bab ii tinjuan pustaka 2.1. tinjuan puataka 2.1.1

17
4 BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Tinjuan Puataka 2.1.1 Pengertian Keagenan Keagenan umum (general agent) adalah perusahaan pelayaran yang ditunjuk oleh perusahaan pelayaran lain di Indonesia atau sing di luar negri (selaku principal) untuk mengurus segala sesuatu yang terkaitan dengan kepentingan kapal principal tersebut. Jadi perusahaan pelayaran dapat menunjukan agen dalam hal membutuhkan pelayanan kapalnya, tetapi dapat juga ditunjuk sebaai agen dalam hal dibutuhkan untuk melayani kapal perusahaan lain. Pengangkatan sebagai general agent dilakukan dengan latter of appointment (surat penunjukan) setelah adanya perundingan antara kedua belah pihak. Penunjukan agen biasanya tergantung dengan trayek kapal. Dalam melaksanakan tugas keagenan, general agent akan menunjuk port agent sebagai pelaksana dicabang dan bila suatu cabang tidak mempunyai cabang, general agent akan menunjuk agent dari perusahaan pe;ayaran lainya sebagai sub agent, (Edi Hidayat,dkk,2009) Untuk melaksanakan tugas tugasnya, keagenan mempunyai fungsi : a. Menyusun program oprasional keagena bedasarkan kebijaksanaan perusahaan, baik untuk pelayaran liner maupun tramper b. Memonitor pelaksanaan penanganan / pelayanan keagenan yang bersifat kegiatan fisik muatan maupun kegiatan jadwal kedatangan dan berangkat. c. Mengadimistrasikan kegiatan keagenan; d. Memberikan data dan evaluasi terhadap perkembangan kegiatan keagenan; e. Mengupayakan kegiatan keagenan sehingga dapat memberikan stimulan terhadap kegiatan pokok perusahaan.

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Tinjuan Puataka 2.1.1

4

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1. Tinjuan Puataka

2.1.1 Pengertian Keagenan

Keagenan umum (general agent) adalah perusahaan pelayaran yang ditunjuk

oleh perusahaan pelayaran lain di Indonesia atau sing di luar negri (selaku

principal) untuk mengurus segala sesuatu yang terkaitan dengan kepentingan kapal

principal tersebut. Jadi perusahaan pelayaran dapat menunjukan agen dalam hal

membutuhkan pelayanan kapalnya, tetapi dapat juga ditunjuk sebaai agen dalam hal

dibutuhkan untuk melayani kapal perusahaan lain.

Pengangkatan sebagai general agent dilakukan dengan latter of

appointment (surat penunjukan) setelah adanya perundingan antara kedua belah

pihak. Penunjukan agen biasanya tergantung dengan trayek kapal.

Dalam melaksanakan tugas keagenan, general agent akan menunjuk port

agent sebagai pelaksana dicabang dan bila suatu cabang tidak mempunyai cabang,

general agent akan menunjuk agent dari perusahaan pe;ayaran lainya sebagai sub

agent, (Edi Hidayat,dkk,2009)

Untuk melaksanakan tugas tugasnya, keagenan mempunyai fungsi :

a. Menyusun program oprasional keagena bedasarkan kebijaksanaan perusahaan,

baik untuk pelayaran liner maupun tramper

b. Memonitor pelaksanaan penanganan / pelayanan keagenan yang bersifat

kegiatan fisik muatan maupun kegiatan jadwal kedatangan dan berangkat.

c. Mengadimistrasikan kegiatan keagenan;

d. Memberikan data dan evaluasi terhadap perkembangan kegiatan keagenan;

e. Mengupayakan kegiatan keagenan sehingga dapat memberikan stimulan

terhadap kegiatan pokok perusahaan.

