bab ii komunikasi interpersonal siswa dan...

23
8 Ingrit Nanisrinuria,2013 Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB II KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DAN PROGRAM BIMBINGAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL A. Komunikasi Interpersonal 1. Definisi Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam Bahasa Inggris communication berasal dari Bahasa Latin “communication”, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama atau sama makna (Effendy, 1985: 9). Menurut Sugiyo (2005: 1), komunikasi merupakan kegiatan manusia menjalin hubungan satu sama lain yang demikian otomatis keadaannya, sehingga sering tidak disadari keterampilan berkomunikasi merupakan hasil belajar. Definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukkan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Dengan demikian Setiap pelaku komunikasi akan melakukan empat tindakan. Membentuk pesan artinya menciptakan sesuatu ide atau gagasan. Ini terjadi dalam benak kepala seseorang melalui proses kerja sistem syaraf. Pesan yang telah terbentuk ini kemudian disampaikan kepada orang lain baik secara langsung ataupun tidak langsung. Bentuk dan mengirim pesan, seseorang akan menerima pesan yang disampaikan oleh orang lain. Pesan yang diterimanya ini kemudian akan diolah melalui sistem syaraf dan diinterpretasikan. Setelah diinterpretasikan, pesan tersebut dapat menimbulkan tanggapan atau reaksi dari orang tersebut. Apabila ini terjadi, maka penerima pesan tersebut akan membentuk dan menyampaikan pesan baru. Komunikasi merupakan bidang yang luas terbagi dalam 7 bentuk (Devito 2011: 8) yaitu : (a) Komunikasi Intrapersonal, (b) Komunikasi Interpersonal, (c) Komunikasi Kelompok Kecil, (d) Komuniaksi Publik, (e) Komunikasi Organisasi, (f) Komunikkasi Antar Budaya, dan (g) Komunikasi Massa. Komunikasi interpersonal merupakan salah satu bentuk dari komunikasi, komunikasi interpersonal merupakan

Upload: phungkhanh

Post on 16-Feb-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806884_chapterii.pdf · nonverbal. Devito (2011: 252) mendefinisikan komunikasi interpersonal

8

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB II

KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DAN PROGRAM BIMBINGAN

KONSELING PRIBADI-SOSIAL

A. Komunikasi Interpersonal

1. Definisi Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam Bahasa Inggris communication berasal dari

Bahasa Latin “communication”, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama

atau sama makna (Effendy, 1985: 9). Menurut Sugiyo (2005: 1), komunikasi

merupakan kegiatan manusia menjalin hubungan satu sama lain yang demikian

otomatis keadaannya, sehingga sering tidak disadari keterampilan berkomunikasi

merupakan hasil belajar.

Definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukkan,

penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang

dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Dengan demikian Setiap

pelaku komunikasi akan melakukan empat tindakan. Membentuk pesan artinya

menciptakan sesuatu ide atau gagasan. Ini terjadi dalam benak kepala seseorang

melalui proses kerja sistem syaraf. Pesan yang telah terbentuk ini kemudian

disampaikan kepada orang lain baik secara langsung ataupun tidak langsung. Bentuk

dan mengirim pesan, seseorang akan menerima pesan yang disampaikan oleh orang

lain. Pesan yang diterimanya ini kemudian akan diolah melalui sistem syaraf dan

diinterpretasikan. Setelah diinterpretasikan, pesan tersebut dapat menimbulkan

tanggapan atau reaksi dari orang tersebut. Apabila ini terjadi, maka penerima pesan

tersebut akan membentuk dan menyampaikan pesan baru.

Komunikasi merupakan bidang yang luas terbagi dalam 7 bentuk (Devito

2011: 8) yaitu : (a) Komunikasi Intrapersonal, (b) Komunikasi Interpersonal, (c)

Komunikasi Kelompok Kecil, (d) Komuniaksi Publik, (e) Komunikasi Organisasi, (f)

Komunikkasi Antar Budaya, dan (g) Komunikasi Massa. Komunikasi interpersonal

merupakan salah satu bentuk dari komunikasi, komunikasi interpersonal merupakan

Page 2: BAB II KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806884_chapterii.pdf · nonverbal. Devito (2011: 252) mendefinisikan komunikasi interpersonal

9

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

komunikasi yang dilakukan secara langsung antara seseorang dengan orang lainnya.

Untuk berkomunikasi dengan individu lain, banyak ragam komunikasi yang dapat

digunakan. Salah satunya dan yang dianggap paling efektif ialah dengan

menggunakan komunikasi interpersonal, karena dengan komunikasi interpersonal

akan meningkatkan kedekatan dan intensitas interaksi antara individu yang satu

dengan yang lain dalam masyarakat.

2. Definisi Komunikasi Interpersonal

Menurut Armi Muhammad (Budiamin, 2011:2) komunikasi interpersonal

didefinisikan sebagai proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling

kurang seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung

diketahui feedback. Komunikasi interpersonal merupakan format komunikasi yang

paling sering dilakukan oleh semua orang dalam hidupnya.

Mulyana (Andreas,2009:1) mengemukakan komunikasi interpersonal sebagai

komunikasi antara orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap

pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau

nonverbal. Devito (2011: 252) mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai

komunikasi yang berlangsung diantara dua orang atau lebih yang mempunyai

hubungan yang mantap dan jelas.

Definisi-definisi tersebut memiliki kesamaan persepsi bahwa komunikasi

antarpribadi (interpersonal communication) yaitu kegiatan komunikasi yang

dilakukan seseorang dengan orang lain dengan corak komunikasinya lebih bersifat

pribadi dan sampai pada tataran prediksi hasil komunikasinya pada tingkatan

psikologis yang mengkomunikasikan pribadi sebagai unik.

