bab iii tinjauan kasus a....

23
63 BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian awal dilakukan pada tanggal 05 April 2010 diruang Fatimah RS Roemani Semarang. 1. Biodata a. Identitas Pasien Nama: Ny. R, umur: 30 tahun, jenis kelamin: Perempuan, pendidikan : SMP, pekerjaan: Tidak bekerja, alamat: Pedurungan, tanggal masuk : 3 April 2010, tanggal Sectio Cesarea: 4 April 2010, diagnosa Medis: Post Sectio Caesaria Indikasi preeklampsia berat hari ke-1, dengan no register: 280498 b. Identitas Penanggung Jawab Nama: Tn. S, umur: 38 tahun, pekerjaan: Swasta, pendidikan: SMA, hub. Dengan pasien: Suami 2. Riwayat Kesehatan a. Keluhan Utama Klien mengatakan nyeri pada area abdomen post Sectio Caesaria, nyeri bertambah ketika bergerak / melakukan aktifitas yang berlebihan dimana skala nyerinya 5, nyeri hilang timbul dan rasanya seperti diremas-remas.

Upload: letu

Post on 21-Jun-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-indartinin-5449-3-babiii.pdfMenarche umur 11 tahun, lamanya 7 hari dengan siklus 28 hari, haid

63

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

Pengkajian awal dilakukan pada tanggal 05 April 2010 diruang Fatimah RS

Roemani Semarang.

1. Biodata

a. Identitas Pasien

Nama: Ny. R, umur: 30 tahun, jenis kelamin: Perempuan, pendidikan :

SMP, pekerjaan: Tidak bekerja, alamat: Pedurungan, tanggal masuk : 3

April 2010, tanggal Sectio Cesarea: 4 April 2010, diagnosa Medis:

Post Sectio Caesaria Indikasi preeklampsia berat hari ke-1, dengan no

register: 280498

b. Identitas Penanggung Jawab

Nama: Tn. S, umur: 38 tahun, pekerjaan: Swasta, pendidikan: SMA,

hub. Dengan pasien: Suami

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama

Klien mengatakan nyeri pada area abdomen post Sectio Caesaria,

nyeri bertambah ketika bergerak / melakukan aktifitas yang berlebihan

dimana skala nyerinya 5, nyeri hilang timbul dan rasanya seperti

diremas-remas.

Page 2: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-indartinin-5449-3-babiii.pdfMenarche umur 11 tahun, lamanya 7 hari dengan siklus 28 hari, haid

64

b. Riwayat Kehamilan

Klien hamil 37 minggu, G1PoAo HPHT 31 juni 2009, taksiran

persalinan normal tanggal 8 April 2010. Klien mengatakan sering

memeriksakan kehamilannya secara teratur sebulan sekali ke

Puskesmas atau Bidan desa. Tanggal 3 April 2010 : klien mengeluh

keluar air dari jalan lahir, ngrembes, belum kencang-kencang, belum

keluar darah dan ketuban, kemudian klien periksa ke bidan desa, oleh

bidan desa dirujuk ke RS Roemani Semarang untuk mendapatkan

perawatan, oleh dokter didiagnosa ada kelainan letak yaitu letak

sungsang, pre eklampsia berat dan ketuban pecah dini. Klien dan

keluarga memutuskan untuk di operasi dan dijadwalkan pada tanggal 4

April 2010 jam 06.15 WIB.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Sebelumnya klien tidak pernah sakit yang mengharuskan klien dibawa

ke Rumah Sakit. Ini merupakan operasi Sectio Caesarea yang pertama.

Klien tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensi sebelumnya,

penyakit jantung, asam urat, maupun Diabetes mellitus. Hanya saja

klien saat hamil ini mengalami preeklamsia.

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mengalami

persalinan dengan cara Sectio Caesaria . Ayah klien tidak punya

penyakit hipertensi, DM maupun jantung.

Page 3: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-indartinin-5449-3-babiii.pdfMenarche umur 11 tahun, lamanya 7 hari dengan siklus 28 hari, haid

65

e. Riwayat Persalinan

Pada saat dikaji tanggal 5 april 2010 klien berada di ruang Fatimah

keadaan ibu pasca persalinan Sectio Caesaria dengan kondisi lemah,

terpasang infus RL 30 tetes / menit di tangan kanan dan terpasang

kateter warna kuning jernih dan volume 500 cc. Terdapat luka insisi

Sectio Caesaria sepanjang 10 cm dan 3 cm diatas simfisis pubis

terbalut kasa, jenis anestesi lokal dan Sectio Caesarea transperitoneal.

