bab iii metode penelitian -...
TRANSCRIPT
29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
3.1.1 Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoroto yang terletak di Dusun
Klesem, Desa Wonoroto, Kecamatan Watumatang, Kabupaten Wonosobo. Alasan
peneliti melakukan penelitian di SD Negeri 2 Wonoroto karena pengunaan
metode yang selama ini digunakan di SD Negeri 2 Wonoroto kurang bervariasi
sehingga siswa mudah bosan/jenuh. Hal ini menyebabakan motivasi dan hasil
belajar siswa kurang maksimal.
Penelitian dilakukan dari bulan Januari sampai bulan Mei. Peneltian
diawali dari persiapan penyusunan proposal sampai laporan hasil penelitian.
Adapun rincian alokasi waktu kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1
Alokasi Waktu Penelitian
No Pelaksanaan
Penelitian Januari Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Proposal PTK
2
Siklus I Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi
3
Siklus II Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi
4 Pelaporan
3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 SD Negeri 2
Wonoroto Kabupaten Wonosobo Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 yang
30
berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.
Siswa Kelas 5 SD Negeri 2 Wonoroto mempunyai latar belakang yang berbeda.
baik kemampuan akademiknya, minat belajar, kebiasaan, cara berpikir, tingkat
kerajinan, maupun kedisiplinan. Siswa kelas 5 rata-rata berumur 10-11 tahun.
Menurut Piaget umur tersebut berada pada tahap berpikir operasional kongkrit
yaitu antara 7-11 tahun. Tahap perkembangan berpikir ini sangat sesuai untuk
siswa melakukan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam
mencari/ menginvestigasi sebuah topik pembelajaran yang menuntut siswa untuk
berpikir secara kritis.
Seperti yang diungkapkan Piaget dalam Sugihartono (2007:109)
pengamatan sangat penting dan menjadi dasar dalam menuntut proses berpikir
anak, berbeda dengan perbuatan melihat yang hanya melibatkan mata, pengamatan melibatkan seluruh indra, menyimpan kesan lebih lama dan
menimbulkan sensasi yang membekas pada siswa. Oleh karena itu dalam belajar
diupayakan siswa harus mengalami sendiri dan terlibat langsung secara realistik dengan objek yang dipelajari. Belajar harus bersifat aktif dan sosial. Piaget
meyakini bahwa belajar adalah proses regulasi diri dan anak akan menciptakan
sendiri sensasi perasaan mereka terhadap realitas.
Untuk itu dalam melakukan proses pembelajaran guru hendaknya menyesuaikan
karakteristik siswa sesuai dengan taraf berpikir operasional kongkrit mereka yaitu
melibatkan siswa dalam setiap kegiatan belajar mengajar.
3.2 Variabel yang Diteliti
Berdasarkan judul yang dibuat oleh peneliti serta rumusan masalah, maka
peneliti merumuskan variabel penelitiannya adalah
3.2.1 Variabel Bebas/ Independen
Menurut Slameto (2012:140) menyatakan bahwa variabel bebas atau
independen variabel adalah variabel yang diduga sebagai penyebab timbulnya
variabel lain. Variabel bebas biasanya dimanipulasi, diamati dan diukur untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap variabel lain. Pada penelitian ini variabel bebas
atau variabel X adalah metode pembelajaran Group Investigation. Metode Group
Investigation adalah metode pembelajaran yang menekankan siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu
topik pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
31
Metode Group Investigation dikatakan variabel bebas atau variabel X karena
metode pembelajaran Group Investigation dapat mempengaruhi motivasi belajar
dan hasil belajar siswa. Adapun langkah-langkah metode pembelajaran Group
Investigation adalah
1. Tahap mengidentifikasi topik dan mengatur murid kedalam kelompok.
2. Merencanakan tugas yang akan dipelajarai.
3. Melakukan investigasi.
4. Analisis hasil investigasi.
5. Mempresentasikan hasil investigasi.
6. Evaluasi.
3.2.2 Variabel Terikat/ Dependent
Menurut Slameto (2012:140) menyatakan bahwa variabel terikat adalah
variabel yang timbul sebagai akibat langsung dari manipulasi dan pengaruh
variabel bebas. Dalam penelitian ini, variabel terikat diamati dan diukur untuk
mengetahui pengaruh dari variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat
atau variabel Y ada dua, variabel pertama (Y1) adalah motivasi belajar sedangkan
variabel bebas yang kedua (Y2) adalah hasil belajar. Dikatakan variabel terikat
karena variabel tersebut dipengaruhi oleh variabel X (metode Group
Investigation).
Motivasi belajar adalah pengaruh atau dorongan dari diri individu atau
orang lain untuk melakukan suatu aktifitas guna mencapai tujuan yang ingin
dicapai. Motivasi dapat diukur melalui teknik non tes berupa angket. Angket
adalah jenis penilaian non tes yang diisi oleh responden atau subjek yang diteliti.
Untuk mengukur tingkat keberhasilan motivasi belajar angket dibuat dengan
memperhatikan indikator Attention (perhatian), Relevance (relevan), Confidence
(kepercayaan diri), dan Satisfaction (kepuasan).
Sedangkan hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah
terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan
oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan.
Hasil belajar dapat diukur dengan teknik tes. Tes yang digunakan disini adalah tes
objektif dalam bentuk pilihan ganda.
