bab iii lanjutan proposal

32
BAB III KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Perkembangan Perusahaan PT. Bogasari Flour Mills Jakarta didirikan oleh Soedono Salim, Djuhar Soetanto, Soedwikatmono, Ibrahim Risjad, secara notarial pada tanggal 7 Agustus 1970 dengan kegiatan utama perusahaan mengolah gandum menjadi tepung terigu. Pabrik di Jakarta mulai beroprasi secara komersial sejak tanggal 29 November 1971 untuk memenuhi kebutuhan tepung terigu di wilayah Indonesia bagian timur, didirikan pabrik di surabaya yang mulai beroperasi mulai pada tanggal 10 Juli 1972. Pada awal berdirinya, PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills hanya memiliki 2 fasilitas penggilingan yaitu mill A dan B dengan kapasitas 650 ton gandum per hari. Kemudian seiring dengan perkembangan perusahaan dan peningkatan kapasitas produksi, maka pada tahun 1973 PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills mengoperasikan fasilitas penggilingan baru yaitu mill C,D, dan E. Kemudian pada tahun 1978 mulai mengoperasikan mill F 1

Upload: jainuddin-java

Post on 16-Sep-2015

245 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

jg

TRANSCRIPT

BAB III KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

3.1. Sejarah Perkembangan Perusahaan

PT. Bogasari Flour Mills Jakarta didirikan oleh Soedono Salim, Djuhar Soetanto, Soedwikatmono, Ibrahim Risjad, secara notarial pada tanggal 7 Agustus 1970 dengan kegiatan utama perusahaan mengolah gandum menjadi tepung terigu. Pabrik di Jakarta mulai beroprasi secara komersial sejak tanggal 29 November 1971 untuk memenuhi kebutuhan tepung terigu di wilayah Indonesia bagian timur, didirikan pabrik di surabaya yang mulai beroperasi mulai pada tanggal 10 Juli 1972.

Pada awal berdirinya, PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills hanya memiliki 2 fasilitas penggilingan yaitu mill A dan B dengan kapasitas 650 ton gandum per hari. Kemudian seiring dengan perkembangan perusahaan dan peningkatan kapasitas produksi, maka pada tahun 1973 PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills mengoperasikan fasilitas penggilingan baru yaitu mill C,D, dan E. Kemudian pada tahun 1978 mulai mengoperasikan mill F dan G, pada tahun 1983 mulai mengoperasikan mill H, I, dan J, kemudian pada tahun 1992 mengoperasikan mill K dan L, serta terakhir pada tahun 1996 mulai mengoperasikan mill M, N, dan O. Sehingga sampai saat ini, PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills sudah memiliki 15 mill yang beroperasi setiap hari dengan kapasitas total 11.000 ton tepung per hari.

Untuk menunjang kegiatan utama perusahaan PT. Bogasari Flour Mills membangun devisi texstil di citeureup, Bogor yang beroperasi sejak tahun 1977. Devisi ini bertugas untuk menjamin kelancaran distribusi terigu dengan menggunakan kemasan yang kuat dan hygienis. Devisi ini mempunyai misi untuk menunjang kelancaran produksi dengan memasok kantong tepung terigu yang sesuai dengan kebutuhan dan menyediakan stok pada level yang sama.

Menanggapi respon masyarakat yang positif terhadap tepung terigu dan untuk melakukan perluasan pasar ke wilayah timur Indonesia, maka PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills mendirikan pabrik kedua di wilayah Tanjung Perak, Surabaya. Pabrik kedua ini didirikan diatas tanah seluas 3,2 ha. Pabrik tersebut mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 10 Juli 1972.

