iii. kerangka konseptual 3.1. kerangka pemikiranrepository.ub.ac.id/129850/6/6.pdf · 2018. 11....

9
37 III. KERANGKA KONSEPTUAL 3.1. Kerangka Pemikiran Perkembangan pasar modern yang pesat pada saat ini memberikan dampak yang baik bagi pemasaran produk sayuran kangkung. Hal ini dikarenakan pasar modern seperti supermarket cenderung menjadi alternatif tempat berbelanja masyarakat. Pasar modern menuntut petani untuk menyediakan sayuran kangkung yang berkualitas tinggi secara berkelanjutan sesuai dengan permintaan konsumen. Harga kangkung di pasar modern lebih tinggi apabila dibandingkan dengan harga di pasar tradisional menjadi daya tarik tersendiri bagi petani di Desa Pandanajeng untuk memasok produknya ke pasar modern. Menurut Ketua Gapoktan Sumbersuko jumlah permintaan kangkung di pasar modern juga paling besar dibandingkan dengan sayuran lainnya sehingga jenis sayuran ini memiliki potensi yang baik untuk ditingkatkan produksi dan penjualannya. Rendahnya mutu produk merupakan hambatan yang umumnya dihadapi petani di Desa Pandanajeng ketika ingin memasok produknya ke pasar modern. Selain mutu atau kualitas kangkung, untuk memasok produk sayuran ke pasar modern tentunya harus disertai dengan pemenuhan kuantitas dan kontinuitas sesuai permintaan pasar. Permasalahan yang dihadapi oleh petani kangkung di Desa Pandanajeng antara lain luas lahan yang sempit (0,3-1 ha), kurangnya akses dalam pemasaran, kerap terjadinya fluktuasi harga kangkung dan kesulitan dalam memenuhi standar dari pasar modern. Berbagai permasalahan tersebut mendorong petani untuk bergabung secara berkelompok dalam Gapoktan Sumbersuko agar dapat memenuhi permintaan pasar khususnya pasar modern. Seperti yang dipaparkan oleh Apriyantono (2007) Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) adalah gabungan dari beberapa kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usahatani bagi anggotanya dan petani lainnya. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa Gapoktan Sumbersuko memiliki tujuan untuk peningkatan produksi dan pendapatan usahatani bagi anggotanya. Begitu halnya dengan yang dijelaskan oleh Redono (2012) bahwa kelompok tani yang berkembang bergabung dengan kelompok tani lain dalam satu wilayah tertentu yaitu desa untuk mengembangkan fungsinya sehingga

Upload: others

Post on 06-Dec-2020

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: III. KERANGKA KONSEPTUAL 3.1. Kerangka Pemikiranrepository.ub.ac.id/129850/6/6.pdf · 2018. 11. 23. · III. KERANGKA KONSEPTUAL 3.1. Kerangka Pemikiran Perkembangan pasar modern

37

III. KERANGKA KONSEPTUAL

3.1. Kerangka Pemikiran

Perkembangan pasar modern yang pesat pada saat ini memberikan dampak

yang baik bagi pemasaran produk sayuran kangkung. Hal ini dikarenakan pasar

modern seperti supermarket cenderung menjadi alternatif tempat berbelanja

masyarakat. Pasar modern menuntut petani untuk menyediakan sayuran kangkung

yang berkualitas tinggi secara berkelanjutan sesuai dengan permintaan konsumen.

Harga kangkung di pasar modern lebih tinggi apabila dibandingkan dengan harga

di pasar tradisional menjadi daya tarik tersendiri bagi petani di Desa Pandanajeng

untuk memasok produknya ke pasar modern. Menurut Ketua Gapoktan

Sumbersuko jumlah permintaan kangkung di pasar modern juga paling besar

dibandingkan dengan sayuran lainnya sehingga jenis sayuran ini memiliki potensi

yang baik untuk ditingkatkan produksi dan penjualannya.

Rendahnya mutu produk merupakan hambatan yang umumnya dihadapi

petani di Desa Pandanajeng ketika ingin memasok produknya ke pasar modern.

