak adalah:

Jl. K

ebon

Jeru

k R

aya

Jl. K.H. Syahdan

U

TAPAK

Kmps. Anggrek

321

Pada area ini, arus kedatangan pejalan kaki tidak terlalu besar/banyak sehingga tidak diletakkan di area tersebut Arus kedatangan pejalan kaki di area ini paling banyak karena tepat dipertemuan antara kampus syahan dan kampus anggrek sehingga akses pejalan kaki terletak pada area ini Pada area ini, arus kedatangan pejalan kaki cukup besar, karena bersebalahan dengan kampus anggrek tetapi jaraknya kejauhan bagi pejalan kaki yang datang dari kampus syahdan

1

2

3

Page 16: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

46

IV.2.4. Analisa Sirkulasi dalam Tapak

Berdasarkan analisa pencapaian menuju tapak maka diperoleh sirkulasi

manusia dan sirkulasi kendaraan di dalam tapak sebagai berikut:

Arahan:

Sirkulasi di dalam tapak lebih mengutamakan pejalan kaki seperti jalur

pendestrian yang menghubungkan semua kegiatan dalam tapak, dan adanya

plasa terbuka, courtyard, dan lain–lain.

Jl. K

ebon

Jeru

k R

aya

Jl. K.H. Syahdan

U

TAPAK

Kmps. Anggrek

: sirkulasi manusia : sirkulasi kendaraan

Drop Penumpang

Jl. K

ebon

Jeru

k R

aya

Jl. K.H. Syahdan

U

TAPAK

Kmps. Anggrek

Akses pejalan kaki (jalur pedestrian)

Page 17: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

47

IV.2.5. Analisa Kebisingan

Arahan:

Untuk mengatasi masalah kebisingan yang berasal dari jalan raya Kebon

Jeruk dan Syahdan dapat dilakukan dengan cara:

- Menggunakan pohon sebagai barrier terhadap kebisingan kendaraaan

yang ditimbulkan. Perletakkannya diatur sedemikian rupa sehingga

membentuk ritme dan ruang semu

Sumber bising

Jl. K

ebon

Jeru

k R

aya

Jl. K.H. Syahdan

U

TAPAK

Kmps. Anggrek

Daerah rawan macet, karena berada dipertigaan jalan sehingga pintu masuk tidak berada tepat di depan pertigaan jalan ini.

Pohon sebagai buffer kebisingan

Jl. K

ebon

Jeru

k R

aya

Jl. K.H. Syahdan

U

TAPAK

Kmps. Anggrek

Page 18: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

48

- Membuat ruang terbuka yang cukup luas dan besar pada daerah depan

sehingga ada peralihan suasana (dari kebisingan luar tapak ke dalam

bangunan apartemen). Ruang terbuka ini dapat berupa plaza, halaman,

taman, dan parkir.

IV.2.6. Analisa Matahari

Penyinaran matahari pada tapak dapat berdampak positif dan negatif. Nilai

positifnya terhadap tapak adalah penyinaran sinar matahari kurang lebih selama 12

jam sehingga memungkinkan penggunaan cahaya alami pada siang hari, sedangkan

nilai negatifnya adalah arah orientasi matahari yang mempengaruhi perletakkan

massa bangunan sehingga diperlukan solusi/ penyelesaian dari segi arsitektural.

Arahan:

Kondisi tapak yang dekat dengan garis khatulistiwa menyebabkan arah utara

lebih kuat/banyak menerima cahaya dibandingkan arah selatan sehingga

bukaan lebih sedikit pada area ini. Pada bagian selatan, membutuhkan

banyak bukaan karena tidak banyak menerima cahaya alami. Dengan

Ruang terbuka sebagai peralihan dari bising dan dapat digunakan untuk lahan parkir

Jl. K

ebon

Jeru

k R

aya

Jl. K.H. Syahdan

U

Kmps. Anggrek

Massa bangunan

Sisa ruang terbuka lainnya digunakan untuk menanami pepohonan supaya dapat tercipta suasana yang nyaman dan tidak panas

Page 19: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

49

Dimensi bukaan bidang utara lebih sedikit jika dibandingkan dimensi bukaan di bidang selatan

demikian bukaan pada arah utara dan selatan berbeda dari segi fungsi dan

jumlah.

Perletakkan massa bangunan sebaiknya jangan diletakkan memanjang

menghadap arah barat/timur karena pada bagian itu menerima panas

matahari lebih banyak. Jika massa diletakkan seperti itu sebaiknya bagian

yang terkena sinar matahari digunakan untuk area servis atau area yang

jarang digunakan (selain kegiatan utama). Perletakkan massa yang baik

menghadap utara/selatan. Berikut beberapa alternatif arah perletakkan massa

bangunan terhadap orientasi matahari:

Alternatif Keterangan Alternatif 1

- permukaan bangunan lebih banyak

menerima panas matahari dari arah utara-selatan

- panas yang diterima adalah panas yang bermanfaat

- pada sisi barat-timur dapat digunakan sebagai area unit-unit

- mengikuti bentuk lahan U

Page 20: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

50

- efisien terhadap lahan Alternatif 2

- permukaan bangunan lebih banyak

menerima panas matahari dari arah barat-timur

- panas yang diterima adalah panas yang tidak bersahabat

- sulit meletakkan unit pada area ini - efisien terhadap lahan - mengikuti bentuk lahan

Alternatif 3

- permukaan bangunan lebih banyak menerima panas matahari dari arah barat daya-timur laut

- tidak berorientasi terhadap bentuk lahan - tidak efisien terhadap lahan

Alternatif 4

- permukaan bangunan lebih banyak menerima panas matahari dari arah barat laut-tenggara

- tidak berorientasi terhadap bentuk lahan - tidak efisien terhadap lahan

Dengan demikian, perletakkan massa bangunan yang digunakan adalah

perletakkan massa yang sesuai dengan bentuk tapak dan arah orientasi

matahari yaitu alternatif 1 dan 2.

U

U

U

Jl. K

ebon

Jeru

k R

aya

Jl. K.H. Syahdan

U

Kmps. Anggrek

A B

Perletakkan massa B menerima panas matahari lebih banyak dibandingkan dengan massa A. Solusinya adalah memperkecil bukaan dan memberikan kisi-kisi penghalang sinar matahari.

Page 21: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

51

IV.2.7. Analisa Zoning pada Tapak

Analisa ini berdasarkan pada fungsi, sifat dan hubungan antar kegiatan.

Arahan:

Adanya pemisahan antar area privat, publik, dan servis yang dilakukan pada

tapak.

Area privat diletakkan dibagian belakang/dekat dengan pemukiman karena

memerlukan ketenangan dalam melakukan aktivitasnya yaitu tidur, santai

dan belajar/bekerja.

Ada beberapa alternatif perletakkan zoning pada tapak yaitu:

Alternatif 1:

Jl. K.H. Syahdan

U

Kmps. Anggrek

Jl. K

ebon

Jeru

k R

aya

Perletakkan area servis pada sisi utara bangunan sangat cocok karena menerima panas lebih banyak dan disediakan jalur khusus/tersendiri supaya tidak mengganggu aktivitas pengguna apartemen

1

3

2

1: Privat 2: Publik 3: Servis : Sirkulasi Kendaraan : Sirkulasi Servis

Page 22: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

52

Alternatif 2:

Alternatif 3:

Dari tiga alternatif diatas maka zoning pada tapak sesuai adalah zoning pada

alternatif 1 karena letak dan aktivitas servis yang tidak terlihat dan tidak

mengganggu aktivitas pengguna apartemen.

1: Privat 2: Publik 3: Servis : Sirkulasi Kendaraan : Sirkulasi Servis

Jl. K.H. Syahdan

U

Kmps. Anggrek

Jl. K

ebon

Jeru

k R

aya

Jika area servis diletakkan pada daerah ini akan terlihat secara langsung oleh pengguna bangunan karena letakknya yang berdekatan dengan pintu masuk. Sehingga area servis tidak diletakkan pada area ini

1

3

2

1: Privat 2: Publik 3: Servis : Sirkulasi Kendaraan : Sirkulasi Servis

Jl. K.H. Syahdan

U

Kmps. Anggrek

Jl. K

ebon

Jeru

k R

aya

Jika perletakkan area servis melewati area privat maka pada area tersebut terkesan tidak privasi lagi karena selain kendaraan servis yang melewati area privat juga aktivitas yang terlihat jika sedang ada pemeriksaan/pembetulan.

1 3 2

Page 23: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

53

IV.2.8. Analisa pola ruang luar

Digunakan untuk:

- Ruang gerak bagi kegiatan outdoor.