Page 2: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Tinjuan Puataka 2.1.1

5

Tjetjep. K dan Yulinda. P (2015) ancaman yang akan di hadapi oleh

Perusahaan yang membuat perasaingan di dunia perdagangan akan semakin

ketat ;

1. Era Globalisasi memperketat persaingan

Globalisasi menimbulkan konsekuensi logis, dengan terjadinya

perpindahan serta pertuaran barang dan jasa dari suatu Negara ke Negara

lainya yang sangat cepat dan tinggi kualitasnya. Hal tersebut berakibat,

bermunculnya perusahaan-perusahaan pelayaran baru di Indonesia.

2. Stabitlitas Politik

Kestabilitas Politik akan mempengarui kegiatan yang berlangsun.

Perusahaan tidak akan melakukan produksi bila keadaan Negara tidak

aman, begitu juga, banyaknya demonstrasi buruh yang melakukan protes

terhadap kebujakan pemerintah akan mengursngi kebijakan perusahaan

dalam hal investasi, dan akhirnya, berkurangnya kegiayan export-impor.

3. Fluktuasi Kurs

Kurs yang tidak stabil dapat menyebabkan keagenan kappa menjadi

sangat terganggu. Apalagi, didalam menangani kapal-kapal asing, tiap

perhitungan, fee/call selalu menggunakan dolar $ (Dolar). Oleh sebab itu,

karyawan dituntut untuk lebih jeli dan melihat perkembangan kurs, agar

perusahaan tidak rugi.

4. Naik harga BBM

Pada 2008, harga minyak dunia mengalami kenaokan yang luar biasa.

Tiap harinya, sampai pada akhir semester pertama 2008, rekor harga

tertinggi tembus hingga mencapai 140USD per Barel-nya, sehingga

menyebabkan terjadinya kenaikan biaya oprasional.

5. Fluktuasi Harga

Adanya kenaikan tarif yang diberlakukan oleh pemerintah, tentunya

berdampak pada perusahaan pelayaran dalam memberikan harga yang

dapat bersaing dan rasional kepada para pelangganya. Setelah manajemen

Page 3: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Tinjuan Puataka 2.1.1

6

strategi menyelsaikan faktor internal dan eksternal, maka keunggulan

perusahaan tidak dimiliki oleh perusahaan pesaing harus diintegrasikan

dengan sedemikian rupa kedalam kebudayaan perusahaan, sehingga

perusahaan lainya tidak mudah untuk menirunya.

2.1.2. Dokumen – dokumen terkait dalam kepengurusan keagenan kapal

Dokumen Perdagangan

Suyono (2007) dalam bukunya shipping menyebutkan Salah satu tugas

keagenan adalah berkaitan dengan pengurusan dokumen, baik dokumen kapal

maupun dokumen perdagangan. Berikut ini adalah dokumen pelayaran yang

umumnya di pergunakan:

1. Bill of Lading

Bill of Lading (B/L) atau konosemen adalah dokumen yang di keluarkan oleh

perusahaan pelayaran dan mempunyai fungsi sebagai:

a. Bukti bahwa barang telah dimuat diatas kapal.

b. Dokumen hak milik dari pemilik barang (dokumen of title)

c. Kontrak angkutan (contrak of affraightment)

d. Dokumen jual/beli (transferable document).

Bila hanya ditujukan pada suatu penerima maka B/L ini termasuk non

negotiable, namun bila dapat diperdagangkan disebut bahwa B/L ini

negotiable.

2. Sea Waybills

Sea waybills adalah pengganti ocean B/L yang saat ini sudah tidak memadai

lagi. Waybill adalah dokumen yang tidak dapat diperdagangkan atau non –

negotiable dan dibuat untuk consignee yang disebut didalamnya. Penerima

barang dapat mengambil bnaran dengan menunjukkkan waybill ini. Meskipun

demikian, tanpa waybill, asal dapat menunjukkan dentitasnya penerima

barang bias mengambil barangnya.

Page 4: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Tinjuan Puataka 2.1.1

7

3. Manifest

Cargo manifest merupakan dokumen yang berisi informasi tentang muatan

diatas kapal. Freight manifest memberikan keterangan mengenai freight,

surcharges, dll. Manifest disiaapkan oleh agent/perwakilan pengangkut.

Namun dapat juga dikerjakan oleh freight forwarder bila harus berhubungan

dengan bea cukai dan [ejabat pelabuhan.

