galih dwi yulianto_14020112140129_008_implementasi public management dalam new public management

26
Implementasi Public Management dalam New Public Management Manajemen Publik DisusunOleh: NAMA : GALIH DWI YULIANTO 14020112140129 JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Upload: feryan-sugiyono

Post on 30-Jan-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

administrasi publik

TRANSCRIPT

Page 1: GALIH DWI YULIANTO_14020112140129_008_Implementasi Public Management Dalam New Public Management

Implementasi Public Management dalam New Public Management

Manajemen Publik

DisusunOleh:

NAMA : GALIH DWI YULIANTO 14020112140129

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2015

Page 2: GALIH DWI YULIANTO_14020112140129_008_Implementasi Public Management Dalam New Public Management

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen publik merupakan suatu spesialisasi baru, tetapi berakar dari pendekatan

normative, Woodrow Wilson sebagai penulis “The Study of Administration” ditahun 1887 dalam

Shafritz & Hyde (1997), merupakan vionernya. Di dalam aliran ini yang dibicarakan benar-benar

manajemen publik. Wilson mendesak agar ilmu administrasi publik segera mengarahkan

perhatiannya pada orientasi yang dianut dunia bisnis, perbaikan kualitas personel pada tubuh

pemerintah, aspek organisasi dan metode-metode kepemerintahan. Fokus dari ajaran tersebut

adalah melakukan perbaikan fungsi ekskutif dalam tubuh pemerintahan karena waktu itu dinilai

telah berada di luar batas kewajaran sebagai akibat dari merebaknya gejala korupsi, kolusi, dan

nepotisme dengan mengadopsi prinsip manajemen bisnis.

Wilson meletakkan empat prinsip dasar bagi studi administrasi publik yang mewarnai

manajemen publik sampai sekarang yaitu :

(1) pemerintah sebagai setting utama organisasi, (2) fungsi eksekutif sebagai fokus utama, (3)

pencarian prinsip-prinsip dan teknik manajemen yang lebih efektif sebagai kunci pengembangan

kompetensi administrasi, (4) metode perbandingan sebagai suatu metode studi pengembangan

bidang administrasi publik.

Warna manajemen publik dapat dilihat pada masing-masing paradigma, misalnya dalam

paradigma pertama yaitu pemerintah diajak mengembangkan sistem rekrutmen, ujian pegawai,

klasifikasi jabatan, promos, disiplin dan pensiun secara lebih baik. Manajemen sumber daya

manusia dan barang/ jasa harus diupayakan akuntabel agar tujuan negara dapat tercapai,

paradigma kedua dikembangkan prinsip-prinsip manajemen yang diklaim sebagai prinsip-prinsip

universal yang dikenal sebagai POSDCORB (Planing, Organizing, Staffing, Directing,

Coordinating, Reporting, dan Budgeting), yang merupakan karya besar Luther Gullick dan

Lundall Urwick di tahun 1937. Prinsip-prinsip ini kemudian dikritik dalam karya

“Administrative Behaviour”, yang mengajak para ahli tidak hanya mendasarkan dirinya pada

aspek normatif sebagai diajarkan dalam rasional tetapi harus melihat kenyataan yang terjadi

dalam satu fungsi manajemen yang penting yaitu pembuatan keputusan (decision making). Kritik

ini telah memberikan ruang baik kemunduran pengembangan fungsi manajemen publik waktu

Page 3: GALIH DWI YULIANTO_14020112140129_008_Implementasi Public Management Dalam New Public Management

itu, karena para ahli politik akhirnya melihat administrasi publik sekaligus manajemen publik

sebagai kegiatan politik, atau lebih merupakan bagian dari ilmu politik. Paradigma ketiga,

karnanya fungsi-fungsi manajenen tidak perlu di ajarkan secara normatif, atau tidak perlu lagi

melihat fungsi-fungsi manajemen tersebut sebagai sesuatu yang universal. Paradigma keempat,

setelah tidak menyetujui kritikan para ahli ilmu politik, konsep manajemen terus dikembangkan

seperti didirikannya School of Bussines dan administrasi publik serta Journal Administrative

Science Quarterly di Cornell University Amerika Serikat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pokok bahasan yang dikaji dalam makalah ini, maka dapat dirumuskan

beberapa masalah sebagai berikut:

1. Apa Pengertian Public Management dan New Public Management ?

2. Bagaimana Implementasi Public Managemen dalam New Public Management ?

C. Tujuan

Sejalan dengan perumusan masalah seperti tersebut di atas, maka pengkajian masalah

dalam makalah ini dikandung maksud untuk mencapai tujuan antara lain:

