bab ii tinjauan teori -...

31
BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Anemia a. Pengertian Anemia Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau masa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan ( Tarwoto dan Warsidar, 2007). Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin kurang dari 10,0 gram per 100 milimeter (10 gram/desiliter) (Varney, 2006). Anemia umumnya disebabkan oleh kekurangan zat besi, sehingga sering dikenal dengan istilah anemia gizi besi. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai dibawah 11 gr/dl selama trimester III (Waryana, 2010). Proses kekurangan zat besi sampai menjadi anemia melalui beberapa tahap. Awalnya, terjadi penurunan simpanan cadangan zat besi. Bila belum juga dipenuhi dengan masukan zat besi, lama kelamaan timbul gejala anemia disertai penurunan Hb ( Arief, 2008).

Upload: dodien

Post on 20-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nurlailani... · ... masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. d. Faktor-faktor yang

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Anemia

a. Pengertian Anemia

Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah

merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau masa hemoglobin sehingga

tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh

jaringan ( Tarwoto dan Warsidar, 2007).

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar

hemoglobin kurang dari 10,0 gram per 100 milimeter (10 gram/desiliter)

(Varney, 2006). Anemia umumnya disebabkan oleh kekurangan zat besi,

sehingga sering dikenal dengan istilah anemia gizi besi. Anemia

defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang sering terjadi selama

kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya

memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme

besi yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat

kadar hemoglobin ibu turun sampai dibawah 11 gr/dl selama trimester III

(Waryana, 2010).

Proses kekurangan zat besi sampai menjadi anemia melalui

beberapa tahap. Awalnya, terjadi penurunan simpanan cadangan zat besi.

Bila belum juga dipenuhi dengan masukan zat besi, lama kelamaan

timbul gejala anemia disertai penurunan Hb ( Arief, 2008).

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nurlailani... · ... masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. d. Faktor-faktor yang

b. Etiologi Anemia

Menurut Tarwoto dan Warsidah (2007) etiologi anemia

defisiensi besi yaitu tidak adekuatnya diet besi dan salah satu penyebab

terjadinya adalah akibat ketidak seimbangan pola makan dalam

mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dengan kebutuhan

dalam tubuh. Kebutuhan zat besi yang berasal dari makanan belum tentu

menjamin kebutuhan tubuh zat besi yang memadai karena jumlah zat

besi yang diabsorpsi sangat dipengaruhi oleh jenis makanan, sumber zat

besi serta ada atau tidaknya zat penghambat maupun yang meningkatkan

absorpsi besi dalam tubuh.

c. Penyebab Anemia

Menurut Arisman (2010) secara umum ada tiga penye-bab

anemia defisiensi besi yaitu :

1) Kehilangan darah secara kronis, sebagai dampak pendarahan kronis

seperti pada penyakit ulkus peptikum, hemoroid, infestasi parasit dan

proses keganasan. Perdarahan menstruasi yang berat, panjang atau

sering (Atikah, 2011).

2) Asupan zat besi tidak cukup dan penyerapan tidak adekuat. Tidak

menerima cukup zat besi dalam diet (misalnya, jika seseorang adalah

vegetarian yang ketat) (Atikah, 2011).

3) Peningkatan kebutuhan akan zat besi untuk pembentukan sel darah

merah yang lazim berlangsung pada masa pertumbuhan bayi, masa

pubertas, masa kehamilan dan menyusui.

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nurlailani... · ... masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. d. Faktor-faktor yang

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi anemia pada ibu hamil

Kekurangan besi dapat menurunkan kekebalan individu,

sehingga sangat peka terhadap serangan bibit penyakit. Berkembangnya

anemia kurang besi melalui beberapa tingkatan dimana masing-masing

tingkatan berkaitan dengan ketidak normalan indikator tertentu. Adapun

faktor-faktor yang mempengaruhi anemia adalah :

1) Faktor dasar

a) Sosial ekonomi

Menurut Istiarti (2000) menyatakan bahwa perilaku seseorang

dibidang kesehatan dipengaruhi oleh latar belakang sosial ekonomi.

Sekitar 2/3 wanita hamil di negara maju yaitu hanya 14%.

b) Pengetahuan

Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang

berasal dari berbagai sumber misalnya media masa, media

elektronik, buku petunjuk kesehatan, media poster, kerabat dekat

dan sebagainya (Istiarti, 2000). Kebutuhan ibu hamil akan zat besi

(Fe) meningkat 0,8 mg sehari pada trimester I dan meningkat tajam

selama trimester III yaitu 6,3 mg sehari. Jumlah sebanyak itu tidak

mungkin tercukupi hanya melalui makanan apalagi didukung

dengan pengetahuan ibu hamil yang kurang terhadap peningkatan

kebutuhan zat besi (Fe) selama hamil sehingga menyebabkan

mudah terjadinya anemia defisiensi zat besi pada ibu hamil

(Arisman, 2004).

