bab iii metodologi manajemen risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab3/bab...

37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir Dimulai dari krisis perbankan di Asia yang berimbas ke Indonesia pada tahun 1998, yang dilanjutkan dengan reformasi politik di Indonesia, bencana-bencana alam yang terus menerus terjadi di berberapa daerah di Indonesia seperti tsunami di Sumatra, gempa bumi di pulau Jawa dan bencana banjir beberapa kota besar dan meningkatnya harga minyak dunia, serta krisis ekonomi di Amerika Serikat, yang mana peristiwa-peristiwa tersebut memberikan dampak untuk kelangsungan perusahaan. Akibat dari ketidak-siapan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam melaksanakan tata kelola perusahaan dengan baik, termasuk penerapan manajemen risiko dalam menghadapi peristiwa tersebut diatas, menghasilkan tingkat kerugian yang tinggi bagi perusahaan, pemegang saham, customer dan stakeholder. Dengan kondisi tersebut, penerapan manajemen risiko yang baik menjadi semakin penting untuk kelangsungan perusahaan, dan hal ini sesuai dengan penerapan Good Corporate Governance dalam dunia usaha di Indonesia. Dari beberapa penelitian, pelaksanaan manajemen risiko oleh perusahaan- perusahaan di Indonesia menggunakan kerangka kerja yang sangat beragam yang dalam pelaksanaannya dilakukan dengan pendekatan yang berbeda untuk tujuan yang sama yaitu mengurangi risiko perusahaan. Pelaksanaan manajemen risiko oleh perusahaan-perusahaan dapat dikelompokan pada : Manajemen risiko dengan skala kecil, yaitu sebagai sebuah kewajiban yang harus dilakukan oleh perusahaan berdasarkan peraturan yang berlaku. Manajemen risiko dengan skala menengah, yaitu sebagai proses untuk menghilangkan risiko-risiko perusahaan yang mungkin terjadi. Manajemen risiko dengan skala besar, yaitu sebagai proses untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan dengan memanfaatkan risiko baik dan menghindari risiko buruk. 21

Upload: dothien

Post on 29-Jul-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Berpikir

Dimulai dari krisis perbankan di Asia yang berimbas ke Indonesia pada tahun

1998, yang dilanjutkan dengan reformasi politik di Indonesia, bencana-bencana

alam yang terus menerus terjadi di berberapa daerah di Indonesia seperti tsunami di

Sumatra, gempa bumi di pulau Jawa dan bencana banjir beberapa kota besar dan

meningkatnya harga minyak dunia, serta krisis ekonomi di Amerika Serikat, yang

mana peristiwa-peristiwa tersebut memberikan dampak untuk kelangsungan

perusahaan.

Akibat dari ketidak-siapan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam

melaksanakan tata kelola perusahaan dengan baik, termasuk penerapan manajemen

risiko dalam menghadapi peristiwa tersebut diatas, menghasilkan tingkat kerugian

yang tinggi bagi perusahaan, pemegang saham, customer dan stakeholder.

Dengan kondisi tersebut, penerapan manajemen risiko yang baik menjadi

semakin penting untuk kelangsungan perusahaan, dan hal ini sesuai dengan

penerapan Good Corporate Governance dalam dunia usaha di Indonesia.

Dari beberapa penelitian, pelaksanaan manajemen risiko oleh perusahaan-

perusahaan di Indonesia menggunakan kerangka kerja yang sangat beragam yang

dalam pelaksanaannya dilakukan dengan pendekatan yang berbeda untuk tujuan

yang sama yaitu mengurangi risiko perusahaan. Pelaksanaan manajemen risiko oleh

perusahaan-perusahaan dapat dikelompokan pada :

• Manajemen risiko dengan skala kecil, yaitu sebagai sebuah kewajiban yang

harus dilakukan oleh perusahaan berdasarkan peraturan yang berlaku.

• Manajemen risiko dengan skala menengah, yaitu sebagai proses untuk

menghilangkan risiko-risiko perusahaan yang mungkin terjadi.

• Manajemen risiko dengan skala besar, yaitu sebagai proses untuk

memaksimalkan keuntungan perusahaan dengan memanfaatkan risiko baik dan

menghindari risiko buruk.

21

Page 2: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

22

Pandangan umum dari perusahaan, khususnya untuk perusahaan menengah

kecil / Small Medium Enterprise ialah : untuk manajemen risiko yang baik harus

dilakukan dengan skala besar dan memerlukan energi yang besar pula, dimulai dari

penambahan karyawan, penyiapan kerangka kerja dan perubahan kebijakan /

prosedur kerja serta penambahan budget operasional perusahaan.

Studi dari penelitian ini ialah mendapatkan kerangka kerja manajemen risiko

yang dapat dipergunakan oleh semua skala perusahaan untuk mendorong

pertumbuhan usaha atau organisasi melalui inovasi dengan tetap berjalan pada

koridor akuntabilitas dan kepatuhan.

3.2. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui studi literatur untuk mempelajari,

membandingkan dan mencari kesamaan dari berbagai kerangka kerja manajemen

risiko yang ada. Kerangka kerja manajemen risiko yang dihasilkan secara khusus

diarahkan kepada inovasi proses kerja atau proses bisnis yang di tujukan semua

fungsi diperusahaan, yaitu bagi pemimpin perusahaan (executive / strategic level)

bahkan sampai pada tatanan teknis operasional.

Ilustrasi dari kerangka kerja manajemen risiko akan mengacu pada analisis

proses kerja dan kinerja dari perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam penerapan

manajemen risiko.

3.3. Desain Penelitian

Variabel-variabel yang akan dipergunakan dalam penelitian ini antara lain

sebagai berikut :

• Kerangka kerja manajemen risiko yang umum dipergunakan seperti COSO,

BASEL II dan sebagainya.

• Business Strategies models yang umum dipergunakan seperti 3Cs model, 5

Forces model, 7Ss model, 7Cs model, 8 Strategic Laws of Gravity, 9Ss model

• Business Invovation Models yang mencakup proses kerja atau proses bisnis

yang menghasilkan inovasi

Page 3: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

23

• Proses kerja atau proses bisnis dari beberapa perusahaan di Indonesia,

khususnya sektor keuangan, manufacturing dan perdagangan.

3.4. Teknik Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menganalisa model bisnis yang umum

dipergunakan untuk mendapatkan Kerangka Kerja Manajement Risiko berbasis

Peluang dan Inovasi.

Penelitian ini dilakukan dengan metode perbandingan (pengabungan) dari

kerangka kerja manajemen risiko dengan business strategies models dan business

innovation models sehingga didapat sebuah “Kerangka Kerja Manajemen Risiko

berbasis Peluang dan Inovasi” yang dapat diterapkan pada berbagai jenis usaha

dengan skala usaha beragam.

3.5. Teknik Analisa Proses

Dari penelitian yang dilakukan, didapat perlunya Kerangka Kerja Manajemen

Risiko berbasis Peluang dan Inovasi dan juga perubahan paradigma bahwa

manajemen risiko yang dikelola dengan baik akan memberikan peluang usaha yang

dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Kerangka Kerja Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi dan

perubahan paradigma dari tingkat manajemen sampai tingkat operasional

diperlukan untuk membuat keseimbangan antara pertumbuhan perusahaan dengan

risiko yang mungkin terjadi, yang dikelola secara efisien dan efektif dalam

penggunaan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan.

Kerangka kerja manajemen risiko dibuat berdasarkan beberapa kondisi

perusahaan secara umum di Indonesia yang meliputi :

• Struktur organisasi pada perusahaan yang umumnya terdiri dari Dewan Direksi,

Senior Manajemen dan Satuan Unit Kerja, dengan fungsi yang bersifat strategi,

taktikal dan operasional. Pada perusahaan dengan skala kecil, umumnya fungsi

strategi dan taktikal dapat digabung menjadi satu untuk mendukung fungsi

operasional.

Page 4: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

24

• Faktor eksternal perusahaan yang dapat mempengaruhi perusahaan secara

langsung ataupun tidak langsung, seperti ekonomi, sosial politik, sumber daya

alam, tehnologi, peraturan, pelanggan perusahaan, perusahaan pesaing dalam

industri sejenis dan faktor-faktor eksternal lainnya.

• Faktor internal perusahaan yang akan mempengaruhi semua kegiatan

perusahaan, seperti organisasi, sumber daya, bisnis proses, sistim informasi dan

faktor-faktor internal lainnya.

• Sasaran utama perusahaan yang dinyatakan dalam visi dan misi perusahaan dan

diturunkan menjadi sasaran dari masing-masing fungsi di perusahaan.

FAKTOR

INTERNAL

FAKTOREKSTERNAL

MANAJEMENRISIKO

DEWANDIREKSI(strategi)

SENIORMANAJEMEN

(taktikal)

SATUANUNIT KERJA(operasional)

OperasionalProgram

TaktikalProgram

StrategiProgram

Visi, MisiPerusahaan

OperasionalProgram

TaktikalProgram

StrategiProgram

Visi, MisiPerusahaan

Gambar 3.1. Kerangka Kerja Manajemen Risiko

Kerangka kerja manajemen risiko (gambar 3.1) mengambarkan proses

manajemen risiko yang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal pada

level Dewan Direksi dengan fungsi strategi, level Senior Manajemen dengan fungi

taktikal dan level Satuan Unit Kerja dengan fungsi operasional. Alur kerja ini

mengalir turun sesuai dengan alur kerja yang dimulai dari sararan utama perusahaan

mengalir melalui masing-masing fungsi di perusahaan, dimulai dari visi dan misi

perusahaan, strategi program, taktikal program sampai pada operasional program.

Dan sebaliknya informasi kinerja berupa laporan mengalir naik dari level Satuan

Unit Kerja terkecil ke level Senior Manajemen sampai pada level Dewan Direksi.

Page 5: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

25

Informasi yang lengkap dan akurat akan mendukung proses kerja dalam semua

fungsi di perusahaan.

Dewan Direksi

Dewan Direksi yang merupakan fungsi tertinggi di perusahaan atau

manajemen puncak, akan memainkan peran penting dalam fungsi strategi seperti

penentuan sasaran utama perusahaan, melakukan formulasi strategi perusahaan dan

alokasi sumber daya perusahaan. Dewan Direksi bertanggung jawab secara

langsung untuk semua kegiatan perusahaan. Secara alami, Dewan Direksi pada

masing-masing perusahaan mempunyai tanggung jawab yang berbeda, tergantung

pada karakteristik perusahaan. Secara umum tanggung jawab Dewan Direksi

mencakup hal-hal seperti :

• Menentukan sasaran strategik, strategi, dan sasaran utama perusahaan. Dewan

Direksi juga menentukan kebijakan tingkat luas dan mengembangkan filosofi

manajemen perusahaan

• Mengambil tindakan berkenaan dengan struktur organisasi, informasi dan

komunikasi kebijakan perusahaan, dan jenis perencanaan dan sistem pelaporan

yang akan digunakan perusahaan.

• Memberikan kepemimpinan dan arahan pada Senior Manajemen. Dewan

Direksi bersama dengan Senior Manajemen membentuk nilai perusahaan,

prinsip perusahaan, dan kebijakan perusahaan yang membentuk dasar yang kuat

pondasi untuk operasional perusahaan.

