bab iii (2) fix
TRANSCRIPT
-
7/21/2019 BAB III (2) fix
1/23
III-2
III.1.1.Contour Mining
Contour mining cocok diterapkan untuk endapan batubara
yang tersingkap di lereng pegunungan atau bukit. Cara
penambangannya diawali dengan pengupasan tanah penutup
(overburden) di daerah singkapan di sepanjang lereng mengikuti
garis ketinggian (kontur), kemudian diikuti dengan penambangan
endapan batubaranya. enambangan dilanjutkan ke arah tebing
sampai dicapai batas endapan yang masih ekonomis bila ditambang.
III.1.2Mountaintop Removal Method
!etode mountaintop removal method ini dikenal dan
berkembang cepat, khususnya di "entucky #imur ($merika %erikat).
&engan metode ini lapisan tanah penutup dapat terkupas seluruhnya,
sehingga memungkinkan perolehan batubara 1''.
III.1.Area mining method
!etode ini diterapkan untuk menambang endapan batubara
yang dekat permukaan pada daerah mendatar sampai agak landai.
enambangannya dimulai dari singkapan batubara yang mempunyai
lapisan dan tanah penutup dangkal dilanjutkan ke yang lebih tebal
sampai batas pit.
III.1.* Open Pit Method
!etode ini digunakan untuk endapan batubara yang memiliki
kemiringan (dip) yang besar dan curam. +ndapan batubara harus
tebal bila lapisan tanah penutupnya cukup tebal.
a. apisan miring
Cara ini dapat diterapkan pada lapisan batubara yang terdiri
dari satu lapisan (single seam) atau lebih (multiple seam). ada
cara ini lapisan tanah penutup yang telah dapat ditimbun di kedua
sisi pada masing-masing pengupasan.
b. apisan tebal
ada cara ini penambangan dimulai dengan melakukan
pengupasan tanah penutup dan penimbunan dilakukan pada
-
7/21/2019 BAB III (2) fix
2/23
III-
daerah yang sudah ditambang. %ebelum dimulai, harus tersedia
dahulu daerah singkapan yang cukup untuk dijadikan daerah
penimbunan pada operasi berikutnya.ada cara ini, baik pada
pengupasan tanah penutup maupun penggalian batubaranya,
digunakan sistem jenjang (benching system).
III.2 #ahapan "egiatan enambangan atubara
"egiatan penambangan di suatu perusahaan tambang dibagi
menjadi beberapa tahapan-tahapan kegiatan. #ahapan ini mempunyai tujuan
tersendiri dan akan saling berhubungan langsung dengan tahapan lainnya.
rutan rangkaian tahapan kegiatan penambangan yaitu /
III.2.1 embersihan ahan (Land Clearing)
"egiatan land clearingbertujuan membersihkan semak-semak,
pohon-pohon, dan menyingkirkan material yang menghalangi kegiatan
penambangan (0ambar .1). $lat yang biasa digunakan adalah
bulldozer. Cara-cara pembersihan lahan tergantung dari keadaan
lapangan, yaitu/a. ila di daerah itu hanya ditumbuhi oleh semak-semak dan pohon-
pohon yang diameternya lebih kecil dari 1' cm, cukup langsung
didorong. #anah yang berhumus dikumpulkan lagi ke suatu tempat
penumpukan humus untuk dipakai lagi pada waktu reklamasi atau
langsung disebar pada lokasi timbunan yang sudah inal untuk
reklamasi.
b. ila pohon-pohonnya berdiameter antara 1' 23 cm dan akarnya
kokoh, maka pembersihan lahan dilakukan dengan mendorong
beberapa kali pelan-pelan untuk menjatuhkan dahan-dahan atau
cabang-cabang yang sudah kering, lalu didorong sekaligus secara
mendadak dengan sedikit mengangkat bilah bulldozer sampai
pohon itu roboh atau dengan menggunakan dua bulldozer yang
menarik rantai baja.
