bab ii tinjauan pustaka a. puskesmasrepository.poltekkes-tjk.ac.id/741/2/bab ii fix.pdf ·...

25
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas 1. Definisi Puskesmas Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya di wilayah kerjanya. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu, hidup dalam lingkungan sehat, dan memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat (Permenkes RI No. 75, 2014). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/Menkes/SK/ll/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat, bahwa puskesmas adalah unit-unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. a. Unit pelaksana teknis Sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota (UPDT), puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksanaan tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan Indonesia. b. Pembangunan kesehatan Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Upload: others

Post on 03-Aug-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmasrepository.poltekkes-tjk.ac.id/741/2/BAB II FIX.pdf · 2019-12-12 · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas 1. Definisi Puskesmas Puskesmas (Pusat

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Puskesmas

1. Definisi Puskesmas

Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah fasilitas pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya

kesehatan perseorangan tingkat pertama, dan lebih mengutamakan upaya

promotif dan preventif, untuk mencapai kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya di wilayah kerjanya.

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas bertujuan

untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat, mampu menjangkau

pelayanan kesehatan bermutu, hidup dalam lingkungan sehat, dan memiliki

derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat (Permenkes RI No. 75, 2014).

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

128/Menkes/SK/ll/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan

Masyarakat, bahwa puskesmas adalah unit-unit pelaksana teknis Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

a. Unit pelaksana teknis

Sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota (UPDT),

puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian tugas teknis operasional

dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksanaan tingkat

pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan Indonesia.

b. Pembangunan kesehatan

Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh

bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan

hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

yang optimal.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmasrepository.poltekkes-tjk.ac.id/741/2/BAB II FIX.pdf · 2019-12-12 · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas 1. Definisi Puskesmas Puskesmas (Pusat

6

c. Penanggung jawab penyelenggaraan

Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan

kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota,

sedangkan puskesmas bertanggung jawab hanya sebagian upaya

pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan

kabupaten/kota sesuai dengan kemampuanya.

d. Wilayah kerja

Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan,

tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka

tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan

memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau rukun warga).

Masing-masing puskesmas tersebut secara oprasional bertanggungjawab

langsung kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.

2. Tugas dan Fungsi Puskesmas

Puskesmas memiliki tugas melakukan kebijakan kesehatan untuk

mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka

mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, puskesmas menyelenggarakan

fungsi:

a. Penyelenggaraan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) tingkat pertama

diwilayah kerjanya,

b. Penyelenggaraan UKP (Upaya Kesehatan Perseorangan) tingkat pertama

diwilayah kerjanya (Permenkes RI No.75, 2014).

3. Persyaratan Puskesmas

Pendirian puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi, lokasi

bangunan, prasarana, peralatan kesehatan, kefarmasian dan laboratorium.

Pelayanan kefarmasian di puskesmas harus dilaksanakan oleh tenaga

kesehatan yang memiliki kompetensi dan wewenang untuk melakukan

pekerjaan kefarmasian. Pelayanan kefarmasian di puskesmas dilaksanakan

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (Permenkes RI No. 75,

2014).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmasrepository.poltekkes-tjk.ac.id/741/2/BAB II FIX.pdf · 2019-12-12 · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas 1. Definisi Puskesmas Puskesmas (Pusat

7

4. Pelayanan Kesehatan Puskesmas

Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan

kesehatan yang menyeluruh yang meliputi:

a. Promotif (peningkatan kesehatan)

b. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)

c. Pelayanan kuratif (pengobatan)

d. Preventif (upaya pencegahan) (Permenkes RI, 2014).

5. Upaya Kesehatan Puskesmas

Puskesmas penyelenggara upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama

dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama. Upaya kesehatan

dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan.

Untuk melaksanakan upaya kesehatan puskesmas harus

menyelenggarakan:

a. Manajemen puskesmas

b. Pelayanan kefarmasian

c. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat

d. Pelayanan laboratorium (Permenkes RI No.75, 2014).

6. Fasilitas Penunjang Puskesmas

a. Bidan desa

Pada setiap desa yang belum memiliki fasilitas pelayanan kesehatan

maka ditempatkan seorang bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut dan

bertanggung jawab kepada kepala puskesmas.

b. Puskesmas pembantu

Merupakan unit pelayanan kesehatan sederhana dan berfungsi untuk

menunjang serta membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan, yang dilakukan

puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.

c. Puskesmas keliling

Merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang di lengkapi dengan

kendaraan bermotor roda empat dan peralatan kesehatan, peralatan

komunikasi, serta sejumlah tenaga dari puskesmas.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmasrepository.poltekkes-tjk.ac.id/741/2/BAB II FIX.pdf · 2019-12-12 · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas 1. Definisi Puskesmas Puskesmas (Pusat

8

d. Puskesmas perawatan

Merupakan puskesmasyang diberi tambahan ruangan dan fasilitas untuk

menolong pasien gawat darurat, baik berupa tindakan operatif terbatas

maupun rawat inap sementara.Puskesmas perawatan dapat disebut juga

puskesmas rawat inap (Permenkes RI, 2014).

7. Akreditasi Puskesmas

Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan, puskesmas wajib diakreditasi

secara berkala paling sedikit 3 tahun sekali. Akreditasi dilakukan oleh

lembaga independen penyelenggaraan akreditasi yang ditetapkan oleh menteri

bersifat mandiri dalam proses pelaksanaan, pengambilan keputusandan

penerbitan sertifikat status akreditasi dilaksanakan oleh komisis akreditasi

fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang ditetapkan oleh menteri

(Permenkes RI No. 75, 2014).

