bab iii pembahasan...ketetapan mpr no. iv/mpr/1978 tentang gbhn yang menitik beratkan pada sector...
TRANSCRIPT
25
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tinjauan Umum Organisasi
3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Organisasi
Pada tanggal 1 Januari 1905 pemerintah Hindian Belanda mendirikan
Departemen Van Landbouw dengan tujuan untuk memajukan usaha pertanian rakyat.
Kemudian didirikan balai-balai penelitian dan dinas-dinas yang diberikan tugas
khusus untuk mengembangkan dan menerapkan berbagai IPTEK dibidang pertanian.
Mengingat keterkaitan yang erat antara pertanian dan perdagangan pada tahun 1911
Departemen Van Landbouw diubah namanya menjadi Departemen Landbouw,
Nijverheid en Handel (Departemen Pertanian Perindustrian dan Perdagangan) yang
berkedudukan di Bogor.
Pada masa ini didirikan beberapa lembaga pendidikan pertanian dimana
lulusanya bekerja sebagai tenaga teknis pada perkebunan besar, pertanian rakyat,
pengairan, perikanan, dan kehutanan. Pada tahun 1933 didirikan sekolah pertanian
menengah atas dimana lulusannya bekerja sebagai penyuluh pertanian, pemangku
hutan, pegawai perkreditan rakyat, asisten perkebunan besar, dan guru sekolah
pertanian. Pada bualan Maret 1933 pemerintah Hindian Belanda menerbitkan
peraturan tata niaga beras berupa kebijakan dan ketentuan menyeluruh mengenai
intervensi pemerintah dibidang perdagangan beras.
26
Pada tahun 1934 Departemen Van Landbouw, Nijverheid Handel diubah
menjadi Departemen Van Ekonomische Zaken, sedangkan pada masa 4243
pendudukan Jepang (1942-1945) namanya berubah menjadi Gunseikanbu Sangyobu
yang berperan dalam menangani urusan pertanian.
Setelah proklakmasi kemerdekaan dengan dibentuknya kabinet presidential
pada tanggal 2 September 1945. Urusan pertanian iserahkan kepada kementrian
kemakmuran, berdasarkan ketetapan pemerintah No. 10/SD/1945, mentri
kemakmuran sewaktu itu dipimpin oleh Ir. R.P. Surachman Tjokrosudirjo. Kemudian
pada tahun 1950 dicanagkan suatu kebijakan bahwa pertanian dalam arti luas
mencangkup bidang pertanian, perkebunan, perikanan, kehewanan, dan kehutanan
yang secara teknis biologis terkait erat dengan bahan sandang dan pangan sehingga
muncul gagasan untuk mewadahi bidang pertanian dalam suatu kementrian tersendiri
yaitu kementrian pertanian.
Pada tahun 1968, Kabinet Ampera yang baru terbentuk terdiri dari 5 mentri
utama dan 24 mentri Departemen. Diantaranya 6 departemen ekonomi yang terdiri
dari Departemen Perdagangan, Perhubungan, Keuangan, Maritim, Pertanian, dan
Perkebunan. Departemen Pertanian waktu saat itu dipimpin oleh Mayjen Sutjipto,
sedangkan Departemen Perkebunan dipimpin oleh Ir. P.G. Harjosudirjo. Pada tahun
1973-1978 mengingan peran penting Departemen Pertanian dalam pemenuhan
kebutuhan panagan penduduk Indonesia secara mandiri. Pemerintah kemudian
membentuk 2 lembaga baru, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian serta
Badan Pendidikan
27
Pada tahun 1978-1983 Departemen Pertanian dipimpin oleh Prof.Dr.
Sudarsono Hadisaputro sebagai mentri pertanian dengan tugas melaksanakan arahan
ketetapan MPR No. IV/MPR/1978 tentang GBHN yang menitik beratkan pada sector
pertanian menuju swasembada pangan dan peningkatan industri pengolahan bahan
baku menjadi barang jadi.
Pada tahun 1993-1998 dalam Pelita VI Departemen Pertanian melakukan
perubahan pendekatan program sektor pertanian melalui restrukturisasi program.
Ketetapan MPR No.II/MPR/1993 tentang GBHN menggariskan bahwa sasaran
bidang ekonomi untuk sektor pertanian adalah peningkatan diversivikasi, usaha dan
hasil pertanian untuk memperbesar pendapatan dan kesejahteraan masyarakat secara
lebih luas.