32
3.3 Prosedur Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (PTK). Menurut Arikunto (2005) menyatakan bahwa Penelitian
Tindakan Kelas atau PTK adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati
sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja
dimunculkan dalam sebuah kelas, dan bertujuan memecahkan masalah atau
meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut. Menurut Soedarsono (2001:2)
menyatakan penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu bisa dimaknai dengan suatu
proses dimana melalui proses ini dosen dan mahasiswa menginginkan terjadinya
perbaikan, peningkatan, dan perubahan pembelajaran yang lebih baik agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Sedangkan menurut Niff dalam Sukidin (2002:14) memandang PTK
sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya
dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan sekolah, pengembangan
keahlian mengajar, dan sebagainya. Dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan
bahawa Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang bertujuan
untuk memperbaiki atau meningkatkan kegiatan pembelajaran dalam mengatasi
kesulitan siswa dalam pembelajaran di kelas sehingga hasilnya dapat
dimanfaatkan untuk mengembangan sekolah dan mengembangkan keahlian
mengajar.
Tujuan dari penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki atau
meningkatkan kegiatan pembelajaran dalam mengatasi kesulitan siswa. Seperti
pendapat Mulyatiningsih (2012:60) yang menyatakan bahwa:
Penelitian tindakan mempunyai karakteristik khusus yang tidak terdapat pada
penelitian lain. Sesuai dengan tujuan penelitian tindakan yaitu untuk memperbaiki kinerja mengajar guru atau kinerja manajerial bagi Kepala Sekolah
maka penelitian tindakan mempunyai karakteristik salah satunya adalah
“dilakukan secara kolaboratif atau partisipatorif”.
Kegiatan penelitian bersifat kolaboratif antara guru, peneliti dan siswa.
Kegitan yang bersifat kolaboratif mengandung pengertian bahwa masing-masing
individu yang terlibat dalam penelitian mempunyai tugas, tanggung jawab dan
kepentingan yang berbeda tetapi tujuannya sama yaitu memecahkan masalah
33
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran termasuk hasil belajar. Dalam hal ini
guru mempunyai kepentingan untuk meningkatkan kemampuan mengajar, peneliti
berkepentingan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan sedangkan yang diteliti
(siswa) memiliki kepentingan untuk meningkatkan kinerja/hasil belajar.
Penelitian ini dilaksanakan secara kolaborasi antara peneliti, guru kelas
dan observer. Peneliti bertindak sebagai perancang penelitian yang dilakukan,
sedangkan guru kelas bertindak sebagai pelaksana tindakan penelitian, dan
observer bertindak sebagai pengamat pelaksanaan tindakan. Hasil penelitian dapat
digunakan bersama-sama oleh guru dan peneliti.
3.4 Rencana Tindakan
Rencana tindakan yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah model Kemmis & Taggart. Kemmis dan Taggart dalam Mulyatiningsih
(2012:70) membagi prosedur penelitian tindakan dalam empat tahap kegiatan
pada satu putaran (siklus) yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting),
pengamatan (observasing) dan refleksi (reflecting). Perencanaan dilakukan
sebelum melaksanakan tindakan, sedangkan kegiatan tindakan dan observasi
dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Hasil observasi direfleksi untuk
merencanakan tindakan tahap (siklus) berikutnya. Siklus tindakan dilaksanakan
secara terus menerus sampai penelitian berhasil atau masalah dapat diselesaikan
dan peningkatan hasil belajar sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditentukan.
Hambatan dan keberhasilan pelaksanaan tindakan pada siklus pertama
diobservasi dan dievaluasi. Setelah diobservasi dan dievaluasi kemudian
didiskusikan antara peneliti, pelaksanan (guru kelas) dan observer sebagai bahan
refleksi yang akan digunakan untuk merancang tindakan pada siklus kedua atau
siklus berikutnya. Tindakan pada siklus kedua atau siklus berikutnya merupakan
perbaikan dari siklus pertama.
Adapun model penelitian yang digunakan dalam penelitin ini adalah model
penelitian menurut Kemmis dan Taggart. Berikut merupakan rancangan penelitian
tindakan kelas, model Kemmis dan Taggart.
34
Pada penelitian ini rencana tindakan dalam beberapa siklus yang setiap
siklusnya terdiri dari tiga kali pertemuan dua pertemuan untuk pembelajaran
dengan metode pembelajaran Group Investigation dan satu pertemuan digunakan
untuk evaluasi pembelajaran. Apabila proses pembelajaran pada siklus I belum
tuntas atau belum mencapai hasil yang diharapkan maka peneliti akan
melanjuntkan ketahap siklus berikutnya sampai hasil yang didapatkan tercapai
dengan maksimal atau sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan.
Adapun tahapan yang digunakan pada setiap siklusnya adalah sebagai
berikut:
a. Tahap Perencanaan (Planning)
Tahap ini merupakan tahap persiapan untuk melakukan suatu tindakan.
