bab iii laporan produksi 3.1. proses kerja produser

117
12 12 BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser Produser adalah orang atau pengusaha yang bertugas memproduksi film sandiwara di siaran televisi dan radio. (Rusman Latief, 2018:4) Menurut I Gede Joni Suhartawan (2018:141) produser adalah manager atau leader untuk masing masing program acaranya. Pada setiap pembuatan program acara, produser bekerja sama dengan sutradara dan staf produksi pada setiap tahapan produksi. Seorang produser dalam merencanakan tujuan program, mulai dari ide, menjadi konsep, diproduksi, kemudian ditayangkan. Dalam proses tersebut, produser menjadi pemimpin dan juga manager. (Rusman Latief, 2018:63). Peran utama seorang produser adalah untuk mengawasi semua aspek produksi audio video (AV). Produser juga berperan aktif sebagai pelaksana produksi. Mendesain program baru dan menawarkan kepada stasiun televisi.(Rusman Latief, 2018:4) Produser bertugas dalam mengembangkan konsep program yang akan di produksi, membuat proposal produksi seperti(konsep, artistik, teknik, budget, proyeksi pasar), menyusun tim produksi dalam penugasan dan peralatan dan supervisi progres proyek dari produksi dan pasca produksi.( I Gede Joni Suhartawan, 2018:142)

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Menurut I Gede Joni Suhartawan (2018:141) produser adalah manager atau
leader untuk masing – masing program acaranya. Pada setiap pembuatan program
acara, produser bekerja sama dengan sutradara dan staf produksi pada setiap tahapan
produksi.
menjadi konsep, diproduksi, kemudian ditayangkan. Dalam proses tersebut, produser
menjadi pemimpin dan juga manager. (Rusman Latief, 2018:63).
Peran utama seorang produser adalah untuk mengawasi semua aspek
produksi audio video (AV). Produser juga berperan aktif sebagai pelaksana produksi.
Mendesain program baru dan menawarkan kepada stasiun televisi.(Rusman Latief,
2018:4)
produksi, membuat proposal produksi seperti(konsep, artistik, teknik, budget,
proyeksi pasar), menyusun tim produksi dalam penugasan dan peralatan dan
supervisi progres proyek dari produksi dan pasca produksi.( I Gede Joni Suhartawan,
2018:142)
Dari kajian teori yang diungkapkan di atas, bahwa seorang produser harus
bertanggung jawab atas segala yang dilakukan dan menyelesaikan pekerjaan atau
tugasnya hingga akhir. Dan dapat dipercaya dengan segala tugas yang berikan
kepadanya dengan segala risikonya termasuk risiko kerja anak buahnya.
3.1.1. Pra Produksi
Pra Produksi merupakan kegiatan penemuan ide dan tahap perencanaan.
Tahapan ini dimulai dengan mencari ide yang dikembangkan menjadi konsep. Lalu
melakukan riset, survei dan membuat rundown program, membuat jadwal kerja
(time schedule), kalkulasi biaya, rencana lokasi, peralatan, dan kru yang terilbat.
Dan yang tim lakukan diawal kita melakukan :
a. Pemilihan Kru
Pada tahap pra produksi ini kita semua be rkum pul dan menentukan untuk pemilihan
kru sebelum melanjutkan ke proses selanjutnya. Setelah dibicarakan dan
dirundingkan oleh semua tim yang terlibat, maka ditentukan pembagian jabatan
sebagai berikut :
4. Camera Person : Hery Saputra
5. Editor : Hery Saputra
menetapkan biaya produksi.
b. Merancang Program yang dibuat
Setelah tahap pemilihan kru, produser dan kru yang lain menentukan program apa
yang akan dibuat. Setelah dibicarakan dan dirundingkan oleh semua tim yang
terlibat, maka kita sepakat mengambil program dokumenter televisi. Dan langkah
pertama yang penulis lakukan yaitu mencari informasi tentang program dokumenter,
lalu seperti apa program dokumenter itu, dan bagaimana cara membuat film
dokumenter yang baik. Untuk itu penulis mencari dari internet, media televisi, dan
juga buku – buku untuk menjadi referensi supaya mendapatkan hasil yang baik.
c. Pemilihan Ide dan Konsep
Ada banyak pendapat bahwa dokumenter itu membosankan. Dan daya tarik
dokumenter yang layak “jual” adalah ide atau gagasan yang menarik. Ide yang baik
biasanya harus ada pesan yang disampaikan (Supriyadi, 2014:44). Dan disini tim
berunding untuk ide dan konsep bagaimana untuk program dokumenter yang akan
kita buat. Produser meminta untuk semua kru mengajukan ide dan konsepnya lalu
dirundingkan kembali ide dan konsep mana yang akan kita pilih.
d. Riset
riset merupakan hal yang teramat penting dalam sebuah dokumenter. Riset
merupakan bagian persiapan dalam pembuatan dokumenter. Semua dokumentaris
sepakat bahwa dokumenter yang baik harus di dukung oleh riset di lapangan yang
baik dan mendalam (Supriyadi, 2014:46-47).
Garin Nugroho menjelaskan, “Film dokumenter itu tidak bisa dibuat tanpa riset dan
data yang asal – asalan”
Disaat riset produser dan tim mencari informasi tentang apa yang akan mau kita buat.
Dari tempat lokasi syuting dan narasumber.
e. Izin Tempat Lokasi
Dalam tahap ini penulis harus mengurus surat perizinan, tetapi penulis dapat respon
yang sangat baik dari narasumber ketika penulis melakukan riset. Jadi perizinan
dilakukan hanya dengan berbincang – bincang oleh narasumber, yang pada akhirnya
mempermudah penulis untuk melangkah ke tahap selanjutnya.
f. Peralatan
Dan dalam tahap ini penulis berkumpul dengan tim untuk membicarakan alat apa
saja yang dibutuhkan sutradara dan kameramen. Dan bagaimana untuk
pencahayaannya begitupun dengan set kameranya.
3.1.2. Produksi
video (AV). Produksi berupa pelaksanaan perekaman gambar (taping) atau siaran
langsung(live).
Dalam tahap ini, produser bertugas mencari narasumber terkait untuk diminta
melakukan proses shooting dan mempertemukan kepada sutradara. Mengawasi
pelaksanaan produksi melalui laporan yang diterima dari semua departemen
sekaligus membantu tim mengambil alat – alat yang akan dipakai dari mobil.
3.1.3. Pasca Produksi
Pasca Produksi yaitu tahapan editing ptogram; offline, online, mixing, dan
mastering.
Ketika shooting selesai bukan berarti pekerjaan selesai, proses selanjutnya
yaitu pasca produksi dimana ribuan shoot yang tercerai berai harus diurai menjadi
satu kesatuan cerita oleh editor atau penyunting gambar.(Supriyadi, 2014:62)
Ditahap ini penulis memberikan masukan kepada editor mengenai gambar
yang sesuai dengan alur cerita, selain itu penulis bersama sutradara menentukan hasil
laporan editing, sekaligus mengevaluasi dana yang telah terpakai selama proses
kerja.
Pada proses tahap editing, editor menggunakan software Final Cut Pro.
3.1.4. Peran dan Tanggung Jawab Produser
Seorang produer harus bertanggung jawab atas segala yang dilakukan,
menyelesaikan pekerjaan hinga akhir dan dapat dipercaya dengan segala tugas yang
dibebankan kepadanya dengan segala risikonya, termasuk risiko kerja anak buahnya.
(Rusman Latief, 2018:105).
Menurut Rusman Latief, 2018:) Peran dan tanggung jawab produser yaitu:
Mengembangkan konsep program yang akan diproduksi, Membuat proposal
produksi atau desain produksi(konsep, artistik, teknis, bugdet, proyeksi pasar),
Menyusun tim produksi , penugasan, dan peralatan, Menentukan jadwal produksi,
Bertanggung jawab atas kontrak kerja secara hukum dengan berbagai pihak dalam
produksi yang dikelola, Bertanggung jawab atas produksi, Bertanggung jawab untuk
semua tim yang bekerja pada produksi, Mengkordinasi elemen produksi teknis dan
non teknis.
produser tidak lepas dari segala rincian shooting schedule, working schedule, dan
breakdown budget. Dan yang dibutuhkan dalam produksi, maka produser berusaha
semaksimal mewujudkan keinginan para tim demi kelancaran proses penciptaan
karya ini, dan tetap dibawah pengawasan produser.
b. Konsep Produksi
Seorang Produksi mensiasati segala pengeluaran biaya dan mengawasi kinerja para
tim demi kelancaran pada saat produksi pembuatan film dokumenter ini. Produser
selalu meminta agar tim untuk semaksimal mungkin dalam proses produksi film
dokumenter ini.
Dalam pembuatan karya dokumenter ini harus memiliki segala kelengkapan dan
persyaratan, baik dari kampus maupun dari pihak terkait seperti yang mengelola
Gedung Grand Theater Senen ini. Untuk itu produser semaksimal mungkin harus
bisa mendapatkan izin tersebut dalam kelancaran proses penciptaan karya ini.
