kasus 3-management puskesmas heni

60
Manajemen Puskesmas dan Administrasi Kesehatan Atikah Binti Su Azmi 102008241 B3 Blok 26 Community Medicine Mahasiswa Kedokteran Fakultas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara no. 6, Jakarta Barat 11470 [email protected] Skenario 3 : Dokter Tr sudah bertugas di Puskesmas sekitar 6 bulan. Ia mengadakan lokakarya mini puskesmas dan mendapatkan data cakupan imunisasi dasar, peserta baru KB, ANC, dan pembenterasan DHF belum mencapai hasil yang diharapkan. Ia mempunyai 1 orang dokter gigi, 3 orang perawat, 1 orang sanitarian dan 3 orang petugas administrasi. Wilayahnya mencakup kecamatan dengan populasi 30 000 jiwa. Sebahagian besar transportasi dilakukan dengan motor, perahu motor, dan pejalan kaki. BAB I 1.1 Pendahuluan 1

Upload: fitrianimpit

Post on 12-Dec-2015

21 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

kfjuishxfngion

TRANSCRIPT

Page 1: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

Manajemen Puskesmas dan Administrasi Kesehatan

Atikah Binti Su Azmi

102008241 B3

Blok 26 Community Medicine

Mahasiswa Kedokteran Fakultas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara no. 6, Jakarta Barat 11470

[email protected]

Skenario 3 :

Dokter Tr sudah bertugas di Puskesmas sekitar 6 bulan. Ia mengadakan lokakarya mini

puskesmas dan mendapatkan data cakupan imunisasi dasar, peserta baru KB, ANC, dan

pembenterasan DHF belum mencapai hasil yang diharapkan. Ia mempunyai 1 orang

dokter gigi, 3 orang perawat, 1 orang sanitarian dan 3 orang petugas administrasi.

Wilayahnya mencakup kecamatan dengan populasi 30 000 jiwa. Sebahagian besar

transportasi dilakukan dengan motor, perahu motor, dan pejalan kaki.

BAB I

1.1 Pendahuluan

Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan

masyarakat telah dibangunkan puskesmas yang mana merupakan unit pelaksana teknis

dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan

pembangunan di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas ini berfungsi sebagai pusat

penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan

masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Pembangunan dibidang Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat Kesehatan

1

Page 2: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan bagi masyarakat

diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan .

Peningkatan Kesehatan (Promotif), Pencegahan Penyakit (Prepentif), Penyembuhan

Penyakit (Kuratif) dan Pemulihan kesehatan (Rehabilitatif), yang dilaksanakan secara

menyeluruh,terpadu dan berkesinambungan.

Upaya Kesehatan ditingkatkan dengan tujuan agar dapat menyelenggarakan

Upaya kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat, terutama yang

berpenghasilan rendah dengan peran serta aktif dari masyarakat. Mengingat fungsi

puskesmas sebagai pusat pengembangan, pembinaan dan pelaksana upaya kesehatan di

Wilayah kerjanya. Kegiatan – kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Puskesmas dari

waktu kewaktu terus berkembang sesuai dengan tuntutan masyarakat yang memerlukan

pelayanan kesehatan yang baik dan optimal. Untuk memenuhi tuntutan masyarakat

tersebut, kegiatan yang akan dilakukan oleh Puskesmas perlu direncanakan lebih teliti

dan seksama supaya dapat dicapai hasil yang sesuai dengan tuntutan masyarakat.

BAB II

Isi

PUSKESMAS

2.1 DEFINISI PUSKESMAS

Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan

fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga

membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh

dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

Puskesmas juga dapat didefinasikan sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan

kabupaten /kota yang bertangungjawab menyelenggarakan pembangunanan kesehatan di

suatu wilayah kerja (Depkes RI, 2004). Dengan kata lain, puskesmas mempunyai

wewenang dan tanggunjawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah

kerjanya.

2

Page 3: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

2.2 FUNGSI PUSKESMAS

Berikut ini merupakan fungsi-fungsi puskesmas beserta proses dalam melaksanakan

fungsi tersebut.

Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkat

kemampuan untuk hidup sehat.

Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada

masyarakat di wilayah kerjanya.

Proses dalam melaksanakan fungsi dilaksanakan dengan cara sebagai berikut.

Merangsang masyarakat termasuk swasta melaksanakan kegiatan dalam rangka

menolong dirinya sendiri.

Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana mengali dan

menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis

maupun rujukan kesehatan masyarakat dengan penentuan bantuan tersebut tidak

menimbulkan ketergantungan.

Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.

Bekerjasama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan

program puskesmas.

2.3 PERAN PUSKESMAS

Dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang sangat vital

sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan

jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk keikutsertaan dalam menentukan

kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan realistis, tatalaksana

kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem-evaluasi dan pemantuan yang akurat. Rangkaian

3

Page 4: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

manajerial tersebut bermanfaat dalam penentuan skala prioritas daerah dan sebagai bahan

kesesuaian dalam menentukan. Rancangan Anggaran Pembelanjaan Daerah (RAPBD)

yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Pada masa mendatang, puskesmas

juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan

pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu.

2.4 FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PELAYANAN PUSKESMAS

Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki masalah-

masalah. Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas itu diakibatkan oleh

faktor-faktor sebagai berikut:2

Faktor Internal

Pelaksanaan Manajemen

Pelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan dalam

mencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas. Dimana fungsi

manajemen itu untuk planning, organizing, leading, dan controling. Pada

kegiatan perencanaan setiap tahunnya sering kali tidak berjalan sehingga

kegiatan berjalan apa adanya sesuai kebiasaan yang dianggap ‘baik/sudah

biasa’. Bahkan terasa sekali bahwa tidak pernah adanya upaya pengembangan.

Serta tidak pernah terpikir untuk mempersoalkan kendali mutu pelayanan yang

disebabkan kurangnya pengetahuan, peralatan, dan perhatian tersita pada upaya

pengobatan. Dapat dikatakan bahwa kepala Puskesmas lebih sibuk pada

masalah-masalah manajerial daripada kasus-kasus klinik. Dapat dikatakan juga

bahwa kurangnya pengetahuan para Kepala Puskesmas dan rendahnya

disiplin/etos kerja staff, menjadikan unsur manajemen ini tidak berjalan. Tentu

hal ini menghambat kinerja Puskesmas untuk melayani masyarakat dalam

bidang kesehatan.

Sarana dan Prasarana

4

Page 5: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai

target dari program-program Puskesmas. Tetapi apa yang terjadi pada

Puskesmas di Indonesia terkesan tidak diperhatian oleh pemerintah dengan

alasan wilayah geografis yang sulit untuk dijangkau, sehingga sarana dan

prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat terbatas, baik berupa alat medis

maupun obat-obatan. Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang dimiliki

Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi rendah

karena tidak sesuai dengan standart kesehatan.

Tenaga medis

Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan

ketidakmampuannya melaksanakan program dari Dinas Kesehatan. Misalanya

program Posyandu yang tidak tepat sasaran. Jumlah tenaga medis sedikit karena

insentif dari pemerintah daerah. Faktor kesejahteraan pegawai memang hal

penting karena berkaitan dengan satu-satunya pendapatan resmi mereka adalah

gaji. Untuk mencapai penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas di

perlukan pimpinan yang mau memotivasi pegawainya dengan cara memenuhi

kebutuhan hidupnya.

Sumber keuangan Puskesmas

Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat

tidak sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya

pelayanan Puskesmas pun mahal padahal sarana yang terdapat di sana tidak

sebanding dengan apa yang harus dibayar sehingga hal ini berdampak kepada

masyarakat untuk beralih pergi ke Rumah Sakit saja yang fasilitas lebih baik

daripada Puskesmas. Adapun sumber-sumber keuangan Puskesmas sebagai

berikut:2

Pemerintah

Sumber biaya berasal dari Pemerintah Kabupaten yang dibedakan atas

dana pembangunan dan dana anggaran rutin. Dana ini diturunkan secara

bertahap ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten.

