bab iii tinjauan kasus -...
TRANSCRIPT
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Tanggal pengkajian 11 Mei 2007
1. Biodata
a. Identitas Pasien
Nama : Tn P
Umur : 80 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : Tidak sekolah
Pekerjaan : Petani
Alamat : Semarang barat
Tanggal Masuk : 28 April 2007
No. Register : 5022345
No. Medis : BPH
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn S
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : TNI
Hubungan dengan pasien : Tetangga
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada bagian suprapubis, meningkat apabila
selang cateter terjadi kemacetan dan bila pasien beraktivitas berlebihan/
bergerak. Nyeri dirasakan tertusuk-tusuk dengan skala 5-6, Keluhan yang
dirasakan hanya berlangsung jika pasien aktivitas yang menyebabkan nyeri
dan akan hilang / berkurang jika istirahat.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan sebelum dilakukan tindakan operasi pasien
mengatakan sulit BAK, bila urin keluar terasa nyeri. Setelah dilakukan
tindakan operasi Transmilad Prostatektomi (TMP), saat ini klien mengalami
beberapa keluhan seperti nyeri pada suprapubis, kesulitan bergerak saat
beraktifitas. Pasien tampak cukup baik dan hanya dapat beraktifitas di tempat
tidur dengan bantuan keluarga dan perawat.
c. Riwayat Perawatan dan Kesehatan Dahulu
± 3 bulan sebelum masuk rumah sakit, klien merasa sulit untuk kencing,
keluarnya urin sedikit dan terasa nyeri. Hal ini dibiarkan pasien selama 1
minggu. Namun keadaan masih tetap sama. Dan akhirnya pasien
memeriksakan penyakitnya langsung ke RS Karyadi, kemudian di diagnosa
oleh dokter dengan Cystisis. Setelah beberapa hari dirawat, klien melakukan
pemeriksaan diagnoatik dengan hasil terjadi pembesaran prostat, maka klien
didiagnosa oleh dokter dengan BPH.
+ 1 tahun yang lalu pasien juga pernah memiliki riwayat seperti ini, tetapi
setelah dilakukan pengobatan sembuh dan tanpa operasi. Klien baru pertama
kalinya dirawat dirumah sakit.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit seperti ini,
yaitu Benigna Prostat Hyperplasti atau penyakit kronis lainnya.
3. Pola Kesehatan Fungsional yang Terganggu
a. Pola eliminasi
Saat sakit/ sebelum operasi pasien mengalami kesulitan dalam BAK yaitu sulit
untuk kencing, dapat kencing namun sedikit dan terasa sakit, namun setelah
operasi pasien dapat mengeluarkan urine melalui kateter sebanyak + 5300
cc/24 jam.
Pasien minum dalam sehari dapat menghabiskan ± 3000 ml/hari air mineral
dan irigasi kandung kemih dengan NaCl 1500/ 7 jam atau 1500-4500 cc/ hari
IWL dapat dihitung dengan
BB X 15 X Σ 7O X I5 X 24
24 24 1050 CC/ 24 jam
Minum atau makan ± 3000 ml/hari
Irigasi kandung kemih mengunakan NaCl 4500
Total : ± 7500 cc/hari
Output
Urin 6250 cc/ hari
IWL 1050 cc/ hari
Total : 7350 cc/ hari
Sehingga balance cairan dapat dilihat dengan
input – (output + IWL) yaitu 7500 – 7350 = + 150 cc
b. Pola aktivitas dan latihan
Selama pasca operasi, dalam aktivitas pasien terganggu dengan adanya kateter
di saluran kencing dan nyeri yang menyertainya. Sehingga pasien hanya
cukup beristirahat di atas ranjang, dalam pemenuhan kebutuhan pasien
dibantu oleh keluarga seperti mandi/ sibin. Dalam kesulitan beraktivitas ini,
pasien juga tidak berani beraktivitas berlebihan.
c. Pola Persepsi Sensori dan Kognitif
Dalam kemampuan sensori dan kemampuan kognitif pasien tidak mengalami
gangguan, namun pasien mengalami gangguan terhadap persepsi terhadap
nyeri, dan dapat kita lihat dengan pendekatan P, Q, R, S, T.
