bab ii tinjauan kasus puskesmas

Upload: vanaei-hoshiko-kichi-arifiansyah

Post on 18-Jul-2015

113 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Konsep Asuhan Keperawatan

2.1.1 Definisi Keluarga Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya, 1978. Dikutip oleh Nasrul, 1998, 198; 3). Menurut Friedman, 1998 yang dikutip oleh Supratjino S.Kp, 2004. Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. Sedangkan menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 1999) seperti dikutip oleh Sudiharto S.Kp, M.Kes, 2007 bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.

9

10

2.1.2 Struktur Keluarga Menurut Effendi, Nasrul 1998 struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam diantaranya : Patrinial : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. Matrilinial : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarganya sedarah istri. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri dasar bagian pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan suami istri. 2.1.3 Bentuk Keluarga 1. Keluarga inti (Nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.

11

2.

Keluarga besar (Extended family) adalah keluarga inti ditambah sanak saudara, misalnya : nenk, kakek, keponakan saudara sepupu, paman, bibi, dsb.

3.

Kaluarga berantai (Serial family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga.

4.

Keluarga duda / janda (Single family) adalah keluarga yang terjadi perceraian atau kematian.

5.

Keluarga berkomposisi adalah keluarga perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.

6.

Keluarga kabitas adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

2.1.4 Fungsi Keluarga Menurut Friedman, 1999 dalam Sudiharto, 2007. Ada lima fungsi dasar keluarga adalah : Fungsi Afektif adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan memberikan kasih sayang, saling menerima dan mendukung. Fungsi Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan individu, keluarga, tempat anggota keluarga sosial dan belajar berperan dilingkungan sosial.

12

-

Fungsi Reproduksi adalah fungsi meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.

-

Fungsi Ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti sandang, pangan dan papan.

-

Fungsi Perawatan Kesehatan adalah kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.

2.1.5 Tugas - Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan Menurut Effendi, Nasrul, 1998 untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga. Keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggota keluarganya dan saling memelihara. Ada 5 tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh keluarga yaitu : Mengenal gangguan setiap anggota keluarganya. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat. Memberikan perawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu tua. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembagalembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitasfasilitas kesehatan yang ada.

13

2.1.6 Asuhan Keperawatan Keluarga Menurut Sudiharto, 2007. Askep keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan dalam praktek keperawatan yang diberikan kepada klien sebagai anggota keluarga pada tatanan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan, berlandaskan pada etika dan etiket keperawatan dalam lingkup dan wewenang serta tanggung jawab keperawatan. Sedangkan menurut Supratjidno, 2004. Askep keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek keperawatan dengan sasaran keluarga. 2.1.7 Proses Keperawatan Keluarga Menurut Effendi, Nasrul, 1998. Proses keperawatan kesehatan keluarga adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, merencanakan askep yang dilaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan yang dilaksanakan terhadap keluarga. 2.1.8 Tahap - Tahap Asuhan Keperawatan Keluarga 2.1.8.1 Pengkajian Menurut Effendi, Nasrul, 1998. Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan memakai norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan sistem yang terintegrasi dan kesanggupan

14

keluarga untuk mengatasinya. Pengkajian yang dilakukan terhadap keluarga meliputi : identifikasi data demografi dan sosiokultural, lingkungan rumah, struktur keluarga, fungsi keluarga, perkembangan keluarga, strategi yang digunakan keluarga bila stress mekanisme koping, budaya hidup sehat yang diaktualisasikan sehari-hari oleh keluarga, lingkungan fisik dan sosial keluarga dan bahasa yang digunakan (Sudiharto, 2007). 2.1.8.2 Pengumpulan data Wawancara Yang berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui, baik aspek fisik, mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, lingkungan, dsb. Pengamatan Pengamatan terhadap hal-hal yang tidak perlu ditanyakan, karena sudah dianggap cukup melalui pengamatan saja. Diantaranya yang berkaitan dengan lingkungan fisik misalnya ventilasi, penerangan, kebersihan, dsb. Study dokumentasi Study berkaitan dengan perkembangan kesehatan anak, diantaranya melalui kartu menuju sehat (KMS), dll. Pemeriksaan fisik

15

Dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan, berkaitan dengan keadaan fisik, misalnya kehamilan, kelainan organ tubuh dan tanda-tanda penyakit. Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilaksanakan secara sistematis menggunakan indra penglihatan. Palpasi adalah suatu tehnik menggunakan indra dimana jari-jari digunakan sebagai suatu instrumen yang sensitive untuk

mengumpulkan data. Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk untuk membandingkan kiri-kanan pada setiap daerah permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suara. Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop (Nursalam, 2001). Pengolahan data Menurut Effendi, Nasrul, 1998. Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data, dengan langkah-langkah, sbb : 1. Klasifikasi data 2. Perhitungan persentase cakupan 3. Tabulasi data 4. Interpretasi data

