e commerce (mpr)
TRANSCRIPT
E-COMMERCE SEBAGAI INOVASI MODERN BIDANG PEMASARAN
(Analisis Deskriptif terhadap PenerapanE-Commerce pada Website GLUTERA™)
TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER
MARKETING PUBLIC RELATIONS(Dosen: Dr. Agus Maulana, MSM.)
Semester III
Oleh:SISKA ARMAWATI SUFA
NIM. 2012910007
MAGISTER ILMU KOMUNIKASIPASCASARJANA UNIVERSITAS DR. SOETOMO
SURABAYA2014
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
BAB II KOMUNIKASI PEMASARAN DAN E-COMMERCE.......................................... 7
II.1. Komunikasi Pemasaran ...................................................................................... 7
II.1.1. Pengertian Komunikasi .......................................................................... 7
II.1.2. Komunikasi Pemasaran ..........................................................................10
II.2. E-Commerce (Perdagangan Elektronik) ............................................................. 13
BAB III STUDI DESKRIPTIF PENERAPAN E-COMMERCE
PADA WEBSITE GLUTERA™ ........................................................................................... 16
III.1. Komunikasi Pemasaran pada Perusahaan GLUTERA™ ................................. 16
III.1.1. Profil Perusahaan ................................................................................. 16
III.1.2. Produk ................................................................................................. 22
III.2. Sistem E-Commerce GLUTERA™ .................................................................. 24
III.3. Karakteristik E-Commerce ................................................................................ 31
III.4. Mekanisme E-Commerce .................................................................................. 33
III.5. Aspek Keamanan ............................................................................................... 36
BAB IV KESIMPULAN ........................................................................................................ 39
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 40
BAB I
PENDAHULUAN
Peningkatan pengguna internet setiap harinya ternyata tidak diacuhkan
begitu saja oleh para pelaku bisnis ataupun perusahaan. Mereka justru
memanfaatkan peningkatan pengguna internet ini untuk mengembangkan jaringan
bisnis. Dewasa ini banyak para pelaku bisnis yang sengaja membuat website, blog
atau bahkan fans page di jejaring sosial untuk memasarkan produk. Kemajuan di
bidang teknologi ini dirasakan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai salah
satu cara atau strategi pemasaran bisnis. Pemasaran bisnis melalui internet online
merupakan salah satu strategi untuk memperluas jangkauan pasar para pelaku
bisnis. Melalui online marketing, informasi produk dapat menjangkau konsumen
yang ada jauh dari domisili usaha, tanpa harus terjun langsung ke daerah tersebut
untuk mempromosikan produk. Dengan fenomena ini, tentu semua orang akan
tahu bahwa strategi online marketing lebih efektif dan efisien karena strategi
online marketing membuat usaha seakan-akan buka selama 24 jam nonstop dan
dapat diakses dari seluruh dunia. Hanya dengan melakukan optimasi yang benar
dan tepat, suatu usaha atau bisnis akan lebih mudah ditemukan dan dikenal oleh
orang banyak1.
Salah satu perubahan besar yang terjadi di dunia bisnis saat ini adalah
pengenalan perdagangan elektronik (e-commerce), yang juga dikenal sebagai
bisnis elektronik (e-business). Dampak dari e-commerce atas pengadaan,
pembelanjaan, kolaborasi bisnis, dan layanan pelanggan maupun penyediaan
berbagai layanan begitu dramatis hingga hampir setiap perusahaan terpengaruh
olehnya. Electronic Commerce (E-Commerce) mengubah semua area fungsional
bisnis dan berbagai pekerjaan pentingnya, dari periklanan hingga pembayaran
tagihan. Sifat dari persaingan juga berubah secara dramatis, karena adanya
perusahaan online baru, model bisnis baru, serta beragamnya produk dan layanan
yang berkaitan dengan e-commerce. E-commerce memberikan peluang yang
sangat besar bagi perusahaan untuk memperluas diri ke seluruh dunia dengan 1 http://suryaerlangga.com/8-strategi-marketing-online-untuk-usaha-anda.html
biaya kecil, untuk meningkatkan pangsa pasar, dan untuk mengurangi biaya
(Turban et al., 2006: 179).
Electronic Commerce (E-Commerce) sangat mendukung dalam
peningkatan, pengembangan, suatu perusahaan. Dengan adanya e-commerce akan
dapat memberikan suatu kelayakan bagi pihak manajemen dalam memproses
berbagai sumberdaya yang digunakan. Diantara sumberdaya tersebut, e-
commerce merupakan pendukung manajemen dalam proses pemasaran untuk
mencapai tujuan. Hal tersebut dikarenakan e-commerce dapat merubah bentuk
pelayanan yang semula harus datang langsung (direct selling) ke suatu instansi
yang dituju ataupun melalui telepon, tapi sekarang menjadi pelayanan yang online
di setiap waktu dimanapun berada sehingga dapat memudahkan dalam menangani
segala transaksi. Tampilan media e-commerce menjadikan pelanggan dapat
leluasa melihat segala aktivitas yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam
memasarkan produknya. Pemasaran terbentuk karena adanya aset yang unik
sehingga menjadi sebuah jaringan pemasaran yang terdiri dari perusahaan dan
stakeholder pendukung, karyawan, pemasok distribusi, pengecer, agen periklanan
dan sebagainya seiring dengan langkah perusahaan membangun hubungan timbal
balik yang saling menguntungkan. E-commerce dengan manajemen perusahaan
sangat erat kaitannya, karena berperan sebagai sarana pendukung pemasaran
untuk menyampaikan informasi demi mencapai tujuan usaha yang diharapkan
(Khudaifi, 2011).
Selain itu pula, bisnis online melalui e-commerce kini bukan lagi sebuah
tren asal-asalan yang sekedar muncul karena kepopuleran internet; bisnis online
telah menjadi sebuah pasar yang kuat dan memiliki potensi tinggi yang akan
bertahan lama. Ilmu strategi pemasaran kini tidak lagi terbatas pada bisnis
tradisional melainkan juga bisnis seperti toko online, bisnis afiliasi, web hosting
dan sebagainya. Bahkan bisnis online lokal atau kecil-kecilan sekalipun harus
memiliki konsep pemasaran yang matang dan dapat menjangkau konsumen yang
luas bila ingin berkembang, terutama dengan besarnya persaingan dalam dunia
bisnis online atau e-commerce. Strategi yang baik dalam pemasaran produk tidak
hanya akan menambah potensi sukses, namun juga membuat bisnis atau
perusahaan memiliki reputasi yang baik di kalangan konsumen luas serta brand
yang kuat di pasaran. Sesuai dengan sifat bisnisnya, strategi pemasaran untuk
bisnis online (e-commerce) jelas banyak memanfaatkan teknologi informasi dalam
prosesnya. Tantangannya adalah bagaimana memanfaatkan berbagai macam
teknologi informasi sebaik mungkin dalam strategi pemasaran, terutama dengan
mengikuti perkembangan jaman dan teknologi.
Berikut adalah beberapa contoh media dalam strategi pemasaran
menggunakan teknologi informasi untuk bisnis online2:
1. Website
Website resmi perusahaan atau bisnis merupakan hal yang wajib
dimiliki oleh sebuah perusahaan yang ingin mengembangkan bisnis online.
Akan tetapi, harus diingat bahwa jika menginginkan trik pemasaran lebih
efektif, sebaiknya tidak lagi menggunakan blog gratisan sebagai platform
website resmi perusahaan atau bisnis. Berinvestasi dengan menggunakan jasa
web hosting yang bermutu dan membeli domain pribadi agar website dapat
menjangkau lebih banyak konsumen dan terlihat lebih profesional. Dengan
memiliki sebuah website (toko online) atau blog akan membuat suatu usaha
seakan-akan buka selama 24 jam nonstop. Salah satu yang penting untuk
diperhatikan dari web usaha adalah mampu untuk menjelaskan secara rinci
tentang produk yang dipasarkan.
