bab iii tinjauan kasusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-leniekayul...penghitungan...
TRANSCRIPT
32
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan 2 kali, pre operasi tanggal 10 mei 2011 jam 20.05 WIB
dan post operasi tanggal 12 Mei 2011 jam 16.35 WIB.
1) Biodata
a. Identitas pasien
Nama: Tn. K, umur: 42 tahun, jenis kelamin: laki-laki, agama: islam,
suku bangsa: Jawa, Indonesia, status perkawinan: kawin, pendidikan:
SMA, pekerjaan: karyawan pabrik, alamat: Simongan Semarang,
tanggal masuk 6 Mei 2011, nomor register 15.84.68, diagnosa medis:
Apendisitis Akut.
b. Penanggung jawab
Nama: Ny.G, umur: 39 tahun, jenis kelamin: perempuan, agama:
islam, pekerjaan: ibu rumah tangga, pendidikan: SMP, hubungan
dengan klien: istri.
2) Riwayat Kesehatan Klien
a. Keluhan utama
33
Pre operasi adalah nyeri pada perut kanan bawah. Dan post operasi
adalah nyeri pada luka setelah operasi.
b. Riwayat penyakit sekarang
Kurang lebih 1 minggu klien merasakan nyeri pada perut kanan
bawah, mual, muntah, demam. Sebelumnya klien periksa ke dokter
jamsostek yang ada di pabrik tempat klien kerja, tapi keluhan masih di
rasakan. Kemudian keluarga klien membawa klien ke RSUD Tugurejo
Semarang.
c. Riwayat penyakit dahulu
Klien baru pertama kali di rawat di rumah sakit, klien tidak memiliki
riwayat sakit hipertensi/ DM / jantung/ asma. Dalam kelurga klien
tidak ada yang sakit apendisitis seperti klien. Hanya saja dalam
keluarga ada yang mengalami DM yaitu ayah klien.
3) Pengkajian Pola Kesehatan Fungsional
a. Pola Persepsi dan Pemeliharaan
Klien mengatakan bahwa kesehatan itu penting, bila sakit klien akan
berobat ke dokter jamsostek di pabriknya atau dokter praktik. Klien
mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit maka segera dibawa
ke pelayanan kesehatan. Klien mengetahui kalau sakit usus buntu.
34
Tapi klien tidak mengetahui penyebab, komplikasi, prosedur
tindakan, dan pengelolaan dari penyakit usus buntu. Sebelum sakit
klien tidak pernah mengkonsumsi jamu pegal linu, dan minum kopi.
Selama dirawat klien mematuhi program pengobatan.
b. Pola Nutrisi dan Metabolik
Sebelum sakit klien biasanya makan 3-4x dalam sehari. Klien makan
nasi, lauk dan kadang sayur. Klien tidak begitu menyukai sayur. Klien
lebih suka makan-makanan yang tanpa sayur dan tidak berkuah. Klien
sering mengunyah tidak sampai lembut, kurang lebih di kunyah 14x.
Klien jarang makan buah. Klien biasanya minum air putih kurang
lebih 2 liter setiap harinya. Saat dirawat di Rumah Sakit, Pre Operasi:
klien makan 3x sehari porsi makan dari Rumah sakit 1 porsi
dihabiskan terdiri dari nasi, lauk, dan sayur. Sehari klien minum
kurang lebih 1500 cc, klien minum air putih. klien terpasang infus
ringer laktat 20 tetes per menit. Pengkajian nutrisi:
A: TB:180 cm, BB: 57 kg, Lila 33 cm, IMT= 22,8(normal 20- 25)
B: Hb: 15,2 g/dl, Albumin: 3,9 g/dl
C: Turgor baik, mukosa bibir lembab, klien tidak mual dan muntah.
35
D: Klien mendapatkan diit nasi
Sedangkan Post Operasi: Klien mendapatkan 1 porsi bubur halus, tapi
tidak di makan karena 3 jam post operasi, klien mual dan muntah.
Klien muntah lebih dari 5x. Setiap kali muntah kurang lebih 30 cc.