P ( Paliatif/ Profokatif ) : Rasa nyeri meningkat apabila pasien beraktivitas
berlebih dan terjadi kamacetan pada 3 way
cateter.
Q ( Qualitas ) : Rasa nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-
tusuk
R ( Regio ) : Daerah yang dirasa nyeri yaitu diatas
kemaluan, atau suprapubis, nyeri akan
menyebar ke daerah pinggang jika nyeri yang
dirasakan bertambah berat.
S ( Skala ) : Derajat nyeri yang dirasakan berkisar antara 5-
6, jika nyeri berlangsung, pasien hanya
berfokus pada nyerinya.
T ( Time ) : Keluhan yang dirasakan hanya berlangsung
jika terjadi kemacetan pada 3 way atau
aktivitas yang menyebabkan nyeri dan akan
hilang / berkurang jika dibawa istirahat.
d. Pola Reproduksi dan Seksual
Tn.P berusia 80 tahun, jadi selama sakit pasien harus bersabar terakit ketidak
mampuannya dalam beraktivitas atau ereksi karena adanya nyeri dan faktor
lain yang memperberat kondisinya. Untuk itu pasien harus bersabar sampai
kondisi penyakitnya sudah betul-betul baik.
e. Pola Mekanisme Koping
Dalam menghadapi masalah yang dihadapi termasuk dalam mekanisme
pengalihan nyeri yang dirasakan pasien melakukan tarik nafas dalam atau
menahan nafas jika nyeri timbul, untuk itu pasien hanya bisa bersabar dengan
berdoa dalam mengharapkan kesembuhannya.
4. Pengkajian Fisik
a. Penampilan/ Keadaan Umum : Pasien tampak lemah
b. Tingkat Kesadaran : Composmetis
c. Tanda-tanda Vital
a. Suhu : 36,70C
b. Nadi : 87 x/mnt
c. RR : 24 x/mnt
d. TD : 140/80 mmHg
d. Pengukuran Antropometri
1). TB : 160 cm
2). BB : 70 kg
e. Kepala :
Bentuk mesocepal dan tidak terdapat luka
1). Rambut : Warna hitam, lurus, pendek dan cukup bersih.
2). Mata : Kemampuan penglihatan baik, konjungtiva
tidak anemis, sklera tidak ikterik dan tidak ada
sekret
3). Hidung : Cukup bersih, tidak ada septum defiasi, tidak
ada polip, tidak menggunakan tambahan
oksigen.
4). Telinga : Kemampuan pendengaran baik, tidak ada
sekret pada telinga ataupun pembengkakan.
5). Mulut : Keadaan selaput mukosa baik, lembab dan
merah muda, keadaan dan kebersihan mulut
dan gigi baik.
6). Leher dan Tenggorokan : Posisi trakea lurus, tidak ada nyeri telan, tidak
ada pembesaran tiroid dan tidak mengalami
obstruksi pada jalan napas.
7). Dada dan thorak : Bentuk dada simetris, pergerakan stabil dan
tidak menggunakan otot bantu pernafasan
8). Paru-paru :
Inspeksi : Simetris statis dan dinamis
Palpasi : Fremitus kanan - kiri
Perkusi : Sonor
Auskultrasi : Vesikuler
9). Jantung :
Inspeksi : IC tak tampak
Palpasi : IC teraba di mid clavikula
Perkusi : Konfigurasi jantung ke caudal lateral
Auskultrasi : Tidak ditemukan bunyi tambahan
10). Abdoment
Inspeksi : Bentuk datar tidak kencang.