• Meeting secara periodik dengan Senior Manajemen untuk melakukan review

pada area-area fungsional utama, seperti penjualan, pemasaran, produksi,

pengadaan, pembiayaan, sumber daya manusia.

Senior Manajemen

Senior Manajemen yang bertanggung jawab atas unit fungsional perusahaan

memiliki tanggung jawab untuk mengelola strategi yang sudah ditentukan oleh

Dewan Direksi yang terkait dengan sasaran unit fungsional mereka. Senior

Manajemen mengkonversi strategi kedalam sasaran fungsional, mengidentifikasi

Page 6: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

26

proses kerja operasional dan memastikan operasional perusahaan berjalan dengan

baik. Manajer senior biasanya menetapkan tanggung jawab untuk prosedur kerja

operasional khusus pada manajer dalam proses tertentu, fungsi atau departemen

tertentu. Senior Manajemen juga membuat merekomendasikan mengenai aktivitas

kontrol terkait, memonitor operasional, dan bertemu dengan Dewan Direksi atas

untuk melaporkan kinerja dari unit fungsional mereka.

Satuan Unit Kerja

Satuan Unit Kerja, seperti unit kerja produksi, unit kerja keuangan, unit kerja

penjualan dan lainnya, memiliki tanggung jawab untuk mencapai sasaran kerja yang

sudah ditentukan oleh Senior Manajemen terkait dengan sasaran unit kerja mereka,

bekerja sama dengan unit kerja lainnya untuk melaksanakan program kerja,

melakukan monitoring dan melaporkan kinerja dari unit kerja mereka.

Satuan Unit Kerja dengan sumber daya yang ada memainkan peran penting

dalam operasional harian yang membahas sasaran–sasaran unit, seperti teknik untuk

identifikasi proses kerja, menentukan pengembangan proses unit kerja dan penilaian

peningkatan kinerja dari unit kerja mereka.

Faktor Eksternal

Setiap perusahaan pasti berhubungan dengan sistim di luar perusahaan yang

mempunyai dampak langsung ataupun tidak langsung pada operasional dan kinerja

perusahaan. Seperti tingkat pertumbuhan ekonomi, pola belanja konsumen, pasar

modal, tingkat inventasi, suku bunga, indek harga barang-barang pokok, ketenaga-

kerjaan, pemasok, peraturan pemerintah, sistim perpajakan termasuk perubahannya,

produk-produk penganti, jalur distribusi, perkembangan tehnologi dan faktor-faktor

lainnya yang berhubungan secara spesifik untuk masing-masing jenis usaha. Faktor

eksternal yang sangat dinamis ini dapat berguna bagi perusahaan bila dianalisa

secara benar, tetapi juga dapat merupakan risiko bagi perusahaan disisi lainnya.

Setiap faktor eksternal yang berhubungan dengan perusahaan harus di analisa

dengan baik sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan pada setiap proses

Page 7: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

27

kerja. Seperti ketersediaan material produksi yang tergantung dengan kondisi alam

sampai pada proses penjualan yang menggunakan tehnologi otomatis.

Faktor yang di analisa oleh setiap perusahaan tidak pasti sama, tergantung

pada jenis usaha, kebutuhan dan kepentingan perusahaan. Untuk jenis usaha retail,

faktor suplier dan sistim penjualan adalah yang paling utama. Pada jenis usaha

keuangan, faktor peraturan pemerintah dan perubahan peta kompetisi di dunia

adalah fokus utama yang harus diperhatikan.

Perubahan dari eksternal ini akan memberikan dampak bagi operasional dan

kinerja perusahaan. Seorang Manager perusahaan harus dapat mengelola perubahan

yang terjadi dengan baik untuk mendapatkan peluang untuk perusahaan.

Keberhasilan dalam menghadapi perubahan yang terjadi, baik dalam jenis usaha

yang sama ataupun berbeda diperusahaan lain, dapat dijadikan sebagai patokan baru

yang harus dicapai oleh manager tersebut. Perubahan gaya hidup, kemajuan

tehnologi, perubahan jalur transportasi, konsep usaha baru, peluncuran produk baru

dari pesaing adalah perubahan yang akan menjadi risiko atau peluang untuk

perusahaan, tergantung dari cara perusahaan menghadapi perubahan tersebut.

Dan yang harus di antisipasi oleh perusahaan adalah kombinasi dari

perubahan yang terjadi saat ini pasti akan memberikan risiko atau peluang baru bagi

perusahaan secara cepat atau lambat. Antisipasi perusahaan terhadap perubahan ini

adalah melakukan perbandingan dengan cara yang tidak sistimatis atau diluar dari

kebiasaan yang umum dipergunakan. Seperti penerbitan majalah yang diberikan

secara gratis kepada pelangan akan mendapatkan fokus untuk mendapatkan

pemasukan dari pemasang iklan.

Faktor Internal

Selain faktor eksternal, kinerja perusahaan dipengaruhi pula oleh faktor

internal perusahaan, seperti biaya operasional, modal kerja, proses kerja, persediaan,

pendapatan dan keuntungan, kemampuan untuk berkembang, tehnologi yang

dipergunakan, jaringan distribusi, dan sistim operasional yang menghasilkan

budaya kerja. Faktor internal ini juga sangat dinamis, sehingga perusahaan harus

melakukan proses dokumentasi yang baik dan secara rutin dilakukan analisa

Page 8: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

28

terhadap perubahan-perubahan yang terjadi untuk meningkatkan kinerja perusahaan

pada setiap proses kerja, seperti peningkatan pendapatan, pengurangan waktu

proses dan efisiensi biaya yang akan meningkatkan keuntungan perusahaan.

Proses analisa faktor internal ini dapat menggunakan bisnis model modern

seperti aplikasi untuk laporan keuangan sampai pada bisnis model tradisional

seperti perhitungan persediaan menggunakan kartu stok. Faktor yang di analisis

oleh setiap perusahaan tidak pasti sama, tergantung pada jenis usaha, kebutuhan dan

kepentingan perusahaan. Untuk jenis usaha services, faktor pengurangan waktu

proses lebih menghasilkan keuntungan dibanding dengan mencari pelanggan baru.

Pada jenis usaha hotel, faktor efisiensi penggunaan air dan listrik lebih

menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan meningkatnya tingkat hunian hotel.

Perubahan di internal perusahaan dapat dipengaruhi oleh perubahan yang

terjadi di eksternal, seperti operasional menjadi lebih sempurna dengan adanya

tehnologi baru, komunikasi antar karyawan lebih baik dengan menggunakan

perangkat komunikasi terbaru, operasional berubah mengikuti permintaan dari

principle dan lainnya.

Keberhasilan dalam menghadapi perubahan yang terjadi, baik dalam jenis

usaha yang sama atuapun berbeda diperusahaan lain, dapat dijadikan sebagai

patokan baru yang harus dicapai oleh perusahaan untuk mencapai operasional yang

lebih baik.

Manajemen risiko

Manajemen risiko adalah satu set keyakinan dan sikap bersama yang

mencirikan bagaimana perusahaan mempertimbangkan risiko dalam segala sesuatu

yang dilakukannya, dari pengembangan strategi dan pelaksanaan operasional

hariannya. Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan,

mempengaruhi gaya dan kultur kerja, mempengaruhi bagaimana komponen

manajemen risiko diaplikasikan, meliputi bagaimana risiko diidentifikasi, jenis

risiko yang diterima, dan bagaimana hal ini dikelola dengan baik.

Ketika manajemen risiko dikembangkan dengan baik, dimengerti dan

dipahami oleh seluruh bagian, perusahaan ini diposisikan untuk secara efektif untuk

Page 9: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

29

mengenali dan mengelola risiko yang ada. Jika tidak, ada pengelolaan yang tidak

merata dari manajemen risiko perusahaan pada Satuan Unit Kerja, satuan fungsi,

atau departmen. Tetapi bahkan ketika manajemen risiko perusahaan berkembang

dengan baik, namun mungkin ada perbedaan gaya dan kultur kerja diantara unit-

unitnya, menghasilkan variasi dalam aplikasi manajemen risiko perusahaan.

Misalkan, sebuah fungsi penjualan yang agresif mungkin memfokuskan perhatian

pada pihak-pihak eksternal, akan mengabaikan semua kebijakan internal dan

pengabaian kepatuhan dan peraturan yang ada. Secara terpisah, gaya dan kultur

kerja yang berbeda ini bisa berpengaruh buruk pada operasional perusahaan. Tetapi

dengan bekerja sama secara baik, unit-unit ini bisa dengan tepat mencerminkan

filosofi manajemen risiko perusahaan.

Manajemen risiko perusahaan tercemin secara nyata dalam segala sesuatu

yang dilakukan manajemen dalam menjalankan perusahaan. Ini dapat dilihat pada

laporan kebijakan, komunikasi tulisan dan oral, dan pembuatan keputusan. Ketika

manajemen menekankan kebijakan tertulis, standar perilaku, indikator kinerja, dan

laporan kinerja, atau tatap muka dengan manajemen kunci, yang penting adalah

bahwa level manajemen atas akan memperkuat filosofi manajemen risiko tidak

hanya dengan kata tetapi juga dengan tindakan harian.

3.5.1. Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi

Manajemen risiko yang umum dipergunakan oleh perusahaan mempunyai

pola yang seragam yaitu manajemen risiko hanya membahas risiko dari strategi

perusahaan dan merupakan tanggung jawab dari bagian yang ditunjuk . Dimulai

dari proses identifikasi risiko-risiko yang mungkin akan dapat membuat sasaran

strategik perusahaan tidak tercapai, dilanjutkan dengan tindakan yang dilakukan

oleh perusahaan berdasarkan respon risiko yang dipilih untuk mengurangi /

menghilangkan risiko perusahaan.

Manajement Risiko berbasis Peluang dan Inovasi dibuat secara sederhana

secara dengan pola yang sama secara umum untuk setiap fungsi pada perusahaan

dan dapat mencakup proses yang terstruktur secara lengkap untuk menterjemahkan

Page 10: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

30

sasaran perusahaan yang sudah ditentukan oleh level diatasnya menjadi program-

program yang akan dilaksanakan oleh fungsi tersebut.

Manajement Risiko berbasis Peluang dan Inovasi (gambar 3.2 ) dimulai dari

melakukan idenfikasi risiko yang ada untuk mencapai sasaran yang ditentukan.

Identifikasi risiko ini akan membuat masing-masing fungsi mendapatkan gambaran

mengenai jenis risiko yang ada, dampak negatif risiko pada pencapaian sasaran,

kemungkinan timbulnya risiko, dan respon yang akan dilakukan terhadap risiko-

risiko tersebut.

SASARAN IDENTIFIKASIRISIKO

IDENTIFIKASIPELUANG

SOLUSIINOVATIF PELAKSANAAN

FAKTOR INTERNAL

FAKTOR EKSTERNAL

SASARAN IDENTIFIKASIRISIKO

IDENTIFIKASIPELUANG

SOLUSIINOVATIF PELAKSANAANSASARAN IDENTIFIKASI

RISIKOIDENTIFIKASIPELUANG

SOLUSIINOVATIF PELAKSANAAN

FAKTOR INTERNAL

FAKTOR EKSTERNAL

Gambar 3.2. Kerangka kerja Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi

Dari risiko yang ada tersebut kemudian dilakukan identifikasi peluang yang

akan menghasilkan peluang dengan mempertimbangkan faktor-faktor internal yang

menjadi kelebihan atau kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan dan juga potensi-

potensi yang ada lingkungan eksternal perusahaan untuk menghadapi risiko tersebut.