Persiapan tersebut mencakup penemuan masalah, pemilihan judul, pembuatan
Aksi
Observasi
Refleksi
Aksi
Perencanaan
Identifikasi masalah
Refleksi
Perencanaan Ulang
Observasi
Sumber: Zainal Aqib 2009:31
Gambar 3.1 Rencana Tindakan Model Kemmis dan Taggart
35
proposal, pembuatan instrument, permohonan izin serta survey di sekolah yang
direncanakan sebagai tempat penelitian yaitu SD Negeri 2 Wonototo.
b. Tahap Melakukan Tindakan (Action)
Pada tahap pelaksanaan tindakan mencakup kegiatan-kegiatan yang
dilakukan di sekolah yang meliputi uji coba instrumen, pengambilan data dan
penerapan metode pembelajaran Group Investigation.
c. Tahap Mengamati (observasi)
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mengamati kegiatan
pembelajaran dengan metode Group Investigation, mencatat dan menganalisis
setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat pembelajaran berlangsung.
d. Tahap Refleksi (Reflection)
Pada tahap refleksi kegiatan yang dilakukan adalah berdiskusi dengan
guru, observer dan peneliti untuk membahas keberhasilan dan kelamahan-
kelemahan guru saat menggunakan metode Group Investigation saat pembelajaran
berlangsung, serta memberikan saran dan perbaikannya untuk menentukan
rencana tindakan untuk siklus berikutnya.
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang akan dijadikan acuan penelitian, peneliti
menggunakan teknik angket, observasi, dokumentasi dan tes.
3.5.1.1 Angket
Angket yang digunakan disini merupakan angket tertutup, artinya angket
yang pengisianya memberikan centang atau menyilang dari beberapa item yang
telah ditentukan oleh peneliti. Angket ini diberikan kepada siswa Kelas 5 SD
Negeri 2 Wonoroto untuk mengetahui motivasi siswa selama proses pembelajaran
dengan menggunakan metode Group Investigation. Aspek yang digunakan dalam
angket motivasi siswa adalah aspek menurut Keller dalam Sugihartono (2007:78)
yaitu terdiri dari Attention (perhatian), Relevance (relevansi), Confidence
(kepercayaan diri) dan Satisfaction (kepuasan).
36
Sistem skoring dalam penelitian ini menggunakan skala Likert yang terdiri
dari empat jawaban alternatif. Menurut Mardapi (2008:121) keempat alternatif
jawaban itu adalah sangat setuju (4), setuju (3), tidak setuju (2), dan sangat tidak
setuju (1). Angket tersebut akan menunjukkan tingkat motivasi belajar siswa,
semakin tinggi skor maka semakin tinggi motivasi belajar siswa, sebaliknya
semakin rendah skor yang diperoleh maka menunjukkan tingkat motivasi belajar
siswa rendah. Jumlah item angket yang digunakan untuk mengukur motivasi
siswa adalah 20 item.
3.5.1.2 Observasi
Menurut Rusman (2010:279) menyatakan bahwa observasi adalah teknik
penilaian alternatif yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara
teliti serta mencatat secara sistematis tentang sesuatu yang terjadi dalam proses
pembelajaran. Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian Zuriah (2003:122).
Menurut Arikunto (2002:205) observasi atau mengamati adalah menatap kejadian,
gerak atau proses.
Menurut Arikunto (2010:272) dalam menggunakan metode observasi
adalah dengan cara melengkapi format atau blangko pengamatan sebagai
instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah
laku yang akan terjadi. Dalam penelitian ini format disusun dalam lembar
observasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui pelaksanaan
pembelajaran dengan metode Group Investigation. Data observasi menggunakan
skala penilaian dengan rentang nilai antara (4, 3, 2, 1) yang berarti angka 4 = baik
sekali, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang (Sudjana, 2006: 77-78).
3.5.1.3 Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah pengumpulan data melalui dokumentasi atau
catatan-catatan penting, surat kabar, internet dan sebagainya. Arikunto (2010:274)
berpendapat bahwa metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip buku, surat kabar, majalah, prasasti, rapat,
agenda dan sebagainya. Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan
untuk mencari data yang berhubungan dengan SD Negeri 2 Wonoroto,
37
dokumentasi tersebut berupa catatan. Catatan ini meliputi seluruh aktifitas siswa
ketika tindakan berlangsung maupun sebelum tindakan untuk mengetahui kondisi
awal. Misalnya perilaku spesifik yang dapat menjadi petunjuk sebagai dugaan
adanya suatu permasalahan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
bagi pelaksanaan langkah berikutnya.
3.5.1.4 Tes
Purwanto (2013:63) menyatakan bahwa tes merupakan alat ukur untuk
pengumpulan data di mana dalam memberikan respon atas pertanyaan dalam
instrumen, peserta didorong untuk menunjukkan penampilan maksimalnya. Tes
digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Tes
ini diberikan setelah akhir pembelajaran.
Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dalam
bentuk tes objektif yang meliputi tes pilihan ganda dan digunakan untuk
mengukur pemahaman siswa pada ranah kognitif. Tes tertulis merupakan tes
dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada siswa dalam bentuk tulisan.
Sedangkan tes pilihan ganda, yaitu salah satu bentuk tes objektif yang terdiri atas
pertanyaan atau pernyataan yang sifatnya belum selesai, dan untuk
menyelesaikannya harus dipilih salah satu (atau lebih) dari beberapa kemungkinan
jawaban yang telah disediakan pada tiap-tiap butir soal yang disediakan.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan maka peneliti memerlukan
instrumen pengumpulan data. Instrumen penggumpulan data yang digunakan
peneliti dalam penelitian ini terdiri dari: Instumen angket, observasi dan tes.