3.1.6. Kendala Produksi Dan Solusinya
Dalam proses penciptaan karya, pasti mengalami segala kendala – kendala
yang membuat proses tidak berjalan dengan sesuai keinginan. Maka dari itu,
produser dan segenap tim harus memikirkan segala solusi agar bisa menanggulangi
kendala yang dihadapi dan dengan bagaimana solusinya.
Dan ada beberapa kendala yang penulis hadapi saat produksi :
1. Pada saat hari H syuting informan tidak ada di tempat dan tidak bisa di
hubungi.
2. Solusinya : kami se tim menungu sampai beberapa jam menunggu
informan kembali
Solusinya : kita take ulang kembali
4. Pada saat pengambilan stock shot kameramen tiba – tiba sakit ingin
pingsan.
menggantikannya.
19
Durasi : 15 Menit Penulis Naskah : Alifah Putri C
N
O
TAHAP
AKTIVITAS
1
PRA
PRODUK
Pembentukan
Kelompok
X
Durasi : 15 Menit Penulis Naskah: Alifah Putri C
NO Item Unit Rate Amount Notes
Pra Produksi
2 Buku 3 Rp.
@450.00
0
Rp.
900.000
@100.00
0
Rp.
200.000
@20.000
0
250.000
10 orang
orang x
@35.000
Total : Rp.
20 Beli tempat dvd 2 x @
5000
@5000
@20.000
Total :
Rp.340.000
25
NO
1 Minggu, 12 Mei 2019 11.30 – 12.00 WIB Berkumpul dan
Menyiapkan alat – alat
12.00 – 12.15 WIB
Theater Senen
Luar Grand Theater Senen
Keadaan depan Studio
Bisokop dan tempat
Bambu dan mesin ATM
Salat
27
Dalam Studio Bioskop
Grand Theater Senen
Poster – poster film dan
pernah ditayangkan di
Grand Theater Senen
alat – alat untuk siap
Menyiapkan alat – alat
14.15 – 15.30 WIB Mengambil Stock Shot Di
Dalam ruang Pemutaran
Film / Ruang Proyeksi
alat – alat untuk pulang
Durasi : 15 Menit Penulis Naskah: Alifah Putri C
NO NAMA ALAT SERI JUMLAH KETERANGAN
1 Kamera Sony 1 Sewa
2 Charger Sony 1 Sewa
3 Tripot 1 Sewa
inch
8 Kabel Listrik 2 Milik Sendiri
9 Hardisk 1 Milik Sendiri
10 Laptop ASUS 1 Milik Sendiri
11 Kamera Canon EOS
29
Durasi : 15 Menit Penulis Naskah: Alifah Putri C
NO NAMA NARASUMBER
PROFESI LOKASI KONTAK
Theater Senen
Seorang sutradara dapat mengkordinasi segala anasir pementasan, sejak latihan di
mulai sampai dengan film selesai. Sutradara mempunyai tugas sentral yang berat
dalam menjalankan film. Tidak hanya acting para pemain yang harus di urusnya.
Tetapi juga kebutuhan yang berhubungan artistik dan teknis. Musik yang bagaimana
di butuhkan, pentas seperti apa yang harus di atur, penyinaran, tata rias, kostum dan
sebagainya. Semuanya di atur atas persetujuan sutradara. Sebab itu sutradara harus
menguasai hal-hal yang berhubungan dengan segi artistik dan segi teknis film.
Sutradara perlu memiliki techical know how tentang bidang teknik dan artistik film.
(Prof.Dr Herman J.Waluyo, 2016:36)
Tentunya seorang sutradara mempunyai peranan yang sangat penting dan
tanggung jawab yang sangat besar terhadap berjalan nya sebuah produksi , tegas ,
cepat tanggap serta mempunyai kebijakan yang luas merupakan hal yang harus ada
pada seorang sutradara.
Selain itu seorang sutradara harus menterjemahkan sebuah naskah dalam bentuk
visual. Kesiapan mental dari sutradara dalam mengarahkan tim saat produksi kelak
menjadi hal yang tidak boleh dilewatkan, dengan alasan bahwa keadaan dari situasi
medan produksi dan juga keadaanya yang terkadang tidak terduga.
3.2.1. Pra Produksi
Pada saat produksi sutradara melakukan analisa naskah yang menyangkut isi
cerita, dan penyajian informasi dan semua hal yang berhubungan dengan estetika dan
31
tujuan artistic di dalam film dokumenter tersebut. Dalam pencarian sebuah ide untuk
synopsis, harus memperhitungkan beberapa hal ini :
1. Survey Lokasi
2. Mempersiapkan Narasumber
3. Mempersiapkan Alat
Memeriksa harga dan ketersediaan barang
Dan mengambil barang saat produksi
4. Mengembangkan Naskah
Mempersiapkan stock shoot
Karena itu saat pra produksi, sutradara dokumenter sudah harus memiliki ide dan
narrative/naratif konsep yang jelas mengenai apa yang akan disampaikan dan
menyampaikan secara logis dan mampu memberi emosi dramatic. Pada final pra
produksi seorang sutradara melakukan diskusi atau evaluasi bersama kru produksi
untuk persiapan shooting.
Pendekatan dalam pembuatan dokumenter secara garis besar ada dua macam,
yakni essay dan narative dan? hal ini akan menyangkut pada masalah bagaimana
dokumenter menyampaikan pesan. Dengan pendekatan esai dokumentator
mempresentasikan realita menggunakan penutur narasi ini disebut narator.
Penjelasan mengenai suatu hal dijelaskan dengan naskah yang dibacakan secara
voice over oleh narator atau langsung narasumber.
3.2.2 Produksi
mampu menghayati naskah drama dengan kecakapan dan imajinasi nya. Sutradara
haruslah mampu menangkap pesan dan tema naskah tersebut: nada dan suasana
drama secara menyeluruh juga harus di hayati dengan baik, sebab itu. Setelah
membaca secara mendalam dan pahamakan naskah drama tersebut (Prof.Dr Herman
J Waluyo, 2016:100)
Pada tahap produksi ini juga di butuhan kemampuan komunikasi yang baik dari
seorang sutradara, karena dengan modal tersebut sutradara dapat menggali informasi
dari subjek agar sutradara memahami cara bicara yang akan dilakukan bersama
narasumber, sutradara di anggap bertanggung jawab serta tegas dalam mengambil
keputusan, tak berarti sutradara harus selalu menolak setiap penadapat rekan
kerjanya.
juga mampu mengadaptasi karakteratau sifat subjek nya.
33
3.2.3 Pasca Produksi
Pasca produksi setelah melewati 2 tahap sebelum nya (pra produksi dan
produksi) dan sekarang saat nya masuk ke tahap pra produksi. Pada tahap ini, materi
materi yang sudah diambil pada saat produksi akan masuk ke tahap tahap berikut :
1. Editing
Setiap kegiatan pasti melalui beberapa tahapan yang sudah ditentukan. Seperti
dalam memproduksi sebuah program acara dokumenter profil ini yang harus selalu
melalui tahapan pra produksi, produksi dan pasca produksi. Tahapan-tahapan
tersebut dilakukan oleh pembuat karya dan tim agar suatu program televisi dapat
berjalan dengan lancar danb baik sesuai dengan prosedur saat dioperasikan.
Demikian juga halnya seperti proses editing.
Editing adalah proses menggabungkan, menyusun serta merangkai ulang
sebuah gambar yang dihasilkan oleh proses shooting menjadi sebuah urutan cerita
yang sesuai alur pada skenario dan menghasilkan sebuah cerita baru dengan
menambahkan suara, efek, maupun tulisan agar cerita yang dibuat mudah dimengerti
dan dinikmati pemirsa. Sebuah program televisi yang diproduksi baik di dalam
sebuah ruangan maupun diluar ruangan harus melalui proses editing yang baik. Hasil
shooting tersebut harus diolah terlebih dahulu dan dijadikan menjadi sebuah
rangkaian yang mempunyai alur cerita yang sesuai dengan tujuan atau topik alur
yang berkaitan. Editing terbagi kedalam dua macam yakni :
• Editing Linier Editing Linier merupakan proses editing yang menggunakan sistem
perekam / penyusunan gambar secara berurutan (linier), jadi urutan gambar-gambar
34
yang diinginkan sesuai dengan urutan pada naskah atau story board yang disusun.
Mulai dari tahap yang awal sampai tahap yang paling akhir harus di urutkan secara
pas. Ada dua jenis konfigurasi linear editing yang banyak digunakan yaitu simple
editing dan A/B roll editing. (Andi Fachrudin : 397 – 398)
Linier pada dasarnya adalah memilih gambar dari satu tape dan menyalin
gambar tersebut kedalam urutan tertentu ke tape lain. Prinsip operasional dari editing
ini adalah menyalin. Rekaman yang sudah diambil bekerja pada prinsip dasar yang
sama, satu atau beberapa VTR memutar secara berulang kali bagianbagian rekaman
itu dengan rekaman asli, dan VTR lain mencatat pada pita sendiri bahan yang dipilih
dari rekaman asli.( Zettl, : 287 – 288) .
