kateter pub copy
TRANSCRIPT
Indikasi
• Diagnostik (secepatnya dilepas)– Mengambil sample urin untuk kultur urin– Mengukur residu urine– Memasukan bahan kontras untuk pemeriksaan radiology– Urodinamik– Monitor produksi urine atau balance cairan.
• Terapi (dilepas setelah tujuan dicapai)– Retensi urine– Self interniten kateterisasi (CIC)– Memasukan obat-obatan– Viversi urine– Sebagai splint
Kontra indikasi
• Curiga adanya ruptur uretra – keluar bloody discharge pada muara uretra
eksterna– Pada kasus trauma pelvis atau patah tulang
pelvis– Hematoma perineal– Atau pada RT didapatkan prostat yang
melayang
Jenis kateter
• Macam kateter dapat dibedakan berdasarkan :– Bentuk– Ukuran– Bahan– Sistem percabangan
Bentuk kateter
Straight; lurus tanpa ada cabang– Robinson kateter– Nelaton kateter
Coude Catheter; kateter dengan ujung lengkung dan ramping– Kateter Tiemann
Self Retaining Kateter; dipakai menetap– Molecot Kateter– Foleey Kateter
Ukuran kateter
• Ukuran :– Skala Cheriere’s (Franch)– Ich atau Fr 0,33 mm– Atau 1 mm = 3 Fr
Contoh:– Kateter 18 Fr artinya diameter luarnya 6 mm
Ukuran yang direkomendasikan
• Bayi prematur : 5fr (NGT tidak direkomendasikan)
• 0 - 1 th: 6fr• 1 th - 3th: 6fr - 8fr• 3th - 8th: 6fr - 10fr• 8th - 14th: 8fr - 12fr• Lebih tua dari 14 th: 10fr - 14fr• Dewasa: 10fr - 16fr
Prosedur Pemasangan Kateter
• Alat-alat yang dibutuhkan :• Xilocain jelly / instilagel• kasa steril• sarung tangan steril• betadine• kateter sesuai ukuran• urine bag
•spuit 10 ml•agua untuk balon kateter
•duk bolong steril•bengkok / nierbecken
•pinset anatomis steril
•plester
Prosedur Pemasangan Kateter
• Prinsip - prinsip pemasangan kateter – gantle / lembut– Asepsis &antiseptic– Lubrikasi yang adekuat– Gunakan ukuran kateter yang lebih kecil /
sesuai
Tata cara pemasangan kateter
• Pastikan alat yang dibutuhkan sudah tersedia lengkap
• Jelaskan tujuan pemasangan kateter kepada pasien
• Penderita posisi terlentang
• Operator sebelah kiri pasien
• Asepsis & antisepsis penis dan mue dengan betadine dan kassa steril
• Pasang duk bolong steril
• Pegang penis dengan kasa steril pakai tangan kiri
• Semprotkan jelly anastesi yang adekuat
Tata cara pemasangan kateter• Kateter dilumuri jelly• Pasang kateter dengan pinset anatomis secara
gentle dengan tangan kanan pastikan urine keluar
• Kembangkan balon setelah yakin kateter sudah masuk kedalam buli-buli sesuai ketentuan
• Catat volume inisial urine dan warna yang keluar• Kateter difiksasi dengan plester di paha atau
perut bagian bawah • Dokumentasi
Pitfalls dalam pemasangan kateter
• Penggunaan ukuran kateter yang tidak sesuai
• Teknik pemasangan yang tidak steril
• Penggunaan jelly anastetik
• Pengembangan balon kateter– Timing– Jumlah air yang dimasukkan
• Fiksasi kateter
Penggunaan ukuran kateter yang tidak sesuai
• Penggunaan ukuran terlalu kecil : urine akan keluar merembes diluar kateter– Tidak nyaman bagi pasien (terus merasa basah)– Kesalahan dalam pengukuran produksi urin
• Penggunaan ukuran terlalu besar– Nyeri saat pemasangantidak nyaman bagi pasien– Kemungkinan merusak uretra-ruptur uretra– Drainase kelenjar uretra tidak optimal-striktur uretra
Teknik pemasangan yang tidak steril
