bab iii tinjauan kasus a....
TRANSCRIPT
63
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Pengkajian awal dilakukan pada tanggal 05 April 2010 diruang Fatimah RS
Roemani Semarang.
1. Biodata
a. Identitas Pasien
Nama: Ny. R, umur: 30 tahun, jenis kelamin: Perempuan, pendidikan :
SMP, pekerjaan: Tidak bekerja, alamat: Pedurungan, tanggal masuk : 3
April 2010, tanggal Sectio Cesarea: 4 April 2010, diagnosa Medis:
Post Sectio Caesaria Indikasi preeklampsia berat hari ke-1, dengan no
register: 280498
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama: Tn. S, umur: 38 tahun, pekerjaan: Swasta, pendidikan: SMA,
hub. Dengan pasien: Suami
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri pada area abdomen post Sectio Caesaria,
nyeri bertambah ketika bergerak / melakukan aktifitas yang berlebihan
dimana skala nyerinya 5, nyeri hilang timbul dan rasanya seperti
diremas-remas.
64
b. Riwayat Kehamilan
Klien hamil 37 minggu, G1PoAo HPHT 31 juni 2009, taksiran
persalinan normal tanggal 8 April 2010. Klien mengatakan sering
memeriksakan kehamilannya secara teratur sebulan sekali ke
Puskesmas atau Bidan desa. Tanggal 3 April 2010 : klien mengeluh
keluar air dari jalan lahir, ngrembes, belum kencang-kencang, belum
keluar darah dan ketuban, kemudian klien periksa ke bidan desa, oleh
bidan desa dirujuk ke RS Roemani Semarang untuk mendapatkan
perawatan, oleh dokter didiagnosa ada kelainan letak yaitu letak
sungsang, pre eklampsia berat dan ketuban pecah dini. Klien dan
keluarga memutuskan untuk di operasi dan dijadwalkan pada tanggal 4
April 2010 jam 06.15 WIB.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya klien tidak pernah sakit yang mengharuskan klien dibawa
ke Rumah Sakit. Ini merupakan operasi Sectio Caesarea yang pertama.
Klien tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensi sebelumnya,
penyakit jantung, asam urat, maupun Diabetes mellitus. Hanya saja
klien saat hamil ini mengalami preeklamsia.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mengalami
persalinan dengan cara Sectio Caesaria . Ayah klien tidak punya
penyakit hipertensi, DM maupun jantung.
65
e. Riwayat Persalinan
Pada saat dikaji tanggal 5 april 2010 klien berada di ruang Fatimah
keadaan ibu pasca persalinan Sectio Caesaria dengan kondisi lemah,
terpasang infus RL 30 tetes / menit di tangan kanan dan terpasang
kateter warna kuning jernih dan volume 500 cc. Terdapat luka insisi
Sectio Caesaria sepanjang 10 cm dan 3 cm diatas simfisis pubis
terbalut kasa, jenis anestesi lokal dan Sectio Caesarea transperitoneal.
Dan pengukuran tanda-tanda vital TD : 170 / 120 mmHg, N : 108 x /
mnt, S: 37,50 C, RR: 24 x / mnt, plasenta bentuk cakram dengan
ukuran 20 x 20 x 1,5, jumlah kotiledon lengkap, panjang tali pusat 50
cm. Bayi lahir dengan jenis kelamin perempuan, BBL: 2100 gr, nilai
APGAR SCORE 9-10-10 lahir pada tanggal 4 april 2010 pukul 07.00
WIB.
f. Riwayat haid / menstruasi
Menarche umur 11 tahun, lamanya 7 hari dengan siklus 28 hari, haid
teratur, saat haid tidak ada keluhan .
g. Riwayat KB
Klien belum pernah menjadi akseptor KB. Klien mengatakan akan
mengikuti KB 3 bulanan karena klien mengatakan ingin menyusui
secara eksklusif. Rencana klien memiliki anak kira-kira 4 tahun lagi.