Identifikasi peluang ini akan memberikan pandangan yang akan mengantar

masing-masing fungsi untuk mendapatkan solusi inovatif yang akan mengatasi

risiko yang ada tersebut. Solusi inovatif ini akan merubah dampak negatif menjadi

dampak positif, memperbesar kesempatan untuk melakukan solusi inovatif dan juga

potensi yang timbul dari solusi inovatif tersebut.

Tahap identifikasi peluang dan solusi inovatif merupakan proses yang akan

melengkapi kerangka kerja manajemen risiko yang umum dipergunakan, sebelum

dilanjutkan dengan tindakan yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan respon

Page 11: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

31

risiko yang dipilih untuk mengurangi / menghilangkan risiko perusahaan.

Penambahan tahap identifikasi peluang dan solusi inovatif diantara tahap

identifikasi peluang dan pelaksanaan ini merupakan point utama dari kerangka kerja

Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi.

Selanjutnya setiap fungsi akan menghasilkan program pelaksanaan yang

mencakup semua aspek sebelumnya, yaitu sasaran yang ada, risiko yang mungkin

timbul dan solusi inovatif yang akan mendukung pencapaian sasaran yang sudah

ditentukan di awal.

Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi ini juga harus

memperhitungkan faktor internal dan faktor eksternal yang ada dan dapat

mempengaruhi seluruh proses ini. Dan pasti akan memberikan perubahan pada

lingkungan internal perusahaan, baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Manajement Risiko berbasis Peluang dan Inovasi merupakan suatu proses

yang tidak akan berhenti pada satu proses saja, tetapi juga akan mempengaruhi

proses kerja di level berikutnya. Dan perubahan yang dihasilkan oleh manajemen

risiko ini, khususnya pada lingkungan internal perusahaan akan menjadi masukan

pada proses berikutnya.

Sasaran

Elemen terpenting dari perusahaan adalah sasaran yang akan dicapai oleh

sebuah perusahaan. Apa yang butuhkan oleh sebuah organisasi? Apa yang

dilakukan untuk mencapainya? Apa yang dapat membantu sebuah pengambilan

keputusan selalu bertujuan untuk mendorong perusahaan secara konsisten menuju

ke arah yang sama? Apa sasaran yang akan dicapai perusahaan akan memotivasi

karyawan, arahan untuk keputusan investasi dan memberikan inspirasi bagi para

pemegang saham? Sebuah visi dan misi yang nyata adalah jawaban dari semua

pertanyaan diatas secara mudah dan jelas dari semua sasaran perusahaan.

Sebuah visi dan misi dapat berupa sesuatu yang tegas dan bebas dari pengaruh

yang lain, ataupun posisi yang relatif terhadap pesaing, kelompok pelanggan,

tehnologi, proses dan elemen lainnya yang dapat di definikan secara sistimatik.

Page 12: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

32

Untuk mencapai keberhasilan, visi dan misi perusahaan harus dapat

diterjemahkan kedalam strategi-strategi yang akan di lanjutkan dengan membuat

program-program kerja dengan pengukuran keberhasilan yang jelas. Sebuah visi

dan misi akan dapat mengarahkan beberapa strategi. Sebuah strategi akan dapat

mengarahkan beberapa taktik. Dan taktik, secara umum dalam istilah militer adalah

kegiatan yang dilaksanakan saat menghadapi musuh, yang harus dipahami dengan

jelas untuk mendukung tujuan yang ditentukan dengan keranga kerja yang akan

mengarah pada keputusan yang terbaik untuk terus maju. Tanpa visi dan misi

perusahaan yang jelas, baik pada proses pembuatan keputusan dan pelaksanaan

yang baik dari strategi tersebut akan memberikan ketidak jelasan dari tujuan yang

akan dicapai dan hanya akan menghasilkan sedikit pemimpin yang dapat

menginspirasi setiap anggota kelompok untuk memberikan yang terbaik untuk

mencapai tujuan perusahaan.

Sebuah visi dan misi perusahaan ditentukan dalam arti luas apa yang ingin

dicapai oleh perusahaan. Ini penting bahwa manajemen secara nyata membangun

sasaran-sasaran dari masing-masing fungsi, menentukan program strategi,

memformulasikan strategi, dan operasional, kepatuhan pada peraturan yang ada,

dan sasaran pelaporan untuk pengukuran kinirja perusahaan. Ketika visi dan misi

perusahaan atau sasaran strategik perusahaan pada umumnya stabil, strateginya dan

banyak sasaran terkait lebih dinamik dan disesuaikan untuk kondisi internal dan

eksternal yang berubah. Ketika faktor internal dan eksternal berubah, strategi dan

sasaran terkait disesuaikan dengan sasaran strategik perusahaan.

Sasaran perlu dimengerti dengan mudah dan bisa diukur. Manajemen risiko

meminta setiap karyawan pada semua level memiliki pengertian yang disyaratkan

dari sasaran perusahaan ketika mereka berhubungan dengan bagian lainnya. Semua

karyawan harus memiliki pengertian bersama mengenai apa yang dicapai dan cara

mengukur apa yang dicapai.

Identifikasi risiko

Setiap fungsi harus dapat melakukan identifikasi risiko sesuai dengan jenis

risiko yang secara potensial akan dapat mempengaruhi perusahaan dalam mencapai

Page 13: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

33

sasaran yang sudah ditetapkan, dan menentukan apakah risiko tersebut berpengaruh

buruk pada kemampuan perusahaan untuk meng-implementasikan strategi dan

mencapai sasaran. Risiko dengan dampak negatif merepresentasikan keadaan yang

membutuhkan penilaian dan respon terhadap risiko tersebut. Ketika melakukan

identifikasi risiko, setiap fungsi harus mempertimbangkan berbagai faktor-faktor

internal dan faktor-faktor eksternal yang dapat meningkatkan risiko dan kesempatan

risiko tersebut dalam lingkup perusahaan secara menyeluruh.

Identifikasi risiko akan mengelompokan risiko yang ada dalam lima jenis

risiko, yaitu risiko strategis, risiko operasional, risiko kepatuhan, risiko hukum, dan

risiko reputasi.

• Risiko strategi, adalah risiko yang dapat timbul bila perusahaan tidak dapat

menentukan sasaran strategik, membuat rencana kerja strategi menjadi program

kerja operasional terkait yang disesuaikan atau mendukung sasaran perusahaan.

• Risiko operasional, adalah risiko yang melekat di setiap operasional perusahaan,

yang dapat disebabkan oleh ketidak sesuaian rencana, pelaksanaan dan

pengembangan dan sarana pendukung proses operasional.

• Risiko kepatuhan, adalah risiko yang dapat timbul bila perusahaan tidak

mempunyai sistim yang memastikan kepatuhan perusahaan terhadap ketentuan

atau peraturan yang berlaku bagi perusahaan. Risiko kepatuhan ini berdampak

pada reputasi serta citra perusahaan, dan juga pada kesempatan pengembangan

usaha atau ekspansi.

• Risiko hukum, adalah risiko yang disebabkan oleh tuntutan hukum akibat

pelanggaran ketentuan atau peraturan, tidak adanya ketentuan atau peraturan

yang mendukung atau kelemahan kontrak seperti tidak dipenuhinya syarat sah

suatu kontrak oleh perusahaan.

• Risiko reputasi, adalah risiko timbulnya opini masyarakat yang negatif yang

disebabkan oleh kegagalan perusahaan, adanya permasalahan pada produk

perusahaan dan ketidakmampuan perusahaan dalam mendukung perkembangan

perusahaan. Risiko ini dapat menurunkan kinerja perusahaan akibat dari

ketidak-percayaan dari masyarakat umum terhadap perusahaan.

Page 14: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

34

Proses identifikasi risiko untuk mengenali bahwa ketidakpastian selalu ada,

tetapi tidak tahu apakah risiko akan terjadi, atau kapan, dan dampaknya pada

perusahaan. Identifikasi risiko dilakukan dengan mempertimbangkan satu range

event potensial yang berasal dari internal dan eksternal – tanpa harus fokus pada

apakah dampak ini positif atau negatif. Dengan cara ini manajemen

mengidentifikasi tidak hanya event potensial dengan dampak negatif, tetapi juga

yang merepresentasikan kesempatan yang dicapai.

Identifikasi risiko memungkinkan perusahaan untuk mempertimbangkan

tingkat dari risiko yang potensial memiliki dampak pada pencapaian sasaran.

Manajemen dapat menilai risiko dari dua perspektif, yaitu kemungkinan dan

dampak negatif, dengan menggunakan kombinasi metode kualitatif dan kuantitatif.

Kemungkinan merepresentasikan kemungkinan bahwa event itu akan terjadi,

sedangkan dampak negatif merepresentasikan efeknya. Kemungkinan dan dampak

adalah istilah yang umum digunakan, meskipun beberapa perusahaan menggunakan

istilah lain seperti probabilitas, keparahan, keseriusan, atau konsekwensi.

Terkadang kata ini memiliki konotasi khusus yang lebih banyak dengan

‘kemungkinan’ menunjukkan kemungkinan event ini terjadi dalam arti kualitatif

seperti tinggi, sedang, dan rendah, atau skala penilaian yang lain, dan dengan

probabilitas menunjukkan ukuran kuantitatif seperti prosentase, frekuensi kejadian,

atau ukuran numerik yang lain.

Menentukan berapa banyak perhatian harus diberikan untuk menghasilkan

susunan daftar risiko yang dihadapi perusahaan adalah sulit dan menantang. Kita

mengenali bahwa sebuah risiko dengan kemungkinan rendah kejadian dan sedikit

dampak potensial pada umumnya tidak menjamin pertimbangan lebih lanjut. Di sisi

lain, sebuah risiko dengan kemungkinan kejadian tinggi dan dampak potensial

signifikan membutuhkan perhatian besar. Kondisi diantara ekstrim ini biasanya

membutuhkan penilaian yang sulit. Ini penting bahwa analisis harus rasional dan

dilakukan dengan teliti. Dampak negatif dari risiko potensial harus dibahas pada

level Dewan Direksi sampai pada level Satuan Unit Kerja.

Batasan waktu dapat dipergunakan untuk menilai risiko dan harus sesuai

dengan waktu strategi dari sasaran terkait. Karena banyak strategi perusahaan dan

Page 15: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

35

fokus sasaran pada jangka pendek, menengah sampai jangka panjang. Namun,

beberapa aspek dari arah dan sasaran strategi jangka pendek atau menengah dapat

memperluas ke masa jangka panjang. Sebagai hasil, manajemen perlu menaruh

perhatian pada jangka waktu yang lebih panjang dengan tidak mengabaikan risiko

yang mungkin terjadi.

