bab iii laporan produksi

149
17 BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser Produser adalah seseorang yang mengepalai sebuah departemen produksi dari pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Dalam produksi televisi, produser juga orang yang bisa dikatakan yang mempunyai program dan bertanggung jawab penuh atas berbagai macam hal saat pra produksi, produksi, pasca produksi baik teknis, kreatif, inovasi hingga ke masalah keuangan. Menurut (Rusman Latief-Yusiatie Utud, 2017) memberikan batasan bahwa ,“Produser adalah penanggung jawab atas seluruh pelaksanaan kegiatan produksi. Melakukan koordinasi pelaksanaan pra produksi, produksi dan pasca-produksi. Dari kutipan di atas penulis menyimpulkan bahwa seorang produser harus benar-benar bisa berkoordinasi dengan seluruh tim produksi, agar pada saat berjalannya produksi tidak ada salah dalam melakukan tindakan karena sudah matang di pra produksi. Suatu program televisi juga memerlukan biaya yang sangat besar tergantung produksi apa yang dibuat kali ini penulis membuat sebuah program produksi televisi bertema dokumenter. Seorang produser akan di hadapkan pada lima hal sekaligus yang butuh pemikiran yang mendalam untuk produser agar tidak salah mengambil

Upload: others

Post on 10-Nov-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III LAPORAN PRODUKSI

17

BAB III

LAPORAN PRODUKSI

3.1. Proses Kerja Produser

Produser adalah seseorang yang mengepalai sebuah departemen produksi

dari pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Dalam produksi televisi, produser

juga orang yang bisa dikatakan yang mempunyai program dan bertanggung jawab

penuh atas berbagai macam hal saat pra produksi, produksi, pasca produksi baik

teknis, kreatif, inovasi hingga ke masalah keuangan.

Menurut (Rusman Latief-Yusiatie Utud, 2017) memberikan batasan bahwa

,“Produser adalah penanggung jawab atas seluruh pelaksanaan kegiatan produksi.

Melakukan koordinasi pelaksanaan pra produksi, produksi dan pasca-produksi”.

Dari kutipan di atas penulis menyimpulkan bahwa seorang produser harus

benar-benar bisa berkoordinasi dengan seluruh tim produksi, agar pada saat

berjalannya produksi tidak ada salah dalam melakukan tindakan karena sudah

matang di pra produksi.

Suatu program televisi juga memerlukan biaya yang sangat besar tergantung

produksi apa yang dibuat kali ini penulis membuat sebuah program produksi televisi

bertema dokumenter. Seorang produser akan di hadapkan pada lima hal sekaligus

yang butuh pemikiran yang mendalam untuk produser agar tidak salah mengambil

Page 2: BAB III LAPORAN PRODUKSI

18

langkah, lima hal itu adalah materi produksi, sarana produksi (equipment),

biaya produksi (financial), organisasi pelaksanaan produksi, dan tahapan

pelaksanaan produksi.

Seorang produser juga harus memiliki sifat yang bertanggung jawab atas

segala yang telaah diputuskan dan yang telah dilakukan dan juga harus

menyelesaikan pekerjaan nya hingga akhir hingga suatu karya produksi itu sudah

jadi, jangan membebankan tanggung kepada kru yang lain jika terjadi kesalahan

karena produserlah orang yang pertama yang akan di salahkan jika terjadi sesuatu

yang kurang, karena suatu tanggung jawab besar di emban produser itu sudah

melalui perundingan bersama kru yang lain.

Page 3: BAB III LAPORAN PRODUKSI

19

3.1.1. Pra Produksi

Pada tahap pra produksi, produserlah yang mempersiapkan rapat dari jadwal

sampai tempat berlangsungnya rapat, tujuannya agar semua tim tidak bingung apa

yang harus dilakukannnya ketika nanti produksi. Produser juga harus mengatur

waktu pelaksanaan produksi, dan didalam setiap rapat produserlah yang memimpin

setiap rapat. Dalam pra produksi seorang produser juga berhak mengusulkan ide dan

konsep untuk menjadi acuan utama dari program setelah sebuah ide yang tercipta.

Dalam tahapan pra produksi juga produser harus memiliki ketenangan

dalam mempersiapakan segalanya juga dalam memimpin sebuah produksi dan

mengepalai seluruh kru, ketika ingin menuangkan ide dan gagasan pada saat pra

produksi produser juga harus memiliki wawasan dan referensi yang banyak karena

memang harus tahu apa yang sedang di senangi oleh khalayak dan juga apa yang

belum di ketahui khalayak.

Menurut (Rusman Latief-Yusiatie Utud, 2017) menyimpulkan bahwa:

Pra produksi. Merupakan kegiatan; penemuan ide dan tahap perencanaan.

Tahapan ini dimulai dengan mencari ide yang dikembangkan menjadi

konsep. Melakukan riset, survei dan membuat rundown program, membuat

jadwal kerja (time schedule), rundown, kalkulasi biaya, rencana lokasi,

peralatan dan kru yang terlibat.

Dari kutipan di atas penulis menyimpulkan bahwa dari ide sampai peralatan

dan kru itu produser memang harus menentukan jika mempunyai perencanaan yang

matang di pra produksi maka akan mendapatkan hasil yang baik pada saat produksi

bahkan tidak akan banyak pekerjaan lagi pada saat pasca produksi. Sebelum

terbentuknya ide pun produser harus sudah memikirkan hal tidak terduga misalkan

Page 4: BAB III LAPORAN PRODUKSI

20

mempersiapkan banyak rencana jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada saat

produksi, tak jarang banyak produser yang tidak memikirkan hal kecil semacam ini.

Page 5: BAB III LAPORAN PRODUKSI

21

3.1.2. Produksi

Tahap produksi adalah kegiatan pemgambilan audio dan visual. Sebagai

seorang produser sangat mempunyai peranan besar pada tahapan produksi,

dikarenakan pada saat pra produksi sudah mengatur seluruh rangkaian yang harus

sudah diaplikasikan pada tahapan produksi. Di tahap produksi semua harus sudah

terkoordinasi sesuai schedule yang sudah dibuat dan disepakati bersama dengan kru,

lalu produser juga memeriksa naskah yang akan nanti pakai untuk memberikan

pertanyaan kepada narasumber.

Menurut (Rusman Latief-Yusiatie Utud, 2017) menyimpulkan bahwa:

Ada saat produksi produser mengawasi jalanya produksi sesuai dengan

jadwal dan anggaran yang telah disepakati. Produser juga harus mengelola

anggaran dengan seefisien mungkin, tegas dalam mengatur pengeluaran,

tetapi tetap menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan shooting sesuai

dengan tuntutan dilapangan.

Dari kutipan di atas penulis menyimpulkan bahwa produser harus dengan

pandai mengolah dan mengefisien anggaran,waktu,dan tenaga pada saat produksi

yaitu dengan cara mencatat agar semua dana yang keluar dapat dihitung dan

transparan terhadap semua kru, jika pada saat produksi berlangsung ada dana yang

tidak terduga maka itu sudah terpikirkan dan dana itu harus dipisah dari dana yang

lainnya.

Pada saat produksi ini produser harus benar-benar memenuhi kebutuhan

konsumsi kru, transportasi, dan jangan lupa juga harus sering berkomunikasi dengan

kru agar tidak ada salah paham. Konsumsi adalah hal yang tidak boleh dilupakan

karena dengan berjalannya produksi pasti akan menguras tenaga maka dari itu harus

diperhatikan makanan untuk kru. Transprotasi juga tidak kalah pentingnya dengan

konsumsi ini menyangkut peralatan yang akan di bawa dan juga menuju ke lokasi

Page 6: BAB III LAPORAN PRODUKSI

22

produksi. Tentu saja produser harus bisa mengusahakan keperluan transportasi,

dengan pertimbangan kendaraan yang dipakai ke lokasi, sampai bahan bakar untuk

kendaraan tersebut tentunya sesuai kondisi di lapangan dan juga sesuai dengan

anggaran biaya yang telah disepakati bersama.

Page 7: BAB III LAPORAN PRODUKSI

23

3.1.3. Pasca Produksi

Setelah melalui tahapan pra produksi dan juga produksi kini berlanjut di

pasca produksi, tugas produser pada saat pasca produksi adalah mengevalusi

kegiatan selama berjalanya produksi, jika ada kritik dan saran kepada kru yang

lainnya produser juga harus melihat data hasil shooting untuk selanjutnya masuk

tahapan editing. Saat pasca produksi produser hanya memberi masukan terhadap

hasil shooting, dan juga memberikan ide terhadap editor agar hasil dari editing tidak

keluar dari konsep yang telah di buat oleh penulis naskah dan juga sutradara tentunya

dengan persetujuan bersama.

Tidak hanya itu produser juga dapat membantu editor apabila terjadi suatu

masalah terhadap proses editing. Saat tahap pasca produksi ini merupakan tahap

akhir dari suatu proses penciptaan karya tim, tentunya jika hasilnya memuaskan itu

akan menjadi kebanggan tersendiri terhadap seluruh kru yang telah berkeja keras

demi menyelesaikan produksi program dokumenter televisi ini.

Menurut (Rusman Latief-Yustiatie Utud, 2017) menyimpulkan bahwa:

Pasca-Produksi (post-production) tahapan terakhir dari produksi program

siaran. Pada tahapan ini rekaman materi shooting (master shooting) yang

didapatkan dari lokasi (venue) akan dilakukan proses editing. Tujuan dari

editing untuk menyempurnakan materi program agar dapat memiliki makna

dan menyesuaikan dengan durasi untuk slot time on air yang tersedia.

Dari kutipan tersebut jika pada tahapan pasca ini hanya tahap

penyempurnaan dari hasil pra produksi, dan pengambilan audio dan visual pada

tahap produksi, di pasca produksi produser harus memeriksa ketentuan durasi agar

tidak melebihi batas yang di tentukan.

Page 8: BAB III LAPORAN PRODUKSI

24

3.1.4. Peran dan Tanggung Jawab Produser

Produser sangat berperan dan bertanggung jawab terhadap jalannya produksi

dari pra produksi sampai pasca produksi, produser harus memiliki sifat percaya diri,

bertanggung jawab, berwawasan dan memiliki banyak referensi.

Produser juga harus memiliki semangat yang menggebu-gebu untuk

memonpa semangat kru yang lainnya, jika ada suatu masalah yang dihadapi produser

berperan harus menenangkan dan mencarikan solusi yang tepat untuk mengatasi

masalah tersebut.

Menurut (Rusman Latief-Yusiatie Utud, 2017) memberikan batasan bahwa,

“Peran produser dapat dikatakan sama dengan guru. Berperan sebagai pendidik,

pengajar, dan pelatih”.

Dari pernyaatan tersebut maka peran produser dari pra produksi, produksi,

sampai pasca produksi bisa di katakan seperti guru, guru disini tidak serta merta

selalu mendidik tapi bisa juga saling berbagi sesama kru. Tetapi bisa di jadikan

semangat untuk produksi ini jika produser memiliki sifat dan peran layaknya seperti

guru.

Dari pra produksilah tanggung jawab sebagai seorang produser untuk

menggepalai semua kru dari pembentukan ide sampai lokasi dan referensi lanjutan

dan juga merencanakan anggaran produksi sesuai dengan rencana produksi yang

sudah di sepakati bersama. Ketika produksi di laksanakan produser harus

memberikan rasa nyaman kepada kru dan menumbuhkan rasa percaya diri agar pada

saat produksi kru tidak gugup dan bisa berkomunikasi dengan baik pada saat

produksi berlangsung. Terakhir pada saat pasca produksi tanggung jawab produser

Page 9: BAB III LAPORAN PRODUKSI

25

adalah megawasi jalannya proses editing dan juga bisa menambahkan apa saja yang

kurang, perlu di ingat jika produksi itu ada yang kurang maka produserlah yang akan

disalahkan karena mimiliki tanggung jawab yang besar dibandingkan dengan yang

lainnya.

Maka dari itu penulis harus benar-benar memperhitungkan semuanya sesuai

dengan apa yang sudah di anggarkan dan direncanakan bersama dengan konsep yang

sudah disepakati bersama.

Page 10: BAB III LAPORAN PRODUKSI

26

3.1.5. Proses Penciptaan Karya

Penulis menjelaskan proses penciptaan karya yang terdiri atas:

a. Konsep Kreatif

Pada tahap ini semua kru yang terlibat berkumpul dan saling bertukar

pikiran untuk membentuk sebuah ide dan konsep pada sebuah produksi

program dokumenter televisi, salah satu kru ada yang menyarankan agar

mengangkat suatu sejarah di dalam organisasi yang bernama Korps Cacad

Veteran Republik Indonesia (KCVRI) yang berada di daerah Manggarai

Jakarta. Di dalamnya terdapat Monumen Tugu Tumbal Negara ide tersebut

akhirnya di angkat menjadi tema sejarah dengan format program dokumenter

televisi yang berjudul “TUMBAL NEGARA” meskipun ide dan gagasan

tidak semua dari produser, tetapi untuk mengadakan pembahasan suatu ide

dan konsep mendalam dengan referensi yang bisa dicari bersama melalui

media online atau bisa juga dengan melihat program dokumenter tentang

sejarah di televisi yang sudah disiarkan. Lalu juga kami mengkaji apa yang

bisa ditonjolkan dari program dokumenter televisi yang akan kami buat ini.

Dalam format program dokumenter televisi yang bertema sejarah

penulis menyediakan tayangan yang menarim dikemas dengan sederhana

tentunya agara memudahkan khalayak umum untuk menonton dan agar tidak

memiliki batasan umur jadi dari usia muda hingga tua bisa menikmati

tayangan dokumenter sejarah ini. Program ini menayangkan tiga segmen

semuanya mengulik tentang sejarah veteran, sejarah penamaan tumbal negara

dan juga asal mula berdirinya kantor KCVRI (Korps Cacad Veteran Republik

Page 11: BAB III LAPORAN PRODUKSI

27

Indonesia) dengan narasumber seorang veteran yang cacad saat perang

melawan para penjajah.

b. Konsep Produksi

Selama jalannya produksi produser mengawasi dan mengontrol

jalannya produksi dan mengkoordinasi semua kru sesuai jadwal yang sudah

dibuat. Penulis juga sudah menyiapkan rencana lainnya jika suatu saat konsep

awal tiba-tiba ada kendala, penulis juga membuat perincian dana yang

terpakai pada ssat produksi mengingat dana harus benar-benar dimanfaatkan

dengan sebaiknya-baiknya sesuai keperluan dan kebutuhan. Pada tahap ini

penulis hanya beranggotakan 5 orang sehingga dari semua itu semuanya

merangkap profesi contohnya editor yang juga menjadi cameraman saat

produksi berlangsung.

c. Konsep Teknis

Untuk konsep teknis penulis menyiapkan alat apa saja yang akan

digunakan pada saat proses produksi berlangsung sesuai dengan equipment

list (laporan pelaratan harian) dan memperhatikan alat baik yang disewa,

yang dibeli, atau pun milik sendiri. Perlu diingat lagi bahwa dana yang

terkumpul harus bisa dimanfaatkan dengan baik agar alat yang disewa

maupun dibeli terpakai dengan baik ketika produksi berlangung. Konsep

teknis dalam produksi program dokumenter televisi diantaranya

menggunakan 1 unit kamera sony VG900, 1 unit LED, 1 unit zoom, 1 unit

clip on untuk narasumber, untuk artistik kami hanya menggunakan bingkai

foto sebagai latar belakang pada saat wawancara berlangsung.

Page 12: BAB III LAPORAN PRODUKSI

28

3.1.6. Kendala Produksi dan Solusinya

Disetiap produksi pasti mengalami kendala dan juga pasti ada solusinya:

1. Penulis mengalami kendala kesulitan untuk menentukan tema dalam

program dokumenter ini, solusinya yaitu dengan bermusyawarah dengan

dosen pembimbing dan juga dengan semua kru menyampaikan ide dan

kemudian ada saran ide yang menarik langsung dilakukan riset yang

mendalam dan akhirnya itu menjadi tema penulis dalam produksi ini.

2. Penulis mengalami kendala pada saat perekeman suara narasumber

karena lokasi yang dekat dengan pinggir jalan, solusinya yaitu dengan

mengatur noise reduction pada audio zoom.

3. Penulis mengalami kendala pada narasumber mengenai pengucapan yang

kurang jelas, solusinya yaitu dengan menggunakan terjemahan pada saat

editing berlangsung.

4. Penulis mengalami kendala pada laptop editor yang terkadang error pada

saat proses editing berlangsung, solusinya yaitu dengan meminjam laptop

kepada teman agar proses editing berjalan lancar.

Page 13: BAB III LAPORAN PRODUKSI

29

3.1.7. Lembar Kerja Produser

3.1.7.1. Konsep Produser

Konsep awal di dalam produksi dokumenter televisi ini memilh kru untuk

produksi dan menyepakati segala ketentuan yang berlaku pada saat pembentukan

agar disetiap kru bisa mempertanggung jawabkan semua jobdesk yang mereka pilih

agar sesuai kemampuan masing-masing

Penulis membuat program acara dokumenter televisi ini dengan tema

sejarah, penulis mulai mencara ide sampai konsep apa yang bisa di nikmati oleh

khalayak umum dan juga bisa menginspirasi anak muda untuk terus berkarya dan

tidak menyerah di dalam situasi ataupun kendala apapun, maka dari itu proses dan

konsep pembuatan karya ini harus benar-benar tersampaikan dengan baik kepada

khalayak umum supaya bisa membuat khalayak yang menonton bisa bertambah

pengetahuan mengenai sejarah sehingga sejarah mengenai para pejuang yang dulu

memperjuangkan tanah air ini tidak terlupakan dan terus di kenang oleh semuanya.

Maka dengan ini penulis membuat program dokumenter televisi yang berjudul

“TUMBAL NEGARA”.

Tugas penulis di dalam produksi ini adalah sebagai produser selain

mengatur anggaran dana, penulis juga mengatur jadwal shooting agar produksi sesuai

dengan apa yang sudah terjadwal dan juga tidak akan ada waktu yang terbuang,

penulis juga menuangkan ide dan gagasan selama pra produksi berlangsung, dan

mampu menjalin komunikasi dengan baik sesama kru selama proses produksi ini

berlangsung dari pra produksi, produksi, dan juga pasca produksi.

Page 14: BAB III LAPORAN PRODUKSI

30

3.1.7.2. Working Schedule

WORKING SCHEDULE

Production Company : PancaNaya Production Produser : Denden Alfinur A

Project Title : TUMBAL NEGARA Sutradara : Mohamad Riski S

Durasi : 19 Menit Time Broadcast :14:30 – 15:00

Tabel III.1 WORKING SCHEDULE

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

No

Tahap

Pra

Produksi

Aktifitas

Target Per Minggu

Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

1. Penentuan Jobdes

2 Penemuan Ide

3

Pengembangan Gagasan Ide

Cerita

Page 15: BAB III LAPORAN PRODUKSI

31

Tabel III.1

4.

Penulisan Naskah

5.

Bimbingan Dosen

Pembimbing

6.

Survei Narasumber & Cek

lokasi

7. Briefing Tim Produksi

8. Survei Narasumber Terakhir

1.

Produksi

Shooting

2. Daily Production Report

3. Evaluasi Produksi

1.

Pasca

Produksi

Editing

2. Bimbingan Editing

3.

Finishing, Copying,

Publishing

Page 16: BAB III LAPORAN PRODUKSI

32

3.1.7.3. Breakdown Budgeting

TABEL III.2 BREAKDOWN BUDGET

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

BREAKDOWN BUDGET

Production : PancaNaya Production Produser : Denden Alfinur A

Project Title : TUMBAL NEGARA Sutradara : Mohamad Riski S

Durasi : 19 Menit Time Broadcast: 14:30 – 15.00

No Item Unit Rate Amount Notes

Pra Produksi

1 Beli Tinta 1 Rp.

100.000

2 Beli kertas A4 1 Rim Rp.

100.000

3 Print bingkai foto 1 Rp. 40.000

4 Sembako(

Narasumber)

1 Rp.

118.000

5 Fotocopy Naskah

(Dll...)

- Rp.84.000

Jumlah Rp.442.000

Produksi (Teknik)

6 Sewa Kamera 1

Rp.

350.000

Rp.

Rp.

950.000

Sony Nex

VG 900

Sony Nex

VG 30

Page 17: BAB III LAPORAN PRODUKSI

33

2 600.000

Sewa Tripod 1 Rp.19.000

Velbon CX

Jumlah Rp.

969.000

7 Sewa Lighting 1

Rp.

150.000

LED

Viltrox 18

inch

Jumlah Rp.150.000

8 Sewa Audio 1

6

1

Rp.

112.500

Rp.35.000

Rp.112.50

0

CLIP on

Sennheiser

Batrey AA

Audio

Zoom H6N

Jumlah Rp.260.000

Produksi (Unit)

13 Konsumsi (Kru) 2

hari

6 Rp.90.000

Rp. 73.000

Rp.

