bab iii analisis sistem yang berjalan 3.1 kerangka pikirthesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00570-si...
TRANSCRIPT
48
BAB III
ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
3.1 Kerangka Pikir
Berikut ini merupakan bagan yang menggambarkan kerangka pemikiran yang
menyusun skripsi ini:
Gambar 3.1 Kerangka Pikir
49
Hal pertama yang kami lakukan adalah mengumpulkan data-data umum dari
perusahaan PT.Astragraphia, yaitu Profil Perusahaan, Sejarah perusahaan,
struktur organisasi perusahaan, divisi Procurement, dan divisi TI, Key
Performance Indicator, dan Laporan Keuangan.
Setelah memperoleh data-data tersebut. Data-data tersebut kami jadikan landasan
dalam melakukan penelitian yang kami bagi menjadi tiga bagian besar yaitu :
• Penelitian Kinerja
Kami melakukan evaluasi untuk kinerja aplikasi SAP bagian
Procurement dengan menggunakan metode IT Balance Scorecard.
Penelitian ini dituangkan pada Bab III.
• Penelitian Financial
Kami melakukan evaluasi Financial perusahaan khususnya berfokus pada
Biaya yang dibutuhkan untuk implementasi dan operasional SAP serta
Pendapatan yang diperoleh oleh perushaan tersebut.
• Penelitian Business Process
Kami melakukan evaluasi Business Process untuk mengukur sejauh mana
proses yang berjalan sudah cukup mendukung kebutuhan di perusahaan
tersebut khususnya bagian procurement.
Dari ketiga penelitian tersebut akan didapatkan hasil/output berupa kesimpulan
yang akan menghasilkan usulan pengembangan yang dituangkan pada Bab IV.
Setelah diketahui hasil/output berupa kesimpulan maka kami membuat usulan
pengembangan dengan menggunakan metode ASAP, yang berfokus hanya pada
50
dua tahap pertama, yaitu Project Preparation, dan Blue Print yang dituangkan
pada Bab IV.
3.2 Riwayat Perusahaan
3.2.1 Sejarah Perusahaan
Astragraphia didirikan tanggal 31 Oktober 1975 dengan akta
notaris Kartini Muljadi, S.H no 186 yang disetujui Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dalam surat keputusan 4.A.S/33/4 tanggal 12
Februari 1976 dengan domisili di Jakarta, dimana kantor pusatnya
terletak di JL.Kramat raya 43 Jakarta. Astragraphia memiliki 75 titik
layan yang tersebar di 21 kantor cabang dan lokasi lainnya diseluruh
Indonesia.
Astragraphia mengawali perjalanannya pada tahun 1971 sebagai
Divisi Xerox, PT Astra International yang bergerak dalam bidang
pemasaran dan penyediaan jasa layanan purna jual bagi mesin fotokopi
Xerox secara eksklusif di seluruh Indonesia. Sejalan dengan
perkembangan bisnis yang pesat, pada tahun 1976 Divisi Xerox
memisahkan diri dari PT Astra International dan menjadi sebuah
perusahaan yang mandiri dengan nama PT Astragraphia.
Dalam rangka membangun landasan yang kokoh bagi
pertumbuhan bisnisnya, pada tahun 1989 Astragraphia menjadi
perusahaan publik dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta
dan Bursa Efek Surabaya. Setelah 30 tahun, Astragraphia mulai fokus
51
pada bisnis Document Solution, dengan partner utama Fuji Xerox Co.
Ltd.
Bisnis Document Solution tidak hanya bisnis mesin fotokopi tapi
telah mengalami transformasi bersamaan dengan pesatnya perkembangan
di bidang teknologi informasi (TI) menjadi sebuah solusi perdokumenan
yang terintegrasi dengan sistem TI. Solusi perdokumenan pada dasarnya
adalah solusi penanganan dokumen secara menyeluruh, baik dalam
bentuk kertas maupun elektronik. Solusi ini meliputi penggandaan,
pencetakan, pengelolaan, konversi media, sampai distribusi dokumen.
yang tidak terlepas dari dukungan teknologi informasi.
Astragraphia membagi bisnis Document Solution dalam 4 bisnis
utama yaitu:
• Office Product Business
Menyediakan solusi penanganan dokumen di perkantoran mulai dari
unit departemental sampai tingkat korporasi. Solusinya terdiri dari
perangkat multifungsi (print, copy, fax dan scan) dan perangkat lunak
manajemen dokumen.
• Production System Business
Menyediakan solusi dokumen yang fokus pada skala produksi,
dengan karakteristik pencetakan digital berkecepatan tinggi dan
dengan volume dokumen yang besar maupun kecil (short-run length)
52
• Printer Channel Business
Menyediakan solusi berbasis printer (termasuk printer multifungsi),
bahan habis-pakai, layanan purna jual serta beragam personal
computer dan peripherals-nya untuk kebutuhan personal sampai
departemental.
• Services Business.
Menyediakan solusi yang mengintegrasikan semua produk portofolio
Astragraphia dengan menambahkan know-how dalam bentuk added
value services
Pembagian bisnis tersebut berdasarkan pada jenis mesin/hardware
dan layanan/services yang ditawarkan.
Dalam upayanya menyediakan layanan berkualitas unggul bagi
para pelanggannya, Astragraphia terus memperluas jangkauannya ke
seluruh Indonesia dan wilayah lain yang berdekatan, seperti pelanggan di
Timor Leste. Sampai dengan akhir tahun 2005, Astragraphia juga
melakukan penjualan dan penyediaan layanan melalui dealer dan reseller
yang tersebar di seluruh Indonesia.
Untuk memperkuat posisinya di pasar TI Indonesia yang masih
menjanjikan, Astragraphia berkiprah melalui PT.SCS Astragraphia
Technologies (SAT). Perusahaan patungan yang dibentuk tahun 2004 ini,
49% sahamnya dimiliki oleh Astragraphia dan 51% dimiliki oleh
Singapore Computer System Limited (SCS). Berbekal kemampuan dan
53
pengalaman Astragraphia selama hampir 23 tahun di bisnis TI (dahulu
melalui unit usaha IT Solution), SAT menjadi salah satu dari 3 besar
perusahaan penyedia jasa terintegrasi dalam bidang Solusi Teknologi
Informasi di Indonesia. Bahkan kini SAT memiliki landasan untuk
melakukan penetrasi pasar international yang telah dimiliki oleh SCS di
pasar regional.
Pada tanggal 25 September 2008, Astragraphia memperbaharui
dan merevisi perjanjian distributor dengan Principal utama, Fuji Xerox
Co., Ltd. Dengan revisi ini, posisi Astragraphia dalam perjanjian
distributor tidak lagi dikaitkan dengan PT.Astra International Tbk, seperti
yang tercantum pada perjanjian sebelumnya, selain terbatas pada status
PT.Astra International Tbk, sebagai pemegang saham Astragraphia
3.2.2 Visi, Misi, Strategi dan Filsafat Perusahaan
• Visi Perusahaan
Menjadi penyedia solusi bisnis berbasis TI terbaik di Indonesia
• Misi Perusahaan
Sejahterakan bersama bangsa
• Strategi Perusahaan
o Memfokuskan diri pada sektor dokumen solution sebagai upaya
mempertahankan pangsa pasar seraya memacu pertumbuhan
pendapatan jasa
o Penciptaan value added services untuk meningkatkan Return on
54
Information Technology (ROIT) bagi pelanggan dengan cara
meningkatkan kompetensi SDM dalam halpenyediaan solusi dan
implementasinya
o Menciptakan unit usaha yang ramping dan efisien sehingga
mencapai peningkatan produktivitas karyawan yang ditandai
dengan peningkatan kontribusi laba kotor
o Mempertahankan indeks kepuasan pelanggan melalui peningkatan
kualitas layanan dan pemahamanakan kebutuhan pelanggan
o Memperbaiki pengelolaan aset dengan memperhatikan tingkat
persediaan dan piutang
o Penetrasi pasar global melalui aliansi strategis dengan principal
dan mitra lain
• Filsafat
o Bermanfaat bagi bangsa dan negara
o Pelayanan yang terbaik bagi pelanggan
o Saling menghargai dan membina kerjasama
o Berusaha mencapai yang terbaik
55
3.3 Struktur Organisasi
3.3.1 Sruktur Pada Kantor Pusat
Shareholders
Board of Commissioners President Commissioner
Commissioner
Board of Directors
President Director
Vice President Director
Director
Audit Committee
Chairman
Member
President Commissioner
Commissioner
Remuneration & Nomination Committee
Chief Executive Officer
Chief Financial Officer
Chief Information Officer
Chief Operating Officer
Director in Charge
Support Function
Human Resources & Management Service
Corporate Secretary, Legal & GCG
Internal Audit & Risk Management
Finance & Accounting
Investor Relations
Supply Chain Management
Planning & Reporting
Marketing & Operation
Information Management & Application Support
Business Development
Major Account Operations
Branch Operat ions
Production System Business Operations
Printer Channel Business Operations
Planning & Marketing
Customer Service Support
Gambar 3.2 Struktur Pada Kantor Pusat
56
3.3.2 Struktur Divisi Information Management
Gambar 3.3 Struktur Divisi Information Management
57
3.3.3 Struktur Divisi Procurement and Inventory
Gambar 3.4 Struktur Divisi Procurement and Inventory
3.3.4 Pembagian Tugas dan Wewenang
3.3.4.1 Tugas dan Wewenang Kantor Pusat
• Dewan Komisaris
Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan atas kebijakan
Direksi dalam menjalankan perusahaan dan memberi nasehat
terhadap pelaksanaan tugas Operasional Direksi. Dewan Komisaris
juga harus memantau efektifitas penerapan GCG di Astragraphia, dan
jika perlu melakukan penyesuaian. Sesuai ketentuan UUPT dan
Anggaran Dasar, Direksi dalam melakukan tindakan korporasi tentu
perlu mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Dewan
Komisaris. Anggota Dewan Komisaris Astragraphia berjumlah 3
(tiga) orang , salah satunya, atau sepertiganya dari jumlah seluruh
58
anggota merupakan Komisaris Independen. Dalam mengambil suatu
keputusan, Dewan Komisaris selalu mengupayakan musyawarah
untuk mufakat. Apabila cara musyawarah untuk mufakat tidak
tercapai, ditempuh dengan cara perhitungan suara terbanyak. Dewan
Komisaris baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama mempunyai
akses untuk memperoleh informasi tentang Astragraphia secara tepat
waktu dan lengkap. Pada akhir tahun, Dewan Komisaris melaporkan
kepada pemegang saham atas pertanggungjawaban tugasnya sebagai
pengawas atas pengelolaan perusahaan oleh Direksi dalam bentuk
Laporan Dewan Komisaris di Annual Report yang dimintakan
persetujuan dalam RUPS tahunan yang diadakan setelah tutup buku.
• Direksi
Tugas utama Direksi adalah bertanggung jawab penuh dalam
memimpin dan mengelola harta kekayaan Astragraphia guna
mencapai maksud dan tujuan, serta memastikan agar Astragraphia
menerapkan GCG dengan memperhatikan kepentingan para
pemangku kepentingan (stakeholders). Anggota Direksi berjumlah
5(lima) orang termasuk 1(satu) Presiden Direktur dan 1(satu) Wakil
Presiden Direktur. Pembagian tugas dan wewenang anggota Direksi
ditetapkan oleh RUPS. RUPS telah menyetujui memberikan kuasa
Dewan Komisaris untuk menetapkan pembagian tugas dan wewenang
anggota Direksi. Setiap tahun Direksi menyusun arahan strategi bisnis
sebagai pegangan bagi seluruh karyawan. Dalam arahan strategi
tersebut, Direksi mencantumkan penerapan GCG yang konsisten dan
59
berkesinambungan sebagai dasar yang kokoh dalam mencapai strategi
bisnis tersebut. Hal ini ditetapkan untuk menegaskan kepada seluruh
karyawan akan pentingnya penerapan GCG bagi Astragraphia.
Anggota Direksi Astragraphia secara rutin mengikuti pelatihan,
seminar atau workshop, baik di dalam negeri maupun di luar negeri
termasuk yang berkenaan dengn GCG, guna meningkatkan
kompetensi dan pengetahuannya. Pada akhir tahun, Direksi
melaporkan kepada pemegang saham atas pertanggung jawaban
tugasnya sebagai pengurus dan pengelola perusahaan dalam bentuk
Laporan Direksi di Laporan Tahunan yang dimintakan persetujuan
dalam RUPS Tahunan yang diadakan setelah tutup buku.
• Komite Audit
Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris
dan karena itu bertanggung jawab langsung kepada Dewan
Komisaris. Anggota Komite Audit Astragraphia berjumlah 3(tiga)
orang, salah seorang menjadi Ketua. Ketua Komite Audit dirangkap
oleh Komisaris Independen. Tugas Komite Audit adalah memberikan
pendapat kepada Dewan Komisaris atas, laporan Direksi,
mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Komisaris, dan
melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan
Komisaris antara lain : (i) melakukan penelaahan atas informasi
keuangan yang akan dikeluarkan Astragraphia seperti laporan
keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya; (ii) melakukan
penelaahan atas ketaatan Astragraphia terhadap peraturan perundang-
60
undangan (legal compliance) baik di bidang Pasar Modal maupun
peraturan lain yang berhubungan dengan kegiatan Astragraphia; (iii)
melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh Internal
Audit; dan (iv) melaporkan kepada Dewan Komiasaris berbagai
resiko yang dihadapi Astragraphia dan pelaksanaan manajemen resiko
oleh Direksi. Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Audit memiliki
wewenang untuk mengakses catatan atau informasi yang diperlukan
dari Astragraphia. Komite Audit melakukan pertemuan dengan
Direksi setiap 3(tiga) bulan untuk membahas laporan keuangan
sebelum dipublikasikan ke publik.
