bab iii spal

29
Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Kota Kediri BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN 3.1 Luas dan Batas Wilayah Administrasi Kota Kediri adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur , Indonesia dengan kepadatan penduduk mencapai 267.435 jiwa (tahun 2010) . Kota Kediri dengan luas wilayah 63,40 km 2 terbelah Sungai Brantas yang membujur dari selatan ke utara sepanjang 7 kilometer dan terletak antara 07°45'-07°55'LS dan 111°05'-112°3' BT. Struktur wilayah Kota Kediri terbelah menjadi 2 bagian oleh sungai Brantas, yaitu sebelah timur dan barat sungai.Wilayah dataran rendah terletak di bagian timur sungai, meliputi Kec.Kota dan Kec.Pesantren, sedangkan dataran tinggi terletak pada bagian barat sungai yaitu Kec.Mojoroto yang mana di bagian barat sungai ini merupakan lahan kurang subur yang sebagian masuk kawasan lereng Gunung Klotok (472 m) dan Gunung Maskumambang (300 m). Secara administratif, Kota Kediri dibagi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Mojoroto (barat), Kecamatan Kota (Tengah) Kecamatan Pesantren (timur). Dan berada di tengah wilayah Kabupaten Kediri dengan batas wilayah sebagai berikut : Sebelah utara: Kecamatan Gampengrejo dan Kecamatan Banyakan Sebelah selatan: Kecamatan Kandat, kecamatan Ngadiluwih, dan Kec. Semen Indaru Meinika Adnin | 3310100101 3-1

Upload: indaru-meinika-adnin

Post on 28-Dec-2015

84 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab III Spal

Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Kota Kediri

BAB III

GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN

3.1 Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Kota Kediri adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia dengan kepadatan

penduduk mencapai 267.435 jiwa (tahun 2010). Kota Kediri dengan luas wilayah 63,40 km2

terbelah Sungai Brantasyang membujur dari selatan ke utara sepanjang 7 kilometer

dan terletak antara 07°45'-07°55'LS dan 111°05'-112°3' BT. 

Struktur wilayah Kota Kediri terbelah menjadi 2 bagian oleh sungai Brantas, yaitu

sebelah timur dan barat sungai.Wilayah dataran rendah terletak di bagian timur sungai,

meliputi Kec.Kota dan Kec.Pesantren, sedangkan dataran tinggi terletak pada bagian barat

sungai yaitu Kec.Mojoroto yang mana di bagian barat sungai ini merupakan lahan kurang

subur yang sebagian masuk kawasan lereng Gunung Klotok (472 m) dan Gunung

Maskumambang (300 m).

Secara administratif, Kota Kediri dibagi 3 kecamatan yaitu

Kecamatan Mojoroto (barat),

Kecamatan Kota (Tengah)

Kecamatan Pesantren (timur).

Dan berada di tengah wilayah Kabupaten Kediri dengan batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah utara: Kecamatan Gampengrejo dan Kecamatan Banyakan

Sebelah selatan: Kecamatan Kandat, kecamatan Ngadiluwih, dan Kec. Semen

Sebelah timur: Kecamatan Wates dan Kecamatan Gurah

Sebelah barat: Kecamatan Banyakan dan Kecamatan Semen

Di sini terdapat industri rokok domestik.Perusahaan rokok Gudang Garam yang

merupakan perusahaan rokok terbesar di Indonesia, sekitar 16.000 warga Kediri

menggantungkan hidupnya kepada perusahaan ini,selain itu Gudang Garam menyumbangkan

pajak dan cukai yang relatif besar terhadap pemkot Kediri.

Indaru Meinika Adnin | 33101001013-1

Page 2: Bab III Spal

Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Kota Kediri

Tabel 3.1 Luas Kelurahan di Kota Kediri

Kecamatan Nama Desa Luas (ha) Kecamatan Nama Desa Luas (ha)