Risiko dalam range dari yang jelas sampai yang tidak jelas, dan dampak dari

risiko dari yang sangat signifikan sampai yang tidak signifikan. Untuk menghindari

pengabaian risiko-risiko relevan, identifikasi dibuat paling baik dari penilaian

kemungkinan risiko terjadi dan dampaknya, yang merupakan topik dari penilaian

risiko. Namun, batasan praktis ada, dan ini sering sulit untuk tahu kemana

menggambarkan garis ini. Tetapi bahkan risiko dengan kemungkinan kejadian

rendah harus menjadi fokus perhatian jika dampak negatif pada pencapaian sasaran

penting adalah besar.

Metodologi identifikasi risiko mungkin merupakan kombinasi teknik-teknik

yang dipergunakan bersama dengan tool pendukung. Teknik identifikasi risiko

melihat pada masa lalu dan masa depan. Teknik yang fokus pada masa lalu dan

trend mempertimbangkan persoalan seperti sejarah gagal bayar, perubahan dalam

harga komoditas, kehilangan waktu dan kecelakaan. Teknik yang fokus pada masa

depan membahas persoalan seperti pergeseran demografi, kondisi pasar baru, dan

tindakan kompetitor.

Pada level fungsi yang berbeda, teknik identifikasi risiko juga berbeda secara

luas. Dan sebagian besar tehnik identifikasi risiko didapat dari pendekatan umum

dalam spesifikasi industri sejenis. Misalkan, industri jasa keuangan, industri

kesehatan dan industri keamanan menggunakan teknik tracking event rugi. Teknik

ini mulai dengan satu fokus pada data masa lalu, dimana pendekatan yang lebih

dasar melihat pada risiko-risiko berdasarkan persepsi internal, dan digabung dengan

sumber data risiko dan kemudian dimasukkan dalam model proyeksi risiko.

Beberapa tehnik fokus pada analisa data detail dan menciptakan pandangan risiko

dari level bawah ke atas, sedangkan yang lain fokus dari level atas ke bawah.

Perusahaan–perusahaan lebih maju dalam manajemen risiko biasanya menggunakan

satu kombinasi teknik yang mempertimbangkan masa lalu dan masa depan.

Page 16: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

36

Satu risiko bisa memicu risiko yang lain, dan risiko bisa terjadi secara

bersamaan. Dalam identifikasi risiko, setiap fungsi harus mengerti bagaimana risiko

berhubungan satu dengan yang lain. Dengan menilai hubungan tersebut, dapat

ditentukan kemana identifikasi risiko diarahkan lebih baik. Misalkan, sebuah

perubahan dalam suku bunga bank sentral mempengaruhi rate nilai tukar valuta

asing yang relevan dengan keuntungan dan rugi transaksi mata uang. Sebuah

keputusan untuk mengurangi investasi modal menunda sebuah upgrade terhadap

sistem manajemen distribusi, menyebabkan downtime tambahan dan biaya operasi

yang meningkat. Sebuah keputusan untuk mengekspansi training pemasaran

mungkin memperbaiki kapabilitas penjualan dan kualitas jasa, menghasilkan

peningkatan dalam frekuensi dan volume order pelanggan berulang. Sebuah

keputusan untuk masuk garis bisnis baru, dengan dorongan yang terkait dengan

kinerja yang dilaporkan, bisa meningkatkan risiko kesalahan dalam aplikasi prinsip-

prinsip akuntansi dan pelaporan yang curang.

Dari identifikasi risiko yang dilakukan dengan dua perspektif, yaitu

kemungkinan dan dampak negatif, setiap fungsi harus menentukan bagaimana akan

memberikan respon terhadap risiko tersebut. Dalam mempertimbangkan responnya,

harus menilai efek pada kemungkinan risiko, dampak, dan biaya serta benefit-nya,

memilih respon yang membawa risiko dalam toleransi risiko yang diinginkan.

Respon meliputi penghindaran risiko, pengurangan risiko, penyebaran risiko, dan

menerima risiko.

• Penghindaran risiko, adalah mengeluarkan kegiatan yang meningkatkan risiko.

Penghindaran risiko melibatkan pengeluaran line produk baru, penurunan

ekspansi ke pasar geografis baru, atau menjual satu divisi.

• Pengurangan risiko, adalah tindakan yang diambil untuk mengurangi

kemungkinan risiko atau dampak atau keduanya. Ini biasanya melibatkan

banyak keputusan bisnis harian.

• Penyebaran risiko, adalah melakukan reduksi kemungkinan atau dampak risiko

dengan mentransfer ke tempat lain satu bagian dari risiko ini. Teknik umumnya

meliputi pembelian produk asuransi, terlibat dalam transaksi hedging, atau

outsourcing aktivitas.

Page 17: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

37

• Penerimaan risiko, artinya tidak ada tindakan yang diambil untuk

mempengaruhi kemungkinan risiko atau dampak risiko.

Untuk banyak risiko, opsi respon yang tepat adalah jelas dan diterima dengan

baik. Misalkan, opsi respon yang relevan terhadap peredaan efek aktivitas

kompetitor pada nilai brand mungkin membutuhkan riset dan analisis pasar. Untuk

risiko lain, opsi yang ada mungkin tidak jelas, membutuhkan investigasi dan

analisis. Dalam menentukan respon risiko, harus mempertimbangkan hal-hal :

• Efek dari respon potensial pada kemungkinan dan dampak risiko dan opsi

respon mana yang sesuai dengan toleransi risiko perusahaan.

• Biaya versus keuntungan.

• Kesempatan yang mungkin untuk mencapai sasaran perusahaan lebih dari risiko

perusahaan.

Untuk risiko yang cukup signifikan, penerapan pada perusahaan umumnya

mempertimbangkan respon potensial dari satu range opsi respon. Hal ini akan

memberikan arahan untuk melakukan seleksi respon dan juga untuk menghindari

respon yang sama, yang sering dilakukan secara rutin.

Identifikasi peluang

Dari tahapan identifikasi risiko sebelumnya, setiap fungsi harus menentukan

bagaimana akan memberikan respon terhadap risiko tersebut. Dan untuk respon

risiko, yang mana perusahaan dapat menerima risiko, yang artinya tidak ada

tindakan yang diambil untuk mempengaruhi kemungkinan risiko atau dampak

risiko. Tetapi untuk respon risiko yang lain seperti penghindaran risiko,

pengurangan risiko, dan penyebaran risiko, perusahaan akan membawa risiko

tersebut masuk dalam toleransi risiko yang dapat diterima oleh perusahaan.

Identifikasi peluang dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor

internal yang menjadi kelebihan atau kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan dan

juga potensi-potensi yang ada lingkungan eksternal perusahaan untuk menghadapi

risiko tersebut.

Page 18: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

38

Perusahaan-perusahaan yang sukses pasti memiliki sumber daya yang menjadi

kelebihan atau kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan. Dan bagian terpenting dari

suatu rantai perubahan yang terintegrasi dengan baik untuk menjadi pemenang dari

persaingan yang semakin ketat. Dalam perkembangan dunia usaha yang sangat

pesat dan kompleks ini, faktor internal yang kuat seperti struktur organisasi yang

optimal, bisnis proses yang tersusun dengan baik dan sistim informasi yang tepat

akan membantu perusahaan untuk membuat semua elemen di perusahaan bekerja

dalam sistim perusahaan dan juga meningkatkan optimalisasi pada semua

komponen diperusahaan melalui eksprolasi semua peluang yang ada untuk

menciptakan proses kerja baru yang lebih baik.

Hal terpenting dalam melakukan identifikasi peluang adalah fokus, terutama

dalam penggunaan sumber daya yang berbeda-beda di dalam perusahaan untuk

mencapai standar operasional yang unggul pada masing-masing bagian dengan

membuat prioritas pada rencana kerjanya. Masing-masing fungsi harus fokus pada

hal-hal yang menjadi keungulannya, memanfaatkan elemen kompetitif yang

dimiliki, termasuk aset ataupun kegiatan-kegiatan yang tidak berhubungan dengan

bisnis perusahaan.

Identifikasi peluang ini akan memberikan pandangan baru kepada masing-

masing fungsi, yang akan mengantar masing-masing fungsi untuk mendapatkan

solusi inovatif yang akan mengatasi risiko yang ada tersebut. Solusi inovatif ini

akan merubah dampak negatif menjadi dampak positif, memperbesar kesempatan

untuk melakukan solusi inovatif dan juga potensi yang timbul dari solusi inovatif

tersebut.

Solusi Inovatif

Perusahaan mengenali bahwa risiko dan peluang akan selalu ada, seperti dua

sisi mata uang. Setelah dilakukan proses identifikasi risiko dan identifikasi peluang,

tahap selanjutnya adalah mendapatkan solusi inovatif untuk memastikan perusahaan

dapat mencapai sasaran yang sudah ditetapkan.

Proses identifikasi risiko akan mengenali bahwa ketidakpastian selalu ada,

tetapi tidak tahu apakah risiko akan terjadi, atau kapan, atau dampaknya pada

Page 19: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

39

perusahaan. Dan identifikasi peluang akan mempertimbangkan faktor-faktor

internal yang menjadi kelebihan atau kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan dan

juga potensi-potensi yang ada lingkungan eksternal perusahaan untuk menghadapi

risiko tersebut. Sedangkan solusi inovatif adalah untuk memastikan suatu keputusan

yang diambil oleh perusahaan yang akan memberikan dampak positif untuk

kemajuan perusahaan. Solusi inovatif ini harus dapat dituangkan dalam detail

rencana kerja yang efektif, dapat di implementasikan dan merupakan suatu proses

yang selaras dan berkesinambungan bagi perusahaan. Penentuan target yang

spesifik, fungsi kontrol, parameter pengukuran dan tahapan dari setiap proses yang

akan dilakukan oleh perusahaan harus sudah ditentukan pada saat pembuatan solusi

inovatif ini.

Ketika melakukan proses untuk mendapatkan solusi yang inovatif, setiap

fungsi harus mempertimbangkan faktor internal dan faktor eksternal yang dapat

membantu perusahaan untuk merubah kemungkinan adanya risiko dan dampak

negatif yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam mencapai sasaran yang sudah

ditetapkan, dan menentukan apakah solusi inovatif tersebut berpengaruh positif

pada kemampuan perusahaan untuk mengimplementasikan strategi dan mencapai

sasaran.

Sejalan dengan perubahan yang dilakukan di internal, perusahaan juga harus

mendefinisikan kembali peta persaingan yang terjadi dalam industri sejenis. Faktor-

faktor perubahan di ekternal yang akan mempengaruhi perubahan dalam peta

persaingan, seperti merger, akuisisi, strategi aliansi, kerja sama operasional dan

peraturan pemerintahan. Perusahaan yang memiliki sasaran yang sudah

memperhitungkan perubahan ini adalah perusahaan yang akan mencapai sararan

yang sudah ditentukan, bahkan siap untuk memenangkan persaingan pada masa

yang akan datang.

Hal lain yang juga penting dalam proses untuk mendapat solusi inovatif

adalah menyelaraskan semua kegiatan dari masing-masing fungsi, menghilangkan

semua hal-hal yang menghambat pencapaian sasaran, dan juga faktor risiko yang

tidak pasti, serta menghimpun semua kekuatan perusahaan untuk memiliki

pandangan yang sama untuk mencapai sasaran dengan menyatukan semua elemen

Page 20: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

40

dari perusahaan dan kemampuan untuk memaksimalkan segala potensi di

perusahaan.

