bab ii tinjauan pustaka a. konsep teori terapi menulis 1. …repository.ump.ac.id/9114/3/kevin dimas...

21
5 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Terapi Menulis 1. Pengertian Menulis adalah suatu aktivitas melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Menulis berbeda dengan berbicara. Menulis memiliki suatu kekuatan tersendiri karena menulis adalah suatu bentuk eksplorasi dan ekspresi area pemikiran, emosi dan spiritual yang dapat dijadikan sebagai suatu sarana untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan mengembangkan suatu pemikiran serta kesadaran akan suatu peristiwa. Terapi menulis juga mencerminkan refleksi dan ekspresi subjek karena inisiatif sendiri atau sugesti dari seorang terapis (Susilowati, 2017). Terapi menulis kemampuan positif merupakan sebuah proses terapi dengan menggunakan metode menulis kelebihan atau kemampuan yang membanggakan, prestasi yang pernah diraih (saat sekolah, di tempat pekerjaan, di lingkungan rumah) dan hal hal yang menyenangkan dari dirinya (sifat positif, kondisi tubuh sehat), dari keluarga (saling menyayangi, saling memperhatikan), dari lingkungan (tetangga rumah, saling menghargai).

Upload: others

Post on 08-Jan-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Terapi Menulis 1. …repository.ump.ac.id/9114/3/Kevin Dimas Satria BAB II.pdf · 2019-08-26 · 5 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas

5 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori Terapi Menulis

1. Pengertian

Menulis adalah suatu aktivitas melahirkan pikiran dan perasaan

dengan tulisan. Menulis berbeda dengan berbicara. Menulis memiliki

suatu kekuatan tersendiri karena menulis adalah suatu bentuk eksplorasi

dan ekspresi area pemikiran, emosi dan spiritual yang dapat dijadikan

sebagai suatu sarana untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan

mengembangkan suatu pemikiran serta kesadaran akan suatu peristiwa.

Terapi menulis juga mencerminkan refleksi dan ekspresi subjek karena

inisiatif sendiri atau sugesti dari seorang terapis (Susilowati, 2017).

Terapi menulis kemampuan positif merupakan sebuah proses terapi

dengan menggunakan metode menulis kelebihan atau kemampuan yang

membanggakan, prestasi yang pernah diraih (saat sekolah, di tempat

pekerjaan, di lingkungan rumah) dan hal hal yang menyenangkan dari

dirinya (sifat positif, kondisi tubuh sehat), dari keluarga (saling

menyayangi, saling memperhatikan), dari lingkungan (tetangga rumah,

saling menghargai).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Terapi Menulis 1. …repository.ump.ac.id/9114/3/Kevin Dimas Satria BAB II.pdf · 2019-08-26 · 5 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas

6 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Terapi menulis kemampuan positif diartikan sebagai suatu terapi

dengan aktivitas menulis mengenai pikiran dan perasaan yang positif ke

dalam tulisan, individu tersebut dapat mulai merubah sikap, meningkatkan

kreativitas, mengaktifkan memori, memperbaiki kinerja dan kepuasan

hidup (Susilowati, 2017).

2. Manfaat

Manfaat dari terapi menulis ini banyak memberikan dampak positif

bagi psikis mau pun fisik. Terapi menulis berpengaruh baik bagi

kesejahteraan psikis seseorang, mengurangi kecemasan, perbaikan suasana

hati, dan menurunkan ketegangan sehingga dalam jangka panjang

berakibat baik bagi kesehatan tubuh.

Hal ini sepada yang dikatakan oleh (Fikri, 2010) dengan terapi

menulis dapat dijadikan sebagai media penyembuhan dan peningkatan

kesehatan mental. Secara umum, manfaat diantaranya ialah :

a. Meningkatkan pemahaman bagi diri sendiri maupun orang lain dalam

bentuk tulisan dan literatur lain.

b. Meningkatkan kreatifitas, ekspresi dan harga diri.

c. Memperkuat kemampuan komunikasi dan interpersonal.

d. Mengekspresikan emosi yang berlebihan (katarsis) yang menurunkan

ketegangan.