• Editing Nonlinier Editing Nonlinier adalah dimana kita dapat dengan mudah
memindahkan, menghapus serta menduplikasi data-data. Nonlinier editing
merupakan proses penyusunan gambar yang dilakukan secara tidak berurutan
(random/acak), penyusunan gambar ini bisa dimulai dari pertengahan suatu program
acara, kemudian awal dari suatu program acara tersebut dan seterusnya hingga
program acara tersebut selesai.(Andi Fachrudin,: 421)
Semua sistem editing nonlinear pada dasarnya, komputer yang menyimpan video
digital dan informasi audio pada hardrive berkapasitas tinggi. Selain computer dan
hardrive berkapasitas tinggi, atau perangkat digital yang memegang rekaman asli
(hardrive eksternal atau server), sebuah audio mixer kecil , monitor besar yang
menampilkan preview editing , dan monitor kedua yang menampilkan urutan untuk
diedit.(Zettl, : 297)
2. Sound
Suara suara yang awalnya direkam pada saat produksi mulai edit dan
dikembangkan kualitasnya. Musique atau lagu yang diperlukan dibuat dan
diaransemen sesuai kebutuhan film. Efek suara seperti backsound yang di pakai
untuk menambah kesan supaya terdengar lebih dramatis
Penambahan suara ini disebut foleyatau dubbing. Dengan suara ini biasanya disebut
istilah
3. Color grading
maka semua gambar tersebut akan masuk ke tahap color grading agar
menyamakan look film yang sudah dipikirkan dari awal. Antara satu shot dengan
shot lain nya akan dikoreksi warna nya, hal ini karena shot satu dengan shot lain nya
memiliki komposisi warna yang berbeda yang mungkin diakibatkan oleh proses
pengambilan gambar dengan kamera yang berbeda atau dengan intensitas cahaya
yang berbeda pula
film – film dokumenter biasanya berwarna abu abu atau orange mengguanakan
warna warna bernuansa lama. Menambahkan kesan tua pada documenter tersebut.
jika semua bagian sudah selesai sound dan color grading. Maka film yang di
produksi sudah siap dianggap selesai siap untuk di distribusikan.
36
Arti dari pementasan / drama mengapa konstruksi sutradara harus disusun demikian
Mengerti setiap karakter dan juga peran nya di dalam pementasan,
maka sutradara harus menentukan karakter fisik kualitas yang
dominan, tingkat emosi dan tingkat kualifikasi vokal yang
dibutuhkan, kostum dan peralatan lampu yang sesuai
Mengerti bagaimana scene yang di butuhkan, kostum dan
peralatan lampu yang sesui
gambaran lingkungan dan juga gambara audience yang akan
menyaksikan,
dipahami penonton
pementasan sehingga suasana hakiki dapat dihayati
Mampu menghadirkan image visual atau image kunci dengan
dekorasi yang menggambarkan suasana yang sesuai ( Menurut
Buku Prof. Dr. Herman J.waluyo – hallaman 100)
Bertugas mengarahkan bakat dan teknis operasional. Intinya
bertanggung jawab untuk mengubah naskah ke dalam video yang
efektif dalam bentuk pesan audio visual
37
Dalam film dokumenter “Tertinggal Zaman” adalah menggangkat sebuah bioskop
tua pada tahun kejayaan 80’na yang berada di pusat kota tepat nya di daerah Senen,
jakarta pusat. Keunikan dari mesjid tersebut adalah mereça mempunya ruangan VIP
tersembunya untuk para kolonial Belanda pada jaman nya. Serta bioskop itu pun
masih sanggup berdiri hingga tahun 2016 awal tahun dengan menggunakan
proyektor kuna dan masih menggunakan rol film. Sehingga masih terdengar sedikit
berisik saat film nya di putar. Di dalam bioskop tersebut tidak menggunakan AC (air
conditioner) melaikan masih menggunakan kipas angin di tengah dalam bioskop.
Cara penyajian film bioskop dan warna film dokumenter ini terkesan klasik dan
menyuguhkan gambar – gambar yang variatif, menarik dan alur cerita yang mudah
dipahami, yaitu menggunakan alur tayangan yang di kemas dengan gaya dan bentuk
tutur dokumenter pada dasarnya.
Penyajian film ini menggunakan konsep story telling yang menggunakan suatu
tokoh sebagai narasumber yang menceritakan bagaimana ia sampai sekarang berkerja
dan merawat grand theater senen itu sampai sekarang
Film dokumenter ini menitik beratkan pada penyampaian cerita oleh story teller
dan viariasi gambar untuk lebih memudahkan serta menarik penonton untuk
memahami tayangan ini. Untuk lebih meyakinkan penonton agar tidak bosan. Tujuan
akhir dari tayangan film documenter dari segi penyutradaraan yaitu memberikan
tayangan nostalgia serta arsitektur grand theater yang di lengkapi voice over dari
38
bapak tersebut. Agar suatu saat dapat melestarikan bioskop grand theater dan
memahami sejarah pemutaran film terdahulu.
B. Konsep Produksi
Sutradara membuat film dokumenter ini sarana untuk merefleksikan peristiwa
kedalam media. Dalam pengarapan nya, jadi film dokumenter ini ibarat sebuah
cermin dari realistis tema yang akan diangkat . implikasi dari hal ini, tentu tidak ada
narasi khusus. Dengan demikian terbuka lebar ruang kebebasan bagi penonton untuk
mengembangkan interpretasi dan penafsiran sendiri.
C. Konsep Teknis
adanyamotivasi, jadi bukan sekedar kreatifitas eksperimental belaka. Minimal
Sutradara harus memahami makna dan tujuan dari metode dasar seperti:
39
3.2.6. Kendala Produksi dan Solusinya
Tidak ada produksi yang tidak mengalami masalah. Setiap produksi pasti ada saja
masalah entah itu dari crew ataupun dari perlengkapan shooting.
a. Kendala
Mengapa ini saya tempatkan di urutan pertama? Semata-mata karena faktor
SDM adalah faktor yang sangat krusial (penting). Tanpa adanya SDM yang
berkompeten, sebuah film tak akan jadi baik, bahkan tak bermakna. Karena
nAh production hanya terdiri dari 4 orang. 3 perempuan , dan 1 laki laki,
menyulitkan kami untuk membawa alat alat yang begitu banyak.
2. Pengaturan jadwal shooting
Sekilas masalah ini sepele. Namun ketika kita melibatkan banyak personel,
baik kru, talent dan pihak-pihak lain, pengaturan jadwal menjadi persoalan
yang cukup berarti (significant). Karena setiap personel mempunyai
kepentingan masing-masing yang kadang-kadang sulit untuk disinkronkan.
Apalagi menyangkut artist atau talent yang sangat sibuk.
3. Terlalu banyak sampah saat di lokasi shooting
Masalah ini cukup mengganggu unutk pengambilan gambar karena tidak
enak di lihat. Karena gedung lama sudah tidak di urus sehingga banyak nya
bangkai mesin ATM yang menutupi sebagian dari shoot.
40
SOLUSI
1 .Untuk kendala sumber daya manusia. Kita mempunyai solusi yaitu ada salah
satu crew yaitu Heri saputra yang double job. Heri mengambil Camera
Person dan Editor. Jadi masalah terpecahkan dengan adanya system double
job.
2 Untuk pengaturan jadwal shooting yang kita pakai 2 hari pada di hari bulan
puasa kami memilih system voting. Hari yang paling banyak terpilih maka
kita pilih.
3 Saat lokasi shooting banyak nya sampah sangat menggagu shooting. Jadi kita
membersihkan sedikit sampah. Dan milialh shoot yang kita pakai untuk.
41
Durasi : 15 Menit Penulis Naskah : Alifah Putri C
DIRECTIO
N
dari
proyektor
Sound
ambience
Durasi : 15 Menit Penulis Naskah : Alifah Putri C
No Pertanyaan Keterangan Durasi Audio
1 Siapa nama
bagian
kebersihan,fortir,pengantar,yang
seorang proyeksionis itu dari
kakek saya.Kakek saya keluar
proyeksionis itu semenjak kakek
saya mulai memegang proyektor
mesin analog untuk memutar
mulai sore sampai malam.
kami dibioskop tersebut mulai
mulai lagi berkecimpung lagi di
bioskop Garut itu dipindahkan di
bioskop Intan Garut.
