bab iii metode analisisthesis.binus.ac.id/doc/bab3/bab 3_09-204.pdf · bagan kerangka pemikiran...
TRANSCRIPT
42
BAB III
METODE ANALISIS
3.1. Kerangka pikir
Dalam persaingan yang semakin tajam diantara bengkel
otomotif saat ini, maka kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama
dimana tingkat kepentingan dan harapan pelanggan serta pelayanan
yang dilakukan bengkel haruslah sesuai.
Pemilik bengkel harus memperhatikan hal-hal yang dianggap
penting oleh para pelanggan, agar mereka merasa puas. Selain itu juga
laba bengkel dapat meningkat.
PT. Salak Frisma Motor adalah suatu perusahaan yang
bergerak di bidang jasa perbengkelan. PT. Salak Frisma Motor
memilki pelanggan yang cukup banyak, tetapi pada akhir- akhir Salak
Frisma Motor mengalami kondisi dimana terjadi kenaikan dan
penurunan jumlah mobil yang masuk ke bengkel Salak Frisma Motor.
Dikarenakan kejadian itu maka kami mencoba mengukur tingkat
kepuasan pelanggan bengkel Salak Frisma Motor apakah kenaikan dan
penurunan jumlah mobil yang masuk dikarenakan ketidakpuasan
pelanggan bengkel Salak Frisma Motor. Dengan menggunakan
SERVQUAL untuk melihat tingkat kepentingan dan tingkat kinerja
perusahaan. Setelah itu dilihat apakah terjadi kesenjangan ( GAP ) dan
43
untuk meningkatkan kinerja perusahaan setelah melihat kesenjangan
yang ada serta meningkatkan kepuasan pelanggan, maka digunakan
metode diagram kartesius dimana diagram kartesius ini adalah hasil
perbandingan skor rata-rata kinerja atau pelaksanaan dengan skor
harapan. Sehingga akan menghasilkan indikator-indikator apa saja
yang harus di pertahankan dan diperbaiki guna meningkatkan
kepuasan pelanggan bengkel Salak Frisma Motor. Skema kerangka
pemikiran digambarkan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian
PT Salak Frisma Motor
Pengukuran kepuasan pelanggan menggunakan metode ServQual
Adanya GAP antara kinerja bengkel dan kepuasan
Kinerja Perusahaan
Kepuasan Pelanggan
Kepuasan Pelanggan
44
3.2. Model dan Metode Analisis
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dengan menggunakan tekhnik simple random sampling dan
pendekatan survey.
Survey dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan
beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan metode ServQual dan
dibagikan kepada responden yaitu para konsumen Bengkel Salak
Frisma Motor. Survey ini bertujuan agar dapat memberikan beberapa
perubahan maupun perbaikan dengan kriteria yang sudah ada dalam
melaksanakan evaluasi dalam penelitian.
Sedangkan model analisis dalam penelitian seperti pada
Gambar 3.2 :
Gambar 3.2.Model Analisis Kinerja dan Harapan Kepuasan Pelanggan
45
3.2.1. Model Analisis
Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mengetahui
Seberapa besar perubahan variabel Y, apabila variabel X juga berubah
dalam satu satuan, dengan analisis regresi sederhana didapatkan
persamaan regresi baik regresi sederhana maupun regresi ganda.
Sejalan dengan itu, menurut (Mochtar, 1994) dengan menggunakan
persamaan regresi,dapat melakukan prediksi besarnya nilai variabel Y
bila nilai variabel X telah diketahui.
Rumus persamaan regresi sederhana yang digunakan adalah
Dimana :
Y = Variabel terikat
X1 = Tangible
X2 = Reability
X3 = Responsiveness
X4 = Assurance
X5 = Empathy
a = konstanta (intersep garis regresi dengan sumbu y)
b = Koefisien regresi Tangible
c = Koefisien regresi Reability
d = Koefisien regresi Responsiveness
e = Koefisien regresi Assurance
f = Koefisien regresi Empathy
46
3.2.2. Variabel
Pertanyaan yang digunakan di dalam kuesioner adalah tipe
pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang
membatasi jawaban responden dengan keharusan memilih di antara
jawaban-jawaban yang sudah tercantum dalam kuesioner (Supranto,
2004). Dalam penelitian ini, digunakan skala 5 tingkat (Likert) yang
terdiri dari sangat penting, penting, cukup penting, kurang penting,
dan sangat tidak penting
Kelima penilaian tersebut diberi bobot sebagai berikut :
a. Jawaban sangat penting diberi bobot lima (5),berarti pelanggan
sangat puas
b. Jawaban penting diberi bobot empat (4), berarti pelanggan puas.
c. Jawaban cukup penting diberi bobot tiga (3), berarti pelanggan
cukup puas.
d. Jawaban kurang penting diberi bobot dua (2), berarti pelanggan
kurang puas.
e. Jawaban sangat tidak penting diberi bobot satu (1), berarti
pelanggan tidak puas.