163.000

Page 18: BAB III LAPORAN PRODUKSI

34

14 Foto Copy - Rp.50.000

15 Apresiasi Narasumber 4 Rp.

300.000

16 Konsumsi

Narasumber

2 Rp. 70.000

17 Biaya Tak Terduga - Rp.

150.000

Jumlah Rp.733.000

Pasca Produksi

17 Materai, paper clip 2 Rp. 24.000 Beli

18 Poster 1 Rp. 80.000

19 Isi ulang tinta 1 Rp. 20.000

20 Print label CD, CD

dan bungkus CD

2 Rp. 32.000 Beli

21 Konsumsi - Rp.

272.000

22 Print Warna - Rp. 25.000

23 Kertas A4 warna

kuning

50 Lembar Rp. 10.000

24 Jilid Softcover 1 Rp. 50.000

Page 19: BAB III LAPORAN PRODUKSI

35

Jumlah Rp.513.000

Total Rp.

3.067.000

Tabel III.2

Iuran per Anggota Rp.1.000.000x5(orang)= Rp.5.000.000

TOTAL BUGETING :Rp. 3.067.000

Sisa Uang: Rp. 1.933.000

Page 20: BAB III LAPORAN PRODUKSI

35

3.1.7.4. Shooting Schedule

TABEL III.3 SHOOTING SCHEDULE

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

SHOOTING SCHEDULE

Production : PancaNaya Production Produser : Denden Alfinur A

Project Title : TUMBAL NEGARA Sutradara : Mohamad Riski S

Durasi : 19 Menit Time Broadcast: 14:30 – 15:00

Hari 1

Lokasi : Markas Besar KCVRI (Korps Cacad Veteran Republik Indonesia),

Jakarta

Hari dan Tanggal

Waktu

Pelaksanaan Kegiatan

06:00 - 07:30 Pengambilan Peralatan sewa

dan Kumpul di Kampus

07:30 - 08:00 Crew Call

08:00 - 08:30 Menuju lokasi Kantor KCVRI

Senin, 27 Mei 2019

08:30 - 09:30 Persiapan Peralatan Shooting

09:30 – 12:00 Proses wawancara

Narasumber

12:00 – 13:00 Break

13:00 – 16:00 Pengambilan Stok Shot

Gambar

16:00 – 16:30 Shoting Selesai dan persiapan

merapihkan peralatan

16:30 – 17:00 Tiba di Kampus

17:00 – 18:30 Evaluasi dan buka bersama

18:30 - 20:00 Pulang

Page 21: BAB III LAPORAN PRODUKSI

36

Hari 2

Lokasi : Markas Besar KCVRI (Korps Cacad Veteran Republik Indonesia),

Jakarta, Gajah Mada Plaza, Tugu Proklamasi

Selasa, 28 Mei 2019

08:00 – 08:30

Kumpul di Kampus dan

Memeriksa Perlengkapan

Peralatan

08:30 – 09:00 Crew Call

09:00 – 09:45 Menuju lokasi Gajah Mada Plaza

09:45 – 10:00 Persiapan Peralatan Shooting

10:00 - 11:00 Pengambilan Stok Shot Gambar

11:00 – 11:30 Menuju lokasi Kantor KCVRI

11:30 – 12:00 Persiapan Peralatan Shooting

12:00 – 14:00 Pengambilan Stok Shot Gambar

14:00 – 14:30 Break

14:30 – 15:00 Persiapan merapihkan

Peralatan

15:00 - 15:10 Menuju Tugu Proklamasi

15:15 – 15:30 Persiapan Peralatan Shooting

15:30 – 16:30 Pengambilan Stok Shot

Gambar

16:30 – 17:00 Shoting Selesai dan persiapan

merapihkan peralatan

17:00 – 18:30 Evaluasi dan buka bersama

18:30 – 20:00 Pengembalian sewa alat

Tabel III.3

Page 22: BAB III LAPORAN PRODUKSI

37

3.1.7.5. Call Sheet

TABEL III.4 CALL SHEET

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

CALL SHEET

Production : PancaNaya Production Produser : Denden Alfinur A

Project Title : TUMBAL NEGARA Sutradara : Mohamad Riski S

Durasi : 19 Menit Time Broadcast: 14:30 – 15.00

Tabel III.4

NO Nama Jabatan No.Telpon

1. Denden Alfinur

Adiputra Produser 082117821229

2 Mohamad Riski

Sudrajat Sutradara 085720989213

3. Selly Heni Aprelia Penulis Naskah 082211038316

4. Dwi Arrafii Wiliyandi Penata Kamera 081298044363

5. Muhammad Arif

Rahman Penyunting Gambar 081280666565

Page 23: BAB III LAPORAN PRODUKSI

38

3.1.7.6.Daily Production Report

TABEL III.5 DAILY PRODUCTION REPORT

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

DAILY PRODUCTION REPORT

Production : PancaNaya Production Produser : Denden Alfinur A

Project Title : TUMBAL NEGARA Sutradara : Mohamad Riski S

Durasi : 19 Menit Time Broadcast: 14:30 – 15.00

Hari 1 : (Senin, 27 Mei 2019)

Lokasi :Markas Besar KCVRI (Korps Cacad Veteran Republik

Indonesia), Jakarta

Keterangan Terjadwal Pelaksanaan

Crew Call 07:00 07:30

Wawancara 11:00 12:00

Break 12:00 12:30

Pengambilan Gambar 13:00 15:00

Makan Malam 18:00 18:30

Tabel III.5

Porsi Catering Dipesan Realisasi

Makan Malam Biaya Produksi 8 Orang

Page 24: BAB III LAPORAN PRODUKSI

39

Hari 2 : (Selasa, 28 Mei 2019)

Lokasi :Markas Besar KCVRI (Korps Cacad Veteran Republik

Indonesia), Jakarta, Gajah Mada Plaza, Tugu Proklamasi

Keterangan Terjadwal Pelaksanaan

Crew Call 08:30 09:30

Pengambilan Gambar 10:00 14:00

Break 14:30 15:30

Pengambilan Gambar 15:30 16:30

Makan Malam 16:30 18:30

Peran Pemeran Usia Costume On Set Selesai

Narasumber Soepranoto

Ketua

KCVRI

92

Tahun

Setelan baju

Veteran

(Warna

Kuning)

11.00 WIB 12.00 WIB

Page 25: BAB III LAPORAN PRODUKSI

40

3.1.7.7.Equipment List (Check List Harian)

TABEL III.6 EQUIPMENT LIST (DAFTAR HARIAN)

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

EQUIPMENT LIST (DAFTAR HARIAN)

Production : PancaNaya Production Produser : Denden Alfinur A

Project Title : TUMBAL NEGARA Sutradara : Mohamad Riski S

Durasi : 19 Menit Time Broadcast: 14:30 – 15:00

No Nama Seri Jumlah Ket.

List Div. Kamera

1 Kamera Camera Sony NEX-VG900

Camera Sony NEX-VG30

1

2

Sewa

Sewa

2. Lensa FE 35MM f2.0

EF 35mm f/188L

EF 50mm f/1.2L

Yungnow 50mm

1

Sewa

3. Tripod Velbon CX-888 1 Sewa

4 Tripod Takara Eco 173a 1 Pinjam

5. Memory Card Sandisk 32 GB 1 Pinjam

Memory Card Sandisk16 GB 1 Pinjam

7. Charger Sony 2 Sendiri

8. Baterai Sony 2 Sendiri

List Div. Audio

1 Audio Zoom H6 Pro 1 Sewa

2. Clip On Sennheiser EW112p G4 1

Sewa

Page 26: BAB III LAPORAN PRODUKSI

41

1

LED Panel

LED Viltrox 18 inch 1 Sewa

1 Wansen W160

1

Sendiri

List Div. Wardrobe

1 - -

2 - -

3 - -

4 - -

List Div. Artistik

1 Lakban Hitam -

1 Beli

2 Lakban Putih -

1 Beli

3 Baterai Alkaline AA

3 Pack Beli

Tabel III.6

Page 27: BAB III LAPORAN PRODUKSI

42

3.1.7.7. Deskripsi Program

Program Dokumenter televisi ini dikemas dengan ketegori untuk

memberikan edukasi dan informasi kepada khalayak mengenai sejarah penamaan

tumbal negara terhadap para veteran yang cacad dalam perang. Daya tarik dari

program dokumenter ini adalah mengenai pengemasan yang sederhana sehingga

memudahkan anak-anak dan remaja dalam menyerap informasi sekaligus edukasi

melalui tayangan ini.

Kategori program : Edukasi dan Informasi

Format program : Dokumenter televisi

Judul program : Tumbal Negara

Durasi : 19 Menit

Target audience : Anak-anak, remaja, dan dewasa

Usia : 14-40+

Jenis Kelamin : Pria dan Wanita

Ses : B-C

Format tayangan : Taping (record)

Media : Televisi

Konsep Produksi : Multi camera

Page 28: BAB III LAPORAN PRODUKSI

43

3.2 . Proses Kerja Sutradara

Seorang sutradara juga harus memiliki wawasan yang luas dalam mengolah

sebuah karya dalam bentuk audio visual. Seorang sutradara harus kreatif dalam

menciptakan suatu karya audio visual dari pra hingga pasca produksi. Dari membuat

konsep sampai dengan pengemasan karya audio visual tersebut, seorang sutradara

harus kreatif dan bertanggung jawab akan semua itu.

Menurut Jhon Grierson dalam (Andi Fachrudin, 2016) menjelaskan dimana

karyanya mengutamakan konsep tertulis (Treatment script) sebagai proses

pengembangan ide yang dituangkan dalam kerangka membangun stuktur yang

kokoh.

Dalam kutipan diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa seorang

sutradara harus bisa mengembangkan naskah yang sudah ada menjadi audio visual

yang kokoh dalam arti sesuai dengan apa yang ingin di sampaikan kepada penonton.

Selain mengembangkan naskah didalam dokumenter Sutradara juga harus

memahami narasumber dan melakukan pendekatan agar narasumber merasa dihargai

dan merasa nyaman saat di wawancarai.

Sutradara juga harus mampu mengolah suatu program dengan baik

dimanapun tempatnya. Selain bertanggung jawab pada suatu program dari pra hingga

pasca produksi, seorang sutradara juga mempunyai tanggung jawab untuk

memberikan arahan kepada semua tim baik pada saat pra maupun hingga pasca

produksi agar menghasilkan suatu program yang bagus. Memberikan arahan kepada

semua tim yang bertugas merupakan suatu komunikasi paling penting pada

pembuatan suatu program, karena dengan komunikasi yang berjalan dengan lancar

Page 29: BAB III LAPORAN PRODUKSI

44

suatu program dapat membuahkan hasil yang maksimal dan menciptakan karya yang

berkualitas.

Menurut (Naratama, 2013) memberi batasan bahwa, “Sutradara Televisi

adalah seseorang yang menyutradarai Program Acara Televisi yang terlibat dalam

proses kreatif dari Pra hingga Pascaproduksi, baik untuk Drama maupun Nondrama

dengan lokasi di studio (indoor) maupun alam (outdoor), dan sistem produksi single

dan/atau multi-camera”.

Dari penjelasan diatas penulis sebagai sutradara mengambil kesimpulan

bahwa sebelum melakukan proses produksi seorang sutradara harus benar benar

paham mengenai naskah yang akan dibawakan. Ketika membedah naskah, sutradara

harus mempunyai imajinatif dan kreatifitas untuk mentransferkan naskah ke audio

visual agar menghasilkan progran atau karya yang bagus utuk di tonton dan bisa

menajadi tuntunan. Dan tidak hanya itu, seorang sutradara akan membuat outline

naskah, director treatment dan shot list untuk nanti nya diberikan kepada penata

kamera, agar penata kamera tahu gambar yang seperti apa yang diingankan oleh

sutradara.

Page 30: BAB III LAPORAN PRODUKSI

45

3.2.1. Pra Produksi

Menurut (Naratama, 2013) memberi batasan bahwa “Pada tahap pra produksi

sutradara televisi terlibat seluruh proses kreatif, teknis dan produksi”.

Penulis mengambil kesimpulan dari kutipan diatas bahwa seorang sutradara

dituntut untuk terlibat dalam proses produksi seperti tahap pencarian ide atau konsep

program dan konsep teknis untuk mendukung suksesnya suatu program acara

dokumenter televisi pada saat proses produksi nantinya. Tahap selanjutnya bagi

sutradara adalah melakukan riset ke tempat narasumber yang sudah ditentukan oleh

semua tim. Ketika melakukan riset tugas sutradara adalah melakukan pendekatan

kepada narasumber untuk mencari informasi yang dibutuhkan dan agar narasumber

merasa aman dan nyaman ketika nanti di wawancarai, tidak hanya itu sutradara juga

melihat lokasi narasumber untuk menentukan tempat untuk wawancara nantinya.

Ketika sudah menentukan lokasi sutradara lantas menentukan blocking narasumber

dan kamera. Tahap selanjutnya sutradara dan kameramen melakukan diskusi untuk

menentukan angle yang akan di pakai nantinya dan juga sutradara akan menentukan

establish gambar apa saja yang akan di ambil dilokasi shooting nantinya saat

produksi. Dan ketika melakukan riset tidak lupa untuk membawa alat kamera selain

untuk tes gambar dan untuk membiasakan narasumber dengan kamera agar ketika

nanati tahap produksi tidak kaku dengan adanya kamera.

Penulis dan semua tim bekerja sama untuk menentukan format program acara

yang akan dibuat. Penulis dan semua tim setuju untuk membuat program acara

Dokumenter televisi yang berjudul “TUMBAL NEGARA”. Program acara ini

berfokus kepada sejarah dinamakanya tumbal negara. Ketika ide cerita sudah

Page 31: BAB III LAPORAN PRODUKSI

46

ditentukan kemudian penulis meminta penulis naskah untuk menuangkan kedalam

naskah atau script.

Kemudian lokasi merupakan hal yang mendukung suksesnya suatu program

acara karena lokasi menentukan gambar yang sesuai dengan konsep yang sudah di

setujui. Pada penentuan lokasi ini penulis koordinasi dengan produser untuk

menentuka lokasi shooting di markas korps cacad veteran republik indonesia

(KCVRI) saat produksi, ketika sudah di setujui oleh produser penulis berkoordinasi

dengan penata kamera untuk teknik pengambilan gambar saat produksi nantinya.

Lokasi yang penulis pakai hampir semuanya di dalam ruangan (indor) yaitu didalam

markas korps cacad veteran republik indonesia (KCVRI) , karena penulis melihat

kondisi fisik narasumber yang sudah lansia. Tetapi penulis juga menggunakan lokasi

diluar outdor untuk kebutuhan gambar yaitu di tugu proklamasi namun sebelum

melakukan pengambilan gambar diluar (outdor) penulis meminta izin kepada

narasumber terlebih dahulu.

Setelah konsep sudah ditentukan, naskah sudah dibuat dan lokasi sudah

didapatkan, kemudian sutradara akan membuat director treatment yang berguna

untuk membayangkan gambar yang akan diambil pada produksi nanti oleh penata

kamera.

Page 32: BAB III LAPORAN PRODUKSI

47

3.2.2. Produksi

Saat tahap produksi penulis sebagai sutradara setelah selesai mempersiapkan

segala sesuatunya seperti naskah, pertanyaan untuk narasumber, persiapan alat dan

director treatment untuk mempermudah saat pengambilan gambar serta

mempersiapkan narasumber,

Menurut (Naratama, 2013) memberi batasan bahwa,“Tahap produksi

sutradara televisi bertanggung jawab pada penyutradaraan pentas atau panggung atau

lokasi dan pengarahan audio visual, termasuk liputan pada momen”.

Dapat disimpulkan dari kutipan diatas bahwa sutradara di dalam tahap

produksi adalah orang yang bertanggung jawab atas semua yang terjadi di lokasi dan

pengarahan audio dan visual. Pada tahap ini juga sutradara melakukan briefing

kepada semua kru yang bertujuan untuk mengingatkan kembali tugas apa yang harus

mereka lakukan saat produksi. Mulai dari memberikan arahan kepada penata kamera

dan blocking untuk narasumber. Saat tahap ini sutradara berhak mengambil

keputusan untuk merubah atau mengganti konsep pada saat produksi tergantung

situasi dan kondisi pada saat di lapangan.

Sutradara juga mengawasi dan mengingatkan kepada penulis naskah yang

bertugas sebagai reporter agar pertanyaan yang akan disampaikan tidak melenceng

dari konsep yang sudah di buat. Dan juga mendengarkan narasumber saat

menjelaskan pertanyaan yang diajukan bertujuan agar jawabannya tidak jauh dari inti

pertanyaan.

Page 33: BAB III LAPORAN PRODUKSI

48

Selain mengawasi semua kru yang bertugas, tugas sutradara juga mengawasi

narasumber saat ptoduksi seperti memperhatikan pandangan narasumber, selain itu

sutradara juga mengawasi apa yang disampaikan oleh narasumber bertujuan agar apa

yang disampaikan tidak keluar dari pertanyaan yang diberikan.

Pada tahap produksi sutradara juga mengarahkan penata kamera saat

pengambilan gambar agar sesuai dengan directer treatment yang sudah dibuat saat

tahap pra produksi agar produksi program dokumenter ini berjalan sesuai dan

berjalan lancar.

Setelah tahap produksi selesai, sutradara melihat hasil gambar yang sudah di

ambil secara detail bertujuan untuk menentukan sesuai atau tidaknya gambar yang

sudah diambil oleh penata kamera. Ketika hasil gambar yang tidak sesuai Sutradara

juga harus cepat dan tepat dalam mengambil keputusan.

Page 34: BAB III LAPORAN PRODUKSI

49

3.2.3. Pasca Produksi

Setelah proses produksi masuklah ke tahap pasca produksi tugas sutradara

adalah bertanggung jawab pada hasil akhir proses produksi Penulis bertugas

mendampingi editor untuk menentukan hasil akhir sebuah tayangan dari proses

pemilihan gambar sampai proses editing rampung.

Menurut (Naratama, 2013) memberi batasan bahwa, “Pasca produksi adalah

proses penyelesaian akhir dari produksi. Biasanya istilah ini digunakan pada proses

editing”.

Dari penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahawa Ini merupakan tahap

terakhir dalam pembuatan sebuah program acara dimana tahap ini penulis

bekerjasama dengan editor, memilih hasil pengambilan gambar yang dilakukan saat

produksi untuk membuatnya menjadi sebuah karya audio visual yang menarik untuk

ditonton dan sesuai dengan konsep. Tidak memilih gambar saja tapi penempatan

audio, transisi gambar, dan voice over juga harus dilakukan sutradara didampingi

oleh editor.

Pada tahap ini penulis sebagai sutradara memakai konsep penyatuan gambar

secara beralur dan tentu saja memberikan batasan-batasan sehingga membuat karya

audio visual menjadi menarik untuk ditonton.

Dan juga penulis memakai subtitle bertujuan untuk penonton bisa memahami

apa yang narasumber jelaskan karena narasumber di program “TUMBAL

NEGARA” ini sudah lansia dan cara berbicaranya pun sudah tidak terlalu jelas

dalam pengucapannya.

Page 35: BAB III LAPORAN PRODUKSI

50

Dengan kata lain dalam tahap ini penulis selaku sutradara memiliki peran

dan tanggung jawab sampai akhir program selesai, yaitu dalam tahap pasca produksi

penulis di wajibkan menemani serta memantau seorang editor. Dalam proses

penyuntingan gambar hingga menjadi sebuah program yang utuh dan siap di

tayangkan kepada para audience dan menjadi suatu program dokumenter yang bagus

untuk di tonton dan bisa menjadi tuntunan.

Setelah susunan gambar sesuai dengan apa yang sutradara minta tahap

selanjutnya melakukan koreksi warna. Ketika ada salah satu gambar yang warnanya

tidak sesuai sutradara meminta editor untuk grading agar sama dengan gambar yang

lain.

Setelah selesai disusun dan warna sudah sesuai selanjutnya editing tahap

akhir sutradara melihat hasil editing dan mengavaluasi hasil editing bersama – sama

dengan tim.

Page 36: BAB III LAPORAN PRODUKSI

51

3.2.4. Peran dan Tanggung jawab sutradara

Seorang sutradara memiliki peran dan tanggung jawab beberapa hal dalam

sebuah produksi program dokumenter televisi. Tahap pra produksi sutradara

berperan penting dalam menentukan konsep ide yang akan di pilih dan bertanggung

jawab atas penentuan hasil pemilihan konsep ide “TUMBAL NEGARA”. Saat

tahap produksi peran sutradara adalah memimpin jalanya produksi program acara

dari awal hingga selesai, didalam tahap ini sutradara bertanggung jawab terhadap

pengambilan gambar yang sesuai dengan director treatment yang sudah dibuat

sebelumnya. Lalu pada tahap pasca produksi sutradara berperan mendampingi editor

dan mengarahkannya. Dan bertanggung jawab terhadap hasil akhir karya

dokumenter.

Menurut (Naratama, 2013) memberi batasan bahwa, “Seorang sutradara

televisi memiliki peran dan tanggung untuk menjadi seorang pemimpin, seniman,

penasihat teknik, pengamat program dan pemasaran televisi”.

