bab ii tinjauan pustaka a. stres...

21
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres Setiap orang pernah mengalami stres, dan orang yang normal dapat beradaptasi dengan stres jangka panjang atau stres jangka pendek hingga stres itu berlalu. Palupi (2003) mendefinisikan stres sebagai ketidakmampuan mengatasi ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional dan spiritual manusia. Stres adalah persepsi kita terhadap situasi atau kondisis didalam lingkungan kita sendiri. Stres adalah kondisi dimana seseorang merespon untuk menyeimbangkan status yang normal. (sundeen, 1995) Kreitner dan Kinici (2004) mengidentifikasikan stres adalah respon adaptif, dipengaruhi oleh karakteristik individual dan atau proses psikologis, yaitu akibat dari tindakan, situasi, atau kejadian eksternal yang menyebabkan tuntutan fisik dan atau psikologis terhadap seseorang. Sementara itu Hans Seyle (1976) juga menyatakan bahwa stres merupakan situasi dimana suatu tuntutan yang sifatnya tidak spesifik dan mengharuskan seseorang memberikan respon atau mengambil tindakan. (Alimul, 2006)

Upload: dodat

Post on 30-Jan-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerjadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-rochanahg2... · Stres adalah persepsi kita terhadap ... sosial budaya, ... Skema komponen

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Stres Kerja

1. Pengertian Stres

Setiap orang pernah mengalami stres, dan orang yang normal dapat

beradaptasi dengan stres jangka panjang atau stres jangka pendek hingga

stres itu berlalu. Palupi (2003) mendefinisikan stres sebagai

ketidakmampuan mengatasi ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik,

emosional dan spiritual manusia. Stres adalah persepsi kita terhadap

situasi atau kondisis didalam lingkungan kita sendiri. Stres adalah

kondisi dimana seseorang merespon untuk menyeimbangkan status yang

normal. (sundeen, 1995)

Kreitner dan Kinici (2004) mengidentifikasikan stres adalah respon

adaptif, dipengaruhi oleh karakteristik individual dan atau proses

psikologis, yaitu akibat dari tindakan, situasi, atau kejadian eksternal

yang menyebabkan tuntutan fisik dan atau psikologis terhadap seseorang.

Sementara itu Hans Seyle (1976) juga menyatakan bahwa stres

merupakan situasi dimana suatu tuntutan yang sifatnya tidak spesifik dan

mengharuskan seseorang memberikan respon atau mengambil tindakan.

(Alimul, 2006)

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerjadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-rochanahg2... · Stres adalah persepsi kita terhadap ... sosial budaya, ... Skema komponen

8

2. Macam-macam sumber Stres

Menurut Nursalam (2002) dalam bukunya menyebutkan beberapa macam

sumber stres yaitu :

a. Stres fisik

Stres yang disebabkan karena keadaan fisik seperti karena

temperatur yang tinggi atau yang sangat rendah, suara yang bising,

sinar matahari, atau tegangan arus listrik.

b. Stres kimiawi

Stres ini disebabkan karena zat kimia seperti adanya obat-obatan,

zat beracun asam basa, gas, prinsipnya karena senyawa kimia

c. Stres mikrobiologik

Stres ini disebabkan karena kuman seperti adanya virus, bakteri atau

parasit.

d. Stres fisiologik

Stres yang disebabkan karena gangguan fungsi organ tubuh,

diantaranya gangguan struktur tubuh, fungsi organ, jaringan dan lain-

lain.

e. Stres proses pertumbuhan dan perkembangan

Stres yang disebabkan karena proses pertumbuhan dan

perkembangan seperti pada pubertas, perkawinan, dan proses lansia.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerjadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-rochanahg2... · Stres adalah persepsi kita terhadap ... sosial budaya, ... Skema komponen

9

f. Stres psikis atau emosional

Stres yang disebabkan karena gangguan situasi psikologis atau

ketidakmampuan kondisi psikologis untuk menyesuaikan diri seperti

hubungan interpersonal, sosial budaya, atau faktor keagamaan.