Berdasarkan hasil penelitian tingkat kepentingan dan hasil
penilaian kinerja, maka akan dihasilkan suatu perhitungan
mengenai tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan
tingkat pelaksanaannya oleh Bengkel Salak Frisma Motor. Tingkat
47
kesesuaian adalah hasil perbandingan skor kinerja atau
pelaksanaan dengan skor kepentingan. Tingkat kesesuaian inilah
yang akan menentukan urutan prioritas peningkatan faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan pelanggan.
Adapun rumus yang digunakan adalah :
Tki = 100% x YiXi
Di mana : Tki = Tingkat kesesuaian responden
Xi = Skor penilaian kinerja perusahaan
Yi = Skor penilaian kepentingan pelanggan
Selanjutnya sumber mendatar (X) akan diisi oleh skor tingkat
pelaksanaan, sedangkan sumber tegak (Y) akan diisi oleh skor
tingkat kepentingan. Dalam penyederhanaan rumus, maka untuk
setiap faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dengan :
nXiX Σ
= nYiY Σ
=
Dimana : X = Skor rata-rata tingkat pelaksanaan atau kepuasan
Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan
Xi = Skor penilaian kinerja perusahaan
Yi = Skor penilaian kepentingan pelanggan
n = Jumlah responden
48
3.2.3. Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji berdasarkan teori dan penelitian yang
ada diatas maka hipotesis yang akan dibuat adalah sebagai berikut :
• Hipotesis Pertama
Kepuasan pelanggan terhadap kinerja Bengkel.
H0 : Pelanggan puas terhadap kinerja Bengkel.
H1 : Pelanggan tidak puas terhadap kinerja Bengkel
Hipotesis statistika
H0 : µ2 - µ1 > 0
H1 : µ2 - µ1 < 0
Dimana :
µ1 : Rata-rata harapan dari kinerja Bengkel secara keseluruhan
(tangible, reliability, responsiveness, assurance,
empathy).
µ2 : Rata – rata kinerja dari kinerja Bengkel secara
keseluruhan (tangible, reliability, responsiveness,
assurance, empathy).
Untuk mendukung hipotesis diatas, maka akan dilihat juga
kepuasan pelanggan terhadap per faktor yang mendukung
kualitas layanan Bengkel.
a. H0 : Pelanggan puas terhadap faktor tangibility dari kinerja
Bengkel.
49
H1 : Nasabah tidak puas terhadap faktor tangibility dari
kinerja Bengkel
Hipotesis statistika
H0 : µ2 - µ1 > 0
H1 : µ2 - µ1 < 0
Dimana :
µ1 : Rata-rata kepentingan harapan pelanggan dari
kinerja Bengkel pada faktor tangibility.
µ2 : Rata-rata kinerja dari kinerja Bengkel pada faktor
tangibility.
b. H0 : Pelanggan puas terhadap faktor reliability dari
kinerja Bengkel
H1 : Pelanggan tidak puas terhadap faktor reliability
dari kinerja Bengkel
Hipotesis statistika
H0 : µ2 - µ1 > 0
H1 : µ2 - µ1 < 0
Dimana :
µ1 : Rata-rata kepentingan harapan Pelanggan dari
kinerja Bengkel pada faktor reliability.
µ2 : Rata-rata kinerja dari kinerja Bengkel pada
faktor reliability.
50
c. H0 : Pelanggan puas terhadap faktor responsiveness
dari kinerja Bengkel
H1 :Pelanggan tidak puas terhadap faktor
responsiveness dari kinerja Bengkel
Hipotesis statistika
H0 : µ2 - µ1 > 0
H1 : µ2 - µ1 < 0
Dimana :
µ1 : Rata-rata kepentingan harapan Pelanggan dari
kinerja Bengkel pada faktor responsiveness.
µ2 : Rata-rata kinerja dari layanan Bengkel pada
faktor responsiveness.
d. H0 : Pelanggan puas terhadap faktor assurance dari
kinerja Bengkel
H1 : Pelanggan tidak puas faktor assurance dari
kinerja Bengkel.
Hipotesis statistika
H0 : µ2 - µ1 > 0
H1 : µ2 - µ1 < 0
Dimana :
µ1 : Rata-rata kepentingan harapan Pelanggan dari
kinerja Bengkel pada faktor assurance.