3. Pengkajian Pola Fungsional menurut Gordon
a. Pola Persepsi terhadap kesehatan
Klien menganggap bahwa kesehatan itu penting sehingga klien
66
selalu memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas / Bidan untuk
mengetahui status kesehatan klien dan janinnya. Jika klien sakit,
langsung periksa ke Bidan. Saat ini klien mengatakan tidak tahu
bagaimana cara menyusui yang benar dan apa manfaat dari
pemberian ASI.
b. Pola Aktifitas dan Latihan
Klien mengatakan ketika hamil sering susah tidur terutama pada
malam hari, klien selalu melaksanakan pekerjaan rumah seperti
biasanya dan kadang-kadang dibantu oleh suaminya. Di rumah sakit
klien tidak bisa leluasa bergerak karena merasakan nyeri pada luka
post section caesaria, klien terlihat lemas dan sedikit aktifitas.
c. Pola istirahat dan tidur
Pada waktu hamil klien kurang tidur karena tidak nyaman dengan
posisi perutnya, sehingga klien hanya tidur malam kurang lebih 4
jam, dan tidur siang kurang lebih 2 jam. Ketika di rumah sakit klien
susah tidur karena merasa tidak nyaman dengan luka di perutnya dan
klien tidur kurang lebih 4 ½ jam.
d. Pola Nutrisi dan Metabolik
Di rumah sakit klien mau makan, makan habis 1 porsi sesuai yang
disediakan dari RS. Klien mengatakan ketika hamil, klien tidak ada
keluhan nafsu makan, klien juga minum 12 jam kurang lebih 600 cc
berupa air putih dan teh.
67
e. Pola Eliminasi BAK / BAB
Sebelum operasi klien mengatakan BAB 1-2 x/hari dengan
konsistensi lembek, bau khas. Klien mengatakan setelah operasi
klien belum BAB sampai hari ini dan klien mengatakan belum flatus
atau kentut.
Sebelum operasi klien BAK dengan lancar sehari 3-4 x sehari,
setelah operasi klien BAK dengan terpasang kateter. Saat dilakukan
pengkajian volume urine 500 cc/ dalam 12 jam dan warna kuning
jernih.
f. Pola persepsi sensori kognitif
Klien mengatakan belum tahu bagaimana cara menyusui yang benar.
Persepsi terhadap nyeri P: nyeri meningkat jika melakukan aktfitas
dan berkurang saat klien berbaring dan diam, Q: nyeri seperti
diremas-remas lamanya kurang lebih 10 menit, R: nyeri diarea
abdomen diatas shimphisis pubis tepatnya luka operasi, S: skala
nyeri 5, T: nyeri dirasakan setiap saat klien bergerak atau melakukan
aktifitas.
g. Pola Konsep Diri
1. Harga diri
Klien senang dan bangga bisa melahirkan dengan selamat
meskipun bukan dengan persalinan normal melainkan dengan
Sectio Caesaria atas Indikasi preeklampsia berat.
2. Ideal diri
68
Klien berharap terhadap dirinya supaya menjadi seorang ibu
yang bisa mengasuh anaknya dengan baik.
3. Identitas diri
Klien sebagai seorang istri sekaligus seorang ibu bagi anaknya.
4. Gambaran diri
Klien menerima kondisinya saat ini walaupun klien melahirkan
dengan Sectio Caesaria.
5. Peran
Klien berperan sebagai istri dan sekarang klien juga berperan
sebagai ibu bagi anaknya yang baru saja lahir meskipun peran
ibu belum dijalani secara maksimal (yaitu ingin merawat dan
menyusui anaknya secara teratur).
h. Pola Koping
Klien mengatakan bahwa untuk memutuskan sesuatu klien
membicarakan dengan suaminya dan orang tuanya secara
musyawarah.
i. Pola Hubungan Sosial
Klien dalam berhubungan dengan orang lain baik dengan keluarga,
tetangga maupun dengan pasien lain dan perawat yang ada di rumah
sakit.
j. Pola Seksual – Reproduksi
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan hubungan seksual
dengan suaminya, tidak ada keluhan terkait dengan reproduksi, klien
69
sudah merasa senang sekali dengan punya anak yang sehat dan
normal.
k. Pola Nilai dan Kepercayaan
Klien beragama Islam dan klien mengatakan melaksanakan sholat 5
waktu. Sedangkan di rumah sakit klien hanya terbaring memohon
kepada Allah agar cepat diberi kesembuhan sehingga dapat cepat
mengurus anaknya di rumah.