Komunikasi interpersonal dikaitkan dengan pertukaran pesan atau informasi

yang bermakna di antara komunikator dan komunikan. Pada komunikasi interpersonal

pesan yang diterima dapat dipahami oleh kedua belah pihak. Pengiriman informasi

atau pesan merupakan unsur yang paling penting dalam komunikasi interpersonal,

karena dapat memberikan umpan balik kepada pengirim informasi atau pesan. Umpan

Page 3: BAB II KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806884_chapterii.pdf · nonverbal. Devito (2011: 252) mendefinisikan komunikasi interpersonal

10

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

balik sangat penting, karena keefektifan komunikasi interpersonal sangat tergantung

pada umpan balik yang terjadi.

3. Proses Terjadinya Komunikasi Interpersonal

Rakhmat (2011:48) menjelaskan mengenai proses orang menerima informasi,

mengolah, menyimpan, dan menghasilkan kembali. Proses pengolahan informasi

dikemukakan sebagai berikut:

a. Sensasi

Sensasi merupakan tahap paling awal dalam penerimaan informasi. Sensasi

merupakan proses menangkap stimulus (pesan/informasi verbal maupun non verbal)

oleh alat indera.

Dalam psikologi, disebutkan ada sembilan alat indera yang dapat

dikelompokkan ke dalam tiga macam indera sesuai dengan sumber informasi. Yaitu

sumber informasi yang berasal dari luar yang diinderai oleh eksteroseptor (misalnya

telinga atau mata), berasal dari dalam yang diinderai oleh interseptor (misalnya

peredaran darah), dan yang ketiga adalah gerakan tubuh dari diri sendiri yang

diinderai oleh proprioseptor (misalnya organ vestibular). Apa saja yang menyentuh

alat indera baik dari dalam maupun luar diri disebut stimulus.

b. Persepsi

Yang kedua adalah persepsi. Persepsi adalah pengalaman tentang objek,

peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi

dan menafsirkan pesan. Persepsi memberikan makna pada stimulus inderawi. Faktor-

faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang antara lain:

1) Perhatian

Keneth E. Andersen (Rakhmat, 2011:51) mendefinisikan perhatian adalah

proses mental ketika stimulus atau rangkaian stimulus menjadi menonjol dalam

kesadaran pada saat stimulus lainnya melemah.

Page 4: BAB II KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806884_chapterii.pdf · nonverbal. Devito (2011: 252) mendefinisikan komunikasi interpersonal

11

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2) Faktor-faktor fungsional yang menentukan persepsi

Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan hal-

hal lain yang termasuk apa yang disebut sebagai faktor-faktor personal. Dari hal

tersebut, Krech dan Critchfield merumuskan empat dalil. Dalil pertama ditarik

berdasakan faktor fungsional yang menyatakan bahwa persepsi bersifat selektif

secara fungsional. Dalil ini berarti bahwa objek-objek yang mendapat tekanan

dalam persepsi bahwa objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan

pesepsi.

3) Faktor-faktor struktural yang menentukan persepsi

Faktor-faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimulus fisik dan

efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. Dari prinsip ini,

lahirlah dalil yang kedua yaitu medan perseptual dan kognitif selalu

diorganisasikan dan diberi arti.

Dalil persepsi yang ketiga menyatakan sifat-sifat perseptual dan kognitif

dari substruktur ditentukan pada umumnya oleh sifat-sifat struktural secara

keseluruhan. Jika individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat

individu yang berkaitan dnegan sifat kelompok akan dipengaruhi oleh keanggotaan

kelompoknya dengan efek yang berupa asimilasi atau kontras.

Dalil persepsi yang keempat muncul dari prinsip bahwa manusia selalu

mengkomunikasikan stimulus dalam konteksnya. Dalam strukturnya individu akan

mencoba mencari struktur pada rangkaian stimuli. Struktur ini diperoleh dengan

jalan mengelompokkan berdasarkan kedekatan atau persamaan. Prinsip kedekatan

menyatakan bahwa stimulus yang berdekatan satu sama lain akan dianggap satu

kelompok.

c. Memori

Memori akan menyimpan dan memanggil kembali informasi yang telah

diterima untuk diproses selanjutnya dalam tahap berfikir. Secara singkat, menurut

Mussen dan Rosenzweig ( Rakhmat, 2011:62) memori melewati tiga proses yaitu:

Page 5: BAB II KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806884_chapterii.pdf · nonverbal. Devito (2011: 252) mendefinisikan komunikasi interpersonal

12

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1) Perekaman (Encoding).

2) Penyimpanan (Storage).

3) Pemanggilan (Retrieval).

Individu tidak menyadari proses berlangsungnya pekerjaan memori pada

dua tahap yang pertama. Individu hanya akan mengetahui memori pada tahap ketiga

yaitu pemanggilan kembali. Proses pemanggilan kembali ini diketahui dengan empat

cara, yaitu: (1) Pengingatan (Recall), (2) Pengenalan (Recognition), (3) Belajar Lagi

(Relearning), dan (4) Redintegrasi (Redintegration.)

d. Berfikir

Proses mengolah dan memanipulasi informasi untuk memenuhi kebutuhan

atau menyelesaikan masalah disebut sebagai berfikir. Proses ini meliputi pengambilan

keputusan, pemecahan masalah dan berfikir kreatif. Berfikir merupakan manipulasi

lingkungan dengan menggunakan lambang-lambang sehingga tidak perlu langsung

melakukan kegiatan yang tampak.berfikir. Berfikir dilakukan individu untuk

memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan, memecahkan masalah, dan

menghasilkan yang baru.