51
µ2 : Rata-rata kinerja dari layanan Bengkel pada
faktor assurance.
e. H0 : Pelanggan puas terhadap faktor empathy dari
kinerja Bengkel
H1 : Pelanggan tidak puas terhadap faktor empathy
dari kinerja Bengkel
Hipotesis statistika
H0 : µ2 - µ1 > 0
H1 : µ2 - µ1 < 0
Dimana :
µ1 : Rata-rata kepentingan harapan pelanggan dari
layanan kinerja Bengkel pada faktor empathy.
µ2 : Rata-rata kinerja dari layanan Bengkel pada faktor
empathy.
52
3.2.4. Populasi dan Sampel
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple
random sampling (secara acak sederhana). Menurut (Supranto, 2004)
pengambilan sampel secara acak adalah suatu pemilihan sejumlah
elemen dari populasi untuk menjadi anggota sampel, di mana
pemilihannya dilakukan sedemikian rupa, sehingga setiap elemen
mendapat kesempatan yang sama (equal chance) untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Cara ini dianggap obyektif karena netral. Sampling-
nya disebut probability sampling, yaitu setiap elemen mempunyai
probabilitas (kemungkinan) yang sama untuk dipilih. Teknik ini
dilakukan dengan pertimbangan bahwa responden yang dipilih mudah
didekati, biaya murah dan mudah dilaksanakan. Data-data pelanggan
diperoleh dari data sekunder, yaitu melalui informasi dari Customer
Service bengkel Salak Frisma Motor
Dalam penelitian ini digunakan teknik pengambilan sampel
acak sederhana, dimana setiap populasi diberikan kesempatan yang
sama untuk dipilih sebagai sampel penelitian. Sampel penelitian terdiri
dari 100 orang konsumen bengkel Salak frisma Motor
Pada awalnya peneliti mendatangi Customer Service
bengkel Salak Frisma Motor untuk mengetahui jumlah pelanggan
53
keseluruhan bengkel Salak Frisma Motor. Selanjutnya, jumlah
keseluruhan pelanggan tersebut disebut sebagai populasi.
Untuk memperkirakan jumlah sampel minimum yang
dapat diambil dari keseluruhan populasi yang ada, peneliti
menggunakan rumus Slovin.
Rumus Slovin :
2(e) N 1N n
+=
Keterangan :
n = Jumlah minimum sampel
N = Jumlah populasi
e = % kelonggaran karena kesalahan pengambilan sampel yang
masih dapat ditolerir.
Jadi perhitungan sampel sebagai berikut :
Pelanggan Bengkel Salak Frisma Motor sebanyak 100 orang,
maka sampel diketahui sebanyak 100 orang, dengan tingkat kesalahan
sebesar 5 %.
)05,0(1001
1002+
=n
25,01
100+
=n
80=n 80
54
Dari hasil perhitungan yang menggunakan rumus Slovin,
didapatkan jumlah responden 80 orang.Maka dari itu kuesioner yang
akan dibagikan sebanyak 100 lembar kepada 80 Pelanggan Bengkel
Salak Frisma Motor.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini memerlukan data dan berbagai informasi
yang dapat diuji keabsahannya. Untuk itu dibutuhkan teknik
pengumpulan data agar dapat membantu pencapaian hasil penelitian
yang baik.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan (Library Study)
Studi kepustakaan merupakan penelitian yang dilakukan di
perpustakaan dengan cara membaca, mengumpulkan dan mencatat
serta mempelajari buku-buku, literatur-literatur, serta sumber data
lainnya yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Studi
kepustakaan ini dilakukan untuk mendapatkan untuk mendapatkan
informasi yang bersifat teoritis yang akan diteliti, sehingga
penelitian mempunyai landasan yang kuat sebagai suatu hasil
ilmiah dan bukanya hanya sekedar coba-coba (Trial Error).
55
2. Studi Lapangan (Field Study)
Dalam melakukan studi lapangan, penelitian mendatangi
perusahaan yang bersangkutan, dalam hal ini PT.Salak Frisma
Motor, guna mendapatkan data primer maupun sekunder dan
informasi secara nyata mengenai masalah-masalah yang
berhubungan dengan penelitian ini. Untuk memperoleh data dan
informasi, penelitian menggunakan dua cara sebagai berikut :
A.Pengamatan, yaitu melakukan pengamatan terhadap kegiatan-
kegiatan yang mempunyai hubungan dengan pembahasan masalah.
B. Kuesioner,yaitu membagikan langsung lembar kuesioner
kepada para pelanggan Bengkel Salak Frisma Motor. Kuesioner
tersebut berisi pertanyaan yang terlebih dahulu didapatkan dari
data yang mendukung penelitian.
