bab ii tinjauan pustaka 2.1 komunikasi interpersonaleprints.umm.ac.id/46237/3/bab ii.pdf · 2019....

18
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Interpersonal Menurut DeVito (1997:231), Komunikasi Antarpribadi (interpersonal) yaitu komunikasi yang berlangsung di antara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas. Komunikasi ini yang mempengaruhi elemen- elemen dan mempunyai kesepakatan, perjanjian untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Harapan dari tujuan tentunya akan merubah pola pikiran dan perilaku menjadi ke arah yang lebih bermanfaat untuk kedepannya. Kesepakatan dalam komunikasi interpersonal yang di lakukan oleh dua orang atau lebih secara tatap muka untuk mencapai kesepakatan yang akan di peroleh untuk mencapai tujuan. Pendapat lain dikemukakan oleh Mulyana (2013:80), Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication) adalah komunikasi antara orang- orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. Dalam penyampaian ide, pesan untuk membina hubungan timbal balik dalam penyampaian informasi. Effendy (1986) juga mengemukakan bahwa pada hakikatnya Komunikasi Antarpibadi adalah komunikasi antara komunikator dengan komunikan. Komunikasi jenis ini dianggap sangat efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis, berupa percakapan. Komunikator mengetahui tanggapan komunikan pada saat komunikasi berlangsung. Komunikator juga mengetahui apakah komunikasi yang

Upload: others

Post on 15-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Interpersonaleprints.umm.ac.id/46237/3/BAB II.pdf · 2019. 5. 22. · 2.1 Komunikasi Interpersonal Menurut DeVito (1997:231), Komunikasi Antarpribadi

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi Interpersonal

Menurut DeVito (1997:231), Komunikasi Antarpribadi (interpersonal)

yaitu komunikasi yang berlangsung di antara dua orang yang mempunyai

hubungan yang mantap dan jelas. Komunikasi ini yang mempengaruhi elemen-

elemen dan mempunyai kesepakatan, perjanjian untuk mencapai tujuan yang

dikehendaki. Harapan dari tujuan tentunya akan merubah pola pikiran dan

perilaku menjadi ke arah yang lebih bermanfaat untuk kedepannya. Kesepakatan

dalam komunikasi interpersonal yang di lakukan oleh dua orang atau lebih secara

tatap muka untuk mencapai kesepakatan yang akan di peroleh untuk mencapai

tujuan.

Pendapat lain dikemukakan oleh Mulyana (2013:80), Komunikasi

Antarpribadi (Interpersonal Communication) adalah komunikasi antara orang-

orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap

reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. Dalam

penyampaian ide, pesan untuk membina hubungan timbal balik dalam

penyampaian informasi.

Effendy (1986) juga mengemukakan bahwa pada hakikatnya Komunikasi

Antarpibadi adalah komunikasi antara komunikator dengan komunikan.

Komunikasi jenis ini dianggap sangat efektif dalam upaya mengubah sikap,

pendapat, atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis, berupa

percakapan. Komunikator mengetahui tanggapan komunikan pada saat

komunikasi berlangsung. Komunikator juga mengetahui apakah komunikasi yang

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Interpersonaleprints.umm.ac.id/46237/3/BAB II.pdf · 2019. 5. 22. · 2.1 Komunikasi Interpersonal Menurut DeVito (1997:231), Komunikasi Antarpribadi

7

dilakukannya itu positif apa negatif, berhasil atau tidak, dan dapat kesempatan

pada komunikasn untuk bertanya seluas-luasnya.