Proses terjadinya komunikasi interpersonal dapat digambarkan seperti

bagan 2.1 dibawah ini:

Bagan 2.1

Proses Terjadinya Komunikasi Interpersonal

Page 6: BAB II KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806884_chapterii.pdf · nonverbal. Devito (2011: 252) mendefinisikan komunikasi interpersonal

13

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Tujuan Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal mempunyai beberapa tujuan. DeVito (2011:30)

mengungkapkan beberapa tujuan komunikasi interpersonal, yaitu :

a. Menemukan Diri Sendiri

Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada individu untuk

berbicara tentang hobi atau mengenai diri individu. Hanya komunikasi interpersonal

menjadikan individu dapat memahami lebih banyak tentang diri individu dan orang

lain yang berkomunikasi dengan individu. Banyak informasi yang individu ketahui

datang dari komunikasi interpersonal.

b. Untuk Berhubungan

Individu menghabiskan banyak waktu untuk melakukan persuasi

antarpribadi, baik sebagai sumber maupun sebagai penerima. Dalam pertemuan

antarpribadi sehari-hari indrividu berusaha mengubah sikap dan prilaku orang lain.

c. Untuk Meyakinkan

Banyak waktu yang individu pergunakan untuk mengubah sikap dan

tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Individu banyak

menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi interpersonal.

d. Untuk Bermain

Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah

mencari kesenangan. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat

memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari

semua waktu keseriusan di lingkungan individu.

5. Fungsi Komunikasi Interpersonal

Liliweri (1994:27) mengemukakan komunikasi interpersonal (komunikasi

antar pribadi) memiliki beberapa fungsi, yaitu:

a. Fungsi sosial, yaitu sebagai pemenuhan kebutuhan biologis dan psikologis,

memenuhi kewajiban sosial, mengembangkan hubungan timbal balik,

meningkatkan dan mempertahankan mutu diri sendiri, dan menangani konflik.

Page 7: BAB II KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806884_chapterii.pdf · nonverbal. Devito (2011: 252) mendefinisikan komunikasi interpersonal

14

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Fungsi pengambilan keputusan, individu berkomunikasi untuk membagi

informasi selain itu individu juga berkomunikasi untuk mempengaruhi orang

lain.

c. Untuk mendapatkan respon/umpan balik. Hal ini sebagai salah satu efektivitas

proses komunikasi.

d. Untuk melakukan antisipasi setelah mengevaluasi respon/ umpan balik.

e. Untuk melakukan kontrol terhadap lingkungan sosial, yaitu individu dapat

melakukan modifikasi perilaku orang lain dengan cara persuasi.

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal

Banyak hal yang dapat mempengaruhi komunikasi individu baik faktor

internal, ekstrenal maupun faktor-faktor penghambat (Lusa, 2009:1-2), diantaranya :

a. Latar belakang budaya. Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir

seseorang melalui kebiasaannya, sehingga semakin sama latar belakang budaya

antara komunikator dengan komunikan maka komunikasi semakin efektif.

b. Ikatan kelompok atau group. Nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok

sangat mempengaruhi cara mengamati pesan.

c. Harapan. Harapan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat menerima

pesan sesuai dengan yang diharapkan.

d. Pendidikan. Semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang

dalam menyikapi isi pesan yang disampaikan.

e. Situasi. Perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi. Faktor situasi

ini adalah: (1) Faktor ekologis (iklim atau kondisi alam), (2) Faktor rancangan

dan arsitektural (penaataan ruang), (3) Faktor temporal, misal keadaan emosi,

(4) Suasana perilaku, misal cara berpakaian dan cara berbicara, (5) Teknologi,

(6) Faktor sosial, mencakup sistem peran, struktur sosial dan karakteristik

sosial individu, (7) Lingkungan psikososial yaitu persepsi seseorang terhadap

lingkungannya, dan (8) Stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku.

Page 8: BAB II KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806884_chapterii.pdf · nonverbal. Devito (2011: 252) mendefinisikan komunikasi interpersonal

15

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Faktor penghambat komunikasi interpersonal antara lain:

a. Komunikator, hambatan yang terjadi antara lain hambatan biologis, misalnya

komunikator gagap, hambatan psikologis, atau hambatan gender.

b. Media, hambatan melalui media yang terjadi antara lain hambatan teknis,

misalnya masalah pada teknologi komunikasi, hambatan geografis, hambatan

simbol/ perbedaan bahasa.

c. Komunikate. Hambatan tersebut antara lain berupa hambatan biologis,

misalnya komunikate yang tuli, hambatan psikologis, misalnya komunikate

yang tidak berkonsentrasi dengan pembicaraan, dan hambatan gender.

7. Efektivitas Komunikasi Interpersonal

Efektivitas Komunikasi Interpersonal menurut DeVito (2011,285-291) yaitu:

a. Keterbukaan (Openness)

Aspek keterbukaan ialah kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur

terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap

pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan.

Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran

yang komunikator lontarkan adalah memang milik komunikator dan komunikator

bertanggungjawab atasnya. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini

adalah dengan pesan yang menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama

tunggal). Individu memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara

spontan terhadap orang.

b. Empati (Empathy)

Berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya.

Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain,

perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa

mendatang. Individu dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal

maupun non verbal.

Page 9: BAB II KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806884_chapterii.pdf · nonverbal. Devito (2011: 252) mendefinisikan komunikasi interpersonal

16

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Sikap mendukung (Supportiveness)

Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap

mendukung (supportiveness). Individu memperlihatkan sikap mendukung dengan

bersikap (1) deskriptif bukan evaluatif, (2) spontan bukan strategi, (3) provisional

bukan sangat yakin.

d. Sikap positif (Positiveness)

Individu mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal

dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif

mendorong orang yang menjadi teman individu berinteraksi. Sikap positif

mengacu dua aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi

interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka

sendiri. Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat

penting untuk interaksi yang efektif.

e. Kesetaraan (Equality)

Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal.

Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila

suasananya setara. Artinya, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua

pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak

mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.

B. Karakteristik Perkembangan Remaja Awal

1. Definisi Fase Remaja Awal

Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting,

yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu

bereproduksi (Yusuf,2007:184). Fase remaja merupakan segmen perkembangan

individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik

(seksual) sehingga mampu bereproduksi. Menurut Konopka (Yusuf, 2007: 10) masa

remaja meliputi:

Page 10: BAB II KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806884_chapterii.pdf · nonverbal. Devito (2011: 252) mendefinisikan komunikasi interpersonal

17

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Remaja awal : 12-15 tahun

b. Remaja madya : 15-18 tahun, dan

c. Remaja akhir : 19-22 tahun.

Siswa sekolah menengah pertama dilihat dari rentang usia pada umumnya

berada antara usia 12-15 tahun tahun. Siswa SMP berada pada tahap remaja awal,

karena siswa sekolah menengah pertama memiliki sebagian karakteristik remaja awal

dan sebagian karakteristik masa kanak-kanak akhir. Siswa menengah pertama adalah

remaja yang memiliki karakteristik yang mulai berbeda dengan karakteristik pada

saat anak-anak. Masa awal remaja (12-15 tahun), tema awal masa remaja adalah

perubahan. Pada masa ini anak mulai berubah-ubah, terpusat pada diri sendiri, seks

dan tubuhnya.Ia terus berminat pada tugas penguasaan yang sudah dimulai pada akhir

masa kanak-kanak, sekaligus mulai membuang jauh-jauh kegiatan masa kanak-

kanaknya. Tanggapan orang tua yang paling bijaksana pada tahap ini adalah

mendukung, ini bukan saatnya menunjukkan kesalahan dalam pemikiran, sikap dan

pakaian mereka. Pada akhirnya sikap berubah-ubah dan keterpusatan pada diri sendiri

akan hilang dengan sendirinya.

Pada remaja awal juga terjadi fase penting dalam diri remaja yaitu fase

pubertas ini berkisar dari usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 16 tahun dan setiap

individu memiliki variasi tersendiri. Masa pubertas sendiri berada tumpang tindih

antara masa anak dan masa remaja, sehingga kesulitan pada masa tersebut dapat

menyebabkan remaja mengalami kesulitan menghadapi fase-fase perkembangan

selanjutnya. Pada fase itu remaja mengalami perubahan dalam sistem kerja hormon

dalam tubuhnya dan hal ini memberi dampak baik pada bentuk fisik (terutama organ-

organ seksual) dan psikis terutama emosi. Remaja awal merupakan awal dalam

pelaksanaan tugas-tugas perkembangan masa remaja secara keseluruhan. Jika fase

remaja awal ini dapat dilewati dengan baik maka akan berpengaruh positif pada

pemenuhan tugas-tugas perkembangan berikutnya. Baik pada fase remaja tengah dan

akhir maupun fase-fase berikutnya.

Page 11: BAB II KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806884_chapterii.pdf · nonverbal. Devito (2011: 252) mendefinisikan komunikasi interpersonal

18

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya bahwa komunikasi ialah

proses penyampaian pesan dari satu individu kepada individu lain yang. Keefektifan

komunikasi akan tercapai apabila masing-masing individu memiliki kemampuan

komunikasi yang baik. Kemampuan yang baik tentu saja didapat tidak dalam seketika

tetapi melalui proses belajar. Remaja sebagai individu yang terus menerus belajar

tentu saja memiliki tugas untuk mampu meningkatkan dan mengembangkan

kemampuannya dalam berkomunikasi dengan lingkungannya.

2. Tugas-tugas Perkembangan Remaja

Havighurst (Yusuf, 2007:65) mengartikan tugas-tugas perkembangan sebagai:

A developmental task is a task which arises at or about a certain period

in the life of the individual, successful achievement of which leads to his

happiness and to success with later task, while failure leads to unhappiness

in the individual, disapproval by society, and difficulty with later task.

Maksudnya, bahwa tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul

pada tiap fase atau periode tertentu dalam rentang kehidupan individu. Apabila tugas

perkembangan tersebut tercapai atau berhasil dituntaskan akan membawa

kebahagiaan dan kesuksesan dalam mencapai dan menyelesaikan tugas

perkembangan berikutnya. Namun apabila gagal, maka akan menyebabkan

ketidakbahagiaan pada diri individu tersebut, menimbulkan penolakan dari

masyarakat, dan kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas pada fase atau periode

perkembangan berikutnya.

Salah satu periode dalam rentang kehidupan individu ialah masa remaja. Masa

remaja sering diidentikkan dengan masa mencari identitas (identity). William Kay

( Yusuf, 2007 :72) mengemukakan tugas-tugas perkembangan yang harus dicapai

remaja, salah satu dari tugas perkembangan yang dikemukakan oleh William ialah

mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan

teman sebaya atau orang lain baik secara individual maupun berkelompok. Remaja

Page 12: BAB II KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806884_chapterii.pdf · nonverbal. Devito (2011: 252) mendefinisikan komunikasi interpersonal

19

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dituntut untuk mampu memiliki keterampilan komunikasi interpersonal yang baik

sebagai salah satu penunjang penemuan jati diri remaja.