Selain mutu atau kualitas kangkung, untuk memasok produk sayuran ke pasar

modern tentunya harus disertai dengan pemenuhan kuantitas dan kontinuitas

sesuai permintaan pasar. Permasalahan yang dihadapi oleh petani kangkung di

Desa Pandanajeng antara lain luas lahan yang sempit (0,3-1 ha), kurangnya akses

dalam pemasaran, kerap terjadinya fluktuasi harga kangkung dan kesulitan dalam

memenuhi standar dari pasar modern. Berbagai permasalahan tersebut mendorong

petani untuk bergabung secara berkelompok dalam Gapoktan Sumbersuko agar

dapat memenuhi permintaan pasar khususnya pasar modern.

Seperti yang dipaparkan oleh Apriyantono (2007) Gabungan Kelompok

Tani (Gapoktan) adalah gabungan dari beberapa kelompok tani yang melakukan

usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai

peningkatan produksi dan pendapatan usahatani bagi anggotanya dan petani

lainnya. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa Gapoktan Sumbersuko

memiliki tujuan untuk peningkatan produksi dan pendapatan usahatani bagi

anggotanya. Begitu halnya dengan yang dijelaskan oleh Redono (2012) bahwa

kelompok tani yang berkembang bergabung dengan kelompok tani lain dalam satu

wilayah tertentu yaitu desa untuk mengembangkan fungsinya sehingga

Page 2: III. KERANGKA KONSEPTUAL 3.1. Kerangka Pemikiranrepository.ub.ac.id/129850/6/6.pdf · 2018. 11. 23. · III. KERANGKA KONSEPTUAL 3.1. Kerangka Pemikiran Perkembangan pasar modern

38

mempunyai kemandirian yang kuat, lebih mudah menjalin kemitraan dan dapat

mengembangkan fungsi kelompok tani.

Gapoktan Sumbersuko sebagai suatu wadah atau lembaga bagi petani di

Desa Pandanajeng berupaya untuk menunjang pemenuhan mutu produk pertanian

khususnya kangkung bagi para anggotanya. Pengendalian mutu merupakan salah

satu tindakan yang dilakukan Gapoktan Sumbersuko untuk memenuhi permintaan

pasar terutama pasar modern. Keberhasilan pengendalian mutu kangkung

tergantung kepada bagaimana Gapoktan berperan dalam mewadahi para

anggotanya dan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh Gapoktan. Keberhasilan

pengendalian mutu dapat dilihat dari proses peningkatan mutu, penyediaan

informasi, peningkatan pengetahuan, penerapan teknologi, dan sarana prasarana

penunjang pengendalian mutu.

Gapoktan Sumbersuko merupakan gabungan dari empat kelompok tani di

Desa Pandanajeng Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang. Keempat kelompok

tani tersebut adalah kelompok tani Sumber Tani I, Sumber Tani II, Sumber Tani

III dan Sumber Tani IV. Pengendalian mutu sayur khususnya kangkung

merupakan hal yang penting untuk dilakukan oleh Gapoktan Sumbersuko

mengingat perlunya pemenuhan kualitas, kuantitas dan kontinuitas dalam

memasok sayuran kangkung ke pasar modern.

Pada tahun 2012 hingga 2013 Gapoktan Sumbersuko mendapatkan

bimbingan dalam penerapan Standard Operational Procedure (SOP) termasuk

penanganan grading dan packaging produk sayuran dari Dinas Pertanian dan

Perkebunan Kabupaten Malang. Gapoktan Sumbersuko juga memperoleh bantuan

dalam pembangunan rumah grading dan packaging produk sayuran untuk

meningkatkan kualitas sayur di Desa Pandanajeng yang akan dipasarkan ke

beberapa supermarket. Para petani kangkung di desa ini umumnya belum

menerapkan pertanian organik karena adanya permintaan dari pihak pasar modern

untuk menyuplai kangkung yang bentuknya baik tanpa cacat sedikit pun. Hal ini

menyebabkan penggunaan pestisida masih tinggi.

