bab ii tinjauan pustaka - repository.uksw.edu€¦ · proses, dan lingkungan. beberapa karakter tqm...
TRANSCRIPT
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Sekolah
Manajemen sekolah merupakan faktor yang
paling penting dalam menyelenggarakan pendidikan
dan pengajaran di sekolah yang keberhasilannya
diukur dengan prestasi yang didapat, oleh karena itu
dalam menjalankan kepemimpinan, harus
menggunakan suatu sistem, artinya dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang
didalamnya terdapat komponen-komponen terkait
seperti guru-guru, staf, wali murid, masyarakat,
pemerintah, siswa, dan lain-lain harus berfungsi
optimal yang dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja
pimpinan.
Fandy & Anastasia (2003) Total Quality
Management adalah suatu pendekatan dalam
menjalankan usaha yang mencoba untuk
memaksimalkan daya saing organisasi melalui
perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, sdm,
proses, dan lingkungan. Beberapa karakter TQM
adalah sebagai berikut:
1) fokus pada pelanggan, baik pelanggan eksternal maupun
internal, 2) memiliki obserfasi yang tinggi terhadap kualitas, 3)
menggunakan pendekatan ilmiah dalam mengambil keputusan
dan pemecahan masalah, 4) memiliki komidmen jangka panjang,
5) membutuhkan kerja sama tim (teamwork), 6) memperbaiki
proses secara berkesinambungan, 7) menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan, 8) memberikan kebebasan yang
12
terkendali, 9) memiliki kesatuan tujuan, 10) adanya keterlibatan
dan pemberdayaan karyawan.
Syaiful Sagala (2007) tujuan manajemen sekolah
adalah mewujudkan tata kerja lebih baik dalam empat
hal: (1) Meningkatnya efisiensi pengguna sumber daya
dan penugasan staf; (2) Meningkatkan profesionalisme
guru dan tenaga kependidikan di sekolah; (3)
Munculnya gagasan-gagasan baru dalam implementasi
kurikulum, pengguna teknologi pembelajaran, dan
pemanfaatan sumber-sumber belajar; (4)
Meningkatkan mutu partisipasi masyarakat dan
stakholder.
Jadi tujuan utama penerapan Manajemen
Sekolah adalah untuk menyeimbangkan struktur
kewenangan antara sekolah, pemerintah daerah dan
pemerintah pusat sehingga manajemen menjadi lebih
efisien. Semua kewenagan pembelajaran diserahkan
kepada unit yang paling dekat dengan pelaksanaan
proses pembelajaran itu sendiri yaitu sekolah.
Disamping itu untuk memperdayakan sekolah agar
sekolah dapat melayani masyarakat secara maksimal
sesuai dengan keinginan masarakat tersebut. Tujuan
penerapkan manajemen sekolah adalah untuk mandiri
atau mengelola sekolah melalui kewenangan kepala
sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan
pengambilan keputusan secara pertisipatif.
Lebih rincinya manajemen sekolah bertujuan
untuk: (1) Meningkatkan mutu pendidikan melalui
kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola
dan memanfaatkan yang tersedia; (2) Meningkatkan
kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
13
menyelenggarakan pendidikan melalui pengambilan
keputusan bersama; (3) Meningkatkan tanggung
jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat dan
pemerintah tentang mutu sekolahnya; (4)
Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah
tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.
2.2 Pengembangan Pelayanan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia
“Mengembangkan” membuka lebar-lebar, rencana
yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai
sasaran khusus. Untuk itu diperlukan metode atau
teknik tertentu sehingga kebijakan yang dihasilkan
akan optimal dalam rangka mencapai tujuan
organisasi. Dalam hal ini organisasi pemerintah
daerah dapat mengembangkan strategi dalam rangka
mengatasi ancaman internal, eksternal untuk merebut
peluang yang ada.
Syaiful Sagala (2007:137), Strategi merupakan
rencana yang mengandung cara komprehensif dan
integrative yang dapat dijadikan pegangan untuk
bekerja, berjuang dan berbuat guna memenangkan
kompetensi.
Sedangkan pengembangan berarti kemajuan.
