bab ii tinjuan pustaka a. landasan penelitian...

32
7 BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Pencarian informasi penelitian terdahulu pada Analisis Sistem Informasi Akuntansi atas penerimaan kas ini dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini, terdapat penelitian-penelitian sebelumnya yang berisikan data atau informasi yang terdapat dalam penulisan ini. Beberapa penelitian yang telah dilakukan terkait dengan sistem informasi akuntansi atas penerimaan kas, akan dibahas di bawah ini. Penelitian Abdullah (2009) tentang analisis sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Indomobil Surabaya, dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif mengenai sistem dan prosedur penjualan. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam pelaksanaan sistem informasi akuntansi penjualan secara keseluruhan PT. Indomobil Surabaya telah melakukan praktik yang sehat dalam melakukan aktivitas distribusi penjualan di perusahaan PT. Indomobil Surabaya. Selanjutnya hasil penelitian Maria (2010) dengan topik penelitian yaitu mengenai analisis sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas pada perusahaan Cor Kuningan “Ganesa I”. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif terkait dengan sistem penjualan dan penerimaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dokumen dan catatan yang

Upload: nguyenminh

Post on 18-Jul-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. Landasan Penelitian Terdahulu

Pencarian informasi penelitian terdahulu pada Analisis Sistem Informasi

Akuntansi atas penerimaan kas ini dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui

perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Dalam penelitian

ini, terdapat penelitian-penelitian sebelumnya yang berisikan data atau

informasi yang terdapat dalam penulisan ini. Beberapa penelitian yang telah

dilakukan terkait dengan sistem informasi akuntansi atas penerimaan kas, akan

dibahas di bawah ini.

Penelitian Abdullah (2009) tentang analisis sistem informasi akuntansi

penjualan dan penerimaan kas pada PT. Indomobil Surabaya, dengan

menggunakan analisis deskriptif kualitatif mengenai sistem dan prosedur

penjualan. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam pelaksanaan sistem

informasi akuntansi penjualan secara keseluruhan PT. Indomobil Surabaya

telah melakukan praktik yang sehat dalam melakukan aktivitas distribusi

penjualan di perusahaan PT. Indomobil Surabaya.

Selanjutnya hasil penelitian Maria (2010) dengan topik penelitian yaitu

mengenai analisis sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas

pada perusahaan Cor Kuningan “Ganesa I”. Metode analisis data yang

digunakan yaitu analisis deskriptif terkait dengan sistem penjualan dan

penerimaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dokumen dan catatan yang

8

digunakan pada prosedur penjualan tunai maupun secara kredit tidak memadai.

Hal ini terlihat pada arsip bagian keuangan dan bagian administrasi yang masih

menjadi satu. Selain itu kurangnya salinan nota penjualan yang dibuat oleh

perusahaan. Otorisasi transaksi pada perusahaan Co Kuningan “ Ganesa I”

sudah baik. Hal ini terlihat pada persetujuan kredit, otorisasi nota penjualan,

otorisasi surat perintah kerja, serta otorisasi pembatalan pembelian.

Selanjutnya penelitian Ratnasari (2006) menganalisis tentang penerapan

sistem informasi akuntansi penjualan. Metode analisis yang digunakan

deskriptif kualitatif. Hasilnya menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi

penjualan masih sederhana. Hal ini dapat dilihat terbatasnya jumlah fungsi

yang terkait, dokumen dan catatan yang digunakan dalam sistem penjualan.

Dengan terbatasnya jumlah fungsi yang terkait akan mengakibatkan adanya

perangkapan tugas terhadap aktivitas penjualan. Pada penjualan tunai dokumen

yang digunakan masih rangkap satu, hal tersebut akan menyebabkan tidak

terciptanya mekanisme saling uji (internal check) antara satu bagian dengan

bagian yang lain, meskipun belum ada nomor urut tercetak pada formulir dan

belum ada catatan piutang anggota, sehingga rincian mengenai piutang anggota

sulit untuk diidentifikasikan.

9

Selanjutnya hasil penelitian Naufal (2011) dengan topik penelitian yaitu

sistem informasi akuntansi penerimaan kas pada BMT BINTARO. Metode

analisis yang digunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa masih ada keterlambatan pencatatan penerimaan kas sedangkan sistem

yang digunakan masih manual dan tidak memiliki database yang update

sehingga dalam proses pengerjaan memakan waktu yang lama.