-
7/21/2019 BAB III (2) fix
3/23
III-*
c. 4ika pohon-pohonnya berdiameter lebih besar dari 23 cm, maka
caranya dengan menggali tanah disekelilingnya dahulu agar akar
akarnya putus dan kekuatan pohon berkurang, kemudian pohon
tersebut didorong sampai roboh. "alau batang itu tidak roboh,
dapat dipakai sebuah rantai yang panjang untuk menarik pohon itu
dengan sebuah bulldozer, tetapi apabila ada dua bulldozer harus
dengan arah masing-masing menyerong agar lebih aman.
d. %elain semak-semak terdapat bongkah batu besar (boulders) yang
akan menghalangi pekerjaan, maka batu besar (boulders)itu harus
diledakkan dan tidak boleh didorong sekaligus karena akan
melampaui batas kemampuan dorong bulldozer.
Sumber !ebsite" Atlantaservice" #$$%&
0$!$5 .1
LA' CLAR*'+
III.2.2 engupasan #anah ucuk (,op Soil)
#anah pucuk terdiri dari tanah humus dan tanah merah yang
merupakan hasil pelapukan dari tanah induk. #anah pucuk harus
diperlakukan secara khusus karena sangat penting untuk media
tanaman. roses penghijauan tidak dapat dilakukan dengan baik
apabila tidak tersedia tanah pucuk. enggalian atau pemisahan tanah
pucuk dilakukan dengan menggunakan bulldozer, e-cavator, dan
truc.(0ambar .2). #anah pucuk yang telah ditimbun pada lokasi
khusus pada saat diperlukan akan dihamparkan kembali diatas tanah
timbunan yang bersiat permanen. #ujuan penanganan tanah pucuk
-
7/21/2019 BAB III (2) fix
4/23
III-3
tersebut adalah untuk menjaga agar tidak tercampur dengan tanah
lain, agar unsur hara tidak mati, dan tanah pucuk tidak tererosi.
enebaran kembali tanah pucuk dilakukan dengan ketebalan antara
2' ' cm diatas lahan yang telah di tata dan dirapikan agar bebas
erosi.
Sumber !ebsite" *pcoal" #$/$&
0$!$5 .2
+60$%$6 #$6$7 C"
III.2. engupasan #anah enutup (Stripping Overburden)
engertian kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup
yaitu pemindahan suatu lapisan tanah atau batuan yang berada diatas
cadangan bahan galian, agar bahan galian tersebut menjadi
tersingkap. ntuk mewujudkan kondisi kegiatan pengupasan lapisan
tanah penutup yang baik diperlukan alat yang mendukung dan
sistimatika pengupasan yang baik.(0ambar .).
!enurut 5ochmanhadi (188*), karena perbedaan kekerasan
dari material yang akan digali sangat ber9ariasi maka sering
dilakukan pengelompokan sebagai berikut/
a& unak (so0t) atau mudah digali (easy digging), misalnya/ tanah atas
atau top soil, pasir (sand), lempung pasiran (sandy clay), dan pasir
lempungan (clayed sand)&
-
7/21/2019 BAB III (2) fix
5/23
III-:
b& $gak keras (medium hard digging), misalnya/ tanah liat atau
lempung (clay) yang basah dan lengket dan batuan yang sudah lapuk
(1heathered roc.).
c& %ukar digali atau keras (hard digging) misalnya/ batu sabak (slate),
material yang kompak (compacted material), batuan sedimen
(sedimentary roc.), konglomerat (conglomerat), dan breksi
(breccia).
d& %angat sukar digali atau sangat keras (very hard digging)atau batuan
segar (0resh roc.) yang memerlukan pemboran dan peledakan
sebelum dapat digali, misalnya/ batuan beku segar (0resh igneousroc.) dan batuan malihan segar (0resh metamor0ic roc.). $dapun pola
teknis dari pengupasan lapisan tanah penutup yaitu/
/& 2ac. 3illing igging Method
ada cara ini tanah penutup dibuang ke tempat endapan
batubara yang sudah digali. eralatan yang digunakan adalah
e-cavator dan diangkut oleh dump truc..