8. Profil Puskesmas Kecamatan Sukarame

a. Puskesmas Permata Sukarame

Puskesmas Permata Sukarame merupakan puskesmas jenis perawatan

(rawat inap) yang diresmikan pada tanggal 11 februari 2009, puskesmas ini

terletak di Jl. Pulau Sebesi No. 91 Kelurahan Sukarame Kecamatan Sukarame

Kota Bandar Lampung dengan luas wilayah 489 Ha. Sejak tanggal 19

februari 2013 wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Permata Sukarame

menjadi 2 wilayah kerja yang di tetapkan oleh Keputusan Walikota Bandar

Lampung No : 217/IV/41/HK/2013 yaitu Kelurahan Sukarame Baru dan

Kelurahan Korpri Jaya dengan jumlah 2.737 KK dan jumlah penduduk

10.709 jiwa.

Batas wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Permata Sukarame adalah

sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Korpri Raya, sebelah Selatan

berbatasan dengan Kecamatan Sukabumi, sebelah Barat berbatasan dengan

Kelurahan Sukarame Kecamatan Sukarame, sebelah Timur berbatasan

dengan Desa Sababalau Kecamatan Tanjung Bintang Lampung Selatan.

Secara geografis Puskesmas Permata Sukarame mempunyai letak pada lokasi

yang strategis dengan berdomosili diluar wilayah kerja puskesmas itu sendiri

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmasrepository.poltekkes-tjk.ac.id/741/2/BAB II FIX.pdf · 2019-12-12 · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas 1. Definisi Puskesmas Puskesmas (Pusat

9

yaitu Kelurahan Sukarame dan untuk lokasi PuskesmasPembantu Permata

Biru terletak di Perumahan Permata Biru.

Puskesmas Permata Sukarame mempunyai sumber daya kesehatan yaitu

meliputi 3 Dokter Umum, 1 Dokter Gigi, 1 Kesehatan Masyarakat, 1 Perawat

Gigi, 13 Perawat, 14 Bidan, 1 Analis, dan Puskesmas Permata Sukarame

hanya memiliki 1 orang Apoteker tetapi tidak memiliki seorang Asisten

Apoteker.

b. Puskesmas Sukarame

Puskesmas Sukarame merupakan puskesmas jenis non perawatan (rawat

jalan) yang di bangun sejak tahun 1982 yang terletak di Jl. Endro Suratmin

No. 28 Sukarame Bandar Lampung. Puskesmas Sukarame, dahulu merupakan

Puskesmas Pembantu dari Puskesmas Sukabumi. Pada tahun 1986 diangkat

ststusnya menjadi Puskesmas Induk yang mempunyai wilayah kerja 3

kelurahan yaitu Gunung Sulah, Way Halim Permai, dan Kelurahan Sukarame.

Pada tahun 2008, kelurahan Sukarame menjadi wilayah kerja dari Puskesmas

Permata Sukarame. Puskesmas Sukarame memawahi 3 Puskesmas Pembantu

yaitu Pustu Gunung Sulah, Pustu Way Halim Permai.

Pada tahun 2012, ada pemekaran wilayah kerja sehingga ke 3 Puskesmas

Pembantu tersebut diambil alih. Puskesmas Pembantu Gunung Sulah dan

Way Halim Permai diambil alih oleh Puskesmas Way Halim Permai

sedangkan Puskesmas Pembantu Permata Biru diambil oleh Puskesmas

Permata Sukarame, sehingga Puskesmas Sukarame tidak membawahi

Puskesmas Pembantu.

Sejak Januari 2013 wilayah kerja Puskesmas Sukarame meliputi

Kelurahan Sukarame Lama dan Way Dadi Lama. Jumlah penduduk di kedua

kelurahan tersebut 14.763 jiwa untuk kelurahan Sukarame dan 6.778 jiwa

untuk Kelurahan Way Dadi Lama.

Adapun perbatasan wilayahnya yaitu sebelah Utara berbatasan dengan

wilayah Puskesmas Permata Sukarame, sebelah Timur berbatasan dengan

wilayah Puskesmas wilayah Puskesmas Sukabumi, sebelah Selatan

berbatasan dengan wilayah Puskesmas Kampung Sawah, sebelah Barat

berbatasan dengan Kecamatan Kedaton.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmasrepository.poltekkes-tjk.ac.id/741/2/BAB II FIX.pdf · 2019-12-12 · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas 1. Definisi Puskesmas Puskesmas (Pusat

10

Puskesmas Sukarame mempunyai sumber daya kesehatan yaitu meliputi

4 Dokter Umum, 2 Dokter Gigi, 11 Perawat, 7 Bidan, 2 Perawat Gigi, 2

Laboratorium, 1 Apoteker dan tidak memiliki Asisten Apoteker.

c. Puskesmas Korpri

Puskesmas Korpri merupakan puskesmas jenis non perawatan (rawat

jalan) yang terletak di Jl. Pulau Pisang Perum Korpri Kelurahan Korpri Raya

Sukarame Bandar Lampung. Puskesmas korpri resmi menjadi Puskesmas

Induk pada tahun 1990 yang sebelumnya merupakan Puskesmas Pembantu

yang berinduk ke Puskesmas Sukarame.

Berdasarkan letak geografis wilayah kerja Puskesmas Korpri berikut

batas-batas wilayah nya yaitu sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan

Tanjung Bintang Lampung Selatan, sebelah Timur berbatasan dengan

Kecamatan Way Hui Lampung Selatan, sebelah Selatan berbatasan dengan

Kecamatan Sukabumi, dan sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan

Tanjung Senang. Dalam melaksanakan fungsinya, Puskesmas Korpri

membawahi/melayani 2 kelurahan yaitu kelurahan Way Dadi terdiri dari 3

lingkungan dan kelurahan Korpri Raya terdiri dari 3 lingkungan.

