management puskesmas

Upload: indahlaraswati

Post on 10-Jan-2016

57 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

puskesmas cilongok

TRANSCRIPT

53

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

1. HASIL1. Gambaran Umum Puskesmasa. Keadaan GeografiWilayah kerja Puskesmas I Cilongok mencakup 11 (sebelas) desa di Kecamatan Cilongok yaitu Desa Cilongok, Cikidang, Pernasidi, Rancamaya, Panembangan, Karanglo, Kalisari, Karangtengah, Sambirata, Gununglurah dan Sokawera dengan luas wilayah kurang lebih sebesar 62,1 Ha. Terdiri atas 11 desa yang memiliki 60 RW dan 368 RT. Sebagian besar wilayah kerja Puskesmas I Cilongok terdiri dari dataran tinggi 73,5% dan hanya sebagian kecil dataran rendah (26,5%).Secara geografis, lahan di wilayah kerja Puskesmas Cilongok terbanyak adalah dalam bentuk tanah sawah (25%), tanah hutan (25%). puskesmas berada pada 225 meter dari permukaan laut. Wilayah kerja Puskesmas I Cilongok berbatasan dengan:1) Sebelah utara : Karasidenan Pekalongan2) Sebelah selatan : Wilayah kerja Puskesmas II Cilongok3) Sebelah timur:.Wilayah kerja Puskesmas II Cilongok dan .........................Karang lewas4) Sebelah barat :.Wilayah kerja Puskesmas II Ajibarang dan ..........................Perkuncen

b. Keadaan Demografi1) Pertumbuhan PendudukBerdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dari hasil registrasi pertumbuhan penduduk pada akhir tahun 2014. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok sebanyak 69.166 jiwa yang terdiri dari 34.844 jiwa laki-laki dan 34.322 jiwa perempuan yang tergabung dalam 19.361 KK.Jumlah penduduk tertinggi di Desa Karangtengah sebanyak 10.559 jiwa dan terendah di Desa Cikidang sebanyak 3.242 jiwa. Rata-rata jiwa per rumah tangga adalah sebesar 4 jiwa/ rumah tangga.2) Kepadatan PendudukKepadatan penduduk di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok belum merata. Penduduk pada umumnya masih menumpuk di daerah yang ramai. Rata-rata kepadatan penduduk di wilayah Puskesmas I Cilongok adalah sebesar 1.113 jiwa setiap kilometer persegi. Desa yang paling padat penyebarannya penduduknya adalah Desa Cilongok dengan tingkat kepadatan sebesar 2519 jiwa setiap kilometer persegi, dan desa dengan tingkat kepadatan terendah adalah Desa Karangtengah dengan tingkat kepadatan sebesar 563 jiwa per kilometer perseginya.3) Jumlah Penduduk Menurut Kelompok UmurGolongan umur terbesar di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok adalah umur 5-9 tahun sebanyak 5607 jiwa dan golongan usia terendah adalah usia lebih dari 75 tahun sebanyak 1093 jiwa.

c. Keadaan Sosial Ekonomi1) Tingkat PendidikanBerdasarkan data yang berhasil dihimpun, masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan perguruan tinggi adalah sejumlah 1.258 jiwa atau sekitar 25% dan tamat SMA sebesar 5.325 jiwa atau sekitar 9,09%. Jumlah ini masih relatif rendah dibandingkan penduduk yang hanya lulus SD yaitu sebesar 24.610 jiwa atau 42%. Tingkat pendidikan sebagian besar penduduk di wilayah Puskesmas I Cilongok ini akan juga berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan masyarakat, khususnya tentang kesehatan.

2) Mata PencaharianMata pencaharian sebagian besar penduduk di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok adalah buruh tani 9,51%, pengusaha 3,56%, PNS 1%, dan ABRI hanya sebesar 0,1%. Dari data tersebut terlihat bahwa peningkatan UKBM masih harus dikembangkan dengan meningkatkan kerjasama lintas sektoral secara maksimal sehingga tingkat pendapatan dan daya beli penduduk akan meningkat yang akhirnya juga akan meningkatkan kemampuan untuk melakukan pengobatan sebaik mungkin.Sarana penunjang laju perekonomian di wilayah Puskesmas I Cilongok antara lain adalah adanya pasar tradisional, warung atau toko, badan kredit, Lumbung Desa, dan Koperasi Unit Desa. Sedangkan sarana transportasi umum yang mendukung aktifitas penduduk di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok antara lain adalah angkutan pedesaan (angkudes), angkutan bis dalam provinsi serta antar provinsi juga ojek.Fasilitas tempat sarana peribadatan di wilayah kerja Puskesmas Cilongok antara lain mushola dan masjid yang sebagian besar pendirianya merupakan swadana masyarakat.Sedangkan fasilitas pendukung bagi peningkatan taraf pendidikan penduduk di wilayah puskesmas I Cilongok adalah 92 sekolah dari TK/PAUD sampai SMA, dengan 43 sekolah yang memiliki UKS dan 266 orang kader UKS.