Dan pengukuran tanda-tanda vital TD : 170 / 120 mmHg, N : 108 x /

mnt, S: 37,50 C, RR: 24 x / mnt, plasenta bentuk cakram dengan

ukuran 20 x 20 x 1,5, jumlah kotiledon lengkap, panjang tali pusat 50

cm. Bayi lahir dengan jenis kelamin perempuan, BBL: 2100 gr, nilai

APGAR SCORE 9-10-10 lahir pada tanggal 4 april 2010 pukul 07.00

WIB.

f. Riwayat haid / menstruasi

Menarche umur 11 tahun, lamanya 7 hari dengan siklus 28 hari, haid

teratur, saat haid tidak ada keluhan .

g. Riwayat KB

Klien belum pernah menjadi akseptor KB. Klien mengatakan akan

mengikuti KB 3 bulanan karena klien mengatakan ingin menyusui

secara eksklusif. Rencana klien memiliki anak kira-kira 4 tahun lagi.

3. Pengkajian Pola Fungsional menurut Gordon

a. Pola Persepsi terhadap kesehatan

Klien menganggap bahwa kesehatan itu penting sehingga klien

Page 4: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-indartinin-5449-3-babiii.pdfMenarche umur 11 tahun, lamanya 7 hari dengan siklus 28 hari, haid

66

selalu memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas / Bidan untuk

mengetahui status kesehatan klien dan janinnya. Jika klien sakit,

langsung periksa ke Bidan. Saat ini klien mengatakan tidak tahu

bagaimana cara menyusui yang benar dan apa manfaat dari

pemberian ASI.

b. Pola Aktifitas dan Latihan

Klien mengatakan ketika hamil sering susah tidur terutama pada

malam hari, klien selalu melaksanakan pekerjaan rumah seperti

biasanya dan kadang-kadang dibantu oleh suaminya. Di rumah sakit

klien tidak bisa leluasa bergerak karena merasakan nyeri pada luka

post section caesaria, klien terlihat lemas dan sedikit aktifitas.

c. Pola istirahat dan tidur

Pada waktu hamil klien kurang tidur karena tidak nyaman dengan

posisi perutnya, sehingga klien hanya tidur malam kurang lebih 4

jam, dan tidur siang kurang lebih 2 jam. Ketika di rumah sakit klien

susah tidur karena merasa tidak nyaman dengan luka di perutnya dan

klien tidur kurang lebih 4 ½ jam.

d. Pola Nutrisi dan Metabolik

Di rumah sakit klien mau makan, makan habis 1 porsi sesuai yang

disediakan dari RS. Klien mengatakan ketika hamil, klien tidak ada

keluhan nafsu makan, klien juga minum 12 jam kurang lebih 600 cc

berupa air putih dan teh.

Page 5: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-indartinin-5449-3-babiii.pdfMenarche umur 11 tahun, lamanya 7 hari dengan siklus 28 hari, haid

67

e. Pola Eliminasi BAK / BAB

Sebelum operasi klien mengatakan BAB 1-2 x/hari dengan

konsistensi lembek, bau khas. Klien mengatakan setelah operasi

klien belum BAB sampai hari ini dan klien mengatakan belum flatus

atau kentut.

Sebelum operasi klien BAK dengan lancar sehari 3-4 x sehari,

setelah operasi klien BAK dengan terpasang kateter. Saat dilakukan

pengkajian volume urine 500 cc/ dalam 12 jam dan warna kuning

jernih.

f. Pola persepsi sensori kognitif

Klien mengatakan belum tahu bagaimana cara menyusui yang benar.

Persepsi terhadap nyeri P: nyeri meningkat jika melakukan aktfitas

dan berkurang saat klien berbaring dan diam, Q: nyeri seperti

diremas-remas lamanya kurang lebih 10 menit, R: nyeri diarea

abdomen diatas shimphisis pubis tepatnya luka operasi, S: skala

nyeri 5, T: nyeri dirasakan setiap saat klien bergerak atau melakukan

aktifitas.

g. Pola Konsep Diri

1. Harga diri

Klien senang dan bangga bisa melahirkan dengan selamat

meskipun bukan dengan persalinan normal melainkan dengan

Sectio Caesaria atas Indikasi preeklampsia berat.