4 Awal mula bapak Tapi saya punya inisiatif dan 29
49
menjadi
di bioskop.Akhirnya saya
Grand Senen ini.Coba saya
tidur disini saya langsung
memegang proyektor karna saya
dari pengalaman juga dari
berkecimpung lagi didunia
sebagai operator.Saya merasa
mendapatkan cinta lagi dari
bekerja sampai akhir daripada
Senen akhirnya tutup
ditambah dengan film yang
memproduksi jadi bioskop ini
51
8
yang ….. ya maklumlah dengan
bersyukur saja karna orang-orang
Tanggerang orang-orang Bogor
merantau otomatis saya tetep
6 detik
gedung 5 studio grand 1,grand
2,Mulya Agung 1,2,3.Waktu saya
gedung dan 5 film berarti.Tahun
ke tahun akhirnya berubah
sampai 2 gedung Mulya
sampai tutup berakhir juga
biasa aja .Sekitar tahun 2005
2008 disini juga saya itu masalah
penonton itu biasa-biasa saja
35
detik
53
hanya operasi dan aktif di 2
studio saja
mulai dari jam 1 siang itu extra
show dengan pemutaran 1 film
jam 1 siang.Mulai jam 15.00 jam
3 jam 5 dan yang terakhir jam 9
dan ada pertunjukan midnight
malam minggu.
film nasional 1 dan film
mandarin lama satu
akhirnya kan tutup.pabrik
yang kami putarkan berarti itu
berhenti saja ya
otomatis.penonton berkurang dan
perusahaan ini memutuskan
daripada peminat penonton
namanya juga zaman lah dan
akhirnya saya berenti tidak sama
bos saya akhirnya saya tetep
disini menjaga dan merawat
kebersihan daripada gedung ini
takut ada apa-apa gitulah
apa-apalah hanya tugasnya
di gedung ini.
17 Apa yang
mesti kemana lagi saya hanya
untuk bertahan saja hidup karna
kerja atau engga kerja yang
penting saya dapat kerja juga tapi
kemana lagi ya saya ikuti sja
20
detik
56
ya saya tutup aja karna ini sudah
jaman berubah tapi bioskop
tutu karna menggunakan mesin
31
detik
tahun 2016 ini ya otomatis
perusahan ini ya dikelola oleh
anak-anak bos saya sementarakan
menitip barang-barang seperti
banyak pengalaman juga dan
merupakan sebuah rezeki juga
saya bersyukur yang penting
teruslah berkarya berkarya dan
sebuah tontonan bahkan sebuah
tuntunan untuk generasi ke
generasi terus.Maju terus film
Keatif (Creative) adalah istilah yang digunakan pada produksi siaran televisi,
yaitu orang yang bertugas mencari ide, mengumpulkan fakta dan daya ,menuangkan
dalam bentuk konsep naskah, rundown, dan mendampingi pengisi acara dalam
pelaksanaan produksi. Kreatif sebenarnya adalah penulis naskah (script writer) yang
bertugas menuangkan pikiran dan perasaannya dalam bentuk tulisan.Dalam produksi
ide dituangkan dalam bentuk rundown merupakan susunan isi dan alur cerita dari
progam siaran yang dibatasi oleh durasi dan segmentasi.Seorang penulis naskah
dituntut memiliki kepekaan kreatifitas yang harus dibekali pengetahuan jurnalistik,
dengan kemampuan menulis yang baik. Terpenting adalah harus pandai
mempersentasi ide-ide pikirannya.Penulis naskah adalah orang “cerewet” dalam
memberikan masukan teguh pada pendirian tetapi tidak keras kepala,karena dialah
motor kreatifitas suatu program.Seorang penulis naskah harus mengetahui
perkembangan teknologi industri televise dan kegunaanya.Karena ide yang biasa bisa
menjadi luar biasa (Rusman Latief, 2018:128 ).
Berdasarkan definisi tersebut,penulis naskah dapat menyimpulkan bahwa
penulis naskah adalah seseorang yang mencari,mengumpulkan dan mengolah materi
dengan riset kelapangan dan membuat bahan sampai siap untuk dinuat
naskah.Berikut ini adalah tahap-tahap kerja penulis naskah dari pra produksi hingga
pasca produksi.
3.3.1.Pra Produksi
menonton acara documenter televisi lalu kelompok berkumpul untuk memilih atau
menentukan crew sebelum melanjutkan proses selanjutnya.Melakukan riset awal
terkait ide dan konsep program yang hendak dibuat,menulis hasil riset menjadi
naskah dalam berbagai bentuknya,melakukan brain storming naskah dengan produser
dan sutradara,melakukan revisi sesuai dengan brain stroming atau bisajadi revisi saat
dilapangan (I Gede Joni Suhartawan,2018:143).Riset sangat dibutuh kan sebelum
melakukan produksi dilakukan.Setelah melakukan riset kemudian penulis naskah
menulis konsep lalu penulis naskah mencari bahan dari berbagai macam sumber
untuk dijadikan sebuah tulisan yang akan dijadikan data visual,setelah semua data
yang sudah di kumpulkan sudah lengkap,penulis naskah kemudian membuat Term Of
Reference (T.O.R) dan menentukan masalah,focus dan angel yang akan diambil dan
kemudian akan dibedah bersama dengan produser dan sutradara bersama-sama
menilai apakah naskah layak untuk dijadikan film,lalu bersamasama memberikan
masukan kepada penulis naskah apa yang harus dicantumkan lagi dalam konsep
60
membuat pertanyaan untuk narasumber yang dituju.Lalu penulis naskah membuat
treatment dan narasi untuk mempermudah sutradara ketika sedang dalam proses
shooting agar mempunyai gambaran yang baik.
a.Ide cerita
Ide cerita dalam pembuatan film dokumenter bias disebut asumsi awal dari
pembuatan film tersebut.Dari ide cerita si penulis harus bias mengembangkan supaya
menjadi film yang menarik dan tidak membosankan.Ide merupakan asumsi awal dari
sebuah gejala atau fenomena social atau alam yang merupakan hasil dari pengamatan
yang pernah dilakukan oleh pembuat film. .Ide diawal juga harus difikirkan matang-
matang dan solid supaya tidak berubah pada tahapan berikutnya
b.Treatment
pendekatan dari keseluruhan isi cerita.Treatment bisa disebut juga gambaran singkat
yang akan di produksi.Treatment dalam film dokumenter bisa disebut skenario
kasar.Fungsi utama treatment bisa disebut juga dengan gambaran singkat film yang
akan di produksi.Treatment dalam produksi film dokumenter biasa dibuat dalam
bentuk naskah atau bisa disebut scenario kasar.Didalam treatment tidak dapat shot,isi
wawancara,posisi kamera.
3.3.2. Produksi
Di dalam produksi seseorang penulis naskah documenter juga bisa menjadi
reporter untuk membantu sutradara.Ketika shooting script sudah selesai
dibuat,berarti pelaksanaan shooting sudah bisa dilakukan (Supriyadi,
2014:54).Dalam tahap ini penulis naskah yang berperan sebagai sutradara dan editor
menyiapkan semua kebutuhan shot ketika sedang melakukan sesi
wawancara,sebelum melakukan proses shooting penulis naskah mengadakan briefing
dengan produser yang berperan sebagai kamera person.Sebelum proses wawancara
penulis naskah juga melakukan pendekatan dengan nara sumber,penulis naskah juga
mengimprovisasi pertanyaan diberikan untuk narasumber. Dalam melakukan proses
wawancara baiknya perhatikan dan mengatur posisi narasumber dan latar belakang
narasumber.Tentukan posisi pada saat wawancara seperti menghadap langsung
kekamera,posisi kesamping tidak menatap langsung kearah kamera,atau berhadap-
hadapan lebih memberikan kesan ada konfrontasi.
61
Setelah melalui tahap produksi,seorang penulis naskah bukan berarti tugas
dan tanggung jawabnya sudh selesai.Proses penyusunan gambar menjadi sebuah
cerita yang padu dan berkesinambung sesuai konsep naskah (I Gede Joni
Suhartawan,2018:93).Penulis naskah mengerjakan transkip wawancara dari setiap
masing-masing narasumber dikarenakan film akan menjadi hidup jika mampu
menempatkan statement secara baik dan fungsional,merapikan narasi agar narasi bias
lebih singkat dan jelas,karena dikelompok ini penulis naskah berperan sebagai
sutradara dan editor,penulis naskah juga menyesuaikan narasi dengan gambar dalam
proses editing agar gambar dan narasi sesuai dengan gambar yang akan di pilih.
3.3.4.Peran dan Tanggung Jawab Penulis Naskah
Seorang penulis naskah adalah mengumpulkan,mencari dan menyusun data
dari hasil risetnya agar bisa membuat naskah dokumenter yang berisi pesan moril
atau pesan lain yang ingin disampaikan dalam film. Dalam sebuah produksi penulis
naskah berperan penting dalam membuat tulisan,agar tulisan yang dibuatnya sampai
dan dapat di mengerti oleh penonton,penulis naskah juga harus mengerti dengan
lingkungan yang dijadikan sebuah projek tulisannya agar mudah mendapatkan data
yang valid dan dapat membuat pertanyaan yang tidak memancing emosi dan
menyinggung perasaan narasumber.Sebagai penulis naskah sekaligus reporter pada
produksi film documenter ini penulis naskah harus dituntut untuk memiliki
kemampuan menghimpun data dan merangkainya,disisi lain reporter harus memiliki
kemampuan mendapatkan jawaban dari narasumber sesuai dengan yang
diharapkan,supaya film ini mampu bercerita berdasarkan fakta yang ada.
a.Sebagai reporter
permasalahan,focus,angel dan pertanyaan
-mencari jawaban atau list pertanyaan kepada narasumber atau informasi yang
mendukung
b.Sebagai penulis naskah
-mencatat hasil wawancara
-membuat outline
-membaca kembali hasil transkip wawancara,untuk kemudian dipilih mana yang bias
dimuat kedalam outline.
