bab iii pekerjaan laboratorium ok
DESCRIPTION
BAB III Pekerjaan Laboratorium OkTRANSCRIPT
BAB III
PEKERJAAN LABORATORIUM
Pekerjaan laboratorium meliputi pengumpulan dan perhitungan data yang
didapat dari kerja praktikum berupa pemeriksaan dan percobaan yang dikerjakan
di laboratorium, sedangkan perhitungan data dapat dilakukan di laboratorium dan
di luar dengan formulir kerja yang sama.
3.1 Pengukuran Kerapatan Massa (Specific Grafity)
Pengukuran kerapatan massa (specific gravity) bertujuan untuk
mengetahui kerapatan massa butir tanah atau menentukaan berat jenis dari suatu
sampel tanah.
Sebelum pengukuran berat jenis tanah dilakukan sebagai langkah awal
adalah mengovenkan tanah 100 gram selama lebih kurang 24 jam pada suhu
1050C. Tanah yang telah kering diambil 3 bagian sampel tanah berat masing-
masing 25 gram dengan menggunakan alat bantu labu ukur sebanyak 3 buah yang
berukuran 100 cc, kemudian labu ukur ditimbang bersama tanah di dalam nya,
sebelumnya labu ukur telah ditimbang beratnya dalam keadaan kosong. Setelah
labu ukur bersama tanah ditimbang kemudian dimasukkan air suling ke dalam
labu ukur tersebut sebanyak 2/3 bagian dan kemudian dimasukkan air suling ke
dalam sungkup vakum selama 9 menit, pada tekanan minimum uap air pada
temperatur kerja, sehingga udara yang ada pada pori tanah dan air habis keluar.
Selanjutnya labu ukur dikeluarkan dari sungkup vakum dan kemudian ditambah
air sampai batas yang bergaris, kemudian temperatur air dalam tabung diukur
menggunakan termometer dan kemudian labu ukur yang telah diisi air tadi
ditimbang. Selanjutnya dilakukan percobaan kalibrasi dengan memasukkan air ke
dalam labu ukur yang masih kosong dan kemudian ditimbang beratnya dan diukur
suhunya.
5
3.2 Pengukuran Batas Cair dan Plastis
Pengukuran batas cair bertujuan untuk menentukan kadar air pada suatu
keadaan tanah yang cenderung menunjukkan sifat seperti benda alir. Batas
tersebut ditentukan menurut cara yang dikemukakan oleh angka Atterberg yang
berguna untuk menentukan kepekaan tanah terhadap air.
Pengukuran batas plastis bertujuan untuk mengetahui batas kadar air
terhadap suatu tanah sehingga memperlihatkan sifat plastis. Batas tersebut
ditentukan menurut cara yang dikemukakan oleh angka Atterberg yang
merupakan pasangan angka dengan batas cair.
3.2.1 Pengukuran Batas Cair (Liquid Limit)
Pengukuran batas cair bertujuan untuk menentukan kadar air pada satu
tanah yang menunjukkan sifat seperti benda alir. Sampel yang telah di ambil di
keringkan di udara. Setelah itu dimasukkan ke dalam oven kemudian ditumbuk
dalam lumpang dengan menggunakan alu yang bertujuan memisahkan butiran
tanah dan kemudian diayak dengan saringan no.40 sebanyak 200 gram, lalu
sebagian ditumpahkan ke atas plat kaca. Kemudian sedikit demi sedikit diberikan
air dan diaduk dengan spatula hingga menjadi adonan yang lembut. Setelah itu
ketinggian mangkuk Casagrande diatur setinggi 1 cm dari landasan. Kemudian
tanah yang telah diaduk dimasukkan ke dalam mangkuk Casagrande,
permukaannya diratakan dan dibuat dengan grooving tool. Pemberian air di atur
sehingga tercapai 3x diatas 25 pukulan dan 3x dibawah 25 pukulan, misalnya 8,
16, 23, 35, 40. Pada masing-masing pukulan, tanah harus merata pada ½ inchi
atau 13 mm. Dalam pekerjaan ini digunakan 6 buah container yang telah diisikan
adonan tanah yang di ambil tadi bagian tengah mangkuk Casagrande sebesar ibu
jari. Setelah ditimbang, dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam lalu
dikeluarkan dari oven. Kemudian didinginkan dan ditimbang kembali.