3. Model Stres

Alimul (2006) mengatakan, model ini mengintegrasikan komponen

biologik, psikologik, dan sosio-budaya dari asuhan keperawatan. Model

yang utuh menggabungkan landasan teoritis, komponen-komponen bio-

psiko-sosial, rentang respon koping. Model ini terdiri dari komponen-

komponen berikut :

a. Faktor presdisposisi yaitu faktor resiko yang mempengaruhi jenis

dan jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk

mengatasi stres.

b. Stresor presipitasi yaitu stimulus yang dipersepsikan oleh individu

sebagai tantangan, ancaman, atau tuntutan dan yang memerlukan

energi ekstra untuk koping.

c. Penilaian terhadap stresor yaitu suatu evaluasi tentang makna stresor

bagi kesejahteraan seseorang dimana stresor mempunyai arti,

intensitas dan kepentingannya.

d. Sumber Koping yaitu evaluasi terhadap pilihan koping dan strategi

seseorang.

e. Mekanisme koping yaitu tiap upaya yang diarahkan pada

penatalaksanaaan stres, termasuk upaya penyelesaian masalah

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerjadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-rochanahg2... · Stres adalah persepsi kita terhadap ... sosial budaya, ... Skema komponen

10

langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan untuk

melindungi diri.

f. Rentang respon koping yaitu suatu kisaran respon manusia yang

adaptif ke maladaptif.

g. Aktivitas tahap pengobatan yaitu kisaran fungsi keperawatan yang

berhubungan dengan tujuan pengobatan, pengkajian, intervensi dan

hasil yang diharapkan.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerjadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-rochanahg2... · Stres adalah persepsi kita terhadap ... sosial budaya, ... Skema komponen

11

Faktor presdiposisi

Biologik psikologik sosiobudaya

Stresor Presipitasi

Sifat asal waktu jumlah

Penilaian terhadap stresor

Kognitif afektif fisiologik perilaku sosial

Sumber-sumber koping

Kemampuan personal dukungan sosial aset materi keyakinan positif

Mekanisme koping

Konstruktif destruktif

Rentang mekanisme koping

Respon adaptif Respon maladaptif

2.1. Skema komponen biopsiko sosial dari model stres adaptasi (Stuart,1998)

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerjadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-rochanahg2... · Stres adalah persepsi kita terhadap ... sosial budaya, ... Skema komponen

12

4. Pengertian Stres Kerja

Stres yang dialami seseorang tidak hanya dilingkungan keluarga

tetapi juga ditempat kerja. Tidak ada pekerjaan yang bebas stres, pada

kenyataannya setiap pekerjaan memiliki beberapa tingkat tantangan dan

kesulitan.

Setiap pekerjaan mengandung kesulitan, untuk itu pekerja dibayar

untuk menyesuaikan diri. Kesulitan kerja itu sendiri sebenarnya tidak

menimbulkan kejenuhan, tapi kurang kendali pekerja terhadap situasi

kerjanya yang menimbulkan ketidak pastian, frustasi, berkurangnya

motivasi dan akhirnya menimbulkan kejenuhan. Palupi (2003)

menyebutkan bahwa stres kerja adalah ketegangan yang dengan mudah

muncul akibat kejenuhan yang timbul dari beban kerja yang berlebihan.

5. Penyebab Stres Kerja

Alasan yang menyebabkan stres kerja sangat banyak, berkisar dari

perubahan ekonomi sampai ke kemajuan teknologi yang sangat cepat.

Palupi (2003) mengelompokkan penyebab stres kerja kedalam kategori :

a. Penyebab Organisasional

1) Kurangnya otonomi dan kreativitas.

2) Harapan, tenggang waktu dan kuota yang tidak logis.

3) Kurangnya pelatihan.

4) Karier yang melelahkan.

