bab ii landasan teori - repository.bsi.ac.idrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/...3. prinsip...
TRANSCRIPT
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pelayanan
2.1.1. Pengertian pelayanan
Menurut (Rahman, 2017) Pelayanan yang baik dalam suatu perusahaan
akan menciptkan kepuasan bagi para pelanggan, oleh krena itu suatu perusahaan
harus memiliki strategi yang khusus untuk mengelola jasa dengan baik.
Terjadinya kompetisi dalam usaha untuk merebut market guna
meningkatkan penjualan membawa sebuah perubahan positif di dunia bisnis
karena mereka bersaing dalam memberikan pelayanan terbaik bagi setiap
pelanggannya. Hal itu merubah persepsi banyak orang yang awalnya berpegang
teguh pada produk dan penjualan ke pemasaran. Definisi mengenai pengertian
pelayanan yang simple diberikan oleh Ivancevich, dkk dalam Ratminto (2015:2)
“Pelayanan adalah produk-produk yang tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang
melibatkan usaha-usaha manusia dan menggunakan peralatan”.
Menurut Goonroos dalam Ratminto (2015:2) pelayanan adalah suatu
aktifitas atau serangkaian aktifitas yang tidak kasat mata (tidak dapat
diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen
dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan
pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan
pelanggan.
Sedangkan menurut (Panjaitan & Yuliati,2016) pelayanan yang berkualitas
berperan penting dalam membentuk kepuasan konsumen, selain itu juga erat
kaitannya dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan. Semakin
9
berkualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan maka kepuasan yang
dirasakan oleh perusahaan akan semakin tinggi.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Pelayanan adalah
suatu aktifitas atau interaksi antara karyawan dengan pelanggan guna
terpenuhinya kebutuhan pelanggan sesuai dengan harapan atau keinginan
pelanggan dengan tingkat persepsi mereka.
2.1.2. Bentuk Layanan
MenurutMoenir (2015:190)menjelaskan bahwa layanan umum yang
dilakukan oleh siapapun, bentuknya tidak terlepas dari 3 macam, yaitu:
1. Layanan dengan lisan
Layanan dengan lisan dilakukan oleh petugas-petugas di bidang Hubungan
Masyarakat (HUMAS), bidang layanan informasi dan bidang-bidang lain
yang tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang
memerlukan.
2. Layanan melalui tulisan
Layanan melalui tulisan merupakan bentuk layanan yang paling menonjol
dalam pelaksanaan tugas. Tidak hanya dalam segi jumlah tetapi jika dari segi
peranannya. Apalagi kalau diingat bahwa sistem layanan pada abad informasi
ini, menggunakan sistem layanan jarak jauh dalam bentuk tulisan. Pada
dasarnya layanan melalui tulisan cukup efisien terutama bagi layanan jarak
jauh karena faktor biaya. Agar layanan dalam bentuk tulisan dapat
memuaskan pihak dilayani, satu hal yang harus diperhatikan ialah faktor
kecepatan, baik dalam pengolahan masalah maupun dalam proses
10
penyelesaiannya (pengetikan, penandatanganan, data pengirim kepada yang
bersangkutan).
3. Layanan melalui perbuatan
Pada umumnya layanan dalam bentuk perbuatan 70-80% dilakukan oleh
petugas-petugas tingkat menengah dan bawah. Karena itu faktor keahlian dan
keterampilan petugas tersebut sangat menentukan terhadap hasil perbuatan
atau pekerjaan. Dalam kenyataan sehari-hari jenis layanan perbuatan dan
layanan lisan sering bergabung. Hal ini disebabkankarena hubungan lisan
paling banyak dilakukan melalui hubungan pelayanan secara umum (kecuali
yang khusus dilakukan melalui hubungan tulis, karena faktor jarak). Hanya
titik berat terletak pada perbuatan itu sendiri yang ditunggu oleh yang
berkepentingan. Jadi tujuan utama orang yang berkepentingan ialah
mendapatkan pelayanan dalam bentuk perbuatan atau hasil perbuatan sekedar
penjelasan dan kesanggupan secara lisan.