Permintaan tepung terigu yang terus meningkat setiap tahunnya membuat PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills mendirikan divisi-divisi lain untuk menunjang aktivitas produksinya. Pada tahun 1977 didirikan divisi tekstil di Citeureup, Jawa Barat yang bertugas untuk memproduksi kantong-kantong kemasan tepung terigu. Produksi kantong pengemas tersebut dilakukan secara mandiri oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills karena meningkatnya permintaan tepung terigu menyebabkan peningkatan kebutuhan kantong kemasannya. Akan tetapi sejak tahun 1988 divisi tekstil tersebut berdiri sendiri dengan nama PT. Inti Abadi Kemasindo. Selain mendirikan divisi tekstil, PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills juga mendirikan divisi maritim pada tanggal 12 September 1977 yang bertujuan untuk menjamin kelancaran pengadaan dan pengangkutan gandum. Sejak tahun 1998 divisi ini berdiri manjadi perusahaan tersendiri dengan nama PT. Indobahtera Era Sejahtera. Pada tanggal 15 Oktober 1981, PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills membuka Bogasari Baking Center yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang pembuatan roti yang baik dan benar kepada masyarakat serta untuk mendorong terciptanya wirausaha baru di bidang roti dan mie. Selain itu, Bogasari Baking Center ini juga dapat digunakan sebagai media promosi tepung terigu dan dalam perkembangannya juga berperan dalam pengujian mutu tepung terigu ketika diolah menjadi roti dan mie. PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills juga melakukan pengembangan usahanya dengan mendirikan pabrik pasta di Jakarta pada tanggal 18 Desember 1991. Produk yang dihasilkan adalah Long Pasta dan Short Pasta serta hampir 80% ditujukan untuk pasaran ekspor ke negara Jepang, Hongkong, Australia, Korea Selatan, Rusia, Filipina, Thailand, dan Singapura dengan merek La Fonte, Tirreno dan Chewy.

Dalam perjalanannya, PT Bogasari Flour Mills telah mengalami 2 kali berpindah kepemilikan, yaitu pada tanggal 28 Juli 1992 PT Bogasari Flour Mills resmi diakuisisi oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa untuk menjadi salah satu divisi makanan dari perusahaannya dan selanjutnya diberi nama PT. Indocement Tunggal Prakarsa Bogasari Flour Mills Division. Beberapa tahun kemudian tepatnya pada tanggal 30 Juni 1995 PT Bogasari Flour Mills diakuisisi oleh PT. Indofood Sukses Makmur untuk menjadi salah satu divisi di dalamnya dan berubah nama menjadi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills hingga saat ini.

Tujuan dilakukannya akuisisi ini adalah untuk mempermudah perusahaan dalam melakukan proses produksi. Dengan diakuisisinya Bogasari menjadi salah satu divisi dari PT. Indofood Sukses Makmur maka akan mempermudah PT. Indofood Sukses Makmur dalam pengadaan bahan baku tepung terigu, mengurangi lead time, memudahkan pengendalian mutu bahan baku, dan tentunya untuk memperoleh keuntungan lebih dibandingkan harus bekerjasama dengan perusahaan lain.3.2. Visi dan Misi Perusahaan

Sesuai dengan visinya, industri pangan berbasis produk pertanian dan jasa terkait yang bertaraf dunia maka PT. ISM Tbk, divisi Bogasari Flour Mills memiliki visi, yaitu Menjadi Perusahaan Total Food Solution. Untuk mewujudkan visi tersebut, PT. ISM Tbk, divisi Bogasari Flour Mills memiliki misi, yaitu:

3.2.1 Senantiasa meningkatkan kopetensi karyawan, proses produksi dan teknologi.3.2.2 Menyediakan produk berkualitas, inovatif sesuai pilihan pelanggan, dengn harga terjangkau.3.2.3 Memastikan ketersediaan produk bagi pelanggan domestik maupun internasional.3.2.4 Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia, khususnya dalam bidang nutrisi.3.2.5 Meningkatkan stakholders value secara berkesinambungan.Melihat dari misi-misi yang diprogramkan, jika misi-misi tersebut dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan sesuai komitmen maka visi perusahaan dapat tercapai, mengingat Bogasari merupakan produsen tepung terigu terbesar di dunia. Dan merupakan salah satu perusahaan yang hampir tidak menimbulkan polusi karena pemamfaatan by produknya menjadi pakan ternak.