5) Hubungan dengan atasan yang buruk.

6) Bertambahnya tanggung jawab tanpa penambahan gaji.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerjadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-rochanahg2... · Stres adalah persepsi kita terhadap ... sosial budaya, ... Skema komponen

13

7) Selalu mengikuti perkembangan teknologi (mesin fax, voice

mail).

b. Penyebab Individual

1) Pertentangan antara karier dan tanggung jawab keluarga.

2) Ketidak pastian ekonomi.

3) Kurangnya penghargaan dan pengakuan kerja.

4) Kejenuhan, ketidak puasan kerja.

5) Konflik dengan rekan kerja.

c. Penyebab Lingkungan

1) Buruknya kondisi lingkungan kerja (pencahayaan, kebisingan,

ventilasi, suhu, dan lainnya).

2) Diskriminasi ras.

3) Pelecehan seksual.

4) Kekerasan ditempat kerja.

5) Kemacetan saat berangkat dan pulang kerja.

Hudak dan Gallo (1997) menyatakan sumber/penyebab stres

perawat adalah pekerjaan yang diulang-ulang, setiap langkah harus ditulis,

perpindahan perawat dari tempat lain, situasi krisis akut yang sering,

bahaya fisik (jarum-jarum, pasien isolasi, dan lainnya), mengangkat berat,

pasien tidak sadar, teman sejawat yang bingung, bunyi-bunyian yang

terus menerus (suara monitor dan alat-alat penunjang medis lainnya,

rintihan, jeritan pasien).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerjadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-rochanahg2... · Stres adalah persepsi kita terhadap ... sosial budaya, ... Skema komponen

14

Penelitian sederhana yang dilakukan oleh Huckabay dan Jagla

(1979) dalm buku Abraham dan Shanley (1997) menemukan bahwa

beban kerja yang berlebihan dipandang sebagai sumber stres yang paling

penting, sedangkan kematian pasien dan masalah komunikasi dengan

teman sejawat merupakan penyebab stres berikutnya.

6. Akibat Stres Kerja

Stres dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang, hal ini

terdapat beberapa unsur yang diantaranya unsur langsung, dimana stres

dapat menghasilkan atau mempengaruhi secara langsung dari

perubahan fisiologis dan psikologis, seperti adanya ketegangan akan

menyebabkan terjadinya proses pelepasan hormon secara langsung

yaitu hormon katekolamin dan kortikosteroid yang kondisi berdebar-

debar, denyut nadi cepat dan lain-lain.

a. Unsur kepribadian, bahwa stres dapat dipengaruhi karena adanya

tipe kepribadian yang memudahkan timbulnya kesakitan

b. Unsur interaktif, stres dapat menyebabkan ketidakkebalan tubuh,

sehingga tubuh akan menjadi mudah terjadi gangguan pada tubuh,

baik biologis maupun psikologis. Proses ini karena adanya

interaksi antara faktor, dan dari dalam untuk mempertahankan

keseimbangan tubuh.

c. Unsur perilaku sehat, stres secara tidak langsung dapat

mempengaruhi kesakitan, akan tetapi dapat merubah perilaku

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerjadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-rochanahg2... · Stres adalah persepsi kita terhadap ... sosial budaya, ... Skema komponen

15

terlebih dulu seperti adanya peningkatan konsumsi alkohol, rokok

dan lain-lain.

d. Unsur perilaku sakit, stres dapat mempengaruhi secara langsung

terhadap kesakitan tanpa menyebabkan adanya perilaku sakit

seperti mencari bantuan pengobatan.

