bab iii kerangka h10asy-5

9
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan (produsen, pedagang, konsumen, dan industri di mana perusahaan berada) dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka (Umar, 2007). Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan (Kasmir, 2003). Sementara itu, menurut Umar (2007), studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan, misalnya rencana peluncuran produk baru. Sedangkan Subagyo (2007) menyebutkan studi kelayakan bila diletakkan pada objek pendirian sebuah usaha baru disebut studi kelayakan proyek. Jika objeknya adalah pengembangan usaha-berarti usaha sudah berjalan, namun direncanakan ada pengembangan-studi kelayakannya disebut studi kelayakan bisnis. Secara umum, tujuan penyusunan studi kelayakan adalah mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut : 1) Apakah produk yang akan ditawarkan marketable atau tidak? 2) Dari sisi produksi, apakah secara teknis dapat dilakukan dan sustainable? 3) Dari sudut pandang manajemen, apakah bisnis tersebut efektif dan efisien? 4) Ditinjau dari sisi hukum, apakah termasuk usaha yang legal atau ilegal? 5) Dari sisi keuangan, apakah bisnis tersebut profitable atau tidak? Jika jawabannya adalah marketable, sustainable, efektif dan efisien, legal dan provitable, berarti bisnis tersebut layak (layak untuk dibiayai/diberikan kredit/didirikan/dan atau disetujui izinnya) (Subagyo, 2007).

Upload: anita-galih

Post on 10-Jul-2016

6 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

hhvh

TRANSCRIPT

Page 1: Bab III Kerangka H10asy-5

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis

Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang

yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan (produsen, pedagang, konsumen,

dan industri di mana perusahaan berada) dalam rangka memperbaiki standar serta

kualitas hidup mereka (Umar, 2007). Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan

yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis

yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut

dijalankan (Kasmir, 2003). Sementara itu, menurut Umar (2007), studi kelayakan

bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya

menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat

dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang

maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan, misalnya rencana peluncuran

produk baru. Sedangkan Subagyo (2007) menyebutkan studi kelayakan bila

diletakkan pada objek pendirian sebuah usaha baru disebut studi kelayakan

proyek. Jika objeknya adalah pengembangan usaha-berarti usaha sudah berjalan,

namun direncanakan ada pengembangan-studi kelayakannya disebut studi

kelayakan bisnis.

Secara umum, tujuan penyusunan studi kelayakan adalah mencari jawaban

atas pertanyaan-pertanyaan berikut :

1) Apakah produk yang akan ditawarkan marketable atau tidak?

2) Dari sisi produksi, apakah secara teknis dapat dilakukan dan sustainable?

3) Dari sudut pandang manajemen, apakah bisnis tersebut efektif dan efisien?

4) Ditinjau dari sisi hukum, apakah termasuk usaha yang legal atau ilegal?

5) Dari sisi keuangan, apakah bisnis tersebut profitable atau tidak?

Jika jawabannya adalah marketable, sustainable, efektif dan efisien, legal dan

provitable, berarti bisnis tersebut layak (layak untuk dibiayai/diberikan

kredit/didirikan/dan atau disetujui izinnya) (Subagyo, 2007).

Page 2: Bab III Kerangka H10asy-5

21

Menurut Husnan dan Suwarsono (1994), tahap-tahap untuk melakukan

investasi usaha adalah sebagai berikut :

1) Identifikasi

Pengamatan dilakukan terhadap lingkungan untuk memperkirakan kesempatan

dan ancaman dari usaha tersebut.

2) Perumusan

Tahap perumusan merupakan tahap untuk menerjemahkan kesempatan

investasi ke dalam suatu rencana proyek yang konkrit, dengan faktor-faktor

yang penting dijelaskan secara garis besar.

3) Penilaian

Penilaian dilakuakan dengan menganalisa dan menilai aspek pasar, teknik,

manajemen, dan finansial.