Auskultrasi : Peristaltik usus dalam batas normal 15x dalam
1 menit
Perkusi : Tympani
Palpasi : Tidak terdapat hepatomegali
11). Extermitas
a). Ekstermitas atas : Kapilari refill baik yaitu kurang dari 3 detik,
terpasang infus RL 20 tpm, kemampuan
mobilitas baik, kekuatan otot baik.
b). Ekstermitas bawah : Kapilari refill baik yaitu kurang dari 3 detik
dan tidak terdapat edema
12). Kulit
a). Warna sawo matang, kelembaban baik
b). Tidak terdapat luka
13). Genital
Terpasang 3 way kateter ukuran 18, daerah selang terdapat sedikit warna
kemerahan, insisi di bagian suprapubis, sehingga terjadi luka dan terdapat
pendarahan. kebersihan cukup dan tidak nampak adanya tanda-tanda
infeksi.
f. Data penunjang
1). PSA : Tanggal 8 Mei 2007
PSA total 8,29 mg/ ml ( Normal : 0,21 – 6,77 ) H
2). Hematologi : Tanggal 10 Mei 2007
Pemeriksaan Hasil Nilai normal Keterangan
HB 13.40 gr% 13 - 16 -
Hematokrit 38.6 % 35.0 – 47.0 L
Eritrosit 4.15 3.90 – 5.60 L
juta/mmk
Leukosit 8.20 ribu/
mmk
4.00 – 11.00 -
Trombosit 346.0
ribu/ mmk
150.0-450.0 -
Hematologi Tanggal 11 Mei 2007
Pemeriksaan Hasil Nilai normal Keterangan
HB 11.40 gr% 13 - 16 L
Hematokrit 32.3 % 35.0 – 47.0 L
Eritrosit 3.49 juta/
mmk
3.90 – 5.60 L
Leukosit 13.10
ribu/ mmk
4.00 – 11.00 H
Trombosit 312.0
ribu/ mmk
150.0-450.0 -
3).Kimia klinik : 11 Mei 2007
Pemeriksaan Hasil Nilai normal Keterangan
Glukosa
sewaktu
170 mg/dl 80-110 H
Ureum 30 mg/dl 15-39 -
Creatinin 1.31 mg/di 0.60-1.30 H
Albumin 3.6 3.4-5.0 -
Elektrolit
Natrium 141 mmol/L 136-145 -
Kalium 3.4 mmol/L 3.5-5.1 L
Clorida 106 mmol/L 98-107 -
4). Pemeriksaan foto polos : 7 Mei 2007
Kesan : Spondylosis lumbalis dan gambaran opak setinggi
vert sacral kanan masih mungkin batu vesika
urinaria.
Pengukuran Transabdominal Tranrectal
Transversal 42.7 mm 35.5 mm
Anteposterior 59.1 mm 53.3 mm
Kramokaudal 63.9 mm 63.9 mm
Volume 84.4 cc 63.4 cc
5). Pemeriksaan USG : 16 Mei 2007
Ginjal
Kanan : Bentuk dan ukuran normal, batas kortikonoduler baiki-
baik, tak ada penipisan kortek, tidak ada batu, pielokalis
tak melebar.
Kiri : Bentuk dan ukuran normal, bats kortikomeduler baik,
tak tampak penipisan kortek. Tak tampak batu dan
masa.
Vesika urinaria : Dinding tak menebal, tampak rata, tidak tampak batu
dan masa.
Kesan : Ukuran membesar volume ± 84.4cc, kapsul utuh, tak
tampak klasifikasi tampak nodul.
6). Therapy
Infus RL 20 tpm
Infus NaCl 30 tpm
B. Pengelompokkan data
DS : - Pasien mengatakan nyeri pada bagian suprapubis/ di atas kemaluan
- Pasien mengatakan sulit untuk beraktivitas, karena terpasang 3 way
kateter dan sering terjadi kemacetan.
DO : - Terpasang kateter ukuran 18
- Terdapat aliran darah kemerahan pada selang kateter, warna tidak
terlalu merah jumlah urin dalam kantong kateter 580 cc/ 7 jam. Palpasi
di vesica urinaria penuh.
- Pengkajian nyeri
P : Nyeri meningkat jika banyak bergerak dan bila terjadi
kemacetan.
Q : Nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk
R : Daerah nyeri di suprapubis, jika nyeri dirasa semakin berat, maka
nyeri akan menyebar ke bagian pinggang.
S : Skala nyeri 5-6
T : Waktu nyeri yang dirasakan akan berlangsung sewaktu-waktu
jika faktor penyebabnya tidak dihentikan seperti beraktivitas dan
berkurang jika pasien beristirahat
- Pasien tampak lemas
- Aktivitas Pasien masih tampak dibantu oleh keluarga dan
perawat.