7. Tahapan Stres

Stres yang dialami seseorang dapat melalui beberapa tahapan,

menurut Van Amberg (1979) dalam Alimul (2004) membagi stres

menjadi enam tahap, diantaranya :

a. Tahap pertama

Merupakan tahap yang paling ringan, ditandai dengan

adanya semangat kerja besar, penglihatan mata tajam tidak seperti

pada umumnya, merasa mampu menyelesaikan pekerjaan yang

tidak seperti biasanya, merasa senang pada pekerjaan tetapi

kemampuan yang dimiliki semakin berkurang.

b. Tahap kedua

Pada tahap ini seseorang merasa letih sewaktu bangun pagi,

terasa lelah setelah makan siang, cepat lelah menjelang sore,

sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman, denyut

jantung berdebar-debar lebih dari biasanya, otot-otot punggung

dan tengkuk semakin tegang dan tidak bisa santai.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerjadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-rochanahg2... · Stres adalah persepsi kita terhadap ... sosial budaya, ... Skema komponen

16

c. Tahap ketiga

Seseorang mengalami gangguan lambung dan usus seperti

keluhan gastritis, buang air besar tidak teratur, gangguan pola

tidur seperti sulit memulai tidur atau terbangun tengah malam dan

sulit untuk tidur kembali, tenaga seperti tidak ada, perasaan tidak

tenang, ketegangan otot semakin terasa.

d. Tahap keempat

Pada tahap ini seseorang akan merasa pekerjaan yang

menyenangkan menjadi membosankan, tidak mampu

melaksanakan tugas sehari-hari, kemampuan mengingat dan

konsentrasi menurun karena adanya perasaan ketakutan dan

kecemasan yang tidak diketahui penyebabnya, gangguan pola

tidur.

e. Tahap kelima

Ditandai adanya kelelahan fisik secara mendalam, tidak

mapu menyelasaikan pekerjaan yang ringan dan sederhana,

gangguan pada sistem pencernaan semakin berat dan perasaan

ketakutan dan kecemasan semakin meningkat.

f. Tahap keenam

Tahap ini merupakan puncak dan seseorang mengalami

panik dan perasan takut mati dengan ditemukan gejala seperti

detak jantung semakin keras, susah bernafas, terasa gemetar

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerjadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-rochanahg2... · Stres adalah persepsi kita terhadap ... sosial budaya, ... Skema komponen

17

seluruh tubuh dan berkeringat, kemungkinan terjadi kolaps atau

pingsan.

8. Pengelolaan Stres Kerja

Usaha untuk mengatasi stres kerja secara efektif, tidak peduli

besar atau kecil masalah tersebut, diperlukan strategi koping. Palupi

(2003) mendifinisikan koping yang efektif sebagai suatu proses mental

untuk mengatasi tuntutan yang dianggap sbagai tantangan terhadap sifat

pada diri seseorang. Dalam melakukan koping diperlukan sifat internal

yaitu kreatifitas, kesabaran, optimisme, intuisi, rasa humor, hasrat dan

kasih sayang. Sifat eksternal meliputi waktu, uang dan dukungan sosial.

Strategi koping yang berhasil mengatasi stres harus memiliki empat

komponen pokok :

a. Peningkatan kesadaran terhadap masalah

Fokus obyektif yang jelas dan prespektif yang utuh terhadap

situasi yang tengah berlangsung.

b. Pengolahan informasi

Suatu pendekatan yang mengharuskan anda mengalihkan

persepsi sehingga ancaman dapat diredam. Pengelolaan informasi

juga meliputi pengumpulan informasi dan pengkajian semua

sumber daya yang ada untuk memecahkan masalah.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerjadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-rochanahg2... · Stres adalah persepsi kita terhadap ... sosial budaya, ... Skema komponen

18

c. Perubahan perilaku

Tindakan yang dipilih secara sadar, dilakukan bersama sikap

yang positif, dapat meringankan, meminimalkan atau

menghilangkan stressor.

d. Resolusi damai

Suatu perasaan bahwa situasi telah berhasil diatasi.