3. Perkembangan Komunikasi Merupakan Salah Satu Aspek Perkembangan

Remaja Awal

Menurut Yusuf (2007:118) bahasa merupakan kemampuan untuk

berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa merupakan faktor hakiki yang

membedakan manusia dengan hewan. Bahasa sangat erat kaitannya dengan

perkembangan berfikir individu. Perkembangan individu tampak dalam

perkembangan bahasanya yaitu kemampuan membentuk pengertian, menyusun

pendapat, dan menarik kesimpulan.

Bahasa merupakan jembatan untuk meningkatkan kemampuan intelektual,

serta kematangan emosional dan sosial. Penggunaan aspek kebahasaan dalam proses

pembelajaran sering berhubungan satu sama lainnya. Menyimak dan membaca erat

hubungan dalam hal bahwa keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi.

Pengaruh pergaulan dalam masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup menonjol,

sehingga bahasa anak (remaja) menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang

berkembang di dalam kelompok sebaya. Dari kelompok itu berkembang bahasa

sandi, bahasa kelompok tertentu yang bentuknya amat khusus (bahasa prokem).

Awalnya, kata prokem merupakan bahasa pergaulan dari preman. Bahasa

ini awalnya digunakan oleh kalangan preman untuk berkomunikasi satu sama lain

secara rahasia. Agar kalimat mereka tidak diketahui oleh banyak orang, mereka

merancang kata-kata baru dengan cara antara lain mengganti kata ke lawan kata,

mencari kata sepadan, menentukan angka-angka, penggantian fonem, distribusi

fonem, penambahan awalan, sisipan, atau akhiran. Masing-masing komunitas

(daerah) memiliki rumusan sendiri-sendiri. Pada dasarnya bahasa ini untuk

memberkan kode kepada lawan bicara (kalangan militer dan kepolisian juga

menggunakan). Seiring berjalannya waktu, terjadi asimilasi dari bahasa pokem

sehingga kini bahasa pokem menjadi bagian tak terlepaskan dari perkembangan

Page 13: BAB II KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806884_chapterii.pdf · nonverbal. Devito (2011: 252) mendefinisikan komunikasi interpersonal

20

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bahasa remaja. Bahasa prokem ini digunakan sebagai sarana komunikasi diantara

remaja selama kurun tertentu. Sarana komunikasi ini diperlukan oleh kalangan remaja

untuk menyampaikan informasi yang tidak boleh diketahui oleh kelompok usia lain

terutama oleh kalangan orang tua. Ragam ini mereka gunakan agar orang dari

kelompok lain tidak mengetahui tentang apa yang sedang dibicarakanya. Bahasa

prokem ini timbul dan berkembang sesuai dengan latar belakang sosial budaya

pemakainya, hal ini merupakan perilaku kebahasaan yang bersifat universal.

Perkembangan bahasa anak dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan

masyarakat dimana mereka tinggal. Hal ini berarti bahwa proses pembentukkan

kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan dengan masyarakat akan memberi ciri

khusus dalam perilaku berbahasa. Bersamaan dengan kehidupannya dalam

masyarakat luas, anak (remaja) mengikuti proses belajar di sekolah.

Masa remaja, terutama remaja awal merupakan masa terbaik untuk

mengenal dan mendalami bahasa asing. Namun dikarenakan keterbatasan kesempatan

dan sarana dan pra sarana, menyebabkan remaja kesulitan untuk menguasai bahasa

asing. Tidak bisa dipungkiri, dalam era globalisasi sekarang ini, penguasaan bahasa

asing merupakan hal yang penting untuk menunjang kesuksesan hidup dan karier

seseorang. Namun dengan adanya hambatan dalam pengembangan ketidakmampuan

berbahasa asing tentunya akan sedikit-banyak berpengaruh terhadap kesuksesan

hidup dan kariernya. Terhambatnya perkembangan kognitif dan bahasa dapat

berakibat pula pada aspek emosional, sosial, dan aspek-aspek perilaku dan

kepribadian lainnya.

Selain aspek bahasa, aspek-aspek lainnya juga yaitu aspek fisik,

intelegensi, emosi, sosial, kepribadian, moral, dan kesadaran beragama juga memliki

peran yang penting dalam proses perkembangan remaja, karena dalam perkembangan

remaja semua aspek akan saling berkaitan satu dengan yang lain dan jika semua

berkembang dengan baik maka tugas perkembangan pada masa remaja dapat

diselesaikan secara optimal oleh remaja.

Page 14: BAB II KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806884_chapterii.pdf · nonverbal. Devito (2011: 252) mendefinisikan komunikasi interpersonal

21

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial

1. Konsep Dasar Bimbingan Pribadi-Sosial

Bimbingan dan konseling merupakan salah satu upaya proaktif dan sistematik

yang dilakukan di lingkungan sekolah yang terintegrasi dalam memfasilitasi individu

mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku yang efektif,

pengembangan lingkungan, dan peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam

lingkungannya. Perubahan perilaku tersebut merupakan proses perkembangan

individu, yaitu proses interaksi antara individu dengan lingkungan melalui interaksi

yang sehat dan produktif. Bimbingan dan konseling memegang tugas dan tanggung

jawab yang penting untuk mengembangkan lingkungan, membangun interaksi

dinamis antara individu dengan lingkungan, membelajarkan individu untuk

mengembangkan, merubah dan memperbaiki perilaku baik di lingkungan sekolah

maupun lingkungan secara luas individu. Bimbingan dan konseling adalah pelayanan

bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri

dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar

maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan

norma-norma yang berlaku (SK Mendikbud No. 025/D/1995).

Bimbingan merupakan upaya untuk membantu individu berkembang sesuai

dengan kemampuan yang dimilikinya secara bertahap dalam proses yang matang.