Jumlah penduduk yang tersebar di 2 kelurahan dalam wilayah kerja

Puskesmas Korpri sabanyak 18.909 jiwa, terdiri dari 9.525 laki-laki dan 9.386

perempuan. Penyebaran penduduk pada masing-masing desa berdasarkan

jenis kelamin adalah kelurahan Korpri Raya 3.929 jiwa (laki-laki) 4.036 jiwa

(perempuan) sehingga total penduduknya 7.965 jiwa dan pada kelurahan Way

Dadi 5.594 jiwa (laki-laki) 5.350 jiwa (perempuan) sehingga total

penduduknya 10.944 jiwa.

Puskesmas Korpri mempunyai sumber daya kesehatan yaitu meliputi 3

Dokter Umum, 1 Dokter Gigi, 2 Kesehatan Lingkungan, 12 Perawat, 15

Bidan, 1 Analis, dan Puskesmas Korpi tidak memiliki Apoteker tetapi hanya

memiliki 2 orang Asisten Apoteker.

B. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30

tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, pelayanan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmasrepository.poltekkes-tjk.ac.id/741/2/BAB II FIX.pdf · 2019-12-12 · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas 1. Definisi Puskesmas Puskesmas (Pusat

11

kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada

pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil

yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.

1. Pengaturan standar pelayanan kefarmasian di puskesmas bertujuan untuk:

a. Meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian.

b. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian.

c. Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional

dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).

2. Standar pelayanan kefarmasian di puskesmas meliputi standar:

a. Pengelolaan sedian farmasi bahan medis habis pakai.

b. Pelayanan farmasi klinik.

Pengelolaan sedian farmasi dan bahan medis habis pakai merupakan

salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian, yang di mulai dari perencanaan,

permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian,

pencatatan dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi.Tujuannya adalah

untuk menjamin kelangsungan ketersedian dan keterjangkauan sediaan

farmasi dan bahan medis habis pakai yang efesien, tenaga kefarmasian,

mewujudkan sistem informasi manajemen, dan melaksanakan pengendalian

mutu pelayanan.

3. Kegiatan pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai meliputi:

a. Perencanaan kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai

Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi obat dan bahan medis

habis pakai untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka

pemenuhan kebutuhan puskesmas. Tujuan perencanaan adalah untuk

mendapatkan perkiraan jenis dan jumlah obat dan bahan medis habis pakai

yang mendekati kebutuhan, meningkatkan penggunaan obat secara rasional,

dan meningkatkan efisiensi penggunaan obat.

b. Permintaan obat dan bahan medis habis pakai

Tujuan permintaan obat dan bahan medis habis pakai adalah memenuhi

kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai di puskesmas, sesuai dengan

perencanaan kebutuhan yang telah dibuat.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmasrepository.poltekkes-tjk.ac.id/741/2/BAB II FIX.pdf · 2019-12-12 · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas 1. Definisi Puskesmas Puskesmas (Pusat

12

c. Penerimaan obat dan bahan medis habis pakai

Penerimaan obat dan bahan medis habis pakai adalah suatu kegiatan

dalam menerima obat dan bahan medis habis pakai dari Instalasi Farmasi

kabupaten/kota sesuai dengan permintaan yang telah diajukan. Tujuannya

adalah agar obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan

permintaan yang diajukan oleh puskesmas.

d. Penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai

Penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai merupakan suatu

kegiatan pengaturan terhadap obat yang diterima agar aman (tidak hilang),

terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya telah terjamin,

sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Tujuannya agar mutu obat yang

tersedia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang

ditetapkan.

e. Pendistribusian obat dan bahan medis habis pakai

Pendistribusian obat dan bahan medis habis pakai merupakan kegiatan

pengeluaran dan penyerahan obat dan bahan medis habis pakaisecara merata

dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit/satelit farmasi puskesmas

dan jaringannya. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan obat sub unit

pelayanan kesehatan yang ada diwilayah kerja puskesmas dengan jenis, mutu,

jumlah dan waktu yang tepat.

f. Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai

Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai adalah suatu kegiatan

untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi

dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan

kekurangan/kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Tujuannya

agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan

dasar.

g. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan

Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan merupakan rangkaian kegiatan

dalam rangka penatalaksanaan obat dan bahan medis habis pakai secara tertib,

baik obat dan bahan medis habis pakai yang diterima, disimpan, di

distribusikan dan digunakan di puskesmas atau unit pelayanan lainnya.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmasrepository.poltekkes-tjk.ac.id/741/2/BAB II FIX.pdf · 2019-12-12 · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas 1. Definisi Puskesmas Puskesmas (Pusat

13

Tujuannya untuk bukti bahwa pengelolaan obat dan bahan medis habis

pakaitelah dilakukan, sumber data untuk melakukan pengaturan dan

pengendalian, dan sumber data untuk pembuatan laporan.

h. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan obatdan bahan medis habis pakai

Pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai

dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk:

1) Mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam pengelolaan

obat dan bahan medis habis pakai sehingga dapat menjaga kualitas maupun

pemerataan pelayanan.

2) Memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan obat dan bahan medis habis

pakai.

3) Memberi penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan (Permenkes RI No.

30, 2014).

C. Obat

1. Definisi Obat

Pengertian obat secara umum adalah semua bahan tungggal atau

campuran yang digunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam maupun

bagian luar, guna mencegah meringankan, maupun menyembuhkan penyakit

(Syamsuni, 2007).