- Ruang transisi antara kegiatan dan bangunan.

- Buffer antara tapak dan lingkungan serta sebagai pendukung penampilan

bangunan.

Arahan:

Bentuk fisik dari penataan ruang terbuka adalah taman dan plasa terbuka,

ornamen outdoor, jalur pendestrian, parkir dan sebagainya.

Taman

Taman selain untuk penghijauan, juga berfungsi sebagai peneduh

terhadap sinar matahari, penahan angin dan peredam bising. Taman ini

juga dapat sebagi tempat duduk-duduk, beristirahat dan bersantai.

Plasa terbuka dan pedestrian

Plasa sebagai ruang transisi ruang luar dan dalam bangunan, dapat juga

sebagai tempat duduk dan kegiatan terbuka.

Pedestrian sebagai jalur sirkulasi pejalan kaki antar ruang harus dibuat

nyaman dan mampu melindungi dari cuaca seperti hujan.

Page 24: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

54

Parkir, digunakan untuk penghuni dan pengunjung sehingga harus

memperhatikan luasan tapak yang terbatas dibandingkan kebutuhan

luasan lahan parkir dan memaksimalkan lahan terbuka karena

merupakan daerah yang padat.

Alternatif parkir yang dapat digunakan:

Parkir serong : mudah untuk

parkir tetapi boros dalam

pemakaian lahan.

Parkir sejajar : sedikit lebih sulit untuk

parkir namun hemat dalam pemakaian

lahan.

Parkir parallel : sulit untuk parkir,

boros dalam pemakaian lahan, cocok

untuk jalan yang sempit.

Arahan:

Lahan parkir untuk penghuni disediakan di basement sedangkan

pengunjung di area terbuka dengan parkir sejajar mengingat jumlah

Pedestrian Plasa

Page 25: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

55

parkir yang dibutuhkan cukup banyak dan lahan yang tersisa dapat

digunakan untuk penghijauan.

IV.3. Analisa Aspek Bangunan

Analisa bangunan terbagi menjadi bentuk fisik dan elemen operasionalnya. Bentuk

fisik yang dimaksud berupa bentuk-bentuk yang terjadi dari tampilan bangunan, pola

gubahan massa, bentuk massa bangunan, faktor sirkulasi dan struktur sedangkan elemen

operasionalnya merupakan sistem utilitas dan perlengkapannya.

IV.3.1. Analisa Tampilan Bangunan

Analisa penampilan bangunan dibagi menjadi beberapa kriteria:

- Sederhana, yang terlihat dari modul dan struktur bangunan juga terlihat

adanya keteraturan bukaan untuk memudahkan maintenance.

- Bentuk yang fungsionil sehingga dapat terlihat dengan jelas sebagai

bangunan apartemen.

- Bangunan yang mencerminkan bangunan tropis karena menyesuaikan iklim.

Arahan:

Karakter dari bangunan yang ditampilkan adalah arsitektur tropis dengan

permainan bayangan (shade and shadow) pada tampak bangunan.

IV.3.2. Analisa Pola Gubahan Massa

Pada dasarnya pola massa bangunan secara umum ada dua yaitu :

a. Pola massa tunggal, memungkinkan konsentrasi penuh pada kegiatan dalam

bangunan, efisiensi sirkulasi dapat lebih tinggi dan orientasi terpusat, kesan

monumental dapat lebih kuat, serta kemudahan dalam sirkulasi.

Page 26: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

56

b. Pola massa majemuk, konsentrasi kegiatan menyebar, sirkulasi kurang efisien

dan orientasi bangunan menyebar.

Pada kedua jenis pola massa bangunan diatas, memiliki pola gubahan pada

massa yang terbentuk, yaitu :

a. Komposisi massa

Lin

ier

o Berupa komposisi yang terbentuk dari sederetan massa.

o Sifat ruang terkait dan berurutan antara satu massa dengan massa lainnya.

Ter

pusa

t o Berupa satu massa yang dikelilingi oleh massa-massa bangunan lainnya.

o Memiliki sifat sentralisasi kegiatan seperti ruang-ruang konferensi yang dihubungkan oleh fasilitas-fasilitas gedung dan sebagainya.

Gri

d o Massa yang terbentuk dari pengulangan

bentuk terkecil yang umumnya berupa segi-tiga, segi-empat dan segi-enam.

o Sifat pengembangan massa yang sangat fleksibel, namun cukup monoton dalam bentuk.

Clu

ster

o Terbentuk oleh gabungan dari bentuk-bentuk geometri dasar.

o Memiliki fleksibilitas dalam menghadirkan bentuk-bentuk bangunan yang beragam, namun terbatas oleh sistem struktur dan pola sirkulasi.

Page 27: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

57

b. Prinsip-prinsip penyusunan massa

Berdasarkan Sumbu dan Simetri

Berdasarkan Hierarki

Berdasarkan Irama dan Pengulangan

Arahan:

Pola massa majemuk akan diterapkan pada bangunan ini untuk mendukung

sirkulasi udara dan pencahayaan alami yang maksimal. Pada massa

bangunan majemuk ini akan menggunakan perpaduan beberapa komposisi

massa dan juga prinsip-prinsip penyusunan massa berdasarkan irama dan

pengulangan.

UKURAN BENTUK TEMPAT

IRA

MA

PENGULANGAN

Page 28: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

58

IV.3.3. Analisa Bentuk Massa Bangunan

Bentuk massa Kelebihan Kekurangan Tower - privasi tinggi

- penggunaan lahan efisien

- jumlah unit yang dilayani banyak dalam satu lantai

- lorong-lorong pada sirkulasi core membuat perasaan tertekan

- ada unit yang hanya mendapatkan matahari Barat/Timur

- ada unit yang tidak mendapatkan ventilasi silang

Slab - sisi timur dan barat digunakan untuk meminimalkan radiasi matahari

- dapat menghindari pemakaian sisi barat untuk hunian

- penggunaan lahan tidak efisien

- bentuk bangunan memanjang dan tipis

- unit hunian tidak banyak

- menggunakan single koridor

Arahan:

Bentuk massa bangunan yang dipilih pada apartemen ini adalah bentuk

massa tower karena memerlukan penggunaan lahan yang efisien mengingat

tapak berada di kawasan yang padat. Berikut beberapa alternatif bentuk

massa tower yang dapat diterapkan dalam apartemen ini:

Alternatif Kelebihan/Kelemahan

Alternatif 1

- jumlah unit yang dilayani terbatas dalam satu lantai

- sulit tercapainya ventilasi silang dan pengudaraan secara alami

- koridor menjadi pengap karena tidak adanya bukaan (tertutup)

- bentuk massa yang sederhana - berorientasi terhadap tapak - tidak boros core karena jumlah core

hanya satu - cocok untuk apartemen kelas menengah

ke atas

U

Core tengah 1

Page 29: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

59

Alternatif 2

- core diletakkan ditengah - penghubung ke unit hunian

menggunakan jembatan penghubung - jumlah unit yang dilayani banyak dan

lebih ekonomis - tidak boros core karena jumlahnya hanya

satu dan melayani banyak tower - jika tower menggunakan sistem double

loaded, sulit mendapatkan pencahayaan dan pengudaraan alami

- boros terhadap pemakaian lahan dan memerlukan jembatan penghubung di tiap lantai

Alternatif 3

- core diletakkan dipinggir - pandangan 2 arah dapat tercapai - tidak menggunakan jembatan

penghubung sehingga lebih hemat pemakaian lahan

- bagian tengah bangunan digunakan untuk void sehingga pengudaraan dan pencahayaan alami dapat terjadi

- jumlah unit yang dilayani terbatas karena menggunakan single koridor

- sisi yang menghadap timur dan barat lebih banyak menerima panas matahari

- core dapat digunakan sebagai penahan radiasi panas matahari

Dengan demikian bentuk massa bangunan yang dipilih adalah bentuk massa

alternatif 3 karena pencahayaan dan pengudaraan secara alami dapat

optimal. Selain itu core yang berfungsi sebagai penahan radiasi panas

matahari.