1. Untuk Menjelaskan Pengertian Public Managemen dan New Public Management.

2. Untuk Menjelaskan Implementasi Public Managemen dalam New Public Management.

Page 4: GALIH DWI YULIANTO_14020112140129_008_Implementasi Public Management Dalam New Public Management

BAB II

ISI

A. Definisi

1. Public Management (Manajemen Publik)

Pada dasarnya public management, yaitu instansi pemerintah. Overman dalam Keban

(2004 : 85), mengemukakan bahwa manajemen publik bukanlah “scientific

management”,meskipun sangat dipengaruhi oleh “scientific management”. Manajemen publik

bukanlah “policy analysis’, bukanlah juga administrasi publik, merefleksikan tekanan-tekanan

antara orientasi “rational-instrumental” pada satu pihak, dan orientasi politik kebijakan dipihak

lain. Public management adalah suatu studi interdisipliner dari aspek-aspek umum organisasi,

dan merupakan gabungan antara fungsi manajemen seperti planning, organizing, dan controlling

satu sisi, dengan SDM, keuangan, fisik, informasi dan politik disisi lain. Berdasarkaan pendapat

Overman tersebut, OTT, Hyde dan Shafritz (1991:xi), mengemukakan bahw manajemen publik

dan kebijakan publik merupakan dua bidang administrasi publik yang tumpang tindih. Tapi

untuk membedakan keduanya secara jelas maka dapat dikemukakan bahwa kebijakan publik

merefleksikan sistem otak dan syaraf, sementara manajemen publik mempresentasikan sistem

jantung dan sirkulasi dalam tubuh manusia. Dengan kata manajemen publik merupakan proses

menggerakkan SDM dan non SDM sesuai perintah kebijakan publik.

J. Steven Ott, Albert C. Hyde dan Jay M. Shafritz (1991), berpendapat bahwa dalam

tahun 1990an, manajemen publik mengalami masa transisi dengan beberapa isu terpenting yang

akan sangat menantang, yaitu: (1) privatisasi sebagai suatu alternatif bagi pemerintah untuk

memberikan pelayanan publik, (2) rasionalitas dan akuntabilitas, (3) perencanaan dan kontrol,

(4) keuangan dan penganggaran, dan (5) produktivitas sumber daya manusia. Isu-isu ini telah

menantang sekolah atau perguruan tinggi yang mengajarkan manajemen publik atau administrasi

publik untuk menghasilkan calon manajer publik profesional yang kualitas tinggi, dan penataan

sistem manajemen yang lebih baik.

Sedangkan Owen E.Hughes(1994), menyajikan dalam Public Management And

Administration , bahwa pada awal tahun 1990an kita telah menyaksikan adanya suatu

transformasi dalam tubuh sektor publik di negara-negara maju, yaitu suatu perubahan bentuk

Page 5: GALIH DWI YULIANTO_14020112140129_008_Implementasi Public Management Dalam New Public Management

administrasi publik dari yang kaku, hierarkhis, dan birokratis menuju ke bentuk manajemen

publik yang lebih fleksibel, dan berbasis pasar. Ini bukanlah sekedar perubahan kecil tentang

gaya manajemen tetapi perubahan mendasar tentang peran pemerintah dalam masyarakat dan

hubungan antara pemerintah dengan warganya. Administrasi publik tradisional telah dikritik baik

secara teoritik maupun praktis sehingga memunculkan paradigma baru yang kemudian dikenal

dengan istilah Public Management And New Public Management.

Doktrin utama Public Management adalah :

1. Fokus utamanya pada aktivitas manajemen, penilaian kinerja dan efisiensi, bukan pada

kebijakan;

2. Memecah birokrasi publik ke dalam agensi-agensi (unit-unit) dibawah yang terkait

langsung dengan pemakai pelayanan;

3. Pemanfaatan ‘pasar-semu’ dan ‘kontrak kerja’ untuk menggalakkan persaingan;

4. Pengurangan anggaran pemerintah;

5. Penggunaan gaya manajemen yang lebih menekankan pada sasaran akhir, kontrak

jangka pendek, insentif anggaran, dan kebebasan melaksanakan manajemen.