16

2.1.8.3 Analisa Data Menurut Effendi, Nasrul, 1998. Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh klien. 2.1.8.4 Perumusan Masalah Setelah data dianalisa, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, karena merupakan hasil pemikiran dan pertimbangan yang mendalam tentang situasi kesehatan, lingkungan, norma dan nilai dan kultur yang di anut oleh keluarga tersebut (Effendi, Nasrul, 1998). 2.1.8.5 Prioritas Masalah Menurut Effendi, Nasrul, 1998 dalam menentukan prioritas masalah keperawatan dan kesehatan masyarakat perlu dipertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria, diantaranya : - Daya perhatian masyarakat - Prevalensi - Berat ringannya masalah untuk dihadapi - Tersedianya sumber masyarakat - Aspek politik

17

2.1.8.6 Diagnosa keperawatan Menurut Effendi, Nasrul. 1998. Diagnosa keperawatan adalah pernyataan tentang faktor-faktor yang mempertahankan respon

tanggapan yang tidak sehat dan mengahalangi perubahan yang diharapkan. Menurut Sudiarto, 2007. Macam-macam kondisi kritis adalah, sebagai berikut : Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga. Ketidakmampuan keluarga menggunakan sumber daya di masyarakat untuk memelihara kesehatan. 2.1.8.7 Menentukan Prioritas Masalah Menurut Sudiharto, 2007. Prioritas masalah keperawatan dilakukan setelah analisa data, masalah perlu diperioritasi karena pertimbangan sebagai berikut : Masalah keperawatan keluarga yang dijumpai lebih dari satu.

18

-

Sumber daya yang dimiliki keluarga komunitas keluarga. Keterbatasan IPTEK keperawatan yang dikuasai perawat keluarga. Berat dan menonjolnya masalah yang dirasakan oleh keluarga berbeda-beda.

-

Waktu yang dimiliki terbatas. Mengatasi masalah prioritas dapat mengatasi masalah lain yang ditimbulkan akibat masalah inti tersebut. Menurut Effendi, Nasrul, 1998 dalam menyusun prioritas masalah

kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan pada kriteria sbb: Sifat masalah, dikelompokan menjadi : 1. Ancaman kesehatan Adalah keadaan-keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya penyakit, kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi kesehatannya. Nilainya : 3 2. Keadaan sakit / kurang sehat Adalah kegagalan dalam memantaukan kesehatan. Nilainya : 2 3. Situasi Krisis Adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau keluarga dalam menyesuaikan diri termasuk juga dalam hal sumber daya keluarga.

19

Nilainya : 1 4. Kemungkinan masalah dapat dirubah Kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi masalah / mencegah masalah bila dilakukan intervensi keperawatan dan kesehatan. Pemberian nilainya : Dengan mudah Hanya sebagian Tak dapat di ubah :2 :1 :0

5. Potensi masalah untuk di cegah Adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dan dapat dikurangi / dicegah melalui tindakan keperawatan dan kesehatan. Pemberian nilainya : Tinggi : 3 Cukup : 2 Rendah : 1

6. Masalah yang menonjol Adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal berat dan mendesaknya masalah untuk diatasi melalui intervensi

keperawatan dan kesehatan. Pemberian nilainya : Masalah berat harus ditangani :2

20

-

Masalah yang tidak perlu segera ditangani Masalah yang tidak dirasakan

:1 :0

2.1.8.8 Skala Prioritas Dalam Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga No Kriteria 1. Sifat masalah Skala : - Ancaman kesehatan - Tidak / kurang sehat - Krisis Kemungkinan masalah dapat di ubah Skala : - Dengan mudah - Hanya sebagian - Tidak dapat Potensi masalah untuk diubah Skala : - Tinggi - Cukup - Rendah Menonjolnya masalah Skala : - Masalah berat harus ditangani - Masalah berat tidak perlu segera ditangani - Masalah tidak dirasakan Scoring : Tentukan skor untuk setiap kriteria Skor dibagi angka tertinggi dan kalikan dengan bobot Skor Angka tertinggi X bobot Nilai Bobot