Cara 2ac. 3illing igging Method cocok untuk tanah
penutup yang bersiat/
a. #idak diselangi oleh berlapis-lapis endapan batubara
(hanya ada satu lapis).
b. !aterial atau batuannya lunak.
c. etaknya mendatar (horisontal).
2.2enching System
Cara pengupasan lapisan tanah penutup dengan sistem
jenjang (benching) ini yaitu pengupasan lapisan tanah penutup
yang disertai pembuatan jenjang. %istem ini cocok untuk/
a. #anah penutup yang tebal.
b. !aterial cukup keras.
c. ahan galian atau lapisan endapan yang juga tebal.
.rag Scrapper System
Cara ini biasanya langsung diikuti dengan pengambilan
bahan galian setelah tanah penutup dibuang, tetapi bisa juga tanah
penutupnya dihabiskan terlebih dahulu, kemudian baru bahan
-
7/21/2019 BAB III (2) fix
6/23
III-;
galiannnya ditambang. %istem ini cocok untuk tanah penutup yang
materialnya lunak dan lepas (loose).
*. Cara "on9ensional
Cara ini menggunakan kombinasi alat-alat pemindahan
tanah mekanis (alat gali - muat, dan alat angkut), seperti
kombinasi antara bulldozer" e-cavator" dan dump truc..
3.Multi 2uc.et -cavator System
ada pengupasan cara ini tanah penutup dibuang ke tempat
yang sudah digali atau ke tempat pembuangan khusus. Cara ini
ialah dengan menggunakan buc.et 1heel e-cavator(
-
7/21/2019 BAB III (2) fix
7/23
III-?
pemuatan ke alat angkutnya (0ambar .*). ntuk lapisan batubara
yang keras, maka terlebih dahulu dilakukan penggarukan.
Sumber Aditamaenergi" #$/4&
0$!$5 .*
C=$ 0+##I60
III.2.3 engangkutan atubara (Coal 5auling)
%etelah dilakukan kegiatan coal getting, kegiatan lanjutan
adalah pengangkutan batubara (coal hauling) dari lokasi tambang
(pit) menuju tempat penumpukan (stoc.pile6temporarystoc.pile) atau langsung ke unit pengolahan (0ambar .3).
Sumber 7upastuntas&co" #$/4&
0$!$5 .3
+60$60"#$6 $#$5$
III.2.: engapalan (Shipping)
-
7/21/2019 BAB III (2) fix
8/23
III-8
roses pengapalan merupakan pengangkutan yang
dilakukan setelah batubara diangkut dengan kereta api@ kapal@
tongkang menuju pelabuhan. &i pelabuhan dilakukan proses
pemuatan batubara ke dalam kapal untuk dikirim kepada konsumen.
III. $lat-$lat !ekanis
$lat-alat mekanis yang digunakan untuk penambangan batubara
antara lain/
III..1 $lat dorong
2ulldozer merupakan alat dorong yang paling umum
digunakan, dapat dikategorikan sebagai alat gali-angkut jarak
pendek (0ambar .:). "emampuan2ulldozerantara lain /
a. !embabat atau !enebas
ekerjaan pembersihan tempat kerja dari semak-semak,
pohon-pohon besar kecil, sisa pohon yang sudah ditebang, dan
membuang bagian tanah atau batuan yang menghalangi
pekerjaan.b& Pusher Loading
ntuk membantu Scraperdalam mengisi muatannya pada
lapisan tanah kohesi. antuan itu diperlukan untuk menambah
po1eragar diperoleh kecepatan mengisi yang lebih singkat dan
scraperterisi penuh (5eaped Load).
c. !enyebarkan material
ntuk menyebarkan material tanah ke tempat-tempat
tertentu dengan tebal yang dikehendaki.
d. !enimbun kembali
ekerjaan menimbun kembali terhadap bekas lubang-
lubang galian seperti menutupi saluran air, menimbun
lubang pondasi atau tiang penyangga bangunan-bangunan
besar.
e& ,rimming dan sloping
-
7/21/2019 BAB III (2) fix
9/23
III-1'
ekerjaan pembuatan kemiringan tertentu pada suatu
tempat, seperti tanggul, dam, kanal-kanal besar, tepi jalan raya.