4. Pemeriksaan Fisik Ibu
a. Keadaan Umum : Tampak lemah
b. Kesadaran: Composmentis, TTV: TD: 170 / 120 mmHg, Nadi: 108
x / menit, Suhu: 37,50 C, Respirasi: 24 x / menit,
c. Kepala: Bentuk kepala mesochepal, kulit kepala terdapat ketombe,
rambut kotor dan mudah rontok, Wajah: Nampak bercak kecoklatan,
wajah nampak kusam dan berminyak, Mata: Konjungtiva tidak
anemis, sclera tidak ikterik, pandangan jelas, tidak terdapat secret,
nampak bersih, Hidung: Bersih, tidak ada polip maupun nafas cuping
hidung, Telinga: Bersih, tidak ada serumen, pendengaran jelas,
Mulut: Bersih, mukosa bibir kering, tidak sianosis, lidah kotor, Leher
dan tenggorok: Tidak ada pembesaran tyroid
d. Dada: Simetris
1) Payudara : Putting menonjol, aerola hitam, bengkak, ASI keluar
sedikit.
70
2) Paru-paru :
Inspeksi: Simetris, tidak menggunakan alat Bantu pernafasan,
Palpasi: Vocal fremitus kanan dan kiri sama, Perfusi: Sonor
seluruh lapang paru, Auskultasi: Vesikuler
3) Jantung :
Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak, Palpasi: Tidak teraba iktus
cordis, Perkusi: Pekak, Auskultasi: Tidak ada suara gallop dan
tidak ada suara tambahan
e. Abdomen
Inspeksi: bentuk cembung, terdapat luka jahitan post section
caesaria, balutan tampak kotor, panjang 10 cm dan 3 cm diatas
simpisis pubis, nampak terdapat striae pada kulit abdomen.
Auskultasi: peristaltik ada dan terdengar kuat, Palpasi: terdapat nyeri
tekan, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat atau kurang lebih
14cm, kontraksi uterus kuat, Perkusi: terdengar suara kembung
f. Ekstremitas atas:
Tidak ada edema, tangan kanan terpasang infus RL 20 tetes / menit,
akral hangat tidak terdapat luka.
Ekstremitas bawah: tidak terdapat edema, akral dingin, tidak
terpasang infus.
g. Genitalia : Lochea Rubra (60 cc), warna merah segar, terpasang
kateter, bau amis, klien dalam sehari ganti pembalut sebanyak 4 kali
h. Kulit : Warna sawo matang, turgor kulit baik.
71
i. Perineum : Tidak terdapat luka, hanya terkena darah dari vagina.
5. Pemeriksaan Fisik Bayi (tanggal 4 april 2010)
a. Keadaan Umum
Baik, Kesadaran: Composmentis, Jenis kelamin: Perempuan, Berat
badan: 2100 gram, Panjang badan: 44 cm, Lingkar dada: 30 cm,
lingkar kepala: 33 cm, Suhu: 370 C, Kepala: bentuk caput, Nampak
masih ada sisa air ketuban yang mengering, tidak terdapat luka.
Mata: Tidak juling, tidak ada perdarahan, tidak ikterik. Telinga:
Simetris, terdapat lubang telinga. Hidung: Tidak ada pernafasan
cuping hidung, simetris, tidak ada polip dan secret, terdapat bercak
putih. Leher: Tidak ada pembesaran tyroid, vena jugularis nampak.
Dada: Simetris, pergerakan sama, tidak terdapat luka. Abdomen:
Tidak ada lesi, tali pusat berwarna putih, tiga pembuluh darah
nampak pada puntung talu pusat, tidak nampak perdarahan serta
terbungkus kassa steril, tidak ada pus, peristaltic usus ada. Genitalia:
perempuan, terdapat vulva, terdapat lubang anus, tidak ada luka,
tidak kemerahan. Ektremitas: Jari utuh yaitu 20, tidak ada edema,
akral dingin
6. Pemeriksaan Diagnostik dan Laboratorium
a. Pemeriksaan diagnostik pada tanggal 04 april 2010 jam 10.00 WIB.