Berdasarkan hal-hal di atas maka Public Management dapat diartikan sebagai bagian

yang sangat penting dari administrasi publik (yang merupakan bidang kajian yang lebih luas),

karena administrasi publik tidak membatasi dirinya hanya pada pelaksanaan manajemen

pemerintahan saja tetapi juga mencakup aspek politik, sosial, kultural, dan hukum yang

berpengaruh pada lembaga-lembaga publik. Dan Public Management berkaitan dengan fungsi

dan proses manajemen yang berlaku baik pada sektor publik (pemerintahan) maupun sektor

diluar pemerintahan yang tidak bertujuan mencari untung (nonprofit sector). Organisasi publik

melaksanakan kebijakan publik. Public Management memanfaatkan fungsi-fungsi : perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan sebagai sarana untuk mencapai tujuan publik,

maka berarti ia memfokuskan diri pada the managerial tools, techniques, knowledges and skills

yang dipakai untuk mengubah kebijakan menjadi pelaksanaan program.

2. New Public Management (NPM)

Paradigma NPM melihat bahwa paradigma manajemen terdahulu kurang efektif dalam

memecahkan masalah dalam memberikan pelayanan kepada publik. Karena itu VIGODA dalam

KEBAN (2005 : 34), mengungkapkan bahwa ada tujuh prinsip-prinsip NPM, yaitu :

Page 6: GALIH DWI YULIANTO_14020112140129_008_Implementasi Public Management Dalam New Public Management

1. Pemanfaatan manajemen profesional dalam sektor publik.

2. Penggunaan indikator kinerja.

3. Penekanan yang lebih besar pada kontrol output.

4. Pergeseran perhatian ke unit-unit yang lebih kecil.

5. Pergeseran ke kompetisi yang lebih tinggi.

6. Penekanan gaya sektor swasta pada penerapan manajemen.

7. Penekanan pada disiplin dan penghematan yang lebih tinggi dalam penggunaan sumber daya.

NPM secara umum dipandang sebagai suatu pendekatan dalam administrasi publik yang

menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dalam dunia manajemen bisnis dan

disiplin yang lain untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas kinerja pelayanan publik pada

birokrasi modern.

Orientasi NPM

NPM ini telah mengalami berbagai perubahan orientasi menurut Ferlie, Ashbuerner,

Filzgerald dan Pettgrew dalam Keban (2004 : 25), yaitu:

1. Orientasi The Drive yaitu mengutamakan nilai efisiensi dalam pengukuran kinerja.

2. Orientasi Downsizing and Decentralization yaitu mengutamakan penyederhanaan

struktur, memperkaya fungsi dan mendelegasikan otoritas kepada unit-unit yang lebih

kecil agar dapat berfungsi secara cepat dan tepat.

3. Orientasi in Search of Excellence yaitu mengutamakan kinerja optimal dengan

memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Orientasi Public Service yaitu menekankan pada kualitas, misi dan nilai-nilai yang

hendak dicapai organisasi publik, memberikan perhatian yang lebih besar kepada

aspirasi, kebutuhan dan partisipasi “user” dan warga masyarakat, termasuk wakil-wakil

mereka menekankan “social learning” dalam pemberian pelayanan publik dan penekanan

pada evaluasi kinerja secara berkesinambungan, partisipasi masyarakat dan akuntabilitas.

Page 7: GALIH DWI YULIANTO_14020112140129_008_Implementasi Public Management Dalam New Public Management

B. Alasan Munculnya Public Management

Pada akhir tahun 1980an dan awal tahun 1990an kita melihat munculnya suatu

pendekatan manajemen baru di sektor publik sebagai respon atas kekurangberhasilan model

administrasi tradisional. Pendekatan manajemen baru di sektor publik ini mempunyai berbagai

nama/sebutan, antara lain : Managerialism (Pollit, 1990) ; New Public Management (Hood,

1991); Market-Based public Administration (Lan and Rosenbloom, 1992) ; dan

Enterpreneurial Government (Osborne and Gaebler, 1992).

Menurut Owen E.Hughes (1994), ada 6 alasan munculnya paradigma Public Management

yaitu :

1. Administrasi publik tradisional telah gagal mencapai tujuanynya secara efektif dan

efisien sehingga perlu diubah menuju ke orientasi yang lebih memusatkan perhatian pada

pencapaian hasil(kinerja) dan akuntabilitas;

2. Adanya dorongan yang kuat untuk mengganti tipe birokrasi klasik yang kaku menuju ke

kondisi organisasi public, kepegawaian, dan pekerjaan yang lebih luwes;

3. Perlunya menetapkan tujuan organisasi da pribadi secara jelas dan juga perlu ditetapkan

alat ukur keberhasilan kinerja lewat indicator kinerja;

4. Perlunya para pegawai senior lebih punya komitmen politik pada pemerintah yang

sedang berkuasa daripada bersikap netral atau non partisan;

5. Fungsi-fungsi yang dijalankan pemerintah hendaknya lebih disesuaikan dengan tuntutan

dan signal pasar; dan

6. adanya kecenderungan untuk mereduksi peran dan fungsi pemerintah dengan melakukan

kontrak kerja dengan pihak lain (contracting out) dan privatisasi.