Pada tahun 2001-2004 Departemen Pertanian lebih fokus dalam program
pengembangan agribisnis. Program ini diarahkan untuk menciptakan peluang usaha
agribisnis hulu, on farm, agribisnis hilir, dan jasa-jasa pendukungnya. Program ini
berhasil meningkatkan produksi tanaman pangan yang mencatat faktor produksi
tertinggi sepanjang sejarah. Secara keseluruhan neraca perdagangan komoditi
pertanian meningkat secara konsisten ditandai dengan naiknya ekspor.
Pada tahun 2004-2009, dibawah pimpinan mentri pertanian oleh Dr.Ir, Anton
Apriyantono, MS Departemen Pertanian merumuskan konsep baru dalam
pembangunan pertanian yang diarahkan untuk meningkatkan pendapat dan
kesejahteraan petani, bukan semata-mata mengejar peningkatan produksi.
28
Visi dan Misi
Visi:
Pembangunan pertanian periode 2005-2009 adalah terwujudnya pertanian
tangguh untuk kemantapan ketahanan pangan peningkatan nilai tambah dan daya
saing produk pertanian serta meningkatkan kesejahteraan petani. Ciri-ciri petani
tangguh adalah sebagai berikut:
1. Petani merupakan landasan utamadalam pengambilan keputusan, memperkuat
intuisi, kebiasaan, atau tradisi.
2. Kemajuan teknologi merupakan instrumen utama dalam pemanfaatan sumberdaya.
3. Mekanisme pasar merupakan media utama dalam transaksi barang dan jasa.
4. Efisiensi dan produktivitas sebagai dasar utama dalam alokasi sumberdaya dan
karenanya membuat hemat dalam penggunaan sumberdaya.
5. Mutu dan keunggulan merupakan orientasi, wacana, sekaligus tujuan.
6. Profesionalisme merupakan karakter yang menonjol
7. Perekayasaan merupakan inti nilai tambah setiap produk sehingga yang dihasilkan
dapat memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dalam mutu,
jumlah, berat, volume, bentuk, warna, rasa, khasiat, dan sifat-sifat lainya dengan
ketepatan waktu.
Misi:
1. Mewujudkan birokrasi pertanian yang profesional dan memiliki intregritas moral
yang tinggi
2. Mendorong pembangunan pertanian menuju pertanian yang tangguh,
berdayasaing, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
29
3. Mewujudkan ketahan pangan melalui peningkatan produksi komuditi pertanian
dan penganekaragaman konsumsi pangan.
4. Mendorong peningkatan kontribusi sector pertanian terhadap perekonomian
nasional, melalui peningkatan PDB, ekspor, peningkatan lapangan kerja,
penanggulangan kemiskinan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
5. Memfasilitasi pelaku usaha melalui pengembangan teknologi, pembangunan
sarana, prasarana, pembiayaan, akses pasar dan kebijakan pendukung.
6. Memperjuangkan kepentingan dan perlidungan terhadap petani dan pertanian
Indonesia dalam sistem perdagangan internasional.
3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Pada umumnya, struktur organisasi
menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan
yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi, sehingga tugas dan
tanggung jawab masing-masing bagian atau divisi akan terselesaikan secara efektif
dan efesien. Berikut adalah susunan organisasi pada Biro Umum dan Pengadaan
Kementerian Pertanian:
30
Bagan Struktur Organisasi Biro Umum dan Pengadaan pada
Kementerian Pertanian, berikut ini:
Sumber: Sub Bagian Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian 2017
Gambar III.1
31
Struktur Organisasi Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian
Berdasarkan Bagian Struktur Tata Kerja Organisasi Biro Umum dan
Pengadaan Kementerian Pertanian, maka dapat dijelaskan kegiatan masing-masing,
sebagai berikut:
1. Bagian Kearsipan dan Tata Usaha
a. Melakukan pengelolaan arsip dan dokumentasi, serta penyiapan bahan
bimbingan kearsipan Kementerian Pertanian
b. Melakukan urusan penerimaan surat masuk dan surat keluar dan pelaksanaan
bimbingan ketatausahaan Kemeterian Pertanian.
c. Melakukan urusan tata usaha Sekretaris Jenderal dan Sraf Ahli, pelaksanaan
urusan tata usaha dan rumah tangga Biro Umum dan Pengadaan.
d. Melakukan urusan pelayanan tata usaha Menteri.