4. Shipping Note

Shipping note merupakan dokumen yang dibuat oleh shipper dan dialamatkan

kepada carrier untuk meminta ruangan untuk muatanya. Shipping note

merupakan tanda komitmen shipper untuk mengapalkan muatanya dan juga

digunakan untuk mempersiapkan B/L muatan keluar.

5. Delivery Order

Delivery Order (DO) adalah sebuah dokumen yang dikeluarkan oleh pihak

yang berkuasa menyimpan barang. Untuk mengeluarkan barang itu dari

tempat penimpanannya terdapat catatan “Fiat keluar”, artinya yang empunya

barang sudah menyelesaikan kewajibannya terhadap yang dikuasakan atas

barang itu. Dalam DO perusahaan pelayaran telah melunasi freight, bea-

masuk, ongkos storage dan lain-lain.

6. Mate’s Receipt

Mate’s Receipt adalah dokumen tanda terima dari pengangkut untuk

menyatakan bahwa barangnya telah diterima di atas kapal ( muatan ekspor) di

mana mate’s receipt ini diganti dengan B/L dari carrier.

a. Dokumen untuk Clearance In dan Clearance out

Dokumen – dokumen tersebut di bawah ini harus dipersiapkan sebelum kapal

tiba di pelabuhan

1. PPKB (pusat pelayanan kapal dan barang) dari port authaority

Page 5: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Tinjuan Puataka 2.1.1

8

2. RKSP ( rencana kedatangan sarana pengangkut ) diajukan oleh agen ke bea

cukai

3. Memorandum Pemeriksaan Dokumen Kapal diajukan ke harbor master.

4. Letter of Appointment dari owner / kapal

5. Tonnage Certificate (copy) dari owners/kapal

6. Master Cable dari master yang menyatakan bahwa kapal akan masuk ke

Pelabuhan.

7. ISSC (International Ship Security Certificate) dari owner.

8. Ship Particulars dari owners/kapal

9. Crew List sebagai laporan pemberitahuan ke imigrasi.

10. Cargo Manifest / Bill of Lading (copy) dari owners/charterers sebagai

laporan ke Bea / Cukai dan port authority

sewaktu keberangkatan kapal :

a. Sailing Declaration dari karantina

b. Cargo Manifest

c. Port Clearance Out

d. Immigration Clerarance

e. Quarantine Clearance

f. Custome Clearance

g. PPKB Out dari port authority

2.1.3. Pihak – Pihak Instansi yang terkait juga berwewenang selama kapal

sandar.

Adapun wewenang instansi – instansi terkait di atas adalah sebagai berikut:

1) KSOP

Adalah Kepala pada unit di lingkungan Departemen Perhubungan,

melaksanakan tugas kepelabuhan dan mengkoordinasikan instansi

Page 6: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Tinjuan Puataka 2.1.1

9

pemerintah lainnya, unit kerja dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

untuk kelancaran tugas kepelabuhan yang diusahakan oleh badan usha

pelabuhan.

Untuk pelabuhan yang tidak diusahakan dipimpin oleh kepala KSOP yang

mencakup lalu lintas angkutan laut, kesyahbandaran, navigasi dan Kesatuan

Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP).

2) PT. Persero Pelabuhan Indonesia(PELINDO) IV Cabang Manokwari

Adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi wewenang untuk

menyelenggarakan pengusahaan pelabuhan.

1) Bea dan Cukai

Melaksanakan fungsi pemerintahan tentang pembinaan, pengaturan dan

pengawasan lalu lintas barang melalui pelabuhan serta pengamanan

keuangan Negara.

2) Imigrasi

Melaksanakan fungsi pemerintahan tentang pembinaan, pengaturan dan

pengawasan atas pengawasan kewarganegaraan para penumpang dan ABK

(Anak Buah Kapal).

3) Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)

Melaksanakan fungsi pemerintahan tentang pembinaan, pengaturan dan

pengawasan atas terselenggaranya kesehatan di pelabuhan baik di darat

maupun di atas kapal guna mencegah penularan penyakit.