e. Meningkatkan kemampuan individu dalam menghadapi masalah dan

beradaptasi.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Terapi Menulis 1. …repository.ump.ac.id/9114/3/Kevin Dimas Satria BAB II.pdf · 2019-08-26 · 5 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas

7 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

3. Mekanisme kerja terapi menulis

Mekanisme dari proses terapi menulis kemampuan positif ini sangat

sederhana, yaitu dengan cara menuliskan kelebihan atau kemampuan yang

membanggakan serta menuliskan hal apa saja yang menyenangkan yang

telah di dapatkan pada dirinya. Waktu pelaksanaan 2-3 hari berturut-turut

atau lebih sesuai tujuan penelitian, dengan durasi 15-20 menit setiap kali

menulis. Pada setiap pertemuan, partisipan menuliskan kata kata atau

kalimat yang bersifat positif pada dirinya. Hasil dari kegiatan menulis hal

positif pada setiap pertemuan, partisipan diperkenankan untuk membaca

kembali dan disimpan, dengan harapan partisipan dapat meningkatkan

harga dirinya dkembali.

Tahapan pelaksanaan terapi menulis menurut (Danarti, 2018) di bagi

menjadi empat tahap, yakni:

a. Pengakuan atau Tulisan Awal

Merupakan tahap pembuka menuju sesi menulis. Tahap ini

bertujuan untuk membuka imajinasi, memfokuskan pikiran, relaksasi

dan menghilangkan ketakutan yang mungkin muncul pada diri konseli,

serta mengevaluasi kondisi perasaan atau konsentrasi partisipan.

Partisipan diberi kesempatan untuk menulis bebas kata-kata, frase,

atau mengungkapkan hal lain yang muncul dalam pikiran tanpa

perencanaan dan arahan.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Terapi Menulis 1. …repository.ump.ac.id/9114/3/Kevin Dimas Satria BAB II.pdf · 2019-08-26 · 5 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas

8 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

b. Pemeriksaan atau Latihan Menulis

Tahap ini bertujuan untuk mengexplore reaksi konseli terhadap

suatu situasi tertentu. Waktu yang diberikan untuk menulis bervariasi,

10-15 menit setiap sesi. Setelah menulis partisipan juga dapat diberi

kesempatan untuk membaca kembali tulisannya dan

menyempurnakannya. Jumlah pertemuan berkisar 3-5sesi secara

berturut-turut atau satu kali seminggu.

c. Penjajaran atau Umpan Balik

Tahapan ini merupakan sarana refleksi yang mendorong

pemerolehan kesadaran baru dan menginspirasi perilaku, sikap, atau

nilai yang baru, serta membuat individu memperoleh pemahaman yang

lebih dalam tentang dirinya. Tulisan yang sudah dibuat partisipan

dapat dibaca, direfleksikan, atau dapat juga dikembangkan,

disempurnakan, dan didiskusikan dengan orang lain atau kelompok

yang dapat dipercaya oleh partisipan. Hal pokok yang digali pada

tahap ini adalah bagaimana perasaan penulis saat menyelesaikan tugas

menulis dan atau saat membaca.

d. Aplikasi untuk Diri

Pada tahap terakhir ini, partisipan didorong untuk

mengaplikasikan pengetahuan baru dalam dunia nyata. Terapis

membantu partisipan mengintegrasikan apa yang telah dipelajari

selama sesi menulis dengan mereflesikan kembali apa yang mesti

diubah atau diperbaiki dan mana yang perlu dipertahankan. Selain itu

juga dilakukan refleksi tentang manfaat menulis bagi partisipan.

Terapis juga perlu menanyakan apakah partisipan mengalami

ketidaknyamanan atau bantuan tambahan untuk mengatasi masalah

sebagai akibat dari proses menulis yang mereka ikuti.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Terapi Menulis 1. …repository.ump.ac.id/9114/3/Kevin Dimas Satria BAB II.pdf · 2019-08-26 · 5 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas

9 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

4. Hormon yang berperan

Pengaruh dari kegiatan terapi menulis secara kesehatan, dapat

ditunjukkan dari adanya penurunan aktivitas system saraf otonom dan

kardiovaskular seperti yang dialami individu dalam proses relaks. Kondisi

ini dapat dijelaskaan dari sudut pandang inhibition theory yang

menyatakan bahwa, memendam pikiran dan perasaan mengenai

pengalaman traumatis berakibat pada adanya akumulasi tekanan atau stres

pada tubuh dan meningkatnya aktivitas fisiologis, berpikir obsesif yang

berkaitan dengan kejadian kejadian yang menekan sehingga dalam jangka

panjang dapat menyebabkan individu senantiasa berada dalam situasi

tertekan dan merasa terancam secara sosial (Danarti, 2018).