3.3.5.Proses Penciptaan Karya
Awalnya masing-masing dari kami memberikan ide nya,dan saat bimbingan
tema kami diberi masukan.Team kami memutuskan untuk mengangkat tentang
bioskop lama yang sudah tua dan tidak terpakai lagi.Akhirnya kami melakukan riset
ke lokasi dan bertemu penjaga bioskop tersebut yang dulunya bekerja dibioskop
itu.Dari hasil riset tersebut kemudian penulis naskah merumuskan
focus,permasalahan,angel,dan sumber pertanyaan yang kemudian akan dijadikan
TOR untuk sebagai acuan saat produksi.Kekuatan dari film ini adalah dari riset yang
dilakukan dilapangan dan pengumpulan data-data yang diambil baik melalui meia
internet dan bukuHasil dari perumusan ini kemudian penulis bersama produser
berdiskusi kepada pembimbing.
a. Konsep Kreatif
memberika kepada produser,dan terbentuklah sebuah judul program “Tertinggal
Zaman” yang membahas bioskop tua yang sudah tersingkirkan seiring berjalan nya
waktu dan dijadikan gudang mesin ATM ( Automatic Teller Machine)
b.Konsep Produksi
bahan,menyatukan dan mencari bahan mengenai bioskop tua tersebut untuk
dijadikan TOR yang akan di lihat oleh sutradara.Dalam prosesnya produksi
dilapangan penulis merangkap sebagai reporter dalam karya dokumenter
ini,sehingga penulis melakukan pendekatan kembali kepada narasumber,supaya
proses wawancara tidak kaku dan berjalan seperti yang diharapkan.Pada saat
wawancara penulis menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh narasumber.
c.Konsep Teknis
melihat pertanyaan bersama sutradara untuk berdiskusi mencangkup komposisi
gambar saat melakukan wawancara,seperti melakukan lokasi wawancara serta posisi
saat wawancara.
Didalam produksi kelompok kami tidak banyak mengalami kendala yang
berarti di karenakan kesadaran anggota kelompok masing-masing.Kendala paling
dari yang kecil-kecil :
1. Saat meminta izin untuk riset ke Bioskop Theater Senen kami tidak bertemu
dengan orang yang dulu penah bekerja disitu melainkan satpam yang ada di
basemant.Alhamdullilah setelah lama menunggu kami bisa bertemu dengan
sang proyeksionis yang dulu pernah bekerja di Bioskop Theater Senen
tersebut
2. Pada saat ingin menelpon sang proyeksionis ternyata nomer nya salah,dan
akhirnya kami datang kembali kelokasi untuk meminta nomer sang
proyekisonis untuk menentukan hari saat shooting.
3. Hari H saat shooting kami kebingungan untuk menaruh alat-alat shooting
dimana,karna lokasinya dipinggir jalan raya,setelah itu sang proyeksionis
menyarankan untuk menaruh didalam bioskop.
4. Saat wawancara harus re-take karena hp sang proyeksionis belom di silent
jadi harus mengulang-ngulang.
5. Suara bising kendaraan dari luar gedung karena lokasi berada dipinggir jalan
raya juga membuat kami kesusahan saat wawancara,akhirnya kami menutup
ruangan saat wawancara supaya suara dari luar tidak terdengar.
64
Grand Theater Senen adalah bioskop pertama yang berdiri di Jakarta.Bioskop
ini sangat gaul bagi anak muda saat itu.
Semenjak berjalannya waktu dan teknologi munculah bioskop-bioskop
modern seperti XXI dan munculnya VCD yang membuat minat para penonton
berkurang untuk menonton di Grand Theater.Sekarang tempat ini sudah tidak
terpakai lagi dan tidak terawatt karna dengan berkurangnya penonton membuat
bioskop ini susah untuk membeli film baru.Sekarang hanya dijadikan lahan untuk
penyimpanan mesin ATM yang sudah tidak terpakai.
Dahulu bioskop ini sering memasang film erotis untuk menarik para
penonton padahal film yang diputar beda dengan poster yang dipasang. Dari yang
dulunya ramai dengan pengunjung sampai tutup bioskop ini tetap menjadi kenangan
dan akan menyusul bioskop jadul lainnya yang sudahdiratakan.
Fokus
Angle
sudah tidak terpakai lagi.
beliau ingin menjadi seorang proyeksionis.
a. Establish suasana sekitar Grand Theater
b. Establish suasana Grand Theater zaman sekarang
c. Narasumber memperkenalkan diri
SEGMENT 2 : Menjelaskan mengenai bioskop Grand Theater pada zaman
dahulu.
b. Establish tangga menuju ruangan pemutaran film
c. Video prokesionis dan proyektor saat ingin dinyalakan
d. Insert shoot film jadul (Cortesy of Youtube)
SEGMENT 3 : Mengapa Grand senen ditutup. Membahas bagaimana dia
menjalan bioskop itu sendiri dan dia menjelaskan menjadi
bagian Grand Theater adalah hal berharga bagi dia
a. Cara Proyeksionis menayangkan film
66
d. Shoot seluruh gedung dengan keadaan sekarang
e. Establish parkiran
terrpakai lagi
film jadul.
Durasi : 15 Menit Penulis Naskah : Alifah Putri C
No VIDEO AUDIO
gedung bioskop
Music instrument
Ditengah keramaian pusat kota Jakarta
yang padat akan aktifitas tanpa
henti,terdapat suatu tempat yang
diabaikan dari pandangan masyarakat
sekarang,namun pada masa sebelumnya
masyarakat Indonesia.Tidak lain tidak
pandangan masyarakat sekarang yaitu
dijalan Senen Jakarta Pusat.
4
itu tahun 1995 mulai dari kerja bagian
kebersihan,fortir,pengantar,yang disebut
yang bagian daripada seorang
saya keluar saya otomatis masuk ke
dunia proyeksionis itu semenjak kakek
saya keluar karna sudah tua,disitu saya
mulai memegang proyektor mesin
68
malam.
5
6 Gambar ruangan mesin ATM
bekas,ruangan mesin proyektor.
dibioskop tersebut mulai tutup sekitar
tahun 1999 dan saya mulai lagi
berkecimpung lagi di bioskop Garut itu
dipindahkan di bioskop Intan Garut.
7 Gambar proyeksionis,ruangan mesin
bioskop.Akhirnya saya memberanikan
yang ada di Grand Senen ini.Coba saya
melamar ya alhamdullilah akhirnya saya
keterima langsung dan langsung saya
bekerja disini tempat tinggal juga saya
disini tidur disini saya langsung
memegang proyektor karna saya dari
pengalaman juga dari seorang
9 Gambar jam pertunjukan,gambar
saya bersyukur disitu ya dimana lagilah
saya bekerja sebagai operator.Saya
dari mesin itu
sampai akhir daripada tahun 2016 itu
perusahaan Grand Senen akhirnya tutup
11 Gambar ruangan didepan studio Music instrument
69
bioskop itu sekarang mulai sepi apalagi
ditambah dengan film yang namanya
film seluit itu sudah tidak lagi
memproduksi jadi bioskop ini sengaja
ditutup saja.
dari jam 1 siang itu extra show dengan
pemutaran 1 film jam 1 siang.Mulai jam
15.00 jam 3 jam 5 dan yang terakhir jam
9 dan ada pertunjukan midnight show
itu mulai jam 11 setiap malam minggu.
13 Insert shoot film jadul Courtesy of youtube
14 Gambar proyeksionis Kami putar film itu terakhir itu film
nasional 1 dan film mandarin lama satu
15 Insert shoot film jadul Courtesy of youtube
16 Gambar proyeksionis,
Proyeksionis memutar film
namanya seluit itu sudah tidak ada lagi
produksi karna kami pakai itu film-film
seluit dan akhirnya kan tutup.pabrik
daripada film seluit itu tutup dan film
yang kami putarkan berarti itu berhenti
saja ya otomatis penontonpun berkurang
dan akhirnya perusahaan ini
17 Gambar mesin proyektor Music instrument
18 Gambar proyeksionis,
daripada peminat penonton bioskop itu
dari kalangan menengah kebawah itu
sudah hilang.aura daripada bioskop dan
seluit itu sudah tidak ada itu menurut
saya sedih sih tapi ya namanya juga
zaman lah dan akhirnya saya berenti
tidak sama bos saya akhirnya saya tetep
disini menjaga dan merawat kebersihan
daripada gedung ini takut ada apa-apa
gitulah ibaratnya mesin mati ataupun
ada apa-apalah hanya tugasnya sekarang
saya merawat yang ada di gedung ini.