Instumen tersebut adalah sebagai berikut:
3.5.2.1 Instrumen angket
Instrumen angket digunakan untuk mengetahui motivasi siswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar menggunakan metode pembelajaran Group
Investigation. Angket motivasi akan diberikan dan diisi oleh siswa setiap akhir
pembelajaran pada setiap siklus. Angket motivasi diberikan setelah kegiatan
pembelajaran dengan metode pembelajaran Group Investigation berlangsung.
38
Hal ini bertujuan untuk mengetahui motivasi siswa setelah mengikuti
pembelajaran dengan metode pembelajaran Group Investigation. Angket motivasi
dibuat 20 item. Menurut Keller dalam Sugihartono dkk. (2007:78)
mengungkapkan bahwa indikator untuk mengukur motivasi adalah aspek
Attention (perhatian), Relevance (relevansi), Confidence (kepercayaan diri)
Satisfaction (kepuasan). Adapun kisi-kisi angket motivasi belajar siswa secara
rinci dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa
No Aspek Indikator No. Item Jumlah
I. Attention (perhatian)
a. Memperhatikan kegiatan pembelajaran yang berlangsung.
b. Memperhatikan meteri pembelajaran
yang disampaikan.
2, 6, 8,
12, 17, 20 6
II. Relevance
(relevansi)
a. Kesesuaian materi pelajaran dengan
kebutuhan dan kondisi siswa
b. Kesesuaian materi pelajaran dengan metode pembelajaran.
1, 5, 10,
13, 15, 18 6
III. Confidence
(kepercayaan
diri)
Keyakinan terhadap kemampuan yang
dimiliki siswa
4, 7,
14, 19 4
IV Satisfaction
(kepuasan)
Kepuasan terhadap hasil yang diperoleh 3, 9,
11, 16 4
Jumlah 20
Sumber: Widoyoko (2012)
3.5.2.2 Instrumen observasi
Observasi digunakan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan
metode pembelajaran Group Investigation. Lembar observasi diisi oleh observer
yaitu teman sejawat. Observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan
penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan metode Group
Investigation. Melalui pengisian lembar observasi pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar dengan metode pembelajaran Group Investigation, peneliti dapat
mengetahui keterlaksanaan proses belajar mengajar dengan metode pembelajaran
Group Investigation. Kisi-kisi observasi dibuat sesuai dengan langkah-langkah
metode Group Investigation.
39
Adapun kisi-kisi observasi pelaksanaan pembelajaran ada pada tabel 3.3.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Observasi Pelaksanaan Metode Pembelajaran Group Investigation
Variabel Aspek Indikator No
Pelaksanaan Metode
Pembelajaran
Group Investigation
I. Pra pembelajaran
1. Kesiapan guru dalam menyiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran
2. Mengatur tempat duduk siswa
1
2
II. Kegiatan awal pembelajaran
1. Membuka pelajaran 2. Menyampaikan apersepsi serta motivasi
kepada siswa
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Menyampaikan langkah-langkah metode Group Investigation
3 4
5
6
III. Kegiatan inti pembelajaran
A. Tahap mengidentifika
si topik dan
mengatur murid dalam
beberapa
kelompok
1. Siswa memilih subtopik 2. Siswa bergabung dalam kelompok
3. Membatasi jumlah siswa pada setiap
kelompok 4. Guru membantu siswa mengumpulkan
informasi
7 8
9
10
B. Tahap merencanakan
tugas yang
akan dipelajari
Merencanakan tugas yang akan dipelajari 11
C. Tahap melaksanakan
investigasi
1. Mengumpulkan informasi dan menganalisisnya
2. Berpartisipasi aktif dalam kelompok
3. Memantau dan memberi bantuan
12
13
14 D. Tahap analisis
hasil investigasi
1. Bediskusi untuk menganalisis dan
mengabungkan informasi
2. Merencanakan presentasi
3. Membagi tugas dalam presentasi
15
16
17
E. Tahap mempresentasi
kan hasil
investigasi
4. Mempresentasikan topik yang telah
diinvestigasi
1. Siswa lain menanggapi presentasi
2. Mengevaluasi kejelasan presentasi
3. Mengatur presentasi
18
19 20
21
IV. Kegiatan akhir pembelajaran
F. Tahap evaluasi 1. Memberikan umpan balik
2. Mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan.
3. Guru mengakhiri pembelajaran.
22
23
24
Jumlah 24 Item
Sumber: Widoyoko (2012)
40
Dalam penelitian ini lembar observasi diisi oleh teman sejawat atau
observer sesuai dengan keadaan saat pembelajaran berlangsung.
3.5.2.3 Instrumen Tes
Instrumen tes digunakan untuk membuat kriteria dalam mengukur
keberhasilan pembelajaran dengan metode pembelajaran Group Investigation.
Dalam instrumen tes terdapat kisi-kisi soal evaluasi untuk mengetahui apakah
sudah terjadi peningkatan hasil belajar atau belum. Jika sudah terjadi peningkatan
hasil belajar maka penelitian diartikan berhasil. Tes dilakukan pada setiap akhir
siklus dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar
mengajar atau sebaliknya. Dalam instrumrn tes terdapat kisi-kisi soal evaluasi
siklus I dan soal evaluasi siklus II. Adapun instrumen kisi-kisi soal tersebut ada
pada tabel 3.4.