• Komite Nominasi dan Remunerasi
Komite Nominasi dan Remunerasi dibentuk dan bertanggung jawab
kepada Dewan Komisaris. Komite Nominasi dan Remunerasi
bertugas membantu dalam Dewan Komiasaris dalam (i) menetapkan
kriteria pemilihan calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi, dan
(ii) menetapkan besaran remunerasinya untuk diusulkan dan
diputuskan dalam RUPS dengan cara sesuai ketentuan Anggaran
Dasar.
• Internal Audit
Internal Audit membantu Direksi melakukan pengawasan internal
guna memastikan efektifitas pengendalian internal pengelolaan
operasional perusahaan berjalan sesuai dengan kebijakan dan sistem
yang telat ditetapkan. Internal Audit secara berkala melaksanakan
61
fungsinya melalui pemeriksaan ke seluruh cabang dan departemen
berdasarkan skala dan prioritas kepentingannya. Sebagai evaluasi dan
umpan balik Internal Audit melakukan survei dengan tujuan
meningkatkan fungsi dan kinerja pelaksanaan Internal Audit di masa
mendatang. Internal Audit juga memberikan laporan kuartalan kepada
Komite Audit atas hasil audit disertai upaya perbaikannya. Setiap
awal tahun Internal Audit menyusun program kerja yang diselaraskan
dengan program kerja yang diselaraskan dengan program kerja
Komite Audit.
• Sekretaris Perusahaan
Sekretaris Perusahaan merupakan pejabat penghubung (liaison
officer) dari Astragraphia terhadapa pihak luar dan sebaliknya.
Sekertaris Perusahaan bertugas mengelola dokumen Astragraphia
seperti Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS,
Risalah Dewan Komisaris dan Rapat Direksi, serta memastikan
bhawa Astragraphia mematuhi peraturan yang berlaku, khususnya
mengenai keterbukaan informasi material atas hal-hal yang
menyangkut Astragraphia yang perlu diketahui oleh publik serta
memberikan masukkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi
mengenai peraturan dan ketentuan yang berlaku agar dapat dipatuhi
sepenuhnya. Sekertaris Perusahaan secara rutin menghadiri Rapat
Direksi dan Rapat Dewan Komisaris serta membuat minuta hasil
rapat.
62
3.3.4.2 Tugas dan Wewenang Divisi Information Management
• Helpdesk
Helpdesk bertugas memastikan jalur komunikasi dalam keadaan bisa
digunakan (e-mail, telepon, SQL); meng-update informasi ‘piket’ dari
setiap fungsi; menerima query dari beberapa media (telepon, e-mail),
mengidentifikasi query berdasarkan tingkat kepentingan dan kesulitan
sesuai dengan sistem yang ada serta mencatat dalam database SQL;
memberikan solusi dengan mengacu pada petunjuk di database;
memberikan solusi sesuai dengan kompetensi yang dimiliki dan bila
tidak bisa mengeskalasi ke second level; melakukan koordinasi
dengan pihak terkait untuk memastikan solusi terhadap permasalahan
user; mencatat proses penyelesaian dan solusi yang diberikan ke
database; memonitor ketuntasan penyelesaiaan query melalui user-
nya; meng-update informasi/pengetahuan/kompetensi TI sesuai
dengan perkembangan dan kebutuhan organisasi; mengevaluasi
proses Helpdesk untuk meningkatkan proses kerja lebih efisien dan
efektif (improvement); memberikan masukkan/saran kepada user
sesuai dengan kebutuhan; menggali informasi dari lapangan mengenai
pelayanan yang diberikan Helpdesk kepada para user; melaporkan
dan memberikan masukkan berdasarkan data SQL ke user dan atasan
secara periodik; melakukan review terhadap kemajuan IPP-nya dan
melaporkannya secara rutin; mendukung fungsi pendukung sistem
keamanan; melakukan mentoring untuk staf baru; mendukung atasan
dalam rangka “Annual Budget Planning” sesuai area
63
tanggungjawabnya serta konsisten dalam meng-update dan
menjalankan kebijakan IM.
Sedangkan Helpdesk berwenang untuk mengingatkan kepada
karyawan sebagai user untuk senantiasa mematuhi kebijakan IM;
melatih user agar mengurangi ketergantungan kepada Helpdesk;
mewakili Departemen untuk suatu tugas khusus/diskusi atas dasar
kebutuhan dan kepentingan Departemen; memberikan rekomendasi
penilaian staf TI dalam mentoring-nya ke atasan; bersama dengan
atasan/kepala Departemen menganalisa dan memutuskan problem
solving di IM-Helpdesk serta mengusulkan pelatihan untuk
Competency Development dalam rangka “Annual Budget Planning”
• System Administration
System Administration bertugas memberikan support untuk
operational desktop/notebook mulai dari siklus instalasinya sampai
end-live; mengelola seluruh software standard dan peredarannya
termasuk registrasi untuk kepentingan User Licensing; men-follow up
query/eskalasi yang masuk dari Helpdesk sesuai dengan kompetensi
yang menjadi tanggungjawabnya; melakukan eskalasi ke third
level/Vendor untuk query/problem yang tidak terpecahkan; meng-
update kedalam database SQL atas solusi dari query tersebut; meng-
update pengetahuan TI-nya sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan organisasi serta area tanggungjawabnya; mengevaluasi
proses internal untuk meningkatkan proses kerja menjadi lebih efisien
dan efektif (improvement); melakukan system administering melalui
64
aspek System Security, Housekeeping, Backup-Restore-Recovery,
Transport Batch-job and spool sesuai dengan area
tanggungjawabnya; melakukan analisa secara terus-menerus didalam
rangka meningkatkan kinerja system baik system performance
maupun system security; melakukan quality assurance untuk layanan
yang akan dikirim ke Live Production sesuai dengan area
tanggungjawabnya; mematuhi perjanjian penggunaan Xerox Network
System secara konsisten; mewakili departemen untuk sesuatu tugas
khusus/diskusi atas dasar kebutuhan dan kepentingan departemen;
melakukan review terhadap kemajuan IPP-nya dan melaporkannya
secara rutin; meng-update informasi ‘piket’ dari setiap fungsi;
melaporkan dan memberikan masukkan ke atasan berdasarkan
data/fakta yang ditemui; memberikan masukkan/saran kepada user
sesuai dengan kebutuhan termasuk pendidikan user berkaitan dengan
Change Management; melakukan mentoring untuk staf baru; men-
support atasan dalam rangka “Annual Budget Planning” sesuai
dengan area tanggungjawabnya serta konsisten dalam meng-uodate
dalam menjalankan kebijakan IM.
Sedangkan System Administration berwenang untuk mengingatkan
kepada karyawan sebagai user untuk senantiasa mematuhi kebijakan
IM; membina hubungan yang baik dengan kolega di FXAP dan
region sesuai dengan area tanggungjawabnya; membina hubungan
dengan IT-Vendor/Principal related kepada fungsi area yang menjadi
tanggungjawabnya; memberikan rekomendari penilaian staf TI dalam
65
mentoring-nya ke atasan; bersama dengan atasan/kepala Departemen
menganalisa dan memutuskan problem solving di IM; mengusulkan
perbaikan peralatan untuk Infrastructure and Data Center dalam
rangka “Annual Budget Planning”; mengusulkan Vendor IT terbaik
melalui analisa yang mendalam baik secara langsung ataupun
kerjasama dengan Departemen yang terkait dalam organisasi sesuai
kewenangannya serta mengusulkan pelatihan untuk Competecy
Development dalam rangka “Annual Budget Planning” dan IDP.
• Desktop Management
Desktop Management bertugas untuk memberikan dukungan untuk
operasional desktop/notebook, mulai dari siklus instalasinya sampai
end-live;, mengelola seluruh software standard dan peredarannya
termasuk registrasi untuk kepentingan User Liscensing; men-follow
up query/eskalasi yang masuk dari Helpdesk; sesuai dengan
kompetensi yang menjadi tanggungjawabnya; melakukan eskalasi ke
third level/Vendor untuk query/problem yang tidak terpecahkan;
meng-update kedalam database SQL dari query tersebut; meng-
update pengetahuan TI-nya sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan organisasi serta area tanggungjawabnya; mengevaluasi
proses internal untuk meningkatkan proses kerja menjadi lebih efisien
dan efektif (improvement); melakukan analisa secara terus-menerus
didalam rangka meningkatkan kinerja sistem baik system
performance maupun system security; melakukan system
administering melalui aspek System Security, Housekeeping, Backup-
66
Restore-Recovery, Transport Batch-job and spool sesuai dengan area
tanggungjawabnya; melakukan quality assurance untuk layanan yang
akan dikirim ke Live Production sesuai dengan area
tanggungjawabnya; mematuhi perjanjian penggunaan Xerox Network
System secara konsisten; mewakili Departemen untuk suatu tugas
khusus/diskusi atas dasar kebutuhan dan kepentingan Departemen;
melakukan review terhadap kemajuan IPP-nya dan melaporkannya
secara rutin; meng-update informasi ‘piket’ dari setiap fungsi;
melaporkan dan memberikan masukkan kepada atasan berdasarkan
data/fakta yang ditemui; memberikan masukkan/saran kepada user
sesuai dengan kebutuhan termasuk pendidikan user yang berkaitan
dengan Change Management, melakukan mentoring untuk staf baru;
mendukung atasan dalam rangka “Annual Budget Planning” sesuai
dengan area tanggungjawabnya serta konsisten dalam meng-update
dan menjalankan kebijakan IM
Sedangkan Desktop Management berwenang untuk mengingatkan
kepada karyawan sebagai user untuk senantiasa mematuhi kebijakan
IM; membina hubungan yang baik dengan kolega di FXAP dan
region sesuai dengan area tanggungjawabnya; memberikan
rekomendasi penilaian staf TI dalam mentoring-nya ke atasan;
bersama dengan atasan/kepala Departemen menganalisa dan
memutuskan problem solving di IM; mengusulkan perbaikan
peralatan untuk Infrastructure and Data Center dalam “Annual
Budget Planning”; mengusulkan Vendor TI terbaik melalui analisa
67
yang mendalam baik secara langsung ataupun kerjasama dengan
Divisi/Departemen terkait dalam organisasi sesuai kewenangannya
serta mengusulkan pelatihan untuk Competency Development serta
“Annual Budget Planning”
3.3.4.3 Tugas dan Wewenang Divisi Procurement and Inventory
• MRP Controller
MRP Controller bertugas untuk menghitung dan men-submit part
order; meminta dan men-supply untuk semua cabang dan depo;
keeping inventory level; menciptakan, mengontrol dan merubah PO
Vendor serta mencari dan menciptakan EPR dan MMR dan Localize
Part
Sedangkan MRP Controller berwenang untuk men-submit order ke
Xerox Vendor Import, Non Xerox Vendor Import dan Non Xerox
Vendor Local setelah mendapatkan “approval Manager”; men-
supply dan me-remove part dari atau ke semua cabang dan depo
• MRP Controller and Inventory Analyst
MRP Controller and Inventory Analyst bertugas untuk men-submit
order ke Vendor; memonitor ketersediaan equipment untuk
memenuhi kebutuhan operasi mendistribusikan equipment ke semua
cabang serta menganalisa pergerakan inventory.
Sedangkan MRP Controller and Inventory Analyst bertugas untuk
bekerjasama dengan bagian terkait untuk menyediakan material
68
equipment sesuai dengan waktu/jumlah yang ditentukan serta
mendistribusikan equipment ke seluruh cabang sesuai dengan
kebutuhan
• MRP-Consumables/Paper
MRP-Consumables/Paper bertugas untuk melakukan review bulanan
untuk importasi consumables; melakukan review bulanan untuk
pembelian paper; melakukan supply regular consumables ke cabang-
cabang; mencari Vendor lokal untuk paper serta memonitor
pemenuhan order ke Principal/Vendor lokal
Sedangkan MRP-Consumables/Paper berwenang untuk men-submit
order ke Principal; men-submit order ke Vendor lokal (paper);
memenuhi/menolak permintaan cabang based on ketersediaan serta
mengganti Vendor lokal jika harga dan kualitas lebih baik.
69
3.4 Struktur Organisasi di SAP 4.6C
Dibawah ini adalah system wide concept yang digunakan oleh PT.
Astragraphia di SAP 4. 6C:
Client
Company Code
Organization Unit
Plant
Gambar 3.5 Struktur Organisasi di SAP 4.6C
70
KETERANGAN :
• BD : BUSINESS DEVELOPMENT
• BO : BRANCH OPERATIONS
• CS : CORPORATE SECRETARY. LEGAL & GCG
• CSS : CUSTOMER SERVICE SUPPORT
• FINA : FINANCE & ACCOUNTING
• HRD : HUMAN RESOURCE & MANAGEMENT SERVICE
• IA & RM : INTERNAL AUDIT & RISK MANAGEMENT
• IM : INFORMATION MANAGEMENT & APPLICATION
SUPPORT
• IR : INVESTOR RELATIONS
• MAR : PLANNING & MARKETING
• MAO : MAJOR ACCOUNT OPERATIONS
• PCBO : PRINTER CHANNEL BUSINESS OPERATIONS
• PR : PLANNING & REPORTING
• PSBO : PRODUCTION SYSTEM BUSINESS OPERATIONS
• SCM : SUPPLY CHAIN MANAGEMENET
• PRO : PROCUREMENT
71
3.5 Current Business Process
Gambar 3.6 Current Business Process
Procurement and Marketing
Forecas
1
Finance
Marketing
PR(Principa)
2A
$ $ $
Procurement
PR(Principal )
3C
PR(Rejection(Principal ))
3A
Principle
PO -Principle (untuk barang non PCB)
4E-a
4D
Invoice untuk FXPC
5E-b
Gudang
Barang
5E
SAP Good Receip
6G
Berita Acara(Principa)
6E
$ $$
*Procurement
Berita Acara(Vendor Loka)
6F
PR(Vendor Loka)
2B
+
Quotation
PR(Rejection(Vendor Loka))
3B
+
Quotation
*Marketing
PR(Vendor Loka)+
Quotation
3D
PR(Rejection(Vendor Lokal ))
+
Quotation
4C
PR(Rejection(Principa))
System PrinciplePO(Vendor Lokal )
4F
Vendor
Delivery Note
+
Barang
Delivery Note
+
5F
*Finance
Invoice (principa)
5E-a
Verifikasi Invoiceuntuk FXPC
6E-b
Invoice (Vendor Lokal )
5F- a
PO(Principa)
4E
$ $$
*Procurement
STO
7H
*PrinciplePO-Principle
(untuk barang PCB)
4E- b
$ $$
*Procurement atau Finance
Berita Acara(Principa)
7E
Berita Acara(Vendor Lokal )
7F
72
Keterangan :
PR = Purchase Requisition
PO = Purchase Order
PCB = Product Channel Business
FXPC = Fuji Xerox Printer Channel
1. Bagian Procurement & Inventory bersama bagian Marketing membuat
forecast mengenai barang-barang apa saja yang perlu dibeli selama
beberapa bulan ke depan. Setelah mencapai komitmen bersama, maka
berdasarkan forecast tersebut, bagian Marketing membuat
PR(Purchase Requisition). PR(Purchase Requisition) harus didukung
dokumen lain (lampiran : forecast, Quotation).