4) Pemilihan

Pemilihan dilakukan dengan mengingat segala keterbatasan dan tujuan yang

akan dicapai

5) Implementasi

Implementasi yaitu menyelesaikan proyek tersebut dengan tetap berpegang

pada anggaran.

3.1.2. Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis

Dalam menganalisa suat proyek yang efektif harus mempertimbangkan

aspek-aspek yang saling berkaitan secara bersama-sama menentukan bagaimana

keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu dan

mempertimbangkan seluruh aspek tersebut pada setiap tahap dalam perencanaan

proyek dan siklus pelaksanaannya (Gittinger, 1986). Aspek-aspek tersebut antara

lain :

1) Aspek pasar dan pemasaran

Aspek pasar dan pemasaran merupakan aspek yang paling utama dan pertama

dilakukan dalam pengkajian usulan proyek investasi, alasannya adalah tidak

akan mungkin suatu proyek didirikan dan dioperasikan jika tidak ada pasar

yang siap menerima produk perusahaan tersebut (Suratman, 2002). Proses

pemasaran terdiri dari analisa peluang pemasaran, pengembangan strategi

Page 3: Bab III Kerangka H10asy-5

22

pemasaran, perencanaan program pemasaran, dan pengelolaan usaha

pemasaran (Kotler, 1997).

2) Aspek teknis dan teknologi

Kajian aspek teknis dan teknologi menitikberatkan pada penilaian atas

kelayakan proyek dari sisi teknis dan teknologi. Penilaian meliputi penentuan

lokasi proyek, penentuan model bangunan proyek, pemilihan mesin, peralatan

lainnya, teknologi yang diterapkan, dan lay out serta penentuan skala operasi

(Suratman, 2002).

3) Aspek manajemen

Untuk menyusun studi kelayakan, menjalankan proyek, dan mengoperasikan

bisnis diperlukan manajemen. Proses pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki

organisasi atau perusahaan tidak akan optimal apabila prinsip-prinsip

manajemen tidak diterapkan secara konsisten. Pada setiap kegiatan,

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian harus

dijalankan secara berkesinambungan (Subagyo, 2007). Aspek manajemen

perlu dikaji agar proyek yang didirikan dan dioperasikan nantinya dapat

berjalan dengan lancar (Suratman, 2007).

4) Aspek finansial

Tujuan menganalisis aspek finansial dari suatu studi kelayakn proyek bisnis

adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan

manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan

pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk

membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan

menilai apakah proyek akan dapat berkembang terus (Umar, 2007). Untuk

dapat menentukan apakah suatu proyek investasi dapat dikatakan layak

diperlukan teknik-teknik kriteria penilaian investasi yang didasarkan pada

estimasi aliran kas proyek yang bersangkutan (Suratman, 2007). Pada

umumnya ada beberapa metode yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai

dalam penilaian aliran kas dari suatu investasi, yaitu metode Net Present

Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit/Cost (Net B/C),

Break Event Point (BEP), Payback Period (PBP), analisis sensitivitas.

Page 4: Bab III Kerangka H10asy-5

23

5) Aspek sosial, ekonomi dan lingkungan

Aspek sosial, ekonomi dan lingkungan mengkaji tentang dampak proyek

terhadap kehidupan masyarakat setempat baik dari sisi sosial, ekonomi, dan

lingkungan. Dari sisi ekonomi apakah keberadaan proyek dapat merubah atau

justru mengurangi income per capita penduduk setempat. Dari sisi sosial

apakah dengan adanya proyek tersebut wilayah setempat menjadi semakin

ramai, lalu lintas semakin lancar, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik

dan lain sebagainya (Suratman, 2002). Sementara itu analisis mengenai

dampak lingkungan harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak

dengan beroperasinya proyek-proyek industri (Umar, 2007).

6) Aspek hukum

Usaha dapat dikatakan legal jika telah mendapatkan izin usaha dari

pemerintah daerah setempat melalui instansi/lembaga/departemen/dinas

terkait. Namun, analis dan investor perlu memerhatikan sumber legal dari

kelompok masyarakat (Subagyo, 2007).