Selanjutnya hasil penelitian Udjang (2014) dengan topik yaitu analisis

sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas pada Hotel Halogen

Sidoarjo. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif,

yaitu analisis data yang digambarkan dalam uraian kata atau kalimat yang

membantu dalam mengungkapkan tentang hal-hal yang berhubungan dengan

sistem pengendalian internal, terutama mengenai mekanisme penjualan dan

penerimaan kas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem informasi

akuntansi penjualan dan penerimaan kas pada Hotel Halogen Sidoarjo masih

kurang efektif hal ini terlihat adanya karyawan Hotel yang kurang

memperhatikan dan melaksanakan prosedur dan sistem yang telah ditetapkan,

adanya sebagian formulir yang kurang lengkap datanya, sehingga menjadikan

tamu hotel tidak mendapatkan jenis serta jumlah makanan dan minuman sesuai

pesanan. Hal tersebut dikarenakan laporan food and beverage tidak terdapat

keterangan yang lengkap dan jumlah makanan dan minuman yang disediakan

untuk tamu dan kurang cepatnya informasi yang disampikan oleh tiap-tiap

bagian menyebabkan tamu lama menunggu dalam proses check out maupun

check in.

10

Selanjutnya hasil penelitian Muji (2013) dengan topik analisis sistem

informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas pada CV. Bumi Nusantara

Jombang. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis dekriptif. Hasilnya

menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi kurang efektif karena terjadi

kerangkapan tugas dan bagian-bagian yang seharusnya berperan dalam

penjualan penerimaan kas tidak melakukan peranan dengan baik atau tidak ikut

campur tangan dan dokumen yang digunakan tidak memiliki prinsip dokumen

yang baik karena tidak ditemukan nomor urut tercetak.

Persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan

dilakukan yaitu sama-sama bertujuan untuk mengetahui tentang sistem

informasi akuntansi penerimaan kas yang dilakukan suatu organisasi atau

perusahaan terkait. Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian

sekarang adalah suatu objek yang diteliti dan pada penelitian terdahulu

sebagian besar peneliti membahas sistem penjualan dan penerimaan kas

sedangkan peneliti ini hanya membahas penerimaan kas.

B. Landasan Teori

1. Sistem

a. Pengertian Sistem

Sistem merupakan sarana yang penting dan bermanfaat bagi

perusahaan, karena sistem dapat memberikan informasi kepada

manajemen perusahaan agar dapat mengalokasikan berbagai sumber daya

perusahaan.

11

Susanto (2013:22) mendefinisikan sistem adalah kumpulan/group

dari sub sistem/bagian/komponen apapun baik phisik ataupun non phisik

yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara

harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu. Sedangkan menurut

Jogiyanto (2001) sistem adalah suatu jaringan kerja dari suatu prosedur-

prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk

melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran

tertentu. Menurut Bodnar dan Hopwood (2003) sistem adalah sebagai

kumpulan sumber daya yang berhubungan untuk mencapai tujuan

tertentu.

Hall (2001) menyatakan sistem adalah kelompok dua atau lebih

komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan

tujuan yang sama. Jogiyanto (2001) mengungkapkan beberapa

karakteristik dalam suatu sistem adalah sebagai berikut:

a) Komponen-komponen sistem.

b) Mempunyai batasan sistem.

c) Mempunyai lingkungan luar sistem.

d) Adanya penghubung sistem.

e) Adanya masukan (input) sistem.

f) Adanya keluaran (output) sistem.

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem

merupakan suatu unsur kelompok yang saling berhubungan erat atau

memiliki keterkaitan satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu yag

12

telah dirancang atau direncanakana sebelumnya. Dalam sistem sendiri

terdapat subsistem yang menjalankan peran lebih spesialisasi jika

dibandingkan peran sistemnya, guna bekerjasama dalam mencapai tujuan

yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Ciri-Ciri Sistem

Dalam buku Sistem Informasi Akuntansi Konsep dan Pengembangan

Berbasis Komputer ciri-ciri sistem adalah sebagai berikut (Susanto, 2013):

a) Tujuan

Tujuan sistem merupakan target atau sasaran akhir yang ingin dicapai

oleh suatu sistem.

b) Batas Sistem

Batas sistem merupakan garis abstraksi yang memisahkan antara

sistem dan lingkungannya.

c) Subsistem

Subsistem merupakan komponen atau bagian dari suatu sistem,

subsistem ini bisa fisik atau abstrak.

d) Hubungan dan Hirarki Sistem

Hubungan sistem adalah hubungan yang terjadi antara subsistem

dengan subsistem lainnya yang setingkat atau setara subsistem dengan

sistem yang lebih besar.

e) Input-Proses-Output

Tiga komponen fungsi/subsistem adalah input, prosesdan output.

Input merupakan segala sesuatu yang masuk kedalam suatu sistem. Proses

13

merupakan perubahan dari input ke output. Output merupakan hasil dari

proses yang merupakan tujuan dari keberadaan sistem.

f) Lingkungan Sistem

Lingkungan sistem adalah faktor-faktor yang ada diluar lingkungan

sistem yang mempengaruhi sistem. Ada dua lingkungan sistem yaitu

lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal

merupakan lingkungan yang berada didalam sistem dan lingkungan

eksternal adalah lingkungan yang berada diluar sistem.

c. Tujuan Sistem

Menurut Susanto (2013) tujuan sistem merupakan target atau

sasaran akhir yang ingin dicapai oleh suatu sistem. Agar supaya

target tersebut bisa tercapai, maka target atau sasaran tersebut harus

diketahui terlebih dahulu ciri-ciri atau kriterianya. Upaya mencapai

suatu sasaran tanpa mengetahui ciri-ciri atau kriteria dari sasaran

tersebut kemungkinan besar sasaran tersebut tidak akan pernah

tercapai. Ciri-ciri atau kriteria sistem dapat juga digunakan sebagai

tolak ukur dalam menilai suatu keberhasilan suatu sistem dan menjadi

dasar dilakukannya suatu pengendalian.