Secara umum, pengembangan merupakan upaya
untuk menambah derajat, tingkat, dan kualitas
maupun kuantitas. pengembangan juga dapat berarti
penambahan keterampilan dan kemampuan agar
menjadi lebih baik. Selain itu, peningkatan juga
berarti pencapaian dalam proses, ukuran, sifat,
hubungan dan sebagainya. Jadi peningkatan mutu
adalah proses yang berkelanjutan dalam membuat
14
atau mengerjakan semua kegiatan menjadi lebih baik
berdasarkan siklus pejaminan mutu yang
berkelanjutan dan perencanaan peningkatan mutu
disemua unit pada semua tingkatan dalam suatu
sistem.
Layanan adalah kegiatan atau serangkaian
kegiatan yang berlangsung dalam interaksi dengan
orang atau mesin fisik dan yang memberikan
kepuasan konsumen. Sedangakan pelayanan
perpustakaan merupakan salah satu kegiatan utama
di setiap perpustakaan. Pelayanan tersebut
merupakan kegiatan yang berhubungan langsung
dengan masyarakat, dan sekaligus merupakan
barometer keberhasilan penyelenggaraan
perpustakaan. Oleh karena itu dari meja layanan akan
dikembangkan gambaran dan citra perpustakaan,
sehingga seluruh kegiatan perpustakaan akan
diarahkan dan terfokus kepada bagaimana
memberikan pelayanan yang baik sebagaimana
dikehendaki oleh pemakai.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa kualitas bukan
hanya menekankan pada aspek hasil akhir yaitu
produk dan jasa tetapi juga menyangkut kualitas
manusia, kualitas proses dan kualitas lingkungan
yang memenuhi atau melebihi harapan. Dari
pengertian tersebut bila kita kaitkan dengan
peningkatan kualitas jasa layanan di perpustakaan
maka harus dievakuasi adalah SDM sebagai
pengelola perpustakaan, sistem yang ada di
perpustakaan, bentuk layanan yang sudah kita
berikan, sarana dan prasarana sebagai penunjang
15
layanan dan juga lingkungan yang mendukung agar
terciptanya suasana yang menyenangkan di
perpustakaan.
2.3 Perpustakaan
Dalam Undang-undang Replublik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Bab 1
Pasal 1, yaitu: “Perpustakaan adalah institusi
pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau
karya rekam secara profesional dengan sistem yang
baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan,
penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para
pemustaka”. Lasa (2009: 263). Perpustakaan berasal
dari kata pustaka yang artinya kitab atau buku.
Perpustakaan adalah kumpulan atau bangunan fisik
sebagai tempat buku dikumpulkan dan disusun
menurut sistem tertentu atau keperluan pemakai
(Lasa, 2007:12).
Perpustakaan adalah salah satu bentuk
organisasi sumber belajar yang menghimpun berbagai
informasi dalam bentuk buku yang dapat
dimanfaatkan oleh pemakai dalam upaya
mengembangkan kemampuan dan kecakapan
(Rosalin, 2008:19).
Sejalan dengan perkembangan zaman, pengertian
perpustakaan secara berangsur-angsur barubah. Pada
mulanya setiap ada kumpulan buku-buku koleksi
yang dikelola secara rapi dan teratur disebut
perpustakaan, tetapi karena adanya perkembangan
teknologi modern dalam usaha pelestarian dan
pengembangan informasi, maka koleksi perpustakaan
16
tidak hanya terbatas buku-buku saja tetapi juga
beraneka ragam jenisnya.
Kata perpustakaan berasal dari kata pustaka,
yang berarti: (1) kitab, buku-buku, (2) kitab primbon.
Kemudian kata pustaka mendapat awalan per- dan
akhiran -an, menjadi perpustakaan. Perpustakaan
mengandung arti: (1) kumpulan buku-buku bacaan,
(2) bibliotek, dan (3) buku-buku kesusastraan (Kamus
Besar Bahasa Indonesia-KBBI). Secara lebih konkrit
perpustakaan dapat dirumuskan sebagai suatu unit
kerja dari sebuah lembaga pendidikan yang berupa
tempat penyimpanan koleksi buku-buku pustaka
untuk menunjang proses pendidikan.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat
disimpulkan bahwa perpustakaan adalah tempat atau
pusat sumber belajar dan sumber informasi bagi
pemakainya. Perpustakaan bukan lagi sekedar sebuah
gedung berisi buku-buku, maupun bangunan gedung
baru. Gambaran terkini tentang perpustakaan
seutuhnya tidak cukup dilihat dari fisik bangunan
melainkan dari perkembangan layanan informasi
perpustakaan tersebut.