2.1.1 Tujuan Komunikasi Interpersonal

Menurut Yasir Komunikasi Antarpribadi mempunyai tujuan-tujuan

yang mana tujuan tersebut tidak selalu dilakukan dengan sadar ataupun

dengan satu maksud, tetapi dapat dilakukan dengan tanpa sadar dan tanpa

maksud tertentu. Menurut Fajar (2009:78) tujuan Komunikasi Antarpribadi

(interpersonal) diantaranya:

a. Mengenal diri sendiri dan Orang lain: Untuk memberikan

kesempatan untuk memperbincangkan diri sendiri dan belajar sejauh

mana harus membuka diri pada orang lain.

b. Mengetahui Dunia Luar: Untuk memahami lingkungan secara baik

yaitu tentang objek dan kejadian-kejadian orang lain.

c. Menciptakan dan Memelihara Hubungan Menjadi Bermakna: Untuk

menciptakan dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain,

mengurangi kesepian, dan ketegangan membuat merasa lebih positif

tentang diri sendiri.

d. Mengubah Sikap dan Perilaku: Untuk mempersuasi orang lain

melalui Komunikasi Antarpribadi.

e. Bermain dan Mencari Hiburan: Untuk memperoleh kesenangan

karena bisa memberi suasana yang lepas.

f. Membantu: Untuk menolong dan membantu orang lain mengubah

sikap dan perilaku, serta dapat mengenal diri sendiri.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Interpersonaleprints.umm.ac.id/46237/3/BAB II.pdf · 2019. 5. 22. · 2.1 Komunikasi Interpersonal Menurut DeVito (1997:231), Komunikasi Antarpribadi

8

2.1.2 Fungsi Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal memiliki beberapa fungsi, seperti yang

diungkapkan oleh Widjaja (2000:9-10) sebagai berikut :

a) Informasi : pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita,

data, gambar, fakta dan pesan opini dan komentar yang dibutuhkan agar

dapat dimengerti.

b) Sosialisai (pemasyarakatan) : penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang

memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai masyarakat yang

efektif.

c) Motivasi : mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya,

mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasrkan tujuan bersama

yang akan dikejar.

d) Perdebatan dan diskusi : menyediakan dan saling menukar fakta yang

diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan

perbedaan pendapat mengenai masalah publik.

e) Pendidikan : pengalihan Ilmu Pengetahuan sehingga mendorong

pengembangan intelektual.

f) Memajukan kebudayaan : penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan

maksud melestarikan warisan masa lalu.

g) Hiburan : penyebarluasan sinyal, simbol, suara dan image dari drama, tari,

kesenian dan lain-lain untuk rekreasi, kesenangan kelompok dan individu.

h) Integrasi : menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu kesempatan

untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Interpersonaleprints.umm.ac.id/46237/3/BAB II.pdf · 2019. 5. 22. · 2.1 Komunikasi Interpersonal Menurut DeVito (1997:231), Komunikasi Antarpribadi

9

dapat saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan dan

keinginan orang lain.

2.1.3 Unsur-unsur Komunikasi Interpersonal

Beberapa unsur dalam komunikasi interpersonal terdapat unsur penting

yang terdapat komponen komunikasi, yang mana unsur itu tidak dapat dipisahkan.

Unsur-unsur tersebut menurut Cangara (2006:23-27) adalah:

a. Sumber (komunikator), semua peristiwa komunikasi akan melibatkan

sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Sumber sering disebut

pengirim, komunikator atau disebut source, sender atau encoder.

b. Pesan, adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima pesan

dapat disampaikan melalui tatap muka atau melalui media komunkasi.

c. Media, adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari

sumberkepada penerima.

d. Penerima, adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh

sumber. Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena

dialah yang menjadi sasaran proses komunikasi.

e. Pengaruh atau efek, adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan,

dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima

pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku

seseorang.

f. Tanggapan balik adalah pesan yang dikirim kembali oleh penerima kepada

pembicara. Dalam Komunikasi Antarpribadi selalu melibatkan umpan

balik secara langsung. Sering kali bersifat segera, nyata, dan

berkesinambungan. Hubungan yang yang langsung antar sumber dan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Interpersonaleprints.umm.ac.id/46237/3/BAB II.pdf · 2019. 5. 22. · 2.1 Komunikasi Interpersonal Menurut DeVito (1997:231), Komunikasi Antarpribadi

10

penerima dan penerima merupakan bentuk yang unik bagi Komunikasi

Antarpribadi (Morissan, 2011: 16).

g. Lingkungan adalah factor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi

jalannya komunikasi yaitu lingkunngan fisik, psikologis, social-budaya

dan dimensi waktu.