5

Page 6: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

Retribusi

Retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan Puskesmas yang

membiayai upaya kesehatan perorangan yang pemanfaatanya dan

besarnya ditentukan oleh Pemerintah Daerah.

PT. ASKES

Puskesmas menerima dana dari PT. ASKES yang peruntukannya sebagai

imbal jasa kepada peserta ASKES yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS)

PT. JAMSOSTEK

Puskesmas menerima dana dari PT. JAMSOSTEK yang peruntukannya

sebagai imbal jasa kepada peserta JAMSOSTEK yaitu Pegawai /

karyawan yang berada dibawah naungan Dinas Tenaga Kerja.

BPP (Badan Penyantun Puskesmas)

Dengan memberdayakan potensi yang dimiliki masyarakat dalam rangka

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Sumber-sumber keuangan Puskesmas ini ternyata tidak dapat membiayai

operasinal dari program-program Puskesmas. Hal ini diakibatkan oleh beberapa

faktor yaitu, birokratisasi penyaluran keuangan dari pemerintah sampai ke

Puskesmasnya dan rendahnya responsibilitas pengelola manajemen Puskesmas.

Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk

Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas

dengan penduduk menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan

kesehatan Puskesma.Tenaga-tenaga yang diperbantukan di Puskesmas biasanya

terdiri dari orang-orang terpelajar dan bukan berasal dari daerah tersebut,

sehingga penduduk menganggapnya sebagai orang asing. Apalagi jika bahasa

yang digunakan adalah bahasa yang tidak dimengerti oleh penduduk, maka

akibatnya penduduk segan untuk datang ke Puskesmas.2

Faktor Eksternal

6

Page 7: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

Kondisi Geografis

Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau

setingkat dengan kecamatan. Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki

keadaan yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan

puskesmas. Memang ada kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu

Puskesmas sudah dapat menjangkau seluruh penduduk. Tetapi ada juga

puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di

dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari Puskesmas.

Hal ini terkait pada dana yang tidak cukup untuk menggunakan alat-alat

transportasi atau memang tempat tinggalnya terpencil sehingga penduduknya

lebih senang tinggal di rumahnya daripada pergi ke Puskesmas.

Pemerintah daerah

Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman

pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legslatif dan

eksekutif yang tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai tulang

punggung pendapatan daerah. Ini berarti orang sakit dijadikan tualng punggung

pendapatan daerah. Padahal upaya menyehatkan masyarakat sejatinya

termaktub dalam hakikat dan semangat UU. No.22 dan UU No. 25 tahun 1999

yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan

mengembangkan demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan rakyat.

Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah mencerminkan

kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar pembangunan manusia

diantaranya pelayanan kesehatan dasar.2

Keadaan Ekonomi Penduduk

Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya

mengupayakan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Jumlah warga negara

Indonesia mayoritas bermata pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi

ekonominya kurang memadai. Walaupun ada ketentuan yang memperbolehkan

mereka yang tidak mampu untuk tidak usah membayar retribusi di Puskesmas,

7

Page 8: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

namun kenyataannya orang-orang yang demikian justru enggan datang ke

Puskesmas.

Kondisi Pendidikan Penduduk

Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat

pelayanan yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan

pada tingkat pertama, karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih

rendah, maka pola pikir mereka sangat sederhana dan kurang atau bahkan

belum paham akan arti kesehatan. Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat

tradisional yang sejak dulu dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya.

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat

pendidikan yang rendah yang mana sebagian besar penduduk Indonesia lulusan

SD terutama di daerah pelosok-pelosok Indonesia, sehingga hal berdampak

pada rendahnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan masyarakat

Indonesia sehat terutama pada lembaga Puskesmas yang letaknya dekat dengan

masyarakat tersebut. Selain itu juga disebabkan Rumah Sakit lebih baik sarana

dan prasarananya, padahal Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang

paling dasar dalam lingkungan masyarakat setempat.2

Dinas Kesehatan

Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani

penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan

dengan melayani obat-obatan yang dapat digunakan sebagai upaya pencegahan

timbulnya suatu penyakit pada penduduk. Dengan kata lain pelayanan kesehatan

Puskesmas lebih banyak ditekankan pada tindakan kuratif dibandingkan pada

tindakan preventif apalagi promotif. Selain itu Dinas Kesehatan juga kurang

melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan program-program

Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak terwujudnya pelayanan kesehatan di

tingkat basis.

2.5 DOKTER KEPALA PUSKESMAS

8

Page 9: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

Model optimal layanan kesehatan mungkin salah satu yang memberikan

kontribusi untuk konvergensi input yang berbeda terhadap kepuasan nilai-nilai

relevansi, kualitas, efektivitas biaya dan kesetaraan dalam kesehatan. Pemikiran

inovatif dan upaya harus berani dibuat untuk melawan fragmentasi berderap dari

sistem perawatan kesehatan pengiriman, yang individual ditandai dengan setidaknya

tiga split. Yang pertama adalah isolasi relatif dari individu perawatan dari perawatan

berbasis populasi, atau dengan kata lain, perpecahan antara obat dan publik

kesehatan, yang kedua adalah perpecahan antara generalis dan spesialis dan yang

ketiga adalah perpecahan antara sektor kesehatan dan sektor lainnya dengan bantalan

pada kesehatan.3

Prioritas harus diberikan kepada kegiatan rekonsiliasi diarahkan pada

kesehatan individu dan kelompok dan penelitian yang didedikasikan untuk desain

skema yang tepat, dimana kedua set kegiatan dapat dilakukan koordinasi dan dalam

yang dapat diterima dan biaya-efektif keseimbangan, baik dalam pengaturan

perawatan kesehatan yang sama atau oleh kesehatan yang sama profesional.

Konsep dari "dokter bintang lima" diusulkan sebagai profil ideal dokter memiliki

campuran bakat untuk melaksanakan berbagai layanan yang pengaturan kesehatan

harus memberikan untuk memenuhi persyaratan relevansi, kualitas, efektivitas

biaya dan kesetaraan dalam kesehatan.3

Antara kriteria-kriteria dokter “Bintang Lima” adalah :3

i) Penyedia rawatan (care provider)

Selain memberikan perawatan individu "bintang lima dokter" harus

mengambil

memperhitungkan total (fisik, mental dan sosial) kebutuhan pasien. Mereka

harus

memastikan bahwa berbagai pengobatan kuratif, preventif atau rehabilitatif

akan dibagikan dengan cara yang saling melengkapi, terintegrasi dan

9

Page 10: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

berkesinambungan. Dan mereka harus memastikan bahwa pengobatan adalah

kualitas tertinggi.

ii) Pembuat keputusan (decision maker)

Dalam iklim transparansi "bintang lima dokter" akan harus mengambil

keputusan yang dapat dibenarkan dalam hal efikasi dan biaya. Dari semua

cara yang mungkin pengobatan kondisi kesehatan yang diberikan, salah satu

yang tampaknya paling sesuai dalam diberikan situasi harus dipilih. Sebagai

pengeluaran regards, keterbatasan sumber daya yang tersedia untuk kesehatan

harus dibagi secara adil untuk kepentingan setiap individu dalam masyarakat.

iii) Komunikator (communicator)

Gaya Hidup aspek seperti diet seimbang, langkah-langkah keamanan di

tempat kerja, jenis kegiatan rekreasi, menghormati lingkungan dan seterusnya

semua memiliki menentukan pengaruh terhadap kesehatan. Keterlibatan

individu dalam melindungi dan atau kesehatan sendiri itu, sangat penting,

karena paparan risiko kesehatan sangat oleh perilaku seseorang. Para dokter

besok harus komunikator sangat baik dalam untuk membujuk individu,

keluarga dan masyarakat bertanggung jawab mereka untuk mengadopsi gaya

hidup sehat dan mitra menjadi dalam upaya kesehatan.

