bab iii laporan produksirepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada...

253
10 BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser Produser adalah orang yang bertanggung jawab atas anggaran, perencanaan, dan pembuatan program televisi atau serangkaian program. Produser berperan penting atas pelaksanaan dan bertanggung jawab atas kegiatan semua produksi. Produser terlibat aktif dalam setiap tahapan proses pembuatan program televisi ataupun film mulai dari pemunculan ide, pengembangan ide, perekrutan tim, produksi,hingga sampai ke tahap pasca-produksi, Menurut Rusman Latif dalam buku yang bejudul Menjadi Produser Televisi berpendapat bahwa produser adalah seorang sineas profesional yang membuat drama televisi yang memiliki wewenang dan tanggung jawab secara manajemen dan artistik terhadap proses produksi sebuah karya drama televisi, meliputi penentuan ide cerita, penulisan skenario, sutradara, tim kreatif, dan pemain, merancang produksi, promosi, pemasaran dan menyusun anggaran. Memberikan panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan kegagalan saat produksi sebuah drama televisi yang diberi judul THE LIES WE BELIEVEmerupakan tanggung jawab sepenuhnya oleh seorang produser. Keberhasilan akan diraih dan dapat terwujud sesuai rencana jika proses pra produksi hingga pasca produksi dapat berjalan sesuai rencana oleh produser dan tak lepas atas kerja keras seluruh tim yang terlibat. 3.1.1. Pra Produksi Dalam program drama televisi THE LIES WE BELIEVEproduser mencari penulis naskah dan mengembangkan ide cerita yang ada kepada penulis

Upload: others

Post on 03-Nov-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

10

BAB III

LAPORAN PRODUKSI

3.1. Proses Kerja Produser

Produser adalah orang yang bertanggung jawab atas anggaran, perencanaan,

dan pembuatan program televisi atau serangkaian program. Produser berperan

penting atas pelaksanaan dan bertanggung jawab atas kegiatan semua produksi.

Produser terlibat aktif dalam setiap tahapan proses pembuatan program televisi

ataupun film mulai dari pemunculan ide, pengembangan ide, perekrutan tim,

produksi,hingga sampai ke tahap pasca-produksi,

Menurut Rusman Latif dalam buku yang bejudul Menjadi Produser Televisi

berpendapat bahwa produser adalah seorang sineas profesional yang membuat

drama televisi yang memiliki wewenang dan tanggung jawab secara manajemen

dan artistik terhadap proses produksi sebuah karya drama televisi, meliputi

penentuan ide cerita, penulisan skenario, sutradara, tim kreatif, dan pemain,

merancang produksi, promosi, pemasaran dan menyusun anggaran. Memberikan

panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di

bawahnya.

Namun keberhasilan dan kegagalan saat produksi sebuah drama televisi yang

diberi judul “THE LIES WE BELIEVE” merupakan tanggung jawab sepenuhnya

oleh seorang produser. Keberhasilan akan diraih dan dapat terwujud sesuai rencana

jika proses pra produksi hingga pasca produksi dapat berjalan sesuai rencana oleh

produser dan tak lepas atas kerja keras seluruh tim yang terlibat.

3.1.1. Pra Produksi

Dalam program drama televisi “THE LIES WE BELIEVE” produser

mencari penulis naskah dan mengembangkan ide cerita yang ada kepada penulis

Page 2: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

11

naskah dan mengatur jadwal sekaligus bertemu dengan dosen pembimbing lalu

meminta persetujuan agar dosen menyetujui naskah yang telah dibuat yang akan

digarap untuk dibuat program drama televisi.

Langkah selanjutnya produser bersama tim mencari lokasi untuk

shooting dan membuat persetujuan kepada pihak yang mempunyai tempat, dan

menentukan talent atau artis yang akan memerankan karakter dalam naskah

yang sudah dibuat. Ada beberapa tahap dalam pra produksi yang penulis

lakukan sebagai produser sebelum memasuki tahap produksi (shooting), antara

lain:

1) Rapat Kelompok

Setelah tim mulai terbentuk, tahap selanjutnya adalah pembagian

jobdesk masing-masing, jobdesk dibagikan sesuai keperluan dan keahlian

masing-masing dan tanpa paksaan. Jobdesk dibagikan sesuai keahliannya

untuk mempermudah kinerja tim.

2) Script Breakdown

Sebelum shooting dilakukan tahap pertama adalah pembuatan script

breakdown, untuk memecah tiap adegan dalam skenario menjadi daftar

informasi yang dibutuhkan untuk shooting, proses ini memungkinkan

produser mengetahui rincian kebutuhan shooting berikut biaya yang

diperlukan.

3) Shooting schedule

Page 3: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

12

Produser membuat informasi mengenai jadwal dan lokasi yang akan

digunakan untuk shooting per adegan, agar memudahkan untuk sutradara

saat shooting dan menghemat waktu.

4) Menentukan Anggaran Biaya

Produser membuat daftar apa saja kebutuhan produksi, mulai dri pra

produksi sampai dengan pasca produksi, mulai dari alat yang digunakan,

biaya talent, biaya lokasi, akomodasi talent dan kru, serta kebutuhan art

untuk keperluan shooting.

5) Menyusun Tim Produksi

Pembuatan drama televisi membutuhkan tim yang cukup banyak maka

dari itu produser membentuk tim produksi, dalam tim itu ada yang disebut

dengan tim inti, ialah orang-orang yang sejak awal terlibat dalam sebuah

produksi sebagai acuan rekan kerja yang lain, tim ini juga membantu

mendiskusikan permasalahan dan membantu mencari solusi atas masalah

tersebut, adapun tim inti dari produksi drama “The Lies We Believe” terdiri

dari:

a) Endang Sukarja : Sebagai Produser dan Penata Artistik

b) Ismaya Kahar : Sebagai Sutradara dan Penulis Naskah

c) Ary Hidayat : Sebagai Penata Kamera dan Penata Cahaya

d) Rizki Maulana : Sebagai Penata Suara dan Penyunting Gambar

6) Melengkapi Perizinan dan Lokasi

Lokasi adalah salah satu faktor penting yang harus diperhatikan sebab

tanpa adanya lokasi maka shooting akan gagal, jika perizinan tidak jelas

Page 4: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

13

shooting tidak dapat mengambil gambar di lokasi itu akan menghambat saat

produksi. Produser bersama tim melakukan hunting lokasi, terjun langsung

ke lokasi agar mendapat informasi serta lokasi yang sesuai kebutuhan, mulai

dari transportasi yang akan digunakan, waktu untuk mencapai lokasi dan

rute serta melihat kondisi medan jalan, yang sekiranya dapat mempermudah

jalannya shooting.

7) Casting

Setelah naskah sudah jadi dan lokasi sudah ditentukan maka tugas

selanjutnya adalah mencari talent dengan melaksakan casting, informasi

pembukaan casting kami baggikan melalui media sosial dan menghubungi

beberapa teman dekat dari sanggar teater untuk mengikuti casting yang

kami lakukan.

8) Membuat Surat Ikatan Kerja pemain

Setelah melaksakan casting dan mendapatkan pemain maka produser

membuat kontrak kerja dengan beberapa kesepakatan agar tidak terjadi

kesalah pahaman saat bekerja sama dengan tim.

9) Persiapan Produksi

Sebelum masa produksi tiba, penulis beserta semua tim sepakat untuk

menginap di lokasi shooting dari hari pertama produksi sampai selesai.

Segala kebutuhan alat dipersiapkan sesuai kebutuhan yang ada dalam

naskah,mulai dari kamera, lighting, audio, property yang digunakan, sampai

Page 5: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

14

hal-hal kecil yang dibutuhkan selama produksi. Semua perlengkapan yang

kami butuhkan kami dapatkan dengan cara menyewa.

Untuk perlengkapan artistik produser mengarahkan untuk membuat dan

memfasilitasi untuk mendapatkan semua barang yang dibutuhkan. Mulai

dari properti set hingga kostum pemain dengan cara membeli atau

meminjam.

3.1.2. Produksi

Menurut Irwanto dalam bukunya yang berjudul Menjadi Produser Televisi,

produksi dalam studio (indoor shooting) maksudnya seluruh kegiatan produksi

dilakukan di dalam studio atau ruangan. Program yang produksi secara rekaman,

umumnya melalui proses editing sebelum disiarkan.

Menurut kutipan di atas kelompok kami berpendapat bahwa tahap produksi

adalah tahap di mana menggabungkan berbagai ide untuk pengambilan gambar.

Sesudah pengambilan gambar selesai maka dilakukan pemilihan gambar dan

melakukan pemeriksaan secara berulang untuk melihat letak kesalahan saat

pengambilan gambar. Apabila ada kesalahan saat pengambilan gambar maka

dilakukan pengulangan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Dalam tahap produksi seorang produser mengontrol jalannya produksi dan

memastikan jalannya produksi dengan lancar, serta memberikan arahan yang tepat

sesuai dengan apa yang telah dirundingkan terlebih dahulu.

Berikut adalah hal-hal yang ditulis oleh produser dalam proses produksi

adalah:

1) Konsumsi.

Page 6: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

15

Dalam proses produksi, komsumsi yang diberikan harus memenuhi

kebutuhan sehari-hari dan harus memastikan bahwa konsumsi yang

diberikan benar-benar bergizi. Harus memastikan semua kru dan talent

mendapatkan konsumsi secara merata. Konsumsi yang diberikan setiap hari

adalah makanan berat sebanyak 3 (tiga) kali makan dalam sehari, serta

disediakan berbagai makanan ringan serta minuman.

2) Transportasi

Karena kekurangan alat transportasi dan untuk menghindari

keterlambatan waktu produksi maka semua kru dan talent sepakat untuk

menginap di lokasi shooting sejak hari pertama, agar kami dapat memulai

shooting lebih awal dan dapat memanfaatkan waktu secara efisien.

3) Akomodasi

Dalam produksi semua peralatan yang digunakan kami dapatkan

dengan cara menyewa seperti lighting, audio, hingga kamera. Pada saat

pindah lokasi shooting kami menyewa mobil pick up untuk mengangkut alat

produksi dan semua properti shooting dan juga satu unit mobil untuk

akomodasi talent.

4) Memeriksa Produksi

Pada saat produksi berlangsung tugas penulis sebagai produser

memastikan dan memeriksa berjalannya shooting sesuai dengan shooting

schedule yang sudah dibuat, apakah berjalan dengan rencana awal atau

Page 7: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

16

tidak. Serta memastikan peralatan yang digunakan sudah sesuai dengan

kebutuhan.

5) Briefing produksi dan evaluasi kerja produksi

Briefing merupakan hal yang sangat penting agat produksi berjalan

sesuai dengan recana dan prosedur kerja yang diinginkan atau yang

ditetapkan sebelumnya. Setelah shooting selesai penulis sebagai

produser mengajak semua kru dan talent yang terlibat dalam produksi

untuk evaluasi mengenai kekurangan serta kesalahan saat produksi.

3.1.3. Pasca Produksi

Pasca produksi adalah tahap akhir atau tahap penyelesaian, pada tahap

ini materi shooting yang didapatkan dari lokasi akan memasuki tahapan

penyuntingan gambar untuk menyempurnakan kekurangan materi program agar

memiliki materi makna yang menyesuikan dengan durasi yang telah ditentukan.

Menurut Irwanto dalam bukunya yang berjudul Broadcasting Televisi,

”editing merupakan pemberian ilustrasi, musik, audio missing, effect, serta color

grading untuk mendapatkan hasil karya yang memuaskan”.

Dalam tahapan ini penulis sebagai produser drama televisi “THE LIES

WE BELIEVE” mengawasi penyunting gambar yang didampingi oleh

sutradara. Hal ini dilakukan untuk melihat, memantau serta memeriksa hasil

penyuntingan gambar agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat

menghasilkan sebuah karya yang sesuai dengan yang diinginkan.

Page 8: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

17

3.1.4. Peran dan Tanggung Jawab Produser

Menurut Tommy Suprapto dalam bukunya yang berjudul Berkarir di

Bidang Broadcasting [2017:54], seorang produser memiliki kemampuan berpikir

dan menuangkan ide atau pemikiran ke dalam satu tulisan (proposal) untuk suatu

program acara secara baik dan sistematis serta mempunyai kemampuan untuk

memimpin dan bekerja sama dengan seluruh kerabat kerja dan unsur-unsur

produksi yang terkait.

Adapun tugas dan tanggung jawab sebagai produser adalah;

1) Menciptakan dan mengembangkan ide untuk produksi acara radio atau

televisi.

2) Membuat desain produksi.

3) Menentukan tim kreatif.

4) Menetukan satuan kerja produksi.

5) Bersama dengan pengarah acara memilih dan menentukan pengisi acara.

6) Menyusun anggaran biaya produksi.

7) Melakukan koordinasi, promosi dan publikasi.

8) Melakukan evaluasi terhadap acara yang ditangani.

3.1.5. Proses Penciptaan Karya

A. Konsep Kreatif

Dalam menentukan konsep kreatif produser dituntut harus dapat memikiki

ide atau sesuatu yang ada dalam pikiran yang dapat tersusun secara sistematis

untuk menjadi program drama televisi. Program yang sukses salah satu

penyebabnya ialah karena ide konsep yang menarik dan sangat matang.

Page 9: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

18

Pada drama televisi “THE LIES WE BELIEVE” yang menceritakan tentang

tindakan aborsi yang dilakukan oleh remaja di luar nikah. Avi sebagai pemeran penting

dalam thriller “THE LIES WE BELIEVE” ini menjadi salah satu contoh tindakan

kenakalan remaja yang berakhir mengerikan serta bukan hanya dia dan masa depannya

yang menjadi korban, melainkan ibunya sendiri ikut menjadi korban. Desi yang

meninggal karena aborsi membuat ibunya menjadi depresi atas tindakan anaknya yang

memutuskan mengaborsi kandungannya menjelang tiga bulan menuju pernikahan.

Selain itu penulis juga memilih pemain-pemain dari sanggar teater di mana

mereka mempunyai bakat acting yang luar biasa. Drama televisi ini dapat memberikan

pesan moral yang mendalam kepada masyarakat dengan kemampuan acting yang

dilakukan para pemeran.

Penulis sebagai produser membuat kekompakan pada seluruh crew dan talent

bahwa saat produksi harus bekerja sama jika setiap crew membutuhkan dan

mengetahui apa saja kekurangannya namun tidak tergantung denga peran dan tugas

sesama anggota, untuk mewujudkan hasil yang maksimal produser menyusun jadwal

kerja untuk para crew secara mendetail sehingga seluruh crew bisa mengikuti jadwal

kerja dan jadwal produksi yang telah disusun oleh produser. Pada saat produksi

produser juga merangkap sebagai artistik karena terbatasnya kru, dan dalam produksi

drama ini memerlukan cukup banyak properti. Produser sekaligus mengawasi

berjalannya proses produksi dan berpikir agar tidak terjadi masalah saat produksi.

B. Konsep Teknis

Produser memilih alat-alat yang tidak diragukan lagi kualitasnya mulai dari

kamera, lighting hingga sound. Untuk kamera produser memilih kamera Sony Fs 5

dengan alasan kamera tersebut sudah memiliki kualitas yang sangat baik. Kamera

Page 10: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

19

tersebut merupakan kamera profesional dengan lensa yang dapat diganti. Untuk sound

atau audio penulis menyewa satu paket boom mic MKH/416 dan zoom H6N sedangkan

untuk lighting menggunakan lampu Arri 1,2 Kw, 2 buah LED 15 inch, serta lampu

kinoflo. Sedangkan untuk editing menyiapkan komputer dengan prosesor core i5 yang

memiliki RAM 8 gb.

3.1.6. Kendala produksi dan solusinya

1. Kendala: pada hari pertama, shooting mengalami pengunduran waktu

dikarenakan ada beberapa kru dan talent yang terlambat datang ke lokasi shooting

dikarenakan jarak yang sangat jauh dengan lokasi shooting.

Solusi: semua kru dan talent memutuskan untuk menginap di lokasi shooting

agar tidak terlambat seperti hari pertama, dan menginap sejak hari pertama dan

produser menambahkan jam produksi yang seharusnya selesai pada pukul 21:00

menjadi pukul 22:30 untuk mengejar scene yang tertinggal.

2. Kendala : pada hari kedua terdapat masalah pada saat pembuatan artistik

dikarenakan tidak diperbolehkan untuk menggunakan paku pada dinding lokasi

shooting karena lokasi yang digunakan merupakan sebuah kamar hotel.

Solusi: produser dan tim art membeli cukup banyak double tip 3M untuk

menempelkan properti di dinding.

3. Kendala: pada hari ketiga mengalami keterlambatan waktu karena ada

perpindahan lokasi shooting yang jaraknya cukup jauh.

Solusi: produser melakukan penambahan waktu shooting.

Page 11: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

20

3.1.7. Lembar Kerja Produser

1. Konsep Program

2. Working Schedule

3. Breakdown Budgeting

4. Shooting Schedule

5. Call Sheet

6. Daily Production Report

7. Equipment List (Cek List Harian)

8. Surat Izin Lokasi dan Foto Lokasi

Page 12: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

21

KONSEP PROGRAM

Dalam pembuatan sebuah film ataupun drama televisi, di mana produser

berhak sepenuhnya terlibat dalam serangkaian proses pra produksi, produksi, sampai

pasca produksi. Seorang produser juga berhak sepenuhnya dalam pemberian ide

kreatif, cerita, dan merancang selama shooting. Produser dan sutradara bersama

penulis naskah adalah satu ruang lingkup yang dinamis atau biasa disebut triangle

System. Tiga orang ini harus pandai menemukan ide cerita dan mengembangkannya

dan menggabungkannya agar tercipta sebuah karya yang baik bagi para penikmatnya.

Produser tentunya memiliki peran dan tanggung jawab untuk menentukan

cerita apa yang akan dipilih dan dikembangkan. Pada pembuatan drama televisi “The

Lies We Believe” ini, menceritakan tentang tindakan aborsi yang dilakukan oleh

remaja di luar nikah. Desi sebagai pemeran penting dalam thriller “THE LIES WE

BELIEVE” ini menjadi salah satu contoh tindakan kenakalan remaja yang berakhir

mengerikan. Yang bukan hanya dia saja dan masa depannya yang menjadi korban,

melainkan ibunya pula. Avi yang meninggal karena aborsi membuat ibunya sendiri

menjadi depresi atas tindakan anaknya yang memutuskan mengaborsi kandungannya.

Selain menentukan ide cerita produser tentunya juga harus memikirkan

masalah lokasi dan talent yang akan dilibatkan pada saat produksi, serta alat-alat yang

akan digunakan, triangle memutuskan untuk memilih talent yang sudah terbiasa

dengan seni peran dan juga sesuai dengan karakter yang telah ditentukan. Hal ini agar

mempermudah kru dalam proses produksi dan pesan yang disampaikan dari cerita

akan sampai sesuai dengan yang diharapkan.

Page 13: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

22

WORKING SCHEDULE

Production Company : Lakuna Pictures Produser : Endang Sukarja

Judul Program : The Lies We Believe Sutradara : Ismaya Kahar

Durasi : 20 Menit

Table 1

No. Tahap Aktivitas

Target Per Minggu

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Merekrut Tim

2 Penemuan Ide

3 Pengembangan

Gagasan

4 Penulisan Naskah

5 Membuat Breakdown

Budget

6 Pengumpulan Dana

Produksi

7 Equipment List

8 Hunting Lokasi

9 Casting Pemain

10 Membuat Master

Breakdown

11 Merencanakan Wardobe

dan Make Up

12 Membuat Direction

Treatment

13 Membuat Shot List

14 Mengurus Perizinan

15 Membuat Schedule

16 Reading Talent

17 Memeriksan Ulang

Kesiapan Tim Produksi

Page 14: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

23

18 Melengkapi Properti

1 Menyiapkan

Akomodasi

2 Menyiapkan Logistik

3 Shooting

4 Daily Production

Report

5 Evaluasi Produksi

1 Editing

2 Ilustrasi Musik

3 Pengerjaan Laporan

Produksi

4 Final Edit

5 Preview Film

Page 15: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

24

BREAKDOWN BUDGET

Production Company : Lakuna Pictures Produser : Endang Sukarja

Judul Program : The Lies We Believe Sutradara : Ismaya Kahar

Durasi : 20 Menit

Table 1

No. Item Unit Rate Amount Note

Pra Produksi

1. Print &

Fotocopy

Rp. 450.000

2. Casting &

Reading

Rp. 580.000

3. Survey Rp. 175.000

TOTAL Pra Produksi Rp. 1.205.000

Produksi (Teknis)

1. Kamera Sony 1 Rp.350.000 Rp.1.050.000 3 Hari

2. Lensa 24-70 mm

F2,8 JM

1 Rp.250.000 Rp.750.000 3 Hari

3. Lensa 35 mm F

1,4

1 Rp.175.000 Rp.525.000 3 Hari

4. Slider Konova 1 Rp.150.000 Rp.450.000 3 Hari

5. Tripod 1 Rp.50.000 Rp.150.000 3 Hari

6. Memory extreme 2 Rp.25.000 Rp.150.000 3 Hari

7. Professional rig 1 Rp.250.000 Rp.750.000 3 Hari

8. Monitor 7inc 1 Rp.150.000 Rp.450.000 3 Hari

9. Clip on senheiser 2 Rp.100.000 Rp.600.000 3 Hari

10. Zoom H6N 1 Rp.150.000 Rp.450.000 3 Hari

11. LED 15Inc

viltrox

2 Rp.150.000 Rp.900.000 3 Hari

12. Arri 1,2 Kw 1 Rp.300.000 Rp.900.000 3 Hari

Page 16: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

25

13. Genset 1 Rp.350.000 Rp.1.050.000 3 Hari

14. Butterfly 6x6 1 Rp.250.000 Rp.750.000 1 Hari

15. Kino Flo 1 Rp.150.000 Rp.450.000 1 Hari

16. Zhiyun crane 2 1 Rp.250.000 Rp.500.000 2 Hari

17. Headphone

Sennheiser

1 Rp.25.000 Rp.75.000 3 Hari

18. Boom mic set

senheser MKH-

60

1 Rp.175.000 Rp.350.000 3 Hari

TOTAL produksi teknis Rp.10.300.000 Disc 50%

Produksi (artistik)

Properti Rp.1.000.000

Total Produksi Artistic Rp.1.000.000

Produksi (Unit)

Konsumsi

Air mineral

Catering Rp.500.000

Hari 1

(2x makan)

Catering Rp.730.000

Hari 2

(3x makan)

Catering Rp.280.000

Hari 3

(2x makan)

Sewa Mobil Pick

Up

Rp.350.000 Rp.1.050.000 3 Hari

Mobil Ertiga Rp.200.000 Rp.600.000 3 Hari

Bensin Rp.400.000 3 Hari

Baterai Alkaline Rp.20.000 Rp.100.000 5 Buah

Lokasi Rp.700.000 Rp.1.400.000 2 Hari

Talent Desi Rp.600.000 Rp.600.000

Talent Yuda Rp.400.000 Rp.400.000

Talent Avi Rp.500.000 Rp.500.000

Talent Andika Rp.300.000 Rp.300.000

TOTAL Unit Produksi Rp.6.860.000

Page 17: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

26

Pasca Produksi

Music Scoring Rp.500.000 Rp.500.000

DVD + Cover +

Poster A2

Rp.50.000 Rp.50.000

TOTAL Pasca Produksi Rp.550.000

TOTAL KESELURUHAN Rp. 14.765.000

Page 18: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

27

SHOOTING SCHEDULE

Production Company : Lakuna Pictures Produser : Endang Sukarja

Judul Program : The Lies We Believe Sutradara : Ismaya Kahar

Durasi : 20 Menit

Table 2

No Hari dan Tanggal Waktu

Pelaksanaan Kegiatan

1 Selasa, 25 Juni 2019 05.00-06.00 Memeriksa Perlengkapan, Make

Up Talent

06.00-07.00 Setting peralatan

07.00-07.30 Briefing crew

07.30-08.00 Pengarahan Bloking Untuk Talent

08.00-11.30 Pengambilan Gambar

11.30-13.20 Istirahat, Preview Gambar

13.20-14.00 Pengambilan Gambar

14.00-16.00 Pengambilan Gambar

16.00-16.30 Istirahat, Shalat.

16.30- 18.00 Pengambilan gambar

18.00-19.00 Istirahat, Shalat, Makan

19.00-21.30 Pengambilan Gambar - selesai

2 Rabu, 26 Juni 2019 06.00-07.00 Memeriksa Perlengkapan, Make

Up Talent

07.0-.08.00 Setting peralatan

08.00-08.30 Briefing crew & sarapan

08.30-09.00 Pengarahan Bloking Untuk Talent

09.00-12.00 Pengambilan Gambar

12.00-13.00 Istirahat, Preview Gambar

13.00-15.30 Pengambilan Gambar

15.30-16.00 Istirahat, Shalat.

16.00-18.00 Pengambilan gambar

18.00-19.00 Istirahat, Shalat,Makan

19.00-22.00 Pengambilan Gambar - selesai

22.00-23.00 Perapihan alat

3 Kamis, 27 Juni 2019 06.00-07.00 Memeriksa Perlengkapan, Make

Up Talent

07.0-.08.00 Setting peralatan

Page 19: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

28

08.00-08.30 Briefing crew + sarapan

08.30-09.00 Pengarahan Bloking Untuk Talent

09.00-12.00 Pengambilan Gambar

12.00-13.00 Istirahat, Preview Gambar

13.00-15.30 Pengambilan Gambar

15.30-16.00 Istirahat, Shalat.

16.00-18.00 Pengambilan gambar

18.00-19.00 Istirahat, Shalat,Makan

19.00-22.00 Pengambilan Gambar - selesai

22.00-23.00 Perapihan alat

Page 20: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

29

CALL SHEET

Production Company : Lakuna Pictures Produser : Endang Sukarja

Judul Program : The Lies We Believe Sutradara : Ismaya Kahar

Durasi : 20 Menit

Table 3

NO NAMA JABATAN/PERAN NO HP

1 Endang Sukarya Produser 081284320728

2 Ismaya Kahar Sutradara 082187507893

3 Ary Hidayat Cameramen 089606922193

4 Rizki Maulana Editor 087725496906

5 Nada Talent 081389333052

6 Andika Talent 081384567607

7 Moji Talent 082299428295

8 Avi Talent 081291012643

Page 21: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

30

DAILY PRODACTION REPORT

Production Company : Lakuna Pictures Produser : Endang Sukarja

Judul Program : The Lies We Believe Sutradara : Ismaya Kahar

Durasi : 20 menit

Day 1

Table 4

Keterangan Terjadwal Terlaksana

Crew Call 05.00-06.00 05.30-06.00

Make Up Call 06.00-07.00 06.00-07.00

Makan Pagi 07.00-07.30 07.00-07.30

Makan Siang 12.00-13.00 12.00-13.00

Makan Malam 18.00-19.00 18.00-19.00

Table 5

Porsi Catering Dipesan /Dibeli Realisasi

Makan Pagi 25 Porsi 25 Porsi

Makan Siang 28 Porsi 28 Porsi

Makan Malam 27 Porsi 27 Porsi

Table 6

Peran Pemeran Usia Kostum On Set Inap / Pulang

Nada Desi - Inap

Andhika Robi - Inap

Jihad Sangaji Yudha - Inap

Avi Avi - Inap

Page 22: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

31

DAILY PRODACTION REPORT

Production Company : Lakuna Pictures Produser : Endang Sukarja

Judul Program : The Lies We Believe Sutradara : Ismaya Kahar

Durasi : 20 menit

Day 2

Table 7

Keterangan Terjadwal Terlaksana

Crew Call 05.00-06.00 05.30-06.00

Make Up Call 06.00-07.00 06.00-07.00

Makan Pagi 07.00-07.30 07.00-07.30

Makan Siang 12.00-13.00 12.00-13.00

Makan Malam 18.00-19.00 18.00-19.00

Table 8

Porsi Catering Dipesan /Dibeli Realisasi

Makan Pagi 25 Porsi 25 Porsi

Makan Siang 28 Porsi 28 Porsi

Makan Malam 27 Porsi 27 Porsi

Table 9

Peran Pemeran Usia Kostum On Set Inap / Pulang

Nada Desi - Inap

Andhika Robi - Inap

Jihad Sangaji Yudha - Inap

Avi Avi - Inap

Page 23: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

32

DAILY PRODACTION REPORT

Production Company : Lakuna Pictures Produser : Endang Sukarja

Judul Program : The Lies We Believe Sutradara : Ismaya Kahar

Durasi : 20 menit

Day 3

Table 10

Keterangan Terjadwal Terlaksana

Crew Call 05.00-06.00 05.30-06.00

Make Up Call 06.00-07.00 06.00-07.00

Makan Pagi 07.00-07.30 07.00-07.30

Makan Siang 12.00-13.00 12.00-13.00

Makan Malam 18.00-19.00 18.00-19.00

Table 11

Porsi Catering Dipesan /Dibeli Realisasi

Makan Pagi 25 Porsi 25 Porsi

Makan Siang 28 Porsi 28 Porsi

Makan Malam 27 Porsi 27 Porsi

Table 12

Peran Pemeran Usia Kostum On Set Inap / Pulang

Nada Desi - Inap

Andhika Robi - Inap

Jihad Sangaji Yudha - Inap

Avi Avi - Inap

Page 24: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

33

EQUIPMENT LIST

Production Company : Lakuna Pictures Produser : Endang Sukarja

Judul Program : The Lies We Believe Sutradara : Ismaya Kahar

Durasi : 20 menit

Table 13

No. Nama Seri Jumlah Ket

1. Kamera Sony FS5 1 Sewa

2. Lensa Sony 24-

70 mm F2,8 GM 1 Sewa

3. Lensa Sony 35

mm F2,8 Zeus 1 Sewa

4. Lampu LED Vitrox 2 Sewa

5. Lmapu Ari

HMI 1,2 kw 1 Sewa

6. Qino 1 Sewa

7. Clip On Sennheiser 1 Sewa

8. Bom mic 1 Sewa

9. Zoom H6N 1 Sewa

10. Slider Konova 1 Sewa

11. Tripod 1 Sewa

12. Profesional Rig 1 Sewa

13. Monitor 7 in 1 Sewa

14. Ganset 1 Sewa

15. Zhiyun Crane 2 1 Sewa

16 Memory

External 2 Sewa

Page 25: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

34

SURAT IZIN LOKASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Alpan Hadisastra Wijaya

No KTP : 3205122307950002

Tempat, Tanggal Lahir : Garut 23-07-1992

Alamat : KP, Ranca Batu

No Handphone : 085720300239

Menyatakan bahwa saya telah memberi izin kepada LAKUNA PICTURES untuk

menggunakan lokasi saya sebagai tempat untuk pengambilan gambar atau shooting

film THE LIES WE BELIEVE dengan rincinan peminjaman sebagai berikut:

Alamat lokasi : Jln, Durian Raya No 14 RT 08/09 Jagakarsa

Tanggal penggunaan : 25 Juni 2019 S/D 27 Juni 2019

• (disepakati antara pemilik lokasi dan produser)

Dan saya telah menerima balas jasa sebesar Rp.1.400.000 yang akan telah dibayarkan

langsung oleh LAKUNA PICTURES secara tunai, setelah lokasi shooting selesai

digunakan.

Tanggal : 21 Juni 2019

Tanda Tangan Pemilik Tempat

(Alpan Hadisastra Wijaya)

Page 26: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

35

Figure 3 Kamar Yudha

FOTO LOKASI

Figure 4 Ruang aborsi

Figure 5 mobil

Figure 1 lokasi taman Figure 2 kamar Losmen

Page 27: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

36

Page 28: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

37

3.2. Proses Kerja Sutradara

Dalam produksi sebuah program drama atau nondrama, untuk keperluan

film maupun televisi, kita biasa mendengar tentang sosok seorang sutradara yang

bekerja di belakang layar. Sutradara dalam bahasa inggris disebut director, itulah

kenapa di dalam credit tittle sebuah film biasa kita temukan kata ‘directed by’

(disutradarai oleh). Isitilah sutradara pertama dipopulerkan oleh seorang tokoh

film nasional Umar Ismail pada 1940-an. Sebenarnya tidak jelas etimologi dari

kata sutradara yang dipadankan dengan director ini.

Menurut (Tambayong 2012):

Mungkin ini hasil ’utak-atik gathuk’ dari bahasa kawi, sutra berarti pelbagai

karya yang bersifat pedoman berisi aturan-aturan” dan kata dhara adalah

bagian kata akhir dari susunan majemuk yang berarti “pemegang”,

”pembuat”, atau ”pembawa”. (Supriyadi, 2014:2)

Sebagaimana kutipan di atas, penulis menyimpulkan bahwa sutradara

berasal dari bahasa kawi yang sudah diubah atau diutak-atik hingga memperoleh

arti sutradara adalah seorang yang membuat suatu karya seni ataupun

mengarahkan karya seni dan membentuk sebuah aturan-aturan yang

dituangkannya kepada crew teknis dan para pemeran dalam sebuah naskah drama

atau pun naskah non drama.

Sutradara adalah pemimpin tunggal yang memiliki tanggung jawab dalam

keputusan dan pengarahan penuh terhadap materi untuk mendapat hasil maksimal.

Ia juga yang bertanggung jawab sepenuhnya secara profesional dalam

melaksanakan suatu proses produksi / penyiaran paket televisi dengan

Page 29: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

38

kemampuan wawasan yang luas, kreatif, imaginative, interpretiv, inovative, dalam

berkarya dan bermanfaat bagi orang lain dan dirinya sendiri.

Menurut (Naratama, 2013:20):

Sutradara adalah seorang yang mampu mengarahkan dan menciptakan

sebuah karya seni audio-visual dalam bentuk format acara televisi drama

atupun non drama dengan menggunakan sistem rekaman gambar elektronik,

baik untuk single kamera maupun multi kamera.

Sebagaimana kutipan di atas, penulis menyimpulkan bahwa setiap potongan

gambar yang direkam oleh sistem elektronik adalah tanggung jawab sutradara dari

mulai audio hingga visual dengan single kamera atau pun multy kamera, dan

sutradara harus mampu menciptakan sebuah gambar yang indah dan bisa

menyampaikan pesan dan maksudnya kepada penonton.

Sutradara memiliki tugas dan tanggung jawab yang berat. Di lapangan,

seorang sutradara berperan sebagai manajer, kreator, dan sekaligus inspirator bagi

anggota tim produksi dan para pemeran. Peran yang sedemikian besar

mengharuskan sutradara memahami benar konsep cerita, memahami situasi

lingkungan maupun psikologis para pelibat produksi, dan juga harus memahami

bagaimana menjalin hubungan yang baik dengan semua pelibat produksi. Ibarat

tubuh manusia, sutradara adalah otaknya, dan yang lain adalah seluruh anggota

badan. Otak memerlukan anggota badan untuk mewujudkan gagasan, badan

memerlukan otak untuk mengendalikan.

Sutradara bertanggung jawab terhadap kreativitas dan kualitas gambar yang

tampak di layar dimana di dalamnya ia bertugas mengontrol teknik sinematik,

Page 30: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

39

mempelajari dan meliputi jalannya acara, serta memimpin kerabat kerja berbagai

bidang seperti penata kamera, penata lampu, penata audio, dan lain-lain, hingga

apa yang dikreasikan dapat menjadi tontonan yang berbobot dan dapat dinikmati.

Karena itu seorang sutradara harus memahami berbagai teknis yang ada dalam

proses pembuatan film baik dalam hal penguasaan teknis kamera, tata cahaya

(lighting), editing, bahkan sampai pemilihan warna baju yang akan dipakai oleh

pemeran.

“Sutradara bertanggung jawab pada hasil akhir sebuah karya.” Sebuah

pernyataan singkat tetapi memiliki pengertian dan pengaruh yang sangat luas,

sebab hasil akhir sebuah karya televisi merupakan rangkuman dari proses

pengerjaan produksi yang sangat kompleks yang merupakan penggabungan dari

tiga fase pengerjaan, yaitu prapoduksi (pre-production), produksi (production),

dan paska produksi (post-production). Peran sutradara dalam tiga fase pengerjaan

tersebut sangatlah besar. Semua fase tersebut harus berada dibawah pengawasan

sutradara agar tetap sesuai dengan visi sang sutradara. Dalam tiap fase tersebut

sutradara dituntut untuk memberikan ide dan gagasannya agar terjalin kerjasama

tim yang solid. Selain itu, seorang sutradara juga harus membuat beberapa ide

cadangan jika sewaktu-waktu ada hal tak terduga yang dapat menggangu jalannya

proses pembuatan film ataupun program televisi.

3.2.1. Pra Produksi

Pada tahap ini tugas seorang sutradara meliputi penentuan ide dan naskah

cerita, penentuan jadwal pengambilan gambar, mencari lokasi, mencari dan

Page 31: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

40

mengaudisi calon pemeran, menentukan staf dan kru produksi, mengurus

penyewaan peralatan produksi, dan mengurus persiapan produksi serta paska

produksi lainnya.

Pada tahap pra produksi ini sutradara bersama tim melakukan rapat untuk

menentukan ide kreatif, mematangkan konsep, sampai menentukan biaya yang

harus dikeluarkan agar menjadi acuan pada saat produksi.

Terkait tahap pra produksi ini, (Panca, 2011:7) memberi penjelasan yang

sangat baik, “karena pentingnya proses pra produksi ini dianggap sebagai

sebuah proses yang cukup melelahkan demi mendapatkan sebuah hasil yang

maksimal.”

Tahapan yang dilakukan di pra produksi untuk merancang film “THE

LIES WE BELIEVE” ini antara lain:

a) Penentuan Ide Cerita

Langkah awal untuk sutradara adalah menemukan dan menentukan

ide cerita dengan berdiskusi dengan tim. Diskusi utamanya dilakukan oleh

sutradara bersama dengan produser dan penulis naskah. Ketiga jobdesk

inilah yang biasa disebut Triangle System dan menjadi penentu dalam

pembuatan konsep drama televisi “The Lies We Believe” ini.

Bersama penulis naskah, sutradara berdiskusi untuk menghasilkan

cerita yang benar-benar diinginkan namun diupayakan bisa tetap menarik di

mata penonton. Sutradara banyak berdiskusi tentang faktor teknis dalam

merealisasikan konsep kreatif yang sudah dibahas.

Bersama dengan produser, sutradara berdiskusi untuk membahas

biaya beberapa konsep yang kemudian diberikan jalan lain jika saja dana

yang tersedia tak mencukupi untuk mengakomodir konsep tersebut.

Page 32: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

41

b) Interpretasi Skenario (Script Converence)

Setelah ide ditemukan, peran sutradara adalah mempelajari dan

mengembangkan ide tersebut dari sumber-sumber yang ada, sehingga dapat

dipahami secara benar.

Setelah mendapatkan sebuah beberapa salinan naskah dari penulis

naskah penulis melakukan analisis sekenario yang menyangkut isi cerita,

struktur dramatik, dn estetika dengan tujuan artistik untuk program drama

tersebut.

Analisa yang dilakukan dengan divisi lain yaitu penataan kamera

untuk mendapatkan sinematografi yang bagus, penataan pencahayaan, editor

dan juga produser, kemudian merusmuskannya ke konsep penyutradaraan.

c) Pemilihan dan Pengarahan Kru

Di tahap ini, sutradara dan produser mencari dan menentukan siapa

saja kru yang akan terlibat dalam proses produksi. Dalam prosesnya, kami

memilih kru berdasar kemampuan masing-masing agar dapat memudahkan

produksi. Produser memberitahu kru tentang tanggung jawabnya masing-

masing berdasarkan jobdesk, sementara sutradara memberikan pengarahan

kepada setiap kru agar tidak ada kesalahan informasi dalam proses produksi.

d) Survey Lokasi

Pada tahap ini sutradara ikut dalam ikut melihat lokasi yang akan

digunakan saat produksi, karena sutradara harus melihat dan mencari apa

yang ada di daerah tersebut dan menentukan sudut pengambilan gambar.

Page 33: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

42

Dalam drama “The Lies We Believe” ini lokasi yang digunakan adalah

hotel, rumah kost bertingkat, taman, jalan raya, dan pusat perbelanjaan Blok

M.

e) Casting (Pemilihan Pemeran / Tokoh)

Di tahap ini, dibantu oleh produser dan penulis naskah, sutradara

mencari dan mengaudisi calon pemeran yang diwajibkan bisa menjiwai

karakter dari peran atau tokoh yang ada di dalam skenario.

f) Latihan (Rehearsal)

Setelah mendapatkan pemeran yang sesuai, sutradara pun memberikan

naskah penuh kepada para pemeran, melakukan latihan berdasarkan gerak-

gerik pemain, dan mengatur ekspresi serta aksi yang diinginkan dari setiap

pemeran.

Sutradara melakukan pembacaan skenario (reading) bersama seluruh

pemeran untuk membacakan bagian dari beberapa dialog yang akan

diperankan. Ketika masing-masing pemeran sudah memahami maksud dan

tujuan naskah, mereka melakukan pelatihan untuk menjiwai segala bagian-

bagian aksi yang ada di dalam skenario.

Setelah itu, sutradara pun mengevaluasi pemeran secara bersamaan

agar mendapatkan sebuah peranan tokoh yang sesuai dengan isi kepala

sutradara dan skenario.

g) Pembuatan Director Treatment

Page 34: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

43

Setelah ide sudah ditemukan, naskah sudah dibentuk, dan lokasi sudah

ditentukan, sutradara membuat director treatment yang berisi tentang jenis

shot, angle, pergerakan kamer, audio, deskripsi adegan, dan lain-lain untuk

menjadi acuan pada saat produksi.

Terkait hal ini, (Naratama, 2013:112) menjelaskan bahwa, “treatment

harus dibuat sedetail mungkin agar tidak terjadi kesalahan yang mendasar.”

h) Final dan Produksi

Sutradara melakukan rapat terakhir sebelum produksi dengan seluruh

tim dan pemeran menegenai perencanaan shooting yang menyangkut teknis

penyutradaraan.

3.2.2. Produksi

Pada tahapan ini segala sesuatu yang telah dipersiapkan secara mendalam

di tahap pra produksi mulai dieksekusi.

“Produksi adalah proses pengambilan gambar. Disini semua unsur teknis

dan kreatif (naskah, pemeran, sinematografi, suara dll) bergabung di bawah

pengawasan kreatif sutradara. Dalam menjalankan proyek produksi video,

khususnya kegiatan pengambilan gambar video, sejumlah hal berikut ini harus

dipersiapkan dengan baik: a) desain produksi termasuk skenario, yang bisa

menjadi panduan yang baik tentang apa apa yang harus dikerjakan selama

shooting; b) kesiapan kru dalam menjalankan perannya masing masing; c)

kesiapan perlengkapan yang juga merupakan tanggung jawab masing masing

kru.” Panca (2011:23).

Page 35: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

44

Peran sutradara dalam proses produksi sangatlah penting karena

sutradara merupakan pemimpin jalannya produksi. Sutradara dituntut untuk

menjadi bijak dalam menghadapi kendala-kendala yang terjadi di lapangan

guna terciptanya suasana yang baik dan agar proses produksi tetap bisa

berjalan sesuai rencana sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. Sutradara

juga harus bisa menempatkan kru sesuai dengan bidang kerjanya masing-

masing karena dalam sebuah karya drama dibutuhkan kerjasama tim yang

solid. Setiap divisi mempunyai keterikatan satu dengan yang lain dan tugas

seorang sutradara adalah mengakomodir setiap divisi agar dapat menjalakan

tugasnya sebaik mungkin.

Seorang sutradara juga harus menguasai dasar-dasar teknik pengambilan

gambar karena Ia bertanggung jawab penuh atas gambar yang dihasilkan dalam

layar. Ketika produksi dimulai sutradara berdiskusi dengan tim mengenai

segala jenis shot yang akan diambil.

Sutradara juga dituntut bisa memberi arahan kepada para pemeran

dengan baik agar para pemeran dapat menjiwai karakter sesuai dengan latihan

yang dilakukan sebelumnya, agar adegan dan maksud yang ingin disampaikan

bisa tersalurkan dengan baik pula kepada penonton.

Jika hasil gambar dan acting pemeran dianggap belum memuaskan,

sutradara perlu melakukan pengambilan gambar ulang. Sutradara juga harus

bisa membangun mood para pemain/pemeran/tokoh dan kru di lapangan, agar

bisa menyatukan hati dan pikiran terhadap satu sama lain. Ketika sedang

istirahat, seluruh kru dan pemeran diberi evaliuasi oleh sutradara untuk

menjadi acuan saat pengambilan gambar berikutnya.

Page 36: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

45

Di atas semua itu, seorang Sutradara harus bisa mengeluarkan kreatifitas

dalam seni audio-visual secara maksimal, karena sutradara lah yang

bertanggung jawab penuh atas bagus tidaknya sebuah karya.