3.1.3.Teori Biaya dan Manfaat

Dalam menganalisa suatu proyek, analisa harus disertai dengan definisi

biaya dan manfaat. Biaya diartikan sebagai salah satu yang mengurangi suatu

tujuan, sedangkan manfaat adalah segala sesuatu yang membantu terlaksananya

suatu tujuan (Gittinger, 1986). Biaya dapat juga didefinisikan sebagai pengeluaran

atau korbanan yang dapat menimbulkan pengurangan terhadap manfaat yang

diterima. Biaya dapat dibedakan sebagai berikut :

1) Biaya modal merupakan dana untuk investasi yang penggunaannya bersifat

jangka panjang, seperti tanah , bangunan, pabrik, dan mesin.

2) Biaya operasional atau modal kerja merupakan kebutuhan dana yang

diperlukan pada saat proyek mulai dilaksanakan, seperti biaya bahan baku dan

biaya tenaga kerja.

3) Biaya lainnya, seperti pajak, bunga, dan pinjaman.

Page 5: Bab III Kerangka H10asy-5

24

Manfaat dapat diartikan sebagai suatu yang dapat menimbulkan kontribusi

terhadap suatu proyek. Manfaat proyek dapat dibedakan menjadi :

1) Manfaat langsung yaitu manfaat yang secara langsung dapat diukur dan

dirasakan sebagai akibat dari investasi seperti peningkatan pendapatan dan

kesempatan kerja.

2) Manfaat tidak langsung yaitu manfaat yang secara nyata diperoleh dengan

tidak langsung dari proyek dan bukan merupakan tujuan utama proyek, seperti

rekreasi.

Kriteria yang biasa digunakan sebagai dasar persetujuan atau penolakan

suatu proyek yang dilaksanakan adalah kriteria investasi. Dasar penilaian investasi

adalah perbandingan antara jumlah nilai yang diterima sebagai manfaat dari

investasi tersebut dengan manfaat dalam situasi tanpa proyek. Nilai perbedaannya

adalah berupa tambahan manfaat bersih yang akan muncul dari investasi dengan

adanya proyek (Gittinger, 1986).

3.1.4. Analisis Kelayakan Investasi

Kriteria investasi digunakan untuk mengukur manfaat yang diperoleh dan

biaya yang dikeluarkan dari suatu proyek. Dalam mengukur manfaat suatu proyek

dapat digunakan dua cara. Yang pertama dengan menggunakan perhitungan

berdiskonto, yaitu suatu teknik yang dapat “menurunkan” manfaat yang diperoleh

pada masa yang akan datang dan arus biaya menjadi nilai biaya pada masa

sekarang dan yang kedua menggunakan perhitungan tidak berdiskonto. Perbedaan

dua cara ini terletak pada konsep Time Value of Money yang digunakan pada

model perhitungan berdiskonto. Model perhitungan tidak berdiskonto memiliki

kelemahan umum dibandingkan perhitungan berdiskonto yaitu ukuran tersebut

belum mempertimbangkan secara lengkap mengenai lamanya arus manfaat yang

diterima (Gittinger, 1986).

Konsep Time Value of Money menyatakan bahwa nilai sekarang (present

value) adalah lebih baik daripada nilai yang sama pada masa yang akan datang

(future value) yang disebabkan dua hal, yaitu: 1) time preference (sejumlah

sumber yang tersedia untuk dinikmati pada saat ini lebih disenangi dibandingkan

jumlah yang sama yang tersedia di masa yang akan datang), 2) Produktifitas atau

efisiensi modal (modal yang dimiliki saat ini memiliki peluang untuk

Page 6: Bab III Kerangka H10asy-5

25

mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang melalui kegiatan yang

produktif) yang berlaku baik secara perorangan maupun bagi masyarakat secara

keseluruhan (Kadariah et al., 2001).

