lanjutan bab ke 2 proposal skripsi ipol

28
8 Menurut Rismiati dan Suratno (2001:190) mengemukakan bahwa Marketing mix adalah Kombinasi dari empat kegiatan perusahaan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni produk, struktur harga, sistem distribusi dan kegiatan promosi. Adapun Alma (2004:67), berpendapat bahwa Marketing Mix adalah Strategi mencampur kegiata-kegiatan marketing agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil yang memuaskan. Ada 4 komponen yang tercakup dalam kegiatan marketing ini yang dikenal dengan sebutan 4P (Price, Product, Promotion dan Place). Menurut Assauri (2004:198) Bauran Pemasaran merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk reaksi para pembeli atau konsumsi. Hurriyati (2005:42) berpendapat bahwa Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan Unsur-unsur internal

Upload: abdul-abbas

Post on 30-Nov-2015

87 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

marketing mix

TRANSCRIPT

Page 1: Lanjutan Bab Ke 2 Proposal Skripsi Ipol

8

Menurut Rismiati dan Suratno (2001:190) mengemukakan bahwa

Marketing mix adalah Kombinasi dari empat kegiatan perusahaan yang

merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni produk, struktur harga,

sistem distribusi dan kegiatan promosi.

Adapun Alma (2004:67), berpendapat bahwa Marketing Mix adalah Strategi

mencampur kegiata-kegiatan marketing agar dicari kombinasi maksimal sehingga

mendatangkan hasil yang memuaskan. Ada 4 komponen yang tercakup dalam

kegiatan marketing ini yang dikenal dengan sebutan 4P (Price, Product,

Promotion dan Place).

Menurut Assauri (2004:198) Bauran Pemasaran merupakan kombinasi

variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang

dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk reaksi para pembeli atau konsumsi.

Hurriyati (2005:42) berpendapat bahwa Bauran pemasaran (marketing mix)

merupakan Unsur-unsur internal penting yang membentuk program pemasaran

sebuah organisasi.

Lain halnya menurut Gitosudarmo (2008:182) mendefinisikan bauran

pemasaran sebagai Alat bagi pengusaha untuk mempengaruhi konsumen agar

konsumennya dapat menjadi kenal kemudian menyenangi dan kemudian

melakukan transaksi pembelian serta akhirnya konsumen itu menjadi puas.

Gitosudarmo (2008:182) juga berpendapat bahwa unsur-unsur bauran

pemasaran (marketing mix), yaitu : 1. Produk (Product), 2. Harga (Price), 3.

Distribusi atau penempatan produk (Place), 4. Promosi (Promotion).

Page 2: Lanjutan Bab Ke 2 Proposal Skripsi Ipol

9

Untuk lebih jelasnya unsur-unsur bauran pemasaran akan diuraikan satu

persatu dibawah ini :

2.1.2 Beberapa Pengertian

1. Produk (product).

Alat bauran pemasaran yang paling mendasar adalah produk. Produk

merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan,

dicari, dibeli, digunakan, atau dikomsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan

atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk yang di maksudkan dalam hal ini

dapat berupa barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi, dan

gagasan atau ide.

Secara konseptual, produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas

sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha mencapai tujuan organisasi melalui

pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai kompetensi dan kapasitas

organisasi serta daya beli pasar.

Menurut Rismianti dan Suratno (2001:198), Produk juga dapat didefinisikan

sebagai suatu sifat kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba,

termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan, pelayanan perusahaan dan

pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan

konsumen.

Tjiptono (2001:96) berpendapat bahwa produk adalah segala sesuatu yang

dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan diminta, dicari, digunakan atau

Page 3: Lanjutan Bab Ke 2 Proposal Skripsi Ipol

10

dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang

bersangkutan.

Sedangkan menurut Saladin (2003:71) memberikan definisi tentang produk

dalam beberapa pengertian yaitu sebagai berikut:

a. Dalam pengertian sempit produk adalah sekumpulan sifat-sifat fisik dan

kimia yang yang berwujud dan dihimpun dalam suatu bentuk yang serupa

dan telah dikenal.

b. Dalam pengertian luas produk adalah sekelompok sifat-sifat yang berwujud

(tangible) dan tidak berwujud (intangible) yang didalamnya sudah tercakup

warna, harga, kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer dan pelayanan

yang diberikan produsen dan pengecer yang dapat diterima oleh konsumen

sebagai kepuasan yang ditawarkan terhadap keinginan atau kebutuhan –

kebutuhan konsumen.