3.2.3. Pasca Produksi

Pasca produksi adalah tahap kerja kreatif untuk mewujdkan film ini

sesuai dengan visi awal sutradara, dengan melakukan editing dan sound mixing

untuk menyempurnakan unsur gambar dan suara dalam film ini. Sekalipun

proses editing dan sound mixing dilakukan pada tahap pasca produksi namun

seluruh keperluan untuk proses ini sudah dirancang dan dipersiapkan semenjak

tahap pra produksi.

“Pasca proses shooting, meninggalkan beberapa hutang shot dan tentu

saja menjadi momok dalam pikiran pada saat pasca produksi, satu-satunya cara

adalah dengan memaksimalkan proses editing dan mixing suara.” Naratama

(2013:144).

Dalam tahap pasca produksi ini sutradara bertugas mengawal editor dan

sound designer dalam mengkomposisikan gambar dan suara agar mendapat

sebuah harmonisasi yang sesuai dengan kebutuhan film. Sutradara bersama

editor melakukan foldering hasil rekaman ketika produksi, lalu menyortir hasil-

hasil rekaman gambar tersebut, untuk dijadikan rought cut dan fine cut oleh

editor. Ketika hasil editing sudah selesai dalam bentuk rough cut, sound

designer mulai membuat music scoring agar dapat tercapai suasana dan

penjiwaan film yang diinginkan oleh sutradara. Ketika semua sudah

dikerjakan, editor sebagai color grader memberi sentuhan terakhit pada mood

dan tone gambar untuk mendukung visi sutradara.

Page 37: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

46

3.2.4. Peran dan Tanggung Jawab Sutradara

Sutradara adalah seorang yang memimpin suatu program mulai dari pra

sampai pasca produksi dengan modal jiwa kepemimpinan yang tegas dan bijak

mampu mengontrol segala situasi keadaan agar bisa mencapai sebuah hasil

yang maksimal ketika proses produksi berlangsung.

Seperti kata (Naratama, 2013:28-29), “sutradara sebagai pemimpin, jiwa

kepemimpinan! Itulah modal sutradara. Tanpa leadership, anda tidak pernah

bisa menciptakan karya seni sesuai yang anda inginkan.”

Sutradara memiliki tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya dari

mulai praproduksi, produksi, hingga pascaproduksi. Tugas pokok seorang

sutradara adalah sebagai berikut:

a) Sutradara bertanggung jawab pada seluruh proses pembuatan film mulai

dari pra produksi, produksi, dan pasca produksi.

b) Sutradara adalah penterjemah tulisan dalam naskah ke bentuk audio visual.

c) Sutradara harus memahami isi naskah dan mengatahui pesan yang ingin

disampaikan oleh naskah tersebut.

d) Harus bisa menempatkan diri sebagai seorang pembuat film dan penikmat

film.

e) Mampu menerjamahkan konsep kreatif imajinasi ke dalam bentuk audio

visual.

Sedangkan bila melihat dari fungsi pokok, peran seorang sutradara bisa

dibagi menjadi empat yaitu:

a) Sutradara sebagai pemimpin.

Page 38: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

47

“Jiwa kepemimpinan modal utama seorang sutradara.” Naratama

(2013:28). Menurut penulis, sutradara memiliki hak dan kewajiban penuh

dalam proses pembuatan film, khususnya pada saat produksi di lapangan.

Sutradara ibarat komandan batalion yang perintahnya wajib diikuti oleh

seluruh kru, karena sutradara adalah penanggung jawab dari sebuah hasil

karya.

b) Sutradara sebagai seniman.

“Sebagai kreator yang bertanggung jawab terhadap karya akhir

tayangan visual, seorang sutradara dituntut menjadi seorang seniman yang

mempunyai cita rasa tinggi tentang suatu nilai kesenian dan kebudayaan.

Kecintaan akan suatu budaya adalah faktor yang akan menyentuh setiap

sendi-sendi imajinasi seni visual, baik dalam bentuk dramatik maupun

nondramatik.” Naratama (2013:34).

c) Sutradara sebagai pengamat program dan pemasaran televisi.

“Sutradara harus berperan menjadi seorang pengamat pemasaran

televisi yang justru harus membatasi diri. Sutradara tidak hanya dituntu

untuk berkreasi, tetapi juga dituntut untuk menjadi pengamat yang mengerti

kondisi dan kebutuhan stasiun televisi, sponsor, dan penonton.” Naratama

(2013:40).

d) Sutradara sebagai penasihat teknik.

“Penentu akhir ada di sutradara, pengetahuan teknik dilapangan, sang

sutradara harus memutuskan jenis lensa apa yang tepat untuk gelaran

Page 39: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

48

produksi ini. Sutradara pun harus menyerasikan dengan kebutuhan gambar,

lokasi shooting, bentuk set artistik panggung, dan penempatan kamera.

Semuanya harus masuk dalam analisis kreatif sang sutradara sebelum

mengambil keputusan.” Naratama (2013:45).

3.2.5. Proses Penciptaan Karya

a. Konsep Kreatif

Suatu konsep yang berawal dari skenario, sutradara ingin

menyajikan sebuah film berjudul “The Lies We Believe” yang akan

menarik minat penonton melalui media audio-visual. Untuk tujuan itu,

penulis sebagai sutradara dalam penciptaan karya produksi program

drama televisi ini adalah menganalisa naskah yang diberikan penulis

naskah untuk direalisasikan. Kemudian menentukan konsep

penyutradaraan yang terbagi menjadi bentuk dan gaya dari cerita

tersebut.

Dalam film ini gambaran besar yang ditampilkan adalah serealistis

mungkin agar penonton dapat larut dalam cerita dan merasakan sensasi

yang dalam film ini. Pemilihan lokasi dan set yang dipakai dalam film ini

dibuat sedemikian rupa agar terkesan realistis dan tidak dibuat-buat.

Konsep yang dibuat oleh penulis sama dengan konsep penyutradaraan,

sehingga dalam pengadeganan dan alur cerita, sutradara bisa

mengeksplore agar mendukung kualitas isi dari film ini.

Konsep kreatif awal dari film ini adalah menampilkan shoot yang

sinematik agar mata penonton bisa langsung terkait dan dimanjakan

dengan shot yang tetap santai dan memberikan dimensi tersendiri dalam

Page 40: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

49

film tersebut. Konsep pencahayaan dalam film ini bersifat natural namun

tetap menambahkan permainan cahaya untuk lebih mendramatisir pada

setiap adegan.

Dari naskah yang dibuat penulis, hasil analisa untuk program

drama televisi ini adalah film dengan gaya cerita naratif yaitu dua

rangkaian peristiwa yang terjadi dalam ruang waktu yang berbeda namun

tetap berhubungan antara satu dan lainnya, dan terikat oleh hukum sebab-

akibat, yakni tentang seorang Ibu dengan masa lalunya bernasib kelam

yang harus menyaksikan anaknya tumbuh dewasa dengan situasi dan

kondisi yang tidak jauh berbeda dengan yang dialaminya dulu.

b. Konsep Produksi

Dengan budget yang tidak terlalu besar untuk memproduksikan,

dan menyesuaikan lokasi yang akan dipilih saat shooting, sutradara harus

bisa menyesuaikan konsep yang dibuat. Konsep yang sesuai dengan

sutradara adalah konsep yang telah dibicarakan kepada rekan tim, untuk

menyesuaikan pendapat-pendapat dari tim.

Pada saat proses produksi, sutradara menggambarkan konsep-

konsep apa saja yang diinginkannya kepada rekan setim, dan juga kepada

para pemeran. Walaupun dengan tim yang terbatas untuk memproduksi

film “The Lies We Believe” yang berdurasi 20 menit ini, sutradara harus

mampu menjalankan tugasnya.

Pada saat proses pembuatan film penulis bekerja sama dengan

seluruh tim agar mendapatkan hasil yang baik. Sebelum pengambilan

gambar penulis melakukan reading agar acting para pemeran terlihat

Page 41: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

50

lebih natural dan para pemain mengetahui isi dari naskah yang mereka

mainkan dan menjiwai setiap adegan yang ada.

Konsep produksi dalam produksi program drama televisi ini adalah

mengacu pada hasil analisa penulis terhadap gaya cerita yang di

dalamnya meliputi Mis and Scene, sinematografi, editing dan suara.

Mis and Scene terdiri dari empat aspek, yaitu:

1. Setting (Latar)

Dalam produksi program drama televisi ini, sutradara harus

mampu menggambarkan serta mewujudkan sebuah tempat atau

lokasi kejadian pada cerita sesuai dengan naskah. Ketika sudah

menetukan beberapa tempat yang bisa dibisa digunakan sebagai

latar, sutradara, produser, dan peenulis naskah berdiskusi dengan

penata artistik agar dapat memenuhi kebutuhan artistik sesuai yang

ada di naskah. Ketika semua sudah dirapatkan, akhirnya artistik

menyusun konsep dengan didampingi penulis dan sutradara.

2. Kostum Dan Tata Rias Wajah (Wardrobe)

Sutradara menentukan kostum dan tata rias wajah pemeran yang

selanjutnya penulis berkoordinasi dengan tim wardrobe dan artistik

untuk segera memenuhi kebutuhan para pemain.

3. Pencahayaan (Lighting)

Dalam produksi drama televisi ini sutradara lebih banyak

mengiginkan tata cahaya dengan konsep low key light untuk

menggambarkan situasi sang kelam, tragis, dan mencekam.

4. Para pemeran dan pergerakannya (acting)

Page 42: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

51

Sutradara menentukan, mengatur dan mengarahkan setiap gerak

pemeran agar dapat sesuai tokoh/karakter yang ada di dalam

skenario, beberapa pergerakan dibuat sangat natural dan tidak seperti

setingan, agar menunjukan natural karakter tokoh yang diperankan.

Sementara itu, unsur sinematografi secara umum dibagi menjadi

tiga aspek, yaitu:

1. Kamera.

Penulis sebagai sutradara ingin dalam produksi drama ini

menggunakan kamera video digital dan menggunakan memory card

agar mempermudah perindustrian gambar demi efisiensi, juga

menginginkan dalam produksi program drama ini menggunkan

kamera digital dengan kualitas gambar Full HD.

Akhinya setelah berkoordinasi dengan penata kamera ditemukan

kesepakatan untuk menggunakan kamera video Sony seri VG30,

dengan aspek ratio 1920 x 1080 pada saat pengambilan gambar.

2. Framing.

Penulis sebagai sutradara menginginkan gambar dengan hasil

akhir aspek ratio 1820 x 1080, tugas penulis dalam hal ini adalah

memperhatikan setiap penampilan, karena gambar setelah diambil

nantinya akan diubah menjadi bentuk hasil akhir.

3. Durasi Gambar.

Penulis sebagai sutradara menentukan panjang potongan durasi

saat pengambilan gambar, yakni dengan melakukan master shot

Page 43: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

52

terlebih dahulu dalam satu scene untuk dijadikan acuan shot

berikutnya.

c. Konsep Teknis

Untuk merealisasikan konsep kreatif dan konsep produksi penulis

berkordinasi dengan kru yang bertugas seperti penata kamera, penata

cahaya untuk pengambilan gambar agar sesuai dengan konsep

pengambilan gambar yang telah dibuat dalam suatu acuan director

treatment dengan mengaplikasikan beberapa teknik pengambilan gambar

yang sesuai.

Secara teknis pembuatan karya “The Lies We Believe” penulis

sebagai sutradara beserta tim sepakat menggunakan kamera jenis SONY

VG30 yang telah disesuaikan dengan kebutuhan pengambilan gambar.

Untuk menyempurnakan pewarnaan dalam film ini kami menggunakan

kinoflo sebagai fill light, HMI 575 sebagai key light, sebuah redhead

untuk menerangi luar ruangan agar terlihat seperti cahaya siang hari atau

night for day dan tambahan LED untuk menerangi bagian yang masih

terasa gelap agar sesuai dengan kebutuhan. Untuk audio penulis

menggunakan boom mic dan Zoom H6N untuk merekam dialog dan

atmosfir agar suara yang dihasilkan jernih, serta menambah sound effect

agar menyatu dengan cerita untuk memainkan emosi para penonton.

3.2.6. Kendala Produksi dan Solusinya

Page 44: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

53

1. Kendala: Pada hari pertama, shooting mengalami pengunduran waktu,

karena ada beberapa orang kru dan talent yang dating terlambat ke lokasi

shooting, alasannya beragam.

Solusi: Semua kru dan talent memutuskan untuk menginap di lokasi

shooting agar tidak terlambat lagi seperti hari pertama. Itu juga guna

sutradara bisa menambahkan jam produksi yang seharusnya selesai pada

pukul 21:00 menjadi pukul 23.00, untuk mengejar scene yang tertinggal.

2. Putus kontak kelistrikan di lokasi shooting membuat proses produksi

menjadi terhenti. Solusinya sutradara meminta bantuan kepada pihak

pengelola lokasi (villa) agar dapat memperbaiki kerusakan.

3. Kendala: pada hari kedua, terdapat masalah pada saat pengaplikasian

bagian artistik karena tidak memperoleh izin untuk menggunakan paku

pada dinding lokasi shooting karena lokasi yang digunakan merupakan

sebuah kamar hotel.

Solusi: Penulis sebagai sutradara memutuskan untuk mengubah set design

lokasi.

4. Genset pada saat shooting mengalami kerusakan pada kabel dan busi.

Solusi yang dilakukan sutradara adalah mencoba memperbaiki kerusakan

yang terjadi pada genset agar dapat digunakan kembali.

5. Pada hari ketiga mengalami keterlambatan waktu karena perpindahan

lokasi shooting yang jaraknya cukupjauh.

Solusi: Sutradara memutuskan produksi berlangsung dengan speed yang

lebih cepat dan melakukan penambahan waktu shooting.

6. Pemeran sulit menghafalkan beberapa bagian dialog hingga take

berulang-ulang dan memakan banyak waktu. Solusi yang diberikan

Page 45: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

54

penulis sebagai sutradara adalah membangun mood dengan istirahat

terlebih dahulu sambil melakukan latihan dengan penuh kesabaran.

7. Merubah scene siang menjadi malam. Karena waktu sudah terlalu mepet

akhirnya scene menelepon penjual obat yang harusnya diambil di sore

hari diubah menjadi malam, dengan kebersamaan tim, penata cahaya pun

menyanggupi untuk merubah cahaya malam menjadi pagi dalam kondisi

indoor. Akhirnya shooting kembali berjalan dengan lancar.

8. Tim yang terbatas. Memakan banyak waktu karena properti dan penataan

cahaya yang keteteran. Karena kekurangan orang di jobdesk properti dan

tata cahaya akhirnya saya sebagai sutradara harus turun tangan untuk

membantu membuat tampil art yang menarik.

Page 46: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

55

3.2.7. Lembar Kerja Sutradara

1) Konsep Penyutradaraan

2) Casting List

3) Director Treatment

4) Script Breakdown Sheet

Page 47: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

56

KONSEP PENYUTRADARAAN

Pada kesempatan kali ini penulis dipercaya untuk mengemban jabatan sebagai

Sutradara untuk karya Tugas Akhir yang berjudul “THE LIES WE BELIEVE”.

Menjadi Sutradara adalah sebuah tanggung jawab besar karena hasil sebuah tayangan

yang akan nampak di televisi pemirsa merupakan tanggung jawab Sutradara. Disini

penulis sebagai Sutradara dituntut untuk mengasah kepekaan tentang kontinuitas,

kesinambungan serta kebutuhan gambar yang menarik namun tetap memiliki nilai

seni yang tinggi agar dapat menarik hati para penonton.

a. KONSEP IDE

Berkisah tentang Desi, seorang wanita yang di masa mudanya adalah wanita

simpanan dan dikhianati oleh kekasihnya Roby yang telah berjanji untuk

menikahinya jika dia hamil. Pertemuan dengan tunawisma yang tak bisa

melupakan kesalahan di masa lalunya menjadi pemicu Desi untuk menggugurkan

kandungan dan memberanikan diri untuk memulai hidup baru seorang diri.

Di masa tuanya, Desi memiliki seorang anak hasil hubungan dengan mantan

suaminya. Anaknya itu bernama Avi, seorang gadis muda berusia 19 tahun.

Trauma masa lalu, membuat Desi menjadi over protektif kepada Avi, hal ini

ditambah kesalahpahaman Avi atas perkataan Ayahnya yang memaki Desi

sebagai pelacur akibat mengetahui masa lalu Desi, membuat Avi lebih memilih

tinggal dengan Ayahnya dibandingkan dengan Desi.

Obsesi Desi untuk menjaga Avi membuatnya membayar sosok Yuda, lelaki

berusia 22 tahun, untuk berpura-pura mendekati Avi. Kebohongan Desi dan Yuda

ini menjadi pemicu Avi untuk juga melakukan aborsi ketika Ia mendapati dirinya

juga hamil di luar nikah. Namun tak bernasib sebaik Desi, Avi meninggal dunia.

Page 48: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

57

Desi memaki Yuda karna Ia anggap sudah berani menghamili Avi, namun di

ujung cerita terungkap bukan Yuda yang menghamili Avi, melainkan Ayah Avi

sendiri. Ini membuat Yuda berang luar biasa, sementara Desi frustasi dan

kehilangan semangat hidup.

b. KONSEP PENONTON

➢ What people want to see

Penonton tentu ingin menyaksikan cerita, kasus, dan rentetan kejadian yang

relate dengan kehidupannya sehari-hari. Kebetulan yang diangkat di dalam

film ini adalah tentang kehidupan seorang wanita simpanan, kasus hamil di

luar nikah, kekerasaan seksual dari lingkungan sekitar, dan tindakan aborsi.

➢ What people need to see

Di awal film penonton akan disuguhi realitas tentang pergumulan

perempuan yang mengalami hamil di luar nikah yang mengancam martabat,

kedudukannya di mata masyarakat, dan masa depannya.

Penonton juga akan disuguhi realitas tentang tindakan aborsi yang semua

orang sudah tahu resiko dan bahayanya yang mengancam diam-diam,

karena masyarakat masih enggan untuk membicarakan dan mencari

solusinya.

Page 49: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

58

1) Casting List

Production Company : BSI / Lakuna Pictures Produser : Endang Sukarja

Judul Program : The Lies We Believe Sutradara : Ismaya Kahar

Durasi : 20 Menit

Tabel II.01

No

Tokoh Karakter Talent

Nama di

Naskah Sifat Fisik

Calon

Pemera

n

Contact

Person

1 Desi

Percaya diri,

berkemauan kuat,

tegar, waspada,

berani, judes pada

laki-laki, empati.

Wanita, berpostur

tubuh ideal,

berambut panjang,

berkulit sawo

matang, wajah bersih

berseri, tinggi 163-

165 cm.

Nada

Rahma

Suwand

i

081389333052

2 Avi

Keras kepala, suka

memberontak,

manipulatif, manja,

ceroboh, berpikiran

pendek.

Wanita, berpostur

tubuh ideal,

berambut pendek,

berkulit putih, wajah

bersih berseri,

berdagu tajam.

Avi

Desniat

y

081291012643

3 Yuda

Berani, manipulatif,

bisa menjadi sosok

yang humoris dan

serius, misterius,

tangguh.

Pria, berpostur tubuh

ideal, kulit sawo

matang, wajah tak

begitu mulus,

berambut sedikit

panjang, kumisan.

Moh.

Jihad

Sangadj

i

082299428294

4 Roby

Hidung belang,

penakut, pandai

berbicara, pembual.

Pria, berpostur tubuh

ideal, kulit putih,

wajah bersih berseri,

rambut klimis

pendek, kumisan.

Andhika 081384567607

Page 50: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

59

DIRECTOR TREATMENT

Production Company : BSI / Lakuna Pictures Director : Ismaya Kahar

Project Title : The Lies We Believe Produser : Endang Sukarja

Durasi : 20 Menit Cameraman :Ary Hidayat

Tanggal/Kst : 25-27 Juni 2018

Tabel II.02

No Shot Visual

Description Dialogue Audio Shot Size Angle Moving

SCENE 1 – INT. LOSMEN – MALAM

1 1 ECU Eye

Level Still

Tampak vas bunga dan asbak rokok di atas meja. Meja

itu terletak di ambang bawah jendela, kita bisa melihat ¼

bagian bawah dari tirai dan jendela sebagai latar

belakang. Tirai tersebut bergerak-gerak tertiup angin

yang masuk melalui jendela yang sedikit terbuka.

- Ambience

2 2 LS Eye

Level Dolly out

Kamera mundur perlahan, DESI (membelakangi

kamera) sedang memandang menerawang ke luar jendela

yang berada tak jauh di depannya. Rambut panjang Desi

dalam keadaan terurai. Jendela kamar berada tepat di

tengah dinding, cahaya di luar adalah nyala terang bulan.

Di samping kanan meja terdapat kursi kayu sederhana

yang digunakan untuk bersantai.

Kamar itu hening dan gelap, lampu utama sudah redup.

Kamera terus mundur. DESI menguncir rambut. tampak

- Ambience

Page 51: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

60

Ia sedang duduk di tepi tempat tidur yang terletak lebih

kurang 1 meter dari meja. Tempat tidur itu menghadap

sisi kiri kamar, sementara bagian kepalanya menempel

pada dinding sisi kanan kamar.

Di samping kiri Desi, terdapat dua buah tas dan satu

jaket parka yang digeletakkan di atas tempat tidur.

3 3 LS Eye

Level

Cont’d /

Still

Kamera berhenti. DESI duduk diam seorang diri di

kamar yang hening, kosong, dan gelap. Bertahan di

posisi ini untuk beberapa saat.

DESI menoleh ke arah tas di sampingnya. Ia mengecek,

mengeluarkan sebungkus rokok dan korek api dari

shoulder bag, lalu meletakkannya di atas tempat tidur. Ia

mencari-cari lagi sesuatu yang lain, namun seperti tak

dapat menemukannya.

DESI beralih memeriksa tas barel.

-

- Ambience

- Foley: DESI

mengecek shoulder

bagnya

4 4 ECU High

Angle

Detail Shot

/ Still

Resleting tas barel dibuka. Bisa terlihat dompet, map

bening berisi surat-surat, dan pakaian sudah terlipat rapi

di dalamnya. Parfum ditemukan di sela tumpukan

pakaian dan dikeluarkan.

-

- Ambience

- Foley:Resleting tas

barel dibuka

5 5 MCU Eye

Level Still

Tampak sampig Desi. Desi menyemprotkan parfum ke

leher dan pergelangan tangannya dengan perlahan. Desi

mengenakan lipstik berwarna merah mencolok.

Rambutnya yang dikuncir membuat lehernya terlihat

jelas. Pada leher Desi terdapat tanda lahir dengan bentuk

yang unik. DESI meluruskan pandangannya kembali ke

depan. Ia mengusap lengan, leher, dan pakaiannya

dengan wewangian tadi, ada kepuasan yang terpancar

dari wajahnya. Ia tersenyum tipis lalu meletakkan

parfum itu kembali ke dalam tas. (Tas barel tak terlihat,

hanya terdengar suara resletingnya yang ditutup)

-

- Ambience

- Foley: Parfum

disemprotkan ke leher

- Foley: Resleting tas

barel ditutup

Page 52: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

61

6 6 ECU Eye

Level Still

Tampak depan Desi. Lalu dengan jemarinya yang

gemulai, Desi meletakkan sebatang rokok di sela

bibirnya. Ia menyalakan rokok tersebut dengan korek

api, dan menghisapnya dalam-dalam.

-

- Ambience

- Foley: suara korek

dinyalakan.

- Foley: suara bara api

7 7

ECU

(cont’d) to

Mid Shot

Eye

Level Dolly Out

Masih dari depan Desi. Desi menghembuskan asap

rokok dengan percaya diri. Kamera mundur perlahan.

Kita bisa melihat wajah Desi yang serius. Tangannya

dilipat ke atas mendekati bahunya. Ia duduk dengan

posisi kaki dilipat di atas kaki lainnya. Pintu kamar di

belakang Desi tampak dalam posisi terbuka, kamar yang

gelap membuat cahaya dari lampu lorong depan kamar

menembus masuk melalui celah pintu. Kontras.

Terdengar langkah kaki seperti mendekat.

-

- Ambience

- Foley: Suara

menghembuskan asap

rokok

- Foley: suara langkah

kaki mendekat

8 8 LS Eye

Level Still

Tampak belakang Desi. Desi menoleh ke arah pintu di

belakangnya. Menyimak suara langkah tersebut.

Suara langkah kaki yang berasal dari lorong depan

kamar mendekat dan semakin lama semakin menjauh.

Desi meluruskan pandang kembali ke jendela di

depannya. Hanya ada DESI dan keheningan.

-

- Ambience

- Foley: suara langkah

kaki mendekat.

- Foley: suara langkah

kaki menjauh

9 9 MCU Eye

Level Still

Tampak depan Desi. DESI mulai memainkan rokok dan

jemari tangannya secara tak beraturan, seperti sedang

tidak sabar. Ia tampak gelisah.

Desi menghisap rokoknya dalam-dalam sekali lagi, kali

ini Ia menghembuskan asap berat, kemudian bangkit dari

duduknya.

-

- Ambience

- Foley:suara bara api

menyala

- Foley: hembusan

nafas berat.

10 10 LS Low

Angle Still

Tampak samping. Desi berjalan ke arah jendela kamar,

lalu berhenti di tepi meja di samping jendela. Ia

membuat sedikit celah di tirai jendelanya, dengan

perlahan, dan mengintai ke luar jendela. Ia tak

menemukan apa-apa. Tirai Ia tutup kembali.

Desi mengecek jam tangan dibalik long sleevenya.

-

- Ambience

- Foley: suara langkah

kaki

Page 53: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

62

11 11 ECU High

Angle Still

Detail shot. Jam tangan DESI menunjukkan pukul 10

malam. -

- Foley: suara jam

tangan berdetak

12 12 MCU Eye

Level

Still

Pandangan DESI kembali ke luar jendela. Satu

tangannya Ia lipat di dada, menopang tangan lainnya

yang tak henti memain-mainkan rokok.

Kemudian Ia seperti menangkap sesuatu di luar jendela.

Cahaya lampu menerangi jendela beberapa saat, seperti

ada mobil yang datang mendekat, lalu bersamaan

dengan suara mesin mobil dimatikan cahaya lampu tadi

pun hilang.

Cahaya yang merambat masuk melalui celah gorden

seperti spotlight menerangi wajah Desi saja. Desi

tersenyum, dan mendekati jendela, melihat ke bawah

dengan bahagia.

Selang beberapa saat, ekspresi Desi berubah drastis. I

tampak terkejut hingga tersentak mundur dari posisi

awalnya. Desi menghisap rokoknya yang tinggal

setengah sekali lagi dan mematikan apinya di asbak

dengan terburu-buru. Panik.

-

- Ambience

- Foley: Suara mesin

kendaraan mendekat

lalu dimatikan

13 13 ECU High

Angle Still

Detail Shot. Tampak rokok dimatikan di sebuah asbak

yang sudah kotor oleh beberapa sisa puntung rokok,

terdapat bekas lipstik yang warnanya sama dengan

lipstik Desi di setiap ujungnya.

- - Foley: suara bara api

dimatikan

14 14 LS Low

Angle Still

Desi membalikkan badan dan berjalan terburu-buru ke

arah tempat tidur. Ia duduk di tempat tidurnya, Ia tampak

cemas. Bertahan di posisi itu untuk beberapa saat.

Desi kemudian seperti menangkap sesuatu di jendela /

vas bunganya.

-

- Ambience

- Foley: Suara langkah

kaki Desi

Page 54: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

63

15 15 ECU Eye

Level Still

Kita melihat pantulan bagian pintu kamar losmen pada

vas bunga. Lalu muncul bayangan Roby berdiri di

ambang pintu.

- - Foley: Suara langkah

kaki mendekat.

16 16 Mid Shot Eye

Level Still

Tampak depan Desi. Kamar gelap membuat wajah Roby

yang berada di belakang Desi tak begitu tampak. Cahaya

yang datang dari lampu lorong depan kamar hanya

mempertegas garis dan bentuk bayangan Roby.

Tanpa menoleh ke belakang, Desi bisa menyadari

kehadiran Roby. Namun Desi tak menghiraukanya. Desi

hanya membenarkan posisi duduknya kembali,

menguatkan diri, tak ingin terlihat cemas atau lemah di

hadapan Roby.

Roby memasuki kamar mulai terlihat wajah dan bagian

depan tubuhnya. Ia berhenti sejenak untuk merapikan

rambutnya, Ia pandang Desi dengan rasa cemas, lalu

lanjut berjalan mendekati Desi dengan perlahan.

-

- Ambience

- Foley: Suara langkah

kaki Roby

17 17 LS Eye

Level Still

Tampak belakang Desi. Setibanya di dekat Desi, Roby

tak langsung duduk. Ia berdiri diam menunggu respon

Desi terlebih dahulu. Desi tak juga menoleh ke arahnya.

Roby memberanikan diri duduk di samping Desi, dengan

sangat berhati-hati.

-

- Ambience

- Foley: Suara langkah

kaki Roby

18 18 LS Low

Angle Still

Tampak samping Desi.

Namun Desi langsung bangkit dari duduknya dan

berjalan ke arah jendela, menjauhi Roby.

ROBY #1

Hey..

Beat

- Ambience

- Speech: Monolog

19 18 LS

(cont’d)

Low

Angle Still

Desi mengacuhkan Roby. Roby bangkit dari duduknya

dan menghampiri Desi, masih hati-hati.

Roby mencoba memeluk Desi dari belakang, namun

Desi kesal dan menolaknya dengan halus.

Roby mundur perlahan dan kembali duduk di tempat

tidur, tampak putus asa.

ROBY #2 (CONT’D)

Oke.. Kamu berhak marah.

Karena itu, aku minta maaf..

Tapi kamu harusnya bisa ngerti.

Nggak mungkin aku ngorbanin

anak dan istriku

HANYA untuk kamu.

- Ambience

- Foley: Suara langkah

kaki Roby

- Speech: Monolog

Page 55: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

64

20 18 LS

(cont’d)

Low

Angle Still

DESI tiba-tiba berbalik dan menatap Roby marah setelah

mendengar perkataan Roby itu. Nyali Roby ciut, mencari

alasan.

ROBY #3 (CONT’D)

I-itu tidak seburuk kedengarannya.

Aku sungguh-sungguh, Des..

Saat bilang mau nikahin kamu.

Sudah ku coba tapi ternyata memang

tidak bisa.

- Ambience

- Speech: Monolog

21 18 LS

(cont’d)

Low

Angle

Still Desi menghampiri Roby perlahan masih dengan tatapan

mengancam. Roby panik.

ROBY #4 (CONT’D)

Aku tidak akan lepas tanggung

jawab.

- Ambience

- Speech: Monolog

22 18 LS

(cont’d)

Low

Angle Still

Roby mengeluarkan amplop dari sakunya dengan

terburu-buru.

ROBY #5 (CONT’D)

Ini.. ambil ini.. untuk kamu.. dan

BAYIMU.

Aku janji, akan ada yang menyusul

setiap bulannya.

- Ambience

- Foley: suara amplop

diambil dari saku

- Speech: Monolog

23 18 LS

(cont’d)

Low

Angle Still

Desi berhenti di depan Roby, menepis tangan Roby

hingga amplop di tangan Roby terlempar ke lantai.

DESI #6

Berhenti berjanji, Rob!

Janji lamamu saja tak bisa kamu

tepati.

Jangan pikir uang atau janjimu yang

lain akan memperbaiki situasi

semudah itu.

ROBY #7

Maafin ak-

DESI #8

Dan berhenti meminta maaf!

beat.

- Ambience

- Foley: suara tangan

ditampar

- Foley: suara amplop

terlempar ke lantai

- Speech: Dialog

24 18 LS

(cont’d)

Low

Angle Still

Desi memalingkan badan, nada suaranya

merendah.

DESI #9 (CONT’D)

Ini bukan salahmu. Aku yang terlalu

bodoh karena menaruh banyak harap

pada pecundang sepertimu.

(terisak)

Aku yang terlalu naif, sampai terbuai

janji untuk memulai hidup baru

denganmu.

- Ambience

- Speech:

Monolog

Page 56: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

65

25 18 LS

(cont’d)

Low

Angle Still

Desi tertunduk malu pada dirinya sendiri.

Roby berdiri dan mencoba menenangkan Desi. Ia

mencoba memegang tangan Desi dari belakang, namun

Desi menolak. Roby memaksa, hendak memeluk dan

mencium Desi. Namun Desi tiba-tiba berbalik,

mendorong Roby, kemudian menamparnya.

-

- Ambience

- Foley: Suara

tamparan

26 19 MCU Eye

Level Still

Bersamaan dengan itu seorang wanita yang

menggendong bayi muncul di ambang pintu kamar.

Desi mengalihkan pandang dari Roby ke arah wanita itu dan

langsung tertunduk malu hingga membelakangi mereka

berdua.

Roby menyusul menatap wanita di pintu, dan dia pun

sama malunya.

Roby mulai bergerak mundur, untuk kembali istrinya. Ia

mencuri pandang sekali kepada Desi, tampak merasa

bersalah.

- - Ambience

27 20 LS Low

Angle Still

Desi menengok untuk melihat apakah Roby telah pergi.

Sekeluarnya Roby dari ruangan, kesedihan Desi tumpah.

Ia terduduk pasrah di samping tempat tidurnya, Ia

menunduk, meringkuk, menangis, dan memegangi

perutnya.

Di tengah kesedihannya itu, Desi seperti tenang secara

perlahan, kemudian Ia menoleh ke arah amplop.

- - Ambience

Page 57: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

66

No Shot Visual

Description Dialogue Audio Shot Size Angle Moving

SCENE 2 / EXT / HALAMAN DEPAN PRAKTIK ABORSI / NIGHT

28 21 LS Eye

Level Still

Desi berada di halaman sebuah rumah yang remang-remang.

Ia berjalan mendekati rumah itu, dan mengetuk pintunya. -

- Ambience

- Foley: suara langkah kaki

- Foley: Suara pintu diketuk

29 22 MCU Eye

Level Still

Over the Shoulder Desi. Ketukan pertama, tak ada jawaban.

Desi mengetuk pintu itu sekali lagi, lalu seorang wanita,

dengan kulit tangan yang sudah keriput dan rambut beruban

membuka pintu. Perempuan itu tampak sangat tak ramah. Ia

hanya membuka pintu sedikit dan mengintip melihat Desi.

WANITA TUA #10

Anda siapa?

DESI #11

Saya perlu bicara.

WANITA TUA #12

Ingin bicara apa?

- Ambience

- Foley: Suara ketukan

pintu

- Foley: Suara pintu dibuka

- Speech: Dialog

30 23 MCU Eye

Level Still Over the Shoulder Wanita tua

WANITA TUA #12 (CONT’D)

Ini bukan waktunya untuk orang

bertamu.

DESI #13

Saya sedang dalam masalah, dan

seorang teman menyarankan saya

untuk datang ke sini.

beat.

- Ambience

- Speech: Dialog

31 22 MCU Eye

Level Still

Over the Shoulder Desi

Wanita tua itu membukakan pintu untuk Desi. Desi

kemudian masuk ke rumah wanita tua itu.

DESI #13 (CONT’D)

Teman saya menemui Anda

sekitar tahun lalu, waktu itu Ia

agak bermasalah, dan Anda

merawatnya di sini.

- Ambience

- Speech: Monolog

- Foley: Suara pintu

dibuka

Page 58: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

67

No Shot Visual

Description Dialogue Audio Shot Size Angle Moving

SCENE 3 / INT / RUANG PRAKTIK ABORSI / NIGHT

32 24 LS Low

Angle Still

Tampak sebuah kamar kecil yang hanya diisi oleh sebuah

kasur ukuran satu orang dan meja kecil. Kasur itu diberi

seprei tua yang dilapisi sarung, handuk kecil, dan plastik.

Sementara di atas meja terdapat mangkuk berisi air, kain

kasa, selang, suntik, sarung tangan, dan berbotol alkohol dan

obat.

Desi memasuki ruangan itu sudah memakai sarung. Ia tidur

di atas kasur itu dengan posisi kaki mengangkang.

Kemudian wanita tua menyusul dan duduk di samping Desi.

Desi mengacuhkan wanita tua itu. Ia memandang kosong ke

langit-langit kamar. Tampak cemas dan penuh keraguan.

Wanita tua itu kemudian menoleh ke arah Desi.

WANITA TUA #14

Anak-anak yang malang.

Jadi kau datang cuma seorang

diri?

- Ambience

- Foley: Suara langkah

kaki Desi

- Foley: Suara kasur dan

sarung bergerak

- Speech: Monolog

33 24 LS

(cont’d)

Low

Angle Still

Perhatian Desi sekarang menuju ke wanita tua itu. Ia

mendengarkan perkataannya dengan serius, namun tak

menjawab pertanyaannya.

Wanita tua itu berbalik dan menoleh ke arah meja di samping

tempat tidur. Wanita tua itu mengambil sarung tangan dan

hendak memakainya

WANITA TUA #15 (CONT’D)

Kau terperangkap dalam

cengkraman lelaki.. kecelakaan..

dan berharap aku yang

membereskan masalahmu?!

- Ambience

- Foley: Suara kasur dan

sarung bergerak

- Speech: Monolog

34 24 LS

(cont’d)

Low

Angle Still

Desi memalingkan pandangannya ke arah meja kecil di

sampingnya. Ia tampak cemas dan penuh keraguan.

Wanita itu mencuci selang dengan kapas yang sudah diberi

alkohol.

-

- Ambience

- Foley suara tutup

botol dibuka

35 25 MCU Eye

Level Still

Wanita itu mendekat dari arah kaki tempat tidur. Ia duduk di

bawah kaki Desi, dan memasukkan selang ke bagian dalam

sarung Desi. Desi meremas kasur, tampak menahan sakit.

-

- Foley: Suara kasur dan

sarung bergerak

- V.O: suara Desi

mengerang kesakitan

36 26 CU High

Angle Still

Tampak keringat Desi jatuh berceceran. Wajahnya pucat.

Badannya gemetaran, tangannya tak henti meremas seprei.

Ia berteriak kesakitan.

-

- Foley: Suara kasur dan

sarung bergerak

37 27 ELS High

Angle Still

Desi sudah terbaring lemas. Plastik, handuk, dan sarung

yang ditiduri dan berada di bagian paha Desi sudah dipenuhi

oleh darah. Sementara si wanita tua sudah duduk kembali di

- - Ambience

- Foley: Suara

Page 59: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

68

sampingnya. Sarung tangan tunawisma itu sudah dipenuhi

darah. Ia mengeluarkan selang dari sela kaki Desi. Lalu

berdiri dan meletakkan selang yang sudah berdarah itu di

mangkuk berisi air, dan melepaskan sarung tangan. Desi

yang masih di tempat tidur kemudian menangis,

memalingkan wajah menjauh dari wanita tua itu, dan

meringkuk tak berdaya.

Langkah kaki

No Shot Visual

Description Dialogue Audio Shot Size Angle Moving

SCENE 4 – INT. KAMAR YUDA – PAGI

38 28 Mid -

Shot

Low

Angle Still

Avi bangun dari tidurnya dan sudah tidak menemukan Yuda

di sampingnya. - Ambience

No Shot Visual

Description Dialogue Audio Shot Size Angle Moving

SCENE 5 – INT. KAMAR MANDI – PAGI

39 29 MCU Eye

Level Still

Avi sudah tidak mngenakan pakaian, Ia menyalakan air di kamar

mandi, mengecek airnya, berdiri di bawah pancuran, dan mandi. -

- Ambience

- Foley: Suara air

mengalir

Page 60: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

69

No Shot Visual

Description Dialogue Audio Shot Size Angle Moving

SCENE 6 – INT. KAMAR YUDA – SIANG

40 30 ELS Eye

Level Still

Tampak satu bagian kamar yang merupakan workspace Yuda.

Jam dinding menunjukkan pukul 12 siang.

Terdengar suara air keran menyala lalu dimatikan

Avi kemudian keluar dari kamar mandi sudah mengenakan

dress putih, di kepalanya ia gelungkan handuk untuk

mengeringkan rambutnya.

Berhenti sejenak di depan cermin lalu melangkah ke kursi kerja.

-

- Ambience

- Foley: suara air

mengalir lalu berhenti

- Foley: Suara pintu

kamar mandi dibuka

41 31 MCU High

Angle Still

Tampak samping. Avi sedang duduk di kursi kerja Yuda sambil

memainkan laptop.

Ia melepas handuk, dan mengeringkan rambutnya. Kemudian Ia

bangkit dari duduknya dan melangkah ke kamar mandi.

-

- Suara keyboard laptop

- Foley: Suara rambut

yang dikeringkan dengan

handuk.

42 32 ELS Eye

Level Still

Tampak bagian kamar yang merupakan workspace Yuda.

Avi keluar dari kamar mandi tanpa mengenakan handuk. Ia

berjalan ke rak buku, memilah, mengambil, lalu melihat buku

sebentar. Ia lalu melihat ke arah jam dinding yang sudah

menunjukkan pukul 3 sore.

Kemudian Ia berjalan ke arah tempat tidur, duduk di situ dan

mulai membaca bukunya.

-

- Ambience

- Foley: Suara pintu

kamar mandi dibuka.

- Foley: Suara jam

dinding.

- Foley: Suara kertas

yang dibuka

43 33 CU High

Angle Still

OTS AVI

Tampak lembaran buku yang sedang dibaca Avi.

- - Foley: Lembaran kertas

yang dibalik.

44 34 LS Eye

Leyel

Still /

Change

Focus Avi to

Yuda

Avi masih dalam posisinya, membaca buku.

Kemudian terdengar suara pintu kamar dibuka.

Perhatian Avi teralihkan. Ia menegakkan posisi duduknya.

Yuda masuk ke dalam kamar. Ia tampak lemas, wajahnya

lebam, dan sedikit berdarah. Ia berhenti sejenak di rak buku.

Avi bertanya apakah Yuda memberi tahu di mana Ia berada

AVI #16

Kamu nggak ngasih tahu

Ayahku kalau aku di sini,

kan?

- Ambience

- Foley: suara lembaran

kertas

- Foley: Suara pintu

kamar dibuka

- Speech: Monolog

Page 61: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

70

sekarang atau tidak. Yuda tampak kesal, tidak menjawab.

Ia kemudian duduk di tempat tidur di samping Avi.

45 35 Mid Shot Low

Level Still

Tampak depan Avi dan Yuda.

Yuda duduk di tempat tidur di samping Avi.

Sikap Avi melembut. Ia mendekati Yuda, mengambil tisu di

meja, dan mencoba membersihkan darah dari luka Yuda.

AVI #17 (CONT’D)

Ayahku ngomong apa?

YUDA #18

Ayahmu susah diajak bicara.

AVI #19

Ya sudah..

- Ambience

- Foley: suara kasur

bergerak

- Speech: Dialog

46 36 MCU Eye

Level Still

Over the Shoulder Avi to Yuda.

Avi mencoba membersihkan darah dari luka Yuda. Yuda

tampak kesakitan.

AVI #20 (CONT’D)

Tapi kamu gak lupa sama

janji kamu semalam kan?

- Ambience

- Speech: Monolog

47 35 Mid

Shoot

Low

Level Still -

YUDA #21

Iya, Vi. Tenang aja. Pasti aku

tepatin. Cuma aku perlu pergi,

ninggalin kamu sekali lagi.

- Ambience

- Speech: Monolog

48 37 MCU Eye

Level Still

Over the Shoulder Yuda to Avi

AVI #22

Mau kemana? Aku ikut.

YUDA #23

Aku mau kertemu orang tuaku,

nyari tahu apa mereka bisa

merestui pernikahan ini atau

tidak.

- Ambience

- Speech: Dialog

49 35 Mid

Shoot

Low

Level Still

Tampak depan Avi dan Yuda.

Avi hanya hanya tersenyum dan mengangguk tanpa berkata

sepatah kata lagi. Yuda mencium kening Avi, dan pergi

meninggalkannya.

YUDA #23 (CONT’D)

Aku juga mau nyari orang

yang bisa dibayar untuk

menjadi walimu nanti.

Karna itu lebih baik kalau

aku pergi sendiri.

- Ambience

- Speech: Monolog

Page 62: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

71

No Shot Visual

Description Dialogue Audio Shot

Size

Angle Moving

SCENE 7 – INT. LORONG DEPAN KAMAR YUDA – SIANG

50 38 ELS Eye

Level Still

Tampak lorong depan kamar Yuda.

Wanita yang tinggal di kamar depan Yuda tampak

berjalan di lorong menuju kamarnya, Ia memakai baju

putih-putih ala perawat. Sementara itu Yuda baru keluar

dari kamar. Yuda dan wanita itu bertegur sapa seadanya.

Wanta itu masuk dan menutup pintu kamar, sementara

Yuda langsung pergi dan lupa menutup pintu kamar. Kita

melihat Yuda berjalan pergi.

-

- Ambience

- Foley: Suara pintu dibuka dan

ditutup

- Foley Suara langkah kaki.