Terapi menulis dapat memfasilitasi regulasi emosi melalui tugas

mekanisme, yaitu mengarahkan perhatian dan membantu restrukturisasi

kognitif. Mengarahkan perhatian berkaitan dengan mengalihkan atensi

atau pusat pikiran yang mengganggu seseorang pada hal lain yang bisa

membuat kondisi pikiran seseorang menjadi lebih baik (Susilowati, 2011).

Ketika stres, otak justru telah memerintahkan amygdala untuk melepaskan

hormon Adrenocor Ticotropic Hormon (ACTH), Corticotropin Releasing

Hormon (CRH), dan kortisol yang dapat membuat keseimbangan tubuh

terganggu, sehingga orang yang mengalami stres sering terlihat murung

serta pikirannya kosong.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Terapi Menulis 1. …repository.ump.ac.id/9114/3/Kevin Dimas Satria BAB II.pdf · 2019-08-26 · 5 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas

10 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Dengan mengalihkan perhatian lewat sebuah tulisan di sebuah kertas

dapat membuat otak bekerja lebih aktif (Susilowati, 2011). Dalam hal ini

hormon dopamine sangat berperan dalam proses berpikir (cognitive).

Hormon ini diproduksi di hipotalamus dan diproduksi di beberapa daerah

otak, termasuk nigra substantia dan daerah tegmental ventral, dopamin

juga merupakan neurohormon yang dilepaskan oleh hipotalamus. Hormon

dopamin memiliki banyak fungsi di otak, termasuk peran penting dalam

perilaku dan kognisi, gerakan sukarela, motivasi, penghargaan, tidur,

mood, perhatian, dan belajar. Proses berpikir ini sering disebut dengan

kemampuan otak untuk memproses informasi. Artinya dopamine ini dapat

membuat otak jadi “encer”. Dopamine juga berfungsi dalam memotivasi

manusia. Motivasi ini bisa berguna untuk hal-hal biologis, seperti makan,

hobi, dan untuk motivasi mengejar suatu tujuan tertentu.

Hormon ini juga berperan besar dalam sistem penghargaan (reward

system) manusia. Banyak hal yang ada pada kita dipengaruhi oleh

dopamine, seperti daya ingat, tidur, perasaan (mood), dan perhatian. Ada

dugaan (masih dalam taraf pembuktian) bahwa dopamin berperan dalam

reward prediction error (RPE). Dengan kemampuan RPE ini dopamine

dipercaya berperan dalam menentukan kebiasaan baru. Jadi, dengan kadar

dopamine yang cukup, akan lebih baik dalam mengembangkan suatu

kebiasaan baru, menjadi lebih mudah menyesuaikan diri dengan

lingkungan atau pengetahuan baru.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Terapi Menulis 1. …repository.ump.ac.id/9114/3/Kevin Dimas Satria BAB II.pdf · 2019-08-26 · 5 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas

11 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

5. Prosedur terapi menulis

a. Tujuan

1) Pasien mengetahui pentingnya menghargai diri sendiri

2) Pasien dapat mengidentifikasi hal-hal positif diri

b. Setting

1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2) Ruangan nyaman dan tenang

c. Indikasi

Pasien harga diri rendah

d. Persiapan Alat

1) Kertas HVS

2) Spidol / Pensil

e. Metode

1) Diskusi

2) Permainan

f. Prosedur

Tabel 2.1 Prosedur kegiatan

A. PERSIAPAN

1. Memilih pasien yang sesuai indikasi

2. Membuat kontarak dengan pasien

3. Mempersiapkan alat dan tempat ( pasien duduk melingkar

dalam suasana ruang yang tenang dan nyaman)

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Terapi Menulis 1. …repository.ump.ac.id/9114/3/Kevin Dimas Satria BAB II.pdf · 2019-08-26 · 5 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas

12 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

B. ORIENTASI

1. Mengucapkan salam terapeutik

2. Menanyakan perasaan pasien hari ini

3. Menjelaskan tujuan kegiatan

4. Menjelaskan aturan main

a. Klien harus mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

b. Bila ingin keluar dari kegiatan harus meminta izin dari

terapis

c. Lama kegiatan 15 - 20 menit

C. KERJA

1. Memperkenalkan diri, meminta klien untuk memperkenalkan

diri satu per satu

2. Menjelaskan bahwa pandangan tentang diri akan sangat

mempengaruhi hubungan pasien dengan orang lain

3. Membagikan kertas dan pensil atau spidol satu pasang untuk

setiap pasien

4. Meminta pasien untuk menuliskan tentang dirinya di kertas

tentang hal positifnya dari kondisi fisik, identitas, peran, cita-

cita, harapan dan penilaian klien tetang dirinya, serta kelebihan

atau kemampuan yang membanggakan.

5. Meminta pasien membacakan hasil tulisannya dikertas masing

masing

6. Terapis memberikan pujian, setiap kali pasien selesai

membacannya

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Terapi Menulis 1. …repository.ump.ac.id/9114/3/Kevin Dimas Satria BAB II.pdf · 2019-08-26 · 5 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas

13 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

7. Meminta pasien melihat kembali hasil tulisannya dan meminta

mencoret tulisannya yang isinya penilaian negatif

8. Meminta kembali membacakan hasil tulisannya yang tersisa.

9. Meminta pasien menambahkan tulisan aspek positif dirinnya,

setelah selesai meminta membaca ulang.

10. Teapis memberikan pujian, setiap kali pasien selesai membaca

tulisannya

D. TERMINASI

1. Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti kegiatan terapi

2. Terapis memberikan pujian

3. Menganjurkan agar pasien menuliskan hal positif lain yang

belum tercapai

4. Membuat kontrak kembali untuk pertemuan berikutnya

(Purwaningsih,2015)

B. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Harga Diri Rendah

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan

rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadapdiri

sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri,

merasa gagal karena tidaak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri

(Yosep, 2010).

Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai dirinya

yang negatife dan merasa lebih rendah dari orang lain (Prabowo, 2014).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Terapi Menulis 1. …repository.ump.ac.id/9114/3/Kevin Dimas Satria BAB II.pdf · 2019-08-26 · 5 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas

14 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Harga diri rendah adalah perasaan seseorang bahwa dirinya tidak

diterima lingkungan dari gambaran – gambaran negatif tentang dirinya (Sutini,

2014).

Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri

seseorang. Dalam tinjauan life span history klien, penyebab terjadinya harga

diri rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas

keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaanya kurang

dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal

sering gagal di sekolah, pekerjaan atau pergaulan. Harga diri rendah muncul

saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari

kemampuannya (Yosep, 2010).

Dalam memberikan asuhan keperawatan, terdapat beberapa tahap dalam

melakukan asuhan keperawatan yaitu :

1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dan unsur pertama dari proses

keperawatan (Direja, 2011). Data - data tersebut di kelompokkan menjadi

faktor predisposisi, presipitasi, penelitian, terhadap stresor, sumber koping,

dan kemampuan koping yang dimiliki klien. Data - data yang diperoleh

selama pengkajian juga dapat dikelompokan menjadi data subjektif dan

data ojektif. Data subjektif adalah data yang disampaikan oleh klien

maupun keluarga klien melalui proses wawancara. Sedangkan data

objektif adalah data yang ditemukan secara nyata pada lkien melalui

observasi atau pemeriksaan langsung oleh perawat (Keliat, 2011).

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Terapi Menulis 1. …repository.ump.ac.id/9114/3/Kevin Dimas Satria BAB II.pdf · 2019-08-26 · 5 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas

15 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Pengkajian meliputi beberapa faktor, yaitu :

a. Keluhan utama atau alasan masuk

Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang, atau dirawat

dirumah sakit, apakah sudah tau penyakit sebelumnya, apa yang sudah

dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah ini.

b. Faktor predisposisi

Factor – factor yang mengakibatkan harga diri rendah menurut

(Stuart, 2016) meliputi factor predisposisi dan factor presipitasi

sebagai berikut :

1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang

tua, harapan orng tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang,

kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada

orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.