Obat merupakan semua zat baik kimiawi, hewani, maupun nabati yang

dalam dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan, atau mencegah

penyakit berikut gejalanya (Tjay dan Rahardja, 2007).

2. Penggolongan Obat

Untuk memudahkan pengawasan, penggunaan dan pemantauan, obat

digolongkan sebagai berikut:

a. Menurut Kegunaannya

1) Untuk menyembuhkan (terapeutik)

2) Untuk mencegah (profilaktik)

3) Untuk diagnosis (diagnostik)

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmasrepository.poltekkes-tjk.ac.id/741/2/BAB II FIX.pdf · 2019-12-12 · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas 1. Definisi Puskesmas Puskesmas (Pusat

14

b. Menurut cara kerjanya

1) Lokal

Obat yang berkerja pada jaringan setempat seperti pemakaian topikal.

2) Sistemik

Obat yang didistribusikan ke seluruh tubuh melalui oral.

c. Menurut Undang – undang

1) Narkotika

Gambar 2.1 Logo obat narkotika.

(Sumber: Depkes, 2007)

Obat Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau

buakan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis menyebabkan penurunan

atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai

menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menyebabkan ketergantungan. Contoh :

kodein, petidin, dan morfin (Depkes, 2007).

2) Psikotropika

Obat psikotropik adalah obat yang mempengaruhi proses mental,

merangsang atau menenangkan, mengubah pikiran, perasaan atau perilaku

seseorang, misalnya golongan ekstasi, diazepam, barbital/luminal (Depkes,

2007).

3) Obat Keras

Gambar 2.2 Logo obat keras.

(Sumber: Depkes, 2007)

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmasrepository.poltekkes-tjk.ac.id/741/2/BAB II FIX.pdf · 2019-12-12 · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas 1. Definisi Puskesmas Puskesmas (Pusat

15

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor.

02396/A/SK/VIII/1986 tentang Tanda Khusus Obat Keras daftar G adalah

lingkaran bulatan warna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan

huruf K yang menyentuh garis tepi lihat gambar 2.2 diatas. contoh obat ini

adalah amoksilin, asam mefenamat (Depkes, 2007).

4) Obat Bebas Terbatas

Gambar 2.3 Logo obat bebas terbatas.

(Sumber: Depkes, 2007)

Obat bebas terbatas atau obat yang masuk dalam daftar “W” menurut

bahasa Belanda “W” singkatan dari “Waarschung” artinya peringatan. Jadi

maksudnya obat yang bebas penjualannya disertai dengan tanda peringatan.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI yang menetapkan obat-obatan

kedalam daftar obat “W” memberikan pengertian obat bebas terbatas adalah

Obat Keras yang dapat diserahkan kepada pemakainya tanpa resep dokter,

bila penyerahannya memenuhi persyaratan yang sebagaimana telah diatur

dalam PERMENKES NOMOR : 919/MENKES/PER/X/1993 pasal 2.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor.

2380/A/SK/VI/83, tanda khusus untuk obat bebas terbatas berupa lingkaran

warna biru dengan garis tepi berwarna hitam. Tanda khusus harus diletakan

sedemikian rupa sehingga jelas terlihat dan mudah dikenal sebagaimana yang

dijelaskan pada gambar 2.4 di bawah. Contohnya obat flu kombinasi (tablet),

chlorpheniramin maleat (CTM), dan mebendazol (Depkes, 2007).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmasrepository.poltekkes-tjk.ac.id/741/2/BAB II FIX.pdf · 2019-12-12 · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas 1. Definisi Puskesmas Puskesmas (Pusat

16

Gambar 2.4 Penandaan dan peringatan obat bebas terbatas.

(Sumber: Depkes, 2007)

5) Obat Bebas

Gambar 2.5 Logo obat bebas

(Sumber: Depkes, 2007)

Obat golongan ini termasuk obat yang relatif paling aman, dapat

diperoleh tanpa resep dokter, selain di apotek juga dapat diperoleh di warung-

warung. Obat bebas dalam kemasannya ditandai dengan lingkaran berwarna

hijau. Contohnya adalah parasetamol, vitamin c, asetosal (aspirin), antasida

daftar obat esensial (DOEN), dan obat batuk hitam (OBH) (Depkes, 2007).

D. Penyimpanan Obat

Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamatan terhadap obat-obatan

yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun

kimia dan mutunya tetap terjamin. Tujuan penyimpanan obat adalah agar obat

yang tersedia di unit pelayanan kesehatan mutunya dapat dipertahankan.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmasrepository.poltekkes-tjk.ac.id/741/2/BAB II FIX.pdf · 2019-12-12 · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas 1. Definisi Puskesmas Puskesmas (Pusat

17

1. Persyaratan gudang dan pengaturan penyimpanan obat

a. Persyaratan gudang

1) Cukup luas minimal 3x4 m²

2) Ruangan kering tidak lembab

3) Adanya ventilasi agar ada aliran udara dan tidak lembab/panas

4) Perlu cahaya yang cukup, namun jendela harus mempunyai pelindung untuk

menghindarkan adanya cahaya langsung dan berteralis

5) Lantai dibuat dari tegel/semen yang tidak memungkinkan ber-tumpuknya

debu dan kotoran lain. Bila perlu diberi alas papan (pallet)