2. Direktori bisnis
Selain website, tidak ada salahnya mengiklankan bisnis online di
direktori bisnis baik lokal, nasional maupun internasional. Direktori bisnis
merupakan cara bagus untuk menjaring konsumen potensial yang memang
membutuhkan produk. Agar bisnis lebih cepat dikenal, suatu perusahaan harus
dapat memastikan untuk tidak pelit informasi ketika memasukkan nama bisnis
atau usaha ke dalam daftar direktori. Selain nama, alamat dan bidang bisnis,
sebaiknya diberikan juga logo bisnis, foto pelaku bisnis atau foto gedung
2 http://rajapresentasi.com/2013/02/strategi-pemasaran-online-yang-ampuh-untuk-bisnis-anda/
perusahaan sebagai bagian dari profil bisnis agar pengunjung direktori bisnis
tidak merasa ragu ketika hendak melihat-lihat info bisnis. Sebagian besar
pengguna internet mencari informasi lewat search engine seperti: Google,
Yahoo, Bing dan lain-lain sesuai kata kunci yang mereka ingin cari. Inilah
yang perlu dimanfaatkan, suatu perusahaan ataupun pelaku bisnis harus
berusaha agar websitenya tampil di posisi terbaik di search engine agar
mendapatkan potensi pembeli yang lebih besar. Contoh direktori bisnis yang
terkenal misalnya: Yelp.
3. Video online
Video pemasaran saat ini merupakan strategi manajemen marketing
yang menjadi favorit di kalangan pebisnis online. Selain memberi dampak
yang lebih besar dibandingkan iklan tertulis, video yang diunggah ke situs
seperti YouTube membuat sebuah perusahaan mampu melacak minat calon
konsumen dengan melihat jumlah pengunjung, jumlah mereka yang suka dan
tidak suka serta komentar yang masuk.
4. Media atau Jejaring Sosial
Selain website resmi, perusahaan atau bisnis sebaiknya dibuatkan
profil media atau jejaring sosial seperti: Facebook dan Twitter. Selain menjadi
media pemasaran yang sifatnya lebih personal, media sosial juga membuat
komunikasi antar perusahaan dan calon konsumen menjadi lebih mudah.
Seperti direktori bisnis, suatu perusahaan atau pelaku bisnis selayaknya
membuat profil yang cukup lengkap agar calon konsumen bisa merasa lebih
yakin tentang kredibilitas bisnis dan selalu memperbaharui status atau berita
serta menanggapi pertanyaan pengunjung di profil yang telah disediakan.
5. E-mail Marketing
Selain menggunakan website dan jejaring sosial, suatu perusahaan atau
pelaku bisnis dapat memanfaatkan e-mail sebagai media promosi.
Pemberitahuan mengenai produk terbaru yang dikirimkan via e-mail kepada
calon pembeli akan terasa lebih tepat sasaran. Sehingga kegiatan promosi
produk semakin mudah dan murah.
6. Komunitas atau Forum
Forum atau tempat diskusi lainnya juga bisa menjadi sarana yang
bagus untuk promosi produk. Perusahaan atau pelaku bisnis perlu
memanfaatkan tool signature untuk memberikan link menuju web perusahaan.
7. Promosi Bisnis Melalui Iklan Gratis
Di internet, sudah menjamur layanan iklan gratis online yang artinya
suatu perusahaan atau pelaku bisnis tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk
iklan. Suatu perusahaan cukup registrasi ke situs iklan dan membuat iklan
produk ke situs tersebut.
8. Memasang banner di situs lain
Suatu perusahaan atau pelaku bisnis bisa mencoba memasang banner
produk yang mengarah ke website usaha. Lebih tepat sasaran jika bisa
memasang banner usaha di situs atau blog yang mempunyai banyak
pengunjung setiap harinya. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan website
perusahaan.
9. Review
Review atau ulasan suatu produk bisa menjadi salah satu senjata yang
ampuh dalam online marketing atau e-commerce. Suatu perusahaan atau
pelaku bisnis bisa meminta orang lain untuk menulis review (saat ini lebih
sering disebut sebagai testimoni pelanggan) tentang produk untuk ditampilkan
di web.
Strategi pemasaran untuk bisnis online atau e-commerce tidak hanya
menyangkut media apa yang digunakan, melainkan juga bagaimana
memanfaatkan media tersebut secara maksimal agar tujuan pemasaran bisnis
online dapat tercapai. Jika suatu perusahaan memiliki visi untuk melebarkan
bisnis, sebaiknya mulai gunakan jasa konsultan dan agen periklanan khusus
pemasaran online saat jumlah dan cakupan konsumen mulai meluas.
Dari uraian pendahuluan tersebut di atas, pada dasarnya e-commerce
merupakan terobosan baru dalam hal komunikasi pemasaran di era modern seperti
saat ini.
Dalam hal ini, komunikasi pemasaran adalah salah satu kegiatan
pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, dan atau
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan maupun produk agar bersedia
menerima, membeli, dan setia kepada produk yang ditawarkan produsen. Pada
kenyataannya tidak semua konsumen mengetahui bagaimana cara untuk
memenuhi kebutuhannya atau tidak menyadari adanya produk yang mampu
memenuhi kebutuhannya. Konsumen mungkin akan aktif mencari informasi
tersebut. Pada sisi lain, produsen menyadari situasi tersebut sehingga berusaha
mengirim dan menyebarkan informasi tentang produk (adanya produk baru,
manfaat dan kegunaan produk, harga, dimana dan kapan dapat dibeli, dan
sebagainya) kepada konsumen. Meskipun telah mengetahui informasi (well
informed), belum tentu konsumen akan memilih atau membeli kembali produk
suatu perusahaan (karena belum bersedia membeli sekarang, adanya produk lain
yang sejenis, adanya barang pengganti, merasa harga terlalu mahal, kurang dapat
memenuhi kebutuhan dan lain sebagainya). Produsen perlu membujuk dan
mengingatkan selalu kepada konsumen agar bersedia membeli maupun memilih
kembali produknya. Untuk semua itu produsen perlu melakukan kegiatan promosi
yang pada dasarnya adalah proses komunikasi antara produsen dengan konsumen,
maka pemahaman komunikasi bagi produsen sangat diperlukan3.
3 http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pemasaran/Bab_9.pdf
BAB II
PEMASARAN DAN E-COMMERCE
II.1. Pemasaran
Menurut Bartles (dalam Liliweri, 2011: 501), pemasaran adalah
proses dimana masyarakat memasok kebutuhan konsumsi, perkembangan
sistem distributif yang terdiri dari para partisipan yang berinteraksi di
bawah kendala-kendala teknis (ekonomis) dan etika (sosial), demi
menciptakan transaksi atau aliran yang memecahkan masalah pemisahan
antara pasar dan hasil dalam pertukaran konsumsi.
Pemasaran juga merupakan sekumpulan kegiatan dimana
perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran)
antara perusahaan dan organisasi dengan pelanggannya (Shimp, 200: 4).
Inti dari pemasaran (marketing) adalah mengidentifikasi dan
memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik
dan singkat dari pemasaran adalah “memenuhi kebutuhan dengan cara
yang menguntungkan”. Ketika eBay menyadari bahwa konsumen tidak
mampu menemukan beberapa barang yang paling dibutuhkan, perusahaan
tersebut menciptakan lelang online. Dan ketika IKEA menyadari bahwa
konsumen membutuhkan perabot yang bagus dengan harga yang lebih
murah, perusahaan tersebut menciptakan perabot murah. Dua perusahaan
ini menunjukkan kecerdasan pemasaran dan mengubah kebutuhan pribadi
atau sosial menjadi peluang bisnis yang menguntungkan. American
Marketing Association (AMA) menawarkan definisi formal, pemasaran
adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan,
mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk
mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan
organisasi dan pemangku kepentingannya (Kotler dan Keller, 2009: 5).