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nurlailani... · ... masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. d. Faktor-faktor yang

c) Pendidikan

Pendidikan adalah proses perubahan perilaku menuju kedewasaan

dan penyempurnaan hidup. Biasanya seorang ibu khususnya ibu

hamil yang berpendidikan tinggi dapat menyeimbangkan pola

konsumsinya. Apabila pola konsumsinya sesuai maka asupan zat

gizi yang diperoleh akan tercukupi, sehingga kemungkinan besar

bisa terhindar dari masalah anemia. Tablet besi dapat menimbulkan

efek samping yang mengganggu sehingga orang cenderung

menolak tablet yang diberikan. Penolakan tersebut sebenarnya

berpangkal dari ketidaktahuan mereka bahwa selama kehamilan

mereka memerlukan tambahan zat besi. Agar mengerti wanita

hamil hasus diberi pendidikan yang tepat misalnya bahaya yang

mungkin terjadi akibat anemia, dan harus pula diyakinkan bahwa

salah satu penyebab anemia adalah defisiensi zat besi (Arisman,

2004)

d) Budaya

Faktor sosial budaya setempat juga berpengaruh pada terjadinya

anemia. Pendistribusian makanan dalam keluarga yang tidak

berdasarkan kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan

anggota keluarga, serta pantangan-pantangan yang harus diikuti

oleh kelompok khusus misalnya ibu hamil, bayi, ibu nifas

merupakan kebiasaan-kebiasaan adat-istiadat dan perilaku

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nurlailani... · ... masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. d. Faktor-faktor yang

masyarakat yang menghambat terciptanya pola hidup sehat

dimasyarakat.

2) Faktor tidak langsung

a) Kunjungan Antenatal Care (ANC)

Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama

pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Kasus

anemia defisiensi gizi umumnya selalu disertai dengan mal nutrisi

infestasi parasit, semua ini berpangkal pada keengganan ibu untuk

menjalani pengawasan antenatal. Dengan ANC keadaan anemia ibu

akan lebih dini terdeteksi, sebab pada tahap awal anemia pada ibu

hamil jarang sekali menimbulkan keluhan bermakna. Keluhan

timbul setelah anemia sudah ke tahap yang lanjut (Arisman, 2004).

b) Paritas

Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang

mampu hidup diluar rahim. Paritas > 3 merupakan faktor terjadinya

anemia. Hal ini disebabkan karena terlalu sering hamil dapat

menguras cadangan zat gizi tubuh ibu (Arisman, 2004).

c) Umur

Ibu hamil pada usia terlalu muda (<20 tahun) tidak atau belum siap

untuk memperhatikan lingkungan yang diperlukan untuk

pertumbuhan janin. Disamping itu akan terjadi kompetisi makanan

antar janin dan ibunya sendiri yang masih dalam pertumbuhan dan

adanya pertumbuhan hormonal yang terjadi selama kehamilan.

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nurlailani... · ... masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. d. Faktor-faktor yang

Sedangkan ibu hamil diatas 35 tahun lebih cenderung mengalami

anemia, hal ini disebabkan karena pengaruh turunnya cadangan zat

besi dalam tubuh akibat masa fertilisasi (Arisman, 2004).

d) Dukungan Suami

Dukungan suami adalah bentuk nyata dari kepedulian dan tanggung

jawab suami dalam kehamilan istri. Semakin tinggi dukungan yang

diberikan oleh suami pada ibu untuk mengkonsumsi tablet besi

semakin tinggi pula keinginan ibu hamil untuk mengkonsumsi

tablet besi.

3) Faktor Langsung

a) Pola konsumsi tablet besi (Fe)

Penyebab anemia gizi besi dikarenakan kurang masuknya unsur

besi dalam makanan, kebutuhan ibu hamil akan Fe meningkat

untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah sebesar 200-

300%. Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil

ialah 1040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh

ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg

besi ditransfer ke janin, dengan rincian 50-75 mg untuk

pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah sel darah

merah, dan 200 mg lenyap ketika melahirkan. Jumlah sebanyak ini

tidak mungkin tercukupi hanya dengan melalui diet. Karena itu,

suplementasi zat besi perlu sekali diberlakukan, bahkan pada

wanita yang bergizi baik (Arisman, 2004).