Gapoktan Sumbersuko telah memiliki kerjasama dengan salah satu

perusahaan yang berpengalaman dalam pemasaran produk sayur segar ke berbagai

supermarket dan pasar ekspor yaitu CV. Agri Fresh. Kemitraan antara Gapoktan

Page 3: III. KERANGKA KONSEPTUAL 3.1. Kerangka Pemikiranrepository.ub.ac.id/129850/6/6.pdf · 2018. 11. 23. · III. KERANGKA KONSEPTUAL 3.1. Kerangka Pemikiran Perkembangan pasar modern

39

Sumbersuko dengan CV. Agri Fresh mulai terjalin pada tahun 2010 setelah

perwakilan dari Gapoktan Sumbersuko menghadiri undangan dari Dinas Pertanian

dan Perkebunan Provinsi Jawa Timur. Sebelumnya petani sayur di Desa

Pandanajeng yang tergabung dalam Gapoktan Sumbersuko melakukan suplai

produk sayuran ke Rodeo Supermarket di Lawang melalui rekan dari Ketua

Gapoktan Sumbersuko. Akan tetapi suplai sayuran tersebut dirasa kurang dapat

meningkatkan pendapatan petani sehingga para pengurus dan anggota Gapoktan

Sumbersuko menerima tawaran kerjasama dengan CV. Agri Fresh. Selain

memasok produk sayuran ke supermarket melalui CV. Agri Fresh, Gapoktan

Sumbersuko juga baru menjalin kerjasama dengan beberapa supermarket di Kota

Malang yaitu Hero dan Giant pada awal tahun 2014.

Peranan Gapoktan Sumbersuko dalam pemasaran kangkung ke pasar

modern dapat dikatakan baik apabila telah memenuhi aspek perencanaan,

penentuan harga, penciptaan peluang pasar, distribusi produk ke pasar modern.

Pengendalian mutu dan pemasaran ke pasar modern tidak dapat dipisahkan satu

dengan yang lainnya dalam penelitian ini. Hal ini disebabkan petani sayur

melakukan pengendalian mutu untuk memenuhi standar dari pasar modern

sehingga pemasaran ke pasar modern dapat dilakukan.

Peranan Gapoktan dalam melaksanakan kegiatan pengendalian mutu dan

pemasaran sayuran kangkung ke pasar modern dapat dilihat dari pelaksanaan

kegiatan oleh pengurus dan anggota Gapoktan. Permasalahan-permasalahan yang

dihadapi oleh anggota dan pengurus Gapoktan Sumbersuko dalam pemenuhan

mutu kangkung maupun pemasarannya ke pasar modern perlu untuk segera

ditemukan penyebabnya. Selanjutnya dari berbagai penyebab masalah tersebut

diharapkan dapat ditemukan solusi untuk dapat meningkatkan mutu dan jumlah

permintaan sayuran kangkung di pasar modern.

Berikut adalah kerangka konseptual penelitian mengenai peranan gabungan

kelompok tani Sumbersuko dalam pengendalian mutu dan pemasaran kangkung

ke pasar modern:

Page 4: III. KERANGKA KONSEPTUAL 3.1. Kerangka Pemikiranrepository.ub.ac.id/129850/6/6.pdf · 2018. 11. 23. · III. KERANGKA KONSEPTUAL 3.1. Kerangka Pemikiran Perkembangan pasar modern

40

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Peranan Gabungan Kelompok Tani dalam Pengendalian Mutu dan Pemasaran Sayuran Kangkung ke Pasar Modern

Keterangan:

Alur pemikiran

Hubungan timbal balik

Pasar Modern (CV. Agri Fresh, Hero dan Giant

Gapoktan Sumbersuko

Petani kangkung Desa Pandanajeng

Peranan Gapoktan dalam Pengendalian Mutu

1. Peningkatan mutu 2. Pelayanan informasi 3. Peningkatan pengetahuan 4. Penerapan teknologi 5. Penyediaan sarana produksi

dan pengolahan hasil usahatani

Peranan Gapoktan dalam Pemasaran Sayuran

Kangkung ke Pasar Modern

1. Perencanaan 2. Penentuan harga 3. Penciptaan peluang

pasar 4. Distribusi produk ke

pasar modern

Masalah dalam Pemasaran Kangkung ke Pasar Modern,

disebabkan:

1. Teknis 2. Sosial 3. Ekonomi 4. Lingkungan 5. Budaya

Masalah dalam Pengendalian Mutu Sayuran Kangkung,

disebabkan:

1. Manusia 2. Metode 3. Peralatan 4. Bahan 5. Ukuran 6. Lingkungan

Page 5: III. KERANGKA KONSEPTUAL 3.1. Kerangka Pemikiranrepository.ub.ac.id/129850/6/6.pdf · 2018. 11. 23. · III. KERANGKA KONSEPTUAL 3.1. Kerangka Pemikiran Perkembangan pasar modern

41

3.2. Batasan Masalah

1. Penelitian ini dibatasi pada 14 petani kangkung anggota Gapoktan Sumbersuko

Desa Pandanajeng Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang yang memasarkan

produknya ke pasar modern.