iv) Pemimpin masyakat (community leader)

Kebutuhan dan masalah seluruh masyarakat di pinggiran atau sebuah distrik

tidak boleh dilupakan. Dengan memahami faktor-faktor penentu kesehatan

dalam lingkungan fisik dan sosial dan dengan menghargai luasnya setiap

masalah atau risiko kesehatan "bintang lima dokter" tidak akan hanya menjadi

memperlakukan individu-individu yang mencari bantuan tetapi juga akan

mengambil bunga positif dalam kegiatan kesehatan masyarakat yang akan

bermanfaat kepada sejumlah besar orang.

v) Manager

10

Page 11: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

Untuk melaksanakan semua fungsi, maka akan penting untuk "bintang lima

dokter" untuk memperoleh keterampilan manajerial. Ini akan memungkinkan

mereka untuk memulai pertukaran informasi dalam untuk membuat keputusan

yang lebih baik, dan untuk bekerja dalam tim multidisiplin di dekat hubungan

dengan mitra lainnya untuk kesehatan dan pembangunan sosial. Kedua lama

dan baru perawatan pengeluaran harus terintegrasi dengan keseluruhan

kesehatan dan pelayanan sosial, apakah ditujukan untuk individu atau untuk

masyarakat.

2.6 UPAYA KESEHATAN PUSKESMAS

Untuk mencapai visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas yakni terwujudnya

Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, Puskesmas bertanggungjawab

menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang

keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan

tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni :1,4

i) Upaya Kesehatan Wajib

Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan

komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi

untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus

diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia.

Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :

Upaya Promosi Kesehatan

Upaya Kesehatan Linkungan

Upaya kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Upaya Pencegahan dan Pembanterasan Penyakit Menular

Upaya Pengobatan

ii) Upaya Kesehatan Pengembangan

11

Page 12: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang

disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih

dari daftar upaya kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada yakni :

Upaya Kesehatan Sekolah

Upaya Kesehatan Olah Raga

Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

Upaya Kesehatan Kerja

Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

Upaya Kesehatan Jiwa

Upaya Kesehatan Mata

Upaya Kesehatan Usia Lanjut

Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta upaya

pencatatan pelaporan tidak termasuk pelihan karena ketiga upaya ini merupakan

pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya pengembangan Puskesmas.

Perawatan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan penunjang baik upaya

kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Apabila perawatan

kesehatan masyarakat menjadi permasalahan spesifik di daerah tersebut maka dapat

dijadikan sebagai salah satu upaya kesehatan pengembangan.

Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi,

yakni upaya lain diluar upaya Puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan

kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka

mempercepat tercapainya visi Puskesmas.

Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh Puskesmas bersama

dina kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari BPP. Upaya

kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan berwajib Puskesmas

telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu

pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan

12

Page 13: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

Puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan

tertentu pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.

Apabila Puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan

pengembangan padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka Dinas kesehatan

kabupaten/kota bertanggungjawab dan wajib menyelenggarakannya. Unutk itu dinas

kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.

Dalam keadaan tertentu, masyarakat membutuhkan pula pelayanan rawat inap.

Untuk ini di Puskesmas dapat dikembangkan pelayanan rawat inap tersebut, yang

dalam pelaksanaannya harus memperhatikan berbagai persyaratan tenaga, sarana dan

prasarana sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Lebih lanjut, di beberapa daerah tertentu telah muncul pula kebutuhan masyarakat

terhadap pelayanan medik spesialistik. Dalam keadaan ini, apabila ada kemampuan,

di Puskesmas dapat dikembangkan pelayanan medik spesialistik tersebut, baik dalam

bentuk rawat jalan maupun rawat inap. Keberadaan pelayanan medik spesialistik di

Puskesmas hanya dalam rangka mendekatkan pelayanan rujukan kepada masyarakat

yang membutuhkan. Status dokter dan atau tenaga spesialis yang bekerja di

Puskesmas dapat sebagai tenaga konsulen atau tenaga tetap fungsional Puskesmas

yang diatur oleh dinas kesehatan kabupaten/kota setempat.

Perlu diingatkan meskipun Puskesmas menyelenggarakan pelayanan medik

spesialistik dan memiliki tenaga spesialis, kedudukan dan fungsi Puskesmas tetap

sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bertanggungjawab

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan

masyarakat di wilayah kerjanya.

3.1 SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS (SP2TP)

DEFINISI

13

Page 14: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

Merupakan tata cara pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk pengelolaan

puskesmas, meliputi keadaan fisik, tenaga sarana dan kegiatan pokok yang dilakukan

serta hasil yang dicapai oleh puskesmas.5

TUJUAN

Tujuan umum :

Tersedianya data dan informasi yang kaurat, tepat waktu dan mutakhir secara periodic

dan teratur untuk pengelolaan program kesehatan masyarakat melalui puskesmas

diberbagai tingkat administrasi.5

Tujuan khusus :

1. Tersediannya data yang meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana dan kegiatan pokok

puskesmas yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara teratur.

2. Terlaksananya pelaporan data secara teratur di berbagai jenjang administrasi,

sesuai dengan peraturan yang berlaku.

3. Digunakannya data tersebut untuk pengambilan keputusan dalam rangka

pengelolaan program kesehatan masyarakat melalui puskesmas diberbagai tingkat

administrasi.5

Ruang lingkup

1. SP2TP dilakukan oleh semua puskesmas termasuk puskesmas pembantu dan

puskesmas keliling

2. Pencatatan dan pelaporan mencakup :

a) Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas

b) Data ketenagaan di puskesmas

c) Data sarana yang dimiliki puskesmas

d) Data kegiatan pokok puskesmas (18 upaya pokok) baik di dalam gedung

maupun di luar gedung.

3. Pelaporan dilakukan secara periodic (bulanan, tribulanan, semester dan tahunan)

Pelaksanaan

14

Page 15: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

1. Pencatatan dengan menggunakan format

a) Family folder

b) Buku register

Rawat jalan dan rawat inap

Penimbangan

Kohort ibu

Kohort anak

Persalinan

Laboratorium

Penangamatan penyakit menular

Imunisasi

PKM

c) Kartu indeks penyakit (kelompok penyakit)

d) Kartu perusahaan

e) Kartu murid

f) Sensus harian (penyakit dan kegiatan puskesmas) untuk mempermudah

pembuatan laporan.

2. Pelaporan

Jenis dan period laporan :

a) Bulanan

Data kesakitan

Data kematian

Data operasional (gizi, imunisasi, KIA, KB, dsb.)

Data managemen obat

b) Triwulan

Data kegiatan puskesmas

c) Tahunan

Umum dan fasilitas

Sarana

Tenaga

Alur pengiriman

15

Page 16: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

Dikirim ke Dinas Kesehatan TK II, diteruskan ke Dinas Kesehatan TK I, kemudian

diteruskan ke Departemen Kesehatan. Umpan balik di kirim ke kanwil depkes propinsi.5

3.2 SOLUSI MENGATASI MASALAH YANG MUNCUL DI LINGKUP

PUSKESMAS

Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi

mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan

kesehatan di daerah. Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk

meningkatkan/meratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan

revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien

di Puskesmas, peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatan/revitalisasi kader PKK,

pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang

komprehensif, serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah.

Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah, jelas bahwa Puskesmas memiliki

pencitraan yang rendah pada saat sekarang, terutama jika dilihat dari sarana, Puskesmas

tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari Dinas

Kesehatan.