  Pojok 3.212   Blabak 3.354

  Campurejo 1.054   Bawang 3.449

  Tamanan 1.079   Betet 1.691

  Banjarmlati 1.133   Tosaren 1.361

  Bandar Kidul 1.736   Banaran 0.974

Moj

orot

o Lirboyo 1.113  

Pes

antr

en Ngletih 1.237

Bandar Lor 1.386   Tempurejo 1.864

Mojoroto 2.429   Ketami 1.894

Sukorame 3.675   Pesantren 1.356

Bujel 1.826   Bangsal 1.029

  Ngampel 1.952   Burengan 1.283

  Gayam 1.319   Tinalan 0.926

  Mrican 1.418   Pakunden 1.024

  Dermo 0.819   Singonegaran 0.99

  Manisrenggo 1.764   Jamsaren 1.471

  Rejomulyo 1.67  Sumber : BPS Kota Kediri

  Ngronggo 2.585 Tahun 2010

  Kaliombo 0.958

  Kampungdalem 0.332

Kot

a

Setonopande 0.383

Ringinanom 0.05

Pakelan 0.214

Setonogedong 0.059

Kemasan 0.228

  Jagalan 0.043

  Banjaran 1.209

  Ngadirejo 1.47

  Dandangan 1.1

  Balowerti 0.83

  Pocanan 0.214

  Semampir 1.791

3.2 Keadaan Fisik Wilayah Perencanaan

Indaru Meinika Adnin | 33101001013-2

Page 3: Bab III Spal

Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Kota Kediri

3.2.1 Topografi

Kondisi Topografi Kota Kediri terletak pada ketinggian rata-rata 67 m diatas

permukaan laut, dengan tingkat kemiringan 0-40%.

Tabel 3.2 Kemiringan Tanah pada Kecamatan Mojoroto

Sumber : Badan Pertahanan Nasional Kota Kediri Tahun 2010

Tabel 3.3 Kemiringan Tanah pada Kecamatan Kota

Indaru Meinika Adnin | 33101001013-3

No Kelurahan

Kemiringan Tanah (Ha) Jumlah

0-2% 2-15% 15-40% >40%Luas (Ha)

1 Pojok 134.93 207.13 48.56 124.63 515.252 Campurejo 140.96     140.963 Tamanan 107.76     107.764 Banjarmlati 95.455     95.4555 Bandar Kidul 129.992     129.9926 Lirboyo 103.795     103.7957 Bandar Lor 111.35     111.358 Mojoroto 213     2139 Sukorame 226.003 81.62 77.66 44.94 430.22310 Bujel 159     15911 Ngampel 146.879     146.87512 Gayam 129.625     129.62513 Mrican 110.925     110.92514 Dermo 65.79     65.79

  Jumlah 1875.46 288.75 126.22 169.57 2460

Page 4: Bab III Spal

Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Kota Kediri

Sumber : Badan Pertahanan Nasional Kota Kediri Tahun 2010

Tabel 3.4 Kemiringan Tanah pada Kecamatan Pesantren

No Kelurahan

Kemiringan Tanah (Ha) Jumlah

0-2% 2-15% 15-40% >40%Luas (Ha)

1 Blabak 353.1       353.12 Bawang 357.4       357.43 Betet 178.2       178.24 Tosaren 142.4       142.45 Banaran 92.4       92.46 Ngletih 130.4       130.47 Tempurejo 196.3       196.38 Ketami 149.6       149.69 Pesantren 143       14310 Bangsal 135.2       135.211 Burengan 103       10312 Tinalan 92.6       92.613 Pakunden 102.4       102.414 Singonegaran 99       9915 Jamsaren 115       115

  Jumlah 2390       2390

3.2.2 Aspek Hidrologis

Indaru Meinika Adnin | 33101001013-4

No Kelurahan

Kemiringan Tanah (Ha) Jumlah

0-2% 2-15% 15-40% >40%Luas (Ha)

1 Manisrenggo 186.5       186.52 Rejomulyo 182       1823 Ngronggo 235       2354 Kaliombo 100.8       100.85 Kampungdalem 29.5       29.56 Setonopande 38.2       38.27 Ringinanom 4.5       4.58 Pakelan 19.4       19.49 Setonogedong 6       610 Kemasan 15.6       15.611 Jagalan 14.3       14.312 Banjaran 126       12613 Ngadirejo 152.3       152.314 Dandangan 113       11315 Balowerti 83       8316 Pocanan 19.2       19.217 Semampir 164.7       164.7

  Jumlah 1690       1490

Page 5: Bab III Spal

Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Kota Kediri

Kota Kediri dialiri oleh Sungai Brantas sebagai saluran primer.Kecamatan Mojoroto

memiliki banyak sumber mata air, yaitu 7 sumber dan yang memiliki debit paling besar

adalah sendang (0-60 liter/detik).Potensi ini bisa mendukung kebutuhan air bersih penduduk

sehari-hari seperti masak, cuci dan mandi. Kecamatan Pesantren memiliki 14 sumber mata air

dan yang memiliki debit paling besar adalah mata air Banteng (10 – 112 liter/detik). Potensi

ini sangat mendukung pemenuhan kebutuhan air bersih penduduk sehari-hari seperti

memasak, mencuci dan mandi.Di samping itu, sebagian wilayah perencanaan termasuk

kawasan pertanian subur dengan sistem irigasi teknis. Namun berkembangnya kawasan

terbangun menjadikan rawannya alih fungsi guna lahan dari sawah irigasi teknis menjadi

kawasan terbangun.