Diit dari rumah sakit tidak di makan. Klien mengatakan haus, tapi
kalau mau minum rasanya ingin muntah. Klien terpasang infus ringer
laktat 20 tetes per menit dalam 24 jam kurang lebih 1440 cc (dalam 7
jam 420 ml). Pengkajian nutrisi:
A: TB:180 cm, BB: 57 kg, Lila 33 cm, IMT: 22,8(normal 20- 25)
B: tidak di lakukan pemeriksaan ulang setelah operasi.
C: Turgor baik, mukosa bibir kering, klien mual dan muntah.
D: Klien mendapatkan diit bubur halus
Penghitungan balance cairan:
Input:
- Infus: 420cc
- Injeksi: - Cefazolin 1 g = 5cc
- Ketorolac 30 mg/ml = 1cc
- Aspil 1 g = 5cc
36
- Gentamicin 80 mg/2ml = 2cc
Jumlah intake = 433cc
Output:
- Muntah = 150cc
- Urine = 250cc
- IWL = 249,3cc
jumlah output = 649,3cc
Balance cairan = intake – output
= - 216,3cc
c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit, klien BAB 1x sehari dan kadang 2-3 hari sekali.
konsistensi lembek, kadang keras, warna kuning, bau khas. BAK klien
5-6x sehari, warna kuning jernih, bau khas. Pre operasi klien BAB 1x
sehari, BAK 4-5x sehari. Post operasi hari ke-1 klien belum BAB,
37
klien terpasang kateter, 5 jam post operasi BAK klien 250 cc ,warna
kuning pekat.
d. Pola Aktivitas dan Latihan
Biasanya klien berolah raga lari-lari atau bersepeda seminggu sekali.
Aktivitas klien setiap hari adalah sebagai karyawan pabrik kayu lapis.
Pre operasi klien melakukan aktivitas seperti makan, ganti pakaian,
eliminasi ke kamar mandi dilakukan sendiri. Post operasi, kebutuhan
klien seperti ganti pakaian, makan, membersihkan diri di bantu oleh
keluarganya, karena jika buat bergerak terasa sakit pada luka post
operasi. Skala aktivitas: 2 (skala 0-5).
e. Pola Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit biasanya klien tidur jam 1 malam dan bangun jam 5
pagi. Tidak ada kebiasaan pengantar tidur. Selama di rawat di Rumah
Sakit klien lebih sering tidur, dengan pola tidur 2-3 jam terbangun.
f. Pola Persepsi Sensori dan Kognitif
Klien tidak memiliki masalah dalam penglihatan, pendengaran,
penciuman, perabaan, maupun pengecapan. Klien dapat berinteraksi
dengan perawat maupun orang lain dengan baik. Saat dikaji, pre
operasi klien mengatakan nyeri di bagian perutnya, P: nyeri dirasakan
38
ketika klien berjalan atau duduk tegak, untuk mengurangi klien
tiduran, Q: terasa seperti ditonjok-tonjok, R: Nyeri yang klien rasakan
adalah di bagian perut kanan bawah, S: skala nyeri 7, T: nyeri
dirasakan biasanya sore hari dan kadang sampai pagi masih terasa
nyeri. Klien terlihat sering meringis menahan sakit sambil menekan
perutnya.
Sedangkan Post Operasi: klien mengatakan nyeri pada luka post
operasi. Pengkjian nyeri, P: Nyeri bertambah jika klien menggerakkan
anggota tubuhnya terutama kaki, untuk menguranginya klien
meminimalkan untuk tidak bergerak dan tidur dengan posisi kepala
lebih tinggi. Q: nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk. R: nyeri pada perut
post operasi menjalar sampai ke semua permukaan perut. S: skala
nyeri 7, T: nyeri dirasakan terus menerus.
g. Pola Hubungan dengan Orang Lain
Kemampuan klien dalam berkomunikasi baik, dalam berbicara jelas,
relevan dan mampu di mengerti. Klien kooperatif dan aktif terlibat
dalam program pengobatan yang dilakukan oleh perawat dan tenaga
medis. Klien ramah dengan semua pasien. Tidak ada hambatan dalam
melakukan interaksi.