II.2. E-Commerce (Perdagangan Elektronik)
Salah satu keuntungan adanya internet adalah munculnya bentuk
perdagangan baru yang sebelumnya tidak ada pada jaman sebelum internet. Pada
masa sebelum internet, perdagangan dilakukan secara sederhana, yaitu antara
pembeli dan penjual harus bertemu secara fisik dan alat pembayaran yang
digunakan adalah uang tunai (atau cek). Kelemahan perdagangan secara
konvensional adalah pembeli hanya dapat memilih barang yang disediakan oleh
penjual. Selain itu, pembeli hanya dapat memilih dan membeli barang selama
penjual membuka tokonya, sehingga waktunya sangat terbatas. Bagi penjual
sendiri, pembelinya sangat terbatas, hanya kepada pembeli yang berada di sekitar
tokonya. Jarang sekali pembeli dari toko lain akan berbelanja ke tokonya apabila
jaraknya memerlukan beberapa jam perjalanan. Dengan adanya internet, cara
berdagang seperti itu dapat diperbaharui, sehingga menguntungkan banyak pihak.
Dari sisi pembeli, mereka dapat memilih barang yang ditampilkan melalui
homepage oleh berbagai perusahaan yang memasangnya di internet. Homepage
ini, bahkan tidak hanya berasal dari satu kota atau satu negara, tetapi dari seluruh
dunia. Pilihan barang, pilihan harga, pilihan penjualnya, pilihan waktunya,
menjadi tidak terbatas pada satu lokasi dan satu waktu saja. Dari sisi penjual,
membuat satu homepage dapat diakses oleh pembeli dari seluruh dunia, dengan
demikian membuka pasar jauh lebih luas. Bahkan penjual tidak perlu memiliki
stock barang dalam jumlah besar. Mereka cukup memasang fotonya saja. Kalau
ada pesanan, segera diambilkan dari pemasoknya. Cara pembayaran juga mudah,
cukup bekerjasama dengan bank-bank penyedia jasa layanan pembayaran,
biasanya melalui kartu kredit. Urusan menjadi praktis, karena penjual dapat
menggunakan program komputer yang secara otomatis akan melayani pembeli,
sehingga tidak perlu lagi mempekerjakan banyak karyawan. Paling hanya
karyawan yang bertugas mengirimkan barang. Cara berbisnis dengan media
elektronik dan internet ini merupakan awal dari diterapkannya perdagangan
elektronik atau e-commerce (electronic commerce), atau sering disebut juga
sebagai e-business. Saat ini sudah banyak perusahaan yang menyediakan layanan
penjualan barang dan jasa melalui internet (Winarno, 2004: 4.9 – 4.10).
Perdagangan elektronik (electronic commerce atau e-commerce),
mencakup proses pembelian, penjualan, transfer, atau pertukaran produk, layanan,
atau informasi melalui jaringan komputer, termasuk internet. Beberapa orang
memandang istilah perdagangan (commerce) hanya untuk menjelaskan ‘transaksi’
yang dilakukan antarmitra bisnis. Jika definisi ini digunakan, beberapa orang
menyadari bahwa istilah commerce sangat sempit. Jadi, banyak yang
menggunakan istilah e-business sebagai gantinya (Turban, et al., 2006: 181).
Bisnis elektronik (electronic business atau e-business) merujuk pada
definisi e-commerce yang lebih luas, tidak hanya pembelian dan penjualan barang
serta jasa, tetapi juga pelayanan pelanggan, kolaborasi dengan mitra bisnis, e-
learning, dan transaksi elektronik dalam perusahaan. Lainnya memandang e-
business sebagai “aktivitas selain pembelian dan penjualan” di internet, seperti
kolaborasi dan aktivitas intrabisnis (Turban et al., 2006: 182).
Aplikasi e-commerce dimulai pada awal tahun 1970-an dengan berbagai
inovasi seperti transfer dana secara elektronik. Akan tetapi, aplikasi tersebut
terbatas pada perusahaan besar dan beberapa perusahaan kecil yang sangat berani.
Kemudian diperkenalkanlah pertukaran data elektronik (electronic data
interchange atau EDI), yang mengotomatiskan berbagai pemrosesan transaksi
rutin dan menyebarkan e-commerce ke semua industri. Pada awal tahun 1990-an,
aplikasi e-commerce meluas dengan cepat, bersamaan dengan komersialisasi
internet serta diperkenalkannya web. Guncangan besar dalam aktivitas e-
commerce dimulai pada tahun 2000 dan masih terasa hingga sekitar tiga tahun;
ratusan perusahaan dot-com menjadi bangkrut. Sejak tahun 2003, e-commerce
terus menunjukkan kemajuan yang stabil. Kini, kebanyakan perusahaan menengah
dan besar serta banyak perusahaan kecil, mempraktekkan e-commerce dalam
beberapa bentuk (Turban et al., 2006: 184).
E-business menggambarkan penggunaan alat dan kerangka dasar
elektronik untuk melaksanakan bisnis perusahaan. E-commerce berarti bahwa
perusahaan atau situs menawarkan untuk bertransaksi atau memfasilitasi
penjualan produk dan jasa secara online. E-commerce selanjutnya menimbulkan e-
purchasing dan e-marketing. E-purchasing berarti perusahaan memutuskan
membeli barang, jasa, dan informasi dari berbagai pemasok online. E-purchasing
yang cerdas sudah menghemat biaya perusahaan. E-marketing menggambarkan
usaha perusahaan untuk memberitahu pembeli, mengkomunikasikan,
mempromosikan, dan menjual produk dan jasanya lewat internet (Kotler and
Keller, 2009: 132).
Selain itu pula, Andri Nur4 (2012) menjelaskan bahwasannya Electronic
Commerce (Perniagaan Elektronik), sebagai bagian dari Electronic Business
(bisnis yang dilakukan dengan menggunakan electronic transmission), oleh para
ahli dan pelaku bisnis, secara umum e-commerce dapat didefinisikan sebagai
segala bentuk transaksi perdagangan/perniagaan barang atau jasa (trade of goods
and service) dengan menggunakan media elektronik.
4 http://optionsface.blogspot.com/2011/04/transaksi-elektronik-e-procurement-e.html
BAB III
STUDI DESKRIPTIF PENERAPAN E-COMMERCE
PADA WEBSITE GLUTERA™
III.1 Konsep Pemasaran pada Perusahaan GLUTERA™
III.1.1 Profil Perusahaan
GLUTERA™ adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk
kesehatan dengan merk dagang GLUTERA™ yang mengklaim produknya
sebagai produk kualitas terbaik dalam hal kesehatan dan kecantikan
alamiah. Visi dan Misi usaha adalah sebagai berikut:
Visi
Senantiasa memberikan produk-produk yang berkualitas premium,
eksklusif, dengan komitmen untuk memenuhi standar tinggi
kepada pelanggan di seluruh Indonesia.
Misi
Membantu individu dalam menggapai potensi dan mencapai tujuan
mereka dengan menawarkan peluang usaha dan produk-produk
berkualitas tinggi. Melalui sistem bisnis yang sederhana,
GLUTERA™ mendorong pelanggan untuk mewujudkan
impiannya, sementara juga membantu dan menginspirasi orang
lain untuk melakukan hal yang sama. Bagi pelanggan yang
menangkap visi tersebut, ini merupakan saat yang luar biasa.