6) Dinding dibuat licin

7) Gudang digunakan khusus untuk penyimpanan obat

8) Mempunyai pintu yang dilengkapi kunci ganda

9) Tersedia lemari/laci khusus untuk narkotika dan psikotropika yang selalu

terkunci

10) Sebaiknya ada pengukur suhu ruangan

b. Pengaturan penyimpanan obat

1) Obat di susun secara alfabetis

2) Obat dirotasi dengan sistem FIFO dan FEFO

3) Obat disimpan pada rak

4) Obat yang disimpan pada lantai harus di letakkan diatas pallet

5) Tumpukkan dus sebaiknya harus sesuai dengan petunjuk

6) Cairan dipisahkan dari padatan

7) Sera, vaksin, supositoria disimpan dalam lemari pendingin

Untuk menjaga mutu obat perlu diperhatikan faktor-faktor berikut :

a. Kelembaban

Udara lembab dapat mempengaruhi obat-obatan yang tidak tertutup

sehingga mempercepat kerusakan. Untuk menghindari udara lembab maka

perlu dilakukan upaya-upaya berikut :

1) Ventilasi baik, jendela terbuka

2) Simpan obat ditempat yang kering

3) Wadah harus selalu tertutup rapat, jangan dibiarkan terbuka

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmasrepository.poltekkes-tjk.ac.id/741/2/BAB II FIX.pdf · 2019-12-12 · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas 1. Definisi Puskesmas Puskesmas (Pusat

18

4) Memasang kipas angin atau AC (Air Conditioner), karena semakin panas

udara di dalam ruangan maka udara semakin lembab

5) Atap dalam keadaan baik tidak bocor

b. Sinar matahari

Kebanyakan cairan, larutan dan injeksi cepat rusak karena pengaruh sinar

matahari. Sebagai contoh injeksi klorpromazin yang terkena sinar matahari,

akan berubah warna menjadi kuning terang sebelum tanggal kadaluwarsa.

Cara mencegah kerusakan karena sinar matahari:

1) Menggunakan wadah botol atau vial yang berwarna gelap (coklat)

2) Obat yang penting dapat disimpan dilemari

3) Jendela diberi gorden

4) Kaca jendela di cat putih agar tidak terkena sinar matahari langsung

c. Temperatur atau panas

Obat seperti salep, krim dan suppositoria sangat sensitif terhadap

pengaruh panas, dapat meleleh. Oleh karena itu hindarkan obat dari udara

panas. Contoh salep oksitetrasiklin akan lumer bila suhu penyimpanan tinggi

dan akan mempengaruhi kualitas salep tersebut. Ruang obat harus sejuk,

beberapa jenis obat harus disimpan didalam lemari pendingin pada suhu 4-

8ºC, seperti vaksin, sera dan produk darah, antitoksik, insulin, injeksi

antibiotik yang sudah dipakai (sisa), injeksi oksitosin. DPT, DT, TT, vaksin

atau kontrasepsi jangan dibekukan karena akan menjadi rusak (Depkes RI,

2007).

Penyimpanan vaksin dapat disimpan di lemari es/freezer, bagian yang

paling penting yaitu termostat untuk mengatur suhu bagian dalam pada lemari

es/freezer. Termostat banyak sekali tipe dan modelnya, namun hanya 2 sistem

cara kerjanya.

1) Bentuk buka dari depan (front opening)

Lemari es/freezer dengan bentuk pintu buka dari depan banyak

digunakan dalam rumah tangga atau pertokoan. Bentuk ini tidak dianjurkan

untuk penyimpanan vaksin.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmasrepository.poltekkes-tjk.ac.id/741/2/BAB II FIX.pdf · 2019-12-12 · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas 1. Definisi Puskesmas Puskesmas (Pusat

19

2) Bentuk buka dari atas (top opening)

Bentuk buka dari atas pada umumnya adalah freezer yang biasa

digunakan untuk menyimpan bahan makanan, ice cream, daging atau lemari

es untuk penyimpanan vaksin (Depkes, 2009).

Cara mencegah kerusakan karena panas, yaitu:

1) Memasang ventilasi udara

2) Membuka jendela sehingga terjadi sirkulasi udara

3) Atap gedung tidak terbuat dari bahan metal

d. Kerusakan fisik

Untuk menghindari kerusakan fisik:

1) Dus obat jangan ditumpuk terlalu tinggi karena obat yang ada didalam dus

bagian tengah kebawah dapat pecah dan rusak, selain itu akan menyulitkan

pengambilan obat dari dalam dus yang teratas.

2) Penumpukan dus obat sesuai dengan petunjuk pada karton, jika tidak tertulis

pada karton maka maksimal ketinggian tumpukan delapan dus.

3) Hindari kontak dengan benda-benda yang tajam.

e. Kontaminasi bakteri

Wadah obat harus selalu tertutup rapat. Apabila wadah terbuka, maka

obat mudah tercemar oleh bakteri atau jamur.

f. Pengotoran

Ruangan yang kotor dapat mengundang tikus dan serangga lain yang

kemudian merusak obat. Etiket dapat menjadi kotor dan sulit terbaca. Oleh

karena itu bersihkan ruangan paling sedikit satu minggu sekali. Lantai di sapu

dan di pel, dinding dan rak dibersihkan (Depkes RI, 2007).

2. Tata cara menyimpan dan menyusun obat

a. Pengaturan penyimpanan obat

Pengaturan obat dikelompokkan berdasarkan bentuk sediaan dan disusun

secara alfabetis berdasarkan nama generiknya. Contoh kelompok sediaan

tablet, kelompok sediaan sirup dan lain-lain.

b. Penerapan sistem FIFO dan FEFO

Penyusun dilakukan dengan sistem First In First Out (FIFO) untuk

masing-masing obat, artinya obat yang datang pertama kali harus dikeluarkan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmasrepository.poltekkes-tjk.ac.id/741/2/BAB II FIX.pdf · 2019-12-12 · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas 1. Definisi Puskesmas Puskesmas (Pusat

20

lebih dahulu dari obat yang datang kemudian dan First Expired First Out

(FEFO) untuk masing-masing obat, artinya obat yang lebih awal kadaluwarsa

harus dikeluarkan lebih dahulu dari obat yang kadaluwarsa kemudian. Hal ini

sangat penting karena:

1) Obat yang sudah terlalu lama biasanya kekuatannya atau potensinya

berkurang.

