bab iii metodologi penelitian a. lokasi...
TRANSCRIPT
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di area Pasar Tradisional Oro-Oro Dowo Kota
Malang. Pasar Tradisional Oro – Oro Dowo terletak di sebelah Utara Hutan
Kota Malabar, tepatnya di Jalan muria atau dapat melalui Jalan Brigjend
Slamet Riyadi kea arah barat serta jalan Ijen ke arah Timur melalui Jalan
Guntur Pasar ini merupakan pasar tradisional yang dibangun oleh jaman
kolonial Belanda pada tahun 1932. Saat masih belum direvitalisasi kondisi
pasar sangat memprihatinkan dengan para pedagang yang masih menempati
bedak-bedak/kios-kios semi permanen, sehingga kondisi di pasar tersebut
sangat berdesak-desakan dan tidak teratur serta kotor. Maka pemerintah
daerah Kota Malang merevitalisasi pasar tersebut baik dari APBN. APBD
maupun yang dikerjasamakan dengan pihak swasta. Kondisi pedagang di
Pasar Oro – Oro Dowo saat ini lebih teratur dengan menempati kios yang
sudah dibangun permanen, lebih rapi, dan tentunya juga lebih nyaman dan
bersih. Pasar Oro – Oro Dowo diresmikan setelah di revitalisasi pada tanggal
1 April 2016 oleh Menteri Perdagangan RI yaitu Thomas Trikasih Lembong
didampingi Walikota Malang yaitu H. Moch. Anton.
B. Jenis Penelitian
1. Jenis Penelitian
Kerlinger (1993:532) mengemukakan bahwa rancangan penelitian adalah
keseluruhan proses yang dibutuhkan dalam perencanaan dan pelaksanaan
34
penelitian. Dengan kata lain rancangan penelitian adalah rencana dan struktur
penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh
jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (Explanatory
Research). Sebuah penelitian eksplanatori menurut Singarimbun dalam
Singarimbun dan Effendi (Ed 1995) merupakan penelitian yang menjelaskan
hubungan klausal antara variabel penelitian dengan pengujian hipotesa. Di
dalam penelitian eksplanatori, pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini
adalah metode survey, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh
fakta-fakta mengenai fenomena-fenomena yang ada di dalam obyek
penelitian dan mencari keterangan secara aktual dan sistematis.
2. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data penelitian ini merupakan faktor penting yang
menjadi pertimbangan yang menentukan metode pengumpulan data. Data
yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua jenis berdasarkan
pada pengelompokannya yaitu:
a. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Dalam penelitian ini
diambil berdasarkan kuisioner kepada responden. Data primer tersebut
meliputi identitas responden secara umum, dan hal yang berkaitan dengan
pendapatan, modal kerja, jam kerja, tingkat pendidikan, dan lokasi berdagang
yang dibagikan kepada responden atau pedagang pasar Oro – Oro Dowo Kota
Malang.
35
b. Data Sekunder
Dalam penelitian ini data diperoleh dari Dinas Pasar Kota Malang, serta
literatur-literatur lainnya yang membahas mengenai materi penelitian ini.
3. Populasi dan Sampel
Menurut Suharyadi dan Purwanto (2098:7), populasi adalah kumpulan
dari semua kemungkinan orang – orang, benda – benda, dan ukuran lain, yang
menjadi objek perhatian aatau kumpulan seluruh objek yang menjadi
perhatian. Populasi memiliki wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi pada penelitian ini adalah pedagang pasar yang ada di dalam pasar
tradisonal Oro – Oro Dowo Kota Malang.
Sedangkan sampel menurut suharyadi dan purwanto (2005:8)
menyatakan bahwa sampel adalah suatu bagian atau wakil populasi tertentu
yang yang menjadi perhatian. Teknik yang digunakan untuk menentukan
sampel dalam penelitian ini adalah penarikan sampel acak terstruktur
(stratified random sampling), maksutnya adalah pengambilan sampel dari
populasi secara acak dilakukan dengan membagi anggota populasi dalam
beberapa subkelompok yang disebut strata kemudian sampel dipilih dari
masing masing stratum. Rumus yang digunakan untuk menghitung besaran
sampel menggunakan rumus Slovin (Umar, 2010:65).
36
Keterangan :
n = sampel
N = populasi
e = nilai error 95% atau sig. = 0,05.