2.3.1 Perpustakaan Sekolah
Menurut Standar Nasional Indonesia (2008:23)
perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang
berada pada lembaga pendidikan formal berada di
lingkungan pendidikan dasar dan menengah yang
merupakan bagian integral dari kegiatan sekolahyang
bersangkuan, dan merupakan pusat sumber belajar
untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan
sekolah yang bersangkutan.
17
Karmidi Martoatmojo (2009), perpustakaan
sekolah adalah memberikan layanan kepada pembaca
di sekolah meliputi, murid, guru, kepala sekolah, dan
staf administrasi lainya juga diperkenankan
memberikan layanan kepada wali murid. Hal ini akan
memperkaya pengalaman guru dan memudahkan
proses pendidikan dan pengajaran. Kerja sama yang
baik antara guru dan pustakawan sangat didambakan.
Dengan demikian guru akan terbiasa menggunakan
perpustakaan, sehingga dapat memperkaya
pengalaman dan mantap dalam penampilan.
Jadi kesimpulanya guru bersama pustakawan
harus berusaha agar murid-murid juga membiasakan
diri membaca di perpustakaan. Hal ini dimaksudka
agar mereka dapat mencari informasi secara mandiri
di perpustakaan. Kerja sama antara pustakawan dan
orangtua murid juga harus dibina dan dikembangkan
dalam rangka pembinaan perpustakaan.
Dengan menyediakan bahan pustaka dan ruang
untuk membaca, diskusi, dan berbagai fasilitas untuk
mengembangkan pengetahuan, guru akan dipacu
untuk berpenampilan yang lebih baik danberwibawa.
Kalau mereka sudah perpustakaan minded mereka
akan dapat mengajak anak didik mereka
menggunakan dan mencari informasi di perpustakaan.
2.4 Pengembangan Manajemen Layanan
Perpustakaan
Karmidi Martoatmojo (2009), banyak upaya yang
dapat dilakukan oleh pengelola perpustakaan,
misalnya: (a) sikap ramah dan penampilan pustakawan yang
18
baik dalam memberikan pelayanan kepada pengguna; (b)
menyediakan brosur tentang kegiatan yang ada di perpustakaan;
(c) mengadakan berbagai perlombaan di perpustakaan. seperti
lomba membuat puisi, lomba baca puisi, pidato, menggambar
dsb; (d) mengadakan study tour bersama di perpustakaan; (e)
mengundang tokoh masyarakat atau seorang pakar untuk
ceramah, menceritakan pengalamannya dsb; (f) membuat jadwal
kegiatan yang teratur, memetik dari bahan yang dimiliki
perpustakaan; (g) berbagai kegiatan lainnya yang tidak termasuk
di atas.
Pengelola perpustakaan diperlukan kemampuan
manajemen yang baik, agar arah kegiatan sesuai
dengan tujuan pendidikan sekolah. Pustakawan
hendaknya bersifat proaktif dan suka membantu siswa
yang kurang paham mengakses sebuah koleksi, ini
merupakan tugasnya. Disamping itu pustakawan
sekolah harus dapat menuntut siswa tersebut
menemukan koleksi yang dicari dengan cara
memberitahu yang termudah dan tercepat untuk
menelusuri sebuah koleksi, sehingga siswa yang
terbantu akan senag dan akan suka mengunjungi
perpustakaan. Kemampuan manajemen itu juga
diperlukan untuk menjaga keseimbangan tujuan-
tujuan yang berbeda dan mampu dilaksanakan secara
efektif dan efisien. Pengetahuan dasar dalam
mengelola perpustakaan agar berjalan dengan baik
adalah ilmu manajemen, karena manajemen sangat
diperlukan dalam berbagai kehidupan untuk
mengatur langkah-langkah yang harus dilaksanakan
oleh seluruh elemen dalam suatu perpustakaan. Oleh
karena itu dalam proses manajemen diperlukan
adanya proses perencanaan (planning),
19
pengorganisasian (organizing), kepemimpinan
(leadership), dan pengendalian (controlling).
Manajemen juga dimaksudkan agar elemen yang
terlibat dalam perpustakaan mampu melakukan tugas
dan pekerjaannya dengan baik dan benar.