PROBLEM SOLVING CYCLE

Siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) merupakan pendekatan integral dan

komprehensif dalam penyusunan rencana dan program yang mana akan membantu

memberikan pemahaman situasi dan masalah yang dihadapi. Adapun langkah-langkah

proses pemecahan masalah dalam keseluruhan siklus pemecahan masalahjuga

dihubungkan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen Puskesmas.6,7

Langkah pertama dalam siklus pemecahan masalah adalah menentukan masalah

dengan baik. Ini dimulai dengan kegiatan analisis situasi atau disebut juga identifikasi

masalah. Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat yang berkembang di

wilayah kerja Puskesmas dan pengembangan program intervensinya, pimpinan

Puskesmas dapat menganalisis masalah kesehatan tersebut dengan menggunakan

pendekatan epidemiologi, prinsip-prinsip kesehatan masyarakat, kedokteran pencegahan,

16

Page 17: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

paradigma hidup sehat menurut Blum dan analisis sistem. Dari analisis situasi akan

diketemukan banyak masalah. Masalah adalah keadaan atau realiti yang menyimpang

dari apa yang diharapkan. Atau sering juga dikatakan bahwa masalah adalah kesenjangan

antara apa yang diharapkan dengan apa yang menjadi kenyataan. Umumnya dalam

kehidupan sehari-hari, sumber daya yang tersedia tidak cukup untuk memecahkan semua

masalah tersebut. Oleh sebab itu, perlu ditentukan masalah kesehatan mana yang harus

diutamakan (diprioritaskan).

Masalah yang sudah menjadi prioritas, perlu dirumuskan dengan jelas. Perumusan

masalah yang baik adalah jika:

1. Ada pernyataan tentang kesenjangan secara kualitatif dan/atau

kuantitatif

2. Didukung oleh data

3. Dinyatakan secara spesifik apa masalah tersebut, siapa yangterkena,

dimana lokasinya, kapan waktunya.

Untuk masalah yang sudah dirumuskan dengan baik, kemudian ditentukan tujuan

yang akan dicapai, yaitu apakah masalah tersebut akan dikurangi sampai tingkat tertentu

atau masalah tersebut dihilangkan sama sekali. Selanjutnya adalah memilih

alternatifintervensi atau kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut

diatas. Untuk itu, perlu dilakukan analisis determinan masalah atau kadang-kadang

disebut analisis faktor risiko.6

Selanjutnya setelah faktor-faktor risiko yang akan menyebabkan masalah dikaji

dan program Puskesmas dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Untuk itu memerlukan suatu organisasi yang tertata dengan baik (organizing).

Pelaksanaan program atau implementasi memerlukan fungsi penggerakan dan

pelaksanaan (actuating) dengan melaksanakan fungsi kepemimpinan, motivasi,

komunikasi, dan pengarahan serta pengawasan dan

17

Page 18: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

pengendalian. (controlling). Hasil implementasi dan pelaksanaan kemudian dilakukan

penilaian (evaluating). Evaluasi ini kemudian dipergunakan sebagaimasukan dalam

proses atau siklus selanjutnya dalam pemecahan masalah.6

Penilaian prioritas malasah

Untuk meningkatkan kinerja dan mutu perencanaan program kesehatan,

diperlukan suatu proses perencanaan yang akan menghasilkan suatu rencana yang

menyeluruh (komprehensif dan holistik). Perencanaan kesehatan adalah kegiatan yang

perlu dilakukan dimasa yang akan datang, yang jelas tujuannya.

Identifikasi dan prioritas malasah kesehatan merupakan bagian dari proses

perencanaan harus dilaksanakan dengan baik dan melibatkan seluruh unsure terkait ,

termasuk masyarakat. Sehingga masalah yang ditetapkan untuk ditanggulangi betul- betul

merupakan masalah dari masyarakat, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan untuk

menanggulangi masalah kesehatan yang ada, masyarakat dapat berperan aktid di

dalamnya. Untuk menetapkan prioritas masalah ini, ada beberapa hal yang harus

dilakukan yaitu:7,8

a) Melakukan pengumpulan data

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan, perlu tersedia dara

yang cukup. Untuk itu perlu dilakukan pengumpulan data yang berkaitan

dengan lingkungan, perilaku, keturunan, dan pelayanan kesehatan,

termasuk keadaan geografis, keadaan pemerintahan, kependudukan,

pendidikan, pekerjaan, mata pencarian, sosial budaya dan keadaan

kesehatan.

b) Pengolahan data

Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan, maka data tersebut harus

diolah dengan menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga

jelas sifat- sifat yang dimiliki oleh masing- masing data tersebut. Cara

pengolahan data yang dikenal ada 3 macam yaitu

18

Page 19: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

i. Manual

ii. Elektirkal

iii. Mekanik

c) Penyajian data

Data yang telah diolah perlu disajikan. Ada 3 macam penyajian data yang

lazim dipergunakan yakni secara:

i. Tekstular

ii. Tabular

iii. Grafikal

d) Pemilihan prioritas masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah. Tidak semua

masalah dapat diselesaikan, karena itu diperlukan pemilihan prioritas

masalah, dalam arti masalah yang paling penting untuk diselesaikan.

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentuuntuk menentukan urutan

masalah dari yang paling penting sampai dengan kurang penting. Penetapan prioritas

memerlukan perumusan masalah yang baik yakni spesifik, jelas ada kesenjangan yang

dinyatakan secara kualitatif dan kuantitatif, serta dirumuskan secara sistematis. Ia

ditentukan juga dengan berdasarkan criteria matriks.8

Problem Solving Cycle

Masalah

Kesenjangan antara apa yang ditemukan dengan apa yang semestinya (standar)

19

Page 20: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

No

.Masalah

Importancy TF R

P S RI SB P PC IP T D S T

1                        

Kelayakan teknologi

Ilmu Teknologi

Sumber daya

Dana Sarana Tenaga

20

Page 21: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

2                        

3                        

Beri nilai

1-5

Pemilihan prioritas jalan keluar

Penentuan prioritas masalah merupakan hal yang sangat penting, setelah masalah-

maslah kesehatan teridentifikasi. Penentuan prioritas masalah harus memperhatikan

beberapa faktor antara lain, besarnya masalah, pertimbangan politik, persepsi

masyarakat, dan bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan. Cara memilih prioritas

masalah dilakukan dengan penetapan prioritas penyelesaian masalah yaitu:

1. Penyusunan alternative jalan keluar

a. Pengalaman yang ada

i. kepustakaan

b. Sesuatu yang baru

i. Berpikir kreatif

ii. Hukum sebab akibat

Tentukan berbagai penyebab masalah

Periksa kebenaran

Mengubah penyebab masalah ke dalam bentuk lapangan

2. Pemilihan prioritas jalan keluar (criteria matriks)

a. Efektif

i. Magnitude

ii. Importancy

iii. Vulnerability

b. Efisiensi

i. Cost (biaya)

No

. Masalah

Efektif Efisiensi

MIV/

C

M I V C  

21

Page 22: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

1            

2            

3            

Beri nilai 1

– 5

3. Melakukan uji lapangan

4. Memperbaiki prioritas jalan keluar

5. Penyusunan rencana

a. Uraian rinci dan lengkap tentang tujuan dan cara mencapai tujuan

i. Pedoman

ii. Memperoleh dukungan

b. Unsur- unsur rencana

PENENTUAN TUJUAN

Setelah penentuan penilaian masalah telah selesai, selanjutnya dilakukan

penetapan tujuan yaitu dengan mengubah pernyataan negatif dari masalah (baik itu pada

Output, Proses, maupun Input) menjadi pernyataan positif ( Tujuan)7,8

Tujuan Output :

Meningkatkan Kualitas pelayanan Kesehatan Masyarakat oleh PUSKESMAS

(Preventif, Promosi, Kuratif, Rehabilitatif ) dari KURANG OPTIMAL menjadi

OPTIMAl

Solusi : Man yaitu Jumlah Petugas (medis/paramedis dan non

medis/paramedis) yang berlebihan dimutasi pada program yang

kekurangan tenaga

Solusi : Money yaitu Sumber-sumber pembiayaan kesehatan yang kurang

tersedia dengan mencari dan mendapat sumber pembiayaan lain misalnya

swadaya masyarakat.