Keenam alasan tersebut di atas, ditambahkan oleh Martin Minogue (2000) dengan

menyebut adanya 3 tekanan yang menyebabkan perlu adanya perubahan paradigma menuju ke

Public management yaitu:

1. Semakin membesarnya anggaran pemerintah

2. Rendahnya mutu kinerja pemerintah

3. Adanya nilai ideologi yang bersifat konfiktif terhadap perubahan paradigma pemerintahan

Page 8: GALIH DWI YULIANTO_14020112140129_008_Implementasi Public Management Dalam New Public Management

Adanya gelombang perubahan paradigma pemerintahan itu sendiri merupakan tekanan

perubahan tidak hanya karena ia merupakan perubahan yang fundamental dalam nilai-nilai sector

public tetapi juga karena ia memberikan peluang bagi perumus kebijakan untuk menemukan

solusi terhadap tekanan yang positif (meningkatkan mutu kinerja pemerintah), atau tekanan yang

negative ( mereduksi ukuran dan peran pemerintah).

Sedangkan menurut Owen (1994) :

1. Adanya tekanan yang kuat atas peran sector public

2. Terjadinya perubahan teori ekonomi

3. Adanya pengaruh globalisasi terhadap sector publik

C. Karakteristik, Arah dan Tujuan Public Management

1. Karakteristik Public Management

M.Minougue (2000) paling tidak menyebut adanya 5 karakteristik utama Public

Management, yaitu:

1. A separation of strategic policy from operational management. Public management lebih

banyak terkait dengan tugas-tugas operasional pemerintahaan dari pada peran perumusan

kebijakan.

2. A concern with results rather than process and procedure. Public management lebih

berkonsentrasi pada upaya mencapai tujuan daripada upaya berkutat dengan proses dan

prosedur.

3. An orientation the needs of customer rather than those of bureaucratic organizations.

Public management lebih banyak berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pelanggan dari

pada kebutuhan birikrasi.

4. A withdrawal from direct service provision in favour of a steering or enabling role.

Public management menghindarkan diri dari berperan memberikan pelayanan langsung

kepada masyarakat sesuai dengan peran nutamanya memberikan arahan saja atau

pemberdayaan kepada masyarakat.

5. A trans formed bureaucratic culture/ A change to entrepreneurial management culture.

Public management mengubah diri dari budaya birokrasi.

Page 9: GALIH DWI YULIANTO_14020112140129_008_Implementasi Public Management Dalam New Public Management

Menurut C.Hood (1991) terdapat 7 karakteristik New Public Management, yaitu:

1. Hands-on professional management. Pelaksanaan tugas manajemen pemerintahaan

diserahkan kepada manajer professional.

2. Explicit standards and measures of performance. Adanya standar dan ukuran kinerja

yang jelas.

3. Greater emphasis on out put controls. Lebih ditekankan pada control hasil/keluaran.

4. A shift to desegregations of units in the public sector. Pembagian tugas ke dalam unit-unit

yang dibawah.

5. A shift to greater competition in the public sector. Ditumbuhkannya persaingan ditubuh

sektor publik.

6. A stress on private sectore styles of management practice. Lebih menekankan

diterapkannya gaya manajemen sektor privat.

7. A stress on greater discipline and parsimony in resource use. Lebih menekankan pada

kedisiplinan yang tinggi dan tidak boros dalam menggunakan berbagai sumber. Sektor

publik seyogjanya bekerja lebih keras dengan sumber-sumber yang terbatas (to do more

with less).

2. Arah Public Management

Dalam rangka meningkatkan kinerja sektor publik. Public management diarahkan

kegiatannya pada:

1. Melakukan restrukturisasi sektor publik lewat proses privatisasi.

2. Melakukan restrukturisasi dan merampingkan struktur dinas sipil di pusat.

3. Memperkenalkan nilai-nilai persaingan khususnya lewat pasar internal dan

mengkontrakkan pelayanan public kepada pihak swasta dan intervensi oleh pemerintah.