2) Beberapa obat seperti antibiotik mempunyai batas waktu pemakaian

artinyabatas waktu dimana obat mulai berkurang efektifitasnya.

c. Obat yang sudah diterima, disusun sesuai dengan pengelompokan untuk

memudahkan pencarian, pengawasan dan pengendalian stok obat.

d. Pemindahan harus hati-hati supaya obat tidak pecah/rusak.

e. Golongan antibiotik harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, terhindar

dari cahaya matahari, disimpan ditempat kering.

f. Vaksin dan serum harus dalam wadah yang tertutup rapat, terlindung dari

cahaya dan disimpan dalam lemari es. Kartu temperatur yang terdapat dalam

lemari es harus selalu diisi.

g. Obat injeksi disimpan dalam tempat yang terhindar dari cahaya matahari.

h. Bentuk dragee (tablet salut) disimpan dalam wadah tertutup rapat dan

pengambilannya menggunakan sendok.

i. Untuk obat yang mempunyai waktu kadaluwarsa supaya waktu

kadaluwarsanya dituliskan pada doos luar dengan menggunakan spidol.

j. Penyimpanan tempat untuk obat dengan kondisi khusus, seperti lemari

tertutup rapat, lemari pendingin, kotak kedap udara dan lain sebagainya.

k. Cairan diletakkan di rak bagian bawah.

l. Kondisi penyimpanan beberapa obat

1) Beri tanda / kode pada wadah obat:

a) Beri tanda semua wadah obat dengan jelas. Apabila ditemukan obat dengan

wadah tanpa etiket, jangan digunakan.

b) Apabila obat disimpan di dalam dus besar maka pada dus harus tercantum:

(1) Jumlah isi dus, misalnya: 20 kaleng @500 tablet

(2) Kode lokasi

(3) Tanggal diterima

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmasrepository.poltekkes-tjk.ac.id/741/2/BAB II FIX.pdf · 2019-12-12 · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas 1. Definisi Puskesmas Puskesmas (Pusat

21

(4) Tanggal kadaluwarsa (kalau ada)

(5) Nama produk/obat

c) Beri tanda khusus untuk obat yang akan habis masa pakainya pada tahun

tersebut.

d) Jangan menyimpan vaksin lebih dari satu bulan di unit pelayanan kesehatan

(puskesmas).

Informasi tambahan untuk menyusun/mengatur obat:

(1) Susunan obat yang berjumlah besar di atas papan atau diganjal dengan kayu

rapi dan teratur.

(2) Gunakan lemari khusus untuk menyimpan narkotika dan obat-obat yang

berjumlah sedikit tetapi harganya mahal.

(3) Susunan obat dalam rak dapat dipengaruhi oleh temperatur, udara, cahaya dan

kontaminasi bakteri pada tempat yang sesuai.

(4) Susun obat dalam rak dan berikan nomor kode, pisahkan obat dalam dengan

obat luar.

(5) Cantumkan nama masing-masing obat pada rak dengan rapi, atau letakkan

bagian etiket yang berisi nama obat yang jelas terbaca.

(6) Barang yang mempunyai volume besar seperti kapas disimpan dalam dus.

(7) Letakkan kartu stok di dekat obatnya (Depkes RI, 2007).

3. Pengamatan mutu

Setiap petugas pengelola yang melakukan penyimpanan obat, perlu

melakukan pengamatan mutu obat secara berkala, paling tidak setiap awal

bulan. Pengamatan mutu obat:

a. Mutu obat yang disimpan dapat mengalami perubahan baik secara fisik

maupun kimia.

b. Laporan perubahan yang terjadi kepada Instalasi Farmasi kabupaten/kota

untuk diteliti lebih lanjut.

c. Secara sederhana pengamatan dilakukan dengan visual, dengan melihat

tanda-tanda sebagai berikut:

1) Tablet

a) Terjadinya perubahan warna,bau dan rasa, serta lembab.

b) Kerusakan fisik seperti pecah, retak, sumbing, gripis, dan rapuh.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmasrepository.poltekkes-tjk.ac.id/741/2/BAB II FIX.pdf · 2019-12-12 · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas 1. Definisi Puskesmas Puskesmas (Pusat

22

c) Kaleng atau botol rusak, sehingga dapat mempengaruhi mutu obat.

d) Untuk tablet salut, disamping informasi di atas juga basah dengan lengket

satu dengan lainnya, bentuknya sudah berbeda.

2) Kapsul

a) Cangkangnya terbuka, kosong, rusak atau melekat satu dengan lainnya,

wadah rusak.

b) Terjadi perubahan warna baik cangkang ataupun lainnya.

3) Cairan

a) Cairan jernih menjadi keruh, timbul endapan.

b) Cairan suspensi tidak bisa dikocok.

c) Cairan emulsi memisah dan tidak tercampur kembali.

4) Salep

a) Konsistensi, warna dan bau berubah (tengik).

b) Pot/tube rusak atau bocor.

5) Injeksi

a) Kebocoran.

b) Terdapat partikel untuk sediaan injeksi yang seharusnya jernih sehingga

keruh atau partikel asing dalam serbuk untuk injeksi.

c) Wadah rusak atau terjadi perubahan warna (Depkes RI, 2007).

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmasrepository.poltekkes-tjk.ac.id/741/2/BAB II FIX.pdf · 2019-12-12 · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas 1. Definisi Puskesmas Puskesmas (Pusat

23

E. Kerangka Teori

Gambar 2.6 Kerangka Teori Penelitian.

