laporan kp produksi

Upload: novia

Post on 09-Jan-2016

484 views

Category:

Documents


102 download

TRANSCRIPT

ANALISA SEPARATOR PADA LAPANGANMINYAK DAN GAS BUMI

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Oleh:Arlyn Jevon / 071.12.040Dikky Fathurochman / 071.12.062Novia Fazilani / 071.12.236Kelvin Permana / 071.12.237

JURUSAN TEKNIK PERMINYAKANFAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGIUNIVERSITAS TRISAKTIJAKARTA2015

1

LEMBAR PENGESAHAN

Judul: Analisa Separator Pada Lapangan Minyak Dan Gas BumiPenulis: Arlyn Jevon071.12.040 Dikky Fathurochman071.12.062 Novia Fazilani071.12.236 Kelvin Permana071.12.237Tempat Penulisan: PUSDIKLAT MIGAS CEPU

Laporan ini disetujui pada September 2015Disetujui oleh:

PembimbingKetua Profesi Perminyakan

Moch. Hisyam Bambang BudionoNIP. NIP.

Mengetahui,Kepala Bidang Program dan Kerjasama

SyaifulNIP.LEMBAR PENGESAHAN

Laporan dengan,Judul: Analisa Separator Pada Lapangan Minyak Dan Gas BumiPenulis: Arlyn Jevon071.12.040 Dikky Fathurochman071.12.062 Novia Fazilani071.12.236 Kelvin Permana071.12.237Tempat Penulisan: PUSDIKLAT MIGAS CEPU

Telah disetujui dan disahkan pada September 2015.

Menyetujui,Dosen Pembimbing

()

Mengetahui,Ketua Jurusan Teknik Perminyakan

(Ir. Abdul Hamid, M.T.)KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah mencurahkan rahmat dan hidayat-Nya, sehingga laporan praktek kerja lapangan di PUSDIKLAT MIGAS Cepu ini dapat terselesaikan. Praktek kerja lapangan yang dilakukan penulis merupakan salah satu syarat dalam kurikulum pendidikan Teknik Perminyakan Universitas Trisakti Jakarta.Praktek kerja yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui penerapan teori yang diperoleh di bangku kuliah ke dalam dunia industri dan mendapatkan gambaran mengenai iklim dan suasana kerja di lingkungan industri. Selain itu praktek kerja ini juga mendekatkan hubungan dunia perguruan tinggi dengan dunia industri.Selama melaksanakan praktek kerja lapangan di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, banyak bantuan dan bimbingan penulis dapatkan, dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :1. Orangtua tercinta atas doa dan bantuan yang tak terhingga baik dari segi moral dan material.2. Bapak Ir. Abdul Hamid, M.T. selaku ketua jurusan Teknik Perminyakan Universitas Trisakti.3. Ir. Henk Subekti, Dipl.Eng. selaku Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan PUSDIKLAT MIGAS Cepu.4. Bapak Hisyam selaku pembimbing lapangan di Laboratorium Simulasi Pemboran.5. Bapak Kastur, S.Ag. selaku Kepala Pemroses Kerja Praktek dan Tugas Akhir di PUSDIKLAT MIGAS Cepu.6. Teman-teman seperjuangan dari Universitas Trisakti Jakarta: Fariz, Dzikrur, Dafhin, Yansen, Fitta, dan Juliani.7. Seluruh staf dan karyawan PUSDIKLAT MIGAS Cepu yang selalu memberikan perhatian dan penjelasan kepada kami dengan ramah.8. Dan semua pihak yang berpartisipaasi yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu yang telah membantu dan menyelesaikan praktek kerja lapangaan dan laporan praktek kerja lapangan.Kami menyadari bahwa laporan ini masih terdapat kekurangan maupun kesalahan baik dalam penulisan maaupun dalam isi laporan, oleh karena itu kami selaku penyusun mohon maaf kepada semua pihak. Dan kami sangat berterima kasih atas kritik dan saran dari semua pihak untuk menyempurnakan laporan ini. Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Cepu, 17 September 2015

Penulis

DAFTAR ISIHALAMANLEMBAR PENGESAHANiKATA PENGANTARiiiDAFTAR ISIvDAFTAR GAMBARviiDAFTAR TABELviiiBAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang11.2 Tujuan Kerja Praktek11.3 Maafaat Kerja Praktek21.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek31.5 Pelaksanaan Kegiatan31.6 Metode Pengumpulan Data31.7 Sistematika Laporan4BAB II PUSDIKLAT MIGAS CEPU2.1 Sejarah Pusdiklat Migas Cepu52.2 Struktur Organisasi Instansi92.3 Visi Pusdiklat Migas Cepu112.4 Misi Pusdiklat Migas Cepu112.5 Tugas Pokok122.6 Fungsi122.7 Lokasi Pusdiklat Migas122.8 Unit Kerja Pusdiklat Migas Cepu142.9 Sarana Pendidikan dan Pelatihan22BAB III TEORI DASAR3.1 Klasifikasi dan Jenis Separator253.2 Peralatan Separator313.3 Control System pada Separator353.4 Keunggulan dan Kekurangan Masing-Masing Separator373.5 Perbedaan Antara Separator Dan Flow Splitter38BAB IV PENGOPRASIAN SEPARATOR4.1 Pengoperasian Separator404.2 Masalah Pada Separator42BAB V KESIMPILAN44DAFTAR PUSTAKA45

DAFTAR GAMBAR

GAMBARHALAMAN 3.1Separator Vertikal 26 3.2Separator Horizontal 27 3.3Separator Spherical 28 3.4Gas Scrubber 30 3.5Water Knock Out 30 3.6Peralatan pads Separator 32 3.7Pressure Switch pada posisi normal 33 3.8Pressure Switch pada posisi on-off 34

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN4.1 Penyelesaian Masalah Dari Semburan Gas Dengan Masalahnya424.2 Penyelesaian Masalah Dari Fluida Masalah Fluida Yang Terbawa43

viii

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKerja praktek adalah salah satu persyaratan kurikulum yang telah ditetapkan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Jurusan Teknik Perminyakan yang dituangkan dalam salah satu mata kuliah dengan bobot akademis 1 SKS yang harus ditempuh oleh mahasiswa Teknik Perminyakan program Strata-1 di Universitas Trisakti Jakarta. Kerja Praktek (KP) pada dasarnya adalah merupakan aplikasi dari semua ilmu yang didapatkan dari bangku kuliah dan kemudian diterapkan di lapangan pada kondisi nyata. Kerja Praktek (KP) ini merupakan sebagian visualisasi dari mata kuliah yang telah ditempuh seperti teknik reservoir, teknik pemboran dan teknik produksi.Perkembangan ilmu dan teknologi dalam dunia Teknik Perminyakan yang semakin canggih, menuntut mahasiswa Teknik Perminyakan untukmemahami aplikasi dari teori-teori yang telah dipelajari danmengetahui perkembangan teknologi perminyakan tersebut, khususnya yaitu: Analisa Drilling Bit.Pemboran merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan target tertentu. Untuk mencapai reservoir pahat bor akan menembus berbagai batuan yang ada di atas reservoir tersebut yang masing masing memiliki karakteristik yang berbeda. Dengan alasan inilah terdapat pula berbagai macam jenis bit yang menjadi solusi yang dapat digunakan di berbagai macam jenis formasi sesuai dengan kriteria dan kondisi.1.2 Tujuan Kerja Praktek1.2.1 Tujuan Umuma. Menambah pengetahuan akan berbagai jenis separator .b. Menerapkan secara langsung pengetahuan yang sudah didapatkan selama perkuliahan di dunia perminyakan.1.2.2 Tujuan Khususa. Mahasiswa dapat lebih memahami dunia industri MIGAS beserta perangkatnya.b. Menumbuhkan sikap profesionalisme dan etos kerja di lingkungan Pusdiklat MIGAS Cepu.c. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang perangkat separator lebih dalam.d. Memahami prinsip kerja yang di terapkan di industri.e. Menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja.