1) Sub Bagian Kearsipan melaksanakan 5 kegiatan yaitu:
a) Penyusun pedoman kearsipan
b) Penataan, Penyusutan, dan Pemeliharaan Arsip
c) Lomba Tertib Arsip
d) Seleksi Arsiparis Teladan
e) Pelaksanaan ElektronisasiKearsipan
2) Sub Bagian Persuratan melaksanakan 3 kegiatan yaitu:
a) Pengelolaan Persuratan
b) Pengadaan Bahan dan Dokumen Pimpinan
c) Pengelolaan Bahan Bimbingan Ketatausahaan.
32
3) Sub Bagian Karsipan Tata Usaha Sekretaris Jenderal, Staf Ahli dan Biro
melaksanakan 6 kegiatan yaitu:
a) Pengelolaan Ketatausahaan Sekretaris Jenderal
b) Pengelolaan Ketatausahaan Ahli
c) Pengelolaan Ketatausahaan Biro
d) Pengelolaan Barang Persediaan
e) Pembinaan Administrasi Pengelolaan Kepegawaian dan
f) Pengembangan Sumber Daya Manusia
g) Pelaksanaan Evaluasi dan Monitoring.
4) Sub Bagian Tata Usaha Menteri
Melaksanakan kegiatan pengelolaan Ketatausahaan Menteri yaitu
kegiatan Ketatausahaan Meteri terutama difokuskan pada penaganan alur
surat yang masuk ke Menteri Pertanian dan Sekretaris Menteri Pertanian
serta Tenaga Ahli Menteri Pertanian.
2. Bagian Rumah Tangga
a. Melakukan urusan pemeliharaan sarana dan prasarana Kantor Pusat, Rumah
Dinas Jabatan dan Wisma
b. Melakukan urusan keamanan dan ketertiban Kantor Pusat, Rumah Dinas
Jabatan Wisma, serta pengelolaan transportasi pegawai Sekretaris Jenderal
c. Melakukan urusan pelayanan rumah tangga pimpinan.
1) Sub Bagian Pemeliharaan melaksanakan 2 kegiatan yaitu:
a) Penyelenggaraan Pemeliharaan
b) Honor Pramubakti
33
2) Sub Bagian Keamanan dan Transportasi melaksanakan 3 kegiatan yaitu:
a) Operasioanal Kesekretariatan Kantor
b) Operasional Pengamanan Kantor
c) Operasional Perawatan Kendaraan
3) Sub Bagian Rumah Tangga Pimpinan melaksanakan 3 kegitan yaitu:
a) Penyelenggaraan Operasional Pimpinan
b) Kesekretariatan Rumah Tangga Menteri
c) Penyelenggaraan Sub bagian Rumah Tangga Pimpinan
3. Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa
a. Melakukan urusan pemberian pelayanan administrasi Pengadaan barang dan
jasa
b. Melakukan penyiapan pembinaan, perencanaan dan pemantauan pelaksanaan
pengadaan barang dan jasa.
1) Sub bagian Administrasi Pengadaan Barang dan Jasa, mempunyai
kegiatan melakukan pemberian pelayanan administrasi pengadaan barang
dan jasa.
2) Sub bagian perencanaan dan Pemantauan Barang dan Jasa, mempunyai
kegiatan melakukan penyiapan bahan pembinaan, perencanaan dan
pemantauan pelaksanaan pengadaan Barang dan Jasa antara lain seperti
Layanan Internal Organisasi.
34
4. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok jabatan fungsional arsiparis dan jabatan fungsional pengelolaan
pengadaan barang dan jasa mempunyai tugas dan fungsi, melakukan kegiatan
sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
3.1.3. Kegiatan Usaha Organisasi
Kegiatan usaha yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian Republik
Indonesia pada Biro Umum dan Pengadaan yang bergerak di bidang Sub Bagian
Kearsipan yaitu Unit Kearsipan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan
penyelenggaraan kearsipan. Unit Kearsipan menyelenggarakan fungsi pelaksanaan
pengelolan arsip dan dokumentasi, serta bimbingan kearsipan lingkup kementerian
pertanian.
3.2. Hasil Penelitian
3.2.1. Pelaksanaan Arsip Inaktif Elektronik Pada Sub Bagian Kearsipan Biro
Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian
1. Pelaksanaan Prosedur / Alur Pemindahan Arsip
Berdasarkan data yang diperoleh dari Sub Bagian Kearsipan Biro Umum dan
Pengadaan Kementerian Pertanian, bagan alur pemindahan arsip pada Unit
Kearsipan (UK) I ke Unit Kearsipan (UK) Pusat dapat dilihat, sebagai berikut:
35
Tabel III.1
Bagan Alur Pemindahan Arsip pada Unit Kearsipan (UK) I ke Unit Kearsipan
(UK) Pusat Unit Kearsipan I Unit Kearsipan Pusat
Sumber: Biro Umum dan Pengadaan Sub Bagian Kearsipan Kementerian Pertanian 2017
Ya
Tidak
Daftar ArsipPindah
Mulai
MenerimaArsip
Sesuai?