2A. PR(Purchase Requisition) untuk Principal yang dibuat bagian
Marketing harus mendapat persetujuan dari bagian Finance, Bagian
Finance melihat harga yang ada di PR(Purchase Requisition) apakah
sudah sesuai dengan prosedur keuangan yang ada.
2B. Begitu juga dengan PR(Purchase Requisition) untuk Vendor yang
dibuat bagian Marketing harus mendapat persetujuan dari bagian
Finance, PR(Purchase Requisition) yang diberikan ke Bagian Finance
harus disertakan dengan Quotation dari Vendor. Bagian Finance
melihat harga yang ada di PR(Purchase Requisition) apakah sudah
sesuai dengan prosedur keuangan yang ada.
73
3A. Jika tidak sesuai maka PR(Purchase Requisition) untuk Principal akan
dikembalikan lagi ke bagian Marketing untuk di periksa serta di
betulkan.
3B. Begitu juga dengan PR(Purchase Requisition) untuk Vendor Jika tidak
sesuai maka akan dikembalikan lagi beserta Quotation ke bagian
Marketing untuk di periksa serta di betulkan.
3C. Dan jika sesuai maka PR(Purchase Requisition) untuk Principal akan
di berikan ke Bagian Procurement untuk diperiksa
3D. Begitu juga dengan PR(Purchase Requisition) untuk Vendor jika
sesuai maka akan di berikan ke Bagian Procurement untuk diperiksa
4C. Jika PR(Purchase Requisition) untuk Principal tidak sesuai dengan
prosedur yang ada di Bagian Procurement maka PR(Purchase
Requisition) untuk Principal akan dikembalikan lagi ke Bagian
Marketing untuk dibetulkan. Jika sudah di betulkan maka Bagian
Marketing akan meminta persetujuan dari Bagian Finance sebelum
PR(Purchase Requisition) untuk Principal di berikan ke bagian
Procurement.
4D. Jika PR(Purchase Requisition) untuk Vendor tidak sesuai dengan
prosedur yang ada di Bagian Procurement maka PR(Purchase
Requisition) untuk Vendor akan dikembalikan lagi ke Bagian
Marketing untuk dibetulkan,beserta Quotation. Jika sudah di betulkan
maka Bagian Marketing akan meminta persetujuan dari Bagian
Finance sebelum PR(Purchase Requisition) untuk Vendor di berikan
ke bagian Procurement.
74
4E. Dan jika PR(Purchase Requisition) sudah disetujui dan sesuai dengan
prosedur maka Bagian Procurement akan membuatkan PO(Purchase
Order) untuk Principal sesuai dengan PR(Purchase Requisition) yang
diminta. Apabila terdapat permintaan susulan, maka akan dibuat
Purchase Order Emergency. Untuk PO Emergency ini biasanya
diperuntukkan permintaan barang consumable dan sparepart. Disini
tidak diperlukan untuk membuat Purchase Requisition terlebih dahulu.
Membuat PO(Purchase Order) ada dua cara, yaitu dengan cara input
ke sistem khusus untuk Principal, dan scan dokumen (khusus barang
PCB(Product Channel Business)) lalu dikirim ke Principal.
4E-a.PO(Purchase Order) untuk Principal khusus barang non PCB(Product
Channel Business) yang telah dibuat di program SAP di print dan
disetujui oleh beberapa bagian, lalu setelah disetujui di-input ke sistem
khusus yang berhubungan dengan sistem Principal.
4E-b.PO(Purchase Order) untuk Principal khusus barang PCB(Product
Channel Business) yang telah dibuat di program SAP di print dan
disetujui oleh beberapa bagian, lalu setelah disetujui di scan dan di
kirim ke Principal.
4F. Dan jika PR(Purchase Requisition) sudah disetujui dan sesuai dengan
prosedur maka Bagian Procurement akan membuatkan PO(Purchase
Order) untuk Vendor sesuai dengan PR(Purchase Requisition) yang
diminta. PR(Purcahse Requisition) disini hanya bersifat sebagai
dokumen kontrol internal milik Procurement & Inventory.
75
5E. Setelah PO(Purchase Order) diterima oleh Principal barang beserta
Delivery Note akan dikirimkan lewat jalur darat dan jalur udara (sesuai
PO(Purchase Order), setelah Barang dan Delivery Note diterima maka
akan diperiksa terlebih dahulu kesesuaian jenis, kondisi dan jumlah
barang apakah sudah sesuai dengan PO(Purchase Order).
5E-a. Invoice akan dikirimkan bersamaan dengan pengiriman barang oleh
Principal, Proses pembayaran akan dilakukan oleh bagian Finance.
Semua barang proses pembayarannya akan dilakukan oleh bagian
Finance. Pembayaran dilakukan sesuai dengan Term of Payment yang
berlaku.
5E-b.Invoice akan dikirimkan bersamaan dengan pengiriman barang oleh
Principal, Pembayaran untuk jenis barang FXPC, harus melewati
verifikasi invoice terlebih dahulu. Verifikasi ini dilakukan oleh bagian
Procurement.
5F. Setelah PO(Purchase Order) diterima oleh Vendor barang beserta
Delivery Note akan dikirimkan lewat jalur darat dan jalur udara (sesuai
PO(Purchase Order), setelah Barang dan Delivery Note diterima maka
akan diperiksa terlebih dahulu kesesuaian jenis, kondisi dan jumlah
barang apakah sudah sesuai dengan PO(Purchase Order).
5F-a.Invoice akan dikirimkan oleh vendor ke bagian Finance
6E-b.Hasil verifikasi tersebut hanya berupa hardcopy, dan dikirimkan ke
bagian Finance. Lalu bagian Finance akan melakukan pembayaran
sesuai dengan Term of Payment yang berlaku.
76
6E. Jika barang yang dikirim Principal tidak sesuai, maka akan dilakukan
claim oleh pihak yang berwenang (Bagian Procurement atau Bagian
Finance), dan GR(Good Receive) tidak akan diproses, serta bagian
Gudang akan membuat Berita Acara ke Bagian Procurement dan
Bagian Finance (Sesuai wewenangnya).
6F. Begitu pula dengan Vendor lokal, jika barang yang dikirim Vendor
lokal tidak sesuai, maka akan dilakukan claim oleh pihak yang
berwenang (Bagian Procurement atau Bagian Finance), dan GR(Good
Receive) tidak akan diproses, serta bagian Gudang akan membuat
Berita acara ke Bagian Procurement dan Bagian Finance (Sesuai
wewenangnya). Jika Vendor lokal banyak Berita Acaranya, berarti
Vendor lokal tersebut tidak bagus dan dapat di-blacklist.
6G. Jika barang Principal maupun Vendor lokal yang diterima sudah
sesuai dengan PO(Purchase Order), maka akan dilakukan GR(Good
Receive) oleh bagian Gudang.
7E. Lalu Berita Acara yang dibuat oleh bagian Gudang untuk Principal
akan di periksa dan diberikan ke Principal.
7F. Lalu Berita Acara yang dibuat oleh bagian Gudang untuk Vendor lokal
akan di periksa dan diberikan ke Vendor lokal.
7H. Jika barang sudah di Good Receive oleh bagian Gudang, maka bagian
Procurement akan membuat STO(Stock Transfer Order) yang
ditujukan untuk cabang–cabang dan departemen. STO(Stock Transfer
Order) dapat dibuat berdasarkan permintaan dari cabang-cabang dan
departemen.
77
3.6 SAP Business Process Analysis
Gambar 3.7 SAP Business Process Analysis
Proses utama yang berkaitan dengan modul Procurement adalah proses
procurement sehingga semua barang untuk operasional tersedia dengan jumlah
yang tepat dan diwaktu barang itu dibutuhkan (tidak berlebihan dan tidak
kekurangan)
2.Purchase Order
3.Good Receive
4. Stock Transfer Order
5.Vendor Performance Monitoring
1.Vendor Selection
78
SAP Business
Process
Analysis
Responsibility Aktivitas Dokumen yang
digunakan
Vendor
Selection
MRP Controller
Aktivitas Pengendalian
Kualitas (Quality Control)
⇐ Vendor Performance Monitoring
- Daftar Spesifikasi Barang
- Form Evaluasi Vendor Baru
⇒ Purchasing
Petugas Gudang
MRP Controller
Penerimaan dan pemeriksan barang dari
Vendor
- PO (Purchase Order)
- DO (Delivery Order)
- Buku Besar Penerimaan Barang
Tidak Sesuai
- DN (Delivery Note)
- Berita Acara
MRP Controller
PIM Dept. Head
Pemilihan Vendor dan persetujuan
- Form Evaluasi Vendor Baru
- Daftar Vendor Buruk
- Buku Besar Penerimaan Barang
Tidak Sesuai
- AVL
79
Keterangan :
• PIM Procurement & Inventory Management, salah satu departemen di
Astragraphia yang bertugas menangani masalah pengadaan dan inventory.
• MRP Controller Material Requirement Planning Controller, karyawan
Astragraphia yang bertugas melakukan pengadaan barang / jasa.
• AVL Approval Vendor List, daftar Vendor yang baik (disetujui).
• DN Delivery Note, dokumen bukti pengiriman barang keluar.
Purchase Order
Machine Order
Regular
MRP Controller Analisa order
⇐ M&OU
- Posisi Stok
- Incoming Machine
- Outlook GI
- Plan GI
MRP Controller
Inventory Dept. Head
M&OU Chief
FINA
Meeting untuk ordering - Rencana Order
MRP Controller
Membuat ordering dan
import commitment serta pengirimannya
⇒ Importation
⇒ Principal
- Import commitment order
- Form Control Import
MRP Controller Menerima jadwal pengiriman dari
⇔ Principal
80
Import Section Principal - Feedback import commitment
- Shipping info
Keterangan : • M&OU Marketing & Operation Unit.
• FINA Finance & Accounting.
• Principal Vendor khusus.
Purcahse Order
Spare Part,
Consumables
and Paper
MRP Controller
Menjalankan sistem dan menghitung kuantitas order
PIM Dept. Head MRP Controller
• Buat PO dan cetak Summary PO
• Internal review rencana order
⇐ PO Manual - Summary PO - Critical Stock
Chief terkait PIM Dept. Head MRP Controller
Review rencana order
- Summary PO - Critical Stock
PIM Dept. Head MRP Controller
Lakukan submit PO ke Vendor
⇒ Importation ⇒ Vendor - Summary PO
MRP Controller
Lakukan koreksi berdasarkan acknowledgment dari Vendor
⇐ Vendor - Summary PO
MRP Controller File dan simpan - Summary PO Keterangan :
• PIM Procurement & Inventory Management, salah satu departemen di
Astragraphia yang bertugas menangani masalah pengadaan dan inventory.
• MRP Controller Material Requirement Planning Controller, karyawan
81
Astragraphia yang bertugas melakukan pengadaan barang / jasa.
• Chief General Manager, pimpinan divisi.
Purchase Order
Emergency
Order
MRP Controller Terima dokumen
⇐M&OU(Marketing & Operation Unit)/Cabang
- Form Emergency Order
MRP Controller Periksa material dan stok
- Form Emergency Order
⇒ STO/RSV (Stock Transfer Order / Reservation)
MRP Controller Periksa stok ke Vendor/Principal
⇔ Vendor/Principal
⇒ M&OU(Marketing & Operation Unit)/Cabang
MRP Controller
Inventory Dept. Head
Proses Ordering
⇒ Vendor/Principal
- Form Emergency Order
- Form Control Import
Keterangan :
• MRP Controller Material Requirement Planning Controller, karyawan
Astragraphia yang bertugas melakukan pengadaan barang / jasa.
• M&OU Marketing & Operation Unit.
Good Receive Kasie Gudang
Penata Adm. Terima dokumen ⇐ UMC Process
82
Gudang ⇐ Installation
⇐ SMC Process
⇐ Receiving Inspection
⇐ Consumable Order Process
- PO (Purchase Order)
- DPPM
- GMS
- DN
- DS
- SO (Sales Order)
- Service Order
- STO (Stock Transfer Order)
Kasie Gudang
Penata Adm. Gudang
Proses pemasukkan data
- DPPM
- GMS
- DN
- DS
- STO (Stock Transfer Order)
Kasie Gudang
Penata Adm. Gudang
Koreksi dokumen
- Picking List
- DPPM
- GMS
- DN
83
- DS
- STO (Stock Transfer Order)
Keterangan :
• DN Delivery Note, dokumen bukti pengiriman barang keluar.
• DPPM Dokumen Pengiriman & Penarikan Mesin.
• GMS Goods Movement Slip, dokumen pengeluaran barang.
• DS Delivery Slip, dokumen pengeluaran barang khusus Work Control.
Stock
Transport
Order
Kasie Gudang
Penata Adm. Gudang
Koreksi dokumen
- Picking List
- DPPM
- GMS
- DN
- DS
- STO (Stock Transfer Order)
Kasie Gudang
Penata Adm. Gudang
Distribusikan dokumen
- Picking List
- DPPM
- GMS
- DN
- DS
- STO (Stock Transfer Order)
Keterangan : • DN Delivery Note, dokumen bukti pengiriman barang keluar.