2. Ideal diri

Page 6: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-indartinin-5449-3-babiii.pdfMenarche umur 11 tahun, lamanya 7 hari dengan siklus 28 hari, haid

68

Klien berharap terhadap dirinya supaya menjadi seorang ibu

yang bisa mengasuh anaknya dengan baik.

3. Identitas diri

Klien sebagai seorang istri sekaligus seorang ibu bagi anaknya.

4. Gambaran diri

Klien menerima kondisinya saat ini walaupun klien melahirkan

dengan Sectio Caesaria.

5. Peran

Klien berperan sebagai istri dan sekarang klien juga berperan

sebagai ibu bagi anaknya yang baru saja lahir meskipun peran

ibu belum dijalani secara maksimal (yaitu ingin merawat dan

menyusui anaknya secara teratur).

h. Pola Koping

Klien mengatakan bahwa untuk memutuskan sesuatu klien

membicarakan dengan suaminya dan orang tuanya secara

musyawarah.

i. Pola Hubungan Sosial

Klien dalam berhubungan dengan orang lain baik dengan keluarga,

tetangga maupun dengan pasien lain dan perawat yang ada di rumah

sakit.

j. Pola Seksual – Reproduksi

Klien mengatakan tidak ada masalah dengan hubungan seksual

dengan suaminya, tidak ada keluhan terkait dengan reproduksi, klien

Page 7: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-indartinin-5449-3-babiii.pdfMenarche umur 11 tahun, lamanya 7 hari dengan siklus 28 hari, haid

69

sudah merasa senang sekali dengan punya anak yang sehat dan

normal.

k. Pola Nilai dan Kepercayaan

Klien beragama Islam dan klien mengatakan melaksanakan sholat 5

waktu. Sedangkan di rumah sakit klien hanya terbaring memohon

kepada Allah agar cepat diberi kesembuhan sehingga dapat cepat

mengurus anaknya di rumah.

4. Pemeriksaan Fisik Ibu

a. Keadaan Umum : Tampak lemah

b. Kesadaran: Composmentis, TTV: TD: 170 / 120 mmHg, Nadi: 108

x / menit, Suhu: 37,50 C, Respirasi: 24 x / menit,

c. Kepala: Bentuk kepala mesochepal, kulit kepala terdapat ketombe,

rambut kotor dan mudah rontok, Wajah: Nampak bercak kecoklatan,

wajah nampak kusam dan berminyak, Mata: Konjungtiva tidak

anemis, sclera tidak ikterik, pandangan jelas, tidak terdapat secret,

nampak bersih, Hidung: Bersih, tidak ada polip maupun nafas cuping

hidung, Telinga: Bersih, tidak ada serumen, pendengaran jelas,

Mulut: Bersih, mukosa bibir kering, tidak sianosis, lidah kotor, Leher

dan tenggorok: Tidak ada pembesaran tyroid

d. Dada: Simetris

1) Payudara : Putting menonjol, aerola hitam, bengkak, ASI keluar

sedikit.

Page 8: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-indartinin-5449-3-babiii.pdfMenarche umur 11 tahun, lamanya 7 hari dengan siklus 28 hari, haid

70

2) Paru-paru :

Inspeksi: Simetris, tidak menggunakan alat Bantu pernafasan,

Palpasi: Vocal fremitus kanan dan kiri sama, Perfusi: Sonor

seluruh lapang paru, Auskultasi: Vesikuler

3) Jantung :

Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak, Palpasi: Tidak teraba iktus

cordis, Perkusi: Pekak, Auskultasi: Tidak ada suara gallop dan

tidak ada suara tambahan

e. Abdomen

Inspeksi: bentuk cembung, terdapat luka jahitan post section

caesaria, balutan tampak kotor, panjang 10 cm dan 3 cm diatas

simpisis pubis, nampak terdapat striae pada kulit abdomen.

