bab iii proses penciptaan a. implementasi teoritik (riset...

27
16 BAB III PROSES PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik (Riset Ide) Setiap orang perlu mengungkapkan atau mengekspresikan perasaannya, lewat beragam caranya masing-masing. Ekspresi sendiri merupakan sesuatu yang dikeluarkan. Salah satu cara untuk mengeluarkan perasaan kita adalah melalui seni, entah itu seni musik atau seni rupa. Karena seni adalah ungkapan perasaan seniman yang disampaikan kepada orang lain agar mereka dapat merasakan apa yang dirasakannya. Hal tersebut yang penulis coba lakukan untuk mengekspresikan perasaan melalui karya-karya Tugas Akhir. Penulis sangat gemar mendengarkan permainan biola dari komposer dan musisi hebat seperti Vivaldi, Bach, Handel, Pachelbel, Paganini, Mozart sampai Lindsey Stirling. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan penulis sejak kecil yang sangat suka melihat film kartun dengan backsound musik-musik klasik. Sejak saat itu penulis mulai tertarik dan menyukai musik klasik. Kebiasaan itu kemudian menjadikan penulis gemar mendengarkan musik-musik klasik, dan terobsesi untuk bisa memainkan alat-alat musik orkestra, terutama biola. Obsesi penulis terhadap biola tersebut memberi ide untuk mengangkat tema tersebut ke dalam karya seni lukis. Dalam karya-karya Tugas Akhir ini, biola dijadikan sebagai subject matter.

Upload: doanh

Post on 07-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

16

BAB III

PROSES PENCIPTAAN

A. Implementasi Teoritik (Riset Ide)

Setiap orang perlu mengungkapkan atau mengekspresikan

perasaannya, lewat beragam caranya masing-masing. Ekspresi sendiri

merupakan sesuatu yang dikeluarkan. Salah satu cara untuk mengeluarkan

perasaan kita adalah melalui seni, entah itu seni musik atau seni rupa.

Karena seni adalah ungkapan perasaan seniman yang disampaikan kepada

orang lain agar mereka dapat merasakan apa yang dirasakannya. Hal

tersebut yang penulis coba lakukan untuk mengekspresikan perasaan

melalui karya-karya Tugas Akhir.

Penulis sangat gemar mendengarkan permainan biola dari

komposer dan musisi hebat seperti Vivaldi, Bach, Handel, Pachelbel,

Paganini, Mozart sampai Lindsey Stirling. Hal tersebut dipengaruhi oleh

kebiasaan penulis sejak kecil yang sangat suka melihat film kartun dengan

backsound musik-musik klasik. Sejak saat itu penulis mulai tertarik dan

menyukai musik klasik. Kebiasaan itu kemudian menjadikan penulis

gemar mendengarkan musik-musik klasik, dan terobsesi untuk bisa

memainkan alat-alat musik orkestra, terutama biola. Obsesi penulis

terhadap biola tersebut memberi ide untuk mengangkat tema tersebut ke

dalam karya seni lukis. Dalam karya-karya Tugas Akhir ini, biola

dijadikan sebagai subject matter.

17

Biola merupakan alat musik empat dawai dari keluarga instrumen

gesek seperti biola alto, cello dan contrabass. Alasan kenapa dipilih

instrumen biola sebagai tema, karena keindahan suara dan bentuk biola.

Biola mempunyai keindahan suara yang tidak diragukan lagi. Bagi penulis,

biola bukan sekedar instrumen gesek dengan empat dawai. Biola adalah

media untuk meluapkan emosi di saat sedang sedih maupun senang.

Mendengarkan atau bermain biola dapat menghilangkan kekacauan dalam

hati dan pikiran. Penulis lebih menyukai musik-musik instrumen yang

dimainkan menggunakan biola daripada lagu-lagu berlirik.

Faktanya mendengarkan biola dapat mempengaruhi perasaan dan

pikiran kita. Karena musik klasik membantu meningkatkan konsentrasi,

menenangkan pikiran, meningkatkan kewaspadaan, dan mengurangi suara-

suara eksternal yang bisa mengalihkan perhatian kita. Suara biola dapat

mempengaruhi denyut jantung dan tekanan darah sesuai frekuensi, tempo

dan volumenya. Itulah alasan penulis selalu mendengarkan merdu suara

biola saat belajar, bersantai, menjelang tidur dan aktivitas lainnya.