GLUTERA™ menawarkan peluang usaha sekali dalam seumur
hidup untuk berpartisipasi dalam lahirnya sebuah bisnis yang
sederhana dengan produk berkualitas premium.
Dalam hal ini, jika dilihat dari visi dan misi usaha GLUTERA™
mengembangkan konsep pemasaran dengan strategi multilevel marketing
atau dapat disingkat menjadi MLM. Banyak produk sekarang ini
dipasarkan dengan strategi MLM. Dalam kondisi krisis ekonomi, strategi
ini menjadi semakin populer dan perusahaan-perusahaan yang
menggunakan strategi ini berhasil meraih keuntungan yang besar
(Kartajaya, 1998 dalam Burhanudin, 2009).
Konsep pemasaran MLM mampu mengupayakan efisiensi dalam
hal distribusi dan periklanan dari suatu perusahaan serta berusaha menjaga
agar tetap dekat dengan konsumen. Namun, dalam studi deskriptif ini,
tidak akan dijelaskan panjang-lebar mengenai konsep pemasaran MLM.
Karena lingkup studi dibatasi pada penerapan e-commerce sebagai
pendukung manajemen suatu perusahaan dalam proses memasarkan
produknya kepada konsumen dan calon konsumen.
Pada menu PROFILE di website GLUTERA™
(http://glutathione.glutera.com/page/view/2/company-profile-gluteraand-
glutathione-indonesia.html) berisi tentang company profile perusahaan
lengkap dengan penjelasan visi, misi dan pengembangan usaha yang
ditawarkan kepada konsumen dan calon konsumen. Sehingga segala
informasi yang ingin diketahui oleh calon konsumen mengenai profil
perusahaan dijelaskan pada menu tersebut. Bagi calon konsumen baru
yang masih asing dengan GLUTERA™ dapat mengetahui dengan benar
mengenai perusahaan sekaligus alamat perusahaan, telepon dan juga jam
pelayanan. Informasi ini dicantumkan pada website tersebut dengan tujuan
agar perusahaan lebih dekat dengan konsumen dan calon konsumen dalam
hal komunikasi, sehingga perusahaan mampu menjangkau konsumen dan
calon konsumen dari berbagai lokasi yang tidak mungkin mampu atau
bahkan sangat sulit dilakukan jika tetap menggunakan konsep pemasaran
tradisional.
Dalam hal ini, GLUTERA™ dapat dikatakan sebagai sebuah
organisasi usaha yang berorientasi pada keuntungan dengan tujuan
utamanya adalah menciptakan kebutuhan (demand) terhadap produk
kesehatan yang diklaim alami dan terbaik di dalam pasar (market)
sehingga tercipta suatu proses pertukaran barang/jasa antara perusahaan
dengan konsumen dan calon konsumen.
Sehingga dapat dikemukakan bahwa, aspek atau fungsi pemasaran
adalah sebagai berikut:
a. Buying
Suatu perusahaan harus mampu meyakinkan bahwa cukup
tersedia jumlah produk yang ditawarkan agar konsumen memiliki
kepastian untuk mendapatkan produk ketika ingin melakukan
pembelian.
Dalam hal ini, konsumen ataupun calon konsumen
GLUTERA™ berasal dari berbagai lapisan masyarakat dan
berbagai lokasi yang melakukan pemesanan atau pembelian produk
melalui website perusahaan.
b. Selling
Sarana selling dalam bisnis tradisional menggunakan media
seperti: iklan di Radio, TV, Koran atau bahkan informasi dari mulut
ke mulut (personal selling) untuk mempromosikan produk.
Seiring kemajuan teknologi, GLUTERA™ sepenuhnya
melakukan promosi dengan teknologi internet melalui website
perusahaan dengan keterbatasan desain dan karakteristiknya, tidak
seluruh konsumen dan calon konsumen yang potensial telah
mengenal internet sehingga harus ditemukan cara promosi lain.
c. Transporting
Suatu perusahaan juga harus mampu memindahkan produknya
ke tempat yang mudah diakses oleh konsumen dan calon
konsumen.
Semua konsumen dan calon konsumen yang terkoneksi ke
internet, merupakan pasar potensial bagi GLUTERA™, termasuk
yang berada di daerah terpencil sekalipun. Perpindahan produk
lintas wilayah kerap berkaitan dengan biaya-biaya pengiriman
produk yang juga harus ditanggung oleh pembeli selain harga
produk itu sendiri.
d. Storing
Suatu upaya perusahaan dalam hal menyimpan produk agar
tidak terjadi kerusakan disebut sebagai storing. Perusahaan harus
memiliki jaringan penyimpanan barang yang luas jangkauannya di
seluruh wilayah.
Semakin beragamnya perusahaan jasa ekspedisi yang
memberikan penawaran dalam hal pengiriman produk dengan
berbagai pelayanannya, bahkan jaminan 100% uang kembali jika
barang mengalami cacat ataupun rusak selama proses pengiriman,
semakin memudahkan konsumen dan calon konsumen dalam
mendapatkan produk GLUTERA™ tanpa perlu merasa rugi.
e. Standardization and Grading
Perusahaan juga harus mampu menjaga agar keseluruhan
produk selalu sesuai dengan kualitas yang dijanjikan (ukuran,
berat, warna dan lain sebagainya).
Melalui website perusahaan, konsumen dan calon konsumen
GLUTERA™ dapat memilih karakteristik produk yang diinginkan
(suplemen, lotion ataupun body soap). Kualitas dalam hal ini,
dinilai dari keseluruhan proses pembelian yang dimulai dari
pemesanan hingga distribusi produk.
f. Financing
Perusahaan juga harus memberikan kemudahan dalam hal
pembayaran. Dalam hal ini, pihak GLUTERA™ memberikan
kemudahan pembayaran dengan metode transfer tunai ataupun
kartu kredit, tidak menutup kemungkinan di kemudian hari akan
diberlakukan sistem payment gateway lainnya yang semakin
mempermudah konsumen dan calon konsumen melakukan
mekanisme pembayaran.
g. Risk Taking
GLUTERA ™ juga harus mampu meyakinkan konsumen dan
calon konsumen mengenai kredibilitas manajemen usaha dan
produk. Karena dalam hal ini, konsumen dan calon konsumen
hanya berhadapan dengan website perusahaan sebagai medium
yang merepresentasikan perusahaan, terkadang konsumen dan
calon konsumen tidak mudah percaya begitu saja karena unsur
terjadinya penipuan cukup tinggi.
h. Information Gathering
Perusahaan juga harus memiliki informasi lengkap tentang
konsumen dan calon konsumen potensial serta kompetitor usaha
agar perusahaan dapat selalu memperbaiki strategi pemasaran.
Karena tidak bertatap muka, maka terkadang sangat sulit bagi
GLUTERA™ untuk dapat mengetahui perilaku konsumen dan
calon konsumen. Interaksi melalui internet (chatting, e-mail, SMS)
biasanya lebih tidak formal dibandingkan dengan cara
konvensional sehingga terkadang sangat mudah bagi konsumen
dan calon konsumen untuk memberikan informasi palsu atau salah.
III.1.2 Produk
Intinya produk GLUTERA™ adalah antioksidan dengan
kandungan glutathione tinggi yang banyak sekali manfaatnya untuk
kesehatan tubuh, kulit, rambut, dan pembentukan tubuh (menambah berat
badan ataupun mengurangi berat badan) ideal. Sebuah penemuan baru
dalam hal kesehatan, kecantikan dan peluang bisnis yang cerdas. Beberapa
manfaat GLUTERA™ diantaranya adalah: mengurangi garis-garis halus
pada wajah (keriput), menghilangkan dan mencegah adanya flek-flek
hitam pada kulit, meningkatkan kecemerlangan dan kecerahan kulit,
menjadikan kulit lebih kencang dan elastis, mengurangi kemerahan dan
peradangan pada kulit sensitif, serta masih banyak kelebihan yang lainnya
bagi tubuh.