3 2 1

1

2 1 0

2

3 2 1

1

2 1 0

1

21

2.1.8.9 Perencanaan Menurut Effendi, Nasrul, 1998. Rencana keperawatan keluarga adalah kumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi. Menurut Supartjino, 2004. Rencana tindakan keperawatan terhadap keluarga meliputi kegiatan yang bertujuan : 1. Menstimulasi kesadaran / penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara : Memberikan informasi yang tepat Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan Mendorong sikap emosi yang mendukung cara perawatan yang tepat 2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara : Mengidentifikasi konsekuensinya bila tidak melakukan tindakan. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki Mendiskusikan tentang konsekuensi tipe tindakan

3. Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang sakit, dengan cara :

22

-

Mendemonstrasikan cara perawatan Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah Mengawasi keluarga melakukan perawatan keluarga untuk memelihara, mendemonstrasikan

4. Membantu

lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan keluarga dengan cara: Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga Melakukan perubahan lingkungan bersama keluarga seoptimal mungkin 5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya, dengan cara : Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di sekitar lingkungan keluarga Membantu keluarga menggunakan fasilitas yang ada

2.1.8.10 Pelaksanaan Menurut Effendi, Nasrul, 1998. Bahwa pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga, didasarkan kepada rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga : Sumber daya keluarga ( keuangan ) Tindakan pendidikan

23

-

Adat istiadat yang berlaku Respon penerimaan keluarga Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga

2.1.8.11 Evaluasi Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai keberhasilan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya sehingga memiliki produktivitas yang tinggi dalam mengembangkan setiap anggota keluarga (Sudiharto, 2007). Menurut Effendi, Nasrul, 1998. Apabila dalam penilaian tujuan tidak tercapai, maka perlu di cari penyebabnya, hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor : 2.2 2.2.1 Tujuan tidak realitas Tindakan keperawatan yang tidak tepat Ada faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi

Konsep Penyakit Definisi Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Hipertensi adalah gangguan pada jantung dimana terkena tekanan darah tinggi lebih dari normal. Batas sistole > 160 mmHg dan batas bawah (diastole) > 95 mmHg.

24

Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh. Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya. Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis. Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati, akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan.

Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi.

25

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari. 2.2.2 Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa

Kategori Normal Normal tinggi Stadium 1 (Hipertensi ringan) Stadium 2 (Hipertensi sedang) Stadium 3 (Hipertensi berat) Stadium 4 (Hipertensi maligna)

Tekanan Darah Sistolik Dibawah 130 mmHg 130-139 mmHg 140-159 mmHg

Tekanan Darah Diastolik Dibawah 85 mmHg 85-89 mmHg 90-99 mmHg

160-179 mmHg

100-109 mmHg

180-209 mmHg

110-119 mmHg

210 mmHg atau lebih

120 mmHg atau lebih

Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa

26

2.2.3

Etiologi Pada sekitar 90% penderita hipertensi, penyebabnya tidak diketahui dan keadaan ini dikenal sebagai hipertensi esensial atau hipertensi primer. Hipertensi esensial kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 12%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB). Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin). Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal. Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder: 1. Penyakit Ginjal Stenosis arteri renalis

27

2.

Pielonefritis Glomerulonefritis Tumor-tumor ginjal Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan) Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal) Terapi penyinaran yang mengenai ginjal

Kelainan Hormonal Hiperaldosteronisme Sindroma Cushing Feokromositoma

3. Obat-obatan 4. Pil KB Kortikosteroid Siklosporin Eritropoietin Kokain Penyalahgunaan alkohol Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)

Penyebab Lainnya Koartasio aorta

28

2.2.4

Preeklamsi pada kehamilan Porfiria intermiten akut Keracunan timbal akut

Tanda dan Gejala Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut: sakit kepala kelelahan mual muntah sesak nafas gelisah pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.

29

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.

30

2.2.5

Patoflow Hipertrofi Ventrikel Untuk Meningkatkan Kekuatan Kontraksi

3.2.5 Meningkatkan Resistensi Pemompaan Darah Ke Vertikel Kiri

Beban Kerja Jantung Meningkat Hipertrofi Kompensasi Terlampaui

Peningkatan Tekanan Darah Sistemik

Dilatasi dan Payah Jantung

Aterosklerosis Koroner

Suplai Oksigen Miokardium Berkurang Peningkatan Beban Kerja Jantung Kebutuhan Oksigen Miokardium Meningkat

