bab iii case study )a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_045101_chapter3.pdf · 2018-10-25 ·...
TRANSCRIPT
63
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif jenis studi kasus ( case study ),
dengan menggunakan data kualitatif (pendekatan kualitatif). Sukmadinata (2005:
12) mengemukakan ; “ Berdasarkan pendekatan, secara garis besar dibedakan
menjadi dua macam penelitian, yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif ”. Sejalan
dengan yang dikemukakan Sukmadinata (2005: 18) bahwa dalam penelitian
metode deskriptif, dapat pula menggunakan pendekatan kualitatif, yang
memberikan penggambaran secara naratif kualitatif. Data dan temuan yang
diperoleh selama proses penelitian akan dianalisa hingga menghasilkan simpulan
dan asumsi berkaitan dengan masalah yang diteliti. Melalui metode ini, peneliti
dapat secara terperinci menguraikan berbagai gejala dan fenomena yang ada,
untuk kemudian menarik kesimpulan.
Disarikan dari Alwasilah (2008: 104), karakteristik pendekatan kualitatif
diantaranya adalah latar alamiah, manusia sebagai instrumen, metode-metode
kualitatif, nara sumber ditentukan secara purposive, analisis data induktif, serta
penyimpulan didasarkan pada temuan data di lapangan, sehingga peneliti
melaporkan data dan informasi dari nara sumber maupun hasil pengamatan apa
adanya, untuk kemudian dilakukan analisa terhadapnya.
Mengenai penelitian metode deskriptif, Sukmadinata (2005: 54)
mengemukakan :
64
Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada. Yang berlangsung pada saat ini, atau saat yang lampau.
Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian studi kasus,
karena penelitian ini mengambil tema realitas yang dipengaruhi gejala sosial di
lingkungan tempat penelitian, yang dipandang sebagai objek yang layak untuk
dikaji atau diteliti. Hal ini sejalan dengan keterangan yang bersumber dari
Sukmadinata (2005: 64) :
Studi kasus (case study) merupakan suatu penelitian yang dilakukan terhadap suatu ‘kesatuan sistem’. Kesatuan sistem ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu, atau ikatan tertentu. Studi kasus ialah suatu penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus tersebut.
Dengan demikian, peneliti berusaha mengungkap data dan informasi yang
diharapkan pembahasannya akan semakin dalam dan berkembang dengan
berdasar pada fakta empirik dalam lingkungan yang alamiah. Dalam penelitian ini
diungkap sejumlah informasi yang dapat memperkaya teori dan khasanah
pengetahuan yang berkaitan dengan kurikulum, khususnya prosedur
pengembangan kurikulum yang diberlakukan di Sekolah Alam Bandung sebagai
sekolah non-konvensional.
Alwasilah (2008: 92) mengungkapkan karakter penelitian kualitatif yang
disarikan dari tabel karakteristik penelitian kuantitatif dan kualitatif, dimana dari
aspek tujuan, penelitian kualitatif berfungsi untuk “ pemahaman, deskripsi,
temuan, dan pemunculan hipotesis ”.
65
Maka peneliti berasumsi bahwa penelitian terhadap kurikulum lebih tepat
dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang dapat mengungkap informasi dan
temuan-temuan yang dapat terus diperdalam dan dikembangkan. Metode dan
pendekatan seperti diuraikan di atas ditempuh karena titik beratnya pada proses
pengkajian untuk memahami, mendeskripsikan, dan memunculkan temuan serta
asumsi dan teori yang berkaitan dengan prosedur pengembangan kurikulum yang
diterapkan dalam sebuah institusi pendidikan.
B. Lokasi dan Nara Sumber
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Alam Bandung (SAB) yang berlokasi di
Jl. Dago Pojok Tanggulan Cikalapa II No. 4, Kelurahan Dago, Kecamatan
Coblong. Lokasi ini dipilih karena Sekolah Alam Bandung (SAB) dinilai telah
menjadi salah satu model dari sekolah non-konvensional yang berbasis alam, serta
memiliki pendekatan dalam pengembangan kurikulum yang mandiri sebagai
implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku di
Indonesia. Sekolah Alam Bandung juga menjadi institusi yang seringkali
dijadikan lokasi untuk kegiatan studi banding, hal ini menjadikan Sekolah Alam
Bandung cukup menjadi sorotan dan memiliki pengaruh yang besar sebagai model
bagi sekolah berbasis alam.