2.1.3. Tahapan-Tahapan Layanan Pelanggan
Majid (2013:36)mengungkapkan bahwa tahapan-tahapan layanan
pelanggan sebagai suatu prinsip dasar yng terdiri dari atas tiga tahap, yang harus
dihayati dan dikuasai pleh pegawai, yaitu:
1. Prinsip dasar pertama (selama penjualan), berupa pemberian senyum, ucapan
salam, dan sapaan.
2. Prinsip dasar kedua (selama penjualan atau proses pembelian), berupa
memperlihatkan keperdulian, memberikan tanggapan, memberikan bantuan,
menuntaskan, dan mengucapkan terima kasih.
11
3. Prinsip dasar ketiga (setelah penjualan atau pembelian), berupa menerima
4. keluhan pelanggan, menindaklanjut, memberi solusi bukan janji,
menyelesaikan dengan segera, akurat dan efektif, memberi kejutan yang
menyenangkan, dan mengucapkan terima kasih.
2.1.4. Unsur-unsur Pelayanan
Kualitas jasa pada umumnya tidak dilihat dalam konstruk yang terpisah,
melainkan secara agregat dimana dimensi-dimensi individual dimasukkan untuk
mendapatkan kualitas jasa secara keseluruhan. Dalam proses pemasaran, kualitas
pelayanan menjadi sesuatu yang sangat krusial karena hal itu menjadi faktor
dominan dalam menciptakan puas atau tidaknya seorang pelanggan.Menurut
Parasuraman, et al dalam Tjiptono (2014:198)mengidentifikasikan 10dimensi
kualitas layanan yaitu:
1. Reabilitas mencakup dua aspek utama, yaitu konsisten kinerja (performance)
dan sifat terpercaya (dependability). Hal ini berarti perusahaan mampu
menyampaikan layanannya secara benar sejak awal (right the first time),
memenuhi janjinya secara akurat dan andal (misalnya, memberikan layanan
sesuai dengan jadwal yang disepakati), menyimpan data (record) secara tepat,
dan mengirimkan tagihan yang akurat.
2. Responsivitas atau daya tanggap, yaitu kesediaan dan kesiapan para
karyawan untuk membantu dan melayani para pelanggan dengan segera.
Beberapa contoh di antaranya: ketepatan waktu layanan, pemberian slip
transaksi secepatnya, kecepatan menghubungi kembali pelanggan, dan
menyampaikan layanan secara cepat.
12
3. Kompetensi, yaitu penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang
dibutuhkan agar dapat melayani sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Termasuk didalamnya adalah pengetahuan dan keterampilan karyawan.
4. Akses, meliputi kemudahan untuk dihubungi atau ditemui (approachability).
Hal ini berarti lokasi fasilitas layanan mudah dijangkau, waktu mengantri
atau menunggu tidak terlalu lama, saluran komunikasi perusahaan mudah
dihubungi (contohnya telepon, email, fax, website) dan jam operasi nyaman.
5. Kesopanan (courtesy), meliputi sikap santun, respek, atensi, dan keramahan
karyawan.
6. Komunikasi, artinya menyampaikan informasi kepada para pelanggan dalam
bahasa yang mudah mereka pahami, serta selalu mendengarkan saran dan
keluhan pelanggan termasuk di dalamnya adalah penjelasan mengenai
jasa/layanan yang ditawarkan, biaya layanan, trade off antara layanan dan
biaya, serta proses penanganan masalah potensial yang mungkin timbul.
7. Kreadibilitas, yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya.
8. Keamanan (security), yaitu bebas dari bahaya resiko atau keragu-raguan.
9. Kemampuan memahami pelanggan, yaitu berupa memahami pelanggan dan
kebutuhan spesifik mereka, memberikan perhatian individual, dan mengenal
pelanggan reguler.
10. Bukti fisik (tangibles), meliputi penampilan fasilitas fisik, peralatan,
personel, dan bahan-bahan komunikasi perusahaan (seperti kartu bisnis, kop
surat dan lain-lain).