• Meningkatkan resiko infeksi terutama untuk penggunaan jangka lama
Penggunaan jelly anastetik
• Tanpa penggunaan jelly anastetik pasien merasa nyeri dan kesakitan tidak nyaman bagi pasien – Hati-hati pada pasien hipertensi– Dan cedera kepala atau stroke (peningkatan
TIK)– Nyeri akan menyebabkan kontraksi sfingter
uretra eksterna kateter akan sulit masuk
Pengembangan balon kateter
• Timing kembangkan balon saat yakin kateter sudah masuk buli resiko terjadinya ruptur uretra– Pada pria, pastikan kateter masuk sampai percabangan
kateter sebelum balon dikembangkan– Pada wanita, setelah kateter masuk sepertiga atau
setengah panjang kateter
• Jumlah air yang dimasukkan harus sesuai dengan ukuran kateter– Terlalu sedikit kateter dapat keluar lagi– Terlalu banyak disfungsi kateter
Fiksasi kateter
• Fiksasi kateter yang keliru akan menimbulkan nekrosis uretra di bagian penoskrotal dan dapat menimbulkan fistula, abses, ataupun striktura uretra
Perawatan untuk pemakaian kateter menetap
• Setiap hari nilai indikasi penggunaan kateter lepas kateter sesegera mungkin setelah tidak ada indikasi tidak perlu bladder training
• Nilai pasien, posisi kateter,dan sistem kateter secara keseluruhan
• Bersihkan daerah perineum dan penis atau MUE setiap hari dengan sabun (pada wanita terutama setelah BAB)
• Periksa karakteristik urin setiap hari, dokumentasikan setiap temuan yang ada
Perawatan untuk pemakaian kateter menetap
• Observasi leakege disekeliling kateter tiap 2 jam• Kosongkan urobag setiap 12 jam
– Gunakan wadah yang tidak steril tapi bersih– Bersihkan wadah setelah selesai digunakan– Cegah kontak antara urobag dengan wadah
• Perhatikan posisi fiksasi kateter pada kaki setiap 12 jam• Jangan pernah membuka hubungan antara urobag
degan kateter
Perawatan untuk pemakaian kateter menetap
• Cegah refluks urin dari urobag menuju buli-buli– Saat pasien beraktivitas– Atau kapan saja jangan sampai urobag posisi
lebih tinggi dari buli-buli
Perawatan untuk pemakaian kateter menetap
• Konsultasikan pada dokter untuk melakukan penggantian kateter jika:– Masa pakai kateter habis (tergentung pada
bahan kateter)• Latex : 2 minggu• Silikon : 6-8 minggu
– Kateter buntu (disfungi)– Jika terjadi infeksi saluran kencing
Komplikasi penggunaan kateter dalam jangka waktu lama
• Infeksi saluran kemih-urosepsis
• Cedera uretra– Striktur uretra– Ruptur uretra
• Keganasan pada buli-buli
• Batu buli-buli
Infeksi saluran kemih / catheter associated urinary tract infection (cauti)• Infeksi yang disebabkan oleh petugas kesehatan
40% penyebab terjadinya infeksi nosokomial selama perawatan di RS
• 80-90% infeksi yang disebabkan oleh petugas kesehatan adalah infeksi akibat kateterisasi uretra– 20% pasien dengan kateter berkembang menjadi
infeksisaluran kemih– Dengan 3-10% kasus baru perhari– Biaya tambahan $ 900,000 /th– 1-4% berkembang menjadi urosepsis dengan kematian
13-30%
Infeksi saluran kemih / catheter associated urinary tract infection (cauti)
• Resiko terjadinya cauti meningkat seiring dengan lamanya masa pemakaian kateter– 4 hari : resiko meningkat sampai 30%– 30 hari : resiko meningkat 95-100%
Tips pencegahan cauti