4) Karantina Tumbuh – tumbuhan dan Karantina Hewan

Melaksanakan fungsi pemerintahan tentang pembinaan, pengaturan dan

pengawasan atas lalu lintas tumbu – tumbuhan dan hewan guna mencegah

terjadinya penularan atau penyebaran hama penyakit tumbuh – tumbuhan

dan hewan serta pengalaman terhadap tumbuh – tumbuhan dan satwa langka.

a. Agen / pelayaran mengajukan clearance di Karantina Kesehatan Pelabuhan

dengan mengisi formulir pembuatan Port Health Quarantina Clearance (

PHQC ), (Erian Ramadhan, 2014).

Page 7: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Tinjuan Puataka 2.1.1

10

2.1.4 Prosedur Clearance In dan Clearance Out

Suwarno (2011) menyebutkan bahwa untuk melaksanakan tugas-tugasnya,

keagenan mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

a. Pelayanan Operasional Kapal-kapal Principal.

1) Port Information (port facility, port formality, custom of the port);

2) Keperluan kapal, seperti bunker air, provision, repair, maintenance,

crewing, surat-surat dan sertifikat kapal, dan sebagainya;

3) Penyelesaian dokumen, Bill of Lading, Manifest, Crew list, Dokumen untuk

bongkar/muat, Ship Husbanding (in & out clearance, imigrasi, bea cukai,

kesehatan pelabuhan, port adminitrasi, dokumen kapal lainnya);

4) Permintaan advance payment untuk part expenses, cargo expenses,

keperluan kapal, dan lain-lain; dan

5) Memberikan informasi kepada principal sebagai berikut :

a) Sebelum Kapal Tiba

- Port agen melalui general agent memberi informasi kepada principal

tentang situasi pelabuhan, rencana sandar, posisi gudang, peralatan

bongkar muat, cargo prospect/booking yang sudah pasti, kalkulasi biaya

disbursement; dan

- Agen juga memberitahu kapal tentang situasi pelabuhan, rencana

sandar, prospek muatan, rencana bongkar muat.

b) Waktu Kapal Tiba

Port agen memberitahu general agen tentang hari/jam tiba/sandar kapal,

bunker on board, rencana bongkar muat, keadaan muatan kapal.

c) Waktu Kapal Tiba di Pelabuhan

Port agen melaporkan kepada general agen tentang hasil bongkar/muat

dan hambatan yang terjadi.

d) Waktu Kapal Berangkat

Page 8: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Tinjuan Puataka 2.1.1

11

Port agen memberitahukan kepada general agen untuk diteruskan ke

principal tentang tanggal/jam selesai bongkar/muat, berangkat, draft

kapal/bunker on board/isi, jumlah muatan yang dibongkar/di muat, sisa

ruangan kapal, perkiraan freight, perkiraan biaya-biaya disbursement.

e) Selanjutnya port agen segera mengirimkan dokumen bongkar/muat (taly

sheet, outurn report, demage cargo list, dan lain-lain serta dokumen

pemuatan (copy B/L, manifest) untuk selanjutnya dikirim ke principal dan

pelabuhan tujuan.

b. Memonitor Perkembangan Muatan

Dalam hal ini agen melakukan hal-hal antara lain :

1) Menjalin hubungan baik dengan para shipper dan member pelayanan

informasi kepada consignee.

2) Menandatangani B/L atas nama principal

3) Bila consignee belum memenuhi kewajiban, penyerahan barang hanya seijin

principal (tertulis).

c. Pelayanan terhadap Kapal dan Muatannya.

Secara rinci hamper sama dengan tugas cabang.

d. Penyelesaian Masalah Claim.

Penyelesaian masalah claim sesuai dengan manual atas barang kurang atau

muatan rusak, lalu meneruskannya kepada principal sepanjang memenuhi

persyaratan dan membayar claim tersebut setelah mendapat persetujuan dari

principal.

e. Pelayanan claim yang menyangkut keputusan Owner’s Representative.