13
2.2. Kepuasan Pelanggan
2.2.1. Pengertian Pelanggan
Menurut Yoeti dalam Majid (2013:11)mengemukakan bahwa,“Pelanggan
adalah yang membeli produk dan jasa-jasa pada suatu perusahaan”.
Menurut Nasution dalam Majid (2013:12) mengemukakan bahwa,
“Pelanggan adalah semua orang yang menuntut kita atau suatu perusahaan untuk
memenuhi suatu standar kualitas tertentu, dan karena itu akan memberikan
pengaruh pada performa kita atau perusahaan”.
Jadi berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pelanggan
adalah seseorang atau beberapa orang yang membeli produk atau jasa pada suatu
perusahaan guna memenuhi kebutuhannya.
2.2.2 Pengertian Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan dapat dirasakan setelah pelanggan membandingkan
pengalaman mereka dalam melakukan pembelian barang/jasa dari penjual atau
penyedia barang/jasa dengan harapan dari pembeli itu sendiri. Harapan tersebut
terbentuk melalui pengalaman pertama mereka dalam membeli suatu barang/jasa,
komentar teman dan kenalan, serta janji dan informasi pemasar dan pesaingnya.
Pemasar yang ingin unggul dalam persaingan tentu harus memperhatikan harapan
pelanggan serta kepuasan pelanggannya.
Menurut Tjiptono dalam Majid (2013:50), mengemukakan bahwa
“Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap
evaluasi ketidaksesuaian atau konfirmasi, yang dirasakan antara harapan
sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.
14
Menurut (Mutmainnah, 2017) kepuasan pelanggan merupakan perasaan
senang yang muncul dari diri seseorang dikarenakan kebutuhan atau keinginannya
dapat terpenuhi, meskipun untuk mendapatkannya diperlukan suatu usaha atau
pengorbanan.
Dari definisi tersebut dapat dikatakan apabila kinerja produk tidak sesuai
dengan harapan dan bila harapan yang ditetapkan terlalu rendah, maka pelanggan
tersebut akan merasa tidak puas dan berujung kecewa, jika kinerja sesuai dengan
harapan maka pelanggan akan merasa puas, namun apabila kinerja produk
melampaui harapan, maka pelanggan akan merasa gembira dan sangat puas.
2.2.3. Tujuan Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Tjiptono (2014:173)menjelaskan bahwa pengukuran kepuasan pelanggan
dilakukan dengan berbagai macam tujuan, diantaranya:
1. Mengidentifikasi keperluan (requirement) pelanggan (importance rating),
yakni aspek-aspek yang dinilai penting oleh pelanggan dan mempengaruhi
puas atau tidaknya.
2. Menentukan tingkat kepuasan pelanggan terhadap kinerja organisasi pada
aspek-aspek penting.
3. Membandingkan tingkat kepuasan pelanggan terhadap perusahaan dengan
tingkat kepuasan pelanggan terhadap organisasi lain, baik pesaing langsung
maupun tidak langsung.
4. Mengidentifikasi PFI (priorities for improvement) melalui analisis gap antara
skor tingkat kepentingan (importance) dan kepuasan.
15
5. Mengukur indeks kepuasan pelanggan yang bisa menjadi indikator andal
dalam memantau kemajuan perkembangan dari waktu ke waktu.
2.2.4. Jenis-Jenis Pelanggan
Menurut Majid (2013:12)mengatakan bahwa pada dasarnya dikenal 3
macam pelanggan dalam sistem kualitas modern, yaitu:
1. Pelanggan Internal
Pelanggan Internal adalah orang yang berada dalam perusahaan dan memiliki
pengaruh pada performa pekerjaan atau perusahaan.
2. Pelanggan Antara
Pelanggan antara adalah mereka yang bertindak atau berperan sebagai
perantara, bukan sebagai pemakai akhir produk.
3. Pelanggan Eksternal
Pelanggan eksternal adalah pembeli atau pemakai akhir produk, sering
disebut sebagai pelanggan nyata.
2.2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Presepsi dan Harapan Pelanggan
Majid (2013:50)mengungkapkan kepuasan pelanggan sangat tergantung
pada presepsi dan harapan mereka, maka sebagai produsen atau pihak yang
memberi pelayanan perlu mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi
presepsi dan harapan pelanggan yaitu:
1. Kebutuhan dan keinginan yang dirasakan pelanggan ketika sedang
melakukan transaksi dengan produsen/perusahaan.