19 Gambar tempat menaruh poster Music instrument
20 Gambar proyeksionis Ya menurut saya pribadi saya ya mesti
kemana lagi saya hanya untuk bertahan
saja hidup karna kerja atau engga kerja
70
mana gitu.
22 Gambar proyeksionis,parkiran,depan
bertanya tanya kenapa ini tutup ya saya
tutup aja karna ini sudah jaman berubah
tapi bioskop masih ada.Karna bioskop
ini di tutu karna menggunakan mesin
analog dan film siluet
dikelola oleh anak-anak bos saya
sementarakan anak-anak bos itupunya
perusahaan mereka akhirnya mereka
barang-barang seperti mesin
bioskop grand ini ya cukup bahagia
meskipun suka duka nya banyak
pengalaman juga dan merupakan sebuah
rezeki juga karna sebuah pekerjaan itu
adalah sebuah rezeki dari yang diatas
saya bersyukur yang penting badan
sehat
25 Gambar proyeksionis dan proyektor, Pesan untuk daripada sebuah film untuk
film Indonesia maju terus teruslah
berkarya berkarya dan berkarya karna
film adalah sebuah tontonan bahkan
sebuah tuntunan untuk generasi ke
generasi terus.Maju terus film
26 Gambar mesin proyeksionis Hingga saat ini pak dani selaku
proyeksionis tetap menempati gedung
bioskop Grand Mulya.Beliau selalu
daripada bentuk gedung bioskop
beraktifitas seperti dulu
Suasana siang dengan ramainya kota Jakarta terdapat Bioskop tua yang
sudah tidak terpakai dan sudah tidak berfungsi lagi dipersimpangan Senen,Jakarta
Pusat yang bernama Grand Theater Senen.Dahulu bioskop ini menayangkan film-
film yang hitz pada zamannya.Setiap ada film baru pasti bioskop ini ramai dengan
anak-anak muda karna harganya yang murah dan satu-satunnya tempat hiburan di
Ibu Kota Jakarta.
Semenjak tahun 90an Grand Theater Senen semakin kehilangan penonton dan
bioskop ini tidak dapat menayangkan film-film baru karna pemasukan yang tidak
sesuai.Bermunculan bioskop yang berada di dalam mall dan tempat-tempat
tongkrongan lain yang lebih nyaman akhirnya bioskop senen pun tersingkirkan dan
sampai akhirnya Grand Theater Senen tutup pada tanggal 1 Januari 2017.
Dipintu masuk Grand Theater terdapat seseorang pria tua yang menjual DVD
bernama Dani Mulyana. Dani Mulyana adalah salah satu mantan proyeksionis atau
pemutar roll film dengan proyektor analog di Grand Theater Senen.Terdapat ruangan
bekas kantor gedung bioskop dan sekarang hanya untuk tempat beristirahat Dani
Mulyana sehari-harinya.Diruangan kantor terdapat beberapa poster-poster yang
berserakan dan mesin proyektor tua.
Gedung yang sangat kumuh dan berdebu.Diatas kursi-kursi penonton terdapat
ruangan untuk memutar film yang sudah tidak beroperasi.Terdapat beberapa mesin-
mesin ATM berdebu yang sudah tidak terpakai lagi didepan loket bioskop dan
didalam studio.Didalam studio sekarang sangat gelap tidak ada pencahayaan dan
terdapat beberapa kursi-kursi penonton yang karatan tanpa penyanggah tangan.Pintu
masuk studio juga tampak keropos ,beberapa kayu dan material tampak berserakan
dilantai.Sekarang Grand Theater hanya tinggal kenangan.
72
2.Sejak kapan bapak menjadi proyeksionis?
3.Awal mula bapak menjadi seorang proyeksionis di Grand Theater?
4.Pada tahun berapa bapak kembali ke dunia bioskop? Dan bagaimana perasaan
bapak?
5.Pada sampai tahun berapa bapak berkerja di theater senen? Dan bagaimana bioskop
senen grand theater bias di tutup?
6.Dengan siapa bapak tinggal disini?
7.Siapa pemilik Grand Theater Senen?
8.Ada berapa studio disini?
9.Berapa harga tiket dari buka hingga tutup?
10. Film apa yang diminati banyak orang/banyak penonton?apa yang membuat film
tersebut laris?
12.Film apa yang terakhir diputar?
13.Kenapa Grand Theater di tutup?
14.Apa kesan-kesan bapak saat bioskop ini ditutup?
15.Apa yang membuat bapak bertahan disini sedangkan Grand Theater sudah
ditutup?
16. Apakah saat baru ditutup masih ada orang yang menanyakan bioskop ini?
17. Sejak kapan mesin ATM ada disini?Apa alasan mereka ingin menaruhnya disini?
18. Kesan-kesan bapak selama bapak bekerja di Grand Theater?
19.Pesan bapak untuk film Indonesia?
73
Durasi : 15 Menit Penulis Naskah : Alifah Putri C
NO PERTANYAAN JAWABAN DURASI
Barat.Saya mulai berkecimpung di
dari kerja bagian
kursinya.
00.01.32-
00.02.00
saya akhirnya menggantikan kakek
proyeksionis itu dari kakek
sudah tua,disitu saya mulai
memegang proyektor mesin analog
kami putar dari mulai sore sampai
malam. Namun tahun ke tahun
pekerjaan kami dibioskop tersebut
bioskop Garut itu dipindahkan di
bioskop Intan Garut.
bioskop.Akhirnya saya
ya alhamdullilah akhirnya saya
00.03.14-
00.03.41
74
memegang proyektor karna saya dari
pengalaman juga dari seorang
berkecimpung lagi didunia bioskop
lagilah saya bekerja sebagai
operator.Saya merasa senang sekali
lagi dari bioskop itu dari mesin itu.
00.03.51-
00.04.08
akhirnya tutup Dikarenakan banyak
kendala,situasi dan kondisi serta
dengan film yang namanya seluit itu
sudah tidak lagi memproduksi jadi
bioskop ini sengaja ditutup saja.
00.04.16-
00.05.18
ngumpul makan bareng bersama
orang-orang tersebut disini orang-
orang dari Tanggerang orang-orang
Garut merantau otomatis saya tetep
tinggal disini .
00.06.01
5 studio grand 1,grand 2,Mulya
Agung 1,2,3.Waktu saya kerja sini
yang masih memutar 5 gedung dan 5
film berarti.Tahun ke tahun akhirnya
berubah sampai yang kami
Mulya Agung1,2.
00.06.40-
00.06.50
75
10 Film apa yang
laris engga nya sih biasa-biasa aja
.Sekitar tahun 2005 2008 disini juga
saya itu masalah penonton itu biasa-
biasa saja istilahnyalah.Misalnya
15,30,ya paling banyak 30,50
orang.Nah disitu sampe tahun
akhirnya digabungkan saja hanya
00.07.04-
00.07.38
mulai dari jam 1 siang itu extra show
dengan pemutaran 1 film jam 1
siang.Mulai jam 15.00 jam 3 jam 5
dan yang terakhir jam 9 dan ada
pertunjukan midnight show itu mulai
jam 11 setiap malam minggu.
00.07.49-
00.08.13
nasional 1 dan film mandarin lama
satu
00.08.26-
00.08.33
namanya film seluit itu sudah tidak
ada lagi produksi karna kami pakai
itu film seluit dan akhirnya kan
tutup.Pabrik daripada film seluit itu
tutup dan film yang kami putarkan
berarti itu berhenti saja ya
otomatis.penonton berkurang dan
daripada peminat penonton bioskop
itu sudah hilang.aura daripada
tidak ada itu menurut saya sedih sih
tapi ya namanya juga zaman lah dan
akhirnya saya berenti tidak sama bos
saya akhirnya saya tetep disini
menjaga dan merawat kebersihan
gitulah ibaratnya mesin mati ataupun
00.09.38-
00.10.21
76
gedung ini.
kerja juga tapi kemana lagi ya saya
ikuti sja sampai mana gitu.
00.10.31-
00.10.49
dua bulan beberapa bulan masih ada
aja orang yang bertanya “kenapa ini
tutup?” ya namanya juga orang ya
pastilah bertanya tanya kenapa ini
tutup ya saya tutup aja karna ini
sudah jaman berubah tapi bioskop
masih ada.Karna bioskop ini di tutu
karna menggunakan mesin analog
00.10.56-
00.11.26
saya sementarakan anak-anak bos
itupunya perusahaan mereka akhirnya
menitip barang-barang seperti mesin
ATM,mobil-mobil parkiran itu saja.
bioskop grand ini ya cukup bahagia
meskipun suka duka nya banyak
pengalaman juga dan merupakan
dari yang diatas saya bersyukur yang
penting badan sehat .
teruslah berkarya berkarya dan
tontonan bahkan sebuah tuntunan
terus film Indonesia.