. enggeru atau emberai
Ini dilakukan khusus bulldozer yang memiliki shan.
ripperseperti &133, &;3, &?5, &85 dan lain-lain.
Sumber1ebsite
0$!$5 .:
&=A+5
III..2 $lat 0ali-!uat
erdasarkan cara pengendalian atau pemuatannya,
-cavator digolongkan dalam dua tipe yaitu 0ront shovel
(penggalian dengan bucket mengarah ke depan) dan bac.hoe
(penggalian dengan bucket mengarah ke belakang). $dapun cara
pengoperasian e-cavator, yaitu dengan hydraulic e-cavator, alat ini
merupakan mesin yang menggunakan tekanan hydraulic untuk
menggerakkan buc.et sehingga dapat menggali material.
erdasarkan pada cara bergeraknya buc.et" hydraulic e-cavator
terbagi menjadi dua macam yaitu bac. hoedanpo1er shovel& ada
kegiatan pengupasan overburden di Pit dapat digunakan jenis
hydraulic e-cavator bac. hoe. $lat ini dalam pengoperasiannya
hampir sama dengan po1er shovel" yang membedakannya adalah
cara penggalian materialnya, dimana bac. hoe menggali material
-
7/21/2019 BAB III (2) fix
10/23
III-11
dari atas ke bawah, sedangkan po1er shovelmenggali dari bawah
keatas.
ekerjaan yang dapat dilakukan oleh 5ydraulic -cavator
(0ambar .;)antara lain /
a. !enggali di lereng bukit, misalnya untuk menggali tanah
liat, pasir, batu gamping dan pengupasan tanah penutup (Striping
Overburden )&
b. !emuat (Loading) material ke sebuah alat angkut,
misalnya lori, dump truc." belt conveyor dan lain-lain.
c. !embuang tanah penutup ke bagian belakang daerah
yang sudah kosong (umping o0 ,op Soil into Spoil 2an.)&Cara
kerja ini di sebut B2ac. 3illing igging Method B.
Sumber !ebsite
0$!$5 .;
7&5$IC +DC$>$#=5 #I+ $C"7=+
-
7/21/2019 BAB III (2) fix
11/23
III-12
$lat angkut ini banyak dipakai untuk mengangkut material-
material seperti tanah, endapan bijih, batuan untuk bangunan dan
lainnya pada jarak yang dekat sampai sedang. ump truc. cukup
leksibel, artinya dapat dipakai untuk mengangkut bermacam-macam
barang dengan muatan, bentuk dan jumlah yang beranekaragam dan
tidak tergantung pada jalur jalan. "ebanyakan tenaga penggerak
yang digunakan adalah mesin diesel dengan menggunakan solar
sebagai bahan bakar. 4enis alat ini dapat dibedakan menjadi /
a& Rigid ump ,ruc.
ump truc. jenis ini memiliki bagian kabin yang bersatu
dengan bagian vessel-nya, sehingga pergerakannya kaku atau
tidak leksibel (0ambar .?).
Sumber !ebsite
0$!$5 .?
R*+* 8MP ,R8C7
b& Articulated ump ,ruc."erangka dari alat ini bagian kabin terpisah dari bagian
belakang atau 9esselnya, sehingga dalam pengoperasiannya
menjadi lebih leksibel, tetapi mempunyai ukuran vesselyang
lebih kecil dariRigid ump ,ruc. (0ambar .).
-
7/21/2019 BAB III (2) fix
12/23
III-1
Sumber !ebsite
0$!$5 .8
AR,*C8LA, 8MP ,R8C7
$dapun berdasarkan cara dumping dan vesselnya maka alat
ini dapat dibedakan menjadi Rear dump" Side dump dan 2ottom
dump
-
7/21/2019 BAB III (2) fix
13/23
III-1*
dilapangan, sehingga alat dapat bekerja dengan optimal dan
memberikan produktiitas yang optimal.