Dari kutipan diatas penulis sebagai sutradara menyimpulkan bahwa Peran

seorang sutradara dalam pembuatan sebuah program acara ialah menjadi pemimpin

pada saat produksi. Sutradara memiliki peran menjadi seorang pemimpin yang

bertanggung jawab memimpin suatu program acara dengan baik mulai dari pra

hingga pasca produksi, melakukan koordinasi dengan semua tim produksi serta

mengarahkan tim produksi tentunya dengan cara tidak seperti memerintah agar para

tim mau menjalakan apa yang penulis inginkan.

Penulis sebagai sutradara memiliki hak untuk mengubah keadaan pada saat

produksi jika tidak sesuai dengan konsep yang sudah dibuat. Seorang sutradara

Page 37: BAB III LAPORAN PRODUKSI

52

televisi dituntut untuk menjadi seorang seniman yang mempunyai cita rasa tinggi

tentang suatu nilai kesenian, budaya dan sejarah. Di sinilah penulis dituntut untuk

menciptakan karya kreatif visual yang sesuai dengan target pemirsa yang diinginkan

dan dengan ide – ide kreatif menggunakan imajinasi seorang seniman.

Selain itu sutradara bertanggung jawab dengan tata artistik, walaupun di

dalam produksi “TUMBAL NEGARA” ini tidak ada penata artistik namun

sutradara juga harus memikirkan artistik apa yang akan digunakan dan bertanggung

jawab dengan tata artistic yang sudah dipilih

Page 38: BAB III LAPORAN PRODUKSI

53

3.2.5. Proses Penciptaan Karya

a. Konsep Kreatif

Konsep kreatif merupakan suatu hal penting yang menciptakan

kesuksesan sebuah progam televisi. Dalam program acara dokumenter

“TUMBAL NEGARA” ini selain berfokus pada dinamakanya tumbal negara,

penulis sebagai sutradara juga menambahkan sejarah berdirinya markas korps

cacad veteran republik indonesia (KCVRI). Untuk menambah dan

menghasilkan karya yang berbeda dan kreatif penulis menambahkan di

opening tentang perang kemerdekaan rebuplik indonesia pada program acara

ini.

Selain itu didalam program acara ini juga akan menghadirkan ide – ide

dan konsep yang berbeda dari program acara yang lain. Selain membahas

tentang sejarah kemerdekaan. Didalam program acara ini setiap minggunya

juga akan menghadirkan tema atau konsep yang berbeda seperti sejarah gedung

atau tempat yang mempunyai nilai sejarah.

Format program yang kami buat menampilkan suatu yang berbeda dari

program acara yang sudah ada ditelevisi. Ada beberapa referensi yang penulis

ambil dalam membuat konsep program ini, antara lain Indonesia bagus NET

TV, Melawan lupa Metro Tv, Dokumenter Bali tv, BAB yang Hilang Kompas

TV. Penulis juga menambahkan Subtitle di setiap program acara bertujuan

untuk membuat penonton yang menonton lebih gampang untuk menangkap

informasi yang penulis dan tim sampaikan.

Page 39: BAB III LAPORAN PRODUKSI

54

b. Konsep Produksi

Pada konsep produksi konsep yang sudah di buat pada saat pra produksi

akan dijalankan saat produksi. Penulis sebagai sutradara saat produksi selalu

bekerja sama dengan tim, sutradara juga mengarahkan kepada kru yang

bertugas seperti penulis naskah sebagai reporter untuk tidak terlalu cepat saat

menanyakan pertanyaan dan dengan bahasa yang baik dan bener. Selain itu

sutradara juga mengarahkan penata kamera untuk pengambilan gambar agar

sesuai dengan director treatment yang sudah dibuat sebelumnya. Dan juga

mengarahkan audioman saat melakukan pengambilan gambar agar tidak ada

audio yang masuk kecuali suara narasumber.

Penulis sebagai sutradara juga membantu penulis naskah dalam

pengembangan naskah yang sudah dibuat sebelumnya dari naskah voice over

(V.O) sampai dengan naskah pertanyaan untuk narasumber. Selain itu

sutradara juga membantu produser saat mencari lokasi produksi dan menemani

produser saat riset untuk mencari informasi dari narasumber didampingi

dengan penulis naskah.

Sutradara juga menemani dan memantau penyuting gambar saat

melakukan tahap editing sehingga menjadi sebuah program yang utuh dan siap

di tayangkan kepada para audience dan menjadi suatu program dokumenter

yang bagus untuk di tonton dan bisa menjadi tuntunan.

Page 40: BAB III LAPORAN PRODUKSI

55

c. Konsep Teknis

Konsep teknis sangatlah penting dalam jalannya produksi, karna dalam

tahap produksi perlengkapan alat sangatlah dibutuhkan. Dalam tahap konsep

teknis ini penulis sebagai sutradara menggunakan beberapa media seperti buku

– buku penuytradaraan televisi sebagai referensi pembuatan direct treatment.

Dalam pembuatan direct treatment penulis juga membutuhkan laptop sebagai

media dan menggunakan microsoft word untuk media pembuatan direct

treatment. Penulis juga menonton berbagai program acara Dokumenter televisi

melalui media televise dan youtube.

Selain itu penulis sebagai sutradara juga membutuhkan perlengkapan

untuk mendukung berjalannya proses shooting. Berbagai perlengkapan alat

untuk mendukung seperti kamera, audio, lighting. Diantarannya kamera sony

VG – 900, audio H6N zoom, Clip on sennheiser EW 112P G4 dan lighting

LED Viltrox 18inch.

Page 41: BAB III LAPORAN PRODUKSI

56

3.2.6. Kendala Produksi dan solusinya

Ketika membuat sebuah program acara pasti memiliki kendala saat

produksinya, begitu juga dengan program acara dokumenter yang penulis buat.

Kendala yang penulis alami saat berlangsungnya produksi, seperti :

1. Yang pertama adalah kendala dengan pencarian konsep dan ide yang menarik

untuk di jadikan suatu program acara dokumenter. Solusinya adalah melakukan rapat

dengan semua tim untuk membahas konsep dan ide yang akan di tentukan. Selain

dengan semua tim penulis sebagai sutradara melakukan diskusi dengan dosen

pembimbing untuk menentukan konsep dan ide yang akan di produksi nantinya.

Kemudian ketika sudah menentukan konsep dan ide sutradara melakukan riset secara

langsung dan secara online.

2. Kendala yang kedua adalah fisik narasumber yang sudah lansia, kendalanya

pendengaran narasumber yang sudah tidak baik. Solusinya adalah melakukan

pendekatan dan cara bicara kepada narasumber dengan sedikit dinaikin nada bicara

namun dengan bahasa yang sopan dan juga meminta tolong kepada istr narasumber

untuk menanyakan pertanyaan dari penulis. Selanjutnya kendala tentang fisik yang

lansia jadi saat melakukan riset dan produksi tidak terlalu leluasa dan tidak bisa lama

– lama kerena kondisi narasumber. Solusinya adalah menanyakan hal yang penting

dan tidak bertele – tele dan yang terpenting informasi yang dibutuhkan ada. Selain

itu kendalanya adalah suara narasumber yang kurang jelas saat menjelaskan.

Solusinya adalah saat tahap editing penulis sebagai sutradara mendampingi dan

mengarahkan penyunting gambar untuk menambahkan subtitle di hasil vidio

bertujuan untuk mempermudah penonton memahami apa yang di bicarakan oleh

narasumber.

Page 42: BAB III LAPORAN PRODUKSI

57

3. Kendala yang ketiga adalah masalah lokasi narasumber, lokasi tersebut ada di

pinggir jalan raya yang ramai lalu lalang kendaraan jadi atmosphere kendaraan

masuk ke dalam audio. Solusinya adalah menurunkan noise reduction di alat H6N

yang dipakai audioman.

Page 43: BAB III LAPORAN PRODUKSI

58

3.2.7. Lembar Kerja Sutradara

3.2.7.1. Konsep Penyutradaraan

Dalam menyutradarai sebuah program dokumenter dibutuhkan konsep

teknik penyutradaran yang memiliki ciri tersendiri agar memiliki ciri khas dan

berbeda dari program – program lainnya. Untuk memberikan konsep tenik yang

berbeda dari yang lain penulis berfokus pada empat konsep utama yaitu :

pendekatan, gaya, bentuk dan struktur

1. Pendekatan

Ada dua hal yang menjadi point utama pendekatan dalam program acara

dokumenter, yaitu pendekatan secara essai dan naratif Keduanya memliki ciri khas

sendiri yang menuntut sutradara untuk kreatif. Pendekatan essai dapat dengan luas

semua peristiwa, membuat penonton untuk tetap menyaksikan sebuah film secara

essai selama mungkin itu cukup berat, karena umumnya penonton lebih menikmati

sebuah film yang naratif. Jadi penulis sebagai sutradara, di program acara

dokumenter “TUMBAL NEGARA” tidak hanya menampilkan wawancara

narasumber namun juga menampilkan dan memaparkan secara naratif seperti di

dalam acara ini memasukkan rekayasa atau cuplikan narasumber saat berperang

kemerdekaan tahun 1945. Selain itu juga menampilkan sejarah berdirinya markas

korps cacad veteran rebuplik indonesia. Selain pendekatan terhadap penonton penulis

juga melakukan pendekatan terhadap narasumber bertujuan agar narasumber merasa

nyaman dan aman saat nanti di wawancarai. Menurut penulis tidak ada salahnya

menggunakan kombinasi dari kedua pendekatan ini dengan catatan harus sesuai

dengan konsep dan tema yang akan disampaikan.

Page 44: BAB III LAPORAN PRODUKSI

59

2. Gaya

Dalam konsep penyutradaraan ini gaya dalam film dokumenter merupakan

suatu pembicaraan yang tidak ada habisnya. Gaya terus menerus berkembang sesuai

dengan pembuat film dokumenter itu sendiri. Gaya yang penulis gunakan adalah

gaya naratif dimana narasi dari film tersebut tidak dominan dan hanya ada di awal

film lebih dominan di naratif yaitu gambar – gambar dan wawancara dengan

narasumber.

3. Bentuk

Pada bentuk penuturan masih termasuk dalam konsep gaya namun lebih

spesifik. Setelah hasil riset yang dilakukan penulis dimarkas korps cacad veteran

republik indonesia penulis sudah dapat gambaran secara kasar dan bentuk penuturan

yang akan di pakai. Konsep bentuk mengikuti dari pendekatan dan gaya yang sudah

di tentukan sebelumnya, selanjutnya penulis menentukan bahwa bentuk dari

dokumenter ini adalah nostalgia dimana narasumber bercerita tentang sejarah

dinamakanya tumbal negara dan setelah ditentukan bentuk dari acara ini kemudian

penulis mengabungkan antara pendenkatan dan gaya untuk menentukan aspek

informatif dan edukatif.

4. Struktur

Sturktur yang di maksud disini adalah kerangka rancangan dari

penedekatan, gaya dan bentuk yang sesuai dengan tema. Struktur yang penulis buat

adalah awal atau opening itu sejarah perang kemerdekaan lalu masuk ke veteran

perang kemudian establish kota jakarta dan masuk ke dalam perkenalan narasumber.

Di tengah acara penulis sebagai sutradara memasukan inti dari acara ini yaitu

Page 45: BAB III LAPORAN PRODUKSI

60

dinamakannya tumbal negara. Dan di ending atau akhir acara penulis memasukan

saran dari narasumber untuk masyarakat.

3.2.7.2. Konsep Cerita

Dalam membuat konsep cerita ini penulis sebagai sutradara memahami

konsep yang sudah di setujui oleh semua kru. Yaitu membuat film dokumenter

tentang sejarah berdrinya korps cacad veteran republik indonesia (KCVRI) dan

sejarah tentang nama “TUMBAL NEGARA”. Dalam program acara dokumenter ini

sutradara membagi menjadi tiga segmen.

Segemen yang pertama adalah diawali dengan cuplikan perang

kemerdekaan pada tahun 1945. Kemudian penulis memasukan cuplikan pidato

proklamasi. lalu memasukan established kota jakarta tahun sekarang. Maksud dan

tujuan penulis adalah membawa penonton ke masa lalu terlebih dahulu dan kemudian

masuk ke kota jakarta pada tahun sekarang, tujuan penulis adalah untuk menunjukan

sebab dan akibat. Selain itu penulis juga memasukan perkenalan narasumber terlebih

dahulu agar penonton tahu narasumber yang berbicara dan narasumber menceritakan

dia saat ikut berjuang kemerdekaan. Setelah menjelaskan biodata narasumber

kemudian narasumber menceritakan sejarah terbentuknya korps cacad veteran

republik indonesia (KCVRI).

Segmen dua adalah inti dari karya dokumenter ini yaitu penjelasan

narasumber tentang sejarah terbangunya gedung korps cacad veteran republik

indonesia dan sejarah terciptanya nama “TUMBAL NEGARA”.

Segmen tiga adalah penutup dari karya dokumenter ini yaitu penjelasan

narasumber tentang apa yang telah diberikan pemerintah terhadap veteran dan

Page 46: BAB III LAPORAN PRODUKSI

61

KCVRI itu sendiri, lalu narasumber juga memberikan pesan terhadap masyarakat.

Dan untuk closing penulis memakai vidio saat narasumber berkunjung ke tugu

proklamasi dan penulis memakai V.O (voice over) mars tumbal negara.