Dengan menggunakan rumus slovin, maka dalam penelitian ini
ditentukan jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 84 pedagang. Dari
105 populasi pedagang sembilan bahan pokok makanan. Berikut ini
merupakan penentuan jumlah sampel yang akan diambil sebagai berikut:
Tabel 3.1. Penentuan Jumlah Sampel
No Jenis Jualan Jumlah Pedagang Penarikan Sampel
% Sampel
1 Prancangan 30 29 24
2 Buah 5 5 4
3 Sayuran 42 40 34
4 Daging Ayam 7 7 6
5 Daging Sapi 10 10 8
6 Ikan 11 10 8
Total 105 100 84
Sumber: Data Primer Diolah 2017
C. Metode Pengumpulan Data
Berdasarkan cara memperolehnya, jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh
secara langsung dari sumbernya. Data tentang pedagang pasar diperoleh
melalui observasi dan metode kuesioner.
37
1. Observasi
Teknik pengumpulan data ini digunakan untuk mendeskripsikan
tentang keadaan lapangan dengan pengamatan yang dilakukan terhadap
pemegang polis yang senantiasa bersifat obyektif faktual dan merupakan
teknik pengumpulan data dengan cara pencatatan secara cermat dan
sistematis. Tujuannya untuk memperoleh gambaran yang lengkap
mengenai keadaan lokasi penelitian.
2. Kuisioner
Kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperolehinformasi atau data dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi, 1998: 140). Dalam
penelitian ini kuesioner tertutup. kuesioner yang digunakan adalah tipe
pilihan untuk memudahkan bagi responden dalam memberikan jawaban,
karena alternatif jawaban sudah disediakan dan hanya membutuhkan waktu
yang lebih singkat dalam menjawabnya. Angket yang digunakan adalah
pilihan ganda, dimana setiap item soal disediakan empat jawaban dengan skor
masing-masing.
D. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Independen
Variabel Independen adalah variabel bebas atau variabel yang
mempengaruhi perubahan variabel terikat (dependen). Variabel independen
dalam penelitian ini yaitu Modal Usaha (X1), Jam Kerja (X2), Luas Tempat
(X3).
.
38
a. Modal Usaha (X1)
Modal usaha adalah barang atau uang bersama faktor – faktor produksi
lainnya yang nantinya akan menghasilkan pemasukan dari hasil penjualan
barang atau bahan pokok pasar tersebut. Indikatornya adalah jumlah modal
awal rata - rata yang digunakan oleh pedagang pasar untuk menjalankan
usahanya dengan satuan Rp/bulan.
b. Total jam kerja (X2)
Jam kerja adalah jumlah waktu atau jangka waktu yang digunakan oleh
pedagang untuk berjualan. Jam kerja juga berkaitan dengan periode jam buka
kios atau los per-hari di pasar Oro – Oro Dowo. Indikatornya yaitu jumlah
jam kerja yang digunakan oleh pedagang untuk berujalan selama sehari.
Satuan yang digunakan untuk mengukur variabel jam kerja,
c. Luas Tempat (X3)
Luas Tempat adalah luas tempat penjual untuk menjualkan barang
dagangannya dan juga melihat kondisi tempat berjualan para pedagang pasar
sudah nyaman atau tidak nyaman tempat untuk berjualan para pedagang pasar
tersebut. Indikatornya adalah luas bedak, los dan emper antara lain dengan
mengalikan panjang kali lebar dengan menggunakan satuan meter.
2. Variabel Dependen
Dalam penelitian ini variabel dependen atau variabel terikat yang diukur
adalah pendapatan. Pendapatan (Y) adalah pendapatan kotor rata-rata per-
bulan yang diperoleh oleh pedagang pasar yang diperoleh dari harga jual
dikalikan dengan jumlah barang yang dijual dan juga pengeluaran -
39
pengeluaran selama proses penjualan pada saat penelitian dilakukan dengan
satuan Rp/bulan.
E. Metode Analisa Data
Pendapatan pedagang pasar pada pasar Oro – Oro Dowo Kota malang
dipengaruhi oleh variabel bebas (independent variable) yang terdiri dari
modal, jam kerja, luas tempat. Teknik analisis data yang akan digunakan
untuk menganalisis Pendapatan pedagang pasar pada pasar Oro – Oro Dowo
Kota malang dengan menggunakan model analisis regresi berganda yang
dinyatakan dalam bentuk fungsi sebagai berikut:
Y = α + β(X1) + β(X2) + β(X3) + e......
Atau secara eksplisit dapat dinyatakan dalam fungsi Non Linier berikut:
Log Y = log A + log + log + log + e
Dimana :
Y = Pendapatan
α = konstanta
β1, β2, β3, β4 = koefisien regresi variabel independen
X1 = modal usaha
X2 = jam kerja
X3 = luas tempat
e = error
Model regresi linear memiliki beberapa asusmsi dasar yang harus
dipenuhi untuk menghasilkan estimasi yang baik atau yang biasa di kenal
40
dengan istilah BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Asumsi – asumsi
dasar tersebut mencakup homoscedastic no-multicollinearity, dan no-
autucollerration (Ajija, 2011).