No Shot Visual

Description Dialogue Audio Shot Size Angle Moving

SCENE 8 – INT. KAMAR YUDA – PAGI

51 36 Mid –

Shot

Low

Angle Still

Avi melanjutkan buku yang Ia baca di tempat tidur.

Lalu terdengar suara ketukan dari arah pintu kamar

Perhatian Avi teralihkan ke arah suara pintu tsb.

-

- Ambience

- Foley: Suara Pintu

diketuk dan dibuka

52 37 LS Eye

Level

Dolly

Out

Seorang wanita yang mengurus pinatu para penghuni kost

membuka pintu dan mengintip ke dalam kamar. Ia

membawa seember pakaian di satu tangannya.

TETEH #24

Permisi..

- Ambience

- Suara Pintu dibuka

- Speech: Monolog

53 37 LS Eye

Level

Dolly

Out to

Still

(CONT’D)

Avi berjalan sedikit terburu-buru ke arah pintu

kamar. Dan menyapa tamunya dengan ramah.

AVI #25

Iyaa.. siapa?

TETEH #26

maaf teh. Pintunya gak dikunci

- Ambience

- Speech: Dialog

54 38 Mid Shot Eye

Level Still

Shot dari belakang Teteh.

Avi dan Teteh bersalaman

AVI #27

Oh mungkin tadi Yuda lupa nutup.

- Ambience

- Speech: Dialog

Page 63: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

72

TETEH #28

Oh, mas Yudanya lagi keluar yaa?

AVI #29

Iya.. Baru aja. Ohiya kenalin,

Teh. Saya Avi, temannya Yuda.

TETEH #30

Ohiya, neng Avi. Saya yang disuruh

jaga dan bersihin tempat ini.

55 39 MCU Eye

Level Still Over the Shoulder Teteh to Avi

TETEH #30 (CONT’D)

Kalau gitu saya nitip pesan sama

neng Avi aja ya, buat mas Yuda.

AVI #31

Ohiya, boleh. Pesan apa, Teh?

- Ambience

- Speech: Dialog

56 40 Mid Shot Eye

Level Still Shot dari belakang Avi

TETEH #32

Tolong bilangin ke Mas Yuda, kalau

tadi ada tantenya yang nyariin.

- Ambience

- Speech: Monolog

57 39 MCU Eye

Level Still

Over the Shoulder Teteh to Avi

Avi tampak penasaran

AVI #33

Kalau boleh tahu tante yang mana?

TETEH #34

Aduh saya lupa namanya.

Pokoknya itu tantenya baek banget,

sering bawa oleh-oleh buat saya

- Ambience

- Speech: Dialog

58 41 MCU Eye

Level Still Over the Shoulder Avi to Teteh

TETEH #34 (CONT’D)

...dia juga yang bayarin biaya kos

Mas Yuda di sini tiap bulan.

Orangnya cantik, rambutnya panjang

selalu dikuncir. Haduh siapa ya

namanya??

beat.(mikir)

Oh namanya Tante Desi, teh.

- Ambience

- Speech: Monolog

Page 64: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

73

59 39 MCU

To CU

Eye

Level Dolly In

Over the Shoulder Avi to Teteh.

Tampak jelas perubahan ekspresi di wajah

Avi. Ia yang tadinya ramah nampak shock

dan kecewa.

Avi menutup pintu.

TETEH #34 (CONT’D)

Itu kalo kenal dan merhatiin pasti

tau ada tanda lahir di lehernya.

AVI #35

(kecewa, tersenyum paksa)

Oh gitu. Ya sudah nanti disampaikan

Makasih ya, Teh.

- Ambience

- Speech: Dialog

- Foley: Suara pintu

ditutup.

60 42 LS High

Angle Still

Avi tampak sangat kecewa. Ia ke tempat tidur, mengambil

handphone dan menelepon seseorang. - - Ambience

61 43 CU Eye

Level Still

Tampak depan Avi.

Avi menelepon seseorang

AVI #36

Halo. Lo masih bisa? Gue di kosan

Yuda. Gua tunggu di sini.

- Ambience

- Speech: Monolog

61 42 LS High

Angle

Dolly

Out

Avi duduk di tepi tempat tidur memandang kosong ke arah

dinding kamar. -

- Ambience

- Music

No Shot Visual

Description Dialogue Audio Shot Size Angle Moving

SCENE 9 – EXT. TAMAN – SORE

62 43 LS Eye

Level Track Right

Tampak seorang wanita sedang duduk di bangku taman

(membelakangi kamera). Ia mengenakan blazer panjang, rok

hitam panjang, dan high-heels boots hitam.

Postur tubuhnya tegap, dengan posisi 1 kaki dilipat di atas

kaki lainnya. Ia memegang sebuah tas kecil yang Ia letakkan

di pangkuannya.

Wanita itu hanya memandang menerawang ke arah danau

dan landscape kota di depannya. Sementara orang-orang

yang menikmati suasana taman berlalu lalang di sekitarnya.

- Ambience

63 44 ECU to

MCU

Eye

Level

Track Right

+ Dolly Out

Detail shot. Tampak belakang Desi.

Track Right. Kita melihat bagian hidung sampai leher dari

wanita tadi yang sudah nampak keriput. Tetapi di lehernya

DESI #37

Ke mana saja Anda belakangan

- Ambience

Page 65: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

74

terdapat tanda lahir yang mirip dengan milik Desi yang

diceritakan di awal cerita.

Kamera mundur perlahan. Perlahan kita bisa melihat

seluruh wajah wanita itu, yang ternyata adalah Desi yang

sama dengan yang ada di awal cerita. Sekarang Ia sudah tua,

umurnya kira-kira 45 tahunan. Desi mengenakan dalaman

hitam untuk blazernya.

Track Right Posisi duduknya tidak berubah, Ia masih

memandang dan menerawang lurus ke depan. Wajahnya

tampak serius.

Di kejauhan tampak Yuda sedang berjalan mendekati Desi.

Yuda berhenti, berdiri sejenak di samping Desi, kemudian

duduk di sebelahnya. Desi tak menoleh ke arah Yuda

sekalipun.

ini? - Voice Over: anak-

anak yang sedang

bermain / pengunjung

yang saling berseru di

taman

- Speech (monolog)

64 45 MLS Eye

Level Still

1. Tampak depan Desi dan Yuda yang sedang duduk di

bangku taman.

Desi dan Yuda tak saling melihat kepada satu sama lain.

3. Desi mengeluarkan dompet dari tasnya, kemudian Ia

mengambil beberapa lembar uang, dan meletakkannya di

dekat Yuda. Yuda menggeser uang itu kembali.

2. YUDA #38

Handphone saya rusak.

Saya juga tak bertemu dia beberapa

hari ini

- Ambience

- - Speech (monolog)

65 46 MCU Eye

Level Still

1. Over the Shoulder Desi to Yuda.Yuda meluruskan

pandangannya kembali setelah menggeser uang kembali

kepada Desi

3. Terlihat Desi meluruskan pandangannya kembali ke

depan.

2. YUDA #39 (CONT’D)

Maaf, saya sudah tidak bisa

menerima uang Anda lagi.

beat.

(Desi melirik Yuda)

Saya datang ke sini hanya ingin

memberitahu bahwa Avi akan

tinggal bersama saya.

- Ambience

- Speech

(monolog)

66 45 MLS Eye

Level Still

1. Tampak depan Desi dan Yuda yang sedang duduk di

bangku taman.

DESI #40

Anda harus ingat posisi Anda saat

berbicara dengan saya.

YUDA #41

Saya sudah capek menjaga Avi

untuk Anda,

- Ambience

- Speech (Dialog)

Page 66: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

75

67 44 MCU Eye

Level Still Over the Shoulder Desi to Yuda

YUDA #42

Mulai detik ini saya akan menjaga

Avi untuk dirinya seorang.

Saya akan menikahi Avi.

(Yuda juga menoleh ke arah Desi,

mata mereka bertemu)

- Ambience

- Speech (Monolog)

68 46 CU Eye

Level Track Right Tampak depan Desi

DESI #43

(sarkas)

Avi memang cantik dan masih

sangat muda. Saya benar-benar

paham jika Anda sampai terpincut

olehnya. Tapi untuk menikahinya?

Heh.. Anda harusnya tahu diri, uang

saja dari saya, mau Anda kasih

makan apa anak saya nanti.

- Ambience

- Speech (Monolog)

69 47

MCU

to

CU

Eye

Level Dolly In

1. Tampak samping Yuda dan Desi

3. Close Up Desi. Desi terdiam mendengar perkataan

Yuda. Ia mencoba mencerna apa yang baru saja Ia

dengarkan. Kemudian Ia mendadak berubah marah,

berang.

1. YUDA #44

Saya datang ke sini hanya karena

rasa hormat saya kepada Anda.

2. (Dolly In)

Dengan atau tanpa izin Anda,

saya akan tetap menikahi Avi.

beat.

Saya tidak akan tega membiarkan

dia aborsi.

- Ambience

- Speech (Monolog)

- Sound Effect

70 45 MLS Eye

Level Still

Tampak depan Yuda dan Desi.

Desi menampar Yuda. Lalu bangkit dari duduknya.

DESI #45

Saya membayar Anda untuk

mendekati Avi karena saya ingin

Anda menjaga dia! Kenapa Anda

malah menghamilinya?!

YUDA #46

Tapi bukan saya yang

menghamili Avi

DESI #47

Lantas siapa?

- Ambience

- Speech

(Dialog)

Page 67: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

76

71 44 MCU to

CU

Eye

Level Dolly In Over the Shoulder Desi to Yuda

YUDA #48

Saya tak tahu.. Avi tidak mau cerita..

beat.

Dan saya pun tidak peduli siapa

yang melakukan itu, satu-satunya hal

yang saya pedulikan saat ini hanya

Avi seorang.

- Ambience

- Speech

(Monolog)

72 45 MLS Eye

Level Still Desi terduduk kembali ke tempatnya. Ia tampak putus asa. - - Ambience

No Shot Visual

Description Dialogue Audio Shot

Size

Angle Moving

SCENE 10 – INT. KAMAR YUDA – MALAM

73 48 MLS High

Angle Dolly Out

Avi masih duduk memandang kosong di tempat tidur. Ia sudah

memegang amplop tebal coklat di satu tangannya. Sementara

Handphone diletakkan sampingnya.

Tak lama kemudian terdengar suara pintu kamar diketuk.

Lamunan Avi terganggu. Ia bangkit dari duduknya dan menuju

pintu kamar.

- - Ambience

- Foley: Pintu diketuk

74 49 LS Eye

Level Still

Avi mengintip keluar dan membuka pintu. Yang ada di depan

pintu ternyata kenalan Avi yang menjual obat penggugur

kandungan yang tadi dihubunginya.

Avi menukar amplop itu dengan dengan obat dari kenalannya.

Avi menutup pintu lalu ke kamar mandi.

-

- Ambience

- Foley: Gorden dibuka

- Foley: Pintu kamar

dibuka dan ditutup

- Foley: Pintu kamar mani

dibuka dan ditutup

Page 68: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

77

No Shot Visual

Description Dialogue Audio Shot Size Angle Moving

SCENE 11– INT. KAMAR MANDI – MALAM

75 50 Mid-Shot Eye

Level Still

Avi menyalakan air keran lalu duduk di kloset di kamar mandi. Ia

membuka bungkusan obat tersebut, menatapnya dengan keraguan. -

- Ambience

- Foley: Suara air mengalir

76 51 ECU High

Angle Still Tampak butiran obat di telapak tangan Avi -

- Ambience

- Foley: Suara air mengalir

77 52 ECU Low

Angle Still

Tampak depan wajah Avi dari dahi hingga hidung. Fokus pada

kedua mata Avi. Ia tampak cemas, dan ragu. Tampak pucat. -

- Ambience

- Foley: Suara air mengalir

78 50 Mid-Shot Eye

Level Still

Ia memberanikan diri, mengambil sebutir obat dan menelannya

dengan cepat. Tampak kesedihan di matanya. Lalu 1 butir lagi Ia

masukkan lewat bagian bawah tubuhnya. Ia meringkuk menahan

pedih.

- - Ambience

- Foley: Suara air mengalir

No Shot

Visual

Description Dialogue Audio Shot Size Angle Moving

SCENE 12 – INT. KAMAR YUDA – MALAM

79 53 LS Eye

Level Still

Tampak workspace dan dinding kamar mandi Yuda.

Avi keluar dari kamar mandi. Ia tampak lemas dan kehilangan

harapan,

-

- Ambience

- Foley: Suara air keran

dimatikan

80 54 CU High

Angle Still Avi berbaring di tempat tidur menunggu obatnya bereaksi. - Ambience

Page 69: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

78

No Shot Visual

Description Dialogue Audio Shot Size Angle Moving

SCENE 13 – INT. MOBIL – MALAM

81 55 LS Eye

Level Still

Tampak sebuah mobil terparkir di pinggir jalan. Lampu dalam

mobil dinyalakan, tampak ada 2 orang di dalam mobil. -

- Ambience

- Suara jalan raya

82 56 Mid Shot Eye

Level Still

Tampak depan Yuda dan Desi di dalam mobil. Yuda duduk di

kursi pengendara, sementara Desi duduk di kursi penumpang.

Desi kemudian mengambil handphone dan menelepon

seseorang. Lalu seseorang di ujung telepon menjawab

panggilannya.

AYAH AVI #50 (V.O)

Halo..

DESI #51

Halo. Ini aku, Mas.

AYAH AVI #52 (V.O)

Oh iya. Ada apa?

DESI #52

Saya cuma mau tanya, Avi kemana?

- Ambience

- Speech: Monolog

- Voice Over

(Dubbing)

83 57 MCU Eye

Level Still MCU Desi

AYAH AVI #53 (V.O)

Avi. Terakhir dia pergi pagi tadi,

tapi sampai saat ini belum pulang

ke rumah juga. Sekarang, saya

tidak tahu dia di mana.

DESI #54

Apa maksud kamu dengan tidak

tahu? Kenapa kamu bersikap

seolah tidak peduli seperti itu?

AYAH AVI #55 (V.O)

Bukan tidak peduli. Saya benar-

benar tidak tahu.. Jangan salahkan

saya jika Avi bersikap liar seperti

itu. Bagaimana pun juga dia itu

- Ambience

- Speech: Monolog

- Voice Over

(Dubbing)

Page 70: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

79

anakmu, wajar saja jika sifatmu

menurun kepadanya.

DESI #56

Tapi dia anakmu juga!

84 56 Mid Shot Eye

Level Still

Tampak depan Yuda dan Desi di dalam mobil. Yuda duduk di

kursi pengendara, sementara Desi duduk di kursi penumpang.

AYAH AVI #57 (V.O)

Maaf sebelumnya, tentang hal itu,

sebenarnya saya tidak begitu yakin.

beat.

Kamu tahu apa yang sudah saya

ketahui tentangmu, tentang

kelakuanmu dulu.

- Ambience

- Voice Over

(Dubbing)

85 57 MCU Eye

Level Still

Close up Desi

Sambungan telepon ditutup. Desi tampak kesal, marah, dan

penuh rasa curiga.

AYAH AVI #57 (V.O) (CONT’D)

Bisa saja kan, Avi itu hasil dari

hubunganmu dengan... entah yang

mana lah itu.

beat.Selama ini saya tidak pernah

menganggap Avi sebagai anak, dan

sebaliknya Avi pun begitu. Dia tak

pernah menganggap saya Ayah.

Beat

Seharusnya kau itu berterimakasih,

karna saya masih sudah

menampung dan menghidupi “anak

harammu” itu secara cuma-cuma.

- Ambience

- Voice Over

(Dubbing)

86 56 Mid Shot Eye

Level Still

Tampak depan Yuda dan Desi di dalam mobil.

Yuda yang menunggu sedari tadi sudah terlihat tidak sabar.

Desi memberi teleponnya kepada Yuda.

YUDA #58

Kita jalan sekarang apa

bagaimana?

DESI #59

Lebih baik kamu cari tahu dulu

bagaimana keadaan Avi sekarang.

- Ambience

- Speech:

Dialog

Page 71: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

80

No Shot Visual

Description Dialogue Audio Shot Size Angle Moving

SCENE 14 – INT. KAMAR YUDA – MALAM

87 57 CU High

Angle Still

Avi yang berbaring tampak kesakitan memegang perutnya,

obatnya mulai bereaksi. - - Ambience

88 58 LS Eye

Level Still

Ia lalu turun dari tempat tidur dan sedikit berlari ke kamar

mandi. Kamar mandi Ia tutup.

Tak lama setelah itu, handphone di kasur Avi berdering. 3 kali.

-

Pintu kamar mandi

dibuka dan ditutup.

Air keran dinyalakan

Telepon berdering.

No Shot Visual

Description Dialogue Audio Shot Size Angle Moving

SCENE 15 – INT. MOBIL – MALAM

89 56 Mid-Shot Eye

Level Still

Tampak depan Yuda dan Desi di dalam mobil. Yuda duduk di

kursi pengendara, sementara Desi duduk di kursi penumpang.

Yuda menutup telepon, dan dengan santai berkata

YUDA #60

Mungkin dia lagi tidur,

lebih baik kita ke sana saja untuk

mengeceknya langsung.

DESI #61

Anda tahu, selama ini Avi

membenci saya.

- Ambience

- Foley: Suara

panggilan telepon

tidak dijawab

- Speech: Dialog

90 59 MCU Eye

Level Still Over the Shoulder Yuda to Desi

DESI #61 (CONT’D)

Saat ini keadaannya pun sedang

berantakan.

Saya tidak mau dia mengamuk

melihat saya di sana, dan akhirnya

malah kabur ke tempat yang lebih

tidak jelas lagi.

beat.

- Ambience

- Speech: Monolog

Page 72: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

81

91 56 Mid-Shot Eye

Level Still

2. Tampak depan Yuda dan Desi di dalam mobil.

Yuda dengan terpaksa mencoba menelepon

sekali lagi. Ia seperti berusaha mengingat-ingat

nomor yang ingin Ia hubungi

1. DESI #61 (CONT’D)

Sekarang saya minta Anda lakukan

tugas Anda dengan baik, bagaimana

pun caranya, Anda harus tahu dulu

bagaimana keadaan Avi sekarang.

- Ambience

- Speech: Monolog

92 60 MCU Eye

Level Still

Close Up Yuda.

Seseorang di di ujung telepon yang lain menjawab panggilan

Yuda.

YUDA #62

Halo.. Teteh Mirna?

TETEH #63 (V.O)

Iya. Ini dengan siapa ya?

YUDA #64

Ini saya, Teh. Yuda.

TETEH #65 (V.O)

Oh.. mas Yuda. Ada apa tuh mas?

YUDA #66

Ibu lagi di mana?

TETEH #67 (V.O)

Saya lagi di luar, mas.

- Ambience

- Foley: Suara

telepon berdering dan

diangkat.

- Voice over

(dubbing)

- Speech: Monolog

93 56 Mid Shot Eye

Level Still

Tampak depan Yuda dan Desi di dalam mobil.

YUDA #68 (CONT’D)

pulangnya masih lama ya, Teh? Saya

mau minta tolong. Teteh bisa ke

kamar? Pacar saya lagi di kamar tapi

ditelpon gak diangkat-angkat. Saya

cuma mau tau keadaannya.

TETEH #69 (V.O)

Oh, teh Avi ya?

YUDA #70

Iya, kok Teteh tau?

TETEH #71 (V.O)

Tadi siang saya ketemu,

- Ambience

- Voice over

(dubbing)

- Speech: Monolog

Page 73: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

82

94 60 MCU Eye

Level Still

Close up Yuda

Yuda panik setelah mendengar apa yang dikatakan Teteh di

telepon.

waktu saya nyariin mas di kamar.

Saya mau kasi tau kalo tadi tante

Desi datang nyariin mas Yuda,

karena masnya gak ada jadi saya

nitip aja pesannya sama Teh Avi.

YUDA #72

Ibu bilang gitu ke Avi??

TETEH #73 (V.O)

Iya, ada yang salah mas?

YUDA #74

Nggak. Nggak ada teh.

- Ambience

- Voice over

(dubbing)

- Speech: Monolog

95 56 Mid Shot Eye

Level Still

Tampak depan Yuda dan Desi di dalam mobil.

Terlihat jelas perubahan ekspresi Yuda yang tadinya santai

menjadi begitu panik. Ia buru-buru menutup teleponnya dan

menyiapkan kendaraannya.Desi cemas.

YUDA #74 (CONT’D)

Yasudah. Makasih teh.

- Ambience

- Speech: Monolog

- Suara panggilan

telepon diputus

96 61 LS Eye

Level Follow

Tampak sebuah mobil terparkir. Lampu mobilnya menyala, dan

bergerak dengan cepat. -

- Ambience

- Foley: Jalan Raya

Page 74: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

83

No Shot Visual

Description Dialogue Audio Shot Size Angle Moving

SCENE 16 – INT. KAMAR YUDA – MALAM

97 62 LS Eye

Level

Still to

Follow

Tampak workspace, tempat tidur, dan dinding kamar mandi

Yuda. Kamar Yuda tampak kosong.

Terdengar suara air keran yang mengalir.

Yuda dan Desi memasuki pintu kamar dengan paksa, dan

mencari-cari Avi. Mereka berdua tampak panik.

Yuda membuka kamar mandi, dan tampak semakin panik. Ia

terburu-buru karena menemukan Avi di kamar mandi. Desi

tampak lemas melihat Avi, Ia menyusul masuk ke kamar mandi.

Terdengar suara Desi yang histeris. Bertahan di situ beberapa

saat.

Lalu Yuda keluar dari kamar mandi. Ia gemetaran. Tangannya

penuh darah. Yuda lalu berlari keluar kamar dan mengetuk

pintu tetangga depan kamarnya.

Beberapa saat kemudian tetangganya keluar. Yuda dan

tetangganya berbicara sebentar. Lalu dengan terburu-buru

menuju kamar Yuda. Tetangga Yuda langsung masuk ke kamar

mandi. Sementara Yuda hanya menunggu di depan pintu kamar

mandi.

Tak lama kemudian suara Desi pecah, Ia berteriak histeris.

Yuda pun tiba-tiba terpukul mundur dari posisi awalnya. Ia

terpuruk sedih, gemetaran.

Kemudian Handphone di kasur Avi berdering, Yuda tak

menghiraukannya. Ia masih larut dengan perasaannya sendiri.

Telepon Avi berdering sekali lagi, perhatian Yuda mulai

terambil. Yuda berjalan ke kasur dan mengecek handphone Avi.

-

- Ambience

- Foley: Pintu kamar

didobrak

- Foley: Suara air keran

mengalir

- Voice over: Desi

berteriak histeris

- Foley: Suara langkah

kaki berlarian.

- Voice over: Yuda

memanggil tetangganya

- Foley: Suara telepon

berdering

Page 75: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

84

98 63 ECU High

Angle Still Tampak di layar handphone Avi, panggilan dari Ayah. -

- Ambience

- telepon berdering

99 62 LS Eye

Level Still

Tampak workspace, tempat tidur, dan dinding kamar mandi

Yuda.

Yuda mengangkat telepon itu tanpa suara. (Di belakang Yuda

kita melihat Desi juga keluar dari kamar mandi). Kita melihat

perubahan ekspresi di wajah Yuda. Ia berang.

Yuda langsung menutup telepon, mengambil sesuatu di laci

meja kerjanya dan berlari keluar dari kamar.

Desi yang melihat perubahan Yuda itu tampak penasaran, Ia

berjalan mendekati kasur dan mengambil handphone Avi. Ia

berjalan mengitari tempat tidur dan berhenti di depan jendela

kamar Yuda yang terbuka.

Desi mengecek handphone Avi. Melihat panggilan terakhir, dan

mengecek isi pesannya.

- - Ambience

- Music

100 63 CU Low

Angle Still

Kita melihat perubahan ekspresi di wajah Desi setelah membaca

pesan dari Ayah Avi. Ia kaget dan sedih bukan kepalang. -

- Ambience

- Music

101 64 LS Eye

Level

Dolly

Out

+

Track

Left

Tampak bagian jendela kamar Yuda yang terbuka.

Desi terduduk pasrah di kasur, menghadap ke jendela di

depannya (membelakangi kamera). Ia histeris sekali lagi, terisak

tangis di tempat tidur.

Tatapannya kosong, dan dia melihat jendela yang terbuka lebar

di depannya. Ia berjalan ke arah jendela tersebut, sementara

kamera berjalan menjauh hendak keluar dari kamar.

Desi berhenti persis di depan jendela untuk beberapa saat,

bersamaan dengan itu kamera sudah keluar dari kamar dan

berbelok.

- - Ambience

- Music

CUT TO BLACK

Page 76: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

85

SCRIPT BREAKDOWN SHEET

Production Company : BSI / Lakuna Pictures Produser : Endang Sukarja

Project Title : The Lies We Believe Director : Ismaya Kahar

Durasi : 20 Menit

Table II.03

No Scene Cast Wardrobe Make Up Setting Properti Vehicle/

Animal

Special

Equipment Notes

1 1

Desi Muda

Roby

Istri Roby

Long sleeve v-neck warna abu, jam

tangan, celana jeans hitam.

Kemeja warna biru, ikat pinggang,

celana bahan kain hitam, kacamata,

sepatu pantofel.

Cardigan, kemeja, rok panjang,

high heels, kacamata.

Molek menjadi

pucat & mata

sembab.

Pucat, rambut

acak-acakan.

Kamar Losmen

Vas bunga, asbak,

bunga layu, map, tas

barel, amplop, shoulder

bag, meja, pakaian,

rokok, korek api,

parfum botol kaca,

kursi, gorden, stand

lamp, 1 set tempat

tidur.

- Slider, tripod. -

2 2

Desi Muda

Wanita Tua

Long sleeve v-neck warna abu, jam

tangan, celana jeans hitam, jaket,

parka, shoulder bag, high heels.

Celana bahan kain hitam, long

sleeve warna coklat, ikat rambut,

sandal jepit.

Pucat, mata

sembab.

Make up

character muda

menjadi tua.

Halaman depan

rumah Meja, kursi. - Tripod. -

3 3

Desi Muda

Wanita Tua

Long sleeve v-neck warna abu,

sarung, jam tangan.

Celana bahan kain hitam, long

sleeve warna coklat, ikat rambut.

Pucat, berkeringat

mata sembab.

Make up

character muda

menjadi tua.

Ruang praktek

aborsi

1 set tempat tidur, kain

kasa, selang, mangkuk

alumunium, anestesi,

taplak meja, nakas,

botol gunting, sarung

tangan medis, sarung,

handuk, alkohol.

-

Slider,

Tripod,

special effect

darah

-

4 4 Avi Kaos belel hitam, celana jeans Natural Kamar Yuda 1 set tempat tidur, sofa, - Zhiyun -

Page 77: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

86

robek hitam. stand lamp, gorden,

nakas, table lamp.

Handheld.

5 5 Avi - Natural Kamar mandi Pancuran air - Tripod -

6 6

Avi

Yuda

Kemeja panjang putih

Kemeja hijau, kaos, ikat rambut,

sepatu kets, jam tangan, celana

jeans hitam.

Natural

Special effect

luka dan lebam Kamar Yuda

1 set tempat tidur, sofa,

rak buku, poster, table

lamp, handphone, jam

dinding, meja, tumbler,

buku-buku, keranjang

sampah. laptop, printer,

gelas, nakas, cermin,

kursi kerja, kertas,

- Slider, Tripod -

7 7 Yuda

Kemeja hijau, kaos, ikat rambut,

sepatu kets, jam tangan, celana

jeans biru.

Special effect

luka dan lebam

Lorong depan

kamar Yuda

Sapu, keranjang

sampah. - Tripod -

8 8

Avi

Teteh

Kemeja panjang putih

Daster warna merah muda, ikat

rambut.

Natural

Natural Kamar Yuda

1 set tempat tidur, rak

buku, pakaian basah,

buku-buku, ember,

poster, lemari pakaian,

cermin, gorden,

- Slider, Tripod -

9 9

Desi Tua

Yuda

Blazer warna gading, long sleeve

warna hitam, shoulder bag kecil,

rok bahan kain panjang hitam, high

heels, jam tangan emas, ikat rambut

Celana jeans biru, kaos, jam

tangan, sepatu kets, Kemeja hijau,

Special make up

character muda

menjadi tua

Special effect luka

dan lebam

Taman

Bangku taman,

beberapa lembar uang,

dompet.

-

Slider, Tripod,

Zhiyun

Handheld

-

10 10

Avi

Penjual

Obat

Kemeja panjang putih

Jaket kulit, kaos, celana jeans

hitam, kupluk, sepatu kets.

Natural

Natural Kamar Yuda

1 set tempat tidur, rak

buku, lemari pakaian,

stand lamp, kantong

plastik hitam, amplop,

poster, cermin, buku-

buku, handphone.

- Slider, Tripod -

11 11 Avi Kemeja panjang putih Pucat Kamar Mandi Kloset, kantong plastik

hitam, obat. -

Slider, Zhiyun

Handheld

Dutch

angle

12 12 Avi Kemeja panjang putih Pucat Kamar Yuda 1 set tempat tidur, rak

buku, poster, laptop, -

Slider, Zhiyun

handheld -

Page 78: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

87

buku-buku, printer, jam

dinding, tumbler, gelas,

kursi kerja, handphone,

keranjang sampah,

sofa, cermin, nakas,

kertas, table lamp,

13 13

Desi Tua

Yuda

Blazer warna gading, long sleeve

warna hitam, jam tangan emas,

shoulder bag kecil, ikat rambut.

Kemeja hijau, kaos, ikat rambut,

jam tangan.

Special make up

character muda

menjadi tua

Special effect luka

dan lebam

Mobil Handphone, hiasan

interior mobil. Mobil

Tripod,

Zhiyun

Handheld

-

14 14 Avi Kemeja panjang putih Pucat,

berkeringat. Kamar Yuda

1 set tempat tidur, rak

buku, poster, laptop,

buku-buku, printer, jam

dinding, tumbler, gelas,

kursi kerja, handphone,

keranjang sampah,

sofa, cermin, nakas,

kertas, table lamp,

- Slider, Zhiyun

handheld -

15 15

Desi Tua

Yuda

Blazer warna gading, long sleeve

warna hitam, jam tangan emas,

shoulder bag kecil, ikat rambut.

Kemeja hijau, kaos, ikat rambut,

jam tangan.

Special make up

character muda

menjadi tua

Special effect luka

dan lebam

Mobil Handphone, hiasan

interior mobil. Mobil

Tripod,

Zhiyun

Handheld

-

16 16

Desi Tua

Yuda

Blazer warna gading, long sleeve

warna hitam, rok bahan kain

panjang hitam, high heels, jam

tangan emas, shoulder bag kecil,

ikat rambut.

Kemeja hijau, kaos, ikat rambut,

sepatu kets, jam tangan, celana

jeans biru.

Special make up

character muda

menjadi tua

Special effect luka

dan lebam

-

1 set tempat tidur, rak

buku, poster, buku-

buku, meja, laptop,

printer, jam dinding,

tumbler, gelas, nakas,

sofa, handphone,

cermin, kursi kerja,

kertas, gorden, table

lamp, keranjang

sampah, stand lamp.

-

Slider, Tripod,

Zhiyun

Handheld

Special Effect

darah

-

Page 79: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

88

3.3. Proses Kerja Penulis Naskah

Dalam produksi drama televisi “THE LIES WE BELIEVE” penulis

bertanggung jawab sebagai Penulis Naskah. Penulis naskah adalah orang pertama

yang memberikan gagasan cerita kepada produser dan sutradara. Dalam sebuah

drama televisi, langkah pertama bagi seorang penulis naskah adalah mencari

sebuah ide berdasarkan referensi dari buku atau drama televisi.

Penulis naskah adalah pencipta konsep pertama yang dinyatakan dalam

bentuk sebuah teks naskah. (The Art OF Acting. Eka D. Sitorus, 2003:9).

Pekerjaan penulis skenario adalah menciptakan sebuah cerita dan skenario,

atau skenario saja secara utuh, lengkap dengan dialog dan deskripsi visual nya.

Bagus tidaknya hasil sebuah tontonan, tergantung dari kualitas skenario yang

ditulis oleh seorang penulis skenario.

Menurut Lutters (2010:14) “Penulis Skenario adalah seorang pekerja kreatif

yang menulis cerita dan skenario, atau skenario saja, untuk sebuah tayangan

sinetron atau film, yang dalam istilah asingnya disebut scriptwriter.”

Penulis naskah harus memiliki kemampuan mengubah ide ke dalam bentuk

naskah yang merupakan hasil imajinasi dari sebuah proses penginderaan terhadap

stimuli menjadi suatu bentuk tulisan yang menarik dan memiliki makna baik bagi

dirinya maupun orang lain.

Penulis naskah harus bisa membuat cerita yang memiliki rangkaian

peristiwa yang berhubungan satu sama lain dan terikat oleh logika yang menjadi

sebuah naratif cerita. Dan sebuah kejadian tidak bisa terjadi begitu saja. Dari buku

yang berjudul Memahami Film edisi kedua, dikatakan bahwa naratif muncul

karena tuntutan dan keinginan dari pelaku cerita. Dengan demikian dapat

Page 80: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

89

disimpulkan bahwa sebab akibat muncul karena adanya tuntutan dan keinginan

dari pelaku cerita. (Pratista, 2017).

Penulis naskah memiliki peran di tahapan-tahapan pembuatan drama

televisi. Di antaranya saat pra produksi, produksi dan pasca produksi. Pada pra

produksi, penulis naskah mempunyai peran membuat ide cerita, lalu

mengembangkannya hingga menjadi sebuah skenario. Pada saat produksi, penulis

mempunyai peran membantu sutradara di lapangan, mengingatkan sutradara jika

ada yang kurang dalam proses pengambilan gambar. Pada saat pasca produksi,

penulis bersama sutradara dan produser mendampingi editor dalam proses

penyuntingan gambar.

Proses produksi dalam pembuatan Film Televisi (FTV) yang berjudul “The

Lies We Believe” yang ditulis dan dikembangkan oleh saya sebagai penulis

naskah. Pembuatan konsep naskah terinspirasi oleh cerita atau film-film yang

sudah ada. Cerita Drama Televisi “The Lies We Believe” ini menceritakan

tentang Desi, seorang Ibu dengan masa lalu yang kelam yang harus menyaksikan

anaknya bergumul dengan nasib buruk yang sama bahkan lebih tragis dengan

yang Ia alami dahulu.

3.3.1. Pra Produksi

Pra Produksi merupakan tahap awal dalam penciptaan suatu karya baik

itu karya drama ataupun non drama. Dalam tahap ini yang sangat berperan

adalah produser, sutradara dan penulis naskah, yang biasa juga disebut sebagai

Triangle System. Di tahap ini mereka melakukan survey lokasi, mengurus

perijinan lokasi syuting, mengaudisi calon pemeran, merencanakan jadwal

Page 81: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

90

syuting, dan lain-lain. Namun di luar semua itu, awal dari segalanya adalah

membuat ide cerita.

Sebagai penulis naskah tahap pra produksi merupakan proses terpenting

dalam menciptakan sebuah karya, karena proses pra produksi dapat dikatakan

sebagai ruang kerja bagi penulis naskah. Ia harus tahu bagaimana cara agar ide

cerita itu datang, berbagai macam caranya antara lain adalah dengan

pengetahuan dari buku, novel, film-film, dan lainnya. Karena langkah paling

awal bagi seorang penulis naskah adalah bertugas mencari ide cerita, dan

mengembangkannya menjadi naskah yang matang untuk produksi nanti.

Menurut (Wibowo, 2007:39), “Tahap ini dimulai ketika tim menemukan

ide dan gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis

naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset.”

Dalam persiapan awal, penulis memiliki jangka waktu yang cukup

pendek. Penulis sudah memiliki sebuah konsep diberikan kepada produser dan

sutradara. Namun tak jarang, konsep tersebut harus melewati beberapa tahap

revisi sesuai permintaan produser dan sutradara.

Menurut Yudhistira dalam Naratama (2013:53) Penulis naskah dalam

praproduksi, “Melakukan revisi naskah hingga final dan siap untuk di

produksi.”

Saat melakukan rapat produksi penulis harus selalu mendengarkan apa

yang diinginkan produser dan sutradara, agar apa yang nanti akan ditulis sesuai

dan tidak keluar jalur dari segmentasi yang akan dibuat.

Menurut Harry/Yudhistira dalam Naratama (2013:52), “kreator

mengeksplorasi berbagai ide kreatif yang dapat tertuang dan diproduksi secara

apik.” Pada pertemuan pertama tim, semua anggota dibebaskan untuk

Page 82: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

91

memberikan ide dan saran untuk pembuatan program yang akan diproduksi.

Seluruh kru dibebaskan untuk menuangkan ide dan banyak ide yang muncul

baik dari penulis maupun dari kru yang lain. Setelah melalui beberapa kali

pertemuan wajib, dan memikirkan beberapa pertimbangan, tim memutuskan

untuk memilih program drama televisi berjudul “The Lies We Believe”

Mabruri (2013:47), mengatakan:

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengolah ide cerita menjadi

sebuah skenario dengan beberapa tahap yang biasa dilalui agar arahnya

jelas, tidak melenceng jauh dari ide dasar (basic story), dan agar

kerangka ceritanya terkunci.

Setelah menemukan tema atau ide cerita dan sinopsis, seorang penulis

naskah menyampaikan idenya kepada produser dan sutradara. Jika sudah

disetujui, naskah selanjutnya disampaikan kepada semua kru. Ketika ide cerita

sudah disetujui oleh semua kru, masuk ke tahap pembuatan treatment dan

skenario. Jika treatment dan skenario sudah disetujui oleh produser, sutradara,

dan semua kru. Langkah selanjutnya yaitu membedah naskah untuk

mengetahui apa saja yang dibutuhkan pada saat produksi agar berjalan sesuai

dengan naskah.

Maka dari itu, penulis diwajibkan untuk ikut dalam pencarian lokasi agar

tidak sulit untuk membuat naskah yang sesuai antara visualisasi dan voice over

dan untuk meminimalisir kesalahsambungan antara gambar dan cerita. Pada

proses casting pemain penulis juga harus ikut andil.

Tidak dapat dipungkiri memilih pemeran atas sebuah karakter tidak bisa

dianggap sembarang, tim harus mencari orang yang memiliki daya pikat tinggi

Page 83: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

92

dan serasi dengan karakter yang diusung. Karna penulis yang sangat mengerti

dengan bagaimana karakter tokoh yang akan diperankan dalam naskah, maka

dari itu penulis mendampingi sutradara dan team casting untuk berdiskusi

dalam pemilihan pemeran.

3.3.2. Produksi

Menurut Lutters (2010:15):

Pekerjaan penulis skenario tidak hanya berhenti sampai di kertas, karena

selain harus memikirkan agar cerita enak dibaca secara tulisan (gunanya

untuk dibaca produser, broadcast, kru, pemain, dll), yang lebih penting

lagi penulis skenario harus ikut membayangkan bagaimana visualisasi

tulisan tersebut menjadi tontonan sinetron atau film.

Dalam tahap produksi, penulis sebagai seorang penulis naskah sebaiknya

terjun secara langsung ke lokasi syuting agar bisa mengamati bagaimana

skenario hasil kerjanya dikerjakan oleh sutradara dan tim produksi, dan

memperhatikan scene apa saja yang harus diambil, apakah sudah sesuai yang

diinginkan dari naskah atau tidak.

Beberapa jenis produksi tertentu juga membutuhkan kehadiran penulis

skenario di lapangan karena cerita dan skenario tersebut dapat diinterpretasikan

secara langsung oleh penulis skenario bila dibutuhkan dan juga untuk

membantu sutradara menciptakan adegan sesuai dengan gambaran dalam

naskah.

Di lapangan, penulis juga bisa ikut serta membantu mendampingi

produser, sutradara, dan kru yang bertugas dalam memvisualisasikan sebuah

Page 84: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

93

naskah hingga menjadi sebuah tontonan yang menarik. Penulis dan sutradara

bekerjasama memperhatikan tiap adegan yang berlangsung. Penulis pun

memperhatikan tentang tata bicara pemain. Tak jarang, sutradara meminta

persetujuan penulis terlebih dahulu sebelum menghentikan adegan. Di sela-sela

break time, penulis bersama sutradara melihat kembali hasil gambar yang telah

diambil.

3.3.3. Pasca Produksi

Pasca produksi adalah tahap akhir dalam produksi program acara. Semua

video dan audio yang telah diambil pada tahap produksi akan di-review

sebelum memasuki proses penyuntingan gambar.

Di dalam pasca produksi drama Televisi “THE LIES WE BELIEVE”

penulis naskah tidak diwajibkan untuk mengikuti proses penyuntingan gambar.

Namun, menurut Fred (2007:42), “Setelah pengambilan gambar selesai,

scriptboy/girl membuat logging, yaitu mencatat kembali semua hasil

pengambilan gambar berdasarkan catatan take dan gambar.”

Ini mengisyaratkan bahwa penulis naskah memang sebaiknya terlibat

langsung dalam proses penyuntingan gambar, menemani editor, dan melihat

kembali hasil shot yang telah diambil untuk mencocokan visualisasi dengan

skenario agar tetap berjalan sesuai konsep yang sudah dibuat.

Pada saat pasca produksi, penulis melakukan pengarahan naskah,

pengucapan, dan intonasi, yang prosesnya didampingi oleh sutradara dan

editor. Tak hanya itu, penulis masih harus dituntut menyiapkan segala hal yang

diperlukan sebagai keselarasan hasil akhir penyuntingan gambar dan membuat

laporan sebagai pertanggung jawab terhadap hasil proses produksi.

Page 85: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

94

Penulis juga harus memperhatikan apabila ada penambahan atau

pengurangan dialog supaya bisa merevisi naskah yang akan dimasukan ke

dalam laporan produksi. Dalam proses ini seluruh tim berkumpul dan

dibebaskan untuk memberikan saran dalam pengemasan visual.

3.3.4. Peran dan Tanggung Jawab Penulis Naskah

Dalam sebuah produksi program acara, penulis naskah sangat penting

dan dibutuhkan oleh tim produksi. Jika dilihat dari definisinya, penulis naskah

adalah orang yang mengembangkan ide menjadi sebuah naskah yang akan

dijadikan acuan oleh seluruh tim dalam melakukan persiapan untuk produksi.

Dengan adanya konsep dan ide yang telah disepakati merupakan kewajiban

seorang penulis naskah untuk menuangkan ide ke dalam bentuk naskah. Maka

sudah jelas tanggung jawab utama seorang penulis naskah adalah membuat

naskah produksi yang akan dipegang oleh hampir seluruh kru yang terlibat

dalam produksi program acara.

Dalam membuat skenario, penulis wajib memahami isi cerita dari

skenario yang dibuatnya. Menurut (Fachruddin, 2017:252), “hal yang harus

dipersiapkan dalam menulis naskah, teks, maupun narasi dalam program

televisi adalah menemukan ide atau gagasan. Setelah ide ditemukan seseorang

penulis naskah perlu mempelajari substansi atau isi sumber-sumber yang

terkait dengan substansinya.”

Menjadi seorang penulis naskah, penulis dituntut untuk menguasai

konsep cerita yang telah ditentukan dan sesuai dengan kesepakatan bersama.

Dalam produksi non drama, games show ini, rancangan naskah mulai

dikerjakan pada tahap pra produksi dan matang pada tahap pasca produksi

Page 86: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

95

yang kemudian masih harus melalui tahap penyuntingan gambar sebagai

penyempurna.

Menurut (Lutters, 2010b:97), “penulis skenario adalah seorang pekerja

kreatif yang menulis cerita dan skenario, atau skenario saja, untuk sebuah

tayangan sinetron atau film, yang dalam istilah asingnya disebut script writer.

Ada pun peran dan tanggung jawab seorang penulis naskah yaitu:

1. Mengembangkan ide menjadi naskah, dalam memutuskan sebuah ide

penulis dibantu dengan semua tim terutama produser dan sutradara, ketika

satu ide sudah muncul penulis segera melaksanakan tugas utamanya.

Berbekal hasil riset dan data data yang diperoleh, penulis merangkai

pembahasan konten perkonten di setiap segmennya.

2. Tidak hanya membuat naskah, penulis juga bertugas untuk membuat

konsep program seperti sinopsis, treatment, dan naskah utuh. semuanya

dibuat pada saat tahap pra produksi.

3. Membuat daftar pertanyaan, untuk sesi bersama narasumber tentunya

pembawa acara membutuhkan bekal beberapa pertanyaan. Disini penulis

bertanggung jawab membuat daftar pertanyaan yang sesuai dengan bidang

yang di tekuni oleh narasumber.

4. Briefing dengan pengisi acara, sebelum proses produksi dimulai, penulis

harus melakukan briefing dengan pengisi acara, tujuannya adalah untuk

mengenalkan bagaimana peranannya pada saat camera on dan memberi

arahan sesuai dengan naskah yang telah dibuat.