Solusi inovatif ini akan memberikan kesempatan pada perusahaan untuk

menerapkan sistim bisnis baru pada perusahaan yang dapat dihasilkan dari

pembagian atau pemisahan proses kerja, outsourcing, akuisisi atau merger

perusahaan lain, pengabungan dan re-enginerring.

Satu kunci untuk menjadi sukses dalam pembuatan solusi inovatif adalah

fokus, terutama dalam mengurangi risiko yang ada dan meningkatkan peluang yang

ada di dalam perusahaan untuk mencapai standar operasional yang unggul pada

masing-masing fungsi.

Pelaksanaan

Pelaksanaan sebagai proses akhir dari Manajement Risiko berbasis Peluang

dan Inovasi yang mencakup eksekusi dari rencana kerja secara nyata, perbaikan

berkelanjutan atau penyempurnaan selama proses berlangsung, melakukan kegiatan

kontrol dan pengawasan pada setiap proses dan memastikan hasil yang diberikan

dari setiap proses sudah maksimal. Termasuk memberikan informasi mengenai

proses kerja yang dilakukan dan juga mengkomunikasikan informasi tersebut

kepada semua pihak yang berkepentingan.

Pelaksanaan yang efektif dari solusi yang sudah ada harus mempertimbangkan

faktor internal dan faktor eksternal yang dapat membantu masing-masing fungsi

untuk mencapai sasaran yang ditetapkan. Proses pelaksanaan ini juga akan

memberikan dampak secara langsung ataupun tidak langsung pada lingkungan

internal perusahaan, seperti perubahan struktur organisasi perusahaan, alokasi

sumber daya yang tersedia, pengembangan bisnis proses dan sistim informasi.

Detail dari setiap pelaksanaan ini termasuk hasil yang dicapai dari setiap

proses yang dilakukan harus dapat di dokumentasikan dengan baik, sehingga

kemajuan dari pelaksanaan strategi ini dapat diukur. Pelaksanaan yang efektif juga

memerlukan kepemimpinan dan motivasi dari masing-masing fungsi termasuk

komitmen dari manajemen perusahaan untuk melakukan bimbingan untuk

keberhasilan dari pelaksanaan ini.

Page 21: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

41

Kontrol pelaksanaan

Kegiatan kontrol adalah kebijakan dan prosedur yang akan membantu masing-

masing fungsi untuk memastikan proses pelaksanaan telah dilakukan sesuai dengan

rencana kerja. Kegiatan kontrol terjadi pada semua fungsi atau bagian diperusahaan.

Ini mencakup persetujuan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, review kinerja operasi,

keamanan aset dan kepatuhan pada aturan yang ada.

Kegiatan kontrol dapat dilakukan secara manual atau melalui aplikasi

teknologi sistim informasi yang sudah ada pada perusahaan. Yang perlu

diperhatikan adalah adanya kegiatan kontrol lintas bagian untuk suatu proses yang

berkesinambungan, artinya proses dimulai pada bagian tertentu diperusahaan, dan

setelah melewati proses-proses di beberapa bagian, berakhir pada satu bagian

lainnya. Untuk hal ini perlu dilakukan koordinasi untuk pembahasan kegiatan

kontrol bersama dengan bagian-bagian terkait lainnya, baik sebelum kegiatan

kontrol dilakukkan, saat kegiatan kontrol ataupun pembahasan hasil kontrol.

Pengawasan pelaksanaan

Melakukan pengawasan pada proses pelaksanaan adalah menilai kegiatan dan

fungsi masing-masing bagian sejalan dengan rencana kerja dan jadwal yang sudah

ditentukan. Pengawasan bisa dilakukan dengan dua cara: melalui pengawasan

melekat atau terus menerus atau pengawasan dengan melakukan evaluasi secara

periodik. Mekanisme pengawasan biasanya disusun untuk melakukan pengawasan

secara mandiri, minimal sampai tingkat tertentu. Semakin besar tingkat efektivitas

pengawasan yang terus-menerus, semakin sedikit kebutuhan pengawasan dengan

evaluasi yang dilakukan secara periodik. Frekuensi dari pengawasan dengan

evaluasi secara periodik dibutuhkan manajemen untuk memiliki jaminan yang layak

mengenai efektivitas dari proses pelaksanaan adalah persoalan penilaian yang

ditentukan oleh manajemen. Dalam membuat penentuan ini, pertimbangan

diberikan pada sifat dan tingkat perubahan dan risiko yang terjadi, kompetensi dan

pengalaman dari fungsi yang melakukan pengawasan. Biasanya, beberapa

kombinasi dari pengawasan yang terus-menerus dan evaluasi secara periodik akan

Page 22: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

42

memastikan masing-masing fungsi melaksanakan proses sesuai dengan jadwal yang

sudah ditentukan.

Pengawasan terus-menerus dapat disusun untuk melakukan pengawasan

secara mandiri, minimal sampai tingkat tertentu dan dibuat dalam kegiatan

operasional normal perusahaan. Pengawasan yang terus-menerus dilakukan dengan

basis real time, sebagai reaksi secara dinamis terhadap perubahan kondisi dan

merupakan proses yang selalu ada dalam perusahaan. Sebagai hasil, pengawasan

terus menerus lebih efektif daripada pengawasan melalui evaluasi secara periodik.

Karena evaluasi secara periodik terjadi setelah adanya data atau informasi,

permasalahan sering kali diidentifikasi lebih cepat oleh pengawasan yang terus-

menerus.

Pengawasan dengan melakukan evaluasi secara periodik yang dilakukan

secara mandiri yang dilakukan oleh bagian yang bertanggung jawab untuk unit atau

fungsinya. Yang secara personal atau kelompok menilai kegiatan pelaksanaan

manajemen risiko dan kegiatan lainnya yang terkait dengan strategi perusahaan,

termasuk faktor internal dan faktor internal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan

tersebut. Seperti Dewan Direksi yang melakukan pengawasan untuk menentukan

tingkat efektivitas dari pelaksanaan manajemen risiko. Satuan Unit Kerja dapat

fokus pada pengawasan operasional harian dan sasaran yang sudah ditentukan, yang

mana hasil pengawasan ini kemudian dibahas pada level diatasnya. Dan bila

diperlukan dapat dilakukan pembahasan hasil pengawasan dari bagian lain dari

perusahaan ini.

Pengawasan dengan evaluasi secara periodik juga dapat dilakukan bagian

pengawasan internal bila ada permintaan khusus dari Dewan Direksi atau Dewan

Komisaris, Senior Manajemen atau Pimpinan Cabang atau Satuan Unit Kerja

lainnya. Hasil pengawasan akan dilaporkan ke atasan dan untuk permasalahan yang

serius harus dilaporkan ke Dewan Direksi.

Informasi dan komunikasi

Setiap perusahaan mengidentifikasi dan menangkap berbagai informasi,

terkait dengan kegiatan pelaksanaan internal perusahaan dan keadaan eksternal,

Page 23: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

43

yang relevan terhadap pengelolaan perusahaan. Informasi ini dibutuhkan oleh

semua fungsi dari perusahaan untuk mengidentifikasi, menilai, dan memberikan

laporan terhadap kegiatan perusahaan, dan status dari program atau rencana kerja

dan pengukuran kinerja untuk mencapai sasaran yang sudah ditentukan.

Informasi ini ditentukan dalam format dan periode pelaporan yang

memungkinkan masing-masing fungsi untuk melaksanakan rencana kerja yang

sudah ditentukan dan memberikan pertanggung jawabkan dari semua kegiatan yang

dilakukan. Informasi datang dari berbagai sumber internal dan eksternal, dan dalam

bentuk kuantitatif dan kualitatif, untuk memudahkan pelaksanaan rencana kerja dan

juga langkah-langkah antisipasi terhadap perubahan kondisi internal dan eksternal.

Aplikasi teknologi sistem informasi yang sudah pada perusahaan akan

melakukan pengolahan informasi secara internal, informasi eksternal, dan

terintegrasi antar pihak-pihak yang saling terkait. Sistim informasi ini akan

memberikan informasi untuk masing-masing fungsi melaksanakan rencana kerja

dan sumber data dalam membuat keputusan yang baik untuk mencapai sasaran yang

sudah ditentukan.

Melakukan pengolahan dan menyaring volume data yang besar kedalam

informasi yang bisa dipergunakan oleh perusahaan adalah suatu proses yang tidak

mudah. Proses ini harus dimulai dengan membangun sebuah infrastruktur sistem

informasi untuk dapat mencari, menangkap, memproses, menganalisa dan

melaporkan informasi-informasi yang relevan. Sistem informasi ini yang umumnya

terkomputerisasi tetapi juga dapat melibatkan proses manual, bukan hanya untuk

melakukan pengolahan data yang bersumber dari internal perusahaan. Tetapi sistem

informasi harus memiliki aplikasi yang jauh lebih luas, mencakup juga informasi

eksternal, misalkan, data ekonomi spesifik industri yang menunjukkan perubahan

dalam permintaan produk dan jasa perusahaan, data mengenai barang dan jasa

untuk proses distribusi, dan intelegensi pasar mengenai berkembangnya pola

konsumsi pelanggan atau kebutuhan pelanggan, informasi mengenai kegiatan

pengembangan produk pesaing, dan inisiatif perubahan atau pembuatan peraturan

baru oleh pemerintahan.

Page 24: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

44

Sistim informasi yang berkualitas menjadi dukungan yang sangat kuat untuk

meningkatkan kinerja perusahaan. Kualitas sistim informasi dapat mencakup

beberapa aspek, seperti

• Materi informasi, apakah ini pada level detail yang tepat ?

• Tepat waktu, apakan ada ketika dibutuhkan ?

• Terbarukan, apakah ini terbaru yang tersedia ?

• Akurat, apakah benar ?

• Mudah diakses, apakan mudah untuk mendapatkannya ?

Komunikasi adalah bagian dari informasi. Sebagaimana dibahas di atas,

sistem informasi yang ada pada perusahaan harus memberikan informasi pada

orang yang tepat sehingga bisa menjalankan operasinal rutin, pelaporan, dan

tanggung jawab. Tetapi komunikasi juga akan memiliki arti yang lebih luas,

berhubungan dengan ekspektasi, tanggung jawab masing-masing fungsi atau

individual dan persoalan penting yang lain.

Komunikasi yang efektif akan mengalir ke semua arah dalam perusahaan, ke

bawah, ke atas, atau ke samping. Komunikasi ke bawah seperti pesan yang jelas

dari Dewan Direksi bahwa tanggung jawab manajemen risiko harus dijalankan

dengan serius. Komunikasi ke atas seperti mengkomunikasikan ke atas setiap

informasi yang diperlukan atau penting untuk pengambilan keputusan. Komunikasi

ke samping seperti komunikasi dengan pihak internal dan pihak eksternal, seperti

pelanggan, pemasok, dan lainnya.