16
2. Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan maupun
pesaing-pesaingnya.
3. Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan kualitas
produk yang akan dibeli oleh pelanggan.
4. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran.
2.2.6. Metode Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Menurut kotler dalam Majid (2013:65), menjelaskan bahwa ada banyak
cara dan teknik untuk mengukur atau mengevaluasi seberapa puas pelanggan yang
kita layani. Beberapa diantaranya sebagai berikut:
1. Sistem keluhan dan saran
Media : Kotak saran, Kartu komentar, Customer Hot Lines, dan lain-lain.
2. Survei Kepuasan Pelanggan
Melalui survei perusahaaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik
secara langsung dari pelanggan dan sekaligus juga memberikan tanda (signal)
positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya.
3. Ghost Shopping
Metode ini dilaksanakan dengan cara memperkerjakan beberapa orang (ghost
shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan atau pembeli
potensial produk perusahaan dan pesaing. Lalu ghost shopper tersebut
menyampaikan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan
produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam
pembelian produk-produk tersebut.
17
4. Lost Customer Analysis
Perusahaan berusaha menghubungi para pelanggannya yang telah berhenti
membeli atau yang telah beralih pemasok dengan tujuan akan diperolehnya
informasi penyebab terjadinya hal tersebut.
2.2.7. Dimensi Kepuasan Pelanggan
Pada organisasi jasa, penilaian kualitas dari jasa yang dilakukan selama
memberikan pelayanan berhubungan dengan pelanggan. Menurut (Atmaja, 2018)
Kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan
guna memenuhi harapan konsumen. Hal itu sangat berhubungan dengan pendapat
yang dikemukakan oleh (Alamry, 2017)bahwa kepuasan pelanggan merupakan
salah satu kunci keberhasilan suatu usaha, hal ini dikarenakan dengan memuaskan
pelanggan, perusahaan dapat meningkatkan pendapatan (profit) dan mendapatkan
pangsa pasar yang luas. Menurut Parasuraman et al dalam Russdi (2017:64)
mengidentifikasi 5 dimensi service quality (SERVQUAL) yang menghasilkan
kepuasan pelanggan adalah sebagai berikut:
1. Reliability (keandalan)
Organisasi atau perusahaan harus mempunyai kemampuan untuk melakukan
pelayanan yang dijanjikan dengan andal.
2. Responsiveness (responsif)
Mencakup bagaimana tanggapan organisasi atau perusahaan atas keluhan
pelanggan mengenai pelayanan pelayanan yang tidak atau kurang
memuaskan, tindakan organisasi atau perusahaan terhadap keluhan-keluhan
pelanggan, serta bantuan para staf terhadap pelanggan yang menyampaikan
18
keluhan, ketanggapan staf terhadap permintaan pelanggan dan kemauan
untuk memberikan layanan cepat.
3. Assurance (kepastian)
Pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan untuk
menyampaikan kepercayaan dan keyakinan mereka.
4. Empathy (empati)
Kemampuan untuk memberikan perhatian secara ikhlas dan bersifat pribadi
atau individual yang diberikan kepada para pelanggan dengan cara
memahami keinginan dan kesulitan pelanggan.
5. Tangibles (berwujud)
Kemampuan suatu perusahaan dalam menujukkan keberadaan pihak eksternal
dalam bentuk fisik.