1.3 Manfaat Kerja PraktekPelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) sebagai perwujudan kebijaksanaan dari link and match dalam proses dilaksanakannya di dua tempat yaitu bangku kuliah dan dunia usaha/industri. Dalam proses ini terdapat banyak manfaat yang didapat oleh semua pihak.1.3.1 Bagi Mahasiswaa. Memperoleh pengalaman praktis tentang sistem operasi peralatan yang diterapkan di PUSDIKLAT MIGAS Cepub. Mengetahui terapan terapan teori dan relevansinya.c. Mengenal dan merasakan sikap profesional di dunia kerjad. Sebagai studi perbandingan antara teori dan praktek yang didapatkan mahasiswa di bangku perkuliahan dengan kenyataan yang sebenarnya di lapangane. Mengetahui secara jelas mengenai kegiatan perusaaanf. Dapat mengukur kemampuan dan keterampilan yang dimilki serta mendapatkan pengalaman atau keterampilan baru1.3.2 Bagi PUSDIKLAT MIGAS Cepu Dapat menilai kualitas pendidikan politeknik, dan memberi masukan kompetensi yang sesuai, sehingga akan membantu meningkatkan kemampuan lulusan yang dibutuhkan dunia kerja dan meningkatkan peran terhadap dunia pendidikan.1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja PraktekAdapun tempat serta waktu pelaksanaan kerja praktek adalah:1. Tempat: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi jl Sorogo No 1 Cepu 583152. Waktu: 7 September 18 September 2015Waktu pelaksanaan kegiatan diatas adalah waktu sebenarnya pelaksanaan kerja praktek berdasarkan jadwal yang sudah ditentukan.1.5 Pelaksanaan KegiatanPelaksanaan kerja praktek di PUSDIKLAT MIGAS Cepu dari minggu pertama hingga minggu terakhir dilaksanakan di Laboratorium Simulasi Produksi1.6 Metode Pengumpulan DataPengumpulan data dalam kegiatan kerja praktek ini terdiri dari observasi, diskusi, dan metode pustaka.1.6.1 ObservasiMetode ini dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan secara langsung mengenai materi yang berkaitan dengan perangkat perangkat yang bersangkutan.1.6.2 DiskusiMetode ini digunakan untuk menambah sumber data berdasarkan pengalaman di lapangan ataupun informasi yang tidak didapatkan melalui sumber tertulis. Biasanya metode ini dilakukan untuk mempelajari situasi dan kondisi tertentu serta solusi masalahnya berdasarkan pengalaman narasumber di lapangan. Baik dengan pembimbing lapangan maupun pihak lain yang ikut terlibat di kuliah lapangan tersebut.1.6.3 Metode PustakaSumber data tertulis merupakan data paten yang tetap menjadi bahan acuan secara umum dalam hampir seluruh kegiatan kerja praktek ini. Sumber sumbernya bisa berupa buku, selebaran, pamhlet, atau bagan bagan yang tersebar pada seluruh bagian dari PUSDIKLAT MIGAS Cepu1.7 Sistematika Laporan Laporan kerja praktek ini terdiri dari tiga bagian utama yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian akhir.