22

Page 23: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

Konsekwensi dari tujuan proses dan input ini adalah penyedian sarana dan prasarana

termasuk penggunaan biaya operasional pada petugas yang yang ditempatkan pada

posisi baru. Namun konsekwensi ini tidaklah lebih penting dari ketidak percayaan

masyarakat kepada petugas/Puskesmas, disamping itu juga pengaruh terhadap

komponen proses lainnya terhadap pencapaian mutu kualitas pelayanan kesehatan

masyarakat yang optimal.

Tujuan Proses II:

Meningkatkan pelayanan penderita dan pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat

tidak tepat menjadi tepat misalnya diskusi/penyuluhan pada keluarga (masyarakat)

tentang pengetahuan tentang cara membangun/ menggunakan WC yang benar dan

sehat.

Solusi: Metode yaitu Prosedur kerja/layanan kesehatan masyarakat yang

kurang tersedia menjadi tersedia

Solusi : Markets yaitu Masyarakat wilayah Puskesmas dan Penderita tidak

terdata menjadi terdata

Solusi : Machine yaitu Perlengkapan dan peralatan kesehatan kurang tersedia

menjadi tersedia.

Konsekwensi dari dari tujuan proses dan input ini adalah penggunaan waktu diluar

jam kerja karena adanya kebutuhan/keinginan masyarakat dimana mereka bisa

bertemu dengan petugas kesehatan hanya pada waktu selesai kerja yaitu disore dan

malam dll.

MENETAPKAN KEGIATAN

Kemudian ditentukan jenis kegiatan yang sesuai, agar tujuan yang telah

ditetapkan dapat tercapai. Disini juga perlu diperhatikan dari beberapa alternatif kegiatan

23

Page 24: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

yang ada, dipilih kegiatan yang terbaik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dan

selanjutnya dibuat rincian kegiatan yang dilakukan termasuk uraian penggunaan biaya

kegiatan.7,8

Penentuan Kegiatan dapat dijabarkan dari contoh diatas yaitu sebagai berikut :

Tujuan :

Meningkatkan Kualitas pelayanan Kesehatan Masyarakat oleh PUSKESMAS

(Preventif, Promosi, Kuratif, Rehabilitatif) dari KURANG OPTIMAL menjadi

Optimal

Contoh Kegiatannya :

1. Pertemuan Rutin peningkatan kinerja petugas.

2. Penggalangan sumber-sumber pembiayaan yang bersumber dari

masyarakat. Misalnya penggunaan Dana BAZ untuk pelayanan kesehatan

keluarga miskin.

3. Pendataan penderita dan Masyarakat. Dalam program kesehatan.

Agar lebih jelas dalam pencapaian tujuan ketiga kegiatan ini, dijabarkan lagi

dalam bentuk Input, Proses dan Output dan Rencana Tindak Tanjut (Feed Back)

termasuk Penanggung jawab, Pelaksana, waktu dan lokasi pelaksanaan serta rincian

biaya kegiatan.

Contoh Kegiatan : Pertemuan rutin peningkatan kinerja petugas puskesmas

Input

Peserta : 20 Petugas (staf) Puskesmas

Fasilitator : Kepala Puskesmas

Nasumber : Ka. Dinas Kesehatan

Panitia : 2 orang dari staf Puskesmas

Agenda : Petunjuk pertemuan Staf Puskesmas.

24

Page 25: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

Proses

1. Diskusi dan pembahasan hasil dan kinerja masing-masing petugas (staf)

Puskesmas

2. Pemberian sangsi dan hadiah (reward) pada petugas berhasil dan tidak

berhasil.

Output

20 petugas puskesmas berpartisipasi dalam pertemuan rutin peningkatan

kinerja petugas Puskesmas.

Penanggung Jawab : Kepala Puskesmas

Pelaksana : Kepala  TU Puskesmas

Lokasi : Ruang pertemuan Puskesmas

Jadwal : Dilaksanakan tiap tiga bulan sekali setiap hari senin minggu

pertama bulan berjalan

Selanjutnya adalah pembuatan Rencana Tindak lanjut ialah Evaluasi yaitu

kegiatan memantau sampai sejaumana kegiatan yang dilakukan telah mencapai tujuan

dari sistem pelayanan kesehatan masyarakat (Puskesmas).

Evaluasi

Suatu proses untuk menilai jumlah keberhasilan dari pelaksaan suatu program

dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses yang teratur dan sistemis dalam

mebandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur atau criteria yang ditetapkan,

dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan serta penyusunan saran- saran yang dapat

dilakukan pada setiap tahap dari pelaksanaan program. Pengukuran terhadap akibat yang

ditimbulkan dari perlaksanaan suatu program dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Terdapat 3 jenis penilaian:

1. Formative evaluation (Sesuai dengan masalah yang ditemukan)

2. Promotive evaluation (Program sesuai dengan rencana atau tidak)

25

Page 26: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

3. Summative evaluation (Mengukur keluaran dan dampak)

Langkah- langkah penilaian

1. Pahami program

a. Latar belakang

b. Masalah

c. Tujuan

d. Kegiatan

e. Organisasi

f. Sumber daya

g. Tolak ukur

2. Macam dan ruang lingkup

3. Rencana

a. Tujuan penilaian

b. Macam data

c. Sumber data

d. Cara mendapatkan data

e. Cara menarik kesimpulan

4. Laksanakan

5. Kesimpulan

a. Keberhasilan program

b. Nilai program

6. Susun saran

PENDEKATAN SISTEM

Program dan pelayanan kesehatan Puskesmas pada dasarnya adalah sebuah

sistem, maka analisis yang dilakukan adalah analisis sistem, yaitu suatu cara kerja dengan

menggunakan fasilitas yang tersedia, melakukan pengumpulan berbagai masalah yg

26

Page 27: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

dihadapi oleh suatu sistem pelayanan dan program kesehatan untuk kemudian dicarikan

berbagai jalan keluar/pemecahan yang memungkinkan lengkap dengan uraiannya

sehingga dapat membantu pimpinan Puskesmas dalam pengambilan keputusan untuk

mencapai tujuan Puskesmas yg telah ditetapkan.1,7

Analisis dengan pendekatan sistem dilakukan dengan cara merinci faktor-faktor

atau komponen-komponen sistem pelayanan dan program kesehatan. Oleh sebab itu,

analisis situasi program dan pelayanan Puskesmas meliputi analisis terhadap :6

• Input : Sumber daya Puskesmas meliputi 7 M + 1 I,

• Proses : Proses manajemen Puskesmas yakni pelaksanaan fungsi-fungsi

manajemen dan pelayanan kesehatan Puskesmas. Namun karena aspek

“proses” dalam program dan pelayanan Puskesmas sangat banyak dan

berbeda-beda, maka analisis lebih menekankan pada input dan output.

• Output (hasil antara) : Indikator-indikator ketiga pilar Indonesia Sehat 2010

yang mempengaruhi hasil akhir, yaitu indikator-indikator keadaan lingkungan,

indikator-indikator perilaku hidup masyarakat, serta indikator-indikator akses

dan mutu pelayanan kesehatan.

• Outcome (hasil akhir) : Derajat kesehatan berupa indikator-indikator

mortalitas (kematian), yang dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas

(kesakitan) dan indikator-indikator status gizi.