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nurlailani... · ... masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. d. Faktor-faktor yang

Survey Depkes terhadap program kesehatan ibu (1994)

menemukan baru sekitar 14% wanita hamil memperoleh tablet besi

sebanyak lebih kurang 90 tablet (jumlah yang seharusnya didapat

selama hamil, 90 tablet); sementara 26% tidak sama sekali. Wanita

hamil yang berusia <20 tahun atau >35 tahun, paritas tinggi, dan

berpendidikan rendah, umumnya tidak pernah mengenal tablet Fe

selama hamil. Konsumsi tablet Fe dikategorikan menjadi baik

(konsumsi tablet Fe lebih dari atau sama dengan 90 tablet) dan

kurang (konsumsi tablet Fe kurang dari 90 tablet (Arisman, 2004).

b) Penyakit Infeksi

Penyakit infeksi seperti TBC, cacing usus dan malaria juga

penyebab terjadinya anemia karena menyebabkan terjadinya

peningkatan penghancuran sel darah merah dan terganggunya

eritrosit.

c) Perdarahan

Penyebab anemia besi juga dikarenakan terlampau banyaknya besi

keluar dari badan misalnya perdarahan (Wiknjosastro, 2007).

e. Tanda dan gejala anemia defisiensi besi

Menurut Arisman (2010) tanda dan gejala anemia defisiensi

besi biasanya tidak khas dan sering tidak jelas seperti pucat, mudah lelah,

berdebar, takikardia dan sesak nafas. kepucatan dapat diperiksa pada

telapak tangan, kuku dan konjungtivanya.

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nurlailani... · ... masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. d. Faktor-faktor yang

Tanda dan gejala anemia pada kehamilan menurut Varney,H.

(2007) adalah :

1) Letih, sering mengantuk,malas

2) Pusing, lemah

3) Nyeri kepal

4) Luka pada lidah

5) Kulit pucat

6) Membran mukosa pucat (misalnya konjungtiva)

7) Bantalan kuku pucat

8) Tidak ada nafsu makan, mual, dan muntah

f. Macam-macam anemia selama kehamilan

Pembagian anemia dalam kehamilan menurut Wiknjosastro

(2007) anemia dalam kehamilan meliputi:

1) Anemia defisiensi besi

Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai ialah anemia

akibat kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena

kurang masuknya unsur besi dengan makanan, karena gangguan

resorpsi, gangguan penggunaan, atau karena terlampau banyaknya

besi keluar dari badan, misalnya pada perdarahan.

2) Anemia megaloblastik

Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena defisiensi

asam folik, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12. Berbeda di

Eropa dan di Amerika Serikat frekuensi anemia megaloblastik dalam

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nurlailani... · ... masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. d. Faktor-faktor yang

kehamilan cukup tinggi di Asia, seperti di India, Malaysia, dan di

Indonesia. Hal itu erat hubungannya dengan defisiensi makanan.

3) Anemia hipoplastik

Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum tulang

kurang mampu membuat sel-sel darah baru, dinamakan anemia

hipoplastik dalam kehamilan.

4) Anemia hemolitik

Anemia hemolitik disebabkan karena penghancuran sel darah merah

berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia

hemolitik sukar menjadi hamil, apabila ia hamil, maka anemianya

biasanya menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa

kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang

sebelumnya tidak menderita anemia.

g. Klasifikasi Anemia menurut WHO

1) Bila tidak anemia >11 g/dl

2) Bila anemia ringan 9-10 g/dl

3) Bila anemia sedang 7-8 g/dl

4) Bila anemia berat <7 g/dl

Pemeriksaan darah minimal dilakukan dua kali selama

kehamilan yaitu pada Trimester I dan III dengan pertimbangan bahwa

sebagian besar ibu hamil mengalami anemia maka dilakukan pemberian

preparat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu-ibu hamil di puskesmas

(Manuaba, 2010).

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nurlailani... · ... masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. d. Faktor-faktor yang

h . Pengaruh Anemia Pada Kehamilan dan Janin

Menurut (Manuaba, 2010) pengaruh anemia pada keha-milan

dan janin adalah :

1) Pengaruh anemia pada kehamilan

a. Bahaya selama kehamilan : dapat terjadi abortus, persalinan prema-

ruritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah

terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 g%), mola

hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum,

ketuban pecah dini (KPD).

b. Bahaya saat persalinan : gangguan his (kekuatan mengejan), kala

pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar, kala

dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering

memerlukan tindakan operasi kebidanan, kala uri dapat diikuti

retensio plasenta, dan perdarahan pospartum karena atonia uteri,

kala empat dapat terjadi perdarahan pospartum sekunder dan atonia

uteri.

c. Pada kala nifas : terjadi sub involusi uteri menimbulkan perdarahan

pospartum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI

berkurang, terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah

persalinan, anemia kala nifas, mudah terjadi infeksi mamae.