Kesan: Tidak tampak kelainan pada janin, jenis kelamin perempuan.
b. Pemeriksaan Laboratorium, tanggal 05 april 2010 jam 08.00 WIB
Analyzer hematology: Hemoglobin 11,30 g/dl (normal: 12,00 –
72
15,00), Hematokrit 34,10 % (normal: 35,00-47,00), Eritrosit 4,20
jt/mnt (normal: 3,90-5,90), MCH 28,00 pg (normal :27,00-32,00),
MCV 84,10 fl (normal: 76,00-96,00) , MCHC 33,30 fl (normal:
29,00-36,00), leukosit 4,00 ribu/mmk (normal: 4,00-11,00),
trombosit 173,0 ribu/mmk (normal: 150.0-400,0)
7. Therapy 5 April 2010
Asam mefenamat: 3 x 500 mg, Cefadroksil: 3 x 1 tab, Methylergo: 3 x
500 mg, Ferofax: 3 x 1 tab, Infus RL: 20 tpm, MgSO4 10 mg, perdipril
3x500mg
B. Analisa Data
No Tgl Data Problem Etiologi
1 05/04/
2010
DS: Klien mengatakan nyeri di daerah
sekitar abdomen
DO: peristaltic terdengar ada dan kuat,
perut kembung, P: nyeri
meningkat jika melakukan
aktfitas dan berkurang saat klien
berbaring dan diam, Q: nyeri
seperti diremas-remas lamanya
kurang lebih 10 menit, R: nyeri
diarea abdomen diatas shimphisis
Gangguan
rasa nyaman:
Nyeri
Terputusnya
kontinuitas
jaringan
sekunder
akibat
pembedahan
73
pubis tepatnya luka operasi, S: skala
nyeri 5, T: nyeri dirasakan setiap
saat klien bergerak atau
melakukan aktifitas, klien
mengatakan belum flatus atau
belum kentut, TD : 170 / 120
mmHg, Nadi: 108 x / menit,
Suhu: 37,50 C , RR: 24 x / menit
2 05/04/
2010
DS : Klien mengatakan tidak bisa
beraktifitas karena sakit di
abdomen namun klien ingin
mandi.
DO : Klien hanya tidur diatas tempat
tidur , klien terpasang DC, adanya
luka post operasi terbalut kasa ,
badan klien bau tak sedap.
Defisit
perawatan diri
Kelemahan
fisik
3 05/04/
2010
DS : Klien mengatakan
payudaranya sakit jika disentuh,
saat dikaji klien tidak mengetahui
bagaimana cara menyusui yang
benar
DO : Payudara bengkak, ASI tidak
keluar, klien Nampak bingung
Tidak
efektifnya
laktasi
Suplai ASI
tidak adekuat
74
saat anaknya ingin menyusu,
refleks hisap bayi kurang baik,
bayi sering tidur saat didekatkan
pada putting ibu.
4
05/04/
2010
DS : klien mengeluh nyeri pada luka
post SC dengan indikasi letak
sungsang.
DO : ada luka post SC dengan luka
tertutup kasa, infus RL di
tangan sebelah kanan, terpasang
kateter, TD : 170 / 120 mmHg,
Nadi: 108 x / menit, Suhu: 37,50
C , Respirasi : 24 x / menit.
leukosit 4000 mm/3
Resiko
infeksi
peningkatan
kerentanan
tubuh
terhadap
bakteri
sekunder
akibat
pembedahan
5 05/4/
2010
DS:
DO: BB bayi 2100 gram, suhu bayi
370 C, bayi dibedong. Dan diruang
bayi nampak diletakkan pada
inkubator.
Resiko
hipotermia
Regulasi
suhu tak
efektif
sekunder
akibat
prematurisasi
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya
continuitas jaringan sekunder akibat pembedahan.
75
2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.
3. Gangguan laktasi berhubungan dengan, suplay atau produksi ASI tidak
adekuat.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan tubuh
terhadap bakteri sekunder akibat pembedahan.
5. Resiko hipotermia berhubungan dengan regulasi suhu takefektif sekunder
akibat prematurisasi
D. Intervensi Keperawatan
Intervensi akan dilakukan pada tanggal 5 april 2010 hari senin :
a. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan terputusnya
kontinuitas jaringan sekunder akibat pembedahan.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam,
nyeri berkurang / hilang.