Auskultasi: peristaltik ada dan terdengar kuat, Palpasi: terdapat nyeri

tekan, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat atau kurang lebih

14cm, kontraksi uterus kuat, Perkusi: terdengar suara kembung

f. Ekstremitas atas:

Tidak ada edema, tangan kanan terpasang infus RL 20 tetes / menit,

akral hangat tidak terdapat luka.

Ekstremitas bawah: tidak terdapat edema, akral dingin, tidak

terpasang infus.

g. Genitalia : Lochea Rubra (60 cc), warna merah segar, terpasang

kateter, bau amis, klien dalam sehari ganti pembalut sebanyak 4 kali

h. Kulit : Warna sawo matang, turgor kulit baik.

Page 9: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-indartinin-5449-3-babiii.pdfMenarche umur 11 tahun, lamanya 7 hari dengan siklus 28 hari, haid

71

i. Perineum : Tidak terdapat luka, hanya terkena darah dari vagina.

5. Pemeriksaan Fisik Bayi (tanggal 4 april 2010)

a. Keadaan Umum

Baik, Kesadaran: Composmentis, Jenis kelamin: Perempuan, Berat

badan: 2100 gram, Panjang badan: 44 cm, Lingkar dada: 30 cm,

lingkar kepala: 33 cm, Suhu: 370 C, Kepala: bentuk caput, Nampak

masih ada sisa air ketuban yang mengering, tidak terdapat luka.

Mata: Tidak juling, tidak ada perdarahan, tidak ikterik. Telinga:

Simetris, terdapat lubang telinga. Hidung: Tidak ada pernafasan

cuping hidung, simetris, tidak ada polip dan secret, terdapat bercak

putih. Leher: Tidak ada pembesaran tyroid, vena jugularis nampak.

Dada: Simetris, pergerakan sama, tidak terdapat luka. Abdomen:

Tidak ada lesi, tali pusat berwarna putih, tiga pembuluh darah

nampak pada puntung talu pusat, tidak nampak perdarahan serta

terbungkus kassa steril, tidak ada pus, peristaltic usus ada. Genitalia:

perempuan, terdapat vulva, terdapat lubang anus, tidak ada luka,

tidak kemerahan. Ektremitas: Jari utuh yaitu 20, tidak ada edema,

akral dingin

6. Pemeriksaan Diagnostik dan Laboratorium

a. Pemeriksaan diagnostik pada tanggal 04 april 2010 jam 10.00 WIB.

Kesan: Tidak tampak kelainan pada janin, jenis kelamin perempuan.

b. Pemeriksaan Laboratorium, tanggal 05 april 2010 jam 08.00 WIB

Analyzer hematology: Hemoglobin 11,30 g/dl (normal: 12,00 –

Page 10: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-indartinin-5449-3-babiii.pdfMenarche umur 11 tahun, lamanya 7 hari dengan siklus 28 hari, haid

72

15,00), Hematokrit 34,10 % (normal: 35,00-47,00), Eritrosit 4,20

jt/mnt (normal: 3,90-5,90), MCH 28,00 pg (normal :27,00-32,00),

MCV 84,10 fl (normal: 76,00-96,00) , MCHC 33,30 fl (normal:

29,00-36,00), leukosit 4,00 ribu/mmk (normal: 4,00-11,00),

trombosit 173,0 ribu/mmk (normal: 150.0-400,0)

7. Therapy 5 April 2010

Asam mefenamat: 3 x 500 mg, Cefadroksil: 3 x 1 tab, Methylergo: 3 x

500 mg, Ferofax: 3 x 1 tab, Infus RL: 20 tpm, MgSO4 10 mg, perdipril

3x500mg

B. Analisa Data

No Tgl Data Problem Etiologi

1 05/04/

2010

DS: Klien mengatakan nyeri di daerah

sekitar abdomen

DO: peristaltic terdengar ada dan kuat,

perut kembung, P: nyeri

meningkat jika melakukan

aktfitas dan berkurang saat klien

berbaring dan diam, Q: nyeri

seperti diremas-remas lamanya

kurang lebih 10 menit, R: nyeri

diarea abdomen diatas shimphisis

Gangguan

rasa nyaman:

Nyeri

Terputusnya

kontinuitas

jaringan

sekunder

akibat

pembedahan

Page 11: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-indartinin-5449-3-babiii.pdfMenarche umur 11 tahun, lamanya 7 hari dengan siklus 28 hari, haid

73

pubis tepatnya luka operasi, S: skala

nyeri 5, T: nyeri dirasakan setiap

saat klien bergerak atau

melakukan aktifitas, klien

mengatakan belum flatus atau

belum kentut, TD : 170 / 120

mmHg, Nadi: 108 x / menit,

Suhu: 37,50 C , RR: 24 x / menit

2 05/04/

2010

DS : Klien mengatakan tidak bisa

beraktifitas karena sakit di

abdomen namun klien ingin

mandi.