Sugiyono (2007: 298) menyebutkan bahwa “ Sampel dalam penelitian
kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber, atau partisipan,
informan, teman dan guru dalam penelitian “. Dalam penelitian ini, penentuan
nara sumber dilakukan setelah peneliti terjun pada lingkungan objek
penelitiannya. Seperti yang diungkapkan Lincoln & Guba (1985) dalam Sugiyono
66
(2007: 301) bahwa “ Sampel yang dipilih berfungsi untuk mendapatkan informasi
yang maksimum, bukan untuk digeneralisasikan.”.
Peneliti menempatkan orang-orang yang memahami dan terlibat langsung
dalam lingkungan penelitian sebagai nara sumber, atau yang memiliki otoritas
untuk memberikan informasi dan mengarahkan personal lain agar dapat
memberikan keterangan dan data yang dibutuhkan. Dengan demikian, penentuan
nara sumber pada penelitian ini dilakukan secara purposive, dimana pemilihan
nara sumber berdasarkan pertimbangan-pertimbangan subjektif peneliti ( Sandjaja
dan Heriyanto, 2006: 182).
Adapun subjek ataupun pihak-pihak yang bertindak sebagai nara sumber
dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut :
1. Ketua Yayasan Sekolah Alam Bandung ( Eko Kurnianto, S.T.)
2. Kepala Sekolah Alam Bandung ( Teddy Sunandar, S.Pt)
3. Koordinator tim kurikulum Sekolah Alam Bandung ( Kodiron, S.Si.)
4. Guru kelas 4A merangkap staf tim kurikulum ( Sholeh, S.Pd.)
Peneliti tidak menempatkan siswa maupun pihak lainnya sebagai informan,
karena penelitian bertujuan untuk menelaah konsep mengenai model kurikulum
Tematik Spider Web dan aspek-aspek tertentu dalam proses pengembangannya,
tanpa mengidentifikasi sejauh mana keberhasilan atau efektiftas model tersebut
terhadap prestasi belajar siswa, maupun persepsi siswa terhadapnya. Oleh karena
itu, pihak-pihak yang dipandang memahami seluk-beluk tema penelitian dijadikan
sebagai nara sumber dalam penelitian ini.
67
C. Definisi Operasional
1. Model
Model dalam konteks penelitian ini bermakna pendekatan maupun bentuk
(form), yang dicetuskan dari hasil studi dan penjabaran terhadap teori-teori
mengenai pengembangan kurikulum.
2. Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum dalam penelitian ini bermakna suatu proses
yang dilakukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki Sekolah
Alam Bandung untuk merancang, menafsirkan, dan menerapkan sistem
pembelajaran, sumber belajar, serta evaluasi, sehingga menjadi sistem yang
mengatur penyelenggaraan pembelajaran di Sekolah Alam Bandung demi
mencapai tujuan institusional yang telah ditetapkan.
3. Kurikulum Sekolah Alam Bandung (SAB)
Kurikulum Sekolah Alam Bandung adalah suatu sistem dan konsep yang
mengatur penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di Sekolah Alam
Bandung, berisi tujuan institusional, sistem pembelajaran, sumber belajar,
serta sistem evaluasi yang berlaku di Sekolah Alam Bandung dengan konsep
tematik Spider Web yang diterapkan mulai jenjang Taman Kanak-kanak
hingga kelas 4 Sekolah Dasar.
D. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2007: 305) menjelaskan bahwa “ Dalam penelitian kualitatif, yang
menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri”. Peneliti
bertindak sebagai instrumen, dengan menggunakan alat bantu seperti tape-
68
recorder, video recorder, field notes, dll. (Sandjaja dan Heriyanto, 2006: 53). Oleh
karena itu, peneliti sendirilah yang bertindak sebagai instrumen pengumpul data
sekaligus menjadi penafsirnya. Disamping lembar catatan penelitian, dalam
penelitian ini digunakan alat bantu elektronik untuk mengambil foto, rekaman
suara, dan rekaman video.
Dengan demikian, dalam penelitian ini bertindak sebagai instrumen utama
adalah peneliti sendiri, yang bertindak sebagai pengumpul data dengan
menggunakan sejumlah alat bantu, untuk kemudian menggali, mengidentifikasi,
menganalisa, serta menyimpulkan data-data yang ditemukan selama proses
penelitian berlangsung.
E. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi. Keseluruhan tehnik tersebut dipandu dengan adanya pedoman
observasi, wawancara, dan studi dokumentasi yang telah dikonsultasikan
sebelumnya dengan pembimbing skripsi.
Observasi dilakukan terhadap kegiatan yang terjadi di dalam lingkungan
penelitian, proses belajar-mengajar, serta aktivitas lain yang relevan untuk
diobservasi dan mendukung kebutuhan data dan informasi penelitian. Wawancara
dilakukan terhadap nara sumber yang memenuhi kriteria dari peneliti, dan yang
dipandang memiliki pemahaman terhadap objek penelitian dan aspek-aspek lain
yang terlibat dalam penelitian. Studi dokumentasi menekankan pada catatan
peristiwa baik tulisan, dokumen maupun arsip dalam bentuk lainnya. Sejumlah
69
tehnik pengumpulan data tersebut telah lumrah digunakan dalam desain penelitian
studi kasus, karena bertujuan untuk mendapatkan dan mengungkap informasi
yang maksimum.
1. Observasi
Jenis observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi
partisipasif pasif. Partisipasi pasif ( passive participation ) menurut Susan
Stainback (1988) dalam Sugiyono (2007: 312), berarti ; “The researcher is
present at the scene of action but doesn’t interact or participate”, yang
berarti ; peneliti hadir di tempat dimana gejala sosial terjadi, namun tidak ikut
berpartisipasi dalam kegiatannya. Peneliti dalam mengumpulkan data
bertindak murni sebagai peneliti untuk mengamati dan mempelajari aspek-
aspek yang terkait dalam penelitian, seperti orang (pelaku), aktifitas,
lingkungan, dan hubungan diantaranya. Dengan melakukan observasi,
peneliti akan mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi
sosial, dan dapat menemukan hal-hal yang biasanya tidak terungkap dalam
wawancara.
Sugiyono (2007: 314) menguraikan aspek-aspek dalam observasi : a.
Place (tempat), b. Actor (Pelaku), c. Acivity (aktivitas/ kegiatan). Tiga elemen
tersebut dapat diperluas, sehingga yang dapat kita amati adalah : 1) Ruang
dalam aspek fisiknya (space), 2) Orang yang terlibat dalam situasi sosial
(actor), 3) Seperangkat kegiatan yang dilakukan orang (activity). 4) Benda-
benda yang terdapat di tempat itu (object), 5) perbuatan atau tindakan (act),
6) rangkaian aktivitas yang dikerjakan orang-orang (event), 7) urutan kegiatan
70
(time), 8) Tujuan yang ingin dicapai orang-orang (goal), 9) Emosi dan
ekspresi orang-orang (feeling).
Observasi pasif dilakukan karena peneliti menempatkan diri sepenuhnya
sebagai subjek yang bertugas untuk meneliti. Disamping itu, segala kegiatan
yang dilakukan di institusi tempat penelitian dilaksanakan, telah dikerjakan
oleh orang-orang yang berkompeten dengan tugas yang telah terspesifikasi
khusus, sehingga tidak memberikan peluang bagi peneliti untuk melibatkan
diri lebih jauh melebihi kapasitas sebagai peneliti.