Jadi strategi meningkatkan mutu layanan
perpustakaan sekolah adalah suatu hal yang sangat
perlu diperhatikan oleh pihak pengelola perpustakaan
dengan mutu pelayanan yang prima, perpustakaan
akan memperoleh banyak pengunjung dan
penghargaan dari pengguna perpustakaan di sekolah
tersebut khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Jika perpustakaan belum mendapatkan penghargaan
tersebut berarti para pengelola perpustakaan harus
bekerja lebih keras, agar pekerjaan itu berguna bagi
para pengguna perpustakaan. upaya untuk
meningkatkan mutu layanan perpustakaan sekolah
tidak boleh dipisahkan dari kegiatan pustakawan
sehari-hari.
Dari uraian di atas sangat jelas, bahwa
pengelolaan perpustakaan sekolah dasar tidak bisa
diserahkan kepada orang yang tidak tepat, karena
akan berpengaruh terhadap pengelolaan koleksi bahan
perpustakaan. Bahan perpustakaan tersebut akan
menjadi sumber informasi bagi siswa dan guru dalam
menunjangn kegiatan belajar mengajar. Jika koleksi
sumber informasi dikelola oleh orang yang tepat, maka
akan memudahkan dalam pencarian kembali dan
pemanfaatannya sebagai sumber belajar.
20
2.4.1 Tahapan Proses Pengembangkan Layanan
Perpustakaan
A. Perumusan Misi Perpustakaan
Misi perpustakaan sekolah adalah penjabaran visi
dengan rumusan-rumusan kegiatan yang akan
dilakukan dan hasilnya dapat dirasakan, diukur,
dilihat, didengar atau dapat dibuktikan karena bersifat
kasat mata (Lasa, 2007: 24).
Pernyataan visi dan misi akan menentukan
tujuan perpustakaan dimasa yang akan datang dan
membedakan dengan layanan lain. Tujuan dari
perpustakaan sekolah adalah rumusan yang hendak
dicapai oleh perpustakaan sekolah tersebut dalam
waktu satu tahun terakhir. Hasil dari tujuan
perpustakaan sekolah dapat diukur dengan jelas.
Dalam menyusun perencanaan perpustakaan sekolah
perlu memperhatikan kondisi yang ada secara internal
dan eksternal. Secara internal adalah mengetahui
kekuatan dan kelemahan (the strengths and
weaknesses) perpustakaan sekolah yaitu sedang
memperhatikan kondisi perpustakaan sekolah, secara
eksternal adalah melihat peluang dan ancaman (the
opportunities and threats) perpustakaan sekolah agar
bisa lebih berkembang lagi.
The strengths perpustakaan sekolah merupakan
potensi yang ada di sekolah untuk lebih
dikembangkan untuk memajukan perpustakaan
sekolah. The strengths tersebut bisa kepala sekolah,
tenaga perpustakaan (pustakawan), para guru yang
21
berdedikasi tinggi, input siswa yang berprestasi, serta
kepedulian para orang tua murid dll.
The weaknesses perpustakaan sekolah tentunya
sesuatu yang menjadi penghambat bagi kemajuan
perpustakaan yang apabila tidak diatasi akan
berkembang menjadi sebuah ancaman bagi
perpustakaan. The weaknesses yang dimaksud antara
lain kurangnya perhatian kepala sekolah, putakawan
yang bukan berpendidikan perpustakaan, rendahnya
anggaran, ruang yang sempit dan tidak memadahi,
letak perpustakaan yang tidak strategis, kurangnya
koleksi dll.
The opportunities perpustakaan sekolah adalah
kemungkinan-kemungkinan yang bisa dilakukan
dalam kemajuan perpustakaan. The opportunities ini
harus dicari oleh para pengelola perpustakaan sekolah
agar keberadaan perpustakaan sekolah lebih
dipentingkan sebagai bagian dari lembaga sekolah.
The threats perpustakaan sekolah merupakan
segala sesuatu yang diperhitungkan akan
menghambat pencapaian tujuan dari perpustakaan
sekolah. Ancaman itu bisa dari dalam maupun
ancaman dari luar perpustakaan sekolah. Ancaman
dari dalam bisa rendahnya minat baca warga sekolah,
malas meminjam buku-buku di perpustakaan, enggan
ke perpustakaan, rendah anggaran dari sekolah dll.
Ancaman dari luar bisa karena maraknya warnet-
warnet, tayangan televisi, lebih suka pergi ke mall atau
jalan dll.