Komunikasi bisa dilakukan dalam bentuk manual kebijakan, surat menyurat,

email, catatan, pesan dalam bentuk film, laporan-laporan dan bentuk lainnya yang

dapat dipertanggung jawabkan dengan baik dan jelas.

Ada pula komunikasi yang dilakukan secara oral, baik dalam kelompok besar,

meeting kecil, atau sesi satu ke satu lainnya. Komunikasi secara oral memerlukan

intonasi suara, gaya bicara dan bahasa tubuh untuk menekankan apa yang akan

disampaikan.

Page 25: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

45

3.5.2. Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi untuk Dewan Direksi

Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi untuk Dewan Direksi

(gambar 3.3) sesuai dengan fungsinya yang merupakan fungsi tertinggi

diperusahaan atau manajemen puncak akan memberikan arahan mengenai sasaran

perusahaan yang diterjemahkan dalam visi dan misi perusahaan dengan strategik

program sebagai arahan yang jelas untuk mencapai sasaran tersebut pada setiap

fungsi di perusahaan dengan mempertimbangkan faktor internal dan faktor

eksternal yang ada dan dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.

DEWAN DIREKSI

FAKTOR INTERNALOrganisasi / Sumber Daya / Bisnis Proses / Sistim Informasi

FAKTOR EKSTERNALSosial Politik / Sumber Alam / Ekonomi / Teknologi / Peraturan / Pelanggan / Pesaing

SASARAN•Visi & Misi

IDENTIFIKASIRISIKO•Kemungkinan•Dampak Negatif•Kontrol Risiko

IDENTIFIKASIPELUANG•Kekuatan•Peluang

SOLUSIINOVATIF•Dampak Positif•Kesempatan

PELAKSANAAN•Strategi program

DEWAN DIREKSI

FAKTOR INTERNALOrganisasi / Sumber Daya / Bisnis Proses / Sistim Informasi

FAKTOR EKSTERNALSosial Politik / Sumber Alam / Ekonomi / Teknologi / Peraturan / Pelanggan / Pesaing

SASARAN•Visi & Misi

IDENTIFIKASIRISIKO•Kemungkinan•Dampak Negatif•Kontrol Risiko

IDENTIFIKASIPELUANG•Kekuatan•Peluang

SOLUSIINOVATIF•Dampak Positif•Kesempatan

PELAKSANAAN•Strategi program

SASARAN•Visi & Misi

IDENTIFIKASIRISIKO•Kemungkinan•Dampak Negatif•Kontrol Risiko

IDENTIFIKASIPELUANG•Kekuatan•Peluang

SOLUSIINOVATIF•Dampak Positif•Kesempatan

PELAKSANAAN•Strategi program

SASARAN•Visi & Misi

IDENTIFIKASIRISIKO•Kemungkinan•Dampak Negatif•Kontrol Risiko

IDENTIFIKASIPELUANG•Kekuatan•Peluang

SOLUSIINOVATIF•Dampak Positif•Kesempatan

PELAKSANAAN•Strategi program

Gambar 3.3. Kerangka Kerja Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi –

Dewan Direksi

Dimulai dari visi dan misi perusahaan yang ditentukan oleh Dewan Direksi

dengan memperhitungkan kemampuan perusahaan atau faktor internal dan juga

kondisi persaingan dalam industri sejenis, atau faktor eksternal.

Langkah selanjutnya adalah melakukan idenfikasi risiko untuk mendapatkan

hal-hal yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi perusahaan. Identifikasi

risiko ini dilakukan dengan memperhitungkan kemungkinan terjadinya risiko

tersebut, dampak negatif yang akan ditimbulkan dan respon yang akan dilakukan

terhadap risiko-risiko tersebut.

Page 26: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

46

Selanjutnya dapat dilakukan identifikasi peluang dengan mempertimbangkan

faktor-faktor internal yang menjadi kelebihan atau kekuatan yang dimiliki oleh

perusahaan dan juga potensi-potensi yang ada lingkungan eksternal perusahaan

untuk menghadapi risiko tersebut.

Dari idenfikasi risiko dan identifikasi peluang, didapatkan solusi inovatif yang

akan merubah dampak negatif menjadi dampak positif, memperbesar kesempatan

untuk melakukan solusi inovatif dan juga potensi yang timbul dari solusi inovatif

tersebut.

Dari semua aspek sebelumnya, yaitu sasaran yang ada, risiko yang mungkin

timbul, peluang yang ada dan solusi inovatif yang akan mendukung pencapaian

sasaran yang sudah ditentukan di awal, Dewan Direksi akan membuat strategi

program yang dinyatakan dalam rencana kerja yang akan dikomunikasikan sebagai

sasaran yang melengkapi visi dan misi perusahaan pada fungsi berikutnya yaitu

fungsi Senior Manajemen diperusahaan.

Perusahaan asuransi kendaraan bermotor yang mengelola penerimaan dari

premi asuransi kendaraan dengan pengeluaran berupa pembayaran untuk klaim

asuransi dapat menjadi contoh pada Manajement Risiko berbasis Peluang dan

Inovasi untuk fungsi Dewan Direksi ini.

Visi dan misi perusahaan asuransi ini adalah meningkatkan penerimaan dari

premi asuransi dan penurunan pembayaran klaim asuransi, yang merupakan sasaran

yang harus dicapai oleh Dewan Direksi.

Dari data-data internal diketahui bahwa premi asuransi meningkat seiring

dengan bertambahnya penjualan kendaraan bermotor. Tetapi peningkatan premi

asuransi ini sejalan juga dengan meningkatnya klaim asuransi akibat tingginya

angka kecelakaan kendaraan bermotor.

Analisa pasar yang telah dilakukan oleh perusahaan menghasilkan informasi

tambahan berupa penjualan bermotor, khususnya untuk kendaraan bermotor jenis

roda dua akan terus meningkat dikarenakan penurunan daya beli masyarakat. Dan

juga akan terjadi pergeseran pola transportasi dari kendaraan bermotor jenis

kendaraan penumpang roda empat ke kendaraan bermotor roda dua, dikarenakan

kendaraan bermotor jenis roda dua lebih efisien dan efektif untuk jalan-jalan di

Page 27: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

47

Jakarta yang semakin padat. Kondisi ini diperparah lagi oleh tidak adanya

penambahan jalan-jalan baru yang dapat mengimbangi pertumbuhan jumlah

kendaraan dan juga infrastruktur jalan yang masih buruk.

Risiko yang harus dihadapi oleh perusahaan dengan kondisi tersebut diatas

adalah jenis risiko reputasi, yaitu risiko meningkatnya klaim asuransi yang akan

mengganggu kinerja keuangan perusahaan dan dapat menimbulkan reputasi negatif.

Hal ini dikarenakan tingkat kecelakaan bermotor akan semakin meningkat seiring

dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor dan terbatasnya pembangunan

jalan-jalan baru, dan akan meningkatkan klaim asuransi akibat kecelakaan. Selain

itu meningkatnya jumlah perusahaan asuransi kendaraan bermotor akan membuat

persaingan semakin ketat untuk mengambil segment kendaraan jenis roda empat.

Dan akan dapat menimbulkan penurunan pelanggan asuransi yang akan mengurangi

pendapatan pembayaran premi asuransi. Respon risiko yang diambil oleh

perusahaan asuransi adalah pengurangan risiko, artinya tindakan yang diambil

untuk mengurangi kemungkinan risiko atau dampak atau keduanya.

Kekuatan perusahaan sebagai perusahaan asuransi yang profesional dan juga

kecepatan melakukan proses identifikasi kecelakaan dan kecepatan dalam proses

pembayaran klaim asuransi sudah diketahui oleh para pelanggan.

Dari identifikasi risiko dan identifikasi peluang tersebut Dewan Direksi

mencari solusi inovatif untuk mengatasi risiko yang ada tersebut. Solusi inovatif

harus dapat merubah dampak negatif menjadi dampak positif, memperbesar

kesempatan untuk melakukan solusi inovatif dan juga potensi yang timbul dari

solusi inovatif tersebut. Yaitu perusahaan akan menjadi sponsor utama dalam

perbaikan sarana pendukung jalan raya di beberapa lokasi yang strategis dengan

tingkat kecelakaan tinggi.

• Kegiatan ini akan dikategorikan sebagai kegiatan sosial dari perusahaan

• Kegiatan ini akan memberikan lokasi baru untuk media luar ruang untuk media

komunikasi produk asuransi perusahaan.

• Perbaikan sarana pendukung jalan raya diharapkan dapat mengurangi tingkat

kecelakaan kendaraan bermotor, dan akan mengurangi pembayaran klaim

asuransi

Page 28: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

48

Solusi inovatif dari perusahaan asuransi ini akan memberikan dampak positif

dan juga potensi untuk peningkatan kinerja perusahaan.

• Kegiatan pemasaran yang akan meningkatkan citra perusahaan sebagai

perusahaan asuransi yang baik dan terpercaya.

• Kegiatan ini akan meningkatkan jumlah media luar ruang dengan lokasi yang

sangat strategis sebagai media promosi dan komunikasi produk asuransi .

• Mempertahankan pelanggan yang sudah ada untuk tidak pindah ke perusahaan

asuransi lainnya.

• Meningkatkan jumlah pelanggan baru dengan adanya kegiatan-kegiatan

pemasaran tersebut.

• Penurunan tingkat kecelakaan kendaraan bermotor, yang akan mengurangi

pembayaran klaim asuransi.

Pelaksanaan sebagai proses akhir dari Manajement Risiko berbasis Peluang

dan Inovasi harus disiapkan oleh Dewan Direksi berupa strategi program. Strategi

program ini dapat dituangkan dalam rencana kerja yang mencakup program kerja,

jadwal dan target yang harus dicapai. Selain itu juga perlu disiapkan proses kontrol,

pengawasan dan juga sarana informasi dan komunikasi dari strategi program ini.

Strategi program dan rencana kerja ini harus disampaikan ke fungsi-fungsi

terkait untuk dapat di tindak lanjuti dengan segera sesuai dengan jadwal dan target

yang ditentukan, termasuk koordinasi untuk pembahasan pelaksanaan program ini

secara berkala untuk mengetahui perkembangan dari pelaksanaan program ini.

• Fungsi personalia membuat rencana kerja untuk program kegiatan sosial,

bekerja sama dengan pihak eksternal untuk pelaksanaan program ini.

• Fungsi pemasaran membuat rencana kerja untuk kegiatan pemasaran yang

terkait dengan kegiatan sosial tersebut

• Fungsi penjualan membuat rencana kerja untuk produk asuransi baru

• Fungsi keuangan membuat rencana kerja yang berhubungan dengan keuangan,

seperti alokasi budget, estimasi peningkatan penerimaan premi, penurunan

pembayaran klaim asuransi dan lainnya.

Page 29: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

49

3.5.3. Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi untuk Senior Manajemen

Senior Manajemen yang bertanggung jawab atas unit fungsional perusahaan

memiliki tanggung jawab untuk mengelola strategi yang sudah ditentukan oleh

Dewan Direksi yang terkait dengan sasaran unit fungsional mereka. Senior

Manajemen mengkonversi strategi kedalam sasaran fungsional, mengidentifikasi

risiko yang ada pada proses kerja operasional dan memastikan operasional

perusahaan berjalan dengan baik, melihat peluang yang ada dan mencari solusi

inovatif untuk risiko tersebut dan pada akhirnya Senior Manajemen akan membuat

taktikal program yang dinyatakan dalam rencana kerja yang akan dikomunikasikan

pada fungsi berikutnya yaitu Satuan Unit Kerja sebagai sasaran yang melengkapi

visi dan misi perusahaan, dan strategi program yang sudah ditetapkan oleh Dewan

Direksi (gambar 3.4).