32

1

BAB IIPUSDIKLAT MIGAS CEPU

2.1Sejarah Pusdiklat Migas CepuSejak berdirinya sampai sekarang Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi mengalami beberapa pergantian nama. Dalam perkembangannya, lapangan Cepu dan sekitarnya telah dikelola dan dieksploitasi oleh beberapa perusahaan atau instansi.2.1.1 Periode Zaman Hindia Belanda (1886 1942)Pada zaman ini telah ditemukan rembesan minyak di daerah jawa, yaitu Kuwu, Merapen, Watudakon, Mojokerto, serta penemuan minyak dan gas di Sumatra dan Jawa. Eksplorasi minyak bumi di Indonesia dimulai pada tahun 1870 oleh P.Vandijik, seorang insinyur Belanda di daerah Purwodadi Semarang, melalui pengamatan rembesan-rembesan minyak di permukaan.Di daerah Cepu, Jawa Tengah terdapat konsesi minyak, yaitu suatu kota kecil di tepi Bengawan Solo, di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang bernama Panolan, diresmikan pada tanggal 28 Mei 1893 atas nama AB. Versteegh. Kemudian AB. Versteegh mengkontrakkannya ke perusahaan DPM (Dordtsche Petroleum Maatschappij) di Surabaya dengan membayar ganti rugi sebesar F. 10000 dan F.0,1 untuk tiap peti (37,5 liter minyak tanah dari hasil pengilangannya). Penemuan sumur minyak bumi bermula di desa Ledok oleh Mr. Adrian Stoop. Pada Januari 1893, ia menyusuri Bengawan Solo dengan rakit dari Ngawi menuju Ngareng Cepu, dan akhirnya memilih Ngareng sebagai tempat pabrik penyulingan minyak dan sumurnya dibor pada Juli 1893. Daerah tersebut kemudian dikenal dengan nama Kilang Cepu. Selanjutnya, berdasarkan akta No.56 tanggal 17 Maret 1923, DPM diambil alih oleh BPM (Bataafsche Petroleum Maarschappij) yaitu perusahaan minyak Belanda.2.1.2 Periode Zaman Jepang (Tahun 1942-1945)Pada zaman Jepang dulu terjadi suatu peristiwa penyerbuan tentara Jepang ke Indonesia pada perang Asia Timur, yaitu keinginan Jepang untuk menguasai daerah-daerah yang kaya akan sumber minyak, untuk keperluan perang dan kebutuhan minyak dalam negeri Jepang. Pada saat terjadi perebutan kekuasaan Jepang terhadap Belanda, para pegawai perusahaan minyak Belanda ditugaskan untuk menangani taktik bumi hangus instalasi penting, terutama kilang minyak yang ditujukan untuk menghambat laju serangan Jepang. Namun akhirnya, Jepang menyadari bahwa pemboman atas daerah minyak akan merugikan pemerintah Jepang sendiri. Sumber-sumber minyak segera dibangun bersama oleh tenaga sipil Jepang, tukang-tukang bor sumur tawanan perang dan tenaga Indonesia yang berpengalaman dan ahli dalam bidang perminyakan, serta tenaga kasar diambil dari penduduk Cepu dan daerah lainnya dalam jumlah besar. Lapangan minyak Cepu masih dapat beroperasi secara maksimal seperti biasa dan pada saat itu Jepang pernah melakukan pengeboran baru di lapangan minyak Kawengan, Ledok, Nglobo dan Semanggi.2.1.3 Periode Zaman Kemerdekaan (1945-Sekarang)Pada zaman Kemerdekaan, kilang minyak di Cepu mengalami beberapa perkembangan sebagai berikut, yaitu :a. Periode 1945-1950Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Hal ini menyebabkan terjadinya kekosongan kekuasaan di Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamirkan kemerdekaan sehingga kilang minyak Cepu diambil alih oleh Indonesia. Pemerintah kemudian mendirikan Perusahaan Tambang Minyak Nasional (PTMN) berdasarkan Maklumat Menteri Kemakmuran No.5 pada Bulan Desember 1949 dan menjelang 1950. Setelah adanya penyerahan kedaulatan, kilang minyak Cepu dan lapangan Kawengan diserahkan dan diusahakan kembali oleh BPM.b. Periode 1950-1961Kilang Cepu dan lapangan minyak Kawengan dikuasai oleh BPM, sedangkan lapangan minyak lainnya seperti Ledok, Nglobo dan Semanggi tetap dipertahankan oleh pemerintah RI dan pelaksanaannya dilakukan oleh ASM (Administrasi Sumber Minyak), tetapi pada tahun 1951 diserahkan kembali pada pemerintah RI. Pada tahun 1957 didirikan PTMRI (Perusahaan Tambang Minyak Republik Indonesia), tetapi kemudian diganti dengan Tambang Minyak Nglobo CA (Combie Anexsis).c. Periode 1961-1965Pada tahun 1961, Tambang Minyak Nglobo diganti menjadi PERMINGAN (Perusahaan Minyak dan Gas Negara). Pemurnian minyak di lapangan minyak Ledok dan Nglobo dihentikan. Pada tahun 1962, kilang Cepu dan lapangan minyak Kawengan dibeli oleh pemerintah RI dari Shell dan diserahkan ke PN PERMINGAN.d. Periode 1965-1978Pada tanggal 4 Januari tahun 1966, kilang Cepu dan lapangan minyak Kawengan dijadikan Pusat Pendidikan dan Latihan Lapangan Perindustrian Minyak dan Gas Bumi (PUSDIK MIGAS). Kemudian pada tanggal 7 Februari 1967 diresmikan Akademi Minyak dan Gas Bumi (AKAMIGAS) Cepu.e. Periode 1978-1984Berdasarkan SK Menteri Pertambangan dan Energi No.646 tanggal 26 Desember 1977, LEMIGAS diubah menjadi bagian dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS (PPT MGB LEMIGAS). Dan berdasarkan SK Presiden No. 15 tanggal 15 Maret 1984 pasal 107, Cepu ditetapkan sebagai Pusat Pengembangan Tenaga Perminyakan dan Gas Bumi (PPT MIGAS).f. Periode 1984-2001Berdasarkan SK Menteri Pertambangan dan Energi No.0177/1987 tanggal 5 Maret 1987, dimana wilayah PPT MIGAS yang dimanfaatkan Diklat Operasional / Laboratorium Lapangan Produksi diserahkan ke PERTAMINA EP asset 4 lapangan Cepu, sehingga kilang Cepu mengoperasikan pengolahan crude oil milik PERTAMINA.Kedudukan PPT MIGAS dibawah Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Departemen Pertambangan Tenaga Perminyakan dan Gas Bumi. Keberadaan PPT MIGAS ditetapkan berdasarkan Kepres No. 15/1984 tanggal 18 Maret 1984, dan struktur organisasinya ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.1092 tanggal 5 Nopember 1984.g. Periode 2001-Sekarang Tanggal 2 Maret 2001, PPT Migas berubah menjadi Pusdiklat Migas berdasarkan SK Menteri ESDM No. 150 Tahun 2001. Dengan terbitnya SK Menteri ESDM No.1196/K/60/2003 tanggal 16 Oktober 2003 maka resmi Program Studi Diploma IV diintegrasikan menjadi Program Diploma Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK) AKAMIGAS/Sekolah Tinggi Energi dan Mineral (STEM). Namun berdasarkan Peraturan Menteri (PerMen) No. 0003 tahun 2005 tanggal 4 April 2005, Sekolah Tinggi Energi dan Mineral (STEM) resmi berdiri sendiri dan lepas dari struktur keorganisasian Pusdiklat Migas. Kemudian terbit Peraturan Menteri ESDM No. 18 Tahun 2010 menggantikan SK Menteri ESDM No. 30 Tahun 2005.2.2 Struktur Organisasi InstansiSejak ditetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 18/2010 tanggal 22 November 2010, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi dipimpin oleh seorang kepala pusat yang bertanggung jawab langsung kepada kepala pusat pendidikan dan pelatihan energi dan sumber daya mineral. Yaang dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh seorang kepada bagian tata usaha, dua orang kepala bidang, dan satu direktur perguruan tnggi kedianaasan AKAMIGAS. Kepala-kepala bidang tersebut dibantu beberapa sub bagian serta kelompok fungsional.

2.2.1 Bagian Tata UsahaBagian tata usaha mempunyai tugas melaksanakan administrasi keuangan, kepegawaian serta rumah tangga pusat.Bagian tata usaha terdiri dari tiga sub bidang, yaitu :a. Sub baagian kepegawaian dan Umumb. Sub bagian keuangan2.2.2 Bidang Sarana dan Prasarana TeknisBidang sarana dan Prasarana Teknis mempunyai tugas melaksanakan dan evaluasi sarana kilang serta utilias penunjang tugas melaksakan dan pelatihan bidang minyak dan gas bumi. 2.2.3 Bidang Penyelanggaraan DiklatMenurut peraturan menteri ESDM no 18 th 2010 bidang penyelenggaraan dan evaluasi pendidikan dan pelatihan berfungsi untuk penyiapan penyelenggaraan dan pelayanan jasa di bidang pendidikan, pelatihan minyak dan gas bumi serta untuk menyiapkan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pendidikan dan pelatihan MIGAS.Berdasarkan pasal 820 dan 821 bidang penyelenggaraan evaluasi pendidikan dan pelatihan terdiri atas :\a. Sub bidang penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.b. Sub bidang evaluasi pendidikan dan pelatihan.2.2.4 Bidang Program dan Kerja SamaBidang program dan kerja sama terdiri atas :a. Sub bidang rencana dan program.b. Sub bidang kerja sama dan informasi.

2.3. Visi Pusdiklat Migas CepuVisi Pusdiklat Migas Cepu adalah menjadi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi yang unggul dengan mewujudkan kepemerintahan yang bersih, baik, transparan, dan terbuka.

2.4. Misi Pusdiklat Migas CepuMisi yang diemban oleh Pusdiklat Migas Cepu adalah: Meningkatkan kapasitas aparatur negara dan Pusdiklat Migas untuk mewujudkan tata kepemerintahan yang baik. Meningkatkan kompetensi tenaga sub sektor Migas untuk berkompetisi melalui mekanisme ekonomi pasar. Meningkatkan kemampuan perusahaan minyak dan gas bumi menjadi lebih kompetitif melalui pengembangan sumber daya manusia.