Memindahkan Arsip
Jadwal Retensi
Daftar Arsip Pindah
Berita Acara Pemindahan- Daftar Arsip Pindah
Menata Arsip Pindah
Memberikan label boks Arsip Pindah
Filing
SELESAIBerita Acara Pemindahan/Daftar Arsip
Filing
SELESAI
Mempersiapkan &meneliti Arsip Pindah
Memeriksa &mencocokkan Arsip
pindah dengan DaftarArsip
Membuat Daftar Arsippindah sesuai formatAplikasi sim Inaktif
Menyeleksi retensi &memilah Arsip Pindah
36
Berdasarkan tabel III.1, bagan alur pemindahan arsip pada Unit Kearsipan
(UK) I ke Unit Kearsipan (UK) pusat pada Sub Bagian Kearsipan Biro Umum dan
Pengadaan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Unit Kearsipan (UK) I
Pada Sub Bagian Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian
salah satu bagian Unit Kearsipan (UK) I adalah mempersiapkan peralatan yang
dibutuhkan untuk pemindahan arsip. Melalui proses meneliti retensi arsip yang
telah selesai jangka simpan aktif (lihat jadwal rentensi arsip) melakukan
pendaftaran arsip yang akan dipindahkan pada daftar arsip yang akan
dipindahkan. Menyeleksi arsip yang akan dipindahkan ke Pusat Arsip /Records
center Kementerian Pertanian setelah mencocokan antara daftar arsip yang
dipindahkan dengan arsipnya, menata folder ke dalam boks berdasarkan nomor
arsip, memberikan label pada boks dengan keterangan nama/kode, unit
pengelolaan/unit kerja, nomor boks, nomor arsip dan tahun penciptaan arsip, dan
meminta persetujuan pimpinan unit pengelolaan/unit kerja.
2. Unit Kearsipan Pusat
Unit kearsipan Pusat bertugas untuk memindahkan arsip inaktif dari unit
pengelolaan/unit kerja melalui staf atau petugas yang ditunjuk pimpinan unit
pengelolaan/unit kerja ke unit kearsipan disertai berita acara pemindahan arsip
dan daftar arsip dalam bentuk hardcopy dan softcopy masing-masing rangkap dua
melalui berita cara dan daftar arsip yang dipindahkan, rangkap ke satu untuk unit
Kearsipan Kementerian Pertanian sebagai bukti pemindahan arsip, rangkap ke
37
dua untuk Unit Pengelolaan/Unit Kerja sebagai penggati arsip yang telah
dipindahkan, dan pemindahan arsip dilakukan secara regular.
2. Penyimpanan Arsip Inaktif Elektronik Pada Sub Bagian Kearsipan Biro
Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian
Penyimpanan arsip elektronik pada Sub Bagian Kearsipan Biro Umum dan
Pengadaan Kementerian Pertanian dapat dilakukan setelah arsip yang akan di input
sudah melalui penyimpanan secara konvensional terlebih dahulu, maka akan di
jelaskan cara penyimpanan arsip konvesional.
a. Penyimpanan Arsip Inaktif Secara Konvensional
Arsip-arsip yang ada di Unit Kearsipan I ini merupakan arsip inaktif yang
berupa hasil penelitian seperti Surat Perjanjian Kontrak, Surat Masuk, Surat Keluar,
Surat Keputusan (SK), Surat Perintah Perjalan Dinas (SP2D), Surat Akuntansi
Instansi (SAI), mengenai Setoran Pajak, Laporan Keuangan, dan Surat Tanah yang
merupakan bukti transaksi suatu kegiatan di lingkup Sub Bagian Kearsipan Biro
Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian. Ada beberapa tahap yang dilakukan
dalam penyimpanan arsip inaktif sebagai berikut:
Sumber: Sub Bagian Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian 2017
Gambar III. 2
Tahap-tahap Mengelola Arsip Inaktif
Penerimaan
Penginputan Penataan
Pemilahan Klasifikasi
38
Berdasarkan bagan diatas tahapan penyimpanan arsip inaktif pada Sub Bagian
Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian dapat diketahui bahwa
penyimpanan arsip dimulai dari Penerimaan surat, Pemilahan surat, klasifikasi kode
dengan mengurutkan kode-kode sesuai dengan tahun, bulan, dan tanggal, penataan
dan setelah itu pengiputan data ke dalam SIM-Arsip. Dengan adanya tahapan
pengelolaan arsip tersebut. Dengan tahapan yang sudah ada tersebut dapat diterapkan
dan dipahami oleh arsiparis, agar dapat berjalan dengan semestinya dan efektif.