22
B. Analisa Lingkungan
Tujuan analisa lingkungan sekolah organisasi baik
internal maupun eksternal adalah menghasilkan
informasi yang sangat penting bagi kelangsungan dan
kemakmuran organisasi. Yaitu informasi mengenai the
strengths and weaknesses terkait dengan peluang dan
ancaman yang dihadapi. Analisa SWOT adalah
singkatan dari Strengths, Weaknesses, 0pportunities
and Threats (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan
Ancaman).
Analisa SWOT merupakan identitas berbagai faktor
secara sistematis untuk merumuskan strategi
organisasi. Analisa SWOT didasarkan pada logika yang
dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan ancaman.
Rangkutu (1999 dalam Master 2008) menggunakan
SWOT kedalam matriks.
Tabel 2.1 Matrik SWOT
Faktor
Internal
Faktor Eksternal
Strengths (S)
Weaknesses (W)
Opportunities (O)
Strategi S-O
The strengths to
use opportunities
Strategi W-O
Tackle
weaknesses to
exploit
opportunities
Thearts (T)
Strategi S-T
use force in order to avoid threats
Strategi W-T
minimize weaknesses to
avoid weaknesses
Sumber : Rangkuti (1999) dalam Marsi (2008)
23
Dari matrik SWOT tersebut diperoleh
permasalahan atau isu strategi yang kemudian
diidentifikasikan mengapa isu itu muncul, bagaimana
keterkaitannya dengan mandat dan misi organisasi
dan apa resikonya bila isu tersebut tidak atau belum
diatasi.
C. Penetapan Saran Jangka Pendek dan Jangka
Panjang
Sasaran salah satunya adalah jangka panjang
perpustakaan memerlukan konkretisasi. Salah
satunya dengan melakukan perioditasi, antara lain
dengan memetapkan sasaran tahunan. Prinsip-prinsip
tersebut antara lain : 1) harus adanya perumusan
tujuan; 2) harus adanya pembagian tugas yang sesuai;
3) harus adanya pembagian kewenagan; 4) harus
adanya pengaturan jalur komando dan koordinasi
melalui struktur organisasi.
Dengan adanya struktur organisasi akan
mengatur garis wewenang dan tanggung jawab pada
masing-masing posisi di perpustakaan sekolah.
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan
hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada
pada suatu organisasi atau perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai
tujuan. Struktur organisasi menggambarkan dengan
jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu
dengan yang lainnya dan bagaimana hubungan
aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur
24
organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan
wewenang siapa melapor kepada siapa.
D. Perumusan Kebijaksanaan
Kebijaksanaan adalah suatu teknik atau strategi
tertentu dalam mencapai suatu tujuan (Asmara
Raksasatya dalam M.Irfan Islamy, 2002). Kebijakan
dimaksudkan sebagai standar operasional yang baku
untuk meningkatkan efektivitas kerja para pengelola
perpustakaan yang diharapkan untuk pencapaian
tujuan dan berbagai sasaran baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
E. Penciptaan Sistem Pengawasan
Pengawasan adalah suatu proses untuk
memastikan bahwa aktivitas aktual pelaksanaan
sesuai dengan yang telah direncanakan (Lesa Hs
:2007). Sedangkan pengendalian mencatat
perkembangan ke arah tujuan dan memungkinkan
manajer mendeteksi penyimpanan dari perencanaan
tepat pada waktunya, guna mengambil tindakan
koreksi sebelum terlambat adalah proses dari
pengendalian.
Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik
untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan
untuk merancang sistem umpan balik informasi,
untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar
yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah
telah terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta
untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan
25
untuk menjamin bahwa semua sumber daya
perusahaan atau pemerintahan telah digunakan
seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan
perusahaan atau pemerintahan. Dari beberapa
pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa pengawasan merupakan hal penting dalam
menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya
pengawasan maka perencanaan yang diharapkan oleh
manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik.
Pengawasan pada dasarnya diarahkan
sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan
penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang
akan dicapai. Melalui pengawasan diharapkan dapat
membantu melaksanakan kebijakan yang telah
ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah
direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan,
melalui pengawasan tercipta suatu aktivitas yang
berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi
mengenai sejauhmana pelaksanaan kerja sudah
dilaksanakan. Pengawasan juga dapat mendeteksi
sejauhmana kebijakan pimpinan dijalankan dan
sampai sejauhmana penyimpangan yang terjadi dalam
pelaksanaan kerja tersebut.