2) Bahaya anemia terhadap janin, sekalipun tampaknya janin mampu

menyerap berbagai kebutuhan dari ibunya, tetapi dengan anemia akan

mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga mengganggu

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nurlailani... · ... masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. d. Faktor-faktor yang

pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Akibat anemia

dapat terjadi gangguan dalam bentuk: abortus, kematian intrauterin,

persalinan prematuritas tinggi, berat badan lahir rendah, kelahiran

dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah mendapat

infeksi sampai kematian perinatal, dan inteligensia rendah.

i . Cara Pencegahan Anemia

Menurut Arisman (2004) sejauh ini ada empat pende-katan

dasar pencegahan anemia defisiensi zat besi, keempat pendekatan

tersebut adalah:

a) Memberikan tablet atau suntikan zat besi, atau meningkatkan

konsumsi zat besi. Pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan

b) peningkatan asupan zat besi melalui makanan.

c) Pengawasan penyakit infeksi dan

d) Fortifikasi makanan pokok dengan zat

Sedangkan menurut Waryana (2010) cara pencegahan anemia

yaitu:

1) Selalu menjaga kebersihan dan mengenakan alas kaki setiap hari.

2) Istirahat yang cukup.

3) Makan makanan yang bergizi dan banyak mengandung Fe, misalnya :

daun pepaya, kangkung, daging sapi, hati ayam dan susu.

4) Pada ibu hamil, dengan rutin memeriksakan kehamilannya minimal 4

kali selama hamil untuk mendapatkan tablet besi (Fe) dan vitamin

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nurlailani... · ... masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. d. Faktor-faktor yang

yang lainnya pada tugas kesehatan, serta makan makanan yang bergizi

3 X 1 hari, dengan porsi 2 kali lipat lebih banyak.

j . Pengobatan anemia pada kehamilan

Bagi penderita anemia karena kekurangan zat besi, sebaiknya

mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat besi, seperti bayam, juga

makanan yang banyak menganduung vitamin C, seperti jeruk, tomat,

mangga, dan sebagainya. Sebab kandungan asam askorbat dan vitamin C

bisa meningkatkan penyerapan zat besi.

Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikkan kadar Hb

sebanyak 1 gr/dl / bulan. Saat ini program nasional menganjurkan

kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis

anemia (Saifuddin, 2002).

Bagi pasien yang tidak bisa mentolerir besi melalu mulut dapat

menerimanya melalui injeksi vena atau dengan suntikan kedalam otot

(Atikah, 2011). Untuk menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu

hamil melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui

data-data dasar kesehatan umum calon ibu tersebut. Dalam pemeriksaan

kesehatan disertai pemeriksaan laboratorium, termasuk pemeriksaan

feses sehingga diketahui adanya infeksi parasit (Manuaba, 2010).

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nurlailani... · ... masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. d. Faktor-faktor yang

2. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu.

Penginderaan terhadap obyek terjadi melalui panca indera manusia,

yakni: penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga

(Notoadmojo, 2003) dalam (Wawan dan Dewi M, 2010, p.11).

Pengetahuan merupakan faktor penting dalam menentukan

perilaku seseorang, karena pengetahuan dapat menimbulkan perubahan

persepsi dan kebiasaan masyarakat. Pengetahuan yang meningkat dapat

mengubah persepsi masyarakat tentang penyakit. Meningkatnya

pengetahuan juga dapat mengubah kebiasaan masyarakat dari yang

positif menjadi lebih positif, selain itu pengetahuan juga membentuk

kepercayaan (Notoatmodjo, 2007).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) tingkat pengetahuan dalam

dominan kognitif terdiri dari 6 tingkatan, yaitu:

1).Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat memori yang telah diajarkan

sebelumnya termasuk mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu

tahu ini adalah pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nurlailani... · ... masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. d. Faktor-faktor yang

mengukur orang tau terhadap apa yang dipelajari antara lain

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatukan, dan

sebagainya.

2). Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar, orang telah paham terhadap obyek atau

materi harus dapat menjelaskan dan menyebutkan.

3).Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menguraikan suatu

materi yang telah dipelajari pada situasi/kondisi yang riil. Aplikasi

disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan rumus,

hukum-hukum metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau

situasi lain.

4). Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek

kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5).Sintetis (synthesis)

Sintesis adalah menunjukkan pada kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk

mengukur formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nurlailani... · ... masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. d. Faktor-faktor yang

6). Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penelitian

terhadap suatu materi atau obyek. Baik penelitian yang berdasarkan

suatu kriteria yang ditentukan sendiri maupun menggunakan kriteria

yang telah ada. Pengetahuan akan mempengaruhi tindakan, apabila

pengetahuan baik diharapkan tindakan yang dilakukan akan sesuai

dengan pengetahuan yang dimiliki.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Dalam proses seseorang mengetahui akan dipengaruhi oleh

beberapa hal atau faktor, menurut Sukmadinata (2003) dalam (Wawan

dan Dewi M, 2010) faktor yang mempengaruhi digolongkan menjadi dua

yaitu faktor internal dan eksternal yaitu dijelaskan sebagai berikut:

1) Faktor eksternal

a) Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam pemberian

respon terhadap sesuatu yang datangnya dari luar. Orang yang

berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional

terhadap informasi yang datang dan akan berpikir sejauh mana

keuntungan yang akan mereka dapatkan.

b) Paparan media massa

Melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik berbagai

informasi dapat diterima oleh masyarakat sehingga seseorang yang

lebih sering terpapar media massa (TV, radio, majalah, dan lain-

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nurlailani... · ... masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. d. Faktor-faktor yang

lain) akan memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan

dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi media massa.

c) Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun kebutuhan

sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih

tercukupi bila dibandingkan keluarga dengan status ekonomi

rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan akan

informasi pendidikan yang termasuk ke dalam kebutuhan sekunder.

d) Hubungan sosial

Manusia adalah makhluk sosial dimana didalam kehidupan saling

berinteraksi satu dengan yang lainnya. Individu yang dapat

berinteraksi lebih banyak dan baik, maka akan lebih besar ia

terpapar informasi.

e) Pengalaman

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman baik dari

pengalaman pribadi maupun dari pengalaman orang lain.

Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran suatu pengetahuan.

2) Faktor Internal

a) Jasmani

Faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan indra seseorang.

Kesehatan jasmani adalah kesehatan badan seseorang, jika

seseorang dalam keadaan sehat diharapkan seseorang tersebut

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nurlailani... · ... masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. d. Faktor-faktor yang

dapat melakukan pencarian pengetahuan, dapat menerima

pengetahuan yang diperolehnya ,memahami ,mengaplikasi dan

menganalisisnya serta menerapkan dalam kehidupannya.

b) Rohani

Faktor rohani diantaranya adalah kesehatan psikis, intelektual,

psikomotorik, serta kondisi efektif dan kognitif individu.

d. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmojo (2010) ada 2 cara untuk memperoleh

pengetahuan :

1) Cara Tradisional

a) Cara coba salah

Cara yang paling tradisional dalah melalui cara coba-coba atau

dengan kata mudah dikenal trial and eror. Cara coba-coba ini

dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan

masalah,dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil dicoba

kemungkinan yang lain.

b) Cara kekuasaan atau otoritas

Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan

baik tradisi otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama maupun

ilmu ahli pengetahuan.

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nurlailani... · ... masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. d. Faktor-faktor yang

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.

Oleh sebabitu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagi upaya

memperoleh kebenaran pengetahuan.

d) Melalui jalan pikiran

Manusia menggunakan penalaran atau jalan pikiran dalam

memperoleh pengetahuannya.

2) Cara modern

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa

ini lebih sintesis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian

ilmiah.

e. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat

diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:

1) Baik : Hasil presentase >75%

2) Cukup : Hasil presentase 60%-75%

3) Kurang : Hasil presentase <60%

3. Pendidikan

a. Definisi Pendidikan

Menurut UU RI No 20 th 2003 dalam BAB I pasal 1 ayat 1

pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nurlailani... · ... masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. d. Faktor-faktor yang

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

dan negara.

b. Jalur pendidikan

Menurut UU RI No. 20 th. 2003 dalam BAB VI pasal 13 Jalur

pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang

dapat saling melengkapi dan memperkaya.

1) Pendidikan formal (BAB VI pasal 14)

Terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan

tinggi.

2) Pendidikan non formal (BAB VI pasal 26)

Pendidikan non formal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang

memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,

penambah, dan / atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka

mendukung pendidikan sepanjang hayat. Satuan pendidikan

nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok

belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta

satuan pendidikan yang sejenis.