"ondisi daerah kerja atau medan kerja yang harus
dipertimbangkan adalah keadaan topograi, pencapaian daerah,
ketinggian lokasi kerja, iklim, dan kesanggupan pabrik dari alat-
alat berat yang dipergunakan untuk menjamin kelangsungan
operasional. %elain itu, ketinggian tempat kerja (altitude)
berpengaruh terhadap kerja mesin. %emakin tinggi altitudetekanan
udara semakin berkurang. &iketahui bahwa tenaga mesin diesel
akan berkurang setiap ketinggian 1'''0eet.
III.*.2. "arakteristik Eormasi dan %iat !aterial
!aterial yang akan digali tentu memiliki karakteristik
tersendiri, oleh karena itu alat berat yang akan digunakan dipilih
agar dapat dioperasikan secara optimal pada material tersebut.
%iat-siat isik dari material yang harus dipertimbangkan,
yaitu/
1. engembangan dan enyusutan !aterial
engembangan material terjadi ketika material digali dari
keadaan aslinya sehingga terjadinya perubahan 9olume saat
dipindahkan, sedangkan penyusutan material terjadi ketika
material digali, dipindahkan dan dipadatkan maka 9olumenya
akan menyusut. erubahan 9olume tersebut akan diikuti dengan
perubahan densitas material dalam kondisi yang sama.
2. entuk !aterial
entuk material didasarkan pada ukuran butir material yang
akan mempengaruhi susunan butir material dalam suatu
kesatuan 9olume atau tempat.
. "ekerasan !aterial
"ekerasan material akan berpengaruh terhadap mudah
tidaknya material tersebut dapat dibongkar. !aterial yang keras
akan lebih sulit dibongkar atau digali dengan menggunakan alat
mekanis, selain itu juga menekan produktiitas alat.
-
7/21/2019 BAB III (2) fix
14/23
III-13
"arakteristik ormasi dan material lain yang harus diperhatikan
adalah kemantapan lereng, kemiringan, ketebalan, derajat
konsolidasi, permeabilitas, porositas, pola aliran air, abrasi9itas,
kelengketan material, kohesi9itas, dan daya dukung tanah.
III.*.. arameter enambangan
$dapun parameter penambangan yang dimaksud adalah batas
akhir tambang, laju produksi, umur@lama pekerjaan, dan dampak
lingkungan yang diakibatkan kegiatan penambangan.
III.*.*. "apasitas $lat
kuran vessel sangat memengaruhi dengan jumlah muatan
yang mampu di angkut, serta untuk memenuhi target dapat
dilakukan dengan penambahan alat. %emakin besar kapasitas alat
maka akan semakin sedikit jumlah alat yang digunakan.
III.* Eaktor-aktor yang !empengaruhi rodukti9itas $lat
erikut adalah aktor-aktor yang mempengaruhi produkti9itas dari
suatu alat, yaitu /
III.*.1. ola emuatan
ola pemuatan yang digunakan tergantung pada kondisi
lapangan operasi pengupasan serta alat mekanis yang digunakan
dengan asumsi bahwa setiap alat angkut yang datang, mangkuk
(buc.et) alat gali-muat sudah terisi penuh dan siap ditumpahkan.
%etelah alat angkut terisi penuh segera keluar dan dilanjutkan
dengan alat angkut lainnya sehingga tidak terjadi waktu tunggupada alat angkut maupun alat gali muatnya. ola pemuatan pada
operasi pengangkutan di tambang terbuka dikelompokkan
berdasarkan posisi bac. hoe terhadap 0rontpenggalian dan posisi
dump truc. terhadap bac. hoe. ntuk lebih jelasnya akan
dijelaskan seperti berikut ini/
1. erdasarkan osisi $lat 0ali !uat
a. ,op Loading
-
7/21/2019 BAB III (2) fix
15/23
III-1:
"edudukan alat gali muat lebih tinggi dari alat
angkut dimana alat gali muat berada di atas tumpukan
material atau berada di atas jenjang.
b. 2ottom loading
ola pemuatan dimana alat gali muat dan alat angkut
terletak pada satu ketinggian yang sama.