4. Meningkatkan efisiensi lewat pemeriksaan dan pengukuran kinerja.

3. Tujuan Public Management

Tujuan dari Public Management adalah:

1. Menurut Rainey (1990): ‘public management aims to achieve skills and improve skills and

improve accountability’ Manajemen publik itu ditujukan untuk meningkatkan tercapainya tujuan

Page 10: GALIH DWI YULIANTO_14020112140129_008_Implementasi Public Management Dalam New Public Management

sektor publik (lebih efektif dan efisien), pegawainya lebih berkeahlian dan lebih mampu

mempertanggungjawabkan kinerjanya.

2. Menurut Graham & Hays (1991): “public managemen are concerned with

efficiency,accountability,goal achlevement and dozen of other managerial and technical

question”, Manajemen publik itu bertujuan untuk menjadikan sector public lebih efisien,

akuntabel, dan tujuannya tercapai serta lebih mampu menangani berbagai masalah manajerial

dan teknis.

D. Tahap Perkembangan Public Management

Paling tidak ada empat tahap perkembangan manajemen publik disebuah negara maju (Inggris)

yang meliputi:

1. The Minimal State

Negara mini, atau peran pemerintah paling minimal, merupakan perkembangan tahap

awal dari manajemen publik. Menurut Owen (1965) pelayanan sectok publik di Ingggis

mayoritas diletakkan pada sektor karitas (charitable sector) atau penyediaan pelayanan oleh

sektor swasta. Minimal state bukan berarti tidak ada peran negara sama sekali. Dulu memang

penyediaan dan pelayanan atas barang dan jasa publik itu adalah merupakan prinsip dasar dalam

administrasi publik.

2. Unequal Partnership between Government and The Charitable and Private Sectors.

Dimulai pada abad ke 20 yang ditandai dengan perubahan ideologi dari konservatisme

tradisional dari abad ke 19 menuju reformisme social di abad ke 20 yang berisi tiga unsur:

a. Bahwa masalah sosial dan ekonomi tidak lagi difokuskan pada isi individual tetapi pada

isu sosial yang menyangkut setiap orang.

b. Adanya pengakuan bahwa negara punya peran penting paling sedikit dalam penyediaan

pelayanan kepada publik.

c. Bahwa dimana negara tidak dapat menyediakan pelayanan kepada public maka sektor

karitas dan swasta diundang sebagai upaya kemitraan.

3. The Welfare State

Model ini berjalan antara tahun 1945-1980, yang melandasi adalah keyakinan bahwa

penyediaan pelayanan yang dilaksanakan oles sector karitas dan swasta telah gagal karena

adanya fragmentasi dan duplikasi peran penyedia pelayanan, serta adanya ketidak efisienan dan

Page 11: GALIH DWI YULIANTO_14020112140129_008_Implementasi Public Management Dalam New Public Management

keefektifan pengelolaan pelayanan kepada publik. Konsekuensinya, semua kebutuhan akan

pelayanan public ditangani oleh pemerintah mulai dari yang sederhana sampai yang besar.

Pelayanan ini dikelola oleh para kader professional dari dinas publik dengan cara yang

profesional dan objektif.

4. The Plural State

Model ini berjalan sejak tahun 1970an sampai sekarang, dimana partai konservatif di

inggris mulai melontarkan kritik atas konsep ngara kesejahteraan yag dinilai tidak mampu

memberikan kepuasan pada warganya. Yang menjadi acuan utama model plural state adalah

karena model ini dinilai terlampau memusatkan diri pada nilai-nilai ekonomi dan pemotongan

anggaran daripada penyediaan pelayanan yang efektif dan melebihkan superioritas sekor swasta

serta teknik manajemen swasta diatas kemampuan sekor publik dan administrasi publik.

Perkembangan manajemen publik paling tidak dipengaruhi oleh beberapa pandangan

yaitu:.

1. Manajemen Normatif

Menggambarkan apa yang sebaiknya dilakukan oleh seorang manajer dalam proses

manajemen.

2. Manajemen Deskriptif

Menggambarkan apa yang kenyataan yang dilakukan oleh manajer ketika menjalankan

tugasnya.

3. Manajemen Stratejik

Menggambarkan suatu cara memimpin organisasi untuk mencapai misi, tujuan dan

sasaran.

4. Manajemen Publik

Menggambarkan apa yang sebaiknya dilakukan dan senyatanya pernah dilakukan oleh

para manajer public di instansi pemerintah.