2.1.4 Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal

Komunikasi Interpersonal dalam kehidupan sehari-hari mempunyai

hubungan sangat penting untuk menyatukan pendapat, ide, gagasan dan tujuan

bersama, sehingga dapat menciptakan hubungan sosial yang diperlukan untuk

mencapai tujuan dalam satu kelompok, lembaga maupun organisasi dalam

kesepakatan bersama. Komunikasi yang terjalin merupakan bagian dari

Komunikasi Antarpribadi dimana terjadi kontak langsung secara tatap muka baik

verbal maupun nonverbal. Dalam komunikasi yang efektif dan interaktif, sebuah

lembaga sangat menentukan keberhasilan untuk mencapai tujuan dari hal yang

akan dijadikan tujuan sesuai dengan yang ditetapkan dan hal ini untuk

menghindari konflik serta menghindari ketidak-pastian dalam pencapaian tujuan.

Komunikasi antara atasan dan bawahan untuk mengevaluasi kinerja

sesudah melaksanakan tugas dan mengkilas balik kembali hasil pekerjaan sangat

diperlukan oleh pihak yang menyampaikan pesan kepada pihak yang menerima

pesan, Sehingga dapat memahami pekerjaan dan tanggungjawab yang dikerjakan,

dan tidak berdampak dalam kejenuhan yang melelahkan bagi penerima pesan. Hal

ini berdampak kepada terciptanya hubungan yang harmonis antara sesama pihak.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Interpersonaleprints.umm.ac.id/46237/3/BAB II.pdf · 2019. 5. 22. · 2.1 Komunikasi Interpersonal Menurut DeVito (1997:231), Komunikasi Antarpribadi

11

Adapun ciri-ciri komunikasi antarpribadi menurut Joseph A.Devito dalam

(Liliweri ,1991: 13) mengatakan bahwa ciri Komunikasi Antarpribadi

(Interpersonal) yang efektif sebagai berikut:

a. Keterbukaan (openness)

Kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima di

dalam menghadapi hubungan antarpribadi. Kualitas keterbukaan mengacu

pada tiga aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator

interpersonal yang efektif harus terbuka kepada komunikannya. Ini tidaklah

berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat

hidupnya. Memang ini mungkin menarik, tetapi biasanya tidak membantu

komunikasi. Sebalikanya, harus ada kesediaan untuk membuka diri

mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan

pengungkapan diri ini patut dan wajar. Aspek kedua mengacu pada kesediaan

komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang

yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan

komunikan yang menjemukan. Bila ingin komunikan bereaksi terhadap apa

yang komunikator ucapkan, komunikator dapat memperlihatkan keterbukaan

dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain. Aspek ketiga

menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran dimana komunikator mengakui

bahwa perasaan dan pikiran yang diungkapkannya adalah miliknya dan

bertanggungjawab atasnya.

b. Empati (empathy)

Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang

dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain,

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Interpersonaleprints.umm.ac.id/46237/3/BAB II.pdf · 2019. 5. 22. · 2.1 Komunikasi Interpersonal Menurut DeVito (1997:231), Komunikasi Antarpribadi

12

melalui kacamata orang lain itu. Berbeda dengan simpati yang artinya adalah

merasakan bagi orang lain. Orang yang berempati mampu memahami

motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan

dan keinginan mereka untuk masa mendatang sehingga dapat

mengkomunikasikan empati, baik secara verbal maupun non-verbal.

c. Dukungan (supportiveness)

Situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung efektif.

Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap

mendukung. Individu memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap

deskriptif bukan evaluatif, spontan bukan strategik.

d. Sikap Positif (positiveness)

Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong

orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi

kondusif untuk interaksi yang efektif.