d. Situasi Derajat Kesehatan1) Mortalitas Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian. Di samping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survei dan penelitian. Perkembangan tingkat kematian dan penyakit-penyakit yang terjadi pada periode terakhir akan diuraikan dibawah ini:a) Angka Kematian BayiPada tahun 2014 terdapat 1032 kelahiran. Dari seluruh jumlah kelahiran terdapat 1028 kelahiran hidup dan 4 lahir mati. Sedangkan jumlah balita mati pada tahun 2014 ditemukan 16 jiwa. Angka kematian bayi di Kabupaten Banyumas adalah 1,5 per 1000 kelahiran hidup, pada tahun 2013 sebesar 5,7 per 1000 kelahiran hidup dan pada tahun 2012 adalah sebesar 1,3 per 1000 kelahiran hidup. Jadi AKB Puskesmas I Cilongok mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.b) Angka Kematian IbuJumlah kematian ibu hamil pada tahun 2014 adalah sebanyak 0 (nol) orang, jumlah kematian ibu bersalin sebanyak 0 (nol) orang, sedangkan jumlah kematian ibu nifas sebanyak 1 kasus di Desa Cilongok. Angka Kematian Ibu (AKI) Puskesmas I Cilongok tahun 2014 adalah 96,89 per 100.000 kelahiran hidup,sedangkan AKI pada tahun 2013 sebesar 190,8 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2012, jumlah AKI sebesar 169,2 per 100.000 kelahiran hidup. Penurunan AKI di Puskesmas I Cilongok disebabkan karena pengetahuan tentang kehamilan sehat dan persalinan aman oleh petugas kesehatan kepada masyarakat. Banyaknya penyakit degeneratif pada ibu hamil dengan usia reproduksi sehat, meningkatnya kinerja bidan dalam managemen pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan yang sesuai dengan standar mutu.c) Angka Kematian BalitaTerdapat jumlah balita di wilayah Puskesmas I Cilongok pada tahun 2014 sebanyak 16 kasus kematian atau sekitar 15,6 per 100.000 Kh, sehingga angka kematian balita di Puskesmas I Cilongok dibanding tahun 2013 per 1000 kelahiran hidup menunjukan adanya peningkatan angka kasus kematian balita di Puskesmas I Cilongok.d) Angka KecelakaanPada tahun 2014 ditemukan 582 kejadian kecelakaan yang ditangani di Puskesmas I Cilongok, sedangkan 2013 ditemukan 112 kejadian kecelakaan yang ditangani Puskesmas I Cilongok. Dibandingkan tahun 2012 terdapat kecelakaan sebanyak 97 kasus, terjadi peningkatan angka kecelakaan dimana kasus yang ditemukan sebanyak 470 kasus.

2) Morbiditasa) Penyakit MalariaKasus malaria klinis yang ditemukan pada tahun 2014 yang ditemukan di Puskesmas I Cilongok sebanyak 0 kasus, sedangkan malaria positif sebanyak 2 kasus. Jumlah total kasus malaria selama tahun 2013 adalah 2 kasus atau 0,03 per 1000 penduduk. Dibandingkan tahun 2012 sebanyak 53 klinis 2 positif malaria sebesar 0,81 per 1000 penduduk, 2013 adalah sebesar 80 kasus atau 1,19 per 1000, maka terjadi penurunan sebesar 0,38 per 1000 pendudukb) TB ParuKasus TB Paru di Puskesmas I Cilongok yang ditemukan selama tahun 2014 sebanyak 64 kasus dengan Bta (+) sebanyak 41 kasus, Bta (+) tahun 2013 sebanyak 63 kasus, dan Bta (+) tahun 2012 sebanyak 53 kasus.c) HIVKasus HIV di Puskesmas I Cilongok selama tahun 2014 tidak ditemukan, namun kasus infeksi menular seksual ditemukan 46 kasus.

d) Acute Flaccid ParalysisSelama tahun 2014 kasus AFP yang ditemukan diwilayah Puskesmas I Cilongok tidak ada.e) Demam berdarah dengueDi wilayah Puskesmas I Cilongok tahun 2014 ditemukan 10 kasus DBD, dibandingkan di tahun 2013 sebanyak 17 kasus, tahun 2012 sebanyak 4 kasus. Dibandingkan tahun sebelumnya terlihat adanya penurunan kasus DHF di wilayah Puskesmas I Cilongokf) DiareDi wilayah Puskesmas I Cilongok selama tahun 2014 sebanyak 709 kasus yang ditemukan, tahun 2013 sebanyak 821, di tahun 2012 sebanyak 852 kasus ditemukan, maka angka kesakitan mengalami penurunan.