SENIOR MANAJEMEN

FAKTOR INTERNALOrganisasi / Sumber Daya / Bisnis Proses / Sistim Informasi

FAKTOR EKSTERNALPeraturan / Sosial Politik / Sumber Alam / Ekonomi / Tehnologi / Pelanggan / Pesaing

SASARAN•Visi & Misi•Strategi program

IDENTIFIKASIRISIKO•Kemungkinan•Dampak Negatif•Kontrol Risiko

IDENTIFIKASIPELUANG•Kekuatan•Peluang

SOLUSIINOVATIF•Dampak Positif•Kesempatan

PELAKSANAAN•Taktikal program

SENIOR MANAJEMEN

FAKTOR INTERNALOrganisasi / Sumber Daya / Bisnis Proses / Sistim Informasi

FAKTOR EKSTERNALPeraturan / Sosial Politik / Sumber Alam / Ekonomi / Tehnologi / Pelanggan / Pesaing

SASARAN•Visi & Misi•Strategi program

IDENTIFIKASIRISIKO•Kemungkinan•Dampak Negatif•Kontrol Risiko

IDENTIFIKASIPELUANG•Kekuatan•Peluang

SOLUSIINOVATIF•Dampak Positif•Kesempatan

PELAKSANAAN•Taktikal program

SASARAN•Visi & Misi•Strategi program

IDENTIFIKASIRISIKO•Kemungkinan•Dampak Negatif•Kontrol Risiko

IDENTIFIKASIPELUANG•Kekuatan•Peluang

SOLUSIINOVATIF•Dampak Positif•Kesempatan

PELAKSANAAN•Taktikal program

SASARAN•Visi & Misi•Strategi program

IDENTIFIKASIRISIKO•Kemungkinan•Dampak Negatif•Kontrol Risiko

IDENTIFIKASIPELUANG•Kekuatan•Peluang

SOLUSIINOVATIF•Dampak Positif•Kesempatan

PELAKSANAAN•Taktikal program

Gambar 3.4. Kerangka Kerja Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi –

Senior Manajemen

Fungsi penjualan yang melakukan distribusi produk makanan ringan berupa

biskuit, kacang dan makanan ringan lainnya ke supermarket dan minimarket dapat

menjadi contoh dari Manajement Risiko berbasis Peluang dan Inovasi untuk fungsi

Senior Manajemen.

Page 30: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

50

Penjualan makanan ringan yang berkwalitas kepada pelanggan dengan biaya

promosi yang paling efisien adalah strategi yang sudah disampaikan kepada Senior

Manajemen sebagai sasaran yang harus dicapai.

Dari data-data internal diketahui bahwa harga material untuk pembuatan

makanan ringan akan naik, dan untuk material yang masih harus di-import dari luar

negeri, harganya mengikuti nilai valuta asing. Kemasan makanan ringan selain

sebagai material pembungkus, juga dipergunakan sebagai bagian yang akan

menarik pembeli sangat berpengaruh pada peningkatan penjualan. Dan biaya untuk

pembuatan kemasan juga akan naik, dikarenakan material tersebut berasal dari

material import.

Dari analisa pasar yang telah dilakukkan oleh perusahaan menghasilkan

informasi tambahan berupa pembelian makanan ringan telah mengalami perubahan

kepada jenis makanan ringan yang lebih murah dengan berat yang lebih ringan

dikarenakan situasi ekonomi masyarakat dikalangan menengah ke bawah belum

membaik. Dan juga kemasan tetap sebagai faktor yang dominan untuk pelanggan

dalam memutuskan untuk melakukan pembelian makanan ringan.

Risiko yang harus dihadapi oleh perusahaan dengan kondisi tersebut diatas

adalah jenis risiko operasional, yaitu risiko pada operasional perusahaan yang

disebabkan oleh ketidak sesuaian rencana, pelaksanaan dan pengembangan produk

dikarenakan perubahan daya beli masyarakat, dimana persaingan makanan ringan,

khususnya dari industri kecil dengan harga produk yang semakin murah. Dan juga

peluncuran produk makanan ringan baru oleh beberapa perusahaan makanan ringan

untuk meningkatkan penjualan akan membuat tempat penyimpanan produk

makanan ringan semakin sedikit, baik penyimpanan digudang ataupun penjualan

didalam lokasi display supermarket atau minimarket, hal ini juga dapat

memperbanyak produk yang dikembalikan dikarenakan rusak akibat proses

penyimpanan yang tidak baik. Respon risiko yang diambil oleh fungsi penjualan

adalah penghindaran risiko, artinya mengeluarkan kegiatan yang meningkatkan

risiko dengan membuat suatu yang baru untuk pelanggan.

Dengan banyaknya produk makanan ringan baru yang dibuat dalam kemasan

ekonomis atau harga murah, terbuka potensi peningkatan penjualan dengan tetap

Page 31: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

51

mempertahankan merek produk makanan ringan perusahaan yang ada atau sudah

dikenal dengan baik oleh pelanggan dengan tidak melakukan perubahan harga jual.

Dari identifikasi risiko dan identifikasi peluang tersebut Senior Manajemen,

khususnya untuk fungsi penjualan mencari solusi inovatif untuk mengatasi risiko

yang ada tersebut. Solusi inovatif harus dapat merubah dampak negatif menjadi

dampak positif, memperbesar kesempatan untuk melakukan solusi inovatif dan juga

potensi yang timbul dari solusi inovatif tersebut. Yaitu perubahan kemasan dari

kemasan plastik dengan gambar yang menarik dan penuh warna menjadi kemasan

plastik transparan dengan komposisi warna yang cerah sejumlah dua, maksimal tiga

warna.

• Kemasan transparan akan membuat makanan ringan terlihat jelas oleh pembeli

• Kemasan transparan akan memperlihatkan makanan ringan secara jelas,

sehingga produk akan ditangani lebih hati-hati.

• Warna cerah dengan dua atau tiga warna akan memotong biaya cetak kemasan

Solusi inovatif dari perusahaan makanan ringan ini akan memberikan dampak

positif dan juga potensi untuk peningkatan kinerja perusahaan.

• Kesan bersih dan berkwalitas akan meningkatkan pembelian oleh pelanggan

• Penurunan produk yang rusak akibat penanganan produk yang lebih baik

• Kontrol kualitas dari produk sebelum dijual semakin baik dikarenakan kemasan

yang tranparan atau langsung dapat terlihat oleh bagian kontrol.

• Penurunan biaya cetak kemasan

Pelaksanaan sebagai proses akhir dari Manajement Risiko berbasis Peluang

dan Inovasi harus disiapkan oleh Senior Manajemen berupa taktikal program yang

dapat dituangkan dalam rencana kerja yang mencakup program kerja, jadwal dan

target yang harus dicapai. Selain itu juga perlu disiapkan proses kontrol,

pengawasan dan juga sarana informasi dan komunikasi dari program ini.

Strategi program dan rencana kerja ini harus disampaikan ke fungsi-fungsi

terkait untuk dapat di tindak lanjuti dengan segera sesuai dengan jadwal dan target

yang ditentukan, termasuk koordinasi untuk pembahasan pelaksanaan program ini

Page 32: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

52

secara berkala untuk mengetahui perkembangan dari pelaksanaan program ini.

Bagian penjualan akan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk

pelaksanaan program ini yaitu menyampaikan informasi perubahan kemasan ini

kepada pelanggan untuk mendapatkan penempatan produk secara baik di

supermarket atau minimarket. Dengan bagian pemasaran membuat design kemasan

baru yang tranparan dengan jumlah warna dua atau tiga warna. Dengan bagian

produksi membuat rencana kerja untuk kemasan baru.

3.5.4. Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi untuk Satuan Unit Kerja

Satuan Unit Kerja dengan sumber daya yang ada memainkan peran penting

dalam operasional harian, seperti teknik untuk identifikasi proses kerja, menentukan

pengembangan proses unit kerja dan penilaian peningkatan kinerja dari unit kerja.

Satuan Unit Kerja, juga memiliki tanggung jawab untuk mencapai sasaran

kerja yang sudah ditentukan oleh Senior Manajemen terkait dengan sasaran unit

kerja mereka, dengan melakukan identifikasi risiko, identifikasi peluang dan

mencari solusi inovatif untuk mencapai sasaran tersebut (gambar 3.5).

SATUAN UNIT KERJA

FAKTOR INTERNALOrganisasi / Sumber Daya / Bisnis Proses / Sistim Informasi

FAKTOR EKSTERNALPeraturan / Sosial Politik / Sumber Alam / Ekonomi / Tehnologi / Pelanggan / Pesaing

SASARAN•Visi & Misi•Strategi program•Taktikal program

IDENTIFIKASIRISIKO•Kemungkinan•Dampak Negatif•Kontrol Risiko

IDENTIFIKASIPELUANG•Kekuatan•Peluang

SOLUSIINOVATIF•Dampak Positif•Kesempatan

PELAKSANAAN•Operasional harian

SATUAN UNIT KERJA

FAKTOR INTERNALOrganisasi / Sumber Daya / Bisnis Proses / Sistim Informasi

FAKTOR EKSTERNALPeraturan / Sosial Politik / Sumber Alam / Ekonomi / Tehnologi / Pelanggan / Pesaing

SASARAN•Visi & Misi•Strategi program•Taktikal program

IDENTIFIKASIRISIKO•Kemungkinan•Dampak Negatif•Kontrol Risiko

IDENTIFIKASIPELUANG•Kekuatan•Peluang

SOLUSIINOVATIF•Dampak Positif•Kesempatan

PELAKSANAAN•Operasional harian

SASARAN•Visi & Misi•Strategi program•Taktikal program

IDENTIFIKASIRISIKO•Kemungkinan•Dampak Negatif•Kontrol Risiko

IDENTIFIKASIPELUANG•Kekuatan•Peluang

SOLUSIINOVATIF•Dampak Positif•Kesempatan

PELAKSANAAN•Operasional harian

SASARAN•Visi & Misi•Strategi program•Taktikal program

IDENTIFIKASIRISIKO•Kemungkinan•Dampak Negatif•Kontrol Risiko

IDENTIFIKASIPELUANG•Kekuatan•Peluang

SOLUSIINOVATIF•Dampak Positif•Kesempatan

PELAKSANAAN•Operasional harian

Gambar 3.5. Kerangka Kerja Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi –

Satuan Unit Kerja

Page 33: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

53

Satuan Unit Kerja bekerja sama dengan unit kerja lainnya untuk

melaksanakan program kerja, melakukan monitoring dan melaporkan kinerja dari

unit mereka.

Bagian mekanik melakukan pengaturan dan pengawasan untuk fungsi

pendukung produksi dalam hal ketersediaan tenaga listrik, penerangan dan

peralatan mekanik lainnya dapat menjadi contoh dari Manajement Risiko berbasis

Peluang dan Inovasi untuk fungsi Satuan Unit Kerja.