F. Penciptaan Sistem Umpan Balik
Dalam setiap semua jenis kegiatan yang
berlangsung dalam suatu organisasi diperlikan umpan
balik. Dalam manajemen puncak sangat
berkepentingan memperoleh umpan balik tentang
26
bagaimana strategi yang telah ditetapkan
diimplementasikan. Dengan umpan balik yang faktual,
tepat waktu dan obyektif manajemen puncak
memperoleh pengetahuan tentang segi-segi
keberhasilan dan kelemahannya.
Menilai dan mengevaluasi program kearah
tujuan, jika diperlukan adayan perevisian tujuan dan
program tersebu. Dalam setiap semua jenis kegiatan
yang berlangsung dalam suatu organisasi diperlikan
umpan balik. Dalam manajemen puncak sangat
berkepentingan memperoleh umpan balik tentang
bagaimana strategi yang telah ditetapkan
diimplementasikan. Dengan umpan balik yang faktual,
tepat waktu dan obyektif manajemen puncak
memperoleh pengetahuan tentang segi-segi
keberhasilan dan kekurangannya, atau bahkan
kegagalannya. Sekaligus dapat diketahui faktor-faktor
penyebabnya, hal-hal apa saja yang perlu yang
dikoreksi dimasa yang akan datang, hal-hal apa yang
bisa dijadikan modal dimasa depan yang pada
gilirannya dimanfaatkan dalam melakukan proses
manajemen strategi berikutnya.
2.4.2 Analisa Faktor Internal
Analisa Faktor Internal adalah analisis yang menilai prestasi kerja atau kinerja yang merupakan
faktor kekuatan dan kelemahan yang ada untuk mencapai tujuan organisasi.
27
Tabel 2.2 Analisa Faktor Internal
Faktor
Internal Bobot Rating
Skor
Pembobotan
Kekuatan (Strenght/S):
1. Kekuatan 1
2. Kekuatan 2
Bobot Kekuatan 1
Bobot
Kekuatan 2
Rating Kekuatan 1
Rating
Kekuatan 2
Jumlah S A B
Kelemahan
(Weaknes/W):
1. Kelemahan 1
2. Kelemahan 2
Bobot
Kelemahan 1
Bobot
Kelemahan 2
Rating
Kelemahan 1
Rating
Kelemahan 2
Jumlah T C D
Total (a+c)=1 (b+d)
2.4.3 Analisa Faktor Eksternal
Analisa Faktor Strategi Eksternal difokuskan
pada kondisi yang ada dan kecendrungan yang
muncul dari luar, tetapi dapat memberi pengaruh
kinerja organisasi (Rangkuti: 2008) dengan langkah
berikut: (1) menyusun faktor peluang dan ancaman; (2)
Memberikan bobot masing-masing faktor mulai 0,0 (tidak
penting). Bobot dari semua faktor strategi yang berupa peluang
dan ancaman ini harus berjumlah 1; (3) Menghitung rating untuk
masing-masing faktor dengan memberi skala mulai dari 4 (sangat
baik) sampai 1 (sangat tidak baik) berdasarkan faktor pengaruh
tersebut pada kondisi organisasi. (4) Mengalikan bobot dengan
rating. Hasilnya adalah skor pembobotan untuk masing-masing
faktor. (5) Menghitung jumlah skor pembobotan. Nilai ini adalah
untuk memetakka posisi organisasi pada diagram analisis SWOT.
Tabel 2.3 Analisa Faktor Eksternal
Faktor Eksternal
Bobot Rating Skor
Pembobotan
Peluang
(Opportunities/O):
1. Peluang 1
2. Peluang 2
Bobot
Peluang 1
Bobot
Peluang 2
Rating
Peluang 1
Rating
Peluang 2
Jumlah O A B
28
Sambungan Analisa Faktor Eksternal
Faktor Strategi
Eksternal
Bobot Rating
Skor
Pembobotan
Ancaman
(Threats/T):
1. Ancaman 1
2. Ancaman 2
Bobot
Ancaman 1
Bobot
Ancaman 2
Rating
Ancaman 1
Rating
Ancaman 2
Jumlah T C D
Total (a+b) (b+d)
Dari gambar dapat dilihat tahapan pertama yang
dilakukan dalam perencanaan strategi yaitu
penyusunan visi, misi dan tujuan suatu organisasi.