3) Status GiziUpaya perbaikan gizi pada masyarakat pada hakekatnya adalah untuk menangani permasalahan gizi yang ada di masyarakat. Berdasarkan pemantauan status gizi balita pada tahun 2014 di wilayah Puskesmas I Cilongok didapatkan data sebagai berikut:a) Jumlah seluruh balita 4225b) Jumlah balita yang ditimbang 4.119c) Jumlah balita yang naik berat badannya 3216Sedangkan dari seluruh balita yang ditimbang didapatkan data: a) Gizi lebih sebanyak 96 balita (2,22%)b) Gizi baik sebanyak 3.836 balita (88,61%)c) Gizi kurang sebanyak 391 balita (9,03%)d) Gizi buruk sebanyak 6 balita (0,14%)e) Total KEP sebanyak 397 balita (9,17%)Balita yang mengalami gizi kurang maupun gizi buruk seluruhnya mendapat penanganan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.1. Sumber Daya Kesehatan a. Sarana KesehatanPada tahun 2014, Puskesmas I Cilongok sudah menempati gedung baru di Desa Cikidang, untuk pelayanan rawat jalan maupun rawat inap. Terdapat sarana pelayanan kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas I Cilongok, meliputi Puskesmas Perawatan (1 buah), Puskesmas Pembantu (1 buah), Puskesmas keliling 2 buah), Polindes/PKD (10 buah), serta posyandu (103 buah).Sedangkan sarana pelayanan kesehatan milik swasta yang ada di wilayah Puskesmas I Cilongok meliputi Rumah bersalin (1 buah), apotik (4 buah), praktek dokter perorangan (7 buah).b. Tenaga Kesehatan Sumber daya manusia yang berperan penting dalam pelaksanaan pelayanan di Puskesmas 1 Cilongok ini terdiri dari tenaga medis dan non medis.1. Tenaga Medis meliputi:a) Dokter umum: 4 orangb) Dokter Gigi: 1 orangc) Bidan puskesmas: 5 orangd) Bidan desa: 16 orange) Perawat: 4 orangf) Perawat Gigi: 1 orangBerdasarkan rasio tenaga medis (dokter umum dan dokter gigi) terhadap jumlah penduduk yaitu sebesar 5,78 per 100.000 penduduk, maka tenaga medis di wilayah Puskesmas I Cilongok masih kurang, yaitu hanya sebesar 0,05%.Rasio jumlah perawat dan bidan terhadap penduduk di wilayah Puskesmas I Cilongok sebesar 5,20 per 1000 penduduk. Rasio ini masih cukup rendah dibandingkan dengan standar nasional, yaitu sebesar 8,56 per 10.000 penduduk.