5. Manajemen Kinerja

Mengganbarkan bagaimana merancang untuk meningkatkan kinerja organisasi.

E. Public Management vs Governance

Tema sentral dalam manajemen public adalah upaya mereformasi sector public agar

tujuan padat dicapai lebih efektif,efesien dan ekonomis,semata-mata hanya menunjukan kepada

Page 12: GALIH DWI YULIANTO_14020112140129_008_Implementasi Public Management Dalam New Public Management

kita tentang hubungan antara Negara (the state) dan pasar (the market) dan tekanan lebih

eksplisit ditujukan pada adanya dominasi preferensi individu terhadap penyediaan barang dan

jasa atas preferensi kolektif. Kita perlu menyadari bahwa pemerintahan yang modern itu bukan

hanya sekedar mencapai tujuan efisiensi tetapi tentang hubungan akuntabilitas terhadap Negara

dengan warga Negara nya yaitu warga meminta agar tidak diperlakukan hanya sebagai

konsumen dan pelanggan tetapi mereka juga memiliki hak untuk menuntut pemerintahannya

bertanggung jawab atas tindakan yang diambil atau kegagalan dalam bertindak /melakukan

sesuatu.

Warga Negara menghendaki pemberian pelayanan yang efisien ,pengenaan pajak yang

rendah dsb,tetapi mereka juga menginginkan agar hak-haknya dilindungi,suaranya

didengar,nilai-nilai dan preferensinya dihargai sanksi mutlak yang ada ditangan warga Negara

atas rendahnya mutu pelayanan yang diperoleh adalah dengan menolak dan menuntut mundur

kepada mereka yang secara politis bertanggung jawab atas penyediaan pelayanan yang bermutu

rendah dan tidak sesuai dengan kebutuhan warga Negara. Penyediaan anggaran yang

cukup,persaingan ,penetapan standar mutu kerja dsb. Mungkin dibutuhkan untuk mewujudkan

manajemen yang baik dan pemanfaatan sumber-sumber yang efisien, tetapi bila upaya perbaikan

ini menghasilkan pelayanan yang tidak sesuai dengan harapan warga,maka warga sebagai

pemilih dalam pemilu akan berontak dan tidak memilih nya lagi.

Bagi warga Negara yang paling penting adalah terciptanya hukum yang adil dan

ketertiban sosial, yang hal lain itu hanya bisa dilakukan oleh pemerintahan yang sah kuat. Istilah

“Governance” merefleksikan proses penyelenggaraan pemerintah yang baik. Konsep

“Governance” tidaklah dimaksudkan untuk menggantikan konsep “New Public

Management”,akan tetapi lebih menekankan kesadaran kita bahwa pemerintahan yang baik itu

adalah pemerintahan yang memenuhi 4 persyaratan utama yaitu:

1. Yang kuat legitiminasinya

2. Akuntabel

3. kompeten

4. Respek terhadap hukum dan hak-hak azasi manusia

Oleh karena itu “New Public Management” itu merupakan bagian dari strategi yang lebih

luas tentang “Good Governance”.

Page 13: GALIH DWI YULIANTO_14020112140129_008_Implementasi Public Management Dalam New Public Management

Teori penyelenggaraan pemerintahan (governance theory) didasarkan atas pandangan

R.A.W.Rhodes,1996 dan G.Stoker,(1998)

Perbedaan Makna Government dan Governance

GOVERNMENT berbeda pemaknaannya dengan GOVERNANCE . Menurut Stoker istilah

’government’ menunjukan pada :

- the formal institutions of state,

- monopoly of legitimate coercive power,

- its ability to make decisions and its capacity to enforce them,

- the formal and institutional processes which operate at the level of the nation state to maintain

public order and facilicate collective action.

Selanjutnya menurut Rhodes,istilah ‘governance’ menunjukan pada:

- a chance in the meaning of government

- referring a new process of governing

- a changed condition of ordered rule

- the new method by which society is governed.

Stoker memandang perbedaan government dan governance hanya pada prosesnya (styles

of governing) bukan pada outputnya. Akhirnya Stoker dan pakar yang lainnya setuju untuk

menyatakan bahwa: “Governance itu menunjukan pada pengembangan gaya menjalankan

pemerintahan dalam mana antara sektor publik dan privat telah menjadi kabur. Esensi

governance pada fokusnya yaitu mekanisme penyelenggaraan pemerintahan yang tidak lagi

tergantung pada bantuan dan sanksi dari pemerintah “.”Konsep governance lebih tertuju pada

kreasi suatu struktur atau tertib yang tidak dapat diimposisikan keluar tetapi merupakan hasil dari

interaksi banyak pihak yang ikut terlibat dalam proses pemerintahan dan mereka saling

mempengaruhi satu sama lain”.(Kooiman dan Vliet,1993).