2.3. Konsep Dasar Operasional dan Perhitungan
2.3.1. Kisi-kisi Operasional Variabel
Kisi-kisi operasional mencakup dimensi-dimensi dan indikator dari dua
variabel yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini yaitu Variabel
Pelayanan (X) dan Variabel Kepuasan Pelanggan (Y). Dimensi variabel pelayanan
(X) dikutip dari buku Tjiptono (2014:198)yang mengungkapkan ada 10 dimensi
pokok layanan yang terdiri dari Realibilitas, Kompetensi, Akses, Kesopanan,
Komunikasi, Kredibilitas, Keamanan, Kemampuan memahami pelanggan, dan
Bukti fisik. Sedangkan untuk variabel kepuasan pelanggan (Y) dikutip dari buku
Russdi (2017:64)bahwa faktor yang sering digunakan dalam mengevaluasi
pelanggan terhadap suatu pelanggan in-tangible meliputi Keandalan, Daya
19
tanggap, Jaminan, Empaty, dan Bukti langsung. Berikut ini kisi-kisi operasional
dari masing-masing variabel, yaitu:
Tabel II.1
Kisi-kisi Variabel Pelayanan (X)
Variabel Dimensi Indikator Butiran
item
Pelayanan
Realibilitas Mampu memberikan
informasi dengan tepat dan
akurat
1
Responsivitas Mampu memberikan
pelayanan dengan sigap dan
cepat
2,3 dan 4
Mendengar setiap keluhan
pelanggan
5
Kompetensi Keahlian 6,7 dan 8
Akses Lokasi yang mudah ditemui 9
Kecepatan dalam melayani
pelanggan
10
Kesopanan respek 11 dan 12
Sikap petugas yang ramah
dalam melayani pelanggan
13
Komunikasi Penjelasan mengenai jenis
layanan
14
Kredibilitas Sifat jujur dan dapat
dipercaya
15 dan 16
Keamanan Mampu memberikan rasa
aman
17
Kemampuan
memahami
pelanggan
Tersedianya kebutuhan
pelanggan
18
Bukti fisik Fasilitas pembayaran 19
Keadaan dalam toko 20
20
Tabel II.2
Kisi-kisi Variabel Kepuasan (Y)
Variabel Dimensi Indikator Butiran
item
Kepuasan
Bukti fisik Kondisi toko 1,2,3,4
dan 5
Penampilan karyawan
dalam melayani pelanggan
6
Empati Perhatian dan kepedulian
karyawan
7,8,9,dan
10
Daya tanggap
(Responsiveness)
Merespon setiap
pelanggan/pemohon yang
ingin mendapatkan
pelayanan
11
Karyawan melakukan
pelayanan dengan cepat dan
tepat
12 dan 13
Semua keluhan pelanggan
direspon oleh petugas
14
Kehandalan
(Reliability)
Dapat diandalkan dalam
menangani masalah layanan
pelanggan
15,16 dan
17
Jaminan Karyawan yang
menumbuhkan rasa percaya
pada pelanggan
18,19 dan
20
2.3.2. Uji Instrumen Penelitian
A. Uji Validitas
Sugiyono (2016:121) menjelaskan bahwa “Instrumen yang valid berarti
alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid
berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur”.
21
Masrun dalam Sugiyono (2016:133)menyatakan “Teknik korelasi untuk
menentukan validitas item ini sampai sekarang merupakan teknik yang paling
banyak digunakan”. Selanjutnya dalam memberikan interpretasi terhadap
koefisien korelasi, Masrun dalam Sugiyono (2016:133)menyatakan “item yang
mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang
tinggi, menujukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula.
Uji validitas dalam penelitian ini yaitu untuk memastikan bahwa
instrumen-instrumen penelitian yang penulis gunakan memang sesuai dan tepat
digunakan untuk mengukur apa yang menjadi fokus penelitian, yaitu Pelayanan
(X) dan Kepuasan Pelanggan (Y). Uji validitas instrumen dalam penelitian ini
adalah dengan mengkorelasi skor butir item dengan skor total. Untuk
mempercepat serta mempermudah dalam proses perhitungan maka pengujian
validitas instrumen dilakukan dengan bantuan komputer melalui software SPSS
versi 21.
Untuk memperoleh nilai yang signifikan selanjutnya akan dilakukan uji
korelasi dengan membandingkan hasil nilai rhitung dengan nilai pada rtabel.
Keputusan hasil uji validitas instrumen berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
1. Item pernyataan dinyatakan valid apabila rhitung lebih besar dari rtabel (rhitung
>rtabel).
2. Item pernyataan dinyatakan tidak validapabila rhitung lebih kecil dari rtabel
(rhitung<rtabel).