3.2.3 Klimatologi

Secara klimatologi, wilayah Kota Kediri merupakan daerah yang beriklim tropis

dengan suhu maksimum yaitu 280 C dan suhu minimum 240 C. Oleh karena itu, Kota Kediri

memiliki dua musim dalam satu tahun, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim

kemarau terjadi pada Bulan Oktober sampai dengan Bulan April sedangkan musim hujan

terjadi pada Bulan April sampai dengan Bulan Oktober.

3.2.4 Demografi

Kependudukan merupakan masalah yang paling penting dan mendasar dalam

perencanaan sistem penyediaan air minum. Dalam perencanaan sistem penyediaan air

minum, data mengenai jumlah penduduk dan pola kenaikan penduduk akan diperlukan untuk

menentukan metode proyeksi jumlah penduduk dimasa yang akan datang.Tingkat

pertumbuhan penduduk di tiap kelurahan di Kota Kediri sangat bervariasi, bahkan beberapa

kelurahan mempunyai tingkat pertumbuhan negatif (terjadi penurunan).Kepadatan penduduk

tiap kelurahan bervariasi. Di pusat kota seperti Kelurahan Mojoroto, Bandar Lor dan Lirboyo

mempunyai kepadatan penduduk tinggi. Sedangkan kelurahan lain, terutama di pinggiran

kota mempunyai kepadatan penduduk relatif rendah. Data mengenai jumlah penduduk

Kecamatan Mojoroto, Kota dan Pesantren dapat dilihat pada tabel 3.5 hingga tabel 3.7 di

bawah ini.

Tabel 3.5 Jumlah Penduduk Kec. Mojoroto

Indaru Meinika Adnin | 33101001013-5

Page 6: Bab III Spal

Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Kota Kediri

Kelurahan Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan

Pojok 5375 5194 10569Campurejo 3661 3685 7346Tamanan 2242 2064 4306

Banjarmlati 2972 2764 5736Bandar Kidul 5443 5301 10744

Lirboyo 5464 3429 8893Bandar Lor 5691 5943 11634Mojoroto 7229 7489 14718Sukorame 4269 4313 8582

Bujel 3602 3555 7157Ngampel 2982 2932 5914Gayam 2041 1928 3969Mrican 3073 3161 6234Dermo 2155 2200 4355Jumlah 56199 53958 110157

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencacatan Sipil Kota Kediri Tahun 2010

Tabel 3.6 Jumlah Penduduk Kec. Kota

Kelurahan Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan

Manisrenggo 1867 1824 3691Rejomulyo 2865 2755 5620Ngronggo 6620 6809 13429Kaliombo 3819 3820 7639

Kampungdalem 2120 2082 4202Setonopande 2934 3018 5952Ringinanom 710 727 1437

Pakelan 1435 1643 3078Setonogedong 577 557 1134

Kemasan 1003 1035 2038Jagalan 865 937 1802

Banjaran 4949 5044 9993Ngadirejo 5449 5598 11047

Dandangan 3514 3670 7184Balowerti 3847 3921 7768Pocanan 773 828 1601

Semampir 4349 4385 8734Jumlah 47696 48653 96349

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencacatan Sipil Kota Kediri Tahun 2010

Tabel 3.7 Jumlah Penduduk Kec. Pesantren

Indaru Meinika Adnin | 33101001013-6

Page 7: Bab III Spal

Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Kota Kediri

Kelurahan Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan

Blabak 3051 2948 5999Bawang 2828 2703 5531

Betet 2437 2475 4912Tosaren 4123 4068 8191Banaran 2301 2248 4549Ngletih 1048 1011 2059

Tempurejo 2334 2417 4751Ketami 1948 1908 3856

Pesantren 2787 2812 5599Bangsal 3096 3110 6206

Burengan 3639 3637 7276Tinalan 3286 3198 6484

Pakunden 2951 2918 5869Singonegaran 3599 3771 7370

Jamsaren 2953 2855 5808Jumlah 42381 42079 84460

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencacatan Sipil Kota Kediri Tahun 2010

3.2.5 Tata Guna Lahan

Penggunaan lahan di wilayah perencanaan dapat dibedakan menjadi perumahan, tanah

belum terbangun, perdagangan dan jasa, ruang terbuka hijau, makam, dan kawasan khusus

militer.