Dalam melakukan estimasi persamaan linier dengan menggunakan
metode OLS, asumsi-asumsi OLS harus dipenuhi. Jika asumsi OLS tidak
dipenuhi, maka tidak akan menghasilkan nilai parameter yang BLUE (Ajija,
2011).
1. Analisis Deskriptif Untuk Kenyamanan Pedagang
Penelitian ini termasuk jenis penelitian yang bersifat deskriptif, dimana
dalam menganalisis data yaitu menguraikan data atau menjelaskan data
sehingga berdasarkan data tersebut dapat ditarik pengertian dan
kesimpulannya. Data yang sudah berhasil dikumpulkan dan diklasifikasikan
secara sistematis selanjutnya dilakukan analisis dengan menggunakan metode
kualitatif, yaitu menggambarkan secara sistematis data yang tersimpan sesuai
dengan kenyataan yang ada dilapangan. Adapaun analisa data yang peneliti
lakukan yaitu sebagai berikut:
a. Data yang terkumpul dari hasil observasi, dan kuisioner perlu diteliti,
apakah data tersebut perlu dimengerti atau tidak;
b. Data yang telah ada kemudian disusun dan dikelompokkan dengan
menggunakan kata-kata sedemikian rupa untuk menggambarkan
obyek penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.
c. Penyajian dan analisa data secara faktual atau apa adanya
sebagaimana yang telah diperoleh dari informan, kemudian dianalisa
dengan menggunakan interpretasi berdasarkan teori-teori yang telah
41
dikemukakan, untuk memudahkan dalam metode berfikir induktif,
yaitu proses pengorganisasian fakta-fakta dan hasil-hasil menjadi
suatu rangkaian hubungan.
F. Uji Asumsi Klasik
Pengujian terhadap asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah
model regresi tersebut baik atau tidak jika dipergunakan untuk melakukan
penaksiran. Suatu model dikatakan baik apabila bersifat BLUE (Best Linear
Unbias Estimator), yaitu bila memenuhi asumsi klasik atau terhindar dari
masalah-masalah multikolinieritas, heterokedastisitas, dan normalitas. Untuk
itu dilakukan uji terhadap model apakah terjadi penyimpangan-penyimpangan
asumsi klasik.
Pengujian penyimpangan asumsi klasik dilakukan terlebih dahulu
sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian. Pengujian ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah model yang diajukan dalam
penelitian ini dinyatakan lolos dari penyimpangan asumsi klasik. Uji asumsi
klasik merupakan persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis
regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). Uji
asumsi klasik yang sering digunakan yaitu uji normalitas, uji
heterokedastisitas, uji autokorelasi, dan uji multikolinearitas.
1. Uji Normalitas Data
Santoso (2001) dalam Iriani (2010) mengungkapkan bahwa uji
normalitas data adalah suatu pengujian yang digunakan untuk mengetahui
apakah model regresi variabel dependen maupun independen, keduanya
mempunyai sebaran (distribusi) yang normal atau tidak. Model regresi yang
42
baik adalah suatu model yang mempunyai sebaran (distribusi) normal atau
mendekati normal. Untuk mengetahui kenormalan sebaran data dan
homogenitas ragam data dapat dilakukan dengan menguji kenormalan data
serta homogenitas ragam dari unstandardize residual (error) nya. Jadi uji
normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel, tetapi pada nilai
residualnya.