3.3. Struktur Organisasi PerusahaanPimpinan tertinggi PT. ISM Tbk, divisi Bogasari Flour Mills Jakarta adalah OPU (Deputy OPU Head) yang membawahi Empat Senior Vice President (SVP). Senior Vice President yang ada di bogasari terdiri atas SVP Finance, SVP Commercials, SVP Manufacturing, dan SVP Human Resources. Setiap senior Vice President membawahi beberapa seksi yang dipimpin oleh Vice President dan setiap Vice President membawahi sub-sub seksi yang dipimpin oleh Manager. Manager yang bertanggung jawab terhadap produksi yang dilakukan di mill adalah manajer mill yang berjumlah 4 orang. Setiap manajer bertanggung jawab atas satu mill group. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills memiliki 4 mill group. Untuk mill group wilayah 1 terdiri dari MTC, mill A, B, C, dan pelletizing departemen. Untuk wilayah 2 terdiri dari mill D, E, K, dan L. Wilayah 4 terdiri dari mill F, G, H, I, J serta wilayah 4 terdiri mill M, N, dan O. Setiap manajer mill group membawahi tiga orang asisten manajer atau Deputy Head Miller (DHM). Dibawah DHM terdapat Head Section (Miller). Masing-masing Miller ditempatkan dalam satu mill. Head Section tersebut membawahi foreman dan yang berada pada tingkatan paling bawah adalah operator. Bagan struktur organisasi secara lengkap dapat dilihat pada pada gambar dibawah ini.

Gambar: Struktur Organisasi Bagian Produksi (Milling)3.4. Lokasi dan Tata Letak Perusahaan

PT. ISM Bogasari Flour Mill Jakarta terletak di wilayah kalibaru Jakarta Utara tepatnya di jalan raya Cilincing No.1 Tanjung Priok Jakarta Utara menempati area seluas 33 ha. Sebelah Utara berbatasan dengan PT. Pelita Bahari, Sebelah selatan berbatasan dengan jalan raya Sindang Laut dan sebelah barat berbatasan dengan sungai Kresek. Pemilihan lokasi di wilayah Tanjung Priok ini telah melalui pertimbangan-pertimbangan strategis antara lain letaknya yang dipinggir pantai akan mempermudah proses bongkar muat gandum dari luar negeri. Selain itu pengangkutan produk baik tepung terigu maupun produk samping yang dikirim melalui jalur laut akan lebih mudah. Pemilihan lokasi diwilayah ini juga memudahkan perusahaan untuk merekrut karyawan karena lokasinya yang tidak jauh dari pemukiman penduduk. Fasilitas air dilokasi tersebut juga dapat tersedia dengan mudah dan memenuhi syarat. Tata letak pabrik diatur sedemikian rupa mulai dari bagian bongkar muat di dermaga, tempat penyimpanan gandum, tempat produksi, tempat pengmasan dan penyimpanan produk serta gedung perkantoran. Tata letak sarana produksi di PT. ISM Bogasari Flour Mill mengikuti tata letak tipe produk dimana pusat-pusat kerja dan mesin-mesin disusun merupakan satu lini sesuai dengan urutan proses.3.5. Jenis Produksi perusahaan

Jenis-jenis produksi yang dihasilkan PT.ISM Bogasari antara lain tepung terigu dan by product. Bogasari memproduksi jenis tepung terigu berdasarkan klasifikasi kadar proteinnya. Sampai saat ini telah dikenal sepuluh merek tepung terigu leguler produksi bogasari, seperti Cakra Kembar, Cakra Kembar Mas, Pena Kembar, Segitiga Hijau, Segitiga Biru, Piramida, Kunci Biru, Kunci Emas, Lencana Merah, dan Payung. Merek tepung terigu diatas hanya ditunjukan untuk pasar lokal, sedangkan untuk pasar luar negeri dengan tetap memiliki kualitas yang sama dengan tepung reguler lokal dikenal beberapa merek anara lain Blue Triangle, Red Triangle, Yellow Triangle, Brown Triangle, Orange Triangle, Pink Triangle, Double Arrow, Gold Key, Golden Crest, dan Yellow kangaro.Klarifikasi tepung terigu reguler berdasarkan kadar protein ditujukan untuk memberikan kualitas yang baik sesuai dengan penggunaannya. Tepung Terigu, Cakra Kembar Emas, Cakra Kembar, dan Kastil digunakan untuk membut roti karena memiliki kadar protein (gluten) yang tinggi, sehingga dapat membantu pengembangan adonan roti.