Visi, misi serta tujuan inilah dasar pengambilan
keputusan serta sebagai pedoman untuk
menyeimbangkan ke penilaian lingkungan. Penilaian
lingkungan secara eksternal dan internal dilakukan
dengan analisis SWOT untuk menyimpulkan kekuatan
serta kelemahan, peluang serta ancaman yang terjadi.
Tahapan tersebut akan menghasilkan isu-isu strategis
yang berkaitan dengan kinerja, layanan serta kualitas
pengembangan perpustakaan. Tahapan berikutnya
melakukan formulasi strategi atau pemilihan dan
penyusunan strategi berdasarkan isu-isu tadi yang
telah di identifikasi dan akhirnya diterapkan
diperpustakaan.
2.5 Penelitian Yang Relevan
Sulaiman (2006), tesis tentang Peran
Perpustakaan Pesantren Terhadap Pendidikan Modern
di Ponpes Jatimu. Hasil dari penelitian ini menyatakan
bahwa perpustakaan pesantren merupakan jantung
pesantren dan tolak ukur mutu tidaknya suatu
pesantren. Dalam kedudukan sebagai pengemban
29
martabat pesantren, perpustakaan harus menjalankan
semua kegiatan yang sesuai dengan fungsi, program
dan tujuan pesantren bernaung. Bimbingan dan
bantuan pimpinan pesantren, kerjasama dari para
pengajar dan santri merupakan syarat yang
diperlukan sehingga perpustakaan dapat membina diri
menjadi pusat kegiatan pendidikan dan aktivitas
ilmiah.
Rurid Nur Varida (2009) penelitian dengan judul
Kondisi Minat Baca Siswa di SD Negeri Tajem Depok
Sleman Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif,
pengumpulan data dilakukan melalui metode
observasi, wawancara, dokumentasi dan studi
pustaka, dengan obyek penelitian minat baca siswa.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa kondisi minat
baca siswa di SD Negeri Tajem Depok Sleman
Yogyakarta sudah baik. Minat baca siswa di SD Negeri
Tajem Depok Sleman Yogyakarta dipengaruhi faktor
internal yaitu usia, jenis kelamin, intelegensi,
ketrampilan membaca, kemampuan bahasa dan
konsep diri pembaca bahwa ia merasa perlu membaca,
yakni untuk memperoleh informasi baru, sedangkan
faktor eksternal meliputi ketersediaan buku bacaan,
faktor lingkungan (suasana tenang/tidak gaduh,
nyaman) dan faktor sosial (guru, teman, orang tua dan
ekonomi keluarga). Kemudian faktor penghambat
minat baca siswa adalah faktor fasilitas, dan faktor
biaya. Usaha penggerak sekolah dalam meningkatkan
minat baca siswa adalah dengan memberikan program
wajib membaca, memperhatikan dan memotivasi
30
kegiatan membaca siswa, guru dapat mengelola
kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam program
pengajaran membaca, guru menugaskan siswa
membuat sinopsis, membentuk kelompok membaca di
kelas, dan memberikan pengenalan tentang
perpustakaan dan memberikan pengertian pada siswa
akan pentingnya membaca.
Anugrah Pramana (2011) penelitian dengan judul
Strategi Pustakawan dalam Menumbuhkan Minat Baca
Siswa di SD Negeri Glagah Janturan Yogyakarta. Hasil
dari penelitian ini memperlihatkan bahwa strategi
pustakawan dalam menumbuhkan minat baca siswa
di SD Negeri Glagah, Janturan, Yogyakarta meliputi: (a)
mengadakan jam wajib kunjung perpustakaan untuk semua
kelas SD Negeri Glagah, (b) pelayanan pembaca dan peminjam
dengan sistem komputerisasi dan berbasis perpustakaan digital,
(c) peningkatan koleksi yang lebih menarik dan terbaru serta
sarana dan prasarana perpustakaan, (d) menjadikan ruang
perpustakaan yang nyaman dan menarik layaknya tempat
bermain anak-anak supaya siswa-siswa lebih betah di
perpustakaan, (e) kolaborasi antara kepala sekolah, guru kelas
dan pustakawan, (f) pengembangan minat baca dengan cara
mengadakan berbagai kegiatan yang dipusatkan di perpustakaan
sekolah seperti lomba lukis, jam wajib kunjung, dan penulisan
resensi buku. Kendala utama yang dihadapi pustakawan
SD Negeri Glagah, Janturan, Yogyakarta dalam
menumbuhkan minat baca adalah waktu kunjungan
yang sangat terbatas. Kendala ini dapat dihadapi
melalui kerja sama yang baik antara pustakawan,
guru kelas, dan kepala sekolah. Saran yang diberikan
untuk SD Negeri Glagah yaitu menambah jam
wajib kunjung perpustakaan untuk semua kelas.