Puskesmas

Fasilitas pelayanan

kesehatan

Upaya kesehatan di

puskesmas

Pelayanan

laboratorium

Manajemen

puskesmas

Pelayanan

kefarmasian

Pelayanan

keperawatan

kesehatan

masyarakat

Pengelolaan obat dan bahan medis

habis pakai (Permenkes RI No.30,

2014)

Pelayanan farmasi klinik

(Permenkes RI No. 30, 2014)

1. Perencanaan kebutuhan

2. Permintaan

3. Penerimaan

4. Penyimpanan

5. Pendistribusian

6. Pengendalian

7. Pencatatan, pelaporan, dan

pengarsipan

8. Pemantauan dan evaluasi

pengelolaan (Permenkes RI

No. 30, 2014).

1. Persyaratan gudang

obat

2. Tata cara penyimpanan

dan penyusunan obat

3. Pengamatan mutu obat

(Depkes RI, 2007).

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmasrepository.poltekkes-tjk.ac.id/741/2/BAB II FIX.pdf · 2019-12-12 · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas 1. Definisi Puskesmas Puskesmas (Pusat

24

F. Kerangka Konsep

Gambar 2.7 Kerangka Konsep Penelitian.

Penyimpanan obat

1. Persyaratan gudang obat

2. Tata cara penyimpanan dan

penyusunan obat

3. Pengamatan mutu obat

(Depkes RI, 2007).

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmasrepository.poltekkes-tjk.ac.id/741/2/BAB II FIX.pdf · 2019-12-12 · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas 1. Definisi Puskesmas Puskesmas (Pusat

25

G. Definisi Operasional

No Variabel Definisi operasional Cara ukur Alat ukur Hasil Ukur Skala ukur

1.

Penyimpanan obat

meliputi :

Persyaratan gudang

obat:

1. Luas gudang

minimal 3 x 4 m².

2. Ruangan kering

tidak lembab.

3. Adanya ventilasi.

4. Adanya jendela.

5. Lantai terbuat dari

tagel/semen.

6. Adanya pallet.

7. Dinding dibuat

licin.

8. Digunakan khusus

untuk menyimpan

obat.

Gudang obat

memiliki luas

minimal 3 x 4 m².

Observasi

Checklist

Sesuai = 1

Tidak

sesuai = 0

Ordinal

Didalam ruangan

terdapat alat

pengukur

kelembaban

(hygrometer).

Observasi

Checklist

Sesuai = 1

Tidak

sesuai = 0

Ordinal

Adanya lubang

ventilasi untuk

keluar masuknya

udara (jika tidak

terdapat AC/kipas

angin).

Observasi

Checklist

Sesuai = 1

Tidak

sesuai = 0

Ordinal

Adanya jendela yg

berteralis dan

mempunyai

pelindung untuk

menghindarkan

cahaya matahari

langsung masuk

kedalam.

Observasi

Checklist

Sesuai = 1

Tidak

sesuai = 0

Ordinal

Lantai dikeramik/

disemen.

Observasi

Checklist

Sesuai = 1

Tidak

sesuai = 0

Ordinal

Terdapat pallet

untuk menyangga

dus yang berukuran

besar agar tidak

terjadi kelembaban

dibawahnya.

Observasi

Checklist

Sesuai = 1

Tidak

sesuai = 0

Ordinal

Dinding di plester

halus.

Observasi

Checklist

Sesuai = 1

Tidak

sesuai = 0

Ordinal

Didalam gudang

tidak boleh

menyimpan barang

lain kecuali obat

dan alkes.

Observasi

Checklist

Sesuai = 1

Tidak

sesuai = 0

Ordinal

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmasrepository.poltekkes-tjk.ac.id/741/2/BAB II FIX.pdf · 2019-12-12 · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas 1. Definisi Puskesmas Puskesmas (Pusat

26

9. Memiliki pintu

ganda.

10. Adanya lemari

khusus narkotika

dan psikotropika.

11. Adanya pengukur

suhu ruangan.

Terdapat dua pintu,

pintu pertama pintu

teralis dan yang

kedua pintu kayu

yang masing-

masing memiliki

kunci.

Observasi Checklist Sesuai = 1

Tidak

sesuai = 0

Ordinal

Adanya lemari

narkotika dan

psikotropika yang

memiliki 2 lapis

pintu yang masing-

masing memiliki

kunci dan tidak bisa

dibawa kemana-

mana.

Observasi

Checklist

Sesuai = 1

Tidak

sesuai = 0

Ordinal

Tersedianya

pengukur suhu

ruangan di dalam

ruangan.

Observasi

Checklist

Sesuai = 1

Tidak

sesuai = 0

Ordinal

2.

Tata cara penyimpanan

dan penyusunan obat:

1. Penyusunan obat

secara alfabetis.

2. Mengelompokkan

obat berdasarkan

bentuk sediaan.

3. Menggunakan

prinsip FEFO dan

FIFO.

4. Sediaan obat dalam

dan obat luar

dipisahkan.

Obat disusun

berdasarkan bentuk

sediaan secara

alfabetis/berurutan

dari A sampai Z.

Observasi

Checklist

Sesuai = 1

Tidak

sesuai = 0

Ordinal

Obat

dikelompokkan

berdasarkan bentuk

sediaannya

Padat: tablet,

kaplet, kapsul.

Setengah padat:

salep, krim.

Cair: injeksi, vial,

infus.

Observasi

Checklist

Sesuai = 1

Tidak

sesuai = 0

Ordinal

Obat yang lebih

awal kadaluwarsa

dan obat yang

pertama kali datang

harus dikeluarkan

lebih dahulu.