2. Wawancara
Wawancara diperlukan baik secara lisan maupun tulisan untuk
menghimpun data primer dari nara sumber, serta untuk menggali informasi
dan keterangan yang telah didapatkan. Jenis wawancara yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah wawancara lisan semi terstruktur. Wawancara
tersebut dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi, serta keperluan sasaran
informasi yang ingin didapatkan, dan dapat berkembang bahkan selama
wawancara berlangsung, hal ini sejalan dengan pernyataan yang bersumber
dari Alwasilah (2008: 195) “ … pertanyaan-pertanyaan itu senantiasa
dilandaskan pada data lapangan. Tidaklah aneh, bila setiap tahapan interviu,
ada modifikasi materi pertanyaan “. Penekanan teknis wawancara adalah pada
substansi target informasi yang ingin diperoleh, sehingga tidak selalu
menggunakan redaksi pertanyaan secara rigid, akan tetapi mengalir dan
menyesuaikan dengan situasi yang ada.
71
Langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan wawancara adalah
sebagai berikut :
a. Menetapkan informasi yang diperlukan
b. Menetapkan nara sumber yang akan diwawancara
c. Melangsungkan wawancara
d. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan
e. Menyeleksi dan meringkas hasil wawancara
f. Mengkonfirmasi kepada nara sumber
Setelah itu, peneliti akan menindak-lanjuti hasil wawancara yang telah
diperoleh dengan menganalisanya secara lebih mendalam.
3. Studi Dokumentasi
Sugiyono (2007: 29) menyatakan, dokumen merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu, baik berbentuk tulisan, gambar, atau hasil karya dari
seseorang. Dokumen dapat dijadikan bukti penunjang dalam penelitian,
sehingga membuat hasil observasi maupun wawancara dapat lebih kredibel.
Uraian Guba dan Lincoln (1981) yang dikutip Alwasilah (2008: 156)
menerangkan ; “ Dokumen berperan sebagai sumber pelengkap dan
pemerkaya bagi informasi yang diperoleh lewat interview atau observasi ”.
Selain itu, studi dokumen juga dapat digunakan untuk memperoleh data dan
informasi baru untuk kemudian dianalisa dan dikonfirmasi melalui observasi
maupun wawancara.
72
Studi dokumentasi pada penelitian ini dilakukan terhadap dokumen-
dokumen yang disebut lesson plan, weekly plan, handbook Sekolah Alam
Bandung, dan dokumentasi yang termuat dalam situs Sekolah Alam Bandung.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan adalah dengan cara menganalisa temuan
serta data yang didapat di lapangan, menyusunnya secara sistematis yang didapat
dari wawancara, catatan lapangan ( termasuk hasil observasi ), dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori sesuai dengan poin-poin
rumusan masalah penelitian, memilih data dan informasi yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan. Analisis data bersifat induktif, data
yang diperoleh dikembangkan pola hubungannya atau berkembang menjadi
asumsi dan hipotesis.
Jenis analisis data yang digunakan adalah model analisis Miles and
Huberman dengan langkah-langkah ; 1. Pengumpulan data, 2. Reduksi Data, 3.
Display Data, 4. Kesimpulan/ verifikasi. Berikut ini ilustrasi analisis data model
Miles and Huberman (Sugiyono, 2007: 339) :
Bagan 3.1 Analisis Data Model Miles & Huberman.
73
Data yang telah dikumpulkan dengan tehnik wawancara, observasi, dan studi
dokumentasi kemudian menempuh tahap reduksi. Menurut Sugiyono (2007: 338),
maksud dari reduksi data adalah “ Merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya dan membuang data
yang tidak perlu ”.
Kemudian setelah itu, dilakukan display data (penyajian data), berdasarkan
keterangan Sugiyono (2007: 341), “ Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya”. Sementara itu,
Sukmadinata ( 2005: 60 ) mengemukakan ;
Data dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan catatan- catatan.
Mengenai tahap kesimpulan ( verivication ), “ Dapat berupa deskripsi atau
gambaran objek yang sebelumnya masih remang-remang, sehingga setelah diteliti
menjadi jelas, dapat berupa kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.”