2. Penelitian ini dibatasi pada kegiatan pengendalian mutu dan pemasaran

kangkung ke pasar modern yang dilakukan oleh Gapoktan Sumbersuko di

Desa Pandanajeng pada tahun 2013-2014.

3. Pasar modern yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pihak CV. Agri

Fresh yang memasarkan produk kangkung dari petani Desa Pandanajeng ke

beberapa supermarket, serta supermarket Hero dan Giant.

4. Mutu sayuran kangkung dalam penelitian ini adalah karakteristik kangkung

yang sesuai dengan standar pasar modern (CV. Agri Fresh, Hero dan Giant)

yaitu mengutamakan mutu kangkung secara eksternal.

3.3. Penjelasan Konsep

Penelitian ini terdiri dari tiga konsep, yaitu peranan Gapoktan dalam

pengendalian mutu, peranan Gapoktan dalam pemasaran, dan masalah yang

dihadapi oleh Gapoktan. Penjelasan dari masing-masing konsep adalah sebagai

berikut.

1. Peranan Gapoktan dalam pengendalian mutu sayuran kangkung adalah perilaku

yang dilakukan oleh Gapoktan Sumbersuko untuk memfasilitasi anggotanya

dalam peningkatan mutu, pelayanan informasi, peningkatan pengetahuan,

penerapan teknologi, dan pengadaan sarana produksi dan pengolahan hasil

usahatani sayuran kangkung.

a. Peningkatan Mutu

Peningkatan mutu adalah upaya untuk meningkatkan mutu kangkung yang

dilakukan oleh Gapoktan Sumbersuko dalam lingkup perencanaan,

pelaksanaan, pemeriksaan dan evaluasi.

1) Perencanaan

Perencanaan adalah susunan sebagai pedoman pelaksanaan yang akan

dilaksanakan oleh Gapoktan Sumbersuko dalam pengendalian mutu

kangkung meliputi jumlah tanam, jadwal tanam dan standar kegiatan.

Page 6: III. KERANGKA KONSEPTUAL 3.1. Kerangka Pemikiranrepository.ub.ac.id/129850/6/6.pdf · 2018. 11. 23. · III. KERANGKA KONSEPTUAL 3.1. Kerangka Pemikiran Perkembangan pasar modern

42

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah penerapan kegiatan yang telah disusun dalam

perencanaan Gapoktan Sumbersuko meliputi budidaya, panen dan pasca

panen sayuran kangkung.

3) Pemeriksaan

Pemeriksaan adalah kegiatan pemantauan proses kegiatan dan kualitas

hasil produksi kangkung dengan standar yang ditetapkan. Apabila

diperoleh data kegagalan atau ketidaksesuaian antara hasil produksi

dengan standar yang ditetapkan, maka harus dicari penyebab kegagalan

tersebut.

4) Evaluasi

Evaluasi merupakan usaha Gapoktan Sumbersuko untuk memperbaiki

kegagalan dalam budidaya, panen, dan pasca panen kangkung sehingga

dapat merencanakan perbaikan mutu produk untuk produksi berikutnya.

b. Pelayanan Informasi

Pelayanan informasi adalah perilaku yang dilakukan Gapoktan

Sumbersuko dalam memberikan informasi yang diterima oleh Gapoktan

kepada anggotanya. Informasi yang dimaksud berupa informasi dari pasar

modern, perusahaan mitra, maupun dari Dinas Pertanian dan Perkebunan

Kabupaten Malang maupun informasi yang dibutuhkan oleh anggota

Gapoktan berkaitan dengan pengendalian mutu sayuran kangkung.