6
3.2.2 Pengukuran Batas Plastis (Plastic Limit)
Pengukuran batas plastis bertujuan untuk menentukan batas kadar air
terhadap suatu keadaan tanah yang memperlihatkan sifat plastis. Sampel yang
dipergunakan dipersiapkan bersama-sama dengan percobaan batas cair. Tanah
yang telah di ayak dengan saringan no. 40 sekitar 100 gram ditempatkan pada plat
kaca dan diberi air sedikit kemudian diaduk sehingga menjadi adonan yang dapat
diulenin. Lalu di ambil sebesar ibu jari sehingga membentuk batang memanjang
yang retak pada saat berdiameter 3 mm.
Pada pengukuran batas plastis ini digunakan 3 buah container. Masing-
masing container dimasukkan tanah yang sudah retak tadi, ditimbang dan
dimasukkan ke oven selama 24 jam kemudian ditimbang lagi.
Hasil pengukuran dan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
formulir nomor 100/02/01 yang terlampir.
3.3 Pengukuran Pembagian Butir (Grain Size Analysis)
Praktikum pengukuran pembagian butir bertujuan untuk menentukan
perbandingan berat kelompok butir yang sama ukurannya. Penetapan ukuran butir
didasarkan pada anggapan bahwa butir-butir tersebut bulat seperti bola sehingga
ukuran butir tertulis sebagai diameternya. Pengukuran pembagian butir ini dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu analisa saringan basah (Hydrometer) dan analisa
saringan kering.
3.3.1 Analisa Saringan Basah (Analisys Hydrometer)
Pada pengukuran analisa saringan basah ini merupakan lanjutan dari
pengukuran analisa saringan kering, sampel yang digunakan adalah tanah yang
telah kering di oven dan telah dihaluskan dengan menggunakan alu sehingga
dapat melewati saringan no. 10.
Sampel yang lewat no. 10 tersebut direndam dalam larutan NaPO3 (100
cc) kira-kira sebanyak 60 gram dalam gelas ukur selama 24 jam. Selanjutnya
7
rendaman sampel tanah tersebut diaduk dengan menggunakan mixer selama 15
menit. Kemudian sampel tanah yang telah diaduk dimasukkan ke dalam gelas
ukur 1000 cc dan ditambahkan air hingga batas 1000 cc, pengukuran dilakukan
setelah air dan tanah telah tercampur rata. Pelaksanaan pada langkah awal dimulai
pada menit : ¼, ½, ¾, 1, 2, 3, 4, 8, 16, 30, 45, 60, 120, 240, 480, 960, dan terakhir
pada menit 1440. Pada menit-menit tersebut dilakukan pembacaan dengan
menggunakan Hidrometer dan Termometer. Hasil selengkapnya dapat dilihat
berturut-turut pada formulir no. 105/ 03/ 02 dan 105/ 04/ 02.
3.3.2 Analisa Saringan Kering (Dry Sieve Analysis).
Pengukuran pembagian butir yang menggunakan analisa saringan kering
diawali dengan mengovenkan sampel tanah selama 24 jam. Tanah yang telah
kering di oven tersebut kemudian direndam sebanyak 60 gram dalam air selama
24 jam. Setelah direndam tanah tersebut dicuci dengan menggunakan saringan no.
200, agar semua butiran yang berukuran kecil atau lewat saringan no. 200 dapat
dipisahkan dengan butiran tanah yang tidak lewat saringan no. 200. Pencucian ini
dilakukan sampai air yang digunakan kelihatan jernih. Kemudian tanah yang tidak
lewat saringan diovenkan kembali selama 24 jam. Setelah pengovenan, butiran-
butiran tanah dipisahkan dengan menggunakan saringan yang berukuran berturut-
turut yaitu no. #4, no. #10, no. #20, no. #40, no. #60, no. #80, no. #100, no. #140,
no. #200, yang bertujuan untuk mengetahui berat masing-masing butiran.
3.4 Percobaan Tekan Silinder Bebas (Uncofined Compression Strength)
Percobaan tekan silinder bebas (Unconfined Test) bertujuan untuk
menentukan kuat elemen tanah yang berbentuk silinder dalam melawan suatu
tekanan atau menahan beban tekanan menurut arah sumbu memanjang. Sampel
yang digunakan pada percobaan merupakan sampel tanah yang tidak terganggu
yang digunakan untuk menghitung sifat mekanis tanah. Sampel ini diambil
dengan menggunakan tube sepanjang lebih kurang 25 cm dan berdiameter 7,15
cm.