• Impact (manfaat dan dampak/efek) : Efek langsung dan tidak langsung atau

konsekuensi yang diakibatkan dari pencapaiuan tujuan, yaitu benefit cost,

kepuasan pelanggan dan masyarakat serta derajat kesehatan (Angka Harapan

Hidup/AHH).

• Lingkungan : Lingkungan fisik, biologis, dan sosio-kultural, lingkungan tugas

(task environment) dan lingkungan umum (general environment) atau

lingkungan makro, yaitu ekonomi, sosial, budaya, demografi, dan lingkungan,

politik, pemerintahan, dan hukum, teknologi, dan persaingan.

Analisis situasi program dan pelayanan kesehatan Puskesmas dilakukan

dengan mengevaluasi pencapaian tujuan dan target kinerja program Puskesmas

tahun yang lalu atau tahun berjalan sebagai titik awal bagi kegiatan tahun

mendatang. Yang perlu diketahui apakah target-target tahun yang lalu atau tahun

27

Page 28: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

yang sedang berjalan bisa tercapai atau tidak.

Pengerakkan pelaksanaan (Lokakarya Mini Puskesmas)

Dalam kerangka manajemen puskesmas yang terdiri dari P1(perencanaan,

P2(pergerakkan pelaksanaan) dan P3 (pengawasan, pengendalian dan penilaian).

Lokarkarya Mini Puskesmas merupakan pedoman untuk P2.9

Keberhasilan pembangunan kesehatan memerlukan keterpaduan baik lintas program

maupun lintas sektor. Penyelenggaraan program kesehatan memerlukan dukungan lintas

sektor terkait.oleh karena Puskesmas harus melakukan kerjasama dengan lintas sektor

agar diperoleh dukungan dalam pelaksanaan berbagai kegiatannya.

Salah satu bentuk penggalangan dan pemantauan berbagai kegiatan adalah melalui

pertemuan dalam hal ini adalah Lokakarya Mini. Pada dasarnya ruang lingkup lokakarya

mini meliputi 2 hal:9

Lintas program

Memantau pelaksanaan kegiatan Puskesmas berdasarkan perencanaan dan memecahkan

masalah yang dihadapi serta tersusunnya rencana kerja baru. Pertemuan bertujuan untuk:

a) Meningkatkan kerjasama antar petugas intern Puskesmas, termasuk Puskesmas

Pembantu dan Bidan di Desa.

b) Mendapatkan kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan

perencanaan yaitu Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).

c) Meningkatkan motivasi petugas Puskesmas untuk dapat melaksanakan kegiatan

sesuai dengan perencanaan (RPK).

d) Mengkaji pelaksanaan rencana kerja (RPK) yang telah disusun, memecahkan

masalah yang terjadi dan menyusun upaya pemecahan dalam bentuk rencana kerja

yang baru.

Lintas sektor

28

Page 29: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sector-sektor yang

bersangkutan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan. Pertemuan dilaksanakan

untuk:

a) Mendapatkan kesepakatan rencana kerja lintas sektoral dalam membina dan

menggembangkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.

b) Mengkaji hasil kegiatan kerja sama, memecahkan masalah yang terjadi serta

menyusun upaya pemecahan dalam bentuk rwencana kerja sama.

Lokakarya mini Bulanan Puskesmas

Tujuan umum

Terselenggaranya lokakarya bulanan intern Puskesmas dalam rangka pemantauan hasil

kerja petugas Puskesmas dengan cara membandingkan rencana kejra bulan lalu dari

setiap petugas dengan hasil kegiatannya dam membandingkan kegiatan dari daerah

binaan dengan target serta tersusunnya rencana kerja bulan berikutnnya.9

Tujuan khusus

a) Diketahui hasil kegiatan Puskesmas bulan lalu

b) Disampaikannya hasil rapat dari Kabupaten/Kota, Kecamatan dan berbagai

kebijakan serta program

c) Diketahui masalah/hambatan dalam pelaksanaan kegiatan bulan lalu

d) Dirumuskannya cara pemecahan masalah

e) Disusunnya rencana kerja bulan baru

Tahapan kegiatan

Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas diselenggarakan dalam 2 tahap yaitu:

Lokakarya Mini Bulanan yang Pertama

Lokakarya mini bulanan pertama merupakan lokakarya penggalangan tim

diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian untuk dapat terlaksananya rencana

kegiatan Puskesmas (RPK).

29

Page 30: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

Pengorganisasian dilaksanakan sebagai penentuan penanggungjawab dan pelaksana

setiap kegiatan serta untuk satuan wilayah kerja. Seluruh program kerja dan wilayah kerja

Puskesmas dilakukan pembagian habis kepada seluruh petugas Puskesmas dengan

mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya.9

Pelaksanaaan Lokakarya Mini Bulanan yang pertama

Masukan

a) Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok tentang peran,

tanggungjawab staf dan kewenangan Puskesmas.

b) Informasi tentang kebijakan, program, dan konsep baru berkaitan dengan

Puskesmas.

c) Informansi tentang tatacara penyusunan rencana kegiatan (Plan Of Action = POA)

Puskesmas.

Proses

a) Inventaris kegiatan Puskesmas termasuk kegiatan lapangan/daerah binaan.

b) Analisis beban kerja tiap petugas.

c) Pembagian tugas baru termasuk pembagian tanggungjawab daerah binaan.

d) Penyusunan rencana kegiatan (Plan Of Action = POA) Puskesmas tahunan

berdasarkan Rencana Pelaksanaan Kegiatan Puskesmas (RPK).

Keluaran

a) Rencana kegiatan (Plan Of Action = POA) Puskesmas tahunan.

b) Kesepakatan bersama untuk pelaksanaan kegitan sessuai dengan POA.

c) Matriks pembagian tugas dan daerah binaan.

30

Page 31: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

Gambar. Contoh Susunan Acara Penyelenggaraan Lokakarya Mini yang Pertama

Lokakarya Mini Bulanan Rutin

Diselenggarakan sebagai tindak lanjut dari Lokakarya Mini Bulanan yang pertama.

Lokakarya Mini Bulanan Rutin dilaksanakan untuk memantau pelaksanaan POA

puskesmas, yang dlakukan setiap bulan secara teratur.

Penanggunajawab penyelenggara Lokakarya Mini Bulanan adalah Kepala Puskesmas,

yang dalam pelaksanaannya dibantu staf Puskesmas dengan mengadakan rapat kerja

seperti biasanya. Fokus utama Lokakarya Mini Bulanan Rutin adalah ditekankan kepada

masalah pentingnya kesinambungan arah dan kegiatan. Antara hal-hal yang

direncanakan, pelaksanaanya serta hasilnya agar kegiatan yang dilaksanakan tersebut

dapat berhasil guna dan berdayaguna.

