bab iii case study )a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_045101_chapter3.pdf · 2018-10-25 ·...

14
63 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif jenis studi kasus ( case study ), dengan menggunakan data kualitatif (pendekatan kualitatif). Sukmadinata (2005: 12) mengemukakan ; “ Berdasarkan pendekatan, secara garis besar dibedakan menjadi dua macam penelitian, yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif ”. Sejalan dengan yang dikemukakan Sukmadinata (2005: 18) bahwa dalam penelitian metode deskriptif, dapat pula menggunakan pendekatan kualitatif, yang memberikan penggambaran secara naratif kualitatif. Data dan temuan yang diperoleh selama proses penelitian akan dianalisa hingga menghasilkan simpulan dan asumsi berkaitan dengan masalah yang diteliti. Melalui metode ini, peneliti dapat secara terperinci menguraikan berbagai gejala dan fenomena yang ada, untuk kemudian menarik kesimpulan. Disarikan dari Alwasilah (2008: 104), karakteristik pendekatan kualitatif diantaranya adalah latar alamiah, manusia sebagai instrumen, metode-metode kualitatif, nara sumber ditentukan secara purposive, analisis data induktif, serta penyimpulan didasarkan pada temuan data di lapangan, sehingga peneliti melaporkan data dan informasi dari nara sumber maupun hasil pengamatan apa adanya, untuk kemudian dilakukan analisa terhadapnya. Mengenai penelitian metode deskriptif, Sukmadinata (2005: 54) mengemukakan :

Upload: dinhhanh

Post on 07-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III case study )a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_045101_chapter3.pdf · 2018-10-25 · substansi target informasi yang ingin diperoleh, sehingga tidak selalu ... studi

63

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif jenis studi kasus ( case study ),

dengan menggunakan data kualitatif (pendekatan kualitatif). Sukmadinata (2005:

12) mengemukakan ; “ Berdasarkan pendekatan, secara garis besar dibedakan

menjadi dua macam penelitian, yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif ”. Sejalan

dengan yang dikemukakan Sukmadinata (2005: 18) bahwa dalam penelitian

metode deskriptif, dapat pula menggunakan pendekatan kualitatif, yang

memberikan penggambaran secara naratif kualitatif. Data dan temuan yang

diperoleh selama proses penelitian akan dianalisa hingga menghasilkan simpulan

dan asumsi berkaitan dengan masalah yang diteliti. Melalui metode ini, peneliti

dapat secara terperinci menguraikan berbagai gejala dan fenomena yang ada,

untuk kemudian menarik kesimpulan.

Disarikan dari Alwasilah (2008: 104), karakteristik pendekatan kualitatif

diantaranya adalah latar alamiah, manusia sebagai instrumen, metode-metode

kualitatif, nara sumber ditentukan secara purposive, analisis data induktif, serta

penyimpulan didasarkan pada temuan data di lapangan, sehingga peneliti

melaporkan data dan informasi dari nara sumber maupun hasil pengamatan apa

adanya, untuk kemudian dilakukan analisa terhadapnya.

Mengenai penelitian metode deskriptif, Sukmadinata (2005: 54)

mengemukakan :

Page 2: BAB III case study )a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_045101_chapter3.pdf · 2018-10-25 · substansi target informasi yang ingin diperoleh, sehingga tidak selalu ... studi

64

Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada. Yang berlangsung pada saat ini, atau saat yang lampau.

Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian studi kasus,

karena penelitian ini mengambil tema realitas yang dipengaruhi gejala sosial di

lingkungan tempat penelitian, yang dipandang sebagai objek yang layak untuk

dikaji atau diteliti. Hal ini sejalan dengan keterangan yang bersumber dari

Sukmadinata (2005: 64) :

Studi kasus (case study) merupakan suatu penelitian yang dilakukan terhadap suatu ‘kesatuan sistem’. Kesatuan sistem ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu, atau ikatan tertentu. Studi kasus ialah suatu penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus tersebut.