Dalam hal ini Unit Keagenan membantu untuk penyelesaian izin-izin antara

lain ke :

1) Departemen Perhubungan & Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

2) Departemen Tenaga Kerja;

3) Direktorat Jenderal Imigrasi;

Page 9: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Tinjuan Puataka 2.1.1

12

4) Pemerintah Daerah (Dinas Pajak);

5) Komando Daerah Kepolisian;

6) Departemen Luar Negeri;

7) Badan Koordinasi Intelegen;

8) Dan sebagainya.

f. Kegiatan lainnya di cabang.

Kegiatan lain yang biasa dilakukan di cabang adalalh sebagai berikut :

1. Mengurus surat-surat kapal (Ship’s paper) :

a) Log book dan sijil ABK yang perlu ditanda tangani Syahbandar

b) Sertifikat (statutory) yang habis masa berlakunya;

c) Port clearance, custom clearance, dan sebagainya; dan

d) Marine note of protest (untuk dokumen asuransi) yang perlu ditanda

tangani notary public atau Syahbandar atau pejabat kedutaan/konsulat;

dan

2. Pelayaran atas kebutuhan-kebutuhan kapal : repair, survey, supply

(bunker, spare parts, perbekalan, dan sebagainya), cash to master;

3. Penyerahan dokumen-dokumen ke kapal :

a) Ship’s paper yang telah selesai diurus, dikembalikan;

b) Port clearance;

c) Custom clearance, termasuk model H (bila ada);

d) Pemberitahuan Umum (PU);

e) Shipping order, loading cargo list, mate’s receipt, prestowage plan, dan

sebagainya;

f) Manifest, copy B/L dari muatan outward; dan

g) Kuitansi uang rambu, dan lain-lain.

4) Dokumen-dokumen untuk kepentingan cabang yang ditanda tangani

kapal :

Page 10: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Tinjuan Puataka 2.1.1

13

a) Statement of donaged cargo;

b) Short/over landed cargo list;

c) Labour and time sheet;

d) Statement of fact (dokumen asuransi);

e) Mate’s receipt semua shipment;

f) Bukti pembayaran (taksi, motor boat, pengobatan, order-order, dan lain-

lain);

g) Surat-surat pengantar dan tanda terima lainnya; dan

Dokumen-dokumen lain yang perlu disetujui nahkoda

2.1.5. Hak dan Kewajiban para pihak

Dalam pasal 20 Permedag No. 11/M-DAG/PER/3/2006 disebutkan sebagai

berikut.

1. Agen, agen tunggal, subagent, distributor, distributor tunggal, atau distributor

tunggal berhak mendapatkan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan

keterampilan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilam dan pelayanan

purnajual dari principal, serta secara teratur mendapatkan informasi tentang

perkembang produk.

2. Apabila diperlukan, Agen, Agen tunggal, distributor, distributor tunggal, Dapat

Memperkerjakan tenaga ahli warga Negara asing dalam bidang teknis sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

3. Agen, Agen tunggal, distributor, distributor tunggal, Wajib melindungi

kepentingan dan kerahasiaan principal terhadap barang dan atau jasa yang

diageni sesuai dengan yang di sepakati dalam perjanjian.

4. Prinsipal produsen yang memasok barang yang pemanfaatanya berkelanjutan

dalam batas wajtu paling sedikit 1 (satu) tahun wajib menyediakan suku cadang

atau pelayanan purnajual dan memenuhi jaminan atau garansi sesuai denga

perjanjian yang disepakati.

Page 11: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Tinjuan Puataka 2.1.1

14

Berkaitan dengan kewajiban Agen, Agen tunggal, distributor, distributor tunggal,

untuk melindungi kepentingan dan kerahasiaan principal terdapat UU No. 30 Tahun

2000 tentang rahasia dagang yang dapat dijadikan acuan, (Budi Santoso,2015)

2.2. Gambaran Umum Obyek penulisan

2.2.1 Sejarah Berdirinya PT. Salam Pacific Indonesia LIines ( SPIL ).

PT. Salam Pacific Indonesia Lines ( SPIL ) adalah perusahaan pelayaran

yang melayani pengiriman barang dalam skala besar ke seluruh Indonesia

menggunakan Container, dan di dukung oleh operasional kapal serta alat berat.