2. Informasi

a. Pengertian Informasi

Sumber informasi adalah data yang didalam menguraikan informasi

harus dikaitkan dengan data. Data adalah suatu kenyataan yang

menggambarkan kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian

14

(event) adalah suatu yang terjadi pada saat tertentu. Di dalam dunia usaha,

kejadian-kejadian yang sering terjadi adalah perubahan suatu nilai yang

disebut transaksi.

Informasi di definisikan oleh Sutabri (2004) adalah data yang telah

diklasifikasikan atau diolah atau diinterprestasikan untuk digunakan dalam

proses pengambilan keputusan. Jogiyanto (2001) mendefiniskan informasi

adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan berarti

bagi yang menerimanya.

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi

merupakan hasil dari data yang telah diolah yang digunakan sebagai alat

pengambilan keputusan.

b. Kualitas Informasi

Susanto (2004) menyatakan bahwa suatu informasi yang berkualitas

harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Akurat

Akurat artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang

sebenarnya dan dapat diandalkan.

b) Tepat Waktu

Artinya informasi harus tersedia atau pada saat informasi tesebut

dibutuhkan.

15

c) Relevan

Artinya informasi yang diberikan harus mempunyai manfaat sebagai

dasar pengambilan keputusan sesuai dengan yang dibutuhkan.

Kalau kebutuhan informasi untuk suatu organisasi maka informasi

tersebut harus sesuai dengan kebutuhan informasi diberbagai tingkatan dan

bagian yang ada di organisasi tersebut.

d) Lengkap

Artinya informasi harus diberikan secara jelas dan lengkap.

3. Sistem Informasi

a. Pengertian Sistem Informasi

Kristanto (2003) mengungkapkan bahwa sistem informasi adalah

suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-

komponen dalam organisasi untuk mencapai tujuan yaitu menyajikan

informasi. Sistem informasi merupakan sekumpulan prosedur

organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi

bagi pengambilan keputusan dan atau untuk mengendalikan organisasi.

Susanto (2004) mendefinisikan sistem informasi merupakan

subsistem baik phisik maupun non phisik yang saling berhubungan satu

sama lain yang bekerja sama harmonis untuk mencapai tujuan yaitu

mengolah data menjadi informasi yang berguna. Hall (2001)

menyatakan sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal

dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan

didistribusikan kepada para pemakai.

16

Dari pengertian di atas, secara garis besar dapat ditarik kesimpulan

sistem informasi merupakan serangkaian atau sekumpulan subsistem

yang saling berhubungan sebagai suatu cara yang teroganisir,

mengumpul, memasukan, memporses data, mengendalikan,

menghasilkan informasi dengan berbasis porses manual atau komputer

untuk mencapai sasaran dan tujuan suatu organisasi yang telah di

rencanakan.

b. Komponen Sistem Informasi

Menurut Susanto (2004) sistem informasi mempunyai beberapa

komponen sebagai berikut:

a) Komponen sasaran dan tujuan, mereflesikan kekuatan pendorong

sistem dan alasan keberadaan suatu sistem.

b) Komponen input (data).

c) Komponen output, informasi untuk mengambil keputusan

penyimpanan data.

d) Pemrosesan data.

e) Instruksi dan prosedur, memproses data menjadi informasi.

f) Batas sistem.

g) Kendala sistem, yaitu keterbatasan internal dan eksternal.

h) Komponen pengaman yang berguna dan informasi yang

dihasilkan akurat.

17

i) Komponen interface informasi, berfungsi sebagai penghubung

antara pemakai, antara mesin dan pemakai, dan antara subsistem

dengan sistem informasi.

j) Subsistem merupakan bagian dari informasi.

c. Tujuan Sistem Informasi

Hall (2001) menyatakan terdapat tiga tujuan utama yang umum

bagi semua sistem.

a) Untuk mendukung fungsi keperngurusan (stewardship)

manajemen.

Kepengurusan merujuk pada ketanggungjawab manajemen

untuk mengatur sumber daya perusahaan secara benar.

b) Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen.

Sistem informasi memberikan para manager informasi yang

mereka perlukan untuk melakukan tanggung jawab pengambilan

keputusan.

c) Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan hari demi hari

Sistem informasi menyediakan informasi bagi personel

operasi untuk membantu mereka melakukan tugas mereka setiap

hari dengan efisien dan efektif.