Page 47: BAB III LAPORAN PRODUKSI

62

3.2.7.3. Director Treatment

TABEL III.7 DIRECTOR TREATMENT

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

DIRECTOR TREATMENT

Production : PancaNaya Production Produser : Denden Alfinur A

Project Title : TUMBAL NEGARA Sutradara : Mohamad Riski S

Durasi : 19 Menit Time Broadcast: 14:30 – 15:00

NO EXT/

INT

Shot

Size

Angle Moving Kamera Video Details

SEGMEN I

1 EXT CU Low angle Still 1 Nama jalan

raya tambak

Plang dan

nama jalan

2 EXT LS Eye level Still 1 Jalan raya

depan

markas

KCVRI

Kendaraan

berlalu

lalang

3 EXT FS Eye level Still 1 Shot markas

KCVRI

Markas

KCVRI

4 EXT LS Low angle Pen Right 1 Shot markas

KCVRI

Shot dari

kiri ke

kanan

markas

KCVRI

Page 48: BAB III LAPORAN PRODUKSI

63

5 EXT MS Eye level Still 1 Kaki palsu Shot detail

kaki palsu

6 INT LS Eye level zoom in 1 Ruang

markas

KCVRI

Shot detail

piagam

KCVRI

7 INT CU Eye Level Still 1 Shot foto

pak

soepranoto

dan istri

Shot detail

foto

8 INT MCU Low angle Still 1 Shot Baju

veteran pak

soepranoto

Shot detail

baju veteran

9 INT MS Eye level Still 1 Shot istri

pak

soepranoto

memakaikan

baju

Memakai

baju veteran

10 INT MS Eye Level Still 1 Shot pak

soepranoto

menaiki

kursi roda

Shot seluruh

badan

11 INT FS Eye level Still 1 Pak

soepranoto

berjalan

dibantu

istrinya

Pak

soepranoto

mendekati

kamera

12 INT FS Eye level Still 1 Wawancara

pak

soepranoto

Shot muka

sampai

badan

Page 49: BAB III LAPORAN PRODUKSI

64

13 INT MS Eye Level Still 2 Wawancara

pak

soepranoto

Shot seluruh

badan

14 INT MCU Eye Level Still 2 Wawancara

pak

soepranoto

Mengambil

shot detail

tangan

15 EXT MS Low angle Zoom In 1 Shot depan

KCVRI

Shot logo

KCVRI

NO EXT/

INT

Shot

Size

Angle Moving Kamer

a

Video Details

SEGMEN II

16 INT MS Eye

level

Still 1 Wawancara

pak

soepranoto

Shot seluruh

badan

17 EXT MCU Low

angle

Still 1 Shot jalan

gajah mada

Nama plang

jalan

18 EXT FS High

angle

Still 1 Shot jalan

gajah mada

Jalan raya

dan

kendaraan

berjalan

19 EXT FS Low

angle

Till

down

1 Gedung gajah

mada plaza

Shot Nama

gajah mada

plaza

20 EXT MCU Low

angle

Pen

right

1 Gedung gajah

mada plaza

Shot Nama

gajah mada

Page 50: BAB III LAPORAN PRODUKSI

65

plaza

21 INT MCU Eye

level

Still 2 Wawancara

pak

soepranoto

Shot dari topi

sampai dada

22 INT FS Eye

level

Still 1 Wawancara

pak

soepranoto

Shot seluruh

badan

23 INT MCU Low

angle

Till up 1 Salah satu

ruangan

KCVRI

Shoot buku,

CD. Dan foto

pak

soepranoto

24 INT LS Eye

level

Panning

right

1 Shot Didalam

KCVRI

Full shot

didalam

KCVRI di

lantai 2

25 INT MS Eye

level

Panning

left

1 Salah satu

ruangan

KCVRI yang

sudah tidak

di pakai

Kondisi

ruangan

26 INT CU Eye

level

Till

down

1 Beberapa

foto pak

soepranoto

saat

membereskan

ruangan

KCVRI

Shoot detail

beberapa foto

27 EXT MCU Low

angle

Panning

right

1 Shoot depan

KCVRI

Detail papan

tulisan cagar

Page 51: BAB III LAPORAN PRODUKSI

66

budaya

28 EXT MS Low

angle

Zoom in 1 Depan

markas

KCVR

Pintu KCVRI

29 EXT MCU Low

angel

Till

down

1 Tugu tumbal

negara

Detail tulisan

tugu

30 INT MS Low

angle

Till up 1 Foto logo

KCVRI

Detail logo

KCVRI

31 INT CU Eye

level

Still 1 Shot pak

soepranoto

Shot tangan

pak

soepranoto

yang terkena

tembakan

32 EXT FS Eye

level

Still 1 Shot depan

KCVRI

Shot kursi

roda dan foto

bapak

bambang

sutoyo

33 EXT ECU Eye

level

Still 1 Shot Depan

KCVRI

Shot detail

tanda tangan

ibu tien

soeharto

34 EXT MCU Eye

level

Till

down

1 Shot piagam

mars tumbal

negara

Detail mars

tumbal

negara

35 EXT MCU Low

angle

Zoom

out

1 Shot depan

KCVRI

Shot tugu

tumbal

negara

Page 52: BAB III LAPORAN PRODUKSI

67

No INT/EXT Shoot

size

Angle Moving

kamera

kamera video Detail

SEGMEN III

36 EXT MS Eye level Panning 1 Shoot gambar

presiden

pertama

sampai ke7

Detail foto

presiden

37 INT FS Eye level Still 1 Wawancara

pak

soepranoto

Shoot seluruh

badan

38 INT MCU Eye level Still 2 Wawancara

pak

soepranoto

Shot dari topi

sampai dada

39 EXT LS Eye level Zoom

in

1 Depan

markas

KCVRI

Shoot detail

tulisan cagar

budaya

40 INT MCU Eye level Still 1 Shoot

penghargaan

pak

soepranoto

Detail gambar

penghargaan

41 INT MCU Low

angle

Still 1 Wawancara

pak

soepranoto

Shoot dari

topi sampai

dada

42 EXT CU Eye level Till Up 1 Shot foto Detail shoot

Page 53: BAB III LAPORAN PRODUKSI

68

bung karno bung karno

43 EXT MCU Low

angle

Still 1 Shoot foto

mars tumbal

negara

Detail tulisan

mars tumbal

negara

44 EXT MCU Eye level Panning 1 Shoot foto

pemimpin

KCVRI

Detail foto

pemimpin

KCVRI

45 INT CU Low

angle

Till up 1 Shoot foto

pak

soepranoto

Detail pak

soepranoto

hormat

46 EXT MCU Eye level Still 1 Shoot kaki

palus, dengan

teknik

change fokus

Detail kaki

palsu

47 EXT MCU Eye level Still 1 Shoot foto

pak

soepranoto

Shoot foto pak

soepranoto

48 INT CU Eye level Still 1 Shoot wajah

pak

soepranoto

Detail shoot

dari topi ke

mata pak

soepranoto

49 INT MCU Eye level Still 1 Shoot tangan

pak

soepranoto

Detail tangan

pak

soepranoto

yang terkena

tembakan

50 INT MCU Eye level Zoom

in

1 Shoot foto

pak

Detail foto

pak

Page 54: BAB III LAPORAN PRODUKSI

69

soepranoto soepranoto

51 EXT MS Eye level Still 1 Shoot nama

tugu

proklamasi

Shoot nama

tugu

proklamasi

52 EXT LS Eye level Till

down

1 Shoot tugu

proklamasi

dari jauh

Shoot patung

bung karno

dan bung hatta

53 EXT MS Eye level Still 1 Shoot pak

soepranoto

dan ibu

Pak

soepranoto

datang ke tugu

proklamasi

bersama ibu

54 EXT MS Eye level Still 1 Shoot pak

soepranoto

dan ibu

Pak

soepranoto

dan ibu out

frame

55 EXT MS Eye level Still 1 Shoot pak

soepranoto

dan ibu

Pak

soepranoto

dan ibu in

frame

56 EXT LS Eye level Still 1 Shoot pak

soepranoto

dan ibu

Pak

soepranoto

menuju ke

tugu

proklamasi

bersama ibu

57 EXT LS Eye level Still 1 Shoot pak

soepranoto

dan ibu

Pak

soepranoto

dan ibu in

Page 55: BAB III LAPORAN PRODUKSI

70

frame menuju

patung bung

karno dan

bung hatta

58 EXT MCU Eye level Still 1 Shoot pak

soepranoto

Pak

soepranoto

menghadap

text

proklamasi,

dengan teknk

change fokus

59 EXT MCU Eye level Till up 1 Shoot pak

soepranoto

Pak

soepranoto

memandang

patung bung

karno dan

bung hatta

60 EXT Fullshot Eye level Still 1 Sunset kota

jakarta

Matahari

terbenam

Tabel III.7

Page 56: BAB III LAPORAN PRODUKSI

71

3.2.7.4. Outline Naskah

TABEL III.8 OUTLINE NASKAH

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

OUTLINE NASKAH

Production : PancaNaya Production Produser : Denden Alfinur A

Project Title : TUMBAL NEGARA Sutradara : Mohamad Riski S

Durasi : 19 Menit Time Broadcast: 14:30 – 15:00

N O VIDEO AUDIO KETERANGAN

1 Perang Kemerdekaan

Indonesia

Music Ilustrasi

Courtesy YouTube

2 Bung Karno & Bung Hatta Pidato Kemerdekaan Courtesy YouTube

3 Establish monas Music Ilustrasi Take

4 Establish Kota Jakarta Music Ilustrasi Take

5 Establish Markas KCVRI

Atmosphere suara

sekitar

Take

6 Establsih Depan KCVRI

Atmosphere suara

sekitar

Take

7 Establish Ruangan KCVRI Music Ilustrasi Take

8

Pak Soepranoto memakai

Baju Veteran

Music Ilustrasi Take

9

Pak Soepranoto berjalan

memakai kursi roda dibantu

istri

Music ilustrasi

Take

Page 57: BAB III LAPORAN PRODUKSI

72

10

Pak Soepranoto

Menjelaskan Indentitas Diri

Statement pak

Soepranoto

Take

11

Pak Soepranoto

Menceritakan Dirinya

sedang berperang

Statement pak

Soepranoto

Take

12

Pak Soepranoto

Menceritakan Sejarah

Berdirinya KCVRI

Statement pak

Soepranoto

Take

13

Pak Soepranoto

Menjelaskan Jabatannya di

KCVRI

Statement pak

Soepranoto

Take

14

Pak Supranoto Menceritakan

Berdirinya Gedung KCVRI

Statement pak

Soepranoto

Take

15

Establish Tugu Tumbal

Negara

Music Ilustrasi Take

16

Establish Bendera Tumbal

Negara

Music Ilustrasi Take

17

Pak Soepranoto

Menceritakan Sejarah

Tumbal Negara

Statement pak

Soepranoto

Take

18

Pak Soepranoto

Menjelaskan Tugu Tumbal

Negara

Statement pak

Soepranoto

Take

19 Establish Bendera Indonesia Music Ilustrasi

Take

20 Establish Jalan Jakarta Music Ilustrasi

Take

21

Pak Soepranoto

Menjelaskan apa yang telah

diberikan oleh pemerintah

Statement pak

Soepranoto

Take

22

Pak Soepranoto

Memberikan Pesan

Terhadap pemerintah

Statement pak

Soepranoto

Take

Page 58: BAB III LAPORAN PRODUKSI

73

Tabel III.8

3.2.7.5. Segmen

Teaser :Perang Kemerdekaan & Pidato Proklamasi

Segmen 1 :Establish kota jakarta, Establish Markas KCVRI, Pengenalan

identitas subjek dan sejarah gedung dan berdirinya KCVRI.

Segmen 2 : Establish Depan KCVRI, Establish Piagam, bendera

tumbal negara, Gedung gajah mada, Subjek menceritakan sejarah

dinamakanya Tumbal Negara.

Segmen 3 : Establish Kota Jakarta dan jalan raya, subjek menjelaskan apa saja

yang sudah diberikan pemerintah terhadap KCVRI,

Closing : Subjek di tugu proklamsi dan voice over mars tumbal negara

23

Pak Soepranoto

memberikan pesan dan

harapan kepada masyarakat

dan pemuda pemudi

Statement pak

Soepranoto

Take

24

Establish Pak Soepranoto di

Tugu Proklamasi Music Ilustrasi

Take

25 Matahari terbenam Music Ilustrasi

Take

Page 59: BAB III LAPORAN PRODUKSI

74

3.2.7.6. Treatment

1. Teaser

- Perang kemerdekaan

- Pidato proklamsi

2. Establish kota Jakarta

- Monas

- Jalanan di Kota Jakarta

3. Establish Markas KCVRI

- Depan markas KCVRI

- Ruangan markas KCVRI

- Piagam KCVRI

- Foto subjek

4. Pak Soepranoto memakai baju veteran

- Pak Soepranoto memakai baju dan topi

5. Pak Soepranoto menjelaskan sejarah KCVRI

- Detail pak Soepranoto

- Establish markas KCVRI

- Establish gedung KCVRI yang digusur

- Establish ruangan KCVRI

- Detail – detail ruangan KCVRI

6. Establish kota jakarta

- Bundaran HI

- Jalan raya

7. Establish Markas KCVRI

- Lingkungan markas KCVRI

8. Kumpulan foto anggota KCVRI

- Detail-detail foto

9. Establish Tugu tumbal negara

- Detail Tugu tumbal negara

10. Pak Soepranoto menceritakan sejarah Tumbal Negara

- Detail subjek

11. Establish jalan raya

Page 60: BAB III LAPORAN PRODUKSI

75

12. Pak Soepranoto menjelasan apa yang sudah diberikan pemerintah

terhadap beliau

13. Masyarakat menangapi tentang veteran

- Establish jalan

- Detail subjek

15. Pak Soepranoto memeberikan pesan dan harapan

- Tugu Proklamasi

16. Sunset kota jakarta

Page 61: BAB III LAPORAN PRODUKSI

76

3.3. Proses Kerja Penulis Naskah

Penulisan naskah adalah salah satu aktivitas pada tahap pra produksi dalam

proses pembuatan fim. Aktivitas ini sangat penting karena penulis naskah berfungsi

sebagai kerangka atau cetak biru sebuah film, dan juga sebagai pedoman tertulis bagi

seluruh pihak yang terlibat dalam proses pembuatan film (terutama sutradara) akan

bagaimana film itu selesai nantinya.

Menurut (Anton Mabruri KN, 2018) memberi batasan bahwa, “Penulis

naskah adalah kru profesional yang menciptakan dasar acuan bagi pembuatan film

dalam bentuk (format) naskah.

Dalam produksi dokumenter televisi, penulis naskah cukup berperan penting

baik pra hingga pasca produksi, sebab dalam suatu produksi dokumenter televisi

seseorang penulis naskah harus dapat membuat sebuah naskah atau konsep yang

nantinya menjadi acuan para kru dalam proses produksi hingga pasca produksi,

selain itu seorang penulis naskah juga merangkap sebagai reporter di lapangan.

Penulisan penulis naskah biasanya dilakukan oleh seseorang yang khusus

ditugaskan untuk itu, yaitu penulis naskah. Meski demikian bisa juga penulisan

scenario dikerjakan oleh sutradara sendiri. Dalam pembuatan karya tugas akhir

program dokumenter televisi yang berjudul “TUMBAL NEGARA”, seorang

penulis skrip orang yang bertanggung jawab terhadap yang ditulisnya, karena penulis

naskah dokumenter menulis dari hasil riset. Dan naskah bahan refrensi bagi semua

orang yang terlibat di dalam produksi. Karena dengan naskah kita dapat

mengkomunikasikan ide cerita ke seluruh anggota kru.

Page 62: BAB III LAPORAN PRODUKSI

77

Peristiwa ataupun masalah teknis dalam kerja kameramen nantinya. Dan

dengan naskah kita juga dapat mengetahui siapa siapa saja yang akan kita

wawancarai sebagai narasumber dalam program dokumenter ini, juga menjadi

dasar pada saat produksi kita akan mengetahui lokasi mana saja yang diperlukan

dan yang dibutuhkan, serta apa saja yang diperlukan.

Page 63: BAB III LAPORAN PRODUKSI

78

3.3.1. Pra Produksi

Pada saat pra produksi penulis bersama tim kelompok berdiskusi dan mencari

ide dan cerita yang cocok untuk membuat film dokumenter, ada tahap pra produksi

penulis bersama kru membuat beberapa konsep dari berbagai sumber berupa buku,

maupun internet, dan anggota tim masing-masing memberikan ide, setelah itu kami

menyetujui salah satu ide dari salah satu anggota kelompok dan disepakatan untuk

dijadikan film dokumenter, penulis mengembangkan idenya dalam sebuah naskah

dokumenter, tim sepakat mengambil judul “TUMBAL NEGARA”. Penulis naskah

dan tim riset kelokasi, setelah beberapa kali riset penulis membuat naskah

dokumenter, tetapi ada beberapa kali revisi yang mungkin cerita atau kesannya

kurang masuk dan disitupun penulis berdiskusi sampai akhirnya sebuah naskah

dokumenter disepakati dan diangkat dalam sebuah dokumenter televisi yang akan

dicerita kan sendiri oleh penulis kepada penonton, dan latar belakang dan kegiatan

tentang tumbal negara yang akan lebih ditonjolkan oleh penulis.

Menurut (Salman Aristo, 2017) menyimpulkan bahwa:

Sebagai penulis naskah film, kita membuat serangkaian instruksi bagi orang-

orang yang memahami bahasa naskah film sehingga mereka dapat

membayangkan bagaimana penyampaian nya dalam sebuah film. Kalimat-

kalimat dalam naskah film memiliki struktur yang sedemikian rupa, sehingga

dapat diterjemahkan menjadi rangkaian gambar dan suara yang bisa terlihat

pada layar.

Dari kutipan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa penulis naskah harus

benar-benar memahami betul naskah yang akan di buat dan dicocokan dengan

konsep produksi yang di buat sehingga dapat di terjemahkan melalui gambar dan

suara pada saat pembuatan dokumenter televisi nanti.

Page 64: BAB III LAPORAN PRODUKSI

79

3.3.2. Produksi

Pada tahap produksi merupakan tahap yang sangat penting pada dalam

pembuatan dokumenter televisi ini, karena pada tahap tersebut penulis beserta kru

dituntut untuk bekerja sama dan membangun komunikasi yang baik lagi agar proses

produksi berjalan dengan lancar dan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan

bersama sebelumnya.

Menurut (Salman Aristo, 2017) memberikan batasan bahwa, “Naskah film

ditulis untuk memetakan tindakan karakter dari satu setting ke setting lain.

Menentukan setting, latar, tempat, dan waktu sebuah tindakan adalah hal yang

penting untuk memberi makan dari tindakan tersebut”.

Di dalam melakukan produksi karya dokumenter televsisi ini wawancara

merupakan hal yang sangat penting dalam di dalam film dokumenter. Setelah

melakukan koordinasi terhadap narasumber, selanjutnya menentukan lokasi

wawancara dan memperhatikan situasi atau suasana di sekitar agar tidak menggangu

berlangsungnya perekaman gambar, selanjutnya penata kamera memperhitungkan

posisi kamera sesuai etika komposisi dan posisi subjek yang di wawancarai, situasi

wawancara adalah posisi diam atau posisi begerak, posisi duduk atau berdiri.

Umumnya juru kamera dokumenter sudah terbiasa dengan situasi demikian. Bila

kondisi wawancara dalam keadaan begerak, yang menjadi kesulitan adalah mengatur

titik ketajaman lensa (fokus) selain juga terepotkan dalam mengatur komposisi frame

sambil mengikuti gerak subjek.

Page 65: BAB III LAPORAN PRODUKSI

80

3.3.3. Pasca Produksi

Menurut (Nurul Muslimin, 2014) memberi batasan bahwa, “Bahwa pasca

produksi secara simple adalah bagian dari proses pembuatan film, video, iklan video,

fotografi, atau karya digital lainnya yang dikerjakan setelah proses perekaman visual.

Dalam konteks film bisa disederhanakan lagi”.

Setelah proses selesai pada saat pasca produksi penulis naskah berperan

membimbing dan membantu editor pada saat penyuntingan , penulis menjaga dan

berusaha agar alur cerita yang ada dalam skenario agar tidak berubah , penulis juga

bertanggung jawab atas adanya perubahan alur cerita pada saat proses editing, semua

perubahan alur cerita harus atas dasar persetujuan bersama tim dan tidak

menghilangkan ide dan cerita awal yang disepakati dan pesan yang akan

disampaikan.

Page 66: BAB III LAPORAN PRODUKSI

81

3.3.4. Peran Dan Tanggung Jawab Penulis Naskah.

Peran dan tanggung jawab penulis naskah sebagai penulis naskah dalam tim

produksi yaitu, penulis membuat konsep mulai dari ide, treatment, script, dan

rundown. Semua tahapan-tahapan pembuatan konsep dilakukan pada saat pra

produksi yang akan dibutuhkan pada saat produksi dan pasca produksi. Selain itu

penulis juga harus mencari seorang narasumber yang sesuai dengan apa yang

diinginkan pada setiap pembahasan. Untuk casting host juga merupakan salah satu

tanggung jawabnya, namun dalam hal ini penulis dibantu oleh semua tim terutama

produser dan sutradara. Pada tahap produksi tanggung jawab penulis yaitu

mengingatkan narasumber agar mereka mengetahui isi dari program acara dan

mengetahui batasan-batasan saat menjawab pertanyaan. Penulis juga bertanggung

jawab atas apa yang tertuang dalam naskah, baik dalam kata-kata yang salah maupun

yang lainnya.

Menurut (Salman Aristo, 2017) memberi batasan bahwa, “Tugas penulis

naskah adalah menerjemahkan informasi di atas hanya dalam gambar bergerak dan

suara. Atau lebih tepatnya, hanya dalam 4 jenis informasi yang menyusun sebuah

film yang kemudian di tuliskan dalam komponen-komponen naskah”.

Dari kutipan diatas, penulis menyimpulkan bahwa penulis naskah harus

benar-benar menyusun sebuh komponen baik itu informasi, riset atau pun melalui

orang yang tahu untuk membuat komponen naskah untuk di jadikan sebagai bahan

produksi nanti saat wawancara.

Peran dan tanggung jawab penulis naskah dalam tahap produksi yang

dilakukan oleh penulis sebagai penulis naskah ialah mengembangkan ide-ide pokok

Page 67: BAB III LAPORAN PRODUKSI

82

ditahap produksi. Penulis harus membuat dasar acuan dalam bentuk naskah atas

dasar ide cerita sendiri atau dari kru yang lain. Bagi penulis, dasar acuan itu bisa

dilakukan secara tahap mulai dari ide cerita, sinopsis (Basic Story), treatment, dan

skenario. Penulis mengarahkan jalan cerita yang sebelumnya telah dibuat dan

disetujui oleh dosen pembimbing untuk segera diproduksi dengan sesuai naskah.

Apabila dalam proses produksi terdapat kendala dari berbagai faktor dan diharuskan

merubah cerita pada tahap akhir yaitu tahap pasca produksi, penulis sebagai penulis

naskah tetap mengawasi setiap proses editing yang telah dilakukan oleh sutradara

dan editor agar tidak ada cerita atau konsep yang sudah di buat bersama dengan tim.

Page 68: BAB III LAPORAN PRODUKSI

83

3.3.5. Proses Penciptaan Karya

Proses penciptaan karya memiliki tiga konsep yaitu konsep kreatif, konsep

produksi dan konsep teknis. Dibawah ini penulis akan menjelaskan mengenai konsep

– konsep tersebut:

a. Konsep Kreatif

Penulis mengangkat sebuah tema sejarah dari program dokumenter

yang berjudul “TUMBAL NEGARA” karena masih banyak masyarakat

yang sudah melupakan perjuangan para veteran, dan pesan moral apa yang

bisa disampaikan dari sejarah tersebut. Dan penulis harus mampu

mengembangkan idenya menjadi konsep kreatif agar masyarakat dapat

memahami informasi yang diberikan.

b. Konsep Produksi

Dalam pembuatan program dokumenter yang berjudul “TUMBAL

NEGARA”. Pada tahap ini penulis naskah melakukan riset untuk mencari

informasi mengenai sejarah tersebut, bahkan mendatangi pihak-pihak yang

terkait dan mencatat poin-poin penting dari hasil riset. Dan selanjutnya

penulis membuat sinopsis dan juga TOR ( term of reference ).

Dengan ini penulis dapat menyimpulkan konsep produksi yang

dilakukan oleh penulis naskah adalah seperti seorang reporter yang mencatat

setiap pertanyaan dari hasil riset dan informasi yang di dapat.

Page 69: BAB III LAPORAN PRODUKSI

84

c. Konsep Teknis

Selain dengan riset, penulis naskah juga mencari informasi sebanyak

banyaknya melalui media online, buku-buku atau artikel untuk membuat

dan mengembangkan ide konsep yang dipilih oleh team yaitu berjudul

“TUMBAL NEGARA”, dan selanjutnya di visualisasikan oleh sutradara

dengan semenarik mungkin. Penulis dapat menyimpulkan konsep teknis

yang dilakukan sebagai penulis naskah yaitu mencari informasi sebanyak-

banyaknya agar konsep yang dibuat dapat berkembang dan sutradara dengan

mudah menvisualisasikannya

3.3.6. Kendala Produksi Dan Solusinya

1. Kendala sebagai penulis naskah, penulis kesulitan untuk menentukan ide.

Solusinya berdiskusi dengan tim dan meminta masukan sewaktu bimbingan

bersama dosen pembimbing.

2. Kendala saat penulis mewawancarai narasumber, suara narasumber kurang

jelas dan singkat. jadi penulis kesulitan untuk memahami kalimat yang

diucapkan oleh narasumber. Solusi Penulis mengulangi pertanyaan kembali

dan menjelaskan kepada narasumber supaya tidak menjawab terlalu singkat,

jadi narasumber diarahkan untuk bercerita saja.

Page 70: BAB III LAPORAN PRODUKSI

85

3.3.7. LEMBAR KERJA PENULIS NASKAH

3.3.7.1. Konsep Penulis Naskah

Penulis bekerja sama dengan seluruh teuntuk menentukan tema yang akan

dipilih dan juga menarik. Dari beberapa tema yang dipilih, seluruh team sepakat

untuk memilih tema Sejarah tentang tumbal negara. Untuk mendapatkan informasi

tentang tema yang diambil, penulis melakukan riset dengan team melalui media

online, buku-buku, artikel dan mendatangi pihak pihak terkait agar mendapatkan

gambaran. Dalam proses tersebut penulis mulai menemukan informasi yang bisa

diangkat menjadi sebuah karya dokumenter. Dan dari hasil riset tersebut, penulis

mulai membuat sinopsis dan TOR (Term Of Reference) dan terakhir menentukan

judul bersama team. Judul program dokumenter yang telah disepakati adalah

“TUMBAL NEGARA” dengan maksud memberikan informasi mengenai sejarah

para veteran dan arti dari kalimat tumbal negara.

Page 71: BAB III LAPORAN PRODUKSI

86

3.3.7.2. TOR ( TERM OF REFERENCE )

Program Dokumenter Televisi “TUMBAL NEGARA”

Production Company : PancaNaya Production Produser : Denden Alfinur A

Project Title : TUMBAL NEGARA Sutradara : Mohamad Riski S

Durasi : 19 Menit Penulis Naskah : Selly Heni A

1. Masalah

Topik yang dibahas mengenai Tumbal Negara. Ada bangunan yang bernama

KCVRI (Korps Cacad Veteran Republik Indonesia) dan didalam bangunan itu ada

sebuah monumen Tumbal Negara yang disahkan oleh ibu Tien istri dari presiden ke

dua Bapak Soeharto. Mengapa dinamkan tumbal negara karna veteran yang cacad

saat berperang disebut sebagai tumbal negara. mengapa Tanggal 19 Mei tidak

dicetak dengan tinta berwarna merah.. Tidak banyak yang tahu 19 Mei merupakan

hari istimewa bagi Korps Cacad Veteran Republik Indonesia. Setiap tahun,

organisasi yang dibentuk pemerintah sebagai penghargaan terhadap para cacad

veteran ini memperingatinya untuk memperkuat semangat nasionalisme dalam

sanubari masing-masing anggota. Bahkan sudah lama Korps Cacad Veteran

Republik Indonesia sudah 7 tahun tidak mendapat bantuan dari pemerintah dan untuk

kehidupan sehari hari hanya mengandalkan biaya pensiun dan dapat bantuan dari

para donatur. Walaupun KCVRI sudah tidak menerima bantuan dari pemerintah tapi

KCVRI tetep mengadakan HUT KCVRI setiap tahunnya yang dihadiri oleh para istri

mantan veteran dan cucu cucu para veteran, namun sayangnya tahun ini saja HUT

KCVRI tidak dirayakan dikarenakan kekurangannya biaya untuk acara.