Adapun Menurut Kotler (2008:448) mendefinisikan Produk adalah setiap

apa saja yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian,

pemakaian, atau komsumsi yang dapat memenuhi kegiatan atau kebutuhan, ia

meliputi benda fisik, jasa orang, tempat, organisasi, dan gagasan.

Dari definisi di atas, maka dapatlah kita melihat bahwa produk merupakan

suatu yang dipandang sebagai cara untuk memuaskan konsumen sebagai pembeli

dan merupakan dasar dari suatu kegiatan dalam suatu perusahaan. Agar strategi

produk dapat lebih efektif dalam rangka mempengaruhi konsumen untuk tertarik

dan membeli kemudian mereka menjadi puas, maka harus mengetahui beberapa

hal tentang strategi ini, yaitu :

Page 4: Lanjutan Bab Ke 2 Proposal Skripsi Ipol

11

1. Konsep produk

Konsep produk merupakan suatu pengertian atau pandangan konsumen

terhadap suatu produk yang dibutuhkan dan diinginkannya. Konsumen akan

memiliki konsep atau pandangan tertentu terhadap suatu barang.

2. Siklus kehidupan produk.

Produk adalah sebuah benda teknik yang keberadannya didunia merupakan

hasil karya keteknikan, yaitu hasil perancangan, pembuatan dan kegiatan teknik

lainnya yang terkait. Produk dibuat untuk menjalankan fungsinya, yaitu

membantu dan meringankan kehidupan manusia. Produk bisa juga diartikan

sebagai kepuasan yang ditawarkan produsen (perusahaan) kepada konsumen.

Suatu produk yang diciptakan baik berupa barang atau jasa pada umumnya

mengalami tahapan kehidupan produk (PLC = Product Life Cycle) melalui empat

tahapan sebagai berikut:

Tahap yang paling awal dari masa hidupnya suatu produk dimulai dari suatu

tahap yang disebut sebagai tahap perkenalan atau introduction. Pada masa ini

produk tersebut baru diperkenalkan oleh pengusaha kepada masyarakat.

Tahap berikutnya tahap pertumbuhan (Growth), di mana pada tahap ini

merupakan kelanjutan dari tahap perkenalan yang berhasil. Setelah banyak

anggota masyarakat yang mengenal akan produk itu maka diharapkan masyarakat

tersebut akan menjadi menyenangi produk tersebut dan apabila hal ini terjadi

maka produk tersebut akan berada pada tahap pertumbuhan.

Page 5: Lanjutan Bab Ke 2 Proposal Skripsi Ipol

12

Tahap berikutnya lagi adalah menginjak pada tahap kedewasaan atau

(Maturity). Tahap ini menunjukkan adanya masa kejenuhan di mana masyarakat

atau konsumen sudah jenuh sehingga akan menjadi sukar untuk meningkatkan

penjualan produk tersebut.

Tahap yang terakhir adalah tahap penurunan atau (Decline). Dalam tahap ini

masyarakat sudah tidak lagi menyenangi produk tersebut sehingga penjualan akan

segera merosot tajam. Hal ini akan akan terjadi apabila pengusaha tidak mampu

lagi untuk mempertahankan produknya pada tahap kedewasaan.

3. Jenis-jenis produk

Agar dapat memasarkan produk dengan baik maka perlu mengetahui produk

itu termasuk dalam jenis yang mana, karena masing-masing jenis produk akan

memerlukan penanganan yang berbeda dalam memasarkan produk tersebut agar

berhasil.

2. Harga (Price).

Harga sebagai salah satu unsur bauran pemasaran yang memberikan

pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Harga bersifat fleksibel, artinya

dapat diubah dengan cepat, sehingga mempengaruhi omzet pengambilan

keputusan pembelian suatu perusahaan.

Definisi harga menurut Gitosudarmo (2008:228) harga adalah sejumlah

uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah barang dan jasa-jasa tertentu

atau kombinasi dari keduanya.