2.1.5 Macam-macam Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal)

Terdapat beberapa macam sifat pesan dalam komunikasi yang

biasanya dilakukan oleh individu untuk berkomunikasi dengan individu yang

lain, yaitu:

a. Komunikasi Verbal

Menurut Mulyana (2013:260) menjelaskan bahwa simbol atau

pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata

atau lebih, hampir semua tutur kata termasuk kedalam kategori pesan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Interpersonaleprints.umm.ac.id/46237/3/BAB II.pdf · 2019. 5. 22. · 2.1 Komunikasi Interpersonal Menurut DeVito (1997:231), Komunikasi Antarpribadi

13

verbal disengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk

berhubungan dengan orang lain.

Dalam bukunya Mulyana (2013:261), bahasa verbal adalah

sarana utama untuk menyatukan pikiran, perasaan, dan maksud

tertentu seseorang. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang

mempresentasikan berbagai aspek realitas individu, dengan kata lain

komunikasi verbal lebih menggunakan bahasa dan disampaikan

melalui kata-kata.

Pada pembicara pasti memiliki makna yang akan disampaikan oleh

individu satu kepada individu lainnya yang dapat menumbuhkan

sebuah hubungan dari tahap awal ke tahap yang lebih akrab.

Menurut Wisnuwardhani dan Mashoedi (2012:49)

memaparkan Makna kata komunikasi verbal terkait dengan

pemakaian simbol-simbol bahasa berupa kata atau rangkaian kata

yang mengandung makna tertentu. Tidak semua dari makna kata

berada didalam kata itu sendiri melainkan ada didalam diri individu

itu sendiri.

b. Komunikasi Non-Verbal

Dalam penjelasan komunikasi non-verbal menurut Wood

(2010:124) menjelaskan bahwa dari semua aspek komunikasi yang

bukan berupa kata tidak hanya gerakan dan bahasa tubuh, tetapi juga

bagaimana mengucapkan kata-kata: perubahan nada suara, berhenti,

waran suara, volume dan juga aksen. Beberapa aspek tersebut dapat

mempengaruhi makna yang dihasilkan dari komunikasi yang

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Interpersonaleprints.umm.ac.id/46237/3/BAB II.pdf · 2019. 5. 22. · 2.1 Komunikasi Interpersonal Menurut DeVito (1997:231), Komunikasi Antarpribadi

14

berlangsung. Selain itu komunikasi non-verbal juga mengandung

komunikasi verbal yang dilakukan oleh seseorang, karena masyarakat

luas berpendapat bahwa komunikasi non-verbal tersebut lebih

terpercaya.

2.2 Pengasuhan anak – anak Yatim Piatu

2.2.1 Pengertian Pengasuhan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian asuh dari kata

mengasuh diartikan sebagai merawat dan mendidik anak kecil, sedangkan

pengasuhan merupakan bentuk perlakuan atau tindakan pengasuh untuk

memelihara, melindungi, mendampingi, mengajar dan membimbing anak selama

masa perkembangan. Menurut Poerwadarminta pada paparannya tahun 1984,

Pengasuhan sendiri berasal dari kata asuh yang mempunyai makna menjaga,

merawat dan mendidik anak yang masih kecil. Terlepas dari pembahasan diatasa,

Abdul Syukur dalam Jurnalnya memaparkan bahwa pengasuhan sering disebut

pula sebagai childrearing yaitu pengalaman, keterampilan, kualitas, dan tanggung

jawab sebagai orang tua dalam mendidik dan merawat anak. Selain itu, Engel

memaparkan tahun 1997 bahwa pengasuhan erat kaitannya dengan kemampuan

suatu keluarga atau rumah tangga dan komunitas dalam hal memberikan

perhatian, waktu dan dukungan untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan

sosial anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan serta bagi anggota

keluarga lainnya.