Tabel 3.4
Kisi- Kisi Soal Evaluasi Siklus I
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Nomor Soal
7. Memaha
mi
perubahan
yang
terjadi di
alam dan
hubungan
nya
dengan
pengguna
an sumber
daya alam
7.1 Mendes-
kripsikan
proses
pembentu
kan tanah
karena
pelapukan
.
1. Menggolongkan jenis-jenis
batuan berdasarkan ciri-cirinya
2, 4*, 6, 21,
22, 24, 30.
2. Menggolongkan jenis-jenis
batuan berdasarkan
manfaatnya.
8, 12*, 14, 17, 19, 23,
25, 29*.
3. Menggolongkan jenis-jenis
batuan berdasarkan proses
terbentuknya.
7, 9, 10, 15,
16*, 20, 28.
4. Mendiskripsikan pembentukan
tanah karena pelapukan fisika.
1, 5, 13*, 18, 27.
5. Mendiskripsikan pembentukan
tanah karena pelapukan
biologi.
3, 11, 26.
Jumlah Soal 30
Keterangan: * = menunjukkan nomor soal yang tidak valid.
Kisi-kisi soal yang valid sebanyak 25 soal. Soal yang valid digunakan
untuk membuat soal evaluasi siklus I. Sedangkan 5 soal tidak valid. Soal yang
tidak valid tidak digunakan untuk membuat soal evaluasi siklus I.
41
Untuk mengukur tingkat keberhasilan evaluasi siklus II maka soal
divalidkan terlebih dahulu adapun kisi-kisi soal siklus II yaitu pada tabel 3.5.
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Soal Siklus II
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator Nomor Soal
7.
Memaha
mi
perubahan
yang
terjadi di
alam dan
hubungan
nya
dengan
pengguna
an sumber
daya alam
7.2
mengiden
-tifikasi
jenis-jenis
tanah
1. Mengidentifikasi susunan tanah 2, 4, 5*, 7, 9,
12*, 14, 16*, 23, 27*.
2. Menjelaskan jenis-jenis tanah
misalnya berhumus, berpasir,
liat, dan berkapur
1, 3, 6, 15*,
18*, 21*, 22,
24, 26, 29*.
3. Mengidentifikasi penyerapan
air oleh tanah.
7, 20, 25,
28*.
4. Menjelaskan manfaat tanah
misalnya berhumus, berpasir,
liat, dan berkapur.
8, 10, 11,
13*, 17*, 19, 30.
Jumlah Soal 30
Keterangan: * = menunjukkan nomor soal yang tidak valid.
Kisi-kisi soal yang valid digunakan untuk membuat soal evaluasi siklus II
yaitu sebanyak 20 soal. Sedangkan kisi-kisi soal yang tidak valid tidak digunakan
untuk membuat soal evaluasi siklus II yang berjumlah 10 soal.
3.6 Uji Coba Instrumen Penelitian
Uji coba instrumen penelitian pada penelitian ini meliputi uji validitas dan
uji reabilitas. Uji validitas dan uji reabilitasi dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah instrumen yang digunakan sudah valid dan reabel atau belum.
Jika instrumen sudah valid dan reabel maka instrumen tersebut dapat digunakan
untuk menguji tingkat keberhasilan suatu pembelajaran. Adapun uji validitas dan
reabilitas adalah sebagai berikut.
3.6.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan suatu instrumen. Sebuah instrumen dinyatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang
42
diteliti secara tepat. Menurut Widoyoko (2009:155) cara menganalisis validitas
dan reabilitas instrumen menggunakan komputer dilakukan dengan menggunakan
program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) dengan urutan langkah-
langkah yaitu membuka program SPSS 16.0 kemudian memasukkan data (entry
data), selanjutnya mengolah data dengan cara Analyze- scale- Reliability
Analysis- Scale if item deleted- Continue- Ok dan yang terakhir menganalisis
output atau hasilnya.
Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas item. Validitas item
ditunjukkan dengan adanya korelasi antara skor item dengan skor total item. Hasil
perhitungan korelasi digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan
untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Menurut
Widoyoko (2009:143) suatu item dinyatakan valid atau layak digunanakan apabila
Corrected Item-Total Correlation lebih besar atau samadengan 0,3 (≥ 0,3).
Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur
tingkat motivasi siswa dan menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan
digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pada pembelajaran dalam
evaluasi siklus I dan siklus II pada pembelajaran IPA kelas 5 SD Negeri 2
Wonoroto pada pokok bahasan proses pembentukan tanah karena pelapukan dan
jenis-jenis tanah dengan menerapkan metode pembelajaran Group Investigation.
3.6.1.1 Uji Validitas Angket Motivasi
Untuk menguji kevaliditasan angket motivasi yang digunakan untuk
mengukur tingkat motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan
menerapkan metode Group Investigation, maka peneliti mengujicobakan angket
motivasi tersebut di Kelas 5 SD Negeri 2 Wonoroto pada pertemuan pertama. Uji
validitas angket motivasi dilakukan di sekolah dan kelas yang sama dengan
tempat penelitian yaitu SD Negeri 2 Wonoroto karena siswa kelas 5 SD Negeri 2
Wonoroto sudah mengetahui metode pembelajaran Group Investigation sehingga
siswa paham dan bisa mengisi angket motivasi yang diberikan guru dengan
mudah.