18

4. Sistem Informasi Akuntansi

a. Pengertian akuntansi

Akuntansi merupakan media komunikasi dalam dunia usaha, dimana

akuntansi berperan penting di setiap perusahaan yang berbeda, baik di

perusahaan manufaktur, dagang dan jasa. Hal ini tergantung pada jenis

badan usaha besar kecilnya perusahaan, rumit atau tidaknya masalah

keuangan perusahaan tersebut. Akuntansi dapat berjalan dengan baik jika

ditunjang dengan sistem yang memadai.

Pengertian Akuntansi menurut Amirican Accounting Association

adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi

keuangan untuk memungkinkan adanya penilaian keputusan yang jelas

bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.

Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan definisi dari akuntansi

adalah serangkaian pencatatan semua kegiatan perusahaan untuk di

dokumentasikan menjadi suatu informasi dalam bentuk laporan yang

berguna bagi pihak-pihak yang terkait, baik itu pihak internal maupun

pihak eksternal untuk mengambil keputusan.

Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu

organisasi atau perusahaan. Dari laporan keuangan tersebut semua pihak-

pihak yang terkait dapat melihat posisi keuangan dan perubahan posisi

yang ada di dalamnya sehingga dapat membantu para pihak-pihak terkait

untuk mengambil suatu keputusan.

19

b. Sistem Informasi Akuntansi

Salah satu sistem informasi diantara berbagai sistem informasi

yang digunakan manajemen dalam mengolah perusahaan adalah sistem

informasi akuntansi.

Susanto (2013) mendefinisikan sistem informasi akuntansi merupakan

kumpulan atau group dari sub sistem/bagian/komponen apapun baik

phisik atau non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja

sama secara harmonis untuk mengolah data transaksi yang berkaitan

dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan.

Sistem informasi akuntansi menurut Bodnar dan Hopwood (2003:1)

adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang

dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi

informasi. Informasi ini dikomunikasikan kepada berbagai pihak

pengambilan keputusan. Sistem informasi akuntansi mewujudkan

perubahan ini, baik secara manual maupun dengan bantuan komputer.

Menurut Mulyadi (2014) sistem informasi akuntansi adalah organisasi

formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk

menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh menejemen guna

memudahkan pengelolahan perusahaan.

20

c. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Mulyadi (2014) tujuan umum dalam penyusunan sistem

informasi akuntansi adalah sebagai berikut:

a) Untuk menyediakan informasi bagi pengelola usaha baru.

Kebutuhan pengembangan sistem akuntansi yang terjadi jika

perusahaan baru didirikan atau suatu perusahaan menciptakan

usaha baru yang berbeda dengan usaha yang dijalankan selama ini.

b) Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang

sudah ada.

Sistem akuntansi yang berlaku tidak semua dapat memenuhi

kebutuhan manajemen, baik dalam hal pengendalian mutu, ketepatan

penyajian maupun struktur informasi yang terdapat dalam laporan.

Hal ini kemungkinan disebabkan oleh perkembangan usaha

perusahaan, sehingga menuntut sebuah sistem informasi akuntansi

yang dapat menghasilkan laporan dengan kualitas informasi yang

lebih baik dan tepatnya penjabaran dengan struktur informasi yang

sesuai dengan kebutuhan manajemen.

c) Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan

intern.

Akuntansi merupakan alat pertanggungjawaban kekayaan

suatu organisasi pengembangan sistem informasi akuntansi

seringkali ditujukan untuk memperbaiki perlindungan terhadap

kekayaan organisasi sehingga pertanggungjawaban terhadap

21

pengguna kekayaan organisasi dapat dilaksanakan dengan baik.

Pengembangan sistem informasi akuntansi dapat pula ditujukan

untuk memperbaiki pengecekan intern agar informasi yang

dihasilkan dapat dipercaya.

d) Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan

akuntansi.

Pengembangan sistem informasi akuntansi sering kali

ditujukan untuk menghemat biaya informasi. Informasi merupakan

barang ekonomi, untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan

sumber ekonomi lainnya.

Oleh karena itu, dalam menghasilkan informasi perlu

dipertimbangkan besar fungsi dan manfaat yang diperoleh dengan

pengorbanan yang dilakukan. Jika pengorbanan untuk memperoleh

informasi keuangan diperhitungkan lebih besar dibandingkan dengan

manfaat yang diperoleh, sistem yang sudah ada dirancang kembali

untuk mengurangi pengorbanan sumber daya bagi penyediaan

informasi tersebut.

d. Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Romney dan Steinbart (2014: 11) menyatakan bahwa dalam sistem

informasi akuntansi memiliki enam komponen sebagai berikut:

a) Orang yang menggunakan sistem.

b) Prosedur dan instruksi yang digunakan untuk mengumpulkan,

memproses dan menyimpan data.

22

c) Data mengenai organisasi dan aktivitas-aktivitas bisnisnya.

d) Perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah data.

e) Infrastruktur teknologi informasi, meliputi komputer, perangkat

periferal, dan perangkat jaringan komunikasi yang digunakan dalam

Sistem Informasi Akuntansi.

f) Pengendalian iternal dan pengukuran keamanan yang menyimpan data

Sistem Informasi Akuntansi.