Page 6: Lanjutan Bab Ke 2 Proposal Skripsi Ipol

13

Sedangkan harga menurut Assauri (2008:223) harga merupakan satu-

satunya unsur-unsur marketing mix yang menghasilkan pendapatan penjualan,

sedangkan unsur lainnya hanya unsur biaya saja.

Pendapat Swastha dan Sukotjo (2000:221) harga adalah sejumlah uang

(ditambahkan beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk

mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanan.

Berdasarkan defenisi dapat diketahui bahwa : Nilai suatu produk yang

diukur dengan sejumlah uang yang dibayar oleh konsumen, untuk memperoleh

keseluruhan manfaat dari produk yang ditawarkan oleh produsen.

3. Tempat/Distribusi (Place).

Pengusaha haruslah menyebarkan barang-barangnya ke tempat konsumen

itu berada. Hal ini merupakan tugas untuk mendistribusikan barangnya kepada

konsumen. Untuk keperluan tersebut pengusaha dapat menggunakan berbagai

bentuk saluran distribusi yang mungkin dilakukannya.

Menurut Kotler (2005:17) Tempat (Place) termasuk berbagai aktivitas yang

dilakukan perusahaan untuk membuat produk dapat diperoleh dan tersedia bagi

pelanggan sasaran. Tempat sering pula disebut dengan saluran distribusi yaitu

suatu perangkat organisasi yang saling tergantung dalam penyedia suatu produk

atau jasa yang digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis.

4. Promosi (Promotion)

Gitosudarmo (2008:237) menjelaskan bahwa : Promosi adalah kegiatan

yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal

Page 7: Lanjutan Bab Ke 2 Proposal Skripsi Ipol

14

akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian

mereka menjadi senang lalu membeli produk tersebut.

Jadi secara besar tujuan promosi dapat dibagi dua yaitu, tujuan jangka

panjang (misalnya: membangun nama baik perusahaan, mendidik konsumen dan

menciptakan reputasi tinggi dari suatu produk) dan tujuan jangka pendek

(misalnya menaikkan penjualan).

Promosi mencakup semua kegiatan perusahaan untuk memperkenalkan

produk dan bertujuan mempertinggi citra perusahaan dan agar konsumen tertarik

untuk membelinya.

Beberapa kegiatan yang ada dalam promosi ini pada umumnya ada empat menurut

Gitosudarmo (2008:237) yaitu:

1). Periklanan

2). Personal selling

3). Promosi penjualan

4). Publisitas dan hubungan masyarakat.

2.1.3 Loyalitas Konsumen.

Loyalitas merupakan hal yang penting, sebab strategi pemasaran yang

sukses dan didukung oleh pelanggan yang setia, seyogyanya menghasilkan

konsumen-konsumen yang loyal. Salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan

dalam meningkatkan loyalitas pelanggan adalah dengan meningkatkan kepuasan

pelanggan dengan merek produk yang ditawarkan kepada konsumen.

Isitilah loyalitas sudah sering diperdengarkan oleh pakar marketing maupun

praktisi bisnis, loyalitas merupakan konsep yang tampak mudah dibicarakan

dalam konteks sehari-hari, tetapi menjadi lebih sulit ketika dianalisis maknanya.

Page 8: Lanjutan Bab Ke 2 Proposal Skripsi Ipol

15

Kotler (2008:560) bahwa : Konsumen yang loyal tidak diukur dari berapa

banyak dia membeli, tapi dari berapa sering dia melakukan pembelian ulang,

termasuk disini merekomendasikan orang lain untuk membeli.

Menurut Sutisna (2003:41) bahwa : Loyalitas dapat dikelompokkan ke

dalam dua kelompok yaitu loyalitas merek (brand loyalty) dan loyalitas toko

(store loyalty).

Misalnya seorang konsumen yang sudah sangat sering melakukan

pembelian terhadap suatu satu merek produk, tidak ada lagi merek yang

dipertimbangkan untuk dibeli selain merek produk dibelinya. Ketika merek

produk itu tidak tersedia di toko yang ditujunya, dia terus berusaha mencari

produk itu sampai ke tempat yang jauh sekalipun. Bahkan ketika merek barang itu

tidak tersedia, dan petugas penjualan mengatakan merek produk yang dicarinya

akan datang beberapa hari kemudian, dia bersedia menunggunya. Jika ada

konsumen dalam pembeliannya berperilaku seperti itu, maka bisa disebut

konsumen itu sangat loyal terhadap merek pilihannya (brand loyalty).