2) Factor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotype peran

gender, tuntunan peran kerja, dan harapan peran budaya.

3) Factor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidak

percayaan orag tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan

struktur social.

c. Faktor presipitasi

Factor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah

kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan atau bentuk tubuh,

kegagalan atau produktivitas yang menurun. Secara umum, gangguan

konsep diri harga diri rendah ini dapat terjadi secara situasional.

Secara situasional karena trauma yang muncul secara tiba – tiba,

misalnya harus dioperasi, kecelakaan, perkosaan atau dipenjara,

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Terapi Menulis 1. …repository.ump.ac.id/9114/3/Kevin Dimas Satria BAB II.pdf · 2019-08-26 · 5 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas

16 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

termasuk dirawat dirumah sakit bisa menyebabkan harga diri rendah

disebabkan karena peyakit fisik atau pemasangan alat bantu yang

membuwat klien tidak nyaman. Harga diri rendah biasanya dirasakan

klien sebelum sakit atau sebelum dirawat klien sudah memiliki pikiran

negatife dan meningkat saat dirawat (Yosep 2010).

d. Konsep diri

1) Gambaran diri : persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh

yang disukai, reaksi klien terhadap tubuh yang tidak disukai.

2) Ideal diri : persepsi individu tentang bagaimana dia sebenarnya

berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau nilai

personal tertentu.

3) Harga diri : penilaian individu tentang nilai personal yang

diperoleh dengan menganalis sebagian seberapa perilaku dirinya

dengan ideal diri.

4) Identitas : prinsip perorganisasi kepribadian yang bertanggung

jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsentrasi, dan

keunikan individu.

5) Peran : serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh

lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu diberbagai

kelompok sosial.

e. Perilaku

Pengumpulan data yang dilakukan oleh perawat meliputi

perilaku yang objektif dan dapat diamati secara perasaan subjektif

dalam diri klien sendiri. Perilaku yang berhubungan dengan harga diri

rendah salah satunya mengkritik diri sendiri, sedangkan kerancuan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Terapi Menulis 1. …repository.ump.ac.id/9114/3/Kevin Dimas Satria BAB II.pdf · 2019-08-26 · 5 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas

17 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

identitas seperti sifat kepribadian yang bertentangan serta

depersonalisasi (Stuart, 2016).

f. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala harga diri rendah menurut (Damaiyanti,2012)

adalah sebagai berikut :

1) Mengkritik diri sendiri

2) Perasaan tidak mampu

3) Pandangan hidup yang pesimis

4) Penurunan produktivitas

5) Penolakan terhadap kemampuan diri

Selain data diatas, dapat juga mengamati penampilan seseorang

dengan harga diri rendah, terlihat dalam kurang memperhatikan

perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan kurang, tidak

berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, bicara lambat

dengan suara nada lemah.

g. Rentan respon

Respon

Adaptif

Respon

Maladaptif

Aktualisasi

Diri

Konsep

Diri

Positif

Harga

Diri

Rendah

Kerancuan

Identitas

Depersonalisasi

Gambar 2.1 Rentang respon harga diri rendah

(Yosep, 2010)

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Terapi Menulis 1. …repository.ump.ac.id/9114/3/Kevin Dimas Satria BAB II.pdf · 2019-08-26 · 5 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas

18 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang

positif dengan latar bellakang pengalaman nyata yang sukses dan

dapat diterima

2) Konsep diri positif merupakan bagaimana seseorang memandang

apa yang ada pada dirinya meliputi citra dirinya, ideal dirinya,

harga dirinya, penampilan peran serta identitas dirinya secara

positif. Hal ini akan menunjukkan bahwa individu itu akan menjadi

individu yang sukses.

3) Harga diri rendah merupakan perasaan negative terhadap dirinya

sendiri, termasuk kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak

berguna, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa. Adapun

perilaku yang berhubungan harga diri yang rendah yaitu

mengkritik diri sendiri dan atau orang lain, penurunan

produktivitas, destruktif, yang diarahkan kepada orang

lain,gangguan dalam berhubungan, perasaan tidak mampu, rasa

bersalah, pikiran negative mengenai tubuhnya sendiri, keluhan

fisik, menarik diri secara social, khawatir, serta menarik diri dari

realitas.