84
• DPPM Dokumen Pengiriman & Penarikan Mesin.
• GMS Goods Movement Slip, dokumen pengeluaran barang.
• DS Delivery Slip, dokumen pengeluaran barang khusus Work Control.
Vendor
Performance
Monitoring
MRP Controller
Terima laporan Berita Acara Penerimaan Barang Untuk Lokal Vendor, Filling dan membuat summary atas laporan tersebut
⇐ Receiving Inspection - PO (Purchase Order) - Berita Acara - Lap. Penilaian Vendor Khusus
MRP Controller
- Membuat Laporan Penilaian Vendor - Identifikasi supplier yang memiliki performa jelek dan usulkan untuk tidak dipakai
- Buku Besar Penerimaan Barang Tidak Sesuai - Lap. Penilaian Vendor (4 Bulanan) - Daftar Vendor Buruk
PIM Dept. Head MRP Controller
Update Approved Vendor List & Daftar Vendor Buruk didalam sistem SAP
⇒ Vendor Selection - Approved Vendor List - Daftar Vendor Buruk - Lap. Penilaian Vendor (4 Bulanan)
Keterangan : • MRP Controller Material Requirement Planning Controller, karyawan
Astragraphia yang bertugas melakukan pengadaan barang / jasa.
• PIM Procurement & Inventory Management, salah satu departemen di
Astragraphia yang bertugas menangani masalah pengadaan dan inventory.
• AVL Approval Vendor List, daftar Vendor yang baik (disetujui).
85
• Berita Acara Form isian kualitas barang yang diserahkan ke gudang
pusat, berita Acara ini diterbitkan hanya bila terjadi ketidak sesuaian antara
penerimaan barang dan PO, bila Berita Acara tidak diterbitkan, dapat
disimpulkan bahwa barang diterima dalam keadaan baik.
Tabel 3.1 Penjelasan SAP Business Process Analysis
Adapun proses – proses yang menjadi bagian dari modul ini, yaitu :
• Jika sudah Purchase Requisition disetujui, bagian Procurement akan
melakukan Vendor Selection untuk memilih Vendor yang tepat dalam
memenuhi Purchase Requisition tersebut.
Sedangkan untuk permintaan regular hanya ditunjukkan untuk Principal, jadi
proses Vendor Selection tidak dilakukan.
• Setelah itu, Procurement membuat Purchase Order yang dikirimkan ke
Principal/Vendor lokal.
• Apabila terdapat permintaan susulan, maka akan dibuat Purchase Order
Emergency. Untuk PO Emergency ini biasanya diperuntukkan permintaan
barang consumable dan sparepart. Disini tidak diperlukan untuk membuat
Purchase Requisition terlebih dahulu.
• Setelah barang diterima oleh gudang, gudang akan mengecek kesamaan antara
daftar barang yang di PO/PO Emergency dengan barang yang diterima. Jika
terjadi kerusakan, kekurangan atau kelebihan barang, gudang akan membuat
86
Berita Acara yang akan diberikan ke Procurement dan Finance. Jika barang
dinyatakan sudah sesuai, gudang akan membuat Good Receive.
• Pusat akan menerima permintaan mesin dari cabang, yang bertujuan untuk
mendistribusikan dan mengalokasikan mesin ke cabang dan departemen,
setelah itu bagian MRP Controller akan memeriksa posisi stock dengan
menggunakan aplikasi SAP, jika stock tersedia maka akan dibuatkan
STO(Stock Transfer Order), tetapi jika tidak ada maka MRP Controller akan
memeriksa kebutuhan untuk prioritas utama (ORS) dan memeriksa kebutuhan
untuk pending order setelah itu jika kebutuhan pending order terpenuhi maka
dibuatlah STO, jika tidak akan memeriksa posisi stock.
• Setelah proses due list selesai maka akan dicatat nomor delivery note, setelah
itu akan dicetak picking list untuk di proses dalam Picking Process, setelah
Picking Process selesai maka akan di proses Good Issue-nya dan cetak
dokumen pengiriman.
• Dalam beberapa waktu sekali, akan dilakukan Vendor Performance
Monitoring untuk memastikan performa Vendor khususnya Vendor lokal,
terutama dari kualitas produk dan ketepatan waktu untuk memenuhi
permintaan sesuai dengan standar perusahaan.
87
Adapun workflow untuk proses – proses diatas :
• Vendor Selection
Tujuan : Memastikan bahwa Astragraphia memilih Vendor yang
bonafid.
Gambar 3.8 Workflow Vendor Selection
88
• PO (Purchase Order) Machine Order Regular
Tujuan : Memastikan bahwa order mesin (regular) dilakukan
dengan benar dan waktu pengiriman optimum (minimum lead time) dapat
dicapai.
Gambar 3.9 Workflow Purchase Order Machine Order Regular
89
Keterangan : Proses analisa yang dilakukan oleh MRP Controller dengan
melihat beberapa faktor antara lain, pergerakan mesin, posisi stok diluar
mesin DMPB (Document Multi Product Business), Incoming Machine, Buffer
Stock dan pemakaian (Usage), dan waktu pengiriman, setelah itu Persiapan
yang dilakukan adalah persiapan untuk presentasi rencana pemesanan serta
mengundang bagian yang terkait : M&OU, FINA, Inventory & HLGS.
Meeting Ordering disini Membahas berapa jumlah mesin yang akan di pesan
dengan melihat presentasi yang dilakukan oleh MRP Controller yang
merupakan hasil dari analisanya.
Pada waktu membuat order secara otomatis no.PO (Purchase Order) akan
diberikan oleh sistem (Internal Numbering). Tetapi bila ada aturan lain dari
Principal tentang penomoran order, dapat dimasukkan dalam “Your
Reference” dibagian atas dari order. Setelah itu dalam membuat Import
Comitment Order no.PO yang muncul pada sistem SAP dicantumkan pada
pemesanan yang dibuat.
Setelah PO (Purchase Order) dikirimkan maka Principal memberikan
feedback order comitment. Pemberitahuan ini dikirimkan melalui e-mail untuk
referensi dari ordering untuk bulan depan & pelacakan.
Setelah itu Shipping information dikirimkan melalui e-mail dari Principal ke
bagian import dan MRP Controller, gunanya untuk mengetahui jadwal
pengiriman dari Principal
90
• PO(Purchase Order) Spare Part, Consumables and Paper :
Tujuan : Memastikan bahwa stock level terjaga dan terkendali
dengan order yang sesuai kondisi stock dan kebutuhan.
Gambar 3.10 Workflow Purchase Order Spare Part, Consumables
and Paper
91
Keterangan : Perhitungan pemesanan umumnya menggunakan data-data
sebagai berikut; Stock Overview, Open Order, Data MIF & Out Look Gross In
Machine. Data-data ini dipergunakan sesuai dengan kebutuhan pemesanan
spare part dan consumables.
Pada waktu membuat order secara otomatis no. PO (Purchase Order) akan
diberikan oleh sistem (Internal Numbering). Tetapi bila ada aturan lain dari
Principal tentang penomoran order, dapat dimasukkan dalam “Your
Reference” dibagian atas dari order. Setelah itu dalam mebuat Import
Comitment Order no. PO yang muncul pada sistem SAP dicantumkan pada
pemesanan yang dibuat.
Review rencana order regular dihadiri oleh Dept. Head terkait, PIM Dept.
Head dan MRP Controller. Review ini sekaligus melakukan koreksi atas
pesanan yang direncanakan (baik kuantitas maupun anggarannya)
92
• PO(Purchase Order) Emergency Order
Tujuan : Memastikan bahwa ordering mesin (emergency) dilakukan
dengan benar dan segera dengan waktu pengiriman optimum (minimum lead
time) dapat dicapai.
Gambar 3.11 Workflow Purchase Order Emergency Order
93
Keterangan : MRP Controller akan menerima Form Emergency Order dari
Cabang/MO&U, setelah itu data di sistem SAP diperiksa apakah material ada
atau tidak. Jika material belum ada di sistem SAP, perlu ditanyakan ke
Business Planning (BP) terlebih dahulu, apakah sudah disetujui untuk order?
(khusus untuk order mesin apa saja). Jika sudah ada maka periksa stock-nya,
Jika stok ada, maka akan dibuatkan STO(Stock Transfer Order) dan jika stok
tidak tersedia, maka MRP Controller akan menghubungi Vendor/Principal
dan menanyakan apakah stock-nya ada atau tidak. Pada waktu membuat
pemesanan secara otomatis akan diberikan oleh sistem (Internal Numbering).
Tetapi bila ada aturan lain dari Principal tentang penomoran pesanan, dapat
dimasukkan dalam “Your Reference” dibagian atas dari order.
Lalu Pengiriman Import commitment order melalui e-mail adalah dokumen
yang sudah disetujui dan di CC kan ke Inventory Dept. Head, HLGS, M&OU
terkait, FINA
94
• GR (Good Receive)
Tujuan : Memastikan bahwa transaksi penerimaan dan pengeluaran
barang terdata dan ter-update dalam sistem secara benar.
Gambar 3.12 Workflow Good Receive
Keterangan : Kasie Gudang akan memeriksa no.PO(Purchase Order) dengan
dokumen yang diterima, jika no.PO(Purchase Order) tidak ada di dokumen
maka kasie Gudang akan menginformasikan ke pembuat dokumen dilakukan
95
via telepon (no.PO berfungsi untuk pemeriksaan dokumen fisik terhadap PO
yang ada di sistem komputer). Jika terdapat no.PO di dokumen maka
memeriksa kecocokan dokumen hardcopy dengan dokumen PO di sistem
komputer. Setelah itu, adapun proses penerimaan barang digudang dengan
sistem SAP untuk Goods Receive untuk PO (Purchase Order), yaitu proses
penerimaan barang yang dibeli dengan mempergunakan fasilitas PO baik dari
Principal, vendor import maupun lokal. Untuk PO import terdiri dari
Commercial invoice dan packing list, untuk PO lokal terdiri dari surat jalan
dan PO. Barang-barang yang diterima tersebut dapat berupa mesin,
accessories, consumable, part dan paper. (UM SAP – MM Goods Receive),
(UM SAP – MM Goods Receipts against PO).
96
• STO(Stock Transfer Order)
Tujuan : Memastikan bahwa transaksi penerimaan dan pengeluaran
barang terdata dan ter-update dalam sistem secara benar.
Gambar 3.13 Workflow Stock Transport Order
97
• Vendor Performance Monitoring
Tujuan : Memastikan performa Vendor khusus dan Vendor lokal
(kualitas dari produk dan ketepatan waktu untuk memenuhi permintaan sesuai
dengan standar Astragraphia).
Gambar 3.14 Workflow Vendor Performance Monitoring
98
Keterangan : MRP Controller menerima Berita Acara penerimaan barang
yang dibuat oleh petugas gudang (Receiving Inspection), Berita Acara ini
diterbitkan hanya bila terjadi ketidak sesuaian antara penerimaan barang dan
PO, bila Berita Acara tidak diterbitkan, dapat disimpulkan bahwa barang
diterima dalam keadaan baik. Setelah itu MRP Controller akan melakukan
Update incoming non-conformance logbook, lalu dilihat lagi apakah Vendor
tersebut Vendor khusus atau Vendor lokal. Yang dimaksud Vendor khusus
adalah satu-satunya Vendor / pemasok kebutuhan hardware / software
Astragraphia seperti : FX, FXAP, FXPC, XES, XL, Printronix GmbH
Singapore, Meiko Shokai, dll, yang biasa dikenal sebagai Principal.
Evaluasi vendor khusus dilakukan setahun sekali dengan bukti berdasarkan
Pembelian ke Vendor khusus (sistem SAP) dan Berita Acara dari gudang.
Berita Acara dibuat jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai antara barang yang
diterima dengan dokumen yang diterima (seperti : invoice, surat pengantar,
dll) mengenai kualitas fisik luar barang & kuantitas barang. Penilaian dan
pelaporan untuk Vendor khusus sama seperti laporan untuk Vendor lokal.
Untuk Vendor lokal laporannya dibuat setiap 4 bulan sekali, dengan kriteria
sebagai berikut :
• Untuk nilai 2.67–4.00, vendor dikategorikan dalam kri teria A (Baik)
• Untuk nilai 1.34–2.66, vendor dikategorikan dalam kri teria B (Cukup
baik/Masih dapat diterima)
99
• Untuk nilai 0.00–1.33, vendor dikategorikan dalam kri teria C
(Buruk/Tidak baik)
Setelah itu semua akan di update ke AVL (Approval Vendor List) atau Daftar
Vendor Buruk.
3.7 Pengukuran Kinerja Sistem SAP berdasarkan IT Balance Scorecard
Penilaian kerja merupakan hal yang essensial bagi suatu perusahaan.
Penilaian kinerja dinilai penting karena menunjukkan bahwa organisasi
seharusnya menunjukkan peningkatan dari suatu periode ke periode selanjutnya.
Teknologi informasi yang diterapkan di perusahaan-perusahaan merupakan salah
satu upaya perusahaan dalam melakukan improvement. Di sini peran TI bukan
hanya untuk support dan otomasi, tetapi telah menjadi business enabler. Karena
itu mengetahui kinerja dari investasi TI yang telah diterapkan di perusahaan
menjadi hal yang tidak kalah pentingnya bagi perusahaan.
Untuk mengukur kinerja SAP modul Material Management yang ada di
perusahaan Astragraphia, kami menggunakan metode IT Balanced Scorecard
yang membagi perspektif menjadi 4 bagian yaitu : User Orientation, Corporate
Contribution, Operational Excellence, dan Future Orientation.
Kami menggunakan IT Balanced Scorecard untuk dapat mengukur
keefektifitasan dari proyek TI yang diterapkan dalam memenuhi kebutuhan
strategi perusahaan. IT Balanced Scorecard juga memungkinkan untuk
melakukan analisis dari kinerja sistem secara luas dan mendalam dilihat dari ke 4
perspektif tersebut sehingga kita dapat mengetahui apakah nilai-nilai yang
100
diharapkan sesuai dengan bisnis dan strategi telah dicapai dengan penerapan
SAP modul Material Management.