IV.3.4. Analisa Letak Core dalam Bangunan

Perletakan core dalam bangunan dapat berfungsi sebagai struktur dapat juga

berfungsi sebagai penahan panas radiasi matahari. Berikut ini adalah karakteristik

dari perletakan core dalam bangunan:

U

Core tengah 2

U

Core pinggir

Page 30: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

60

Letak core Karakterisitk Core tengah - ruang yang dapat dijadikan unit lebih luas

- dapat berfungsi sebagai pengaku struktur - diperlukan energi tambahan sebagai ventilasi

dan pencahayaan buatan pada core - terdapat bagian yang terkena matahari dari arah

timur/barat

Core samping - dapat digunakan sebagai penahan radiasi sinar matahari

- core dapat memiliki ventilasi dan pencahayaan alami, sehingga dapat menghemat energi bangunan

- tidak dapat berfungsi sebagai struktur utama

Arahan:

Perletakkan core yang akan diterapkan pada apartemen ini adalah core

samping karena dapat digunakan sebagai penahan radiasi matahari serta

dapat mengoptimalkan pengudaraan dan pencahayaan alami sehingga dapat

menghemat energi bangunan.

IV.3.5. Analisa Sirkulasi dalam Bangunan

Pola sirkulasi merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan supaya

kenyamanan pemakai gedung terjamin sehingga kegiatan dan aktifitas utama

bangunan apartemen dapat terlaksana. Usaha yang dapat dilakukan untuk

mendukung dan mengantisipasi hal tersebut adalah dengan pola sirkulasi yang jelas.

Dibawah ini adalah beberapa pola sirkulasi yang dapat diterapkan pada

bangunan apartemen yaitu:

Page 31: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

61

a. Linier

o Bersifat menerus, dinamis, sederhana dan dapat dikembangkan.

o Menunjukkan arah yang jelas sehingga kemudahan dalam pencapaian dapat terjamin.

o Dapat digunakan untuk pola perletakkan unit-unit hunian.

b. Radial

o Memiliki jalan yang berkembang dari

atau berhenti pada suatu pusat. o Memiliki sifat mengumpulkan ruang-

ruang yang ada disekitarnya, seperti plasa yang menghubungkan massa satu dengan yang lainnya.

c. Spiral

o Sifat menerus dan berujung pangkal

sehingga tercipta jalan buntu o Pencapaian tidak efesien, bentuk

bangunan yang cukup rumit dan sulit memiliki fasilitas bersama.

d. Grid

o Terdiri dari dua set jalan sejajar yang

saling berpotongan. o Digunakan bila kebutuhan ruang cukup

banyak, karena bersifat fleksibel dalam pengembangan ruang.

Page 32: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

62

e. Network (jaringan)

o Terdiri dari jalan dengan arah yang menggabungkan satu titik dengan titik yang lain.

o Kelebihannya, memiliki jalan pintas dalam pencapaian antara satu bangunan dengan yang lainnya.

Selain pola sirkulasi, pola ‘hubungan ruang dengan sirkulasi’ merupakan

faktor yang perlu diperhatikan juga dalam disain, yaitu :

Melewati (bersifat sebagai ruang antara)

Menembus (menimbulkan ruang-ruang istirahat)

Berakhir dalam ruangan (bersufat sebagai penunjuk arah)

Page 33: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

63

Hal lain yang perlu diperhatikan selain pola sirkulasi adalah tahap

pencapaian kebangunan, yaitu :

Langsung: pencapaian yang sifatnya umum

Samar-samar: menimbulkan kesan ketidakpastian

Putar :merupakan titik akhir (klimaks), dimana telah melewati ruang-ruang lainnya

Selain itu, pola sirkulasi yang harus diperhatikan juga adalah sirkulasi

vertikal dan horisontal dalam bangunan. Sirkulasi vertikal yang dapat digunakan

antara lain tangga, lift, eskalator dan ramp.

- Tangga, berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan menggunakan tangga

sebagai alat transportasi vertikal:

Kelebihan Kelemahan Tangga + Ekonomis dan murah dalam

pembuatannya. + Maintenance mudah

- Lama sampai ke tempat tujuan.

- Membutuhkan space yang cukup besar dibandingkan lift/eskalator.

- Cepat lelah jika sudah naik ± 4 lantai.

- Lift, dipasang untuk bangunan-bangunan yang tingginya lebih dari 4 lantai

karena kemampuan orang untuk naik turun dalam mengerjakan tugasnya dalam

bangunan tersebut hanya mampu dilakukan sampai dengan 4 lantai. Untuk

Page 34: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

64

mementukan kriteria perancangan lift penumpang, perlu diperhatikan tipe dan

fungsi dari bangunan, banyaknya lantai, luas tiap lantai dan intervalnya. Makin

tinggi bangunan makin tinggi kecepatannya. Pemasangan lift baru dianggap

efisien setelah tinggi bangunan lebih dari 4 lantai. Berikut ini adalah kelebihan

dan kekurangan menggunakan lift:

Kelebihan Kelemahan Lift + Lebih cepat sampai ke tempat

tujuan. + Lebih nyaman dan space yang

dibutuhkan sedikit. + Maintenance mudah. + Lift dapat bergerak secara

otomatis dalam mencari penumpang sesuai dengan program yang dipasang.

- Kapasitas yang dapat ditampung sedikit.

- Mengantrinya terkadang lama.

- Lift secara otomatis bergerak turun dan tidak bisa digunakan pada saat terjadi kebakaran.

- Eskalator. Eskalator/tangga berjalan adalah salah satu alat transportasi dalam

bangunan yang memiliki prinsip mirip dengan tangga tetapi orang menaikinya

cukup hanya berdiam diri dan akan terbawa sendiri ke lantai di atasnya. Berikut

ini adalah kelebihan dan kelemahan menggunakan eskalator:

Kelebihan Kelemahan Eskalator + Mudah dalam penggunaanya

dan nyaman. + Tidak memerlukan space yang

terlalu besar. + Kecepatan untuk sampai ke

tujuan lumayan cepat. + Dapat bergerak maju/mundur

sesuai dengan program yang telah dipasang.

- Kapasitas yang dapat ditampung sedikit.

- Terlalu sesak jika penumpangnya banyak.

- Biaya perawatan lumayan mahal.

- Mesin eskalator berada dibawah lantai sehingga harus diperhatikan letaknya dalam perancangan.

Sirkulasi horisontal berupa koridor dan hall. Untuk koridor dapat berupa

single loaded atau double loaded dengan kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

Page 35: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

65

Kelebihan Kelemahan Single Loaded

+ Memungkinkan terjadinya cross ventilation secara alami.

+ Cahaya matahari dapat langsung masuk ke dalam ruangan.

+ Orientasi bagus.

- Tampiasan air hujan yang mengganggu saat hujan sehingga orang menjadi sulit untuk melewatinya.

- Jumlah massa bangunan menjadi banyak karena massa yang terpisah.

Double Loaded

+ Lebih mudah dalam pencapaian ke ruang-ruang karena letaknya berdekatan.

+ Mudah dikembangkan dan jumlah unit yang dilayani banyak.

+ Jumlah massa bangunan lebih sedikit dibandingkan menggunakan single loaded

+ Unit yang dilayani cukup banyak.

- Cahaya matahari sulit masuk kedalam ruangan dan croos ventilation secara alami sulit terjadi karena terhalang oleh ruang lain.

- Pada bagian tengah, ruangan menjadi panas karena massa bangunan yang tertutup/cross ventilation tidak tercapai.

Arahan:

Pola sirkulasi yang diterapkan dalam bangunan adalah sistem grid karena

fleksibel dalam pengembangan ruang dan sesuai dengan kondisi tapak,

sedangkan sirkulasi pencapaian ke dalam bangunan bersifat langsung supaya

jelas dan informatif. Sirkulasi horisontal yang digunakan adalah single

loaded karena pencahayaan dan pengudaraan alami dapat digunakan secara

optimal dan sirkulasi vertikal yang digunakan adalah lift (litf penumpang

dan lift barang) serta tangga darurat (untuk keadaan darurat). Perhitungan

jumlah lift yang diperlukan dapat dilihat pada lembar lampiran 4.

IV.3.6. Analisa Bangunan Terhadap Iklim Tropis

Iklim tropis dengan segala pengaruhnya pada alam sebenarnya memiliki

potensi yang dapat digunakan secara optimal. Pada dasarnya pemanfaatan iklim

tropis ditujukan untuk menggunakan kondisi alam yang menguntungkan seoptimal

mungkin dan untuk mengatasi efek negatif dari pemanfaatan tersebut. Dengan

Page 36: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

66

demikian akan diperoleh keuntungan dari segi finansial seperti penghematan energi,

maupun dari segi idealnya yaitu kenyamanan pemakai bangunan.

Elemen positif dari iklim adalah angin dan cahaya. Sedangkan yang dapat

mengganggu kenyamanan penghuni apartemen adalah curah hujan yang cukup

tinggi, kelembaban dan suhu yang tinggi serta pencahayaan matahari yang langsung

dan terus menerus.