Penggunaan tenaga listrik yang efisien dengan biaya perawatan yang sekecil

mungkin adalah sasaran yang sudah disampaikan oleh Senior Manajemen kepada

bagian mekanik.

Dari data yang dimiliki oleh bagian mekanik, diketahui bahwa ketersediaan

tenaga listrik sebagai pendukung produksi tidak mempunyai masalah, dikarenakan

sudah tersedianya tenaga listrik cadangan yang akan langsung berfungsi saat tenaga

listrik dari PLN padam, sehingga mesin produksi tidak akan berhenti berfungsi.

Tetapi penggunaan tenaga listrik masih tinggi, khususnya untuk fungsi penerangan

di ruang produksi. Selain biaya yang tinggi untuk tenaga listrik, proses perawatan

atau pengantian lampu penerangan yang sudah tidak berfungsi juga menggangu

produktifitas dari bagian produksi, bahkan bila dipandang perlu, mesin produksi

dapat diberhentikan untuk menghindari terjadinya kerugian akibat hasil produksi

yang cacat atau salah dikarenakan penerangan yang tidak cukup.

Dari analisa kondisi yang ada di bagian produksi, bangunan sudah design

dengan memperhitungan adanya cahaya matahari sebagai sumber penerangan ruang

produksi, tetapi ada kondisi tertentu ketika cahaya matahari berkurang dikarenakan

cuaca mendung ataupun hujan, lampu penerangan tetap diperlukan untuk menerangi

ruang produksi.

Risiko yang harus dihadapi oleh bagian mekanik dengan kondisi tersebut

diatas adalah risiko operasional, yaitu risiko pada operasional perusahaan yang

disebabkan oleh ketidak sesuaian rencana, pelaksanaan dan pengembangan produk

dikarenakan terganggunya fungsi lampu penerangan diruang produksi akan

membuat mesin produksi berhenti dan akan menimbulkan kerugian perusahaan

dengan tidak produktifnya mesin dan sumber daya yang ada. Di lain sisi, terdapat

Page 34: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

54

sumber penerangan lain, yaitu cahaya matahari yang dapat mengurangi biaya listrik,

tetapi sumber cahaya tersebut tidak dapat di kendalikan oleh bagian mekanik.

Respon risiko yang diambil oleh bagian mekanik adalah pengurangan risiko,

artinya tindakan untuk mereduksi kemungkinan dan dampak risiko dengan

membuat suatu proses kerja yang baru.

Bangunan ruang produksi yang sudah dirancang dengan memperhitungkan

penggunaan cahaya matahari sebagai sumber penerangan merupakan hal yang harus

dipertahankan dan cahaya matahari yang dapat membantu penerangan ini sangat

mencukupi kebutuhan penerangan ruang produksi, khususnya saat musin panas.

Dari identifikasi tersebut bagian mekanik, mencari solusi inovatif untuk

mengatasi risiko yang ada tersebut. Solusi inovatif harus dapat merubah dampak

negatif menjadi dampak positif, memperbesar kesempatan untuk melakukan solusi

inovatif dan juga potensi yang timbul dari solusi inovatif tersebut. Yaitu perubahan

pola distribusi lampu penerangan pada ruang produksi, dengan menerapkan pola

ABC untuk penerangan ruang produksi.

• Pola ABC adalah pengaturan lampu penerangan diruang produksi

• Kontrol dilakukan oleh sistim sesuai dengan kondisi pencahayaan yang tersedia.

Pemicu dari sistim penerangan ini dapat dilakukan oleh petugas yang

bertanggung jawab di ruang produksi, dengan pertimbangan kondisi cahaya

matahari yang ditambah dengan lampu penerangan.

• Pola A adalah lampu penerangan di aktifkan hanya sepertiga dari semua lampu

yang terpasang di ruang produksi, bila cahaya matahari sudah mencukupi

kebutuhan penerangan, khususnya penerangan untuk ruang-ruang yang tidak

mendapat cahaya matahari secara langsung.

• Pola B adalah lampu penerangan diaktifkan hanya dua pertiga dari semua lampu

yang terpasang di ruang produksi, bila cahaya matahari tidak mencukupi

kebutuhan penerangan.

• Pola C adalah lampu penerangan diaktifkan semuanya, khususnya untuk

kegiatan produksi malam hari atau cahaya matahari tidak ada atau dalam

kondisi mendung atau hujan.

Page 35: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

55

Solusi inovatif dari ruang produksi ini akan memberikan dampak positif dan

juga potensi untuk peningkatan kinerja perusahaan.

• Kegiatan produksi tetap akan berjalan lancar dengan penerangan yang sesuai

dengan kebutuhan penerangan. Dan pengaturan untuk penerangan tidak

menimbulkan gangguan dalam kegiatan produksi.

• Biaya penggunaan tenaga listrik dapat dikurangi dengan signifikan.

• Pola ABC dengan rotasi lampu penerangan secara berkala akan mengurangi

kejadian padamnya lampu penerangan.

• Penggantian lampu penerangan dapat diatur dan sesuaikan antara kemampuan

atau daya kerja lampu penerangan dengan jadwal kerja kegiatan produksi.

Pelaksanaan sebagai proses akhir dari Manajement Risiko berbasis Peluang

dan Inovasi harus disiapkan oleh bagian mekanik berupa operasional program yang

dapat dituangkan dalam rencana kerja yang mencakup program kerja, jadwal dan

target yang harus dicapai. Selain itu juga perlu disiapkan proses kontrol,

pengawasan dan juga sarana informasi dan komunikasi dari program ini.

Strategi program dan rencana kerja ini harus disampaikan ke fungsi-fungsi

terkait untuk dapat di tindak lanjuti dengan segera sesuai dengan jadwal dan target

yang ditentukan, termasuk koordinasi untuk pembahasan pelaksanaan program ini

secara berkala untuk mengetahui perkembangan dari pelaksanaan program ini.

Bagian mekanik harus melakukan koordinasi dengan bagian produksi untuk

mengetahui jadwal kegiatan produksi, untuk melakukan perubahan pada pola

distribusi lampu penerangan. Selain itu juga harus dilakukan sosialisasi kepada

bagian produksi mengenai perubahan pola penerangan ini.

3.5.5. Kerangka Kerja Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi

Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi dibuat secara sederhana

secara dengan pola yang sama secara umum untuk setiap fungsi pada perusahaan

dan dapat mencakup proses yang terstruktur secara lengkap untuk menterjemahkan

sasaran perusahaan yang sudah ditentukan oleh level diatasnya menjadi program-

program yang akan dilaksanakan oleh fungsi tersebut.

Page 36: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

56

Dimulai dari sasaran yang akan dicapai, kemudian dilakukan identifikasi

risiko dan identifikasi peluang yang ada, dan dilanjutkan dengan mencari solusi

inovatif untuk menghadapi risiko tersebut. Dan akhirnya pelaksanaan dari program

yang sudah ditentukan untuk mencapai sasaran. Manajemen Risiko berbasis

Peluang dan Inovasi ini juga harus memperhitungkan faktor internal dan faktor

eksternal yang ada dan dapat mempengaruhi seluruh proses ini. Dan pasti akan

memberikan perubahan pada lingkungan internal perusahaan, baik secara langsung

ataupun tidak langsung.

Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi merupakan suatu proses

yang tidak akan berhenti pada satu proses saja, tetapi juga akan mempengaruhi

proses kerja di level berikutnya. Dan perubahan yang dihasilkan oleh manajemen

risiko ini, khususnya pada lingkungan internal perusahaan akan menjadi masukan

pada proses berikutnya.

Yang perlu dilengkapi dari Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi

ini adalah sistim informasi dan komunikasi yang akan memberikan arahan ataupun

masukan mengenai informasi yang dapat mempengaruhi performance perusahaan

secara langsung ataupun tidak langsung (gambar 3.6).

Gambar 3.6. Kerangka Kerja Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi –

Informasi dan Komunikasi

FAKTOR INTERNAL

FAKTOR EKSTERNAL

FAKTOR INTERNAL

FAKTOR EKSTERNAL

FAKTOR INTERNAL

FAKTOR EKSTERNAL

DEWAN DIREKSI SENIOR MANAJEMEN SATUAN UNIT KERJADEWAN DIREKSI SENIOR MANAJEMEN SATUAN UNIT KERJA

SASARAN

IDENTIFIKASI

RISIKO

SOLUSI

INOVATIF

PELAKSANAAN

IDENTIFIKASI

PELUANG

SASARAN

IDENTIFIKASI

RISIKO

SOLUSI

INOVATIF

PELAKSANAAN

IDENTIFIKASI

PELUANG

SASARAN

IDENTIFIKASI

RISIKO

SOLUSI

INOVATIF

PELAKSANAAN

IDENTIFIKASI

PELUANG

FAKTOR INTERNAL FAKTOR INTERNAL

FAKTOR EKSTERNAL FAKTOR EKSTERNAL

FAKTOR INTERNAL

FAKTOR EKSTERNAL

SASARAN

IDENTIFIKASI

RISIKO

SOLUSI

INOVATIF

PELAKSANAAN

IDENTIFIKASI

PELUANG

SASARAN

IDENTIFIKASI

RISIKO

SOLUSI

INOVATIF

PELAKSANAAN

IDENTIFIKASI

PELUANG

SASARAN

IDENTIFIKASI

RISIKO

SOLUSI

INOVATIF

PELAKSANAAN

IDENTIFIKASI

PELUANG

SASARAN

IDENTIFIKASI

RISIKO

SOLUSI

INOVATIF

PELAKSANAAN

IDENTIFIKASI

PELUANG

SASARAN

IDENTIFIKASI

RISIKO

SOLUSI

INOVATIF

PELAKSANAAN

IDENTIFIKASI

PELUANG

SASARAN

IDENTIFIKASI

RISIKO

SOLUSI

INOVATIF

PELAKSANAAN

IDENTIFIKASI

PELUANG

Page 37: Bab III Metodologi Manajemen Risiko - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-119.pdf · Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan, mempengaruhi

57

Komunikasi yang efektif akan mengalir ke semua arah dalam perusahaan, ke

bawah, naik ke atas, atau ke samping. Komunikasi ke bawah seperti pesan yang

jelas dari Dewan Direksi bahwa tanggung jawab manajemen risiko harus dijalankan

dengan serius. Komunikasi naik ke atas seperti mengkomunikasikan ke atas setiap

informasi yang diperlukan atau penting untuk pengambilan keputusan. Komunikasi

ke samping seperti komunikasi dengan pihak internal dan pihak eksternal, seperti

pelanggan, pemasok, dan lainnya.

Informasi ini perlu ditentukan dalam format, periode pelaporan yang

memungkinkan masing-masing fungsi untuk melaksanakan rencana kerja yang

sudah ditentukan dan memberikan pertanggung jawabkan dari semua kegiatan yang

dilakukan. Bahkan dapat ditentukan periode pertemuan secara rutin untuk

memudahkan pelaksanaan rencana kerja dan juga langkah-langkah antisipasi

terhadap perubahan kondisi internal dan eksternal.