2. erdasarkan enempatan $lat $ngkut
a. Single 2ac. 8p
$lat angkut memposisikan diri untuk dimuat pada
satu tempat dan alat angkut berikutnya menunggu alat
angkut pertama dimuati sampai penuh, setelah alat angkut
pertama berangkat maka alat angkut kedua memposisikan
diri untuk dimuati dan seterusnya.
b. ouble 2ac. 8p
$lat angkut memposisikan diri untuk dimuati pada
dua tempat, kemudian alat gali muat mengisi salah
satu alat angkut sampai penuh setelah itu mengisi alat
angkut kedua yang sudah memposisikan diri di sisi lain
sementara alat angkut kedua diisi, alat angkut ketiga
memposisikan diri di tempat yang sama dengan alat
angkut pertama dan seterusnya.
. erdasarkan osisi emuatan
a. 3rontal Cut
ada pola ini bac. hoememuat pertama pada dump
truc.sebelah kanan sampai penuh dan berangkat, setelah
itu dilanjutkan pada dump truc.sebelah kiri.
b. Parallel Cut !ith ,urn rive 2y
2ac.hoe bergerak melintang dan sejajar dengan
0rontpenggalian. ola ini digunakan bila lokasi pemuatan
berdekatan dengan lokasi penimbunan.
III.*.2. ebar 4alan $ngkut
-
7/21/2019 BAB III (2) fix
16/23
III-1;
4alan angkut pada lokasi tambang sangat mempengaruhi
kelancaran operasi penambangan terutama dalam kegiatan
pengangkutan. eberapa geometri yang perlu diperhatikan agar
tidak menimbulkan gangguan@hambatan yang dapat mempengaruhi
keberhasilan kegiatan pengangkutan. erhitungan lebar jalan
angkut didasarkan pada lebar kendaraan terbesar yang
dioperasikan. %emakin lebar jalan angkut yang digunakan maka
operasi pangangkutan akan semakin aman dan lancar.
III.*.. !aterial
apisan tanah penutup (overburden) adalah semua lapisan
tanah@batuan yang berada di atas dan langsung menutupi lapisan
bahan galian berharga sehingga perlu disingkirkan terlebih dahulu
sebelum dapat menggali bahan galian berharga tersebut. apisan
tanah penutup (overburden) yang dapat ditemui umumnya
dikelompokkan menjadi beberapa siat yaitu/
1. !aterial yang sangat mudah digali (sangat lunak)
a.!aterial yang mengandung sedikit air, misalnya pasir, tanah
biasa, kerikil, campuran pasir dengan tanah biasa.
b. !aterial yang banyak mengandung air, misalnya pasir
lempungan, lempung pasiran, lumpur dan pasir yang banyak
mengandung air.
2. !aterial yang lebih keras (lunak)
!isalnya tanah biasa yang bercampur kerikil, pasir yang
bercampur dengan kerikil, pasir yang kasar.
. !aterial yang setengah keras (sedang)!isalnya batubara, shale (clay yang sudah mulai
kompak), batuan kerikil yang mengalami sedimentasi dan
pengompakan, batuan beku yang sudah mulai lapuk, dan
batuan-batuan beku yang mengalami banyak rekahan.
*. !aterial yang keras
-
7/21/2019 BAB III (2) fix
17/23
III-1?
!isalnya sandstone" limestone" slate" vulcanic tu00"
batuan beku yang mulai lapuk, mineral-mineral penyusun
batuan yang telah mengalami sementasi dan pengompakan.
3. !aterial sangat keras
!isalnya batuan-batuan beku dan batuan - batuan
metamor, contohnya granit, andesit, slate, kwarsit, dan
sebagainya.