PT. Saalam Pacific Indonesia Lines ( SPIL ) Mengawali usahanya di mulai

padatahun 1970 dimana perusahaan masih berupa ekspedisi antar pulau dengan

nama PT. Samudera Pacific, pada tahun 1980 perusahaan membeli kapal

pertama ( SPIL ).

Kemudian di tahun 1996 mengembangkan usahanya dari BreakBulk Cargo

menjadi angkutan yang lebih efisien dengan menggunakan Container.

PT. Salam Pacific Indonesia Lines ( SPIL ) memiliki armada sendiri yang

di lengkapi dengan sertifikat BKI dan mengacu kepada ISM CODE dan ISPC

CODE.

Sebagai bentuk komitmen kecepatan pengiriman barang, PT. Salam Pacific

Indonesia Lines (SPIL) melengkapi berbagai jenis alat berat untuk memastikan

kelancaran pelaksanaan kegiatan operasional antara lain : Reach Straker, Side

Loader, Top Loader, Shore Crane, Forklift, dan Trailer. Hingga saat ini PT.

Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) telah menjadi pelopor pengiriman barang

di wilayah Indonesia Timjur dan telah memiliki 28 cabang di seluruh Indonesia

dan kantor pusat terletak di Surabaya, (Erian Ramadhan, 2014).

Page 12: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Tinjuan Puataka 2.1.1

15

a. Struktur Organisasi PT. Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) Cabang

Manokwari Tahun 2014

Struktur organisasi merupakan kerangka dasar yang menggambarkan

hubungan kerja antara pemimpin dengan bawahan dalam menjalankan suatu

bagian tugas masing – masing,bentuk organisasi ini adalah system organisasi

lini, yaitu hanya terdapat satu kesatuan perintah sehingga perintah kerja

langsung dari pimpinan perusahaan kepada bawahannya disinidapat dilihat

rincian tugas pokok dan kewenangan masing – masing bagian.

Page 13: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Tinjuan Puataka 2.1.1

16

Gambar : Struktur Organisasi PT. Salam Pacific Indonesia Lines Cabang manokwari

Sumber: Modul PT. Salam Pacific Indonesia Lines ( SPIL ) Manokwari

BRANCH MANAGER

OPERATION

HEAD

FINANCE &

ADM HEAD

MARKETING

HEAD

HR & GA

OFFICER

MARKETING

SPV

SHIP

OPS SPV

YARD

OPS SPV

MECHANIC

SPV

FOREM

AN

OPS

ADM

CIC

YARD

OPS

MARKET

STAFF/CS

F/A

STAF

PRSNL

ADM

SHIP

C.

DOC

STAF

H.M

OB

OG

O.D S.G CSR TLD TIC HEO F.O D.T MHC

Page 14: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Tinjuan Puataka 2.1.1

17

b. Tugas Dan Wewenang

1. Branch Manager

Bertugas bertanggung jawab sepenuhnya atas kelancaran

operasional, keuangan, marketing cabang, dan alat berat (HVE) dan

Branch Manager membawahi :

a. Human Resource Officer

b. Finance Adm Head

c. Operational Head

d. Marketing Head

2. Human Resource Officer (HRO)

Bertugas bertanggung jawab yang berhubungan dengan data

karyawan cabang, pada saat ini HRO dirangkap oleh FAH. Human

Resource Officer membawahi :

a. Person Adm Staff, posisi ini masih kosong dan dirangkap oleh FAH.

b. Office Girl bertugas menjaga kebersihan kantor.

c. Office Driver bertugas sebagai supir kantor.

d. Security bertugas menjaga keamanan kantor.