Seperti halnya brand loyalty, store loyalty juga ditunjukkan oleh perilaku

konsisten, tetapi dalam store loyalty perilaku konsistennya adalah dalam

mengunjungi toko di mana konsumen bisa membeli merek produk yang

diinginkan. Oleh karena itu, sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Assael,

yaitu konsumen yang loyal terhadap merek akan juga loyal terhadap toko.

Hurriyati (2005:129) mengemukakan bahwa : Loyalitas konsumen

(pelanggan) adalah komitmen konsumen bertahan secara mendalam untuk

berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk/jasa terpilih

Page 9: Lanjutan Bab Ke 2 Proposal Skripsi Ipol

16

secara konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-

usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dijelaskan bahwa loyalitas lebih

mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk

melakukan pembelian secara terus menerus terhadap barang/jasa suatu perusahaan

yang dipilih. Keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh perushaan apabila

memiliki konsumen yang loyal antara lain :

1. Dapat mengurangi biaya pemasaran (karena biaya untuk menarik

konsumen yang baru lebih mahal).

2. Dapat mengurangi biaya transaksi.

3. Dapat mengurangi biaya turn over konsumen (karena penggantian

konsumen yang lebih sedikit).

4. Dapat meningkatkan penjualan silang, yang akan memperbesar pangsa

pasar perusahaan.

5. Mendorong word of mouth yang lebih positif, dengan asumsi bahwa

pelanggan yang loyal juga berarti mereka yang merasa puas.

6. Dapat mengurangi biaya kegagalan (Seperti biaya penggantian, dll).

Selanjutnya menurut Usmara (2008 : 122) loyalitas adalah sebagai:

komitmen yang mendalan untuk membeli kembali atau berlanggan kembali suatu

produk atau jasa yang dipilih di masa mendatang, dengan cara membeli merek

yang sama secara berulang-ulang, meskipun pengaruh situasional dan usaha-usaha

pemasaran secara potensial menyebabkan tingkah laku untuk berpindah.

Page 10: Lanjutan Bab Ke 2 Proposal Skripsi Ipol

17

Menurut Hasan (2008:79) mengemukakan bahwa Loyalitas pelanggan

merupakan perilaku yang terkait dengan merek sebuah produk, termasuk

kemungkinan memperbaharui kontrak merek di masa yang akan datang, berapa

kemungkinan pelanggan mengubah dukungannya terhadap merek, berapa

kemungkinan keinginan pelanggan untuk meningkatkan citra positif suatu produk.

Jika produk tidak mampu memuaskan pelanggan, pelangga akan bereaksi

dengan cara exit (pelanggan menyatakan berhenti membeli merek atau produk)

dan voice (pelanggan menyatakan ketidak puasan secara langsung pada

perusahaan.

2.1.3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loyalitas

1. Kualitas Produk

Kualitas produk menunjukkan ukuran tahan lamanya produk itu, dapat

dipercayainya produk tersebut, ketepatan (precision) produk, mudah

mengoperasikan dan memeliharanya serta atribut lain yang dinilai. Dari segi

pandangan pemasaran, kualitas diukur dalam ukuran persepsi pembeli tentang

mutu/kualitas produk tersebut. Kebanyakan produk disediakan atau diadakan

mulanya berawal pada satu di antara empat tingkat kualitas, yaitu kualitas rendah,

kualitas rata-rata (sedang), kualitas baik (tinggi), dan kualitas sangat baik.

Dilihat dari produk yang dihasilkan, ternyata terdapat keuntungan dari

pengadaan produk pada kualitas tertentu. Kualitas yang tinggi biasanya diikuti

dengan pembebanan harga yang relatif tinggi kepada konsumen oleh perusahaan

produsen, tetapi tidak berarti bahwa biaya yang timbul dalam pembebanan harga

berlebih-lebihan.