3.8 Ukuran strategis dari IT Balance Scorecard
Perspektif Sasaran Strategis
Perspektif Kontribusi Perusahaan
A. Mengontrol biaya pengeluaran TI
A.1 Budget yang diberikan perusahaan untuk
mendukung kegiatan TI 100% Relasi Anggaran
B. Nilai bisnis dari proyek TI
B.1 % Area bisnis yang menggunakan aplikasi
SAP ≥95 %
Perspektif Orientasi Pengguna
A. Meningkatkan kepuasan user
A.1 % Tingkat penggunaan yang lebih mudah
bagi user dengan SAP 90%
A.2 % Tingkat kepuasan user terhadap kinerja
aplikasi SAP 90%
B. Meningkatkan kemampuan user
B.1 % Frekuensi pelatihan user 85%
B.2 % Pemahaman user terhadap aplikasi 80%
C. Meningkatkan produktivitas user
101
C.1 % Pengurangan tingkat kesalahan user dalam
pekerjaan. 85%
Perspektif Penyempurnaan Operasional
A. Pengelolaan masalah
A.1 % Tingkat masalah yang diselesaikan dengan
aplikasi SAP 90%
B. Menyediakan ketersediaan infrastruktur TI
B.1 % Tingkat ketersediaan hardware,software
dan jaringan ≥ 85 %
C. Tingkat pemeliharaan software dan hardware
C.1 % Frekuensi maintaining software dan
hardware 100% (3 bulan sekali)
C.2 % Frekuensi upgrade software dan hardware 100% (2-3 tahun sekali)
Perspektif Orientasi Masa Depan
A. Peningkatan kualitas TI
A.1 % Staf TI yang berpendidikan minimal S1 100%
A.2 % Staf TI yang memiliki sertifikat SAP 50 %
B. Peningkatan kemampuan staf TI
B.1% Frekuensi pelatihan staf TI 100% (≥ 12 kali)
B.2%Tingkat ide-ide karyawan yang diterima
tiap tahunnya. > 80 %
B.3%Tingkat ide-ide karyawan yang
diimplementasikan tiap tahunnya. >30 %
102
Tabel 3.2 Ukuran dan Sasaran Strategis IT Balanced Scorecard
3.8.1 Instrumen Pengukuran Ukuran Strategis
Untuk memperoleh informasi yang digunakan untuk mengukur
kinerja SAP, dilakukan dengan 3 (tiga) metode yaitu, Interview (I),
Data(D), dan Kuesioner(K). Pengukuran bertujuan untuk mengetahui
perbandingan dari setiap ukuran strategis yang telah ditentukan terhadap
kondisi perusahaan saat ini. Tabel dibawah menunjukkan cara untuk
mengukur ukuran-ukuran strategis tersebut.
Ukuran Strategis
Instrumen Pengukuran
I D K
Perspektif Kontribusi Perusahaan
A. Mengontrol biaya pengeluaran TI
A.1 Budget yang diberikan perusahaan
untuk mendukung kegiatan TI X
B. Nilai bisnis dari proyek TI
C. Penelitian teknologi baru
C.1 Implementasi teknologi baru
100% (Memenuhi
kebutuhan perusahaan dan
adaptasi teknologi)
103
B.1 % Area bisnis yang menggunakan
aplikasi SAP X
Perspektif Orientasi Pengguna
A. Meningkatkan kepuasan user
A.1 % Tingkat penggunaan yang lebih
mudah bagi user dengan SAP X
A.2 % Tingkat kepuasan user terhadap
kinerja aplikasi SAP X
B. Meningkatkan kemampuan user
B.1 % Frekuensi pelatihan user X
B.2 % Pemahaman user terhadap aplikasi X
C. Meningkatkan produktivitas user
C.1 % Pengurangan tingkat kesalahan user
dalam pekerjaan. X
Perspektif Penyempurnaan Operasional
A. Pengelolaan masalah
A.1 % Tingkat masalah yang diselesaikan
dengan aplikasi SAP X
B. Menyediakan ketersediaan infrastruktur TI
B.1 % Tingkat ketersediaan
hardware,software dan jaringan X
C. Tingkat pemeliharaan software dan hardware
C.1 % Frekuensi maintaining software dan X
104
hardware
C.2 % Frekuensi upgrade software dan
hardware X
Perspektif Orientasi Masa Depan
A. Peningkatan kualitas staf TI
A.1 % Staf TI yang berpendidikan minimal
S1 X
A.2 % Staf TI yang memiliki sertifikat SAP X
B. Peningkatan kemampuan staf TI
B.1% Frekuensi pelatihan staf TI X
B.2 %Tingkat ide-ide karyawan yang
diterima tiap tahunnya. X
B.3 %Tingkat ide-ide karyawan yang
diimplementasikan tiap tahunnya. X
C. Penelitian teknologi baru
C.1 Implementasi teknologi baru X
Tabel 3.3 Instrumen Pengukuran Ukuran Strategis IT Balanced Scorecard
105
3.8.2 Detail dari setiap ukuran strategis
3.8.2.1 Perspektif Kontribusi Perusahaan
Budget yang diberikan
perusahaan untuk
mendukung kegiatan
TI.
Tujuan : Untuk mengetahui seberapa jauh perusahaan
mendukung divisi TI khususnya untuk bagian yang berhubungan
dengan aplikasi SAP untuk modul Material Management dalam
hal pemberian materi (dana) yang diperlukan divisi itu sendiri
untuk mendukung kegiatan proses bisnis yang diperlukan.
Cara pengumpulan data : Interview
Detail pengumpulan data :
Data dikumpulkan dengan mewawancarai langsung pihak yang
berhubungan dengan hal yang akan ditanyakan. (Bapak Danang
Wahyu sebagai Manajer Divisi TI Astragraphia). Berikut adalah
daftar pertanyaan yang dijadikan dasar dalam mengumpulkan
informasi .
Apakah dari dana yang diberikan perusahaan itu masih
kurang/sudah cukup/sudah lebih dari cukup untuk
mendukung kegiatan dalam divisi TI? Khususnya untuk
bagian yang berhubungan dengan aplikasi SAP sendiri
untuk modul Material Management?
Berapakah rata-rata dana yang dikeluarkan perusahaan
untuk mendukung kegiatan dalam divisi TI? Khususnya
untuk bagian yang berhubungan dengan aplikasi SAP
sendiri untuk modul Material Management?
106
% Area bisnis yang
menggunakan aplikasi
SAP
Tujuan : Untuk mengetahui area bisnis atau divisi mana saja
yang sudah menggunakan aplikasi SAP dan prosedur bisnis apa
saja yang sudah dijalankan menggunakan aplikasi SAP dan
prosedur bisnis apa saja yang belum dijalankan menggunakan
aplikasi SAP
Cara pengumpulan data : Interview
Detail pengumpulan data :
Data dikumpulkan dengan mewawancarai langsung pihak yang
berhubungan dengan hal yang akan ditanyakan. (Bapak Danang
Wahyu sebagai Manajer Divisi TI Astragraphia). Berikut adalah
daftar pertanyaan yang dijadikan dasar dalam mengumpulkan
informasi .
Prosedur apa saja yang sudah menjalankan aplikasi SAP
khususnya dalam Procurement?
Tabel 3.4 Ukuran Strategis Perspektif Kontribusi Perusahaan
3.8.2.2 Perspektif Orientasi Pengguna
% Tingkat penggunaan
yang lebih mudah bagi
user dengan SAP
Tujuan : Untuk mengukur kepuasan user terhadap aplikasi SAP
yang digunakan khususnya modul Material Management dilihat
dari sejauh mana tingkat kemudahan penggunaan menu aplikasi
SAP itu sendiri.
Cara pengumpulan data : Kuesioner
107
Detail pengumpulan data :
Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner kepada pihak
yang berhubungan dengan hal yang akan ditanyakan. (user dari
pengguna SAP khusus modul Material Management). Berikut
adalah daftar pertanyaan yang dijadikan dasar dalam
mengumpulkan informasi .
Berapa sering anda melakukan kesalahan entry data dalam
1 bulan?
Apakah informasi yang dihasilkan aplikasi SAP sudah
akurat?
% Tingkat kepuasan
user terhadap kinerja
aplikasi SAP
Tujuan : Untuk mengukur kepuasan user terhadap aplikasi SAP
yang digunakan khususnya modul Material Management dilihat
dari kinerja aplikasi SAP itu sendiri dalam mendukung kegiatan
proses bisnis.
Cara pengumpulan data : Kuesioner
Detail pengumpulan data :
Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner kepada pihak
yang berhubungan dengan hal yang akan ditanyakan. (user dari
pengguna SAP khusus modul Material Management). Berikut
adalah daftar pertanyaan yang dijadikan dasar dalam
mengumpulkan informasi .
Dengan aplikasi SAP apakah semua kebutuhan pekerjaan
anda terpenuhi?
108
Bagaimana tingkat kepuasan anda terhadap kinerja
aplikasi SAP?
Apakah dokumen yang dihasilkan aplikasi SAP dapat
anda langsung gunakan untuk menghasilkan report dan
lain - lain?
Apakah menu-menu yang tersedia pada aplikasi SAP
mudah untuk dipelajari?
% Frekuensi pelatihan
user
Tujuan :. Untuk mengetahui sejauh mana kebutuhan user
terpenuhi terutama menyangkut peningkatan kemampuan user itu
sendiri dilihat dari pelatihan yang berhubungan aplikasi SAP
yang digunakan khususnya modul Material Management yang
diperoleh oleh user.
Cara pengumpulan data : Kuesioner
Detail pengumpulan data :
Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner kepada pihak
yang berhubungan dengan hal yang akan ditanyakan. (user dari
pengguna SAP khusus modul Material Management). Berikut
adalah daftar pertanyaan yang dijadikan dasar dalam
mengumpulkan informasi .
Seberapa sering dalam 1 tahun anda menerima pelatihan
yang berhubungan dengan aplikasi SAP yang digunakan?
Dari pelatihan yang selama ini diberikan, apakah Anda
rasa cukup memadai untuk membantu melakukan proses
109
bisnis yang dibutuhkan?
% Pemahaman user
terhadap aplikasi
Tujuan : Untuk mengetahui sejauh mana kebutuhan user
terpenuhi terutama menyangkut peningkatan kemampuan user itu
sendiri dilihat dari segi sejauh mana pemahaman user terhadap
aplikasi SAP yang digunakan khususnya modul Material
Management.
Cara pengumpulan data : Kuesioner
Detail pengumpulan data :
Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner kepada pihak
yang berhubungan dengan hal yang akan ditanyakan. (user dari
pengguna SAP khusus modul Material Management). Berikut
adalah daftar pertanyaan yang dijadikan dasar dalam
mengumpulkan informasi .
Dari menu-menu aplikasi SAP modul Material
Management, menu mana yang paling sering anda
gunakan untuk melakukan proses bisnis yang dibutuhkan?
Apakah anda memahami betul seluk-beluk menu-menu
tersebut (aplikasi SAP yang berhubungan dengan
pekerjaan anda)?
% Pengurangan
tingkat kesalahan user
dalam pekerjaan
Tujuan : Untuk mengetahui sejauh mana aplikasi telah bekerja
sama dengan user terutama menyangkut peningkatan
produktivitas user dalam melakukan proses bisnis dilihat dari
kemampuan aplikasi SAP dalam menangani human error dalam
110
melakukan kegiatan dengan aplikasi SAP yang digunakan
khususnya modul Material Management.
Cara pengumpulan data : Kuesioner
Detail pengumpulan data :
Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner kepada pihak
yang berhubungan dengan hal yang akan ditanyakan. (user dari
pengguna SAP khusus modul Material Management). Berikut
adalah daftar pertanyaan yang dijadikan dasar dalam
mengumpulkan informasi .
Apakah aplikasi SAP cukup mendukung untuk
meminimalisasi human error?
Menurut anda, bagaimana kebenaran informasi yang
dihasilkan SAP (report, dokumen dan lain – lain) dalam
mendukung kegiatan proses bisnis yang Anda lakukan?
Tabel 3.5 Ukuran Strategis Perspektif Orientasi Pengguna
3.8.2.3 Perspektif Penyempurnaan Operasional
% Tingkat masalah
yang diselesaikan
dengan aplikasi SAP
Tujuan : Untuk mengetahui banyaknya masalah yang berkaitan
dengan aplikasi SAP yang dapat diselesaikan oleh divisi TI
dengan tepat waktu sehingga tidak mengganggu kinerja dan
produktivitas user
Cara pengumpulan data : Kuesioner
111
Detail pengumpulan data :
Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner kepada pihak
yang berhubungan dengan hal yang akan ditanyakan. (user dari
pengguna SAP khusus modul Material Management). Berikut
adalah daftar pertanyaan yang dijadikan dasar dalam
mengumpulkan informasi .
Bagaimana frekuensi dari adanya ketidakkonsistenan
terhadap data (seperti stoknya berbeda antara cabang dan
pusat)?
Bagaimana frekuensi adanya keterlambatan terhadap
akses menu di aplikasi SAP?
Berapa frekuensi adanya masalah dalam transfer data
dalam aplikasi SAP (seperti dari 1 PC ke PC lainnya)?
% Tingkat
ketersediaan
hardware,software dan
jaringan
Tujuan : Untuk mengetahui sejauh mana fokus divisi TI untuk
meningkatkan kefeektifan dan keefisienan operasi dilihat dari segi
penyediaan hardware, software dan jaringan yang dibutuhkan
untuk mendukung proses bisnis khususnya aplikasi SAP modul
Material Management.
Cara pengumpulan data : Data
Detail pengumpulan data :
Data dikumpulkan dengan meminta data langsung dari pihak
yang berhubungan dengan hal yang akan ditanyakan. (Bapak
Daniel Chandra sebagai Staf Divisi TI Astragraphia).