3) Pendidikan informal (BAB VI pasal 27)

Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan

lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri atau dalam

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nurlailani... · ... masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. d. Faktor-faktor yang

BAB I pasal I merupakan jalur pendidikan keluarga dan lingkungan

contoh pendidikan sopan santun.

c. Tingkat pendidikan

Menurut undang-undang No 20 tahun 2003 dalam BAB VI Pasal

17,18,19 dan 20 yaitu

a) Pendidikan dasar

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi

jenjang pendidikan menengah umum. Pendidikan dasar berbentuk

Sekolah Dasar (SD) dan MI atau bentuk selanjutnya yang sederajat

serta sekolah menengah pertama (SMP) dan MTS dan bentuk lain

yang sederajat.

b) Pendidikan menengah

Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan

pendidikan menengah atas SMA, MA, SMK, atau bentuk lain yang

sederajat.

c) Pendidikan tinggi

Merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang

mencakup program pendidikan yang diselenggarakan oleh perguruan

tinggi. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, perguruan tinggi,

sekolah tinggi, institut dan universitas.

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nurlailani... · ... masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. d. Faktor-faktor yang

4. Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang wanita

(Widyastuti, 2002). bahwa ibu yang mengalami kehamilan lebih dari 4 kali

juga dapat meningkatkan resiko mengalami anemia, paritas dibedakan

menjadi tiga yaitu : 1) Primipara: 1 anak, 2) Multipara: 2-4 anak, 3) Grande

multipara: > 4 anak(Soebroto, 2009).

Jumlah paritas lebih dari 3 merupakan faktor terjadinya anemia

yang berhubungan dengan jarak kehamilan yang terlalu dekat yaitu kurang

dari 2 tahun yang disebabkan karena terlalu sering hamil dapat menguras

cadangan zat gizi tubuh ibu (Arisman, 2004). Semakin sering seseorang

wanita mengalami kehamilan dan melahirkan maka akan makin banyak

kehilangan zat besi dan menjadi semakin anemis (Soebroto, 2009).

5. Kehamilan

a. Definisi kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

Bila dihitung dari fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu (prawirohardjo, 2008).

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nurlailani... · ... masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. d. Faktor-faktor yang

Menurut prawirohardjo (2008) kehamilan terbagi akan 3

trimester yaitu:

1) trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu (minggu ke-1 hingga

ke-12).

2) trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27).

3) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40).

Ketika seorang wanita dikatakan hamil, perubahan fisiologi

tubuh turut berubah, sehingga kebutuhan gizinya pun juga berubah

(waryana, 2010), seorang wanita memerlukan asupan gizi lebih banyak.

Kekurangan gizi selama kehamilan bisa menyebabkan anemia gizi

(Waryana, 2010).

b. Kebutuhan zat besi pada ibu hamil

Kebutuhan akan zat besi selama trimester I relatif sedikit yaitu

0.8 mg sehari yang kemudian meningkat tajam selama trimester II dan III

yaitu 6,3 mg sehari (Arisman, 2010). Khusus masa kehamilan terutama

trimester III merupakan masa kritis dimana kebutuhan akan zat gizi

meningkat. Jika zat besi dalam darah kurang maka kadar hemoglobin

akan menurun yang mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin.

Beberapa penelitian menyatakan bahwa kadar Hb ibu hamil trimester

akhir dan tingginya angka anemia pada trimester III dapat mempengaruhi

berat badan lahir.

Pada masa tersebut kebutuhan zat besi tidak dapat diandalkan

dari menu harian saja. Walaupun menu hariannya mengandung zat besi

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nurlailani... · ... masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. d. Faktor-faktor yang

yang cukup, ibu hamil tetap perlu tambahan tablet besi atau vitamin yang

mengandung zat besi. Zat besi bukan hanya penting untuk memelihara

kehamilan. Ibu hamil yang kekurangan zat besi dapat menimbulkan

perdarahan setelah melahirkan, bahkan infeksi, kematian janin intra uteri,

cacat bawaan dan abortus.

Bumil yang anemia gizi akan melahirkan bayi yang anemia

pula, yang dapat menimbulkan disfungsi pada otaknya dan gangguan

proses tumbuh kembang otak. Selanjutnya, maka bumil dianjurkan

mengkonsumsi zat besi sebanyak 60-100 mg/ hari (Waryana, 2010).