Dengan demikian, peneliti berusaha mengungkap data dan informasi yang

diharapkan pembahasannya akan semakin dalam dan berkembang dengan

berdasar pada fakta empirik dalam lingkungan yang alamiah. Dalam penelitian ini

diungkap sejumlah informasi yang dapat memperkaya teori dan khasanah

pengetahuan yang berkaitan dengan kurikulum, khususnya prosedur

pengembangan kurikulum yang diberlakukan di Sekolah Alam Bandung sebagai

sekolah non-konvensional.

Alwasilah (2008: 92) mengungkapkan karakter penelitian kualitatif yang

disarikan dari tabel karakteristik penelitian kuantitatif dan kualitatif, dimana dari

aspek tujuan, penelitian kualitatif berfungsi untuk “ pemahaman, deskripsi,

temuan, dan pemunculan hipotesis ”.

Page 3: BAB III case study )a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_045101_chapter3.pdf · 2018-10-25 · substansi target informasi yang ingin diperoleh, sehingga tidak selalu ... studi

65

Maka peneliti berasumsi bahwa penelitian terhadap kurikulum lebih tepat

dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang dapat mengungkap informasi dan

temuan-temuan yang dapat terus diperdalam dan dikembangkan. Metode dan

pendekatan seperti diuraikan di atas ditempuh karena titik beratnya pada proses

pengkajian untuk memahami, mendeskripsikan, dan memunculkan temuan serta

asumsi dan teori yang berkaitan dengan prosedur pengembangan kurikulum yang

diterapkan dalam sebuah institusi pendidikan.

B. Lokasi dan Nara Sumber

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Alam Bandung (SAB) yang berlokasi di

Jl. Dago Pojok Tanggulan Cikalapa II No. 4, Kelurahan Dago, Kecamatan

Coblong. Lokasi ini dipilih karena Sekolah Alam Bandung (SAB) dinilai telah

menjadi salah satu model dari sekolah non-konvensional yang berbasis alam, serta

memiliki pendekatan dalam pengembangan kurikulum yang mandiri sebagai

implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku di

Indonesia. Sekolah Alam Bandung juga menjadi institusi yang seringkali

dijadikan lokasi untuk kegiatan studi banding, hal ini menjadikan Sekolah Alam

Bandung cukup menjadi sorotan dan memiliki pengaruh yang besar sebagai model

bagi sekolah berbasis alam.

Sugiyono (2007: 298) menyebutkan bahwa “ Sampel dalam penelitian

kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber, atau partisipan,

informan, teman dan guru dalam penelitian “. Dalam penelitian ini, penentuan

nara sumber dilakukan setelah peneliti terjun pada lingkungan objek

penelitiannya. Seperti yang diungkapkan Lincoln & Guba (1985) dalam Sugiyono

Page 4: BAB III case study )a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_045101_chapter3.pdf · 2018-10-25 · substansi target informasi yang ingin diperoleh, sehingga tidak selalu ... studi

66

(2007: 301) bahwa “ Sampel yang dipilih berfungsi untuk mendapatkan informasi

yang maksimum, bukan untuk digeneralisasikan.”.

Peneliti menempatkan orang-orang yang memahami dan terlibat langsung

dalam lingkungan penelitian sebagai nara sumber, atau yang memiliki otoritas

untuk memberikan informasi dan mengarahkan personal lain agar dapat

memberikan keterangan dan data yang dibutuhkan. Dengan demikian, penentuan

nara sumber pada penelitian ini dilakukan secara purposive, dimana pemilihan

nara sumber berdasarkan pertimbangan-pertimbangan subjektif peneliti ( Sandjaja

dan Heriyanto, 2006: 182).