112
% Frekuensi
maintaining software
dan hardware
Tujuan : Untuk mengetahui sejauh mana fokus divisi TI untuk
meningkatkan kefeektifan dan keefisienan operasi dilihat dari segi
maintaining hardware dan software yang dibutuhkan untuk
mendukung proses bisnis khususnya aplikasi SAP modul
Material Management.
Cara pengumpulan data : Interview
Detail pengumpulan data :
Data dikumpulkan dengan mewawancarai langsung pihak yang
berhubungan dengan hal yang akan ditanyakan. (Bapak Danang
Wahyu sebagai Manajer Divisi TI Astragraphia). Berikut adalah
daftar pertanyaan yang dijadikan dasar dalam mengumpulkan
informasi .
Berapa frekuensi maintaining software dan hardware ?
% Frekuensi upgrade
software dan hardware
Tujuan : Untuk mengetahui sejauh mana fokus divisi TI untuk
meningkatkan kefeektifan dan keefisienan operasi dilihat dari segi
frekuensi upgrade hardware dan software pertahun yang
dibutuhkan untuk mendukung proses bisnis khususnya aplikasi
SAP modul Material Management.
Cara pengumpulan data : Interview
Detail pengumpulan data :
Data dikumpulkan dengan mewawancarai langsung pihak yang
berhubungan dengan hal yang akan ditanyakan. (Bapak Danang
Wahyu sebagai Manajer Divisi TI Astragraphia). Berikut adalah
113
daftar pertanyaan yang dijadikan dasar dalam mengumpulkan
informasi .
Berapa frekuensi upgrade software dan hardware ?
Tabel 3.6 Ukuran Strategis Perspektif Penyempurnaan Operasional
3.8.2.4 Perspektif Orientasi Masa Depan
% Staf TI yang
berpendidikan minimal
S1
Tujuan : Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan
kemampuan perusahaan serta karyawannya dilihat dari
peningkatan kualitas staf TI sendiri khususnya pendidikan dari
staf pengguna aplikasi SAP modul Material Management.
Cara pengumpulan data : Interview
Detail pengumpulan data :
Data dikumpulkan dengan mewawancarai langsung pihak yang
berhubungan dengan hal yang akan ditanyakan. (Bapak Danang
Wahyu sebagai Manajer Divisi TI Astragraphia). Berikut adalah
daftar pertanyaan yang dijadikan dasar dalam mengumpulkan
informasi .
Apakah semua staf TI di Astragraphia berpendidikan
minimal S1?
% Staf TI yang
memiliki sertifikat SAP
Tujuan : Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan
kemampuan perusahaan serta karyawannya dilihat dari
peningkatan kualitas staf TI sendiri khususnya skill dan
114
kemampuan mengenai SAP sendiri dari staf pengguna aplikasi
SAP modul Material Management.
Cara pengumpulan data : Interview
Detail pengumpulan data :
Data dikumpulkan dengan mewawancarai langsung pihak yang
berhubungan dengan hal yang akan ditanyakan. (Bapak Danang
Wahyu sebagai Manajer Divisi TI Astragraphia). Berikut adalah
daftar pertanyaan yang dijadikan dasar dalam mengumpulkan
informasi .
Berapa persen staf TI yang memiliki sertifikat SAP?
%Frekuensi pelatihan
staf TI
Tujuan : Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan
kemampuan perusahaan serta karyawannya dilihat dari
peningkatan kemampuan staf TI dari sisi pelatihan yang diberikan
perusahaan kepada staf pengguna aplikasi SAP modul Material
Management.
Cara pengumpulan data : Interview
Detail pengumpulan data :
Data dikumpulkan dengan mewawancarai langsung pihak yang
berhubungan dengan hal yang akan ditanyakan. (Bapak Danang
Wahyu sebagai Manajer Divisi TI Astragraphia). Berikut adalah
daftar pertanyaan yang dijadikan dasar dalam mengumpulkan
informasi .
Berapa sering dalam setahun, divisi TI menerima
115
pelatihan ?
%Tingkat ide-ide
karyawan yang
diterima tiap tahunnya
Tujuan : Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan
kemampuan perusahaan serta karyawannya dilihat dari
bagaimana perusahaan memotivasi karyawan dengan menyerap
ide-ide dari kalangan sendiri (karyawan) yang pasti akan lebih
sesuai dengan kebutuhan ,dengan tujuan memperbaiki kinerjanya
di masa yang akan datang.
Cara pengumpulan data : Interview
Detail pengumpulan data :
Data dikumpulkan dengan mewawancarai langsung pihak yang
berhubungan dengan hal yang akan ditanyakan. (Bapak Danang
Wahyu sebagai Manajer Divisi TI Astragraphia). Berikut adalah
daftar pertanyaan yang dijadikan dasar dalam mengumpulkan
informasi .
Apakah perusahaan memberikan kebebasan dan
kesempatan bagi setiap karyawannya untuk
menyumbangkan ide-ide kreatif mereka?
%Tingkat ide-ide
karyawan yang
diimplementasikan tiap
tahunnya.
Tujuan : Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan
kemampuan perusahaan serta karyawannya dilihat dari
bagaimana perusahaan memotivasi karyawan dengan menyerap
dan mengimplementasikan ide-ide dari kalangan sendiri
(karyawan) yang pasti akan lebih sesuai dengan kebutuhan
,dengan tujuan memperbaiki kinerjanya di masa yang akan
116
datang.
Cara pengumpulan data : Interview
Detail pengumpulan data :
Data dikumpulkan dengan mewawancarai langsung pihak yang
berhubungan dengan hal yang akan ditanyakan. (Bapak Danang
Wahyu sebagai Manajer Divisi TI Astragraphia). Berikut adalah
daftar pertanyaan yang dijadikan dasar dalam mengumpulkan
informasi .
Bagaimana presentasi ide-ide karyawan yang
diimplementasikan oleh perusahaan setiap tahunnya?
Implementasi teknologi
baru
Tujuan : Untuk mengetahui berapa banyak jumlah
pengimplementasian aplikasi atau teknologi baru didalam
perusahaan
Cara pengumpulan data : Interview
Detail pengumpulan data :
Data dikumpulkan dengan mewawancarai langsung pihak yang
berhubungan dengan hal yang akan ditanyakan. (Bapak Danang
Wahyu sebagai Manajer Divisi TI Astragraphia). Berikut adalah
daftar pertanyaan yang dijadikan dasar dalam mengumpulkan
informasi .
Apa yang mendasari pengimplementasian teknologi baru
di perusahaan Astragraphia?
Tabel 3.7 Ukuran Strategis Perspektif Orientasi Masa Depan
117
3.8.3 Hasil Pengukuran dari setiap ukuran strategis
Pengukuran kepada hasil kinerja terhadap aplikasi SAP modul
Material Management yang berjalan pada PT.Astragraphia dengan
metode pengumpulan secara langsung, interview, maupun kuesioner.
Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
3.8.3.1 Perspektif Kontribusi Perusahaan
A.Tujuan Strategis : Mengontrol biaya pengeluaran TI
A1. Budget yang diberikan perusahaan untuk mendukung kegiatan TI.
Untuk mengetahui budget yang diberikan perusahaan dalam
mendukung kegiatan TI, kami melakukan interview kepada Bapak
Danang Wahyu sebagai Manajer Divisi TI Astragraphia dalam
butir pertanyaan-pertanyaan dalam perspektif kontribusi
perusahaan. Butir pertanyaan-pertanyaan tersebut sebagai
berikut:
Apakah dari dana yang diberikan perusahaan itu masih
kurang/sudah cukup/sudah lebih dari cukup untuk
mendukung kegiatan dalam divisi TI? Khususnya untuk
bagian yang berhubungan dengan aplikasi SAP sendiri
untuk modul Material Management?
Sasaran strategis : Dana sudah mencukupi untuk
mendukung kegiatan TI.
118
Hasil : Dari interview yang kami lakukan, didapatkan
informasi bahwa budget yang diberikan perusahaan selalu
lebih besar dibandingkan kebutuhan yang telah dijabarkan
pada budget plan pada divisi TI.
Pencapaian : 100 %
Berapakah rata-rata dana yang dikeluarkan perusahaan
untuk mendukung kegiatan dalam divisi TI? Khususnya
untuk bagian yang berhubungan dengan aplikasi SAP
sendiri untuk modul Material Management?
Hasil : Dari budget plan yang diajukan divisi TI
sekitar 70% - 80% direalisasikan oleh perusahaan yaitu
sejumlah ± 15 milyar rupiah. Sedangkan untuk besar
budget untuk running cost dan maintenance dari aplikasi
SAP itu sendiri ± 40% dari Budget keseluruhan.
40% x RP. 15.000.000.000,- = Rp.6.000.000.000
B.Tujuan Strategis : Nilai bisnis dari proyek TI
B1. % Area bisnis yang menggunakan aplikasi SAP
Untuk mengetahui berapa % area bisnis yang menggunakan
aplikasi SAP, kami melakukan interview kepada Bapak Danang
Wahyu sebagai Manajer Divisi TI Astragraphia dalam butir
119
pertanyaan dalam perspektif kontribusi perusahaan. Butir
pertanyaan sebagai berikut :
Prosedur apa saja yang sudah menjalankan aplikasi SAP
khususnya dalam Procurement?
Sasaran strategis : 95 %
Hasil : Didalam procurement, semua prosedur utama
yang ada sudah menjalankan aplikasi SAP baik yang
sudah di customize oleh perusahaan Astragraphia maupun
yang sesuai dengan standard SAP, tetapi untuk bagian
procurement masih ada beberapa fungsi-fungsi tambahan
yang masih bersifat manual.
Pencapaian : 94 %
3.8.3.2 Perspektif Orientasi Pengguna
A. Tujuan strategis : Meningkatkan Kepuasan User
A1. % Tingkat penggunaan yang lebih mudah bagi user dengan SAP
Untuk mengukur kepuasan user terhadap aplikasi SAP yang digunakan
khususnya modul Material Management dilihat dari sejauh mana tingkat
kemudahan penggunaan menu aplikasi SAP itu sendiri., kami
mengumpulkan data melalui kuesioner yang disebarkan kepada user
dalam butir pertanyaan – pertanyaan sebagai berikut :
120
1. Berapa sering anda melakukan kesalahan entry data dalam
satu bulan ?
a. ≥ 5 kali
b. 3-4 kali
c. 1-2 kali
d. 0 kali
Dari 5 partisipan, data yang diperoleh :
0 orang menjawab ≥5 kali (skor=1) = 0 x 1 =0
0 orang menjawab 3-4 kali (skor =2) = 0 x 2 = 0
1 orang menjawab 1-2 kali (skor=3) = 1 x 3 = 3
4 orang menjawab 0 kali (skor =4) = 4 x 4 = 16
Total = 19
Jumlah skor sempurna = 5 x 4 = 20
Hasil = (19 : 20) x 100 % = 95 %
2. Apakah informasi yang dihasilkan aplikasi SAP sudah akurat?
a. Tidak Akurat, Informasi yang dihasilkan sama sekali
tidak sesuai dengan data yang ada (hasilnya sering
terjadi kesalahaan)
b. Akurat, informasi yang dihasilkan sesuai dengan data
yang ada (hasilnya masih ada kesalahaan)
121
c. Sangat akurat, informasi yang dihasilkan sangat sesuai
dengan data yang ada (hasilnya tidak ada kesalahan)
Dari 5 partisipan, data yang diperoleh :
0 orang menjawab a (skor=1) = 0 x 1 = 0
2 orang menjawab b (skor =2) = 2 x 2 = 4
3 orang menjawab c (skor=3) = 3 x 3 = 9
Total = 13
Jumlah skor sempurna = 5 x 3 = 15
Hasil = (13 : 15) x 100 % = 86.6 %
Maka hasil yang dapat ditarik adalah sebagai berikut :
Sasaran strategis : 90 %
Hasil : ((95 % x 0.5)+ (86.6 % x 0.5)) = 90.8%
Pencapaian : 100 %
A2. % Tingkat kepuasan user terhadap kinerja aplikasi SAP
Untuk mengukur kepuasan user terhadap aplikasi SAP yang digunakan
khususnya modul Material Management dilihat dari kinerja aplikasi SAP
itu sendiri dalam mendukung kegiatan proses bisnis, kami
mengumpulkan data melalui kuesioner yang disebarkan kepada user
dalam butir pertanyaan – pertanyaan sebagai berikut :
122
1. Dengan aplikasi SAP apakah semua kebutuhan pekerjaan anda
terpenuhi?
a. Tidak terpenuhi
b. Kurang terpenuhi (Masih banyak pekerjaan yang masih
menggunakan manual ataupun aplikasi Non SAP)
c. Terpenuhi (Semua pekerjaan dapat didukung oleh aplikasi
SAP yang ada)
Dari 5 partisipan, data yang diperoleh :
0 orang menjawab a (skor=1) = 0 x 1 = 0
1 orang menjawab b (skor =2) = 1 x 2 = 2
4 orang menjawab c (skor=3) = 4 x 3 = 12
Total = 14
Jumlah skor sempurna = 5 x 3 = 15
Hasil = (14 : 15) x 100 % = 93 %
2. Bagaimana tingkat kepuasan anda terhadap kinerja aplikasi
SAP?
a. Tidak Puas
b. Kurang Puas (Aplikasi SAP mendukung pekerjaan
akan tetapi sering sekali terjadi gangguan, seperti
adanya pemblokan akses ke suatu menu/barang
123
karena menu/barang tersebut sedang diakses oleh
banyak user)
c. Puas (Aplikasi SAP mendukung pekerjaan dan
jarang terjadinya gangguan)
d. Sangat Puas (Aplikasi SAP mendukung pekerjaan
dan tidak ada gangguan)
Dari 5 partisipan, data yang diperoleh :
0 orang menjawab a (skor=1) = 0 x 1 =0
0 orang menjawab b (skor =2) = 0 x 2 = 0
4 orang menjawab c (skor=3) = 4 x 3 = 12
1 orang menjawab d (skor =4) = 1 x 4 = 4
Total = 16
Jumlah skor sempurna = 5 x 4 = 20
Hasil = (16 : 20) x 100 % = 80 %
3. Apakah menu-menu yang tersedia pada aplikasi SAP mudah
untuk dipelajari?