B. Motivasi Kerja

1. Motivasi

Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberi

kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Menurut Stoner dan

Freeman ( 1995 ) hal ini termasuk faktor-faktor yang menyebabkan,

menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah

tekad tertentu. Sedangkan Purwanto berpendapat bahwa motivasi

adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang yang melakukan

sesuatu. Selain itu menurut Sbortell dan kaluzny (1994 ) motivasi

adalah perasaan atau pikiran yang mendorong seseorang melakukan

pekerjaan atau menjalankan kekuasaan terutama dalam berperilaku.

Berbagai macam definisi tentang motivasi, Stanford (1970) ada

tiga point penting dalam pengertian motivasi yaitu hubungan antara

kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan muncul karena adanya

sesuatu yang kurang dirasakan oleh seseorang baik fisiologis maupun

psikologis. Dorongan merupakan arahan untuk memenuhi kebutuhan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerjadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-rochanahg2... · Stres adalah persepsi kita terhadap ... sosial budaya, ... Skema komponen

19

tadi, sedangkan tujuan adalah akhir dari siklus motivasi. (Nursalam,

2002)

Nursalam (2002) menyebutkan teori-teori motivasi ada beberapa

diantaranya adalah :

a. Teori Kebutuhan

Menurut teori kebutuhan, seseorang mempunyai motivasi

kalau dia belum mencapai tingkat kepuasan tertentu dengan

hidupnya. teori kebutuhan adalah :

1) Teori Hirarki Kebutuhan menurut Maslow

Dikembangkan oleh Abraham Maslow, dia

memandang manusia sebagai hirarki lima macam kebutuhan,

mulai dari kebutuhan fisiologis sampai dengan kebutuhan

tertinggi yaitu aktualisasi diri. Menurut Maslow manusia

akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhannya yang

paling kuat atau menonjol.

2) Teori ERG

Existence (Eksistensi) Relatedness (Keterkaitan)

Growt (Pertumbuhan). Teori ERG menyatakan bahwa jika

kebutuhan yang lebih tinggi mengalami kekecewaan,

kebutuhan yang lebih rendah akan kembali, walaupun sudah

terpuaskan.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerjadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-rochanahg2... · Stres adalah persepsi kita terhadap ... sosial budaya, ... Skema komponen

20

3) Teori Tiga Macam Kebutuhan

John W. Atkinson mengusulkan ada tiga macam

kebutuhan dalam diri orang yang termotivasi, kebutuhan

untuk mencapai prestasi (need for achievement), kebutuhan

kekuatan (need of power) dan kebutuhan untuk berafiliasi

dengan orang lain.

4) Teori Dua Faktor

Dikembangkan ole Frederick Herzberg, dia meyakini

bahwa karyawan dapat termotivasi oleh pekerjaannya

sendiri dan didalamnya terdapat kepentingan yang

disesuaikan dengan tujuan organisasi. Termasuk

didalamnya adalah faktor ekstrinsik (kondisi pekerjaan,

keamanan kerja, status, prosedur pekerjaan) faktor-faktor ini

menjadi penyebab ketidakpuasan, jika tidak ditangani

menyebabkan kinerja buruk dan sikap negatif. Faktor

intrinsik (pengakuan, tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan

itu sendiri) faktor ini menciptakan kesempatan untuk

kepuasan yang tinggi, motivasi yang tinggi atau penyebab

kepuasan.

b. Teori Keadilan

Teori keadilan didasarkan pada asumsi bahwa faktor utama

dalam motivasi pekerjaan adalah evaluasi individu atau keadilan

dari penghargaan yang diterima. Individu akan termotivasi kalau

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerjadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-rochanahg2... · Stres adalah persepsi kita terhadap ... sosial budaya, ... Skema komponen

21

mereka mengalami kepuasan dan mereka terima dari upaya dalam

proporsi dan dengan usaha yang mereka pergunakan.

c. Teori Harapan

Menyatakan cara memilih dan bertindak dari berbagai

alternatif tingkah laku, berdasarkan harapan adakah keuntungan

yang diperoleh dari setiap tingkah laku.

d. Teori Penguatan

Menurut teori ini, seorang merasa termotivasi kalau dia

memberikan respon pada rangsangan dalam pola tingkah laku

konsisten sepanjang waktu.