1. Tenaga non medis meliputi:a) Tenaga Farmasi Terdapat 1 (satu) tenaga farmasi di Puskesmas I Cilongokb) Tenaga GiziTerdapat 1 (satu) orang tenaga gizi di Puskesmas I Cilongokc) Tenaga Teknis MedisTerdapat 1 (satu) orang tenaga analisis dan sejak pertengahan tahun 2013 d) RadiograferPuskesmas I Cilongok memiliki satu orang tenaga radiografer.e) Tenaga SanitasiSampai dengan tahun 2014, tenaga sanitasi di Puskesmas I Cilongok adalah sebanyak 2 orang atau sebesar 0,29 per 10000 penduduk, maka rasio tenaga sanitasi di Puskesmas I Cilongok mendekati standar rasio Nasionalf) Tenaga Kesehatan MasyarakatTerdapat 1 (satu) orang tenaga kesehatan masyarakat di Puskesmas I Cilongok.c. Sumber Dana Puskesmas 1 CilongokSumber Dana atau pendapatan dana berasal dari pendapatan kapitasi dan non kapitasi yang masuk ke rekening puskesmas, serta dana APBN dan APBD..d. Pembiayaan KesehatanPembiayaan untuk keluarga miskin dan masyarakat rentan di wilayah Puskesmas I Cilongok pada tahun 2014 meliputi BPJS PBI dan Non PBI serta JAMKESDAe. Pelayanan Kesehatan Puskesmas 1 CilongokBentuk pelayanan kesehatan yang tersedia di Puskesmas 1 Cilongok, terdiri dari:1) Pelayanan Kesehatan DasarUpaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah:a. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak1) Pelayanan K-4Masa kehamilan adalah masa penting yang harus dipantau secara rutin. Sehingga tumbuh kembang janin serta gangguan kesakitan pada ibu selama kehamilan dapat terus dipantau. Deteksi dini terhadap kelainan pada janin maupun kesakitan pada ibu dapat dilakukan dengan pemeriksaan rutin yang dilakukan oleh ibu hamil. Jumlah ibu hamil di wilayah Puskesmas I Cilongok pada tahun 2014 yang mendapat pelayanan K4 97,3% Tahun 2013 pencapaian sebanyak 98,1%, dan tahun 2012 pencapaian sebanyak 94,5%. Sedangkan target Standar Pelayanan Minimal Kabupaten Banyumas Tahun 2014 adalah sebesar 95%. Sehingga Puskesmas I Cilongok tahun 2014 telah sesuai dengan standar pelayanan minimal. Dibandingkan pencapaian pada tahun sebelumnya maka terjadi penurunan pelayanan K4 di wilayah Puskesmas I Cilongok.2) Pertolongan oleh NakesKomplikasi dan kematian pada ibu maternal serta bayi baru lahir sangat ditentukan dari penolong persalinan terutama bidan yang mempunyai kompetensi. Pertolongan persalinan yang tidak dilakukan oleh nakes akan meningkatkan resiko terjadinya komplikasi maupun kematian pada ibu bersalin maupun bayi. Di wilayah Puskesmas I Cilongok pertolongan persalinan oleh nakes selama 2014 adalah sebesar 97,1%. Pada tahun 2013 sebesar 100%. Sedangkan target Standar Pelayanan Minimal Kabupaten Banyumas tahun 2015 adalah sebesar 95%. Sehingga pencapaian di Puskesmas I Cilongok sudah mencapai hasil sesuai harapan.3) Bumil Resti dirujukTahun 2014 Bumil Resti yang ada di wilayah Puskesmas I Cilongok sebanyak 240 Bumil dan seluruh bumil resti ditangani.4) Bayi dan Bayi BBLRPada tahun 2014 ditemukan sebanyak 51 bayi BBLR dari sejumlah 1027 jumlah kelahiran atau sebesar 4,96 %. Pada tahun 2013 ditemukan sebanyak 44 atau 2,76% dari bayi yang lahir. Sedangkan pada tahun 2012 sebanyak 61 kasus BBLR (5,7%) maka kasus BBLR di wilayah Puskesmas I Cilongok tahun 2014 mengalami fluktuasi kasus BBLR5) Pelayanan Keluarga BerencanaPasangan usia produktif memiliki peranan penting dalam meningkatkan jumlah penduduk. Wanita Usia Subur berusia antara 15-49 tahun. Untuk mengatur jarak kehamilan pada WUS dilakukan dengan menggunakan alat kontrasepsi.Berdasarkan data yang dihimpun pada tahun 2014 jumlah PUS di wilayah Puskesmas I Cilongok adalah sebanyak 12.789, sedangkan tahun 2013 sebanyak 12.859 dan pada tahun 2012 jumlah PUS sebesar 14.071 maka terjadi penurunan jumlah PUS dibanding tahun 2013. Sedangkan peserta KB aktif di wilayah Puskesmas I Cilongok pada tahun 2014 adalah sebesar 9720 atau sekitar 76%. Dan pada tahun 2013 adalah sebesar 10.249 atau sekitar 78,39%. Dan pada tahun 2012 dimana jumlah peserta KB aktif sebanyak 70,6%, maka wilayah Puskesmas I Cilongok mengalami penurunan. Hal ini erat kaitanya dengan penurunan jumlah PUS.6) Pelayanan ImunisasiKegiatan imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi untuk bayi umur 0-1 tahun (BCG, DPT, Polio, Campak dan HB), imunisasi untuk wanita usia subur/ ibu hamil (TT) dan imunisasi untuk anak sekolah SD (kelas 1: DT dan kelas 2-3: TT).Daerah binaan Puskesmas I Cilongok selama tahun 2014 UCI yang dicapai sebesar 100%. Dan ditahun 2013 UCI yang dicapai sebesar 100%. Sedangkan pada tahun sebelumnya sebanyak 100 %, maka wilayah kerja Puskesmas I Cilongok sudah mencapai UCI semua.

b. Pelayanan Kesehatan Puskesmas, Rujukan dan PenunjangPelayanan kesehatan yang dilakukan di Puskesmas I Cilongok meliputi pada rawat jalan serta pelayanan Rawat Inap.1) Rawat JalanPelayanan kesehatan pada pelayanan rawat jalan di Puskesmas I Cilongok selama tahun 2014 terdapat 43590 kunjungan, yang terdiri dari 33420 kunjungan lama dan 10.170 kunjungan baru. Dibandingkan tahun 2013 terdapat 32.247 kunjungan yang terdiri dari 26.323 kunjungan lama serta 6104 kunjungan baru. Hal ini menunjukkan tingkat kepercayaan dan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan rawat jalan di Puskemas I Cilongok masih cukup tinggi.2) Rawat InapPelayanan rawat inap kasus kunjungan baru pada Puskesmas I Cilongok selama tahun 2014 adalah sebesar 2,2% dari keseluruhan kunjungan baru di Puskesmas I Cilongok. Pada tahun 2013 sebesar 1,5 % dibandingkan pada tahun 2012 sebesar 1,25% maka kunjungan kasus baru terlihat ada penambahan yang cukup signifikan.

c. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular1) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit PolioBerdasarkan data yang berhasil dihimpun maka kasus AFP di wilayah Puskesmas 1 Cilongok tidak ditemukan.2) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit TB ParuDi Puskesmas 1 Cilongok BTA (+) yang ditemukan sebanyak 41 kasus dan kasus yang diobati sembuh sebanyak 36 kasus sebesar 86,8%. Pada tahun 2013 kasus TB Paru BTA (+) yang ditemukan adalah sebanyak 27 kasus dan kasus yang diobati pada tahun 2012 dari sejumlah 32 kasus TB BTA (+) sembuh sebanyak 100%.3) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit ISPAKasus Pneumonia selama tahun 2014 yang ditemukan dan diobati sebanyak 38 kasus dibandingkan tahun 2013 ditemukan 140 kasus Pneumonia maka terjadi penurunan kasus Pneumonia yang ditemukan4) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit DBDKasus DBD selama tahun 2014 di Puskesmas 1 Cilongok ditemukan 10 kasus dan seluruhnya telah ditangani (100%)5) Pengendalian Penyakit Malaria Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat serta memiliki dampak pada penurunan kulaitas sumber daya manusia. Penegakan diagnosa yang tepat serta penanganan yang tepat merupakan salah satu upaya penting dalam pengendalian vektor potensial. Selama tahun 2014 kasus malaria positif yang ditemukan di Puskesmas I Cilongok sebanyak 1 kasus malaria. Upaya yang dilaksanakan di Puskesmas 1 Cilongok dalam langkah pengendalaian penyakit malaria adalah dengan upaya penegakan dini kasus malaria yakni dengan cara mendatangi warga yang memiliki gejala ke arah malaria.6) Penyelenggaraan Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLBKejadian KLB di wilayah Puskesmas I Cilongok langsung ditangani kurang dari 24 jam (100%), untuk tahun 2014 tidak ada kejadian KLB7) Pengendalian VektorPengendalian vektor yang dilakukan secara rutin adalah dengan gerakan PSN, abatasi,fogging dan penyuluhan. Tahun 2014 terdapat 93,80% rumah yang bebas jentik, sedangkan pada tahun 2013 terdapat 96% rumah yang bebas jentik nyamuk. Pada tahun 2012 terdapat 92,44% rumah yang bebas jentik nyamuk.

d. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar1) Pelayanan Kedehatan LingkunganJumlah institusi di wilayah Puskesmas I Cilongok yang terdiri dari sarana kesehatan, sarana pendidikan, sarana ibadah dan perkantoran yang dibina sebanyak 80,5% (459 sarana), pada tahun 2013 sebanyak 80% (456 sarana) dan pada tahun 2012 sebanyak 382 sarana (86,8%)2) Pelayanan Hygiene Sanitasi Tempat-Tempat UmumTempat-tempat umum yang diperiksa persyaratan kesehatanya pada tahun 2014 sebanyak 423 tempat, dan yang memenuhi persyaratan kesehatan sebanyak 339 (80,14%) dibanding tahun 2013 sebanyak 512 tempat, dan yang memenuhi persyaratan kesehatan sebanyak 415 (81,5%) maka terlihat ada penurunan TTU yang memenuhi syarat kesehatan.3) Rumah SehatPada tahun 2014, rumah sehat yang memenuhi syarat sebanyak 9642 atau sebesar 81,11%, sedangkan pada tahun 2013 terdapat 8308 atau sebesar 72,76% yang memenuhi syarat. Dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 12286 atau sebesar 84%, maka terlihat sedikit penurunan rumah sehat yang memenuhi syarat.

e. Perbaikan Gizi Masyarakat1) Pemantauan Pertumbuhan BalitaTingkat partisipasi masyarakat terhadap pemantauan pertumbuhan balita pada tahun 2014 sebanyak 97,5%, pada tahun 2013 sebanyak 83,42 % sedangkan pada tahun 2012 sebanyak 81,8%. Jika dilihat dari tahun-tahun sebelumnya, maka tingkat partisipasi masyarakat mengalami fluktuasi pada tahun 2014.

2) Pelayanan Gizia) Pemberian Kapsul Vitamin APemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita sebanyak 2 kali dalam setahun, dilakukan untuk mencegah defisiensi vitamin A yang diperkirakan dapat terjadi. Di Puskesmas I Cilongok, jumlah balita yang mendapat kapsul vitamin A sebanyak 2 kali pada tahun 2014 adalah sebesar 100% dari 4623 bayi dan balita yang ada. Begitu pula pencapaian pada tahun 2013 adalah 100% dari 4266 bayi dan balita yang ada. Pada tahun 2012 sebanyak 99,9% bayi dan balita yang ada mendapat vitamin A.b) Pemberian Tablet BesiUntuk mengatasi kasus anemia pada ibu hamil, maka dilakukan pemberian tablet besi (Fe) selama kehamilan. Selama tahun 2014 jumlah ibu hamil yang mendapat tablet besi adalah sebanyak 98,04%. Sedangkan pada tahun 2013 sebesar 91,05%, dan tahun 2011 sebanyak 98,09%. Jadi terlihat adanya penurunan sedikit pada tahun 2014.

f. KefarmasianPelaksanaan pelayanan kepada masyarakat seperti obat-obat generik yang tersedia selama tahun 2014 adalah sebesar 98%. Pemenuhan kebutuhan obat dilakukan melalui droping obat oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas.