Kreativitas sangatlah penting dalam berkarya, karena kreatif sangat

mahal harganya. Kreativitas merupakan gabungan dari gagasan lama ke

dalam bentuk baru, tetapi yang lama merupakan dasar dari yang baru.

Seperti anak yang menciptakan dunia impian dan menggunakan suasana

dan pengalaman dari kehidupan sehari-hari. Sama seperti pembuatan karya

Tugas Akhir ini, digunakan pengalaman penulis dalam kehidupan sehari-

hari. Karena seni baru lahir apabila perasaan berubah menjadi pengalaman.

18

B. Implementasi Rupa (Riset Bentuk)

Biola mengalami proses perubahan bentuk yang cukup panjang

sejak sekitar abad ke-10 Masehi. Dalam buku (Sejarah Kebudayaan Islam)

biola pertama berasal dari rebec yang telah digunakan oleh musisi islam.

Bentuk rebec sendiri sangat sederhana, seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 5. Rebec

Sumber: http://www.google.com/rebec

16 Mei 2016, pukul 10:15 WIB

Alat musik gesek mulai menyebar sampai daratan Eropa, ada

instrumen yang disebut dengan viol. Menurut (Miller, 2001) viol

dipergunakan pada abad ke-16 dan ke-17 (biola abad Renaissans). Viol

memiliki nada yang lebih halus dan lembut daripada biola. Instrumen

tersebut tidak terpakai lagi sejak kira-kira pertengahan abad ke-18. Bentuk

viol hampir menyerupai biola modern namun terlihat lebih sederhana dan

memiliki 6 dawai.

19

Gambar 6. Viol Gambar 7. Viol

Sumber: http://www.google.com/Viol

16 Mei 2016, pukul 10:18 WIB

Menurut (Lisbijanto, 2013) biola tertua yang memiliki empat senar

seperti biola modern dibuat oleh Andrea Amati pada tahun 1555. Pada

abad 18 terjadi loncatan sejarah dalam perkembangan biola, khususnya

pada perubahan panjang dan sudut leher biola, yang sangat berpengaruh

terhadap suara dan resonasinya. Bentuk biola modern karya Amati dan

Stradivarius seperti gambar di bawah ini.

Gambar 8. Violin Andrea Amati

Sumber: http://www.google.com/ Violin-Andrea-Amati 16 Mei 2016, pukul 10:20 WIB

20

Gambar 9. Violin Stradivarius

Sumber: http://www.google.com/Violin-Stradivarius

16 Mei 2016, pukul 10:21 WIB

Proses panjang telah dialami oleh biola modern hingga bentuknya

seperti sekarang ini. Perubahan bentuk biola dan lubang F (F-hole) sejak

abad ke-10 Masehi sampai abad ke-18 Masehi dapat kita amati pada

gambar di bawah ini.

Gambar 10. Lubang F-Hole dan perubahan bentuk biola

Sumber: http://www.google.com/Violin

16 Mei 2016, pukul 10:22 WIB

Dari perubahan-perubahan bentuk biola tersebut, penulis membuat

sketsa-sketsa biolanya sendiri. Penulis mengambil bentuk biola dan

dimasukkan ke dalam karya seni lukis. Bentuk biola dijadikan figur seperti

21

manusia yang bisa melakuan banyak hal. Biola dijadikan sebagai

personifikasi diri penulis yang diimajinasikan dari pengalamannya.

Bentuk biola diolah menjadi lebih elastis atau lentur, hal tersebut

agar lebih terlihat ekspresif dan artistik. Penulis lebih banyak

menggunakan garis-garis melengkung dalam karya-karyanya, sehingga

memberi kesan elastis pada objek yang dibuat. Dengan membuat subject

matter biola menggunakan garis-garis melengkung akan membedakan

karya biola penulis dengan karya-karya bertema biola lainnya. Bentuk

biola yang dibuat penulis dapat dilihat seperti pada sketsa-sketsa berikut.