1) Penyebaran Informasi

Penyebaran informasi merupakan kegiatan Gapoktan Sumbersuko

dalam menyampaikan informasi yang telah didapat kepada para

anggotanya baik itu informasi dari perusahaan mitra, supermarket,

Dinas Pertanian dan Perkebunan, maupun dari pihak lain yang

berkaitan dengan pengendalian mutu sayuran kangkung.

2) Kebutuhan informasi

Kebutuhan informasi adalah berbagai jenis informasi yang dibutuhkan

oleh anggota Gapoktan Sumbersuko dalam pengendalian mutu

kangkung maupun untuk memasarkan produknya ke pasar modern.

Page 7: III. KERANGKA KONSEPTUAL 3.1. Kerangka Pemikiranrepository.ub.ac.id/129850/6/6.pdf · 2018. 11. 23. · III. KERANGKA KONSEPTUAL 3.1. Kerangka Pemikiran Perkembangan pasar modern

43

c. Peningkatan pengetahuan

Peningkatan pengetahuan merupakan perilaku yang dilakukan Gapoktan

Sumbersuko dalam memberikan pembelajaran dan pengetahuan kepada

petani kangkung hingga petani memiliki peningkatan pengetahuan dalam

pengendalian mutu kangkung.

d. Penerapan teknologi

Penerapan teknologi merupakan perilaku yang dilakukan Gapoktan

Sumbersuko dalam mengajak petani kangkung untuk menerapkan teknologi

pendukung usahataninya sehingga dapat meningkatkan produksi dan mutu

sayuran kangkung.

e. Pengadaan sarana produksi dan pengolahan hasil usahatani

Pengadaan sarana produksi dan pengolahan hasil usahatani adalah kegiatan

Gapoktan Sumbersuko dalam menyediakan sarana yang menunjang

pengendalian mutu kangkung bagi anggota Gapoktan baik itu berupa benih,

pupuk, pestisida organik, mesin pembajak lahan, rumah packaging dan lain

sebagainya.

2. Peranan Gapoktan Sumbersuko dalam pemasaran sayuran kangkung ke pasar

modern adalah perilaku yang dilakukan Gapoktan untuk membantu para

anggota dalam memasarkan sayuran kangkung ke pasar modern. Dalam

penelitian ini pasar modern yang dimaksud adalah CV. Agri Fresh dan

supermarket-supermarket (Hero dan Giant) yang memiliki kemitraan dengan

Gapoktan Sumbersuko di Desa Pandanajeng. Peranan dalam hal ini meliputi

perencanaan, penentuan harga, penciptaan peluang pasar dan pendistribusian

produk kepada konsumen:

a. Perencanaan adalah perilaku yang dilakukan Gapoktan Sumbersuko dalam

merencanakan pemasaran sayuran kangkung ke pasar modern yang meliputi

jumlah produk yang dipasarkan dan target pasar yang akan dituju.

b. Penentuan harga adalah perilaku yang dilakukan Gapoktan Sumbersuko

dalam menentukan harga sayuran kangkung yang memberikan keuntungan

bagi petani dan Gapoktan untuk dijual melalui pasar modern.

Page 8: III. KERANGKA KONSEPTUAL 3.1. Kerangka Pemikiranrepository.ub.ac.id/129850/6/6.pdf · 2018. 11. 23. · III. KERANGKA KONSEPTUAL 3.1. Kerangka Pemikiran Perkembangan pasar modern

44

c. Penciptaan peluang pasar adalah perilaku yang dilakukan Gapoktan

Sumbersuko dalam menjalin dan mengembangkan kerjasama dengan pasar

modern.

d. Distribusi produk ke pasar modern adalah perilaku yang dilakukan

Gapoktan Sumbersuko dalam pengiriman sayuran kangkung kepada pasar

modern yaitu supermarket Hero dan Giant maupun supermarket yang

bekerjasama dengan CV. Agri Fresh.