GLUTERA™ baru soft launching di Indonesia pada November
2013 tetapi membernya sudah mencapai angka lebih dari 25.000 orang di
seluruh Indonesia. Produk GLUTERA™ merupakan buatan Jepang
dengan lisensi dari Kanada dan proses packaging di Indonesia.
III.2 Sistem E-Commerce GLUTERA™
Produk GLUTERA™ dijual dengan binery system, atau biasa disebut
dengan sistem jaringan. Secara langsung, perusahaan memberikan bonus kepada
member yang membantu mempromosikan produk dan mengajak orang lain untuk
menjadi member baru ataupun hanya sekedar sebagai konsumen (non member
atau user). Harga GLUTERA™ Rp. 750.000,-/paket (free member). Jadi, setelah
terdaftar menjadi member akan mendapatkan ID member yang dapat diinput
langsung pada menu LOGIN yang terdapat pada website GLUTERA™. Sehingga,
jika member tersebut aktif melakukan transaksi e-commerce melalui website, akan
mendapatkan bonus jaringan yang telah ada aturan serta tingkatannya masing-
masing dan telah diatur dalam sistem yang terdapat pada website tersebut setelah
login terlebih dahulu.
Pada dasarnya, membangun dan mengimplementasikan sebuah sistem e-
commerce bukanlah merupakan sebuah proses atau program “sekali jadi”, namun
merupakan suatu sistem yang perlahan-lahan berkembang terus-menerus sejalan
dengan perkembangan perusahaan. Tidak sedikit perusahaan-perusahaan besar
yang memilih jalan evolusi dalam memperkenalkan dan mengembangkan e-
commerce di perusahaannya. Alasan utama yang melatarbelakangi pemikiran ini
adalah sebagai berikut5:
1. Mengimplementasikan sebuah sistem e-commerce tidak semudah atau
sekedar mempergunakan sebuah perangkat aplikasi baru, namun lebih
kepada pengenalan sebuah prosedur kerja baru (transformasi bisnis). Tentu
saja perubahan yang ada akan mendatangkan berbagai permasalahan,
terutama yang berhubungan dengan budaya kerja dan relasi dengan
rekanan maupun pelanggan (Fingar, 2000 dalam Yurindra, 2009):
a. Sistem e-commerce melibatkan arsitektur perangkat lunak dan
perangkat keras yang akan terus berkembang sejalan dengan kemajuan
teknologi, sehingga strategi pengembangan dan penerapannya pun
akan berjalan seiring dengan siklus hidup perusahaan; dan
b. Mengembangkan sistem e-commerce secara perlahan dan bertahap
secara tidak langsung menurunkan tingginya resiko kegagalan 5 http://yurindra.wordpress.com/e-commerce/transisi-dan-siklus-pengembangan-e-commerce-di-perusahaan/
implementasi yang dihadapi perusahaan.
2. Mensosialisasikan visi e-commerce di perusahaan dapat dilakukan melalui
berbagai cara, seperti pelatihan formal, diskusi/rapat bulanan, seminar,
diskusi dan tanya jawab, dan lain sebagainya. Visi e-commerce ini harus
pula disosialisasikan di kalangan rekanan bisnis dan para pelanggan,
karena walau bagaimanapun mereka semua akan merupakan bagian yang
secara langsung atau tidak langsung akan memiliki pengaruh dalam
pengembangan dan implementasi e-commerce.
3. Langkah berikutnya adalah melakukan koordinasi antara berbagai pihak
yang akan membangun sistem e-commerce bersama perusahaan terkait.
Pihak-pihak tersebut misalnya: rekanan bisnis (seperti pemasok dan
distributor), vendor teknologi informasi, pelanggan, bank (penyedia jasa
kartu kredit), pihak asuransi, dan lain sebagainya. Tujuan dari koordinasi
ini adalah pengembangan sebuah kerangka kerjasama yang disepakati
bersama, sehingga dalam perjalanan implementasinya, e-commerce tidak
mendapatkan gangguan yang berarti. Seluruh pihak-pihak dalam
‘konsorsium’ ini harus menyadari bahwa mereka semua berada dalam
sebuah ekosistem e-commerce, dimana sistem yang ada baru akan berjalan
secara baik jika masing-masing komponennya memiliki kinerja yang baik
sesuai dengan fungsinya masing-masing.
4. Tahap berikutnya merupakan sebuah fase yang cukup sulit, karena
diperlukan suatu pemahaman yang baik terhadap apa yang disebut sebagai
metoda pendekatan sistem (system thinking). Penggabungan proses bisnis
beberapa perusahaan dengan menggunakan kerangka e-commerce tidak
sekedar menghubungkan satu divisi dengan divisi lain dengan
menggunakan perangkat telekomunikasi dan komputer, tetapi lebih jauh
merupakan suatu usaha membentuk sistem bisnis yang lebih besar dan luas
(internetworking). Pemahaman mengenai perilaku sebuah sistem, yang
terdiri dari berbagai komponen arsitektur yang saling terkait dan
terintegrasi merupakan hal mutlak yang harus dikuasai oleh mereka yang
bertanggung jawab terhadap sistem tersebut. Tahap ini memiliki tujuan
untuk mengadakan suatu analisis terhadap hal-hal pokok berkaitan dengan
prinsip-prinsip dasar bisnis setelah lingkungan kerjasama baru antar
perusahaan terbentuk, seperti:
a. Menentukan model bisnis yang akan diterapkan di dalam e-commerce;
b. Mendefinisikan segmen pasar dan tipe pelanggan yang akan menjadi
target;
c. Menyusun kebijakan atau peraturan pembelian melalui internet bagi
pelanggan;
d. Membagi tugas dan tanggung jawab antar berbagai pihak yang
berkerja sama;
e. Mengusulkan pembagian biaya dan keuntungan dari model bisnis baru
tersebut; dan lain sebagainya.
5. Setelah ‘panggung’ infrastruktur e-commerce selesai dibangun, tahap
berikutnya adalah menentukan proyek percontohan atau proyek awal (pilot
project) yang akan diujicobakan dan diimplementasikan dengan prinsip
“don’t run before you can walk” merupakan pedoman pemikiran yang
biasa dipergunakan dalam skenario implementasi teknologi informasi
secara evolusi. Diharapkan dari pilot project ini dapat dilihat seberapa
“feasible” konsep-konsep model bisnis yang telah dirancang dapat
memenuhi objektif yang dikehendaki. Berdasarkan hasil evaluasi dan fakta
yang terjadi selama pilot project dirancang dan diimplementasikan,
berbagai perbaikan konsep dilakukan dan dimatangkan.
6. Hal terakhir dalam siklus yang harus dilakukan adalah pembentukan tim
penanggung jawab program pengembangan dan implementasi e-
commerce. Hampir semua pengembangan sistem e-commerce
dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan proyek (project
management), dimana tim terkait harus berhadapan dengan porto folio
program-program pengembangan e-commerce yang beragam dan
bertahap. Yang harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan adalah
suatu kenyataan bahwa tim penanggung jawab pengembangan dan
implementasi e-commerce tidak hanya harus terdiri dari mereka yang
memiliki kompetensi dan keahlian yang memadai, tetapi mereka haruslah
merupakan pekerja-pekerja waktu penuh (full time); atau dengan kata lain,
mereka tidak boleh terpecah fokusnya untuk melakukan pekerjaan-
pekerjaan lain di dalam perusahaan. Di dalam perkembangannya, inisiatif-
inisiatif baru akan terjadi, dan secara natural akan kembali ke siklus
analisis kesempatan bisnis e-commerce (inter-enterprise assessment).