C. Analisa data
No Data (DS dan DO) Masalah (P) Etilogi (F)
1 DS : Pasien mengatakan nyeri
pada bagian atas kemaluan
DO : Skala nyeri 5-6, bertambah
Nyeri Adanya prosedur
post operasi TMP.
bila terjadi kemacetan pada
3 way kateter dan saat
bergerak, waktu yang
dirasakan tidak menetap
2 DS : Pasien mengatakan tidak
leluasa dalam beraktivitas
DO : - Pasien masih tampak
lemas
- Terpasang kateter
- Adanya nyeri post
operasi TMP
- Aktivitas masih dibantu
keluarga dan perawat
Gangguan
aktivitas
Adanya
keterbatasan fisik,
sehubungan
adanya nyeri dan
ketidaknyamanan
3 DS : -
DO : Terdapat perdarahan pada
kandung kemih ( terlihat
pada selang kateter ) dan
terdapat insisi pada daerah
suprapubik.
DO
Risiko
infeksi
Adanya prosedur
infasif sekunder
terhadap tindakan
pembedahan dan
adanya 3 way
kateter di kantong
kemih
D. Patway
- Proses penuaan - Ketidak seimbangan estrogen dan testosteron
Produksi tesrosteron menurun konversi testosterone menjadi estrogen pada
jaringan adipose dan perifer
BPH
Kompresi uretra
Peningkatan resistensi
pada leher vesika urinarai
Penebalan otot detrusor
Retensi urin
Disfungs Hydronefrosis Prostatektomi saluran kemih atas TMP
Trauma insisi Folley kateter
Nyeri
Peningkatan kerentaran terhadap bakteri
Gg. mobilitas fisik
i
E. DIAGNOSA KEPERA
1. Nyeri berhubungan
dengan klien meng
menetap dan seperti
1. Gangguan mobilisa
ketidaknyamanan y
kateter masih terpas
Resiko infeks
WATAN
dengan adanya prosedur tindakan operasi TMP yang ditandai
eluh nyeri di daerah suprapubic, skala nyeri 6-7, nyeri tidak
di tusuk-tusuk.
si berhubungan dengan keterbatasan fisik, adanya nyeri dan
ang ditandai dengan pasien masih nampak lemas, 3 way
ang, aktivitas masih dibantu oleh keluarga dan perawat.
2. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif sekunder terhadap tindakan
pembedahan yang ditandai dengan masih nampak adanya pendarahan pada selang
drainase/ kemerahan dan masih terpasang 3 way kateter.
F. Intervensi
1. Dx. Nyeri akut berhubungan dengan adanya prosedur tindakan operasi TMP yang
ditandai dengan klien mengeluh nyeri di daerah suprapubic, skala nyeri 6-7, nyeri
tidak menetap dan seperti di tusuk-tusuk.
Tujuan : Nyeri berkurang/ hilang
Kriteria hasil : a. Melaporkan penurunan nyeri dari skala 5-6menjadi skala 2-3
b. Ekspresi wajah dan posisi tubuh terlihat rileks
c. Mampu untuk istirahat
Intervensi
a. Mengkaji nyeri
b. Mempertahankan patensi kateter dan system drainase.
c. Meningkatkan pemasukkan 3000 ml/ hari sesuai toleransi.
d. Memberikan pasien informasi yang akurat tentang kateter, drainase dan spasme
kandung kemih.
e. Memberikan tindakan kenyamanan.
f. Memberikan rendam duduk.
g. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi.
Rasional
a. Memberikan informasi untuk membantu dan menentukan pilihan intervensi.
b. Mempertahankan fungsi kateter dan drainase.
c. Menurunkan iritasi dengan mempertahankan aliran cairan konstan ke mukosa
kandung kemih.
d. Menghilangkan ansietas.
e. Menurunkan ketegangan otot.
f. Meningkatkan perfusi jaringan, perbaikan edem dan perbaikan penyembuhan.
g. Meningkatkan relaksasi.