Setelah diuji cobakan kemudian peneliti menganalisis tingkat
kevaliditasannya dengan bantuan SPSS 16 for windows. Hal ini dilakukan untuk
43
mempermudah peneliti dalam menguji validitas soal evaluasi jika dibandingkan
dengan menganalisisnya secara manual.
Adapun hasil uji validitas instrumen angket motivasi dapat dilihat pada
tabel 3.6 di bawah ini.
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Angket Motivasi
No. Soal Corrected
Item-Total
Correlation Keterangan No. Soal
Corrected
Item-Total
Correlation Keterangan
VAR00001 .473 Valid VAR00011 .692 Valid
VAR00002 .422 Valid VAR00012 .379 Valid
VAR00003 .568 Valid VAR00013 .596 Valid
VAR00004 .652 Valid VAR00014 .856 Valid
VAR00005 .406 Valid VAR00015 .372 Valid
VAR00006 .391 Valid VAR00016 .800 Valid
VAR00007 .602 Valid VAR00017 .425 Valid
VAR00008 .502 Valid VAR00018 .634 Valid
VAR00009 .581 Valid VAR00019 .304 Valid
VAR00010 .592 Valid VAR00020 .749 Valid
Sumber: data yang diolah
Berdasarkan tabel 3.6 di atas, rancangan instrumen validitas angket
motivasi yang telah diuji cobakan pada siswa kelas 5 SD Negeri 2 Wonoroto
dapat diperoleh bahwa ke-20 instrumen soal dinyatakan valid dan dapat
digunakan. Karena hasil perhitungan dari kolom corrected item total coorelation
menunjukkan nilai ≥0,30 sehingga dapat digunakan untuk menguji tingkat
motivasi siswa.
3.6.1.2 Uji Validitas Soal Evaluasi
Untuk menguji kevaliditasan soal evaluasi, maka peneliti mengujicobakan
soal tersebut di SD Negeri 1 Wonoroto. Alasan peneliti mengujicobakan
instrumen soal di SD Negeri 1 Wonoroto karena karakteristik dan kemampuan
siswa SD Negeri 1 Wonoroto hampir sama dengan siswa SD Negeri 2 Wonoroto
yang akan menjadi tempat penelitian. Setelah diuji cobakan di SD Negeri 1
Wonoroto kemudian peneliti menganalisis tingkat kevaliditasannya dengan
44
bantuan SPSS 16 for windows. Hal ini dilakukan untuk mempermudah peneliti
dalam menguji kevaliditasan soal evaluasi.
Adapun hasil uji validitas instrumen soal evaluasi siklus I dapat dilihat
pada tabel 3.7 di bawah ini.
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Soal Evaluasi Siklus I
Sumber: data yang diolah
Berdasarkan tabel 3.7 di atas dapat dilihat bahwa, rancangan instrumen
validitas soal siklus I yang telah diuji cobakan pada siswa kelas 5 SD Negeri 1
Wonoroto diperoleh bahwa 25 instrumen soal atau 83% soal valid. Maka dari itu
ke-25 soal tersebut dapat digunakan untuk menguji tingkat keberhasilan siswa
dalam mengikuti pembelajaran melalui tes. Adapun soal yang tidak valid ada
berjumlah lima soal yaitu soal nomor 4, 12, 13, 16, dan 29. Sedangkan ke-25 soal
yang valid adalah soal nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 15, 17, 18, 19, 20,
21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, dan 30. Hasil perhitungan ini dilihat dari kolom
corrected item-total coorelation yang nilainnya lebih dari atau sama dengan 0,30.
Sedangkan rancangan instrumen validitas soal siklus II yang telah diuji
cobakan pada siswa kelas 5 SD Negeri 1 Wonoroto dapat dilihat pada tabel 3.8 di
bawah ini.