Rhodes memandang paling tidak ada 6 istilah yang berbeda dalam memberi makna

lonsep governance,yaitu :

- as the minimal state

Page 14: GALIH DWI YULIANTO_14020112140129_008_Implementasi Public Management Dalam New Public Management

- as corporate governance

- as the new public management,

- as ‘good governance’

- as a socio-cybernetic system,

- as self-organizing network.

Lima Proposisi konsep Good Governance

Pandangan Stoker tentang governance as theory,mengemukakan adanya 5 proposisi yang

perlu dipertimbangkan dalam mengkaji konsep good governance,yaitu :

Proposisi I : Governanace refers to a set of institutions and actors that are drawn from

but also beyond government.

Penyelengaraan pemerintahan yang baik perlu memanfaatkan seperangkat institusi dan

actor yang baik dari dlam maupun dari luar burokrasi pemerintah. Pemerintah perlu membuka

pintu dan tidak alergi atau curiga terhadap ekstensi pelbagai macam institusi dan actor diluar

institusi pemerintah,bahkan sebalikmya hal itu bisa dimanfatkan sebagai komponen penguat

dalam mencapai tujuan bersama.

Proposisi II : Governance recognizes the blurring of boundaries and responbilities for

tacking social and economics issues

Penyelenggaraan pemerintah yang baik tidak memungkinkan lagi terjadinya tritomi peran

sektor pertama (eksekutif dan legislatif); sektor kedua(swasta)dan sektor ketiga (masyarakat)

dalam menangani masalah sosial ekonomi, karena peran tersebut sekarang sudah demikian

kabur. Peran ketiga sector tersebut seyogyanya sudah menyatu dan padu karena mereka punya

kepentingan dan komitmen yang sama tingginya untuk mengatasi masalah-masalah sosial-

ekonomi tersebut.

Proposisi III : Governance identifies the power dependence involved in the relationship

between institutions involved in collective action

Penyelenggaraan pemerintahan yang baik mengakui adanya saling ketergantungan

diantara ketiga faktor tersebut diatas dalam peran bersama untuk mengatasi masalah social-

ekonomi. Tujuan masyarakat kesejahteraan hidup masyarakat tidak membutuhkan lagi satu

kekuatan manapun yang dominan yang melebihi perannya atas yang lain , melainkan semuanya

Page 15: GALIH DWI YULIANTO_14020112140129_008_Implementasi Public Management Dalam New Public Management

berinteraksi dan berinterrelasi serta punya akses yang sama dalam berpatisipasi dalam

mewujudkan kesejahteraan masyarakat

Proposisi IV : Governance is about autonomous self governing network of actors.

Penyelenggaaan pemerintahan yang baik merupakan jaringan kerja antar actor dari ketiga

kekuatan yang menyatu dalam suatu ikatan yang otonom dan kuat. Ketiga actor tadi akan

menjadi kekuatan yang solid dan dahsyat bila mereka bersedia memberikan dan menerima

kontribusi baik sumber-sumber, keahlian, kepentingan maupun tujuan-tujuan bersama yang

diinginkan.

Proposisi V : Governance recognizes the capacity to get things done which does not rest

on the power of government to commandor use its authority. It sees government as able to use

new tools and techniques to steer and guide.

Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

masyarakat tidak perlu semata-mata menggantungkan diri pada arahan, petunjuk dan otoritas

pemerintah tetapi juga kemampuan untuk memanfaatkan sarana dan teknik pemerintahan dari

sektor non-pemerintah untuk merumuskan , melaksanakan dan mengevaluasi kebijakan yang

baik dan benar.

Kelima proposisi tersebut diatas walaupun mempunyai nilai dan arti yang cukup tinggi

namun untuk bisa diterapkan secara efektif masih perlu diuji tingkat signifikannya.

Page 16: GALIH DWI YULIANTO_14020112140129_008_Implementasi Public Management Dalam New Public Management

BAB III

KESIMPULAN

Public Management dapat diartikan sebagai bagian yang sangat penting dari

administrasi publik (yang merupakan bidang kajian yang lebih luas), karena administrasi

publik tidak membatasi dirinya hanya pada pelaksanaan manajemen pemerintahan saja tetapi

juga mencakup aspek polotik, sosial, kultural, dan hukum yang berpengaruh pada lembaga-

lembaga publik. Dan Public Management berkaitan dengan fungsi dan proses manajemen

yang berlaku baik pada sektor publik (pemerintahan) maupun sektor diluar pemerintahan

yang tidak bertujuan mencari untung (nonprofit sector).