DO : Klien hanya tidur diatas tempat

tidur , klien terpasang DC, adanya

luka post operasi terbalut kasa ,

badan klien bau tak sedap.

Defisit

perawatan diri

Kelemahan

fisik

3 05/04/

2010

DS : Klien mengatakan

payudaranya sakit jika disentuh,

saat dikaji klien tidak mengetahui

bagaimana cara menyusui yang

benar

DO : Payudara bengkak, ASI tidak

keluar, klien Nampak bingung

Tidak

efektifnya

laktasi

Suplai ASI

tidak adekuat

Page 12: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-indartinin-5449-3-babiii.pdfMenarche umur 11 tahun, lamanya 7 hari dengan siklus 28 hari, haid

74

saat anaknya ingin menyusu,

refleks hisap bayi kurang baik,

bayi sering tidur saat didekatkan

pada putting ibu.

4

05/04/

2010

DS : klien mengeluh nyeri pada luka

post SC dengan indikasi letak

sungsang.

DO : ada luka post SC dengan luka

tertutup kasa, infus RL di

tangan sebelah kanan, terpasang

kateter, TD : 170 / 120 mmHg,

Nadi: 108 x / menit, Suhu: 37,50

C , Respirasi : 24 x / menit.

leukosit 4000 mm/3

Resiko

infeksi

peningkatan

kerentanan

tubuh

terhadap

bakteri

sekunder

akibat

pembedahan

5 05/4/

2010

DS:

DO: BB bayi 2100 gram, suhu bayi

370 C, bayi dibedong. Dan diruang

bayi nampak diletakkan pada

inkubator.

Resiko

hipotermia

Regulasi

suhu tak

efektif

sekunder

akibat

prematurisasi

C. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya

continuitas jaringan sekunder akibat pembedahan.

Page 13: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-indartinin-5449-3-babiii.pdfMenarche umur 11 tahun, lamanya 7 hari dengan siklus 28 hari, haid

75

2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.

3. Gangguan laktasi berhubungan dengan, suplay atau produksi ASI tidak

adekuat.

4. Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan tubuh

terhadap bakteri sekunder akibat pembedahan.

5. Resiko hipotermia berhubungan dengan regulasi suhu takefektif sekunder

akibat prematurisasi

D. Intervensi Keperawatan

Intervensi akan dilakukan pada tanggal 5 april 2010 hari senin :

a. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan terputusnya

kontinuitas jaringan sekunder akibat pembedahan.

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam,

nyeri berkurang / hilang.

Kriteria hasil :

a. Klien merasa nyeri berkurang / hilang

b. Klien tampak rileks,ekspresi wajah tenang

Intervensi :

a. Tentukan karakteristik dan lokasi nyeri

Rasional: Membedakan karakteristik khusus dari nyeri, membedakan

nyeri pasca operasi dan terjadinya komplikasi (misal : ileus, retensi

kandung kemih)

b. Monitor tekanan darah dan nadi

Page 14: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-indartinin-5449-3-babiii.pdfMenarche umur 11 tahun, lamanya 7 hari dengan siklus 28 hari, haid

76

Rasional: Nyeri dapat menyebabkan gelisah serta TD dan nadi

meningkat.

c. Anjurkan penggunaan tehknik nafas dalam, relaksasi dan distraksi.

Rasional: Merilekskan otot dan mengalihkan perhatian dan sensori

nyaman

d. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi

Rasional: Meningkatkan kenyamanan

b. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.

Intervensi akan dilakukan pada tanggal 05 April 2010 hari senin

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit,klien

tidak ada defisit perawatan diri.