Adapun subjek ataupun pihak-pihak yang bertindak sebagai nara sumber

dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut :

1. Ketua Yayasan Sekolah Alam Bandung ( Eko Kurnianto, S.T.)

2. Kepala Sekolah Alam Bandung ( Teddy Sunandar, S.Pt)

3. Koordinator tim kurikulum Sekolah Alam Bandung ( Kodiron, S.Si.)

4. Guru kelas 4A merangkap staf tim kurikulum ( Sholeh, S.Pd.)

Peneliti tidak menempatkan siswa maupun pihak lainnya sebagai informan,

karena penelitian bertujuan untuk menelaah konsep mengenai model kurikulum

Tematik Spider Web dan aspek-aspek tertentu dalam proses pengembangannya,

tanpa mengidentifikasi sejauh mana keberhasilan atau efektiftas model tersebut

terhadap prestasi belajar siswa, maupun persepsi siswa terhadapnya. Oleh karena

itu, pihak-pihak yang dipandang memahami seluk-beluk tema penelitian dijadikan

sebagai nara sumber dalam penelitian ini.

Page 5: BAB III case study )a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_045101_chapter3.pdf · 2018-10-25 · substansi target informasi yang ingin diperoleh, sehingga tidak selalu ... studi

67

C. Definisi Operasional

1. Model

Model dalam konteks penelitian ini bermakna pendekatan maupun bentuk

(form), yang dicetuskan dari hasil studi dan penjabaran terhadap teori-teori

mengenai pengembangan kurikulum.

2. Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum dalam penelitian ini bermakna suatu proses

yang dilakukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki Sekolah

Alam Bandung untuk merancang, menafsirkan, dan menerapkan sistem

pembelajaran, sumber belajar, serta evaluasi, sehingga menjadi sistem yang

mengatur penyelenggaraan pembelajaran di Sekolah Alam Bandung demi

mencapai tujuan institusional yang telah ditetapkan.

3. Kurikulum Sekolah Alam Bandung (SAB)

Kurikulum Sekolah Alam Bandung adalah suatu sistem dan konsep yang

mengatur penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di Sekolah Alam

Bandung, berisi tujuan institusional, sistem pembelajaran, sumber belajar,

serta sistem evaluasi yang berlaku di Sekolah Alam Bandung dengan konsep

tematik Spider Web yang diterapkan mulai jenjang Taman Kanak-kanak

hingga kelas 4 Sekolah Dasar.

D. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2007: 305) menjelaskan bahwa “ Dalam penelitian kualitatif, yang

menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri”. Peneliti

bertindak sebagai instrumen, dengan menggunakan alat bantu seperti tape-

Page 6: BAB III case study )a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_045101_chapter3.pdf · 2018-10-25 · substansi target informasi yang ingin diperoleh, sehingga tidak selalu ... studi

68

recorder, video recorder, field notes, dll. (Sandjaja dan Heriyanto, 2006: 53). Oleh

karena itu, peneliti sendirilah yang bertindak sebagai instrumen pengumpul data

sekaligus menjadi penafsirnya. Disamping lembar catatan penelitian, dalam

penelitian ini digunakan alat bantu elektronik untuk mengambil foto, rekaman

suara, dan rekaman video.

Dengan demikian, dalam penelitian ini bertindak sebagai instrumen utama

adalah peneliti sendiri, yang bertindak sebagai pengumpul data dengan

menggunakan sejumlah alat bantu, untuk kemudian menggali, mengidentifikasi,

menganalisa, serta menyimpulkan data-data yang ditemukan selama proses

penelitian berlangsung.

E. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan studi

dokumentasi. Keseluruhan tehnik tersebut dipandu dengan adanya pedoman

observasi, wawancara, dan studi dokumentasi yang telah dikonsultasikan

sebelumnya dengan pembimbing skripsi.

Observasi dilakukan terhadap kegiatan yang terjadi di dalam lingkungan

penelitian, proses belajar-mengajar, serta aktivitas lain yang relevan untuk

diobservasi dan mendukung kebutuhan data dan informasi penelitian. Wawancara

dilakukan terhadap nara sumber yang memenuhi kriteria dari peneliti, dan yang

dipandang memiliki pemahaman terhadap objek penelitian dan aspek-aspek lain

yang terlibat dalam penelitian. Studi dokumentasi menekankan pada catatan

peristiwa baik tulisan, dokumen maupun arsip dalam bentuk lainnya. Sejumlah

Page 7: BAB III case study )a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_045101_chapter3.pdf · 2018-10-25 · substansi target informasi yang ingin diperoleh, sehingga tidak selalu ... studi

69

tehnik pengumpulan data tersebut telah lumrah digunakan dalam desain penelitian

studi kasus, karena bertujuan untuk mendapatkan dan mengungkap informasi

yang maksimum.