Motivasi adalah penggerak tingkah laku manusia. Setiap

tindakan manusia digerakkan, dilator belakangi oleh motif tertentu.

Tanpa motivasi orang tidak akan berbuat apa-apa. Handoko (1992)

menyebutkan bahwa motivasi berperanan terhadap tingkah laku,

diantaranya adalah :

a. Peranan motivasi pada pengamatan

Motivasi mempunyai pengaruh yang sangat besar

terhadap pengamatan seseorang, pengamatan seseorang akan

bermakna lain karena motivasi tertentu.

b. Peranan motivasi pada perhatian

Bila ada orang sedang dikuasai motif tertentu, maka

perhatiannya pun akan tertuju pada hal-hal yang sesuai motif

yang sedang menguasainya.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerjadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-rochanahg2... · Stres adalah persepsi kita terhadap ... sosial budaya, ... Skema komponen

22

c. Peranan motivasi pada ingatan

Motivasi juga sangat mempengaruhi ingatan seseorang.

Apa saja yang dianggap penting dan berguna bagi seseorang

pasti akan diingat terus dan sukar dilupakan.

d. Peranan motivasi pada pikiran dan fantasi

Peranan motivasi didalam berpikir terutama pada

penggunaan informasi-informasi yang tersedia untuk

memecahkan masalah yang dihadapi. Motivasi pada fantasi

tidak banyak berbeda dengan pengaruhnya terhadap berpikir,

apa yang difantasikan orang adalah cermin dari apa yang

sedang menjadi harapannya, atau apa yang sedang menjadi

kebutuhannya.

Handoko (1992) menyebutkan seseorang melakukan tindakan

karena ada penyebabnya, diantaranya adalah motif ekstrinsik (faktor

dari luar) misalnya orang yang giat bekerja demi upah/gaji yang

tinggi, orang yang belajar giat untuk mendapatkan predikat teladan.

Faktor intrinsik (faktor dari dalam) misalnya rasa ingin tahu, motif

memanipulasi, giat, motif bergerak dan lain-lain.

2. Motivasi Kerja

a) Pengertian

Bekerja adalah suatu bentuk aktivitas yang bertujuan untuk

mendapatkan kepuasan. Aktivitas ini melibatkan baik fisik

maupun mental, seperti dikemukakan oleh M. As’ad (2001)

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerjadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-rochanahg2... · Stres adalah persepsi kita terhadap ... sosial budaya, ... Skema komponen

23

dalam buku Nursalam (2002). Menurut pendapat dari Gilmer

(1971), bahwa bekerja itu merupakan proses fisik maupun mental

manusia dalam mencapai tujuannya. Sedangkan menurut

Mangkunegara (2000), motivasi kerja adalah kondisi yang

berpengaruh untuk membangkitkan, mengarahkan dan

memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.

b) Menurut Mangkunegara (2000) dalam Nursalam (2002), terdapat

lima prinsip kerja perawat yaitu :

1) Prinsip partisipatif

Para pegawai perlu diikut sertakan dalam menentukan tujuan

yang akan dicapai oleh pemimpin.

2) Prinsip komunikasi

Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berkaitan

dengan tugas, informasi yang jelas akan lebih memotivasi

pegawai.

3) Prinsip mengakui andil bawahan

Dengan pengakuan dari pemimpin akan lebih mudah

memotivasi kerja pegawai.

4) Prinsip pendelegasian wewenang

Pemimpin memberikan wewenang kepada pegawai untuk

sewaktu-waktu mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang

dilakukan.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerjadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-rochanahg2... · Stres adalah persepsi kita terhadap ... sosial budaya, ... Skema komponen

24

5) Prinsip memberi perhatian

Pemimpin memberi perhatian terhadap apa yang diinginkan oleh

pegawai.