1. Manajemen PuskesmasBerdasarkan pencapaian program yang telah dilaksanakan pada tahun 2011. Maka ada beberapa usulan yang diajukan sebagai acuan pelaksanaan serta penunjang program kerja tahun 2015, yang meliputi:a. Rencana usulan program UKM Essensial, UKM Pengembangan serta UKP1) Pelaksanaan dan PengendalianMenurut Laporan POA Puskesmas I Cilongok Tahun 2015, rencana usulan program wajib di Puskesmas I Cilongok yang sudah sejalan dengan PERMENKES NO 75 tahun 2014 adalah sejalan dengan strategi Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas terdiri dari:

a) Upaya Kesehatan Masyarakat Essensial(1) Promosi Kesehatan(2) Pelayanan Kesehatan Lingkungan(3) Pelayanan Kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana(4) Pelayanan Gizi(5) Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakitb) Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan(1) Cooking Class(2) Pembentukan Kader Promosi Kesehatan Tingkat SLTPc) Upaya Kesehatan Perorangan(1) Pelayanan Rawat Jalan(2) Pelayanan Satu Hari (one day care)(3) Home Care(4) Rawat Inap

2) PemantauanPemantauan dilakukan secara internal dan eksternal.a) Pemantauan internal: Lokakarya mini bulanan Lokakarya mini ini dilakukan setiap bulan oleh Puskesmas dengan dihadiri seluruh staff dan penanggungjawab program-penanggungjawab program program kerja puskesmas guna membahas rencana kegiatan, kendala dan evaluasi hasil kegiatan dalam satu bulan.b) Pemantauan eksternal: Lokakarya mini bulananLokakarya mini yang setiap bulan dilakukan Puskesmas dihadiri oleh DKK selaku pemantau external. Monitoring evaluasi (monev) yang dilakukan oleh tim monev dari DKK dilaksanakan setiap 3 bulan. Rapat koordinasi lintas sektorat dilakukan di kecamatan setiap 6 bulan. Rapat ini dilakukan sebagai hasil dari pemantauan internal dan eksternal yakni berupa kendala pelayanan yang terkait dengan internal serta external.Pengawasan melekat (Waskat) terhadap Puskesmas dilakukan oleh kepala puskesmas, DKK dan Sekda. Waskat juga dilakukan oleh institusi lain dan masyarakat untuk memonitoring kegiatan Puskesmas.

3) Pengawasan dan Pertanggungjawabana) PengawasanKegiatan pelayanan harus terus diawasi pelaksanaannya agar mencapai target yang telah ditetapkan secara internal yaitu diawasi langsung oleh Kepala Puskesmas dan secara eksternal yaitu diawasi oleh masyarakat, dinas kesehatan kabupaten/ kota serta beberapa instansi terkait. Apabila ditemukan adanya penyimpangan baik terhadap rencana, standar, peraturan perundangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.b) PertanggungjawabanPada setiap akhir tahun anggaran, Kepala Puskesmas harus membuat laporan pertanggungjawaban tahunan yang diserahkan ke dinas kesehatan kabupaten dalam bentuk profil puskesmas lengkap, laporan keuangan beserta pencapaian-pencapaian program kerja puskesmas.

b. Rencana Usulan Kebutuhan TenagaTabel 4.1. Rencana Usulan Kebutuhan TenagaNoJenis TenagaKebutuhan

1Dokter Umum1

2Perawat7

3Tenaga SMK Akuntansi1

4Cleaning service1

5Satpam1

6Supir1

Sumber: Laporan POA Puskesmas I Cilongok Tahun 2015

c. Rencana Usulan Kebutuhan Sarana dan PrasaranaTabel 4.2. RencanaUsulanKebutuhanSaranadanPrasaranaNoJenis SaranaKebutuhan

1Rumdin Perawat dan Bidan1 unit

2USG1 unit

3Rontgen 100 KVA1 unit

4Infarm Warmer1 unit

5APE1 unit

6LCD1 unit

7Lemari Rekam Medis1 unit

Sumber: Laporan POA Puskesmas I Cilongok Tahun 2015

d. Rencana Usulan Kegiatan Pembangunan FisikTabel 4.3. Rencana Usulan Kegiatan Pembangunan FisikNoNama KegiatanVolume

1VK UGD dsn pintu darurat Aula1000 m2

2Perbaikan tahap 2 Pustu GunungLurah200 m2

Sumber: Laporan POA Puskesmas I Cilongok Tahun 2015

e. Rencana Usulan Kebutuhan ObatAdapun rencana usulan kebutuhan obat tertera pada Laporan POA Puskesmas I Cilongok Tahun 2015