NPM secara umum dipandang sebagai suatu pendekatan dalam administrasi publik

yang menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dalam dunia manajemen

bisnis dan disiplin yang lain untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas kinerja pelayanan

publik pada birokrasi modern.

Menurut Owen E.Hughes (1994), ada 6 alasan munculnya paradigma Public

Management yaitu :

1. Administrasi publik tradisional telah gagal mencapai tujuanynya secara efektif dan

efisien sehingga perlu diubah menuju ke orientasi yang lebih memusatkan perhatian

pada pencapaian hasil(kinerja) dan akuntabilitas;

2. Adanya dorongan yang kuat untuk mengganti tipe birokrasi klasik yang kaku menuju

ke kondisi organisasi public, kepegawaian, dan pekerjaan yang lebih luwes;

3. Perlunya menetapkan tujuan organisasi da pribadi secara jelas dan juga perlu

ditetapkan alat ukur keberhasilan kinerja lewat indicator kinerja;

4. Perlunya para pegawai senior lebih punya komitmen politik pada pemerintah yang

sedang berkuasa daripada bersikap netral atau non partisan;

5. Fungsi-fungsi yang dijalankan pemerintah hendaknya lebih disesuaikan dengan

tuntutan dan signal pasar; dan

6. Adanya kecenderungan untuk mereduksi peran dan fungsi pemerintah dengan

melakukan kontrak kerja dengan pihak lain (contracting out) dan privatisasi.

M.Minougue (2000) menyebut adanya 5 karakteristik utama Public Management,

yaitu:

Page 17: GALIH DWI YULIANTO_14020112140129_008_Implementasi Public Management Dalam New Public Management

1. A separation of strategic policy from operational management. Public management

lebih banyak terkait dengan tugas-tugas operasional pemerintahaan dari pada peran

perumusan kebijakan.

2. A concern with results rather than process and procedure. Public management lebih

berkonsentrasi pada upaya mencapai tujuan daripada upaya berkutat dengan proses

dan prosedur.

3. An orientation the needs of customer rather than those of bureaucratic organizations.

Public management lebih banyak berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pelanggan

dari pada kebutuhan birikrasi.

4. A withdrawal from direct service provision in favour of a steering or enabling role.

Public management menghindarkan diri dari berperan memberikan pelayanan

langsung kepada masyarakat sesuai dengan peran nutamanya memberikan arahan saja

atau pemberdayaan kepada masyarakat.

5. A trans formed bureaucratic culture/ A change to entrepreneurial management

culture. Public management mengubah diri dari budaya birokrasi.

Dalam rangka meningkatkan kinerja sektor publik, Public Management diarahkan

kegiatannya pada:

1. Melakukan restrukturisasi sektor publik lewat proses privatisasi.

2. Melakukan restrukturisasi dan merampingkan struktur dinas sipil di pusat.

3. Memperkenalkan nilai-nilai persaingan khususnya lewat pasar internal dan

mengkontrakkan pelayanan public kepada pihak swasta dan intervensi oleh

pemerintah.

4. Meningkatkan efisiensi lewat pemeriksaan dan pengukuran kinerja.

Tujuan dari Public Management adalah:

Menurut Graham & Hays (1991): “public managemen are concerned with

efficiency,accountability,goal achlevement and dozen of other managerial and technical

question”, Manajemen publik itu bertujuan untuk menjadikan sector public lebih efisien,

akuntabel, dan tujuannya tercapai serta lebih mampu menangani berbagai masalah manajerial

dan teknis.

Ada empat tahap perkembangan manajemen publik disebuah negara maju (Inggris)

yang meliputi:

1. The Minimal State 2. Unequal Partnership between Government and The Charitable and Private Sectors. 3. The Welfare State 4. The Plural State

Page 18: GALIH DWI YULIANTO_14020112140129_008_Implementasi Public Management Dalam New Public Management

DAFTAR PUSTAKA

Islamy, Irfan. 2003. Dasar-dasar Administrasi Publik dan Manajemen Publik . Malang,

Indonesia : UNIVERSITAS BRAWIJAYA.

Pasalong, Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. Makasar, Indonesia : ALFABETA.