Konsep pengasuhan menurut Bogan dalam Hastuti (2010) dijelaskan

bahwa secara historis, orang tua telah menggunakan keluarga besar dan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Interpersonaleprints.umm.ac.id/46237/3/BAB II.pdf · 2019. 5. 22. · 2.1 Komunikasi Interpersonal Menurut DeVito (1997:231), Komunikasi Antarpribadi

15

masyarakat terkait untuk membantu dalam membesarkan anak-anak. Billingsley

(dalam Hastuti, 2010) menjelaskan empat jenis keluarga besar, yakni

a) subfamilies-pasangan atau orang tua / angka dua anak, hidup dengan

anggota keluarga;

b) keluarga dengan sekunder-keluarga anggota yang menerima anggota

keluarga lainnya;

c) ditambah keluarga – orang yang tidak berhubungan yang tinggal di rumah

tangga sebagai suatu unit keluarga, dan;

d) kerabat darah tidak – orang yang diterima sebagai anggota keluarga. Ini

anggota keluarga yang terakhir diidentifikasi sebagai kerabat fiktif.

2.2.2 Tujuan Pengasuhan

Menurut Hastuti (2010), dalam melakukan pengasuhan pada seorang anak

para orang tua atau pengasuh memiliki beberapa tujuan tertentu, dimana tujuan

pengasuhan pada masa kanak-kanak berbeda dengan tujuan pegasuhan pada masa

remaja, kuliah ataupun dewasa. Pengasuhan pada masa anak-anak lebih berfokus

pada kondisi fisiknya. Pada usia remaja pengasuhan berfokus pada keterampilan

motorik yang berhubungan dengan kegiatan akademi dan non akademis. Dan

untuk usia kuliah serta dewasa pengasuhan lebih bertujuan untuk kegiatan

pekerjaan dan sosial. Selain tujuan yang telah dijabarkan di atas adalah untuk

meningkatkan kompetensi fisik, gizi, dan kesehatan anak. Selain itu juga untuk

meningkatkan kompetensi intelektual, emosi, sosial, dan morl serta kepercayaan

diri anak.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Interpersonaleprints.umm.ac.id/46237/3/BAB II.pdf · 2019. 5. 22. · 2.1 Komunikasi Interpersonal Menurut DeVito (1997:231), Komunikasi Antarpribadi

16

2.2.3 Fenomena Panti Asuhan di Indonesia

Berdasarkan perkembangan paradigma di masyarakat Panti Asuhan

merupakan pelayanan kesejahteraan masyarakat yang berbasis kekeluargaan yang

tetap memberikan pengasuhan tanpa menghilangkan rasa kasih sayang terhadap

anak – anak panti asuhan yang telah kehilangan pengasuhan maupun kasih sayang

dari orang tuanya. Anak – anak dalam panti asuhan akan mendapat perlindungan

dan terpenuhi hak dasar sebagai seorang anak. Dalam hal ini pemerintah telah

mengeluarkan peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia (Permensos) Nomor:

30 / HUK/ 2011 tentang Standar Nasional pengasuhan anak – anak untuk lembaga

sosial anak. Permensos (Peraturan Menteri Sosial) ini harus menjadi acuan untuk

pengasuhan anak – anak panti asuhan yang ada di Indonesia. Dari acuan standar

tersebut maka ada lima hal yang harus dipahami bagi pengurus lembaga

kesejahteraan sosial anak/ panti asuhan, pemerintah maupun masyarakat yaitu:

1. Merubah paradigma pelayanan anak menjadi perlindungan anak.

2. Memperbaiki manajemen panti asuhan/lembaga kesejahteraan sosial.

3. Meningkatkan partisipasi masyarakat.

4. Merubah persepsi masyarakat.

5. Meningkatkan sistem pengawasan dan pembinaan panti asuhan / lembaga

kesejahteraan masyarakat.

Untuk mencapai ke lima standar dalam kepengurusan lembaga sosial

kesejahteraan masyarakat, maka perlu kinerja yang baik dan hal tersebut ditunjang

oleh berbagai elemen yang ada di wilayah panti asuhan seperti pegawai dan

pengurus yang lainnya.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Interpersonaleprints.umm.ac.id/46237/3/BAB II.pdf · 2019. 5. 22. · 2.1 Komunikasi Interpersonal Menurut DeVito (1997:231), Komunikasi Antarpribadi

17

Dalam pencapaian hasil yang baik untuk kesejahteraan sosial ini maka

tercantum dalam Undang – Undang no 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak.

dalam Undang – Undang tersebut di katakan bahwa perlindungan anak merupakan

kegiatan untuk menjamin dan melindungi hak – hak hidup anak, agar dapat hidup

dan tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat

dan martabat kemanusiaan serta anak – anak mendapat perlindungan dari

kekerasan dan diskriminasi.