1. Penerimaan Arsip
Pada tahapan ini, arsiparis menerima arsip yang telah serahkan dari masing-
masing Sub Bagian Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian
Pertanian. Arsip yang diserahkan ke Unit Kearsipan (UK) I yaitu arsip yang
penggunaannya sudah mulai menurun akan tetapi terkadang masih diperlukan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa Unit Kearsipan (UK) I sebagai pengelola arsip
inaktif.
Penerimaan arsip melewati beberapa tahapan dengan menghubungkan arsiparis
yang berada di Unit Kearsipan (UK) II untuk menyerahkan arsipnya. Kemudian
sub bagian yang ingin menyerahkan arsipnya harus mengisi form permintaan
box. Permintaan box ini dilakukan agar arsip yang diterima oleh Unit Kearsipan
(UK) I tidak dalam bentuk karungan melainkan lusinan dalam satu lusin tersebut
terdiri dari 12 box.
Kemudian setelah itu sub bagian tersebut mengisi form berita acara serah terima
yang ditandatangani oleh Kepala Sub Bagian Kearsipan Biro Umum dan
Pengadaan sebagai pihak kedua. Kepala Sub Bagian Kearsipan Biro Umum dan
39
Pengadaan menjadi pihak kedua karena telah kita ketahui bahwa Unit Kearsipan
(UK) II Sub Bagian Tata Usaha Biro Organisasi dan Kepegawaian sebagai pihak
pertama. Berita acara serah terima ini dilampirkan sebagai bukti bahwa arsip
tersebut telah diserahkan kepada Unit Kearsipan (UK) I untuk dikelola. Setelah
penerimaan arsip, maka arsip tersebut sudah menjadi tanggung jawab arsiparis
yang berada di Unit Kearsipan (UK) I.
2. Pemilahan Arsip
Pada tahapan ini, hal yang dilakukan yaitu pemilahan arsip yang mengandung
informasi yang terdapat dalam arsip tersebut. Pemilahan arsip dilakukan ketika
bagian yang berada di Sub Bagian Tata Usaha Biro Organisasi dan Kepegawaian
Kementerian Pertanian menyerahkan arsipnya ke Unit Kearsipan (UK) I,
kemudian arsip di pilah-pilah dan disusun kembali sesuai dengan kode
klasifikasinya. Maka arsiparis akan melakukan pemilahan arsip tersebut.
3. Klasifikasi Arsip
Setelah melakukan pemilahan arsip, maka arsip tersebut diklasifikasikan sesuai
dengan kode yang sudah ditentukan. Kode klasifikasi arsip juga merupakan salah
satu sarana wajib atau sebagai pedoman untuk penataan arsip. Kode klasifikasi
arsip menggunakan kombinasi huruf dan angka. Huruf merupakan sebagai kode
dari subjek yang terdapat dalam suatu permasalahan, sedangkan angka sebagai
petunjuk inti permasalahan yang terdapat dalam arsip tersebut.
Kegunaan kode klasifikasi arsip untuk membedakan masalah yang satu dengan
masalah yang lainnya. Kegunaan kode klasifikasi merupakan sarana untuk
memberkaskan arsip dan menentukan letak penyimpanan, serta penemuan
40
kembali arsip. Akan tetapi untuk pola klasifikasi yang diterapkan di Unit
Kearsipan (UK) I Sub Bagian Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan
Kementerian Pertanian, kode tersebut tidak menerangkan letak penyimpanannya
tetapi hanya menunjukkan inti masalah yang terkandung didalam arsip tersebut.
Setelah disesuaikan dengan kode klasifikasinya, maka arsiparis membuatkan
stiker yang akan ditempelkan diluar box.
Setelah itu dibuatlah daftar pencarian arsip sementara agar mempermudah kerja
arsiparis dan sebagai daftar yang akan di input ke SIM-Arsip, agar yang sudah
diklasifikasikan tersebut dapat langsung disimpan ke dalam lemari Mobile File.