A. Perumahan

Kawasan perumahan terdapat hampir merata di seluruh wilayah Kota Kediri.Kawasan

perumahan tersebut terdiri dari klasifikasi berkepadatan tinggi, sedang dan rendah.Kawasan

perumahan berkepadatan tinggi berada di pusat, yaitu Kelurahan Bandar Lor, Mojoroto,

Mrican, Bandar Kidul dan Lirboyo.Kawasan ini berada di jalan utama, kecuali Mojoroto

sudah membentuk kelompok dengan pola grid.Kawasan perumahan diklasifikasikan menjadi

perumahan kepadatan rendah, sedang dan tinggi. Lebih lengkapnya akan dibahas tersendiri

pada subbab perumahan dan permukiman.

B. Lahan Belum Terbangun

Lahan belum terbangun di sini terbagi menjadi dua, yaitu lahan produktif dan lahan tidak

produktif. Tanah produktif berupa tanah sawah/pertanian menyebar, dan sebagian besar

terdapat di kelurahan Gayam, Bujel dan Banjarmlati. Lahan tidak produktif adalah lahan yang

tidak dimanfaatkan secara optimal karena faktor fisik (kesuburan) atau faktor

Indaru Meinika Adnin | 33101001013-7

Page 8: Bab III Spal

Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Kota Kediri

teknis.Berdasarkan data BPS tahun 2004, lahan sawah diklasifikasikan menjadi lahan yang

diupayakan dengan pengairan dan tidak berpengairan serta lahan yang sementara tidak

diupayakan. Lahan yang sementara tidak diupayakan sebesar 6,6% dari total luas wilayah.

C. Perdagangan dan Jasa

Kegiatan perdagangan dan jasa banyak tersebar di sekitar pemukiman penduduk. Diantaranya

adalah : toko, warung, bengkel, dan wartel. Luas penggunaan tanah untuk perdagangan dan

jasa cukup sulit untuk dipastikan, sebab selain lokasi yang tidak terintegrasi bangunannya

juga menjadi satu dengan perumahan penduduk.Kegiatan perdagangan yang utama terdapat

di Kelurahan Bandar Lor.

D. Ruang Terbuka Hijau dan Makam

Wilayah perencanaan memiliki ruang terbuka hijau berupa lapangan olahraga non permanen

yang berlokasi di beberapa kawasan perumahan formal dan nin formal. Lapangan olahraga

ini terdapat di Bandar Lor, Sukorame, Campurejo, Lirboyo, Tamanan dan Mojoroto.Makam

terdapat di seluruh wilayah kelurahan, kecuali Sukorame, Dermo, Tamanan, Bandar Kidul

dan Lirboyo. Kebutuhan lahan pemakaman kelurahan-kelurahan tersebut dimungkinkan

bergabung dengan kelurahan lain di sekitarnya.

E. Kawasan Khusus Militer

Kawasan khusus militer di wilayah perencanaan berupa asrama militer yang terletak di

Kelurahan Bujel di bawah kaki Gunung Klotok.

F. Pariwisata

Wilayah Kota Kediri dan sekitarnya diyakini cukup potensial akan obyek-obyek pariwisata

yang dapat dikembangkan sebagai sumber daerah. Hal ini karena adanya obyek wisata alam

yang cukup potensial seperti Pagora, Tirtoyoso, dan wisata anak lainnya.

Taman Wisata Tirtoyoso dan Pagora

Pengembangan taman wisata Tirtoyoso dan Pagora diarahkan untuk meningkatkan

kualitas kegiatan wisata dan prasarana sarana yang ada di dalamnya, di samping itu

juga peningkatan jaminan keamanan serta kebersihan lingkungan, sehingga kawasan

wisata tersebut memiliki jangkauan pelayanan lebih baik lagi dan membuat

pengunjung merasa betah serta tidak dirugikan. Taman wisata Tirtoyoso dan Pagora

yang saat ini sudah berjalan hendaknya dikembangkan menjadi taman hiburan rakyat

Indaru Meinika Adnin | 33101001013-8

Page 9: Bab III Spal

Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Kota Kediri

yang lebih lengkap, sehingga menarik perhatian masyarakat yang lebih luas.

Kelengkapan tersebut bisa dengan menambah sarana hiburan bagi anak-anak dan

remaja, atau bisa juga menambah tempat-tempat pameran dan pertunjukan kesenian

daerah.

Kawasan Wisata Industri

Pengembangan kawasan wisata industri di Kota Kediri ditentukan pada kegiatan-

kegiatan industri yang ada dan memungkinkan dijadikan sebagai lokasi kegiatan

wisata, seperti kawasan industri rokok Gudang Garam. Di mana pada kawasan

industri ini dilengkapi dengan jalur hijau dan taman-taman serta lapangan golf yang

selain berfungsi sebagai kawasan konservasi/hutan kota juga sebagai kegiatan rekreasi

untuk umum.