Produk samping dihasilkan dari sisa penggilingan gandum dalam produksi tepung terigu. Produk samping tersebut terdiri bran, pollard, tepung industri dan pellet. Bran adalah sisa penggilingan yang memiliki tektur kasar sedangkan pollard adalah sisa penggilingan yang memiliki tekstur halus. Bran dan pollard digunakan untuk pakan ternak. Bran dan pollard dikemas dan dipasarkan dengan merek cap kepala sapi dan cap kepala kuda untuk bran, serta cap angsa untuk pollard. Tepung industri adalah tepung terigu yang memiliki kandungan serat paling tinggi dan kandungan pati(starch) yang dimilikinya dapat dimamfaatkan oleh beberapa industri tertentu, seperti untuk pembuatan lem pada kayu lapis dan sebagai bahan campuran pada pembuatan pakan ternak. Tepung industri dipasarkan dengan merek cap anggrek dan cap teratai.

BAB IV PROSES PRODUKSI 4.1. Bahan Baku

Dalam proses pembuatan tepung terigu, bahan baku utama yang digunakan adalah gandum. Gandum yang digunakan di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills saat ini masih impor 100%. Gandum tersebut berasal dari berbagai jenis gandum yang didatangkan dari berbagai negara yang tentunya memiliki jenis yang berbeda satu sama lain, diantaranya adalah:

1. Amerika: Soft White Winter (SWW), Soft White Spring (SWS), Hard White Winter (HWW), Hard White Spring (HWS), Soft Red Winter (SRW), Soft Red Spring (SRS), Hard Red Winter (HRW) 2. Australia : Australian Ekstra Soft (AES), Australian Prime Hard (APH), Australian Premium White (APW), Australian Standard White (ASW), Australian Soft (AS), Australian Durum3. Kanada : Canada Western Red Spring (CWRS), Canada Western Amber Durum (CWAD), Canada Prairie Spring (CPS), Canada Western Extra Strong (CWES), Canada Western Soft White Spring (CWSWS), Canada Western Red Winter (CWRW), Canada Western Red Spring (CWRS)4. India

: Indian Wheat5. Argentina: Argentina Wheat (AGW) Di dalam gandum juga terdapat protein khusus yang tidak ditemui pada cerelia lain yang disebut dengan gluten. Gluten berperan untuk mengembangkan adonan selama fermentasi saat adonan didiamkan. Hal ini terjadi karena gluten bersifat elastis dan dapat menahan gas selama fermentasi. Gluten tidak larut dalam air garam dan mempengaruhi bentuk serta ukuran produk yang dihasilkan dari tepung terigu.4.2. Bahan Tambahan

Selain gandum, dibutuhkan bahan tambahan lain dalam proses produksi tepung terigu yaitu air dan zat aditif seperti zat besi, zink, asam folat, vitamin B1, dan vitamin B2. Penambahan air bertujuan untuk memperoleh moisture gandum yang sesuai agar mempermudah dalam proses penggilingan serta memperoleh moisture tepung terigu yang diinginkan. Sedangkan zat aditif ditambahkan sebagai upaya fortifikasi tepung terigu. Fortifikasi tersebut dilakukan untuk mengatasi kehilangan berbagai vitamin dan mineral dalam proses pembuatan tepung terigu sekaligus untuk meningkatkan kandungan berbagai vitamin dan mineral sesuai dengan quality guide yang ditetapkan.4.3. Mesin Peralatan ProduksiSeparator, Dry Stoner, Carter Day, Scourer, Volumetric Feed Aparatus (VCA), mesin dampening, Roller Mill, Purifier, Sifter, Bran Finisher,Vibro Finisher, Screw Conveyor, Chain Conveyor, Bucket Elevator, Belt Conveyor, Feeder,Cooler, Timbangan, Mesin Press, Hopper, Magnet Sparator, Tripper. 4.4. Proses Produksi Tepung Terigu4.4.1. Pengiriman Gandum Dari Wheat Silo Ke Mill

Dengan menggunakan sistem First In First Out (FIFO) pada wheat silo maka gandum yang terlebih dahulu masuk akan lebih dulu keluar. Hal ini didasari pada bentuk dari silo, yaitu silinder. Batas waktu penyimpanan pada weat silo tidak ditentukan, namun setiap 3 bulan akan dilakukan proses sirkulasi. Gandum ditransfer dari weat silo ke mill menggunakan belt conveyor, backet elevator dan chain conveyor.4.4.2. Proses Pembersihan Gandum Pada Mill HIJ