5. Membuat catatan adegan, pada saat produksi penulis mendampingi

sutradara untuk mencatat adegan yang akan di jadikan pilihan pada saat

proses editing. Dan untuk memudahkan editor dalam memilih gambar.

Page 87: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

96

6. Merevisi naskah apabila ketika produksi terdapat perubahan konten

maupun dialog untuk melengkapi data laporan produksi.

Menurut Mabruri (2013:42), penulis skenario memiliki tugas dan

kewajiban, diantaranya:

1. Menciptakan dan menulis dasar acuan dalam bentuk naskah (skenario) atas

dasar ide cerita sendiri atau ide dari pihak lain.

2. Bagi penulis dasar acuan itu bisa dilakukan secara bertahap mulai dari ide

cerita, sinopsis (basic story), treatment dan skenario, atau bisa juga

langsung menjadi skenario.

3. Bekerja dari tahap pengembangkan ide (development) sampai jangka

waktu terakhir (pasca produksi).

4. Membuat skenario dengan format yang telah ditentukan.

5. Menjadi narasumber bagi pelaksana produksi bila diperlukan.

Berdasarkan kutipan diatas, penulis menyimpulkan bahwa penulis naskah

bertanggung jawab untuk membuat dan mengembangkan ide cerita menjadi

sebuah skenario yang baik, dengan format yang telah ditentukan. Penulis

naskah juga berperan dalam proses produksi yaitu membantu kru yang bertugas

dan sutradara untuk mengarahkan adegan kepada para pemeran agar bisa

memaksimalkan aktingnya sesuai dengan naskah yang ada. Tidak hanya

sampai di tahap produksi, tetapi penulis naskah juga berperan untuk membantu

editor agar menyusun shot sesuai dengan naskah yang sudah dibuat dan

disepakati oleh semua kru.

Page 88: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

97

3.3.5. Proses Penciptaan Karya

a) Konsep Kreatif

Drama adalah sebuah cerita fiksi yang bisa dilakukan dengan

berbagai media seperti diatas panggung, dan atau televisi. Cerita drama

romance adalah cerita yang banyak menampilkan adegan romantis,

namun tetap dibumbui adegan drama yang memperkuat emosi dalam

setiap adegannya. Di dalam drama terdapat dua unsur yang

mempengaruhi drama itu sendiri, yaitu:

1. Unsur Instrinsik merupakan unsur-unsur yang membangun cerita

karya sastra yang berasal dari dalam. Unsur instrinsik sebuah drama

adalah unsur-unsur yang turut serta membangun sebuah cerita. Unsur

instrinsik drama, diantaranya:

i. Judul

Kepala karangan atau nama yang dipakai untuk buku atau

sebuah cerita yang dapat menyiratkan isi buku atau cerita tersebut.

Dalam drama televisi ini penulis menggunakan judul “The Lies We

Believe” yang berarti dusta-dusta yang diyakini. Ini menyiratkan

tentang kebohongan-kebohongan yang dilakukan dan diyakini oleh

setiap karakter dalam film

ii. Tema

“Tema adalah landasan cerita atau pikiran itu sendiri.” (El

Saptaria, 2010:36). Proses penciptaan karya naskah drama dimulai

dari menetepakan tema sebagai rancangan ceritanya. Dalam drama

Page 89: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

98

televisi ini penulis mengangkat tema sisi gelap kehidupan,

pergulatan sebagai seorang perempuan, serta drama tragis keluarga.

iii. Plot atau alur

“Alur cerita sama dengan jalan cerita, atau sering kita sebut

plot.” (Lutters, 2006:50) Di dalam drama televisi “THE LIES WE

BELIEVE” plot yang digunakan adalah episodik plot. Episodik

Plot adalah plot cerita yang terdiri dari bagian perbagian secara

mandiri, di mana setiap episode memiliki alur cerita sendiri.

Setiap episode dalam lakon tersebut sebenarnya tidak ada

hubungan sebab akibat dalam rangkaian cerita, tema, tokoh,

tetapi pada akhir cerita alur cerita yang terdiri dari episode-

episode ini akan bertemu. Dalam plot atau alur dibagi menjadi

beberapa babak yang disebut juga struktur tiga babak, yaitu:

a) Babak 1 -- Awal pengenalan tokoh dan cerita.

Dalam drama televisi “THE LIES WE BELIEVE”, awal cerita

dimulai dengan Desi bertemu Roby, dan Avi bertemu Yuda.

b) Babak 2 -- Pertengahan drama atau awal masalah.

Dalam drama televisi “THE LIES WE BELIEVE”. Masalah

dimulai ketika Desi bertemu tunawisma dan memutuskan aborsi,

sementara Avi memberitahu Yuda bahwa dia sedang hamil.

c) Babak 3 -- Akhir masalah dan menemukan solusi.

Page 90: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

99

Dalam drama televisi “The Lies We Believe” akhir masalah

dalam drama ini yaitu ketika Avi sudah melakukan aborsi, dan

terungkap Yuda adalah orang bayaran Desi untuk mendekati

Avi, serta terungkap bahwa bukan Yuda yang menghamili Avi

melainkan Ayah Avi sendiri.

iv. Penokohan

“Tokoh cerita atau karakter adalah seseorang yang mengambil

bagian dan mengalami peristiwa-peristiwa, baik itu sebagian

maupun secara keseluruhan cerita sebagaimana yang digambarkan

oleh plot.” (El Saptaria, 2006:27). Karakter seorang tokoh cerita

diciptakan oleh penulis untuk diwujudkan oleh para pemain drama.

Penulis menggambarkan karakter tokoh-tokoh cerita dalam drama

“THE LIES WE BELIEVE”, antara lain:

a) Protagonis: Tokoh utama yang menggerakkan plot, dari awal

sampai akhir dan memiliki itikad, namun dihalangi oleh tokoh

lain. (El Saptaria, 2006:34). Dalam drama televisi “The Lies We

Believe”, Tokoh ini yaitu Desi, seorang Ibu yang punya trauma

masa lalu dan terobsesi pada keselamatan anak gadisnya.

b) Utility: Tokoh pembantu atau sebagai tokoh pelengkap untuk

mendukung rangkaian cerita dan kesinambungan dramatic. (El

Saptaria, 2006:34). Tokoh ini, yaitu Yuda, Avi dan Roby.

v. Sudut Pandang atau Point of View

Page 91: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

100

Sudut pandang adalah posisi pengarang sebagai penulis dalam

membawakan cerita. Dalam drama televisi “THE LIES WE

BELIEVE” penulis menggunakan sudut pandang orang pertama

yaitu aku dan saya.

vi. Latar

“Setting cerita adalah lokasi tempat cerita ini ingin ditempatkan

atau diwadahi.” (Lutters, 2006:56). Dalam drama televisi “THE

LIES WE BELIEVE” menggunakan setting tempat berupa losmen,

kamar kost, rumah, taman, dan jalan raya.

vii. Premise

Premise adalah kalimat singkat yang menjelaskan tentang tujuan

dan isi cerita. Premise dalam drama televisi “THE LIES WE

BELIEVE” adalah Desi seorang Ibu dengan masa lalu yang kelam

menyaksikan anak gadisnya mengalami nasib buruk yang sama

seperti dirinya.

2. Unsur Ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra,

tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem

organisme karya sastra.

i. Faktor psikologi

Page 92: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

101

Dalam drama televisi “THE LIES WE BEIEVE” tokoh - tokoh

memiliki karakter psikologis yang berbeda namun sesuai dengan

situasi, kondisi dan latar cerita.

ii. Faktor Sosial

Dalam drama televisi “THE LIES WE BELIEVE” penulis

membuat latar cerita yang bersinggungan dengan keadaan sosial

yang kini tengah terjadi di masyarakat.

b) Konsep Produksi

Penulis naskah tidak hanya melakukan kewajiban tugasnya, tetapi juga

harus mengikuti jalannya produksi hingga selesai. Saat produksi, penulis

naskah membantu sutradara untuk memberikan pengadegan kepada para

talent agar tidak beradegan diluar jalur skenario. Sehingga, produksi bisa

berjalan dengan semestinya.

c) Konsep Teknis

Konsep teknis juga harus dimiliki oleh seorang penulis naskah. Hal ini

dilakukan agar dapat memudahkan bagian alat, lokasi dan artistik yang

dibutuhkan. Ketika penulis naskah membuat skenario, penulis naskah juga

menentukan lokasi yang digunakan.

3.3.6. Kendala Produksi dan Solusinya

Kendala yang terjadi ketika pembuatan drama televisi “THE LIES

WE BELIEVE” adalah:

a) Perubahan dialog karena pengucapan yang terasa kaku.

Page 93: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

102

b) Penambahan scene berulang kali agar mencapai target durasi yang

telah ditentukan.

Solusi:

a) Berkonsultasi dengan sutradara untuk mencari pengucapan dialog

yang lebih pas untuk para talent pada saat produksi.

b) Bersama-sama dengan tim mengembangkan alur yang sudah ada

menjadi lebih panjang agar mencapai durasi yang seharusnya.

Page 94: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

103

3.3.7. Lembar Kerja Penulis Naskah

a) Konsep Penulisan Naskah

b) Basic Story

c) Sinopsis

d) Karakteristik Tokoh

e) Skenario

f) Treatment

Page 95: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

104

KONSEP PENULISAN NASKAH

Menurut Mabruri (2013:25), “Penulis Skenario adalah orang yang bertanggung

jawab menuangkan ide/gagasan ke dalam bentuk tulisan sesuai dengan pakem-pakem

(kaidah-kaidah) penulisan naskah.” Dalam membuat sebuah drama televisi langkah

pertama adalah pencarian sebuah ide cerita berdasarkan referensi yang dilakukan

oleh penulis naskah.

Seorang penulis naskah tidak hanya sekedar mencari sebuah ide cerita

kemudian menjadikan skenario. Penulis naskah memiliki tahapan dalam membuat

drama televisi dimulai pra produksi, saat produksi sampai pasca produksi.

Pada saat pra produksi, menurut Mabruri (2013:47), “hal pertama yang perlu

dilakukan adalah mengolah ide cerita menjadi sebuah scenario dengan beberapa

tahap yang biasa dilalui agar arahnya jelas, tidak melenceng jauh dari ide dasar

(basic story), dan agar kerangka ceritanya terkunci.”

Penulis naskah mencari ide cerita, lalu mengembangkannya menjadi sebuah

naskah yang baik. Dengan menentukan judul, tema, plot atau alur, penokohan, sudut

pandang, latar dan premis cerita. Hal ini dilakukan agar naskah memiliki cerita yang

baik dan jelas pesan yang akan disampaikan oleh ceritanya.

Kemudian membuat treatment. Setelah naskah dan treatment sudah selesai,

penulis naskah memberikan kepada sutradara dan produser. setelah disetujui, naskah

diberikan kepada semua kru. Jika semua kru sudah menyetujui, masuk ke tahap

bedah. Untuk memudahkan menentukan apa saja yang dibutuhkan sampai drama

televisi selesai.

Pada saat produksi, penulis naskah juga memiliki tanggung jawab untuk

membantu sutradara dalam memberikan pengadegan untuk para talent agar sesuai

Page 96: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

105

dengan naskah. Setelah produksi berjalan dengan lancar, masuk ke tahap pasca

produksi yaitu editing.

Menurut Wibowo (2007:42) “Setelah shooting selesai, script boy/girl membuat

logging, yaitu mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting

dan gambar.” Proses pasca produksi, penulis naskah membantu editor agar editing

berjalan dengan lancar dan sesuai dengan naskah yang sudah dibuat.

Page 97: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

106

BASIC STORY

“THE LIES WE BELIEVE”

Film ini berfokus pada kisah 2 perempuan, AVI dan DESI, yang dihadapkan

pada masalah yang hampir sama, namun dengan penyelesaian yang jauh berbeda.

DESI (23 tahun) adalah seorang wanita simpanan, yang ingin menjalani

hidup baru. ROBY (27 tahun, pria beristri) sudah berjanji untuk menikahi DESI jika

hamil, namun ternyata tidak dapat menepatinya. DESI sadar Ia salah karena terlalu

berharap kepada ROBY. DESI memutuskan keluar dari kehidupan lamanya dan

memulai hidup baru seorang diri. Namun Ia tak yakin itu akan bagus untuk janin dan

bayinya. Pertemuan dengan seorang tunawisma, memantapkan keputusan DESI

untuk melakukan aborsi. DESI berubah drastis sejak kejadian itu.

AVI (19 tahun), mendapati dirinya hamil. IA mendatangi YUDA (23 tahun)

dan meminta YUDA untuk mendampinginya aborsi. YUDA menolak, melarang AVI

melakukannya dan berjanji akan bertanggung jawab. YUDA meminta bertemu

dengan orang tua AVI. Awalnya AVI tak mengizinkan, namun akhirnya AVI

mengijinkan. Tetapi itu dengan 2 syarat. Pertama, YUDA hanya bisa bertemu Ayah

Avi saja. Jika Ayah Avi tak mengizinkan, maka pilihan YUDA tinggal menikahi

AVI diam-diam atau melihat AVI aborsi. Kedua, YUDA tidak boleh memberi tahu

Ayah Avi tentang keberadaan AVI. YUDA menyetujui. Ia terlalu cinta untuk tega

membiarkan AVI melakukan hal yang mengancam nyawa itu.

AVI tidak terlalu kaget ketika melihat YUDA pulang dengan keadaan babak

belur, Ia sudah menduga Ayahnya akan melakukan hal itu. AVI mengingatkan

YUDA tentang janjinya.

YUDA sekali lagi berjanji akan menepati, namun Ia masih perlu pergi dan

meninggalkan AVI di kamar sekali lagi untuk mengecek respon orang tuanya,

sekaligus mencari orang bayaran untuk berjaga-jaga dan memainkan peran Wali Avi

nanti. AVI setuju.

AVI bahagia melihat kesungguhan YUDA. Namun kebahagiaan itu buyar

ketika Ibu Pemilik Kost datang mencari YUDA untuk menyampaikan pesan tentang

tante YUDA yang datang tadi. Ibu Pemilik Kost yang polos menjelaskan secara

detail bahwa yang Ia maksud adalah tante Yuda yang baik hati yang membayar uang

kost YUDA tiap bulan, memiliki tandal lahir yang unik di area wajah / leher,

bernama DESI. AVI kecewa luar biasa mendengarnya. YUDA yang Ia kira cinta

sejati ternyata lelaki simpanan Ibunya sendiri. AVI pun menelpon temannya yang

menjual obat penggugur kandungan.

Di saat bersamaan, YUDA berada di taman dan menemui seorang Ibu, yang

ternyata DESI. DESI (43 tahun) adalah DESI yang sama dengan yang ada di awal

Page 98: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

107

cerita, dan merupakan Ibu Avi. YUDA menyampaikan niat untuk menikahi AVI, dan

memberitahu tentang niat AVI aborsi. DESI mendadak berang mendengar itu,

kemudian murka dan menampar YUDA. Terungkap bahwa YUDA adalah orang

bayaran DESI untuk sengaja mendekati AVI dengan tujuan menjaga dan

mengawasinya, sambil terus mengirimkan kabar kepada DESI.

YUDA mengelak, bukan dia yang menghamili AVI.

Di saat bersamaan, AYU bertemu kenalannya yang di telepon tadi. AVI

membawa obat itu ke kamar mandi, dan memakainya. Setelah itu Ia hanya berbaring

di tempat tidur, menunggu obat bereaksi.

Di mobil, DESI menelpon mantan suaminya, Ayah Avi, dengan tujuan

menanyakan apa yang sebenarnya terjadi dan kenapa mantan suaminya seperti tak

peduli dengan AVI. Terungkap bahwa Ayah Avi tak pernah menganggap AVI

sebagai anaknya, karena Ia tahu tentang masa lalu DESI dan menduga bahwa AVI

adalah anak hasil hubungan DESI dengan orang lain.

Obat Avi sudah bereaksi. Ia beranjak ke kamar mandi dengan susah payah.

Beberapa saat kemudian, telepon di tempat tidurnya berdering. 2 panggilan masuk

tak terjawab. AVI tak juga keluar dari kamar mandi. Di panggilan ke tiga..

YUDA menutup telepon. DESI memikirkan betapa AVI benci kepadanya,

dan memaksa YUDA untuk mencari tau keadaan AVI dahulu dengan tujuan agar

AVI tidak mengamuk atau berpikir macam-macam ketika bertemu hingga akhirnya

kabur ke tempat lain.

YUDA menelepon Ibu Pemilik Kost dan mencari tau keadaan AVI. Ibu

Pemilik Kost berkata Ia sedang di luar rumah, namun tadi sore Ia sempat bertemu

dan melihat AVI baik-baik saja ketika Ia menitipkan pesan tentang Tante Desi yang

mencari YUDA.

YUDA panik dan menancap gas mobilnya.

DESI dan YUDA mendatangi kostan dan mendapati AVI sudah terkapar

pendarahan di kamar mandi. YUDA memanggil tetangganya yang perawat. AVI

sudah tak bernyawa. YUDA terpuruk dan telepon AVI berdering, panggilan dari

Ayah Avi. YUDA mengangkat telepon tanpa berbicara. Terlihat perubahan ekspresi

di wajah YUDA, Ia berang menutup telepon mengambil sesuatu di laci mejanya dan

keluar dari kamarnya.

DESI yang melihat YUDA juga penasaran, Ia mengecek telepon AVI.

Melihat panggilan masik terakhir, dan mengecek pesan dari Ayah Avi. Ia hancur

ketika membaca pesan-pesan itu, Ia duduk menangis tak berdaya di tepi tempat tidur.

Lalu Ia melihat kaca jendela terbuka lebar di depannya. Ia berjalan ke arah jendela

tersebut, dan berhenti di depannya.

Page 99: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

108

SINOPSIS

Desi, seorang Ibu dengan masa lalu yang kelam terobsesi untuk melindungi

anak gadisnya yang tak begitu akur dengan dirinya, Ia pun membayar Yuda untuk

berpura-pura mendekti Avi dengang tujuan untuk menjaganya. Avi yang hamil

ingin aborsi, namun Yuda menahan dan berkata ingin bertanggung jawab. Namun

kebohongan Desi dan Yuda terungkap, Avi pun nekat aborsi diam-diam. Desi yang

menyaksikan pergumulan anaknya itu terpukul karena nasib buruk yang diperoleh

hampir sama bahkan lebih tragis dengan yang Ia alami dahulu.

Page 100: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

109

KARAKTERISTIK TOKOH

DESI MUDA : Seorang wanita berusia 23 tahun, tinggi badan 163 cm, kulit sawo

matang, hidung mancung, bibir tebal, rambut hitam panjang lebat, berpenampilan

menggoda. Postur tubuhnya tegap, langsing, tampak percaya diri. Berani,

berkemauan kuat, tegar, dan kuat. Ia wanita simpanan Roby.

DESI TUA : Seorang wanita berusia 42 tahun, tinggi badan 163 cm, kulit sawo

matang, hidung mancung, kulit keriput, bibir tebal, rambut panjang ubanan,

berpenampilan rapi dan formal. Postur tubuhnya sedikit bungkuk, badan berisi. Tipe

perenung, waspada, berkemauan kuat, judes.

AVI : Seorang wanita berusia 19 tahun, tinggi badan 160 cm, kulit putih,

hidung mancung, bibir tipis, dagu tajam, rambut cokelat ikal sebahu, berpenampilan

slengean, dan terbuka. Postur tubuh tegap, kurus. Keras kepala, pemberontak,

manipulatif, manja, dan berpikiran pendek.

YUDA : Seorang pria berusia 21 tahun, tinggi badan 170 cm, berkulit gelap,

hidung mancung, bibir tebal, dagu tajam, rambut hitam panjang, berpenampilan

kasual. Postur tubuhnya tegap, berotot. Misterius, manipulatif, bisa jadi sosok

humoris dan serius, berani, kuat.

ROBY : Seorang pria berusia 25 tahun, tinggi badan 170 cm, berkulit putih,

hidung mancung, rambut pendek klimis, berpenampilan rapi dan formal,

berkacamata. Postur tubuhnya tegap, buncit. Penakut, hidung belang, pembual,

pandai bicara.

Page 101: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

110

SKENARIO

ACT 1

1. INT. KAMAR LOSMEN - MALAM

Tampak vas bunga dan asbak rokok di atas meja. Meja itu

terletak di ambang bawah jendela, kita bisa melihat ¼

bagian bawah dari tirai dan jendela sebagai latar

belakang. Tirai tersebut bergerak-gerak tertiup angin

yang masuk melalui jendela yang sedikit terbuka.

Kamera mundur perlahan. Tampak DESI, wanita 23 tahun,

memandang menerawang ke luar jendela. Postur tubuh Desi

tegap, tampak percaya diri. Rambut panjangnya dalam

keadaan terurai. Jendela kamar berada tepat di tengah

dinding, cahaya di luar adalah nyala terang bulan. Di

samping kiri meja terdapat kursi kayu sederhana yang

digunakan untuk bersantai.

DESI kemudian menguncir rambutnya. Kita bisa melihat Ia

sedang duduk di tepi tempat tidur yang terletak lebih

kurang 1 meter dari meja. Tempat tidur itu menghadap sisi

kiri kamar, sementara bagian kepalanya menempel pada

dinding sisi kanan kamar.

Di samping kiri Desi, terdapat dua buah tas dan satu

jaket parka yang digeletakkan di atas tempat tidur. Salah

satu tas adalah jenis tas barel berukuran besar dan tas

lainnya berjenis shoulder bag berukuran sedang.

DESI duduk diam seorang diri di kamar yang hening,

kosong, dan gelap, lampu utamanya sudah redup. Kamera

berhenti.

DESI menoleh ke arah tas di sampingnya. Ia mengeluarkan

sebungkus rokok dan korek api dari shoulder bag, lalu

meletakkannya di atas tempat tidur di sampingnya. Ia

kemudian mencari-cari lagi sesuatu yang lain, namun

seperti tak dapat menemukannya.

Page 102: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

111

DESI beralih memeriksa tas barel. Tampak resleting tas

barel dibuka. Bisa terlihat dompet, map bening berisi

surat-surat, dan pakaian sudah terlipat rapi di dalamnya.

Parfum ditemukan di sela tumpukan pakaian dan

dikeluarkan.

DESI menyemprotkan parfum ke leher dan pergelangan

tangannya dengan perlahan. Desi mengenakan lipstik

berwarna merah mencolok. Rambutnya yang dikuncir membuat

lehernya terlihat jelas. Pada leher Desi terdapat tanda

lahir dengan bentuk yang unik.

DESI meluruskan pandangannya kembali ke depan. Ia

mengusap lengan, leher, dan pakaiannya dengan wewangian

tadi, ada kepuasan yang terpancar dari wajahnya. Ia

tersenyum tipis lalu meletakkan parfum itu kembali ke

dalam tas. (Tas barel tak terlihat, hanya terdengar suara

resletingnya yang ditutup)

Lalu dengan jemarinya yang gemulai, Desi meletakkan

sebatang rokok di sela bibirnya. Ia menyalakan rokok

tersebut dengan korek api, dan menghisapnya dalam-dalam.

Desi menghembuskan asap rokok dengan percaya diri. Kamera

mundur perlahan. Kita bisa melihat wajah Desi yang

serius. Tangannya dilipat ke atas mendekati bahunya. Ia

duduk dengan posisi kaki dilipat di atas kaki lainnya.

Pintu kamar di belakang Desi tampak dalam posisi terbuka,

kamar yang gelap membuat cahaya dari lampu lorong depan

kamar menembus masuk melalui celah pintu. Kontras.

Terdengar langkah kaki seperti mendekat.

Desi menoleh ke arah pintu di belakangnya. Menyimak suara

langkah tersebut.

Suara langkah kaki yang berasal dari lorong depan kamar

mendekat dan semakin lama semakin menjauh.

Desi meluruskan pandang kembali ke jendela di depannya.

Hanya ada DESI dan keheningan.

DESI mulai memainkan jemari tangannya yang dilipat secara

tak beraturan, seperti sedang tidak sabar. Rokok di

tangan lainnya pun tak berhenti digerakkan. Ia tampak

gelisah.

Page 103: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

112

Desi menghisap rokoknya dalam-dalam sekali lagi, kali ini

Ia menghembuskan asap berat. Ia tampak cemas kemudian

bangkit dari duduknya.

Desi berjalan ke arah jendela kamar, lalu berhenti di

tepi meja di samping jendela. Ia membuat sedikit celah di

tirai jendelanya, dengan perlahan, dan mengintai ke luar

jendela. Ia tak menemukan apa-apa. Tirai Ia tutup

kembali.

Desi mengecek jam tangan dibalik long sleevenya.

Jam tangan DESI menunjukkan pukul 10 malam.

Pandangan DESI kembali ke luar jendela. Satu tangannya Ia

lipat di dada, menopang tangan lainnya yang tak henti

memain-mainkan rokok.

Kemudian Ia seperti menangkap sesuatu di luar jendela.

Cahaya lampu menerangi jendela beberapa saat, seperti ada

mobil yang datang mendekat, lalu bersamaan dengan suara

mesin mobil dimatikan cahaya lampu tadi pun hilang.

Cahaya yang merambat masuk melalui celah gorden seperti

spotlight menerangi wajah Desi saja. Desi tersenyum, dan

mendekati jendela, melihat ke bawah dengan bahagia.

Selang beberapa saat, ekspresi Desi berubah drastis. I

tampak terkejut hingga tersentak mundur dari posisi

awalnya. Desi menghisap rokoknya yang tinggal setengah

sekali lagi dan mematikan apinya di asbak dengan terburu-

buru. Panik.

Asbak itu sudah kotor oleh beberapa puntung rokok bekas

bakar yang terdapat bekas lipstik yang warnanya sama

dengan lipstik Desi di setiap ujungnya.

Desi membalikkan badan dan berjalan terburu-buru ke arah

tempat tidur. Ia duduk di tempat tidurnya, Ia tampak

cemas. Bertahan di posisi itu untuk beberapa saat.

Desi kemudian seperti menangkap sesuatu di jendela / vas

bunganya.

Kita melihat pantulan bagian pintu kamar losmen pada vas

bunga. Lalu muncul bayangan Roby berdiri di ambang pintu.

Page 104: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

113

Kamar gelap membuat wajah Roby tak begitu tampak. Cahaya

yang datang dari lampu lorong depan kamar hanya

mempertegas garis dan bentuk bayangan Roby.

Tanpa menoleh ke belakang, Desi bisa menyadari kehadiran

Roby. Namun Desi tak menghiraukanya. Desi hanya

membenarkan posisi duduknya kembali, menguatkan diri, tak

ingin terlihat cemas atau lemah di hadapan Roby.

Roby memasuki kamar mulai terlihat wajah dan bagian depan

tubuhnya. Ia berhenti sejenak untuk merapikan rambutnya,

Ia pandang Desi dengan rasa cemas, lalu lanjut berjalan

mendekati Desi dengan perlahan.

Setibanya di dekat Desi, Roby tak langsung duduk. Ia

berdiri diam menunggu respon Desi terlebih dahulu. Desi

tak juga menoleh ke arahnya.

Roby memberanikan diri duduk di samping Desi, dengan

sangat berhati-hati. Namun Desi langsung bangkit dari

duduknya dan berjalan ke arah jendela, menjauhi Roby.

ROBY #1

Hey..

beat.

Desi mengacuhkan Roby. Roby bangkit dari duduknya dan

menghampiri Desi, masih hati-hati.

Roby mencoba memeluk Desi dari belakang, namun Desi kesal

dan menolaknya dengan halus.

Roby mundur perlahan dan kembali duduk di tempat tidur,

tampak putus asa.

ROBY #2 (CONT’D)

Oke.. Kamu berhak marah. Karena itu, aku

minta maaf.. Tapi kamu harusnya bisa

ngerti.

Nggak mungkin aku ngorbanin anak dan

istriku

HANYA untuk kamu.

Page 105: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

114

DESI tiba-tiba berbalik dan menatap Roby marah setelah

mendengar perkataan Roby itu. Nyali Roby ciut, mencari

alasan.

ROBY #3 (CONT’D)

I-itu tidak seburuk kedengarannya.

Aku sungguh-sungguh, Des..

Saat bilang mau nikahin kamu.

Sudah ku coba tapi ternyata memang tidak

bisa.

Desi menghampiri Roby perlahan masih dengan tatapan

mengancam. Roby panik.

ROBY #4 (CONT’D)

Aku tidak akan lepas tanggung jawab.

Roby mengeluarkan amplop dari sakunya dengan terburu-

buru.

ROBY #5 (CONT’D)

Ini.. ambil ini.. untuk kamu.. dan

BAYIMU.

Aku janji, akan ada yang menyusul

setiap bulannya.

Desi berhenti di depan Roby, menepis tangan Roby hingga

amplop di tangan Roby terlempar ke lantai.

DESI #6

Berhenti berjanji, Rob!

Janji lamamu saja tak bisa kamu

tepati.

Jangan pikir uang atau janji lainmu

akan memperbaiki situasi semudah ini

ROBY #7

Maafin ak-

DESI #8

Dan berhenti meminta maaf!

beat.

Desi memalingkan badan, nada suaranya merendah.

Page 106: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

115

DESI #9 (CONT’D)

Ini bukan salahmu.

Aku yang terlalu bodoh karena menaruh

banyak harap pada pecundang

sepertimu.

(terisak)

Aku yang terlalu naif, sampai terbuai

janji untuk memulai hidup baru

denganmu.

Desi tertunduk malu pada dirinya sendiri.

Roby berdiri dan mencoba menenangkan Desi. Ia mencoba

memegang tangan Desi dari belakang, namun Desi menolak.

Roby memaksa, hendak memeluk dan mencium Desi. Namun Desi

tiba-tiba berbalik, mendorong Roby, kemudian menamparnya.

Bersamaan dengan itu seorang wanita yang menggendong bayi

muncul di ambang pintu kamar.

Desi mengalihkan pandang

dari Roby ke arah wanita

itu dan langsung tertunduk

malu hingga membelakangi

mereka berdua.

Roby menyusul menatap

wanita di pintu, dan dia

pun sama malunya.

Roby mulai bergerak mundur, untuk kembali istrinya. Ia

mencuri pandang sekali kepada Desi, tampak merasa

bersalah.

Desi menengok untuk melihat apakah Roby telah pergi.

Sekeluarnya Roby dari ruangan, kesedihan Desi tumpah. Ia

terduduk pasrah di samping tempat tidurnya, Ia menunduk,

meringkuk, menangis, dan memegangi perutnya.

Di tengah kesedihannya itu, Desi seperti tenang secara

perlahan, kemudian Ia menoleh ke arah amplop.

CUT TO:

2. INT. HALAMAN DEPAN RUMAH PRAKTIK ABORSI – MALAM

Desi berada di halaman sebuah rumah yang remang-remang.

Ia berjalan mendekati rumah itu, dan mengetuk pintunya.

Page 107: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

116

Ketukan pertama, tak ada jawaban.

Desi mengetuk pintu itu sekali lagi, lalu seorang wanita,

dengan kulit tangan yang sudah keriput dan rambut beruban

membuka pintu. Perempuan itu tampak sangat tak ramah. Ia

hanya membuka pintu sedikit dan mengintip melihat Desi.

WANITA TUA #10

Anda siapa?

DESI #11

Saya perlu bicara.

WANITA TUA #12

Ingin bicara apa? Ini bukan waktunya

untuk orang bertamu.

DESI #13

Saya sedang dalam masalah, dan

seorang teman menyarankan saya untuk

datang ke sini.

beat.

Teman saya menemui Anda sekitar tahun

lalu, waktu itu Ia agak bermasalah,

dan Anda merawatnya di sini.

Wanita tua itu membukakan pintu untuk Desi. Desi kemudian

masuk ke rumah wanita tua itu.

CUT TO:

3. INT. RUANG PRAKTIK ABORSI – MALAM

Tampak sebuah kamar kecil yang hanya diisi oleh sebuah

kasur ukuran satu orang dan meja kecil. Kasur itu diberi

seprei tua yang dilapisi sarung, handuk kecil, dan

plastik. Sementara di atas meja terdapat mangkuk berisi

air, kain kasa, selang, suntik, sarung tangan, dan

berbotol alkohol dan obat.

Desi memasuki ruangan itu sudah memakai sarung. Ia tidur

di atas kasur itu dengan posisi kaki mengangkang.

Kemudian wanita tua menyusul dan duduk di samping Desi.

Page 108: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

117

Desi mengacuhkan wanita tua itu. Ia memandang kosong ke

langit-langit kamar. Tampak cemas dan penuh keraguan.

Wanita tua itu kemudian menoleh ke arah Desi.

WANITA TUA #14

Anak-anak yang malang.

Jadi kau datang cuma seorang diri?

Perhatian Desi sekarang menuju ke wanita tua itu. Ia

mendengarkan perkataannya dengan serius, namun tak

menjawab pertanyaannya.

Wanita tua itu berbalik dan menoleh ke arah meja di

samping tempat tidur. Wanita tua itu mengambil sarung

tangan dan hendak memakainya

WANITA TUA #15 (CONT’D)

Kau terperangkap dalam cengkraman

lelaki.. kecelakaan.. dan berharap

aku yang membereskan masalahmu?!

Desi memalingkan pandangannya ke arah meja kecil di

sampingnya. Ia tampak cemas dan penuh keraguan.

Wanita itu mencuci selang dengan kapas yang sudah diberi

alkohol.

Wanita itu mendekat dari arah kaki tempat tidur. Ia duduk

di bawah kaki Desi, dan memasukkan selang ke bagian dalam

sarung Desi. Desi tampak menahan sakit.

Tampak keringat Desi jatuh berceceran. Wajahnya pucat.

Badannya gemetaran, tangannya tak henti meremas seprei.

Ia berteriak kesakitan.

Desi sudah terbaring lemas. Plastik, handuk, dan sarung

yang ditiduri dan berada di bagian paha Desi sudah

dipenuhi oleh darah. Sementara si wanita tua sudah duduk

kembali di sampingnya. Sarung tangan tunawisma itu sudah

dipenuhi darah. Ia mengeluarkan selang dari sela kaki

Desi. Lalu berdiri dan meletakkan selang yang sudah

berdarah itu di mangkuk berisi air, dan melepaskan sarung

tangan. Desi yang masih di tempat tidur kemudian

Page 109: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

118

menangis, memalingkan wajah menjauh dari wanita tua itu,

dan meringkuk tak berdaya.

DISSOLVE TO :

4. INT. KAMAR YUDA – PAGI

Tampak Avi sedang tidur meringkuk di satu sisi kamar

tidur. Ia kemudian bangun tidur, meregangkan badan, dan

sudah tidak menemukan Yuda di sampingnya.

CUT TO :

5. INT. KAMAR MANDI – PAGI

Avi sudah tidak mngenakan pakaian. Ia menyalakan pancuran

air di kamar mandi, mengecek airnya, berdiri di bawah

pancuran, dan mandi.

CUT TO :

6. INT. KAMAR YUDA – SIANG

Tampak satu bagian kamar yang merupakan workspace Yuda.

Jam dinding menunjukkan pukul 12 siang.

Terdengar suara air keran menyala lalu dimatikan

Avi kemudian keluar dari kamar mandi sudah mengenakan

dress putih, di kepalanya ia gelungkan handuk untuk

mengeringkan rambutnya.

Ia berhenti sejenak di depan cermin lalu melangkah ke

kursi kerja Yuda.

Avi duduk di situ sambil membuka file di laptop Yuda.

Avi kemudian melepaskan handuk yang Ia gulungkan di

kepalanya, dan mengeringkan rambutnya.

Avi lalu bangkit dari duduknya dan melangkah ke arah

kamar mandi.

Tampak satu bagian kamar yang merupakan workspace Yuda.

Avi keluar dari kamar mandi sudah tanpa mengenakan handuk

lagi. Ia berjalan ke arah rak buku Yuda, memilah dan

Page 110: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

119

mengambil sebuah buku, melihat-lihat isi buku tersebut

sebentar, lalu mengalihkan pandangan melihat ke arah jam

dinding yang sudah menunjukkan pukul 3 sore.

Kemudian Ia berjalan ke arah tempat tidur, duduk di situ

dan mulai membaca bukunya.

Terdengar suara pintu kamar dibuka.

Yuda masuk ke dalam kamar. Ia tampak lemas, wajahnya

lebam, dan sedikit berdarah. Ia berhenti sejenak di dekat

rak buku.

Avi yang melihat Yuda tidak tampak begitu kaget. Hal

pertama yang Ia tanyakan malah apakah Yuda memberi tahu

Ayahnya di mana Ia berada atau tidak.

AVI #16

Kamu nggak ngasih tahu Ayahku kalau

aku di sini, kan?

Yuda tampak kesal, tidak menjawab pertanyaan itu. Ia

kemudian duduk di tempat tidur di samping Avi.

AVI #17 (CONT’D)

Ayahku ngomong apa?

YUDA #18

Nggak ada. Ayah kamu bukan orang yang

mudah diajak bicara.

AVI #19

Ya sudah..

Sikap Avi melembut. Ia mendekati Yuda, mengambil tisu di

meja, dan mencoba membersihkan darah dari luka Yuda. Yuda

tampak kesakitan.

AVI #20 (CONT’D)

Tapi kamu gak lupa sama janji kamu

semalam kan?

YUDA #21

Iya, Vi. Tenang aja. Pasti bakal aku

tepatin. Cuma aku perlu pergi dan

ninggalin kamu di sini sekali lagi.

Page 111: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

120

AVI #22

Mau kemana? Aku ikut.

YUDA #23

Aku mau kertemu orang tuaku,

nyari tahu apa mereka bisa merestui

pernikahan ini atau tidak. Aku juga

mau nyari orang yang bisa dibayar

untuk menjadi walimu nanti. Karna itu

lebih baik kalau aku pergi sendiri.

Avi hanya hanya tersenyum dan mengangguk tanpa berkata

sepatah kata lagi. Yuda mencium kening Avi, dan pergi

meninggalkannya.

CUT TO :

7. INT. LORONG DEPAN KAMAR – SIANG

Wanita yang tinggal di kamar depan Yuda tampak berjalan

di lorong menuju kamarnya, Ia memakai baju putih-putih

ala perawat. Sementara itu Yuda baru keluar dari kamar.

Yuda dan wanita itu bertegur sapa seadanya.

Wanta itu masuk dan menutup pintu kamar, sementara Yuda

langsung pergi dan lupa menutup pintu kamar. Kita melihat

Yuda berjalan pergi.

CUT TO :

8. INT. KAMAR YUDA – SORE

Avi di dalam kamar melanjutkan buku yang Ia baca tadi di

tempat tidur.

Lalu terdengar suara ketukan dari arah pintu kamar Yuda

Seorang wanita yang mengurus pinatu para penghuni kost

membuka pintu dan mengintip ke dalam kamar. Ia membawa

seember pakaian di satu tangannya.

TETEH #24

Permisi..

Page 112: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

121

Avi berjalan sedikit terburu-buru ke arah pintu

kamar. Dan menyapa tamunya dengan ramah.

AVI #25

Iyaa.. siapa?

TETEH #26

Aduh, maaf teh. Pintunya gak kekunci.

AVI #27

Oh mungkin tadi Yuda lupa nutup.

TETEH #28

Oh, mas Yudanya lagi keluar yaa?

AVI #29

Iya.. Baru aja. Ohiya kenalin, Teh.

Saya Avi, temannya Yuda.

TETEH #30

Ohiya, neng Avi. Saya yang disuruh

jaga dan bersihin tempat ini. Kalau

gitu saya nitip pesan sama neng Avi

aja ya, buat mas Yuda.

AVI #31

Ohiya, boleh. Pesan apa, Teh?

TETEH #32

Tolong bilangin ke Mas Yuda, tadi ada

tantenya yang datang nyariin.

AVI #33

Kalau boleh tahu tantenya yang mana?

TETEH #34

Aduh saya lupa namanya. Pokoknya itu

tantenya baek banget, sering bawa

oleh-oleh buat saya kalo ke sini, dia

juga yang bayarin biaya kos Mas Yuda

di sini tiap bulan. Orangnya cantik,

rambutnya panjang selalu dikuncir.

Haduh siapa ya namanya??

beat.

Page 113: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

122

(mikir)

Oh namanya Tante Desi. Itu kalo kenal

dan merhatiin pasti tau dia ada tanda

lahir yang unik juga di lehernya.

AVI #35

(kecewa, tersenyum paksa)

Oh gitu. Nanti saya sampaikan.

Makasih ya, Teh.

Avi menutup pintu. Ia tampak sangat kecewa. Ia berjalan

ke tempat tidur, dan duduk di situ. Lalu Ia mengambil

handphone dan menelepon seseorang.

AVI #36

Halo.

Lo masih bisa?

beat.

Gue di kosan Yuda.

beat.

Gua tunggu di sini.

Avi duduk memandang kosong di tepi tempat tidur

CUT TO :

9. INT. TAMAN - SORE

Tampak seorang wanita sedang duduk di bangku taman

(membelakangi kamera). Ia mengenakan blazer panjang, rok

hitam panjang, dan high-heels boots hitam. Sementara

rambutnya Ia kuncir.

Postur tubuhnya tegap, dengan posisi 1 kaki dilipat di

atas kaki lainnya. Ia memegang sebuah tas kecil yang Ia

letakkan di pangkuannya.

Wanita itu hanya memandang menerawang ke arah danau dan

landscape kota di depannya. Sementara orang-orang yang

menikmati suasana taman berlalu lalang di sekitarnya.

Kita melihat bagian hidung sampai leher dari wanita tadi

yang sudah nampak keriput. Tetapi di lehernya terdapat

tanda lahir yang mirip dengan milik Desi yang diceritakan

di awal cerita.

Page 114: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

123

Kamera mundur perlahan. Kita bisa melihat seluruh wajah

wanita itu, yang ternyata adalah Desi yang sama dengan

yang di awal cerita. Sekarang Ia sudah tua, umurnya kira-

kira 45 tahunan. Desi mengenakan dalaman hitam untuk

blazernya.

Posisi duduknya tidak berubah, Ia masih memandang dan

menerawang lurus ke depan. Wajahnya tampak serius.

Di kejauhan tampak Yuda sedang berjalan dan menghampiri

Desi.

Yuda datang menghampiri Desi. Wajah Yuda masih babak

belur, dan Ia tampak serius. Ia berhenti, berdiri sejenak

di samping Desi, kemudian duduk di sebelahnya. Desi dan

Yuda tak saling menyapa atau melihat kepada satu sama

lain.

DESI TUA #37

Ke mana saja kamu belakangan ini?

YUDA #38

Handphone saya rusak. Saya juga tak

bertemu dia beberapa hari ini.

Desi mengeluarkan dompet dari tasnya, kemudian Ia

mengambil beberapa lembar uang, dan meletakkannya di

samping Yuda. Yuda hanya tersenyum dan, menggeser uang

itu kembali.

YUDA #39

Maaf, saya sudah tidak bisa menerima

uang Anda lagi.

Desi melirik ke arah uang yang digeser kembali oleh Yuda.

YUDA #40 (CONT’D)

Saya datang ke sini hanya ingin

memberitahu Anda bahwa Avi akan

tinggal bersama saya.

Desi meluruskan pandangannya kembali ke depan.

DESI #41

Anda harus ingat posisi Anda saat

berbicara dengan saya.

Page 115: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

124

YUDA #42

Saya sudah capek menjaga Avi untuk

Anda,

(Desi menoleh ke arah Yuda)

mulai detik ini saya akan menjaga Avi

untuk dirinya seorang. Saya akan

menikahi Avi.

Yuda juga menoleh ke arah Desi, mata mereka

bertemu.

DESI #43

(sarkas)

Avi memang cantik dan masih sangat

muda.

Saya benar-benar paham jika Anda

sampai terpincut olehnya. Tapi untuk

menikahinya? Heh..

Anda harusnya tahu diri, uang saja

dari saya, mau dikasih makan apa anak

saya nanti.

Yuda menatap Desi dengan kekesalan.

YUDA #44

Saya datang ke sini hanya karena rasa

hormat saya kepada Anda. Dengan atau

tanpa izin Anda, saya akan tetap

menikahi Avi.

beat.

(memalingkan wajah)

Saya tidak akan rela membiarkan dia

aborsi.

Desi terdiam mendengar perkataan Yuda. Ia mencoba

mencerna apa yang baru saja Ia dengarkan. Kemudian Ia

mendadak berubah marah, dan berang.

Desi lalu menampar Yuda dan bangkit dari duduknya.

DESI #45

Saya membayar Anda untuk mendekati

Avi karena saya ingin Anda menjaga

dia!

Page 116: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

125

Kenapa malah Anda yang

menghamilinya?!

YUDA #46

Tapi bukan saya yang menghamili Avi

DESI #47

Lantas siapa?

YUDA #48

(nada suara Yuda merendah)

Saya tak tahu, Avi tidak mau cerita.

beat.