39
h. Pola Reproduksi dan Seksual
Klien memahami kewajibannya sebagai seorang suami, sebelum sakit
tidak ada gangguan dalam seksualitas. Klien mempunyai 3 orang anak.
i. Pola Persepsi Diri dan Konsep Diri
Klien ingin segera sembuh dan bisa beraktivitas seperti biasanya.
Klien mengatakan perasaannya merasa gelisah karena akan menjalani
operasi. Klien khawatir jika terjadi kegagalan dalam operasi, sehingga
tidak bisa beraktivitas seperti biasanya. Dan peran sebagai seorang
ayah dan suami tidak bisa di penuhi. Saya nilai tingkat kecemasan
saya pada angka 4 ( skala 0-5). Klien tidak malu menderita penyakit
seperti ini. Klien merasa senang karena rekan-rekan kerja dan tetangga
banyak yang menjenguk.
j. Pola Mekanisme Koping
Dalam mengambil keputusan klien melibatkan istri dan juga anak-
anaknya. Jika ada masalah, klien terkadang berdiskusi dengan
keluarga terdekat untuk meminta pendapat. Klien selalu berdoa untuk
kesembuhannya dan berusaha untuk tetap tenang dalam menghadapi
kondisi kesehatannya saat ini.
k. Pola Nilai Kepercayaan/ Keyakinan
40
Klien beragama Islam, sumber kekuatannya adalah Allah SWT dan
keluarganya. Sebelum sakit, klien biasanya shalat 5 waktu dalam
sehari. Selama sakit, klien tidak menjalankan shalat. Klien hanya
sering berdzikir dan berdoa memohon kesembuhannya.
4) Pemeriksaan fisik
a. Penampilan/ keadaan umum
Pre operasi : Klien lemah, kesakitan, gelisah.
Post operasi : Klien meringis kesakitan, lemah.
b. Tingkat kesadaran
Composmentis
c. Tanda-tanda vital
Pre operasi : TD: 130/90 mmHg, N: 104x/ menit, RR: 24x/ menit ,
S: 36,80 C.
Post operasi : TD: 130/90 mmHg, N: 88x/ menit, RR: 20x/ menit, S:
37,00 C
d. Pengukuran antropometri
BB 57 kg, TB 180 cm, Lila 33cm.
41
e. Kepala: bentuk mesochepal, tidak ada luka.
1) Rambut : Warna hitam, kuat, jenis ikal, bersih dan tebal.
2) Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
penglihatan baik, tidak memakai alat bantu, tidak ada
sekret.
3) Hidung : Bersih, tidak ada sekret, tidak memakai O2.
4) Telinga : Bersih, tidak ada sekret, tidak memakai alat bantu
dengar.
5) Mulut :
Pre opersai: Mukosa bibir lembab, warna bibir merah kehitaman,
gigi bersih, keadaan mukosa lembab.
Post operasi: Warna bibir merah kehitaman, keadaan mukosa
kering.
f. Leher dan tenggorok : Posisi trakea simetris, tidak terdapat luka,
tidak ada benjolan pada leher, tidak ada nyeri telan, tidak ada
pembesaran vena jugularis.
42
g. Dada dan thorak : Bentuk dada simetris, pergerakan sama, tidak
ada luka, tidak menggunakan otot bantu pernafasan.
h. Paru-paru :
I : Simetris, tidak ada kelainan
Pe : Sonor di seluruh lapang paru
Pa : Vokal fremitus kanan dan kiri sama
Aus : Vesikuler, tidak ada suara tambahan
i. Jantung :
I : Tidak terlihat ictus cordis
Pe : Pekak
Pa : Ictus cordis teraba di SIC V
Aus : Bunyi jantung I, II vesikuler
j. Abdomen:
Pre Operasi:
I : Datar, Tidak terdapat luka
Aus : Peristaltik usus 4x/ menit
43
Pe : Tympani
Pa :Nyeri tekan pada perut kanan bawah
Post Operasi:( hari ke-0 )
I : Terdapat luka post operasi di abdomen kuadran kanan
bawah, posisi jahitan horizontal, panjang luka ± 8 cm.