8
Selanjutnya sampel dikeluarkan dengan menggunakan extruder, kemudian
tanah didongkrak dari arah dasar secara perlahan-lahan sehingga tidak terjadi
pemadatan tanah. Setelah sampel tanah tersebut dikeluarkan dari dalam tube,
selanjutnya sampel tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian pertama lebih
kurang sepanjang 15 cm digunakan untuk percobaan prisma bebas dan selebihnya
digunakan untuk pecobaan kuat geser langsung.
3.5 Percobaan Geser Langsung (Direct Shear)
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan harga sudut geser (Φ) dan
harga kohesi (c) dari suatu elemen tanah. Persiapan bahan dan cara pengambilan
sampel tanah untuk percobaan Direct Shear sama dengan yang dilakukan pada
percobaan Unconfined test yaitu sampel tanah tidak terganggu.
Dalam percobaan Direct Shear digunakan Cutting Ring dan plat kaca.
Untuk Cutting Ring dilakukan pengukuran tinggi, diameter dan ditimbang
beratnya bersama dengan plat kaca. Sampel tanah dipotong dengan menggunakan
Wire Saw lebih tebal dari Cutting Ring, selanjutnya sampel tanah dimasukkan
kedalam Cutting Ring yang dialasi kaca, lalu sampel tanah dipotong dan
disesuaikan dengan Cutting Ring serta ditimbang beratnya.
Selanjutnya sampel tanah dimasukkan ke dalam mesin Direct Shear merk
ELE, lalu semua sekrup penyetel dan pengukur diatur serta diberi pembebanan
0,509 kg, 1,536 kg dan yang terakhir adalah 3,590 kg untuk masing-masing test.
Sedangkan tegangan normal pada alat (σn) masing-masing sebesar 0,365 kg/cm²,
0,614 kg/cm², dan 1,637 kg/cm². Mesin dijalankan bersamaan dengan stopwatch
dan dilakukan pembacaan terhadap dial gerakan vertikal, horizontal dan beban
geser. Saat dial beban geser tidak bertambah lagi (tetap) atau menurun, maka
mesin dihentikan dan benda uji dikeluarkan untuk diambil dan dibelah menjadi
dua bagian, kemudian ditempatkan ke dalam dua container serta ditimbang
beratnya. Selanjutnya sampel tanah dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dan
setelah dikeluarkan dari oven lalu ditimbang berat keringnya.
9
Pengukuran dilakukan dengan tiga pembebanan yang berbeda-beda. Hasil
perhitungan dan pengukuran terdapat pada formulir 111/01/02 sampai dengan
111/05/02.
3.6 Percobaan Konsolidasi
Tujuan pecobaan konsolidasi adalah untuk menentukan hubungan
perubahan volume tanah, beban statis yang bekerja padanya dan waktu yang
diperlukan untuk perubahan itu. Bahan yang di gunakan pada percobaan ini
adalah sampel tanah tidak terganggu
Sampel tanah yang telah dikeluarkan dari tube dengan menggunakan alat
Extruder tersebut dimasukkan ke dalam cutting ring kemudian ratakan permukaan
tanah tersebut sejajar dengan tinggi cutting ring yang digunakan dengan
menggunakan Wire saw. Sisa dari sampel tanah yang terbuang dari hasil
pemerataan sampel tanah ke dalam cutting ring di masukkan ke dalam container
untuk ditimbang berat basah dari sampel tanah tersebut. Sisa dari masing-masing
sampel tanah tersebut dimasukkan ke dalam container yang berbeda.
Cutting ring yang akan digunakan terlebih dahulu diukur diameter dan
ketinggian dari cutting tersebut dengan menggunakan jangka sorong. Kemudian
timbang berat cutting ring beserta plat kaca. Setelah itu timbang berat cutting ring
yang telah berisikan sampel tanah dan plat kaca basahnya, lalu kemudian
dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dan ditimbang berat keringnya.
Selanjutnya disiapkan stopwatch dan formulir yang telah diisi dengan
waktu pembacaan dial. Benda uji dimasukkan ke dalam sel konsolidasi dan diberi
pembebanan dengan berat 0,159 kg, 0,318 kg, 0,636 kg, 1,272 kg, 2,544 kg dan
5,088 kg. Sedangkan jangka waktu pembacaan dial (dalam menit) yaitu pada
menit-menit : 0,25; 1 ; 2,25 ; 4 ; 6,25 ; 9 ; 12,25 ; 16 ; 25 ; 36 ; 49 ; 64 ; 81 ; 100 ;
121 ; 144 ; 169 ; 196 ; 225 ; 256 ; 269 ; 324 dan 400 menit. Data dari praktikum
ini dapat dilihat dari lampiran formulir 106/04/01.
10