Gambar 11. Sketsa Karya 1 Gambar 12. Sketsa Karya 2

(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)

Lewat karya Tugas Akhir dengan tema biola ini, penulis ingin

menyalurkan perasaan yang dialami kepada orang lain. Sebab pengalaman

setiap orang pasti berbeda dengan orang lain, inilah perbedaan isi karya

penulis dengan orang lain. Meskipun sama-sama mengangkat tema yang

sama tentang biola.

22

Selain membuat karya bertema biola di Tugas Akhir ini, penulis

juga pernah membuat karya lukis dengan tema yang sama pada studio

lukis semester-semester lalu. Karya-karya tersebut dapat dilihat pada

gambar berikut:

Gambar 13. Krya Studio Gambar 14. Karya Studio Gambar 15. Karya Studio

(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)

Karya-karya dari studio lukis 2-4 tersebut kebanyakan

menggunakan media cat minyak di atas kanvas. Tehnik yang digunakan

berbeda-beda, ada yang menggunakan sapuan halus, ada pula dengan

sapuan kasar. Besar kecilnya kuas yang digunakan juga mempengaruhi

efek dari setiap karya lukis. Selain menggunakan cat minyak, penulis juga

menggunakan cat akrilik di atas kanvas pada karya studio lukis tersebut.

1. Media

Alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan karya

Tugas Akhir ini antara lain: Kanvas, Cat akrilik, Air, Kuas, Palet, Vernis,

Wadah pencelup, Lap, Botol semprot, Sabun, Kertas sketsa, Pensil.

23

2. Proses

Gambar 16.

Proses Tugas Akhir

Proses dalam Tugas Akhir penulis seperti pada gambar di atas.

Sebelum pembuatan karya, penulis membuat proposal dan konsultasi

kepada pembimbing. Setelah melakukan revisi dan memasuki Bab III

Peoses Penciptaan, penulis mulai membuat karya. Lalu melakukan

konsultasi lagi, membuat karya sambil melalukan revisi proposal,

konsultasi lagi dan begitu seterusnya.

Sedangkan dalam proses pembuatan karya Tugas Akhir ini,

pertama-tama dibuat sketsa karya. Alat yang digunakan adalah pensil dan

kertas. Penulis mulai membuat garis dan bidang menggunakan pensil.

Sketsa yang dibuat bercerita tentang pengalaman-pengalaman penulis yang

digambaran dengan mengolah imajinasi. Gaya yang diambil lebih ke

ekspresif dan naif, dimana menggunakan garis-garis melengkung dan

Konsultasi

Pembimbing

Pembuatan

Karya

Konsultasi

Pembimbing

Pembuatan

Proposal

Tugas Akhir

24

bergelombang. Gaya naif seperti anak-anak dipengaruhi oleh kebiasaan

penulis sejak kecil yang suka melihat film kartun.

Setelah itu mulai disiapkan alat-alat dan bahan untuk melukis.

Mulai dicampur warna-warna yang dibutuhkan, lalu mulai dibuat sketsa

kasar pada kanvas menggunakan pensil. Setelah selesai, mulai melukis

dengan mewarnai background terlebih dahulu. Teknik yang dipakai dalam

karya-karya ini yaitu campuran antara teknik cat air, lelehan, sapuan halus

dan sapuan kasar.

Setelah semua background tertutup oleh cat, mulai diwarnai

subject matter dan objek-objek pendukung lainnya. Pewarnaan dimulai

dari warna yang cerah diikuti warna yang semakin gelap. Dalam

pewarnaan digunaan kuas yang berbeda-beda, tergantung bidang dan garis

yang akan dibuat. Setelah semua objek diwarnai, maka tahap berikutnya

adalah menyelesaikan detail lukisan. Seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 17. Proses detail lukisan

(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)

25

Setelah lukisan selesai, maka dilakukan finishing dengan diberi

lapisan vernis, dengan tujuan agar cat terikat secara kimiawi dengan

kanvas, dan melindunginya dari kerusakan. Dengan begitu warna lukisan

tidak pudar seiring berjalannya waktu. Apabila telah selesai melukis,

semua kuas, palet dan peralatan lainnya dibersihkan menggunakan air dan

sabun. Setelah semua selesai, maka tahap selanjutnya adalah penyajian

karya.