Selain itu wisata industri juga dikembangkan pada kegiatan home industry dan

komplek perdagangan tahu, makanan kecil berbahan baku tahu, kerajinan kulit dan

bambu, dll.

Kawasan Wisata Pusat Perbelanjaan

Untuk meningkatkan perekonomian sekaligus memberikan kenyamanan dalam

kegiatan berbelanja, sehingga pengunjung merasa lebih betah dan nyaman berada

dalam kawasan perbelanjaan.Saat ini di Kota Kediri telah berdiri beberapa pusat

perbelanjaan seperti Pasar Raya Sri Ratu, Plasa Golden, Plasa Dhoho dll.

Indaru Meinika Adnin | 33101001013-9

Page 10: Bab III Spal

Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Kota Kediri

Gambar 3.1 Peta Tata Guna Lahan Kota Kediri

Indaru Meinika Adnin | 3310100101 3-10

Page 11: Bab III Spal

Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Kota Kediri

3.2.6 Fasilitas Umum

Untuk fasilitas umum pada daerah pelayanan di Kota Kediri terbagi atas beberapa

macam fasilitas yang tersebar di setiap kelurahan.Fasilitas umum yang ada terdiri dari:

1. Fasilitas pendidikan, meliputi taman kanak-kanak, sekolah dasar dan madrasah

ibtidaiyah, sekolah menengah pertama dan sederajat lainnya, sekolah menengah

umum dan sederajat lainnya, pondok pesantren dan perguruan tinggi negeri. Lokasi

fasilitas pendidikan TK dan SD/sederajat menyebar hampir di seluruh wilayah

kelurahan. Untuk SMP dan SMU terkluster di wilayah Kelurahan Bandar Lor di

pertemuan ruas Jalan Veteran dengan Penanggungan .

2. Fasilitas kesehatan, meliputi rumah sakit dan Puskesmas. Fasilitas kesehatan ini

terdapat di hampir seluruh wilayah Kelurahan.

3. Fasilitas peribadatan meliputi masjid, mushola dan gereja. Masjid dan musholah

tersebar di seluruh wilayah kelurahan.Sedangkan Gereja terdapat di Kelurahan

Mrican, Gayam, Campurejo, Pojok dan Bandar Lor.Masjid dan mushola lebih banyak

karena penduduk sebagian besar beragama Islam.

4. Fasilitas pemerintahan meliputi kantor Dinas pemerintah, kantor Kecamatan dan

kantor Kelurahan. Fasilitas ini sebagian besar mengelompok di ruas Jl.Veteran, Jl.KH

Wahid Hasyim dan Jaksa Agung Suprapto.

Tabel 3.8 Jumlah Fasilitas Umum Kota Kediri

Jenis Fasilitas Jumlah  Lembaga Kursus 79  TK 151  SD/MI 156

Pendidikan SMP/MTs 42  SMA/MA 49  SLB 2  Pondok Pesantren 38  RS 14  RS Bersalin 8  Puskesmas 34

Kesehatan Klinik 24  Tabib/Sinshe 44  Masjid&Musholla 593  Gereja 43  Lainnya 2

Indaru Meinika Adnin | 33101001013-11

Page 12: Bab III Spal

Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Kota Kediri

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Kediri

3.3 Kriteria Perencanaan

Sistem penyaluran air limbah merupakan sarana untuk menyalurkan air limbah dari

berbagai sumber seperti rumah tangga, bangunan utama, bangunan komersial dan bangunan

industri yang disalurkan bersama-sama ke pengolahan air limbah yang terletak cukup jauh

dan aman dari pemukiman penduduk. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

merencanakan sistem penyaluran air limbah perencanaan perlu direncanakan dalam

perencanaan jaringan penyaluran air limbah, diantaranya

a. Jaringan induk mampu melayani seluruh daerah pelayanan.

b. Pengaliran air limbah harus kontinyu dalam waktu relatif singkat.

c. Keamanan saluran harus terjamin dan tidak mencemari lingkungan.

d. Besar saluran sesuai dengan kuantitas air limbah yang dihasilkan.

e. Pemilihan sistem yang ekonomis.

f. Saluran harus tertutup untuk mencegah kontaminasi.

Dalam perencanaan air limbah ini diperlukan adanya beberapa kriteria sebagai dasar

perencanaan.Kriteria ini perlu ditetapkan untuk mendapatkan suatu perencanaan yang tepat

dan terkondisi pada suatu daerah perencanaan yang direncanakan sampai 10 tahun mendatang

yang dimulai dari tahun 2011 sampai 2020.