2.5. Tugas PokokBerdasarkan Peraturan Menteri Energi Sumber Daya Mineral No. 18 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral pasal 807 bahwa Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi mempunyai tugas melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan bidang Minyak dan Gas Bumi.2.6. FungsiAdapun fungsi dari Pusdiklat Migas sesuai pasal 808 adalah:a. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program dibidang pendidikan dan pelatihan minyak dan gas bumib. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dibidang Minyak dan Gas Bumi;c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dibidang pendidikan dan pelatihan Minyak dan Gas Bumi;d. Pelaksanaan administrasi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi.2.7. Lokasi Pusdiklat MIGASPusat pendidikan dan Pelatihan Perminyakan dan Gas Bumi berlokasi di:Desa : KarangboyoKecamatan : CepuKabupaten : BloraProvinsi : Jawa TengahTepatnya berada pada jalan Sorogo No.1 Cepu. Secara geografis, kota Cepu berada di sebelah selatan garis khatulistiwa, terletak di antara garis bujur antara 111 35 - 111 37 bujur timur (BT) dan lintang antara 07 05 - 07 07 Lintang Selatan (LS).Lokasi tersebut sangat strategis karena adanya beberapa faktor:a. Bahan BakuSumber baku berasal dari distrik 1 Kawengan, Distrik II Ledok, Ngobo, dan Semanggi yang diporasikan oleh PT. Pertamina EP asset 4 Cepu serta lapangan Wonocolo yang merupakan pertambangan rakyat di baah pengawasan PT. Pertamina EP asset 4 Cepu.b. Air. Sumber air berasal dari Bengawan Solo yang dekat dengan kilang sehingga kebutuhan air untuk proses pengelolaan atau untuk minum lebih mudah dipenuhi.c. TransportasiLetak kilang tidak begitu jauh dari jalan kereta api maupun jalan-jalan raya yang menghubungkan kota-kota besar sehingga dapat memperlancar distribusi hasil produksi.d. Tenaga KerjaKarena letaknya tidak jauh dari kota-kota pendidikan sehingga mudah untuk memperoleh tenaga-tenaga terdidik dan terampil.e. Fasilitas PendidikanFasilitas untuk pendidikan cukup memadai, misalnya kilang, laboratorium, bengkel dan lain sebagainya.2.8. Unit Kerja Pusdiklat Migas Cepu2.8.1 Unit Security Mengingat kompleksnya kegiatan, baik proses industri, kegiatan pengajaran, dan segala jenis kegiatan lainnya, unit keamanan PUSDIKLAT MIGAS Cepu memiliki peran yang penting untuk menjaga keamanan dan stabilitas kerja di PUSDIKLAT MIGAS Cepu. Sistem pengamanan di PUSDIKLAT MIGAS Cepu adalah sistem keamanan gotong royong dengan suatu unit penopang atau pemimpin, yaitu unit keamanan (satuan keamanan). Bidang bidang yang mendapatkan sistem keamanan secara kontinu adalah: Bidang fisik, meliputi gedung peralatan, instalasi, dan sebagainya. Bidang Non-Fisik, meliputi adanya ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG) dari luar yang dilaksanakan dengan cara melakukan investigasi secara terus-menerus.Berdasarkan sifatnya sistem keamanan dibagi atas: Preventif (pencegahan), seperti peninjauan keliling (patroli), pemeriksaan, penyuluhan dan sebagainya. Represensif (tindakan), adanya tindakan tegas pada setiap pelaku kejahatan di lingkup PUSDIKLAT MIGAS Cepu.

Sedangkan objek yang perlu diberi pengamanan adalah : PersonilPengamanan personil meliputi seluruh karyawan, peserta didik, peserta Kerja Praktek, maupun Tamu. Hal ini karena orang-orang yang berada di wilayah PUSDIKLAT MIGAS Cepu berasal dari berbagai daerah, suku dan budaya, sehingga tidak diharapkan terjadi culture crash yang dapat mengganggu stabilitas keamanan di wilayah PUSDIKLAT MIGAS Cepu. MaterialPengamanan material meliputi seluruh benda yang ada di lingkunganPUSDIKLAT MIGAS Cepu. Dalam pengamanan ini dikhususkan dalam 3 hal antara lain:a. Pagarb. Pintu Gerbangc. SistemPeneranganWalaupun unit keamanan bertugas menjaga keamanan di lingkungan PUSDIKLAT, namun kewajiban ini tidak serta merta hanya menjadi tanggung jawab unit keamanan semata. Seluruh elemen yang berada dan bernaung di PUSDIKLAT MIGAS Cepu berkewajiban menjaga keamanan demi kepentingan bersama. Selain itu dibentuk pula anggota security yang secara khusus melakukan investigasi dengan cara berkeliling setiap harinya dan bertugas dengan dilengkapi alat penglihatan jarak jauh. Pengaman informasi atau info data yang berupa data rahasia perusahaan. OperasionalPengamanan opersional meliputi beberapa area atau zone, yaitu:a) Zona pengawasanZona ini meliputi pintu gerbang atau pos satpam. Jika ada peserta atau tamu diwajibkan lapor terlebih dahulu dan jika membawa kendaraan harus diparkir di tempat yang telah disediakan.b) Zona terbatasZona ini meliputi area laboratorium perpustakaan, laboratorium instrumentasi dan kalibrasi, laboratorium elektronika dan telekomunikasi, dan unit K3.c) Zona terlarangZona ini meliputi area kilang dimana tidak setiap orang diizinkan untuk memasuki area ini kecuali mendapatkan izin dari kepala security dan pembimbing.Bagian unit keamanan PUSDIKLAT MIGAS Cepu dibagi menjadi beberapa kepala unit, antara lain:a. Kepala Unit investigasib. Kepala Unit Pengamanan Fisikc. Kepala Unit Operasid. KepalaUnit Pembinaan Anggotae. Kepala Unit Administrasi dan LogistikSetiap shift diatur penjagaannya melalui pembagian pos-pos keamanan yang seimbang dengan resiko yang diperhitungkan. Pengawalan terhadap barang-barang maupun tamu diselengarakan pada setiap satu jam sekali (patrolirutin). Selain itu diadakan juga patroli inspeksi dan patroli khusus yang diadakan sewaktu-waktu. Unit keamanan bekerja dalam 3 shift dengan alokasi waktu 8jam tiap shiftnya.

2.8.2 Unit Keselamatan KerjaUnit Keselamatan Kerja dibentuk dengan tujuan mencegah dan menanggulangi segala sesuatu yang menyebabkan kecelakaan kerja baik yang secara langsung berpengaruh terhadap proses produksi, sehingga sumber-sumber produksi dapat digunakan secara efisien dan produksi dapat berjalan lancar tanpa adanya hambatan yang berarti. Struktur organisasi:a. Pemadam api dan keselamatan KerjaUnit ini mempunyai tugas yang meliputi: Tugas rutin Menyusun rencana pencegahan terhadap kecelakaan kerja dan pencemaran lingkungan. Melakukan inspeksi secara berkala atau khusus. Melakukan pemeriksaan alat-alat pemadam kebakaran. Mengadakan safety training baik kepada personil pemadam api dan keselamatan kerja maupun pegawai biasa. Tugas Non-Rutin Melaksanakan pelayanan pemadaman api dan keselamatan kerja diluar Pusdiklat Migas Cepu. Melakukan penyelidikan terhadap kecelakaan kerja yang pernah terjadi dan memberikan saran-saran agar tidak terjadi kecelakaan kerja yang sama. Mengungkap terjadinya kebakaran dengan membuat laporan mengenai kecelakaan kerja dari hasil data yang diperoleh. Menanamkan kesadaran kepada semua pegawai akan pentingnya pencegahan kebakaran dan keselamatan kerja. Melakukan kampanye keselamatankerja kepada pegawai Tugas Darurat Memberikan pertolongan atau penanggulangan terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Memadamkan api jika terjadi kebakaran baik dilingkungan Pudiklat Migas Cepu maupun di luar.