Kriteria hasil :

a. Klien mendemonstrasikan tekhnik-tekhnik untuk memenuhi

kebutuhan perawatan diri.

b. Klien mengidentifikasi / menggunakan sumber-sumber yang ada.

Intervensi :

a. Pastikan berat / durasi ketidaknyamanan

Rasional: Nyeri dapat mempengaruhi respon emosi dan perilaku,

sehingga klien mungkin tidak mampu berfokus pada perawatan diri

sampai kebutuhan fisik.

b. Tentukan tipe-tipe anestesi

Rasional: Klien yang telah menjalani anestesi spinal dapat

diarahkan untuk berbaring datar dan tanpa bantal untuk 6-7 jam

Page 15: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-indartinin-5449-3-babiii.pdfMenarche umur 11 tahun, lamanya 7 hari dengan siklus 28 hari, haid

77

setelah pemberian anestesi

c. Ubah posisi klien setiap 1-2 jam

Rasional: Membantu mencegah komplikasi bedah seperti flebitis

d. Berikan bantuan sesuai kebutuhan (perawatan mulut, mandi,

gosokan pada punggung dan perawatan perineal)

Rasional: Menongkatkan harga diri, meningkatkan perasaan

kesejahteraan

e. Berikan pilihan bila mungkin (jadwal mandi, jarak selama

ambulasi)

Rasional: Mengizinkan beberapa otonomi meskipun tergantung

pada bantuan professional

f. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi

Rasional: Menurunkan krtidaknyamanan yang dapat

mempengaruhi kemampuan untuk melaksanakan perawatan diri

c. Gangguan laktasi berhubungan dengan suplay atau poduksi ASI adekuat.

Intervensi dilakukan pada tanggal 06 April 2010 hari selasa :

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit, ASI

dapat keluar secara lancar.

Kriteria hasil : ibu merasa senang,bayi tidak rewel, bayi tidur nyenyak,

dan ASI dapat keluar.

Intervensi :

a. Kaji isapan bayi, jika ada lecet pada putting

Rasional: Menentukan untuk memberikan perawatan yang tepat

Page 16: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-indartinin-5449-3-babiii.pdfMenarche umur 11 tahun, lamanya 7 hari dengan siklus 28 hari, haid

78

b. Anjurkan tekhnik breast care dan cara menyusui yang benar

Rasional: Memperlancar laktasi

c. Anjurkan pada klien untuk memberikan ASI eksklusif

Rasional: ASI dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi bayi secara

optimal

d. Berikan informasi untuk rawat gabung

Rasional: Menjaga, meminimalkan tidak efektifnya laktasi

e. Anjurkan bagaimana cara memeras, menangani, menyimpan dan

memberikan ASI dengan aman

Rasional: Menjaga agar ASI tetap bisa digunakan dan tetap higienis

bagi bayi

d. Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan tubuh

terhadap bakteri sekunder pembedahan.

Intervensi dilakukan pada tanggal 06 April 2010 :

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan infeksi tidak terjadi.

Kriteria Hasil:

a. Tidak ada tanda-tanda infeksi (rubor, kalor, dolor, tumor dan fungsio

laesa)

b. Tanda-tanda vital normal terutama suhu (36-370C)

Intervensi :

a. Monitor tanda-tanda vital

Rasional: Suhu yang meningkat, dapat menunjukkan terjadinya

infeksi (color)

Page 17: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-indartinin-5449-3-babiii.pdfMenarche umur 11 tahun, lamanya 7 hari dengan siklus 28 hari, haid

79

b. Kaji luka pada abdomen dan balutan

Rasional: Mengidentifikasi apakah ada tanda-tanda infeksi adanya

pus.

c. Menjaga kebersihan sekitar luka dan lingkungan klien, rawat luka

dengan teknik aseptik.