Tahap pembersihan ini merupakan tahap pembersihan awal dari gandum yang dikirim dari wheat silo sebelum dimasukkan ke dalam row wheat bin. Tahap ini bertujuan untuk memisahkan gandum dari bahan pengotor yang berukuran besar seperti jerami, kayu, ali atau kotoran lain yang lebih besar dari gandum. Pada proses pembersihan pendahuluan, mula-mula gandum dari wheat silo dialirkan dengan chain conveyor dan diangkat ke atas mill dengan bucket elevator ke hopper ( penampungan sementara) kemudian dimasukkan ke sparator.First Cleaning (Pembersihan Pertama). Pembersihan pada tahap ini bersifat lebih komplek dan menyeluruh terhadap gandum yang akan digiling. Pembersihan ini bertujuan untuk memisahkan gandum dari impurities lain yang dapat mempengaruhi mutu produk. Pada proses pembersihan pada tahap awal ini dimulai dari gandum yang keluar dari Raw Wheat Bin melalui Volumetric Kontrol, yaitu mesin yang berfungsi untuk mengatur kapasitas aliran gandum berdasarkan beratnya. Mesin ini dapat diprogram sesuai dengan jumlah gandum yang dikeluarkan setiap jam sesuai dengan girst (campuran gandum) untuk menghasilkan tepung yang diinginkan. Kemudian gandum dicampur dan dialirkan dengan menggunakan Screw Conveyor berupa spiral-spiral yang digerakkan oleh motor listrik menuju bucket elevator untuk dibawa ke atas dan dimasukkan kedalam timbangan yaitu untuk mengetahui jumlah aliran gandum yang akan di Conditioning. Pada tahap ini gandum akan diberi air (conditioning) untuk mendapatkan gandum dengan kadar air yang diinginkan.Dari timbangan masuk ke sparator. Pada sparator ini juga berfungsi untuk memisahkan kotoran-kotoran dari gandum berupa offal kasar (biji-bijian selain gandum, batang, kayu) akan tailing melalui saringan atas yang berukuran 8 mm dan offal halus (kulit gandum, dedak) akan pass through melalui saringan bawah yang berukuran 2 mm. Di sparator ini juga terdapat block magnetic yang berfungsi untuk memisahkan logam-logam yang ikut terbawa bersama gandum. Gandum yang lolos dari sparator dan dibantu oleh aspiration yang berfungsi untuk menghisap debu dan gandum-gandum yang kopong, selanjutnya akan masuk dry stoner. Dry stoner berfungsi untuk memisahkan material-material yang lebih berat dari gandum seperti batu tetapi ukurannya hampir sama dengan gandum. Dry stoner ini juga dilengkapi ayakan sehingga permukaannya bergelombang. Dengan adanya permukaan yang bergelombang akan terjadi pemisahan lapisan gandum dan batu karena gandum lebih ringan sehingga akan terangkat dan mengambang oleh aliran udara sedangkan batu yang lebih berat dari gandum tetap berada pada permukaan ayakan atau deck, oleh getaran deck batu-batu tersebut akan bergerak keluar melalui outlet batu ke bag.

Dari dry stoner, gandum akan masuk carter day untuk memisahkan partikel-partikel lain berdasarkan bentuk dan ukuran seperti batang, tangkai, gandum kopong dan sejenisnya yang ikut terbawa. Kemudian gandum yang lolos akan masuk ke vertical scourer. Dimesin ini, gandum akan dibersihkan dari kotoran yang masih menempel pada permukaan gandum atau pada lipatan (crease) gandum dengan cara menggosok atau memoles (scouring) permukaan gandum atau lipatan gandum. Produk yang masuk inlet dan dengan adanya putaran beater, produk akan menyebar keseluruh ayakan (screen). Efek dari hempasan atau tekanan yang diakibatkan oleh beater akan menghasilkan gesekan pada gandum sehingga kotoran-kotoran, debu, kulit dan bakteri akan terkelupas sehingga lolos (pass through) melalui lubang ayakan. Mesin ini selalu bekerja dalam keadaan sedikit vakum sehingga dibutuhkan udara aspiration, sehingga dilengkapi dengan mesin aspirator yang berfungsi untuk membersihkan debu-debu yang ada di dalam aliran gandum dengan cara aspirasi udara sehingga akan terbawa. Gandum yang sudah bersih kemudian masuk ke screw conveyor dan dialirkan menuju bucket elevator kemudian didampening (pemberian air) kemudian dicampur dengan mixer. Tujuan dampening adalah untuk meliatkan kulit gandum (bran) dan melunakkan endosperm agar optimal pada saat dilakukan proses penggilingan. Kemudian digunakan screw conveyor untuk di alirkan ke tempering bin dan ditempering selama beberapa jam sesuai dengan gristing gandum yang akan di giling. Adapun waktu tempering untuk gandum jenis soft adalah 8-10 jam, sedangkan untuk jenis hard 12-24 jam.