Kriteria hasil :
a. Klien merasa nyeri berkurang / hilang
b. Klien tampak rileks,ekspresi wajah tenang
Intervensi :
a. Tentukan karakteristik dan lokasi nyeri
Rasional: Membedakan karakteristik khusus dari nyeri, membedakan
nyeri pasca operasi dan terjadinya komplikasi (misal : ileus, retensi
kandung kemih)
b. Monitor tekanan darah dan nadi
76
Rasional: Nyeri dapat menyebabkan gelisah serta TD dan nadi
meningkat.
c. Anjurkan penggunaan tehknik nafas dalam, relaksasi dan distraksi.
Rasional: Merilekskan otot dan mengalihkan perhatian dan sensori
nyaman
d. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi
Rasional: Meningkatkan kenyamanan
b. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.
Intervensi akan dilakukan pada tanggal 05 April 2010 hari senin
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit,klien
tidak ada defisit perawatan diri.
Kriteria hasil :
a. Klien mendemonstrasikan tekhnik-tekhnik untuk memenuhi
kebutuhan perawatan diri.
b. Klien mengidentifikasi / menggunakan sumber-sumber yang ada.
Intervensi :
a. Pastikan berat / durasi ketidaknyamanan
Rasional: Nyeri dapat mempengaruhi respon emosi dan perilaku,
sehingga klien mungkin tidak mampu berfokus pada perawatan diri
sampai kebutuhan fisik.
b. Tentukan tipe-tipe anestesi
Rasional: Klien yang telah menjalani anestesi spinal dapat
diarahkan untuk berbaring datar dan tanpa bantal untuk 6-7 jam
77
setelah pemberian anestesi
c. Ubah posisi klien setiap 1-2 jam
Rasional: Membantu mencegah komplikasi bedah seperti flebitis
d. Berikan bantuan sesuai kebutuhan (perawatan mulut, mandi,
gosokan pada punggung dan perawatan perineal)
Rasional: Menongkatkan harga diri, meningkatkan perasaan
kesejahteraan
e. Berikan pilihan bila mungkin (jadwal mandi, jarak selama
ambulasi)
Rasional: Mengizinkan beberapa otonomi meskipun tergantung
pada bantuan professional
f. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi
Rasional: Menurunkan krtidaknyamanan yang dapat
mempengaruhi kemampuan untuk melaksanakan perawatan diri
c. Gangguan laktasi berhubungan dengan suplay atau poduksi ASI adekuat.
Intervensi dilakukan pada tanggal 06 April 2010 hari selasa :
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit, ASI
dapat keluar secara lancar.
Kriteria hasil : ibu merasa senang,bayi tidak rewel, bayi tidur nyenyak,
dan ASI dapat keluar.
Intervensi :
a. Kaji isapan bayi, jika ada lecet pada putting
Rasional: Menentukan untuk memberikan perawatan yang tepat
78
b. Anjurkan tekhnik breast care dan cara menyusui yang benar
Rasional: Memperlancar laktasi
c. Anjurkan pada klien untuk memberikan ASI eksklusif
Rasional: ASI dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi bayi secara
optimal
d. Berikan informasi untuk rawat gabung
Rasional: Menjaga, meminimalkan tidak efektifnya laktasi
e. Anjurkan bagaimana cara memeras, menangani, menyimpan dan
memberikan ASI dengan aman
Rasional: Menjaga agar ASI tetap bisa digunakan dan tetap higienis
bagi bayi
d. Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan tubuh
terhadap bakteri sekunder pembedahan.
Intervensi dilakukan pada tanggal 06 April 2010 :
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan infeksi tidak terjadi.
Kriteria Hasil:
a. Tidak ada tanda-tanda infeksi (rubor, kalor, dolor, tumor dan fungsio
laesa)
b. Tanda-tanda vital normal terutama suhu (36-370C)
Intervensi :
a. Monitor tanda-tanda vital
Rasional: Suhu yang meningkat, dapat menunjukkan terjadinya
infeksi (color)
79
b. Kaji luka pada abdomen dan balutan
Rasional: Mengidentifikasi apakah ada tanda-tanda infeksi adanya
pus.
c. Menjaga kebersihan sekitar luka dan lingkungan klien, rawat luka
dengan teknik aseptik.