Observasi

Checklist

Sesuai = 1

Tidak

sesuai = 0

Ordinal

Memisahkan obat

dalam dan obat luar

dan tidak di gabung

penyusunan nya.

Observasi

Checklist

Sesuai = 1

Tidak

sesuai = 0

Ordinal

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmasrepository.poltekkes-tjk.ac.id/741/2/BAB II FIX.pdf · 2019-12-12 · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas 1. Definisi Puskesmas Puskesmas (Pusat

27

5. Obat dalam dus

besar disusun diatas

pallet.

6. Sera, vaksin,

supositoria

disimpan dilemari

pendingin.

7. Injeksi terhindar

dari cahaya

matahari.

8. Wadah obat harus

tertutup rapat.

9. Narkotika dan

psikotropika

disimpan dilemari

khusus.

10. Cairan berukuran

besar diletakkan di

rak bagian bawah.

11. Mencantumkan

nama obat pada rak.

Obat dalam dus

besar disusun di

atas pallet yang

disusun rapi.

Namun

penumpukan dus

disesuaikan pada

petunjuk yg tertera

pada karton, bila

tidak tertulis pada

karton tumpukan

dus maksimal 8

dus.

Observasi Checklist Sesuai = 1

Tidak

sesuai = 0

Ordinal

Untuk menyimpan

sera, vaksin,

supositoria yang

pintunya berada di

atas yang

didalamnya

memiliki termostat

(pengukur suhu).

Observasi

Checklist

Sesuai = 1

Tidak

sesuai = 0

Ordinal

Obat injeksi

disimpan pada

tempat terhindar

dari cahaya

matahari.

Observasi

Checklist

Sesuai = 1

Tidak

sesuai = 0

Ordinal

Wadah obat harus

selalu tertutup rapat

agar obat tidak

mudah tercemar

oleh bakteri atau

jamur.

Observasi

Checklist

Sesuai = 1

Tidak

sesuai = 0

Ordinal

Obat golongan

narkotika dan

psikotropika di

simpan di lemari

yang memiliki 2

lapis pintu yang

masing-masingnya

terkunci dan tidak

bisa dibawa

kemana-mana.

Observasi

Checklist

Sesuai = 1

Tidak

sesuai = 0

Ordinal

Penyimpanan obat

yang berbentuk

cairan yang

berukuran besar

seperti

infus di simpan di

rak bagian bawah.

Observasi

Checklist

Sesuai = 1

Tidak

sesuai = 0

Ordinal

Adanya nama obat

disetiap obat yang

ada di rak.

Observasi

Checklist

Sesuai = 1

Tidak

sesuai = 0

Ordinal

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmasrepository.poltekkes-tjk.ac.id/741/2/BAB II FIX.pdf · 2019-12-12 · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas 1. Definisi Puskesmas Puskesmas (Pusat

28

12. Kapas disimpan

dalam dus.

13. Terdapat kartu stok.

Kapas disimpan

atau diletakkan

didalam dus tidak

bercampur dengan

obat.

Observasi

Checklist

Sesuai = 1

Tidak

sesuai = 0

Ordinal

Adanya kartu stok

pada masing-

masing obat.

Observasi

Checklist

Sesuai = 1

Tidak

sesuai = 0

Ordinal

3.

Pengamatan mutu obat:

1. Petugas melakukan

pengamatan mutu

obat setiap awal

bulan.

2. Petugas

mengumpulkan

obat yang rusak

atau kadaluwarsa.

3. Petugas

memisahkan obat

yang rusak atau

kadaluarsa dengan

obat yang masih

bagus.

4. Petugas

melaporkan ke

kepala puskesmas

terkait obat yang

rusak atau

kadaluwarsa.

5. Petugas melakukan

pengamatan mutu

dengan mengecek

tablet, kapsul,

injeksi, suspensi,

emulsi, dan salep.

Petugas melakukan

kegiatan

pengecekan mutu

obat setiap 1 bulan

sekali.

Observasi

dan

wawancara

Kuesioner

Ya = 1

Tidak = 0

Ordinal

Petugas melakukan

kegiatan yaitu

mengumpulkan

obat yang rusak dan

kadaluwarsa di

dalam dus dan

diberi label khusus

bahwa obat tersebut

rusak atau sudah

kadaluwarsa.

Observasi

dan

wawancara

Kuesioner

Ya = 1

Tidak = 0

Ordinal

Petugas melakukan

kegiatan yaitu

memisahkan obat

yang rusak dan

kadaluwarsa dari

obat yang masih

bagus.

Observasi

dan

wawancara

Kuesioner

Ya = 1

Tidak = 0

Ordinal

Petugas melakukan

kegiatan

prosesmelaporkan

obat yang sudah

rusak dan

kadaluwarsa kepada

kepala puskesmas.

Observasi

dan

wawancara

Kuesioner

Ya = 1

Tidak = 0

Ordinal

Petugas melakukan

Pengecekan

Tablet:

kadaluwarsa, pecah,

retak, gripis.

Kapsul: cangkang

terbuka, kosong,

rusak atau melek

satu dengan yang

lainnya.

Injeksi: jernih

menjadi keruh,

Observasi

dan

wawancara

Kuesioner

Ya = 1

Tidak = 0

Ordinal

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmasrepository.poltekkes-tjk.ac.id/741/2/BAB II FIX.pdf · 2019-12-12 · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas 1. Definisi Puskesmas Puskesmas (Pusat

29

timbul endapan.

Suspensi: tidak bisa

dikocok.

Emulsi: memisah

tidak campur

kembali.

Salep: wadah

bocor.