Dan saya pun tidak peduli siapa yang

melakukan itu, satu-satunya hal yang

saya pedulikan saat ini hanya Avi

seorang.

Desi terduduk kembali ke tempatnya. Ia tampak putus

asa.

CUT TO :

10. INT. KAMAR YUDA – MALAM

Avi masih duduk memandang kosong di tempat tidur. Ia

sudah memegang amplop tebal coklat di satu tangannya.

Sementara Handphone diletakkan sampingnya.

Tak lama kemudian terdengar suara pintu kamar diketuk.

Lamunan Avi terganggu. Ia bangkit dari duduknya dan

berjalan menuju pintu kamar.

Avi mengintip keluar kamar dan membuka pintunya. Yang ada

di depan pintu ternyata kenalan Avi yang menjual obat

penggugur kandungan yang tadi dihubunginya. Mereka berdua

tampak sangat hati-hati. Paranoid.

Avi menukar amplop itu dengan dengan obat dari

kenalannya.

Avi menutup pintu lalu ke kamar mandi.

CUT TO :

Page 117: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

126

11. INT. KAMAR MANDI – MALAM

Avi menyalakan air keran lalu duduk di kloset di kamar

mandi. Ia membuka bungkusan obat tersebut, dan menatapnya

dengan keraguan. Ia memberanikan diri, mengambil sebutir

obat dan menelannya dengan cepat. Tampak kesedihan pada

matanya. Lalu 1 butir lagi dia masukkan melalui bagian

bawah tubuhnya. Avi meringkuk pedih.

CUT TO :

12. INT. KAMAR YUDA – MALAM

Avi keluar, tampak lemas dan kehilangan harapan, Ia

berbaring di tempat tidur menunggu obatnya bereaksi.

CUT TO :

13. INT. MOBIL – MALAM

Yuda dan Desi di dalam mobil. Yuda duduk di kursi

pengendara, sementara Desi duduk di kursi penumpang.

Desi mengambil handphone dan menelepon seseorang. Lalu

seseorang di ujung telepon menjawab panggilannya.

AYAH AVI #50 (V.O)

Halo..

DESI #51

Halo. Ini aku, Mas.

AYAH AVI #52 (V.O)

Oh iya. Ada apa?

DESI #52

Saya cuma mau tanya, Avi kemana?

AYAH AVI #53 (V.O)

Avi. Terakhir dia pergi pagi tadi,

tapi sampai saat ini belum pulang ke

rumah juga. Sekarang, saya tidak tahu

dia di mana.

DESI #54

Apa maksud kamu dengan tidak tahu?

Kenapa kamu bersikap seolah tidak

peduli seperti itu?

Page 118: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

127

AYAH AVI #55 (V.O)

Bukan tidak peduli. Saya benar-benar

tidak tahu.. Jangan salahkan saya

jika Avi bersikap liar. Bagaimana pun

juga dia itu anakmu, wajar saja jika

sifatmu menurun kepadanya.

DESI #56

Tapi dia anakmu juga!

AYAH AVI #57 (V.O)

Maaf sebelumnya, tentang hal itu,

sebenarnya saya tidak begitu yakin.

Kamu tahu apa yang sudah saya ketahui

tentangmu, tentang kelakuanmu dulu.

Bisa saja kan, Avi itu hasil dari

hubunganmu dengan... entah yang mana

lah itu. beat.

Seharusnya kau itu berterimakasih,

karna saya masih sudah menampung dan

menghidupi “anak harammu” cuma-cuma.

Sambungan telepon ditutup. Desi tampak kesal, marah, dan

penuh rasa curiga. Sementara Yuda di sampingnya sudah

terlihat tidak sabar.

YUDA #58

Kita jalan sekarang apa bagaimana?

DESI #59

Lebih baik kamu cari tahu dulu

bagaimana keadaan Avi sekarang.

Desi memberi teleponnya kepada Yuda.

CUT TO :

14. INT. KAMAR YUDA – MALAM

Avi yang berbaring tampak kesakitan memegang perutnya, Ia

lalu turun dari tempat tidur dan sedikit berlari ke kamar

mandi. Kamar mandi Ia tutup.

Tak lama setelah itu, handphone di kasur Avi berdering.

CUT TO :

Page 119: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

128

15. INT. MOBIL – MALAM

Yuda menutup telepon, dan dengan santai berkata

YUDA #60

Mungkin dia lagi tidur,

lebih baik kita ke sana saja untuk

mengeceknya langsung.

DESI #61

Anda tahu, Avi membenci saya.

Saat ini keadaannya pun sedang

berantakan. Saya tidak mau dia

mengamuk melihat saya di sana, dan

akhirnya malah kabur ke tempat yang

lebih tidak jelas lagi.

beat.

Sekarang saya minta Anda lakukan

tugas Anda dengan baik, bagaimana pun

caranya, Anda harus cari tahu dulu

bagaimana keadaan Avi sekarang.

Yuda dengan terpaksa mencoba menelepon sekali lagi. Ia

seperti berusaha mengingat-ingat nomor yang ingin Ia

hubungi, lalu seseorang menjawabnya di ujung telepon

YUDA #62

Halo.. (BEAT) Teteh Mirna?

TETEH #63 (V.O)

Iya. Ini dengan siapa ya?

YUDA #64

Ini saya, Teh. Yuda.

TETEH #65 (V.O)

Oh.. mas Yuda. Ada apa tuh mas?

YUDA #66

lagi di mana?

TETEH #67 (V.O)

Saya lagi di luar, mas.

YUDA #68

Oalah.. pulangnya masih lama ya, Teh?

Page 120: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

129

Saya mau minta tolong. Teteh bisa ke

kamar? Pacar saya lagi di kamar tapi

ditelpon gak diangkat-angkat. Saya

cuma mau tau keadaannya.

TETEH #69 (V.O)

Oh, teh Avi ya?

YUDA #70

Iya, kok Teteh tau?

TETEH #71 (V.O)

Tadi siang ketemu, waktu saya nyariin

mas di kamar. Saya mau kasi tau kalo

tadi tante Desi datang nyariin mas

Yuda, karena masnya gak ada jadi saya

nitip aja pesannya sama Teh Avi.

Yuda panik mendengar hal itu.

YUDA #72

Ibu bilang gitu ke Avi??

TETEH #73 (V.O)

Iya, ada yang salah mas?

YUDA #74

Nggak ada teh. Yasudah. Makasih teh.

Yuda yang sudah dalam keadaan panik, buru-buru menutup

teleponnya dan langsung menancap gas.

CUT TO :

16. INT. KAMAR YUDA – MALAM

Tampak kamar kosong Yuda.

(terdengar suara air keran yang dibuka)

Yuda dan Desi memasuki pintu kamar dengan paksa, dan

mencari Avi. Yuda menemukan Avi di kamar mandi. Desi

menyusul. Mereka berdua panik dan histeris. Bertahan di

posisi untuk beberapa saat.

Lalu Yuda keluar dari kamar mandi. Ia gemetaran.

Tangannya penuh darah. Yuda lalu berlari keluar kamar dan

mengetuk pintu tetangga depan kamarnya.

Page 121: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

130

Beberapa saat kemudian tetangganya keluar. Yuda dan

tetangganya berbicara sebentar. Lalu dengan terburu-buru

menuju kamar Yuda. Tetangga Yuda langsung masuk ke kamar

mandi. Sementara Yuda hanya menunggu di depan pintu kamar

mandi.

Tak lama kemudian suara Desi pecah, Ia berteriak

histeris. Yuda pun tiba-tiba terpukul mundur dari posisi

awalnya. Ia terpuruk sedih, gemetaran.

Kemudian Handphone di kasur Avi berdering, Yuda tak

menghiraukannya. Ia masih larut dengan perasaannya

sendiri.

Telepon Avi berdering sekali lagi, perhatian Yuda mulai

terambil. Yuda berjalan ke kasur dan mengecek handphone

Avi.

Yuda melihat, bahwa itu panggilan dari Ayah Avi. Yuda

mengangkat telepon itu tanpa suara. (Di belakang Yuda

kita melihat Desi juga keluar dari kamar mandi). Kita

melihat perubahan ekspresi di wajah Yuda. Ia berang.

Yuda langsung menutup telepon, mengambil sesuatu di laci

meja kerjanya dan berlari keluar dari kamar.

Desi yang melihat perubahan Yuda itu tampak penasaran, Ia

mengecek handphone Avi. Melihat panggilan terakhir, dan

mengecek isi pesannya.

Kita melihat perubahan ekspresi di wajah Desi setelah

membaca pesan dari Ayah Avi. Ia kaget dan sedih bukan

kepalang.

Ia terduduk pasrah, histeris, terisak tangis di tempat

tidurnya. Tatapannya kosong, dan dia melihat jendela yang

terbuka lebar di depannya. Ia berjalan ke arah jendela

tersebut, sementara kamera berjalan menjauh hendak keluar

dari kamar.

Desi berhenti persis di depan jendela untuk beberapa

saat, bersamaan dengan itu kamera sudah keluar dari kamar

dan berbelok.

CUT TO BLACK

Page 122: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

131

TREATMENT

ACT 1

1. INT. KAMAR LOSMEN – MALAM

DESI, wanita 23 tahun, seorang diri di kamar. Ia membakar rokok dan menerawang ke luar

jendela, seperti sedang menunggu seseorang. Ia tampak cemas.

Tak lama kemudian, Desi melihat Roby datang bersama istrinya. Roby meminta maaf karena

tak bisa menikahi Desi, dan memberi Desi uang untuk menjamin kehidupannya. Desi muak,

dan menampar Roby. Kemudian Roby pergi kembali kepada istrinya. Meninggalkan Desi

sendirian di kamar.

2. INT. HALAMAN DEPAN RUMAH PRAKTIK ABORSI – MALAM

Desi mendatangi rumah yang lampunya remang dan bernuansa tua. Ia disambut oleh

seorang wanita tua.

3. INT. RUANG PRAKTIK ABORSI – MALAM

Desi melakukan aborsi dibantu oleh wanita tua. Desi tampak sangat kesakitan. Keluar

darah banyak dari bagian bawah tubuhnya.

4. INT. KAMAR YUDA – PAGI

Tampak Avi sedang tidur meringkuk di satu sisi kamar tidur. Ia kemudian bangun tidur,

meregangkan badan, dan sudah tidak menemukan Yuda di sampingnya.

5. INT. KAMAR MANDI – PAGI

Avi sudah tidak mngenakan pakaian. Ia menyalakan pancuran air di kamar mandi, mengecek

airnya, berdiri di bawah pancuran, dan mandi.

6. INT. KAMAR YUDA – SIANG

Avi keluar dari kamar mandi. Ia mengambil buku di rak buku Yuda. Jam dinding

menunjukkan pukul 3 sore.

Kemudian Ia berjalan ke arah tempat tidur, duduk di situ dan mulai membaca bukunya.

Terdengar suara pintu kamar dibuka.

Yuda masuk ke dalam kamar. Ia tampak lemas, wajahnya lebam, dan sedikit berdarah.

Avi yang melihat Yuda tidak tampak begitu kaget. Hal pertama yang Ia tanyakan malah

apakah Yuda memberi tahu Ayahnya di mana Ia berada atau tidak.

Page 123: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

132

Yuda tampak kesal, tidak menjawab pertanyaan itu. Ia kemudian duduk di tempat tidur di

samping Avi.

Sikap Avi melembut. Ia mendekati Yuda, mengambil tisu di meja, dan mencoba

membersihkan darah dari luka Yuda. Yuda tampak kesakitan.

Avi mengingatkan tentang janji Yuda.

YUDA sekali lagi berjanji akan menepati, namun Ia masih perlu pergi dan meninggalkan

AVI di kamar sekali lagi untuk mengecek respon orang tuanya, sekaligus mencari orang

bayaran untuk berjaga-jaga dan memainkan peran Wali Avi nanti. AVI setuju.

7. INT. LORONG DEPAN KAMAR – SIANG

Wanita yang tinggal di kamar depan Yuda tampak berjalan di lorong menuju kamarnya, Ia

memakai baju putih-putih ala perawat. Sementara itu Yuda baru keluar dari kamar. Yuda dan

wanita itu bertegur sapa seadanya.

Wanta itu masuk dan menutup pintu kamar, sementara Yuda langsung pergi dan lupa

menutup pintu kamar. Kita melihat Yuda berjalan pergi.

8. INT. KAMAR YUDA – SORE

Avi yang sedang membaca buku terganggu perhatiannya oleh Teteh yang mengetuk pintu.

datang mencari YUDA untuk menyampaikan pesan tentang tante YUDA yang datang tadi.

Ibu Pemilik Kost yang polos menjelaskan secara detail bahwa yang Ia maksud adalah tante

Yuda yang baik hati yang membayar uang kost YUDA tiap bulan, memiliki tandal lahir yang

unik di area wajah / leher, bernama DESI. AVI kecewa luar biasa mendengarnya. YUDA

yang Ia kira cinta sejati ternyata lelaki simpanan Ibunya sendiri. AVI pun menelpon

temannya yang menjual obat penggugur kandungan.

YUDA menelepon Ibu Pemilik Kost dan mencari tau keadaan AVI. Ibu Pemilik Kost berkata

Ia sedang di luar rumah, namun tadi sore Ia sempat bertemu dan melihat AVI baik-baik saja

ketika Ia menitipkan pesan tentang Tante Desi yang mencari YUDA.

YUDA panik dan menancap gas mobilnya.

DESI dan YUDA mendatangi kostan dan mendapati AVI sudah terkapar pendarahan di

kamar mandi. YUDA memanggil tetangganya yang perawat. AVI sudah tak bernyawa.

YUDA terpuruk dan telepon AVI berdering, panggilan dari Ayah Avi. YUDA mengangkat

telepon tanpa berbicara. Terlihat perubahan ekspresi di wajah YUDA, Ia berang menutup

telepon mengambil sesuatu di laci mejanya dan keluar dari kamarnya.

DESI yang melihat YUDA juga penasaran, Ia mengecek telepon AVI. Melihat panggilan

masik terakhir, dan mengecek pesan dari Ayah Avi. Ia hancur ketika membaca pesan-pesan

itu, Ia duduk menangis tak berdaya di tepi tempat tidur. Lalu Ia melihat kaca jendela terbuka

lebar di depannya. Ia berjalan ke arah jendela tersebut, dan berhenti di depannya.

Page 124: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

133

9. INT. TAMAN – SORE

Yuda mendatangi Desi Tua yang sedang duduk di bangku taman taman. DESI (43 tahun)

adalah DESI yang sama dengan yang ada di awal cerita, dan merupakan Ibu Avi. YUDA

menyampaikan niat untuk menikahi AVI, dan memberitahu tentang niat AVI aborsi. DESI

mendadak berang mendengar itu, kemudian murka dan menampar YUDA. Terungkap bahwa

YUDA adalah orang bayaran DESI untuk sengaja mendekati AVI dengan tujuan menjaga

dan mengawasinya, sambil terus mengirimkan kabar kepada DESI.

YUDA mengelak, berkata bukan dia yang menghamili AVI.

10. INT. KAMAR YUDA – MALAM

Avi masih duduk memandang kosong di tempat tidur. Ia sudah memegang amplop tebal

coklat di satu tangannya. Sementara Handphone diletakkan sampingnya.

Tak lama kemudian terdengar suara pintu kamar diketuk. Lamunan Avi terganggu. Ia

bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu kamar.

Avi mengintip keluar kamar dan membuka pintunya. Yang ada di depan pintu ternyata

kenalan Avi yang menjual obat penggugur kandungan yang tadi dihubunginya. Mereka

berdua tampak sangat hati-hati. Paranoid.

Avi menukar amplop itu dengan dengan obat dari kenalannya.

Avi menutup pintu lalu ke kamar mandi.

11. INT. KAMAR MANDI – MALAM

Avi menyalakan air keran lalu duduk di kloset di kamar mandi. Ia membuka bungkusan obat

tersebut, dan menatapnya dengan keraguan. Ia memberanikan diri, mengambil sebutir obat

dan menelannya dengan cepat. Tampak kesedihan pada matanya. Lalu 1 butir lagi dia

masukkan melalui bagian bawah tubuhnya. Avi meringkuk pedih.

12. INT. KAMAR YUDA – MALAM

Avi keluar dari kamar mandi. Ia tampak lemas dan kehilangan harapan, Ia berbaring di

tempat tidur menunggu obatnya bereaksi.

13. INT. MOBIL – MALAM

Yuda dan Desi di dalam mobil. Yuda duduk di kursi pengendara, sementara Desi duduk di

kursi penumpang.

Desi kemudian mengambil handphone dan menelepon seseorang. Lalu seseorang di ujung

telepon menjawab panggilannya.

Page 125: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

134

DESI menelpon mantan suaminya, Ayah Avi, dengan tujuan menanyakan apa yang

sebenarnya terjadi dan kenapa mantan suaminya seperti tak peduli dengan AVI. Terungkap

bahwa Ayah Avi tak pernah menganggap AVI sebagai anaknya, karena Ia tahu tentang masa

lalu DESI dan menduga bahwa AVI adalah anak hasil hubungan DESI dengan orang lain.

14. INT. KAMAR YUDA – MALAM

Avi yang berbaring tampak kesakitan memegang perutnya, Ia lalu turun dari tempat tidur

dan sedikit berlari ke kamar mandi. Kamar mandi Ia tutup.

Tak lama setelah itu, handphone di kasur Avi berdering. 3 kali.

15. INT. MOBIL – MALAM

Yuda menutup telepon, dan dengan santai berkata Avi sedang tidur. Yuda meminta untuk

langsung ke kamarnya saja. DESI memikirkan betapa AVI benci kepadanya, dan memaksa

YUDA untuk mencari tau keadaan AVI dahulu dengan tujuan agar AVI tidak mengamuk

atau berpikir macam-macam ketika bertemu hingga akhirnya kabur ke tempat lain.

16. INT. KAMAR YUDA – MALAM

Yuda dan Desi memasuki pintu kamar dengan paksa, dan mencari Avi. Yuda menemukan

Avi di kamar mandi. Desi menyusul. Mereka berdua panik dan histeris. Bertahan di posisi

untuk beberapa saat.

Lalu Yuda keluar dari kamar mandi. Ia gemetaran. Tangannya penuh darah. Yuda lalu

berlari keluar kamar dan mengetuk pintu tetangga depan kamarnya.

Beberapa saat kemudian tetangganya keluar. Yuda dan tetangganya berbicara sebentar. Lalu

dengan terburu-buru menuju kamar Yuda. Tetangga Yuda langsung masuk ke kamar mandi.

Sementara Yuda hanya menunggu di depan pintu kamar mandi.

Tak lama kemudian suara Desi pecah, Ia berteriak histeris. Yuda pun tiba-tiba terpukul

mundur dari posisi awalnya. Ia terpuruk sedih, gemetaran.

Kemudian Handphone di kasur Avi berdering, Yuda tak menghiraukannya. Ia masih larut

dengan perasaannya sendiri.

Telepon Avi berdering sekali lagi, perhatian Yuda mulai terambil. Yuda berjalan ke kasur

dan mengecek handphone Avi.

Yuda melihat, bahwa itu panggilan dari Ayah Avi. Yuda mengangkat telepon itu tanpa suara.

(Di belakang Yuda kita melihat Desi juga keluar dari kamar mandi). Kita melihat perubahan

ekspresi di wajah Yuda. Ia berang.

Page 126: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

135

Yuda langsung menutup telepon, mengambil sesuatu di laci meja kerjanya dan berlari keluar

dari kamar.

Desi yang melihat perubahan Yuda itu tampak penasaran, Ia mengecek handphone Avi.

Melihat panggilan terakhir, dan mengecek isi pesannya.

Kita melihat perubahan ekspresi di wajah Desi setelah membaca pesan dari Ayah Avi. Ia

kaget dan sedih bukan kepalang.

Ia terduduk pasrah, histeris, terisak tangis di tempat tidurnya. Tatapannya kosong, dan dia

melihat jendela yang terbuka lebar di depannya. Ia berjalan ke arah jendela tersebut,

sementara kamera berjalan menjauh hendak keluar dari kamar.

Desi berhenti persis di depan jendela untuk beberapa saat, bersamaan dengan itu kamera

sudah keluar dari kamar dan berbelok.

CUT TO BLACK

Page 127: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

136

3.4. Proses Kerja Penata Kamera

Menurut (Yudo, 2017:68), “Penata Kamera bertugas merekam gambar

dengan menggunakan perangkat keras kamera video yang direkam melalui pita

video, memory, dan hard disk atau media penyimpanan lainnya sesuai dengan

arahan sutradara atau pengarah acara.”

Penata kamera dituntut bukan hanya menampilkan gambar yang bagus tapi

juga harus memahami informasi apa saja demi memenuhi kebutuhan gambar yang

akan direkam. Oleh karena itu penata kamera harus bisa menyesuaikan diri untuk

bisa menerima pembaharuan dalam segi teknik dan kamera.

Penata kamera mempunyai tanggungan membuat gambar terlihat bagus dan

jelas untuk menciptakan komposisi yang harmonis. Penata kamera juga tidak

sepenuhnya bias mengerjakan sendiri, oleh karena itu penata kamera sering

dibantu oleh produser, sutradara, bahkan sering juga dibantu oleh penata cahaya,

dan penata suara. Karena untuk menciptakan film yang bagus harus ada hubungan

yang baik antar jabatan untuk tebentuknya suatu tim yang kuat.

Dan penata kamera juga membantu tim yang di dalamnya ada produser,

sutradara, penulis naskah, editor, penata suara, penata cahaya, dan juga artistik.

Karena penata kamera juga mempunyai peran dalam pembuatan film ini yang di

mana harus ada keselarasan antara cerita dan gambar supaya tidak terjadi

kesalahan dalam pengambilan gambar yang tidak terekam pada saat produksi

nanti.

Menurut (Yudo, 2017:68-69), “Untuk menghasilkan gambar yang tidak

hanya dilihat dari aspek teknis saja, namun aspek non teknis lebih dituntut seorang

Page 128: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

137

penata kamera agar pesan dari gambar yang direkam memiliki kualitas gambar

yang baik dan pesan yang dapat diterima oleh penonton.”

3.4.1. Pra Produksi

Tahap Pra Produksi merupakan tahap yang paling menentukan hasil

gambar yang baik. Pada tahap ini, penata kamera akan melakukan beberapa

pekerjaan yang bersifat teknis maupun non teknis yang menurut (Yudo,

2017:69-70) meliputi:

- Mempersiapkan fasilitas yang akan mendukung jalannya proses produksi

(pemilihan kamera, peralatan penuntjang, memilih lensa, dll).

- Membuat desain kreatif meliputi riset, merancang storyboard dan

floorplan.

- Membuat shot list.

- Mempelajari naskah yang akan diproduksi.

- Mempelajari teknis produksi khususnya teknis kamera.

- Diskusi dengan sutradara atau pengarah acara untuk mencapai visi dan

misi produksi yang sama.

Dan di tahap ini sudah mulai menentukan jabatan siapa saja, persiapan

alat apa saja yang dipakai untuk program drama televisi yang akan penulis buat

ini. Dan setelah beberapa kali bertemu dan penulis bersama teman-teman setuju

untuk pemilihan jabatan yaitu Endang Sukarja sebagai Produser dan Artistik,

Ismaya Kahar sebagai Sutradara dan Penulis Naskah, Ary Hidayat sebagai

Penata kamera dan Penata Cahaya, Rizki Maulana sebagai Editor dan Penata

Page 129: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

138

Suara. Setelah penetapan jabatan, tim langsung bekerja sesuai jabatan masing-

masing untuk mengejar target produksi.

Setelah naskah sudah jadi, tim bersama melakukan pencarian untuk

mendapatkan peran yang sesuai dengan apa yang ada di dalam naskah tersebut

dan tim juga melakukan pencarian kepada tempat yang akan digunakan pada

saat produksi nanti.

Setelah didapatkan tempat untuk produksi nanti, penata kamera bekerja

sama dengan bagian kreatif untuk membicarakan tentang floor plan atau

dengan kata lain penempatan kamera dan segala macam teknis nanti di lokasi

untuk pedoman pengambilan gambar supaya tidak salah saat produksi

nantinya. Lalu penata kamera tidak lupa untuk pengecekan alat-alat apa saja

yang nanti digunakan saat proses produksi supaya nanti tidak ada alat yang

tidak terpakai atau tidak ada saat produksi namun sangat dibutuhkan penata

kamera, dan tidak lupa juga memastikan alat-alat yang digunakan sesuai

dengan skenario supaya tidak terjadi kesalahan saat pengambilan gambar nanti.

Penata kamera harus mempunyai konsep sebelum melakukan produksi

karna sangat berguna pada saat produksi tentunya konsepnya akan disesuaikan

oleh sutradara. Nantinya, penata kamera bukan hanya untuk bertugas

mengambil gambar saja pada saat produksi tapi bisa menciptakan suasana-

suasana dramatis pada saat nanti pengambilan gambar pada film tersebut. Maka

dari itu, penata kamera berkoordinasi dengan sutradara menentukan shot yang

nantinya akan diambil dalam produksi.

1) Survey Lokasi

Page 130: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

139

Lokasi yang strategis, tidak berisik, dan mempunyai pemandangan

yang bagus pasti keinginan semua kru untuk film ini dan merupakan hal

yang segar jika berani bereksplorasi mencari tempat tempat yang baru dan

belum pernah dipakai untuk kegiatan shooting.

Penulis berserta sutradara dan yang lain akhirnya mencari lokasi yang

pas untuk shooting film “THE LIES WE BELIEVE” dan setelah beberapa

kali mencari tempat akhirnya ditentukan oleh bersama shooting film “THE

LIES WE BELIEVE” bertempat di Jakarta.

2) Pembuatan Storyboard

Menurut (Yudo, 2017:70), “Storyboard adalah rangkaian sketsa

gambar yang menggambarkan urutan cerita berdasarkan naskah atau

skenario. Dalam kata lain, storyboard adalah media perencanaan gambar

sketsa sederhana yang saling berhubungan untuk menunjang kinerja penata

kamera dan tim produksi pada saat pengambilan gambar di lokasi

produksi”.

Setelah pencarian lokasi penulis bersama sutradara membuat

storyboard untuk patokan pada saat produksi nanti agar tidak salah atau

melenceng dari konsep yang diingikan.

Dalam storyboard terkandung berbagai macam keterangan-keterangan

yang bisa membantu pada saat produksi misalnya ukuran gambar, gerakan

kamera, dll.

Menurut (Yudo, 2017:71), fungsi storyboard antara lain:

a. Untuk mahami alur cerita yang akan di produksi

b. Untuk menghindari hilangnya bagian penting dalam cerita.

Page 131: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

140

c. Sebagai pedoman produksi di lokasi pengambilan gambar.

d. Mempermudah editor melakukan proses editing (pedoman editing).

Saat semua persiapan sudah matang dan naskah telah dikulik secara

mendalam oleh seluruh kru, setiap kru lalu menyampaikan apa saja yang telah

disiapkan pada saat pra produksi agar dapat dievaluasi oleh produser dan

sutradara jika ada kekurangan, dan juga meminimalisir kesalahan pada saat

nanti produksi dan dapat menanggulangi bila ada kesalahan yang disebabkan

oleh kru serta penanggannya.

Penulis yang sekaligus penata kamera sudah menentukan alat yang akan

dipakai nanti saat produksi yaitu Sony karena bobotnya yang cukup ringan dan

kinerjanya yang lumayan bagus, dan penulis juga memakai lensa Sony agar

tidak perlu lagi menggunakan adaptor.

Lalu penulis, kru dan pemain melakukan diskusi agar nantinya pada saat

produksi tidak ada kendala yang berarti dan untuk mengevaluasi jika ada

kesalahan-kesalahan sebelum produksi agar bisa ditanggulangi oleh penulis,

kru, dan para pemain.

3.4.2. Produksi

Menurut (Yudo, 2017:75):

Seorang penata kamera akan membantu sutradara atau pengarah acara

untuk menerjemahkan bahasa tulisan ke bahasa visual. Setiap gambar

yang dihasilkan sangat penting terhadap pesan dan informasi apa yang

disampaikan kepada penonton. Dan menguasai dasar pengambilan

gambar adalah syarat yang harus diketahui penata kamera itu sendiri dan

Page 132: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

141

juga harus tau kamera apa yang cocok untuk film tersebut supaya film

yang dihasilkan mempunya ciri khas tersendiri”.

Dalam pengambilan gambar di program drama televisi “THE LIES WE

BELIEVE” ini, penulis memakai single cam karena kekurangan budget dan

untuk mempermudah kerja editor karena tidak ada gambar-gambar lain atau

folder lain di kamera lain yang nantinya jadi membuat bingung.

Di produksi ini, pengambilan gambar 50 persen menggunakan tripod, 20

persen menggunakan zhiyun, dan 30 persen menggunakan slider. Pengunaan

tripod merupakan keharusan karna membuat gambar lebih stabil daripada

menggunakan handheld dan penulis juga mengunakan slider untuk melakukan

tracking dan dollying agar gambar yang ditangkap lebih halus dan stabil.

Penulis juga memerhatikan segi teknis dalam produksi drama televisi

“THE LIES WE BELIEVE” ini, antara lain :

1) Komposisi

Menurut (Yudo, 2017:85), “Komposisi gambar adalah penataan

elemen-elemen gambar dalam sebuah frame. Elemen-elemen ini

mencangkup bentuk, garis, warna, terang dan gelap. Komposisi yang

baik akan menghasilkan gambar tampak lebih menarik, pesan yang ingin

disampaikan semakin jelas”.

Di dalam produksi drama televisi “THE LIES WE BELIEVE” ini,

penulis ingin menata elemen-elemen yang ada di komposisi supaya

penonton lebih tertarik dan bisa mengerti apa pesan yang disampaikan

penulis.

Page 133: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

142

Menurut (Yudo, 2017:85), tujuan mengatur komposisi dalam frame

adalah:

a. Menciptakan keseimbangan dalam gambar.

b. Memperjelas informasi dan pesan yang ingin disampaikan.

c. Menimbulkan rasa estetik bagi penata kamera dan penonton.

d. Menciptakan kesatuan antara ide dan gambar yang dihasilkan

Berikut adalah jenis jenis komposisi gambar:

- Bentuk

Biasanya dipakai untuk menekanan bentuk objek benda,

contohnya seperti pesergi untuk lemari dan lingkaran untuk roda.

- Garis

Komposisi ini membentuk garis-garis dinamis seperti garis

lurus, melengkung atau melingkar. Garis-garis dinamis itu biasanya

menimbulkan gambar seperti 3 dimensi.

- Warna

Warna akan memberikan pandangan yang dinamis untuk

membuat suatu gambar menjadi indah karna akan menarik perhatian

penonton.

- Terang dan Gelap

Komposisi ini menunjukan penekanan visual kepada sebuah

objek. Biasanya penata kamera memperlihatkan komposisi ini harus

juga memperhatikan lingkungan sekitar objek.

2) Teknik Pengambilan Angle Kamera

Page 134: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

143

Menurut Himawan Pratista dalam bukunya “Memahami Film Edisi 2”

(2017,149), “Sudut kamera adalah sudut pandang ketinggian kamera

terhadap obyek yang berada dalam frame.”

Pengambilan sudut/angle sangatlah penting karena menentukan baik

buruknya suatu scene dari sudutnya, karena dari sudut juga dapat

menarik perhatian para penonton agak lebih menghayati dan bisa

menangkap pesan dari film tersebut. Karena jika pemilihan sudut/angle

yang kurang pas dapat menimbulkan rasa bingung pada penonton dan

merusak film itu sendiri.

- High Angle

Angle ini terlihat seperti memberi tekanan pada objek karna

diambil dari atas objek dan biasanya juga biasa dipakai untuk

pemandangan.

- Bird Eye Angle / Top Angle

Pengambilan gambar seperti sudut yang sangat jauh terlihat

seperti mata burung yang melihat saat terbang, biasanya dipakai

untuk menceritakaan lokasi dalam film itu.

- Normal Angle (Eye Level)

Angle ini biasanya dipakai sejajar dengan mata manusia objek

akan terlihat sejajar dan seperti melakukan kegiatan seahri-hari.

- Low Angle

Kamera mengambil shot dari bagian bawah objek biasanya

dipakai untuk objek terlihat seperti pemimpin.

- Over Shoulder Shot / Point Of View

Page 135: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

144

Pengambilan gambar ini dilakukan dari sudut bahu pemain

untuk menunjukan pemain lainnya biasanya dipakai pada saat

berdialog atau menunjukan ekspresi.

Dalam produksi drama televisi “THE LIES WE BELIEVE” ini,

angle akan ditentukan sesuai naskah supaya tidak terjadi kesalahan dalam

pengambilan gambar.

3) Shot Size

Menurut (Himawan Pratista, 2017:46-47), “Ukuran jarak sangat relatif

dan yang menjadi tolak ukur adalah proporsi manusia atau obyek dalam

sebuah frame. Dimensi jarak kamera terhadap obyek dapat

dikelompokkan menjadi tujuh jenis tipe shot.”

- Extreme Close Up (ECU)

Pada jarak Extreme Close Up, mampu memperlihatkan lebih

mendetail bagian dari wajah seperti telinga, mata, hidung atau bagian

dari sebuah obyek.

- Close Up (CU)

Umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah

obyek kecil lainnya, dan biasa digunakan untuk adegan dialog yang

lebih intim.

- Medium Close Up (MCU)

Pada jarak Medium Close Up, memperlihatkan tubuh manusia

dari dada sampai ke atas, biasa digunakan untuk percakapan normal.

- Medium Shot (MS)

Page 136: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

145

Pada jarak Medium Shot, memperlihatkan tubuh manusia dari

pinggang ke atas. Medium Shot merupakan tipe shot yang paling

sering digunakan dalam sebuah film.

- Medium Long Shot(MLS)

Pada jarak Medium Long Shot tubuh manusia terlihat dari bawah

lutut sampai ke atas tubuh fisik manusia dan lingkungan sekitarnya

relatif seimbang.

- Long Shot (LS)

Pada jarak Long shot, seluruh tubuh fisik manusia tampak jelas.

Long Shot sering kali digunakan sebagai establishing shot, yakni

shot pembuka sebelum digunakan shot yang berjarak lebih dekat.

- Extreme Long Shot (ELS)

Extreme Long Shot, merupakan jarak kamera yang paling jauh dari

obyeknya. Teknik ini umumnya untuk menggambarkan sebuah

obyek yang sangat jauh atau panorama yang luas.

4) Movement / Pergerakan Kamera

Pergerakan kamera merupakan keharusan yang harus dilakukan

penata kamera karena membuat film menjadi menarik jika gambar ikut

bergerak mengikuti alur cerita.

- Panning

Panning merupakan gerakan kamera dengan membelokkan

kamera ke kanan dan ke kiri tanpa mengubah posisi kamera itu.

Biasanya digunakan mengunakan tripod agar gambar lebih stabil.

- Tilting

Page 137: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

146

Teknik ini digunakan dengan cara menggerakan badan secara

vertical atau naik turun dengan tujuan menunjukan ketinggian atau

profil objek.

- Tracking

Tracking adalah teknik yang dilakukan dengan cara

mendekatkan kamera ke objek atau sebaliknya biasanya dilakukan

dengan alat tambahan seperti slider atau dolly track.

- Zooming

Teknik ini dilakukan dengan menggunakan lensa kamera

dengan menekan tombol wide angle (W) dan tele (T) yang akan

terlihat seperti mendekat ke objek zoom in atau menjauh ke objek

zoom out.

- Arching

Arching merupakan teknik pengambilan gambar dengan cara

bergerak mengelilingi objek, biasanya untuk menghasilkan gambar

yang lebih halus teknik arching harus mengunakan stabilizer seperti

steady cam atau glide cam.

- Crane

Teknik ini biasanya dibantu dengan alat crane, jimmy jip atau

porta jip.

- Crabbing

Teknik yang bergerak ke samping seperti kepiting. Teknik ini

diharuskan menggunakan alat bantu seperti dolly track atau slider.

Page 138: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

147

Penulis di dalam produksi drama televisi “THE LIES WE BELIEVE”

ini, mengunakan bantuan alat berupa slider untuk pengambilan gambar

supaya halus dan menjadi menarik.

5) Garis Imajiner (Imaginer Line)

“Garis imajiner (Imaginer Line) adalah garis maya sebagai batasan

yang tidak boleh dilewati oleh penata kamera dalam melakukan

perekaman gambar. Garis yang dimaksud bukanlah garis sesungguhnya,

tetapi hanya imajinasi dari penata kamera dalam meletakan kamera”.

Menurut Yudo, (2017:107).

Merupakan keharusan memilki imajinasi yang tinggi untuk

menentukan peletakan kamera, penata kamera dituntut kreatif dan juga

harus bisa fleksibel untuk mengikuti garis imajiner.

Karena garis imajiner merupakan keharusan supaya pada saat proses

edit, editor tidak pusing karna gambar yang tidak berkelanjutan

(continuity), dan juga supaya penonton bisa menikmati tanpa bingung

dengan penempatan waktu yang tidak berkesenimbungan.

3.4.3. Pasca Produksi

Menurut (Yudo, 2017:77), “Pada tahap pasca produksi tidak banyak hal

yang dilakukan penata kamera. Untuk produksi drama, penata kamera biasanya

membantu sutradara dan editor untuk menjelaskan hal-hal yang kurang

dimengerti”.

Pada tahap ini biasanya semua tim akan dikumpulkan sebelum proses

edit video untuk melakukan evaluasi kinerja pada saat pra produksi dan

Page 139: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

148

produksi, biasanya produser dan sutradara yang memberikan saran dan

menyampaikan kekurangan kepada tim agar ke depannya lebih baik dibanding

sebelumnya.

Di tahap ini, masing-masing divisi sudah mulai membuat laporan

masing-masing yang berfungsi untuk editor mempermudah kerjanya,

contohnya penata kamera membuat laporan kamera (camera report).

Menurut (Yudo, 2017:77-78), “Camera report adalah catatan yang

disalin dalam kertas kerja penata kamera yang biasanya berbentuk kolom atau

tabel dan berisikan informasi proses pengambilan gambar, nomor, adegan,

ukuran gambar, perintah untuk gambar yang baik atau tidak. Camera Report

atau laporan kamera nantinya akan diberikan kepada editor, sutradara dan tim

produksi untuk mempermudah pasca produski”.

Fungsi camera report, antara lain:

- Mempermudah tim produksi khususnya penata kamera untuk mengingat

kembali gambar-gambar yang telah direkam.

- Untuk mengetahui gambar-gamabr mana saja yang dapat digunakan untuk

proses editing.

- Sebagai pedoman editor dalam melakukan proses editing.

3.4.4. Peranan Tanggung Jawab Penata kamera

Menurut (Yudo, 2017:69):

Gambar-gambar yang ada dalam sebuah tayangan visual seperti

program acara TV, sinetron, berita TV, dll merupakan hasil kinerja

penata kamera yang bekerja berkerja sama dengan tim produksi.

Gambar-gambar yang dihasilkan tentunya memiliki proses yang

Page 140: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

149

panjang sebelum akhirnya dapat disaksikan oleh audience atau

khalayak.

Penata kamera atau yang disebut juga DOP (Director of photography)

memiliki peranan yang penting bagi produksi karna harus membuat gambar

visual yang memiliki pesan atau informasi yang harus disampaikan secara

seefisien mungkin.

Ada tiga tahapan dalam peran dan tanggung jawab penata kamera yang

penulis baca dan simpulkan menurut Yudo, (2017) dan Himawan Pratista

(2017), yaitu:

1) Menganalisa naskah bersama sutradara untuk meciptakan konsep

pengambilan gambar untuk produksi drama televisi “THE LIES WE

BELIEVE”.

2) Penulis beserta kru dan sutradara mencari lokasi yang sesuai untuk

produksi drama televisi “THE LIES WE BELIVE” agar sesuai dengan

naskah yang telah dibuat.

3) Membuat floorplant untuk posisi kamera dan membuat daftar yang

memuat tentang informasi sudut, gerakan, dan ukuran gambar yang akan

diambil dan berdiskusi juga dengan sutradara agar mendapatkan gambar

yang sesuai dengan naskah dan menarik.

4) Menyiapkan alat-alat apa saja yang dipakai pada saat produksi drama

televisi “THE LIES WE BELIEVE” yang isinya kamera, lensa kamera,

dan aksesoris penunjang kamera tersebut.

5) Merekam gambar sesuai dengan konsep yang disetujui dan dibuat oleh

penata kamera dan sutradara.

Page 141: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

150

6) Tetap harus menjaga kontinuitas gambar agar tidak bocor dan

berantakan.

7) Selalu menjaga dan memelihara peralatan kamera agar selalu dalam

kondisi yang baik supaya pada saat digunakan tidak mengalami masalah.

8) Mengecek selalu hasil gambar setelah produksi atau saat waktu istirahat

agar tidak ada adegan yang terlewat dan yang bocor.

9) Ikut serta proses editing dan membantu sutradara dan editor agar tidak

salah komunikasi dan membuat filmnya berantakan.

3.4.5. Proses Penciptaan Karya

a. Konsep Kreatif

Penata kamera atau DOP harus mempunya sisi kreatif yang lebih

dikarenakan harus mengulik naskah yang telah dibuat oleh penulis naskah

dan berdiskusi dengan sutradara dan kru agar terciptanya visualisasi dari

naskah tersebut yang membuat program drama televisi “THE LIES WE

BELIEVE” bisa diterima oleh khalayak dan bisa menerima pesan yang

disampaikan, dan tidak lupa juga Nuansa (look) dan Suasana (mood) untuk

program drama televisi “THE LIES WE BELIEVE” yaitu :

- Framing

Dalam produksi ini penulis dan sutradara memakai widescreen

atau layar lebar 16:9 dikarenakan format program yaitu televisi.

- Type of Shot

Dalam program drama televisi ”THE LIES WE BELIEVE” ini,

penulis memakai berbagai macam ukuran yaitu Close Up (CU) dan

Medium Close Up (MCU). Ukuran gambar ini cocok untuk bagian saat

Page 142: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

151

pemeran berdialog satu sama lain dan juga penulis menggunakan

ukuran ini untuk menegaskan ekspresi pemeran. Adapula ukuruan

Medium Shot (MS), Long Shot (LS) dan Very Long Shot (VLS) yang

berguna untuk menunjukan tentang apa yang sedang pemeran lakukan

berserta dengan tempatnya. Adapula juga penulis menggunakan

Establish, yaitu yang menegaskan tempat dan suasana dalam adegan.

- Angle

Sudut yang dipakai dalam program drama televisi “THE LIES

WE BELIEVE” berbagai macam seperti High Angle, Eye Level, dan

Low Angle dan tidak lupa juga dengan menggunakan tripod agar

gambar yang dihasilkan stabil.

- Camera Movement

Pergerakan kamera juga menjadi kunci yang penting dalam

produksi ini misalnya penulis menggunakan teknik mengikuti (follow)

dan gerakan kepiting (crabbing) dengan bantuan slider yang berfungsi

sebagai penghalus gambar agar tidak bergoyang yang membuat tidak

menarik untuk khalayak.

- Komposisi

Dalam program drama televisi “THE LIES WE BELIEVE”

penulis mempunyai tugas membibing penonton agar dapat

mendapatkan pesan yang disampaikan dengan cara memvisualisasikan

pesan tersebut. Agar menarik, penulis mengunakan komposisi gambar

supaya khalayak atau penonton tidak bosan Golden Mean merupakan

salah satu metode yang penulis pakai dalam program drama televisi

Page 143: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

152

“THE LIES WE BELIEVE” dan juga agar tidak telalu kaku penulis

juga memakai metode seperti head room dan walking room.

- Mood

Suasana (mood) dalam produksi drama televisi “THE LIES WE

BELIEVE” merupakan warna orange bermakna hangat / ketenangan

yang berkaitan dengan kehangatan sebuah hubungan dan biru yang

bermakna perasaan kesedihan, kesunyian dan kesendirian.

b. Konsep Produksi

Untuk mendapatkan gambar yang untik penulis sesekali

menggunakan teknik handheld dengan zhiyun, dan juga menggunakan

alat bantu slider supaya gambar yang dihasilkan halus dan tidak

bergoyang agar menjadi daya tarik kepada penonton itu sendiri. Dan

hampir di keseluruhan pengambilan gambar penulis menggunakan tripod

agar gambar yang dihasilkan stabil dan mudah mendapatkan gambar

yang diinginkan.

c. Konsep Teknis

Diproduksi program drama televisi “THE LIES WE BELIEVE” ini,

penulis menggunakan kamera dari Sony yang bertipe FS 5 dan juga

menggunakan lensa tambahan, beberapa alat tambahan penunjang

produksi juga digunakan seperti tripod dan juga slider untuk

mempermudah dalam pengambilan gambar

3.4.6. Kendala Produksi dan Solusinya

Page 144: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

153

1) Kendala : Alat bantu Tripod tidak muat dalam pengambilan gambar di

kamar mandi karena ukuran kamar mandi yang terlalu kecil.