6. Tablet Fe

a. Pengertian Tablet Fe

Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di

dalam tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram didalam

tubuh manusia dewasa. Besi mempunyai beberapa fungsi esensial

didalam tubuh sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan

tubuh, sebagai alat angkut elektron didalam sel, dan sebagai bagian

terpadu berbagai reaksi enzim didalam jaringan tubuh (Almatzier, 2003).

b. Fungsi zat besi

Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena

terjadi menstruasi dengan perdarahan seanyak 50-80 cc setiap bulan dan

kehilangan zat besi sebesar 30 sampai 40 mg. Disamping itu, kehamilan

memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nurlailani... · ... masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. d. Faktor-faktor yang

merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta (Manuaba,

2010).

Menurut Almatsier (2002) fungsi dari zat besi adalah:

1) Sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan

2) Sebagai alat angkut eletron pada metabolisme energi

3) Sebagai enzim pembentuk kekebalan tubuh dan sebagai pelarut obat-

obatan.

c. Sumber makanan yang mengandung zat besi

Makanan yang banyak mengandung zat besi adalah bahan

makanan yang banyak mengandung daging hewan. Disamping banyak

mengandung zat besi, serapan zat besi dari sumber makanan tersebut

mempunyai angka keterserapan sebesar 20-30%. Sayangnya sebagian

besar penduduk di negara yang (belum) sedang berkembang tidak

(belum) mampu menghadirkan bahan makanan tersebut di meja makan.

Ditambah dengan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat

mengganggu penyerapan zat besi (seperti kopi dan teh) secara bersaman

pada waktu makan menyebab-kan serapan zat besi semakin rendah

(Arisman, 2010). Sumber baik besi diantaranya makanan hewani, seperti

daging, ayam, dan ikan. Sumber baik lainnya adalah telur, serial tumbuk,

kacang-kacangan, sayuran hijau, dan beberapa jenis buah (Almatsier,

2003).

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nurlailani... · ... masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. d. Faktor-faktor yang

Menurut Almatsier (2003) Kandungan besi beberapa bahan

makanan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.1 Nilai besi berbagai bahan makanan (mg/100 gram)

Menurut Waryana (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi

absorpsi Fe yaitu :

1) Bentuk Fe

Besi-Hem yang merupakan bagian dari hemoglobin dan mioglobin

yang terdapat dalam daging hewan dapat diserap dua kali lipat

daripada besi-nonhem yang berasal dari makanan nabati.

2) Asam organik

Vitamin C dan asam sitrat sangat membantu penyerapan besi-nonhem

dengan merubah bentuk feri menjadi fero.

3) Asam fitat, asam oksalat dan tanin

Ketiga jenis zat tersebut dapat mengikat Fe sehingga menghambat

penyerapannya. Namun pengaruh negatif ini dapat dikurangi dengan

mengkonsumsi vitamin C.

Bahan makanan Nilai

Fe

Bahan makanan Nilai

Fe

Tempe Kacang Kedelai murni

Kacang kedelai kering

Kacang hijau

Kacang merah

Kelapa tua, daging

Udang super

Hati sapi

Daging sapi

Telur bebek

Telur ayam

Ikan segar

Ayam

Gula kelapa

10.0

8,0

6,7

5,0

2,0

8,0

6,6

2,8

2,8

2,7

2,0

1,5

2,8

Biskuit

Jagungkuning,pipil lama

Roti putih

Beras setengah giling

Kentang

Daun kacang panjang

Bayam

Sawi

Daun katuk

Kangkung

Daun singkong

Pisang ambon

Keju

2,7

2,4

1,5

1,2

0,7

6,2

3,9

2,9

2,7

2,5

2,0

0,5

1,5

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nurlailani... · ... masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. d. Faktor-faktor yang

4) Tingkat keasaman lambung

Keasaman lambung dapat meningkatkan daya larut besi.

5) Kebutuhan tubuh

Jika tubuh kekurangan Fe atau kebutuhan meningkat maka

penyerapannya juga akan meningkat. Maka ibu hamil dianjurkan

mengkonsumsi zat besi sebanyak 60-100mg/hari (Nestle).

d. Konsumsi tablet Fe

Pada trimester Ke 2 dan Ke 3, faktor yang berpengaruh

terhadap terjadinya anemia kehamilan adalah konsumsi tablet zat besi

dan kadar hemoglobin pada trimester sebelumnya. Konsumsi tablet besi

sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia khususnya pada trimester

II, trimester III dan masa nifas. Hal ini disebabkan kebutuhan zat besi

pada masa ini lebih besar dibanding trimester I dan memungkinkan

pentingnya tablet besi untuk mencegah terjadinya anemia pada

kehamilan dan nifas (Notobroto, 2003).

e. Kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi

Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang berati taat.kepatuhan

adalah tingkat pasien melakukan cara pengobatan dan perilaku yang

disarankan dokter atau oleh orang lain (Arisman, 2004 ). Ketidak patuhan

ibu hamil meminum tablet zat besi dapat mencerminkan seberapa besar

peluang untuk terkena anemia. pemberian informasi tentang anemia akan

menambah pengetahuan mereka tentang anemia karena pengetahuan

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nurlailani... · ... masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. d. Faktor-faktor yang

memegang peranan yang sangat penting sehingga ibu hamil patuh

meminum zat besi (Arisman, 2004).

f. Kebutuhan zat besi selama hamil

Kebutuhan akan zat-zat selama kehamilan yang meningkat,

ditujukan untuk memasok kebutuhan janin dalam pertumbuhan

(pertumbuhan janin memerlukan banyak sekali zat besi ), pertumbuhan

plasenta dan peningkatan volume darah ibu, jumlahnya enzim 1000 mg

selama hamil. Kebutuhan zat besi selama trimester I relatif sedikit, yaitu

0,8 mg sehari, yang kemudian meningkat tajam selama trimester II dan

III,yaitu sekitar 6,3 mg perhari. Untuk memenuhi kebutuhan zat besi ini

dapat diambil dari cadangan zat besi serta peningkatan adaptif dalam

jumlah presentase zat besi yang terserap melalui saluran cerna. Namun,

jika cadangan zat besi sangat sedikit atau tidak ada sama sekali

sedangkan kandungan dan serapan zat besi dalam dan dari makanan

sedikit, maka pemberian suplemen sangat diperlukan untuk memenuhi

kebutuhan zat besi ibu hamil (Arisman, 2004).

Pemberian zat besi dimulai setelah rasa mual dan muntah

hilang, satu tablet sehari selama minimal 90 hari. Tiap tablet

mengandung FeSO4 320 mg ( zat besi 60 mg dan asam folat 500 mg )

( Salmah,et al, 2006 ).

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nurlailani... · ... masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. d. Faktor-faktor yang

g. Efek samping terapi tablet tambah darah pada ibu hamil

konsumsi suplemen oral zat besi dapat menyebabkan mual,

muntah, kram lambung, nyeri ulu hati, dan konstipasi (kadang-kadang

diare). Namun derajat mual yang ditimbulkan oleh setiap preparat

tergantung pada jumlah element zat besi yang diserap. Takaran zat besi

diatas 60 mg dapat menimbulkan efek samping yang tidak dapat diterima

pada ibu hamil sehingga terjadi ketidakpatuhan dalam pemakaian obat jadi

tablet zat besi denagan dosis rendah lebih cenderung ditoleransi (dan

diminum) dari pada dosisi tinggi. Bagi banyak wanita dosis rendah sudah

memadai (Soe jordan, 2003).

Page 29: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nurlailani... · ... masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. d. Faktor-faktor yang

B. Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan dapat

digunakan kerangka teori sebagai berikut:

Gambar 2.1 : Kerangka Teori

Sumber : Istiarti 2000, dan Arisman 2004

Faktor Dasar:

a. Sosial Ekonomi

b. Pengetahuan

c. Pendidikan

d. budaya

Faktor Tidak Langsung:

a. Kunjungan Antenatal

Care (ANC)

b. Paritas

c. Umur

d. Dukungan Suami

Faktor Langsung :

a. Konsumsi Tablet Besi

b. Penyebab Infeksi

c. Perdarahan

Kejadian anemia

pada ibu hamil

trimester III

Page 30: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nurlailani... · ... masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. d. Faktor-faktor yang

C. Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel terikat

Gambar 2.2 : Kerangka Konsep

D. Hipotesis

Ha 1 : Ada hubungan yang bermakna tingkat pengetahuan ibu hamil

trimester III tentang anemia dengan kejadian anemia.

Ha 2 : Ada hubungan yang bermakna tingkat pendidikan ibu hamil

trimester III dengan kejadian anemia.

Ha 3 : Ada hubungan yang bermakna paritas ibu hamil trimester III

dengan kejadian anemia.

Ha 4 : Ada hubungan yang bermakna pola konsumsi tablet besi (Fe)

ibu hamil trimester III dengan kejadian anemia.

Pengetahuan Ibu

hamil trimester III

Pendidikan ibu

hamil trimester III Kejadian anemia

pada ibu hamil

trimester III

Paritas ibu hamil

trimester III

Konsumsi tablet

besi (Fe) ibu hamil

trimester III

Page 31: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nurlailani... · ... masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. d. Faktor-faktor yang