Page 11: Lanjutan Bab Ke 2 Proposal Skripsi Ipol

18

Hal ini karena kualitas yang sangat baik, bagaimanapun tidak menambah

banyak keuntungan bagi perusahaan. Sedangkan pengadaan produk dengan

kualitas yang rendah tidaklah berarti total keuntungan yang diperoleh kecil,

walaupun per unit produk yang dihasilkan adalah kecil. Umumnya produk dengan

kualitas rendah dihasilkan dalam jumlah yang relatif besar untuk mencapai

masyarakat konsumen yang luas, karena harganya relatif rendah, sehingga dapat

terjangkau oleh para konsumen tersebut. Dengan jumlah penjualan yang relatif

besar, diharapkan jumlah keuntungan yang diperoleh akan mencapai jumlah yang

cukup besar.

Berdasarkan pertimbangan tingkat harga yang dapat dijangkau oleh

masyarakat konsumennya, maka strategi kualitas dari produk yang dihasilkan

harus mempertimbangkan masyarakat konsumen yang dituju dan waktu

penggunaannya, serta strategi dari para pesaing agar strategi kualitas dari produk

yang digunakan dapat efektif. Bila perusahaan menggunakan strategi untuk

menghasilkan produk dengan kualtias yang tinggi, tetapi ternyata seluruh pesaing

memilih penyerahan produknya yang juga berkualitas tinggi, maka strategi yang

digunakan perusahaan menjadi kurang efektif. Demikian pula sebaliknya, jika

perusahaan menyediakan produk dengan kualitas yang rendah, sedangkan para

pesaing lainnya juga melakukan hal yang sama, maka strategi yang dijalankan

juga menjadi tidak efektif. Oleh karena itu, kualitas harus dipilih dengan

mempertimbangkan pasar sasaran (target market) dari segmen tertentu dan

strategi para pesaing lainnya.

Page 12: Lanjutan Bab Ke 2 Proposal Skripsi Ipol

19

2. Citra

Kadang kita tidak dapat membedakan secara jelas antara identitas dan citra.

Untuk membedakannya, maka akan kita lihat pengertian masing-masing menurut

Kotler (2008: 259) : “Identitas adalah berbagai cara yang di arahkan perusahaan

untuk mengidentifikasikan dirinya atau memposisikan produknya”.

Sedangkan citra/image, yaitu : Citra adalah persepsi masyarakat terhadap

perusahaan atau produknya”. Maka jelas jika, “brand image” atau citra merek

adalah bagaimana suatu merek mempengaruhi persepsi, pandangan masyarakat

atau konsumen terhadap perusahaan atau produknya.

Pengertian brand image (Kotler, 2008:166) bahwa :

1. Anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang berpegang pada

ingatan konsumen.

2. Cara orang berpikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam pemikiran

mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya, mereka tidak berhadapan

langsung dengan produk.

Membangun brand image yang positif dapat dicapai dengan program

marketing yang kuat terhadap produk tersebut, yang unik dan memiliki kelebihan

yang ditonjolkan, yang membedakannya dengan produk lain. Kombinasi yang

baik dari elemen–elemen yang mendukung (seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya) dapat menciptakan brand image yang kuat bagi konsumen. Faktor-

faktor pendukung terbentuknya brand image dalam keterkaitannya dengan

asosiasi merek (Kotler, 2008:167) yaitu :

1. Favorability of brand association / keunggulan asosiasi merek.

Page 13: Lanjutan Bab Ke 2 Proposal Skripsi Ipol

20

Salah satu faktor pembentuk brand image adalah keunggulan produk, dimana

produk tersebut unggul dalam persaingan. Karena keunggulan kualitas (model

dan kenyamanan) dan ciri khas itulah yang menyebabkan suatu produk

mempunyai daya tarik tersendiri bagi konsumen.

2. Strength of brand association/familiarity of brand association/kekuatan

asosiasi merek.

Contoh membangun kepopuleran merek dengan strategi komunikasi melalui

periklanan. Setiap merek yang berharga mempunyai jiwa, suatu kepribadian

khusus adalah kewajiban mendasar bagi pemilik merek untuk dapat

mengungkapkan, mensosialisasikan jiwa/kepribadian tersebut dalam satu

bentuk iklan, ataupun bentuk kegiatan promosi dan pemasaran lainnya. Hal

itulah yang akan terus menerus menjadi penghubung antara produk/merek

dengan konsumen. Dengan demikian merek tersebut akan cepat dikenal dan

akan tetap terjaga ditengah-tengah maraknya persaingan. Membangun

popularitas sebuah merek yang terkenal tidaklah mudah. Namun demikian

popularitas adalah salah satu kunci yang dapat membentuk brand image.