"eadaan material yang akan digali sangat mempengaruhi
suatu proses penambangan. !isalnya material tanah penutup
dijumpai dalam bentuk lapisan tanah pucuk (top soil) yang
mengandung humus, tanah penutup lunak, dan tanah penutup
keras. 4enis material tersebut akan menentukan besarnya produksi
alat dan cara pengoperasiannya. entuk lapisan tanah penutup,
ukuran ketebalan dan luasnya akan menentukan 9olume
keseluruhan sehingga dengan aktorpengembangantertentu dapat
digunakan untuk mencari dan menentukan lokasi penampungan
material hasil penggalian.
embongkaran batuan melalui penggarukan (ripping) dan
pemboran untuk peledakan dipengaruhi oleh siat-siat teknis dari
material (batuan) tersebut di antaranya/
1. erat 4enis (ensity)
erat jenis yaitu berat dari suatu bahan atau material
berbanding 9olume dari material tersebut. #erdiri dari densitas
insitu dan densitas loose.2. Eaktor engembangan !aterial
engembangan (s1ell) menurut para ahli (5. . eurioy
dan
-
7/21/2019 BAB III (2) fix
18/23
III-18
pengembangan. Eaktor pengembangan juga dapat diketahui
dari perbandingan densitas material lepas dan densitas material
insitunya. &ensitas adalah berat per unit 9olume dari suatu
material. !aterial mempunyai densitas yang berbeda karena
dipengaruhi siat-siat isiknya.
. #ekstur
#ekstur menunjukkan struktur butiran dari batuan dan dapat
diklasiikasikan berdasarkan siat-siat prositas, density, dan
ukuran butir. orositas batuan dipengaruhi oleh besarnya
butiran penyusun batuan tersebut. %emakin besar porositasbatuan berarti semakin banyak rongga antar butir, sehingga
lebih mudah dalam penggaruan (ripping). #ekstur juga akan
mempengaruhi dalam kecepatan pemboran.
*. %truktur atuan
%truktur batuan seperti patahan, rekahan, bidang perlapisan,
jenis batuan, dip dan stri.e akan mempengaruhi dalam
kekuatan struktur batuan. %truktur batuan akan berpengaruh
terhadap penggarukan, kelurusan lubang bor dan kecepatan
pemboran.
3. $brasi9itas
$brasi9itas adalah suatu parameter yang mempengaruhi
keausan (umur) mata bor (drill bit) atau batang bor (drill steel).
"andungan kuarsa dalam batuan biasanya dianggap sebagai
petunjuk untuk mengukur abrasi9itas (keausan batang bor).
%emakin banyak kuarsa yang terkandung di dalam batuan akan
memberikan nilai abrasi9itas yang lebih tinggi.:. "ekerasan@"ekuatan
"ekerasan adalah tahanan dari suatu bidang permukaan
halus terhadap tusukan, goresan, abrasi atau pemotongan.
"ekerasan batuan dapat juga dipakai untuk menyatakan
besarnya tegangan yang diperlukan untuk menyebabkan
kerusakan pada batuan.
III.*.* Eaktor engisian2uc.et
-
7/21/2019 BAB III (2) fix
19/23
III-2'
Eaktor isi (0ill 0actor) adalah presentase 9olume yang sesuai
atau sesungguhnya dapat diisikan ke dalam bak truk dibandingkan
dengan kapasitas teoritisnya. %uatu bak truc. yang mempunyai
aktor isi ?;, artinya 1 9olume bak itu tidak dapat diisi.
!angkuk (buc.et) dari e-cavator memiliki aktor isi lebih dari
1'' karena dapat diisi munjung (heaped).
III.*.3
-
7/21/2019 BAB III (2) fix
20/23
III-21
karena selalu berubah-ubah dari hari ke hari bahkan dari jam ke
jam tergantung dari keadaan cuaca, keadaan alat yang
dikemudikan, suasana kerja, dan lain-lain. "adang-kadang suatu
perangsang dalam bentuk upah tambahan (insenti) dapat
mempertinggi eisiensi operator.