3.4. Validitas dan Reabilitas
• Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh
mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
fungsi ukurnya. Suatutes atau instrumen pengukur dapat dikatakan
mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan
fungsi ukurnya, yang sesuai dengan maksud dilakukan pengukuran
tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan
56
tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas
rendah.
Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan
pengukuran Suatu alat ukur yang valid, tidak sekedar mampu
mengungkapkan data dengan tepat akan tetapi juga harus memberikan
gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Cermat berarti bahwa
pengukuran itu mampu memberikan gambaran mengenai perbedaan
yang sekecil-kecilnya diantara subjek yang satu dengan yang lain.
Menggunakan alat ukur yang bertujuan untuk mengukur suatu aspek
tertentu akan tetapi tidak dapat memberikan hasil ukur yang cermat
dan teliti tentu akan menimbulkan berbagai kesalahan. Kesalahan itu
dapat berupa hasil yang terlalu tinggi (overestimasi) atau yang terlalu
rendah (underestimasi).
Keseragaman kesalahan ini dalam istilah statistika disebut
varians kesalahan atau varians error. Alat ukur yang valid adalah yang
memiliki varians error yang kecil (karena eror pengukurannya kecil)
sehingga angka yang dihasilkannya dapat dipercaya sebagai angka
yang sebenarnya atau angka yang mendekati keadaan sebenarnya.
Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai
pengukuran yang reliabel. Ide pokok yang terkandung dalam konsep
reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya
Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam
beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek
57
yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur
dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini, relatif sama
berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil
diantara hasil beberapa kali pengukuran.
Bila perbedaan itu sangat besar dari waktu ke waktu maka hasil
pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan sebagai tidak reliabel.
Langkah-langkah untuk menguji validitas butir kuesioner
sebagai berikut
• Menentukan Hipotesis
Ho : Skor butir tidak berkorelasi positif dengan skor faktor.
Hi : Skor butir berkorelasi positif dengan skor faktor.
• Menentukan nilai r tabel
Di sini uji dilakukan satu arah, karena hipotesis menunjukkan
arah tertentu, yaitu positif.
• Mencari r hasil
Di sini r hasil untuk tiap variabel dapat dilihat pada
kolom Corrected Item-Total Correlation.
• Mengambil keputusan
Dasar pengambilan keputusan :
Jika : r hasil positif, serta r hasil > r tabel, variabel tersebut
valid. r hasil tidak positif dan r hasil < r tabel, variabel tersebut tidak
valid.
58
Jadi, jika r hasil > r tabel tapi bertanda negatif, Ho tetap akan ditolak
• Keputusan
Angka pada kolom Corrected Item-Total Correlation berasal
dari korelasi product moment antara butir pertanyaan yang akan diuji
(variabel X) dengan total butir pertanyaan (variabel Y). Kemudian
hasil korelasi tersebut disesuaikan dengan memperhitungkan varian
yang ada, menjadi korelasi koreksi.
Oleh karena ada butir yang tidak valid, butir yang tidak valid
tersebut dikeluarkan dan proses analisi diulang untuk butir yang valid
saja. Untuk itu, akan ada file baru lagi yang merupakan hasil putaran
proses di atas, namun sekarang jumlah item hanya sisa dari yang
sebelum diproses.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan
menggunakan metode kartesius, analisis statistik deskriptif dan
analisis statistik differensial.
Metode kartesius dibutuhkan untuk penelitian ini untuk
mengukur sampai sejauh mana tingkat kepuasan pelanggan bengkel
Salak Frisma Motor akan menjadi sesuatu yang bermanfaat apabila
didasarkan pada kepentingan pelanggan dan kinerjanya bagi
perusahaan, artinya perusahaan seharusnya mencurahkan perhatiannya
pada hal- hal yang memang dianggap penting oleh para pelanggannya.
59
• Reabilitas
• Reliabel artinya konsisten atau stabil. Pengujian reliabitas
instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal.
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu skala dapat memberikan
hasil yang konsisten jika pengukuran diulang (dilakukan beberapa
kali).
Reabilitas adalah tingkat keandalan kuesioner. Kuesioner yang
variabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara berulang-
ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang
sama. Asumsinya, tidak terdapat perubahan psikologis pada
responden.
Dalam pengujian reliabilitas dilakukan dillakukan dengan cara
mencobakan instrumen sekali saja kemudian data diperoleh dianalisis
dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk
memprediksikan reliabilitas instrumen.
Dasar pengambilan keputusan, dimana nilai dari realibilitas
diwakili oleh r(α) yang didapatkan dari proses statistik si SPSS.