3. Uniquesness of brand association / keunikan asosiasi merek.

Merupakan keunikan-keunikan yang dimiliki oleh produk tersebut. Beberapa

keuntungan dengan terciptanya brand image yang kuat adalah:

a. Peluang bagi produk/merek untuk terus mengembangkan diri dan memiliki

prospek bisnis yang bagus.

b. Memimpin produk untuk semakin memiliki sistem keuangan yang bagus.

c. Menciptakan loyalitas konsumen.

Page 14: Lanjutan Bab Ke 2 Proposal Skripsi Ipol

21

d. Membantu dalam efisiensi marketing, karena merek telah berhasil dikenal

dan diingat oleh konsumen.

e. Membantu dalam menciptakan perbedaan dengan pesaing. Semakin merek

dikenal oleh masyarakat, maka perbedaan/keunikan baru yang diciptakan

perusahaan akan mudah dikenali konsumen.

f. Mempermudah dalam perekrutan tenaga kerja bagi perusahaan.

g. Meminimumkan kehancuran/kepailitan perusahaan.

h. Mempermudah mendapatkan investor baru guna mengembangkan produk.

2.2 Penelitian Sebelumnya.

Cholifah 2010 “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas

Pelanggan Pada Butik Busana Muslim Di Kota Semarang”.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh

Bauran Pemasaran (Produk, Harga, Lokasi, Promosi) terhadap Loyalitas

Pelanggan Pada Butik Busana Muslim Di Kota Semarang.

Populasi penelitian ini adalah seluruh pelanggan busana muslim di Kota

Semarang. Pengambilan sampel yang berjumlah 100 orang. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, angket, studi pustaka. Teknik

analisa yang digunakan adalah Regresi Sederhana.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut juga disimpulkan bahwa ada pengaruh

antara Bauran Pemasaran (Produk, Harga, Lokasi, Promosi) terhadap Loyalitas

Pelanggan Pada Butik Busana Muslim Di Kota Semarang. Besarnya pengaruh

tersebut adalah t hitung sebesar (2,454) sedangkan t table sebesar (1,661). Dari

koefisien Regresi didapat persamaan Y=1,295 + 0,600 X. Maka, jika ada

Page 15: Lanjutan Bab Ke 2 Proposal Skripsi Ipol

22

penambahan 1 % pada variabel Bauran Pemasaran (X) akan menambah nilai

Regresi sebesar 60 % (0,600).

Sepris Yonaldi 2011 “ Analisis Pengaruh Variabel Bauran Pemasaran

(Marketing Mix) Terhadap Loyalitas Konsumen Produk Minuman Teh Botol

Frestea (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Andalas Padang).

Loyalitas konsumen mempunyai arti bagi perusahaan. Loyalitas membentuk

hubungan emosional antar konsumen dengan perusahaan, sehingga konsumen

akan sulit berpaling. Kejelian dalam menerapkan strategi pemasaran akan

memenangkan persaingan dalam sebuah industri. Dengan mengetahui pengaruh

strategi pemasaran, dalam hal ini bauran pemasaran, dengan loyalitas konsumen,

akan menjadi koreksi bagi perusahaan dimasa datang.

Pada penelitian ini peneliti mencoba meneliti tentang pengaruh variabel

bauran pemasaran terhadap loyalitas konsumen produk minuman Teh Botol

Frestea. Survey dilakukan terhadap Mahasiswa Universitas Andalas Padang.