B. PEMBAHASAN0. Sistem Manajemen0. PerencanaanPerencanaan untuk tahun 2015 sudah tidak menggunakan Basic six, namun menggunakan acuan Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas. Pembentukan POA (Plan of Action) sebagai acuan program dan kegiatan pelayanan yang diberikan telah dilaksanakan di awal tahun periode. Perencanaan anggaran sudah dibentuk dalam RAK (Rencana Anggaran Kerja) yang disusun di awal tahun periode yang akan digunakan sebagai acuan pengeluaran selama kegiatan penyelenggaraan Puskesmas selama satu periode. Dengan terbentuknya Plan of Action (POA) dan Rencana Anggaran Kerja, tahap perencanaan Puskesmas I Cilongok sudah sangat baik.Perencanaan program Puskesmas I Cilongok sudah mencakup Rencana Usulan Kegiatan Wajib, rencana program pengembangan dan program inovasi. Rencana usulan kegiatan wajib diantaranya yaitu, upaya promosi Kesehatan, Upaya Kesehatan Lingkungan, Upaya Kesehatan Ibu dan Anak, Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular, Upaya Pengobatan dan Gizi Masyarakat, Sedangkan, rencana usulan kegiatan pengembangan mencakup Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya Pengobatan TBC (Pojok Dots), Upaya Pengobatan Penyakit Menular Seksual (Klinik IMS), dan Upaya Pembinaan Industri Rumah Tangga. Program inovasi yaitu berupa klinik berhenti merokok0. Pelaksanaan dan PengendalianTahap pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan Plan of Action (POA) sebagai acuan. Seluruh kegiatan yang tercantum dalam Plan of Action (POA) harus sebisa mungkin terlaksana demi terselenggaranya pembangunan dibidang kesehatan di tingkat kecamatan. Kinerja Puskesmas I Cilongok selama satu tahun periode dapat dilihat dalam SPM, dimana didalamnya terdapat target pencapaian dan realisasi kinerja. Selain realisasi kinerja, disebutkan pula jumlah anggaran yang dikeluarkan oleh Puskesmas I Cilongok untuk setiap kegiatan selama satu tahun masa periode. Tahap pelaksanaan dan pengendalian penyelenggaraan Puskesmas 1 Cilongok selama tahun 2015 sudah cukup baik. Melalui SPM dapat terlihat target yang diharapkan dalam perencanaan kegiatan dalam POA (Plan of Action) sudah tercapai secara maksimal atau belum. Membandingkan presentasi pencapaian pada perencanaan dengan pencapaian pada realisasi kegiatan dapat menjadi tolak ukur sejauh mana pencapaian target kerja puskesmas dapat terpenuhi. Berdasarkan SPM (Standar Pelayanan Minimal) sampai bulan Agustus 2015, terdapat beberapa kegiatan yang belum mencapai target.

0. Pengawasan dan EvaluasiPengawasan (monitoring) kegiatan pelayanan Puskesmas 1 Cilongok sudah baik. Pengawasan dilakukan oleh kepala Puskesmas dan dilakukan rapat koordinasi rutin setiap bulan dengan tiap unit puskesmas untuk membahas permasalahan-permasalahan yang terjadi selama penyelenggaraan program kerja Puskesmas, selain itu juga mengenai penyerapan anggaran yang digunakan selama kegiatan Puskesmas.Perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi masing-masing program dilaksanakan oleh masing-masing penanggungjawab program dengan berkoordinasi bersama pelaksana program kemudian hasil dari perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi dilaporkan ke pihak puskesmas dalam bentuk laporan kegiatan berupa SPM (Standar Pelayanan Minimal), dari data yang dilaporkan dalam SPM, dapat diketahui apakah suatu kegiatan mencapai standar yang di inginkan atau belum. Masing-masing penanggungjawab program melaporkan hasil kegiatan, kendala kegiatan setiap bulan dalam lokakarya mini bulanan Puskesmas yang dipimpin oleh kepala puskesmas. Lokakarya mini bulanan untuk membahas seluruh kegiatan yang dilakukan, kendala yang dialami, hasil kegiatan, serta evaluasi dari tiap-tiap penanggungjawab program tersebut. Koordinasi bersama sektor lain seperti kecamatan hanya dilakukan dalam pertemuan koordinasi kecamatan yang dilakukan setiap 6 bulan untuk membahas seluruh masalah di desa se-kecamatan termasuk masalah kesehatan yang dihadiri oleh kepala puskesmas beserta perwakilannya.Rapat pertengahan tahun dilakukan Puskesmas I Cilongok untuk mengetahui hasil kinerja kegiatan tiap unit, permasalahan, kendala serta evaluasi yang dihadapi selama 6 bulan. Jika dalam 6 bulan belum bisa mencapai target standar pelayanan maka RAK akan dirubah. Hal ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas rencana kegiatan yang sudah tercantum dalam POA 2015.Puskesmas I Cilongok juga melaksanakan rapat akhir tahun dan rapat awal tahun. Rapat akhir tahun dilakukan sebagai dasar acuan perencanaan kegiatan serta anggaran kegiatan tahun berikutnya serta untuk mengevaluasi pencapaian kegiatan selama tahun berjalan. Rapat awal tahun bertujuan untuk memaparkan ke seluruh elemen Puskesmas tentang rencana kegiatan dan anggaran kerja tersebut.Hasil dari kegiatan-kegiatan puskesmas dilaporkan dalam laporan tahunan berbentuk profil puskesmas yang diserahkan ke dinas kesehatan kabupaten Banyumas. Laporan kegiatan bulanan puskesmas juga diserahkan ke dinas kesehatan kabupaten Banyumas setiap bulannya yang akan menjadi data kesehatan Kabupaten Banyumas. Data tersebut berasal dari seluruh wilayah di Kabupaten Banyumas termasuk Puskesmas 1 Cilongok.