Rasional: Mencegah kontaminasi silang / penyebaran organisme

infeksius.

d. Catat / pantau kadar Hb dan Ht

Rasional: Resiko infeksi post partum dan penyembuhan buruk

meningkat bila kadar Hb rendah dan kehilangan darah berlebihan.

e. Kolaborasi pemberian antibiotik

Rasional: Antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi.

e. Resiko hipotermia berhubungan dengan regulasi suhu takefektif sekunder

akibat prematurisasi

Tujan: setelah dilakukan tindakan selama 1x24 jam diharapkan hipotermi

tidak terjadi.

kriteria hasil : bayi tidak rewel, tidak lemas, hisapan kuat,

mempertahankan dalam suhu normal 360-37

0 C

Intervensi:

a. Ajarkan klien untuk mengurangi pemajanan terhadap lingkungan

dingin yang lama

R: suhu ruangan yang dapat mnurunkan suhu tubuh dapat

meningkatkan hipotermia.

b. Ajarkan kepada ibu tanda-tanda hipotermia

Page 18: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-indartinin-5449-3-babiii.pdfMenarche umur 11 tahun, lamanya 7 hari dengan siklus 28 hari, haid

80

R: agar ibu dapat mengantisiapasi saat berada di sisinya

c. Ajarkan pentingnya masukan cairan untuk mengurangi hipotermia

R: Cairan melalui kehilangan air tak kasat matayang membutuhkan

penggantian.

E. Implementasi

No

DX

Hari /

tgl

Implementasi Evaluasi TTD

I

Senin,

05

April

2010

14.00

1. Kaji skala nyeri

2. Memberikan Asam

mefenamat tablet

3. Monitor TTV

P: Nyeri berkurang bila untuk tidur

dan setelah minum obat, nyeri

bertambah bila untuk

beraktivitas

Q: Nyeri dirasakan seperti diremas-

remas

R: Nyeri terasa di abdomen bagian

bawah

S: Skala nyeri 5

T: Nyeri hilang timbul

S: -

O: Obat masuk & agak tenang

S: Pasien mengatakan masih terasa

nyeri namun sekarang sedikit

berkurang

O: TD = 150 / 100 mmHg

N = 80 x/menit

t = 370 C

RR = 20x/menit

Page 19: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-indartinin-5449-3-babiii.pdfMenarche umur 11 tahun, lamanya 7 hari dengan siklus 28 hari, haid

81

II

4. Mengubah posisi yang

nyaman pada pasien,

mengajarkan teknik

nafas dalam

1. Mengkaji personal

hyiene klien

2. Membantu personal

hygiene klien (sibin)

S: -

O: Pasien mencoba melakukan,

tampak lebih rileks

S: Klien mengatakan belum mandi

dan belum berani mandi sendiri

O: Klien nampak bau dan kotor

S: Pasien mengatakan sekarang lebih

segar

O: pasien tampak lebih segar, tidak

bau dan tampak bersih

I

II

Selasa,

6 April

2010

14.00

1. Mengkaji nyeri klien

2. Memonitor tanda-tanda

vital

1. Mengkaji personal

hygiene pasien

2. Membantu personal

hygiene pasien

S : Klien mengatakan nyeri masih

sdikit nyeri

O : klien terkadang kesakitan jika

mencoba duduk.

S : -

O : TD : 150/100mmHg, N : 86 x/

menit, S : 360C, RR : 20

X/menit

S : klien mengatakan belum mandi,

klien merasa tidak nyaman

O : Klien Nampak kotor dan bau

S : Klien mengatakan nyaman

setelah disibin dan segar

O : Klien tampak bersih dan segar

Page 20: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-indartinin-5449-3-babiii.pdfMenarche umur 11 tahun, lamanya 7 hari dengan siklus 28 hari, haid

82

III

3. Mengganti alat tenun

klien

1. Meletakkan bayi didekat

ibu pada tempat yang

sama (Rooming In)

2. Mengkaji putting susu &

reflek sucking bayi

3. Melakukan breast care

4. Mengajarkan tekhnik

menyusui dengan benar

serta tidak bau

S : Klien mengatakan spreinya

terkena darah

O : sprei nampak kusut dan tidak

tertata rapi, klien mencoba untuk

miring.

S : Pasien mengatakan senang

apabila bayinya mau menyusu &

tidak rewel

O : Pasien menyusui bayinya

S : Klien mengatakan bayinya

sering menyusu namun

keluarnya masih sedikit

O : Putting susu menonjol,

payudara nyeri saat ditekan &

kencang

S : Klien mengatakan lebih

nyaman, payudara tidak terasa

kencang tapi masih nyeri bila

ditekan

O : Payudara bengkak, kolostrum

keluar, klien tampak tenang

S : Klien mengatakan sudah

mengerti tentang teknik

menyusui & akan melakukan

O : -

Page 21: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-indartinin-5449-3-babiii.pdfMenarche umur 11 tahun, lamanya 7 hari dengan siklus 28 hari, haid

83

5. Memberi reinforcement

(+) atas usaha klien dan

menganjurkan pada klien

untuk menyusui secara

eksklusif.