Di lingkungan panti asuhan anak akan mendapatkan bimbingan dan

pelayanan yang dapat memenuhi haknya sebagai seorang anak dan dapat

berkembang secara wajar dan mendukung program pemerintah untuk melindungi

dan memberi kehidupan yang serta mandiri untuk masa depan mereka.

Segala hal tentang anak – anak yang ada di lembaga sosial maupun panti

asuhan dan hal ini tertuang dalam pedoman perlindungan anak, 1999 yaitu :

pemerintah melalui lembaga sosial melindungi anak dari segala hal yang

beerbentuk kekerasan, perlakuan salah, eksploitasi dan penelantaran, dan tentu

akan memerlukan komponen – komponen yang terkait untuk membebaskan anak

– anak tersebut dari pengaruh buruk yang berdampak akan merusak psikologis

anak – anak tersebut maka di buatkan kerangka hukum dan kebijakan untuk

melindungi para anak – anak yang hidupnya kurang beruntung.

2.2.4 Fungsi dan Tujuan Panti Asuhan

Dalam sebuah Panti Asuhan memiliki tujuan dan fungsi diantara lain,

yaitu:

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Interpersonaleprints.umm.ac.id/46237/3/BAB II.pdf · 2019. 5. 22. · 2.1 Komunikasi Interpersonal Menurut DeVito (1997:231), Komunikasi Antarpribadi

18

Fungsi Panti Asuhan:

a. Memberikan bimbingan dan pengasuhan bagi anak yatim piatu,

anak terlantar, dan anak yang tidak mampu.

b. Memberikan pelayanan kasih sayang, penghiburan, dan lain-

lainkepada mereka.

Tujuan Panti Asuhan:

a) Untuk meningkatkan kesejahteraan bagi anak-anak yang kurang

mampu agar bisa mandiri dan berkiprah di Masyarakat

sebagaimana layaknya kehidupan orang yang berkecukupan.

b) Mengusahakan kesejahteraan bagi anak-anak Yatim Piatu, yatim

Piatu dan Fakir Miskin yang terlantar.

c) Sebagai pengganti orang tua yang tidak ada/meninggal.

d) Membantu memecahkan dan mengatasi masalah yang dihadapi

anak Yatim Piatu, yatim, Piatu terlantar dan tidak mampu.

e) Memupuk dan meningkatkan rasa santun dan kesadaran sosial

dikalangan masyarakat.

Menurut Buku Pedoman Pelayanan Kesejahteraan Anak melalui Panti

Sosial, tujuan didirikannya Panti Sosial Asuhan Anak adalah agar:

1. Terwujudnya hak atau kebutuhan anak yaitu kelangsungan hidup,

tumbuh kembang, perlindungan dan partisipasi.

2. Terwujudnya kualitas pelayanan atas dasar standar professional:

a. Dikelola oleh tenaga pelaksana yang memenuhi standar profesi.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Interpersonaleprints.umm.ac.id/46237/3/BAB II.pdf · 2019. 5. 22. · 2.1 Komunikasi Interpersonal Menurut DeVito (1997:231), Komunikasi Antarpribadi

19

b. Terlaksananya manajemen kasus sebagai pendekatan pelayanan

yang memungkinkan anak memperoleh pemenuhan kebutuhan

yang berasal dari keanekaragaman sumber.

c. Meningkatnya kualitas kehidupan sehari-hari di lingkungan

panti yang memungkinkan anak berintegrasi dengan

masyarakat secara serasi dan harmonis.

d. Meningkatnya kepedulian masyarakat sebagai relawan sosial.