Bimbingan pribadi merupakan upaya untuk membantu individu dalam menemukan

dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, mantap dam mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Sementara bimbingan sosial

merupakan upaya untuk membantu individu dalam mengenal dan berhubungan

dengan lingkungan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur dan tanggung jawab.

Bimbingan pribadi-sosial berarti upaya untuk membantu individu dalam menghadapi

keadaan batinnya sendiri dan mengatasi konflik-konflik dalam diri dalam upaya

mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu

luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya, serta upaya membantu individu

dalam membina hubungan sosial di berbagai lingkungan (pergaulan sosial) (Yusuf,

Page 15: BAB II KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806884_chapterii.pdf · nonverbal. Devito (2011: 252) mendefinisikan komunikasi interpersonal

22

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2007). Bimbingan tidak hanya berfungsi untuk mengatasi permasalahan yang

dihadapi individu (kuratif), melainkan memiliki fungsi lain yaitu sebagai upaya

pencegahan (preventif) dan pengembangan (developmental).

Yusuf dan Juntika Nurihsan (2005 : 11) mengemukakan:

Bimbingan pribadi-sosial sebagai suatu upaya membantu individu dalam

memecahkan masalah yang berhubungan dengan keadaan psikologis dan

sosial klien, sehingga individu memantapkan kepribadian dan

mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah

dirinnya.

Pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa

bimbingan pribadi-sosial yang baik diberikan dengan cara menciptakan lingkungan

yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab, mengembangkan sistem pemahaman

diri, dan sikap-sikap yang positif, serta keterampilan-keterampilan pribadi sosial yang

tepat dengan tujuan agar siswa mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang

dialaminya dalam tugas perkembangan baik itu masalah pribadi maupun sosialnya

sehingga siswa mampu beradaptasi dan berbaur dengan lingkungannya.

2. Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial

Proses penyusunan program kerja yang dilakukan akan sangat menentukan

pada keberhasilan suatu program. Dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan

konseling, perencanaan dan perancangan program kegiatan bimbingan dan konseling

memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap keberhasilan pelaksanaan sebuah

rangkaian kegiatan bimbingan dan konseling. Program bimbingan dan konseling yang

efektif dan efisien adalah program bimbingan dan konseling yang terencana secara

kontinu dan sesuai dengan tujuan serta visi dan misi bimbingan dan konseling

sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan mutu dari layanan bimbingan

dan konseling (Suherman, 2007:45).

Layanan bimbingan sebagai suatu bagian yang integral dalam keseluruhan

proses pendidikan di sekolah, tidak mungkin dapat mencapai sasarannya apabila tidak

Page 16: BAB II KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806884_chapterii.pdf · nonverbal. Devito (2011: 252) mendefinisikan komunikasi interpersonal

23

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

adanya suatu program yang baik, program yang baik yaitu program tersusun secara

jelas, sistematis dan terarah. Tanpa adanya suatu program yang baik, maka kegiatan

yang dilakukan tidak akan mengalami keberhasilan.

Dalam pembuatan program yang baik, harus tercantum faktor-faktor dan

aspek yang menggambarkan bagaimana kondisi dan gambaran layanan yang akan

diberikan. Faktor-faktor dan aspek yang tercangkup dalam program bukan semata-

mata hasil mengarang, melainkan hasil dari need assessment yang dilakukan sebelum

membuat program. Dengan melakukan need assessment, program yang dibuat

merupakan jabaran layanan yang akan diberikan kepada siswa sesuai dengan

kebutuhan dan tingkat urgensi dari pemberian layanan tersebut.

3. Komponen Program

Yang termasuk ke dalam komponen program (Depdiknas, 2008 : 224)

dipaparkan sebagai berikut:

a. Layanan dasar, layanan ini memiliki tujuan untuk membantu seluruh siswa

tanpa terkecuali. Yang termasuk dalam layanan dasar adalah:

1) Bimbingan Klasikal

2) Pelayanan Orientasi

3) Pelayanan Informasi

4) Bimbingan Kelompok

5) Pelayanan Pengumpulan Data

b. Layanan responsif, diasumsikan untuk membantu siswa yang memiliki

kebutuhan atau masalah yang memerlukan bantuan dengan segera. Layanan

responsif dapat membantu siswa dalam memenuhi kebutuhannya. Yang

termasuk dalam layanan responsif adalah :

1) Konseling individual dan kelompok

2) Referal (rujukan atau alih tangan)

3) Kolaborasi dengan guru mata pelajaran dan wali kelas

4) Kolaborasi dengan orang tua

5) Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di luar sekolah

Page 17: BAB II KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806884_chapterii.pdf · nonverbal. Devito (2011: 252) mendefinisikan komunikasi interpersonal

24

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6) Konferensi kasus

7) Kunjungan rumah

c. Perencanaan Individual dilakukan untuk membantu siswa menganalisis

kekuatan dan kelemahan dirinya berdasarkan data atau informasi yang

diperoleh.

d. Dukungan Sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan

memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program layanan melalui

pengembangan sumber daya dengan penyediaan lingkungan dan

memperlancar proses layanan bimbingan dan konseling yang akan

dilaksanakan.

4. Evaluasi

Evaluasi kegiatan bimbingan di sekolah adalah segala upaya untuk

menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan

program yang mengacu pada criteria atau patokan tertentu.

5. Langkah-langkah Penyusunan Program

Penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah (Depdiknas, 2008 :

220) dipaparkan sebagai berikut:

a. Kegiatan Assesment yang meliputi assesmen lingkungan dan assesmen

kebutuhan.

b. Pengembangan program yang meliputi rasional, visi dan misi, deskripsi

kebutuhan, tujuan, komponen program, rencana operasional, pengembangan

tema/topik, pengembangan satuan layanan, evaluasi, dan anggaran.