(Sugiyono, 2007: 345). Pembahasan dan analisa data dalam penelitian ini
diuraikan secara deskriptif dan naratif, pada bagian tertentu yang menerangkan
suatu rangkaian proses disajikan dalam bentuk bagan alur.
Model Miles & Huberman digunakan karena peneliti tidak melakukan
observasi secara partisipatif (contohnya seperti pada model analisa Spradley),
serta model ini dinilai oleh peneliti lebih sederhana dan lebih teliti, karena reduksi
data, display data, serta verifikasi dilakukan berbarengan dengan proses
pengumpulan data, dan tidak ditempatkan di akhir penelitian.
74
G. Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2007: 367),
diantaranya meliputi uji credibility (validitas internal), transferablility (validitas
eksternal), dan dependability (reliabilitas). Adapun uji confirmability (objektifitas)
dilakukan bersamaan dengan uji dependabilitiy, seperti dikemukakan Sugiyono
(2007: 377) ; “ Uji confirmability mirip dengan uji dependability, sehingga
pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan, adapun uji confirmability berarti
menguji hasil penelitian, dengan proses di lapangan ”.
Pengujian keabsahan data pada penelitian kualitatif menitikberatkan pada
validitas internal (kredibilitas data). Uji kredibilitas data dilakukan dengan cara
member check.. “Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh
peneliti kepada pemberi data. … apabila data yang ditemukan disepakati oleh para
nara sumber berarti data tersebut valid.” (Sugiyono, 2007: 375). Adapun teknis
member check, dilakukan melalui penanda-tanganan lembar member check oleh
nara sumber yang dilibatkan dalam penelitian (terlampir).
Penelitian kualitatif tidak bertujuan untuk membuat generalisasi
(generalization), tapi lebih pada daya alih/ keteralihan (transferability). Mengenai
uji transferability, Sugiyono (2007: 377) mengutip Sanafiah Faisal (1990), yang
menyatakan ; “ Bila pembaca laporan memperoleh gambaran yang sedemikian
jelasnya, ‘semacam apa’ suatu hasil penelitian dapat diberlakukan, maka laporan
tersebut memenuhi transferabilitas”. Oleh karena itu, dalam laporan penelitian ini
pembahasan diuraikan secara rinci melalui deskripsi kental (thick description),
75
sehingga diupayakan dapat memberikan gambaran sejelas-jelasnya untuk
mencapai derajat transferabilitas yang tinggi.
Bersumber dari Alwasilah (2008: 187), Guba dan Lincoln (1985) lebih
menyarankan untuk menggunakan istilah dependability. Uji dependability dalam
penelitian kualitatif dilakukan dengan audit terhadap keseluruhan proses
penelitian, “ Jika peneliti tidak mempunyai dan tak dapat menunjukkan jejak
aktifitas lapangannya, maka dependabilitas penelitiannya patut diragukan.”
(Sugiyono, 2007: 377). Uji dependability dilakukan oleh peneliti dengan
menunjukkan bukti-bukti penelitian seperti member check, hasil wawancara,
surat-surat dan dokumen penelitian, dll. yang dapat menunjukkan bukti bahwa
peneliti telah benar-benar melaksanakan penelitian. Uji dependability dilakukan
oleh pembimbing skripsi yang juga bertugas sebagai auditor dalam penelitian ini.
H. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur yang ditempuh untuk melakukan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Melakukan penjajagan lapangan dengan melakukan observasi awal
2. Seleksi tema penelitian berdasarkan observasi awal
3. Penyusunan proposal penelitian
4. Bimbingan tahap awal dengan dosen pembimbing
5. Menyusun instrumen penelitian berdasarkan pada kisi-kisi yang telah
dibuat.
6. Mempersiapkan perijinan penelitian
7. Melakukan observasi, wawancara, studi dokumentasi.
76
8. Melakukan uji keabsahan data
9. Mengolah data hasil penelitian di lapangan
10. Menganalisa data yang telah diperoleh
11. Membuat penafsiran dan kesimpulan hasil penelitian.
Bagan 3.2 Prosedur Penelitian