4. Penataan Arsip
Pada tahapan ini, penataan arsip dilakukan bertujuan untuk menyimpan dan
memelihara arsip agar tidak berantakan, penyimpanan arsip dilakukan setelah
diklasifikasikan dan membuat daftar pencarian arsip sementara, dimana
penyimpanan arsip ini harus melihat situasi dan kondisi ruangan yang tersedia di
Unit Kearsipan (UK) I Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian.
Kemudian disimpan terlebih dahulu di map kuning atau biru lalu di masukkan ke
dalam box agar tidak berantakan, selanjutnya diatur juga di rak, lemari arsip,
box, dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan agar ketika penemuan arsip tersebut
sedang dibutuhkan, maka arsip mudah dicari dengan cepat yang sebelumnya
telah disimpan di Lemari Mobile File, dan Rak statis.
Lemari Mobile File merupakan lemari penyimpanan arsip yang disusun sejajar
diatas rel dan dapat digerakkan dengan bantuan roda, sehingga dapat dirapatkan
satu sama lain dengan ringan dan mudah. Ada beberapa contoh gambar lemari
41
arsip yang digunakan oleh Sub Bagian Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan
sebagai berikut:
Sumber: Sub Bagian Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian 2017
Gambar III.3 Lemari Mobile File Gambar III.4 Lemari Statis
5. Pengiputan Data
Pada tahapan yang terakhir yaitu memasukkan data arsip ke sistem yang bernama
SIM-Arsip (Sistem Informasi Manajemen Arsip). Sistem ini digunakkan untuk
penemuan kembali arsip dan juga memudahkan arsiparis dalam mengelola arsip
inakif.
42
Berikut ini pengiputan data Arsip Inaktif Sub Bagian Kearsipan Biro Umum
dan Pengadaan Pada Kementerian Pertanian 2014:
Tabel III.2
Daftar Penginputan Arsip Inaktif Biro Organisasi dan Kepegawaian oleh Sub
Bagian Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Pada Kementerian Pertanian 2014No Unit Kerja Kode Klasifikasi Uraian Kurun Waktu
1. Biro Organisasidan Kepegawaian
KU Pertanggungjawaban TUP6 TA 2014 untuk KeperluanBelanja Barang sebesar Rp.189.246.100, sebagaipengesahan atas pertanggungjawaban TUP 6 TA 2014dengan No. SPM 00206/2014
2014
2. Biro Organisasidan Kepegawaian
KU Pertanggungjawaban TUP6 TA 2014 untuk KeperluanBelanja Barang sebesar Rp.61.818.500, sebagaipengesahan atas pertanggungjawaban TUP 6 TA 2014dengan No. SPM 00203/2014
2014
3. Biro Organisasidan Kepegawaian
KU Pertanggungjawaban TUP6 TA 2014 untuk KeperluanBelanja Barang sebesar Rp. 198.068.988, sebagaipengesahan atas pertanggungjawaban TUP 6 TA 2014dengan No. SPM 00204/2014
2014
4. Biro Organisasidan Kepegawaian
KU Pertanggungjawaban TUP6 TA 2014 untuk KeperluanBelanja Barang sebesar Rp.51.966.550 , sebagaipengesahan atas pertanggungjawaban TUP 6 TA 2014dengan No. SPM 00137/2014
2014
5. Biro Organisasidan Kepegawaian
KU Pertanggungjawaban TUP6 TA 2014 untuk KeperluanBelanja Barang sebesar Rp.156.788.550, sebagaipengesahan atas pertanggungjawaban TUP 6 TA 2014dengan No. SPM 00209/2014
2014
6. Biro Organisasidan Kepegawaian
KU Pertanggungjawaban TUP6 TA 2014 untuk KeperluanBelanja Barang sebesar Rp.199.594.100, sebagaipengesahan atas pertanggungjawaban TUP 6 TA 2014dengan No. SPM 00207/2014
2014
7. Biro Organisasidan Kepegawaian
KU Pertanggungjawaban TUP6 TA 2014 untuk KeperluanBelanja Barang sebesar Rp.118.898.200, sebagaipengesahan atas pertanggungjawaban TUP 6 TA 2014dengan No. SPM 00208/2014
2014
8. Biro Organisasidan Kepegawaian
KU Pertanggungjawaban TUP6 TA 2014 untuk KeperluanBelanja Barang sebesar Rp.151.660.200, sebagaipengesahan atas pertanggungjawaban TUP 6 TA 2014dengan No. SPM 00205/2014
2014
9. Biro Organisasidan Kepegawaian
KU Pertanggungjawaban TUP6 TA 2014 untuk KeperluanBelanja Barang sebesar Rp.56.663.700, sebagaipengesahan atas pertanggungjawaban TUP 6 TA 2014dengan No. SPM 00202/2014
2014
10. Biro Organisasidan Kepegawaian