2. Dx. Gangguan aktivitas berhubungan dengan keterbatasan fisik, adanya nyeri dan
ketidaknyamanan yang ditandai dengan pasien masih nampak lemas, 3 way
kateter masih terpasang, aktivitas masih dibantu oleh keluarga dan perawat.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien dapat beraktivitas
secara mandiri minimal dapat turun dari tempat tidur
Kriteria hasil : Menunjukkan keinginan untuk berpartisipasi dalam terapi,
menunjukkan teknik yang dapat melakukan aktivitas peningkatan
kekuatan bagian tubuh yang sakit.
Intervensi :
a. Mmpertahankan posisi yang nyaman.
b. Mencegah pasien jatuh.
c. Melakukan latihan aktif atau pasif.
d. Memonitor kulit tertekan, kemungkinan dekubitus.
e. Meningkatkan aktivitas sesuai batas sesuai toleransi.
f. Pertahankan nutrisi yang adekuat.
g. Melakukan kerja sama dengan keluarga dalam perawatan klien.
h. Melakukkan ambulasi sebanyak mungkin.
Rasional
a. Mencegah iritsi dan mencegah komplikasi.
b. Mempertahankan keamanan pasien.
c. Meningkatkan sirkulasi dan mencegah kontraktur.
d. Memonitor gangguan integritas kulit.
e. Mempertahankan tonus otot.
f. Nutrisi diperlukan untuk energi.
g. Meneruskan perawatan setelah pulang.
3. Dx. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif sekunder terhadap
tindakan pembedahan yang ditandai dengan masih nampak adanya
pendarahan pada selang drainase/ kemerahan dan masih terpasang 3 way
kateter.
Tujuan : tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil : a. Tanda-tanda vital dan hasil pemeriksaan laboratorium urin
pasien dalam batas normal
b. Tidak terjadi tanda-tanda infeksi
c. Berkemih dengan urin jernih tanpa kesulitan
Intervensi
a. Pertahankan system kateter steril dan berikan perawatan kateter.
b. Ambulasi dengan drinase dependent.
c. Observasi tanda vital.
d. Observasi drinase luka sekitar suprapubik
e. Ganti balutan dengan sering ( insisi suprapubik ).
f. Gunakan pelindung kulit.
g. Kolaborasi dengan antibiotik.
Rasional
a. Mencegah pemasukkan bakteri dan infeksi.
b. Menghindari reflek balik urin.
c Mengobservasi terjadinya syok.
d. Insisi beresiko terjadinya infeksi.
e. Balutan basah menyebabkan kulit iritasi dan memberikan pertumbuhan
bakteri.
f. Memberikan perlindungan untuk kulit sekitar.
g. Berhubungan dengan peningkatan resiko infeksi.
G. IMPLEMENTASI
No Tgl/jam No. DX Implementasi Respon TT
1. 11/5/07
jam 21.00
1. Mengkaji keluhan
pasien,
ketidaknyamanan
yang dirasakan
dan riwayat/
perjalanan
penyakitnya
DS : Pasien mengatakan
masih terasa nyeri pada area
insisi, menigkat saat terjadi
kemacetan dan bila
bergerak.
DO : Ekspresi wajah
mringis kesakitan, nampak
menahan nyeri.
2 Jam
21.15
1,2,3 Mengukur tanda-
tanda vital pada
pasien
DS : -
DO : TD :140/80 mmHg
N : 84 x/mnt
S : 36,5 °C
RR : 24 x/mnt
3 Jam
21.20
1,3 Memberikan
berikan posisi
yang nyaman
untuk pasien.
DS : Pasien mengatakan
lebih suka posisi seperti ini.
DO : Pasien tampak pada
posisi semi folwer.
4 Jam
21.25
3 Meningkatkan
pemasukkan 3000
ml/hari sesuai
toleransi.
DS : Pasien mengatakan “
ya “
DO : Pasien kooperatif.
5 Jam
21.30
1 Mengajarkan
teknik relaksasi (
nafas dalam ) bila
nyeri timbul.
DS : Pasien mengatakan bila
nyeri timbul akan
melakukan nafas dalam.
DO : Pasien tampak berlatih
nafas dalam dan pasien
tampak kooperatif.