Proses pembuatan karya Tugas Akhir dapat dilihat pada gambar

di bawah ini :

Gambar 18.

Proses pembuatan karya.

3. Penyajian

Penyajian Karya tidak dibingkai dengan pigura, tetapi hanya sisi-

sisinya di cat dengan warna hitam. Karya-karya yang telah siap, nantinya

dipasang dengan cara digantung senar-senar pancing. Tinggi rendahnya

lukisan disesuaikan, agar pas dan enak dipandang.

Pembuatan

sketsa karya

pada kertas.

Dipersiapkan

alat dan

bahan.

Dibuat

sketsa kasar

pada kanvas.

Mencampur

warna yang

dibutuhkan.

Mulai melukis,

mewarnai

background.

Mewarnai

subject matter

& objek lain.

Finishing

detail lukisan.

Lukisan dilapisi

vernis.

Dispanram.

26

C. Deskripsi Karya

1) Karya I

Gambar 19.

Judul : Biola dan Cello

Ukuran : 80cm x 120cm

Media : Cat Akrilik di Atas Kanvas

(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)

Karya pertama yang berjudul “Biola dan Cello” tersebut

terinspirasi dari pengalaman pribadi penulis. Pada karya ini penulis

menjadikan biola sebagai personifikasi diri, sedangkan cello-cello

merupakan personifikasi orang-orang disekeliling penulis. Makna dari

karya tersebut, yaitu meskipun penulis berbeda dari orang-orang

disekeliling namun penulis juga ingin menghasilkan hal yang sama.

Penulis hanya ingin menyampaikan, bahwa kekurangan seseorang tidak

akan menghalangi orang tersebut untuk maju seperti yang lainnya. Penulis

27

ingin menyalurkan rasa sedihnya terhadap kekurangan yang dimiliki

melalui karya lukis tersebut. Karena penulis sering merasa berbeda dari

orang-orang disekelilingnya. Hal tersebut yang mengganggu perasaan

penulis, hingga pada akhirnya biola merubah cara pandang penulis. Biola

mengajarkan untuk tidak mudah putus asa. Biola masih bisa memainkan

lagu-lagu indah meskipun salah satu senar antara senar E, senar A, senar D,

atau senar G nya putus. Selain itu, bentuk biola juga sama indahnya

dengan cello, meski tidak memiliki kaki penyangga seperti cello.

Dalam karya tersebut penulis memilih warna ungu sedikit abu-abu

sebagai background langit dan awan. Warna ungu tersebut menyimbolkan

kesedihan dan kegundahan hati penulis dengan perbedaan-perbedaan pada

dirinya dan orang lain. Penulis mewarnai cello dengan warna oranye

berpadu dengan kuning, memberi kesan keceriaan pada hidup orang-orang

disekeliling penulis. Sedangkan biola diberi warna cokelat, untuk memberi

kesan lebih tenang atau kalem dan tidak begitu ceria seperti cello-cello.

Tanah atau bukit-bukit kecil diberi warna yang berbeda-beda, seperti

kehidupan dibumi yang penuh dengan aneka rasa. Seperti rasa sedih,

senang, bangga, putus asa, rindu, cinta dan lain sebagainya.

Digunakan garis-garis melengkung dalam menggambarkan subject

matter. Garis-garis melengkung ke samping dan melengkung ke bawah

memberikan kesan sedih, kedukaan, kelenturan dan lain-lain. Kepala biola

sengaja dibuat melengkung ke bawah, mengesankan rasa sedih.

28

2) Karya II

Gambar 20.

Judul : Rumah Pohon

Ukuran : 80cm x 120cm

Media : Cat Akrilik di Atas Kanvas

(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)

Karya kedua tersebut berjudul “Rumah Pohon”, dimana terinspirasi

dari pengalaman penulis dimasa kecil yang sangat ingin membuat rumah

pohon. Sejak kecil penulis dan salah seorang sepupu sangat suka memanjat

pohon dan berusaha membuat rumah pohon mereka sendiri. Akan tetapi

rumah pohon tersebut tidak pernah terbangun hingga si sepupu meninggal.