KU Pertanggungjawaban TUP6 TA 2014 untuk KeperluanBelanja Barang sebesar Rp.227.426.615, sebagaipengesahan atas pertanggungjawaban TUP 6 TA 2014dengan No. SPM 00214/2014
2014
Sumber: Sub Bagian Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian 2017
43
Berdasarkan tabel III.2 Unit Kearsipan (UK) I telah melakukan penginputan
data dari unit kerja Biro Organisasi dan Kepegawaian dengan kode klasifikasi KU
serta beberapa uraian/perihal seperti pertanggungjawaban TUP6 TA 2014 untuk
keperluan belanja barang sebesar Rp.189.246.100, sebagai pengesahan atas
pertanggungjawaban TUP 6 TA 2014 dengan No. SPM 00206/2014,
Pertanggungjawaban TUP6 TA 2014 untuk Keperluan Belanja Barang sebesar
Rp.61.818.500, sebagai pengesahan atas pertanggungjawaban TUP 6 TA 2014 dengan
No. SPM 00203/2014, Pertanggungjawaban TUP6 TA 2014 untuk Keperluan Belanja
Barang sebesar Rp. 198.068.988, sebagai pengesahan atas pertanggungjawaban TUP
6 TA 2014 dengan No. SPM 00204/2014, Pertanggungjawaban TUP6 TA 2014 untuk
Keperluan Belanja Barang sebesar Rp.51.966.550 , sebagai pengesahan atas
pertanggungjawaban TUP 6 TA 2014 dengan No. SPM 00137/2014,
Pertanggungjawaban TUP6 TA 2014 untuk Keperluan Belanja Barang sebesar
Rp.156.788.550, sebagai pengesahan atas pertanggungjawaban TUP 6 TA 2014
dengan No. SPM 00209/2014 dengan memasukan tahun surat yang terdapat pada
surat tersebut tertera pada tahun 2014 yang diinputnya penulis menerangkan dari hasil
penginputan data dari 1 sampai 5 dari 10 data jumlah yang telah di entry seperti yang
ada di tabel di atas yang akan di jadikan lampiran.
b. Penyimpanan/Pengiputan Arsip Inaktif Secara Elektronik
Penyimpanan arsip secara elektronik dilakukan setelah melalui penyimpanan
arsip inaktif secara konvensional, kemudian dilanjutkan dengan ke SIM-Arsip.
Dengan menggunakan sistem informasi manajemen arsip inaktif di Sub Bagian
Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan dilakukan di record center yaitu sebuah
44
aplikasi berbasis web, untuk menggunakan aplikasi ini harus melalui aplikasi web
browser yang terhubung dengan menggunakan jaringan LAN, salah satu web browser
yang dapat digunakan untuk membuka sistem informasi ini adalah Mozilla Firefox.
Disini penulis akan memberikan bagaimana mengiput arsip elektronis dengan sistem
informasi manajemen arsip inaktif di record center administrator. Tahap-tahap dalam
penyimpanan arsip secara elektronis ke SIM-Arsip:
1. Memulai Aplikasi
a. Aktifkan Mozilla Firefox yang terdapat di desktop dengan melakukan double
klik icon Mozila Firefox atau klik START, All Programs, Mozilla Firefox
kemudian pilih Mozilla Firefox.
b. Setelah muncul Mozilla Firefox, pada bagian alamat URL ketikkan alamat
Sistem informasi manajemen arsip inaktif di record center.
Sumber: Sub Bagian Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian 2017
Gambar III.5 Bagian Alamat URL
c. Selanjutnya akan muncul halaman Login sebelum masuk kedalam halaman
utama. Masukkan Username dan Password administrator anda.
Default, Username : admin, password : passwd
Tulis alamat url
45
Sumber: Sub Bagian Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian 2017
Gambar III.6 Halaman Login
d. Jika username dan password anda benar, maka akan muncul halaman utama
seperti gambar
Sumber: Sub Bagian Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian 2017
Gamabar III.7 Daftar Arsip Inaktif yang sudah di Input
2. Import Arsip Inaktif Format Excel
a. Pada halaman utama, Klik Manajemen Record Center dan Klik Import
Template Arsip Inaktif.
46
Sumber: Sub Bagian Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian 2017
Gambar III.8 Import Template Arsip Inaktif
b. Kemudian akan tampil halaman Import Template Arsip Inaktif. Klik Browser
untuk membuat memilih file excel yang akan diimport Kemudian Klik Proses.