Arahan:

- Pemanfaatan dan permasalahan cahaya alami matahari

Cahaya matahari pada bangunan apartemen dapat dimanfaatkan untuk

kegiatan utama seperti ruang tidur, ruang keluarga/duduk, kantor

pengelola sebagai penerangan pada siang hari sehingga menghemat

pemakaian energi listrik.

Bagian bangunan yang terkena matahari sore digunakan untuk area

servis seperti dapur, kamar mandi/wc dan kegiatan lainnya (selain

kegiatan utama dari apartemen).

- Permasalahan curah hujan

Pemanfaatan desain penutup atap yang tepat untuk mengatasi masalah

curah hujan dan akses pencapaian antara satu massa bangunan dengan

massa bangunan yang lainnya sehingga memudahkan bagi penghuni

berpindah tempat.

Page 37: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

67

Untuk bangunan-bangunan yang memiliki hubungan tidak dekat dapat diberikan elemen-elemen peneduh diantara massa bangunan sebagai perantara.

- Permasalahan angin, kelembaban dan radiasi matahari

Angin, kelembaban dan radiasi panas matahari adalah elemen iklim yang

saling terkait, yaitu kecepatan angin akan mengurangi kelembaban dan

radiasi panas matahari. Pemanfaatan kecepatan angin secara maksimal

bagi kenyamanan pemakai bangunan berpotensi mengurangi kelembaban

udara dan panas matahari.

Pemanfaatan angin berkaitan dengan pola massa bangunan. Pola tersebut

terbagi dalam dua jenis, yaitu massa bangunan kompak dan massa

bangunan yang menyebar.

KORIDOR

PENEDUH

Untuk bangunan-bangunan yang memiliki hubungan dekat namun terpisah secara fisik harus memiliki koridor beratap atau sejenisnya sebagai antisipasi terhadap hujan.

Page 38: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

68

Dengan demikian, metode perancangan yang dapat dilakukan untuk

mengendalikan iklim tropis:

o Ventilasi.

Pengudaraan yang kontinyu di daerah tropis berfungsi utama untuk

memperbaiki iklim di dalam dan luar ruangan. Yang penting untuk

pengarahan udara adalah lubang masuknya dan kondisi-kondisi tekanan

udara pada dinding luar.

o Orientasi bangunan

Faktor utama yang sangat penting diperhatikan dalam perletakkan

bangunan adalah radiasi matahari beserta tindakan perlindungan, arah

dan kekuatan angin serta topografi.

Pola massa yang kompak cenderung meminimalkan angin yang masuk ke dalam bangunan. massa bangunan seperti ini tidak disarankan pada daerah tropis. Kecuali untuk bangunan tinggi yang memprioritaskan efesiensi ruang dan aplikasi struktur yang terbatas.

Pola massa yang menyebar adalah pola massa yang sesuai untuk iklim tropis karena mampu memanfaatkan potensi alam (angin) dengan memasukkan angin didalam dan di antara bangunan.

Page 39: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

69

o Perlindungan terhadap radiasi matahari

Perlindungan terhadap matahari dapat dilakukan dengan vegetasi/

penanaman berbagai jenis tanaman, elemen bangunan horizontal dan

vertikal yang tidak tembus cahaya, serta kaca pelindung matahari.

o Kelembaban udara.

Dapat dibagi menjadi dua kelompok:

- Peralatan dalam bangunan yang menghasilkan pendinginan langsung

dengan penguapan.

- Instalasi dari luar dan di sekitar bangunan yang langsung membantu

pendinginan di dalam ruangan. Di sini pendinginan terjadi oleh

penurunan temperatur dinding dan atap atau pendingin udara yang

menyentuh bangunan.

o Penyerapan dan pengisolasian panas melalui bahan bangunan

Beberapa kriteria pemilihan bahan dan teknologi yang dapat memenuhi

persyaratan kondisi iklim tropis antara lain:

- pertimbangan pancaran dan radiasi sinar matahari

Elemen peneduh horizontal: pantulan langsung ke bagian dalam

Lamella miring: pantulan tidak langsung ke bagian dalam

Bidang yang miring keluar: tidak ada pantulan yang ke dalam

Page 40: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

70

- pertimbangan kondisi angin dan hujan

- pertimbangan vegetasi

o Vegetasi

Vegetasi dapat menghasilkan pengaruh yang berbeda terhadap iklim

mikro pada daerah yang kering dan lembab. Sehingga pertamanan yang

baik dapat mempengaruhi arah dan kekuatan angin, menyimpan air serta

menurunkan dan menyamakan perbedaan temperatur.

IV.3.7. Analisa Modul dan Struktur

a. Modul

Modul merupakan unit ukuran terkecil yang paling efisien dan sesuai dengan

bangunan dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan dimensi ruang dan

komponen ruang dalam bentuk kelipatannya. Faktor yang menentukan sistem

modul adalah ukuran manusia, ukuran perabot, dan ukuran material yang dipakai.

Selain itu dalam menentukan modul juga perlu memperhatikan efisiensi parkir dan

kebutuhan ruang untuk unit hunian. Dapat dilihat pada diagram dibawah ini

hubungan yang saling terkait dalam menentukan modul.

Page 41: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

71

Arahan:

Modul yang digunakan memperhatikan efisiensi parkir dan kebutuhan ruang

untuk unit hunian.

b. Struktur

Kriteria yang harus diperhatikan dalam sistem struktur adalah:

Faktor yang menentukan

Pertimbangan Pengaruh terhadap bangunan

Kondisi fisik tapak

- Gangguan terhadap lingkungan - Kondisi tanah - Daya dukung tanah - Muka air tanah - Kedalaman tanah keras

Pemilihan jenis struktur bawah (pondasi)

Fungsi bangunan

- Kegiatan yang menuntut fleksibilitas dan efisiensi ruang yang tinggi

- Kebutuhan bukaan yang banyak untuk pengudaraan dan pencahayaan alami

Pemilihan struktur atas, penentuan modul struktur, makin kecil modulnya makin sulit untuk mengubah ruang dalam unit apartemen sehingga ada kemungkinan timbul kolom ditengah

Ketinggian bangunan

- Pengaruh angin, gempa, dan pembebanan

- Ketinggian lantai ke lantai

Pemilihan struktur bawah dan atas

Ekonomis bangunan

Dari segi pelaksanaan pembangunan: - Kecepatan waktu - Penekanan biaya - Kemudahan pelaksanaan

Pemilihan struktur bawah dan atas

MODUL

Perabot

Parkir

Gerak Manusia

Struktur Bahan

Bangunan

Page 42: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

72

Sistem struktur yang digunakan terbagi menjadi dua bagian yaitu:

A. Struktur Atas (upper structure), dengan pertimbangan:

o Ketinggian bangunan ○ Biaya dan waktu konstruksi

o Kekuatan ○ Antisipasi gaya lateral

Struktur atas terbagi menjadi:

1. Struktur Lantai

Sistem lantai dan pembalokan sangat diperlukan dalam menentukan efisiensi

ketinggian bangunan dan merupakan struktur pengaku horisontal yang

berfungsi untuk mengikat struktur dan menyalurkan beban ke balok, kolom

dan pondasi. Sistem struktur lantai yang dapat digunakan pada bangunan ini

adalah:

Sistem struktur

Kelebihan Kekurangan

Sistem balok induk dan balok anak

- dapat menggunakan beton pressed - balok anak digunakan untuk

memperkecil dimensi plat sehingga lebih efisien

- makin besar bentang makin besar dimensi balok yang digunakan

Slab floor - berbidang rata sehingga ruang

dibawahnya bersih dan cukup tinggi - pelaksanaannya mudah dan

sederhana - keempat sisi lantai didukung oleh

drop panel yang dihubungkan dengan kolom

- kurang aman dalam menghadapi gaya lateral

- lantai menjadi sangat tebal karena tidak adanya balok

- bentangan terbatas (4,5m -7,8m). jika terlalu lebar akan terjadi lendutan

Sistem plat dan balok

- menyalurkan beban ke kolom melalui balok sehingga plat lantai tidak terlalu tebal

- bentang yang dihasilkan cukup besar (7,8m – 12m)

- makin besar bentang makin besar dimensi balok yang digunakan

- terdiri dari plat dan balok baik satu arah atau dua arah

Page 43: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

73

2. Struktur Badan

Sistem struktur badan yang dapat digunakan antara lain:

Sistem Struktur

Keuntungan Kerugian

Struktur rangka (rigid frame)