Proses second cleaning adalah proses pembersihan gandum dari tempering bin sampai ke penggilingan (first break). Pembersihan tahap ini merupakan pembersihan gandum yang terakhir sebelum masuk ke proses penggilingan. Dari tempering bin gandum dikeluarkan melalui volumetric untuk masuk kedalam screw conveyor dan kemudian dibawa ke bucket elevator menuju vertical sourer. Setelah masuk scourer dialirkan kembali dengan screw conveyor menuju ke hopper, sebelum masuk ke hopper, gandum akan melewati dampener. Apabila kondisi gandum agak kering maka akan di tambah air dalam dampener. Kemudian gandum baru masuk ke timbangan untuk mengetahui banyaknya gandum yang akan di giling. Gandum yang sudah siap untuk dilakukan proses penggilingan akan di alirkan dengan screw conveyor menuju rooler untuk digiling.4.1.3.Proses Pengilingan (Milling).

Proses penggilingan memiliki tujuan yaitu untuk memisahkan endosperm semaksimal mungkin dari kulit dan germ, tanpa atau seminimal mungkin tercampur dengan kulit dan germ. Tujuan berikut adalah untuk mereduksi endoperm menjadi tepung dengan ukuran butiran tepung yang sekecil mungkin yaitu 150 mikron. Hasil ekstraksi penggilingan gandum menjadi tepung umumnya 74-76%. Sedangka sisanya menjadi produk samping.

Proses penggilingan terdiri atas tiga proses, yaitu proses pemecahan (breaking process), proses produksi (reduktion process), dan proses penyaringan (purification process). Proses pemecahan menggunakan break rool. Proses pemecahan biji gandum atau bran masih mengandung endosperm, dan endoperm yang terpecah akan menjadi semolina, middling dan tepung. Pada proses pemecahan diusahakan agar bran tidak hancur, semolina dan middling yang dihaslkan sebanyak mungkin. Proses pemecahan terdiri dari 4sampai 5 tingkatan tergantung dari desain proses penggilingan, semakin banyak tingkat pemecahan semakin banyak gandum yang dapat diektraksi.Gandum yang bersih dibuka dan dipecah. Hasil yang didapat berupa bran yang mengandung banyak endosperm kasar disebut B2c (croarse), endosperm halus disebut B2f (fine), semolina, middling, dan tepung. Hasil pelepasan pada pemecahan pertama ditunjukkan dengan banyaknya semolina, middling, dan tepung yang dihasilkan dalam persen. Hasil proses ini menentukan pemecahan kedua B2c dan B2f dilanjutkan ke pemecahan kedua, sedangkan semolina dan middling dilanjutkan ke proses reduksi.

Pemecahan ini memecahkan bran yang mengandung banyak endosperm menjadi bran yang mengandung sedikit endosperm yaitu B3c, B3f, semolina, middling dan tepung yang dihsilkan dalam persen. Karena endosperm pada second break masih banyak dan sudah terbuka maka hasil pelepasan B2 biasanya lebih besar dari pada B1. Semolina hasil B1 dan B2 mempunyai karakteristik yang sama (kadar abu dan protein yang sama), maka biasanya disatukan. Tetapi masih tergantung dari desain penggiling proses kedua. Jika menggunakan second break coarse dan second break fine, maka yang kasar harus dipisahkan satu atau dua tingkat saja. Pada proses reduksi middling menjadi tepung biasanya 7 sampai 9 tingkatan reduksi. Sedangkan pada tailing proses biasanya terdiri atas dua atau tiga tingkatan. Ektraksi tepung pada proses pengecilan ukuran tidak terlalu banyak, tetapi pada proses reduksi middling tepung yang diekstraksi sebanyak mungkin. Tepung yang paling diektraksi terjadi pada pagian pertama reduksi middling, selanjutnya pada bagian akhir proses reduksi ektraksi tepung mungkin berkurang karena middling semakin halus.