Sesuai dengan tujuan panti asuhan sebagai lembaga kesejahteraan sosial,

bahwa panti sosial tidak hanya bertujuan memberikan pelayanan, pemenuhan

kebutuhan fisik semata namun juga berfungsi sebagai tempat kelangsungan hidup

dan tumbuh kembang anak-anak terlantar yang diharapkan nantinya mereka dapat

hidup secara mandiri dan mampu bersaing dengan anak-anak lain yang notabene

masih mempunyai orang tua serta berkecukupan.

2.3 Yatim Piatu

Menurut Poerwadarminta (2000), apabila mendengar istilah anak yatim

berarti seorang anak yang tidak memiliki orang tua, namun apabila ditelusuri

tentang pengertian anak yatim dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi

tersebut tidak sepenuhnya benar. Karena ada kata anak piatu dan juga anak yatim

piatu yang memiliki makna yang sama yaitu anak yang tidak memiliki orang tua.

Secara terminologi, tidak berbeda jauh dengan makna aslinya, yakni

seorang anak yang tidak berayah. Berdasarkan Ensiklopedia Islam (1997), anak

yatim adalah seorang anak yang tidak memiliki ayah atau anak piatu adalah anak

yang tidak memiliki ibu, serta yang disebut anak yatim piatu adalah seorang anak

yang tidak memiliki ayah dan ibu.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Interpersonaleprints.umm.ac.id/46237/3/BAB II.pdf · 2019. 5. 22. · 2.1 Komunikasi Interpersonal Menurut DeVito (1997:231), Komunikasi Antarpribadi

20

Sebagaimana dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2001 tentang

perlindungan anak telah ditegaskan bahwa anak adalah seseorang yang belum

berusia 18 tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan. Oleh karena itu,

dari sini jelaslah sudah bahwa semua anak yang belum mencapai usia tersebut

wajib dan harus mendapatkan perlindungan secara penuh baik itu oleh pemerintah

maupun oleh semua lapisan masyarakat.

Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwasannya nama yatim

dipergunakan anak yang bapaknya meninggal dunia. Sedangkan bila yang

meninggal adalah bapak dan ibu, maka anak tersebut dikatakan yatim piatu.

2.4 Pendekatan Kultural dalam Komunikasi Interpersonal

Sebuah pendekatan kultural merupakan pendekatan kontemporer

mengenai organisasi yang menganggap bahwa perusahaan harus dipandang

sebagai kesatuan sosial atau kultural. Pandangan kultural melihat organisasi dan

para pekerjanya memiliki seperangkat nilai-nilai dan tujuan yang sama. Oleh

sebab itu para pekerja berkontribusi untuk pertumbuhan dan kemakmuran

organisasi yang saling berkaitan satu sama lain. Seperti pada panti asuhan Sunan

Giri Malang dimana Panti Asuhan sebagai organisasi, pengasuh dan anak yatim

piatu sebagai anggota. Dalam pandangan kultural, komunikasi tidak hanya

sekedar pesan yang dikirim dari satu anggota ke anggota lain melalui satu atau

lebih saluran. Sedangkan dalam buku dasar-dasar komunikasi antar budaya, Alo

Liliweri (2009:12) menjelaskan komunikasi antar budaya yaitu memberi

tambahan kata budaya pada pernyataan komunikasi antara dua orang atau lebih

yang berbeda-beda latar belakang, misalnya antara suku bangsa, entik, ras & kelas

social. seperti perbedaan antara pengasuh dan anak yatim piatu di panti asuhan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Interpersonaleprints.umm.ac.id/46237/3/BAB II.pdf · 2019. 5. 22. · 2.1 Komunikasi Interpersonal Menurut DeVito (1997:231), Komunikasi Antarpribadi

21

Sunan Giri Malang, yang mana meliputi perbedaan budaya Jawa dan Indonesia

bagian Timur.