No. Soal Corrected
Item-Total
Correlation Keterangan No. Soal
Corrected
Item-Total
Correlation Keterangan
VAR00001 .552 Valid VAR00016 .200 Tidak Valid VAR00002 .723 Valid VAR00017 .488 Valid VAR00003 .704 Valid VAR00018 .355 Valid VAR00004 .176 Tidak Valid VAR00019 .777 Valid VAR00005 .777 Valid VAR00020 .335 Valid VAR00006 .455 Valid VAR00021 .610 Valid VAR00007 .416 Valid VAR00022 .565 Valid VAR00008 .341 Valid VAR00023 .613 Valid VAR00009 .628 Valid VAR00024 .628 Valid VAR00010 .370 Valid VAR00025 .640 Valid VAR00011 .702 Valid VAR00026 .845 Valid VAR00012 .095 Tidak Valid VAR00027 .376 Valid VAR00013 -.111 Tidak Valid VAR00028 .708 Valid VAR00014 .318 Valid VAR00029 -.076 Tidak Valid VAR00015 .507 Valid VAR00030 .819 Valid
45
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas Soal Evaluasi Siklus II
No. Soal Corrected
Item-Total
Correlation Keterangan
No. Soal
Corrected
Item-Total
Correlation Keterangan
VAR00001 .582 Valid VAR00016 .178 Tidak Valid VAR00002 .493 Valid VAR00017 .276 Tidak Valid VAR00003 .492 Valid VAR00018 -.059 Tidak Valid VAR00004 .404 Valid VAR00019 .371 Valid VAR00005 .132 Tidak Valid VAR00020 .492 Valid VAR00006 .692 Valid VAR00021 .174 Tidak Valid VAR00007 .595 Valid VAR00022 .404 Valid VAR00008 .744 Valid VAR00023 .330 Valid VAR00009 .597 Valid VAR00024 .331 Valid VAR00010 .744 Valid VAR00025 .346 Valid VAR00011 .448 Valid VAR00026 .499 Valid VAR00012 .552 Valid VAR00027 .148 Tidak Valid VAR00013 -.110 Tidak Valid VAR00028 .050 Tidak Valid VAR00014 .597 Valid VAR00029 .148 Tidak Valid VAR00015 .058 Tidak Valid VAR00030 .744 Valid
Sumber: data yang diolah
Berdasarkan tabel 3.8 dapat dilihat bahwa ke-20 soal dapat digunakan
untuk menguji tingkat keberhasilan siswa pada siklus II. Adapun soal yang tidak
valid antara lain soal nomor 5, 13, 15, 16, 17, 18, 21, 27, 28, dan 29. Soal-soal
tersebut tidak akan digunakan. Sedangkan ke-20 soal yang valid antara lain 1, 2,
3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, dan 30. Hasil perhitungan
ini dilihat dari kolom corrected item-total coorelation yang nilainnya ≥ 0,30.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator variabel
bentukkan yang menunjukkan derajad sampai dimana masing- masing indikator
itu mengindikasikan variabel bentukan yang umum. Uji reliabilitas dimaksudkan
untuk melihat konsistensi instrumen. Uji reliabilitas dilakukan oleh SPPS 16,0.
Menurut Kaplan dalam Widoyoko (2009:155) suatu instrumen dikatakan reliabel
46
jika mempunyai nilai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,7. Adapun uji
reliabilitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
3.6.2.1 Uji Reliabilitas Angket Motivasi
Untuk menguji kereabilitasan angket motivasi, peneliti mengujicobakan
angket motivasi tersebut dengan tujuan untuk mengetahui apakah angket tersebut
reabel atau dapat digunakan atau tidak. Setelah diuji kemudian peneliti
menganalisisnya dengan bantuan SPSS 16 for windows.
Adapun hasil uji reabilitas angket motivasi yang telah di ujikan dapat
dilihat pada tabel 3.9 di bawah ini.
Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas Angket Motivasi
Cronbach's
Alpha N of Items
.905 20
Berdasarkan tabel 3.9 perhitungan melalui program SPSS versi 16.0 maka
hasil reliabilitas instrumen angket motivasi dinyatakan reliabel karena nilai
koefisien Alpha menunjukkan lebih dari 0,7 (0,905 ≥ 0,7). Dengan melihat nilai
cronbanch’s alfa yaitu 0,905 maka instrumen angket motivasi dinyatakan reabel
dan dapat digunakan.
3.6.2.2 Uji Reliabilitas Soal Evaluasi
Untuk menguji kereabilitasan soal evaluasi, peneliti mengujicobakan soal
tersebut di SD Negeri 1 Wonoroto dengan tujuan untuk mengetahui apakah soal
evaluasi sudah reliabel atau dapat digunakan atau tidak. Setelah diuji cobakan
kemudian peneliti menganalisisnya dengan bantuan SPSS 16 for windows.
Adapun tabel hasil uji reliabilitas instrumen siklus I dapat dilihat pada
tabel 3.10.
Tabel 3.10
Hasil Uji Reliabilitas Siklus I
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.912 30
47
Berdasarkan tabel 3.10 di atas, perhitungan melalui program SPSS versi
16.0 for windows maka hasil reliabilitas instrumen hasil belajar dinyatakan
reliabel karena nilai koefisien Alpha menunjukkan lebih dari 0,7 (0,912 ≥ 0,7).
Dengan melihat nilai cronbanch’s alfa yaitu 0.912 maka instrumen evaluasi hasil
belajar siklus I dinyatakan reabel dan dapat digunakan.
Selain itu soal evaluasi siklus II juga diuji cobakan untuk mengetahui
tingkat kereabelan suatu instrumen. Berikut tabel 3.11 merupakan hasil uji
reabilitas instrumen siklus II.
Tabel 3.11
Hasil Uji Reliabilitas Siklus II
Cronbach's
Alpha N of Items
.856 30
Berdasarkan tabel 3.11 di atas, perhitungan melalui program SPSS versi
16.0 maka hasil reliabilitas instrumen hasil belajar dinyatakan reliabel karena nilai
koefisien Alpha menunjukkan lebih dari 0,7 (0,856 ≥ 0,7). Dengan melihat nilai
cronbanch’s alfa yaitu 0.856 maka instrumen evaluasi hasil belajar dinyatakan
reabel dan dapat digunakan.
3.7 Indikator Kinerja
Pada penelitian tindakan kelas ini peneliti menargetkan adanya peningkatan
motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas 5 dengan rincian
pada tabel 3.12.
Tabel 3.12
Indikator Kinerja
No Dimensi/
unsur
Indikator Instrumen
1. Motivasi belajar
Meningkatnya motivasi siswa pada mata pelajaran IPA yaitu 90% dari jumlah
keseluruhan siswa mempunyai motivasi yang
tinggi dengan skor ≥ 49.