Setiap penulis melihat pohon besar dengan ranting yang kokoh,

mengingatkan penulis akan rumah pohon dan sepupunya. Hal itu membuat

penulis merasa sedih dan kesepian. Dari rasa sedih yang mengganggu hati

penulis itulah muncul ide untuk membuat karya tersebut.

29

Dalam karya ini biola dijadikan sebagai personifikasi diri penulis

yang sedang merasakan kesedihan karena kehilangan sepupu sekaligus

sahabat sejak kecilnya. Biola tersebut dibuat sedang sendirian bermain

ayuna di bawah rumah pohon, dimana menggambarkan kesepian dan

kerinduan pada diri penulis. Warna biru pada biola melambangkan

kegalauan yang dialami penulis. Rumah pohon selalu mengingatkan

penulis dengan sepupunya, oleh karena itu penulis menggambarkan

kenangan itu pada karya tersebut.

Background langit pada karya tersebut kuning cerah, yang

menggambarkan keindahan hari. Walaupun hari-hari selalu indah dan

cerah, namun tidak pada diri penulis yang diliputi rasa galau, kerinduan

dan kesedihan akan kenangan masa kecilnya. Warna tanah yang berada

tepat di bawah biola berwarna ungu, untuk menambah suasana sedih dan

galau dari penulis. Sedangkan yang dikejauhan berwarna oranye, dimana

hanya sekeliling penulis saja yang ikut perasakan kesedihan itu.

30

3) Karya III

Gambar 21.

Judul : Bersepeda di Kala Senja

Ukuran : 80cm x 120cm

Media : Cat Akrilik di Atas Kanvas

(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)

Karya ketiga berjudul “Bersepeda di Kala Senja”, dalam karya ini

terdapat dua biola yang sedang bersepeda bersama. Biola tersebut sebagai

personifikasi diri penulis dan sahabatnya. Makna dari karya ini adalah

kerinduan penulis akan kegemarannya dulu saat bersepeda bersama adik

ataupun sepupunya setiap sore. Akan tetapi hal itu tidak dapat dilakukan

lagi oleh diri penulis, karena keterbatasannya. Itulah yang mengganggu

hati dan pikiran penulis, rasa rindu akan kenangan-kenangan masa lalu

yang membuatnya sedih saat dikenang sekarang. Sebab itulah penulis

mengungkapan perasaannya melalui karya tersebut.

31

Pada karya tersebut background langit diberi warna oranye dengan

perpaduan warna putih, hal tersebut bertujuan untuk memberikan kesan

suasana sore hari yang cerah. Warna bukit-bukit dalam karya tersebut

berwarna-warni dan menggunakan warna cerah, melambangkan

kesenangan penulis akan bersepeda yang merupakan hobby di masa

lalunya. Namun, warna pohon-pohonnya abu-abu agak biru, sangat kontras

dengan langit oranye. Hal itu melambangkan kesedihan penulis, sebab

kesenangan dan hobbynya itu hanya menjadi masa lalu yang manis. Hari

ini dan seterusnya penulis tidak akan bisa bersepeda seperti itu lagi.

32

4) Karya IV

Gambar 22.

Judul : Keluarga Biola

Ukuran : 80cm x 120cm

Media : Cat Akrilik di Atas Kanvas

(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)

Karya keempat berjudul “Keluarga Biola”, dari judul tersebut

sudah jelas bahwa penulis menjadikan keluarga biola sebagai personifikasi

keluarganya. Kontrabass digambarkan seperti ayah penulis, lalu cello

sebagai ibu penulis, sedangkan biola alto adalah diri penulis, dan biola

sebagai adik penulis. Makna dari karya ini yaitu layaknya keluarga biola,

keluarga penulis pun saling melengkapi satu sama lain. Keluarga biola

akan menghasilan musik yang indah saat dimainkan bersama-sama. Sama

seperti sebuah keluarga, akan menjadikan sesuatu yang indah bagi

lingkungan jika bersama-sama dalam segala hal.

33

Dalam karya ini keluarga biola digambarkan dalam satu pohon.