Page 18: BAB II KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806884_chapterii.pdf · nonverbal. Devito (2011: 252) mendefinisikan komunikasi interpersonal

25

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh konselor untuk membantu

meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa adalah dengan

mengembangkan program bimbingan pribadi sosial yang sesuai dengan kebutuhan

siswa. Program dirancang untuk memfasilitasi siswa dalam membentuk dan

mengembangkan kemampuannya dalam komunikasi interpersonal sesuai dengan

karakteristik yang diharapkan dalam tugas perkembangan.

Pengembangan program bimbingan pribadi sosial dalam mengembangkan

kemampuan komunikasi interpersonal siswa di sekolah merujuk pada yang

diungkapkan oleh DeVito (2011, 285-291) yaitu (1) keterbukaan (Openness) ialah

kesediaan individu untuk bereaksi dengan orang lain dan mau menerima masukan-

masukan dari orang lain, (2) empati (Empathy) adalah merasakan sesuatu seperti

orang yang mengalaminya tanpa harus terlibat secara nyata di dalamnya, (3) sikap

mendukung (Supportiveness) ialah kemampuan individu untuk tidak bersikap

defensifi dalam suatu masalah. Sikap mendukung ini dapat ditunjukkan baik secara

verbal maupun non verbal, (4) sikap positif (Positiveness) dicermikan melalui sikap

individu dalam menghargai perasaan dan pendapat orang lain, (5) Kesetaraan

(Equality) ialah menghargai ide, gagasan, maupun pendapat orang lain dan tidak

selalu menganggap dirinya yang paling benar atau berhak atas sebuah pendapat.

Pengumpulan data melalui need assessment (analisis kebutuhan), perumusan

tujuan, pengembangan komponen kerja, rencana kerja, pelaksanaan dan evaluasi dari

kinerja konselor beserta dukungan sistem lainnya dalam rangka mengembangkan

kemampuan komunikasi interpersonal siswa di sekolah merupakan langkah

penyusunan program untuk mengembangkan kemampuan komunikasi interpersonal

untuk siswa. Program bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan kemampuan

komunikasi interpersonal siswa mengacu kepada struktur pengembangan program

berbasis tugas perkembangan. Isi ruang lingkup program hipotetik bimbingan pribadi

sosial untuk mengembangkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa merujuk

Page 19: BAB II KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806884_chapterii.pdf · nonverbal. Devito (2011: 252) mendefinisikan komunikasi interpersonal

26

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pada Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur

Pendidikan (Depdiknas, 2008: 220 ) secara lengkap dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Rasional

Rumusan dasar pemikiran tentang urgensi bimbingan pribadi sosial untuk

mengembangkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa dalam keseluruhan

program sekolah.

2. Visi dan Misi

Secara mendasar visi dan misi bimbingan dan konseling perlu dirumuskan

ulang ke dalam fokus isi :

Visi : Visi bimbingan dan konseling dirumuskan dengan tujuan lebih kepada

membangun iklim sekolah bagi kesuksesan siswa.

Misi : Bimbingan dan konseling memfasilitasi siswa memperoleh dan

menguasai kompetensi di bidang pribadi sosial.

3. Deskripsi Kebutuhan berdasarkan hasil need asessment

Rumusan berdasarkan hasil need asessment (penilaian kebutuhan) siswa

untuk mengembangkan kemampuan komunikasi interpersonal ke dalam rumusan

perilaku-perilaku yang diharapkan dikuasai oleh siswa.

4. Tujuan program

Rumusan tujuan yang akan dicapai dalam bentuk perilaku yang harus

dikuasai siswa setelah memperoleh layanan bimbingan pribadi sosial. Tujuan

dirumuskan ke dalam tataran tujuan;

a) Penyadaran,

b) Akomodasi, dan

c) Tindakan.

5. Komponen program

Komponen program (Depdiknas, 2008 : 224) dipaparkan sebagai berikut:

Page 20: BAB II KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806884_chapterii.pdf · nonverbal. Devito (2011: 252) mendefinisikan komunikasi interpersonal

27

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Layanan dasar

1) Bimbingan Klasikal. Program yang dirancang menuntut konselor untuk

melakukan kontak langsung dengan siswa di kelas. Secara terjadwal,

konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada siswa.

2) Pelayanan Orientasi. Pelayanan orientasi merupakan kegiatan yang

memungkinkan siswa dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan

lingkungan baru,terutama dengan lingkungan sekolah. Pelayanan orientasi

di sekolah biasanya dilaksanakan pada awal program pelajaran baru. Materi

pelayanan orientasi di sekolah biasanya mencakup organisasi sekolah, staf

dan guru-guru, kurikulum, program bimbingan dan konseling, program

ekstrakurikuler, fasilitas atau sarana dan prasarana, dan tata tertib sekolah.

3) Pelayanan Informasi. Layanan pemberian informasi tentang berbagai hal

yang bermanfaat bagi siswa melalui komunikasi langsung maupun

komunikasi tidak langsung.

4) Bimbingan Kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk merespon

kebutuhan dan minat siswa. Topik yang didiskusikan dalam bimbingan

kelompok adalah masalah-masalah yang bersifat umum (common

problem) dan tidak rahasia.

5) Pelayanan Pengumpulan Data. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan

berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes untuk mengumpulkan data

siswa.

b. Layanan responsif

1) Konseling individual dan kelompok. Pemberian layanan konseling

ditujukan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan, mengalami

hambatan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Melalui

konseling, siswa (konseli) dibantu untuk mengidentifikasi masalah,

penyebab masalah, penemuan alternatif pemecahan masalah, dan

pengambilan keputusan secara lebih tepat. Konseling dapat dilakukan

secara individual maupun kelompok.