Angket
2. Hasil
belajar
Meningkatnya hasil belajar pada mata
pelajaran IPA yaitu 90% dari jumlah
keseluruhan siswa mendapat nilai KKM ≥ 70.
Tes objektif
(pilihan ganda)
Sumber: Widoyoko (2012)
48
3.8 Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis diskriptif
komparatif yaitu membandingkan nilai hasil evaluasi kondisi awal, nilai evaluasi
siklus I dan nilai evaluasi siklus II. Sedangkan untuk data kualitatif menggunakan
analisis diskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap
siklus.
3.1.1 Data Kuantitatif
a. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Langkah
pertama dalam proses pengolahan hasil belajar adalah penskoran dari data
mentah berdasarkan hasil belajar siswa. Penskoran adalah proses pengubahan
jawaban-jawaban soal tes menjadi angka-angka. Angka-angka hasil penilaian
tersebut selanjutnya diubah menjadi nilai-nilai untuk mengetahui gambaran
yang jelas mengenai hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Dalam
penelitian ini peneliti menghitung nilai dari setiap siswa dan menghitung rata-
rata dari seluruh siswa kelas 5 SD Negeri 2 Wonoroto. Menurut Purwanto
(2013: 207) rumus menghitung nilai adalah sebagai berikut:
𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 =𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎 𝒙 𝒔𝒌𝒂𝒍𝒂
Keterangan :
Skala : 100
b. Data berupa hasil belajar IPA yang dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis deskriptif dengan menentukan mean atau rerata. Menurut Sudjana
(2008:109) rumus menghitung rata-rata nilai siswa adalah sebagai berikut:
= Ʃ𝑥𝑁
Keterangan :
= Rata-rata (mean)
Ʃx = jumlah seluruh skor
N = banyaknya subjek
49
Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa
yang dikelompokkan ke dalam 2 kategori tuntas dan tidak tuntas. Adapun kriteria
ketuntasan belajar dapat dilihat pada tabel 3.13.
Tabel 3.13
Kriteria Ketuntasan Belajar
Kriteria Ketuntasan Kualifikasi
≥ 70 Tuntas
< 70 Tidak Tuntas
Sumber: Depdiknas, rancangan hasil belajar (2006)
3.1.2 Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini adalah data observasi dan data angket.
a. Data observasi dari hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus.
Data kualitatif diperoleh dari observasi pelaksanaan selama proses
pembelajaran IPA berlangsung dengan cara deskriptif, dan data ini hanya
bersifat sebagai data pendukung. Data observasi menggunakan skala penilaian
dengan rentang nilai antara (4, 3, 2, 1) untuk penilaian keterlaksanaan guru
pembelajaran dengan metode Group Investigation. Angka 4 = baik sekali, 3 =
baik, 2 = cukup, 1 = kurang dengan cara memberi centang (√) pada kolom
skala nilai sesuai pendapat Sudjana (2006:77).
Skala nilai tersebut kemudian dikonversikan untuk menilai
keterlaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan. Menurut Widoyoko
(2012:110) konversi skor keterlaksanaan pembelajaran dapat diperoleh dengan
rumus sebagai beikut:
𝑱𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒊𝒏𝒕𝒆𝒓𝒗𝒂𝒍 =𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒊𝒏𝒈𝒈𝒊− 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒕𝒆𝒓𝒆𝒏𝒅𝒂𝒉
𝟒
50
Adapun konversi skor keterlaksanakan pembelajaran dapat dilihat pada
tabel 3.14 di bawah ini.
Tabel 3.14
Konversi Skor Keterlaksanaan Pembelajaran
Interval Skor Kategori
≤ 22 Sangat Kurang
23-40 Kurang Baik
41-58 Cukup
59-76 Baik
77-96 Sangat Baik
Sumber: Widoyoko (2012)
b. Data angket diperoleh dari tiap-tiap siklus.
Data kualitatif yang diperoleh dari angket motivasi siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran IPA dengan cara deskriptif. Data angket motivasi dan
observasi keterlaksanaan pembelajaran menggunakan skala penilaian dengan
rentang nilai antara (4, 3, 2, 1) yang berarti angka 4=sangat setuju, 3=setuju,
2=tidak setuju, dan 1=sangat tidak setuju sesuai pendapat Mardapi (2008:121).
Menurut Widiyoko (2012:110) rumus menghitung rerentang skor adalah
sebagai berikut:
𝑱𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒊𝒏𝒕𝒆𝒓𝒗𝒂𝒍 =𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒊𝒏𝒈𝒈𝒊− 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒕𝒆𝒓𝒆𝒏𝒅𝒂𝒉
𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒌𝒆𝒍𝒂𝒔 𝒊𝒏𝒕𝒆𝒓𝒗𝒂𝒍
Setelah jarak interval diketahui kemudian dibuat konversi skor Motivasi
belajar siswa seperti pada tabel 3.15.
Tabel 3.15
Konversi Skor Motivasi Belajar Siswa
No. Interval Skor Keterangan
1. ≤ 33 Sangat Rendah
2. 34 – 48 Rendah
3. 49 – 63 Tinggi
4. 64 – 80 Sangat Tinggi
Sumber: Widoyoko (2012)