Bahwa keluarga adalah sebuah kesatuan seperti pohon. Pohon terus

tumbuh dengan kerjasama dari tiap bagian organnya, mulai dari ujung akar

sampai pucuk daun. Begitu pula keluarga, selalu tumbuh dengan kerja

sama. Bakground langit oranye melambangkan semangat atau keceriaan

dalam keluarga. Kemudian simbol rumah berwarna kuning agak oranye

melambangan sebuah keluarga itu sendiri.

34

5) Karya V

Gambar 23.

Judul : Lelah

Ukuran : 80cm x 120cm

Media : Cat Akrilik di Atas Kanvas

(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)

Karya kelima ini berjudul “Lelah”, menggambarkan sebuah biola

yang sedang duduk bersandar pada sebuah kursi. Biola tersebut adalah

personifikasi diri penulis, dimana ada kalanya penulis merasa lelah. Entah

itu lelah dalam rutinitas sehari-hari ataupun lelah menjalani hidup yang

kelabu seperti warna background karya tersebut. Pada background kelabu

tersebut juga terdapat garis-garis birama dari lagu Canon in D. Instrumen

biola lagu tersebut yang sering penulis dengarkan saat merasa sedih, lelah,

rindu, galau dan sebagainya.

35

Alasan kenapa lagu Canon in D, karena notasi-notasinya yang

lembut kemudian semakin keras dan cepat, dapat menenagkan pikiran dan

memberikan efek semangat kepada pendengarnya. Warna biola dan kursi

tersebut cokelat agak oranye, agar terlihat jelas diatas background putih

keabu-abuan.

36

6) Karya VI

Gambar 24.

Judul : Mawar

Ukuran: 80cm x 120cm

Media : Cat Akrilik di Atas Kanvas

(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)

Karya keenam tersebut berjudul “Mawar”, karya ini

menggambarkan sebuah biola yang dikelilingi pohon-pohon mawar.

Makna karya tersebut terinspirasi dari pengalaman penulis tentang

perkataan seseorang. Bahwa seandainya kita menjadi seperti mawar, maka

kita tidak boleh berfikir bahwa mawar tersebut berduri. Kita harus berfikir

bahwa dibalik durinya, mawar tersebut harum dan bisa mengharumkan

sekelilingnya pula. Itulah yang memotivasi diri penulis, sehingga penulis

juga ingin menyampaikan motivasi tersebut melalui karya seni lukis.

Warna background merah muda untuk mnggambarkan kelembutan.

37

7) Karya VII

Gambar 25.

Judul : Menggesek Diri Sendiri

Ukuran : 80cm x 120cm

Media : Cat Akrilik di Atas Kanvas

(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)

Karya ketujuh tersebut berjudul “Menggesek Diri Sendiri”. Dalam

karya ini terdapat sebuah biola yag sedang berdiri sambil meggesek

tubuhnya sendiri. Sama seperti karya-karya sebelumnya, biola tersebut

adalah personifikasi diri penulis. Biola tersebut berwarna abu-abu agak ke

biru-biruan, melambangkan kesedihan atau kegalauan yang dialami oleh

penulis. Background langit berwarna merah menyala bercampur oranye

dan putih, memberikan kesan kemarahan.

Makna dari karya ini yaitu dari pengalaman penulis yang

merasakan kekecewaan dan kemarahan atas orang-orang yang tidak adil

kepadanya. Hal itu yang membuat penulis terinspirasi untuk membuat

karya ini. Disaat marah dan kecewa itulah penulis menyendiri dan

38

menghibur dirinya sendiri dengan bermain biola. Karena penulis merasa

semua orang tidak memahami perasaan yang dialami oleh penulis, jadi

penulis menyalurkan perasaanya lewat karya seni lukis ini.

Pohon-pohon yang terdapat dalam karya tersebut juga diberi warna

abu-abu, seolah mereka ikut merasakan kesedihan yang dialami oleh

penulis. Kemudian jalan yang dilalui oleh biola terdebut berbentuk piano,

dimana biola yang sedih tersebut berusaha menuju tempat yang lebih

membuatnya bahagia, seperti petikan senar piano yang berbunyi indah saat

ditekan tiap tombol hitam dan putihnya.