Page 72: BAB III LAPORAN PRODUKSI

87

2. Fokus

Dokumenter televisi ini lebih dalam memfokuskan arti dari kalimat Tumbal

Negara dibalik kalimat ini banyak terjadinya kejadian kejadian disaat perang dulu

yang membuat banyaknya korban jiwa sehingga saat ini menggapa veteran yang

cacad disebut sebagai Tumbal Negara

3. Angle

Angle yang diambil dalam dokumenter ini dari segi kehidupan para veteran

cacad yang berjuang saat perang melawan penjajah dan mengapa veteran yang cacad

disebut sebagai Tumbal Negara dan saat ini veteran yang masih hidup hanya tinggal

satu orang ya itu bapak soepranoto beliau selaku ketua pimpinan Korps Cacad

Veteran Republik Indonesia. Harapan untuk masyarakat agar lebih mengenal sejarah

saat perang dulu. Menambah pengetahuan tentang sejarah Indonesia dan sosok

penting dibalik perang jaman dulu. Menciptakan generasi muda yang peduli akan

sejarah, dan untuk memupuk kesadaran para generasi muda untuk sepatutnya

melestarikan sejarah agar terus berkembang.

Page 73: BAB III LAPORAN PRODUKSI

88

3.3.7.3. Susunan Pertanyaan Narasumber

Wawancara Soepranoto Prawirosastro (Ketua Korps Cacad Veteran Republik

Indonesia)

Segmen I

1. Bisa di jelaskan perjuangan Bapak dahulu ketika mempertahankan

Kemerdekaan Indonesia?

2. Bagaimana awal mula terbentuknya Korps Cacad Veteran Republik

Indonesia?

Segmen II

1. Dimana Markas Korps Cacad Veteran Republik Indonesia?

2. Apa Arti Tumbal Negara?

Segmen III

1. Bantuan apa yang sudah Pemerintah berikan untuk Korps Cacad Veteran

Republik Indonesia?

2. Adakah harapan serta pesan yang ingin Bapak sampaikan kepada

Pemerintah?

3. Selain Pemerintah, adakah pesan yang ingin Bapak sampaikan kepada

Masyarakat?

Page 74: BAB III LAPORAN PRODUKSI

89

3.3.7.4. Treatment

Tumbal Negara Teaser

- Perang kemerdekaan

- Pidato proklamsi

Segmen I

Wawancara tentang Bangunan KCVRI

1. Establish kota Jakarta

2. Monas

3. Jalanan di Kota Jakarta

4. Establish Markas KCVRI

5. Depan markas KCVRI

6. Ruangan markas KCVRI

7. Piagam KCVRI

8. Foto subjek

9. Pak Soepranoto memakai baju veteran

10. Pak Soepranoto menjelaskan sejarah KCVRI

11. Detail pak Soepranoto

12. Establish markas KCVRI

13. Establish ruangan KCVRI

14. Detail – detail ruangan KCVRI

15. Establish kota jakarta

16. Bundaran HI

17. Jalan raya

18. Establish Markas KCVRI

Page 75: BAB III LAPORAN PRODUKSI

90

19. Lingkungan markas KCVRI

20. Kumpulan foto anggota KCVRI detail-detail foto

Segmen II

Wawancara Tentang apa arti dari kata Tumbal Negara

1. Establish Tugu Tumbal Negara

2. Detail Tugu Tumbal Negara

3. Pak Soepranoto menceritakan sejarah Tumbal Negara

4. Detail Subjek

Segmen III

Wawancara Pak Soepranoto tentang tanggapan pemerintah terhadap KCVRI.

1. Establish jalan raya

2. Pak Soepranoto menjelasan apa yang sudah diberikan pemerintah

terhadap beliau

3. Establish jalan

4. Detail subjek

5. Pak soepranoto memberikan pesan dan harapan

6. Tugu Proklamasi

7. Sunset di Jakarta

Page 76: BAB III LAPORAN PRODUKSI

91

3.3.7.5. Naskah Voice Over

TABEL III.9 NASKAH VOICE OVER

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

NASKAH VOICE OVER

Production Company : PancaNaya Production Produser : Denden Alfinur A

Project Title : TUMBAL NEGARA Sutradara : Mohamad Riski S

Durasi : 19 Menit Penulis Naskah : Selly Heni A

No NASKAH VOICE OVER

1. Opening

(Voice Over)

74 tahun sudah indonesia merdeka/ kemerdekaan yang mahal harganya/

dengan segenap tumpah darah dan perjuangan para pahlawan dan rakyat demi

satu tujuan/perjuangan yang berat dan penuh tantangan telah dihadapi bangsa

ini dengan gagah berani// tidak ada kata menyerah dan kemerdekaan bukanlah

suatu hadiah/melainkan hasil keringat/air mata dan darah para pejuang

bangsa/semua mereka korbankan demi kita generasi selanjutnya // kini tugas

kita sang generasi penerus bangsa/untuk mengisi dan mempertahankannya//

2 Closing

(Voice Over)

Page 77: BAB III LAPORAN PRODUKSI

92

Padamu tumbal negara/ tiada semua orang tahu/ apa yang terjadi atas dirimu/

tapi apa yang kau derita sekarang membuktikan/ anda telah menuliskan

sejarah bangsa dengan darah/ gelora merdeka mengumandang keseluruh

nusantara/ merdeka/ merdeka atau mati// seluruh rakyat serentak mengangkat

senjata/ termasuk anda/ dengan semangat patriot indonesia/ tak terpikir apa

akibatnya/ berjuang pertahankan kemerdekaan indonesia/ pertempuran rakyat

terjadi/ senapan bernyanyi/ mortir berlagu/ menyambar/ menghempas/ hancur

dan tumbang/ menghantar pahlawan gugur di pelukan pertiwi/ bagimu dengan

kekurangan anggota tubuhmu/ yang hilang dalam perjuangan/ menunjukan

jasamu tulus dan ikhlas/ ikhlas bagi negara/ dan generasi penerusmu/ jasa itu

tak terhapuskan/ berkembang bersama keagungan bangsa/ terpateri di setiap

nurani bangsa indonesia/ kami tahu kau tak meminta balas jasa/ karena kau

rela sebagai tumbal negara/ kami yakin rakyat indonesia tahu membalas jasa

pahlawannya/ tahu menghormati patriot/ dan perjuangan perintis

kemerdekaan bangsanya// semoga tuhan yang maha esa selalu menjaga/ dan

memperteguh iman semangat juang dan pengorbananmu/ terwarikan pada

generasi muda/ pejuang penerus pembangunan bangsa/ semoga keikhlasanmu

abadi disisi tuhan/ semoga tuhan selalu bersamamu/ semoga tuhan selalu

bersama bangsa indonesia/ aamiin///

Tabel III.9

Page 78: BAB III LAPORAN PRODUKSI

93

3.3.7.6. Transkip Wawancara

TABEL III.10 TRANSKIP WAWANCARA

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

TRANSKIP WAWANCARA

Production Company : PancaNaya Production Produser : Denden Alfinur A

Project Title : TUMBAL NEGARA Sutradara : Mohamad Riski S

Durasi : 19 Menit Penulis Naskah : Selly Heni A

Narasumber : Soepranoto Prawirosastro

NO PERTANYAAN TIME

LOGGING

STATEMENT KET

SEGMEN I

1. Bisa dikenalkan

siapa nama bapak ?

00:01:50 –

00:02:10

Nama saya bapak

soepranoto/lahir saya di genteng

banyuwangi/ menurut ingatan

saya/ saya lahir tanggal 29 April

tahun 1923///

OK

2. Bisa diceritakan

perjuangan bapak

ketika

memepertahankan

kemerdekaan

Republik Indonesia ?

00:02:14 –

00:03:55

Waktu Jepang Dainippon kalah

saya sudah bekerja di pabrik

senjata namanya Hirishimakozo/

setelah bekerja Jepang kalah

pabrik kita ambil alih/ milik kita

itu tahun waktu Revolusi

Proklamasi Kemerdekaan tanggal

17 Agustus sampai tanggal 21 itu

mengambil alih kekuasaan

Jepang/ datanglah pasukan Militer

Inggris yang menang Perang

OK

Page 79: BAB III LAPORAN PRODUKSI

94

Dunia kedua/ datang Kapal

perangnya itu dengan pasukan

mendarat di Tanjung Perak/

tujuannya Inggris itu akan

melucuti Jepang gak tahu sudah

kita dahului// Jadi kita maju ke

inggris yaitu perlawanan Biasa

sampai pendaratan tentara Inggris

itu/ nah sudah itu Inggris karena

komandannya yang namanya

Mallaby itu gugur karena perang

dengan kita///

3. Bagaimana Awal

mula terbentuknya

Korps Cacad

Republik Indonesia ?

00:04:58 –

00:05:55

Asal mulanya begini/ pada waktu

perang kemerdekaan pertama/

dengan Belanda itu ada yang

gugur ribuan itu ada yang masih

hidup/ yang di sebut cacad ya/

cacad perang itu kenanya tahun

45/ lantas yang cacad itu di sentel

di Malang ya/ kalau yang gugur

ya di taman Pahlawan di

Surabaya yang disebut sekarang

10 november itu/ lantas pada

tahun 46 yang cacad-cacad

dibawah pimpinan Zaenal Arifin

dan Asmarahadi mendirikan

Ikatan Invaliden Indonesia

disingkat III tahun 46/ lantas

dirubah menjadi IPTI ( Ikatan

Penderita Cacad Indonesia) dan

pada tahun 18 mei 1950 di sahkan

berubah namanya KCVRI (Korps

OK

Page 80: BAB III LAPORAN PRODUKSI

95

Cacad Veteran Republik

Indonesia)///

SEGMEN II

4. Dimanakah markas

Korps Cacad Veteran

Republik Indonesia ?

00:06:00 –

00:07:10

Kalo dipusat dijakarta bertempat

nyewa kontrak disalah satu

gedung jalan gajah majda milik

tiong hoa pada tahun 70 kita

disuruh pindah karena akan

dibangun berdirinya mall oleh

cina itu,kita diberikan pesangon

70jt kita berikan untuk markas

kita yang dihadapan kita yg

dibangun oleh cina itu seluas

777meter persegi dengan gedung

lantai 2 ,karena gedung itu kena

gempa tasikmalaya terpaksa tanah

tadi sama gedungnya kita jual ke

cina dan 1m kita bangun disini

dan statusnya adalam mess 12

kamar sama kostelting listrik

terbatas ya .dan kena gempa juga

terpaksa kita bongkar total

biayanya semua 650 jt dan

sekarang dibangun lagi yang

belum selesai kita rubah menjadi

cagar budaya yg beranggota

seluruh indonesia 4.171.

OK

5. Kenapa ada kata

tumbal negara

didalam Korps Cacad

Veteran Republik

Indonesia ?

00:08:10 –

00:09:05

Tumbal negara itu maksudnya

begini para pejuang pejuang yang

cacad perang yang ditembus

peluru mengalir darah dan

menyerang ibu pertiwi oleh ibu

OK

Page 81: BAB III LAPORAN PRODUKSI

96

tin suharto dengan jabatan ibu

negara RI ini dan merangkap

ketua umum darma pertiwi

mengesahkan menjadi tumbal

negara .itu yg dimaksud supaya

negara ini selamat atas ngaguan

ngaguan kalo pribahasa bahasa

jawa.orang jawa itu mendesain

rumah rumah mesti diberi tumbal

negara ayam potong kakinya 2

dibelakang ususnya dibelah

tiangnya 4 bendera merah putih

itu maksudnya begitu tugu itu

diserahkan biar sebagai saksi para

pejuang tahun 45 sampai 49 yang

sudah ditembus peluru menyerang

ibu pertiwi maka dijadikan apa itu

bangunan monumen tumbal

negara .dan jangan sampai

dilupakan monumen tunbal

negara.

SEGMEN III

6. Apa saja yang

diberikan oleh

pemerintah kepada

Korps Cacad Veteran

Republik Indonesia

00.10.05 –

00.11.29

Pada kekuasaan nya pak Soeharto

antara lain rumah type 45 katakan

perdes akhirnya setelah kedua itu

saya mengajukan kamar ukuran

type 36 ya, setelah itu yg terakhir

masih sedikit sama pemerintah

dan ngasih itu type 21 belum

sampe tuntas pak harto lengser ya

itu sekurang lebih ada lima

ratusan yg belum menerima

OK

Page 82: BAB III LAPORAN PRODUKSI

97

bantuan rumah tapi tanah sudah di

sediakan belum sampai dibangun

sampe sekarang, selain itu tanda

tanda kehormatan, saya punya

tanda kehormatan itu ada tiga

belas buah.

7. Adakah harapan serta

pesan yang ingin

bapak sampaikan

kepada pemerintah

??

00.12.29 –

00.13.20

Yang pertama, bangsa kita mesti

rukun ngga perlu keker kekeran

oleh peluru, kedua, mengatur

rakyat dan bangsa, supaya itu

hidup apa, adil dan makmur itu

tujuan saya.

OK

8. Selain pemerintah

adakah pesan yang

ingin bapak

sampaikan kepada

masyarakat ??

00.14.20 –

00. 15.55

Harapan kita supaya masyarakat

hidup tentram terjamin secara

hati, mendapat tempat bekerja di

bidang apapun biar hidup bahagia

bersama keluarganya seluruh

Indonesia

Non blok artinya tidak memihak

kanan dan kiri, boleh saja kerja

sama di bidangi kompeni tapi

ideologi kita tetep Pancasila

tunggal Ika itu.

OK

Tabel III.10

Page 83: BAB III LAPORAN PRODUKSI

98

3.4. Proses Kerja Penata Kamera

Penata kamera mempunyai tugas memvisualisasikan kedalam bentuk gambar

dari konsep yang telah kami bicarakan dan kami sepakati bersama sebelumnya.

Karena penata kamera bekerja untuk merekam sebuah adegan atau moment tertentu,

di dalam sebuah karya program televisi. Dalam pengambilan gambar karya televisi

ini yang mengikuti director treatment yang telah dibuat oleh sutradara.

Menurut Peter Jarvis dalam (Saryo Nugroho, 2014) memberi batasan bahwa

“Penata Kamera atau sinematografer diartikan sebagai the craft of making picturee

(pengrajin gambar) bisa diartikan kegiatan menulis yang menggunakan gambar

bergerak ,dan memberikan informasi atau mengomunikasikan ide tertentu

Ada beberapa istilah yang sangat identik dengan kata cameramen ini

diantaranya Campers (camera person ) yaitu orang yang menata sebuah kamera untu

program berita dan program lainnya dan bertangung jawab dengan objek gambar

yang direkamnya bahwa dapat disimpulkan , Penulis menyarankan penata kamera

harus berpengalaman tidak hanya berpengalaman dalam membuat film tapi harus

juga berpengalaman secara teknis dan non teknis dalam membuat dokumenter.

Page 84: BAB III LAPORAN PRODUKSI

99

3.4.1. Pra Produksi

Dalam proses pra produksi sutradara, penata kamera dan penyunting gambar

ataupun produser bertemu terlebih dahulu untuk mencantumkan sebuah kebutuhan

peralatan dalam pengambilan gambar, berdiskusi setelah konsep yang sudah pasti

akan di gunakan pada saat produksi nanti. Tujuan diskusi ini adalah untuk

memikirkan bersama angle atau shot apa yang cocok sesuai dengan konsep program

dokumenter televisi ini.

Tahap ini merupakan proses yang sangat penting dalam pembuatan suatu

program. Karena dalam pra produksi segala persiapan harus di pikirkan secara

matang, dan harus di diskusiskan secara bersama sama oleh tim. Dianataranya

mencari ide untuk program dokumenter, riset lokasi, menentukan jadwal

pengembalian gambar. Sebelum adanya produksi penulis harus mampu mendalami

tema yang telah disepekati dengan cara melakukan riset melalui beberapa media atau

langsung ketempat tujuan kami untuk dapat mengetahui tempat tempat yang akan

memungkinkan suatu pengambilan gambar atau shot dan membayangkan visualnya

dengan tata letak kamera sehingga nanti pada saat produksi tidak bingung lagi

menentukan letak kamera dan bisa memikirkan angle yang akan di sesuaikan dengan

tema dan konsep sesuai arahan sutradara.

Menurut (Diki Umbara-Wahyu Wary Pintonko, 2010) memberi batasan

bahwa “Pada tahap ini, seorang kamerawan diberikan pengarahan oleh sutradara

tentang rencana visual yang akan dibuat, secara sistematis rencana ini dibuat

kedalam breakdown script.

Page 85: BAB III LAPORAN PRODUKSI

100

Pada tahap ini penata kamera akan melakukan beberapa pekerjaan yang

bersifat teknis maupun non teknis mempersiapkan fasilitas yang akan mendukung

jalannya proses produksi (pemilihan kamera, peralatan penunjang, memilih lensa.

Selain melakukan riset seorang camera person pun harus menguasai macam-macam

segi kamera agar sesuai dengan kualitas gambar yang akan dipakai untuk proses

produksi serta berdiskusi tentang ilustrasi yang akan diambil dalam segi blocking dan

alat apa saja yang dibutuhkan dalam produksi.

Page 86: BAB III LAPORAN PRODUKSI

101

3.4.2. Produksi

Setelah proses pra produksi selesai barulah menjalankan proses produksi.

Sebagai penata kamera penulis merekam semua skenario dalam naskah yang terjadi

dilapangan dan mengambil gambar sesuai perintah dari sutradara. Dengan tanggung

jawab seperti ini penulis memastikan bahwa warna, komposisi gambar, pengaturan

level atau tingkatan suara sudah sesuai untuk mendapatkan shot yang baik sesuai apa

yang dimau oleh sang sutradara.

Menurut (Diki Umbara-Wahyu Wary Pintonko, 2010) memberi batasan

bahwa “Ini tahap penting bagi seorang kamerawan, shooting script serta director

treatment menjadi acuan untuk membuatshot sebagai kamerawan. Pada produksi

single camera, sebelum melakukan pengambilan gambar sutradara meminta kepada

kamerawan untuk membuat komposisi dan angel tertentu.

Dalam proses pengambilan gambar dilapangan atau shooting, pada tahap ini

kameramen di berikan pengarahan dari seorang sutradara tentang rencana visual

yang akan dibuat secara sistematis rencana ini dibuat kedalam breakdown script.

Dengan breakdown script memudahkan semua elemen kru dalam pekerjaan nantinya

sutradara mendiskusikan shoot-shoot seperti apa yang harus dibuat.

Dapat disimpulkan bahwa, Penulis pada tahap ini ekstra kerja keras, karena

pada tahap ini penulis mulai melakukan tugas dan tanggung jawabnya. Pada produksi

single camera, sebelum melakukan pengambilan gambar sutradara meminta pada

kameraman untuk membuat komposisi serta angel tertentu.

Sebelum memulai proses sebuah shooting penulis harus jelih dan sigap

ketika moment yang ada, serta mampu menggunakan kamera dengan baik. Penulis

Page 87: BAB III LAPORAN PRODUKSI

102

mampu mengambil gambar semua kejadian yang sesuai cerita dari berbagai macam

shoot size yang diinginkan sutradara. Long Shoot (LS), Medium Shoot (MS), Extreme

Close Up (ECU), Medium Close Up (MCU), Medium Long Shoot (MLS), Close Up

(CU), Big Close Up (BCU), dan Over The Shoulder (OTS).

Serta angle atau sudut pandang seperti, Eye Level, Low Angle, High Angle,

dan pergerakan kamera atau kamera movement pada produksi berlangnsung

mengikuti moment yang sedang berlangsung. Penulis pun bertanggung jawab

terhadap kualitas gambar, komposisi dan lensa.

Pada kesimpulan ini Segala perencanaan yang telah dipersiapkan dalam tahap

pra produksi, akan direalisasikan pada tahap produksi. Seorang penata kamera akan

membantu sutradara atau pengarah acara untuk menterjemahkan bahasa tulisan

kedalam bahasa visual. Setiap gambar yang di hasilkan sangat penting terhadap

pesan dan informasi apa yang akan disampaikan kepada penonton. Penentuan jenis

shot size (ukuran gambar), angel (sudut pengambilan) dan momen (pergerakan

kamera) tentunya juga akan mempengaruhi pesan dan informasi tersebut. Gambar

yang dihasilkan juga harus tajam (fokus) serta komposisi (framing) yang tepat.

3.4.3. Pasca Produksi

Page 88: BAB III LAPORAN PRODUKSI

103

Menurut (Diki Umbara-Wahyu Wary Pintonko, 2010) menyimpulkan bahwa:

Untuk produksi berita dan dokumenter , kameraman terkadang diminta oleh

editor untuk menjelaskan hal_hal tertentu yang bisa jadi tidak dimengerti

oleh editor, namun biasanya hal ini bisa di handle oleh reporter atau produser.

Untuk memudahkan editor dalam bekerja, setelah pengambilan gambar,

kameraman membuat camera report yang berisi tentang semua keterangan

shot lengkap dengan time code atau keterangan waktu.