Proses Kerja Camera Person bertanggung jawab pergerakan dan penempatan
kamera dan juga pencahayaan dalam suatu adegan menurut Winsnutama Kusubandio
dkk (2018:134)
Kameraman bisa juga di sebut videographer,videomaker,penata kamera, dan juru
kamera atau biasa dibilang dengan jurkam.Pada hakikatnya,semua memiliki arti yang
sama dalam mengoperasikan kamera film atau video untuk merekam gambar dalam
film,video,maupun media penyimpanan komputer. Kameraman yang bertugas dalam
kapasitas proses produksi film disebut sebagai operator kamera, juru kamera televisi,
juru kamera video, dan videographer.
Shot adalah gambar yang diambil dari kamera yang telah di record dan
mengambil gambar – gambar yang bagus, yang di kombinasi sebagai komposisi
gambar.
akan dibicarakan untuk membuat dokumenter. Pada film yang berjudul “Tertinggal
Zaman”, penulis juga melakukan riset – riset terutama bagi juru kamera yang harus
memahami keadaan dan kondisi objek maupun subjek yang terkadang suka berubah
dan merubah keadaan secara tiba – tiba dari hasil riset sebelumnya.Juru kamera harus
menciptakan hasil gambar yang sangat kreatif, apabila saat riset sebelumnya moment
atau hal yang sering yang tidak terlihat.
78
Tahap Pra Produksi ini adalah merupakan tahap awal dan langkah awal dalam
pembuatan sebuah karya, karena seluruh proses berencana dilakukan di
dalamnya.Dalam tahap ini semua kru harus terlibat, mulai dari seorang
produser,sutradara,penulis naskah, kameramen sehingga dapat menentukan setiap
detailnya rencana kerja yang akan dibuat. Apabila tahap ini tidak di pikirkan matang
– matang akan mengakibatkanya tidak lancarnya dalam produksi
3.4.2. Produksi
penulis mengambil stok shot,Establish dan mengambil shot beautiful yang akan
diberikan oleh editor nantinya. Saat produksi penulis diarahkan oleh sutradara untuk
mengambil gambar yang telah ter konsep saat pra produksi.
3.4.3. Pasca Produksi
kembali hasil gambar bersama sutradara untuk memastikan ada atau tidaknya
kekurangan atau gambar tidak layak saat produksi. Dan ikut serta mendampingi
seorang editor untuk memilih gambar yang layak untuk dimasukan ke dokumenter
tersebut proses pengeditan
Berdiskusi dengan Produser serta Sutradara untuk membahas rangkai
– rangkai gambar yang akan di produksi
Mempelajarin naskah dari penulis naskah
Memilih peralatan kamera yang dibutuhkan
79
ruangan keadaan gelap maupun kekurangan cahaya
Melakukan pengambilan video
Dalam proses produksi film dokumenter penulis yang berjudul Tertinggal
Zaman” Penulis sebagai kamera person bertanggung jawab atas alat – alat kamera
dan beberapa alat pendukungnya, seperti tripod,clip on dan lighting. Penulis
mensetting kembali warna pada kamera dan memeriksa memory penyimpanan
kamera cukup atau tidak untuk digunakan pada saat pengambilan gambar atau shoot.
Setelah pengambilan gambar penulis memindahkan hasil tersebut ke dalam hardisk
external.
Mempelajari sebuah naskah yang telah di terima oleh penulis naskah juga
untuk mempersiapkan mengambil beberapa stok – stok shot yang di perlukan.
3.4.5. Proses Penciptaan Karya
program dokumenter ini secara matang – matang, Agar tidak terjadinya melambatnya
saat produksi nantinya. Seorang penulis untuk menghasilkan karya dokumenter yang
menarik agar dilihat oleh para penonton. Penulis juga berusaha memberikan semua
konsep dari film ini.Tetapiu juru penulis ini masih terus belajar dan berusaha dari
pengalaman sebanyak mungkin, demi hasil yang lebih baik lagi dan membuat
penonton mengerti dari apa yang penulis maksud dari film tersebut.
a. Konsep Produksi
Dalam produksi kali ini meruipakan juga sebuah karya tugas akhir (TA)
penulis yang sebagai juru kamera juga di film dokumenter kami yang berjudul
80
tugas akhir ini dengan beberapa sumber refrensi mulai dari buku,blog,hingga
youtube yang mengangkat tentang sebuah karya – karya dokumenter guna
mendapatkan hasil yang di inginkan
b. Konsep Teknis
Penggerapan dokumenter ini menggunakan kamera yang sudah di tentukan,
yaitu kamera Sony Nx5 dan lighting LED 7” dua buah dalam tempat yang
kekurangan cahaya. Disini LED kami setting menjadi 7200 Kelvin dan bewarna agak
kuning dan Sony Nx5 disetting menjadi 9DB dan memainkan iso dan aperture pada
tempat gelap di dalam bioskop.
1. KAMERA SONY NX5
video berkualitas HD dan adanya fitur image
Stabilizer akan menguari gambar yang bergoyang.
3 x ½.8 CMOS Sensors
1080p/1080i/720p
3G/HD/SD-SDI & HDMI Output
2. LED VIDEO LIGHT 15 INCH bi-color FELLONI
Gambar III.4.2
yang tajam. Biasanya lighting yang digunakan di videografi
adalah berjenis HMI atauHydrargyrum Medium-arc Iodide.
3. TRIPOD
Gambar III.4.3
gambar dengan cepat dan stabil agar dapat meilihat
kamera miring atau tidak melalui waterpass.
4. Wireless Clip On Sennheiser
Gambar III.4.4
eksternal seperti clip on. Alat ini sangat vital karena bisa
mengambil athmosphere / saat wawancara suara lebih jelas
82
5. LAPTOP - MACBOOK AIR 11inch
Gambar III.4.5
atau laptop memiliki spesifikasi kapasitas memory di atas 8
GB dan ram di atas 8 GB serta kualitas VGA super yang
mampu melakukan proses renderin lancar.
6. SOFTWARE EDITING FINAL CUT PRO X
Gambar III.4.6
kuasi serta memiliki effect yang bagus untuk
meminimalisir noise gambar yang ada.
3.4.6 Kendala Produksi dan Solusinya
Dalam sebuah penciptaan sebuah karya pastinya sebuah masalah –
masalah pastinya kerap akan muncul dari mulai pra hingga paskah, kendala
yang dialami oleh penulis saat produksi yakni data yang tidak terbaca saat
memindahkan data dari hardisk ke komputer maupun hardisk ke notebook.
83
1. Camera Report
Durasi : 15 Menit Campers : Hery Saputra
No Time
3 00:00:1
84
10 00:00:5
18 00:02:1
21 00:02:4
86
33 00:03:5
94
110 00:11:2
114 00:12:1
Editor yang mempunyai peranan penting dalam suatu produksi saat pasca
produksi. Karena editor adalah menyambungkan potongan – potongan yang tepat
pada pasca produksi. Tanpa adanya seorang editor dari program terbaik atau sejelek
apapun, tidak ada nilai bila belum di edit oleh seorang editor.
Selain itu menurut Robby Hendrayana (2016:99) editing adalah
pemnyambungan klop,dimana action yang bersinambungan mengalir dari shot satu
ke shot yang lainya, dan beberapa cut-away dimana action memperlihatkan bukan
merupakan bagian dari shot sebelumnya.
Dalam produksi editor memikirkan konsep dari ide kreatif secara matang,agar
film dokumenter “ Tertinggal Zaman” ini benar – benar bisa dipahami dan di nikmati
oleh penonton.Dalam proses program dokumenter “Tertinggal Zaman” ini, kami
bekerja sebagai profesi masing – masing yang sudah di tentukan, dengan ini
tanggung jawab kami besar dalam memproses produksi film dokumenter ini.
Sebagai editor yang mempunyai tanggung jawab besar dalam saat pasca produksi,
menciptakan kreatifitas gambar yang sesuai dengan konsep yang akan menjadi
sesuatu yang menarik untuk di lihat oleh penonton.Maka dari itu editor akan
menjelaskan proses kerja editing.
Secara umum, proses editing video ada dua jenis,yaitu Editing kontiniti dan
editing kompilasi. Editing Kontiniti dimana penuturan cerita terganbtung pada
penyesuaian scene scene yang berurutan. Sedangkan, Editing Kompilasi penuturan
cerita tergantung pada narasi, dan scene – scene melulu mengilustrasikan apa yang
sedang di uraikan
penyambungan klop
Penyambungan – penyambungan yang klop boleh terdiri dari berbagai jenis shot
yang difilmkan dari beberapa angle berbeda. Kejadian – kejadian yang digambarkan
dan sebagai suatu rangkaian yang berkesinambung,gerakan,posisi dan arah pandang
pada pemain harus klop pada seluruh shot yang dirangkum bersama. Bila
penyambungan tidak klop disebabkan oleh perbedaan pada posisi badan atau
pertukaran arah pandang, dan ini akan mengakibatkan jump – cut. Karena ini selalu
terjadi karena pemain akan terlihat melewati sambungan antara shot.
b. Editing Kompilasi
Editing kompilasi yang saya gunakan dalam pembuatan dokumenter dan berita yang
mengenai survei,laporan,analisa,dokumentasi,sejarah atau laporan perjalanan.