a. Tidak Mudah (Baru bisa dipahami setelah pelatihan
dan pengalaman berkali-berkali)
b. Mudah (Bisa langsung dipahami setelah pelatihan)
124
Dari 5 partisipan, data yang diperoleh :
0 orang menjawab a (skor=0) = 0 x 0 = 0
5 orang menjawab b (skor =1) = 5 x 1 = 5
Total = 5
Jumlah skor sempurna = 5 x 1 = 5
Hasil = (5 : 5) x 100 % = 100 %
Maka hasil yang dapat ditarik adalah sebagai berikut :
Sasaran strategis : 90 %
Hasil : ((80 % x 0.5)+ (80 % x 0.3)+(100% x
0.2)) = 84%
Pencapaian : 93.33 %
B. Tujuan strategis : Meningkatkan Kemampuan User
B.1. % Frekuensi pelatihan user
Untuk mengetahui sejauh mana kebutuhan user terpenuhi terutama
menyangkut peningkatan kemampuan user itu sendiri dilihat dari
pelatihan yang berhubungan aplikasi SAP yang diberikan., kami
mengumpulkan data melalui kuesioner yang disebarkan kepada user
dalam butir pertanyaan – pertanyaan sebagai berikut :
125
1. Seberapa sering dalam 1 tahun anda menerima pelatihan yang
berhubungan dengan aplikasi SAP yang digunakan?
a.Tidak pernah
b.Jarang (1-2 kali)
c.Kadang-kadang (2-4 kali)
d.Sering (≥ 5 kali)
Dari 5 partisipan, data yang diperoleh :
3 orang menjawab a (skor=1) = 3 x 1 = 3
2 orang menjawab b (skor =2) = 2 x 2 = 4
0 orang menjawab c (skor=3) = 0 x 3 = 0
0 orang menjawab d (skor=4) = 0 x 4 = 0
Total = 7
Jumlah skor sempurna = 5 x 4 = 20
Hasil = (7 : 20) x 100 % = 35 %
2. Dari pelatihan yang selama ini diberikan, apakah Anda rasa
cukup memadai untuk membantu melakukan proses bisnis
yang dibutuhkan?
a. Tidak Cukup (Hanya ≤ 25% materi yang diajarkan
dalam pelatihan yang dapat mendukung pekerjaan)
126
b. Kurang Cukup (26% - 74% materi yang diajarkan
dalam pelatihan yang dapat mendukung pekerjaan)
c. Cukup (75% - 89% materi yang diajarkan dalam
pelatihan yang dapat mendukung pekerjaan)
d. Sangat Cukup ( ≥ 90% materi yang diajarkan dalam
pelatihan yang dapat mendukung pekerjaan)
Dari 5 partisipan, data yang diperoleh :
3 orang tdk menjawab (skor =0) =3 x 0 = 0
1 orang menjawab a (skor=1) = 1 x 1 =1
1 orang menjawab b (skor =2) = 1 x 2 = 2
0 orang menjawab c (skor=3) = 0 x 3 = 0
0 orang menjawab d (skor =4) = 0 x 4 = 0
Total = 3
Jumlah skor sempurna = 5 x 4 = 20
Hasil = (3 : 20) x 100 % = 15 %
Maka hasil yang dapat ditarik adalah sebagai berikut :
Sasaran strategis : 85 %
Hasil : ((45 % x 0.5)+ (15 % x 0.5) = 30%
Pencapaian : 35 %
127
B.2. % Pemahaman user terhadap aplikasi
Untuk mengetahui sejauh mana kebutuhan user terpenuhi terutama
menyangkut peningkatan kemampuan user itu sendiri dilihat dari segi
sejauh mana pemahaman user terhadap aplikasi SAP yang digunakan,
kami mengumpulkan data melalui kuesioner yang disebarkan kepada user
dalam butir pertanyaan – pertanyaan sebagai berikut :
1. Apakah anda memahami betul seluk-beluk menu-menu
tersebut (aplikasi SAP yang berhubungan dengan pekerjaan
anda)?
a. Tidak paham
b. Kurang paham (hanya memahami menu-menu yang
digunakan untuk pekerjaan sehari-hari)
c. Paham (Memahami menu-menu yang digunakan
dalam pekerjaan dan sedikit menu-menu lain diluar
pekerjaan)
d. Sangat paham (Memahami betul menu-menu yang ada
di aplikasi SAP)
128
Dari 5 partisipan, data yang diperoleh :
0 orang menjawab a (skor=1) = 0 x 1 = 0
0 orang menjawab b (skor =2) = 0 x 2 = 0
3 orang menjawab c (skor=3) = 3 x 3 = 9
2 orang menjawab d (skor=4) = 2 x 4 = 8
Total =17
Jumlah skor sempurna = 5 x 4 = 20
Hasil = (17 : 20) x 100 % = 85 %
Maka hasil yang dapat ditarik adalah sebagai berikut :
Sasaran strategis : 80 %
Hasil : 85%
Pencapaian : 100 %
C. Tujuan strategis : Meningkatkan Produktivitas User
C.1. % Pengurangan tingkat kesalahan user dalam pekerjaan
Untuk mengetahui sejauh mana aplikasi telah bekerja sama dengan user
terutama menyangkut peningkatan produktivitas user dalam melakukan
proses bisnis dilihat dari kemampuan aplikasi SAP dalam menangani
human error dalam melakukan kegiatan dengan aplikasi SAP yang
digunakan.Kami mengumpulkan data melalui kuesioner yang disebarkan
kepada user dalam butir pertanyaan – pertanyaan sebagai berikut :
129
1. Apakah aplikasi SAP cukup mendukung untuk
meminimalisasi human error?
a. Tidak mendukung (≤ 25%)
b. Kurang mendukung (26% - 74%)
c. Mundukung (75% - 89%)
d. Sangat mendukung (≥ 90%)
Dari 5 partisipan, data yang diperoleh :
0 orang menjawab a (skor=1) = 0 x 1 = 0
0 orang menjawab b (skor =2) = 0 x 2 = 0
2 orang menjawab c (skor=3) = 2 x 3 = 6
3 orang menjawab d (skor=4) = 3 x 4 = 12
Total = 18
Jumlah skor sempurna = 5 x 4 = 20
Hasil = (18 : 20) x 100 % = 90 %
130
2. Menurut anda, bagaimana kebenaran informasi yang
dihasilkan SAP (report, dokumen,dll) dalam mendukung
kegiatan proses bisnis yang Anda lakukan?
a. Tidak tepat (Hanya ≤ 25% informasi yang dihasilkan
sesuai dengan data yang di input)
b. Kurang Tepat (26% - 74% informasi yang dihasilkan
sesuai dengan data yang di input)
c. Tepat (75% - 89%informasi yang dihasilkan sesuai
dengan data yang di input)
d. Sangat tepat (≤ 90% informasi yang dihasilkan sesuai
dengan data yang di input)
Dari 5 partisipan, data yang diperoleh :
0 orang menjawab a (skor=1) = 0 x 1 = 0
0 orang menjawab b (skor =2) = 0 x 2 = 0
3 orang menjawab c (skor=3) = 3 x 3 = 9
2 orang menjawab d (skor=4) = 2 x 4 = 8
Total = 17
Jumlah skor sempurna = 5 x 4 = 20
Hasil = (17 : 20) x 100 % = 85 %
131
Maka hasil yang dapat ditarik adalah sebagai berikut :
Sasaran strategis : 85 %
Hasil : (90 % x 0.5)+ (85 % x 0.5) =
87.5%
Pencapaian : 100 %
3.8.3.3 Perspektif Penyempurnaan Operasional
A. Tujuan strategis : Pengelolaan masalah
A1. % Tingkat masalah yang diselesaikan dengan aplikasi SAP
Untuk mengukur presentasi tingkat masalah yang diselesaikan
dengan aplikasi SAP, kami mengumpulkan data melalui kuesioner
yang disebarkan kepada user dalam butir pertanyaan – pertanyaan
sebagai berikut :
1. Bagaimana frekuensi adanya ketidak konsistenan terhadap
data (seperti stoknya berbeda antara cabang dan pusat)?
a. ≥ 5 kali
b. 3-4 kali
c. 1-2 kali
d. 0 kali
132
Dari 5 partisipan, data yang diperoleh :
0 orang menjawab ≥5 kali (skor=1) = 0 x 1 = 0
0 orang menjawab 3-4 kali (skor =2) = 0 x 2 = 0
2 orang menjawab 1-2 kali (skor=3) = 2 x 3 = 6
3 orang menjawab 0 kali (skor =4) = 3 x 4 = 12
Total = 18
Jumlah skor sempurna = 5 x 4 = 20
Hasil = (18 : 20) x 100 % = 90 %
2. Bagaimana frekuensi adanya keterlambatan terhadap akses
menu di aplikasi SAP?
a. ≥ 5 kali
b. 3-4 kali
c. 1-2 kali
d. 0 kali
Dari 5 partisipan, data yang diperoleh :
0 orang menjawab ≥5 kali (skor=1) = 0 x 1 =0
0 orang menjawab 3-4 kali (skor =2) = 0 x 2 = 0
1 orang menjawab 1-2 kali (skor=3) = 1 x 3 = 3
4 orang menjawab 0 kali (skor =4) = 4 x 4 = 16
Total = 19
133
Jumlah skor sempurna = 5 x 4 = 20
Hasil = (19 : 20) x 100 % = 95 %
3. Berapa frekuensi adanya masalah dalam transfer data dalam
aplikasi SAP (seperti dari 1 PC ke PC lainnya)?
a. ≥ 5 kali
b. 3-4 kali
c. 1-2 kali
d. 0 kali
Dari 5 partisipan, data yang diperoleh :
0 orang menjawab ≥5 kali (skor=1) = 0 x 1 =0
0 orang menjawab 3-4 kali (skor =2) = 0 x 2 = 0
1 orang menjawab 1-2 kali (skor=3) = 1 x 3 = 3
4 orang menjawab 0 kali (skor =4) = 4 x 4 = 16
Total = 19
Jumlah skor sempurna = 5 x 4 = 20
Hasil = (19 : 20) x 100 % = 95 %
Maka hasil yang dapat ditarik adalah sebagai berikut :
Sasaran strategis : 90 %
Hasil : ((90 % x 0.5)+ (95 % x
0.2)+(95% x 0.3)) = 92.5%
134
Pencapaian : 100 %
B. Tujuan strategis : Menyediakan ketersediaan
infrastruktur TI
B1. % Tingkat ketersediaan hardware, software dan jaringan
Untuk mengetahui persentasi tingkat ketersediaan hardware,
software dan jaringan, kami mengumpulkan data dengan
mengambil data yang diperoleh dari divisi TI. Berikut adalah data
yang diperoleh :
Sasaran strategis : ≥85 %
Hasil : Semua hardware, software, dan jaringan
untuk mendukung proses bisnis telah terpenuhi.
Pencapaian : 100 %
C. Tujuan strategis : Tingkat pemeliharaan software
dan hardware
C1. % Frekuensi maintaining software dan hardware
Untuk mengetahui persentasi frekuensi maintaining software dan
hardware, kami mengumpulkan data dengan melakukan interview
kepada Bapak Danang Wahyu sebagai Manajer Divisi TI
Astragraphia dalam butir pertanyaan dalam perspektif
135
penyempurnaan operasional. Butir pertanyaan tersebut sebagai
berikut :
Berapa frekuensi maintaining software dan hardware ?
Sasaran strategis : 100% (3 bulan sekali)
100% disini memiliki standard ukuran frekuensi
maintaining software dan hardware sebanyak 3 bulan
sekali
Hasil : Maintaining hardware dilakukan selama 1 bulan
sekali selama masa garansi. Apabila masa garansi telah
habis, Astragraphia akan melakukan kontrak service.
Sedangkan untuk maintaining software dilakukan selama
kontrak maintenance dengan SAP.
Pencapaian : 100 %
C2. % Frekuensi upgrade software dan hardware
Untuk mengetahui persentasi frekuensi upgrade software dan
hardware, kami mengumpulkan data dengan melakukan interview
kepada kepada Bapak Danang Wahyu sebagai Manajer Divisi TI
Astragraphia dalam butir pertanyaan dalam perspektif
penyempurnaan operasional. Butir pertanyaan tersebut sebagai
berikut :
136
Berapa frekuensi upgrade software dan hardware ?
Sasaran strategis : 100% (2-3 tahun sekali)
100% disini memiliki standard ukuran frekuensi upgrade
software dan hardware sebanyak 2-3 tahun sekali
Hasil : Upgrade hardware dilakukan selama 3 tahun
sekali, sedangkan untuk software, perusahaan
Astragraphia melakukan upgrade patch atau pun software
package dengan keterlambatan satu atau pun dua versi dari
versi yang terbaru yang dikeluarkan oleh SAP
Pencapaian : 100%
3.8.3.4 Perspektif Orientasi Masa Depan
A. Tujuan strategis : Peningkatan kualitas staf TI
A1. % Staf TI yang berpendidikan minimal S1
Untuk mengukur persentasi staf TI yang berpendidikan minimal
S1, kami mengumpulkan data dengan melakukan interview
kepada Bapak Danang Wahyu sebagai Manajer Divisi TI
Astragraphia dalam butir pertanyaan dalam perspektif orientasi
masa depan. Butir pertanyaan tersebut sebagai berikut :
137
Apakah semua staf TI di Asragraphia berpendidikan
minimal S1?
Sasaran strategis : 100%
Hasil : Semua staf TI di perusahaan Astragraphia
berpendidikan minimal S1
Pencapaian : 100 %
A2. % Staf TI yang memiliki sertifikat SAP
Untuk mengukur persentasi staf TI yang memiliki sertifikat SAP,
kami mengumpulkan data dengan melakukan interview kepada
Bapak Danang Wahyu sebagai Manajer Divisi TI Astragraphia
dalam butir pertanyaan dalam perspektif orientasi masa depan.
Butir pertanyaan tersebut sebagai berikut :
Berapa persen staf TI yang sudah memiliki sertifikat SAP?