Hipertrofi Ventrikel

Infark Miokardium

Angina

Tabel 2.2. Patofisiologi (Pathway) Hipertensi

31

2.2.6

Diagnosa Tekanan darah diukur setelah seseorang duduk atau berbaring selama 5 menit. Angka 140/90 mmHg atau lebih dapat diartikan sebagai hipertensi, tetapi diagnosis tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan satu kali pengukuran. Jika pada pengukuran pertama memberikan hasil yang tinggi, maka tekanan darah diukur kembali dan kemudian diukur sebanyak 2 kali pada 2 hari berikutnya untuk meyakinkan adanya hipertensi. Hasil pengukuran bukan hanya menentukan adanya tekanan darah tinggi, tetepi juga digunakan untuk menggolongkan beratnya hipertensi. Setelah diagnosis ditegakkan, dilakukan pemeriksaan terhadap organ utama, terutama pembuluh darah, jantung, otak dan ginjal. Retina (selaput peka cahaya pada permukaan dalam bagian belakang mata) merupakan satu-satunya bagian tubuh yang secara langsung bisa menunjukkan adanya efek dari hipertensi terhadap arteriola (pembuluh darah kecil). Dengan anggapan bahwa perubahan yang terjadi di dalam retina mirip dengan perubahan yang terjadi di dalam pembuluh darah lainnya di dalam tubuh, seperti ginjal. Untuk memeriksa retina, digunakan suatu oftalmoskop. Dengan menentukan derajat kerusakan retina (retinopati), maka bisa ditentukan beratnya hipertensi. Perubahan di dalam jantung, terutama pembesaran jantung, bisa ditemukan pada elektrokardiografi (EKG) dan foto rontgen dada.

Pada stadium awal, perubahan tersebut bisa ditemukan melalui pemeriksaan

32

ekokardiografi

(pemeriksaan

dengan

gelombang

ultrasonik

untuk

menggambarkan keadaan jantung). Bunyi jantung yang abnormal (disebut bunyi jantung keempat), bisa didengar melalui stetoskop dan merupakan perubahan jantung paling awal yang terjadi akibat tekanan darah tinggi. Petunjuk awal adanya kerusakan ginjal bisa diketahui terutama melalui pemeriksaan air kemih. Adanya sel darah dan albumin (sejenis protein) dalam air kemih bisa merupakan petunjuk terjadinya kerusakan ginjal. Pemeriksaan untuk menentukan penyebab dari hipertensi terutama dilakukan pada penderita usia muda. Pemeriksaan ini bisa berupa rontgen dan radioisotop ginjal, rontgen dada serta pemeriksaan darah dan air kemih untuk hormon tertentu. Untuk menemukan adanya kelainan ginjal, ditanyakan mengenai riwayat kelainan ginjal sebelumnya. Sebuah stetoskop ditempelkan diatas perut untuk mendengarkan adanya bruit (suara yang terjadi karena darah mengalir melalui arteri yang menuju ke ginjal, yang mengalami penyempitan). Dilakukan analisa air kemih dan rontgen atau USG ginjal. Jika penyebabnya adalah feokromositoma, maka di dalam air kemih bisa ditemukan adanya bahan-bahan hasil penguraian hormon epinefrin dan norepinefrin. Biasanya hormon tersebut juga menyebabkan gejala sakit kepala, kecemasan, palpitasi (jantung berdebar-debar), keringat yang berlebihan, tremor (gemetar) dan pucat.

33

Penyebab lainnya bisa ditemukan melalui pemeriksaan rutin tertentu. Misalnya mengukur kadar kalium dalam darah bisa membantu menemukan adanya hiperaldosteronisme dan mengukur tekanan darah pada kedua lengan dan tungkai bisa membantu menemukan adanya koartasio aorta. 2.2.7 Komplikasi dan Pengendalian Tekanan Darah Tinggi Terjadi penyumbatan pembuluh darah dan pengerasan pembuluh darah Terjadinya penyakit jantung Terjadinya sumbatan pada otak (stroke) Pandangan mata kabur

Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara: 1. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya 2. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.

34

3.

Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat. Sebaliknya, jika: aktivitas memompa jantung berkurang arteri mengalami pelebaran banyak cairan keluar dari sirkulasi maka tekanan darah akan menurun.

Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis). Perubahan fungsi ginjal Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara: Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekana darah ke normal. Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal. Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormon

35

angiotensi, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron. Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah; karena itu berbagai penyakit dan kelainan pda ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi. Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi. Peradangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah. Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom, yang untuk sementara waktu akan: Meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-flight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar) Meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung; juga mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteriola di daerah tertentu (misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak) Mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan volume darah dalam tubuh Melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin), yang merangsang jantung dan pembuluh darah.