4) Kerancuan identitas merupakan suatu kegagalan individu untuk

mengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak – kanak ke

dalam kepribadian psikososial yang harmonis. Adapun perilaku

yang berhubungan dengan kerancuan identitas yaitu tidak ada kode

moral, sifat kepribadian yang bertentangan, hubungan interpersonal

eksploitatif, perasaan hampa. Perasaan mengambang tentang diri

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Terapi Menulis 1. …repository.ump.ac.id/9114/3/Kevin Dimas Satria BAB II.pdf · 2019-08-26 · 5 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas

19 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

sendiri, tingkat ansietas yang tinggi, ketidak mampuan untuk

empati terhadap orang lain.

5) Dapersonalisasi merupakan perasaan yang tidak realistis dimana

klien tidak dapat membedakan stimulus dari dalam atau luar

dirinya. Individu mengalami kesulitan untuk membedakan dirinya

sendiri dari orang lain, dan tubuhnya sendiri merasa tidak nyata

dan asing baginya.

h. Pohon masalah

(Yosep, 2010)

Resiko Perilaku Kekerasan

.........................Effect Isosilasi Sosial

Harga Diri Rendah

Gangguan Sensori Persepsi

Halusinasi

..........................Causa

.........................Core Problem

Koping Individu Tidak

Efektif

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Terapi Menulis 1. …repository.ump.ac.id/9114/3/Kevin Dimas Satria BAB II.pdf · 2019-08-26 · 5 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas

20 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

i. Sumber koping

Menurut Stuart (2016), semua orang tanpa memperhatikan

gangguan perilakunya dan mempunyai beberapa bidang kelebihan

personal yang meliputi :

1) Aktivitas olahraga dan aktivitas diluar rumah

2) Hobi dan kerajinan tangan

3) Seniyang ekspresif

4) Kesehatan dan perawatan diri

5) Pendidikan atau pelatihan

6) Pekerjaan, vokasi, atau posisi

7) Bakat tertentyu

8) Kecerdasan

9) Imajinasi dan kreativitas

10) Hubungan interpersonal

j. Mekanisme koping

Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka pendek

atau jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanan ego

untuk melindungi diri sendiri dalam meghadapi persepsi diriyang

menyakitkan (Stuart, 2016).

Pertahanan berikut mencakup berikut ini :

1) Jangka pendek :

a) Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dan krisis

identitas diri (misalnya : konser musik, bekerja keras,

menonton televisi secara obsesif).

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Terapi Menulis 1. …repository.ump.ac.id/9114/3/Kevin Dimas Satria BAB II.pdf · 2019-08-26 · 5 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas

21 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

b) Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara

(misalnya : ikut serta dalam klub sosial, agama, politik,

kelompok, gerakan atau geng).

c) Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan

perasaan diri yang tidak menentu (misalnya : olahraga yang

kompetitif, prestasi akademik, kontes untuk mendapatkan

popularitas.

2) Jangka panjang

a) Penutupan identitas : adopsi identitas prematur yang

diinginkan oleh orang terdekat tanpa memerhatikan keinginan,

aspirasi atau potensi diri individu

b) Identitas negativ : asumsi identitas yang tidak sesuai dengan

nilai dan harapan yang diterima masyarakat

2. Diagnosa

Diagnosa keperawatan adalah kesimpulan dari status kesehetan klien

yang dilakukan dengan pengkajian dan hasilnya menjadi diagnosis untuk

membantu perencanaan tindakan keperawatan (Muhith, 2015).

a. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

b. Isolasi sosial

c. Resiko gangguan sensori persepsi : halusinasi

d. Resiko perilaku kekerasan

(Yosep, 2010)

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Terapi Menulis 1. …repository.ump.ac.id/9114/3/Kevin Dimas Satria BAB II.pdf · 2019-08-26 · 5 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas

22 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

3. Perencanaan Tindakan Keperawatan

Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah Strategi Pelaksanaan

pasien dengan tujuan umum setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x

24 jam diharapkan klien dapat berhubungan dengan orang lain secara

optimal dengan stategi pelaksanaan yang terdiri dari SP 1 klien dapat

mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki, klien

menilai kemampuan yang dapat dilakukan, klien dapat

menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan, SP 2 klien

dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, klien dapat melakukan kegiatan

yang sudah dipilih (Muhith, 2015).