3. Masalah yang dihadapi Gapoktan Sumbersuko dalam pengendalian mutu

sayuran kangkung adalah perbedaan antara kondisi yang diharapkan dengan

kondisi yang ada di Desa Pandanajeng dalam pengendalian mutu sayuran

kangkung dan harus segera diselesaikan. Penyebab masalah yang dihadapi

Gapoktan Sumbersuko dalam pengendalian mutu kangkung terdiri atas faktor

manusia (man), metode (method), peralatan (machine), bahan

(material),ukuran (measurement), dan lingkungan (environment).

a. Faktor manusia (man) adalah penyebab masalah yang dihadapi oleh

Gapoktan Sumbersuko dalam pengendalian mutu sayuran kangkung yang

berasal dari kondisi petani kangkung Desa Pandanajeng sebagai pelaku

dalam proses pengendalian mutu kangkung untuk dipasarkan ke pasar

modern.

b. Faktor metode (method) adalah penyebab masalah yang dihadapi oleh

Gapoktan Sumbersuko dalam pengendalian mutu sayuran kangkung yang

disebabkan oleh cara-cara yang dilakukan oleh petani kangkung di Desa

Pandanajeng untuk melakukan pengendalian mutu kangkung.

c. Faktor peralatan (machine) adalah penyebab masalah yang dihadapi oleh

Gapoktan Sumbersuko dalam pengendalian mutu sayuran kangkung

dikarenakan peralatan-peralatan yang dibutuhkan dalam melakukan

pengendalian mutu kangkung.

d. Faktor bahan (material) adalah penyebab masalah yang dihadapi oleh

Gapoktan Sumbersuko dalam menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan

untuk melakukan pengendalian mutu kangkung sebelum dipasarkan ke

pasar modern.

Page 9: III. KERANGKA KONSEPTUAL 3.1. Kerangka Pemikiranrepository.ub.ac.id/129850/6/6.pdf · 2018. 11. 23. · III. KERANGKA KONSEPTUAL 3.1. Kerangka Pemikiran Perkembangan pasar modern

45

e. Faktor ukuran (measurement) adalah penyebab masalah yang dihadapi oleh

Gapoktan Sumbersuko yang berkaitan dengan standar atau ukuran pada

sayuran kangkung yang ditetapkan oleh pihak pasar modern dan Gapoktan

Sumbersuko.

f. Faktor lingkungan (environment) adalah penyebab masalah yang dihadapi

oleh Gapoktan Sumbersuko dalam pengendalian mutu sayuran kangkung

yang berkaitan dengan kondisi lahan kangkung di Desa Pandanajeng.

4. Masalah yang dihadapi Gapoktan Sumbersuko dalam pemasaran kangkung ke

pasar modern adalah adanya perbedaan antara kondisi yang diharapkan dengan

kondisi yang terjadi di Desa Pandanajeng dalam memasarkan kangkung ke

pasar modern dan harus segera diselesaikan. Penyebab masalah yang dihadapi

Gapoktan Sumbersuko dalam pemasaran kangkung ke pasar modern terdiri

atas faktor teknis, sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan.

a. Faktor teknis adalah penyebab masalah yang dihadapi Gapoktan

Sumbersuko dalam pemasaran kangkung ke pasar modern berkaitan dengan

kinerja para pengurus Gapoktan Sumbersuko maupun para petani kangkung

anggota Gapoktan Sumbersuko.

b. Faktor sosial adalah penyebab masalah yang dihadapi Gapoktan

Sumbersuko dalam melakukan pemasaran ke pasar modern berkaitan

dengan interaksi yang dilakukan oleh petani kangkung Desa Pandanajeng

dan pengurus Gapoktan Sumbersuko untuk memasarkan produknya.

c. Faktor ekonomi adalah penyebab masalah yang dihadapi Gapoktan

Sumbersuko dalam melakukan pemasaran ke pasar modern berkaitan

dengan keadaan ekonomi di Desa Pandanajeng dan lingkup pasar modern.

d. Faktor lingkungan adalah penyebab masalah yang dihadapi Gapoktan

Sumbersuko dalam melakukan pemasaran ke pasar modern berkaitan

dengan keadaan alam ataupun lahan kangkung di Desa Pandanajeng.

e. Faktor budaya adalah penyebab masalah yang dihadapi Gapoktan

Sumbersuko dalam memasarkan kangkung ke pasar modern berkaitan

dengan budaya yang telah dimiliki oleh petani Desa Pandanajeng dalam

memasarkan produk sayuran kangkung.