Dalam kerangka inilah evolusi secara perlahan-lahan akan terjadi dan e-
commerce akan berkembang dari satu tahap ke tahap berikutnya.
Jelas, selain dari yang telah disebutkan di atas, bahwa kegiatan perniagaan
tersebut merupakan bagian dari kegiatan bisnis. Kesimpulannya, “e-commerce is a
part of e-business”. Media elektronik yang dibicarakan di dalam tulisan ini untuk
sementara hanya difokuskan dalam hal penggunaan media internet. Pasalnya,
penggunaan internetlah yang saat ini paling populer digunakan oleh banyak orang,
selain merupakan hal yang bisa dikategorikan sebagai hal yang sedang ‘booming’.
Perlu digarisbawahi, dengan adanya perkembangan teknologi di masa mendatang,
terbuka kemungkinan adanya penggunaan media jaringan lain selain internet
dalam e-commerce. Jadi pemikiran kita jangan hanya terpaku pada penggunaan
media internet belaka. Penggunaan internet dipilih oleh kebanyakan orang
sekarang ini karena kemudahan-kemudahan yang dimiliki oleh jaringan internet,
yaitu: Internet sebagai jaringan publik yang sangat besar (huge/widespread
network), layaknya yang dimiliki suatu jaringan publik elektronik, yaitu murah,
cepat dan kemudahan akses. Menggunakan electronic data sebagai media
penyampaian pesan/data sehingga dapat dilakukan pengiriman dan penerimaan
informasi secara mudah dan ringkas, baik dalam bentuk data elektronik analog
maupun digital.
Dari apa yang telah diuraikan di atas, dengan kata lain; di dalam e-
commerce, para pihak yang melakukan kegiatan perdagangan/perniagaan hanya
berhubungan melalui suatu jaringan publik (public network) yang dalam
perkembangan terakhir menggunakan media internet.
E-commerce adalah kegiatan-kegiatan bisnis yang menyangkut konsumen
(consumers), manufaktur (manufactures), service providers dan pedagang
perantara (intermediaries) dengan menggunakan jaringan-jaringan komputer
(computer networks) yaitu internet. Julian Ding (dalam Nur, 2012) melalui
karyanya E-commerce: Law & Practice, mengemukakan bahwa e-commerce
sebagai suatu konsep yang tidak dapat didefinisikan. E-commerce memiliki arti
yang berbeda bagi orang yang berbeda.
Sedangkan Onno W. Purbo dan Aang Wahyudi yang mengutip
pendapatnya David Baum (dalam Nur, 2012), menyebutkan bahwa:
“e-commerce is a dynamic set of technologies, aplications, and
business procces that link enterprises, consumers, and
communities through electronic transaction and the electronic
exchange of goods, services, and information”.
Bahwa e-commerce merupakan suatu set dinamis teknologi,
aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan,
konsumen dan komunitas melalui transaksi elektronik dan
perdagangan barang, pelayanan dan informasi yang dilakukan
secara elektronik.
E-commerce digunakan sebagai transaksi bisnis antara perusahaan yang
satu dengan perusahaan yang lain, antara perusahaan dengan pelanggan
(customer), atau antara perusahaan dengan institusi yang bergerak dalam
pelayanan publik. Jika diklasifikasikan, sistem e-commerce terbagi menjadi tiga
tipe aplikasi, yaitu:
1. Electronic Markets (EMs)
EMs adalah sebuah sarana yang menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi untuk melakukan/menyajikan penawaran dalam sebuah
segmen pasar, sehingga pembeli dapat membandingkan berbagai macam
harga yang ditawarkan. Dalam pengertian lain, EMs adalah sebuah sistem
informasi antar organisasi yang menyediakan fasilitas-fasilitas bagi para
penjual dan pembeli untuk bertukar informasi tentang harga dan produk
yang ditawarkan. Keuntungan fasilitas EMs bagi pelanggan adalah terlihat
lebih nyata dan efisien dalam hal waktu. Sedangkan bagi penjual, ia dapat
mendistribusikan informasi mengenai produk dan service yang ditawarkan
dengan lebih cepat sehingga dapat menarik pelanggan lebih banyak.
2. Electronic Data Interchange (EDI)
EDI adalah sarana untuk mengefisienkan pertukaran data transaksi-
transaksi reguler yang berulang dalam jumlah besar antara organisasi-
organisasi komersial. Secara formal EDI didefinisikan oleh International
Data Exchange Association (IDEA) sebagai “transfer data terstruktur
dengan format standard yang telah disetujui yang dilakukan dari satu
sistem komputer ke sistem komputer yang lain dengan menggunakan
media elektronik”. EDI sangat luas penggunaannya, biasanya digunakan
oleh kelompok retail yang besar ketika melakukan bisnis dagang dengan
para supplier mereka. EDI memiliki standarisasi pengkodean transaksi
perdagangan, sehingga organisasi komersial tersebut dapat berkomunikasi
secara langsung dari satu sistem komputer yang satu ke sistem komputer
yang lain tanpa memerlukan hardcopy, faktur, serta terhindar dari
penundaan, kesalahan yang tidak disengaja dalam penanganan berkas dan
intervensi dari manusia. Keuntungan dalam menggunakan EDI adalah
waktu pemesanan yang singkat, mengurangi biaya, mengurangi kesalahan,
memperoleh respon yang cepat, pengiriman faktur yang cepat dan akurat
serta pembayaran dapat dilakukan secara elektronik.
3. Internet Commerce
Internet commerce adalah penggunaan internet yang berbasis teknologi
informasi dan komunikasi untuk perdagangan. Kegiatan komersial ini
seperti iklan dalam penjualan produk dan jasa. Transaksi yang dapat
dilakukan di internet antara lain pemesanan/pembelian barang dimana
barang akan dikirim melalui pos atau sarana lain setelah uang ditransfer ke
rekening penjual. Penggunaan internet sebagai media pemasaran dan
saluran penjualan terbukti mempunyai keuntungan antara lain untuk
beberapa produk tertentu lebih sesuai ditawarkan melalui internet; harga
lebih murah mengingat membuat situs di internet lebih murah biayanya
dibandingkan dengan membuka outlet retail di berbagai tempat; internet
merupakan media promosi perusahaan dan produk yang paling tepat
dengan harga yang relatif lebih murah; serta pembelian melalui internet
akan diikuti dengan layanan pengantaran barang sampai di tempat
pemesan.
III.3 Karakteristik E-Commerce
Berbeda dengan transaksi perdagangan biasa, transaksi e-commerce
memiliki beberapa karakteristik yang sangat khusus, yaitu (dalam Nur, 2012):
a. Transaksi tanpa batas
Sebelum era internet, batas-batas geografi menjadi penghalang
suatu perusahaan atau individu yang ingin go-international. Sehingga,
hanya perusahaan atau individu dengan modal besar yang dapat
memasarkan produknya ke luar negeri. Dewasa ini dengan internet
pengusaha kecil dan menengah dapat memasarkan produknya secara
internasional cukup dengan membuat situs web atau dengan memasang
iklan di situs-situs internet tanpa batas waktu (24 jam), dan tentu saja
pelanggan dari seluruh dunia dapat mengakses situs tersebut dan
melakukan transaksi secara online.
b. Transaksi anonim
Para penjual dan pembeli dalam transaksi melalui internet tidak
harus bertemu muka satu sama lainnya. Penjual tidak memerlukan nama
dari pembeli sepanjang mengenai pembayarannya telah diotorisasi oleh
penyedia sistem pembayaran yang ditentukan, yang biasanya dengan kartu
kredit.