1. Observasi

Jenis observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi

partisipasif pasif. Partisipasi pasif ( passive participation ) menurut Susan

Stainback (1988) dalam Sugiyono (2007: 312), berarti ; “The researcher is

present at the scene of action but doesn’t interact or participate”, yang

berarti ; peneliti hadir di tempat dimana gejala sosial terjadi, namun tidak ikut

berpartisipasi dalam kegiatannya. Peneliti dalam mengumpulkan data

bertindak murni sebagai peneliti untuk mengamati dan mempelajari aspek-

aspek yang terkait dalam penelitian, seperti orang (pelaku), aktifitas,

lingkungan, dan hubungan diantaranya. Dengan melakukan observasi,

peneliti akan mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi

sosial, dan dapat menemukan hal-hal yang biasanya tidak terungkap dalam

wawancara.

Sugiyono (2007: 314) menguraikan aspek-aspek dalam observasi : a.

Place (tempat), b. Actor (Pelaku), c. Acivity (aktivitas/ kegiatan). Tiga elemen

tersebut dapat diperluas, sehingga yang dapat kita amati adalah : 1) Ruang

dalam aspek fisiknya (space), 2) Orang yang terlibat dalam situasi sosial

(actor), 3) Seperangkat kegiatan yang dilakukan orang (activity). 4) Benda-

benda yang terdapat di tempat itu (object), 5) perbuatan atau tindakan (act),

6) rangkaian aktivitas yang dikerjakan orang-orang (event), 7) urutan kegiatan

Page 8: BAB III case study )a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_045101_chapter3.pdf · 2018-10-25 · substansi target informasi yang ingin diperoleh, sehingga tidak selalu ... studi

70

(time), 8) Tujuan yang ingin dicapai orang-orang (goal), 9) Emosi dan

ekspresi orang-orang (feeling).

Observasi pasif dilakukan karena peneliti menempatkan diri sepenuhnya

sebagai subjek yang bertugas untuk meneliti. Disamping itu, segala kegiatan

yang dilakukan di institusi tempat penelitian dilaksanakan, telah dikerjakan

oleh orang-orang yang berkompeten dengan tugas yang telah terspesifikasi

khusus, sehingga tidak memberikan peluang bagi peneliti untuk melibatkan

diri lebih jauh melebihi kapasitas sebagai peneliti.

2. Wawancara

Wawancara diperlukan baik secara lisan maupun tulisan untuk

menghimpun data primer dari nara sumber, serta untuk menggali informasi

dan keterangan yang telah didapatkan. Jenis wawancara yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah wawancara lisan semi terstruktur. Wawancara

tersebut dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi, serta keperluan sasaran

informasi yang ingin didapatkan, dan dapat berkembang bahkan selama

wawancara berlangsung, hal ini sejalan dengan pernyataan yang bersumber

dari Alwasilah (2008: 195) “ … pertanyaan-pertanyaan itu senantiasa

dilandaskan pada data lapangan. Tidaklah aneh, bila setiap tahapan interviu,

ada modifikasi materi pertanyaan “. Penekanan teknis wawancara adalah pada

substansi target informasi yang ingin diperoleh, sehingga tidak selalu

menggunakan redaksi pertanyaan secara rigid, akan tetapi mengalir dan

menyesuaikan dengan situasi yang ada.

Page 9: BAB III case study )a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_045101_chapter3.pdf · 2018-10-25 · substansi target informasi yang ingin diperoleh, sehingga tidak selalu ... studi

71

Langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan wawancara adalah

sebagai berikut :

a. Menetapkan informasi yang diperlukan

b. Menetapkan nara sumber yang akan diwawancara

c. Melangsungkan wawancara

d. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan

e. Menyeleksi dan meringkas hasil wawancara

f. Mengkonfirmasi kepada nara sumber

Setelah itu, peneliti akan menindak-lanjuti hasil wawancara yang telah

diperoleh dengan menganalisanya secara lebih mendalam.