Enam komponen tersebut memungkinkan sistem informasi akuntansi

untuk memenuhi tiga fungsi bisnis penting sebagai berikut:

a) Mengumpulkan data dan menyimpan data mengenai aktivitas,

sumber daya, dan personel organisasi. Organisasi memiliki

sejumlah proses bisnis, seperti melakukan penjualan atau membeli

bahan baku, yang sering diulang.

b) Mengubah data menjadi informasi sehingga manajemen dapat

merencanakan, mengeksekusi, mengendalikan, dan mengevaluasi

aktivitas, sumber daya, dan personel.

c) Memberikan pengendalian yang memadai untuk mengamankan

aset dan data organisasi.

23

e. Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Rama dan Jones (2008: 7) ada lima macam pengguna

informasi akuntansi yaitu:

a) Membuat atau menyusun laporan eksternal

Perusahaan menggunakan sistem informasi akuntansi untuk

menghasilkan laporan-laporan khusus untuk memenuhi kebutuhan

informasi dari para investor, kreditor, dinas pajak, badan-badan

pemerintah dan lainnya.

b) Mendukung dan menangani transaksi rutin.

Para manajer memerlukan satu sistem informasi akuntansi untuk

menangani aktivitas operasi rutin sepanjang siklus operasi perusahaan

itu. Contohnya antara lain menerima pesanan pelanggan, mengirimkan

barang dan jasa, membuat faktur penagihan pelanggan, dan menagih

kas ke pelanggan.

c) Mendukung dan membantu dalam pengambilan keputusan.

Sistem inrformasi juga diperlukan untuk mendukung pengambilan

keputusan yang tidak rutin pada semua tingkat pada suatu organisasi.

Contohnya antara lain mengetahui produk-produk yang pejualannya

bagus dan pelanggan mana yang paling banyak melakukan pembelian.

d) Perencanaan dan pengendalian.

Suatu sistem informasi juga diperlukan untuk aktivitas

perencanaan dan pengendalian. Informasi mengenai anggaran dan biaya

24

standar disimpan oleh sistem informasi, dan laporan dirancang untuk

membandingkan angka anggaran dengan jumlah aktual.

e) Menerapkan pengendalian internal.

Pengendalian internal mencakup kebijakan-kebijakan, prosedur-

prosedur, dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi aset-

aset perusahaan dari kerugian, dan untuk memelihara keakuratan data

keuangan.

Gambar 1 Rangkain Dasar Sistem Informasi Akuntansi

Sumber : Widjajanto (2001)

Keterangan:

Input

Proses

Output

:

:

:

Pemasukan data sebagai bahan baku informasi.

Proses yang mengubah data akuntansi menjadi informasi

akuntansi.

Merupakan laporan akuntansi.

OUTPUT

Laporan Akuntansi

PROSES

Proses Akuntansi:

Karyawan,

peralatan, prosedur

INPUT

Data Akuntansi:

Faktur, memo,

kwintansi, dll

25

f. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

Ada beberapa fungsi atau peran sistem informasi akuntansi sebagai

berikut (Susanto, 2013):

a) Mendukung aktivitas sehari-hari perusahaan.

b) Mendukung proses pengambilan keputusan.

c) Membantu pengelola perusahaan dalam memenuhi tanggung

jawabnya kepada pihak eksternal.

5. Sistem Penerimaan Kas

a. Pengertian sistem Penerimaan kas

Sistem penerimaan kas adalah kas yang diterima perusahaan baik

berupa uang tunai maupun surat-surat berharga yang memiliki sifat dapat

disegera gunakan. Diperoleh dari transaksi perusahaan maupun

pendapatan jasa, penerimaan bunga investasi, penjualan tunai, pelunasan

piutang, atau transaksi lainnya yang dapat menambah kas perusahaan.

Menurut Mulyadi (2014) sumber penerimaan kas terbesar suatu

perusahaan dagang dan jasa berasal dari transaksi penjualan tunai.

Penerimaan kas dapat terjadi dengan berbagai macam cara seperti

melalui pembayaran langsung melalui kasir atau pelunasan ke bank. Uang

yang diperoleh bisa bentuk uang tunai, baik logam maupun uang kertas,

cek, money order, bank draft, dan lain-lain. Dalam penyusunan

penerimaan kas perlu dipertimbangkan pentingnya frekuensi masing-

masing transaksi. Sesudah itu baru merencanakan organisasi dan metode

26

pengelolaan dan pengawasan fisik ataupun membuat catatan pegelolaan

dan pengawasan.

Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik sistem penerimaan

kas mengharuskan:

a) Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank

dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir

untuk melakukan internal check.

b) Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu

kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan

transaksi penerimaan kas.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan kas adalah segala sesuatu

yang berbentuk uang maupun bukan yang dimiliki perusahaan dalam

memenuhi kewajiban atau memenuhi setiap kegiatan oprasional

perusahaan.

b. Ciri-Ciri Umum Kas

a) Biasanya bersifat lancar (sangat lancar) dan mudah serta dengan

segera dapat diuangkan sebesar nilai nominalnya.

b) Memenuhi syarat dan ketentuan berlaku sehingga dapat

digunakan sebagai alat pembayaran baik oleh bank ataupun oleh

pihak-pihak yang terkait dengan transaksi perusahaan, pengeluaran

dan penerimaannya dapat direncanakan serta dikendalikan oleh

perusahaaan/institusi yang bersangkutan.

27

c. Fungsi-Fungsi Yang Terkait Atas Penerimaan Kas

Ada beberapa fungsi yang terkait atas penerimaan kas yaitu:

a) Fungsi Penjualan

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari

pembeli, mengisi faktur penjualan tunai dan menyerahkan faktur

tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang

ke fungsi kas. Fungsi ini dipegang oleh bagian order penjualan.

b) Fungsi Kas

Fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari

pengguna jasa. Fungsi ini dipegang oleh bagian kas.

c) Fungsi Pengiriman

Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan

menyerahkan barang yang telah di bayar harganya kepada pembeli.

Fungsi ini berada dibagian pengiriman.

d) Fungsi Akuntansi

Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi

penjualan dan pembuatan laporan penjualan.Fungsi ini dipegang oleh

bagian Jurnal.

d. Prosedur Penerimaan Kas

Prosedur penerimaan kas harus melibatkan beberapa bagian dalam

perusahaan agar transaksi penerimaan kas tidak terpusat pada satu bagian

saja. Hal ini perlu agar dapat memenuhi prinsip-prinsip internal control

atau pengendalian internal. Prosedur-prosedur pengawasan yang dapat

28

digunakan terhadap penerimaan kas menurut Baridwan (1991) antara

lain:

1) Harus ditunjukkan dengan jelas fungi-fungsiyang dalam penerimaan

kas dan setiap penerimaan kas harus segera dicatatkan dan disetor ke

bank.

2) Diadakan pemisahan fungsi antara pengurusan dan catatan kas.

3) Diadakan pengawasan yang jelas terhadap fungsi penerimaan kas,

selain itu setiap hari harus dibuat laporan.

Bagian-bagian yang terlibat dalam prosedur penerimaan kas adalah:

a) Bagian Surat Masuk

Bagian surat masuk memiliki tugas menerima surat-surat yang

diterima perusahaan. Surat-surat yang berisi pelunasan harus

dipisahkan dari surat-surat lainnya. Setiap bagian dari surat masuk

membuat daftar surat penerimaan kas harian, mengumpulkan cek dan

remittance advice.

b) Kasir

Kasir bertugas menerima uang yang berasal dari bagian surat

masuk, pembayaran langsung atau penjualan. Setiap hari kasir

membuat bukti setor ke bank dan menyetorkan semua yang

diterimanya. Agar penerimaan kas dapat diawasi dengan baik maka

perlu lembar bukti setor dari bank langsung kebagian akuntansi.

29

c) Bagian Piutang

Bagian piutang melakukan proses posting bukti pembayaran pada

rekening pelanggan di buku besar piutang. Setelah proses posting,

bukti pembayaran diarsipkan untuk jejak audit. Pada akhir hari bagian

piutang meringkas akun buku pembantu piutang dan menyerahkan

ringkasan ke bagian buku besar.

d) Bagian Buku Besar

Buku besar terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk

meringkas data keuangan. Buku besar berguna untuk

mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan transaksi-transaksi. Secara

berkala bagian buku besar menerima dokumen jurnal dari bagian

penerimaan kas dan ringkas akun buku besar pembantu piutang dari

bagian piutang. Kemudian melakukan posting dokumen jurnal ke

akun pengendalian piutang dan akun pengendalian kas. Mencocokan

akun pengendalian piutng dengan ringkas buku besar pembantu, dan

arsip dokumen jurnal.

e. Prosedur yang Membentuk Sistem

Prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari

penjualan tunai adalah sebagai berikut:

a) Prosedur Penjualan.

Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari

pengguna jasa dan membuat faktur penjualan tunai untuk

30

memungkinkan pengguna jasa melakukan pembayaran tarif jasa

ke fungsi kas.

b) Prosedur Penerimaan Kas

Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pembayaran

tarif dari pengguna jasa dan memberikan tanda pembayaran

kepada pengguna jasa.

f. Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai

Dalam prosedur ini fungsi akuntansi melakukan pencatatan transaksi

penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas.

g. Prosedur Penyetoran Kas ke Bank

Dalam prosedur ini fungsi kas melakukan penyetoran kas dari

hasil penjualan ke bank secara penuh.

h. Prosedur Pencatatan ke Buku Besar

Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memposting jurnal

penerimaan kas ke dalam buku besar.

i. Dokumen Dan catatan Akuntansi Yang Digunakan

Dokumen dan catatan yang digunakan dalam sistem informasi

akuntansi atas penerimaan kas dari penjualan pada perusahaan dagang,

manufaktur maupun perusahaan yang bergerak di bidang jasa adalah

sebagai berikut:

31

1) Faktur penjualan tunai/ kredit.