- Jarak kolom sangat menentukan fleksibilitas ruang

- Efektif sampai ketinggian 20lantai

- Kesan yang ditimbulkan ringan, sederhana, formil

- Kurang kaku dalam menahan gaya gempa/angin

- Efisiensi ruang kurang karena adanya kolom

- Pada tampak/interior akan terlihat tonjolan kolom

Dinding geser (shear wall)

- Dapat memikul beban (gempa, angin)

- Mempunyai kekakuan yang tinggi

- Efektif sampai ketinggian 20lantai

- Fleksibilitas kurang karena dinding pemisah merupakan struktur

- Efisiensi ruang kurang karena adanya dinding pemisah

- Kesan yang ditimbulkan adalah berat, padat

- Pada tampak akan terlihat massif tanpa lubang

Dinding pemikul (bearing wall)

- Efektif sampai ketinggian 20 lantai

- Dinding letaknya sebagai pengganti kolom sehingga terkesan ringan

- Pada tampak/interior tidak ada kolom

- Kurang kaku dalam menahan gaya gempa/angin

- Fleksibilitas kurang karena dinding pemisah merupakan struktur

- Efisiensi ruang kurang karena adanya dinding pemisah

Struktur core

- Dalam memikul beban (gempa/angin) mempunyai kekakuan yang tinggi

- Ruang dalam sangat fleksibel karena tidak ada pembatas ruang

- Sangat efisien karena ruang bebas kolom

- Efektif sampai ketinggian 85lantai - Kesan yang ditimbulkan padat dan

berat - Pada interior tampak terasa tanpa

lubang

B. Struktur Bawah (sub structure), dengan pertimbangan:

o Kondisi tanah ○ Modul parkir

o Estetika struktur ○ Ruang bebas kolom

o Kekakuan dan ringan

Page 44: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

74

Sistem struktur bawah yang dapat digunakan antara lain:

Sistem Struktur

Keuntungan Kerugian

Tiang pancang

- Dapat menahan gaya vertikal dan horizontal - Pengerjaannya cepat - Cocok untuk tegangan tanah lunak dan

kedalaman tanah keras

- Bunyi pekerjaan yang mengganggu

- Memerlukan tempat yang luas

Tiang strausz

- Dapat menahan gaya vertikal dan horizontal - Cocok untuk tegangan tanah lunak dan

kedalaman tanah keras <10m

- Pengerjaan lebih lambat

Sumuran - Dapat menahan gaya vertikal dan horizontal

- Tidak menimbulkan getaran - Cocok untuk tegangan tanah rendah dan

kedalaman tanah keras <6m

- Pengerjaan lebih lambat

Bore pile - Dapat menahan gaya vertikal dan horizontal - Cocok untuk tegangan tanah rendah dan

kedalaman tanah keras >10m

- Pengerjaan lebih lambat

Arahan:

Sistem struktur lantai yang digunakan adalah sistem plat dan balok, karena

bentangan yang tidak terlalu besar sehingga dimensi plat yang digunakan

tidak besar. Sistem struktur badan menggunakan sistem rigid frame. Sistem

struktur ini berupa balok dan kolom sebagai struktur utamanya. Sistem ini

dipilih berdasarkan sifatnya yang memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam

komposisi massa bangunan, sehingga sesuai untuk diterapkan dalam

bangunan apartemen ini karena bangunan ini tidak memerlukan bentangan

yang besar. Struktur bawah (pondasi) menggunakan tiang pancang karena

pengerjaannya cepat.

IV.3.8. Analisa Bahan Bangunan

Kriteria pemilihan bahan bangunan antara lain:

- Ketersediaan bahan bangunan di daerah tersebut

- Tuntutan faktor ekonomis bangunan

Page 45: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

75

- Kualitas bahan bangunan yang terjamin (kuat menahan beban) dan sesuai

dengan kondisi iklim tropis (lembab)

- Mudah dalam pengerjaannya dan cepat

- Harga yang terjangkau

- Perawatan (maintenance) mudah dan hemat

Bahan bangunan untuk konstruksi yang dapat digunakan pada proyek

apartemen ini adalah:

Bahan Kelebihan Kelemahan Beton + Tahan terhadap suhu tinggi

+ Merupakan konstruksi monolit dan kaku

+ Bahan dasar mudah didapat + Biaya pemeliharaan relatif ringan + Sifat plastis tinggi + Tidak memerlukan tenaga khusus

- Memerlukan tempat kerja yang luas

Baja + Pengerjaan lebih sederhana dan cepat + Tegangan besar + Dimensi kecil, berat menjadi ringan + Tenaga pekerja lebih sedikit

- Tidak tahan suhu tinggi - Relatif mahal - Tidak tahan karat - Terbatas pada struktur

rangka Kayu + Ringan

+ Harga murah + Pengerjaan mudah

- Tidak tahan lama - Perlu perawatan - Mudah terbakar - Pemakaian terbatas

Penggunaan jenis-jenis bahan bangunan dan pengaruhnya terhadap kondisi

iklim dan sifat akustik material dapat dilihat pada lembar lampiran.

Arahan:

Dari data diatas, jenis pemakaian bahan bangunan pada apartemen ini yaitu:

Elemen Bahan Pertimbangan Pondasi Beton betulang Mudah dalam pelaksanaannya

Tidak memerlukan keahlian khusus Dinding Basement

Beton betulang Mudah dalam pelaksanaannya Tidak memerlukan keahlian khusus

Kolom Beton betulang Mudah dalam pelaksanaannya Tidak memerlukan keahlian khusus

Page 46: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

76

Beton kuat terhadap tekan Ketinggian bangunan

Balok Beton betulang Mudah dalam pelaksanaannya Tidak memerlukan keahlian khusus Beton kuat terhadap tekan dan baja kuat terhadap tarik

Ketinggian bangunan Plat Lantai Beton betulang Cepat pelaksanaannya

Sudah dibuat di pabrik Mutu terjamin Dengan prestess dapat menahan gaya tarik

Lantai Keramik Tahan lama Perawatan mudah Tahan goresan Nilai estetika tinggi

Dinding Batu bata Kuat Mudah didapat Tidak mampu memasukkan sinar

IV.3.9. Analisa Utilitas dan perlengkapan bangunan

Penggunaan sistem utilitas dan perlengkapan pada bangunan

mempertimbangkan aspek-aspek:

Kenyamanan dan keamanan pengguna terhadap suhu, cahaya, suara, dan

bahaya kebakaran

Kelangsungan kegiatan dan pemeliharaan perlengkapan bangunan yang

digunakan terhadap kerusakan, keamanan dan bahaya kebakaran

Kemudahan dalam hal pemeliharaan serta pelaksanaan peralatan dan

perlengkapan

A. Perlindungan terhadap radiasi matahari (Shading Devices)

Dengan menggunakan elemen bangunan horisontal dan vertikal yang tidak

tembus cahaya, sehingga radiasi cahaya matahari tetap masuk.

Page 47: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

77

B. Listrik

Sumber daya listrik berasal dari gardu PLN dengan penurunan tegangan di

trafo didistribusikan melalui panel utama dan sub panel, sebagai cadangan

generator listrik yang bekerja secara otomatis bila aliran PLN terputus. Panel

utama diletakkan dilantai dasar dan sub panel diletakkan disetiap lantai

hunian. Perletakan trafo dan generator diusahakan sejauh mungkin dari unit

hunian apartemen (seperti ruang tidur) untuk menghindari kebisingan

sehingga pada ruang trafo dan generator dipasang lapisan penyerap

disekeliling dinding.

C. Telekomunikasi

Sistem komunikasi untuk memperlancar pekerjaan dan mencapai efisiensi

waktu, berdasarkan penggunaannya terbagi menjadi:

PLN M PANEL UTAMA

PANEL CADANGAN

Sub Panel Unit

Genset

Sub Panel Pengelola

Hunian-hunian

Kantor Pengelola

Sub Panel Utilitas

AC, lift, alarm, pompa, dsb

Outdoor Indoor

RetailM

M

M

Page 48: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

78

Sistem komunikasi internal, yaitu sistem yang terbagi antara satu

tempat/bagian ke tempat/bagian lain dalam satu tapak. Misalnya dengan

menggunakan intercom.

Sistem komunikasi eksternal, yaitu sistem komunikasi dari dan keluar

bangunan. Alat yang digunakan adalah telepon untuk pembicaraan dua arah

pada saluran Telkom dengan sistem hubungan langsung dan melalui PABX

(Private Automatic Branch Exchange).