Kelompok ini dibagi beberapa unit yang masing-masing memiliki tugas-tugas umum, yaitu sebagai berikut:a. Kelompok Pemadaman Api KebakaranTugas dari sub seksi ini adalah : Menanggulangi segala macam bentuk bahaya kebakaran, ledakan, keselamatan kerja, dan pcncemaran lingkungan. Melaksanakan tugas mendadak seperti kebakaran, peledakan, kecelakaan kerja dan lain-lain. Melaksanakan tugas-tugas non rutin, yaitu mengadakan pelatihan-pelatihan pemadaman api terhadap screw-screw pemadaman api. Maintenance yang bertugas melaksanakan perawatan, pemeliharaan, dan perbaikan terhadap peralatan-peralatan kerja dari pemadam api yang mengalami kerusakan. Pengelolaan gedung yang mengurusi pengadaan barang-barang yang diperlukan untuk operasi pemadaman kebakaran. Memeriksa jaringan hydran diseluruh lokasi rawan kebakaran di PUSDIKLAT MIGAS Cepu. Mendata setiap bulan sekali untuk mendat APAR (Alat Pemadam Api Ringan).

b. Kelompok Keselamatan KerjaTugas-tugas umum dari unit ini adalah sebagai berikut : Menjamin keselamatan kerja yang ada pada lokasi kerja. Mendata maslah kecelakaan kerja yang terjadi sebagai laporan ke Depnaker dan Dirjen Migas di Jakarta. Melaksanakan tugas rutin, yaitu mengawasi yang ada di lingkungan PUSDIKLAT MIGAS Cepu. Adapun pekerja yang ditangani adalah masalah listrik, sipil, mekanik, dan sebagainya. Mengadakan pengarahan dan bimbingan kepada praktikan, mahasiswa STEM maupun peguruan tinggi lainnya. Mengadakan inspeksi kerja di seluruh PUSDIKLAT MIGAS Cepu. Mengadakan pengarahan kepada para pekerja yang akan melakukan pekerjaan di daerah rawan atau berbahaya.c. Kelompok Lindung LingkunganTugas dari unit ini adalah : Memantau kondisi lingkungan agar tetap aman. Memantau kondisi dari limbah sehingga presentase minyak yang terkandung didalamnya kecil, dan layak di buang ke lingkungan.

Fasilitas dan Penunjang di Kelompok LK3PUSDIKLAT MIGAS Cepu menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang pemadaman api dan keselamatan kerja.Sedangkan sarana yang dimiliki oleh unit pemadaman api dan keselamatan kerja di PUSDIKLAT MIGAS Cepu adalah :a. Tiga unit mobil pemadam kebakaran.b. Mesin pompa air.c. Jaringan hydrant di seluruh area pabrik.d. Alat pemadam api ringan (APAR) dengan jumlah 500 buah.e. Satu unit mobil kru dan peralatan siaga.f. Alat komunikasi berupa radio, telepon , dan handy talky.g. Dua buah mesin pompa air ukuran sedang.h. Mesin kompresor pengisi tabung Briting Aperatus.i. Satu buah mesin pompa air ukuran kecil.j. Rumah sakit, diperlukan bila terjadi kecelakaan kerja, kebakaran dan sebagainya.Keselamatan kerja adalah suatu usaha mengubah kondisi kerja yang tidak aman menjadi kondisi kerja yang nyaman. Sehingga para pekerja dapat bekerja secara aman dan nyaman terhindar dari bahaya kecelakaan kerja. Keselamatan kerja merupakan tanggung jawab setiap orang karena dengan adanya keselamatan kerja maka para karyawan akan terbebas dari bahaya yang akan mungkin terjadi pada saat melakukan apa saja. Penyebab kecelakaan kerja sering terjadi akibat :a. Kurangnya pengetahuan tentang keselamatan kerja (lack of knowledge).b. Kurangnya latihan dan pendidikan (lack of training).c. Kurangnya pengawasan (lack of supervision).Anggota tiap regu pemadam api terdiri atas 5 orang dengan tingkatan :a. Kepala Regub. Mekanikc. Nozelmand. Helpere. Driver2.9 Sarana Pendidikan dan Pelatihan2.9.1 Sarana KilangPusdiklat Migas juga mempunyai kilang yang didirikan pada tahun 1929, yang dalam perjalannya sebagai saran pendidikan dan pelatihan bagi peserta pelatihan dan PTK AKAMIGAS STEM khususnya jurusan refinery. Di samping itu juga merupakan tempat kerja praktek bagi mahasiswa dari perguruan Tinggi baik Negeri maupun Swasta yang melakukan tugas akhir, juga di pergunakan sebagai On The Job Training (OTJT) bagi tenaga kerja yang dipersiapkan untuk kepentingan operasi perusahaan perminyakan di lingkungan Blora dan Bojonegoro, serta perusahaan minyak di Dalam dan di Luar Negeri khsusnya di Timur Tengah.Kilang Pusdiklat Migas sebagai sarana diklat beroprasi dengan kapasitas terpasang 3800 barel/day (BPD), dengan di lengkapi sarana penunjang lainnya, yaitu : Power Plant, Laboratorium, dan Pengolahan Air.Manfaat Kilang cepu :a. Sebagai kelengkapan utama sarana diklat migas sector hilir.Kilang cepu merupakan gambaran dari proses dasar dari kilang minyak guna menunjang proses pembelajaran peserta diklat untuk sector hilir yang memerlukan sarana peraga kilang minyak lebih besar dibandingkan sector sector hulu (hilir 80% hulu 20%)b. Membantu ketersediaan kebutuhan BBM untuk wilayah Blora, Bojonegoro, Rembang, dan Ngawi.Kelebihan kapasitas utilitas kilang (air minum) dapat membantu masyarakat Cepu.2.9.2 Sarana Ruang Kelas Saat ini pusdiklat Migas memilki ruang kelas sebagai tempat mengajar dengan fasilitas multimedia. Jumlah ruang kelas yang aktif digunakan sebanyak 32 ruang.2.9.3 Sarana Laboratorium dan Bengkel (WorkShop)Sebagai penunjang pendidikan dan pelatihan, Pusdiklat Migas juga dilengkapi dengan sarana Laboratorium dan Bengkel (workshop), antara lain :a. Laboratorium Kimiab. Laboratorium Fisikac. Laboratorium Minyak bumid. Laboratorium Lindung Lingkungane. Laboratorium Instrumen/elektronikaf. Laboratorium Eksplorasig. Laboratorium Produksi h. Laboratorium Prosesi. Laboratorium Engineeringj. Laboratorium Teknik Sipilk. Laboratorium Komputer/Pengolahan datal. Laboratorium Telekomunikasim. Laboratorium Mekanikn. Laboratorium Penggerak Mulia o. Laboratorium Metalurgi dan Lasp. Laboratorium Listrikq. Laboratorium Inspeksir. Laboratorium Bahasas. Simulator Prosest. Laboratorium Produksiu. Laboratorium Borv. Perpustakaanw. Ruang Model x. Pilot planty. Fire Ground

5

BAB IIITEORI DASAR

3.1Klasifikasi dan Jenis SeparatorDalam dunia industri, separator dapat dibedakan sesuai degan bentuk atau posisi, proses pemisahan dan fungsinya. Walaupun separator memiliki tujuan yang sama yaitu memisahkan zat, tetapi terdapat hal-hal lain yang dapat membedakan separator tersebut, berikut penjelasannya:

3.1.1Berdasarkan Bentuk SeparatorAda tiga jenis separator berdasarkan bentuk atau posisinya, yaitu:1. Separator VertikalSeparator vertical biasa disebut juga dengan separator tegak. Jenis dari separator ini biasanya digunakan untuk memisahkan fluida produksi yang memiliki GLR (Gas Liquid Ratio) rendah atau kandungan padatan yang tinggi, separator ini mudah untuk dibersihkan serta memiliki jumlah kapasitas penampungan cairan yang tinggi. Kelebihan dari penggunaan separator vertical adalah proses pengontrolan cairan terbilang mudah, dapat menampung pasir dengan jumlah yang besar, mudah untuk dibersihkan dan kecil kemungkinan akan adanya penguapan kembali cairan. Separator jenis ini memiliki kekurangan juga, yaitu memiliki harga yang mahal, susah dalam proses pengiriman, membutuhkan diameter yang lebih besar untuk jenis gas tertentu.