Rasional: Mencegah kontaminasi silang / penyebaran organisme
infeksius.
d. Catat / pantau kadar Hb dan Ht
Rasional: Resiko infeksi post partum dan penyembuhan buruk
meningkat bila kadar Hb rendah dan kehilangan darah berlebihan.
e. Kolaborasi pemberian antibiotik
Rasional: Antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi.
e. Resiko hipotermia berhubungan dengan regulasi suhu takefektif sekunder
akibat prematurisasi
Tujan: setelah dilakukan tindakan selama 1x24 jam diharapkan hipotermi
tidak terjadi.
kriteria hasil : bayi tidak rewel, tidak lemas, hisapan kuat,
mempertahankan dalam suhu normal 360-37
0 C
Intervensi:
a. Ajarkan klien untuk mengurangi pemajanan terhadap lingkungan
dingin yang lama
R: suhu ruangan yang dapat mnurunkan suhu tubuh dapat
meningkatkan hipotermia.
b. Ajarkan kepada ibu tanda-tanda hipotermia
80
R: agar ibu dapat mengantisiapasi saat berada di sisinya
c. Ajarkan pentingnya masukan cairan untuk mengurangi hipotermia
R: Cairan melalui kehilangan air tak kasat matayang membutuhkan
penggantian.
E. Implementasi
No
DX
Hari /
tgl
Implementasi Evaluasi TTD
I
Senin,
05
April
2010
14.00
1. Kaji skala nyeri
2. Memberikan Asam
mefenamat tablet
3. Monitor TTV
P: Nyeri berkurang bila untuk tidur
dan setelah minum obat, nyeri
bertambah bila untuk
beraktivitas
Q: Nyeri dirasakan seperti diremas-
remas
R: Nyeri terasa di abdomen bagian
bawah
S: Skala nyeri 5
T: Nyeri hilang timbul
S: -
O: Obat masuk & agak tenang
S: Pasien mengatakan masih terasa
nyeri namun sekarang sedikit
berkurang
O: TD = 150 / 100 mmHg
N = 80 x/menit
t = 370 C
RR = 20x/menit
81
II
4. Mengubah posisi yang
nyaman pada pasien,
mengajarkan teknik
nafas dalam
1. Mengkaji personal
hyiene klien
2. Membantu personal
hygiene klien (sibin)
S: -
O: Pasien mencoba melakukan,
tampak lebih rileks
S: Klien mengatakan belum mandi
dan belum berani mandi sendiri
O: Klien nampak bau dan kotor
S: Pasien mengatakan sekarang lebih
segar
O: pasien tampak lebih segar, tidak
bau dan tampak bersih
I
II
Selasa,
6 April
2010
14.00
1. Mengkaji nyeri klien
2. Memonitor tanda-tanda
vital
1. Mengkaji personal
hygiene pasien
2. Membantu personal
hygiene pasien
S : Klien mengatakan nyeri masih
sdikit nyeri
O : klien terkadang kesakitan jika
mencoba duduk.
S : -
O : TD : 150/100mmHg, N : 86 x/
menit, S : 360C, RR : 20
X/menit
S : klien mengatakan belum mandi,
klien merasa tidak nyaman
O : Klien Nampak kotor dan bau
S : Klien mengatakan nyaman
setelah disibin dan segar
O : Klien tampak bersih dan segar
82
III
3. Mengganti alat tenun
klien
1. Meletakkan bayi didekat
ibu pada tempat yang
sama (Rooming In)
2. Mengkaji putting susu &
reflek sucking bayi
3. Melakukan breast care
4. Mengajarkan tekhnik
menyusui dengan benar
serta tidak bau
S : Klien mengatakan spreinya
terkena darah
O : sprei nampak kusut dan tidak
tertata rapi, klien mencoba untuk
miring.