2.5 Model Komunikasi Interpersonal

Model yang dikemukakan oleh New Comb dalam buku Syaiful Rohim

(2016:101) merupakan tingkah laku komunikasi terbuka antara A dan B dapat

diterangkan melalui kebutuhan mereka untuk mencapai keseimbangan atau

keadaan simetris antara satu sama lain dan juga terhadap X. Oleh karena itu

peneliti menggunakan model komunikasi New Comb untuk menyesuaikan dan

menyelaraskan pesan dari A (pengirim pesan) Ke B (penerima pesan) yang sama

berhubungan dengan X (topik), maka peneliti menggunakan model New Comb

untuk mengetahui bagaimana cara Komunikais Interpersonal pada Pengasuhan

dengan Anak Yatim Piatu di Panti Asuhan Sunan Giri Malang.

Gambar 2.1

Model New Comb

Sumber: https://www.academia.edu/28694901/Model-model_komunikasi.docx

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Interpersonaleprints.umm.ac.id/46237/3/BAB II.pdf · 2019. 5. 22. · 2.1 Komunikasi Interpersonal Menurut DeVito (1997:231), Komunikasi Antarpribadi

22

2.6 Teori Penetrasi Sosial

Kajian Teori Penetrasi Sosial (Social Penetrasi Theory) teori yang

dikemukakan oleh Irwin Altman dan Dalmas Taylor dalam Jurnal Tine Agustin

Wulandari, S.I.Kom (2013:106) menjelaskan secara rinci dari pengungkapan diri,

keakraban, dan komunikasi dalam pengembangan hubungan antarpribadi.

Ada beberapa tahapan dalam pengembangan hubungan, tahap awal yaitu:

1. Orientasi, tahap ini seseorang sebagaian kecil mengungkapkan mengenai

dirinya secara umum.

2. Pertukaran penjajakan afektif, tahap kedua aspek kepribadian yang

ditutupi secara perlahan mulai terbuka, dan bersifat lebih santai menuju

kearah keakraban.

3. Pertukaran afektif, merupakan tahap peralihan yang bersifat interaktif

lebih lancar, adanya aktivitas yang meningkat pada lapisan menengah

kepribadian. Kedua pihak saling mengerti satu sama lain.

4. Pertukaran stabil, tahap terakhir Pada tahap ini individu telah membangun

sistem komunikasi personal mereka yang menurut Altman & Taylor dalam

Jurnal Tine Agustin Wulandari, S.I.Kom (2013:108) akan menghasilkan

komunikasi yang efisien. Artinya, pada tahap ini, makna dapat ditafsirkan

secara jelas dan tanpa keraguan.

Melalui teori penetrasi sosial, seorang pengasuh berperan untuk membuka

suatu lapisan kepribadian yang bertujuan untuk mengenal kepribadian anak yatim

piatu agar dapat terbuka kepada orang di sekitarnya dan nyaman tinggal di panti

asuhan. Hubungan Komunikasi Antarpribadi dalam teori ini proses komunikasi

yang berlangsung menjadi lebih intim.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Interpersonaleprints.umm.ac.id/46237/3/BAB II.pdf · 2019. 5. 22. · 2.1 Komunikasi Interpersonal Menurut DeVito (1997:231), Komunikasi Antarpribadi

23

2.7 Fokus Penelitian

Penelitian ini dapat difokuskan secara lebih mendalam tentang situasi dan

kondisi yang ada di Panti Asuhan Sunan Giri Malang, misalnya situasi dan

kondisi pada pengasuh saat awal pertemuan dan perkenalan dengan anak yatim

piatu. Maka penelitian ini mengkaji tentang Komunikasi Interpersonal pada

pengasuh dengan Anak Yatim Piatu, anak Yatim Piatu dengan Pengasuh atau

sesama anak Yatim Piatu, sehingga dapat diketahui melalui kegiatan sehari – hari

di panti asuhan Sunan Giri Malang. Kegiatan Komunikasi Interpersonal dapat

dilihat melalui proses pembicaraan secara rutin, teratur, terpola antara mereka.

Adapun isi pembicaraan meliputi nilai-nilai pengetahuan terkait dengan nilai-nilai

sosial dan agama, termasuk pemahaman tentang karakter.