Aus : Peristaltik usus 16 x/menit
Pe : Tympani
Pa : Nyeri pada luka post operasi
k. Genetalia :
Pre operasi : Tidak terdapat luka, tidak terpasang kateter, bersih.
Post operasi : Tidak terdapat luka, terpasang kateter.
l. Ekstremitas :
Ekstremitas atas: tidak terdapat luka, tidak terjadi edema, tidak
sianosis, kuku bersih, warna putih bening, capillary refill < 3 detik,
terpasang infus di sebelah tangan kiri yaitu RL 20 tetes per menit.
Ekstremitas bawah: tidak terdapat luka, tidak terjadi edema, tidak
sianosis, kuku bersih, warna putih bening.
44
m. Kulit : Kulit tampak bersih, warna sawo matang, turgor baik.
5) Data Penunjang
a. Hasil pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan laborat (6 Mei 2011)
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
HematologiDarah rutin
LeukositEritrositHemoglobinHematokritTrombositDiff Count
EosinofilBasofilNetrofilLimfositMonosit
UrineUrine Rutin
WarnaKekeruhanKeasamanBerat Jenis
Urine KimiaProteinReduksi
Urine SedimenEpitelLeukositEritrositKristalBakteriSilinder
12,35,315,246,2237
0,40,174,814,310,4
KuningJernih
6,01,015
PositifNegatif
0 – 48 – 121 – 4
NegatifNegatifNegatif
[ 103/uL][ 106/uL]
g / dl%
[103/uL]
%%%%%
/lpb/lpb/lpb
3,8 – 10,64,4 – 5,9
13,2 – 17,340 – 52
150 – 440
2 – 40 – 1
50 – 7025 – 40
2 - 8
KuningJernih
4,8 – 7,41,015 – 1,025
NegatifNegatif
5 – 151 – 40 – 3
NegatifNegatifNegatif
45
2) Pemeriksaan radiologi (7 Mei 2011)
Hasil :Suspect Apendisitis
b. Diit
Pre operasi : Nasi
Post operasi : Bubur halus
c. Therapi
Tanggal: 11 mei 2011
1) Parenteral : RL 20 tetes/menit
2) Injeksi : - Cefazolin 2 x 1 g (intravena)
- Ketorolac 2 x 30 mg/ml (intravena)
Tanggal: 12 Mei 2011
Kimia KlinikGDSUreumCreatininSGOTSGPTKaliumNatriumAlbumin
7018,41,2017214,41393,9
mg/dlmg/dlmg/dlU/LU/L
mmol/Lmmol/L
g/dl
<12510,0 – 50,00,70 – 1,10
0 – 350 – 35
3,5 – 5,0135 – 1473,2 – 5,2
46
1) Parenteral : RL 20 tetes/menit
2) Injeksi : - Cefazolin 2 x 1 g (intravena)
- Ketorolac 2 x 30 mg/ml (intravena)
- Aspil 3 x 1 g (intravena)
- Gentamicin 3 x 80 mg/2ml (intravena)
3) Oral : Nutriflam 3 x 250 mg
B. Analisa Data
No.
Waktu Data Fokus Problem Etiolgi
1 10 Mei 201120.10 WIB
Pre operasi:DS:- Klien mengatakan nyeri
pada perut kanan bawah.- Pengkajian nyeri:
P: Nyeri di rasakan ketikaklien berjalan atau duduktegak, untuk menguranginyaklien tiduran.Q: terasa seperti ditonjok-tonjok.R: Nyeri yang klien rasakanadalah di bagian perut kananbawah.S: skala nyeri 7 (skala 0-10)T: nyeri dirasakan biasanyasore hari dan kadang sampaipagi masih terasa nyeri.
DO:- Klien tampak lemah- Klien tampak kesakitan
Nyeri akut Distensijaringan ususoleh inflamasi
47
2 10 Mei 201120.15 WIB
- nyeri tekan pada perut kananbawah.