0. Manajemen ObatManajemen obat di Puskesmas I Cilongok terususun meliputi perencanaan, pengadaan, pendistribusian dan penyimpanan. Perencanaan dan pengadaan obat disampaikan dalam RUK dan RKA. Laporan penggunaan obat disusun dalam bentuk tabel tiap bulannya yang disampaikan dalam lokakarya mini bulanan. Laporan tersebut berisi stok awal, penerimaan, persediaan, pemakaian, sisa, serta permintaan obat.Distribusi obat di puskesmas I Cilongok meliputi obat bagi pasien rawat inap dan rawat jalan. Pasien rawat jalan dapat menukar obat melalui resep yang ditulis oleh dokter baik di BP umum maupun di BP gigi. Obat untuk pasien rawat inap diberikan oleh dokter melalui perawat jaga tiap harinya dengan pemberian obat secara rasional sesuai kebutuhan dan waktu pemberian. Pemenuhan kebutuhan obat dilakukan melalui droping obat setiap 3 bulan sekali oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas dari UPKF (Unit Pembekalan Alat Kesehatan dan Farmasi/ gudang farmasi DKK). Jumlah droping obat sudah sesuai dengan perencanaan yang disampaikan dalam RUK dan RAK. Apabila jumlah persediaan obat habis sebelum waktunya, maka puskesmas membuat PKO (Permintaan Kekurangan Obat) pada UPKF. Jika di UPKF obat yang diminta tersedia, maka obat langsung dikirim ke Puskesmas. Jika di UPKF obat yang diminta tidak tersedia, maka UPKF mengirimkan surat kepada puskesmas yang menerangkan bahwa di UPKF tidak tersedia obat. Puskesmas lalu membuat e-katalog/e purchasing kepada UPKF untuk merekomendasikan penyedia dan distributor obat yang dapat memehuhi kekurangan jumlah obat di Puskesmas. Pada Tahun 2014 terdapat 10 penyakit dengan prevalensi tertinggi sampai bulan Desember yang dijumpai di Puskesmas I Cilongok, diantaranya: ISPA (3713 kasus), hipertensi (1826 kasus) alergic contact dermatitis (1465 kasus), dispepsia (1229 kasus), periodontitis (1115 kasus),faringitis (1061 kasus), commond cold (867 ksus), myalgia (786 kasus), scabies (759 kasus), diare (513 kasus) sehingga pemenuhan kebutuhan obat-obatan disesuaikan dengan jenis penyakit tersebut.

0. Manajemen KeuanganPengelolaan keuangan puskesmas I Cilongok saat ini telah menggunakan sistem BLUD sejak bulan Juni 2014. Sistem Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Pola Pengelolaan Keuangan BLUD, (PPK-BLUD) adalah pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya.Sumber Dana atau pendapatan dana berasal dari pendapatan kapitasi dan non kapitasi yang masuk ke rekening puskesmas, serta dana APBN dan APBD. Pendapatan ini digunakan untuk operasional UKP dan UKM. Sumber dana dari APBN/BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) yang dipergunakan untuk kebutuhan transportasi petugas dalam melaksanakan tugas lapangan berupa penyuluhan, pertemuan kader dan sebagainya, pemberian makanan tambahan di posyandu yang dikelola oleh tiap-tiap bidan desa, biaya untuk transportasi kader.Perencanaan keuangan BLUD dilakukan dengan tiap-tiap unit pelayanan membuat perencanaan anggaran dana, kemudian dijadikan satu menjadi RBA (Rencana Belanja Anggaran). RBA diinput ke SIMDA (Sistem Informasi Manajemen Daerah) dan disahkan oleh DPPKAD (Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah) sehingga RBA menjadi RAK (Rencana Anggaran Kerja) yang lebih rinci dengan muncul perkode rekening rencana anggaran. RAK kemudian disahkan menjadi RAPBD dan RAPBN sehingga menjadi dana APBD dan APBN yang merupakan RBA definitif. RBA definitif puskesmas ini akan menjadi DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran) yang lebih rinci, dan jika sudah disetujui oleh Kepala Puskesmas selaku Kuasa Pengguna Anggaran, maka dana akan turun. Pengelolaan dana BLUD digunakan 40% untuk jasa pelayanan dan 60% untuk operasional. Kontrol pelaporan keuangan ke Dinas Kesehatan dan DPPKAD dilakukan satu minggu kemudian dan follow up dua minggu berikutnya.

0. Manajemen Sistem InformasiSistem informasi manajemen puskesmas (SIMPUS) dilakukan secara online dan offline. SIMPUS secara online diberlakukan sejak bulan September tahun 2013. Sebelumnya semua sistem informasi manajemen puskesmas dilakukan secara offline. Awalnya karyawan telah diberi pelatihan komputer terlebih dahulu untuk pengelolaan SIMPUS ini. Saat ini, penggunaan SIMPUS sudah berjalan dengan sangat baik, sehingga mempercepat akses informasi (berupa data pasien, daftar rawat inap/jalan pasien dll) serta mempermudah laporan ke Dinas Kesehatan. SIMPUS juga dilakukan secara offline, hal ini dilakukan untuk menghindari adanya jaringan yang bermasalah dan ada beberapa laporan yang belum terintegrasi ke dalam sistem online seperti SPM.