Gambar 3.1 Separator Vertikal.2. Separator HorizontalSeparator horizontal disebut juga dengan separator datar. Separator ini sangat efektif dalam hal memsiahkan fluida yang memiliki GLR tinggi serta mengandung busa. Jenis dari separator ini masih terbagi dalam dua jenis yaitu type single tube horizontal separator dan double tube horizontal separator.Kelebihan dari separator horizontal adalah lebih murah jika dibandingkan dengan separator vertikal, komponennya lebih mudah dalam pengirimian, cocok untuk cairan berbusa (foaming), lebih efisien untuk mengolah gas yang memiliki volume besar. Separator jenis ini memiliki kekurangan, yaitu memiliki system control valve (katup) yang lebih rumit, susah untuk dibersihkan (dari larutan lumpur, parafin dan pasir), memiliki ukuran yang lebih kecil sehingga hanya dapat digunakan untuk gas tertentu.

Gambar 3.2 Separator Horizontal3. Separator SphericalSeparator spherical ini juga dikenal dengan nama separator bulat. Jenis dari separator ini memiliki kapasitas gas dan pemisahan yang terbatas sehingga umumnya digunakan untuk memisahkan zat yang memiliki GLR kecil hingga sedang namun dapat beroperasi pada tekanan tinggi.Kelebihan dari separator spherical ini adalah memiliki harga yang paling murah jika dibandingkan dari jenis sebelumnya, lebih mudah untuk dibersihkan. Separator spherical juga memiliki kekurangan, yaitu sistem pengontrolan cairan yang rumit, memiliki ruang pemisah dan kapasitas surge lebih kecil.

Gambar 3.3 Separator Spherical3.1.2Berdasarkan Fungsi SeparatorSeparator memiliki tujuan yang sama, tetapi dapat dibedakan dalam fungsinya seperti jumlah tekanan yang digunakan. Terdapat lima perbedaan separator pada golongan ini, yaitu:1. Gas ScrubberAlat ini dirancang khusus untuk memisahkan butir-butiran cairan yang masih terikat oleh gas dan terikut pada proses pemisahan pertama. Umumnya alat ini dipasang setelah separator dan sebelum dehdrator, extraction plant atau kompresor agar mencegah masuknya cairan kedalam alat tersebut.

Gambar 3.4 Gas Scrubber2. Knock OutAlat ini dapat dibedakan dalam dua tipe, yaitu free water knock out (FWKO) yang digunakan untuk memisahkan air bebas dan hidrokarbon cair sedangkan type kedua yaitu total liquid knock out (TLKO) untuk memisahkan cairan dari gas yang bertekanan tinggi >125 psi.

Gambar 3.5 Free Water Knockout3. Flash ChamberType ini digunakan untuk proses pemisahan secara kilat (cepat), dan digunakan sebagai separator tahap lanjut yang dirancag untuk bekerja pada tekanan rendah (>125psi).4. Expanssion VesselJenis ini digunakan untuk pemisahan bertemperatur rendah dan digunakan untuk menampung gas hidrat yang telah terbentuk pada proses pendinginan, alat ini memiliki tekanan kerja antara 100-130 psi.5. Chemical ElectricAlat ini merupakan jenis separator tingkat lanjut yang digunakan untuk memisahkan kandungan air dari fraksi hasil separasi pada stage sebelumnya, proses pada alat ini dilakukan secara electric (menggunakan prinsip anoda catoda) sehingga lebih memudahkan proses pemisahan.3.1.3Berdasarkan Fase Hasil Pemisahan SeparatorProses pemisahan liquid dilakukan sesuai dengan densitas zat tersebut, misalnya saja campuran antara air dan minyak, maka yang akan berada pada bagian bawah adalah air sedangkan minyak akan berada pada bagian atas. Fasa pemisahan dari separator terdiri dari dua fasa dan tiga fasa, yaitu:1. Separator Dua FasaProses pemisahan yang memiliki campuran yang terdiri dari dua jenis liquid (gas, minyak maupun air). Sebagai contoh, pada hasil destilasi minyak bumi maka akan dihasilkan fraksi gas, kemungkinan besar fraksi tersebut mengandung air, maka dilakukan pemisahan dengan separator dua fasa dimana air akan berada pada bagian bawah sedangkan gas akan berada pada bagian atas, sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan melalui pipa atas maupun pipa bawah.2. Separator Tiga FasaProses pemisahan yang memiliki campuran yang terdiri dari tiga jenis liquid. Sebagai contoh, hasil pengeboran sumur minyak memiliki campuran antara tiga jenis liquid yaitu air, crude oil dan gas alam. Maka akan digunakan pemisahan dengan separator tiga fasa, dimana air akan berada pada bagian bawah, minyak bumi pada bagian tengah dan gas pada bagian atas,sehingga proses pemisahan campuran liquid tersebut lebih mudah untuk dilakukan.3.2 Peralatan Separator3.2.1 Bagian utama separatorSeparator produksi di bagi jadi 4 bagian yang memisahkan fluida yaitu:1. Primary Section2. Settling Section3. Mist extraction section4. Liquid collecting section3.2.1.1Primary sectionBagian ini digunakan untuk mengumpulkan semua fluida yang masuk semua fluida yang masuk ke separator. Bagian ini terdiri dari inlet port dan baffle untuk mengubah aliran utama dari aliran campuran gas.3.2.1.2Settling sectionSettling section digunakan untuk memisahkan cairan yang tidak bisa dipisahkan oleh primary section. Prinsip utama dari proses ini adalah berdasarkan pada gravitasi yang mana terdapat perbedaan pada gravitasi cairan dan gas.3.2.1.3Mist Extraction sectionLiquid yang terbentuk dari kabut bisa dipisahkan dari aliran gas oleh mist eksraktor tetapi cairan yang terbentuk dari condensasi gas tidak bisa di pisahkan oleh mist extractor. Factor factor yang mempengaruhi pemisahan yang baik antara cairan yang terbentuk oleh gas dan kabut adalah perbedaan densitas antara gas dan minyak, laju alir gas, dan waktu.3.2.1.4Liquid Collecting sectionBagian ini digunakan untuk mengumpulkan fluida bebas yang berasal dari gas. Pada bagian ini biasa disertakan kaca bening untuk melihat ketinggian fluida yang ada dalam separator.