3. Studi Dokumentasi

Sugiyono (2007: 29) menyatakan, dokumen merupakan catatan peristiwa

yang sudah berlalu, baik berbentuk tulisan, gambar, atau hasil karya dari

seseorang. Dokumen dapat dijadikan bukti penunjang dalam penelitian,

sehingga membuat hasil observasi maupun wawancara dapat lebih kredibel.

Uraian Guba dan Lincoln (1981) yang dikutip Alwasilah (2008: 156)

menerangkan ; “ Dokumen berperan sebagai sumber pelengkap dan

pemerkaya bagi informasi yang diperoleh lewat interview atau observasi ”.

Selain itu, studi dokumen juga dapat digunakan untuk memperoleh data dan

informasi baru untuk kemudian dianalisa dan dikonfirmasi melalui observasi

maupun wawancara.

Page 10: BAB III case study )a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_045101_chapter3.pdf · 2018-10-25 · substansi target informasi yang ingin diperoleh, sehingga tidak selalu ... studi

72

Studi dokumentasi pada penelitian ini dilakukan terhadap dokumen-

dokumen yang disebut lesson plan, weekly plan, handbook Sekolah Alam

Bandung, dan dokumentasi yang termuat dalam situs Sekolah Alam Bandung.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan adalah dengan cara menganalisa temuan

serta data yang didapat di lapangan, menyusunnya secara sistematis yang didapat

dari wawancara, catatan lapangan ( termasuk hasil observasi ), dan dokumentasi,

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori sesuai dengan poin-poin

rumusan masalah penelitian, memilih data dan informasi yang penting dan yang

akan dipelajari, dan membuat kesimpulan. Analisis data bersifat induktif, data

yang diperoleh dikembangkan pola hubungannya atau berkembang menjadi

asumsi dan hipotesis.

Jenis analisis data yang digunakan adalah model analisis Miles and

Huberman dengan langkah-langkah ; 1. Pengumpulan data, 2. Reduksi Data, 3.

Display Data, 4. Kesimpulan/ verifikasi. Berikut ini ilustrasi analisis data model

Miles and Huberman (Sugiyono, 2007: 339) :

Bagan 3.1 Analisis Data Model Miles & Huberman.

Page 11: BAB III case study )a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_045101_chapter3.pdf · 2018-10-25 · substansi target informasi yang ingin diperoleh, sehingga tidak selalu ... studi

73

Data yang telah dikumpulkan dengan tehnik wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi kemudian menempuh tahap reduksi. Menurut Sugiyono (2007: 338),

maksud dari reduksi data adalah “ Merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya dan membuang data

yang tidak perlu ”.

Kemudian setelah itu, dilakukan display data (penyajian data), berdasarkan

keterangan Sugiyono (2007: 341), “ Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya”. Sementara itu,

Sukmadinata ( 2005: 60 ) mengemukakan ;

Data dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan catatan- catatan.

Mengenai tahap kesimpulan ( verivication ), “ Dapat berupa deskripsi atau

gambaran objek yang sebelumnya masih remang-remang, sehingga setelah diteliti

menjadi jelas, dapat berupa kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.”

(Sugiyono, 2007: 345). Pembahasan dan analisa data dalam penelitian ini

diuraikan secara deskriptif dan naratif, pada bagian tertentu yang menerangkan

suatu rangkaian proses disajikan dalam bentuk bagan alur.

Model Miles & Huberman digunakan karena peneliti tidak melakukan

observasi secara partisipatif (contohnya seperti pada model analisa Spradley),

serta model ini dinilai oleh peneliti lebih sederhana dan lebih teliti, karena reduksi

data, display data, serta verifikasi dilakukan berbarengan dengan proses

pengumpulan data, dan tidak ditempatkan di akhir penelitian.