D. Keamanan

Sistem keamanan yang digunakan adalah CCTV (close circuit television)

yaitu sistem yang menggunakan kamera untuk mengamati suatu benda/objek

tertentu di dalam atau di luar bangunan (seperti parkir, taman, ruang luar,

dan sebagainya) dengan tujuan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan

pengguna yang dipantau selama 24 jam oleh tim satuan pengamanan.

Penggunaan access card system bagi penghuni apartemen sehingga

pengunjung/orang luar tidak dapat masuk ke dalam unit hunian tanpa ijin.

Perumtel MDF

Unit

Unit

Unit

PABX

IDF

IDF

Baterai/UPS

Unit

Ext

Ext

Ext

IDF

IDF Ext

MDF: Main Distribution Frame IDF: Intermediate Distrubtion Frame Ext: Extention/branch

Page 49: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

79

E. Sistem Pengudaraan

Sistem pengudaraan yang dapat digunakan adalah pengudaraan alami dan

buatan berdasarkan pertimbangan fungsi dan tingkat kenyamanannya:

a. Pengudaraan Alami. Sistem ini bekerja dengan cara memasukkan udara dari

luar ke dalam bangunan dengan cara aliran silang (cross ventilation).

b. Pengudaraan yang kontinyu di daerah tropis lembab sangat efektif untuk

memperbaiki iklim ruangan terutama pada selasar bangunan.

VPC

VTR

IntercomCamera

Video Control Panel

TV Monitor

TV Monitor

TV Monitor

Video Tape Recording

Fungsi dari VTR adalah untuk merekam kejadian pada saat tertentu juga ada tv monitor yang tidak perlu dilengkapi dengan VTR

Page 50: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

80

c. Pengudaraan Buatan. Sistem ini digunakan pada ruang-ruang yang menuntut

kondisi udara yang stabil dan faktor kenyamanan yaitu memakai AC, karena

dengan AC maka suhu dan kelembaban dapat diatur selain pengudaraan

dapat lebih merata dan mampu memenuhi kenyamanan pemakai pada sekitar

230-250C.

Secara garis besar pendinginan udara buatan dapat dibagi menjadi dua:

- Sistem Langsung

Sistem ini mendinginkan udara langsung oleh refrigerant dengan

menggunakan mesin-mesin sistem paket seperti window unit atau

package AC dengan atau tanpa ducting. Kelebihan dan kekurangan dari

sistem ini sebagai berikut:

SISTEM AC

KELEBIHAN KEKURANGAN

Window Unit

o dapat tanpa ducting o penempatan fleksibel o biaya awal murah o biaya perawatan murah

o kapasitas kecil o kebisingan cukup besar o distribusi udara kurang

disebarkan secara merata o pengoperasian harus dari tiap unit

Package Unit

o dapat tanpa ducting o penempatan fleksibel o tahan 10-12 tahun o biaya awal rendah

o distribusi udara kurang merata o kebisingan relative besar

(letaknya dalam ruangan) o pengoperasian harus dari tiap unit

Split Unit

o dapat tanpa ducting o penempatan yang fleksibel o kebisingan relatif kecil o evaporator di dalam ruang o kondensor dan kompresor di

luar ruang

o pemeliharaan dilakukan per unit o pengoperasian harus dari tiap unit

- Sistem Tidak Langsung

Sistem ini menggunakan media es (chilled water) dengan temperature

sekitar 50C. Prinsipnya udara dialirkan melalui kumparan pipa dimana

Page 51: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

81

air es disirkulasikan. Mesin pengolah udara (AHU – Air Handling Unit)

berisi kumparan pipa, blower, filter udara. AHU dapat ditempatkan

disetiap lantai atau 1 unit AHU yang melayani 2-3 lantai atau apabila

lantai terlalu luas, dapat 2-3 unit AHU untuk setiap lantainya.

SISTEM AC KELEBIHAN KEKURANGAN Central Station o Pendingin dipusatkan pada 1

tempat o Tahan 18-20 tahun o Distribusi udara merata o Pemeliharaan dan pengoperasian

berpusat pada 1 tempat o Kebisingan kecil

o biaya awal yang tinggi terutama untuk ducting dan isolasi

o ukuran shaft dan ducting yang besar

Arahan:

Sistem pengudaraan yang digunakan adalah pemanfaatan udara alami

dengan cara memasukkan udara dari luar ke dalam bangunan dengan cara

aliran silang (cross ventilation). Pengudaraan buatan diperuntukkan bagi

unit hunian seperti ruang tidur dengan menggunakan sistem split karena

biaya yang murah dan pengoperasian dari tiap unit.

G. Sistem Pencahayaan

Secara umum penataan cahaya bertujuan untuk menciptakan karakteristik

dari objek secara tepat dan berhubungan langsung dengan kenyamanan

thermal, dimana dapat menggunakan dua sistem pencahayaan:

a. Pencahayaan Alami yang berasal dari matahari dimanfaatkan melalui pintu,

jendela, atap dan bukaan-bukaan lainnya.

KEUNTUNGAN KERUGIAN - Murah, tidak perlu energi listrik - Memberi kesan alamiah - Jumlahnya tidak terbatas

- Waktu penggunaan terbatas - Tidak stabil, tergantung cuaca - Intensitas cahaya sulit diatur

Page 52: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

82

Reflektor, sehingga cahaya matahari dapat masuk kedalam ruangan secara tidak langsung

Pemanfaatan pencahayaan alami dapat menggunakan alat reflector yang

berfungsi untuk

memantulkan cahaya dari

luar ke dalam ruangan yang

kurang mendapat cahaya.

b. Pencahayaan Buatan berasal dari tenaga

lampu yang digunakan didalam maupun diluar ruangan

KEUNTUNGAN KERUGIAN - Tidak tergantung cuaca - Dapat digunakan setiap waktu - Dapat mencapai segala tempat - Intensitas cahaya dapat diatur

- Biaya relatif mahal

Arahan:

Sistem pencahayaan yang digunakan secara alami dan buatan. Pencahayaan

alami sedapat mungkin memanfaatkan sinar matahari untuk penerangan

siang hari supaya tidak boros, sedangkan untuk malam hari menggunakan

tenaga lampu (pencahayaan buatan).

H. Sistem bahaya kebakaran

Terdapat dua jenis pencegahan terhadap bahaya kebakaran, yaitu:

1. Pencegahan pasif, yaitu:

- Pemutusan arus listrik secara otomatis bila terjadi hubungan pendek di

ruang tertentu dan melindungi kabel dengan pipa.

- Penggunaan bahan bangunan yang tahan api, seperti papan gypsum, beton,

Page 53: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

83

lapisan akustik (fibrous spray). Bahan tersebut selain berfungsi sebagai

pencegahan pasif juga berfungsi sebagai lapisan akustik.

- Tangga darurat dan exhaust fan.

2. Pencegahan aktif

Pencegahan yang dapat dilakukan dengan menggunakan detektor asap dan

detektor panas.

Upaya penaggulangan dapat dilakukan dengan menggunakan alat:

- Sprinkler, alat yang mendeteksi asap dan langsung mengeluarkan air jika

terkena asapnya. Digunakan pada awal penanggulangan kebakaran secara

otomatis dengan luas area penyebaran 25 m2 dan jarak antara sprinkler 6-9

meter.

- Firehose, merupakan alat yang digunakan pada saat terjadinya kebakaran

dengan menggunakan selang yang cukup panjang untuk mengalirkan air.

Ditempatkan dan ditanam pada dinding jalur sirkulasi sehingga mudah

dijangkau dengan jarak 15-30 meter.

- Hydrant; merupakan sumber air bersih yang dapat digunakan saat

kebakaran. Diletakkan pada daerah yang mudah dijangkau, mendapat

suplai dari reservoir atas dan jarak maksimum 30 meter.

- Alat pendeteksi seperti smoke detector, heat detector dipasang pada

plafond dengan jarak pelayanan 75 m2, alat ini dihubungkan dengan alarm

kebakaran.