Untuk mengatasi masalah gangguan konsep diri : harga diri rendah

tindakan keperawatan pada pasien :

a. Tujuan

1) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang

dimiliki

2) Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

3) Pasien dapat menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai

kemampuan

4) Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai

kemampuan

5) Pasien dapat mendemonstrasi kegiatan yang sudah dipilih dan

menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Terapi Menulis 1. …repository.ump.ac.id/9114/3/Kevin Dimas Satria BAB II.pdf · 2019-08-26 · 5 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas

23 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

b. Tindakan keperawatan

1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih

dimiliki pasien.

Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan

aspek positif yang masih dimilikinya, perawat dapat :

a) Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif

yang dimiliki pasien seperti kegiatan pasien dirumah sakit,

dirumah, dalam keluarga dan lingkungan adanya keluarga dan

lingkungan terdekat pasien.

b) Beri pujian yang realistik atau nyata dan hindarkan setiap kali

bertemu dengan pasien penilaian yang negatif.

2) Mengidentifikasi pasien menilai kemampuan pasien yang dapat

dilakukan di Rumah Sakit. Untuk tindakan tersebut, perawat dapat :

a) Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat

dilakukan saat ini

b) Bantu pasien menyebutnya dan memberi penguatan terhadap

kemampuan diri yang diungkapkan pasien

c) Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang

aktif

3) Membantu pasien memilih atau menetapkan kemampuan yang

akan dilatih. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :

a) Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat

dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan

sehari – hari di Rumah Sakit.

b) Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien

lakukan secara mandiri, mana kegiatan yang memerlukan

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Terapi Menulis 1. …repository.ump.ac.id/9114/3/Kevin Dimas Satria BAB II.pdf · 2019-08-26 · 5 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas

24 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

bantuan minimal dari keluarga dan kegiatan apa saja yang perlu

bantuan penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat pasien.

Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan

pasien. Susun bersama pasien dan buat daftar kegiatan sehari -

hari pasien.

4) Perawat melatih kemampuan yang dipilih pasien.

Untuk tindakan keperawatan tersebut saudara dapat melakukan:

a) Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang

dipilih

b) Bersama pasien memperagakan kegiatan yang diterapkan

c) Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat

dilakukan pasien

5) Mendemonstrasi pelaksanaan kemampuan yang dilatih di rumah

sakit. Untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut,

perawat dapat melakukan hal - hal berikut :

a) Memberikan kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan

yang telah dilatihkan

b) Berikan pujian atas kegiatan atau kegiatan yang dapat dilakukan

pasien setiap hari

c) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan

perubahan setiap kegiatan

d) Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih

e) Berikan kesempatan mengungkapkan perasaannya setelah

pelaksanaan kegiatan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Terapi Menulis 1. …repository.ump.ac.id/9114/3/Kevin Dimas Satria BAB II.pdf · 2019-08-26 · 5 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas

25 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

4. Implementasi

Implementasi merupakan perwujudan tindakan dari rencana

keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan sesuai dengan

rencana tindakan keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan dan partisipasi klien dalam tindakan keperawatan pada hasil

yang diharapkan (Muhith, 2015).

5. Evaluasi

Evaluasi keperawatan adalah proses yang berkelanjutan untuk

menilai hasil dari tindakan keperawatan pada klien dan dilakukan terus

menerus pada respon klien menjadi lebih baik atau tidak menggunakan

pendekatan SOAP (Muhith, 2015).

Adapun hal-hal yang dievaluasikan pada klien dengan gangguan

konsep diri: harga diri rendah adalah :

a) Klien dapat melakukan komunikasi yang baik.

b) Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

c) Klien dapat menerima realita perubahan struktur, bentuk atau fungsi

tubuh.

d) Klien dapat menyusun rencana cara-cara menyelesaiakan masalah

yang dihadapi

e) Klien dapat melakukan tindakan pengembangan integtitas tubuh.