Page 21: BAB II KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806884_chapterii.pdf · nonverbal. Devito (2011: 252) mendefinisikan komunikasi interpersonal

28

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2) Referal (rujukan atau alih tangan). Konselor yang kurang memiliki

kemampuan untuk menangani masalah konseli, maka sebaiknya mereferal

atau mengalihtangankan konseli kepada pihak yang lebih berwenang,

seperti psikolog, psikiater, dokter, kepolisian dan banyak lainnya.

3) Kolaborasi dengan guru mata pelajaran dan wali kelas. Konselor

berkolaborasi dengan guru mata pelajaran dan wali kelas dalam rangka

memperoleh informasi tentang peserta didik, memecahkan masalah

peserta didik, dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang perlu

dilakukan.

4) Kolaborasi dengan orang tua. Melalui kerjasama dengan orang tua

memungkinkan terjadinya saling memberikan informasi, pengertian, dan

tukar pikiran antara konselor dengan orang tua siswa dalam upaya

mengembangkan potensi siswa atau memecahkan masalah yang mungkin

dihadapi siswa.

5) Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di luar sekolah. Konselor perlu

menjalin kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang

dipkomunikatorng relevan dengan mutu pelayanan bimbingan.

6) Konferensi kasus. Konfrensi kasus merupakan kegiatan untuk membahas

permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh

pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan dalam memecahkan

masalah peserta didik.

7) Kunjungan rumah. Kegiatan untuk memperoleh data atau keterangan

tentang peserta didik tertentu yang sedang ditangani, dalam upaya

mengentaskan masalahnya.

c. Perencanaan Individual

Melalui perencanaan individual, siswa memiliki pemahaman, penerimaan,

dan pengarahan dirinya secara positif dan konstruktif. Fungsi konselor dalam

perencanaan individual meliputi pemberian pertimbangan, penempatan dan penilaian

individual. Konselor membantu siswa menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya.

Page 22: BAB II KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806884_chapterii.pdf · nonverbal. Devito (2011: 252) mendefinisikan komunikasi interpersonal

29

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. Dukungan Sistem

Dukungan sistem kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan

memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara

menyeluruh melalui pengembangan profesional (hubungan masyarakat dan staf,

konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat), manajemen program, penelitian dan

pengembangan.

6. Rencana operasional

Rencana kegiatan (Action Plan) diperlukan untuk menjamin peluncuran

program bimbingan pribadi sosial dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

Rencana kegiatan adalah uraian detail dari program yang menggambarkan struktur isi

program, baik kegiatan di sekolah maupun luar sekolah, untuk memfasilitasi siswa

dalam mengembangkan kemampuan komunikasi interpersonalnya.

7. Pengembangan Tema/topik

Pengembangan tema merupakan rincian lanjut dari kegiatan yang sudah

diidentifikasi terkait dengan kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Tema

secara spesifik dirumuskan dalam bentuk materi untuk setiap komponen program.

8. Pengembangan Satuan Layanan

Dikembangkan secara bertahap sesuai dengan tema/topik.

9. Evaluasi program

Evaluasi program bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan

kemampuan komunikasi interpersonal siswa dirumuskan atas dasar tujuan yang ingin

dicapai/indikator keberhasilan. Evaluasi juga berfokus kepada keterlaksanaan

program, sebagai bentuk akuntabilitas pelayanan bimbingan pribadi sosial untuk

mengembangkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa.

E. Penelitian Terdahulu

Aelani (2011) : Kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas X SMA

Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 berada pada kategori sedang. Pada

pencapaian aspek kemampuan komunikasi interpersonal siswa, hasil penelitian

Page 23: BAB II KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806884_chapterii.pdf · nonverbal. Devito (2011: 252) mendefinisikan komunikasi interpersonal

30

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menunjukkan sebagian besar siswa memiliki kemampuan dalam pengungkapan reaksi

atau tanggapan terhadap situasi yang sedang dihadapi, mampu untuk menempatkan

diri pada posisi atau peranan orang lain, mampu memberikan dorongan atau

pengobaran semangat kepada orang lain, dan siswa memiliki perasaan sama dengan

perasaan orang lain. Sebagian besar siswa belum memiliki sikap positif terhadap

dirinya sendiri maupun terhadap orang lain. Secara keseluruhan setiap aspek dan

indikator komunikasi interpersonal siswa dijadikan landasan pengembangan program

yang diberikan melalui layanan dasar bimbingan, layanan responsif, layanan

perencanaan individual dan dukungan sistem, dengan materi relevan yang telah

disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan siswa kelas X SMA Negeri 15 Bandung

tahun ajaran 2011/2012.

Nuramalia (2007) : Komunikasi antar pribadi dalam proses konseling yang

dilakukan oleh konselor sekolah bahwa hasil penelitian menunjukkan konselor di

SMAN 1 Tarogong Kidul Garut memiliki pemahaman yang memadai terhadap

konsep-konsep komunikasi antar pribadi. Secara umum penerapan komunikasi antar

pribadi oleh konselor menunjukkan hasil penerapan pada kategori tingkat tinggi yang

ditunjukkan sebanyak 73,3% konseli merasakan penerapan komunikasi antar pribadi

dalam kategori sedang dan tidak terdapat konseli yang masuk dalam kategori rendah.

Noviyanti (2010) : Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial

menitikberatkan pada penjelasan dan pengembangan tentang bagaimana komunikasi

interpersonal yang seharusnya dimiliki siswa agar mampu menyesuaikan diri dengan

lingkungan yang baru dan berdampak positif bagi diri siswa sendiri dan orang lain.