3.3.1 Desain Pengaliran

Pada umumnya debit air limbah total terdiri dari tiga komponen pembentuknya yaitu :

a. Air limbah domestik

Air limbah domestik diketahui dengan menghitung kebutuhan air bersih

domestik.Pada perencanaan sistem penyaluran air limbah Kota Kediri, air limbah domestic

disalurkan melalui House Inlet (HI) dengan menganggap air bersih yang dikonsumsi

masyarakat sebesar 150 l/orang/hari.Dengan demikian kebutuhan air bersih domestic dihitung

sebagai berikut.

Q domestik = Pn x 150 l/orang/hari

Dimana :

Pn = Jumlah penduduk tahun proyeksi

b. Air limbah non domestic

Indaru Meinika Adnin | 33101001013-12

Page 13: Bab III Spal

Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Kota Kediri

Air limbah non dometik diketahui dari jumlah kebutuhan air bersih non domestik

daerah pelayanan.Pada perencanaan ini jumlah kebutuhan air bersih non domestik ditentukan

sebagai berikut.

Qnondomestik = Fn x Qfn

Dimana :

Fn = Jumlah fasilitas tahun proyeksi

Qfn= Kebutuhan air per jenis fasilitas (pada tabel 3.9).

Tabel 3.9 Konsumen Air Non Domestik

Kategori Kebutuhan Air

Umum

Tempat Ibadah 3.000 lt/unit/hari

Sekolah 4.000 lt/unit/hari

Fasilitas Kesehatan 10.000 lt/unit/hari

Pelabuhan 1.500 lt/unit/hari

Industri

Industri Besar 10.000 lt/unit/hari

Industri Kecil 2.500 lt/unit/hari

Komersial

Bioskop 2.000 lt/unit/hari

Hotel dan Objek wisata 10.000 lt/unit/hari

Perkantoran 4.500 lt/unit/hari

Pasar 2.000 lt/unit/hari

Sumber : Standar PPPKT

c. Infiltrasi

Infiltrasi perlu diperhatikan karena dalam penyaluran air limbah penyusupan air tanah

ke dalam saluran air limbah melalui sambungan-sambungan pipa atau melalui celah-celah

yang terbentuk akibat adanya retakan atau rusaknya pipa saluran. Dengan demikian akan

terjadi penambahan debit aliran air limbah.Dari sumber-sumber air limbah tersebut dibuat

suatu debit sebagai berikut :

a. Debit jam maksimum untuk air limbah domestik dan non domestik yang berada di

daerah pelayanan.

Indaru Meinika Adnin | 33101001013-13

Page 14: Bab III Spal

Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Kota Kediri

b. Debit infiltrasi puncak dalam area pelayanan.

3.3.2 Kecepatan Minimum Dan Kecepatan Maksimum

Kecepatan minimum untuk saluran primer maupun sekunder dalam perencanaan

sistem penyaluran air limbah ini adalah 0,6 m/detik. Kecepatan minimum ini didasarkan pada

kemampuan pengaliran saluran dalam memberikan daya pembilasan sendiri (self cleaning

velolcities) terhadap endapan-endapan.

Kecepatan minimum untuk inverted siphon dimana merupakan saluran air limbah

yang tertekan yang sulit untuk dilaksanakan pembersihan kecepatan minimum yang

digunakan adalah 0,9 m/detik.

Kecepatan maksimum dalam perencanaan sistem penyaluran air limbah ini didasarkan

pada kemampuan saluran terhadap adanya kemungkinan gerusan-gerusan yang terjadi oleh

aliran yang mengandung partikel kasar.

Agar tidak menimbulkan gerusan maka kecepatan maksimum yang diperbolehkan

adalah sekitar 2,5 - 3,0 m/detik. Meskipun harus diingat pula bahwa penggerusan bisa

disebabkan karena proses alam.

3.3.3 Penentuan Jenis dan Bentuk Saluran

Dalam pemilihan bentuk saluran yang digunakan, perlu diperhatikan kelebihan dari

bentuk saluran tersebut. Di antara bermacam-macam bentuk saluran yang ada bentuk saluran

yang digunakan dalam perencanaaan ini saluran berbentuk bulat karena debit air limbah yang

diolah konstan. Harga kekasaran Manning (n) untuk saluran berbentuk bulat adalah 0,015.