Kedua unsur tersebut berhubungan secara timbal balik di dalam pasar

modal untuk menentukan tingkat harga modal yaitu tingkat suku bunga, sehingga

dengan tingkat suku bunga dapat dimungkinkan untuk membandingkan arus

biaya dan manfaat yang penyebarannya dalam waktu yang tidak merata. Untuk

tujuan itu, tingkat suku bunga ditentukan melalui proses “discounting” (Kadariah

et al.,2001).

3.1.5. Analisis Finansial

Analisis finansial adalah suatu analisis yang membandingkan antara biaya

dan manfaat untuk menentukan apakah suatu proyek akan menguntungkan selama

umur proyek (Husnan dan Suwarsono, 1994). Analisis finansial terdiri dari :

1) Net Present Value (NPV) atau Nilai Bersih Sekarang.

Dasar pemikiran untuk metode NPV cukup sederhana. Nilai NPV sebesar nol

menunjukkan bahwa arus kas proyek tersebut pasti memadai untuk membayar

kembali modal yang diinvestasikan dan untuk menghasilkan tingkat

pengembalian yang diminta atas modal tersebut. Jika sebuah proyek memiliki

nilai NPV yang positif, maka proyek tersebut menghasilkan kas yang lebih

banyak daripada yang dibutuhkan untuk melayani utangnya dan untuk

memberikan pengembalian yang diminta kepada para pemegang saham, dan

kelebihan kas ini akan dikumpulkan untuk dibayarkan kembali hanya untuk

para pemegang saham perusahaan (Brigham dan Houston, 2006)

2) Internal Rate of Return (IRR) atau Tingkat Pengembalian Internal.

Tingkat pengembalian internal merupakan kriteria keputusan penganggaran

modal yang mencerminkan tingkat pengembalian yang didapat suatu proyek.

Secara matematis merupakan tingkat disonto kas yang menyamakan nilai

sekarang dari pemasukannya dengan nilai sekarang dari pengeluarannya

(Keown et al, 2005)

3) Net Benefit/Cost (Net B/C) atau Rasio Keuntungan/Biaya sama dengan

Profitability Index (PI) atau Indeks Keuntungan.

Page 7: Bab III Kerangka H10asy-5

26

Indeks profitabilitas merupakan suatu kriteria keputusan penganggaran modal

yang digambarkan sebagai rasio nilai sekarang arus kas bebas masa depan

terhadap pengeluaran awal (Keown et al, 2005)

4) Payback Period atau Pengembalian Investasi

Periode pengembalian kembali dinyatakan sebagai ekspektasi jumlah tahun

yang dibutuhkan untuk memperoleh kembali investasi awal (Brigham dan

Houston, 2006)

3.1.6. Analisis Sensitivitas

Analisis senstivitas dilakukan untuk meneliti kembali analisa kelayakan

proyek yang telah dilakukan, tujuannya yaitu untuk melihat pengaruh yang akan

terjadi apabila keadaan berubah. Hal ini merupakan suatu cara untuk menarik

perhatian pada masalah utama proyek yaitu proyek selalu menghadapi

ketidakpastian yang dapat terjadi pada suatu keadaan yang telah diramalkan

(Gittinger, 1986).

Pada proyek di bidang pertanian terdapat empat masalah utama yang

mengakibatkan proyek sensitif terhadap perubahan, yaitu:

1) Perubahan harga jual

2) Keterlambatan pelaksanaan proyek

3) Kenaikan biaya

4) Perubahan volume produksi

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Yoghurt memiliki keunggulan lebih dibandingkan dengan susu segar dan

jenis minuman jadi lainnya. Keunggulan tersebut berupa; kandungan kalori

protein, karbohidrat, kalsium, dan potasium yang lebih tinggi daripada susu segar,

memacu pertumbuhan karena dapat meningkatkan pencernaan dan penyerapan

zat-zat gizi, dapat mengurangi atau membunuh bakteri jahat dalam saluran

pencernaan, dapat menormalkan kerja usus besar (mengatasi konstipasi dan diare),

memiliki efek anti kanker, mengatasi masalah Lactose intolerance, berperan

dalam detoksifikasi dan mengatasi stress, serta mengontrol kadar kolesterol dalam

darah dan tekanan darah. Berbagai keunggulan tersebut merupakan landasan

utama bagi investor dalam menginvestasikan modalnya pada usaha pembuatan

Page 8: Bab III Kerangka H10asy-5

27

yoghurt di perusahaan Dafarm sehingga diharapkan dapat berjalan dengan baik

dan menghasilkan profit yang maksimal.