Gambar 3.6 Peralatan Pada Separator3.2.2 Peralatan Internal dan Eksternal pada SeparatorPada gambar diatas adalah skema peralatan yang biasa terdapat pada separator tiga fasa baik alat internal ataupun eksternal.Adapun alat-alat pada internal separator:1. Deflektor platePlat ini dipasang didepan saluran masuk/ inlet separator, bisa berbentuk lempeng datar, cekung, atau cembung. Plat ini berguna untuk mengasilkan momentum tumbukan antara fluida masuk dengan lat tersebut sehingga momentum tersebut bisa memisahkan antara gas dan liquid, selain itu plat tersebut juga berfungsi untuk memperlambat aliran dalam separator.1. WeirWeir adalah sebuah dinding yang dipasang didalam bejana. Dinding ini memiliki fungsi untuk menahan cairan sebelum meninggalkan bejana, sehingga mampu meningkatkan residence time dan pemisahan air dengan minyak bisa terjadi disini.1. Horizontal BaffleDipasang dekat permukaan liquid untuk mencegah terjadinya gelombang yang bisa terseret oleh aliran gas1. Vertical BaffleDipasang pada setengah lingkaran vessel untuk menenangkan gelombang, sehingga pemisahan antara minyak dengan air dapat menjadi lebih cepat.1. Demister PadDipasang pada outlet gas untuk menangkap kembali liquid yang masih ikut pada aliran gas sebelum keluar dari separator. Bentuk peralatan ini berupa rajutan .1. Straightening VanesBerupa plat-plat pelurus yang bertujuan untuk menghilangkan turbulensi gas sesudah terjadi separasi1. Centrifugal devicesPada umumnya Centrifigal devices digunakan pada separator vertical untuk menimbulkan gaya sentrifugal yang akan menyebabkan fraksi liquid terlempar ke dinding dan jatuh ke bawah.1. Fload shieldDipasang sebagai instrument pengontrol level1. Vortex breakerDipasang pada liquid outlet yang bertujuan untuk mencegah timbulnyapusaran-pusaran minyak yang nantinya akan membebaskan gas di dalam minyak.1. Weir BoxDipasang pada bagian liquid untuk menahan minyak yang menuju ke outlet dan mencegah terjadinya gelombang.Dan alat-alat eksternal separator:1. Inlet pipePipa untuk mengaairkan fluida masukan.1. Level ControllerPiranti untuk mengatur level permukaan cairan1. Pressure ControllerPiranti untuk mengatur tekanan dalam separator.1. Pressure GaugeAlat untuk mengetahui tekanan dalam separator.1. Safety ValveValve untuk melindungi separator dari overpressure1. Rupture DiskAlat berbentuk cakram untuk pengaman dari tekanan berlebih.1. Gas outlet pipePipa untuk mengalirkan gas hasil separasi.1. Liquid Outlet Pipe (2 Fasa)Pipa untuk mengalirkan liquid hasil separasi1. Oil,Water Outlet Pipe (3 Fasa)Pipa untukmengalirkan air atau minyak hasil separasi.1. Drain PipeAdalah pipa untuk mengalirkan fluida saat pengosongan separator.

3.3 Control System pada SeparatorSeparator mempunyai dua control point utama, yaitu:3.3.1Pressure Switch Control

Pressure Switch Separatormerupakan peralatan pengaman yang berfungsi untuk mencegah terjadinya tekanan abnormal di Separator. Baik tekanan yang berlebihan (terlalu tinggi) maupun tekanan kurang (terlalu rendah) dengan cara menutup aliran yang menujuSeparatorbilaPressure Controlgagal dalam mengontrol tekanan. Pressure Switchini mempunyai dua buah sensor , yaitu Pressure Switch High dan Pressure Switch Low.Bilaset pointpada keduaPressure Switchtersebut tercapai maka akan menyebabkanshutdown sistem bekerja sehinggaSeparatorterhindar dari bahaya, terutama bahaya dari tekanan yang terlalu tinggi.

Pressure Switchdalam keadaan normal , bisa dilihat pada gambar.

Gambar 3.7 Pressure Switch pada posisi normalCara kerja dariHigh Pressure Switchadalah bila tekanan mencapaiset pointyang sudah ditentukan , maka tekanan tersebut akan mendorong keatas"switch"daripressuretersebut sehingga arus listrik tersambung (menjadiclosed) dan akan mengaktifkan alarm di Control Room Panel kemudian Control Room Panel akan mengaktifkanShutdown System.Gambar 3.8Pressure Switch High pada posisi Off-On

High Switch Pressureakan bekerja bila High Pressureberubah"closed"saat tekanan berubah naik mencapai titik setting dan alarm aktif dan terjadishutdown.

Cara kerjaLow Pressure Switchadalah bila tekanan terlalu rendah dan mencapaiset point Low Pressure, makaPressure Switch "low"akan bekerja (menjadiclosedsaat tekanan menjadi turun).

Dengan berkurangnya tekanan menyebabkanspring(pegas) tidak ada yang menahan sehinggaswitch bergerak ke bawah dan arus listrik tersambung mengaktifkan alarm danshutdownterjadi3.3.2Level Switch ControlKetinggian fluida di separator dapat dikontrol. Jadi separator dapat bekerja secara efisien. Untuk mengontrol ketinggian fluida, dapat menggunakan level switch control. Ketika ketinggian di separator naik level control mengirimkan sinyal ke control katup untuk membuka liquid outlet line. Ketika ketinggian fluida turun pada suatu poin tertentu, level kontroler mengirimkan sinyal untuk menutup katup3.4 Keunggulan dan Kekurangan Masing-Masing SeparatorKelebihan dan kekurangan dari masing-masing separator :a. Separator VertikalKelebihannya: Pengontrolan level cairan tidak terlalu rumit Dapat menanggung pasir dalam jumlah yang besar Mudah dibersihkan Sedikit sekali kecenderungan akan penguapan kembali dari cairan Mempunyai surge cairan yang besarKekurangannya : Lebih mahal Bagian-bagiannya lebih sukar dikapalkan (pengiriman) Membutuhkan diameter yang lebih besar untuk kapasitas gas tertentu

b. Separator HorizontalKelebihannya : Lebih murah dari separator vertical Lebih mudah pengiriman bagian-bagiannya Baik untuk minyak berbuih (foaming) Lebih ekonomis dan efisien untuk mengolah volume gas yang lebih besar Lebih luas untuk setting bila terdapat dua fasa cairKekurangannya : Pengontrolan level cairan lebih rumit daripada separator vertical Sukar dalam membersihkan Lumpur, pasir, paraffin Diameter lebih kecil untuk kapasitas gas tertentuc. Separator BulatKelebihannya : Termurah dari kedua tipe diatas Lebih mudah mengeringkan dan membersihkannya dari pada separator vertical, lebih kompak dari yang lainKekurangannya : Pengontrolan cairan rumit Mempunyai ruang pemisah dan kapasitas surge yang lebihk kecil

3.5 Perbedaan Antara Separator Dan Flow SplitterFungsi flow splitter adalah untuk memisahkan gas dari liquid, memisahkan pasir dari liquid dan membagi aliran liquid ke gas boot.Prinsip kerja:Fluida yang datang dari sumur-sumur minyak masuk ke flow splitter melalui fluid inlet, aliran fluida tersebut dipecahkan oleh fluid baffle, dan gas mulai terpisah karena perbedaan specific gravity (berat jenis). Gas yang ringan berada diatas, sedangkan minyak dan air mengalir kebagian bawah.Gas dalam perjalanan menuju gas outlet melewati mist pad untuk pembersihan cairan atau mist yang dikandungnya, sehingga setelah meninggalkan mist pad dan keluar dari flow splitter, gas tersebut sudah merupakan gas bersih. Minyak dan air mengalir kearah liquid outlet dan ditampung didalam ruangan (chamber) yang displit atau terbagi dua.Masing-masing ruangan mempunyai level controller sendiri untuk mengontrol liquid level atau permukaan cairan didalamnya. Dari chamber ini minyak dan air akan keluar dari flow splitter menuju ke gas boot untuk proses lebih lanjut.Pasir yang ikut terproduksi bersama minyak dan air dari dalam sumur minyak merupakan bagian terberat dari semua fluida yang masuk kedalam flow splitter dan akan mengendap dibagaian bawah dari flow splitter. Pasir tersebut dapat dibuang dari flow splitter melalui sand jet outlet oleh semprotan air yang bertekanan melalui sand jet inlet secara automatic atau manual.Perbedaan antara separator dan flow splitter adalah liquid outlet pada flow splitter dibagi menjadi dua line yang mana masing-masing line tersebut terhubung ke gas boot. Jadi pada unit ini biasanya dilengkapi dengan sand jets yang mana digunakan untuk menyemprot pasir yang telah mengendap di dasar bejana.