• Observasi indikasi penggunaan kateter setiap hari , segera lepas kateter jika sudah tidak terdapat indikasi
• Selalu gunakan teknik asepsis selama pemasangan dan perawatan kateter
• Jangan biarkan terdapat refluks urin dari urobag menuju buli-buli
• Kateter dan urobag selalu dalam keadaan tertutup
Antibiotik profilaksis selamma pemasangan dan penggunaan kateter
• Belum terbukti menurunkan bakteriuria yang berhubungan dengan kateter
• Belum terbukti dalam mengurangi gejala-gejalan cauti
• Tidak terdapat hubungan antara bahan kateter dengan resiko terjadinya cauti
Striktur uretra
• Angkanya idak terlalu besar, antara 0,7-3,2/1000 pasien dengan penggunaan kateter lebih dari 6 bulan
• Namun mnajemen striktur yang memerlukan waktu jangka panjang membuat penderitaan tersendiri bagi pasien
Striktur uretra
• Kontak mukosa uretra dengan bend asing (kateter) akan menyebabkan reaksi inflamasi, pada penggunaan inflamasi akan menjadi kronisfibrosisstriktur
• Infeksi (cauti) inflamasi kronis fibrosisstriktur
• Posisi fiksasi yang tidak sesuaipressure nekrosis pada uretrafibrosisstriktur
Tips pencegahan striktur uretra
• Observasi indikasi penggunaan kateter setiap hari , segera lepas kateter jika sudah tidak terdapat indikasi
• Hindari cauti• Jika terjadi cauti obati infeksinya dan
pertimbangkan untuk melepas kaateter• Pemilihan bahan yang lebih sedikit iritatif
(bahan silikon lebih sedikit iritatif dibandingkan latex)
Ruptur uretra
• Frekuensinya kecil , <10% dari semua penyebab ruptur uretra
• Biasanya terjadi pada priauretra anterior
• Paling sering diakibatkan karena balon dikembangkan sebelum masuk ke buli-buli
• Gejala yang khas, setelah kita mengembangkan balon kateter yang keluar bukan urin namun darah segar
Ruptur uretra
• Pastikan kateter sudah berada di buli-buli saat balon dikembangkan– Pada pria, pastikan kateter masuk sampai
percabangan kateter sebelum balon dikembangkan– Pada wanita, setelah kateter masuk sepertiga atau
setengah panjang kateter
Keganasan buli-buli
• Antara 2-10% pasien dengan kateterisai jangka panjang , berkembang menjadi kanker buli-buli
• 80% merupakan epidermoid carcinoma
• Kateterinflamasi kronis pada epithel buli-bulimetaplasiakeganasan
Tips pencegahan keganasan buli-buli pada penggunaan kateter
• Observasi indikasi penggunaan kateter setiap hari , segera lepas kateter jika sudah tidak terdapat indikasi
Batu buli-buli
• Penggunaan kateter dalam jangka waktu lama akan meningkatkan resiko infeksi dan terbentuknya batu buli
• 22-34% batu buli berhubungan dengan infeksi pada buli
• 2,2% batu buli didapatkan pada penggunaan kateter dalam jangka waktu lama
( Kohler-Ockmore and Feneley, 2006 )
Tips pencegahan batu buli-buli pada penggunaan kateter
• Observasi indikasi penggunaan kateter setiap hari , segera lepas kateter jika sudah tidak terdapat indikasi
• Ganti kateter secara teratur, keteter yang lama tidak diganti inti batu
Kesimpulan
• Penggunaan kateter terutama dalam jangka waktu lama, pikirkan antara manfaat dan kerugian pada pasien
• Selalu observasi indikasi penggunaan kateter setiap hari , segera lepas kateter jika sudah tidak terdapat indikasi
• Perhatikan perawatan pasien, dari pemasangan-perawatan-pelepasan kateter