36

2.2.8

Pengobatan Hipertensi esensial tidak dapat diobati tetapi dapat diberikan pengobatan untuk mencegah terjadinya komplikasi. Langkah awal biasanya adalah merubah pola hidup penderita: 1. Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk menurunkan berat badannya sampai batas ideal. 2. Merubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar kolesterol darah tinggi. Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6 gram natrium klorida setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium, magnesium dan kalium yang cukup) dan mengurangi alkohol. 3. Olah raga aerobik yang tidak terlalu berat. Penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya selama tekanan darahnya terkendali. 4. Berhenti merokok. Pemberian Obat-Obatan 1. Diuretik thiazide biasanya merupakan obat pertama yang diberikan untuk mengobati hipertensi. Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan mengurangi volume cairan di seluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan darah. Diuretik juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah. Diuretik menyebabkan hilangnya kalium melalui air kemih, sehingga kadang diberikan tambahan kalium atau obat penahan kalium.

37

Diuretik sangat efektif pada: orang kulit hitam lanjut usia kegemukan penderita gagal jantung atau penyakit ginjal menahun

2. Penghambat adrenergik merupakan sekelompok obat yang terdiri dari alfablocker, beta-blocker dan alfa-beta-blocker labetalol, yang menghambat efek sistem saraf simpatis. Sistem saraf simpatis adalah sistem saraf yang dengan segera akan memberikan respon terhadap stres, dengan cara meningkatkan tekanan darah. Yang paling sering digunakan adalah beta-blocker, yang efektif diberikan kepada: - penderita usia muda - penderita yang pernah mengalami serangan jantung - penderita dengan denyut jantung yang cepat - angina pektoris (nyeri dada) - sakit kepala migren. 3. Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor) menyebabkan penurunan tekanan darah dengan cara melebarkan arteri. Obat ini efektif diberikan kepada:

38

-

orang kulit putih usia muda penderita gagal jantung penderita dengan protein dalam air kemihnya yang disebabkan oleh penyakit ginjal menahun atau penyakit ginjal diabetik

-

pria yang menderita impotensi sebagai efek samping dari obat yang lain.

1. Angiotensin-II-bloker menyebabkan penurunan tekanan darah dengan suatu mekanisme yang mirip dengan ACE-inhibitor. 2. Antagonis kalsium menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan mekanisme yang benar-benar berbeda.

Sangat efektif diberikan kepada : orang kulit hitam lanjut usia penderita angina pektoris (nyeri dada) denyut jantung yang cepat sakit kepala migren.

39

3. Vasodilator langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah. Obat dari golongan ini hampir selalu digunakan sebagai tambahan terhadap obat anti-hipertensi lainnya. 4. Kedaruratan hipertensi (misalnya hipertensi maligna)

memerlukan obat yang menurunkan tekanan darah tinggi dengan segera.

Beberapa obat bisa menurunkan tekanan darah dengan cepat dan sebagian besar diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah) : - diazoxide - nitroprusside - nitroglycerin - labetalol. Nifedipine merupakan kalsium antagonis dengan kerja yang sangat cepat dan bisa diberikan per-oral (ditelan), tetapi obat ini bisa menyebabkan hipotensi, sehingga pemberiannya harus diawasi secara ketat.

Pengobatan tradisional - Mentimun Cuci ketimun lalu kupas dan parut kemudian peras airnya. Minum air perasan 2x/hari

40

- Bawang putih Kupas bawang putih kemudian cuci lalu makan bawang putih mentah tersebut (5 siung) atau Dua siung bawang putih diiris tipis kemudian seduh dengan cangkir air panas. Minum 2x/hari Seledri (daun sop) Daun seledri 10 helai dicuci bersih lalu dirajang halus kemudian dimasukkan ke dalam segelas air panas, lalu saring. Minum 2x/hari

Pengelolaan Hipertensi Sekunder Pengobatan hipertensi sekunder tergantung kepada penyebabnya. Mengatasi penyakit ginjal kadang dapat mengembalikan tekanan darah ke normal atau paling tidak menurunkan tekanan darah. Penyempitan arteri bisa diatasi dengan memasukkan selang yang pada ujungnya terpasang balon dan mengembangkan balon tersebut. Atau bisa dilakukan pembedahan untuk membuat jalan pintas (operasi bypass). Tumor yang menyebabkan hipertensi (misalnya feokromositoma) biasanya diangkat melalui pembedahan.

41

2.2.9

Pencegahan Perubahan gaya hidup dan atau obat-obatan bisa membantu mengendalikan tekanan darah tinggi sampai batas normal : 1. 2. 3. Olahraga dan mempertahankan berat badan normal Makanan sehat rendah lemak-kaya akan sumber vitamin dan mineral alami. Obat-obatan anti hipertensi Diuretik Beta bloker Penggantian kalium Penghambat saluran kalsium ACE inhibitor