Pada tahap ini penulis hanya memberikan masukan gambar mana saja yang

diambil. Hal ini di lakukan untuk menunjang terjalinnya sebuah cerita yang

diinginkan sutradara, dan untuk memudahkan kerja editor maka penata kamera

membuat camera report sekaligus juga dengan time code-nya. Penata kamera juga

mensuport dan membantu seorang editor serta sutradara dalam proses editing, karena

ini berhubungan dengan kualitas gambar yang diambil oleh penata kamera pada saat

poduksi.

Dan pada akhirnya penulis memilih “TUMBAL NEGARA’’ sebagai judul

dokumenter ini. Penulis memilih ini judul ini karena penulis rasa judul inilah yang

pas dengan angel yang penulis ambil untuk dokumenter ini. Pemilihan judul yang

tepat dapat mempengaruhi proses terciptanya sebuah karya

3.4.4. Peran dan Tanggung Jawab Penata Kamera

Page 89: BAB III LAPORAN PRODUKSI

104

Seorang penata kamera memiliki peran serta tanggung jawab yang besar

dalam pengambilan gambar. Karena dalam dokumenter gambar merupakan bentuk

penciptaan gambaran dapat tersampaikan kepada audience.

Menurut (Diki Umbara-Wahyu Wary Pintonko, 2010) “Kameraman sebagai

bagian dari kru produksi film dan televisi mempunyai tugas dan tanggung jawab

yang spesifik. Pada umumnya seorang kameraman tidak bekerja sendiri (kecuali

untuk hal tertentu ), dan secara umum tugas dan tanggung jawab kameraman

meliputi :

1. Berdiskusi dengan produser serta sutradara, membahas tentang rencana produksi.

2. Mempelajari naskah

3. Menginterpretasikan sebuah adegan/scene

4. Dalam proses ini penulis sebagai penata kamera mempersiapkan apa saja yang

harus mesti dipersiapkan untuk mendukung apa yang sutradara inginkan dan

masukan sedikit memberi masukan bagaimana agar bisa mendapatkan gambar

yang baik.

5. Memilih peralatan kamera serta penunjangnya.

6. Bekerjasama dengan sutradara.

7. Melakukan pengambilan gambar atau shooting.

Penulis sebagai penata kamera bekerja dengan sutradara untuk mencari

angel- angel yang terbaik dalam pengambilan gambar, penata kamera dituntut.

Untuk bekerja secara profesional pada saat menentukan angel-angel dari karya

dokumenter yang kreatif dan mempunyai nilai kreatifitas yang tinggi dari komposisi

gambar dan framing yang mendukung.

Page 90: BAB III LAPORAN PRODUKSI

105

Mulai dari pra produksi penata kamera sudah dilibatkan dalam membuat

breakdown script dan outline naskah. Peralatan yang dibutuhkan, termasuk juga

hunting lokasi. Selain itu juga pada saat produksi penata kamera sangat berperan

penting dalam pengambilan komposisi frame. Penulis sebagai penata kamera

mempunyai shot list sebagai bahan acuan di lapangan dengan framing yang

diinginkan dan di setujui oleh sutradara.

3.4.5. Proses Penciptaan karya

Page 91: BAB III LAPORAN PRODUKSI

106

Penulis dalam produksi karya tugas akhir ini bertugas menjadi penata kamera

dikarenakan penulis sangat tertarik untuk menekuni profesi ini dan ingin

memberikan saebuah gambar yang indah dan menarik untuk dilihat. Hal itu

merupakan tantangan bagi penulis untuk menghasilkan sebuah karya dokumenter

yang menarik untuk dilihat oleh audience. Penulis juga ingin menerapkan ilmu yang

sudah diberikan oleh dosen pengajar dikampus dan dari referensi buku-buku tentang

Ilmu kamera tentang cara pengambilan gambar yang baik.

Walaupun hanya beberapa buku yang penulis baca, penulis ingin terapkan

dalam produksi karya tugas akhir ini. Walaupun ilmu yang penulis terima dan

pengalaman sebagai penata kamera belum begitu banyak utnuk menjadi penata

kamera yang handal, tetapi penulis terus belajar dan berusaha banyak mencari

pengalaman agar penulis bisa membuat karya yang baik dan penonton yang melihat

karya penulis akan mengerti. karya yang telah penulis hasilkan dan situasi yang

penulis ambil. Penulis juga kadang menonton film dokumenter dengan

memperhatikan type shot, angel kamera, komposisi gambar gerakan kamera untuk

penulis pelajari dan diterapkan dalam dokumenter televisi.

a. Konsep Kreatif

Ketika membicarakan konsep kreatif penulis sebagai penata kamera

bertugas merekam gambar dan seorang penata kamera juga harus mempunyai

rasa fotografi dan kreatifitas dalam menciptakan sebuah gambar. Dalam

komposisi kita juga membangun “mood” suatu visual dengan keseimbangan

objek dan untuk membuat atau mengahasilkan karya dengan baik dan bagus,

perlu adanya persiapan dan recana yang matang.

Page 92: BAB III LAPORAN PRODUKSI

107

Maka penulis sebagai penata kamera banyak menggunakan shot size seperti

long shot, full shot, close up, extreme close up, medium close up, medium

shot, dan bird eye karena masing- masing shot memiliki makna yang berbeda-

beda ketika diimplamentasikan pada pengambilan gambar.

b. Konsep Produksi

Pada tahap pra produksi, penata kamera membuat shot size/shot list

dengan rujukan dari director treatment yang telah dibuat oleh sutradara,

tujuan dari pembuatan shot size/shot list tersebut adalah agar penata kamera

lebih mudah dalam pengambilan gambar pada saat produksi nanti dan tahu

filosofi dari pengambilan shot tersebut. Penata kamera juga harus

menyiapkan bahan-bahan yang digunakan pada saat produksi nanti. Penata

kamera juga harus ikut serta dalam riset lokasi agar mengetahui.

Lokasi yang akan dipakai dan menentukan tata letak kamera sesuai

shot size/shot list yang telah dibuat. Saat produksi aka dimulai, penulis

sebagai penata kamera mulai mendengar instruksi dari sutradara dilapangan,

angel apa yang diinginkannya. Terkadang pada saat dilapangan, perubahan

shot angel sering kali terjadi sehingga tidak terlalu sama seperti shot size/shot

list yang telah di buat.

Pada tahap proses kerja pasca produksi dalam pembuatan karya tugas

akhir ini,penata kamera kembali menyerahkan semua hasil pengambilan

gambar yang dilakukan pada saat produksi dalam bentuk hardisk, yang akan

diserahkan kepada editor untuk diedit menjadi sebuah karya visual yang

sudah ditetapkan berdasarkan treatment yang dibuat oleh

Page 93: BAB III LAPORAN PRODUKSI

108

seorang scriptwritter. Selain itu penulis juga memberrikan masukan-masukan

gambar mana saja yang digunakan untuk bahan editing.

c. Konsep Teknis

Dalam konsep teknis penulis juga menggunakan macam – macam

teknik pengambilan gambar diantaranya adalah jenis pengambilan angle

kamera seperti High angle, Low angle, Normal angle ( eye level ), Diantara

jenis pengambilan shot seperti ECU (Extreme Close Up) , BCU (Big Close

Up) , CU (Close Up), MLS (Medium Long Shot), MS (Medium Shot), LS

(Long Shot), ELS (Extreme Long Shot), FS (Full Shot), ES (Establishing

Shot).

Penulis untuk memberikan suatu konsep kreatif yang telah dibuat,

maka alat yang di gunakan saat produksi meliputi :

1 set kamera Sony NEX-VG900 camcorder ( tripod, battery, charge)

1 set kamera Sony NEX-VG30 camcorder ( tripod, battery, charge)

1 Unit lensa canon EF 35mm f/188L

1 Unit lensa canon EF 50mm f/1.2L

1 Unit lensa yungnow 50mm

1 Unit tripod Velbon CX-888

1 Unit memory Sandisk 32 GB

1 Unit memory Sandisk 16 GB

1 Unit Lighting Viltrox 18 inch

Page 94: BAB III LAPORAN PRODUKSI

109

1 Unit Lighting Wansen W160

1 Unit clip on Senheiser

1 Unit Zoom mic H6N

12 Unit baterai alkalin

3.4.6. Kendala Produksi dan Solusinya

Kendala dan solusi penata kamera adalah:

1. Menentukan ide cerita, tema dan judul yang tepat unuk sebuah karya Tugas

akhir. Solusinya adalah dengan melakukan perkumpulan dan dalam setiap

jobdest wajib memberi ide mengenai sebuah karya yang akan dibuat dan

ditampung oleh sutradara dan pada akhirnya judul atau tema telah ditentukan

2. Sulitnya mengumpulkan data atau informasi mengenai subyek, pristiwa, dan

lokasi sesuai dengan tema. Solusinya penulis dan team melakukan riset dari

beberapa media ataupun bertanya dalam lingkungan sekitar lokasi

3. Menentukan alat yang di pakai saat produksi di karenakan lokasi

pengambilan gambar yang lumayan beresiko. Solusinya penulis sebagai penata

kamera bertanya kepada sutradara dan melakukan sebuah blocking .

4. Gangguan suara kendaraan yang sangat terdengar ,karena lokasi syuting tepat

berada di pinggir jalan. Solusinya penulis dan tim yang bertugas mencoba

menutup ruang yang memudahkan suara masuk kedalam.

Page 95: BAB III LAPORAN PRODUKSI

110

3.4.7. Lembar Kerja Penata Kamera

3.4.7.1. Konsep Penata Kamera

Dalam produksi program Dokumenter “TUMBAL NEGARA” Penulis

bertanggung jawab sebagai penata kamera. Pada tahap pra produksi, penulis harus

mendiskusikan shot-shot bersama produser, sutradara, penulis naskah dan

penyunting gambar agar mendapat kesamaan visi dan misi di dalam produksi

Program Dokumenter “TUMBAL NEGARA” kemudian berkonsultasi dengan

sutradara untuk mencapai filosofi atas scenario khusus dari segi perekaman unsur

visual, mendampingi sutradara dalam mencari lokasi untuk menentukan posisi angel

kamera serta pilihan sudut pengambilan gambar. Selanjutnya, pada tahap produksi

penulis melakukan perekaman sesuai konsep penyutradaraan dan bertanggung jawab

atas keseluruhan peralatan kamera, Visual- visual yang digunakan bervariasi,

sehingga identitas kemasan original dari program Dokumenter “TUMBAL

NEGARA” tercipta.

Ketika pasca produksi, penulis mendampingi editor dalam melihat hasil

pengambilan gambar saat produksi di lapangan dengan acuan camera report yang

telah penulis buat, mengikuti setiap tahap editing bersama editor guna mengetahui

kebutuhan gambar, warna, letak shot dan shot pilihan yang diinginkan dalam

skenario.

Page 96: BAB III LAPORAN PRODUKSI

111

3.4.7.2. Spesifikasi Kamera Sony Nex-Vg900 Camcorder

Gambar III.4

Gambar Sony NEX-VG900 CAMCORDER

Spesifikasi:

Imaging

Sensor Full frame 35mm (35.8 x 23.9mm) Exmor HD CMOS

with RGB primary color filters

Pixels ross:24300K

Act Memory Mode: 24000 K

Minimum

Illumination

8 lux (1/50 Shutter Speed F3.5)

Procesor IO

White balabace Auto/Onepush/Outdoor/Indoor

Shitter spped 1/3 – 1/10000 (video, manual control)

30 – 1/8000 (photo, manual control)

Digital zoom x2 (lossless, sensor crop)

Recording Media Memory Stick PRO Duo, Pro-HG Duo, XC-HG Duo

SD, SDHC and SDXC memory card (Class 4 or higher

recommended)

Format Video: AVCHD version 2.0

Audio: Dolby Digital 5.1ch / 2ch

Stills: JPEG, RAW

Page 97: BAB III LAPORAN PRODUKSI

112

Recording movie HD: PS (28 Mbps), FX (24 Mbps), FH (17 Mbps), HQ (9

Mbps), LP (5 Mbps)

SD: STD HQ (9 Mbps)

Frame Rates 24p, 25p, 50p, 50i

Resolution Video: 1920 x 1080

View Vender Type: EVF

Size: 0.5″ (1.3 cm)

Resolution: 2359 K dots

Monitor Type: Xtra Fine LCD, 270 degree swivel display

Lens Mount Sony E-Mount

Sony A-Mount (with included adapter)

Dimensions DxHxW: 8.78 x 5.19 x 4.13″ (223 x 130 x 105 mm)

Weight 1.82 lb (825 g)

Tabel III.11

Page 98: BAB III LAPORAN PRODUKSI

113

Spesifikasi Kamera Sony NEX-VG30 CAMCORDER

Gambar III.5

Gambar Sony NEX-VG30 CAMCORDER

Sensor: Exmor APS HD CMOS sensor 16.1 megapixels

Layar: 3.0 Xtra Fine LCD 270 degree swivel display

Lensa: Sony E-Mount

Video: HD

PS:Approx.28Mbps/FX:Approx.24Mbps/FH:Approx.17Mbps/HQ:Approx.9Mbps/L

P:Approx.5Mbps; STD HQ:9Mbps

Memori: Memory Stick PRO Duo™/Pro-HG Duo™/PRO-HG HX Duo™ media SD,

SDHC dan SDXC memory card

Baterai: NP-FV70/FV100 (InfoLITHIUM dengan AccuPower Meter System (V

Series))

Ukuran: 3 5/8in x 5 1/8in x 8 3/4in

Berat: 650 gram

Page 99: BAB III LAPORAN PRODUKSI

114

3.4.7.3. Camera Report

TABEL III.11 CAMERA REPORT

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

CAMERA REPORT

Production : PancaNaya Production Produser : Denden Alfinur A

Project Title : TUMBAL NEGARA Sutradara : Mohamad Riski S

Durasi : 19 Menit Penata Kamera : Dwi Arrafii W

NO

SHOT

VISUAL

CAMERA

VIDEO

NOTE SHOT SIZE MOVE ANGEL

1 1 Low angle Still Low Angel CAM 1 Nama jalan OK

2 2 Long Shot Still Eye Level CAM 1 Establish jalan

raya tambak

OK

3 3 Full Shot Still Eye Level CAM 1 Shot markas

KCVRI

OK

4 4 Low angle Pan right Low angle CAM 1 Shot Detail

KCVRI

OK

Page 100: BAB III LAPORAN PRODUKSI

115

5 5 Medium Shoot Still Eye Level CAM 1 Shot Kaki palsu OK

6 6 Long Shot Zoom in Eye Level CAM 1 Shot ruangan

Piagam

OK

7 7 Close up Still Hight Angle CAM 1 Foto bapak

supranto dan

istri

OK

8 8 Medium Close

up

Still Low angle CAM 1 Shot baju

veteran bapak

supranoto

OK

9 9 Medium shot Still Eye Level CAM 1 Shot bapak

supranoto

memakai baju

OK

10 10 Medium Shot Still Eye Level CAM 1 Shot bapak

supranoto

menaiki sepatu

roda

OK

11 11 Full shot Still Eye Level CAM 1 Shot bapak

supranoto

dibantu dengan

istri

OK

12 12 full Shot Still Low Angel CAM 1 Wawancara

supranoto

OK

13 13 Medium shot Still Eye Level CAM 1 Shot dari kepala

sampai badan

OK

14 14 Medium Close

Up

Still Eye Level CAM 2 Shot detail

tangan pak

supranoto

OK

Page 101: BAB III LAPORAN PRODUKSI

116

15 15 Medium shot Zoom in Low Angel CAM 1 Shot detail

depan kcvri

OK

16 16 Medium shot Still Eye level CAM 1 Wawancara pak

supranoto

OK

17 17 Medium Close

up

Still Low angle CAM 1 Shot palang

jalan gajah mada

OK

18 18 Full Shot Still Hight angle CAM 1 Shot jalan

gedung gajah

mada

OK

19 19 Full shot Till down Low angle CAM 1 Shot mall gajah

madja

OK

20 20 Medium close

up

Pan right Low angle CAM 1 Shot detail nama

mall gadjah

mada

OK

21 21 Medium Close

up

Still Eye Level CAM 2 Wawancara pak

supranoto

OK

22 22 Full shot Still Eye level CAM 1 Wawancara pak

supranoto

OK

23 23 Medium Close

up

Till up Low angel CAM 1 Shot detail buku

dan cd di dalam

markas KCVRI

OK

24 24 Long shot Panning right Eye Level CAM 1 Full shot

ruangan kcvri

OK

25 25 Medium shot Paning left Eye level CAM 1 Shot ruang

KCVRI

OK

26 26 Close up Till down Eye level CAM 1 Shot detail

beberapa foto

OK

27 27 Medium Close

up

Panning right Low angle CAM 1 Shot depan kcvri OK

Page 102: BAB III LAPORAN PRODUKSI

117

28 28 Medium shot Zoom in Low angle CAM 1 Shot depan

markas kcvri

OK

29 29 Medium close

up

Till down Low angle CAM 1 Shot detail

tulisan tugu

tumbal negara

OK

30 30 Medium Shot Till up Low angle CAM 2 Shot detail logo

KCVRI

OK

31 31 Close up Still Eye level CAM 1 Shot detail pak

supranoto

OK

32 32 Full shot Still Low angel CAM 1 Shot detail kursi

roda dan kaki

palsuI

OK

33 33 Extreme Close

up

Still Eye Level CAM 1 Shot detail tanda

tangan

OK

34 34 Medium close

up

Till down Eye level CAM 1 Shot piagam

Tumbal Negara

OK

35 35 Medium Close

up

Zoom out Eye level CAM 1 Shot depan

KCVRI

OK

36 36 Medium Shot Panning right Low angle CAM 1 Shot depan kcvri

gambar presiden

OK

37 37 Full shot Still Eye level CAM 1 Wawancara pak

supranoto

OK

38 38 Medium Close

up

Still Low angle CAM 2 Wawancara pak

supranoto

OK

39 39 Long Shot Zoom in Low angle CAM 1 Shot detail

depan KCVRI

OK

40 40 Medium Close

up

Still Eye level CAM 1 Shot detail

Penghargaan

Pak Supranoto

OK

Page 103: BAB III LAPORAN PRODUKSI

118

41 41 Close up Still Low angle CAM 1 Wawancara pak

supranoto

OK

42 42 Medium Close

up

Till up Eye level CAM 1 Shot foto bung

karno

OK

43 43 Medium Close

up

Still Low angle CAM 1 Shot detail mars

tumbal negara

OK

44 44 Medium Close

up

Panning Eye level CAM 1 Shot foto

pemimpin

KCVRI

OK

45 45 Close up Till up Eye level CAM 1 Shot foto pak

supranoto

OK

46 46 Medium Close

up

Still Low angle CAM 1 Shot detail kaki

palsu

OK

47 47 Medium close

up

Still Eye level CAM 1 Shot foto pak

supranoto

OK

48 48 Close up Still Eye level CAM 1 Shot detail

wajah pak

supranoto

OK

49 49 Medium close

up

Still Eye level CAM 1 Shot detail

tangan pak

supranoto

OK

50 50 Medium close

up

Zoom in Eye level CAM 1 Shot foto pak

supranoto

OK

51 51 Medium shot Still Eye level CAM 1 Shot nama tugu

proklamasi

OK

52 52 Long shot Till down Low angel CAM 1 Shot tugu

proklamasi

OK

Page 104: BAB III LAPORAN PRODUKSI

119

Tabel III.12

53 53 Medium shot Still Eye Level CAM 1 Shot pak

supranoto dan

ibu iin ke tugu

proklamasi

OK

54 54 Medium shot Still Eye level CAM 1 Shot pak

supranoto dan

ibu iin

OK

55 55 Medium shot Still Eye level CAM 1 Shot pak

supranoto dan

ibu iin

OK

56 56 Long shot Still Eye level CAM 1 Shot bapak dan

ibu

OK

57 57 Long shot still Eye level CAM 1 Shot bapak

supranoto

OK

58 58 Medium close

up

Still Eye level CAM 1 Shot pak

supranoto

OK

59 59 Medium close

up

Till up Eye level CAM 1 Shot pak

supranoto dan

langit

OK

60 60 Full shot Still Eye level CAM 1 Shot sunrise OK

Page 105: BAB III LAPORAN PRODUKSI

120

3.5. Proses Kerja Editor

Pada stasiun televesi maupun rumah produksi, profesi yang bertugas

melakukan penyutingan gambar disebut editor. Dan kata editor dalam bahasa roma

kuno adalah seseorang yang sedang memainkan sesuatu didalam sebuah panggung.

Menurut (Andi Fachruddin, 2016) memberi batasan bahwa, “Pengertian

editing ialah proses menyusun, memanipulasi, dan merangkai ulang rekaman video

(master tape) menjadi suatu rangkaian cerita yang baru (sesuai naskah) dengan

memberikan penambahan tulisan, gambar, atau suara sehingga mudah dimengerti

dan dapat di nikmati pemirsa”.

Berdasarkan kutipan diatas, seorang editor memiliki peran yang penting

sekaligus penentu dalam berhasilnya sebuah karya film dokumenter. Karena didalam

tahap editing, seorang editor dituntut untuk menghasilkan karya film dokumenter

yang sesuai dengan isi pesan dari film dokumenter tersebut agar pesan yang

ditunjukan kepada penonton tersampaikan secara utuh.