Sumber: Sub Bagian Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian 2017
Gambar III.9 Proses Import Template Arsip Inaktif
3. Input Arsip Inaktif
47
a. Pada halaman utama, Klik Manajemen Record Center dan Klik Input Arsip
Inaktif. Kemudian akan menampilkan hasil menginputan data dari 1 sampai
10 dari 21,956 data jumlah yang telah di entry yang ditandai dengan lingkaran
merah seperti yang ada di gambar tersebut.
Sumber: Sub Bagian Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian 2017
Gambar III.10 Cara Input Arsip Inaktif
48
Sumber: Sub Bagian Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian 2017
Gambar III.11 Lanjutan Cara Input Arsip Inaktif
b. Kemudian Klik Tambah Arsip untuk menginput arsip inaktif,
Klik icon Edit untuk mengedit data dan klik icon hapus untuk
menghapus data.
49
Sumber: Sub Bagian Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian 2017
Gambar III.12 Cara Mengedit data
3.2.2. Proses Penemuan Kembali Arsip Elektronis Pada Sub Bagian Kearsipan
Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian
Pada proses penemuan kembali arsip elektronis, adapun tahap-tahapnya
sebagai berikut:
1. Memulai Aplikasi
a. Aktifkan Mozilla Firefox yang terdapat di desktop dengan melakukan double
klik icon Mozila Firefox atau klik START, All Programs, Mozilla Firefox
kemudian pilih Mozilla Firefox.
b. Setelah muncul Mozilla Firefox, pada bagian alamat URL ketikkan alamat
Sistem informasi manajemen arsip inaktif di record center.
50
Sumber: Sub Bagian Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian 2017
Gambar III.13 Bagian Alamat URL
c. Selanjutnya akan muncul halaman Login sebelum masuk kedalam halaman
utama. Masukkan Username dan Password administrator anda.
Default, Username : admin, password : passwd
Sumber: Sub Bagian Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian 2017
Gambar III.14 Halaman Login
d. Jika username dan password anda benar, maka akan muncul halaman
utama seperti gambar
Tulis alamat url
51
Sumber: Sub Bagian Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian 2017
Gambar III.15 Daftar Arsip Inaktif yang sudah di Input
e. Untuk mencari arsip yang ingin ditemukan klik pencarian disebelah pojok
kanan kemudian ketik kode arsip yang ingin dicari contohnya seperti
sk/49b/P.A/1963 maka akan mucul seperti yang digambar. Setelah muncul
seperti yang digambar maka kita bisa melihat letak kode klasifikasi, kurun
waktu, gedung dimana letak surat disimpan, berapa kode lemari mobile
dimana letak suratnya, boks berapa surat yang kita ingin cari, dan detail
arsipnya
52
Sumber: Sub Bagian Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian 2017
Gambar III.16 Penemuan Kembali Arsip Inaktif
f. Selanjutnya kita cari arsip tersebut pada lemari mobile file pada ruangan
penyimpanan arsip.
3.2.3. Kendala dan Cara Mengatasi Arsip Inaktif Elektronik Pada Sub Bagian
Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan
Kendala dari pelaksanaan arsip inaktif elektronik Sub Bagian Kearsipan Biro
Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian dengan menggunakan sistem
elektronik, antara lain:
53
1. Belum maksimalnya dikarenakan pengarsipan arsip inaktif secara elektronik ke
dalam SIM-Arsip dikarenakan masih banyak arsip dari tahun 80-90an yang
belum diinput. dan cara penyelesaiannya dengan cara pengiputan secara rutin dan
berskala agar cepat terselesaikan dan lebih mudah dalam proses penemuan
kembali arsip.
2. Belum maksimalnya pengarsipan secara elektronik ke dalam SIM-Arsip,
dikarenakan sistem jaringan LAN nya belum maksimal dalam kemampuan untuk
terhubungnya dengan jaringan LAN atau online. Agar dapat menggunakan SIM-
Arsip berbasis online dengan secara efektif dan efisien.
Cara untuk mengatasi kendala pelaksanaan arsip inaktif elektronik Sub Bagian
Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian yaitu penyelesaiannya
dengan cara pengiputan secara rutin dan berskala agar cepat terselesaikan dan lebih
mudah dalam proses penemuan kembali arsip,dan memperbaiki jaringan LAN agar
pelaksanaan arsip elektronik dimasa yang akan datang akan berjalan sebagaiman
mestinya dan berjalan lebih efektif dan terarah.