BAB IVPENGOPRASIAN SEPARATOR

4.1. Pengoprasian SeparatorPengguna yang berbeda memiliki prosedur operasi yang sedikit berbeda, tetapi langkah-langkah dasar pada umumnya itu sama.4.1.1 Separator Start UpMetode Separator start up sebagai berikut :1. Jika Vessel dalam keadaan kosong, tutup katup block di setiap pipa keluarnya fluida dari separator untuk mencegah kemungkinan kebocoran melalui katup kontrol.2. Jika separator memiliki pengontrol tekanan, itu harus ditetapkan sekitar 75% dari tekanan normal dan perlahan merubahnya ke tekanan normal setelah separator tersebut diatur pengontrol tekanan yang disesuaikan dan memungkinkan tekanan beada di atas tekanan operasi.3. Jika separator telah berada pada tingkat yang rendah, separator harus dinonaktifkan atau cairan harus ditambahkan kedalam separator supaya kembali ke level normal.4. Periksa pipa aliran keluar dari separator untuk melihat bahwa setiap aliran yang meninggalkan separator mengalir dalam arah yang benar.5. Perlahan-lahan buka aliran yang masuk ke dalam separator.6. Ketika tingkat cairan mencapai kisaran pengendali tingkat,tempat pengendali tingkat di perbaiki dan buka blok katup yang ditutup pada langkah 1.7. Menyesuaikan tingkatan dan pengendali tekanan diatur oleh STABILIZER yang dioprasikan dalam separator.

4.1.2 Menutup separatorLangkah-langkah menutup separator sebagai berikut :1. Tutup katup pada aliran masuk.2. Tutut katup pada pipa alir fuida keluar untuk mencegah kebocoran fluida.3. Separator harus dikeringkan, buka pipa by pass pada katup kontrol tingkat atau sesuaikan pengendali tingkat sehingga katup kontrol tetap terbuka sampai separator telah dikeringkan. Tutup katup blok pipa yang mengalirkan cairan keluar, setelah proses pengeringan.4. Separator harus vakumkan, tutup katup blok untuk pipa keluar gas.5. Vakumkan separator dengan membuka katup pipa dari separator ke ventilasi atau blow down sistem.6. Jika sudah, tinggalkan tekanan positif kecil di separator sementara didalamnya, matikan untuk mencegah udara masuk sehingga tidak harus dibersihkan lagi sebelum memulai.4.1.3 Pengoprasian RutinDengan separator pada penggunaan normal pemeriksaan berikut harus dilakukan.1. Pengecekan operasi rutin dengan mengamati berbagai tingkat, tekanan, temperatur dan control instrument aliran untuk melihat bahwa separator dikendalikan dalam kisaran yang tepat.2. Katup control diafragma harus diisi sesekali untuk melihat bahwa separator akan sepenuhnya membuka dan menutup tanpa pembatasan.3. Gelas ukur harus dikeringkan secara berkala untuk mencegah endapan atau puing-puing yang terakumulasi di pipa atau katup dan menyebabkan tingkat palsu.4. Jika separator memiliki filter atau penggabungan ruang, penurunan tekanan di antara mereka harus ditekn untuk peningkatan yang menunjukkan membangun dari partikel padat dan kebutuhan untuk membersihkan atau mengganti separator4.2 Masalah Pada SeparatorMasalah yang biasa timbul pada separator yaitu :1. Gas Blow-BySemburan gas adalah aliran gas yang keluar bersama dengan cairan melalui saluran fuida dari separator. gas dan cairan akan datang ke tangki pencuci dan menghancurkan lapisan minyak yang sudah mulai menetap di tangki. Proses pemisahan gas dan cair menjadi tidak sempurna.

Tabel 4-1 penyelesaian masalah dari semburan gas dengan masalahnyaPENYEBAB DARI SEMBURAN GASPROSEDUR PENANGANANNYA

1. Kurang atau tidak ada fluidaMemperbesar aliran fluida

2. katup kontrol di oulet cair tidak bekerja (terbuka)2. pastikan tekanan dan pengontrol level cocok dengan pengaturan separator

3. katup bypass pada outlet fluida terbuka3. tutup katup bypass dan katup penguras jika terbuka

4. katup penguras terbuka4. tutup katup penguras

5. katup pengontrol di outlet gas tidak bekerja (tertutup)5.pastikan lcv dan pcv bekerja dengan baik

1. Liquid Carry Overluquid yang terbawa adalah kondisi ketika keluar cairan melalui saluran gas, karena tekanan dalam pemisah terlalu rendah.

Table 4-2 penyelesaian masalah daari fluida masalah fluida yang terbawa

PENYEBAB DARI AKUMULASIPROSEDUR PENYELESAIAN MASALAH

1. laju alir gas yg masuk terlalu tiinggi1.cek aliran gas dan kembali ke desain aliran

2.tingkat cair tinggi yang menghemat ruang uap melepaskan diri2. periksa liquid level. Tumbangkan gelas ukur. Level bawah untuk perencanaan awal

3. penggabungan plat, kabut pad, atau perangkat cenrifugal tersangkut3.periksa temperature dan tekanan untuk menentuka apakah hidrat terbentuk3.2 ukur penurunan tekanan di perangkat. jika penurunan tekanan di kabut pad adalah nol, begitu banyak cairan yang terbawa

4. aksi gelombang yang berlebihan dalam cairan4.instal pemutus gelombang

5 pengoprasian tekanan terlalu rendah5.periksa tekanan dan kenaikan dari desain atau desain gas terlalu rendah sehingga tekanan perlu dikurangi

40

BAB VKESIMPULAN

1. Minyak dan gas dipisahkan menjadi komponen individu, berdasarkan hasil spesifikasi dan syarat perangkat pengukuran hilir.2. Faktor yang mempengaruhi proses pemisahan di separator adalah kepadatan, tekanan, suhu, kecepatan, dan kapasitas pemisah.3. Pada dasarnya, prinsip dari proses pemisahan minyak dan gas didalam separator berdasarkan pemisahan gravitasi, gaya sentrifuga, efek baffle, dan skrin.4. Pemisahan dilakukan dengan empat bagiana. inlet diverter (Tahap pertama)b. gravity settling (tahap pengendapan)c. mist extractor (tahap mist extractor)d. liquid collection (tahap pengumpulan liquid)5. Prinsip kerja di masing-masing jenis mist extractor didasarkan pada prinsip tumbukan, perubahan arah aliran, perubahan kecepatan, gaya sentrifugal, penggabungan pack, dan filter.6. Berdasarkan pada cairan yang dipisahkan, separator diklasifikasikan ke dalam separator dua fasa (memisahkan gas dan cairan) dan tiga fase pemisah (gas terpisah, minyak dan air) dan berdasarkan bentuk, jenis pemisah horisontal, vertikal dan bulatDAFTAR PUSTAKA

Ken Arnold and Maurice Steward, Surface Production Operation: Design of Oil Handling Systems and Facilities Second Edition Volume I, 1999, Gulf Publishing Company, United States of AmericaSteward, Maurice, Dr., P.E., CSP, Surface Production Operation: Equipment, Gathering, Measurement and Maintenance, Worldwide Petroleum Training ITD International Training and Development.H. Vernon Smith, Oil and Gas Separators, Petroleum Engineering Handbook, Meridian Corporation.Ridho, Sumadi, Ir., Separator, 2007, Pusdiklat Migas Cepu.4445