Oleh karena itu penulis yang berperan sebagai editor didalam program

dokumenter televisi “Tumbal Negara” melakukan beberapa aktivitas yaitu,

1. Menyiapkan laptop yang akan digunakan untuk mengedit program dokumenter

televisi “Tumbal Negara”

Menyiapkan tempat menyimpanan data seperti Flashdisk untuk menyimpan hasil

gambar yang akan diambil saat proses produksi berlangsung.

Page 106: BAB III LAPORAN PRODUKSI

121

3.5.1. Pra Produksi

Tahapan pra produksi merupakan tahapan yang sangat penting dalam proses

pembuatan sebuah karya program acara, sebab pada tahapan ini nantinya akan

menjadi sebuah acuan didalam tahapan selanjutnya yaitu tahapan produksi dan

tahapan pasca produksi. Dan melalui tahapan ini suatu konsep ide dasar diciptakan

dengan jalan perumbukan ide bersama semua crew yang terlibat didalamnya dan

diakhir perumbukan ide tersebut yang menentukan keputusan ialah seorang produser.

Selain dalam menciptakan sebuah ide,pada tahapan pra produksi ini juga

memerlukan riset dan nantinya riset tersebut akan berguna untuk menentukan jadwal

produksi dan anggaran yang diperlukan dalam membuat sebuah program acara

dokumenter televisi.

Menurut Rahmawati dan Rusnandi dalam (Irwanto dan kawan-kawan, 2019)

“Editor bekerja setelah proses produksi selesai, namun kini editor sudah dilibatkan

bahkan sebelum proses produksi dimulai”.

Berdasarkan teori diatas, pada tahap ini penulis yang berperan sebagai editor

ikut berdiskusi dengan kru yang lain untuk menentukan tema yang akan disajikan

nanti didalam program acara dokumenter televisi. Dan setelah berdiskusi, akhirnya

editor berserta kru yang lain sepakat untuk memproduksi program dokumenter

televisi yang bertemakan sejarah tentang perjuangan seorang veteran yang merelakan

dirinya cacat demi mempertahankan kemerdekaan republik Indonesia, yang kami

diberi judul “TUMBAL NEGARA” setelah itu editor dan kru berdiskusi untuk

membuat konsep kreatif yang akan dituangkan dalam program dokumenter.

Kemudian setelah melalui proses diskusi dengan kru mengenai ide dasar dan

melakukan proses riset, editor memiliki beberapa tugas lainnya, yaitu:

Page 107: BAB III LAPORAN PRODUKSI

122

1. Berdiskusi dengan kru lain untuk menganalisa skenario baik secara konsep, alur,

maupun teknis.

2. Mengevaluasi naskah dan kemudian editor merencanakan konsep editing apa

yang akan di pakai.

3. Memberikan masukan dan mengingatkan sutradara shot apa yang penting dan

tidak boleh dihilangkan pada saat proses editing.

4. Memberikan masukan dengan sutradara untuk mencari stock shoot yang dapat

digunakan serta angle yang tepat saat produksi akan berlangsung.

Setelah melakukan dan menyelesaikan perumbukan bersama kru yang lain

untuk menentukan ide dasar dan melakukan riset serta penulis sudah mengetahui

tugas-tugas dari seorang editor, maka selanjutnya penulis dan kru yang lain masuk ke

tahapan berikutnya yaitu tahapan produksi.

Page 108: BAB III LAPORAN PRODUKSI

123

3.5.2. Produksi

Menurut (Irwanto dan kawan-kawan, 2019) memberi batasan bahwa, “Dalam

tahap produksi editor dapat membantu atau mengawal sutradara dalam hal shot yang

akan diambil agar jangan sampai ada yang terlewat. Editor juga bertanggung jawab

untuk membantu mengawasi pendistribusian dan kondisi materi produksi sampai ke

meja editing.

Berdasarkan kutipan diatas dalam tahap ini seorang editor tidak memiliki

tugas dan kewajiban khusus. Namun peran seorang editor masih dibutuhkan, yaitu

untuk membantu mengawasi pendistribusian materi dan kondisi materi mulai dari

pengambilan gambar/shot sampai materi tersebut berada dimeja editing. Editor harus

membuat catatan kecil atau biasa disebut time code yang nantinya berfungsi untuk

mencatat nomor file data yang nantinya akan diolah pada saat pasca produksi.

Selain itu, pada tahap ini seorang editor juga dapat membantu memberikan

saran kepada sutradara dan penata kamera dalam proses pengambilan gambar. Dan

seorang editor juga bertugas mengevaluasi suatu video/gambar yang sudah diambil

oleh penata kamera agar saat berada di proses editing nanti video/gambar tersebut

tidak terlihat buruk.

Dan penulis selain menjadi seorang editor, pada tahap produksi ini juga

menjadi seorang penata kamera yang bertugas menjalankan dan mengontrol kamera

master. Karena dalam program acara dokumenter televisi ini penulis dan crew yang

lain sepakat menggunakan dua kamera multi camera. Oleh karena itu penulis

membantu penata kamera dalam pengambilan gambar melalui kamera master.

Page 109: BAB III LAPORAN PRODUKSI

124

3.5.3. Pasca Produksi

Menurut (Irwanto dan kawan-kawan, 2019) memberi batasan bahwa, “Dalam

proses ini “Pasca Produksi” editor memegang peranan penting dalam penyusunan

gambar hingga menjadi satu kesatuan cerita yang utuh dan sesuai dengan crita yang

diinginkan. Bisa dibilang tahap ini penting dalam produksi program.

Berdasarkan kutipan diatas, Penulis memiliki tanggung jawab penuh dalam

hasil akhir ini, karena sebagus apapun hasil yang telah diambil, apabila editor tidak

mampu merangkainya dengan baik dan dengan alur cerita yang tidak sesuai konsep

yang sudah dibuat dan disetujui oleh semua kru yang terlibat dalam pembuatannya

maka hasilnya akan sia-sia. Oleh sebab itu maka dalam proses editing, penulis juga

dibantu oleh para kru yang lain terutama sutradara pada saat penyatuan gambar

supayah hasilnya sesuai dengan konsep yang sudah direncanakan sejak pra produksi.

Konsep penulis dalam karya ini menggabungkan gambar dan mengatur

warna agar terlihat lebih natural dan sesuai dengan keadaan aslinya. Dan dalam tahap

mengedit penulis mengunakan software adobe premier CS6, karena menurut penulis

software ini mudah dan ringan dalam pengoperasiannya.

Didalam tahapan mengedit, editor dihadapkan dengan proses-proses kerja

editing dan proses-proses kerja editing tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Melakukan proses offline editing yaitu dengan cara mentransfer master tape

kedalam format yang lebih sederhana (Misalnya VHS tape) menyusun gambar

yang masih bersifat kasar dan sampai proses fine cut (menyusun dan merapihkan

gambar).

Page 110: BAB III LAPORAN PRODUKSI

125

2. Melakukan online editing dengan merapihkan shot-shot adegan yang

digabungkan, merapihkan visual dan audio sesuai skenario yang sudah ada.

3. Mendiskusikan dan mempresentasikan hasil editing bersama tim hingga mendapat

struktur yang paling diharapkan.

4. Menghaluskan hasil final edit (trimming) hingga film selesai dalam proses kerja

editing (picture lock).

Page 111: BAB III LAPORAN PRODUKSI

126

3.5.4. Peran Dan Tanggung Jawab Editor

Penulis yang bertugas sebagai seorang editor berperan melakukan editing

gambar, menyusunnya menjadi cerita yang utuh sesuai skenario, dan menambah

elemen-elemen lain yang diperlukan, seperti musik ilustrasi, melakukan sentuhan-

sentuhan artistik lain melalui grafis sehingga tercipta mood/style pada film tersebut.

Dan seorang editor televisi memiliki tanggung jawab dalam menentukan sistem kerja

yang akan diterapkan selama proses pasca produksi berlangsung. Menentukan

susunan shot yang akan digunakan dengan mendiskusikannya kepada sutradara. Dan

seorang editor juga bertanggung jawab penuh atas penyelesaian hasil akhir suatu

karya audio visual.

Kegiatan penulis dalam pasca produksi secara teknis mencakup sejumlah

tugas, antara lain:

1. Menambah, memotong, menyusun ulang klip video/audio.

2. Memberi filter, efek dan manipulasi grafis lain untuk meningkatkan tampilan.

3. Memberi transisi antar klip-klip video.

4. Olah suara, baik suara asli hasil video shooting maupun suara-suara tambahan

termasuk sound effect yang ditambahkan.

5. Koreksi warna.

6. Membuat title yang menginformasikan tentang materi video tersebut.

Pada dasarnya, intensitas tertinggi kegiatan editing video terletak pada usaha

menghapus gambar-gambar yang tidak dikehendaki, memilih gambar yang baik,

menyusun ulang gambar, dan menambahkan gaya unik tertentu.

Page 112: BAB III LAPORAN PRODUKSI

127

3.5.5. Konsep Penciptaan Karya

Awal proses penciptaan karya ini bermula dari penulis dan tim berdikusi

mengenai tema apa yang akan di jadikan pada program dokumenter televisi ini dan

akhirnya kami mengangkat sebuah sejarah di dalam sebuah organisasi Korps Cacad

Veteran Republik Indonesia di daerah Manggarai Jakarta. Karena didalam organisasi

tersebut tercantum sebuah kata yaitu “TUMBAL NEGARA”. Setelah itu penulis

dan tim berdiskusi untuk lebih mematangkan lagi tema apa yang akan di produksi

dalam program dokumenter yang akan penulis dan tim sajikan.

Dan setelah berdiskusi, akhirnya terpilih lah sebuah tema yang

mengambarkan nilai perjuangan para pahlawan yang ada di Jakarta dan Surabaya

dalam mempertahankan Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta

sejarah awal Kemerdekaan Negara Kesatuaan Repbulik yang berjudul “TUMBAL

NEGARA’’. Setelah tema sudah di tentukan, Penulis mulai merencanakan cara

pengemasan karya program dukumenter televisi dengan menonton beberapa contoh

karya dokumenter yang berada di televisi maupun youtube sebagai referensi penulis

dalam mengemas program dukumenter televisi.

a. Konsep Kreatif

Hal pertama yang dipikirkan oleh penulis sebegai seorang editor ialah menyusun

gambar dengan baik dan benar agar menghasilkan karya dokumenter yang menarik,

kreatif, dan layak untuk dinikmati penonton. Oleh karena itu dalam konsep kreatif

ini penulis menampilkan gambar-gambar yang bermakna dan sesuai dengan alur

cerita. Dalam proses editing, penulis menggunakan metode cut to cut untuk

Page 113: BAB III LAPORAN PRODUKSI

128

menyambungkan antar shot dibeberapa scene dan metode cut by beat yaitu konsep

pemotongan gambar sesuai dengan music latar pada beberapa clip yang ada diawal

dan diakhir video dokumenter. Selain itu penulis juga mengunakan beberapa transisi

video seperti cross dissolve, dip to black dan film dissolve serta mengunakan transisi

audio seperti constant gain, constant power, dan exponential fade yang bertujuan

untuk penyambungan antara audio agar terdengar halus. Penulis juga juga

menambahkan beberapa backsound lagu wajib nasional dan menyisipkan backsound

yang bernada motivasi.

b. Konsep Produksi

Memasuki tahap editing, penulis dan sutradara mencoba untuk mengaplikasikan

konsep editing yang emang editor dan sutradara rencanakan di dalam proses pra

produksi. Penulis melalui tahap offline sendiri, sampai pada proses rough cut penulis

memperlihatkan hasil editing kasar kepada sutradara. Tapi sebelum itu, penulis sudah

membuat kontruksi/rangkaian cerita sesuai dengan outline scene yang sudah di buat

sebelumnya dan penulis juga mereview hasil editing dokumenter tv yang penulis

buat. Setelah itu penulis masuk ke tahap online editing, penulis mulai

mengaplikasikan beberapa efek yang sudah dikonsepkan pada pra produksi seperti

menambahkan transisi video, transisi audio dan juga menambahkan beberapa

backsound motivasi dan lagu wajib nasional dengan tujuan agar isi pesan dari

program dokumenter televisi ini sampai ke penonton dengan utuh.

c. Konsep Teknis

Didalam proses online editing, penulis mengaplikasikan konsep editing yang

sudah disetujui oleh sutradara. Pertama penulis memasukan gambar dan audio

Page 114: BAB III LAPORAN PRODUKSI

129

narasumber yang terdapat di zoom clip on kedalam timeline Premier CS 6.

Setelah itu penulis menambahkan musik latar (Backsound) yang tepat sesuai dengan

clip-clip tertentu yang sudah berada didalam timeline. Dan setelah gambar serta

musik latar (backsound) sudah dimasukan di timeline, penulis mulai memotong

gambar sesuai dengan irama dan beat musik latar tersebut agar terlihat dinamis

dimata penonton. Selain itu, dalam proses online editing ini penulis melakukan

pemangkasan durasi dengan membuang gambar-gambar yang terlalu dan tidak sesuai

dengan outline scene yang di buat oleh sutradara serta menambahkan efek dan

transisi kedalam, clip tersebut. Dan setelah semua selesai, penulis review hasil

editing tersebut.

Setelah penulis selesai review hasil editing dokumenter televisi “TUMBAL

NEGARA” kepada sutradara dan sutradara mengoreksi jika ada yang kurang selaras.

Setelah semua selesai penulis memasukan colorbar, ID Program, counting leader,

credit tittle.

Page 115: BAB III LAPORAN PRODUKSI

130

3.5.6. Kendala Produksi dan Solusinya

Dalam produksi program dokumenter televisi yang berjudul “TUMBAL

NEGARA’’ ada beberapa kendala yang penulis ditemui :

1. Pada saat pra produksi, penulis menemukan kendala ruang penyimpan gambar

hasil syuting nanti saat produksi. Karena Penulis tidak mempunyai hardisk eksternal.

Solusi dari kendala tersebut ialah penulis membeli dan meminjam beberapa

Flashdisk yang nanti akan digunakan sebagai tempat penyimpanan data hasil syuting.

2. Pada proses pasca produksi, penulis menemukan kendala laptop yang akan

penulis gunakan untuk mengedit tidak support pada software adobe premiere cs 6.

Solusinya dari kendala tersebut ialah penulis meminjam laptop milik kakak penulis

sebagai tempat untuk mengedit dokumenter televisi “TUMBAL NEGARA”.

3. Saat Proses pengeditan dokumenter televisi “TUMBAL NEGARA”, Ada

beberapa audio narasumber yang volumenya sangat kecil yang penulis dengar. Solusi

dari kendala tersebut ialah penulis menaikkan audio gain narasumber tersebut.

4. Ada beberapa gambar yang goyang yang penulis temukan saat proses editing.

Solusi dari kendala tersebut ialah penulis memberikan video effect yaitu warp

stabilizer yang memiliki fungsi untuk menstabilkan gambar yang goyang

Page 116: BAB III LAPORAN PRODUKSI

131

3.5.7. Lembar Kerja Editor

3.5.7.1. Laporan Editing

TABEL III.12 LAPORAN EDITING

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

LAPORAN EDITING

Production : PancaNaya Production Produser : Denden Alfinur A

Project Title : TUMBAL NEGARA Sutradara : Mohamad Riski S

Durasi : 19 Menit Penyunting Gambar : Muhammad Arif R

Page 117: BAB III LAPORAN PRODUKSI

132

No

Durasi

Keterangan

Visual Audio Transisi Video Effects

1. 00:00:00:00 -

00:00:05:00

Colour Bar Bars and Tone Cut to Cut

2. 00:00:05:00 -

00:00:10:00

Logo BSI - Cut to Cut

3. 00:00:010:00 -

00:00:15:00

ID Program - Cut to Cut

4. 00:00:15:00 -

00:00:20:00

Counting Leader Real Sound Dip to Black

5. 00:00:20:00 -

00:00:31:18

Bumper Production House

(PancaNaya Production)

Backsound Fade In and Fade

Out

6. 00:00:31:18 -

00:00:35:18

Tittle

“Mempersembahkan”

Backsound Cross Dissolve

7. 00:00:35:18 -

00:00:41:18

Judul Program Backsound Fade In and Fade

Out

Page 118: BAB III LAPORAN PRODUKSI

133

8. 00:00:41:18 -

00:01:32:18

Perang Surabaya

(Courtesy Of Youtube)

Suara Bung Tomo

(Courtesy Of Youtube)

Dip to Black

9. 00:01:32:18 -

00:02:24:18

Pembacaan Text Proklamasi

Kemerdekaan RI

(Courtesy Of Youtube)

Suara Soekarno

(Courtesy Of Youtube)

Fade In and Fade

Out

10. 00:02:24:18 -

00:02:32:04

Time Lapse Tugu Monumen

Nasional

VO Dan Backsound

Indonesia Subur

Instrumental Piano

Cross Dissolve

11. 00:02:32:04 -

00:02:39:17

Establish Gedung – gedung

di Jakarta

VO Dan Backsound

Indonesia Subur

Instrumental Piano

Cut to Cut

12. 00:02:39:17 -

00:02:47:00

Establish Bunderan Patung

Kuda sekitar Monas

VO Dan Backsound

Indonesia Subur

Instrumental Piano

Cross Dissolve

13. 00:02:47:00 -

00:02:51:18

Establish Patung Kuda di

sekitar Monas

VO Dan Backsound

Indonesia Subur

Cross Dissolve

Page 119: BAB III LAPORAN PRODUKSI

134

Instrumental Piano

14. 00:02:51:18 -

00:02:57:16

Establish Luar Museum

PETA

VO Dan Backsound

Indonesia Subur

Instrumental Piano

Cut to Cut

15. 00:02:57:16 -

00:03:02:02

Miniatur Para Pejuang

Kemerdekaan Indonesia

VO Dan Backsound

Indonesia Subur

Instrumental Piano

Cross Dissolve

16. 00:03:02:02 -

00:03:09:19

Miniatur Jenderal Sudirman

dan Para Pejuang

Kemerdekaan Indonesia

VO Dan Backsound

Indonesia Subur

Instrumental Piano

Fade In and Fade

Out

17. 00:03:09:19 -

00:03:14:08

Plang Jalan Tambak Inspirational Backsound

Musik / Cinematic

Musik Instrumental

Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

18. 00:03:14:08 -

00:03:18:18

Jalan Raya Tambak Inspirational Backsound

Musik / Cinematic

Musik Instrumental

Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

Page 120: BAB III LAPORAN PRODUKSI

135

19. 00:03:18:18 -

00:03:23:03

Depan Markas Korps Cacad

Veteran RI

Inspirational Backsound

Musik / Cinematic

Musik Instrumental

Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

20. 00:03:23:03 -

00:03:27:03

Tulisan Korps Cacad Veteran

RI di dalam Markas KCVRI

Inspirational Backsound

Musik / Cinematic

Musik Instrumental

Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

21. 00:03:27:03 -

00:03:29:12

Kaki Palsu Inspirational Backsound

Musik / Cinematic

Musik Instrumental

Cross Dissolve Three – Way Color

Corrector

22. 00:03:29:12 -

00:03:31:14

Detail Kaki Palsu Inspirational Backsound

Musik / Cinematic

Musik Instrumental

Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

23. 00:03:31:14 -

00:03:36:09

Piagam – piagam

Penghargaan KCVRI

Inspirational Backsound

Musik / Cinematic

Musik Instrumental

Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

Page 121: BAB III LAPORAN PRODUKSI

136

24. 00:03:36:09 -

00:03:40:13

Foto Bapak Soepranoto dan

Istri

Inspirational Backsound

Musik / Cinematic

Musik Instrumental

Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

25. 00:03:40:13 -

00:03:44:24

Baju Veteran Cacad RI milik

Bapak Soepranoto

Inspirational Backsound

Musik / Cinematic

Musik Instrumental

Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

26. 00:03:44:24 -

00:03:49:07

Ibu Djoewariah memakaikan

baju ke Bapak Soepranoto

Inspirational Backsound

Musik / Cinematic

Musik Instrumental

Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

27. 00:03:49:07 -

00:03:53:21

Ibu Djoewariah Menuntun

Bapak Soeparno Menuju

Kursi Rodanya

Inspirational Backsound

Musik / Cinematic

Musik Instrumental

Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

28. 00:03:53:21 -

00:03:55:23

Ibu Djoewariah Membawa

Bapak Soepranoto ke ruang

Tengah Markas KCVRI

Inspirational Backsound

Musik / Cinematic

Musik Instrumental

Fade In and Fade

Out

Three – Way Color

Corrector

29. 00:03:55:23 - Wawancara dengan Bapak Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Page 122: BAB III LAPORAN PRODUKSI

137

00:03:59:05 Soepranoto Corrector

30. 00:03:59:05 -

00:04:01:09

Name Tag Milik Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color

Corrector

31. 00:04:01:09 -

00:04:07:01

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

32. 00:04:07:01 -

00:04:14:07

Suasana Kota Banyuwangi

Tempo dulu (Courtesey Of

Youtube)