Jika :α positif dan α > 0.7, butir atau variabel tersebut
reliabel. α positif tetapi α < r tabel, butir atau variabel tersebut tidak
reliabel.
60
Banyak pendapat menyatakan bahwa angka α (disebut
Cronbach Alpha) minimal adalah 0.7 untuk menyatakan bahwa
pertanyaan dapat dikatakan reliabel.
III.5 Importance-Performance Analysis (Analisis Tingkat
Kepentingan/Harapan dan Kepuasan Pelanggan).
Dalam hal ini, digunakan skala 5 tingkat (Likert) yang terdiri
sangat penting/puas, penting/puas, cukup penting/puas, kurang
penting/puas dan tidak penting/puas.
Kelima penilaian kepentingan/harapan tersebut diberikan bobot
sebagai berikut:
a. Jawaban sangat penting diberi bobot 5.
b. Jawaban penting diberi bobot 4.
c. Jawaban cukup penting diberi bobot 3.
d. Jawaban kurang penting diberi bobot 2.
e. Jawaban tidak penting diberi bobot 1.
Untuk pelayanan(service) diberikan lima penilaian sebagai
berikut :
a) Jawaban sangat penting diberi bobot 5, berarti customer
sangat puas.
b) Jawaban penting diberi bobot 4, berarti customer puas.
61
c) Jawaban cukup penting diberi bobot 3, berarti customer
cukup puas.
d) Jawaban kurang penting diberi bobot 2, berarti customer
kurang puas.
e) Jawaban tidak penting diberi bobot 1, berarti customer tidak
puas.
Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan skor
pelayanan(service) dengan skor kepentingan/harapan. Tingkat
kesesuaian inilah yang akan menentukan urutan prioritas
peningkatan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan.
Dalam penelitian ini terdapat 2 buah variabel yang
diwakilkan oleh huruf X dan Y, dimana: X merupakan tingkat
pelayanan perusahaan yang dapat memberikan kepuasan para
pelanggan, sedangkan Y merupakan tingkat
kepentingan/harapan pelanggan.
Adapun rumus yang digunakan adalah:
%100xYiXiTki =
Dimana: Tki = Tingkat kesesuaian responden
Xi = Skor penilaian kinerja perusahaan
Yi = Skor penilaian kepentingan pelanggan
62
Selanjutnya sumbu mendatar (X) akan diisi oleh skor tingkat
pelaksanaan pelayanan(service), sedangkan sumbu tegak (Y)
akan diisi oleh skor tingkat kepentingan/harapan. Dalam
penyederhanaan rumus, maka untuk setiap faktor yang
mempengaruhi kepuasan pelanggan dengan:
nXi
X ∑= n
YiY ∑=
Dimana: Χ = skor rata-rata tingkat pelaksanaan
pelayanan(service)
Υ = skor rata-rata tingkat kepentingan/harapan
n = jumlah responden
Xi = Skor penilaian kinerja perusahaan
Yi = Skor penilaian kepentingan pelanggan
Diagram kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi atas
empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang
berpotongan tegak lurus pada titik-titik
Rumus selanjutnya
( Χ , Υ ), di mana Χ merupakan rata-rata dari rata-rata skor
tingkat pelaksanaan pelayanan atau kepuasan pelanggan
63
seluruh faktor atau atribut, dan Υ adalah ratarata skor tingkat
kepentingan/harapan seluruh faktor yang mempengaruhi
kepuasan pelanggan. Seluruhnya ada 25 faktor atau atribut.
Seluruhnya ada K faktor di mana K = 25.
K adalah banyaknya atribut/faktor yang dapat mempengaruhi
kepuasan pelanggan selanjutnya tingkat unsur-unsur tersebut
akan dijabarkan dan dibagi menjadi empat bagian ke dalam
diagram kartesius seperti pada gambar 3.3
Gambar 3.3 Diagram Kartesius
Keterangan gambar 3.3 (Diagram Kartesius) :
A. Menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap
mempengaruhi kepuasan pelanggan, termasuk unsur-unsur jasa
yang dianggap sangat penting, namun pemilik bengkel belum
64
melaksanakannya sesuai keinginan pelanggan sehingga
mengecawakan/tidak puas.
B. Menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil
dilaksanakan pemilik bengkel, untuk itu wajib
dipertahankannya. Dianggap sangat penting dan sangat
memuaskan.
C. Menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting
pengaruhnya bagi pelanggan, pelaksanaannya oleh pemilik
bengkel biasa-biasa saja. Dianggap kurang penting dan
kurang memuaskan