3.3.4 Debit Air Limbah

Debit air limbah merupakan suatu hal yang paling pokok dalam perencanaan sistem

limbah. Besarnya debit air limbah dihitung berdasarkan pemakaian air bersih untuk rumah

tangga, dan fasilitas-fasilitas lainnya seperti fasilitas sosial, komersial, institusional dan

industri. Selain itu harus diperhatikan pula penambahan kuantitas infiltrasi air tanah yang

masuk sepanjang saluran dan infiltrasi yang terjadi di daerah pelayanan.Debit air limbah

tersebut, meliputi :

a. Debit Air Limbah Rata-rata (Q ave)

Indaru Meinika Adnin | 33101001013-14

Qave = 80% x (Qd + Qnd)

Page 15: Bab III Spal

Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Kota Kediri

Dimana :

Qd= debit atau kebutuhan air domestik (m3/detik)

Qnd = debit atau kebutuhan air non domestik (m3/detik)

80% = angka persentase air limbah

Dalam hal ini, angka persentase air limbah yang diambil adalah sebesar 80%.

Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa tidak semua air bersih yang digunakan

nantinya akan menjadi air limbah, melainkan ada yang menguap, seperti keringat

dan menguapnya air dari tanaman, ada pula yang meresap ke dalam tanah saat

penyiraman tanaman dan lain sebagainya. Sehingga kehilangan air ini

diperkirakan sebesar 30% dan yang menjadi air limbah adalah sebesar 80%.

b. Debit Air Limbah Puncak (Qp)

Dimana :

Fp = faktor puncak (harga Fp diperoleh dari grafik “peaking factor for domestic

wastewater” yang terlampir).

Q peak = Debit air limbah maximum dalam waktu maximum yaitu 1 jam.

c. Debit Infiltrasi Puncak (Qp inf.)

Dimana :

Fp inf. = faktor peak infiltrasi (grafik terlampir)

A = luas daerah pelayanan (Ha)

Qp inf. = Q peak infiltrasi (m3/det)

d. Debit Puncak Total (Qp tot)

e. Debit full (Qf)

Indaru Meinika Adnin | 33101001013-15

Qpeak = Fp + Qave

Qp inf .= Fp inf .×A86400

Qp.tot = Qp + Q p

inf.

Qf =Qptot .Qp

Qf

Page 16: Bab III Spal

Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Kota Kediri

Dimana :

Qp/Qf = diperoleh dari grafik terlampir

f. Kecepatan

Dari hasil Qfditentukan slope pipa, kemudian didapat dimensi pipa dan

kecepatan yang memenuhi syarat minimum dari grafik nomograph untuk

persamaan Manning.

3.4 Tahap-tahap Perencanaan

Pada sistem penyaluran air limbahini, dilakukan beberapa tahapan perencanaan,yaitu:

a. Proyeksi penduduk dan fasilitas umum dalam tahun perencanaan ini dilakukan

sampai 25 tahun

b. Penentuan jumlah penduduk terlayani. Dalam perencanaan ini direncanakan

sebesar 60% dari jumlah keseluruhan penduduk. Hal ini didasarkan pada

pertimbangan bahwa tidak semua penduduk menyalurkan air limbahnya ke

saluran perencanaan kerena mereka menggunakan septic tank

c. Pembagian Blok Pelayanan

d. Perhitungan debit air limbah dimana dalam perencanaan ini dipakai sebesar 80 %

dari debit air bersih yang dikonsumsi.

e. Penentuan dimensi saluran yang disesuaikan dengan debit air limbah dan

kecepatan pengaliran

f. Penentuan bangunan pelengkap (manhole, siphon, dan lain-lain)

g. Perhitungan elevasi penanaman pipa, yang persyaratannya kurang dari 7 meter

h. Perhitungan Bill of Quantity yang merupakan penentuan jumlah peralatan dan

bahan-bahan yang diperlukan.

3.4.1 Penanaman Pipa

3.4.1.1 Kemiringan (Slope) Medan Saluran Untuk Penanaman Pipa

Untuk kondisi medan yang relatif datar, dibutuhkan penanaman jaringan pipa dengan

kemiringan minimal yang dapat memberikan kecepatan pengaliran dengan daya pembilasan

sendiri dengan nilai kekasaran Manning n = 0,015.

Indaru Meinika Adnin | 33101001013-16

Page 17: Bab III Spal

Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Kota Kediri

Besarnya slope medan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai

berikut :

Dimana : S = slope

h1 = elevasi muka tanah 1 (m)

h2 = elevasi muka tanah 2 (m)

d = panjang saluran (m)

3.4.1.2 Slope Saluran

Untuk kondisi medan yang relatif datar dibutuhkan penanaman pipa dengan

kemiringan yang dapat memberikan kecepatan pengaliran dengan daya pembilasan sendiri

(self cleaning) sehingga meminimalkan terjadinya endapan.