Faktur penjualan tunai atau kredit diisi oleh bagian penjualan

sebagai pengantar pembayaran oleh pembeli khusus diperusahaan

dagang dan manufaktur, sedangkan diperusahaan jasa khususnya yang

bergerak di perhotelan dan villa dpat dilakukan pembayaran secara

langsung.

2) Faktur Tunai (Struk)

Faktur tunai (Struk) dibuat oleh bagian penerimaan kas untuk

pelanggan atau tamu setelah menerima pembayaran dari penjualan

barang maupun jasa.

3) Bukti Penerimaan kas (Kwitansi)

Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh

bagian penerimaan kas untuk para pelanggan khusus di perusahaan

dagang dan manufaktur.

4) Slip Pembayaran

Dokumen ini diterima oleh bagian penerimaan kas sebagai bukti

penyetoran kas ke Bank. Dokumen ini digunakan sebagai sumber

dokumen dalam pencatatan transaksi penerimaan kas ke dalam jurnal

penerimaan kas.

5) Jurnal khusus penerimaan kas

penerimaan kas (Cash Receip Journal) adalah jurnal yang

digunakan untuk mencatat semua transaksi penerimaan kas, baik itu dari

penjualan tunai maupun penerimaan piutang dan penerimaan lainnya.

32

6) Buku Besar Penerimaan Kas

Pada setiap akhir bulan, angka penjumlahan kolom-kolom kas,

potongan penjualan dan piutang dari jurnal penerimaan kas dibukukan ke

rekening-rekening yang bersangkutan.

6. Sistem Pengendalian Internal

a. Pengertian Sistem Pengendalian Internal

Sistem pengendalian internal mempunyai beberapa pengertian.

Menurut Baridwan (1991), sistem pengendalian internal meliputi struktur

organisasi dan semua cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang

digunakan dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan

harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data

akuntansi, memajukan efisiensi didalam operasi, dan membantu menjaga

dipatuhinya kebijaksanaan menjemen yang ditetapkan lebih dahulu.

Sementara itu, menurut Standar Profesi Akuntansi Publik (SA: 319.2 par

06) struktur pengendalian internal adalah kebijakan dan prosedur yang

yang ditetapkan untuk memberikan keyakinan yang memadai mengenai

tujuan tertentu satuan usaha.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem

pengandalian internal adalah suatu proses yang dilakukan oleh

perusahaan untuk efisiensi dan efektifitas perlindungan yang meyakinkan

perusahaan. Dengan adanya pengendalian internal yang baik, maka dapat

meminimalisir adanya kecurangan dalam perusahaan.

33

b. Tujuan, Ciri-Ciri dan Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Internal

1) Tujuan Pengendalian Internal

Hall (2001) menyatakan bahwa sistem pengendalian internal

merangkum kebijakan, praktik, prosedur yang digunakan organisasi

untuk mencapai empat tujuan utama, yaitu:

a) Untuk menjaga aktiva perusahaan.

b) Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan

informasi akuntansi.

c) Untuk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan.

d) Untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang

telah ditetapkan oleh manajemen.

2) Ciri-Ciri Pengendalian Internal

Suatu sistem pengendalian internal yang memuaskan mempunyai

ciri-ciri (Baridwan, 1991) sebagai berikut:

a) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional

secara tepat.

Strukutur organisasi perusahaan harus fleksibel yang

memungkinkan adanya penyesuain tanpa harus ada perubahan total,

selain itu juga harus dapat memajukan garis wewenang dan

tanggunjawab yang jelas, untuk dapat memenuhi syarat yang baik

hendaknya struktur organisasi dapat memisahkan fungsi-funsgi

operasional, penyimpanan, dan pencatatan. Pemisahan ini

diharapkan dapat mencegah timbulnya kecurangan.

34

b) Sistem Wewenang dan Prosedur Pembukuan yang Tepat.

Sistem wewenang dan prosedur pembukuan yang tepat

merupakan alat manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap

operasi dan transaksi yang terjadi dan juga untuk mengklasifikasikan

data akuntansi yang tepat. Pengawasan terhadap operasi dan

transaksi dapat dilakukan melalui prosedur yang ditetapkan lebih

dahulu. Dalam setiap prosedur akan digunakan dokumen-dokumen

yang merupakan bukti terjadinya transaksi dan juga sebagai dasar

untuk pencatatan transaksi tersebut.

c) Praktik-Praktik Yang Sehat

Apabila semua pegawai melakukan pekerjaan sesuai dengan

prosedur maka diharapkan bisa terdapat suatu pengendalian internal

yang baik, praktik sehat harus berlaku untuk seluruh prosedur yang

ada, sehingga pekerjaan suatu bagian akan langsung dicek oleh

bagian yang lain. Adapun cara-cara umum yang digunakan oleh

perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat antara lain:

1) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang

pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang

berwenang.

2) Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan

terlebih dahulu kepada pihak yang diperiksa dengan jadwal yang

teratur.

35

3) Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir

oleh satu orang atau satu unit organisasi tanpa ada campur

tangan dari orang atau unit organisasi lain.

4) Perputaran jabatan yang diadakan secara rutin akan dapat

menjaga independensi jabatan dalam melaksanakan tugasnya,

sehingga persekongkolan tidak dapat terjadi.

5) Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.

6) Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dan

pencatatan.

7) Pembentukan urut organisasi yang bertugas untuk mengecek

efektifitas unsur-unsur pengendalian internal yang lain.

8) Pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan.

9) Kekayaan harus diasuransikan dan kerugian yang

memungkinkan timbul.

d) Pegawai Yang Cakap

Sistem pengendalian internal yang tidak hanya bergantung pada

perencanaan organisasi dan prosedur yang baik, tetapi juga

bergantung pada pelakasanaanya. Tingkat kecakapan pegawai

mempengaruhi suskes tidaknya suatu sistem pengendalian internal

sesuai dengan pengembangan tuntutan pekerjaan.

36

3) Unsur pengendalian internal

Terdapat beberapa unsur pengendalian internal sebabagi berikut:

a) Organisasi

1) Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsional akuntansi.

2) Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh

dilaksanakan sendiri oleh bagian kas sejak awal sampai akhir, tanpa

campur tangan dari fungsi yang lain.

b) Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan.

1) Pengeluaran kas harus mendapatkan otorisasi dari pejabat yang

berwenang.

2) Pembukuan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan

persetujuan dari jabatan yang berwenang.

3) Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas didasarkan pada bukti

kas keluar yang telah mendapatkan otorisasi dari pejabat yang

berwenang dan dilampiri dengan dokumen pendukung dokumen

yang lengkap.

c) Praktik Yang Sehat.

1) Saldo kas yang ada di tangan harus dilindungi dari kemungkinan

pencurian atau penggunaan yang tidak jelas.

2) Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran

bank harus dibubuhi cap “lunas” oleh bagian kasa setelah

transaksi pengeluaran kas yang dilakukan.

37

3) Penggunaan rekening koran bank, yang merupakan informasi dari

pihak ketiga, untuk mengecek ketelitian catatan kas terlibat dalam

pencatatan dan penyimpanan kas.

4) Semua pengeluaran harus dilakukan dengan cek atas nama

perusahaan penerimaan pembayaran atau dengan pemindahanan

bukuan.

5) Jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang kecil,

dilakukan melalui dana kas kecil, yang diselenggarakan dengan

imperst system.

6) Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada

di tangan dengan jumlah kas menurut catatan akuntansi.

7) Kas yang ada di tangan harus dan kas ada diperjalanan

diasuransikan dari kerugian.

8) Kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya

pencurian terhadap kas yang ada di tangan. Misalnya mesin

register kas, almari besi, dan strong room.

9) Semua bukti pengeluaran kas dipertanggunjawabkan oleh kasir.

c. Pengawasan Kas

Kas merupakan aktiva yang paling liquid di dalam perusahaan,

sehingga sangat mudah untuk mengalami penggelapan maupun

penyelewangan. Oleh karena itu perlu diadakannya pengawasan kas

secara ketat. Pengewasan ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai

berikut:

38

a) Mengamankan penerimaan dan pengeluaran kas serta melindungi

penyimpanan kas.

b) Mencegah terjadinya pengeluaran kas tanpa adanya otorisasi dari

yang berwenang.

c) Dapat meletakkan pertanggungjawaban pengurus kas pada satu

orang untuk melaksanakan tujuan pokok pengawasan kas, maka:

d) Harus ditetapkan terlebih dahulu prosedur pengurusan keuangan

karena prosedur ini merupakan pedoman langka-langkah pengurusan

keuangan dari awal sampai akhir yang diikuti oleh para

pelaksananya.

e) Harus diadakan pemisahan antara lain:

1) Fungsi-fungsi penerimaan dan pencatatan.

2) Penyetoran uang ke bank dan yang melakukan rekonsiliasi.

f) Semua uang tunai yang diterima harus segera dimasukan ke tempat

penyimpanan yang aman atau disetorkan ke bank.

d. Prinsip-Prinsip Pengendalian Internal

Menurut Baridwan (1991:158) prinsip-prinsip pengendalian intern

atas penerimaan kas secara garis besar adalah sebagai berikut:

a) Semua penjualan tunai harus dibuatkan nota penjualan.

b) Harus ada pemisahaan tugas pada penerimaan kas.

c) Semua penerimaan uang harus disetor pada bank pada hari itu juga.

d) Kunci kas register harus dipegang oleh orang-orang yang tidak

mengelola kas.