Page 12: BAB III case study )a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_045101_chapter3.pdf · 2018-10-25 · substansi target informasi yang ingin diperoleh, sehingga tidak selalu ... studi

74

G. Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2007: 367),

diantaranya meliputi uji credibility (validitas internal), transferablility (validitas

eksternal), dan dependability (reliabilitas). Adapun uji confirmability (objektifitas)

dilakukan bersamaan dengan uji dependabilitiy, seperti dikemukakan Sugiyono

(2007: 377) ; “ Uji confirmability mirip dengan uji dependability, sehingga

pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan, adapun uji confirmability berarti

menguji hasil penelitian, dengan proses di lapangan ”.

Pengujian keabsahan data pada penelitian kualitatif menitikberatkan pada

validitas internal (kredibilitas data). Uji kredibilitas data dilakukan dengan cara

member check.. “Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh

peneliti kepada pemberi data. … apabila data yang ditemukan disepakati oleh para

nara sumber berarti data tersebut valid.” (Sugiyono, 2007: 375). Adapun teknis

member check, dilakukan melalui penanda-tanganan lembar member check oleh

nara sumber yang dilibatkan dalam penelitian (terlampir).

Penelitian kualitatif tidak bertujuan untuk membuat generalisasi

(generalization), tapi lebih pada daya alih/ keteralihan (transferability). Mengenai

uji transferability, Sugiyono (2007: 377) mengutip Sanafiah Faisal (1990), yang

menyatakan ; “ Bila pembaca laporan memperoleh gambaran yang sedemikian

jelasnya, ‘semacam apa’ suatu hasil penelitian dapat diberlakukan, maka laporan

tersebut memenuhi transferabilitas”. Oleh karena itu, dalam laporan penelitian ini

pembahasan diuraikan secara rinci melalui deskripsi kental (thick description),

Page 13: BAB III case study )a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_045101_chapter3.pdf · 2018-10-25 · substansi target informasi yang ingin diperoleh, sehingga tidak selalu ... studi

75

sehingga diupayakan dapat memberikan gambaran sejelas-jelasnya untuk

mencapai derajat transferabilitas yang tinggi.

Bersumber dari Alwasilah (2008: 187), Guba dan Lincoln (1985) lebih

menyarankan untuk menggunakan istilah dependability. Uji dependability dalam

penelitian kualitatif dilakukan dengan audit terhadap keseluruhan proses

penelitian, “ Jika peneliti tidak mempunyai dan tak dapat menunjukkan jejak

aktifitas lapangannya, maka dependabilitas penelitiannya patut diragukan.”

(Sugiyono, 2007: 377). Uji dependability dilakukan oleh peneliti dengan

menunjukkan bukti-bukti penelitian seperti member check, hasil wawancara,

surat-surat dan dokumen penelitian, dll. yang dapat menunjukkan bukti bahwa

peneliti telah benar-benar melaksanakan penelitian. Uji dependability dilakukan

oleh pembimbing skripsi yang juga bertugas sebagai auditor dalam penelitian ini.

H. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur yang ditempuh untuk melakukan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Melakukan penjajagan lapangan dengan melakukan observasi awal

2. Seleksi tema penelitian berdasarkan observasi awal

3. Penyusunan proposal penelitian

4. Bimbingan tahap awal dengan dosen pembimbing

5. Menyusun instrumen penelitian berdasarkan pada kisi-kisi yang telah

dibuat.

6. Mempersiapkan perijinan penelitian

7. Melakukan observasi, wawancara, studi dokumentasi.

Page 14: BAB III case study )a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_045101_chapter3.pdf · 2018-10-25 · substansi target informasi yang ingin diperoleh, sehingga tidak selalu ... studi

76

8. Melakukan uji keabsahan data

9. Mengolah data hasil penelitian di lapangan

10. Menganalisa data yang telah diperoleh

11. Membuat penafsiran dan kesimpulan hasil penelitian.

Bagan 3.2 Prosedur Penelitian