6 01.20 1 Melakukan irigasi
kandung kemih
mengunakan
NaCl 0.9 %
DS : Pasien mengatakan
nyeri pada bagian
suprapubik, nyeri tertusuk-
tusuk dengan skala 6-7,
nyeri timbul dan berkurang
saat aliran urin lancer.
DO : Ekspresi wajah pasien
tamapak mringis menahan
sakit.
7 03.00 Observasi
keadaan umum
pasien
DS : -
DO : Pasien tampak istirahat
( tidur ).
8 05.00 3 Membantu
aktivitas sesuai
dengan keperluan
( Sibin )
DS : -
DO : Pasien kooperatif
9 06.00 1,2 dan
3
Mengukur tanda-
tanda vital
DS : -
DO :- Suhu : 36,5 °C
- TD : 140/80 mmHg
- HR : 84 x/ menit
- RR : 18 x/ menit
10 06.30 Menggukur
balance cairan
DS : -
DO :
Input
Minum atau makan ± 3000
ml/hari
Irigasi kandung kemih
mengunakan NaCl 4500
Total : ± 7500 cc/hari
Output
Urin 6250 cc/ hari
IWL 1050 cc/ hari
Total : 7350 cc/ hari
Sehingga balance cairan
dapat dilihat dengan
input – (output + IWL) yaitu
7500 – 7350 = + 150 cc
No Tgl/ja
m
No.
DX
Implementasi Respon TT
1. 12/5/07
jam
14.00
1 Mengkaji
keadaan pasien,
mengamati
drainase, kateter
yang dipakai,
apakah masih ada
pendarahan yang
keluar
DS: Pasien mengatakan
ingin supaya kateternya segera
dilepas, karena dia merasa
sudah cukup kuat
DO: Keadaan pasien sudah
cukup baik, tampak adanya
pendarahan jumlah urin dalam
kantong kateter 590 cc/ 7 jam
2 Jam 14
30
2 Memberikan
informasi tentang
kateter, drinase
dan spasme
kandung kemih.
DS : Pasien mengatakan
mengerti tentang manfaat dari
penggunaan kateter.
DO : Ekspresi wajah pasien
rileks.
3 Jam
15.00
1 Mempertahankan
posisi yang
nyaman
DS : Pasien mengatakan
lebih menyukai posisi seperti
ini.
DO : Pasien tampak pada
posisi semi fowler.
4 Jam
16.00
3 Observasi daerah
insisi luka post
operasi
DS : -
DO : Luka insisi bersih dan
tidak ada tanda-tanda infeksi.
5 Jam
16.10
2 Membantu pasien
sibin
DS : -
DO : Pasien kooperatif
6 Jam
17.00
1,2,3 Observasi tanda -
tanda vital
DS : -
DO : - Suhu : 36,5 °C
- TD : 130/80 mmHg
- HR : 80 x/ menit
- RR : 18x/ menit
7 Jam
17.10
2 Mengajarkan
klien untuk
latihan miring kiri
dan kanan
DS : -
DO : Klien mampu miring kiri
dan kanan
G. EVALUASI
No.
DX
Tgl/Jam Evaluasi TT
1 13 Mei 07
Jam 10.00
WIB
S : Pasien mengatakan masih terasa nyeri
pada bagian luka post operasi.
O : Ekspresi wajah pasien tampak mringis
menahan sakit, nyeri dapat dirasakan
saat terjadi kemacetan dan saat
bergerak, skala nyeri 4-5.
A : Masalah belum teratasi sepenuhnya
P : Anjurkan untuk mengontrol nyeri
dengan teknik relaksasi ( nafas dalam )
2 S : Pasien mengatakan sudah dapat
bergerak ( latihan miring kiri dan
miring kanan )
O : Pasien dapat miring kiri dan kanan.
A : Masalah dapat teratasi sebagian
P : Lanjutkan latihan ROM secara
bertahap
3 S : -
O : Tidak terjadi tanda – tanda infeksi,
- Suhu : 36,5 °C
a. TD : 130/80 mmHg
b. HR : 80 x/ menit
- RR : 18x/ menit
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi dengan tetap
menjaga kebersihan luka insisi operasi
TMP