Page 54: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

84

I. Sistem plumbing, kebutuhan air bersih yang digunakan untuk pantry,

mushola, kamar mandi dan restoran. Pertimbangan yang harus diperhatikan

antara lain:

o Standar kebutuhan peralatan sanitair

o Kebutuhan pada saat beban puncak

o Pencegahan pencemaran lingkungan

Arahan:

Sistem penyaluran air bersihnya terbagi menjadi dua yakni reservoir atas dan

reservoir bawah. Berikut kelemahan dan kelebihan menggunakan reservoir

atas dan reservoir bawah:

Kelebihan Kekurangan Reservoir

Atas □ Hemat energi □ Hanya perlu pompa jika reservoir

atas kosong □ Jika listrik mati masih dapat

mengalirkan air bersih

□ Jika satu kran air dibuka, tekanan aliran air yang lainnya menjadi kecil

Reservoir Bawah

□ Tanpa ruang atas □ Tekanan air sama karena

menggunakan pompa

□ Jika listrik mati, air tidak dapt mengalir

□ Boros listrik, karena setiap kali kran dibuka listriknya jalan

Sistem pendistribusian air bersih yang digunakan adalah sistem down feed

yakni distribusi air ke bawah. Air PAM dan sumur yang ditampung di

Reservoir Bawah dipompa untuk ditampung kembali ke Reservoir Atas.

APIAlat

Deteksi Panel Alarm Manusia

System Start

Alat Pemadam

Page 55: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

85

Dari sana kemudian dialirkan ke tiap-tiap lantai dengan sistem gravitasi.

Adapun kelemahan dan kelebihan menggunakan sistem ini sebagai berikut:

Kelebihan Kekurangan □ Masih dapat menjamin kelangsungan

air bersih walaupun listrik padam □ Umumnya kekuatan air ditiap lantai

relatif sama (tidak tergantung □ ketinggian lantai)

□ Membutuhkan ruang untuk tangki diatas bangunan

□ Menimbulkan beban pada bangunan

J. Sistem pembuangan air dan kotoran

Air hujan, sistem pembuangannya melalui saluran kota yang dilengkapi bak

kontrol pada jarak tertentu.

Air Hujan

Bak Kontrol

Riol Kota

Deep Well

PAM RB

Hidrant

Sprinkler

RA Boiler

Unit

P

Unit

Unit

Unit

Unit

UnitP

P

M

Unit

Page 56: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

86

Air kotor, pembuangannya berasal dari pantry, wastafel, dan kamar mandi

yang kemudian disalurkan ke sewage treatment kemudian diteruskan ke

saluran kota.

Kotoran, berasal dari pembuangan kloset yang ditampung ke tangki STP

(Sewage Treatment Plant) yang mengalami proses secara kimiawi melalui

tangki aerasi, tangki pengendapan, dan tangki chlorinasi yang kemudian

dibuang ke main draine kemudian menuju riol kota.

K. Sistem penangkal petir

Alternatif penangkal petir yang digunakan adalah:

- Sistem Franklin Rod. Merupakan satu tongkat logam dengan puncak

penghantar listrik yang baik dan dihubungkan melalui kabel penghantar

yang baik juga dengan suatu plat atau pipa logam yang ditanam dalam tanah.

- Sistem Faraday. Merupakan sistem kurung logam yang terdiri dari tiang-

tiang pada atap bangunan yang masing-masing dihubungkan dengan kawat

tembaga yang kemudian disalurkan ketanah. Sistem ini memiliki alat

penerima setinggi 50 cm pada setiap jarak 20 cm.

Air Kotor Air Cucian Air Wastafel

Bak Kontrol

Riol Kota

Sewage treatment

Kotoran Padat

Tanah Pengendapan

Tanah Chlorinasi

Tanah Aerasi

Riol Kota

Page 57: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

87

.

.

Dengan demikian sistem yang digunakan adalah faraday karena

pemasangannya lebih praktis.

L. Sistem pembuangan sampah

Sampah dikumpulkan pada bak penampungan sementara, yang berasal dari

tempat sampah tiap-tiap ruang dan bangunan. Selanjutnya diangkut oleh truk

sampah ke bak penampungan sampah wilayah.

IV.4. Analisa Program Ruang

IV.4.1. Analisa Kebutuhan dan Dimensi Ruang

Analisa kebutuhan dan dimensi ruang ini berdasarkan analisa pelaku

kegiatan yang terjadi didalam apartemen yang terbagi menjadi:

A. Apartemen dan Kantor Pengelola

Tipe Studio Apartemen ( untuk 1 orang ) No Kebutuhan

Ruang Elemen Ruang Luas

1. Foyer Meja, kursi penerima 1 m2 2. Ruang duduk +

makan lemari, kursi-meja makan, meja TV dan meja-kursi belajar

2 m2

3. Kamar tidur Tempat tidur, lemari, nakas 3 m2

Sampah Tempat Sampah

Bak Penampungan

Truk Sampah

Pembuangan Akhir

Page 58: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

88

4. Kamar mandi Bak mandi, wastafel, closet, rak, shaft 2 m2 5. Dapur Kompor, bak cuci, lemari, lemari es 1,5 m2 6. Balkon Meja-kursi santai 1,5 m2 7. Sirkulasi 20% luas unit 2,1m2

Total 12,6 m2 Tipe Apartemen Satu Kamar Tidur ( untuk 1orang )

No Kebutuhan Ruang

Elemen Ruang Luas

1. Foyer Meja, kursi penerima, lemari panjang 1 m2 2. Ruang duduk +

makan Sofa, lemari, meja makan, kursi makan 3 m2

3. Kamar tidur Tempat tidur, meja-kursi, lemari, nakas 7,2 m2 4. Kamar mandi Bak mandi, wastafel, closet, rak, shaft 2 m2 5. Dapur Kompor, bak cuci, lemari, lemari es 1,5 m2 6. Balkon Meja-kursi santai 1,5 m2 7. Sirkulasi 20% luas unit 3,24 m2

Total 19,44 m2

Tipe Apartemen Dua Kamar Tidur ( untuk 2 orang ) No Kebutuhan

Ruang Elemen Ruang Luas

1. Foyer Meja, kursi penerima, lemari panjang 1 m2 2. Ruang makan Meja-kursi makan, lemari, meja saji 3 m2 3. Ruang duduk Sofa, lemari, meja tv 6 m2 4. 2 Kamar tidur Tempat tidur, meja-kursi, lemari, nakas 7,2 m2

7,2 m2 5. Kamar mandi Bak mandi, wastafel, closet, rak, shaft 2 m2 6. Dapur Kompor, bak cuci, lemari, lemari es, rak,

tempat cuci 1,5 m2

7. Balkon Meja-kursi santai 1,5 m2 8. Sirkulasi 20% luas unit 5,88 m2

Total 35,28 m2 Kantor Pengelola

No Kebutuhan Ruang Kapasitas Standard Sumber Luas 1. R.

Informasi/Tunggu 2 orang 1,5 m2/orang DA 3 m2

2. R. Manager 1 orang 9 m2/orang TS 9 m2 3. R. Staff 8 orang 3 m2/orang DA 24 m2 4. R. Rapat 10 orang 1,5 m2/orang DA 15 m2 5. Toilet 2 buah 1,5 m2/buah DA 3 m2 6. Sirkulasi 20% 10,8 m2

Total 65,6 m2

Page 59: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

89

B. Kafetaria

Kafetaria No Kebutuhan Ruang Kapasitas Standard Sumber Luas 1. Hall, kasir,

pengawas 2 orang 1,2 m2/orang TS 2,4 m2

2. R. Makan/duduk 10 orang 5 m2/orang DA 50 m2 3. Dapur 30% r.makan DA 12 m2 4. Gudang

Penyimpanan 50% dapur DA 6 m2

5. Toilet 2 orang 1,2 m2/orang DA 2,4 m2 6. Sirkulasi 20% 14,56 m2

Total 87,36 m2

C. Fasilitas Hiburan, Rekreasi, Olah Raga

Fasilitas Hiburan dan Rekreasi No Kebutuhan Ruang Kapasitas Standard Sumber Luas 1. Kafetaria terbuka 20 orang 3 m2/orang TS 60 m2 2. Barberque garden 100 orang 2 m2/orang DA 200 m2 3. Sirkulasi 20% 52 m2

Total 312 m2 Olah Raga Indoor

No Kebutuhan Ruang Kapasitas Standard Sumber Luas 1. Fitness Centre 30 orang 4,5 m2/orang A 135 m2 2. Sauna & Spa 6 orang 1,5 m2/orang A 9 m2 3. Sirkulasi 20% 30,4 m2

Total 174,4 m2 Olah Raga Outdoor

No Kebutuhan Ruang Kapasitas Standard Sumber Luas 1. Kolam Renang 100 orang 5 m2/orang DA 500 m2 2. Lapangan Basket 3. Jogging track

D. Retail Shop

Mini Market/Toko Makanan No Kebutuhan Ruang Kapasitas Standard Sumber Luas 1. Hall, kasir, pengawas 2 orang 1,2 m2/orang TS 2,6 m2 2. Ruang pajang Asm 40 m2 3. Ruang pengepakan