Metode riset untuk membandingkan kepuasan ini adalah dengan analisis linear

berganda dengan program SPSS sehingga bisa terlebih dahulu menguji validitas

dan reabilitas instrument kuisioner. Kemudian guna mendapatkan data primer,

barulah kuisioner dibagikan dengan pengambilan sampel secara accidental

sample. Untuk pembuktian digunakan Anova yang diolah dengan program SPSS

guna diuji statistik dengan taraf signifikansi 0,05.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel bauran pemasaran

berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen. Kemudian dari hasil tabel

Anova pada setiap instrument penelitian didapat signifikansi < 0,05. Ini berarti

Page 16: Lanjutan Bab Ke 2 Proposal Skripsi Ipol

23

pengaruh masing-masing variabel bauran pemasaran terhadap loyalitas konsumen

tidak terlalu jauh berbeda namun didapat bukti empiris urutan dari yang paling

berpengaruh dan seterusnya. Sebagai rekomendasi yang dikemukakan adalah

hendaknya perusahaan harus berinovasi dan kreatif serta tanggap terhadap

perubahan karakter dan selera konsumen. Ini adalah hal penting yang perlu

diperhatikan agar tercipta loyalitas yang baik terhadap produk tersebut.

Suhardiman Halim. 2006. “Pengaruh Penerapan Kinerja Bauran

Pemasaran Terhadap Pembentukan Loyalitas Pelanggan Pada Butik Busana

Muslim Shafira Jalan Sulanjana 28 Bandung”.

Pelaksanaan kinerja bauran pemasaran di butik busana Muslim adalah setiap

tindakan pelaksanaan penjualan yang diberikan pihak manajemen butik kepada

pelanggannya yang memerlukan kemudahan dan kenyamanan dalam melakukan

proses pengenalan, transaksi, dan kepuasan hasil yang dibutuhkan terhadap

produk dan jasa yang ditawarkan. Beberapa hal bentuk kinerja bauran pemasaran

yang diterapkan oleh PT Shafira Laras Persada jalan Sulanjana 28 Bandung,

sebagai realisasi misi Shafira, adalah dengan menerapkan sistem segmentasi pasar

bagi kalangan tertentu dalam penentuan produk, harga, tempat, serta kebijakan

promosi. Kinerja bauran pemasaran yang diterapkan pihak manajemen butik dapat

didefinisikan sebagai jenis-jenis kinerja yang diberlakukan untuk memberikan

pelayanan pada para pelanggannya agar dapat menciptakan tingkat loyalitas yang

tinggi.

Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat tanggapan pelanggan Shafira

terhadap kinerja bauran pemasaran yang telah diterapkan oleh Shafira, guna

Page 17: Lanjutan Bab Ke 2 Proposal Skripsi Ipol

24

memperoleh informasi mengenai perolehan tingkat loyalitas pelanggan. Metode

penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survey yang bersifat

deskriptif verifikatif, yang bertujuan memberikan umpan balik terhadap

pelaksanaan kinerja bauran pemasaran yang dilakukan pihak manajemen Shafira

dengan menggunakan tanggapan para pelanggannya sehingga dapat memberikan

gambaran terhadap fakta yang ada. Variabel kinerja bauran pemasaran yang

diteliti adalah produk, tempat, harga, dan promosi. Data dari 72 kuesioner yang

disebarkan kepada para pelanggan Shafira menjadi sumber data primer.

Berdasarkan analisis tingkat loyalitas pelanggan terhadap pelaksanaan

kinerja bauran pemasaran Shafira yang sebenarnya, dapat disimpulkan bahwa

penerapan kinerja bauran pemasaran di PT. Shafira Laras Persada 28 Bandung

sudah diterapkan dengan baik. Hal ini terlihat pada tanggapan positif responden

untuk setiap indikator dari sub variabel kinerja bauran pemasaran. Tingkat

loyalitas pelanggan pun tergolong tinggi yang ditunjukkan oleh kriteria jawaban

responden pada tingkat keyakinan yang tinggi terhadap indikator loyalitas.

Dengan tingkat keyakinan 95 % dihasilkan nilai uji analisis statistik yang

menunjukkan bahwa penerapan kinerja bauran pemasaran produk busana Muslim

Shafira mempengaruhi proses pembentukan loyalitas pelanggannya sebesar 94,5%

dan sisanya sebesar 5,5% dipengaruhi oleh faktor lain.

Page 18: Lanjutan Bab Ke 2 Proposal Skripsi Ipol

25

2.3 Hipotesis.

Adapun Hipotesis dalam Penelitian ini adalah Diduga terdapat pengaruh

positif dan signifikan dari variabel bauran pemasaran terhadap loyalitas

konsumen produk minuman teh botol sosro (Studi Kasus Mahasiswa

Fakultas Ekonomi Universitas Samudra).