6. Memberikan leaflet

tentang breast care &

teknik menyusui

S : Klien mengucapkan terima

kasih

O : -

S : Klien mengatkan senang diberi

leaflet.

O : klien Nampak menyusui anaknya

I

II

III

Rabu,

7 April

2010

07.00

1. Mengkaji keluhan nyeri

klien

1. Mengakaji personal

hygiene klien

1. Mengkaji keefektifan

laktasi klien

2. Motivasi klien untuk

menyusui anaknya

S : Pasien mengatakan masih

sedikit nyeri, namun klien

mampu melakukan aktifitas

secara mandiri.

O : Klien mencoba kekamar mandi

sendiri

S : Klien mengatakan sudah mandi

dikamar mandi

O : Klien Nampak bersih dan segar

S : Klien mengatakan ASI sudah

keluar namun tidak banyak

O : ASI keluar, Payudara tidak

bengkak ataupun kemerahan

S : Klien mengatakan ingin menyusui

anaknya secara eksklusif

O : Klien mencoba menyusui

anaknya

Page 22: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-indartinin-5449-3-babiii.pdfMenarche umur 11 tahun, lamanya 7 hari dengan siklus 28 hari, haid

84

IV

3. Memberikan

pendidikan kesehatan

tentang nutrisi ibu

menyusui

4. Mengukur tanda-tanda

vital

1. Melakukan ganti balut

dengan tekhnik aseptik

2. mengkaji kondisi luka

S : klien mengatakan akan mencoba

makan sayuran dan mencoba

makan yang mengandung protein

sesuai dengan yang disarankan.

O : klien mendengarkan materi

pendidikan kesehatan.

S : -

O : TD : 140/90 mmHg , S: 36,8

, N: 80 , RR:20

S : Klien mengatakan lebih nyaman

klien mengatakan hari ini akan

pulang

O : Balutan bersih dan sudah

diganti. Luka nampak bersih

tidak ada pus

F. Evaluasi

No.

DX

Hari /

tanggal Evaluasi TTD

I

II

Senin, 5

april 2010

17.00

17.15

S : Pasien mengatakan tidak nyeri skala nyeri 1, tapi marah

suka muncul sewaktu-waktu

O : Klien tampak tenang

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi “anjurkan untuk melakukan

teknik relaksasi dan distraksi”

S : Klien mengatakan lebih segar

O : Pasien tampak segar, tampak bersih, tidak bau

Page 23: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-indartinin-5449-3-babiii.pdfMenarche umur 11 tahun, lamanya 7 hari dengan siklus 28 hari, haid

85

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi “motivasi klien untuk memenuhi

kebutuhan dasarnya secara mandiri”

I

II

Selasa . 6

april 2010

15.00

18.00

S : Klien mengatakan tidak sakit lagi

O : klien Nampak tenang

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi “ motivasi untuk melakukan

aktifitas sesuai kemampuan”

S : Klien mengatakan akan mencoba mandi sendiri

O : Pasien tampak segar, baluan tampak bersih,

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi ”anjurkan klien untuk berhati-

hati setiap melakukan tindakan”

III

IV

Rabu, 7

april 2010

10.00

13.10

S : Klien mengatakan ASI msih belum keluar banyak, klien

mengatkan sekarang sudah tahu bagaimana cara

menyusui yang benar dan manfaat ASI

O : Payudara sudah tidak bengkak dan sakit mulai berkurang,

Klien menyusui anaknya dengan benar, leaflet telah

diberikan

A : masalah teratasi sebagian

P : motivasi klien untuk melakukan ASI eksklusif.

S : Klien mengatakan sekarang lebih nyaman dan klien

mengatakan hari ini ingin pulang

O : balutan bersih dan sudah diganti, luka tidak terdapat pus.

A : masalah teratasi

P : anjurkan klien untuk menjaga luka insisi, menganjurkan

agar tidak melakukan aktifitas yang terlalu berat seperti

mencuci dan pekerjaan rumah lainnya.