22
B. Uji Reliabilitas
Sugiyono (2016:121)mengatakan “Instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama,
akan menghasilkan data yang sama. Untuk mengetahui reliabilitas tes bentuk
subjektif dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Adapun
rumus Alpha Cronbach yang dimaksud adalah:
Sumber : Suryani & Hendri (2015:141)
Keterangan :
r11 = Realibilitasinstrumen
k = Banyaknyabutirpertanyaanataubanyaknyasoal
Ʃ𝜎²
ᵇ = Jumlah varian butir/item
V²
¹ = Varian total
2.3.3. Konsep Dasar Perhitungan
1. Populasi dan Sampel
a. Pengertian Populasi
Menurut Sugiyono (2016:80)menyatakan “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”.
r11 = [𝑘
𝑘 − 1] [1
∑ 𝜎²ᵇ
𝑉²¹
]
23
Dari pengertian diatas, menunjukkan bahwa populasi bukan hanya manusia
tetapi bisa juga objek atau benda-benda subjek yang dipelajari seperti
dokumen-dokumen yang dapat dianggap sebagai objek penelitian. Populasi
juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi
meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.
b. Pengertian Sampel
Sugiyono(2016:81)mendefinisikan “Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Roscoe dalam Sugiyono (2016:91) menyatakan “Ukuran sampel yang
layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500”.Teknik
pengambilan sampel ini adalah teknikprobability sampling. Menurut
Sugiyono (2016:82) “teknikprobability sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”.
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Indomaret SPBU
Swatantra dengan jumlah 111 konsumen. Dalam penelitian ini peneliti
mempersempit populasi dengan menghitung ukuran sampel yang
dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin.
Rumus Slovin untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut:
n= N
1+N(𝑒)²
keterangan:
n = Ukuran sampel/jumlah responden
N = Ukuran populasi
24
e = presentase kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa di tolerir, e=
1%, 5%, dan 10%.
2. Skala Likert
Sugiyono (2016:93)menjelaskan “Skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh
peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian”.
Tabel II.3
Alternatif Jawaban dalam Skala Likert
Jawaban Simbol Skor Jawaban Simbol Skor
Sangat Setuju ST 5 Sangat Puas SP 5
Setuju S 4 Puas P 4
Ragu-ragu R 3 Ragu-ragu R 3
Tidak Setuju TS 2 Tidak Puas TP 2
Sangat Tidak Setuju STS 1 Sangat Tidak Puas STS 1
Sumber: Sugiyono (2016:93)
Dalam Skala Likert setiap item instrumen yang digunakan mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negtif, seperti yang ditujukkan dalam
tabel II.3.
3. Koefisiensi Korelasi
Koefisien korelasi digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan
hipotesis hubungsn dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau
rasio, dan sumber data dari variabel tersebut sama.
Rumus Korelasi Product Moment:
r = 𝑛 ∑ XY−(∑ X)(∑ Y)
√{n ∑ X2−(∑ X)2}− {n ∑ Y2−(∑ Y)2}
25
Keterangan:
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah responden
X = Total skor variabel X (Pelayanan)
Y = Total skor variabel Y (Kepuasan Pelanggan)
Sebagai bahan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan
besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan berikut ini:
Tabel II.4
Pedoman Menginterpresentasikan Koefisien Korelasi
Sumber: Sugiyono (2016:184)
4. Koefisiensi Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk menghitung seberapa besar
variabel Pelayanan mempengaruhi variabel Kepuasan pelanggan pada PT
Indomarco Prismatama Cabang Bekasi.
Rumus Koefisien Determinasi:
KD = r2 x 100%
Keterangan:
KD = Koefisien Determinasi
r2 = Nilai koefisien korelasi
Interval Korelasi Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
26
5. Persamaan Regresi
Menurut Sugiyono (2016:188) mengemukakan bahwa,”Persamaan regresi
dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel
dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi (dirubah-rubah)”.
Rumus Persamaan Regresi:
Y = a + bX
Keterangan:
Y = Nilai yang diprediksi
a = Konstant atau bila nilai X=0
b = Koefisien regresi
X = Nilai variabel independen