Solusi : Akhirnya penata kamera mengunakan tangan dan tidak

memakai alat bantu untuk pengambilan gambar di kamar mandi.

2) Kendala : Monitor preview penata kamera 17” mengalami ganngguan,

error, baterainya habis terus.

Solusi : Akhirnya kami menggunakan monitor seperlunya untuk

tempat yang susah dijangkau untuk melihat di kamera.

3) Kendala : Kepala Slider goyang penguncinya udah agak rusak

Solusi : Akhirnya harus ditukar-tukar ketika mau memakai slider jadi

menggunakan kepala tripod.

Page 145: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

154

3.4.7. Lembar Kerja Penata Kamera

1. Konsep Penata Kamera

2. Camera Report

3. Spesifikasi Alat

4. Floor Plan Blocking Camera

Page 146: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

155

KONSEP PENATA KAMERA

Dalam pembuatan sebuah karya produksi drama televisi seorang penata

kamera atau biasa disebut DOP (Director of Photography) harus merencanakan

konsep bersama kru, apa yang harus dibuat sebelum produksi supaya bisa

menyajikan suguhan yang menarik untuk khalayak dan penonton bisa menangkap

pesan yang disampaikan.

Di dalam karya drama televisi “THE LIES WE BELIEVE”, penulis

mempunyai konsep berupa look dan mood, yaitu untuk memvisualisasikan bahasa

tulisan ke dalam bahasa gambar yang bisa dinikmati penonton, dan di dalam karya

ini penulis menggunakan ukuran widescreen atau layar lebar dengan aspek rasio

16:9. Dan beberapa ukuran dalam pengambilan gambar digunakan seperti Close Up

(CU), Medium Close Up (MCU), Long Shot (LS). Yang dirasa cukup aman dalam

pengambilan gambar dan nyaman untuk disaksikan penonton. Adapula pengambilan

shot seperti Very Long Shot (VLS) dan Estabilsh yaitu shot untuk menegaskan

tentang keadaan,situasi dan tempat.

Dan adapula angle atau sudut-sudut yang dipakai dalam produksi karya ini

seperti High Angle, Eye Level dan Low Angle. Di produksi drama “THE LIES WE

BELIEVE” ini penulis menggunakan alat bantu agar gambar yang dihasilkan bisa

halus seperti mengunakan tripod dan slider, untuk menghasilkan gambar yang

bergerak (Camera Movement) penulis menggunakan slider. Banyak teknik

pengambilan kamera yang dipakai pada saat pergerakan kamera seperti crabbing

yaitu gerakan yang menyerupai kepiting, berjalan ke arah samping, dan juga

panning, yaitu mengerakan kamera tanpa berpindah tempat alias hanya menggerakan

dengan tripod. Tidak lupa juga, penulis menggunakan tangan atau teknik handheld

untuk mendapakan pegerakan yang alami dan sesuai dengan kondisi yang ada.

Page 147: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

156

Penulis juga memerhatikan komposisi gambar dengan mengikuti aturan yang

ada agar penonton tidak merasa kebingungan dengan posisi yang ada dan

mengabaikan filmnya seperti memakai walking room dan juga memerhatikan head

room. Dan juga Suasana (mood), dalam karya ini penulis menggunakan warna hijau

yang bertujuan memberi kesan suram dan juga mencekam. Sehingga Suasana (mood)

Suram jadi pilihan penulis juga berunding dengan kru sebelum menentukan Suasana

(mood) tersebut. Karna semua proses dan tahapan yang dilalui dibuat karna ada

perundingan dengan semua kru agar bisa terjalin sinkronasi dan tidak salah

komunikasi dalam karya produksi program drama televisi.

Page 148: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

157

CAMERA REPORT

(Drama)

Production Company : BSI / Lakuna Pictures Director : Ismaya Kahar Project Title : The Lies We Believe Cameraman : Ary Hidayat

Durasi : 20 Menit Tanggal/Kst : 25-27 Juni 2018

Tabel IV.01

No Shot Visual

Description Dialogue Shot Size Angle Moving

SCENE 1 – INT. LOSMEN – MALAM

1 1 ECU Eye

Level Still

Tampak vas bunga dan asbak rokok di atas meja. Meja itu terletak di ambang

bawah jendela, kita bisa melihat ¼ bagian bawah dari tirai dan jendela sebagai

latar belakang. Tirai tersebut bergerak-gerak tertiup angin yang masuk melalui

jendela yang sedikit terbuka.

-

2 2 LS Eye

Level

Dolly

out

Kamera mundur perlahan, DESI (membelakangi kamera) sedang memandang

menerawang ke luar jendela yang berada tak jauh di depannya. Rambut panjang

Desi dalam keadaan terurai. Jendela kamar berada tepat di tengah dinding,

cahaya di luar adalah nyala terang bulan. Di samping kanan meja terdapat kursi

kayu sederhana yang digunakan untuk bersantai.

Kamar itu hening dan gelap, lampu utama sudah redup.

Kamera terus mundur. DESI menguncir rambut.tampak Ia sedang duduk di tepi

tempat tidur yang terletak lebih kurang 1 meter dari meja. Tempat tidur itu

menghadap sisi kiri kamar, sementara bagian kepalanya menempel pada

dinding sisi kanan kamar.

Di samping kiri Desi, terdapat dua buah tas dan satu jaket parka yang

digeletakkan di atas tempat tidur.

-

Page 149: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

158

3 3 LS Eye

Level

Cont’d

/Still

Kamera berhenti. DESI duduk diam seorang diri di kamar yang hening,

kosong, dan gelap.Bertahan di posisi ini untuk beberapa saat.

DESI menoleh ke arah tas di sampingnya. Ia mengecek, mengeluarkan

sebungkus rokok dan korek apidari shoulder bag, lalu meletakkannya di atas

tempat tidur. Ia mencari-cari lagi sesuatu yang lain, namun seperti tak dapat

menemukannya.

DESI beralih memeriksa tas barel.

-

4 4 ECU High

Angle

Detail

Shot

/Still

Resleting tas barel dibuka. Bisa terlihat dompet, map bening berisi surat-surat,

dan pakaian sudah terlipat rapi di dalamnya. Parfum ditemukan di sela

tumpukan pakaian dan dikeluarkan.

-

5 5 MCU Eye

Level Still

Tampak sampig Desi. Desi menyemprotkan parfum ke leher dan pergelangan

tangannya dengan perlahan. Desi mengenakan lipstik berwarna merah

mencolok. Rambutnya yang dikuncir membuat lehernya terlihat jelas.Pada

leher Desi terdapat tanda lahir dengan bentuk yang unik.DESI meluruskan

pandangannya kembali ke depan. Ia mengusap lengan, leher, dan pakaiannya

dengan wewangian tadi, ada kepuasan yang terpancar dari wajahnya.Ia

tersenyum tipis lalu meletakkan parfum itu kembali ke dalam tas. (Tas barel tak

terlihat, hanya terdengar suara resletingnya yang ditutup)

-

6 6 ECU Eye

Level Still

Tampak depan Desi. Lalu dengan jemarinya yang gemulai, Desi meletakkan

sebatang rokok di sela bibirnya. Ia menyalakan rokok tersebut dengan korek

api, dan menghisapnya dalam-dalam.

-

7 7

ECU

(cont’d)

to Mid

Shot

Eye

Level

Dolly

Out

Masih dari depan Desi.Desi menghembuskan asap rokok dengan percaya diri.

Kamera mundur perlahan. Kita bisa melihat wajah Desi yang serius.

Tangannya dilipat ke atas mendekati bahunya. Ia duduk dengan posisi kaki dilipat di atas kaki lainnya. Pintu kamar di belakang Desi tampak dalam posisi

terbuka, kamar yang gelap membuat cahaya dari lampu lorong depan kamar

menembus masuk melalui celah pintu. Kontras.

Terdengar langkah kaki seperti mendekat.

-

8 8 LS Eye

Level Still

Tampak belakang Desi. Desi menoleh ke arah pintu di belakangnya. Menyimak

suara langkah tersebut.

Suara langkah kaki yang berasal dari lorong depan kamar mendekat dan

semakin lama semakin menjauh.

Desi meluruskan pandang kembali ke jendela di depannya. Hanya ada DESI

dan keheningan.

-

Page 150: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

159

9 9 MCU Eye

Level Still

Tampak depan Desi. DESI mulai memainkan rokok dan jemari tangannya

secara tak beraturan, seperti sedang tidak sabar. Ia tampak gelisah.

Desi menghisap rokoknya dalam-dalam sekali lagi, kali ini Ia menghembuskan

asap berat, kemudian bangkit dari duduknya.

-

10 10 LS Low

Angle Still

Tampak samping. Desi berjalan ke arah jendela kamar, lalu berhenti di tepi

meja di samping jendela. Ia membuat sedikit celah di tirai jendelanya, dengan

perlahan, dan mengintai ke luar jendela. Ia tak menemukan apa-apa. Tirai Ia

tutup kembali.

Desi mengecek jam tangan dibalik long sleevenya.

-

11 11 ECU High

Angle Still Detail shot. Jam tangan DESI menunjukkan pukul 10 malam. -

12 12 MCU Eye

Level

Still

Pandangan DESI kembali ke luar jendela. Satu tangannya Ia lipat di dada,

menopang tangan lainnya yang tak henti memain-mainkan rokok. Kemudian Ia seperti menangkap sesuatu di luar jendela.

Cahaya lampu menerangi jendela beberapa saat, seperti ada mobil yang

datang mendekat, lalu bersamaan dengan suara mesin mobil dimatikan cahaya

lampu tadi pun hilang.

Cahaya yang merambat masuk melalui celah gorden seperti spotlight

menerangi wajah Desi saja. Desi tersenyum, dan mendekati jendela, melihat ke

bawah dengan bahagia.

Selang beberapa saat, ekspresi Desi berubah drastis. I tampak terkejut hingga

tersentak mundur dari posisi awalnya. Desi menghisap rokoknya yang tinggal

setengah sekali lagi dan mematikan apinya di asbak dengan terburu-buru.

Panik.

-

13 13 ECU High

Angle Still

Detail Shot. Tampak rokok dimatikan di sebuah asbak yang sudah kotor oleh

beberapa sisa puntung rokok, terdapat bekas lipstik yang warnanya sama

dengan lipstik Desi di setiap ujungnya.

-

14 14 LS Low

Angle Still

Desi membalikkan badan dan berjalan terburu-buru ke arah tempat tidur. Ia

duduk di tempat tidurnya, Ia tampak cemas. Bertahan di posisi itu untuk

beberapa saat.

Desi kemudian seperti menangkap sesuatu di jendela / vas bunganya.

-

Page 151: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

160

15 15 ECU Eye

Level Still

Kita melihat pantulan bagian pintu kamar losmen pada vas bunga. Lalu muncul

bayangan Roby berdiri di ambang pintu. -

16 16 Mid Shot Eye

Level Still

Tampak depan Desi. Kamar gelap membuat wajah Roby yang berada di

belakang Desi tak begitu tampak. Cahaya yang datang dari lampu lorong depan

kamar hanya mempertegas garis dan bentuk bayangan Roby.

Tanpa menoleh ke belakang, Desi bisa menyadari kehadiran Roby. Namun

Desi tak menghiraukanya. Desi hanya membenarkan posisi duduknya kembali,

menguatkan diri, tak ingin terlihat cemas atau lemah di hadapan Roby.

Roby memasuki kamar mulai terlihat wajah dan bagian depan tubuhnya. Ia

berhenti sejenak untuk merapikan rambutnya, Ia pandang Desi dengan rasa

cemas, lalu lanjut berjalan mendekati Desi dengan perlahan.

-

17 17 LS Eye

Level Still

Tampak belakang Desi. Setibanya di dekat Desi, Roby tak langsung duduk. Ia

berdiri diam menunggu respon Desi terlebih dahulu. Desi tak juga menoleh ke

arahnya.

Roby memberanikan diri duduk di samping Desi, dengan sangat berhati-hati.

-

18 18 LS Low

Angle Still

Tampak samping Desi.

Namun Desi langsung bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah jendela,

menjauhi Roby.

ROBY #1

Hey..

Beat

19 18 LS

(cont’d)

Low

Angle Still

Desi mengacuhkan Roby. Roby bangkit dari duduknya dan menghampiri Desi,

masih hati-hati.

Roby mencoba memeluk Desi dari belakang, namun Desi kesal dan

menolaknya dengan halus.

Roby mundur perlahan dan kembali duduk di tempat tidur, tampak putus asa.

ROBY #2 (CONT’D)

Oke.. Kamu berhak marah. Karena itu,

aku minta maaf.. Tapi kamu harusnya bisa

ngerti.

Nggak mungkin aku ngorbanin anak dan

istriku

HANYA untuk kamu.

20 18 LS

(cont’d)

Low

Angle Still DESI tiba-tiba berbalik dan menatap Roby marah setelah mendengar perkataan

Roby itu. Nyali Roby ciut, mencari alasan.

ROBY #3 (CONT’D)

I-itu tidak seburuk kedengarannya.

Aku sungguh-sungguh, Des.. Saat bilang mau

nikahin kamu. Sudah ku coba tapi ternyata

memang tidak bisa.

Page 152: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

161

21 18 LS

(cont’d)

Low

Angle Still Desi menghampiri Roby perlahan masih dengan tatapan mengancam. Roby

panik.

ROBY #4 (CONT’D)

Aku tidak akan lepas tanggung jawab.

22 18 LS

(cont’d)

Low

Angle Still Roby mengeluarkan amplop dari sakunya dengan terburu-buru.

ROBY #5 (CONT’D)

Ini.. ambil ini.. untuk kamu.. dan BAYIMU.

Aku janji, akan ada yang menyusul setiap

bulannya.

23 18 LS

(cont’d)

Low

Angle Still Desi berhenti di depan Roby, menepis tangan Roby hingga amplop di tangan

Roby terlempar ke lantai.

DESI #6

Berhenti berjanji, Rob! Janji lamamu saja tak bisa kamu tepati.

Jangan pikir uang atau janjimu yang lain

akan memperbaiki situasi semudah itu.

ROBY #7

Maafin ak-

DESI #8

Dan berhenti meminta maaf!

beat.

24 18 LS

(cont’d)

Low

Angle Still Desi memalingkan badan, nada suaranya merendah.

DESI #9 (CONT’D)

Ini bukan salahmu.

Aku yang terlalu bodoh karena menaruh

banyak harap pada pecundang sepertimu.

(terisak)

Aku yang terlalu naif, sampai terbuai janji

untuk memulai hidup baru denganmu.

25 18 LS

(cont’d)

Low

Angle Still

Desi tertunduk malu pada dirinya sendiri.

Roby berdiri dan mencoba menenangkan Desi. Ia mencoba memegang tangan

Desi dari belakang, namun Desi menolak. Roby memaksa, hendak memeluk

dan mencium Desi. Namun Desi tiba-tiba berbalik, mendorong Roby,

kemudian menamparnya.

-

26 19 MCU Eye

Level Still

Bersamaan dengan itu seorang wanita yang menggendong bayi muncul di

ambang pintu kamar.

Desi mengalihkan pandang dari Roby ke arah wanita itu dan

langsung tertunduk malu hingga membelakangi mereka

-

Page 153: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

162

berdua.

Roby menyusul menatap wanita di pintu, dan dia pun sama malunya.

Roby mulai bergerak mundur, untuk kembali istrinya. Ia mencuri pandang

sekali kepada Desi, tampak merasa bersalah.

27 20 LS Low

Angle Still

Desi menengok untuk melihat apakah Roby telah pergi. Sekeluarnya Roby dari

ruangan, kesedihan Desi tumpah. Ia terduduk pasrah di samping tempat

tidurnya, Ia menunduk, meringkuk, menangis, dan memegangi perutnya.

Di tengah kesedihannya itu, Desi seperti tenang secara perlahan, kemudian Ia

menoleh ke arah amplop.

-

No Shot Visual

Description Dialogue Shot Size Angle Moving

SCENE 2 / EXT / HALAMAN DEPAN PRAKTIK ABORSI / NIGHT

28 21 LS Eye

Level Still

Desi berada di halaman sebuah rumah yang remang-remang. Ia berjalan

mendekati rumah itu, dan mengetuk pintunya. -

29 22 MCU Eye

Level Still

Over the Shoulder Desi.Ketukan pertama, tak ada jawaban.

Desi mengetuk pintu itu sekali lagi, lalu seorang wanita, dengan kulit tangan

yang sudah keriput dan rambut beruban membuka pintu. Perempuan itu

tampak sangat tak ramah. Ia hanya membuka pintu sedikit dan mengintip

melihat Desi.

WANITA TUA #10

Anda siapa?

DESI #11

Saya perlu bicara.

WANITA TUA #12

Ingin bicara apa?

30 23 MCU Eye

Level Still Over the Shoulder Wanita tua

WANITA TUA #12 (CONT’D)

Ini bukan waktunya untuk orang bertamu.

DESI #13

Saya sedang dalam masalah, dan seorang teman

menyarankan saya untuk datang ke sini.

beat.

Page 154: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

163

31 22 MCU Eye

Level Still

Over the Shoulder Desi

Wanita tua itu membukakan pintu untuk Desi. Desi kemudian masuk ke

rumah wanita tua itu.

DESI #13 (CONT’D)

Teman saya menemui Anda sekitar tahun lalu,

waktu itu Ia agak bermasalah, dan Anda

merawatnya di sini.

No Shot Visual

Description Dialogue Shot Size Angle Moving

SCENE 3 / INT / RUANG PRAKTIK ABORSI / NIGHT

32 24 LS Low

Angle Still

Tampak sebuah kamar kecil yang hanya diisi oleh sebuah kasur ukuran satu orang dan meja kecil. Kasur itu diberi seprei tua yang dilapisi sarung,

handuk kecil, dan plastik. Sementara di atas meja terdapat mangkuk berisi

air, kain kasa, selang, suntik, sarung tangan, dan berbotol alkohol dan obat.

Desi memasuki ruangan itu sudah memakai sarung. Ia tidur di atas kasur itu

dengan posisi kaki mengangkang. Kemudian wanita tua menyusul dan

duduk di samping Desi. Desi mengacuhkan wanita tua itu. Ia memandang

kosong ke langit-langit kamar. Tampak cemas dan penuh keraguan.

Wanita tua itu kemudian menoleh ke arah Desi.

WANITA TUA #14

Anak-anak yang malang.

Jadi kau datang cuma seorang diri?

33 24 LS

(cont’d)

Low

Angle Still

Perhatian Desi sekarang menuju ke wanita tua itu. Ia mendengarkan

perkataannya dengan serius, namun tak menjawab pertanyaannya.

Wanita tua itu berbalik dan menoleh ke arah meja di samping tempat tidur.

Wanita tua itu mengambil sarung tangan dan hendak memakainya

WANITA TUA #15 (CONT’D) Kau terperangkap dalam cengkraman lelaki..

kecelakaan.. dan berharap aku yang

membereskan masalahmu?!

34 24 LS

(cont’d)

Low

Angle Still

Desi memalingkan pandangannya ke arah meja kecil di sampingnya. Ia

tampak cemas dan penuh keraguan.

Wanita itu mencuci selang dengan kapas yang sudah diberi alkohol.

-

35 25 MCU Eye

Level Still

Wanita itu mendekat dari arah kaki tempat tidur. Ia duduk di bawah kaki

Desi, dan memasukkan selang ke bagian dalam sarung Desi. Desi meremas

kasur, tampak menahan sakit. -

36 26 CU High

Angle Still

Tampak keringat Desi jatuh berceceran. Wajahnya pucat. Badannya

gemetaran, tangannya tak henti meremas seprei. Ia berteriak kesakitan. -

37 27 ELS High

Angle Still

Desi sudah terbaring lemas. Plastik, handuk, dan sarung yang ditiduri dan

berada di bagian paha Desi sudah dipenuhi oleh darah. Sementara si wanita -

Page 155: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

164

tua sudah duduk kembali di sampingnya. Sarung tangan tunawisma itu

sudah dipenuhi darah. Ia mengeluarkan selang dari sela kaki Desi. Lalu

berdiri dan meletakkan selang yang sudah berdarah itu di mangkuk berisi

air, dan melepaskan sarung tangan. Desi yang masih di tempat tidur

kemudian menangis, memalingkan wajah menjauh dari wanita tua itu, dan

meringkuk tak berdaya.

No Shot Visual

Description Dialogue Shot Size Angle Moving

SCENE 4 – INT. KAMAR YUDA – PAGI

38 28 Mid - Shot Low Angle Still Avi bangun dari tidurnya dan sudah tidak menemukan Yuda di sampingnya. -

No Shot

Visual

Description Dialogue Shot Size Angle Moving

SCENE 5 – INT. KAMAR MANDI – PAGI

39 29 MCU Eye Level Still Avi sudah tidak mngenakan pakaian, Ia menyalakan pancuran air di kamar

mandi, mengecek airnya, berdiri di bawah pancuran, dan mandi. -

No Shot Visual

Description Dialogue Shot Size Angle Moving

SCENE 6 – INT. KAMAR YUDA – SIANG

40 30 ELS Eye Level Still

Tampak satu bagian kamar yang merupakan workspace Yuda. Jam dinding

menunjukkan pukul 12 siang.

Terdengar suara air keran menyala lalu dimatikan

Avi kemudian keluar dari kamar mandi sudah mengenakan dress putih, di

kepalanya ia gelungkan handuk untuk mengeringkan rambutnya.

Ia berhenti sejenak di depan cermin lalu melangkah ke kursi kerja Yuda.

-

Page 156: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

165

41 31 MCU High

Angle Still

Tampak samping. Avi di kursi kerja Yuda memainkan laptop.

Ia membuka handuk di kepalanya, dan mengeringkan rambutnya.

Kemudian Ia bangkit dari duduknya dan melangkah ke arah kamar mandi.

-

42 32 ELS Eye Level Still

Tampak satu bagian kamar yang merupakan workspace Yuda.

Avi keluar dari kamar mandi tanpa mengenakan handuk lagi. Ia berjalan ke

arah rak buku Yuda, memilah dan mengambil sebuah buku, lalu melihat-

lihat buku tersebut sebentar.

Masih dalam posisi berdiri di dekat rak buku, Ia lalu melihat ke arah jam

dinding yang sudah menunjukkan pukul 3 sore.

Kemudian Ia berjalan ke arah tempat tidur, duduk di situ dan mulai

membaca bukunya.

-

43 33 CU High

Angle Still Tampak lembaran buku yang sedang dibaca Avi.

-

44 34 LS Eye Leyel

Still /

Change

Focus

Avi to

Yuda

Avi masih dalam posisinya, membaca buku.

Kemudian terdengar suara pintu kamar dibuka.

Perhatian Avi teralihkan. Ia menegakkan posisi dukduknya, menyambut.

Yuda masuk ke dalam kamar. Ia tampak lemas, wajahnya lebam, dan sedikit

berdarah. Ia berhenti sejenak di dekat rak buku.

Avi bertanya apakah Yuda memberi tahu di mana Ia berada sekarang atau

tidak. Yuda tampak kesal, tidak menjawab pertanyaan itu.

Ia kemudian duduk di tempat tidur di samping Avi.

AVI

#16

Kamu nggak ngasih tahu Ayahku kalau

aku di sini, kan?

45 35 Mid Shot Low Level Still

Tampak depan Avi dan Yuda.

Yuda duduk di tempat tidur di samping Avi.

Sikap Avi melembut. Ia mendekati Yuda, mengambil tisu di meja, dan

mencoba membersihkan darah dari luka Yuda.

AVI #17 (CONT’D)

Ayahku ngomong apa?

YUDA #18

Nggak ada. Ayah kamu bukan orang yang

mudah diajak bicara.

46 36 MCU Eye Level Still Over the Shoulder Avi to Yuda.

Avi mencoba membersihkan darah dari luka Yuda. Yuda tampak kesakitan.

AVI #20 (CONT’D)

Tapi kamu gak lupa sama janji kamu kan?

47 35 Mid Shoot Low Level Still -

YUDA #21

Iya, Vi. Tenang aja. Pasti bakal aku tepatin.

Cuma aku perlu pergi dan ninggalin kamu di

sini sekali lagi.

Page 157: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

166

48 37 MCU Eye Level Still

Over the Shoulder Yuda to Avi

AVI #22

Mau kemana? Aku ikut.

YUDA #23

Aku mau kertemu orang tuaku, nyari tahu apa

mereka bisa merestui pernikahan ini / tidak.

49 35 Mid Shoot Low Level Still

Tampak depan Avi dan Yuda.

Avi hanya hanya tersenyum dan mengangguk tanpa berkata sepatah kata

lagi. Yuda mencium kening Avi, dan pergi meninggalkannya.

YUDA #23 (CONT’D)

Aku juga mau nyari orang yang bisa dibayar

untuk menjadi walimu nanti. Karna itu lebih

baik kalau aku pergi sendiri.

No Shot

Visual

Description Dialogue Shot Size Angle Moving

SCENE 10 – INT. KAMAR YUDA – MALAM

73 48 MLS High

Angle

Dolly

Out

Avi masih duduk memandang kosong di tempat tidur. Ia sudah memegang

amplop tebal coklat di satu tangannya. Sementara Handphone diletakkan

sampingnya.

Tak lama kemudian terdengar suara pintu kamar diketuk. Lamunan Avi

terganggu. Ia bangkit dari duduknya dan menuju pintu kamar.

-

74 49 LS Eye Level Still

Avi mengintip keluar dan membuka pintu. Yang ada di depan pintu ternyata

kenalan Avi yang menjual obat penggugur kandungan yang tadi

dihubunginya.

Avi menukar amplop itu dengan dengan obat dari kenalannya.

Avi menutup pintu lalu ke kamar mandi.

-

Page 158: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

167

No Shot Visual

Description Dialogue Shot Size Angle Moving

SCENE 11– INT. KAMAR MANDI – MALAM

75 50 Mid-Shot Eye Level Still Avi menyalakan air keran lalu duduk di kloset di kamar mandi. Ia

membuka bungkusan obat tersebut, dan menatapnya dengan keraguan. -

76 51 ECU High Angle Still Tampak butiran obat di telapak tangan Avi -

77 52 ECU Low Angle Still Tampak depan wajah Avi dari dahi hingga hidung. Fokus pada kedua mata

Avi. Ia tampak cemas, dan ragu. Tampak pucat. -

78 50 Mid-Shot Eye Level Still

Ia memberanikan diri, mengambil sebutir obat dan menelannya dengan

cepat. Tampak kesedihan di matanya. Lalu 1 butir lagi Ia masukkan lewat

bagian bawah tubuhnya. Ia meringkuk menahan pedih.

-

No Shot Visual

Description Dialogue Shot Size Angle Moving

SCENE 12 – INT. KAMAR YUDA – MALAM

79 53 LS Eye Level Still Tampak workspace dan dinding kamar mandi Yuda.

Avi keluar dari kamar mandi. Ia tampak lemas dan kehilangan harapan, -

80 54 CU High Angle Still Avi berbaring di tempat tidur menunggu obatnya bereaksi. -

No Shot Visual

Description Dialogue Shot Size Angle Moving

SCENE 13 – INT. MOBIL – MALAM

81 55 LS Eye

Level Still

Tampak sebuah mobil terparkir di pinggir jalan. Lampu dalam mobil

dinyalakan, tampak ada 2 orang di dalam mobil. -

82 56 Mid Shot Eye

Level Still

Tampak depan Yuda dan Desi di dalam mobil. Yuda duduk di kursi

pengendara, sementara Desi duduk di kursi penumpang.

Desi kemudian mengambil handphone dan menelepon seseorang.

Lalu seseorang di ujung telepon menjawab panggilannya.

AYAH AVI #50 (V.O)

Halo..

DESI #51

Halo. Ini aku, Mas.

AYAH AVI #52 (V.O)

Page 159: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

168

Oh iya. Ada apa?

DESI #52

Saya cuma mau tanya, Avi kemana?

83 57 MCU Eye

Level Still MCU Desi

AYAH AVI #53 (V.O)

Avi. Terakhir dia pergi pagi tadi, tapi sampai saat

ini belum pulang ke rumah juga. Sekarang, saya

tidak tahu dia di mana.

DESI #54

Apa maksud kamu dengan tidak tahu? Kenapa

kamu bersikap seolah tidak peduli seperti itu?

AYAH AVI #55 (V.O)

Bukan tidak peduli. Saya benar-benar tidak tahu..

Jangan salahkan saya jika Avi bersikap liar seperti

itu. Bagaimana pun juga dia itu anakmu, wajar saja

jika sifatmu menurun kepadanya.

DESI #56

Tapi dia anakmu juga!

84 56 Mid Shot Eye

Level Still

Tampak depan Yuda dan Desi di dalam mobil. Yuda duduk di kursi

pengendara, sementara Desi duduk di kursi penumpang.

AYAH AVI #57 (V.O)

heh.. Maaf sebelumnya, tentang hal itu, sebenarnya

saya tidak begitu yakin. (BEAT)

Kamu tahu apa yang sudah saya ketahui tentangmu,

tentang kelakuanmu dulu.

85 57 MCU Eye

Level Still

Close up Desi

Sambungan telepon ditutup. Desi tampak kesal, marah, dan penuh

rasa curiga.

AYAH AVI #57 (V.O) (CONT’D)

Bisa saja kan, Avi itu hasil dari hubunganmu

dengan... entah yang mana lah itu.

(Beat)

Seharusnya kau itu berterimakasih, karna saya

masih sudah menampung dan menghidupi “anak

harammu” itu secara cuma-cuma.

86 56 Mid Shot Eye

Level Still

Tampak depan Yuda dan Desi di dalam mobil.

Yuda yang menunggu sedari tadi sudah terlihat tidak sabar.

Desi memberi teleponnya kepada Yuda.

YUDA #58

Kita jalan sekarang apa bagaimana?

DESI #59

cari tahu dulu keadaan Avi sekarang.

Page 160: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

169

No Shot Visual

Description Dialogue Shot Size Angle Moving

SCENE 14 – INT. KAMAR YUDA – MALAM

87 57 CU High Angle Still Avi yang berbaring tampak kesakitan memegang

perutnya, obatnya mulai bereaksi. -

88 58 LS Eye Level Still

Ia lalu turun dari tempat tidur dan sedikit berlari ke

kamar mandi. Tak lama setelah itu, handphone di kasur

Avi berdering. 3 kali.

-

No Shot Visual

Description Dialogue Shot Size Angle Moving

SCENE 15 – INT. MOBIL – MALAM

89 56 Mid-Shot Eye

Level Still

Tampak depan Yuda dan Desi di dalam mobil. Yuda duduk di

kursi pengendara, sementara Desi duduk di kursi penumpang.

Yuda menutup telepon, dan dengan santai berkata

YUDA #60

Mungkin dia lagi tidur,

lebih baik kita ke sana mengeceknya langsung.

DESI #61

Anda tahu, selama ini Avi membenci saya.

90 59 MCU Eye

Level Still Over the Shoulder Yuda to Desi

DESI #61 (CONT’D)

Saat ini keadaannya pun sedang berantakan.Saya tidak

mau dia mengamuk melihat saya di sana, dan akhirnya

malah kabur ke tempat yang lebih tidak jelas lagi.

91 56 Mid-Shot Eye

Level Still

1. Tampak depan Yuda dan Desi di dalam mobil.Yuda dengan

terpaksa mencoba menelepon sekali lagi. Ia seperti berusaha

mengingat-ingat nomor yang ingin Ia hubungi

1. DESI #61 (CONT’D)

Sekarang saya minta Anda lakukan tugas Anda

dengan baik, bagaimana pun caranya, cari tahu dulu

bagaimana keadaan Avi sekarang.

92 60 MCU Eye

Level Still

Close Up Yuda.

Seseorang di di ujung telepon yang lain menjawab panggilan

Yuda.

YUDA #62

Halo.. Teteh Mirna?

TETEH #63 (V.O)

Iya. Ini dengan siapa ya?

YUDA#64

Ini saya, Teh. Yuda.

Page 161: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

170

TETEH #65 (V.O)

Oh.. mas Yuda. Ada apa tuh mas?

YUDA #66

Ibu lagi di mana?

TETEH #67 (V.O)

Saya lagi di luar, mas.

YUDA #68

Oalah..

93 56 Mid Shot Eye

Level Still

Tampak depan Yuda dan Desi di dalam mobil.

YUDA #68 (CONT’D)

pulangnya masih lama ya, Teh? Saya mau minta

tolong. Teteh bisa ke kamar? Pacar saya lagi di

kamar tapi ditelpon gak diangkat-angkat. Saya

cuma mau tau keadaannya.

TETEH #69 (V.O)

Oh, teh Avi ya?

YUDA #70

Iya, kok Teteh tau?

TETEH #71 (V.O)

Tadi siang saya ketemu,

94 60 MCU Eye

Level Still

Close up Yuda

Yuda panik setelah mendengar apa yang dikatakan Teteh di

telepon.

waktu saya nyariin mas di kamar. Saya mau kasi tau

kalo tadi tante Desi datang, karena masnya gak ada

jadi saya nitip aja pesannya sama Teh Avi.

YUDA #72

Ibu bilang gitu ke Avi??

TETEH #73 (V.O)

Iya, ada yang salah mas?

95 56 Mid Shot Eye

Level Still

Tampak depan Yuda dan Desi di dalam mobil.

Terlihat jelas perubahan ekspresi Yuda yang tadinya santai

menjadi begitu panik. Ia buru-buru menutup teleponnya dan

menyiapkan kendaraannya. Desi juga ikutan cemas.

YUDA #74 (CONT’D)

Nggak ada. Makasih teh.

96 61 LS Eye

Level Follow

Tampak sebuah mobil terparkir. Lampu mobilnya menyala, dan

bergerak dengan cepat. -

Page 162: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

171

No Shot Visual

Description Dialogue Shot Size Angle Moving

SCENE 16 – INT. KAMAR YUDA – MALAM

97 62 LS Eye

Level

Still to

Follow

Tampak workspace, tempat tidur, dan dinding kamar mandi Yuda. Kamar Yuda

tampak kosong.

Terdengar suara air keran yang mengalir.

Yuda dan Desi memasuki pintu kamar dengan paksa, dan mencari-cari Avi.

Mereka berdua tampak panik.

Yuda membuka kamar mandi, dan tampak semakin panik. Ia terburu-buru karena

menemukan Avi di kamar mandi. Desi tampak lemas melihat Avi, Ia menyusul

masuk ke kamar mandi. Terdengar suara Desi yang histeris. Bertahan di situ

beberapa saat.

Lalu Yuda keluar dari kamar mandi. Ia gemetaran. Tangannya penuh darah. Yuda

lalu berlari keluar kamar dan mengetuk pintu tetangga depan kamarnya. Beberapa

saat kemudian tetangganya keluar. Yuda dan tetangganya berbicara sebentar. Lalu

dengan terburu-buru menuju kamar Yuda. Tetangga Yuda langsung masuk ke

kamar mandi. Sementara Yuda hanya menunggu di depan pintu kamar mandi.

Tak lama kemudian suara Desi pecah, Ia berteriak histeris. Yuda pun tiba-tiba

terpukul mundur dari posisi awalnya. Ia terpuruk sedih, gemetaran. Kemudian

Handphone di kasur Avi berdering, Yuda tak menghiraukannya. Ia masih larut

dengan perasaannya sendiri.

Telepon Avi berdering sekali lagi, perhatian Yuda mulai terambil. Yuda berjalan

ke kasur dan mengecek handphone Avi.

-

98 63 ECU High

Angle Still Tampak di layar handphone Avi, panggilan dari Ayah. -

99 62 LS Eye

Level Still

Tampak workspace, tempat tidur, dan dinding kamar mandi Yuda.

Yuda mengangkat telepon itu tanpa suara. (Di belakang Yuda kita melihat Desi

juga keluar dari kamar mandi). Kita melihat perubahan ekspresi di wajah Yuda.

Ia berang.

Yuda langsung menutup telepon, mengambil sesuatu di laci meja kerjanya dan

-

Page 163: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

172

berlari keluar dari kamar.

Desi yang melihat perubahan Yuda itu tampak penasaran, Ia berjalan mendekati

kasur dan mengambil handphone Avi. Ia berjalan mengitari tempat tidur dan

berhenti di depan jendela kamar Yuda yang terbuka.

Desi mengecek handphone Avi. Melihat panggilan terakhir, dan mengecek isi

pesannya.

100 63 CU Low

Angle Still

Kita melihat perubahan ekspresi di wajah Desi setelah membaca pesan dari Ayah

Avi. Ia kaget dan sedih bukan kepalang. -

101 64 LS Eye

Level

Dolly

Out

+

Track

Left

Tampak bagian jendela kamar Yuda yang terbuka.

Desi terduduk pasrah di kasur, menghadap ke jendela di depannya

(membelakangi kamera). Ia histeris sekali lagi, terisak tangis di tempat tidur.

Tatapannya kosong, dan dia melihat jendela yang terbuka lebar di depannya. Ia

berjalan ke arah jendela tersebut, sementara kamera berjalan menjauh hendak

keluar dari kamar.

Desi berhenti persis di depan jendela untuk beberapa saat, bersamaan dengan itu

kamera sudah keluar dari kamar dan berbelok.

-

Page 164: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

173

SPESIFIKASI ALAT

Gambar IV.01

Spesifikasi Sony PXW-FS5 XDCAM

Imaging System : SensorSuper 35mm Single-Chip 11.6MP Exmor CMOS

Effective Picture Size (H x V) :3840 x 2160

LCD Monitor : 3.5″ / 8.8 cm

Approx: 1.56M dots

Viewfinder : 0.39″ / 0.99 cm OLED

Approx: 1.44M dots

ND Filter : Variable: 1/4 to 1/128

Presets: Clear, 1/4, 1/26, 1/64

Sensitivity : ISO Rating: 3200 (S-Log3 Gamma)

Lux: 2000 lx, 89.9% reflectance

Video Gamma: T14(3840 x 2160 @ 23.98p mode, 3200K)`

Min. Illumination : 60i: 0.16 lx (iris f/1.4, gain auto, shutter speed 1/24)

50i: 0.18 lx (iris f/1.4, gain auto, shutter speed 1/25)

Page 165: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

174

S/N Ratio 57 db (Y) (typical)

Shutter Speed : 60i: 1/8 to 1/10,000

50i/24p:1/6 to 1/10,000

Gain Selection : 0, 3, 6, 9, 12, 15, 18, 24,27, 30dB, AGC

Power Requirement : Battery Pack: 14.4 VDC

AC Adapter: 12 VDC

Power Consumption : NTSC: Approx 11.8W

PAL: Approx 11.5W

Note: While recording with LCD on, EVF off, when external

device connector is not used.

Dimensions : Body Only: 4.50 x 5.13 x 6.88″ / 11.43 x 13.02 x 17.46

cm (approx)

Body, Lens & Accessories: 7.38 x 8.63 x 6.88″ / 18.73 x

21.91 x 17.46 cm (with 18 to 105mm lens, lens hood, large

eyecup, LCD viewfinder, top handle, grip)

Weight : Body Only: 29.2 oz / 827.8 g

Body, Lens & Accessories: 4.9 lb / 2.23 kg (with 18 to

105mm lens, lens hood, large eyecup, LCD viewfinder, top

handle, grip)

Page 166: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

175

Gambar IV.02

Sony A7S II

- 12.2MP Full-Frame Exmor CMOS Sensor

- BIONZ X Image Processor

- Internal UHD 4K30 & 1080p120 Recording

- S-Log3 Gamma and Display Assist Function

- 5-Axis SteadyShot INSIDE Stabilization

- 0.5″ 2.36m-Dot XGA OLED Tru-Finder EVF

- 3.0″ 1,228,800-Dot Tilting LCD Monitor

- Up to 5 fps Shooting and ISO 409600

- Fast Intelligent AF, 169 AF Points

- Built-In Wi-Fi with NFC

Page 167: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

176

Gambar IV.03

Sony FE 24-70mm F2.8 GM

- E-Mount Lens/Full-Frame Format

- Aperture Range: f/2.8 – f/22

- Nano AR Coating

- Direct Drive Super Sonic Wave AF Motor

- Focus Hold Button; Internal Focus

- AF/MF Switch; Zoom Lock Switch

- Dust & Moisture-Resistant Construction

- 9-Blade Circular Diaphragm

SONY FE 35mm F/1.4

- E-Mount Lens/Full-Frame Format

- Aperture Range: f/1.4 to 16

- One AA & Three Aspherical Elements

- Zeiss T* Anti-Reflective Coating Gambar IV.04

Page 168: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

177

FLOOR PLAN

Gambar IV.05 –

Floor Plan Kamar

Losmen

Gambar IV.06 –

Floor Plan Kamar

Losmen

Page 169: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

178

Gambar IV.07 –

Floor Plan Kamar

Yuda

Gambar IV.08 –

Floor Plan Taman

Page 170: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

179

Gambar IV.09 –

Floor Plan Kamar Yuda

Gambar IV.10 –

Floor Plan Lorong

Depan Kamar Yuda

Page 171: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

180

Gambar IV.11 –

Floor Plan Jalan Raya

Gambar IV.12 –

Floor Plan Kamar

Mandi

Page 172: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

181

3.5. Proses Kerja Editor

Proses pengambilan gambar telah selesai dan setelahnya produksi film

memasuki tahap editing. Dalam tahap ini shot-shot yang telah diambil dipilih,

diolah, dan dirangkai hingga menjadi satu rangkaian kesatuan yang utuh.

Menurut (Himawan Pratista, 2017:169), pengertian editing televisi sendiri

adalah proses menyusun, memanipulasi, dan merangkai ulang rekaman video

(master tape) menjadi suatu rangkaian cerita yang baru (sesuai naskah) dengan

memberikan penambahan tulisan, gambar, atau suara sehingga mudah dimengerti

dan dapat dinikmati pemirsa.

Oleh karenanya seorang editor membutuhkan intensitas kerja yang sangat

tinggi, karena pada tahapan inilah yang akan menentukan hasil yang telah dibuat.

Maka dari itu, di sini penulis membaca lagi treatment yang telah dibuat dan

menyusun gambar-gambar yang ada agar program drama televisi yang diinginkan

sesuai dengan apa yang dirancang sejak awal.

Editing adalah salah satu elemen yang paling penting dalam sebuah

produksi film. Editing yang bagus bisa membuat film yang biasa-biasa saja

menjadi terlihat lebih bagus, begitupun sebaliknya. Seorang editor juga sering

disebut sebagai sutradara kedua dalam sebuah film. Semua produksi film pada

dasarnya akan melewati proses editing diakhir, susunan dalam struktur film, cara

cerita dituturkan, membangun emosi dan karakter para pemain, serta pesan dari

film tersebut harus bisa dipahami oleh seorang editor.

Page 173: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

182

3.5.1. Pra Produksi

Editor adalah orang yang melakukan penyuntingan gambar pada pasca

produksi. Jadi, editor bekerja setelah produksi selesai. Namun kini editor sudah

dilibatkan bahkan sebelum produksi dimulai oleh produser dan sutradara,

editor diminta untuk menerapkan konsep editing apakah yang akan digunakan

pada saat nanti akan melakukan penyuntingan gambar. Pada tahapan pra

produksi, penulis diharapkan sudah mengambil bagian untuk memberi

masukan kepada sutradara dalam suatu pengemasan karya yang akan dibuat

untuk perencanaan tahapan produksi nantinya. Setelah ide ditemukan oleh

produser dan disepakati bersama untuk dijadikan karya tugas akhir dan pada

akhirnya penulis naskah mulai mengembangkan ide tersebut.

Maka treatment yang telah dibuat penulis naskah diberikan kepada

penulis untuk dibaca, pelajari dan dipahami. Setelah treatment dibaca dan

dipahami, penulis beserta rekan lainnya berkumpul untuk membahas konsep

yang diinginkan oleh sutradara, dan ikut memberikan saran pada sutradara

dalam suatu gaya pengemasan. Pada tahap ini, penulis sebagai seorang editor

sudah merencanakan sistem kerja seperti apa yang akan diterapkan pada proses

pembuatan program drama televisi yang berjudul “The Lies We Believe” ini

nantinya.

3.5.2. Produksi

Menurut (Himawan Pratista, 2017), “definisi editing pada tahap produksi

adalah proses pemilihan serta penyambungan gambar-gambar yang telah

diambil.”

Page 174: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

183

Pada tahap ini telah melibatkan kru bagian lain yang bersifat teknis.

Dalam tahap produksi editor dapat membantu atau mengawal sutradara dalam

hal shot yang akan diambil agar jangan sampai terlewat. Editor juga

bertanggungjawab untuk mengawasi pendistribusiasn dan kondisi materi

produksi sampai ke meja editing.