Pelaksanaan Lokakarya Mini Bulanan

Masukan

a) Laporan hasil kegiatan bulan lalu

b) Informasi tentang hasil rapat Kabupaten/Kota

c) Informasi tentang hasil rapat di Kecamatan

d) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru

31

Page 32: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

Proses

a) Analisis hambatan dan madalh, antara lain dengan mempergunakan PWS

(pemantauan wilayah setempat)

b) Analisis sebab masalah, khusus untuk mutu dikaitkan dengan kepatuhan terhadap

standar pelayanan.

c) Merumuskan alternatif pemecahan masalah

Keluaran

a) Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan

b) Rencana kerja bulan yang baru

Penyelenggaraan Lokakarya Mini Bulanan

Untuk dapat menyelenggarakan perlu diperhatikan hal-hal berikut:

a) Pengarah : Kepala Puskesmas

b) Peserta : seluruh petugas Puskesmas, termasuk petugas Puskesmas Pembantu dan

Bidan di Desa.

c) Waktu

Disesuaikan dengan kondisi dan situasi Puskesmas serta kesepakatan dengan

Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota. Prinsip yang harus dipegang adalah

Lokakarya Mini Bulanan dilaksanakan dengan melibatkan seluruh petugas

puskesmas tanpa menganggu aktivitas pelayanan serta dapat tercapai tujuan.

d) Acara

Pada dasarnya susunan acara Lokakarya Mini Bulanan bersifat dinamis, dapat

disusun sesuai dengan kebutuhan, ketersediaan waktu dan kondisi Puskesmas

setempat. Sebagai contoh :

i. Lokakarya Mini Bulanan yang pertama disebut juga dengan Lokakarya

Penggalangan Tim

Pembukaan

Dinamika kelompok

Pengenalan program baru

32

Page 33: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

POA Puskesmas

Analisa beban kerja petugas

Pembagian tugas dan desa binaan

Kesepakatan unutk melaksanakan rencana kerja baru

ii. Lokakarya Mini Bulanan Rutin

Pembukaan

Dinamika kelompok; menumbuhkan motivasi

Pengenalan program baru

Inventaris kegiatan bulan lalu

Analisa pemecahan masalah dan pemecahan

Penyusunan kegiatan bulan yang akan datang

Pembagian tugas bulan yang akan datang

Kesepakatan untuk melaksanakan rencana kerja baru

e) Tempat

Diupayakan agar Lokakarya Mini Bulanan dapat diselenggarakan di Puskesmas,

apabila tidak memungkinkan dapat menggunakan tempat lain yang lokasinya

berdekatan dengan Puskesmas. Ruang yang dipakai hendaknya cukup untuk

menampung peserta.

f) Persiapan

Sebelum pertemuan diadakan, perlu pesiapan yang meliputi:

Pemberitahuan hari, tanggal dan jam

Pengaturan tempat

Papan tulis, spidol dan kertas lembar balik

Rencana kerja harian bulan lalu

Membuat visualisasi hasil pelaksanaaan kegiatan bulan dibandingkan

dengan target bulanan per desa, antara lain menggunakan PWS.

Buku catatan/ notulen Rapat Dinas Kesehatan dan Rapat Lintas

Sektor/Kecamatan

Materi pelajaran dan alat peraga yang digunakan

Formulir rencana kerja bulanan secukupnya

33

Page 34: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

Gambar. Contoh Susunan Acara pada Lokakarya Mini Bulanan Rutin

Lokakarya Mini Tribulanan Lintas Sektor

Setelah penggalangan/peningkatan kerjasama lintas sektoral sebagai tindak lanjut

semangat kerjasama dengan tim yang telah ditimbulkan dalam lingkungan sektor yang

bersangkutan, perlu dipelihara dengan baik. Disamping itu keberhasilan pembangunan

kesehatan sangat memerlukan dukungan lintas sektor. Dimana kegiatan masing-masing

sektor perlu dikoordinasi sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal.8

Untuk menggalang kerjasama lintas sektoral terutama dalam membina peran serta

masyarakat di tingkat kecamatan, perlu dirumuskan bersama secara jelas tentang peran

yang harus dilakukan masing-masing sektor dan mekanismenya.

Tujuan umum

a) Terselenggaranya lokakarya tribulanan lintas sector dalam rangka mengkaji hasil

kegiatan kejra sama lintas sektoral dan tersusunya rencana kerja tribulan

berikutnya.

Tujuan khusus

a) Dibahas dan dipecahkan secara bersama lintas sektoral masalah dan hambatan

yang dihadapi

34

Page 35: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

b) Dirumusnya mekanisme/rencana kerja lintas sektoral yang baru untuk tribulan

yang akan datang

Tahapan kegiatan

Lokakarya Mini Tribulanan yang Pertama

Lokakarya Mini Tribulanan yang pertama merupaka penggalangan tim diselenggarakan

dalam rangka pengorganisasian.

Pengorganisasian dilaksanakan untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan sektoral yang

terkait dengan kesehatan. Pengorganisasian dilaksanakan sebagai penentuan

penanggungjawab dan pelaksana setiap kegiatan serta untuk satuan wilayah kerja.

Seluruh program kerja dan wilayah kerja kecamatan dilakukan pembagian habis kepada

seluruh petugas sector terakit dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya.

Pelaksanaan Lokakarya Mini Tribulanan

Masukan

a) Penggalangan tim dilakukan melalui dinamika kelompok

b) Informasi tentang program lintas sektoral

c) Informansi tentang program kesehatan

d) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru

Proses

a) Inventaris peran bantu masing-masing sektor

b) Analisis masalah peran bantu dari masing-masing sektor

c) Pembagian peran dan tugas masing-masing sektor

Keluaran

a) Kesepakatan tertulis lintas sektor terkait dalam mendukung program kesehatan

b) Rencana kegiatan masing-masing sektor

Lokakarya Mini Tribulanan Rutin

35

Page 36: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

Lokakarya tribulanan lintas sektoral merupakan tindak lanjut dari lokakarya

penggalangan kerjasama lintas sektoral yang telah dilakukan dan selanjutnya dilakukan

tiap tribulan secara tetap.Penyelenggaraan dilakukan oleh Camat dan puskesmas dibnatu

oleh sector terkait di kecamatan.9

Pelaksanaan Lokakarya tribulanan lintas sektoral

Masukan

a) Laporan kegiatan pelaksanaan program kesehtan dan dukungan sektor terkait

b) Inventaris masalah/hambatan dari masing-masing sector dalam pelaksanaan

program kesehatan

c) Pemberian informasi baru

Proses

a) Analisis hambatan/masalah pelaksanaan program kesehatan

b) Analisis masalah/hambatan dukungan dari masing-masing sektor

c) Merumuskan cara penyelesaian masalah

d) Menyusun rencana kerja dan menyepakati kegiatan untuk tribulanan baru

Keluaran

a) Rencana kerja tribulanan yang baru

b) Kesepakatan bersama

Penyelenggaraan Lokakarya Tribulanan Lintas Sektoral

Persiapan

Sebelum lokakarya dilaksanakan, perlu diadakan persiapan yang meliputi:

a) Pendekatan kepada Camat

i. Memimpin lokakarya dengan menjelaskan acaranya

ii. Mengkoordinasikan sektor-sektor agar menyajikan laporan kegiatan dan

pembinaan

iii. Mempersiapkan tempat penyelenggaraan lokakarya

36

Page 37: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

b) Puskesmas melaksanakan

i. Pembuatan visualisasi hasil kegiatan dalam bentuk mudah oleh sektor,

antara lain dalam bentuk PWS.

ii. Persiapan alat tulis sektor kantor dan formulir kerja tribulan lintas sektor

iii. Persiapan catatan hasil kesepakatan yang lalu dan instrusi/surat-suart yang

berhubungan dengan peran serta masyarakt yang berkaitan dengan sektor

kesehatan

iv. Penugasan salah seorang seorang staf untuk membuat notulen lokakarya

v. Pembuatan surat-surat undangan lokakarya untuk ditandatangani camat.