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

33. 00:04:14:07 -

00:04:19:00

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Fade In and Fade

Out

Three – Way Color

Corrector

34. 00:04:19:00 -

00:04:22:08

Pertanyaan Pertama Buat

Bapak Soepranoto

Suara Mesin Tik Cross Dissolve Black and White

35. 00:04:22:08 -

00:04:27:05

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color

Corrector

36. 00:04:27:05 -

00:04:32:07

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

37. 00:04:32:07 -

00:04:37:07

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color

Corrector

Page 123: BAB III LAPORAN PRODUKSI

138

38. 00:04:37:07 -

00:04:41:19

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

39. 00:04:41:19 -

00:04:48:22

Ilustrasi Visual Para Pejuang

Kemerdekaan Indonesia yang

sedang Mengambil Ahli

Pabrik Senjata Milik Jepang

(Courtesy Of Youtube)

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

40. 00:04:48:22 -

00:04:51:10

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

41. 00:04:51:10 -

00:04:56:16

Ilustrasi Visual Para Pejuang

Kemerdekaan Indonesia yang

melakukan perlawanan di

depan Pabrik Senjata Milik

Jepang (Courtesy Of

Youtube)

Suara Bapak Soepranoto

Prawrowisastro

Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

Page 124: BAB III LAPORAN PRODUKSI

139

42. 00:04:56:16 -

00:05:03:07

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

43. 00:05:03:07 -

00:05:07:02

Ilustrasi Visual Perang

Pejuang Kemerdekaan

Indonesia dengan Tentara

Jepang (Courtesy Of

Youtube)

Suara Bapak Soepranoto Dip to Black Three – Way Color

Corrector

44. 00:05:07:02 -

00:05:09:11

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

45. 00:05:09:11 -

00:05:14:06

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

46. 00:05:14:06 -

00:05:20:08

Piagam Penghargaan Milik

Bapak Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

47. 00:05:20:08 -

00:05:28:23

Kendaraan Perang Milik

Inggris Mendarat di Tanjung

Perak Surabaya (Courtesy Of

Youtube)

Suara Bapak Soepranoto Dip to Black Three – Way Color

Corrector

Page 125: BAB III LAPORAN PRODUKSI

140

48. 00:05:28:23 -

00:05:33:10

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

49. 00:05:33:10 -

00:05:37:24

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

50. 00:05:37:24 -

00:05:44:09

Perang Rakyat Surabaya

dengan pasukan Militer

Inggris (Courtesy Of

Youtube)

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

51. 00:05:44:09 -

00:05:49:05

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

52. 00:05:49:05 -

00:05:54:21

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

53. 00:05:54:21 -

00:05:58:07

Foto Komandan Perang

Ingris yang bernama AWS

Mallaby (Courtesy Of

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

Page 126: BAB III LAPORAN PRODUKSI

141

Google)

54. 00:05:58:07 -

00:06:01:17

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

55. 00:06:01:17 -

00:06:04:15

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Fade In and Fade

Out

Three – Way Color

Corrector

56. 00:06:04:15 -

00:06:08:19

Pertanyaan kedua buat Bapak

Soepranoto

Suara Mesin Tik Dip to Black Black and White

57. 00:06:08:19 -

00:06:15:17

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color

Corrector

58. 00:06:15:17 -

00:06:22:03

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

59. 00:06:22:03 -

00:06:25:18

Korban perang kemerdekaan

Indonesia yang tewas

(Courtesy Of Youtube)

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

60. 00:06:25:18 -

00:06:29:15

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

61. 00:06:29:15 - Korban perang Kemerdekaan Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Page 127: BAB III LAPORAN PRODUKSI

142

00:06:35:00 Indonesia yang masih hidup

(Courtesy Of Youtube)

Corrector

62. 00:06:35:00 -

00:06:41:04

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

63. 00:06:41:04 -

00:06:45:22

Korban Perang Kemerdekaan

Indonesia yang sedang di

tandu Pejuang Kemerdekaan

Indonesia

Suara Bapak Soepranoto Dip to Black Three – Way Color

Corrector

64. 00:06:45:22 -

00:06:49:21

Foto Rumah Sakit Sentral

Malang Tempo Dulu

(Courtesy Of Google)

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

65. 00:06:49:21 -

00:06:56:21

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

66. 00:06:56:21 -

00:07:01:05

Foto Taman Makam

Pahlawan Surabaya

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

Page 128: BAB III LAPORAN PRODUKSI

143

(Courtesy Of Youtube)

67. 00:07:01:05 -

00:07:06:06

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto

Prawrowisastro

Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

68. 00:07:06:06 -

00:07:11:02

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color

Corrector

69. 00:07:11:02 -

00:07:19:10

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

70. 00:07:19:10 -

00:07:28:15

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

71. 00:07:28:15 -

00:07:39:09

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

72. 00:07:39:09 -

00:07:43:00

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

73. 00:07:43:00 -

00:07:47:15

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Dip to Black Three – Way Color

Corrector

Page 129: BAB III LAPORAN PRODUKSI

144

74. 00:07:47:15 -

00:07:52:14

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

75. 00:07:52:14 -

00:07:58:14

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

76. 00:07:58:14 -

00:08:04:21

Lambang Korps Cacad

Veteran RI

Suara Bapak Soepranoto Fade In and Fade

Out

Three – Way Color

Corrector

77. 00:08:04:21 -

00:08:07:18

Pertanyaan ketiga buat Bapak

Soepranoto

Suara Mesin Tik Cross Dissolve Black and White

78. 00:08:07:18 -

00:08:16:08

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color

Corrector

79. 00:08:06:08 -

00:08:18:21

Plang Jalan Gajah Mada

Jakarta

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

80. 00:08:18:21 -

00:08:22:24

Jalan Gajah Mada Jakarta Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color

Corrector

81. 00:08:22:24 -

00:08:29:13

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

Page 130: BAB III LAPORAN PRODUKSI

145

82. 00:08:29:13 -

00:08:33:17

Mall Gajah Mada Plaza Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

83. 00:08:33:17 -

00:08:37:09

Tulisan Mall Gajah Mada

Plaza

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

84. 00:08:37:09 -

00:08:41:06

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

85. 00:08:41:06 -

00:08:46:14

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

86. 00:08:46:14 -

00:08:52:13

Ruangan Dalam Markas

Korps Cacad Veteran RI

Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color

Corrector

87. 00:08:52:13 -

00:09:02:21

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

88. 00:09:02:21 -

00:09:07:18

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color

Corrector

Page 131: BAB III LAPORAN PRODUKSI

146

89. 00:09:07:18 -

00:09:15:10

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color

Corrector

90. 00:09:15:10 -

00:09:19:23

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

91. 00:09:19:23 -

00:09:24:21

Ruangan Dalam Markas

Korps Cacad Veteran RI

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

92. 00:09:24:21 -

00:09:28:13

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color

Corrector

93. 00:09:28:13 -

00:09:32:19

Ruangan Dalam Markas

Korps Cacad Veteran RI

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

94. 00:09:32:19 -

00:09:39:11

Foto Bapak Soepranoto

dengan Para anggota Korps

Cacad Veteran RI

Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color

Corrector

95. 00:09:39:11 -

00:09:46:14

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

96. 00:09:46:14 - Plang Tulisan “Monumen Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Page 132: BAB III LAPORAN PRODUKSI

147

00:09:53:22 Cagar Budaya”

Corrector

97. 00:09:53:22 -

00:10:00:07

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

98. 00:10:00:07 -

00:10:06:00

Tulisan di Tugu “Monumen

Tumbal Negara

Suara Bapak Soepranoto Fade In and Fade

Out

Three – Way Color

Corrector

99. 00:10:06:00 -

00:10:10:24

Pertanyaan keempat buat

Bapak Soepranoto

Suara Mesin Tik Cross Dissolve Black and White

100. 00:10:10:24 -

00:10:18:14

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

101. 00:10:18:14 -

00:10:23:05

Tangan Bapak Soepranoto

yang terkena peluru

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

102. 00:10:23:05 -

00:10:25:21

Kursi Roda dihalaman

Markas Korp Cacad Veteran

RI

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

103. 00:10:25:21 -

00:10:29:21

Foto Ibu Tien Soeharto

(Courtesy Of Google)

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

Page 133: BAB III LAPORAN PRODUKSI

148

104. 00:10:29:21 -

00:10:32:21

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

105. 00:10:32:21 -

00:10:40:22

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

106. 00:10:40:22 -

00:10:44:15

Stempel Pengesahan dari

Organisasi Dharma Pertiwi

dan tanda tangan Ibu Tien

Soeharto

Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color

Corrector

107. 00:10:44:15 -

00:10:49:18

Piagam Tumbal Negara Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

108. 00:10:49:18 -

00:10:55:08

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color

Corrector

109. 00:10:55:08 -

00:11:00:02

Tugu Monumen Tumbal

Negara

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

110. 00:11:00:02 -

00:11:05:08

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color

Corrector

Page 134: BAB III LAPORAN PRODUKSI

149

111. 00:11:05:02 -

00:11:10:10

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

112. 00:11:10:10 -

00:11:14:22

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

113. 00:11:14:22 -

00:11:20:01

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color

Corrector

114. 00:11:20:01 -

00:11:23:02

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

115. 00:11:23:02 -

00:11:28:01

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Fade In and Fade

Out

Three – Way Color

Corrector

116. 00:11:28:01 -

00:11:32:17

Foto Presiden Republik

Indonesia Pertama hingga

yang ketujuh

Backsound Fade In and Fade

Out

Three – Way Color

Corrector

117. 00:11:32:17 - Pertanyaan kelima buat Suara Mesin Tik Cross Dissolve Black and White

Page 135: BAB III LAPORAN PRODUKSI

150

00:11:36:10 Bapak Soepranoto

118. 00:11:36:10 -

00:11:41:17

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

119. 00:11:41:17 -

00:11:46:02

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

120. 00:11:46:02 -

00:11:49:14

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color

Corrector

121. 00:11:49:14 -

00:11:54:04

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

122. 00:11:54:04 -

00:11:57:24

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

123. 00:11:57:24 -

00:12:02:01

Depan Markas Korps Cacad

Veteran RI

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

124. 00:12:02:01 -

00:12:06:02

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

125. 00:12:06:02 -

00:12:15:02

Ruang dalam Korps Cacad

Veteran RI

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

Page 136: BAB III LAPORAN PRODUKSI

151

126. 00:12:15:02 -

00:12:19:02

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color

Corrector

127. 00:12:19:02 -

00:12:22:04

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

128. 00:12:22:04 -

00:12:28:15

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color

Corrector

129. 00:12:28:15 -

00:12:34:17

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

130. 00:12:34:17 -

00:12:41:05

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color

Corrector

131. 00:12:41:05 -

00:12:45:00

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

132. 00:12:45:00 -

00:12:51:16

Piagam Penghargaan Milik

Bapak Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Fade In and Fade

Out

Three – Way Color

Corrector

133. 00:12:51:16 -

00:12:55:09

Pertanyaan keenam buat

Bapak Soepranoto

Mesin Tik Cross Dissolve Black and White

134. 00:12:55:09 -

00:13:00:02

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color

Corrector

Page 137: BAB III LAPORAN PRODUKSI

152

135. 00:13:00:02 -

00:13:03:12

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

136. 00:13:03:12 -

00:13:08:06

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

137. 00:13:08:06 -

00:13:12:06

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

138. 00:13:12:06 -

00:13:15:19

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Fade In and Fade

Out

Three – Way Color

Corrector

139. 00:13:15:19 -

00:13:19:13

Pertanyaan ketujuh buat

Bapak Soepranoto

Suara Mesin Tik Cross Dissolve Black and White

140. 00:13:19:13 -

00:13:23:22

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color

Corrector

142 00:13:23:22 -

00:13:28:18

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

143. 00:13:28:18 -

00:13:34:23

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

144. 00:13:34:23 -

00:13:39:13

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

145. 00:13:39:13 - Wawancara dengan Bapak Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Page 138: BAB III LAPORAN PRODUKSI

153

00:13:42:23 Soepranoto Corrector

146. 00:13:42:23 -

00:13:47:03

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

147. 00:13:47:03 -

00:13:51:15

Foto Bung Karno (Presiden

Pertama Republik Indonesia)

Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color

Corrector

148. 00:13:51:15 -

00:13:56:13

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

149. 00:13:56:13 -

00:14:13:09

Wawancara dengan Bapak

Soepranoto

Suara Bapak Soepranoto Dip to Black Three – Way Color

Corrector

150. 00:14:13:09 -

00:14:18:02

Piagam Tumbal Negara VO Tulisan di Piagam

Tumbal Negara dan

Lagu Wajib Nasional

Syukur – H. Mutahar

(Backsound)

Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

151. 00:14:18:02 -

00:14:22:19

Bapak Soepranoto sedang

duduk di atas tempat tidurnya

VO Tulisan di Piagam

Tumbal Negara dan

Lagu Wajib Nasional

Syukur – H. Mutahar

(Backsound)

Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

152. 00:14:22:19 - Foto Ketua Umum Korps VO Tulisan di Piagam Cut to Cut Three – Way Color

Page 139: BAB III LAPORAN PRODUKSI

154

00:14:32:05 Cacad Veteran RI dari

Pertama sampai yang kelima

Tumbal Negara dan

Lagu Wajib Nasional

Syukur – H. Mutahar

(Backsound)

Corrector

153. 00:14:32:05 -

00:14:36:10

Foto Bapak Soepranoto

dahulu saat berseragam TNI

VO Tulisan di Piagam

Tumbal Negara dan

Lagu Wajib Nasional

Syukur – H. Mutahar

(Backsound)

Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

154. 00:14:36:10 -

00:14:40:07

Detail Kaki Palsu VO Tulisan di Piagam

Tumbal Negara dan

Lagu Wajib Nasional

Syukur – H. Mutahar

(Backsound)

Cross Dissolve Three – Way Color

Corrector

155. 00:14:40:07 -

00:14:44:06

Para Pejuang Kemerdekaan

Indonesia yang sedang

berperang dengan pasukan

Jepang

VO Tulisan di Piagam

Tumbal Negara dan

Lagu Wajib Nasional

Syukur – H. Mutahar

(Backsound)

Cross Dissolve Three – Way Color

Corrector

Page 140: BAB III LAPORAN PRODUKSI

155

156. 00:14:44:06 -

00:14:47:22

Foto Bapak Soepranoto VO Tulisan di Piagam

Tumbal Negara dan

Lagu Wajib Nasional

Syukur – H. Mutahar

(Backsound)

Dip to Black Three – Way Color

Corrector

157. 00:14:47:22 -

00:14:49:20

Topi Veteran Cacad RI yang

Sedang dipakai oleh Bapak

Soepranoto

VO Tulisan di Piagam

Tumbal Negara dan

Lagu Wajib Nasional

Syukur – H. Mutahar

(Backsound)

Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

158. 00:14:49:20 -

00:14:52:07

Tangan Bapak Soepranoto

yang terkena peluru

VO Tulisan di Piagam

Tumbal Negara dan

Lagu Wajib Nasional

Syukur – H. Mutahar

(Backsound)

Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

159. 00:14:52:07 -

00:14:55:20

Foto Bapak Soepranoto saat

berbicara di acara

RAKERNAS I/XI. Tahun

2018

VO Tulisan di Piagam

Tumbal Negara dan

Lagu Wajib Nasional

Syukur – H. Mutahar

Cross Dissolve Three – Way Color

Corrector

Page 141: BAB III LAPORAN PRODUKSI

156

(Backsound)

160. 00:14:55:20 -

00:15:01:20

Para Pejuang Kemerdekaan

Indonesia yang sedang

berperang dengan Pasukan

Inggris (Courtesy Of

Youtube)

VO Tulisan di Piagam

Tumbal Negara dan

Lagu Wajib Nasional

Syukur – H. Mutahar

(Backsound)

Cross Dissolve Three – Way Color

Corrector

161. 00:15:01:20 -

00:15:08:17

Bung Karno dan Para

Pahlawan Kemerdekaan

Indonesia (Courtesy Of

Youtube)

VO Tulisan di Piagam

Tumbal Negara dan

Lagu Wajib Nasional

Syukur – H. Mutahar

(Backsound)

Cut to Cut Three – Way Color

Corrector

162. 00:15:08:17 -

00:15:14:09

Plang Taman Proklamator VO Tulisan di Piagam

Tumbal Negara dan

Lagu Wajib Nasional

Syukur – H. Mutahar

(Backsound)

Cut to Cut -

163. 00:15:14:09 -

00:15:18:08

Patung Bung Karno dan

Bung Hatta di Taman

VO Tulisan di Piagam

Tumbal Negara dan

Cross Dissolve -

Page 142: BAB III LAPORAN PRODUKSI

157

Proklamator Lagu Wajib Nasional

Syukur – H. Mutahar

(Backsound)

164. 00:15:18:08 -

00:15:26:02

Ibu Djoewariah Sedang

Membawa Bapak Soeparno

Jalan – jalan disekitar Taman

Proklamator

VO Tulisan di Piagam

Tumbal Negara dan

Lagu Wajib Nasional

Syukur – H. Mutahar

(Backsound)

Cut to Cut -

165. 00:15:26:02 -

00:15:29:04

Ibu Djoewariah Sedang

Membawa Bapak Soeparno

Jalan – jalan disekitar Taman

Proklamator

VO Tulisan di Piagam

Tumbal Negara dan

Lagu Wajib Nasional

Syukur – H. Mutahar

(Backsound)

Cut to Cut -

166. 00:15:29:04 -

00:15:35:18

Ibu Djoewariah Sedang

Membawa Bapak Soeparno

Jalan – jalan di Taman

Proklamator

VO Tulisan di Piagam

Tumbal Negara dan

Lagu Wajib Nasional

Syukur – H. Mutahar

(Backsound)

Cut to Cut -

167. 00:15:35:18 -

00:15:43:16

Ibu Djoewariah Sedang

Membawa Bapak Soeparno

VO Tulisan di Piagam

Tumbal Negara dan

Cut to Cut -

Page 143: BAB III LAPORAN PRODUKSI

158

Jalan – jalan di Taman

Proklamator

Lagu Wajib Nasional

Syukur – H. Mutahar

(Backsound)

168. 00:15:43:16 -

00:15:50:08

Ibu Djoewariah Sedang

Membawa Bapak Soeparno

berjalan di depan patung

Bung Karno dan Bung Hatta

Yang Ada di Taman

Proklamator

VO Tulisan di Piagam

Tumbal Negara dan

Lagu Wajib Nasional

Syukur – H. Mutahar

(Backsound)

Cut to Cut -

169. 00:15:50:08 -

00:15:57:16

Bapak Soepranoto Sedang

Melihat Ukiran Text

Proklamasi

VO Tulisan di Piagam

Tumbal Negara dan

Lagu Wajib Nasional

Syukur – H. Mutahar

(Backsound)

Cross Dissolve -

170. 00:15:57:16 -

00:16:06:06

Bapak Soepranoto Sedang

Melihat Patung Bung Karno

dan Bung Hatta dari

Kejauhan

VO Tulisan di Piagam

Tumbal Negara dan

Lagu Wajib Nasional

Syukur – H. Mutahar

(Backsound)

Cross Dissolve -

171 00:16:06:06 - Time Lapse Sunset VO Tulisan di Piagam Dip to Black -

Page 144: BAB III LAPORAN PRODUKSI

159

TABEL III.13

00:16:33:19 Tumbal Negara dan

Lagu Wajib Nasional

Syukur – H. Mutahar

(Backsound)

172. 00:16:33:19 -

00:17:03:15

Credit Title Lagu Wajib Nasional

Syukur – H. Mutahar

(Backsound)

Cut to Cut -

173. 00:17:03:15 -

00:17:21:24

Cv Kru Lagu Wajib Nasional

Syukur – H. Mutahar

(Backsound)

Cut to Cut -

174. 00:17:21:24 -

00:19:00:24

Behind The Scene Backsound Cut to Cut -

175. 00:19:00:24 -

00:19:05:00

Copyright - - -

Page 145: BAB III LAPORAN PRODUKSI

160

3.5.7.2. PROSES PEMBUATAN PROGRAM ID

1. Color Bar

Gambar III.6

2. Logo Universitas Bina Sarana Informatika

Gambar III.7

3. ID Program

Gambar III.8

Page 146: BAB III LAPORAN PRODUKSI

161

4. Counting Leader

Gambar III.9

5. Judul Program

Gambar III.10

6. Credit Title

Gambar III.11

Page 147: BAB III LAPORAN PRODUKSI

162

7. Cv Crew

Gambar III.12

Page 148: BAB III LAPORAN PRODUKSI

163

8. Behind The Scene (BTS)

Gambar III.13

9. Copyright

Gambar III.14

Page 149: BAB III LAPORAN PRODUKSI

164

3.5.7.3. Spesifikasi Editing

Gambar III.15

Laptop Asus X441U

HARDWARE :

1. Processor : Intel i3 – 7020U/BGA

2. RAM : 2GB

3. Harddisk : 1TB S4R

4. Montherboard : Laptop Asus X441U

5. Soundcard : On Board

6. VGA : NVIDIA GeForce 940M

SOFTWARE

1. Audio – Video : Adobe Premiere CS 6

Grafis : Adobe Effects CS