/pembongkaran 3 orang 3,5 m2/orang DA 10,5 m2

Page 60: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

90

4. Kantor karyawan 2 orang 3 m2/orang DA 6 m2 5. Gudang Penyimpanan Asm 12 m2 6. Toilet 1 orang 1,5 m2/orang DA 1,5 m2 7. Sirkulasi 20% 14,52 m2 Total 87,12 m2

Fasilitas Pelayanan Umum

No Kebutuhan Ruang Kapasitas Standard Sumber Luas 1. Community hall 200 orang 1,3 m2/orang TS 260 m2 2. Warnet & Game

Stasion 100 orang 1,5 m2/orang DA 150 m2

3. Toko CD & rental 15 orang 2 m2/orang DA 20 m2 4. Toko Pakaian 15 orang 2 m2/orang DA 20 m2 5. Toko Buku 15 orang 2 m2/orang DA 20 m2 6. Salon 10 orang 4 m2/orang DA 40 m2 7. Wartel 10 orang 1 m2/orang A 10 m2 8. Kantor Pos 20 orang 1.5 m2/orang DA 20 m2 9. Bank/ATM 10 orang 1,5 m2/orang DA 10 m2 10. Poliklinik 10 orang 4 m2/orang DA 20 m2 11. Laundry 20 orang 4 m2/orang DA 40 m2 12. Sirkulasi 20% 122 m2

Total 732 m2

E. Service

No Kebutuhan Ruang Kapasitas Standard Sumber Luas 1. R. Generator 1 unit 10 m2 Asm 10 m2 2. R. Kontrol Panel 1 unit 10 m2 Asm 10 m2 3. R. Pembuangan 1 unit 25-30 m2 TS 30 m2 4. R. Keamanan 2 orang 1,5 m2/orang DA 3 m2 5. R. M&E 1 unit 25-30 m2 Asm 25 m2 6. Sirkulasi 20% 15,6 m2

Total 93,6 m2

IV.4.2. Analisa Persentase Kebutuhan Unit

Melalui penyebaran questioner yang dilakukan kepada perwakilan setiap

fakultas yang ada di Bina Nusantara sebanyak 30 perwakilan/fakultas dan dilakukan

secara acak, jumlah tersebut dianggap dapat mewakili pendapat mengenai

Page 61: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

91

kebutuhan tempat tinggal dan jenisnya. Jadi total questioner yang dibagikan adalah

35 x 8 fakultas = 280 questioner.

Berikut adalah hasil yang telah diperoleh berdasarkan hasil questioner:

- Persentase jumlah mahasiswa yang ingin tinggal sendiri atau tinggal bersama teman/saudara

Keterangan Jumlah (orang) Persentase Tinggal sendiri 132 47 % Tinggal bersama teman/saudara 148 53 %

Total 280 100 %

- Persentase jumlah tipe kamar Tipe Kamar Jumlah (orang) Persentase

Tipe Studio 95 34 % Tipe 1 kamar 76 27 % Tipe 2 kamar 109 39 %

Total 280 100 %

- Alasan pemilihan tipe kamar Tipe Kamar Alasan

Tipe Studio - Lebih sederhana - Cocok untuk tinggal sendiri

Tipe 1 kamar - Lebih privat - Tidak terganggu dan tidak perlu berbagi ruangan

dengan yang lain Tipe 2 kamar - Ruangan lebih besar dan luas

- Ada batas ruang yang jelas - Dapat tinggal bersama teman/saudara - Biaya lebih murah karena ditanggung bersama - Fasilitas lebih lengkap - Ada privasi masing-masing - Bisa untuk orang tua jika datang ke Jakarta

- Persentase fasilitas yang diinginkan

Fasilitas Jumlah (orang) Persentase Internet 78 28 % Fitness 53 19 % Laundry 49 17,4 % Kolam renang 46 16,6 % Basket 34 12 % Bulu tangkis 20 7 %

Total 280 100 %

Page 62: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

92

- Persentase pemilihan kamar yang menggunakan AC dan non-AC Jenis Kamar Jumlah (orang) Persentase

AC 244 87 % Non-AC 36 13 %

Total 280 100 % - Persentase kebutuhan parkir

Kebutuhan Parkir Jumlah (orang) Persentase Parkir mobil 105 37,5 % Parkir motor 151 54 % Tidak perlu parkir 24 8,5 %

Total 280 100 %

Dari hasil diatas, terlihat bahwa mayoritas mahasiswa lebih memilih tinggal

bersama dengan teman/saudara jika dibandingkan tinggal sendiri dikarenakan

sifat/perilaku mahasiswa yang lebih suka bersama-sama/berkelompok dalam

melakukan aktivitasnya dan alasan lainnya yang telah disebutkan diatas. Dengan

demikian maka perbandingan tipe kamar yang akan dipakai adalah tipe Studio:35%,

tipe 1 kamar:25%, dan tipe 2 kamar:40%.

Perhitungan jumlah unit yang diperlukan adalah sebagai berikut: KDB : 15000 x 60% =9000 m2 KLB : 2,5 Ketinggian maksimal : 8 lantai Luas total bangunan : 2,5 x 15000 = 37500 m2 Perbandingan hunian dengan komersial adalah 80% : 20%, maka: - Luas hunian : 80% x 37500 m2 = 30000 m2 - Luas komersial : 10% x 37500 m2 = 7500 m2 Berdasarkan kebutuhan pasar maka:

Tipe Kamar Persentase Perbandingan

Jumlah Unit dalam 1 lantai

Luas/unit (M2)

Luas Total (M2)

Tipe Studio 35 % 6 unit 12,6 75,6 Tipe 1 kamar 25 % 4 unit 19,44 77,76 Tipe 2 kamar 40 % 7 unit 35,28 246,96

Total 100 % 17 unit 67,32 400,32 Sirkulasi 20% 80,06 Luas total/lantai 480,38

Page 63: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

93

Luas total bangunan keseluruhan adalah 480,38 m2 x 8 lantai = 3843,04 m2

Jumlah massa maksimal : 30000 m2 x 1 massa = 7,8 massa ≈ 8 massa

3843,04 m2

Mengingat jumlah lahan yang terbatas dan sisa lahan diperuntukan untuk

ruang hijau dan fasilitas olah raga/bersama, maka jumlah massa yang

diambil adalah 4 massa untuk hunian (berjumlah 8 lantai) dan 1 massa untuk

fasilitas komersil (berjumlah 2 lantai).

Dengan demikian jumlah unit pada apartemen ini adalah:

Tipe Kamar Perhitungan Jumlah Unit Tipe Studio 6kamar x 8lantai x 4massa 192 Unit Tipe 1 kamar 4kamar x 8lantai x 4massa 128 Unit Tipe 2 kamar 7kamar x 8lantai x 4massa 224 Unit

Total 544 Unit

IV.4.3. Analisa Kebutuhan Parkir

Luas Tanah = 15.000 m2 KDB = 60% KDH = 25% Total unit = 544 unit Rasio parkir mobil penghuni 5:1 Rasio parkir motor penghuni 2:1 30% parkir tamu 20% parkir mobil 80% parkir motor Total kebutuhan parkir untuk penghuni apartemen: Parkir mobil

= 544 unit x 1 mobil = 108,8 mobil ≈ 109 parkir mobil 5 Parkir motor

= 544 unit x 1 motor = 272 parkir motor 2 Total kebutuhan parkir untuk pengunjung apartemen: = 30% x 544 x 1 parkir = 164 parkir

Page 64: BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Aspek Penggunathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00022-AR-Bab 4.pdf · pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan perbaikkan

94

Parkir mobil = 164 x 20% = 32 parkir mobil Parkir motor

= 164 x 80% = 132 parkir motor Luas lahan yang dapat dijadikan parkir: (parkir luar) = (100%-KDB-KDH) x luas tanah = (100%-60%-25%) x 15.000 m2 = 2250 m2

Maka luas kebutuhan parkir mobil dan motor sebagai berikut:

Kebutuhan Parkir Kapasitas Standard Sumber Luasan (M2) Parkir mobil (penghuni-basement) 109 mobil 25 m2 DA 2725 Parkir mobil (pengunjung) 32 mobil 25 m2 DA 800 Parkir motor (penghuni-basement) 272 motor 4 m2 DA 1088 Parkir motor (pengunjung) 132 motor 4 m2 DA 528 Total Kapasitas 545 parkir Total Luas Parkir 5141

Keterangan: A : Analisa Asm : Asumsi DA : Data Arsitek TS : Time Server Standart