3.4.1.3 Kedalaman Penanaman Pipa

Penempatan saluran air limbah perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan keamanan

jaringan sistem penyaluran air limbah dan pengaruhnya terhadap jaringan pipa iar minum

yang telah ada maupun yang masih dalam taraf perencanaan. Kedalaman penanaman minimal

adalah 1 m dan kedalaman maksimal dalah 7 m. Jika penanaman pipa lebih dari 7 m maka

perlu dilakukan pemompaan..Angka kedalaman minimal dimaksudkan untuk mengurangi

kerusakan pipa akibat tekanan yang dari atas yang terlalu besar terhadap pipa.

Sedangkan kedalaman maksimal dimaksudkan untuk mempermudah perawatan

terhadap pipa dan mengurangi kerusakan pipa yang diakibatkan oleh faktor alam. Beberapa

hal yang perlu diperhatikan dalam penempatan saluran limbah diantaranya :

a. Pipa service dipasang di belakang rumah sedangkan pipa yang lain di pasang di

tepi jalan untuk kemungkinan apabila perlu dilakukan penggalian atau perbaikan.

b. Jika pada saat pemasangan, pipa air limbah bertemu dengan pipa jaringan air

minum maka saluran air buangn harus diletakkan di bawah pipa air minum

sedalam 0,5 m

3.4.1.4 Penentuan Elevasi Muka Tanah

Indaru Meinika Adnin | 33101001013-17

S=h1−h2

d

Page 18: Bab III Spal

Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Kota Kediri

Elevasi muka tanah dihitung berdasarkan interpolasi kontur yang ada. Kontur adalah

garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama. Persamaan yang

digunakan untuk menghitung elevasi muka tanah adalah :

Dimana :

Dx = Jarak titik yang dicari terhadap titik awal di peta atau Dx = Da + x (cm)

Da = Letak titik awal/titik acuan perhitungan

Tx = Ketinggian titik yang dicari (m)

Ta = Ketinggian titik awal atau titik acuan

Tr = Ketinggian titik akhir

Da-r = jarak antara titik awal dan akhir

3.4.1.5 Penggalian dan Pembuatan Dasar Pipa

Galian harus dibuat sedemikian rupa sehingga pipa dapat diletakkan pada lintasan ke

kedalaman yang dikehendaki. Penggalian hanya dilakukan sejauh pipa yang akan dipasang

seperti yang diijinkan. Galian harus dikeringkan dan dijaga selama pelaksanaan pekerjaan

sehingga pekerjaan tersebut manjadi aman dan efisien.

3.4.1.6 Lebar Galian

Lebar galian yang dibuat diusahakan cukup untuk pipa dengan sambungan yang

rapat.Timbunan harus ditempatkan dan dimampatkan seperti yang disyaratkan. Galian harus

dibuat dengan lebar ekstra untuk memudahkan proses pemasangan pipa, dan juga untuk

memasukkan penyangga-penyangga galian dan peralatan-peralatan pipa yang diperlukan,

dimana besarnya tergantung pada pipa yang akan ditanam.

3.4.1.7 Penggalian dan Pembuatan Dasar Pipa

Galian yang dibuat harus dengan kedalam yang dikehendaki dalam perancangan,

untuk membuat dasar pipa yang rata dan seragam pada tanah. Proses pemadatan dasar galian

sangat penting. Apabila tanah dasar galian tidak padat, maka dikhawatirkan pipa akan lebih

mudah bocor dan terjadi perubahan kemiringan.

Indaru Meinika Adnin | 33101001013-18

Dx=Da+[Tx−TaTr−Ta

xDa−r ]

Page 19: Bab III Spal

Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Kota Kediri

Penekanan pemadatan terutama pada bagian dasar sambungan pipa.Setiap bagian dari

dasar galian yang disyaratkan harus diganti dengan bahan yang disetujui apabila dengan

pengerasan dirasa tidak atau kurang memadai.

3.4.1.8 Penurunan Pipa ke Dalam Galian

Untuk mendapatkan kesamaan dan keberhasilan pekerjaan,maka haruslah digunakan

peralatan dan fasilitas yang disetujui. Pipa tidak boleh dijatuhkan ke dalam galian. Jika terjadi

kerusakan pada pipa, sambungan-sambungan, katup atau peralatan lain sewaktu

pengangkutan, maka harus dilaporkan untuk segera diadakan perbaikan.

3.4.1.9 Penimbunan Bahan-Bahan Galian

Semua bahan-bahan galian harus ditimbun sedemikian rupa sehingga tidak

mengganggu aktivitas di jalan, trotoar, dan lalu lintas yang ada.Bahan galian tidak boleh

merusak bangunan-bangunan perorangan.Bila perlu, tanah urugan timbunan diganti dengan

material yang lebih stabil.

Indaru Meinika Adnin | 33101001013-19