S : Pasien mengatakan senang
apabila bayinya mau menyusu &
tidak rewel
O : Pasien menyusui bayinya
S : Klien mengatakan bayinya
sering menyusu namun
keluarnya masih sedikit
O : Putting susu menonjol,
payudara nyeri saat ditekan &
kencang
S : Klien mengatakan lebih
nyaman, payudara tidak terasa
kencang tapi masih nyeri bila
ditekan
O : Payudara bengkak, kolostrum
keluar, klien tampak tenang
S : Klien mengatakan sudah
mengerti tentang teknik
menyusui & akan melakukan
O : -
83
5. Memberi reinforcement
(+) atas usaha klien dan
menganjurkan pada klien
untuk menyusui secara
eksklusif.
6. Memberikan leaflet
tentang breast care &
teknik menyusui
S : Klien mengucapkan terima
kasih
O : -
S : Klien mengatkan senang diberi
leaflet.
O : klien Nampak menyusui anaknya
I
II
III
Rabu,
7 April
2010
07.00
1. Mengkaji keluhan nyeri
klien
1. Mengakaji personal
hygiene klien
1. Mengkaji keefektifan
laktasi klien
2. Motivasi klien untuk
menyusui anaknya
S : Pasien mengatakan masih
sedikit nyeri, namun klien
mampu melakukan aktifitas
secara mandiri.
O : Klien mencoba kekamar mandi
sendiri
S : Klien mengatakan sudah mandi
dikamar mandi
O : Klien Nampak bersih dan segar
S : Klien mengatakan ASI sudah
keluar namun tidak banyak
O : ASI keluar, Payudara tidak
bengkak ataupun kemerahan
S : Klien mengatakan ingin menyusui
anaknya secara eksklusif
O : Klien mencoba menyusui
anaknya
84
IV
3. Memberikan
pendidikan kesehatan
tentang nutrisi ibu
menyusui
4. Mengukur tanda-tanda
vital
1. Melakukan ganti balut
dengan tekhnik aseptik
2. mengkaji kondisi luka
S : klien mengatakan akan mencoba
makan sayuran dan mencoba
makan yang mengandung protein
sesuai dengan yang disarankan.
O : klien mendengarkan materi
pendidikan kesehatan.
S : -
O : TD : 140/90 mmHg , S: 36,8
, N: 80 , RR:20
S : Klien mengatakan lebih nyaman
klien mengatakan hari ini akan
pulang
O : Balutan bersih dan sudah
diganti. Luka nampak bersih
tidak ada pus
F. Evaluasi
No.
DX
Hari /
tanggal Evaluasi TTD
I
II
Senin, 5
april 2010
17.00
17.15
S : Pasien mengatakan tidak nyeri skala nyeri 1, tapi marah
suka muncul sewaktu-waktu
O : Klien tampak tenang
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi “anjurkan untuk melakukan
teknik relaksasi dan distraksi”
S : Klien mengatakan lebih segar
O : Pasien tampak segar, tampak bersih, tidak bau
85
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi “motivasi klien untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya secara mandiri”
I
II
Selasa . 6
april 2010
15.00
18.00
S : Klien mengatakan tidak sakit lagi
O : klien Nampak tenang
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi “ motivasi untuk melakukan
aktifitas sesuai kemampuan”
S : Klien mengatakan akan mencoba mandi sendiri
O : Pasien tampak segar, baluan tampak bersih,
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi ”anjurkan klien untuk berhati-
hati setiap melakukan tindakan”
III
IV
Rabu, 7
april 2010
10.00
13.10
S : Klien mengatakan ASI msih belum keluar banyak, klien
mengatkan sekarang sudah tahu bagaimana cara
menyusui yang benar dan manfaat ASI
O : Payudara sudah tidak bengkak dan sakit mulai berkurang,
Klien menyusui anaknya dengan benar, leaflet telah
diberikan
A : masalah teratasi sebagian
P : motivasi klien untuk melakukan ASI eksklusif.
S : Klien mengatakan sekarang lebih nyaman dan klien
mengatakan hari ini ingin pulang
O : balutan bersih dan sudah diganti, luka tidak terdapat pus.
A : masalah teratasi
P : anjurkan klien untuk menjaga luka insisi, menganjurkan
agar tidak melakukan aktifitas yang terlalu berat seperti
mencuci dan pekerjaan rumah lainnya.