c. Produk digital dan non digital
Produk-produk digital seperti software komputer, musik dan
produk lain yang bersifat digital dapat dipasarkan melalui internet dengan
cara mendownload secara elektronik. Dalam perkembangannya obyek
yang ditawarkan melalui internet juga meliputi barang-barang kebutuhan
hidup lainnya.
d. Produk barang tak berwujud
Banyak perusahaan yang bergerak di bidang e-commerce dengan
menawarkan barang tak berwujud separti data, software dan ide-ide yang
dijual melalui internet. Implementasi e-commerce pada dunia industri yang
penerapannya semakin lama semakin luas tidak hanya mengubah suasana
kompetisi menjadi semakin dinamis dan global, namun telah membentuk
suatu masyarakat tersendiri yang dinamakan Komunitas Bisnis Elektronik
(Electronic Business Community). Komunitas ini memanfaatkan
cyberspace sebagai tempat bertemu, berkomunikasi, dan berkoordinasi ini
secara intens memanfaatkan media dan infrastruktur telekomunikasi dan
teknologi informasi dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari. Seperti
halnya pada masyarakat tradisional, pertemuan antara berbagai pihak
dengan beragam kepentingan secara natural telah membentuk sebuah
pasar tersendiri tempat bertemunya permintaan (demand) dan penawaran
(supply). Transaksi yang terjadi antara demand dan supply dapat dengan
mudah dilakukan walaupun yang bersangkutan berada dalam sisi geografis
yang berbeda karena kemajuan dan perkembangan teknologi informasi,
yang dalam hal ini adalah teknologi e-commerce. Secara umum e-
commerce dapat diklasifasikan menjadi dua jenis yaitu: Business to
Business (B2B) dan Business to Consumer (B2C). Business to Business
(B2B) adalah sistem komunikasi bisnis online antar pelaku bisnis,
sedangkan Business to Consumer (B2C) merupakan mekanisme toko
online (electronic shopping mall), yaitu transaksi antara e-merchant
dengan e-customer. Dalam Business to Business pada umumnya transaksi
dilakukan oleh para trading partners yang sudah saling kenal dengan
format data yang telah disepakati bersama. Sedangkan dalam Business to
Customer sifatnya terbuka untuk publik, sehingga setiap individu dapat
mengaksesnya melalui suatu web server. Dalam kajian ini, untuk
selanjutnya yang akan dibahas adalah Business to Customer.
Selengkapnya, karakteristik e-commerce dapat diilustrasikan melalui gambar
berikut ini:
III.4 Mekanisme E-Commerce
Transaksi elektronik antara e-merchant (pihak yang menawarkan barang
atau jasa melalui internet) dengan e-customer (pihak yang membeli barang atau
jasa melalui internet) yang terjadi di dunia maya atau di internet pada umumnya
berlangsung secara paperless transaction, sedangkan dokumen yang digunakan
dalam transaksi tersebut bukanlah paper document, melainkan dokumen
elektronik (digital document). Kontrak online dalam e-commerce menurut
Santiago Cavanillas dan A. Martines Nadal, seperti yang dikutip oleh Arsyad
Sanusi (dalam Nur, 2012) memiliki banyak tipe dan variasi yaitu:
1. Chatting dan Video Conference
Adalah alat komunikasi yang disediakan oleh internet yang biasa
digunakan untuk dialog interaktif secara langsung. Dengan chatting
seseorang dapat berkomunikasi secara langsung dengan orang lain persis
seperti telepon, hanya saja komunikasi lewat chatting ini adalah tulisan
atau pernyataan yang terbaca pada komputer masing-masing. Sesuai
dengan namanya, video conference adalah alat untuk berbicara dengan
beberapa pihak dengan melihat gambar dan mendengar suara secara
langsung pihak yang dihubungi dengan alat ini. Dengan demikian
melakukan kontrak dengan menggunakan jasa chatting dan video
conference ini dapat dilakukan secara langsung antara beberapa pihak
dengan menggunakan sarana komputer atau monitor televisi.
2. Kontrak melalui e-mail
Adalah salah satu kontrak online yang sangat populer karena
pengguna e-mail saat ini sangat banyak dan mendunia dengan biaya yang
sangat murah dan waktu yang efisien. Untuk memperoleh alamat e-mail
dapat dilakukan dengan cara mendaftarkan diri kepada penyedia layanan
e-mail gratis atau dengan mendaftarkan diri sebagai subscriber pada
server atau ISP tertentu. Kontrak e-mail dapat berupa penawaran yang
dikirimkan kepada seseorang atau kepada banyak orang yang tergabung
dalam sebuah mailing list, serta penerimaan dan pemberitahuan
penerimaan yang seluruhnya dikirimkan melalui e-mail. Di samping itu
kontrak e-mail dapat dilakukan dengan penawaran barangnya diberikan
melalui situs web yang memposting penawarannya, sedangkan
penerimaannya dilakukan melalui e-mail.
3. Kontrak melalui web
Kontrak dapat dilakukan dengan cara situs web seorang supplier
(baik yang berlokasi di server supplier maupun diletakkan pada server
pihak ketiga) memiliki diskripsi produk atau jasa dan satu seri halaman
yang bersifat self-contraction, yaitu dapat digunakan untuk membuat
kontrak sendiri, yang memungkinkan pengunjung web untuk memesan
produk atau jasa tersebut. Para konsumen harus menyediakan informasi
personal dan harus menyertakan nomor kartu kredit. Selanjutnya,
mekanismenya adalah sebagai berikut: untuk produk online yang berupa
software, pembeli diizinkan untuk mendownloadnya; untuk produk yang
berwujud fisik, pengiriman barang dilakukan sampai di rumah konsumen;
untuk pembelian jasa, supplier menyediakan untuk melayani konsumen
sesuai dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan dalam perjanjian.
Mekanisme transaksi elektronik dengan e-commerce dimulai dengan
adanya penawaran suatu produk tertentu oleh penjual (misalnya: bertempat
kedudukan di daerah tertentu di wilayah kota Surabaya) di suatu website melalui
server yang berada di daerah berbeda di Indonesia (misalnya: kota Malang).
Apabila konsumen di daerah Surabaya melakukan pembelian, maka konsumen
tersebut akan mengisi order mail yang telah disediakan oleh pihak penjual. Hal ini
bisa ditunujukkan pada gambar berikut:
III.5 Aspek Keamanan
Aspek keamanan biasanya seringkali ditinjau dari tiga hal,
yaitu Confidentiality, Integrity, danAvailability. Biasanya ketiga aspek ini sering
disingkat menjadi CIA. Namun dalam makalah ini diusulkan aspek lain yaitu
aspek non-repudiation yang dipelukan untuk transaksi elektronik. Penjabaran dari
masing-masing aspek tersebut akan dibahas secara singkat pada bagian ini6:
a. Confidentiality
Confidentiality merupakan aspek yang menjamin kerahasiaan data
atau informasi. Sistem yang digunakan untuk mengimplementasikan e-
procurement harus dapat menjamin kerahasiaan data yang dikirim,
diterima dan disimpan. Bocornya informasi dapat berakibat batalnya
proses pengadaan. Kerahasiaan ini dapat diimplementasikan dengan
berbagai cara, seperti misalnya menggunakan teknologi kriptografi dengan
melakukan proses enkripsi (penyandian, pengkodean) pada transmisi data,
pengolahan data (aplikasi dan database), dan penyimpanan data (storage).