Peserta

Lokakarya Mini Tribulanan Lintas Sektoral dipimpin oleh camat, adapun peserta

Lokakarya Mini Tribulanan adalah sebagai berikut:

a) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

b) Tim Penggerak PKK Kecamatan

c) Puksesmas di wilayah Kecamatan

d) Staf Kecamatan, antara lain: pertanian, agama, pendidikan, BKKBN, social

e) Lembaga/organisai kemasyarakat, antara lain: TP PKK Kecamatan, BPP/BPKM/

Konsil Kesehatan Kecamatan (apabila sudah terbentuk)

Waktu

Lokakarya Mini Tribulanan lintas sektoral yang pertama diselenggarakan ada bulan

pertama tahun anggaran berjalan. Sedangkan unutk selanjutnya dilaksanakan setiap

tribulan. Adapun waktu penyelenggaraan disesuaikan dengan kondisi setempat. Yang

perlu dijadikan pertimbangan adalah diupayakan agar seluruh peserta dapat menghadiri

lokakarya. Lokakarya ini diselenggarakan dalam waktu ± 4 jam. Secara umum jadwal

acara Lokakarya Mini Tribulanan :

a) Lokakarya Mini Tribulanan yang pertama

Pembukaan

37

Page 38: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

Dinamika kelompok

Kegiatan sektor

Inventaris peran bantu sektor

Analisa hambatan/masalah

Pembagian peran dan tanggungjawab sektor

Perumusan rencana kerja

Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan

b) Lokakarya Mini Tribulanan rutin

Pembukaan

Dinamika kelompok; menumbuhkan motivasi

Kegiatan sektor terkait

Masalah /hambatan masing-masing sektor

Analisa masalah/hambatan

Upaya pemecahan masaah

Rencana kerja tribulan mendatang

Kesepakatan pembinaan

Kesepakatan bersama

Penutupan

Tempat

Dilakukan di Kecamatan atau tempat lain yang dianggap sesuai.

38

Page 39: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

Gambar. Contoh Susunan Acara Lokakarya Mini Tribulanan yang Pertama

Pemantauan wilayah setempat (PWS)

Merupakan alat pemantauan hasil imunisasi atau gambar pencapaian hasil imunisasi dan

kecenderungannya di masing-masing wilayah operasional. Dengan PWS dapat

menetukan tindak lanjut yang harus dilakukan sehinggaa hasil imunisassi dapat

diperbaiki dan akhirnya secara kumulatif dapat mencapai target.9

Prinsip PWS

a) Memanfaatkan data yang ada dari cakupan

b) Menggunakan indikator sederhana

i. Jangkauan/aksesibilitas : cakupan DPT1, hepB < 0-7 hari, TT1

ii. Kualitas program (tingkat perlindungan): cakupan DPT3, Polio4, campak,

TT2 + ibu hamil

iii. Efektifitas/manajemen program: angka Drop out DPT1- campak

c) Dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan setempat

d) Dimanfaatkan untuk umpan balik

39

Page 40: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

e) Teratur dan tepat waktu (setiap bulan)

f) Memudahkan analisis

Catatan: TT2 + ibu hamil ; adalah cakupan kumulatif TT2, TT3, TT4, dan TT5

pada ibu hamil

Cara membuat grafik PWS diperlukan langkah-langkah

Pengumpulan dan pengolahan data

Untuk membuat PWS perlu tersedia data-data cakupan imunisasi dari tiap desa(missal

buku kuning dan merah). Dati ini sudah dikumpulkan/diolah ke buu rekapitulasi

Pukesmas (Buku Biru) dan dikelompokkan ke dalam format pengolahan data PWS

berdasarkan wilayah operasional (desa/kelurahan), sebagai berikut:

Contoh: Format pengolahan data PWS

Gambar . Hasil imunisasi DPT1 bulanan tiap desa Puskesmas tahun 2004.

Untuk mengetahui perkembangan cakupan imunisasi tiap desa, pengolahan data

sebaiknya dilakukan untuk semua pelayanan imunisasi:

i. DPT1, DPT2, DPT3

ii. BCG

iii. HB1 (0-7 hari0, HB1 total, HB2, HB3

iv. Campak

v. Polio1, Polio2, Polio3. Polio4

vi. TT1, TT2, TT3, TT4, TT5

vii. DO: DPT1-campak

viii. DPT-HB1, DPT-HB2, DPT-HB3 (unutk propinsi yang sudah menggunakan

vaksin DPT-HB kombinasi)

40

Page 41: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

Yang perlu diperhatikan dalam mebuat grafik PWS adalah:

a) Judul grafik

Topik: % cakupan imunisasi……………

Waktu: januari, februari, maret

Tempat : Puskesmas………………..

b) Kolom vertikal

Target bualan dan target satu tahun sesuaia dengan antigen

Gambar . Pengisian Kolom Vertikal dan Baris Horizontal

c) Baris horizontal

% kumulatif cakupan tiap desa adalah cakupan januari s/d bulan pada

waktu PWS dibuat

% bulan ini adalah cakuapan waktu dibuat PWS

% bulan lalu adalahh cakupan satu bulan lalu

Trend ↑: bila cakupan bulan ini lebih tinggi dari bulan lalu

Trend - : bilacakupan bulan ini sama dengan bulan lalu

Trend ↓ : bila cakupan bulan ini lebih rendah dari bulan lalu

Ranking desa: diurut dari desa dengan cakupan yang paling tinggi ke

paling rendah

41

Page 42: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

Gambar. PWS Puskesmas *Tahun 2002

BAB III

4.1 Kesimpulan

Secara garis besar lingkup penilaian kinerja Puskesmas tersebut berdasarkan

upaya-upaya kesehatan dalam menyelenggarakannya. Pelayanan kesehatan yang meliputi

upaya kesehatan wajib sesuai dengan kebijakan nasional , dimana penetapan jenis

pelayanannya disusun oleh dinas kabupaten/kota. Upaya kesehatan pengembangan antara

lain penambahan upaya kesehatan atau penerrapan pendekatan baru (inovasi) upaya

kesehatan dalam pelaksanaan pengembangan progaram kesehatan yang dilaksanakan di

puskesmas.

Pelaksanaan manajemen puskesmas dalam menyelengarakan kegiatan meliputi

proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan lokarya mini dan penilaian kinerja serta

manajemen alat, obat, keuangan dan lain-lain. Manakala mutu pelayanan puskesmas

meliputi penilaian input pelayanan kesehatan berdasarkan standar yang ditetapkan.

Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat kepatuhan terhadap standar pelayanan

yang ditetapkan. Penilaian output pelayanan berdasarkan upaya kesehatan yang

diselenggarakan. Dimana masing-masing program / kegiatan mempunyai indikator mutu

42

Page 43: Kasus 3-Management Puskesmas Heni

tersendiri. Penilaian outcome pelayanan antara lain melalui pengukuran tingkat kepuasan

pengguna jasa pelayanan puskesmas.

4.2 Daftar Pustaka

1. Ferry Efendi,Makhfudli.Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik

dalam Keperawatan. Penerbit Salemba Medika.Jakarta,2009; h 274-85

2. Tjiptoherijanto, prijono, Said Z. Abidin,

Reformasi Administrasi dan Pembangunan Nasional 1993. Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, Jakarta; h 44-6

3. Dr Charles Boelen.The Five-Star Doctor: An Asset to Health Care Reform.World

Health Organization, Geneva, Switzerland. Diunduh dari

www.who.int/entity/hrh/en/HRDJ_1_1_02.pdf. 10 Juni 2011.

4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

128/MENKES/SK/II/2004.Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan

Masyarakat.Department Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2004; h13-8,20-31

5. Effendy N. SP2TP. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Edisi 2.

Penerbit buku kedokteran EGC.Jakarta,1998; h 185-6.

6. Endang Sutisnan Sulaeman. Manajemen Kesehatan Teori dan Praktik di

Puskesmas diunduh dari http://www.uns.ac.id/datainformasi/buku/ Microsoft

%20Word%20%20BUKU%20MANAJEMEN%20KESEHATAN%20REVISI

%20_Dr.%20Endang%20Sutisna_.pdf, 10 Juli 2011

7. Program dan Metode Perencanaan Program Kesehatan Masyarakat. Dinunduh

dari http://www.docstoc.com/docs/6579317/04-Proses-dan-Metode-Perencanaan-

Program -Kesehatan-Masyarakat, 10 Juli 2011

8. Pedoman Lokakarya Mini Puskesmas. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan

Masyarakat Departemen kesehatan RI. Jakarta. 2006; 1-30

9. Drs. Nasrul Effendy. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.Edisi

2.Penerbit Buku KedokteranEGC,1998;183-188

43