Dalam pembuatan karya ini, pertama-tama penulis membuat sket

dan memberi warna pada background lukisan. Setelah backround selesai,

dilanjutkan mewarnai detail-detail lukisan. Lalu finishing dengan memberi

vernis pada karya. Dalam karya ini penulis masih menggunakan cat akrilik,

karena cat tersebut mudah kering dibandingkan cat minyak.

39

8) Karya VIII

Gambar 26.

Judul : Terbang ke Kampus

Ukuran : 80cm x 120cm

Media : Cat Akrilik di Atas Kanvas

(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)

Karya ke delapan ini berjudul “Terbang ke Kampus”, dimana

menggambarkan pemandangan atap-atap rumah dengan cerahnya biru

langit. Ada sebuah biola yang sedang terbang melintasi rumah-rumah

tersebut. Karya ini menceritakan tentang pengalaman penulis yang setiap

hari harus bekerja keras untuk bisa sampai kampus. Dalam benaknya,

penulis sangat ingin bisa terbang. Agar dia tidak perlu menjatuhkan

keringat-keringatnya saat berjalan untuk pergi belajar. Penulis sangat

merasa sedih, dengan kekuranggannya dia harus bekerja keras untuk pergi

belajar. Sementara sepanjang perjalanan, dia melihat orang-orang dengan

40

mudah dan dengan enaknya untuk pergi ke kampus. Hal itu yang

mengganggu pikiran dan hati penulis. Seolah dunia memang tidak adil dan

hanya kesemuan semata.

Melalui karya-karyanyalah penulis bisa mengungkapkan segala

perasaanya. Rasa kecewa, sedih, marah, senang dan lain sebagainya.

Bahkan penulis juga bisa menuangkan harapan dan imajinasinya, seperti

harapan untuk bisa terbang.

Warna langit tersebut biru cerah, yang menggambarkan perasaa

bahagia si biola saat sedang terbang. Warna biola tersebut oranye

bercampur kuning, dimana memberikan kesan bahagia, ceria dan semangat

saat pergi terbang ke kampus. Sementara warna-warna background rumah

dan jalan dominan warna pastel, agar memberikan kesan lebih kalem dan

pengamat lebih fokus kepada biola debagai subject matter.

41

9) Karya IX

Gambar 27.

Judul : Tumbuh

Ukuran : 80cm x 120cm

Media : Cat Akrilik di Atas Kanvas

(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)

Karya ke sembilan ini berjudul “Tumbuh”, dalam karya ini terdapat

sebuah biola yang disinari cahaya rembulan. Biola tersebut memiliki akar

yang kokoh dan membunyai cabang kecil di atas kepalanya. Background

langit berwarna biru tua bercampur biru muda. Bulan besar menerangi di

belakangnya. Tanah abu-abu sebagai tempat tumbuhnya. Makna dari karya

ini menceritakan tentang pohon biola yang akan terus tumbuh, walau dia

sendirian di tanah yang gersang. Selalu ada bulan yang akan menerangi dia

dan kesendirian. Biola tersebut personifikasi diri penulis yang merasa

sendirian, namun akan tetap tumbuh karena ada pemberi sumber cahaya.

42

10) Karya X

Gambar 28.

Judul : Kesedihan

Ukuran : 80cm x 120cm

Media : Cat Akrilik di Atas Kanvas

(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)

Karya kesepuluh ini berjudul “Kesedihan”, dalam karya ini

terdapat sebuah biola kecil yang sedang duduk sendirian di ujung tebing.

Background langit disekeliling tebing tersebut biru, dengan banyak awan-

awan putih. Namun ada satu awan hitam yang menghujani biola tersebut.

Makna dari karya tersebut menggambarkan tentang kesedihan yang

dialami oleh penulis. Penulis selalu menyendiri saat merasa sedih, tidak

pernah menceritakan kesedihan itu bahkan kepada teman dekatnya.

Sehingga kesedihan itu menyiksa diri penulis sendiri. Seperti awan hitam

yang hanya menghujani biola kecil di ujung tebing. Lewat karya Tugas

Akhir inilah penulis menyalurkan perasaanya yang tidak bisa diceritakan

kepada siapa-siapa.