Dalam pengujian normalitas data, digunakan uji One Sample
Kolmogorov-Smirnov pada software SPSS 21 dengan menggunakan taraf
signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih
besar dari 5% atau 0,05. Hipotesis analisis Kolmogorov-Smirnov:
H0: Data residual berdisribusi normal
H1: Data residual tidak berdistribusi normal
Salah satu cara lain yang mudah dilakukan untuk melihat normalitas
residual adalah dengan melihat grafik P-P Plot yang membandingkan antara
data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Pada prinsipnya
normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari graik residualnya. Dasar yang digunakan untuk pengambilan
keputusannya yaitu:
1) Jika data yang menyebar terletak disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal maka menunjukkan pola
distribusi yang normal, maka model regresi tersebut
memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data yang menyebar terletak jauh dari garis diagonal dan
atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka tidak
43
menunjukkan pola distribusi yang normal, model regresi
tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi
penyimpangan model karena gangguan varian berbeda antar observasi satu
dengan observasi lain. Menurut Santoso (2003) dalam Iriani (2010), suatu
asumsi pokok dari model regresi linier yang baik adalah bahwa gangguan
(disturbance) yang muncul dalam regresi harus homogen (terjadi
homoskedastisitas) dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Dengan kata lain
vairans (ragam) dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dari
variabel bebas yang diuji adalah sama.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas varians/ragam,
dalam pengujian ini menggunakan uji Glejser dan uji grafik scaterplot. Uji
korelasi Glejser mempunyai kriteria, yaitu dengan meregresikan nilai
absolute residual (AbsRes) dengan variabel independen. Dimana jika antara
masing-masing variabel independen dengan dengan residualnya mempunyai
nilai signifikansi lebih besar dari α (5% / 0,05) maka tidak terdapat
Heterokedastisitas, dan sebaliknya jika lebih kecil dari α (5% / 0,05) maka
terdapat Heterokedastisitas.
Pada uji grafik scaterplot, dasar pengambilan keputusannya dapat dilihat
sebagai berikut:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang,
44
melebar, kemudian menyempit) maka telah terjadi
heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar diatas
dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinieritas
Dikemukakan pertama kali oleh Ragner Frish dalam bukunya
‟‟Statistical Confluence Analysis by Means of Complete Regression
Systems‟‟. Frish menyatakan bahwa multikolinier adalah adanya lebih dari
satu hubungan linier yang sempurna pasti diantara beberapa atau semua
variabel yang menjelaskan dari regresi. Tujuannya untuk menguji apakah
dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas.
Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dalam
penelitian ini menggunakan tolerance and variance inflation factor (VIF)
(Santoso, 2001). Bila nilai VIF lebih kecil dari 10 maka tidak terjadi
multikolinieritas dan begitu juga sebaliknya apabila VIF lebih besar dari 10
maka akan terjadi multikolinieritas.
G. Pengujian Hipotesis
Disamping uji asumsi klasik, dilakukan juga pengujian hipotesis untuk
memperoleh gambaran tentang variabel dependen dan variabel independen.
Pengujian hipotesis ini dilakukan menggunakan uji statistik yang terdiri dari
uji R², Uji-F, dan Uji-t.
45
1. Uji Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien Determinan (R²) pada intinya mengukur kebenaran model
analisis regresi. Dimana analisisnya adalah apabila nilai R2 mendekati angka
1, maka variabel independen semakin mendekati hubungan dengan variabel
dependen sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan model tersebut dapat
dibenarkan. Model yang baik adalah model yang meminimumkan residual
berarti variasi variabel independen dapat menerangkan variabel dependennya
dengan α sebesar diatas 0,75 (Gujarati, 2003), sehingga diperoleh korelasi
yang tinggi antara variabel dependen dan variabel independen. Akan tetapi
ada kalanya dalam penggunaan koefisisen determinasi terjadi bias terhadap
satu variabel indipenden yang dimasukkan dalam model. Setiap tambahan
satu variabel indipenden akan menyebabkan peningkatan R², tidak peduli
apakah variabel tersebut berpengaruh secara siginifikan terhadap varibel
dependen (memiliki nilai t yang signifikan).
2. Uji Statistik F (f-test)
Uji F pada dasarnya dimaksudkan untuk membuktikan secara statistik
bahwa keseluruhan variabel independen atau bebas berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen. Uji F dapat dilakukan dengan cara
membandingkan hasil uji (F-statistik) pada hasil regresi dengan F-tabel. Jika
nilai F-statistik > F-tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, dengan kata lain,
terdapat hubungan antara variabel dependen dan variabel independen.
Sebaliknya jika F-statistik < F-tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak,
dengan kata lain tidak terdapat hubungan antara variabel dependen dengan
variabel independen (Ajija, 2011).
46
3. Uji Statistik t (t-test)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual dalam menerangkan
variabel dependen. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-
masing variable independen secara sendiri – sendiri mempunyai pengaruh
secara signifikan terhadap variable dependen. Dengan kata lain, untuk
mengetahui apakah masing-masing variable independen dapat menjelaskan
perubahan yang terjadi pada variable dependen secara nyata.
Uji t dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai hasil uji (t-
statistik) pada hasil regresi dengan t-tabel. Jika nilai t-statistik > t-tabel, maka
H0 ditolak dan H1 diterima, dengan kata lain, terdapat hubungan antara
variabel dependen dengan variabel independen. Sebaliknya jika t-statistik< t-
tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, dengan kata lain tidak terdapat
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Ajija,
2011).