Sasaran strategis : 50 %
Hasil : Staf TI di perusahaan Astragraphia yang sudah
memiliki sertifikat SAP sebesar 30% – 40% dari
keseluruhan staf TI yang ada (18 orang).
Pencapaian : 80%
138
B. Tujuan strategis : Peningkatan kemampuan staf TI
B.1 % Frekuensi pelatihan staf TI
Untuk mengetahui frekuensi pelatihan yang diberikan oleh
perusahaan untuk staf TI, kami mengumpulkan data dengan
melakukan interview kepada Bapak Danang Wahyu sebagai
Manajer Divisi TI Astragraphia dalam butir pertanyaan-
pertanyaan dalam perspektif orientasi masa depan. Butir
pertanyaan-pertanyaan tersebut sebagai berikut:
Berapa sering dalam setahun, divisi TI menerima
pelatihan?
Sasaran strategis : 100% (≤ 12 kali)
100% disini memiliki standard ukuran divisi TI dalam
menerima pelatihan sebanyak ≤ 12 kali dalam 1 tahun
Hasil : Dalam setahun, pelatihan yang diberikan untuk
divisi TI berjumlah ± 10 kali.
Pencapaian : 83.3 %
B.2 %Tingkat ide-ide karyawan yang diterima tiap tahunnya.
Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan
perusahaan serta karyawannya dilihat dari bagiamana perusahaan
memotivasi karyawan dengan menyerap ide-ide dari karyawan,
kami mengumpulkan data dengan melakukan interview kepada
Bapak Danang Wahyu sebagai Manajer Divisi TI Astragraphia
139
dalam butir pertanyaan-pertanyaan dalam perspektif orientasi
masa depan. Butir pertanyaan-pertanyaan tersebut sebagai berikut:
Apakah perusahaan memberikan kebebasan dan
kesempatan bagi setiap karyawannya untuk
menyumbangkan ide-ide kreatif mereka?
Sasaran strategis : > 80 %
Hasil : Ya, ide-ide staf TI setiap tahunnya ditampung dan
didiskusikan didalam forum, selanjutnya ide-ide tersebut
disaring dan dipilih untuk dilanjutkan ke konvensi quality
control. Ide-ide yang terpilih akan diimplementasikan.
Pencapaian : 100 %
B.3 %Tingkat ide-ide karyawan yang diimplementasikan tiap
tahunnya.
Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan
perusahaan serta karyawannya dilihat dari bagiamana perusahaan
memotivasi karyawan dengan menyerap dan menimplementasikan
ide-ide dari karyawan, kami mengumpulkan data dengan
melakukan interview kepada Bapak Danang Wahyu sebagai
Manajer Divisi TI Astragraphia dalam butir pertanyaan-
pertanyaan dalam perspektif orientasi masa depan. Butir
pertanyaan-pertanyaan tersebut sebagai berikut:
140
Bagaimana presentasi ide-ide karyawan yang
diimplementasikan oleh perusahaan setiap tahunnya?
Sasaran strategis : > 30%
Hasil : Presentasi ide-ide karyawan yang
diimplementasikan oleh perusahaan setiap tahunnya
sekitar ± 10 %.
Pencapaian : 33.3 %
C. Tujuan strategis : Penelitian teknologi baru
C.1 Implementasi teknologi baru
Untuk mengetahui berapa banyak jumlah pengimplementasian
aplikasi atau teknologi baru di dalam perusahaan, kami
mengumpulkan data dengan melakukan interview kepada Bapak
Danang Wahyu sebagai Manajer Divisi TI Astragraphia dalam
butir pertanyaan dalam perspektif orientasi masa depan. Butir
pertanyaan tersebut sebagai berikut :
Apa yang mendasari pengimplementasian teknologi baru
di perusahaan Astragraphia?
Sasaran strategis : Dapat memenuhi kebutuhan
perusahaan (bobot = 70%) dan beradaptasi teknologi baru
(bobot=30%).
141
Hasil : Pengimplementasian teknologi baru di
perusahaan ini disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
Perusahaan Astragraphia ini sendiri tidak terlalu mengikuti
perkembangan teknologi yang ada.
Pencapaian : 70%
3.8.4 Kesimpulan Hasil Pengukuran dari setiap ukuran strategis
Perspektif Pencapaian
Perspektif Kontribusi Perusahaan 97%
A. Mengontrol biaya pengeluaran TI
A.1 Budget yang diberikan perusahaan untuk mendukung kegiatan
TI 100%
B. Nilai bisnis dari proyek TI
B.1 % Area bisnis yang menggunakan aplikasi SAP 94%
Perspektif Orientasi Pengguna 85.7 %
A. Meningkatkan kepuasan user
A.1 % Tingkat penggunaan yang lebih mudah bagi user dengan
SAP 100%
A.2 % Tingkat kepuasan user terhadap kinerja aplikasi SAP 93.3 %
B. Meningkatkan kemampuan user
B.1 % Frekuensi pelatihan user 35%
142
B.2 % Pemahaman user terhadap aplikasi 100%
C. Meningkatkan produktivitas user
C.1. % Pengurangan tingkat kesalahan user dalam pekerjaan. 100%
Perspektif Penyempurnaan Operasional 100%
A. Pengelolaan masalah
A.1 % Tingkat masalah yang diselesaikan dengan aplikasi SAP 100%
B. Menyediakan ketersediaan infrastruktur TI
B.1 % Tingkat ketersediaan hardware,software dan jaringan 100%
C. Tingkat pemeliharaan software dan hardware
C.1 % Frekuensi maintaining software dan hardware 100%
C.2 % Frekuensi upgrade software dan hardware 100%
Perspektif Orientasi Masa Depan 77.8 %
A. Peningkatan kualitas TI
A.1 % Staf TI yang berpendidikan minimal S1 100%
A.2 % Staf TI yang memiliki sertifikat SAP 80%
B. Peningkatan kemampuan staf TI
B.1 %Frekuensi pelatihan staf TI 83.3 %
B.2 %Tingkat ide-ide karyawan yang diterima tiap tahunnya. 100%
B.3 %Tingkat ide –ide karyawan yang diimplementasikan tiap
tahunnya 33.3 %
C. Penelitian teknologi baru
C.1 Implementasi teknologi baru 70%
Tabel 3.8 Hasil Pengukuran dari Setiap Ukuran Strategis
143
Dari tabel kesimpulan di atas, maka dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.15 Hasil IT BSC
Sesuai dengan kategori divisi TI untuk setiap perspektif yang diberi bobot
sebagai berikut :
• 0% – 25 % : Warning
• 26% – 74 % : Challenged
• 75% – 89 % : Good
• 90% – 100 % : Very Good
144
3.9 Benefit & Cost
Pemahaman akan Cost & Benefit digunakan untuk memutuskan apakah
suatu proyek atau kebijakan mampu memberikan kontribusi positif dalam
meningkatkan kesejahteraan perusahaan.
3.9.1 Benefit
3.9.1.1 Tangible Benefit
Tangible benefit, yaitu manfaat yang dihasilkan dari investasi
yang dapat diidentifikasikan atau diukur secara langsung dari segi
finansial dan secara langsung dapat meningkatkan performa perusahaan.
Tabel dibawah menunjukkan pendapatan bersih secara keseluruhan dari
tahun 2001-2008 yang diperoleh PT.Astragraphia
Tabel Pertumbuhan Pendapatan PT. ASTRAGRAPHIA. TBK
Periode 2001 – 2008 Dalam IDR (Indonesia Rupiah)
Tahun Pendapatan Kenaikan Pendapatan (Dalam Persen)
2001 401,002,724,237 NA 2002 441,804,410,299 10,17 2003 446,338,837,828 1,02 2004 472,266,549,137 5,8 2005 545,462,163,734 15,5 2006 619,038,682,221 13,5 2007 725,580,692,316 17,21 2008 812,882,451,538 12,03
Tabel 3.9 Tabel Pertumbuhan Pendapatan
145
3.9.1.2 Intangible Benefit
Setelah PT.Astragraphia mengimplementasikan aplikasi SAP
4.6C terdapat manfaat yang dirasakan khususnya pada :
• Kepuasan User dan Produktivitas User
Setelah melakukan evaluasi didapatkan hasil bahwa aplikasi
SAP telah memberikan manfaat tersendiri bagi para pengguna
SAP di perusahaan. Manfaat tersebut dilihat dari tingkat
penggunaan yang lebih mudah bagi user dengan SAP, serta
tingkat kepuasan user terhadap kinerja aplikasi SAP, dimana
dapat mengurangkan tingkat kesalahan user dalam pekerjaan.
• Pengelolaan masalah dan Proses yang lebih baik
Dari evaluasi yang dilakukan terlihat bahwa aplikasi SAP
dapat membantu mengurangi tingkat masalah yang ada, yang
berhubungan dengan kegiatan-kegiatan transaksi yang bisa
dilakukan dengan lebih baik sesuai dengan prinsip best
practice pada SAP.
• Integrasi
SAP terdiri dari sejumlah modul aplikasi yang mempunyai
kemampuan mendukung semua transaksi yang perlu
dilakukan suatu perusahaan dan tiap aplikasi bekerja secara
berkaitan satu dengan yang lainnya. Semua modul aplikasi di
SAP dapat bekerja secara terintegrasi/terhubung yang satu
dengan yang lainnya.
146
• Performa Bisnis
SAP memungkinkan untuk mengelola proses bisnis melalui
sharing database dan sebagai alat pelaporan untuk seluruh
departemen. SAP juga memungkinkan untuk perusahaan
mengelola bisnisnya dengan lebih baik, dengan keuntungan-
keuntungan potensial terhadap aluran proses yang
terimprovisasi, data analisis yang lebih baik, kualitas data
yang lebih tinggi untuk pengambilan keputusan dan
koordinasi melalui supply chain serta layanan pelanggan yang
meningkat.
3.9.1.3 Kesimpulan Benefit
Gambar 3.16 Grafik Pertumbuhan Pendapatan
02468101214161820
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Pendapatan
147
Dari grafik diatas terlihat bahwa setelah upgrade SAP yang
dilakukan ditahun 2003 dan yang ahkirnya go-live di tahun 2004,
terlihat terdapat kenaikan pendapatan di bandingkan tahun-tahun
sebelumnya, dimana kenaikan ini terlihat cukup stabil. Dengan ini
dapat ditarik kesimpulan bahwa SAP memberikan pengaruh terhadap
kenaikan pendapatan dengan memberikan kontribusinya sendiri
seperti keuntungan intangible berupa kepuasan user dan
produktivitas user yang meningkat, mengurangi tingkat masalah yang
berhubungan dengan kegiatan transaksi, proses bisnis didasarkan
prinsip best practices, mengintegrasikan modul-modul serta
meningkatkan performa bisnis.
3.9.2 Cost
3.9.2.1 Initial Cost
Initial Cost adalah biaya yang dibutuhkan untuk
mengimplementasikan suatu aplikasi sebelum aplikasi tersebut dapat
mengahasilkan benefit bagi perusahaan. Tabel berikut adalah rincian
dari initial cost yang dikeluarkan perusahaan untuk
mengimplementasikan aplikasi SAP.
148
INITIAL COST A. Biaya Implementasi SAP
• Software
License SAP Rp 30,000.000
/ user 300 User
Rp 9,000,000,000
• Hardware
SAP Server Rp
3,000,000,000 Security Rp 73,000,000
Network Rp
1,073,000,000
• User Training Rp 1,300,000/
orang
45 hari x 10 cabang x 5 orang
Rp 2,925,000,000
TOTAL Rp
16,071,000,000
Tabel 3.10 Initial Cost
3.9.2.2 Operational Cost
Operational Cost adalah biaya yang dibutuhkan untuk
menjalankan dan mengoperasikan sebuah aplikasi agar dapat berjalan
dengan baik. Table berikut adalah daftar biaya operasional yang
berhubungan dengan aplikasi SAP.
Biaya Operational SAP Maintenance Server Rp 360,000,000 Maintenance Software License Rp 1,800,000,000 Training berjalan Rp 55,000,000 TOTAL Rp. 2,215,000,000
Tabel 3.11 Operational Cost
149
3.9.2.3 Kesimpulan Biaya
Dari tabel initial cost, dapat dilihat bahwa pengeluaran biaya
terbesar digunakan untuk License SAP yaitu sekitar 56% dari keseluruhan
initial cost. Sedangkan sisanya digunakan untuk biaya SAP Server (19%)
user training (18%), network (7%) dan security (0%). Untuk
gambarannya terlihat dalam pie chart dibawah ini.
Gambar 3.17 Pie Chart Initial Cost
Dari tabel operational cost, dapat dilihat bahwa pengeluaran biaya
terbesar digunakan untuk maintenance software license yaitu sekitar 81%
dari keseluruhan operational cost. Sedangkan sisanya digunakan untuk
biaya maintenance server (16%) dan training berjalan (3%). Untuk
gambarannya terlihat dalam pie chart dibawah ini.
19% 0%
7%
56%
18%
Initial Cost
SAP Server
Security
Network
License SAP
User Training
150
Gambar 3.18 Pie Chart Operational Cost
3.9.3 Kesimpulan Benefit & Cost
Dari hasil evaluasi yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
dengan biaya implementasi aplikasi SAP sebesar Rp.16,071,000,000 PT.
Astragraphia mendapatkan kenaikan pendapatan sebesar 5,8% atau sekitar
Rp.25,927,711,209. Dapat dilihat dari pendapatan dari tahun 2003 sebesar
Rp.446,338,837,828. Yang meningkat pada tahun 2004 yang meningkat
menjadi Rp. 472,266,549,137. Hasil tersebut dapat dilihat pada grafik
dibawah ini.
16%
81%
3%
Operational Cost
Maintenance Server
Maintenance Sofitware License
Training Berjalan
151
Gambar 3.19 Grafik Perbandingan Initial Cost dan Pendapatan
472,267
446,33916,071
0 200,000 400,000 600,000
2004
2003
Perbandingan Initial Cost dan PendapatanPada Tahun 2004 (Dalam Milyardan)
Biaya
Pendapatan