C. Perawat Ruang Intensif

Keperawatan kritis menurut Hudak, Gallo dan Benz (1990) adalh

melibatkan kemampuan menyatakan pendapat secara hati-hati, evaluasi yang

bijaksana, kemampuan membedakan, kehati-hatian, ketepatan yang sangat

diperlukan, menentukan situasi, pemecahan masalah untuk keluar dari krisis

dan hal ini merupakan isu yang disangsikan ditambah dengan resiko ketidak

pastian.

Hudak dan Gallo (1997) menyatakan dalam bukunya, unit keperawatan

kritis adalah tempat dimana terdapat usaha perjuangan hidup melawan

kematian. Semula dokter yang menjadi tumpuan utama para pasien, tetapi

pada akhirnya perawat lebih menjadi tempat tumpuan utama karena

keberadaannya yang terus-menerus.

Hudak dan Gallo (1997) juga menyebutkan perawat di unit perawatan

intensif seringkali merasa bangga terhadap diri sendiri, tingkat pelayanan yang

harus dilaksanakan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan

pekerjaan dengan dan kompleks lebih dibanding perawat lain di Rumah Sakit.

Sejalan dengan kebanggaan diri ini dan kebanggaan positif terhadap profesi

ada hal lain yang diharapkan dari perawat unit perawatan intensif, yaitu tetap

mempertahankan ketenangan dalam situasi yang menekan sekalipun. Pasien

dan keluarga akan bereaksi baik dan bersikap tenang terhadap perawat

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerjadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-rochanahg2... · Stres adalah persepsi kita terhadap ... sosial budaya, ... Skema komponen

25

profesional yang bersikap tenang, dan yang terpenting mereka mengharapkan

agar perawat secara emosional terlibat dalam perawatan mereka.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerjadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-rochanahg2... · Stres adalah persepsi kita terhadap ... sosial budaya, ... Skema komponen

26

D. Kerangka Teori

Dari uraian tinjauan pustaka, dapat dirumuskan kerangka teori

sebagai berikut :

2.2. Kerangka Teori, Sumber Nursalam (2002), Abraham dan Shanley

(1997), Stuart (1998)

Stres Kerja Perawat Ruang Intensif

Motivasi Kerja • Faktor

ekstrinsik(keberadaan rekan kerja)

• Faktor instrinsik (kebutuhan)

Gejala fisiologis Sakit kepala,

migrain Peningkatan

tekanan darah

Peningkatan denyut jantung

Gejala fisik lainnya

Gejala psikologis Gangguan

tidur Depresi Kepuasan

kerja menurun

Perilaku Produktivitas

menurun Motivasi

menurun

Faktor Presipitasi • Keadaan pasien

diruang Intensif • Tingkat

ketergantungan pasien

• Beban kerja • Tuntutan tugas • Tuntutan peran • Kebijakan

manajerial dan pimpinan

Faktor Presdisposisi • Kebutuhan untuk

bekerja, ekonomi dan aktualisasi diri

• keberadaan rekan kerja yang saling membantu

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerjadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-rochanahg2... · Stres adalah persepsi kita terhadap ... sosial budaya, ... Skema komponen

27

E. Kerangka konsep

Variabel bebas Variabel terikat

2.3. Kerangka konsep

F. Variabel Penelitian

1. Variabel Independent

Motivasi Kerja Perawat

2. Variabel Dependent

Stres Kerja Perawat Ruang Intensif

G. Hipotesis

Berdasar kerangka konsep diatas maka hipotesis penelitian tersebut adalah :

Ho : Tidak ada hubungan antara motivasi kerja dengan stres kerja Perawat

Ruang Intensif di Rumah Sakit Telogorejo Semarang.

Ha : Ada hubungan antara motivasi kerja dengan stress kerja perawat Ruang

Intensif di Rumah Sakit Telogorejo Semarang.

Motivasi Kerja

Stres Kerja Perawat Ruang Intensif