Proses ini merupakan proses pembersihan atau pemisahan bran dari semolina atau middling supaya pada proses produksi dapat menghasilkan ekstraksi tepung setinggi mungkin dengan kadar abu serendah mungkin. Hasil dari penggilingan dibawa ke plansifter dengan menggunakan pneumatic fan. Dalam plansifter terdapat ayakan-ayakan dan dari masing-masing ayakan hasil gilingan dipisahkan menurut ukurannya masing-masing. Kemudian dibawa ke roller mill lagi. Proses ini berlangsung secara terus-menerus hingga didapatkan persen ektraksi sebanyak-banyaknya.

Tepung-tepung dihasilkan dibawa melalui vibro finisher untuk diayak lagi. Kemudian dibawa ke hopper untuk ditimbang. Stelah itu tepung ditiup dengan blower ke flour packing. Sedangkan bran atau pollar yang dihasilkan ditiup ke bran atau polard packing atau ke pelletezing. Offal-Offal yang dipisah dari proses pembersihan dimasukkan ke Oval Bin, kemudian ke hammer mill dan dibawa ke paletizing untuk dicampur dengan bran atau pollard untuk dijadikan pellet.

4.5. By Product Packing (BPP)Input dari Bran Pollard Packing (BPP) yaitu bran dan pollard yang berasal dari semua mill menggunakan dua buah line chain conveyor dengan kapasitas 23 ton/jam, yaitu line bran (CB) dan line pollard (CP). Kedua line ini bisa bekerja pada waktu yang bersamaan tergantung kebutuhan. Pengemasan bran pollard dilengkapi dengan 8 unit packer, unit untuk packing industrial flour, enam unit packer digunakan untuk pengemasan bran atau pollard secara bergantian. Produk samping yang dikemas di BPP adalah :1. Bran merupakan kulit gandum yang memiliki kandungan protein dan kadar serat yang tinggi sehingga baik dikonsumsi ternak besar. Bran digunakan sebagai bahan ternak, dikemas dalam karung 25 kg dengan merek dagang Cap Kepala Kuda.2. Tepung industri memiliki kandungan yang hampir sama dengan tepung terigu hanya saja perbedaanya dari warna itu sendiri. Tepung industri warnanya agak kecoklatan karena memiliki kadar abu yang cukup tinggi. Tepung industri juga berasal dari tepung yang jatuh dilantai dan dikumpulkan kembali untuk dibersihkan dan dipisahkan dari material atau benda lain yang tidak diinginkan. Tepung industri ini diginakan untuk bahan lem kayu lapis, dan dikemas dalam karung yang berkuran 25 kg dengan merek dagang Cap Anggrek.3. Pellet adalah produk yang dibuat dari campuran bran dan pollard. Pellet digunakan untuk pakan ternak. Produk ini yang diproses melalui steaming dan dipress sehingga memiliki bentuk panjang 1-3 cm dan diameter 0,6 cm.4.6. Proses Produksi PelletizingRuang lingkup peletizing adalah menerima dan memproses semua by product yang dikirim dari mill section dan industrial plant untuk dijadikan produk pellet. By product terdiri dari bran, pollard, industrial flour dan germ dari setiap biji gandum 71 % untuk tepung terigu dan 25% untuk merupakan produk samping yaitu 15% bran dan 10% pollard. Sedangkan untuk germ sebesar 2,5%.Pellet adalah campuran antara bran dan pollard yang di press pada mesin press, yang berdiameter 0,6 cm, panjang 1-3 cm dan dicampur dengan steam dan fumigasi.