Keberhasilan Dafarm bergerak dalam menjalankan usaha pembuatan

yoghurt dapat dilihat bahwa usia Dafarm dalam menggeluti dunia bisnis ini telah

mencapai dua tahun. Namun demikian, jalan atau tidaknya usaha bukanlah

indikator penentu kelayakan dari suatu usaha. Indikator penentu layak atau

tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari aspek finansial dan non finansialnya.

Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kelayakan aspek non

finansial (aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, aspek

sosial) dan aspek finansial dari usaha pembuatan yoghurt yang dikelola oleh

perusahaan Dafarm. Untuk aspek finansial, dalam penelitian ini akan dianalisis 2

skenario. Skenario pertama adalah analisis finansial untuk kondisi usaha saat ini.

Hal ini dilakukan untuk melihat apakah usaha yang ada saat ini sudah layak atau

belum secara finansial. Sedangkan skenario usaha kedua adalah analisis finansial

untuk kondisi dimana kapasitas mesin produksi dimanfaatkan secara maksimal.

Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan kapasitas produksi

tersebut akan menghasilkan laba yang lebih besar dari penambahan biaya

produksi atau sebaliknya.

Penentuan kelayakan aspek non finansial dari usaha pembuatan yoghurt

perusahaan Dafarm yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

membandingkan antara fakta yang ada dengan teori-teori yang terkait melalui

observasi dan studi literatur. Sedangkan penentuan aspek finansial menggunakan

kriteria investasi berupa; NPV, IRR, Net B/C, dan PBP. Sebagai bentuk

kewaspadaan terhadap usaha tersebut yang dikhawatirkan akan mengalami

perubahan-perubahan pada peningkatan harga input dan penurunan kuantitas

output, maka melalui analisis pengganti (switching value analisys) akan diketahui

berapa besarnya batas perubahan tersebut yang akan membuat usaha tidak layak.

Dengan demikian, maka hasil dari analisis ini akan dapat memberikan informasi

tentang tingkat kelayakan finansial maupun non finansial dari usaha pembuatan

yoghurt yang diusahakan oleh perusahaan Dafarm. Alur kerangka pemikiran

operasional dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 9: Bab III Kerangka H10asy-5

28

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional

Analisis Sensitivitas

Kelayakan Finansial (NPV, Net B/C,

IRR, PBP)

Skenario I (Kondisi saat ini)

Skenario II (Kondisi saat

kapasitas mesin maksimal)

Kelayakan Non Finansial Aspek Pasar (permintaan,

penawaran, harga, pemasaran, struktur persaingan)

Aspek Teknis (kondisi fisik, teknologi, keterampilan, lokasi, proses produksi)

Aspek Manajemen (bentuk usaha, struktur organisasi)

Aspek Hukum (bentuk badan hukum)

Aspek Sosial (kesempatan kerja, ramah lingkungan)

Analisis Kelayakan Usaha

Pengembangan usaha Dafarm

Yoghurt merupakan produk dengan nilai tambah tinggi

Permintaan yang belum terpenuhi

Produksi yoghurt yang belum maksimal

Perusahaan Dafarm, unit usaha peternakan Pondok Pesantren Darul Fallah

Tidak Layak Layak

Perlu dilakukan perhitungan ulang untuk mengetahui besaran biaya

dan manfaat yang layak

Usaha bisa dilaksanakan karena dapat memberikan keuntungan bagi

yang berinvestasi