Dalam tahap ini, penulis tidak memiliki tugas dan kewajiban khusus,

dalam proses produksi penulis hanya membantu mengawasi dan mengingatkan

sutradara dalam proses pengambilan gambar apabila ada beberapa shot yang

terlewatkan. Penulis juga akan berkordinasi dengan penata artistik mengenai

Color Harmony yaitu mengenai konsep warna artistik yang digunakan dalam

proses produksi film seperti pemilihan warna barang-barang dalam set yang

digunakan, pemilihan warna baju pemain, dan warna yang ada di lokasi

produksi. Koordinasi tersebut bertujuan untuk memudahkan proses Color

Grading (pemberian warna untuk film) dalam proses editing.

Keterlibatan penulis dalam tahap produksi ini akan memudahkan penulis

dalam tahap pasca nantinya karena sudah mendapatkan gambaran dari proses

pengambilan gambar pada saat proses produksi.

3.5.3. Pasca Produksi

Menurut (Himawan Pratista, 2017), “definisi editing pada pasca produksi

adalah teknik-teknik yang digunakan untuk menghubungkan tiap shot-nya.”

Dalam hal ini seorang editor dibutuhkan untuk menggabungkan shot hingga

menjadi sebuah scene atau adegan. Peranan editor di sini juga merupakan

proses paling akhir dalam pembuatan suatu karya audio visual.

Page 175: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

184

Dalam proses ini editor memegang peranan penting dalam penyusunan

gambar hingga menjadi satu kesatuan cerita yang utuh dan sesuai dengan cerita

yang diinginkan. Bisa dibilang tahap ini penting dalam produksi program.

Proses editing ini bisa menjadi proses yang sangat kompleks yang melibatkan

peralatan digital, tahap ini meliputi banyak hal seperti offline editing, online

editing, dubbing, mixing,dan sub titling.

Meskipun tidak mutlak editor terlibat dalam tahap pra produksi dan

produksi, tetapi ini akan menjadi saran yang baik agar dalam proses pengeditan

dan proses shooting berjalan lancar. Keberadaan seorang editor juga dapat

menjadi penasihat, karena biasa seorang sutradara memerlukan pertimbangan

teknik khususnya untuk hasil karya visual.

Di tahap ini editor juga akan mempersiapkan backsound atau musik

instrumen untuk program drama televisi ini. Lalu CD-R atau DVD-R kosong

yang nantinya digunakan untuk mentransfer hasil karya yang telah melewati

proses editing.

3.5.4. Peran dan Tanggung Jawab Editor

Pada dasarnya penulis sebagai editor bertanggungjawab dalam

menentukan proses kerja yang akan diterapkan selama pasca produksi

berlangsung. Menentukan susunan shot yang akan digunakan dengan

mendiskusikan kepada sutradara. Penulis juga bertanggung jawab penuh atas

penyelesaian hasil akhir suatu karya audio visual.

Page 176: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

185

3.5.5. Proses Penciptaan Karya

a. Konsep Kreatif

Tujuannya yaitu untuk menciptakan kesinambungan antara shot yang

satu dengan shot yang berikutnya. Sehingga meyakinkan penonton bahwa

gambar yang mereka lihat memang berkesinambungan. Karna karya Tugas

Akhir ini adalah film drama televisi, artinya penulis harus bisa

menghasilkan audio visual yang menarik dengan menggunakan transisi,

teknik editing, dan lainnya secara maksimal agar menghasilkan gambar

yang bagus dan layak untuk ditonton.

b. Konsep Produksi

Penulis pada konsep produksi lebih mengikuti naskah atau treatment

yang telah dibuat agar program drama televisi yang diinginkan sesuai

dengan apa yang dirancang sejak awal dan juga agar tidak melenceng dari

konsep editing yang telah dibuat.

Konsep editing pada drama televisi yang berjudul “The Lies We

Believe” ini akan menggunakan konsep editing cut to cut dengan diisi

beberapa musik ilustrasi dan beberapa sound effect untuk memperjelas

atau menambah kekuatan gambar yang terlihat pada film drama tersebut.

c. Konsep Teknis

Untuk menunjang hasil karya yang bagus diperlukan peralatan dan

perlengkapan teknis yang bagus pula. Dalam drama televisi “The Lies We

Believe” ini penulis mengunakan seperangkat komputer, laptop, dan

beberapa software untuk menghasilkan karya yang maksimal.

Page 177: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

186

3.5.6. Kendala Produksi dan Solusinya

Masalah yang editor alami pada saat melakukan proses pembuatan karya

film drama televisi “The Lies We Believe” ini di antaranya:

1) Pada saat menentukan konsep editing untuk program drama televisi “The

Lies We Believe” ini, penulis mengalami kesulitan dalam mendapatkan

gambaran visual seperti apa nanti konsep editing yang akan dibuat penulis

sebagai seorang editor. Solusinya penulis mencari referensi gambar dari

beberapa film drama yang memiliki shot-shot atau angle yang editing-nya

menarik, dan mencari beberapa genre film yang sama dengan cerita dalam

film ‘The Lies We Believe” ini.

2) Kendala penulis pada saat pasca produksi, yaitu kesulitan saat

penyambungan beberapa potongan video yang di-cut di tengah-tengah

adegan karena posisi talent pada pemotongan adegan berubah-ubah,

sehingga penyatuan video terasa kurang sesuai. Solusi untuk

menyesuaikan kendala ini dilakukan beberapa kali cutting yang dilakukan

hingga dirasa cutting sudah cukup pas. Namun dari beberapa revisi cutting

yang dilakukan ini menimbulkan kendala baru, yaitu audio yang sudah

dimasukkan dirapikan ulang oleh sebab itu penulis membutuhkan waktu

edit lebih lama dari biasanya.

Page 178: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

187

3.5.7. Lembar Kerja Editor

1) Spesifikasi Editing

2) Laporan Editing

3) Logging Picture

4) Proses Pembuatan ID Program

Page 179: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

188

SPESIFIKASI EDITING

- Editing Offline

1. Unit : Lenovo Ideapad 300

2. Prosesor : Intel Core i3-N3150 (2.4 GHz)

3. Memori Grafis : Nvidia Geforce 705M 1GB

4. Kapasitas RAM : 8GB DDR3 memory

5. Memori Internal : 500GB Serial ATA 5400 RPM

6. Sistem : System Windows 64 Bit

- Software yang digunakan:

1. Adobe premiere pro CC 2018

2. DaVinci Resolve 15

3. Adobe Audition 2019

Page 180: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

189

EDITOR TREATMENT

Production Company: BSI/Lakuna Pictures Produser : Endang Sukarja

Project Title : The Lies We Believe Director : Ismaya Kahar

Durasi : 20 Menit Editor : Rizki Maulana

Table.III.01

No Scene EXT

/INT

Shot

Size Visual Audio SFX Transisi Video Effect Durasi

1 - - - Color Bar Tone - Cut to - 5”

2 - - - Logo UBSI - Cut to - 5”

3 - - - ID Program - Cut to - 5”

4 - - - Universal Coutdown Countdown

Tone - Cut to - 5”

5 - - - “Lakuna Pictures Present” - - Cut To - 5”

6 1 INT LS

Tampak vas bunga dan asbak

rokok di atas meja.

Kamera zoom out

Tampak Desi melihat ke arah

jendela

Backsound - Cut to

Colour

Grading, Zoom

out, Transit ion

40”

7 1 INT CU

Desi mencari barang di tas

barel dan memakai minyak

wanginya

Ambience - Cut to Colour Grading 15”

8 1 INT CU Desi menyalakan rokok dan

mulai menghisapnya Ambience - Cut to Colour Grading 16”

9 1 INT MCU Raut wajah desi gelisah dengan

rokok di tangan Ambience - Cut to Colour Grading 10”

10 1 INT MS Desi beranjak dari tempat tidur

dan menuju jendela kamar Ambience - Cut to Colour Grading 29”

11 1 INT MCU

Desi gelisah, melihat jam,

mengisah rokok, lalu Ia melihat

ke arah luar jendela dan

tersenyum karena roby datang

sejenak. Kemudian tampak

panik.

Ambience - Cut to Colour Grading 20”

12 1 INT ECU Rokok dimatikan di asbak Ambience - Cut to Colour Grading 2”

13 1 INT MCU Desi duduk dengan raut wajah

gelisah, Roby memasuki kamar Ambience

Musik

Ilustrasi Cut to Colour Grading 15”

14 1 INT MS Roby duduk, Desi beranjak

menuju jendela, menegur Desi

Ambience

+

Dialog

Foley

Langkah

kaki

Cut to Colour Grading 38”

15 1 INT MCU Desi berbicara dengan Roby Dialog - Cut to Colour Grading 25”

Page 181: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

190

16 1 INT MS Desi berbicara dengan Roby Dialog - Cut to Colour Grading 1’30”

17 1 INT MS Roby meninggalkan Desi Ambience

Foley

Langkah

kaki

Cut to Colour Grading 10”

18 2 EXT LS Desi menuju pintu rumah aborsi Ambience - Cut to Colour Grading 15"

19 2 INT MS Desi menuju tempat tidur dan

berbicara dengan nenek aborsi Dialog - Cut to Colour Grading 30”

20 2 INT MS Tamak raut wajah cemas Desi

berbicara dengan wanita tua Dialog - Cut to Colour Grading 5”

21 2 INT MS Desi melakukan aborsi Ambience - Cut to Colour Grading 60”

22 3 INT MS Avi bangun dari tidurnya Ambience - Cut to Colour Grading 10”

23 3 INT MS Avi berada di kamar mandi Ambience - Cut to Colour Grading 8”

24 3 INT LS

Avi keluar dari kamar mandi

mengambil buku dan menuju

kasur

Ambience - Cut to Colour Grading 20”

25 3 INT MS

Avi sedang membaca, yuda

masuk dengan wajah babak

belur

Dialog - Cut to Colour Grading 2’10”

26 4 INT LS

Yuda keluar dari kamar dan

berjalan menjauh di lorong

depan kamar

Ambience

Foley

Langkah

Kaki

Cut to Colour Grading 5”

27 5 INT MS Avi membaca buku Ambience - Cut to Colour Grading 5”

28 5 INT MS

Teteh kost mengetuk pintu, dan

Avi beranjak dari tempat tidur

menuju pintu

Ambience Foley pintu

diketuk Cut to Colour Grading 15”

29 5 INT MCU Avi berbicara dengan ibu kost Dialog - Cut to Colour Grading 2’11”

30 6 EXT LS

Establish taman di sore hari,

Desi datang dan duduk di

bangku taman

Ambience - Cut to Colour Grading 15”

31 6 EXT MCU Yuda datang menghampiri avi Ambience - Cut to Colour Grading 8”

32 6 EXT MS Yuda berbicara dengan Desi Dialog - Cut to Colour Grading 2’05”

33 7 EXT LS Establish tampak luar kostan

Yuda Voice Over - Cut to Colour Grading 10”

34 8 INT MS Raut wajah avi gelisah dan

memgang sebuah amplop Ambience - Cut to Colour Grading 6”

35 8 INT MS

Penjual obat datan, avi

menghampiri dan masuk kamar

mandi

Ambience - Cut to Colour Grading 17”

36 9 EXT MS Tampak Yuda dan desi berada

di dalam mobil Ambience - Cut to Colour Grading 10”

37 9 EXT MCU Desi berbicara melalui telfon

dengan Ayah Avi Monolog - Cut to Colour Grading 1’15”

38 9 EXT LS Yuda panik, mengebut mobil Ambience - Cut to Colour Grading 3”

Page 182: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

191

39 10 INT LS

Yuda mendobrak pintu

kamarnya, dan masuk bersama

Desi. Yuda langsung menuju ke

kamar mandi

Musik

Ilustrasi - Cut to Colour Grading 10”

40 10 INT ECU Yuda keluar dari kamar mandi

dengan tangan penuh darah

Musik

Ilustrasi - Cut to Colour Grading 5”

41 10 INT MCU Yuda terpuruk lemas Musik

Ilustrasi - Cut to Colour Grading 14”

42 10 INT MS Telepon berdering dan Yuda

menghampiri

Musik

Ilustrasi - Cut to Colour Grading 25”

43 10 INT ECU Telepon berdering, tampak dari

Ayah Avi

Musik

Ilustrasi - Cut to Colour Grading 3”

44 10 INT MCU

Yuda mengangkat telfon dan

keluar kamar dengan raut wajah

marah

Musik

Ilustrasi - Cut to Colour Grading 30”

45 10 INT MLS Desi bingung dan mencoba

melihat isi dari telepon Avi

Musik

Ilustrasi - Cut to Colour Grading 20”

46 10 INT MCU Desi membacar pesan singkat

dari Ayah Avi

Musik

Ilustrasi - Cut to Colour Grading 15”

47 10 INT LS

Desi tertunduk lemas karna

tidak percaya, lalu perlahan

menuju kea rah jendela

Musik

Ilustrasi - Cut to Colour Grading 30”

48 - - - Credit title Musik

Ilustrasi - - - 30”

49 - - - Copyright - - - - 4”

50 - - - CV Crew - - - - 35”

51 - - - Behind The Scene - - - - 47”

Page 183: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

192

LOGGING PICTURE

Production Company : BSI / Lakuna Pictures Produser : Endang Sukarja

Project Title : The Lies We Believe Director : Ismaya Kahar

Durasi : 20 Menit Editor : Rizki Maulana

Table.III.02

No Logging Time Video Audio Remark

1 00:00:00:00-00:00:05:00 Color Bar Tone

2 00:00:05:00-00:00:10:00 Logo BSI

3 00:00:10:00-00:00:15:00 ID Program

4 00:00:15:00-00:00:25:00 Universal Countdown

5 00:00:25:00-00:00:31:00 Lakuna Pictures Present

6 00:00:31:00-00:01:02:00 Tampak vas bunga dan asbak rokok diatas meja,

kamera zoom out, tampak desi melihat kearah jendela

Backsound

7 00:01:02:00-00:01:15:00 Desi mencari barang ditas barel dan memakai minyak

wangi

Ambience

8 00:01:15:00-00:01:39:00 Desi menyalakan rokok dan mulai menghisapnya Ambience

9 00:01:39:00-00:01:55:00 Raut wajah desi gelisah dengan rokok ditangan Ambience

10 00:01:55:00-00:02:15:00 Desi mulai beranjak dari tempat tidur menuju jendela

kamar

Ambience

11 00:02:15:00-00:02:40:00 Desi melihat kearah luar jendela dengan

raut wajah senang karena roby dating

Ambience

12 00:02:40:00-00:02:41:00 Rokok dimatikan diasbak Ambience

13 00:02:41:00-00:02:50:00 Desi kembali duduk dengan raut wajah cemas, roby

masuk

Ambience

14 00:02:50:00-00:03:00:00 Roby duduk, desi beranjak kembali menuju jendela Ambience

15 00:03:00:00-00:04:00:00 Desi berbicara dengan roby Dialog

16 00:04:00:00-00:40:00:00 Desi berbicara dengan roby Dialog

17 00:04:40:00-00:04:55:00 Roby pergi meninggalkan desi Ambience

18 00:04:55:00-00:05:00:00 Desi menuju pintu rumah aborsi Ambience

19 00:05:00:00-00:05:10:00 Desi masuk kerumah aborsi Ambience

20 00:05:00:00-00:05:50:00 Desi menuju tempat tidur dan berbicara dengan

nenek penggugur kandungan

Dialog

21 00:05:50:00-00:05:55:00 Tampak raut wajah cemas desi Ambience

22 00:05:55:00-00:06:55:00 Desi melakukan aborsi Ambience

23 00:06:55:00-00:07:05:00 Avi terbangun dari tidurnya Ambience

24 00:07:05:00-00:07:10:00 Avi berada dikamar mandi Ambience

25 00:07:10:00-00:07:25:00 Avi keluar dari kamar mandi mengambil buku dan

menuju kasur

Ambience

26 00:07:25:00-00:07:35:00 Avi sedang membaca, yuda masuk dengan wajah

babak belur

Ambience

Page 184: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

193

27 00:07:35:00-00:08:30:00 Avi berbicara dengan yuda Dialog

28 00:08:30:00-00:08:35:00 Yuda keluar kamar Ambience

29 00:08:35:00-00:08:40:00 Avi membaca buku Ambience

30 00:08:40:00-00:08:50:00 Ibu kost mengetuk pintu, dan avi beranjak dari

tempat tidur menuju pintu

Ambience

31 00:08:50:00-00:09:30:00 Avi berbicara dengan ibu kost Dialog

32 00:09:30:00-00:09:10:00 Suasana taman disore hari, desi datang dan duduk Ambience

33 00:09:10:00-00:09:15:00 Yuda datang menghampiri desi Ambience

34 00:09:15:00-00:09:40:00 Yuda berbicara dengan desi Dialog

35 00:09:40:00-00:10:00:00 Yuda berbicara dengan desi Dialog

36 00:10:00:00-00:10:05:00 Establish suasana rumah dimalam hari Ambience

37 00:10:05:00-00:10:15:00 Raut wajah avi gelisah dan memegang sebuah

amplop coklat

Ambience

38 00:10:15:00-00:10:40:00 Penjual obat datang mengetuk pintu, avi mengampiri

menukar amplop dengan sebuah kantong kecil lalu

masuk ke kamar mandi

Ambience

39 00:10:40:00-00:10:50:00 Avi berada ditempat tidur dengan raut wajah gelisah

menunggu obatnya bereaksi

Ambience

40 00:10:50:00-00:11:00:00 Yuda dan desi berada dimobil Ambience

41 00:11:00:00-00:11:50:00 Desi berbicara dengan ayah avi melalui telephone Dialog

42 00:11:50:00-00:12:00:00 Avi kesakitan, memegang perut lalu beranjak dari

tempat tidur menuju kamar mandi

Ambience

Backsound

43 00:12:00:00-00:12:40:00 Yuda dimobil berusaha menghubungi avi, avi tidak

merespon lalu yuda dan desi pergi menuju kost

dengan raut wajah cemas

Ambience

Backsound

44 00:12:40:00-00:14:00:00 Yuda dan desi masuk kamar dan melihat avi tidak

ada, dan ternyata sudah dikamar mandi

Ambience

Backsound

45 00:14:00:00-00:14:30:00 Yuda keluar dengan tangan penuh darah Ambience

Backsound

46 00:14:30:00-00:16:00:00 Yuda terjatuh, handphone avi bordering lalu yuda

menghampiri

Ambience

Backsound

47 00:16:00:00-00:16:10:00 Telfon dari ayah Ambience

Backsound

48 00:16:10:00-00:16:40:00 Yuda mengangkat telfon tanpa berbicara dengan raut

wajah kesal

Ambience

Backsound

49 00:16:40:00-00:17:20:00 Yuda membanting handphone lalu mengambil

sesuatu di laci meja kemudian pergi

Ambience

Backsound

50 00:17:20:00-00:18:00:00 Desi heran lalu mencoba melihat isi dari handphone

tersebut

Ambience

Backsound

51 00:18:00:00-00:18:30:00 Desi melihat sms dari ayah

Ambience

Backsound

52 00:18:30:00-00:19:20:00 Desi tidak percaya lalu terduduk lemas

Ambience

Backsound

53 00:19:20:00-00:20:00:00 Desi beranjak menuju jendela kamar

Ambience

Backsound

Page 185: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

194

PROSES PEMBUATAN ID PROGRAM

1. Colour Bar

2. Logo UBSI

3. ID Program

Page 186: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

195

4. Counting Leader

5. Content

6. Credit Tittle

Page 187: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

196

7. Copyright

8. CV Crew

9. Behind The Scene

Page 188: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

197

3.6 Proses Kerja Penata Cahaya

Menurut (Himawan Pratista, 2017:109), “tanpa cahaya, sebuah benda tidak

akan terwujud. Tanpa cahaya, sebuah program drama televisi tidak akan terwujud.”

Seluruh gambar yang ada bias dikatakan manipulasi cahaya. Cahaya membentuk

sebuah benda serta dimensi ruang. Tata cahaya dalam sebuah drama televisi secara

umum dapat dikelompokan menjadi empat unsur, yakni kualitas, arah, sumber, serta

warna cahaya . Penulis juga bertanggung jawab atas tidak perubahan tempat .

Menurut (Tommy Suprapto, 2006:73), “seorang penata cahaya mendesain dan

menentukan pencahayaan untuk produksi televisi, baik produksi di dalam studio

maupun di luar studio. Ia harusdapat menyeimbangkan keterbatasan secara teknis

medium televisi dengan melakukan kreasi untuk memperoleh efek pencahayaan yang

bisa menghasilkan gambar yang terang dan jernih.

Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa tugas dari seorang Penata

Cahaya adalah menerjemahkan tata cahaya sesuai desain pencahayaan dari arahan

penata kamera. Mengatur cahaya dan merawat peralatan lampu. Membantu

pengukuran yang tepat, baik lighting ratio, exposure, dan warna cahaya yang

diarahkan oleh penata kamera. Dan mengkoordinasikan semua hal yang berhubungan

dengan listrik untuk memenuhi kebutuhan bagi peralatan pencahayaan.

Dalam drama televisi “THE LIES WE BELIEVE” ini, penulis menjalankan

tugas sebagai Penata Cahaya sesuai dengan persiapan yang matang dan terlihat bagus

untuk program drama televisi. Tata cahaya yang baik secara teknik dan artistik

merupakan kontribusi yang vital bagi produksi program televisi. Jenis dan model

Page 189: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

198

yang dikehendaki dari pengaturan cahaya harus dikonsultasikan terlebih dahulu

dengan sutradara. Cahaya yang baik adalah bila hasil di layar terlihat natural atau

tercapai tujuannya.

3.6.1 Pra Produksi

Menurut (Himawan Pratista, 2017:111), “sumber cahaya merujuk pada

karakter sumber cahaya, yakni pencahayaan buatan atau pencahayaan natural.

Melalui pencahayaan natural, pembuatan drama televisi menggunakan cahaya apa

adanya seperti yang terdapat di lokasi.”

Tugas penata cahaya dari pra produksi sebagai berikut :

- Memahami dan mendalami naskah yang akan diproduksi. Pemahaman ini

untuk mengetahui apa saja kebutuhan pencahayaan dalam scene yang akan

diproduksi.

- Mengadakan rapat dengan produser dan sutradara untuk menyatukan persepsi

dan mengatahui apa keinginan dari produser dan sutradara.

- Membuat konsep pencahayaan dan blocking lighting yang tepat sesuai dengan

yang tertera pada naskah.

- Mengadakan rapat koordinasi dengan kru teknis yang lain.

- Melakukan hunting lokasi untuk mendapatkan gambaran penempatan

pencahayaan yang tepat.

- Mendata keperluan peralatan teknis yang dibutuhkan pada saat produksi.

Penulis ikut dalam pengambilan alat-alat lighting di tempat penyewaan alat.

Page 190: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

199

Penulis juga memeriksa kondisi alat-alat lighting yang akan digunakan untuk

produksi, mengecek agar menghindari cacat pada alat-alat yang bukan

dilakukan oleh penulis saat setelah pemakaian, agar tidak merugikan penulis

serta tim produksi pada saat mengembalikan semua alat-alat lighting ke

tempat penyewaan.

3.6.2. Produksi

Menurut (Himawan Pratista, 2017:112), umumnya produksi drama televisi

memakai dua sumber cahaya yakni, sumber cahaya utama (key light) dan sumber

cahaya pengisi (fill light). Key light merupakan sumber cahaya yang paling kuat

menghasilkan bayangan, sementara fill light digunakan untuk melembutkan atau

menghilangkan bayangan dan jumlahnya bisa lebih dari satu.

Dalam produksi drama televise “THE LIES WE BELIEVE” penulis

melakukan persiapan-persiapan dan konsep pecahayaan yang matang sebelum

melakukan proses produksi, sehingga meminimalisir kendala yang akan terjadi

pada proses produksi. Penata cahaya, atau dapat juga disebut sebagai lighting

designer (director), adalah seseorang yang mengatur dan menerapkan kebutuhan

desain pencahayaan ke dalam sebuah produksi. Di lokasi shooting, penata cahaya

adalah orang yang bertugas mengatur tata cahaya atas permintaan sinematografer.

Pada saat produksi, penulis mempersiapkan semua pencahayaan yang

sebelumnya sudah direncanakan pada saat pra produksi, beberapa adalah:

Page 191: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

200

- Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk kelengkapan pencahayaan

lokasi.

- Mengoperasikan perlengkapan peralatan lighting dengan baik dan benar

sesuai dengan blocking lighting yang telah dibuat pada saat pra produksi agar

mendapat hasil yang memuaskan.

- Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan sutradara dan kru teknis yang

lain agar tidak terjadi kesalahpahaman.

- Menguasai secara teknis setiap peralatan lighting yang dipakai dan selalu

bersiap jika terjadi gangguan teknis.

- Memberikan koreksi dab masukan kepada sutradara jika diperlukan.

- Melakukan pengaturan pencahayaan pada setiap adegan sesuai tuntutan

naskah.

- Mengembalikan dan merawat peralatan lighting yang telah dipakai ke tempat

semula.

3.6.3. Pasca Produksi

Menurut (Rusman Latief, 2017:258):

Penggunaan lighting dalam produksi program drama adalah untuk

menciptakan karakteristik dari objek secara tepat dan sebaik-baiknya, atau

untuk memberikan tekanan tertentu, atau secara umum penataan cahaya

Page 192: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

201

untuk kemampuan pandang (visibility), kecerahan dan membuat efek

dekorasi.

Pada saat pasca produksi tugas seorang penata cahaya menurut (Yudo Tri

Artanto, 2017:39), antara lain sebagai berikut:

1. Me-review hasil tata cahaya yang telah direkam saat produksi oleh editor.

2. Menganalisa hasil gambar, dan mendata kekurangan dari gambar yang telah

diambil.

3. Mengevaluasi hasil akhir gambar.

Berdasarkan program drama televisi “THE LIES WE BELIEVE” yang

menghasilkan warna-warna cahaya yang sesuai dengan apa yang sudah

dipersiapkan pada saat sebelum shooting. Dalam fase pasca produksi, penulis

mulai merapikan alat-alat lighting karena relatif tidak ada tanggung jawab pada

proses ini, sehingga diharuskan sebagai Penata Cahaya untuk selalu

memperhatikan alat-alat lighting yang telah digunakan.

Penulis mulai melihat kembali hasil rekaman adegan-adegan yang sudah

ada, dan mengkoreksi kembali letak kesalahan dan yang tidak sesuai dengan

konsep naskah penulis.

3.6.4. Peran dan Tanggung Jawab Penata Cahaya

Penata cahaya termasuk bagian dari kru produksi program drama televisi

yang mempunyai tugas serta tanggung jawab yang besar. Seorang penata cahaya

Page 193: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

202

tidak bekerja sendiri, ada pun kru juga membantu di kala kesusahan. Tugas dan

tanggung jawab penata cahaya dalam sebuah produksi menurut (Karsito, 2008:62)

dalam buku (Yudo Tri Artanto, 2017:37) adalah:

- Mengetahui berbagai jenis dan fungsi masing-masing lampu.

- Menerjemahkan tata cahaya sesuai dengan pencahayaan dan penataan arahan

kamera.

- Membantu pengukuran yang tepat dalam lighting ratio, exposure, dan warna

cahaya yang diingkan sinematografer.

- Mencatat, menginvestarisasi, dan merawat peralatan lampu. Penata cahaya

sering dibantu beberapa asisten penata cahaya dalam melaksanakan tugasnya.

Penulis juga bertanggung jawab dengan hal-hal yang mencakup

pencahayaan; seperti warna, dan lain-lain yang berhubungan dengan tata cahaya.

Penulis menyiapkan equipment yang akan digunakan serta bekerjasama dengan

sutradara. Selain itu, penulis sebagai penata cahaya bersama penulis naskah

mengatur penempatan cahaya sesuai dengan keinginan sutradara, agar naskah

dalam shooting sesuai dengan rencana.

3.6.5. Proses Penciptaan Karya

a. Konsep Kreatif

Pada umumnya drama televisi yang berjudul “THE LIES WE

BELIEVE” ini telah menggabungkan mulai dari cerita, ide, visual, dan

Page 194: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

203

pemain dari segi gambar hingga tahap akhir yaitu editing, penulis bekerja

sama dengan sutradara untuk menentukan warna apa yang akan divisualkan

pada drama televisi ini.

Penulis mencoba menghasilkan warna yang sesuai dengan naskah

dengan penggunaan warna yang natural dan memanfaatkan pencahayaan

alami. Adapun referensi dari film “Taxi Driver” yang menginspirasi penulis

untuk membuat warna-warna yang soft dan tidak terlalu terang di dalam

produksi drama televisi “THE LIES WE BELIEVE”.

b. Konsep Produksi

Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang diterima oleh indra

penglihatan (mata) kemudian diteruskan ke otak agar direspon dan

menanggapi rangsangan cahaya tersebut. Dalam produksi film apa pun pasti

tidak lepas dari instrumen pencahayaan, dapat dibayangkan jika produksi

video atau film tanpa tata cahaya, ibarat melukis pada kanvas namun gambar

tak terlihat sama sekali.

c. Konsep Teknis

Dalam produksi program drama ini, penulis bekerja sama dengan

sutradara dan berada di bawah arahannya. Untuk konsepnya sendiri yang

lebih banyak menggunakan low light, penulis hanya mengandalkan Arri

HMI, Led Viltrox 15” dan Kinoflo yang sudah disiapkan untuk

Page 195: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

204

memantulkan cahaya untuk menyinari objek yang dituju dan tetap

memberikan kesan natural.

Pada saat adegan di indoor, khususnya saat adegan Desi Muda duduk

dan mengintip jendela di losmen, kami memantulkan cahaya dari luar kamar

untuk mendapatkan kesan cahaya terang bulan.

Adapun beberapa peralatan yang penata cahaya gunakan, antara lain; 4

light stand, 2 baterai, 2 Lampu LED, 1 Kinoflo, 1 Arri HMI, reflector, sand

bag, genset, dan kabel Verlenght.

3.6.6. Kendala Produksi dan Solusinya

1) Pada proses produksi, penulis sebagai penata cahaya menemukan beberapa

kendala. Produksi drama televisi ini membutuhkan banyak shot-shot detail,

sehingga membutuhkan perpindahan letak kamera dan dibutuhkan juga

perpindahan dari lighting yang ada. Hal ini juga memakan waktu dalam

proses pengerjaannya. Untuk kendala non-teknis tidak ada kendala berarti.

2) Kendala: Pada scene 1, kami membutuhkan cahaya yang lumayan banyak

dari luar jendela untuk mendapatkan cahaya backlight. Kami kesulitan

dalam memposisikan lighting kami, karena tempat yang terlalu sempit dan

berada di bawah jendela seperti coran yang untuk menghalangi jendela dari

air hujan, nah disitu kami harus loncat dari jendela dan turun untuk

mengatur lighting yang lumayan berat. Resikonya, jika teman kami atau

alat yang jatuh dari tempat tersebut, bisa berbahaya.

Page 196: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

205

Solusi: Kami harus kerja ekstra hati hati dan saling bekerja sama untuk

mengamanka alat dan harus ekstra hati hati turun ke coran jendela tersebut

untuk mendapatkan cahaya yang diinginkan oleh penulis.

3) Kendala: pada scene 14 kami harus bisa mendapatkan cahaya dari dalam

kamar mandi yang lumayan agak sempit. Saya agak ribet juga harus

mendapatkan cahaya alami yang membuktikan pintu kamar mandi terbuka

agar terlihat cahaya yang membentuk pintu karena agak sempit dan susah

juga menggunakan statip.

Solusi: Akhirnya harus ada yang memegang lighting tersebut utntuk

mendapatkan cahaya yang diinginkan penulis, walaupun agak kasian

karena lumayan pegal juga.

Page 197: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

206

3.6.7. Lembar Kerja Penata Cahaya

Konsep Penata Cahaya

Lighting Sheet

Spesifikasi Lighting

Floor Plan

Page 198: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

207

KONSEP PENATA CAHAYA

Konsep penulis sebagai penata cahaya dalam karya ini adalah membuat hasil

gambar yang senatural mungkin, dan dalam film ini kami lebih bermain pada cahaya low

light di dalam kamar untuk mendapatkan kesan lebih dramatis. Penulis selalu ingin

bekerja sama dengan seluruh tim dan sutradara dalam menganalisa blocking lampu, arah

cahaya dan kualitas cahaya yang baik dan tepat.

Dalam tugas drama edukasi ini penulis menggunakan lampu-lampu yaitu, dua

buah lampu LED VILTROX, satu buah ARRI HMI, satu buah KINOFLO yang ditenagai

oleh listrik sesuai yang telah didiskusikan dengan tim dan menyesuaikan dengan budget

yang ada.

- KeyLight : Cahaya utama yang ditunjukan kepada objek dan mengakibatkan

timbulnya bayangan.

- Fill Light : Menghilangkan bayangan pada objek yang ditimbulkan oleh key

light.

- Back Light : Menyeimbangkan kebutuhan pada objek. Penggunaan back light

diperuntukan agar objek terang secara menyeluruh pada frame.

- Soft Light : Karakter antara pencahayaan dengan bayangan memiliki

perbedaan yang tipis, jadi pada saat pengambilan gambar dalam ruangan yang

terang, kebutuhan sinar pada objek dapat disamakan dengan terangnya ruangan.

- Follow Lighting : Lighting follow pada saat proses pengambilan gambar di lorong

depan kamar yang minim cahaya.

Page 199: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

208

LIGHTING SHEET

Production Company : BSI / Lakuna Pictures Produser : Endang Sukarja

Project tittle : The Lies We Believe Sutradara : Ismaya Kahar

Durasi : 20 menit Penata Cahaya : Ary Hidayat

Table VI.01

NO SCENE KEY LIGHT FILL LIGHT BACK

LIGHT IN DOOR OUT DOOR DAY NOTE

1 1 Led Viltrox Led Viltrox Arri HMI Losmen Malam -

2 2 Led Viltrox Led Viltrox

Halaman

Depan Praktik

Aborsi

Malam -

3 3 Led Viltrox Led Viltrox Ruang Praktik

Aborsi Malam -

4 4 Led Viltrox Kinoflo Led Viltrox Kamar Yuda Malam -

5 5 Led Viltrox Kamar mandi Pagi -

6 6 Led Viltox Kinoflo Led Viltrox Kamar Yuda Siang -

7 7 Led Viltrox Led Viltrox Lorong Depan

Kamar Siang -

8 8 Led Viltrox Kinoflo Led Viltrox Kamar Yuda Pagi -

9 9 Cahaya

matahari Taman Sore -

10 10 Led Viltrox Kinoflo Led Viltrox Kamar Yuda Malam -

11 11 Led Viltrox Kamar Mandi Malam -

Page 200: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

209

12 12 Led Viltrox Kinoflo Led Viltrox Kamar Yuda Malam -

13 13 Cahaya Lampu

Dalam Mobil Dalam Mobil Malam -

14 14 Led Viltrox Kinoflo Led Viltrox Kamar Yuda Malam -

15 15 Cahaya Lampu

Dalam Mobil Dalam Mobil Malam -

16 16 Led Viltrox Kinoflo Led Viltrox Kamar Yuda Malam -

Page 201: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

210

SPESIFIKASI LIGHTING

- LED 15” VILTROX VL-D85T

Gambar VI. 01 (Sumber: Google)

Include:

Light Standart (1x)

AC/DC Adaptor (1x)

Battery Pack (1x) + Charger (1x)

Product Highlights:

Color temperature : 3300K-5600K

Brightness : 20%~100% (adjustable)

Max. Brightness : 9300 LM

Max. Illuminance : 7030 Lux / 1m

Lamp beads : 3300K:600pcs + 5600K:600pcs

Power ( max ) : 85W

Continue Light Time: 1h ( Li-battery“BP-L60A”14.4V 5.4Ah )

DC Adaptor : Input Voltage: AC110-240V~50/60Hz, 3 m cable

Output Voltage : DC18V/6A, round hole straight head Ф5.5; 2.5mm

internal diameter; 2 m cable; magnetic ring included.

Page 202: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

211

- ARRI HMI 1,2KW

Gambar VI. 02 (Sumber: Google)

Spesifikasi ARRI HMI1 2KW:

Tegangan input (v) : AC 100 ~ 240 V 50/60Hz

Lampu daya (w) : 1200

Peringkat ip : IP23

Memancarkan warna : Putih

Lampu tubuh material : Aloi Aluminium

Tipe dasar : G38

Sumber cahaya : HID

Jenis : HMI

Suhu warna : Daylight6000K

Asal : China

Suhu warna (CCT) : 6000 K

- KINOFLO 4 FEET 4 BANK

1. Ballast + kabel Ballast

2. Kabel AC 16 ampere 10 meter

3.C-Stand

4. Sand Bag

Gambar VI. 03 (Sumber: Google)

Page 203: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

212

FLOOR PLAN PENATA CAHAYA

Gambar VI.04 –

Losmen

GambarVI.05 –

Kamar Yuda

Page 204: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

213

GambarVI.06 – Lorong Depan Kamar Yuda

Gambar VI.07 –

Taman

Page 205: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

214

Gambar VI.08 –

Jalan Raya

Gambar VI.09 –

Kamar Mandi Yuda

Page 206: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

215

3.7. Proses Kerja Penata Suara

Dalam produksi drama televisi “THE LIES WE BELIEVE”, penulis

bertanggung jawab sebagai penata suara. Menurut (Karsito, 2008:62), “penata suara

tugasnya merekam, mengontrol power vocal, artikulasi dan intonasi suara pemain,

menjaga suasana (atmosphere) efek suara dan noise yang terjadi di sekitar lokasi

shooting”. Penata suara bertanggung jawab dalam suara dialog yang direkam selama

produksi.

Penata suara juga bertanggung jawab dalam lagu yang nanti akan menjadi

soundtrack maupun musik-musik ilustrasi yang pas untuk di drama televisi.

Pengaturan suara dalam sebuah program acara ditentukan oleh seorang penata suara.

Penata suara adalah orang yang bertanggung jawab terhadap kualitas audio secara

keseluruhan selama proses produksi berlangsung.

Sedangkan boomer adalah petugas teknis yang membantu penata suara untuk

merekam suara pemain dengan menggunakan alat yang lazim disebut microphone

boom atau stake boom microphone. Menurut (Widagdo, 2007:2), “keberadaan suara

berfungsi sebagai sarana penunjang untuk memperkuat atau mempertegas informasi

yang hendak disampaikan melalui media gambar”.

Sedangkan menurut Achlina dan Suwandi (2011:13), “Audio engineer/sound

supervisor, audio operator adalah orang yang bertanggung jawab soal teknik dan

artistik tata suara, kontrol audio level, balance, serta kualitas semua aspek

penyuaraan baik pada saat rehearsal, live ataupun taping maupun pada saat pasca

produksi”.

Page 207: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

216

Pada tahap pra produksi penata suara bersama sutradara, penulis naskah dan

editor menentukan direct sound atau perekaman secara langsung sebagai konsep

perekaman suara yang akan dipakai. Kemudian penata suara membuat daftar

peralatan yang akan digunakan dan memberikannya kepada Produser.

Dalam tahap produksi, penata suara bersama dengan camera person men-

setting audio level dan wind cut serta menjaga kontinuitas suara pada saat

pengambilan gambar.

3.7.1. Pra Produksi

Pada tahap ini, penulis sebagai penata suara melakukan beberap hal.

Kusumawati, dkk (2015:127) menyusun kegiatan itu menjadi:

1) Memahami dan mendalami naskah yang akan diproduksi.

Pemahaman ini dimaksudkan untuk mengetahui dan mencari apa yang

harus direkam dan apa yang harus dibuat sound effectnya pada saat produksi.

Dalam hal ini yang harus dipahami adalah tentang aksi tokoh, yaitu

bagaimana pergerakan tokoh dalam sebuah scene, lingkungan atau suasana

setting dan atmosfir yang akan direkam di lokasi, tingkat emosi tokoh yang

berhubungan dengan keras lemahnya suara (apakah suasana marah atau

sedih/menangis) dan transisi suasana dan waktu antar scene.

2) Membuat perencanaan pengelompokan suara dan sound effect.

Page 208: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

217

Dari hasil pemahaman naskah kemudian penata audio mengelompokkan

suara dan sound effect dalam bentuk treatment audio. Treatment audio ini

dibuat untuk mempermudah pada saat produksi. Kita tinggal memilih mana

yang akan diproduksikan dan direkam terlebih dahulu sesuai dengan lokasi

yang sudah ditentukan.

3) Memilih backsound, theme song dan scoring musik yang tepat untuk naskah

yang akan diproduksi.

Pemilihan ini disesuaikan dengan tema dan genre yang akan diproduksi.

Pada tahap ini, penata suara sudah mulai mendapatkan bayangan untuk

menempatkan backsound pada bagian-bagian dari produksi yang akan dibuat.

4) Mengadakan rapat koordinasi dengan kru yang lain (sutradara, produser, dan

penanggung jawab teknis).

Dalam rapat ini, penata suara memaparkan secara detail tentang teknis

(peralatan) dan non teknis dari apa yang ada di dalam naskah sesuai dengan

perencanaanya.

5) Melakukan survey lokasi.

Untuk mendapatkan gambaran suasana, survey ini dimaksudkan untuk

melihat perencanaan blocking audio dan perekam sound effect serta atmosfir

suasana di lokasi.

Page 209: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

218

6) Mendata peralatan teknis seperti jenis microphone, mixer audio dan

kelengkapan yang dibutuhkan untuk perekaman suara di lokasi.

Dalam tahap pra produksi ini penulis berdiskusi dengan kru tentang cerita

apa yang akan diangkat untuk drama televisi yang akan dibuat. Setelah

menemukan cerita lalu mencari judul yang tepat untuk drama televisi ini, dan

“The Lies We Believe” yang pas untuk menjadi judul di drama televisi. Setelah

cerita dan judul sudah dirembukan, bersama penulis bertanya terhadap sutradara

alat yang akan disewa dan digunakan untuk produksi nanti. Kemudian menentukan

akan memakai jenis musik apa saja kepada penulis naskah dan sutradara. Penulis

juga mulai mencari-cari terhadap sound-sound maupun insturemen yang nanti

akan menjadi pemanis dalam drama televisi. Bukan sekedar sound saja, penulis

juga menulis lirik-lirik bait untuk pembuatan soundtrack lagu di drama televisi

“The Lies We Believe”.

3.7.2. Produksi

Pada tahap ini, penulis sebagai penata suara melakukan beberapa hal yang

disusun oleh Kusumawati, dkk (2015:128) sebagai berikut:

1) Mempersiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk perekaman suara

dan sound effect sesuai dengan naskah dan scene yang akan diproduksi.

2) Mengoperasikan perlengakapan peralatan audio dengan baik dan benar agar

mendapat hasil yang memuaskan.

Page 210: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

219

3) Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan sutradara dan kru teknis yang

lain agar tidak terjadi kesalahpahaman.

4) Menguasai secara teknis setiap peralatan audio yang dipakai dan selalu

bersiap jika terjadi gangguan teknis.

5) Melakukan perekaman di lokasi (real sound).

6) Melakukan perekaman dam pembuatan sound effect.

7) Menyeleksi lokasi berdasarkan faktor akustik.

8) Mengurangi dan menghapus sound yang tidak diperlukan.

9) Mengatur tinggi rendahnya level audio yang terekam.

Pada saat produksi berlangsung, penulis juga mengambil langsung suara

yang direkam dengan menggunakan alat. Alat yang penulis pakai adalah boom mic

dan zoom. Menggunakan alat itu menjadi suara terdengar jernih dan intonasinya

pun jelas. Penulis juga sangat bertanggung jawab terhadap alat yang digunakan di

saat proses produksi berlangsung.

3.7.3. Pasca Produksi

Pada tahap ini, penulis sebagai penata suara melakukan beberapa hal yang

oleh Kusumawati, dkk (2015: :129) disusun sebagai berikut:

1) Mendampingi editor untuk memilih audio yang tepat.

2) Membantu editor untuk memilih dan menempatkan pemisahaan antara sound

effect dan sumber suara asli.

Page 211: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

220

3) Membantu editor untuk menempatkan backsound, theme song dan scoring

music yang tepat.

4) Menganalisa hasil akhir gambar.

5) Mengevaluasi hasil perekam suara.

Pada tahap pasca produksi ini, penulis juga membantu editor memilih

dialog-dialog yang benar dalam pengucapan. Kemudian penulis juga mulai

memasukkan instrumen-instrumen yang akan digunakan di setiap scene yang

ditentukan. Setelah itu penulis baru membicarakan lagu terhadap sutradara yang

akan dijadikan soundtrack di drama televesi yang berjudul “The Lies We

Believe”.

3.7.4. Peran dan Tanggung Jawab Penata Suara

Menurut Kusumawati, dkk (2015:126), “penata suara juga bertanggung

jawab terhadap kualitas audio baik secara teknis maupun non teknis. Memahami

instalasi jaringan distribusi audio secara teknis dan dapat mengatasi apabila

terdapat gangguan. Dan mempersiapakan peralatan audio lainnya”.