- peristaltik usus 4 x/menit- Leukosit 12,3 x [ 103/uL]- Neutrofil 74,8 %- Urine kimia:
Protein: Positif- Urine sedimen:
Leukosit: 8 – 12 /lpb- TD: 130/90 mmHg, N: 104
x/mnt, RR: 24 x/mnt, S:36,80 C
DS:- klien tidak mengetahui
penyebab dan komplikasidari penyakit usus buntu
- Klien mengatakanperasaannya merasa gelisahkarena akan menjalanioperasi.
- Klien khawatir jika terjadikegagalan dalam operasi,sehingga tidak bisaberaktivitas seperti biasanya.
- Dan peran sebagai seorangayah dan suami tidak bisa dipenuhi.
- Saya nilai tingkat kecemasansaya pada angka 4 dari skala0-5.
DO:- Klien lemah- klien gelisah- TD: 130/90 mmHg, N:
104x/mnt, RR: 24x/mnt,S: 36,80C
Cemas Kurangpengetahuanpsosedur invasif
48
3 12 Mei 201116.45 WIB
Post Operasi:DS:
klien mengatakan nyeripada luka post operasi.
- Pengkjian nyeri:P: Nyeri bertambah jikaklien menggerakkan anggotatubuhnya terutama kaki,untuk menguranginya klienmeminimalkan untuk tidakbergerak dan tidur denganposisi kepala lebih tinggi.Q: nyeri terasa sepertiditusuk-tusuk.R: nyeri pada perut postoperasi menjalar sampai kesemua permukaan perut.S: skala nyeri 7, T: nyeridirasakan terus menerus
DO:- Klien meringis kesakitan- Klien tampak lemah- Pengkajian abdomen:
I : Terdapat luka postoperasi di abdomenkuadran kananbawah, posisi jahitanhorizontal, panjangluka ± 8 cm
Aus: Peristaltik usus 16x/menit
Pe : TympanyPa : Nyeri pada luka post
operasi
Nyeri Akut Adanya insisibedah
49
4 12 Mei 201118.20 WIB
DS:- Klien mengatakan mual dan
muntah.- Klien mengatakan haus, tapi
kalau mau minum rasanyaingin mumntah.
- Diit dari rumah sakit tidak dimakan.
DO:- Klien muntah lebih dari 5x.
Setiap kali muntah kuranglebih 30 cc. Klien terpasanginfus ringer laktat 20 tetesper menit dalam 24 jamkurang lebih 1440cc (dalam7 jam 420cc). BB 57kg,urine berwarna kuning pekat.
- Klien tampak lemah- Mukosa bibir kering- Turgor kulit baik.- TD: 130/90 mmHg, N: 88x/
menit, RR: 20x/ menit, S:37,00 IWL = 249,3cc
- Balance cairan = - 216,3cc
Kekuranganvolumecairan
Kehilanganvolume cairan
5 12 Mei 201118.30 WIB
DS:- kebutuhan klien seperti ganti
pakaian, makan,membersihkan diri di bantuoleh keluarganya, karenajika buat bergerak terasasakit pada luka post operasi.
- Skala aktivitas: 2DO:- Klien lemah- TD: 130/90 mmHg, N: 88x/
menit, RR: 20x/ menit, S:37,00 C
Intoleransiaktivitas
Nyeri postoperasi
50
C. Pathways Keperawatan Kasus
Hiperplasia folikel limfoid, fekalit, benda
asing, cacing, tumor, peradangan
Obstruksi lumen apendiks
Pembengkakan jaringan limfoid
Peningkatan tekanan intraluminal sehingga
menghambat saluran limfe yang mengeluarkan mukus
51
Edema dan ulserasi
Nyeri di kuadran kanan
Apendisitis akut
Apendiktomi
Luka post operasi Kurang pengetahuan
prosedur tidakan
Resiko perdarahan Insisi bedah Nyeri post operasi
Ketidakseimbangan
cairan tubuh
D. Diagnosa Keperawatan
Pre Operasi:
1. Nyeri akut berhubungan dengan distensi jaringan usus oleh inflamasi.
2. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan prosedur invasif.
Post Operasi:
3. Nyeri akut berhubungan dengan adanya insisi bedah.
4. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume
cairan.
Nyeri
akut
Kekurangan
volume cairan
Nyeri akut
Intoleransi
aktivitas
Cemas
52
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri post operasi.