%ebenarnya eisiensi operator tidak hanya disebabkan
karena kemalasan pekerjaan itu tetapi juga karena kelambatan-
kelambatan dan hambatan-hambatan yang tak mungkin dihindari
seperti melumasi kendaraan, mengganti yang aus, membersihkan
bagian-bagian penting sesudah sekian jam dipakai, memindahkan
ketempat lain, tidak adanya keseimbangan antara alat muat dan alat
angkut, menunggu peledakan disuatu daerah yang akan dilalui,
perbaikan jalan, dan lain-lain.
"arena hal-hal tersebut diatas selama satu jam jarang ada
operator betul-betul dapat bekerja selama :' menit. erdasarkan
pengalaman maka bila operator dapat bekerja selama 3' menit
dalam satu jam, ini berarti eisiensinya adalah ? , maka hal ini
dianggap baik sekali jika alatnya berban karet. %ehubungan dengan
eisiensi operator diatas maka perlu juga diingat keadaan alat
mekanisnya karena hal tersebut mempengaruhi eisiensinya.
III.*.; "etersediaan $lat dan enggunaan $lat
%alah satu hal yang mempengaruhi produksi dari kebutuhan
alat gali muat dan alat angkut yang diinginkan dalam operasi
penambangan adalah masalah ketersediaan alat.
"etersediaan alat adalah aktor yang menunjukan kondisi
alat-alat mekanis dalam melakukan pekerjaan dengan
memperhatikan kehilangan waktu selama kerja. "ondisi peralatan
mekanis dibagi menjadi/
1. "ondisi peralatan 8' 1''
-
7/21/2019 BAB III (2) fix
21/23
III-22
erlaku untuk peralatan baru dan siap pakai, kemampuan
minimal ;' dan belum mengalami perbaikan apapun serta
dalam keadaan lengkap.
2. "ondisi peralatan ;' ?8
erlaku untuk peralatan lama yang dalam keadaan yang
siap beroperasi dengan kemampuan minimal ;' namun
sudah dipakai lebih dari satu tahun atau seribu jam kerja.
. "ondisi peralatan 3' :8
eralatan yang dalam keadaan rusak ringan operasi.
"emampuan alatnya minimal :' dan sudah dioperasikan
lebih dari dua tahun atau tiga ribu jam kerja.
III.*.?. #ahanan 0ali (igging Resistance)
#ahanan gali adalah tahanan yang dialami oleh alat-alat
pada waktu melakukan penggalian meliputi/
1. 0esekan antara alat gali dan tanah.
2. "ekerasan tanah@batuan.
III.3. 5umusan rodukti9itas $lat 0ali-!uat dan $ngkut
III.3.1 rodukti9itas $lat 0ali- !uat
$lat yang digunakan dalam proses gali-muat yaitu
eFca9ator, berikut rumusan produkti9itasnya G
erhitungan produkti9itas bucket dari eFca9ator komatsu C*'' G
q=q1K
erhitungan produkti9itas eFca9ator per jam G
-
7/21/2019 BAB III (2) fix
22/23
III-2
H q x E x3600
CT
"eterangan /
H roduksi per jam (C!@jam)
C# Cycle time Jwaktu gali K waktu ayun berisi K waktu
tumpah K waktu ayun kosong (s)L
M "apasitas2uc.et (m)
M1 7apasitas 2uc.et Spe.(m)
" 3ill 3actor 2uc.et+ +isiensi "erja
III.3.2 rodukti9itas $lat $ngkut
$lat yang digunakan dalam proses angkut yaitu dumptruck,
berikut rumusan produkti9itasnya G
erhitungan produkti9itas dumptruck per cycledari dumptruc.G
M n F M1F "
erhitungan produkti9itas dumptruck per jam G
H q x E x3600x M
CT
"eterangan /H roduksi per jam (C!@jam)
C# Cycle ,ime J waktu muat K waktu angkut K waktu
maneu9er tumpah K waktu tumpah K waktu kembali K
waktu maneu9er muat (s) L
M roduksi per cycle(m)
M1 "apasitas2uc.et %pek(m)
" Eill 3actor 2uc.et
-
7/21/2019 BAB III (2) fix
23/23
III-2*
! 4umlah nit
+ +isiensi "erja
n 4umlahPassing