4.6.1. Proses PeletizingSistem peletting terdiri dari beberapa mesin yang berbeda-beda yang dirancang untuk tugas peletting dengan baik. Bahan baku yaitu bran yang merupakan kulit gandum yang berukuran besar. Pollard yang merupakan kulit gandum yang berukuran kecil. Dan offal yang sudah dihancurkan, campuran mentah seperti Bran, Pollard, Offal tersebut dicampur tetapi belum dikirim ke pellet mill, Disini campuran mentah dilepaskan dari segala sesuatu yang menempel padanya, seperti metal (baik besi maupun non besi), batuan, tali, kertas, kayu dan kotoran dan dipersiapkan untuk memasuki tempat penampungan (bin). Bahan-bahan diterima dari semua mill, mulai dari mill AB sampai MNO dan juga dari FAM yang ditranfer melalui jalur masing-masing. Kemudian masuk ke pipa airlock untuk menerima dan dialirkan dengan chain conveyor untuk dikirim ke dalam bin atau silo. Proses pelleting dimulai dengan tempat penampungan (bin) dimana campuran bahan-bahan mentah disimpan. Dari bin, campuran mentah akan dialirkan dengan menggunakan mesin screw conveyor dan bucket elevator, kemudian masuk lagi ke chain conveyor masuk ke hopper atau penampungan sementara. Jumlah hopper ada 4 buah dengan kapasitas adalah 5-7 ton/hopper . Mesin ini biasanya diletakkan di lantai tingkat tempat melakukan pekerjaan. Kemudian stelah itu bahan akan masuk ke feeder yang berfungsi untuk memberikan aliran yang konstan dan stabil pada mesin mixer (dengan variable speed). Setelah itu masuk dalam mixer danterjadi pencampuran dengan uap steam dengan temperatur yang digunakan yaitu 50-700c dengan tujuan untuk mencampur by produk dengan uap supaya menyatu semua bahan pada saat di lakukan pengepresan. Bahan yang telah di mixer lalu akan masuk ke mesin press untuk dicetak menjadi pellet. Pada mesin ini meggunakan 2 roll dan pisau yang berfungsi untuk memotong dengan Panjang pellet 1-3 cm, diameternya 0,6 cm. Bahan yang panas telah ditekan ke luar dialirkan kependigin (cooler). Mesin cooler berfungsi untuk mendinginkan dan mengeringkan pellet hingga mencapai suhu 330c dengan cara mengalirkan udara luar melalui hamparan pellet. Dalam cooler akan ditahan selama 3 sampai 6 menit untuk didinginkan dan dikeringkan udara atau uap yang mengalir. Dari pendingin (cooler) produk dialirkan ke sparator, mesin ini berfungsi untuk memisahkan pellet yang bagus dan tidak bagus. Pellet yang bagus akan masuk ketimbangan, sedangkan yang tidak bagus akan diolah kembali. setelah masuk ketimbangan dan ditimbang hasil produksi, dan pellet yang sudah ditimbang selanjutnya akan di kirim ke pellet silo dengan menggunakan bucket elevator.Pellet silo terdiri dari dua silo yaitu silo A dan silo B. Silo A berjumlah 45 silo dengan kapasitas 900 ton persilo sedangkan silo B berjumlah 24 silo dengan kapasitas 750 ton persilo. Pada pellet silo ini suhu yang digunakan tidak lebih dari 340c, karena kalau lebih dari 340c maka akan menyebabkan timbulnya kutu, jadi suhu yang dipantau hanya untuk pada pellet silo karena pellet itu panas karena pelletizing. Pellet silo tugasnya hanya menerima, menyimpan dan mengeluarkan atau mengekspor. Proses penyimpanan dimulai dari tempat press A dan press B akan dialirkan masing-masing dengan menggunakan mesin belt conveyor dan masuk kedalam magnet sparator kemudian dikirim lagi menuju hopper timbangan dan dialirkan dengan menggunakan mesin bucket elevator dan masuk lagi ke balt conveyor untuk ditransfer ke mesin tripper yang berfungsi untuk dimasukkan ke dalam silo yang diinginkan.

BAB VKESIMPULAN5.1. Kesimpulan5.1.1. PT.Bogasari Flour Mill merupakan perusahaan produsen dengan struktur Organisasi yang jelas dimana tugas dan fungsi dari masing-masing individu jelas dan terarah.5.1.2 Bogasari merupakan perusahaan yang menganut sistem kerja sama dan keterbukaan dimna semua karyawan saling bekerja sama untuk mencapai satu tujuan yang sama

5.1.3. Perusahaan Bogasari adalah perusahaan yang memamfaatkan hasil limbah padat yang diolah lebih lanjut menjadi produk sampingan atau by product sehingga mempunyai nilai tambah.5.1.3 proses produksi tepung terigu antara lain, pembersihan gandum (cleaning) penambahan air (dampening), pengkondisian(conditioning) dan penggilingan gandum (Milling).5.2. Saran5.2.1. Perlu ditingkatkan lagi dalam penggunaan alat keselamatan seperti masker, tutup telinga. Karena sangat penting dalam menjaga kesehatan dan keselamatan kerja, terutama yang terlibat pada proses penggilingan dan pembersihan.10