Editing kompilasi merupakan bersifat snapshot yang seru dari informasi visual yang
mendorong scene bergerak, yang sebetulnya hanya sedikit aja tanpa penjelasan suara.
c. Editing Kontiniti dan Kompilasi
Film – film uang menggunakan gabungan dari editing kontiniti dan kompilasi yang
mempunyai pola seperti serangkaian long shot introduksi dan sebuah sequence
editing dengan waktu dan ruang yang diringkaskan, atau serangkaian shot yang tidak
saling berkait untuk memberikan impresi, bukan dalam reproduksi dari suatu
98
peristiwa, Film kompilasi bisa juga menggunakan editing kontiniti bisa saja sequence
dari sejumlah shoot digunakan untuk menggambarkan suatu bagian suatu cerita.
d. Cross - Editing
Cross-cutting mempunyai “paralled editing” dari dua atau lebih kejadian dalam pola
bolak – balik. Cross-cutting digunakan dalam berbagai hal seperti,
Untuk mempertinggi interes
sedang berlangsung dengan cara bolak balik.interes penonton di tingkatkan
menggunakan cross-cutting bolak – balik pada kejadian yang saling
berhubungan
dan menghasilkan klimaks yang bagus. Shot yang dibuat saling berhadapan
yang secara bertahap dan semakin cepat, shot yang berganti – ganti itu
semakin dekan dan semakin dekat jaraknya
Untuk memberikan ketegangan
bergantian, yang keduanya punya hubungan langsung satu sama lain. Seperti
dua redaktur koran saling bersaingan bisa di perlihatkan merencanakan
kampanye mendukung politik yang berlawanan
Untuk Mempertinggi Suspense
keadaan cemas ketika kejadian bergerak kearah klimaks
99
kejadian.cross-cutting bisa secara bergantian memperlihatkan tiap tahap dari
test perekayasaan antara dua pabrik saingan dari macam produk yang sama.
3.5.1. Pra Produksi
Pada tahap ini penulis sebagai Editor bukan berarti berdiam diri saja selama
produksi berlangsung, Editor pada tahap ini membantu sutradara dan juru kamera
dalam menetapkan gambar mana yang layak tayang. Dengan alasan, Editor sudah
mendapatkan hasil kasar untuk memulai dari mana proses untuk pengeditan. Tahap
ini adalah tahap dimana proses pembuatan film ini membutuhkan treament
dokumenter harus dibahas bersama sutradara terlebih dahulu untuk memahami
konsep yang di inginkan sutradara.
Disamping itu penulis juga menerima masukan – masukan dari bersama
seluruh tim untuk konsen film dokumenter ini,agar nantinya tidak terjadi kesalah
pahaman.Setelah mendapatkan masukan oleh tim, Editor mengkombinasikan dengan
konsep sutradara yang nantinya akan shot-shot indah sesuai dengan alur ceritanya.
3.5.2. Produksi
Pada saat proses produksi, seorang editor bertugas sebagaimana mestinya,tak
banyak hal yang dikerjakan pada saat produksi. Tapi disaat seperti ini editor harus
mendapatkan informasi banyak untuk menyusun potongan – poitingan gambar.
Sebelum suatu produksi dilakukan, Editor sjuga membuat Program ID,Credit
Tittle yang nantinya akan di gabungkan dengan dokumenter.
100
Dalam tahap ini konsep dari seorang editor juga diperlukan, karena editor
dapat memasukan konsep – konsep dari seorang editor,agar menjadi terarah jalanya
dan terselesaikan. Tetapi tidak hanya konsep satu orang saja, tapi dari semua pihak
yang terlibat. Di tahap ini juga editor sudah pasti mendapat gambaran shot – shot
yang akan dimasukan nantinya kedalam proses editing. Agar memudahkan editor
dalam bekerja memberikan catatan timecode dari hasil pengambilan gambar.
Fungsi Timecode dimeja editing sangat berfungsi untuk seorang editor
maupun untuk sutradara. Dimana penata kamera dapat mengingatkan shot – shot
menarik untuk dimasukan nantinya.
Menurut penulis sebagai Editor, peletakan isi gambar yang layak dengan
kamera sebagus apapun juga memerlukan proses editing. Dalam hal ini kecermatan,
kreatifitas hingga ide – ide brillian di tambah dengan konsep sutradara yang menarik,
Untuk membangun suatu kesatuan audio visual yang bercerita.
Disini penulis memakai software editing After Effect Dan FCPX (Finat Cut
Pro 10) dimana penulis membuat bumper untuk dokumenter yang menggunakan
After Effect dan FCPX ( Final Cut Pro 10 ) untuk menggabungkan video,
memberikan coloring,memotong video dan memberikan transisi pada video.
Lalu memeriksa ulang kembali hasil yang sudah di edit untuk tidak terjadinya
kekurangan,seperti audio,kualitas video,Transisi yang baik dan halus serta dengan
konsep yang dibahas dengan sutradara. Tidak lupa dengan memberikan effect –
effect pada video jika di perlukan dan memilih jenis instrument atau musik illustrasi
agar suasana video menjadi hidup.
101
3.5.4. Peran Dan Tanggung Jawab Editor
Serangkaian shoot bergerak umumnya akan bisa di inter – cut tanpa ksuitan
manakala tempo dari gerakan kamera dijaga dengan baik menurut Robby
Hendrayana(2016)
Jadi, Editing adalah pekerjaan memilih gambar (shot) dan menyesuaikan
kembali gambar itu dengan gambaran menjadi suatu sequence yang memiliki cerita
yang logis dan saling berkaitan.pekerjaan. pekerjaan ini dilakukan dengan ruangan
editing yang dilakukan oleh editior gambar atau penyunting gambar. Editor gambar
melakukan pekerjaan editing berdasarkan materi yang ada di video.
Materi yang dikerjakan oleh seorang editor seperti :
Mengingatkan sutradara apabila ada shot – shot yang kurang baik saat
produksi
Memberikan saran kepada sutradara apabila ada shot – shot yang tertinggal
atau terlewatkan saat produksi
untuk editing
Bekerja dengan sutradara dan penulis naskah pada saat proses editing
Bertanggung jawab penuh atas penyelesaian hasil akhir karya audio visual
3.5.5. Proses Penciptaan Karya
Dalam dokumenter “ Tertinggal Zaman” menggunakan aplikasi editing
FCP X dan Adobe After Effect CC 2014. Pada saat menggabungkan video.
102
Memfilter dan memasukan voice over penulis menggunakan FCP X dan
untuk meberikan effect untuk di program id. Voice over disini bertujuan
untukmeperjelas penonton untuk editing, disin editor menggunakan cut to cut untuk
penyambungan gambar beberapa segmen
Pada saat produksi berlangsung editor membantu sutradara dalam
meningkatkan shot – shot apa yang di inginkan untuk diambil dalam editing
nanti.Agar nantinya tidak ada tertinggal dalam proses pasca editing dan memberi
masukan lagi kepada sutradara agar mengambil cerita yang sesuai dengan konsep
yang telah di bicarakan.Selama berjalanya produksi penulis membuat Program
ID,Credit Tittle,Bumper. Penulis menggunakan Transisi Cut To Cut pada
dokumenter “Tertinggal Zaman” . SOP untuk editor :
Menyunting Video
Menyusun Ulang
Memfilter Video
Olah Suara
Memasuki tahap editing. Editor mencoba mengaplikasikan konsep editing
menjadi full HD 1920 X 1080 yang sudah dirancang untuk memberikan kualitas
gambar yang baik.
Pada tahap produksi dokumenter “Tertinggal Zaman” ini. Tim kami
mempunyai kendala saat memindahkan data, dari memory ke hardisk
eksternal dan ke komputer. Seperti tidak kebaca filenya.Pada waktu mengedit
di notebook khusus aplikasi FCPX. Notebook tersebut saat sudah selesai
mengedit dan sudah di render lalu dimatikan belum adanya backup data, dan
terjadilah terkena virus sampai notebook tersebut instal ulang kembali dan
mengedit ulang kembali.
Ukuran Layar : 11,6 Inchi
OS : OS X Yosemite
RAM : LPDDR3 1600 MHz 4GB
STORAGE :128GB FLASH BERBASI PCIe
SOFTWARE
104
Durasi : 15 Menit Campers : Hery Saputra
No EXT/I
1 Color bar 3 detik
2 Logo UBSI Cut To
Cut
Cut
107
Peralatan
Bioskop
Instrumen
Wawancar
a
Cut
depan bioskop
depan bioskop
depan bioskop
depan gedung
depan gedung
depan gedung
depan gedung
depan gedung
mempersiapkan
bioskop
Mu
sik
memumatarkan
sedang menonton
sedang
sedang
sedang menonton
dan menayangkan
mengecek kembali
Lantai dua
luar bioskop
120
1. Color bar
Gambar III.5.5