Teknologi kriptografi dapat mempersulit pembacaan data tersebut bagi
pihak yang tidak berhak. Seringkali perancang dan implementor dari
sistem informasi atau sistem transaksi elektronik lalai dalam menerapkan
pengamanan. Umumnya pengamanan ini baru diperhatikan pada tahap
akhir saja sehingga pengamanan lebih sulit diintegrasikan dengan sistem
yang ada. Penambahan pada tahap akhir ini menyebabkan sistem menjadi
tambal sulam. Akibat lain dari hal ini adalah adanya biaya yang lebih
mahal daripada jika pengamanan sudah dipikirkan dan diimplementasikan
sejak awal. Akses terhadap informasi juga harus dilakukan dengan melalui
mekanisme otorisasi (authorization) yang ketat. Tingkat keamanan dari
mekanisme otorisasi bergantung kepada tingkat kerahasiaan data yang
diinginkan.
b. Integrity
6 http://budi.insan.co.id/books/handbook.pdf
Integrity merupakan aspek yang menjamin bahwa data tidak boleh
berubah tanpa ijin pihak yang berwenang (authorized). Untuk aplikasi e-
procurement, aspek integrity ini sangat penting. Data yang telah
dikirimkan tidak dapat diubah oleh pihak yang berwenang. Pelanggaran
terhadap hal ini akan berakibat tidak berfungsinya sistem e-procurement.
Secara teknis ada banyak cara untuk menjamin aspek integrity ini, seperi
misalnya dengan menggunakan message authentication code, hash
function, digital signature.
c. Availability
Availability merupakan aspek yang menjamin bahwa data tersedia
ketika dibutuhkan. Dapat dibayangkan efek yang terjadi ketika proses
penawaran sedang dilangsungkan ternyata sistem tidak dapat diakses
sehingga penawaran tidak dapat diterima. Ada kemungkinan pihak-pihak
yang dirugikan karena tidak dapat mengirimkan penawaran, misalnya.
Hilangnya layanan dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari bencana
alam (kebakaran, banjir, gempa bumi), kesalahan sistem (server rusak,
disk rusak, jaringan putus), sampai ke upaya pengerusakan yang dilakukan
secara sadar (attack). Pengamanan terhadap ancaman ini dapat dilakukan
dengan menggunakan sistem back up dan menyediakan disaster recovery
center (DRC) yang dilengkapi dengan panduan untuk melakukan
pemulihan (disaster recovery plan).
d. Non-repudiation
Non-repudiation merupakan aspek yang sangat penting dalam
transaksi elektronik. Aspek ini seringkali dilupakan. Aspek non-
repudiation menjamin bahwa pelaku transaksi tidak dapat mengelak atau
menyangkal telah melakukan transaksi. Dalam sistem transaksi
konvensional, aspek non-repudiation ini diimplementasikan dengan
menggunakan tanda tangan. Dalam transaksi elektronik, aspek non-
repudiation dijamin dengan penggunaan tanda tangan digital (digital
signature), penyediaan audit trail (log), dan pembuatan sistem dapat
diperiksa dengan mudah (auditable). Implementasi mengenai hal ini sudah
tersedia, hanya perlu diaktifkan dan diakui saja. Dalam rancangan
Cyberlaw Indonesia – yang dikenal dengan nama RUU Informasi dan
Transaksi Elektronik – tanda tangan digital diakui sama sahnya dengan
tanda tangan konvensional.
BAB IV
KESIMPULAN
E-commerce merupakan terobosan baru dalam dunia informasi dan
pemasaran, karena dapat memberikan suatu informasi dalam bentuk lebih
menarik, menyenangkan dan online setiap saat tanpa batas waktu, asalkan semua
perangkat teknologi memenuhi. Berkaitan dengan itu, perusahaan yang sudah
mapan menjadikan objek dalam penerapan pamasaran melalui e-commerce
sebagai konsep pemasaran terpadu.
Dengan menggunakan e-commerce kita dapat memperoleh beberapa
keuntungan yang meliputi layanan konsumen dan citra perusahaan menjadi baik,
menemukan partner bisnis baru, proses menjadi sederhana dan waktu dapat
dipadatkan serta dapat meningkatkan produktivitas, akses informasi menjadi
cepat, meminimalkan biaya operasional lainnya selama proses jual-beli
berlangsung, biaya transportasi berkurang dan fleksibilitas bertambah.
Manfaat dari e-commerce bagi konsumen diantaranya dapat melayani
transaksi 24 jam hampir di setiap lokasi, memberikan banyak pilihan pada
pelanggan, menyediakan produk yang berkualitas dengan cara mengunjungi
banyak tempat dan melakukan pembandingan secara tepat, pengiriman menjadi
cepat, partisipasi dalam pelayanan maya (virtual action) serta dapat berinteraksi
dengan pelanggan lain dan memudahkan persaingan di dunia bisnis.
Manfaat e-commerce bagi masyarakat diantaranya dapat memungkinkan
untuk bekerja di rumah, terbatasnya jumlah barang yang dijual, dapat menikmati
produk atau jasa yang susah dipasarkan, memfasilitasi layanan publik seperti
perawatan, kesehatan, pendidikan dan lain-lain. Dengan adanya berbagai
keuntungan e-commerce, maka ada juga keterbatasannya dengan kategori teknis
dan non-teknis.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran (Edisi 13). Jakarta: Erlangga.
Liliweri, Alo. 2011. Komunikasi: Serba Ada, Serba Makna. Jakarta: Kencana Predana Media Group.
Sutisna. 2002. Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Turban, Efraim, R. Kelly Rainer, Jr. and Richard E. Potter. 2006. Introduction to Information Technology (Pengantar Teknologi imformasi – Edisi 13). Jakarta: Salemba Infotek.
Winarno, Wing Wahyu. 2004. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Non Buku:
Burhanudin. 2009. Pemasaran dengan Strategi Multi Level Marketing. Yogyakarta: Universitas Janabadra. Diakses melalui: http://burhanudinujb.blogspot.com/2009/02/pemasaran-dengan-strategi-multi-level.html., pada: Kamis, 06 Juni 2013.
Erlangga, Ibrahim Surya. 2012. 8 Strategi Marketing Online untuk Usaha Anda. Diakses melalui: http://suryaerlangga.com/8-strategi-marketing-online-untuk-usaha-anda.html, pada: Selasa, 04 Juni 2013.
http://rajapresentasi.com/2013/02/strategi-pemasaran-online-yang-ampuh-untuk-bisnis-anda/, diakses pada: Selasa: 04 Juni 2013.
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pemasaran/Bab_9.pdf, diakses pada: Selasa, 04 Juni 2013.
Hera, Wisnu. (no year). E-Commerce (Konsep Pemasaran Online) 1. Diakses melalui: http://wisnuhera.web.id/download/presentasi/ecomm/ecomm%20-%207%20-%20Konsep%20Pemasaran%20Online%20-%201.pdf, pada: Selasa, 04 Juni 2013.
. (no year). E-Commerce (Konsep Pemasaran Online) 1. Diakses melalui: http://wisnuhera.web.id/download/presentasi/ecomm/ecomm%20-%208%20-%20Konsep%20Pemasaran%20Online%20-%202.pdf, pada: Selasa, 04 Juni 2013.
Khudaifi, Daffy. 2011. E-Commerce sebagai Pendukung Pemasaran Perusahaan. Diakses melalui: http://daffykhudaifi.blogspot.com/2012/03/e-commerce-sebagai-pendukung-pemasaran.html, pada: Selasa, 04 Juni 2013.
Nur, Andri. 2012. Transaksi Elektronik (E-procurement and E-Commerce Security). Diakses melalui: http://optionsface.blogspot.com/2011/04/transaksi-elektronik-e-procurement-e.html, pada: Kamis, 11 Juli 2013.
Rahardjo, Budi. 2005. Keamanan Sistem Informasi Berbasis Internet. Diakses melalui: http://budi.insan.co.id/books/handbook.pdf, pada: Kamis, 11 Juli 2013.