3. Finance Adm Head (FAH)

Bertugas dan baertanggung jawab sebagai controller dan pendanaan

(menerima, memeriksa, melakukan approve, menandatangani serta

memberikan BKK/BKM kepada F/A staff), FAH membawahi :

a. Doc F/A Staff bertugas sebagai pembuat dokumen nota Bill Of

Loading.

b. F/A Staff bertugas membuat laporan atas pengeluaran, pemasukan,

dan pendanaan.

c. Cashier bertugas sebagai pemegang keuangan dan penagihan.

4. Marketing Head

Bertugas dan bertanggung jawab dalam mempertahankan dan

meningkatkan volume bongkar muat, Marketing Head membawahi:

Page 15: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Tinjuan Puataka 2.1.1

18

a. Marketing Supervisor, posisin ini masih kosong dan dirangkap oleh

Branch Manager.

b. Marketing Staff bertugas mencari, mempertahankan dan

meningkatkan bongkar muat.

c. Customer Service bertugas melayani semua yang berhubungan

dengan relasi.

5. Operational Head

Bertugas mengawasi dan bertanggung jawab atas operasional

cabang, Operational Head membawahi :

a. Yard Operation Supervisor

b. Ship Operation Supervisor

c. Clearance Staff (dinas luar)

d. Mechanic Supervisor

6. Yard Operation Supervisor

Bertugas bertanggung jawab atas kelancaran operasional dan

administrasi yard opersional, yang membawahi :

a. CIC Adm

bertugas menerima laporan harian depo (Sttiffing, Striping dan SJC)

untuk kemudian di upload deprogram, memonitoring pergerakan dan

status container (Siklus dan Inventoris Container)

b. Yard Ops Adm

bertugas mengumpulkan SJC/LPBM dari shiper yang kemudian

menerbitkan LLP berdasarkan order Customer Sevice (CS) dan

pembuatan LPB.

c. Tallyman Loading Discharge (TLD) bertugas bertanggung jawab

mencatat pergerakan Container dari kapal ke container yard (CY)

dan sebaliknya, dan membuat laporan tally sheet bongkar muat

(membuat LPBM).

Page 16: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Tinjuan Puataka 2.1.1

19

d. Tallyman Interchange (TIC)

bertugas melayani dan mencatat Container keluar pelabuhan,

Stuffing, Striping dan membuat laporan bulanan In dan Out atau

laporan stuffing striping (membuat SJC).

e. Heavy Equip Operator (HEO)

bertugas melayani bongkar muat Container, Stacking Container dan

melayani Container Interchange.

f. Forklif Operator.

g. Driver Tronton.

7. Ship Operation Supervisor

Bertugas dab bertannggung jawab atas kebutuhan kapal (Document, Air,

BBM dll) kebutuhan ABK kapal dan proses Clearance In dan Out, yang

membawahi :

8. Foreman

bertugas dan bertanggung jawab mengawasi kegiatan bongkar muat

diatas kapal, membuat Bay Plan dan Time Sheet.

9. Clearance Staff (Dinas Luar)

Bertugas melayani operasional kapal khususnya dalam pengurusan

Docement kapal dan izin Clearance In dan Out./

10. Mechanic Supervisor

Bertanggung jawab sebagai pengawasan, pemeliharaan, dan

pengontrolan alat berat dan spare part khususnya di FL D-28, yang

membawahi :

a. Mechanic, posisi ini masih kosong dirangkap oleh Mechanic

Supervisor

b. Helper Mechanic (Erian Ramadhan,2014)

Page 17: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Tinjuan Puataka 2.1.1

20

c. Visi dan Misi PT. Salam Pasific Indonesia Line (SPIL)

1. Visi

Menjadi perusahaan pelayaran terbaik di semua rute yang kami layani dengan cara

menyediakan layanan berkualitas yang akan kenciptakan nilai lebih bagi pelanggan

kami

2. Misi

Menyediakan sarana transportasi yang efisien dan efektif guna mendukung

perkembangan dunia perdagangan. Kepuasan pelanggan adalah fokus utama

kami, yang pasti dapat kami capai melalui peningkatan kwalitas secara terus

menerus di segala bidang, didorong oleh komitmen kami terhadap

kesempurnaan, integritas dan kerjasama tim, (Erian Ramadhan,2014)