31
Andi Kuswara (2007) yang berjudul Strategi
Promosi di Kantor Perpustakaan Umum Kabupaten
Bantul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kegiatan strategi promosi yang dilakukan oleh Kantor
perpustakaan Umum Kabupaten Bantul. Metode yang
digunakan dalam penelitian adalah menggunakan
metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian
yang dilakukan bahwa Kantor Perpustakaan Umum
Kabupaten Bantul dalam mepromosikan perpustakaan
dengan sekedar memberikan informasi dan
mengingatkan kembali kepada masyarakat akan
keberadaan produk atau layanan perpustakaan
dengan tujuan agar perpustakaan lebih
memasyarakat. Kaitan antara penelitian tersebut
diatas dengan penelitian ini adalah adanya teori
mengenai minat baca.
Samosir (2004) dengan judul penelitian pengaruh
kualitas pelayanan terhadap kepuasan mahasiswa
dalam menggunakan Perpustakaan USU Medan.
Metode penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan
untuk menggambarkan persepsi pengguna terhadap
kualitas jasa layanan perpustakaan dalam lima
dimensi yaitu kehandalan, ketanggapan, jaminan ,
empati, dan bukti fisik. Diperoleh melalui kuesioner
dari 393 responden yang dijadikan sampel. Hasilnya
membuktikan bahwa kualitas pelayanan secara
serempak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
32
mahasiswa, secara parsial dimensi bukti langsung,
kehandalan, ketanggapan dan empati berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan mahasiswa, sedangkan
dimensi jaminan tidak berpengaruh secara signifikan
2.6 Kerangka Berfikir
Berdasarkan landasan teori di atas terlihat bahwa
strategi pelayanan di perpustakaan perlu ditingkatkan.
Pustakaan untuk menyiapkan strategi-strategi yang
dapat menarik para pengguna untuk berkunjung ke
perpustakaan. Penerapan perencanaan strategi pada
perpustakaan akan membantu pustakawan dalam
melihat secara obyektif berbagai kondisi internal dan
eksternal sehingga dapat mengantisipasi setiap
perubahan yang terjadi. Selain itu, dengan penerapan
perencanaan strategis, perpustakaan juga dapat
mendayagunakan seoptimak mungkin sumber daya
yang dimilikinya.
Secara garis besar kerangka berfikir penelitian ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
33
Tahap Perencanaan Strategi
Visi, Misi Penilaian dan lingkungan Tujuan
Pelaksanan Analisis
Strategi SWOT
Hasil Akhir
Gambar 2.1 Alur penilitian
Berdasarkan gambaran di atas, tahap (1)
Menentukan Visi, Misi dan Tujuan organisasi; (2)
Melakukan penilaian lingkungan, peneliti pemeriksaan
terhadap lingkungan Internal dan eksternal (3)
kemudian menganalisis menggunakan Analisis SWOT
guna mengetahui faktor-faktor yang akan terjadi.
Tahapan ini nantinya akan menimbulkan isu-isu
srtrategi yang disusun berdasarkan kombinasi faktor
internal dan eksternal; (4) Melaksanakan rumuskan
strategi, yaitu melakukan penerapan strategi yang
telah dipilih; (5) Hasil akhir dari pelaksanaan.
Proses perencanaan dalam penelitian ini
dilakukan hanya dari tahap penelitian lingkungan
sampai dengan tahap formulasi strategi. Tahap
34
penelitian visi, misi dan tujuan perpustakaan dalam
penelitian ini tidak dilakukan karena perpustakaan
SDN Turitempel telah mempunyai visi, misi dan tujuan
sendiri. Sedang tahap implementasi akan dilakukan di
luar penelitian ini.