Penulis juga berdiskusi bersama editor dan sutradara untuk pemilihan dialog

dan sound-sound yang akan digunakan. Penulis juga sangat meneliti atas kualitas

suara yang telah direkam. Karena suara yang dipilih akan membantu penonton

mengerti akan jalan ceritanya. Bertanggung jawab terhadap alat yang dipakai pada

Page 212: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

221

saat produksi berjalan. Memilih nada yang cocok dalam drama televisi yang telah

dibuat.

3.7.5. Proses Penciptaan Karya

a) Konsep Kreatif

Konsep audio yang bergenre drama tragedi sesuai dengan naskah.

Menggunakan banyak instrument-instrumen yang bernuansa sedih sehingga

terbawa dalam isi drama yang dibuat. Seperti petikan gitar, piano bahkan violin

yang dimasukan ke dalam insrtumen di drama “The Lies We Believe”.

Terdapat juga beberapa voice over untuk memperkuat suasana.

b) Konsep Produksi

Pada tahap ini, penulis bekerja sama dengan sutradara dan editor

membicarakan konsep yang akan digunakan untuk membawa penonton terbawa

suasana di drama televisi “The Lies We Believe”. Dan juga menambahkan

backsound maupun sound effect. Untuk backsound, penulis membuat sendiri

menggunakan software Fruity Loop.

c) Konsep Teknis

Kemudian pada tahap produksi, penata suara menggunakan alat boom mic

dan zoom. Penggunakan boom mic dan zoom ini bertujuan agar suara yang

direkam tidak terlalu noise dan bisa terdengar lebih jelas dan merekam atmosfer

Page 213: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

222

yang terdengar di lokasi tersebut. Untuk pemilihan boom mic dan zoom penulis

beserta kru sudah menetapkan bersama untuk pemilihan alat ini.

1) Dialog

Dialog adalah salah satu faktor paling penting dalam sebuah film cerita.

Sebagian besar film pasti menggunakan dialog untuk menggerakan cerita.

2) Musik

Musik merupakan salah satu elemen yang paling berperan penting

dalam memperkuat mood, nuansa, serta suasana sebuah film. Tetapi apabila

musik dimasukkan sebagai latar belakang, maka dikategorikan ke dalam

sound effect. Musik dapat dikelompokan menjadi 2 macam :

i. Ilustrasi musik (Film score) adalah musik latar yang mengiringi aksi

selama cerita berjalan. Musik latar sering disajikan berupa musik tema.

Musik tema membentuk dan memperkuat mood, cerita, serta tema utama

filmnya.

ii. Theme song adalah lagu yang dipakai sebagai bagian dari identitas sebuah

film, biasanya merupakan lagu khusus untuk film. Lagu juga mampu

membentuk mood film. Seperti halnya ilustrasi musik, sebuah film juga

sering kali memiliki lagu tema.

3) Efek Suara (sound effect)

Efek suara adalah semua suara yang dihasilkan oleh semua obyek yang

ada di dalam maupun di luar cerita film. Efek suara perlu diperhatikan dalam

Page 214: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

223

pembuatan drama televisi karena untuk memanjakan telinga. Efek suara

memiliki fungsi serta motif bervariasi. Salah satu fungsi utamanya adalah

sebagai pengisi suara latar. Penonton sebisa mungkin mendengar apa yang

seharusnya mereka dengar di sebuah lokasi cerita sehingga terdengar nyata

layaknya seperti pada lokasi sesungguhnya. (Himawan Pratista 2017:205)

4) Ilustrasi Musik

Ilustrasi musik adalah suara yang dihasilkan melalui instrumen musik

untuk memperkuat suasana. Adapula bagian-bagian dari ilustrasi musik, di

antaranya:

i. Scoring Music

Scoring music merupakan hasil kerjasama antara sutadara dan

komposer nusik. Music scoring pada sebuah film adalah suatu yang akan

menambah kedalaman (depth) film tersebut. Musik memperkuat scene

yang sedang berlangsung dan karakter tokoh dalam adegan tersebut.

ii. Musik Ilustrasi

Musik ilustrasi adalah musik latar yang mengiringi aksi selama

cerita berjalan. Musik latar tersebut sering berupa musik tema. Musik

tema membentuk dan memperkuat mood, cerita, serta tema utama

filmnya. (Pratista,2008: 154).

iii. Musik Intro

Musik Intro sebagai pembangun suasana di awal. Musik tersebut

harus disesuaikan dengan suasana drama yang diproduksi.

Page 215: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

224

iv. Original Sountrack

Original soundtrack adalah lagu yang diciptakan khusus untuk satu

judul film. Lagu ini sebagai ciri khas dari film tersebut. Jenis musik, lirik,

dan tema lagu biasanya disesuaikan dengan cerita film yang diproduksi.

v. Sound Effect

Sound effect adalah musik yang dibuat atau diciptakan untuk

mendukung suasana adegan. Biasanya dalam penulisan digunakan istilah

SFX, maksudnya suara yang dihasilkan di luar suara manusia dan ilustrasi

musik. Misalnya, suara telepon berdering, bel tanda masuk sekolah, suara

alat dapur berjatuhan, dsb.

5) Elemen Pokok Suara

i. Loudness

Loudness atau volume menunjukkan kuat lemahnya suara. Suara

semakin keras jika volumenya semakin tinggi, demikian pula sebaliknya,

semakin lemah jika volumenya semakin rendah. Suara obyek yang

memiliki volume tinggi, akan menutup semua suara yang volumenya

rendah. Sineas dapat mengontrol volume suara sesuai dengan kebutuhan

serta tuntutan cerita.

ii. Pitch

Pitch ditentukan oleh frekuensi suara. Semakin tinggi frekuensi

suara semakin tinggi pitch suara, demikian pula sebaliknya. Frekuensi

suara dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni, low (bass), midrange dan

Page 216: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

225

high (treble) dengan satuan Herzt (Hz). Jangkauan telinga manusa normal

mampu mendengar frekuensi 20 Hz hingga 20.000 Hz. Telinga manusia

paling sensitif terhadap frekuensi midrange (250 Hz-5000 Hz), Seperti

suara dialog, dan bunyi telepon. Contoh suara bass adalah suara

tembakan, bom, guruh, mesin truk, dan drum.

iii. Timbre

Timbre dapat pula disebut warna suara. Dalam volume serta

frekuensi yang sama setiap sumber suara memiliki warna suara yang

berbeda. Dalam seni musik, timbre digunakan untuk menentukan

perbedaan kualitas suara antara tiap jenis instrumen musik. Seperti

suara piano dan suara terompet pada nada yang sama, memiliki warna

suara berbeda. Sineas hampir tiap kali memanipulasi timbre dalam

filmnya.

6) Dimensi Suara

Sineas dapat mengontrol kualitas suara yang dikelompokkan menjadi

beberapa aspek, yakni ritme suara, akurasi suara, perspektif suara, serta aspek

temporal suara.

i. Ritme Suara

Suara terutama musik selalu memiliki ritme. Ritme musik umumnya

berhubungan erat dengan ritme aksi serta ritme editing dalam filmnya.

ii. Akurasi Suara

Page 217: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

226

Akurasi suara mengacu pada pertanyaan, apakah suara yang keluar

dari sebuah obyek akurat dengan suasana aslinya? Misalnya, dalam film

film terdapat shot sebuah gelas yang pecah, maka suara dikatakan akurat

jika yang terdengar adalah suara gelas pecah.

iii. Perspektif Suara

Suara mampu membentuk persepsi jarak serta kedalaman ruang.

Perspektif suara sangat dipengaruhi dua hal, yakni volume suara dan efek

gema.

iv. Aspek Temporal Suara

Semua suara dalam film umumnya adalah suara simultan, yakni

suara yang muncul adalah sama dengan waktu aksi cerita. Sementara suara

nonsimultan adalah suara yang muncul tidak sama dengan waktu aksi cerita

yang tengah berlangsung.

3.6.6. Kendala Produksi Dan Solusi

Kendala dan solusi dalam proses produksi drama “The Lies We Believe”

didiskusikan terlebih dahulu pada produser dan sutradara untuk mencari solusi secara

bersama.

a) Kendala: Di saat produksi, banyak warga yang menonton sehingga sulit untuk

merekam dialog yang akan diambil. Bukan hanya warga bahkan kendaraan

maupun tukang jajanan yang melewati lokasi di saat produksi banyak yang ingin

Page 218: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

227

menonton. Hingga sering berkali-kali untuk merekam, supaya tidak noise dan

jelas.

Solusi: Di dalam proses produksi drama “The Lies We Belive” menenangkan

warga-warga untuk tidak berbicara sejenak selama produksi berlangsung. Dan

memberhentikan kendaraan yang akan melewati lokasi di saat produksi

berlangsung.

Page 219: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

228

3.6.6. Lembar Kerja Penata Suara

1) Spesifikasi Alat

2) Audio Treatment

Page 220: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

229

SPESIFIKASI ALAT

- Spesifikasi Kebutuhan Audio

Boom Mic : Sennheiser MKH-60

Type of Mic : Sennheiser Condensor 48000 KHz

Headphone : Sennheiser HD 202

Komputer Recording : Lenovo Ideapad 300

Clip On : Senheiser Ew 112P G4

Zoom H6N Proffesional Voice &

Audio Recorder

Gambar VII.01

Seinheiser MKH-60 &

Condensor Mic 48000 KHz

Gambar VII.02

Page 221: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

230

Headphone Senheiser HD 202

Gambar VII.03

Computer Recording

Lenovo Ideapad 300

Gambar VII.04

Page 222: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

231

AUDIO TREATMENT

Production Company : BSI / Lakuna Pictures Director : Ismaya Kahar

Project Title : The Lies We Believe Produser : Endang Sukarja

Durasi : 20 Menit Audioman : Rizki Maulana

Tabel VII.01

No Shot Musik Equipment Visual Description (Dialogue/Script) Audio (Foley/ VO)

SCENE 1 – INT. LOSMEN – MALAM

1 1 Instrumen Boom Mic & Zoom

Tampak vas bunga dan asbak rokok di atas meja. Meja itu terletak di ambang bawah jendela, kita

bisa melihat ¼ bagian bawah dari tirai dan jendela sebagai latar belakang. Tirai tersebut bergerak-

gerak tertiup angin yang masuk melalui jendela yang sedikit terbuka. -

2 2 Instrumen

Boom Mic & Zoom

Kamera mundur perlahan, DESI (membelakangi kamera) sedang memandang menerawang ke

luar jendela yang berada tak jauh di depannya. Rambut panjang Desi dalam keadaan terurai.

Jendela kamar berada tepat di tengah dinding, cahaya di luar adalah nyala terang bulan. Di

samping kanan meja terdapat kursi kayu sederhana yang digunakan untuk bersantai.

Kamar itu hening dan gelap, lampu utama sudah redup.

Kamera terus mundur. DESI menguncir rambut. tampak Ia sedang duduk di tepi tempat tidur yang terletak lebih kurang 1 meter dari meja. Tempat tidur itu menghadap sisi kiri kamar,

sementara bagian kepalanya menempel pada dinding sisi kanan kamar.

Di samping kiri Desi, terdapat dua buah tas dan satu jaket parka digeletakkan di tempat tidur.

Suara Langkah Mendekat

3 3 - Boom Mic & Zoom

Kamera berhenti. DESI duduk diam seorang diri di kamar yang hening, kosong, dan gelap.

Bertahan di posisi ini untuk beberapa saat. DESI menoleh ke arah tas di sampingnya. Ia

mengecek, mengeluarkan sebungkus rokok dan korek api, lalu meletakkannya di atas tempat

tidur. Ia mencari-cari lagi sesuatu yang lain, namun seperti tak dapat menemukannya.

DESI mengecek shoulder

bagnya

Page 223: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

232

4 4 - Boom Mic & Zoom Resleting tas barel dibuka. Bisa terlihat dompet, map bening berisi surat-surat, dan pakaian sudah

terlipat rapi di dalamnya. Parfum ditemukan di sela tumpukan pakaian dan dikeluarkan. Resleting tas barel dibuka

5 5 - Still

Tampak sampig Desi. Desi menyemprotkan parfum ke leher dan pergelangan tangannya dengan

perlahan. Desi mengenakan lipstik berwarna merah mencolok. Rambutnya yang dikuncir

membuat lehernya terlihat jelas. Pada leher Desi terdapat tanda lahir dengan bentuk yang unik.

DESI meluruskan pandangannya kembali ke depan. Ia mengusap lengan, leher, dan pakaiannya

dengan wewangian tadi, ada kepuasan yang terpancar dari wajahnya. Ia tersenyum tipis lalu

meletakkan parfum itu kembali ke dalam tas. (Tas barel tak terlihat, hanya terdengar suara

resletingnya yang ditutup)

Parfum disemprotkan ke

leher

Resleting tas barel ditutup

6 6 - Boom Mic & Zoom Tampak depan Desi. Lalu dengan jemarinya yang gemulai, Desi meletakkan sebatang rokok di

sela bibirnya. Ia menyalakan rokok tersebut dengan korek api, dan menghisapnya dalam-dalam.

Suara bara api rokok

menyala.

suara korek dinyalakan

7 7 - Boom Mic & Zoom

Masih dari depan Desi. Desi menghembuskan asap rokok dengan percaya diri. Kamera mundur

perlahan. Kita bisa melihat wajah Desi yang serius. Tangannya dilipat ke atas mendekati

bahunya. Ia duduk dengan posisi kaki dilipat di atas kaki lainnya. Pintu kamar di belakang Desi

tampak dalam posisi terbuka, kamar yang gelap membuat cahaya dari lampu lorong depan kamar

menembus masuk melalui celah pintu. Kontras.

Terdengar langkah kaki seperti mendekat.

Suara menghembuskan asap

rokok

8 8 - Boom Mic & Zoom

Tampak belakang Desi. Desi menoleh ke arah pintu di belakangnya. Menyimak suara langkah

tersebut.

Suara langkah kaki mendekat dan semakin lama semakin menjauh.

Desi meluruskan pandang kembali ke jendela di depannya. Hanya ada DESI dan keheningan.

Suara langkah kaki

mendekat

Suara langkah kaki menjauh

kemudian hilang.

9 9 - Boom Mic & Zoom

Tampak depan Desi. DESI mulai memainkan rokok dan jemari tangannya secara tak beraturan,

seperti sedang tidak sabar. Ia tampak gelisah.

Desi menghisap rokoknya dalam-dalam sekali lagi, kali ini Ia menghembuskan asap berat,

kemudian bangkit dari duduknya.

Hembusan nafas berat.

suara bara api menyala

10 10 - Boom Mic & Zoom

Tampak samping. Desi berjalan ke arah jendela kamar, lalu berhenti di tepi meja di samping

jendela. Ia membuat sedikit celah di tirai jendelanya, dengan perlahan, dan mengintai ke luar

jendela. Ia tak menemukan apa-apa. Tirai Ia tutup kembali.

Desi mengecek jam tangan dibalik long sleevenya.

Suara langkah kaki

Page 224: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

233

11 11 - Boom Mic & Zoom Detail shot. Jam tangan DESI menunjukkan pukul 10 malam. Suara jam tangan berdetak

12 12 -

Boom Mic & Zoom

Pandangan DESI kembali ke luar jendela. Satu tangannya Ia lipat di dada, menopang tangan

lainnya yang tak henti memain-mainkan rokok.

Kemudian Ia seperti menangkap sesuatu di luar jendela.

Cahaya lampu menerangi jendela beberapa saat, seperti ada mobil yang datang mendekat, lalu

bersamaan dengan suara mesin mobil dimatikan cahaya lampu tadi pun hilang.

Cahaya yang merambat masuk melalui celah gorden seperti spotlight menerangi wajah Desi saja.

Desi tersenyum, dan mendekati jendela, melihat ke bawah dengan bahagia.

Selang beberapa saat, ekspresi Desi berubah drastis. I tampak terkejut hingga tersentak mundur

dari posisi awalnya. Desi menghisap rokoknya yang tinggal setengah sekali lagi dan mematikan

apinya di asbak dengan terburu-buru. Panik.

Suara mesin kendaraan

mendekat lalu dimatikan

13 13 - Boom Mic & Zoom Detail Shot. Tampak rokok dimatikan di sebuah asbak yang sudah kotor oleh beberapa sisa

puntung rokok, terdapat bekas lipstik yang warnanya sama dengan lipstik Desi di setiap ujungnya. Suara bara api dimatikan

14 14 - Boom Mic & Zoom

Desi membalikkan badan dan berjalan terburu-buru ke arah tempat tidur. Ia duduk di tempat

tidurnya, Ia tampak cemas. Bertahan di posisi itu untuk beberapa saat.

Desi kemudian seperti menangkap sesuatu di jendela / vas bunganya.

Suara langkah kaki Desi

15 15 - Boom Mic & Zoom Kita melihat pantulan bagian pintu kamar losmen pada vas bunga. Lalu muncul bayangan Roby

berdiri di ambang pintu.

Suara langkah kaki

mendekat.

16 16 - Boom Mic & Zoom

Tampak depan Desi. Kamar gelap membuat wajah Roby yang berada di belakang Desi tak begitu

tampak. Cahaya yang datang dari lampu lorong depan kamar hanya mempertegas garis dan

bentuk bayangan Roby.

Tanpa menoleh ke belakang, Desi bisa menyadari kehadiran Roby. Namun Desi tak

menghiraukanya. Desi hanya membenarkan posisi duduknya kembali, menguatkan diri, tak ingin

terlihat cemas atau lemah di hadapan Roby.

Roby memasuki kamar mulai terlihat wajah dan bagian depan tubuhnya. Ia berhenti sejenak

untuk merapikan rambutnya, Ia pandang Desi dengan rasa cemas, lalu lanjut berjalan mendekati

Desi dengan perlahan.

Suara langkah kaki Roby

17 17 - Boom Mic & Zoom

Tampak belakang Desi. Setibanya di dekat Desi, Roby tak langsung duduk. Ia berdiri diam

menunggu respon Desi terlebih dahulu. Desi tak juga menoleh ke arahnya.

Roby memberanikan diri duduk di samping Desi, dengan sangat berhati-hati.

Suara langkah kaki Roby

Page 225: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

234

18 18 - Boom Mic & Zoom Tampak samping Desi.

Namun Desi langsung bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah jendela, menjauhi Roby.

Suara Langkah kaki

desi

19 18 - Boom Mic & Zoom

Desi mengacuhkan Roby. Roby bangkit dari duduknya dan menghampiri Desi, masih hati-hati.

Roby mencoba memeluk Desi dari belakang, namun Desi kesal dan menolaknya dengan halus.

Roby mundur perlahan dan kembali duduk di tempat tidur, tampak putus asa.

Suara Langkah kaki

roby

Monolog

20 18 - Boom Mic & Zoom DESI tiba-tiba berbalik dan menatap Roby marah setelah mendengar perkataan Roby itu. Nyali

Roby ciut, mencari alasan. Monolog

21 18 - Boom Mic & Zoom Desi menghampiri Roby perlahan masih dengan tatapan mengancam. - Speech: Monolog

22 18 - Boom Mic & Zoom Roby mengeluarkan amplop dari sakunya dengan terburu-buru. amplop diambil di saku

Speech: Monolog

23 18 - Boom Mic dan

Zoom

Desi berhenti di depan Roby, menepis tangan Roby hingga amplop di tangan Roby terlempar ke

lantai.

- suara tangan ditampar

Suara Amplop terlempar

24 18 - Boom Mic & Zoom Desi memalingkan badan, nada suaranya merendah.

25 18 - Boom Mic & Zoom

Desi tertunduk malu pada dirinya sendiri.

Roby berdiri dan mencoba menenangkan Desi. Ia mencoba memegang tangan Desi dari belakang,

namun Desi menolak. Roby memaksa, hendak memeluk dan mencium Desi. Namun Desi tiba-

tiba berbalik, mendorong Roby, kemudian menamparnya.

Suara tamparan

26 19 - Boom Mic & Zoom

Bersamaan dengan itu seorang wanita yang menggendong bayi muncul di ambang pintu kamar.

Desi mengalihkan pandang dari Roby ke arah wanita itu \dan langsung tertunduk malu hingga

membelakangi mereka berdua. Roby menyusul menatap wanita di pintu,.

Roby mulai bergerak mundur, untuk kembali istrinya. Ia mencuri pandang sekali kepada Desi,

tampak merasa bersalah.

-

27 20 - Boom Mic & Zoom

Desi menengok untuk melihat apakah Roby telah pergi. Sekeluarnya Roby dari ruangan,

kesedihan Desi tumpah. Ia terduduk pasrah di samping tempat tidurnya, Ia menunduk,

meringkuk, menangis, dan memegangi perutnya. Di tengah kesedihannya itu, Desi seperti tenang

secara perlahan, kemudian Ia menoleh ke arah amplop.

-

Page 226: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

235

No Shot Musik Equipment Visual Description (Dialogue / Script) Audio (Foley / VO)

SCENE 2 / EXT / HALAMAN DEPAN PRAKTIK ABORSI / NIGHT

28 21 - Boom Mic dan Zoom Desi berada di halaman sebuah rumah yang remang-remang. Ia berjalan mendekati rumah itu, dan

mengetuk pintunya.

- suara langkah kaki

- Suara pintu diketuk

29 22 - Boom Mic dan Zoom

Over the Shoulder Desi. Ketukan pertama, tak ada jawaban.

Desi mengetuk pintu itu sekali lagi, lalu seorang wanita, dengan kulit tangan yang sudah keriput

dan rambut beruban membuka pintu. Perempuan itu tampak sangat tak ramah. Ia hanya membuka

pintu sedikit dan mengintip melihat Desi.

-

30 23 - Boom Mic & Zoom Over the Shoulder Wanita tua -

31 22 - Still Over the Shoulder Desi

Wanita tua itu membukakan pintu untuk Desi. Desi kemudian masuk ke rumah wanita tua itu. Suara pintu dibuka

No Shot Musik Equipment Visual Description (Dialogue / Script) Audio (Foley/ VO)

SCENE 3 – INT. RUANG PRAKTIK ABORSI

32 24 - Boom Mic & Zoom

Tampak sebuah kamar kecil yang hanya diisi oleh sebuah kasur ukuran satu orang dan meja kecil.

Kasur itu diberi seprei tua yang dilapisi sarung, handuk kecil, dan plastik. Sementara di atas meja

terdapat mangkuk air, kain kasa, selang, suntik, sarung tangan, dan berbotol alkohol dan obat.

Desi memasuki ruangan itu sudah memakai sarung. Ia tidur di atas kasur itu dengan posisi kaki

mengangkang. Kemudian wanita tua menyusul dan duduk di samping Desi. Desi mengacuhkan

wanita tua itu. Ia memandang kosong ke langit-langit kamar. Tampak cemas dan penuh keraguan.

Wanita tua itu kemudian menoleh ke arah Desi.

Suara kasur dan sarung

bergerak

Suara langkah kaki Desi

33 24 - Boom Mic & Zoom

Perhatian Desi sekarang menuju ke wanita tua itu. Ia mendengarkan perkataannya dengan serius,

namun tak menjawab pertanyaannya.

Wanita tua itu berbalik dan menoleh ke arah meja di samping tempat tidur. Wanita tua itu

mengambil sarung tangan dan hendak memakainya

Suara kasur dan sarung

34 24 - Boom Mic & Zoom Desi memalingkan pandangannya ke arah meja kecil di sampingnya. Ia cemas dan keraguan.

Wanita itu mencuci selang dengan kapas yang sudah diberi alkohol.

-Foley suara tutup botol

dibuka

Page 227: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

236

35 25 - Boom Mic & Zoom

Wanita itu mendekat dari arah kaki tempat tidur. Ia duduk di bawah kaki Desi, dan memasukkan

selang ke bagian dalam sarung Desi.

Desi meremas kasur, tampak menahan sakit.

Suara kasur bergerak

V.O: suara Desi mengerang

kesakitan

36 26 - Boom Mic & Zoom Tampak keringat Desi jatuh berceceran. Wajahnya pucat. Badannya gemetaran, tangannya tak

henti meremas seprei. Ia berteriak kesakitan.

Suara kasur sarung bergerak

V.O: suara Desi mengerang

kesakitan

37 27 - Boom Mic & Zoom

Desi sudah terbaring lemas. Plastik, handuk, dan sarung yang ditiduri dan berada di bagian paha

Desi sudah dipenuhi oleh darah. Sementara si wanita tua sudah duduk kembali di sampingnya.

Sarung tangan tunawisma itu sudah dipenuhi darah. Ia mengeluarkan selang dari sela kaki Desi.

Lalu berdiri dan meletakkan selang yang sudah berdarah itu di mangkuk berisi air, dan

melepaskan sarung tangan. Desi yang masih di tempat tidur kemudian menangis, memalingkan

wajah menjauh dari wanita tua itu, dan meringkuk tak berdaya.

-

No Shot Musik Equipment Visual Description (Dialogue / Script) Audio

SCENE 4 – INT. KAMAR YUDA – PAGI

38 28 - Boom Mic & Zoom Avi bangun dari tidurnya dan sudah tidak menemukan Yuda di sampingnya. -

No Shot Musik Equipment Visual Description (Dialogue / Script) Audio (Foley/VO)

SCENE 5 – INT. KAMAR MANDI – PAGI

39 29 - Boom Mic & Zoom Avi sudah tidak mngenakan pakaian, Ia menyalakan pancuran air di kamar mandi, mengecek airnya,

berdiri di bawah pancuran, dan mandi.

Foley: Suara air mengalir

Page 228: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

237

No Shot Musik Equipment Visual Description (Dialog / Script) Audio (Foley / VO)

SCENE 6 – INT. KAMAR YUDA – SIANG

40 30 - Boom Mic & Zoom

Tampak bagian kamar workspace Yuda. Jam dinding menunjukkan pukul 12 siang.

Terdengar suara air keran menyala lalu dimatikan

Avi kemudian keluar dari kamar mandi sudah mengenakan dress putih, di kepalanya ia gelungkan

handuk untuk mengeringkan rambutnya.

Ia berhenti sejenak di depan cermin lalu melangkah ke kursi kerja Yuda.

-

41 31 - Boom Mic & Zoom Tampak samping. Avi duduk di kursi kerja Yuda sambil memainkan laptop. Ia melepas handuk,

dan mengeringkan rambutnya. Kemudian bangkit dan melangkah ke arah kamar mandi. -

42 32 - Boom Mic & Zoom

Tampak satu bagian kamar yang merupakan workspace Yuda.

Avi keluar dari kamar mandi tanpa mengenakan handuk lagi. Ia berjalan ke arah rak buku Yuda,

memilah dan mengambil sebuah buku, lalu melihat-lihat buku tersebut sebentar.

Masih dalam posisi berdiri di dekat rak buku, Ia lalu melihat ke arah jam dinding yang sudah

menunjukkan pukul 3 sore.

Kemudian Ia berjalan ke arah tempat tidur, duduk di situ dan mulai membaca bukunya.

-

43 33 - Boom Mic & Zoom Tampak lembaran buku yang sedang dibaca Avi. -

44 34 - Boom Mic & Zoom

Avi masih dalam posisinya, membaca buku. Kemudian terdengar suara pintu kamar dibuka.

Perhatian Avi teralihkan. Ia menegakkan posisi dukduknya, menyambut.

Yuda masuk ke dalam kamar. Ia tampak lemas, wajahnya lebam, dan sedikit berdarah. Ia berhenti

sejenak di dekat rak buku. Avi bertanya apakah Yuda memberi tahu di mana Ia berada sekarang

atau tidak. Yuda tampak kesal, tidak menjawab pertanyaan itu.

Ia kemudian duduk di tempat tidur di samping Avi.

-

45 35 - Boom Mic & Zoom

Clip on

Tampak depan Avi dan Yuda. Yuda duduk di tempat tidur di samping Avi. Sikap Avi melembut.

Ia mendekati Yuda, mengambil tisu di meja, dan mencoba membersihkan darah dari luka Yuda. -

46 36 - Boom Mic & Zoom

+ Clip On

Over the Shoulder Avi to Yuda.

Avi mencoba membersihkan darah dari luka Yuda. Yuda tampak kesakitan. -

Page 229: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

238

47 35 - Boom Mic & Zoom

Clip On

YUDA #21

Iya, Vi. Tenang. Pasti aku tepatin. Cuma aku perlu pergi dan ninggalin kamu di sini sekali lagi.

48 37 -

Boom Mic & Zoom

Clip On

Over the Shoulder Yuda to Avi

AVI #22

Mau kemana? Aku ikut.

YUDA #23

Aku mau kertemu orang tuaku, nyari tahu apa mereka bisa merestui pernikahan ini atau tidak.

49 35 -

Boom Mic & Zoom

Clip on

Tampak depan Avi dan Yuda.

Avi hanya hanya tersenyum dan mengangguk tanpa berkata sepatah kata lagi. Yuda mencium

kening Avi, dan pergi meninggalkannya.

YUDA #23 (CONT’D)

Aku juga mau nyari orang untuk

menjadi walimu nanti. Karna itu

lebih baik aku pergi sendiri.

No Shot Musik Equipment Visual Description (Dialogue / Script) Audio (Foley / VO)

SCENE 10 – INT. KAMAR YUDA – MALAM

73 48 -

Boom Mic & Zoom

+

Clip On

Avi masih duduk memandang kosong di tempat tidur. Ia sudah memegang amplop tebal coklat di

satu tangannya. Sementara Handphone diletakkan sampingnya.

Tak lama kemudian terdengar suara pintu kamar diketuk. Lamunan Avi terganggu. Ia bangkit dari

duduknya dan menuju pintu kamar.

- Foley: Suara Pintu diketuk

74 49 -

-Boom Mic &

Zoom

Clip On

Avi mengintip keluar dan membuka pintu. Yang ada di depan pintu ternyata kenalan Avi yang

menjual obat penggugur kandungan yang tadi dihubunginya.Avi menukar amplop itu dengan

dengan obat dari kenalannya.Avi menutup pintu lalu ke kamar mandi.

-Foley: Gorden dibuka

- Foley: Pintu kamar dibuka dan

ditutup

Page 230: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

239

No Shot Musik Equipment Visual Description (Dialogue / Script) Audio (Foley/ VO)

SCENE 11– INT. KAMAR MANDI – MALAM

75 50 - Boom Mic & Zoom Avi menyalakan air keran lalu duduk di kloset. Ia membuka

bungkusan obat tersebut, dan menatapnya dengan keraguan. - Foley: Suara air keran mengalir

76 51 - Boom Mic & Zoom Tampak butiran obat di telapak tangan Avi -- Foley: Suara air keran mengalir

77 52 - Boom Mic & Zoom Tampak depan wajah Avi dari dahi hingga hidung. Fokus pada

kedua mata Avi. Ia tampak cemas, dan ragu. Tampak pucat. -- Foley: Suara air keran mengalir

78 50 - Boom Mic & Zoom

Ia memberanikan diri, mengambil sebutir obat dan menelannya

cepat. Tampak kesedihan di matanya. Lalu 1 butir lagi Ia masukkan

lewat bagian bawah tubuhnya. Ia meringkuk menahan pedih. -Foley: Suara air keran mengalir

Page 231: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

240

3.8. Proses Kerja Penata Artistik

Penata artistik merupakan suatu hal yang penting dalam menciptakan suasana

dalam sebuah produksi acara drama televisi, film maupun program non drama.

Penata dalam artistik ini juga dapat mendukung suasana dan karakter pemain dalam

layar dan termasuk juga sebagai daya tarik sebuah acara. Oleh karena itu, sangatlah

penting bagi penata artistik untuk menciptakan pandangan yang luas, terus berpikir

untuk sesuatu yang baru dan secara konstan berusaha menciptakan.

Dengan demikian pengarah artistik adalah orang yang bertanggung jawab

atas keseluruhan look film (Saroengglo, 2010:139). Sedangkan dalam (Aclina,

Suwardi 2011), “Art Director; penata seni; adalah orang yang bertanggung jawab

terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan set, dekor, tata busana dan make

up dalam pembuatan program televisi”, seorang art director dituntut pengetahuan

dan berketerampilan luas terutama menyangkut produksi, fotografi, tata cahaya,

efek dan editing.

Penata Artistik atau Art Director bertanggung jawab atas seluruh penyediaan

kebutuhan artistik mulai dari pra produksi sampai dengan pasca produksi. Tata

Artistik Televisi adalah bagian dari kru televisi, di beberapa stasiun televisi, Tata

Artistik masuk ke dalam Departemen Artistik atau Art Departement. Di dalam

Departemen ini terbagi atas: Unit Dekorasi, Unit Properti, Unit Grafika, serta Unit

Tata Rias dan Busana. Namun, di beberapa stasiun tv di Indonesia tidak selamanya

begitu.

Di dalam drama televisi “THE LIES WE BELIEVE” ini, peran penata

artistik sangat penting untuk menunjang properti, kostum, make up, set desain, dan

sebagainya. Drama televisi yang berdurasi 20 menit ini menceritakan tentang

Page 232: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

241

seorang anak perempuan dan ibunya dalam suatu keadaan yang sama yaitu ingin

mengaborsi anaknya.

3.8.1. Pra Produksi

Dalam proses pra produksi, banyak hal yang harus dilakukan mulai dari

pembuatan ide cerita, tema hingga skenario selesai dibuat. Kemudian penata

artistik membuat konsep yang akan dirancang pada saat produksi. Setelah semua

konsep dan rancangan selesai, lalu disepakati.

Menurut Supriyadi, M.Kom dalam buku Broadcasting Televisi, lebih jauh

lagi seorang penata artistik atau art director yang mengetahui secara keseluruhan

kebutuhan art dari program yang akan dibuat. Oleh karena itu, secara umum

seorang penata artistik dituntut untuk mempunyai jiwa seni dan kreativitas yang

tinggi sehingga dapat menghasilkan konsep penata artistik yang disukai

penonton.

Adapun tugas dari seorang art director adalah:

1. Melakukan bedah skenario untuk mengetahui semua set yang diperlukan di

setiap adegan yang termasuk dalam sebuah drama televisi, jadi setiap

adegan dan percakapan yang berkaitan dengan keadaan, maka Art director

mulai membuat Script Breakdown Tata Artistik apa saja yang dibutuhkan

(Irwanto 2014:204).

2. Melakukan riset dan survey lokasi. Untuk menentukan kesesuaian lokasi

dengan naskah yang diinginkan Produser. Ketika kita menelusuri beberapa

tempat dan kami menemukan tempat yang pas untuk dijadikan produksi.

Page 233: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

242

3. Menyusun Breakdown Tata Artistik. Mulai menyusun dan mengatur jadwal

properti, make up dan wardrobe.

4. Art Director memberikan gambar lokasi dalam bentuk floor plan.

5. Merinci dan mempersiapkan apa yang dibutuhkan pada saat produksi.

3.8.2. Produksi

Seorang sutradara harus selalu didampingi oleh art director agar saat

pengambilan gambar sesuai dengan yang diinginkan, seorang art director akan

selalu memantau apa saja yang dibutuhkan dalam produksi mulai dari

menyiapkan berbagai property, ikut bongkar pasang set sampai ke penataan set

sepanjang pengambilan gambar agar sesuai dengan scenario.

3.8.3 Pasca Produksi

Menurut Nina Kusumawati, S.PT (2017:14), “pengarah artistik adalah

orang yang bertanggung jawab atas keseluruhan look film sedangkan dalam art

director adalah orang yang bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang

berhubungan dengan set, dekor, tata busana dan make up dalam pembuatan

program televisi. Pada tahap ini, dilakukan evaluasi dari semua divisi yang

terdapat di dalam Art Departement, dilihat kekurangan pada saat produksi

berlangsung. Kemudian mengembalikan dan merapikan semua properti dan

peralatan art yang lain.

Page 234: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

243

3.8.4. Peran dan Tanggung Jawab Seorang Penata Artistik

Menurut Drs. Tommy Suprapto, M.S dalam bukunya yang berjudul

Berkarir di Bidang Broadcasting, seorang art director mempunyai tugas dan

tanggung jawab sebagai berikut:

1. Menggambarkan dan mengawasi dalam memutuskan semua elemen visual

meliputi fotografi, desain artistic, dan animasi.

2. Mengembangkan storyboard, tata letak, dan sketsa kasar untuk produksi

televisi, bahan cetakan, dan produksi film.

3. Melakukan kosultasi dengan produser, pengarah acara, dan semua kerabat

kerja produksi serta tim teknis desain grafis untuk mendukung pelaksanaan

produksi.

4. Melakukan pengawasan terhadap desain dan bangunan dekorasi televisi

serta memodifikasinya sesuai dengan kebutuhan dan menentukan elemen

dekornya.

5. Mengambil dan mengurus anggaran artistik serta mengalokasikan dana

untuk proyek yang khusus.

6. Menginstal, menginstalasi, dan mengoperasikan semua peralatan utama

artistik serta mewujudkannya.

3.8.5. Proses Penciptaan Karya

a. Konsep Kreatif

Konsep kreatif dalam karya drama televisi penulis harus

mempersiapkan kebutuhan untuk produksi dan disesuaikan dengan konsep

sutradara serta mengatur lokasi agar bisa sesuai konsep skenario, penulis

Page 235: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

244

men-setting beberapa ruangan seperti kamar mandi, kamar pemain utama,

kamar losmen. Di dalam set tersebut penulis men-setting lokasi sesuai

skenario dan penulis juga membuat darah untuk beberapa skenario dengan

bahan kecap, pasta, dan tisu.

b. Konsep Produksi

Sebagai penata artistik harus membuat kebutuhan set properti, dan

wardrobe sesuai dengan skenario yang dibuat oleh sutradara. Di mana

penulis merundingkan terlebih dahulu dengan sutradara.

c. Konsep Teknis

Produksi telah dimulai pembuatan setiap scene penulis selaku penata

artistik selalu disampingi sutradara untuk memastikan gambar sesuai

dengan skenario sutradara.

d. Konsep Wardrobe

Menurut (Irwanto, 2014:199), penata kostum adalah orang yang

bekerja mengatur segala bentuk pakaian atau yang dikenakan oleh pemain

dalam melakukan adegan sesuai dengan tuntutan cerita atau skenario,

tanggung jawab mereka adalah mengatur atau ketelitian termasuk

pengaturan tempat penempatan pakaian sesuai dengan kontinutitas scene

yang diperlukan.

Persiapan produksi yang dilakukan oleh penata kostum di antaranya

adalah script breakdown dan schedule, budgeting penghubungan antar

departemen berbicara dengan artistik, persiapan kostum.

Page 236: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

245

3.8.6. Kendala Produksi dan Solusinya

1) Kendala: Terdapat masalah mengenai tidak diperbolehkannya memaku

dinding unutk memasang art karena lokasi yang digunakan merupakan

tempat umum, yaitu kamar hotel.

Solusi: Tim art membeli banyak double tape 3M untuk memasang art

pada dinding.

2) Kendala: Tim art kekurangan orang.

Solusi: semua kru membantu tim art pada saat produksi.

Page 237: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

246

3.7.7. Lembar Kerja Tata Artistik

SCRIPT BREAKDOWN SHEET

WARDROBE LIST

PROPERTY

SET LOKASI

Page 238: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

247

SCRIPT BREAKDOWN SHEET

Production Company : BSI / Lakuna Pictures Produser : Endang Sukarja

Judul Program : The Lies We Believe Sutradara : Ismaya Kahar

Durasi : 20 Menit

Tabel VIII.01

No Scene Cast Wardrobe Make Up Lokasi Properti Vehicle/Animal

EXT

/

INT

Notes

1 1

Desi Celana jeans, baju Natural Losmen Vas Bunga, Asbak, meja,

tempat tidur, tas barel,tas

shoulder bag, jaket parka,

parfum,

- INT -

Roby Kemeja biru, celana

bahan item, sepatu

pantofel

Casual/

seperti orang

kantoran

Halaman

Depan

Losmen

EXT

2 2

Desi Celana jeans Natural Halaman

Rumah

dukun

ENT

Wanita

tua

Natural Halaman

Rumah

dukun

EXT .

Page 239: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

248

3 3 Desi Celana jens Makeup

Pucat

Ruang

aborsi

Alat medis, meja, tempat

tidur, sarung, sarung tangan

INT

Wanita

tua

Ruang

aborsi

Alat medis, meja, tempat

tidur, sarung, sarung tangan

4 4

Avi Celana Hitam sobek,

dan kaos hitam

Natural Kamar

Yudha

Tempat tidur, rak buku,

meja kerja, stand lamp,

laptop, printer, jam dinding

5 5 Avi Handuk Natural Kamar

mandi

INT

6 6

Avi Dress putih, handuk Natural Kamar

Yudha

Tempat tidur, rak buku,

meja kerja, stand lamp,

laptop, printer, jam dinding

6

Yudha Jelana jens, baju itam

jaket levis

Makeup

muka lebam

abis pukul

Kamar

Yudha

Tempat tidur, rak buku,

meja kerja, stand lamp,

laptop, printer, jam dinding

7 7

Perawat Baju putih perawat Casual

Lorong

depan

kamar

8 8 Ibu

kost

Daster Casual Kamar

yudha

Baju kotor dan ember

9 9

Desi

tua

Blazer Panjang, kaos

hitam, rok hitam, high

hills, boots hitam

Casual

Taman

9 Yudha Jelana jens, baju

hitam, jaket levis

Casual

Taman

Page 240: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

249

10 10

Avi Dres putih Casual Kamar

yudha

Tempat tidur, rak buku,

meja kerja, stand lamp,

laptop, printer, jam dinding

11 11 Avi Dress putih Casual Kamar

mandi

12 12

Avi Dress putih Casual Kamar

Yudha

Tempat tidur, rak buku,

meja kerja, stand lamp,

laptop, printer, jam dinding

13 13 Yudha Jelana jeans, baju

hitam, jaket levis

Casual Mobil

13

Desi

tua

Blazer Panjang, kaos

hitam, rok hitam, high

hills boots hitam

Casual Mobil

14 14

Avi Dress putih Casual Kamar

Yudha

Tempat tidur, rak buku,

meja kerja, stand lamp,

laptop, printer, jam dinding

15 15

Desi

tua

Blazer Panjang, kaos

hitam, rok hitam, high

hills boots hitam

Casual Mobil

15 Yudha Jelana jeans, baju

hitam, jaket levis

Casual Mobil

16 16

Yudha Jelana jeans, baju

hitam, jaket levis

Casual Kamar

Yudha

Tempat tidur, rak buku,

meja kerja, stand lamp,

laptop, printer, jam dinding

Page 241: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

250

16

Desi Blazer Panjang, kaos

hitam, rok hitam, high

hills boots hitam

Casual Kamar

Yudha

Tempat tidur, rak buku,

meja kerja, stand lamp,

laptop, printer, jam dinding

16

Avi Dress putih Casual Kamar

Yudha

Tempat tidur, rak buku,

meja kerja, stand lamp,

laptop, printer, jam dinding

Page 242: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

251

WARDROBE LIST

Production Company : BSI / Lakuna Pictures Produser : Endang Sukarja

Judul Program : The Lies We Believe Sutradara : Ismaya Kahar

Durasi : 20 menit

Tabel VIII.02

No. Wardrobe Wardrobe Accesories Cast Scene

1. Avi 6,8

2.

Avi 4

Page 243: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

252

3.

Desi muda 3

Desi muda 1

Roby 1

Page 244: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

253

Yuda 9,13,15

Desi tua 9,13,15

Wanita Tua 3

Page 245: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

254

PROPERTY

Production Company : BSI / Lakuna Pictures Produser : Endang Sukarja

Judul Program : The Lies We Believe Sutradara : Ismaya Kahar

Durasi : 20 menit

Tabel VIII.03

No. Property Keterangan Cast` Scene

1

Kursi kerja Avi 6

Page 246: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

255

2

Kursi kayu Desi

muda 1

3

Vas bunga Desi

muda

1

Page 247: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

256

4

Tirai jendela Desi

muda

1

5

Meja kayu Desi

muda

1

Page 248: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

257

6

Desi

muda

1

7

Stand lamp

8

Tempat tidur Desi

muda

2

Page 249: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

258

9

Alat medis Desi

muda

2

Blazer Desi

muda

1

Tas Desi

muda

1

Tas Desi

muda

1

Page 250: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

259

Minyak

wangi

Desi

muda

1

Ikat rambut Desi

muda

1

Jam tangan Desi

muda

1

Jam dinding Avi dan

Yuda

6

Page 251: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

260

Handuk Avi 6

Buku Avi 6,8

Rak buku Yuda 6

ember Ibu kost

dan Avi

8

Page 252: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

261

Kursi taman Desi tua

dan Yuda

9

Amplop Yuda 10

Kasur Yuda 4,6,8,10,12,14,16,

Page 253: BAB III LAPORAN PRODUKSIrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/... · panduan atau arahan kepada semua manajer produksi, beserta seluruh staf di bawahnya. Namun keberhasilan dan

262

SET LOKASI

Production Company : Lakuna Picture Produser : Endang Sukarja

Judul Program : The Lies We Believe Sutradara : Ismaya Kahar

Durasi :

No. Lokasi Scene

1.

Kamar Losmen

2.

Kamar Yudha